tambahan makalah blok 24

7
Differential Diagnosis Kanker payudara dapat tumbuh di mana saja p ada kelenjar mammae. Tumor biasanya dikelompokkan berdasarkan asal selnya; lobuler atau d uktal. Karsinoma duktal mencakup 85% kanker payudara dan dapat bersifat non ivasif (intraduktal) maupun infiltratif. Karsinoma duktal yang secara histologis ditemukan ada membran basal duktus disebut karsinoma intraduktal atau karsinoma duktal in situ (ductal carcinoma insitu, DCIS). DCIS diperkirakan merupakan lesi prekursor untuk terjadinya karsinoma invasif. Setidaknya 35% lesi ini akan berlanjut menjadi kanker yang invasif dalam lima tahun. Gambar: Anatomi Payudara Sumber: http://pedulipayudara.wordpress.com/2011/10/20/ Setelah membran basal duktus tertembus, maka terjadi karsinoma invasif. Tipe karsinoma invasif yang paling banyak adalah karsinoma duktal, yang mencakup 79% dari seluruh karsinoma invasif. Karsinoma duktal invasif merupakan bentuk kegan asan payudara yang paling sering ditemukan. Tumor tipe ini didiagnosis d engan cara mengeleminasi kemungkinan tumor lain. Hal ini karena tumor ini tidak memp unyai ciri morfolog ik atau makroskopik y ang khusus. Metastasis makroskopik maupun mikroskopik ke kelenjar aksila terjadi pada 60% kasus. Keganasan ini p aling sering timbul pada wanita premeno pause atau  pascamenopause pada usia dekade kelima dan keenam, sebagai massa tunggal yang padat. Tersering ditemuk an pasien dengan hormon reseptor positif fan HE R2 neg atif. Dapat

Upload: junisarah-ab-hamid

Post on 13-Apr-2018

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 1/7

Differential Diagnosis

Kanker payudara dapat tumbuh di mana saja pada kelenjar mammae. Tumor biasanya

dikelompokkan berdasarkan asal selnya; lobuler atau duktal. Karsinoma duktal mencakup

85% kanker payudara dan dapat bersifat non ivasif (intraduktal) maupun infiltratif.

Karsinoma duktal yang secara histologis ditemukan ada membran basal duktus disebut

karsinoma intraduktal atau karsinoma duktal in situ (ductal carcinoma insitu, DCIS). DCIS

diperkirakan merupakan lesi prekursor untuk terjadinya karsinoma invasif. Setidaknya 35%

lesi ini akan berlanjut menjadi kanker yang invasif dalam lima tahun.

Gambar: Anatomi Payudara

Sumber: http://pedulipayudara.wordpress.com/2011/10/20/

Setelah membran basal duktus tertembus, maka terjadi karsinoma invasif. Tipe

karsinoma invasif yang paling banyak adalah karsinoma duktal, yang mencakup 79% dariseluruh karsinoma invasif. Karsinoma duktal invasif merupakan bentuk keganasan payudara

yang paling sering ditemukan. Tumor tipe ini didiagnosis dengan cara mengeleminasi

kemungkinan tumor lain. Hal ini karena tumor ini tidak mempunyai ciri morfologik atau

makroskopik yang khusus. Metastasis makroskopik maupun mikroskopik ke kelenjar aksila

terjadi pada 60% kasus. Keganasan ini paling sering timbul pada wanita premenopause atau

 pascamenopause pada usia dekade kelima dan keenam, sebagai massa tunggal yang padat.

Tersering ditemukan pasien dengan hormon reseptor positif fan HER2 negatif. Dapat

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 2/7

ditemukan keadaan sebaliknya atau kedua-duanya negatid dengan presentase masing-masing

18%.

Jenis terbanyak berikutnya adalah karsinoma lobuler. Jenis ini berkembang pada

duktus terminal pada alveoli dan mencakup sekitar 10% kanker payudara invasif. Angka

kejadian meningkat pada wanita pascamenopause, mungkin disebabkan oleh penggunaan

terapi hormon. Rata-rata usia penderita karsinoma ini adalah beberapa tahun lebih tua

 bidandingkan dengan penderita karsinoma duktal invasif. Gambaran histopatoginya berupa

sel kecil dan nuklei yang bulat, nukleoli yang tidak jelas, dan sitoplasma yang sedikit.

Mikrokalsifikasi pada karsinoma lobular invasif lebih sedikit dibandingkan dengan pada

karsinoma duktal invasif. Pewarnaan khusus mengkonfirmasi adanya musin intrasitoplasma

yang menggantikan nukleus (signet-ring cell carcinoma). Gambaran klinis karsinoma lobular

invasif bervariasi mulai dari asimtomatik hingga berupa massa yang sangat besar. Biasanya

tumor bersifat multifokal, multisentrik, dan bilateral. Tipe tumor ini lebih sering menyerng

 payudara bilateral dibandingkan dengan tipe payudara lainnya. Kemungkinan karsinoma ini

menyarang payudara bilateral adalah 20%. Karena pertumbuhannya yang ganas dan

gambaran mammografinya sering menunjukka lesi tumor yang lebih kecil dari yang

sebenarnya, karsinoma lobular invasif kadang sulit dideteksi. Kebanyakan pasien

mempunyai reseptor estrogen yang positif (70-95%), manakala HER2 sering negatif.

Jenis karsinoma infiltratif yang lebih jarang adalah karsinoma meduler, karsinoma

musinona (koloid), dan penyakit Paget.

Penyakit Paget adalah merupakan subtipe khusus dari karsinoma duktal infiltratif

yang berlokasi pada duktus laktiferus utama. Penyakit Paget pada puting tampak sebagai

erupsi ekzematosa kronik yang berkembang menjadi ulkus basah. Penyakit Paget berkait erat

dengan DCIS ekstensif yang menjadi keganasan yang invasif. Biopsi jaringan puting akan

menunjukkan populasi sel DCIS yang seragam dan adanya sel Paget yaitu sel besar, pucat

dan bervakoul pada lapisan Malphigi kulitnya. Biasanya reseptor hormon pada penyakit

Paget negatif. Terapi bedah Paget merupakan lumpektomi dengan mengikutkan kompleks

 puting-areola, mastektomi simpel atau mastektomi radikal dimodifikasi, bergantung pada

luasnya penyebaran kanker invasif tersebut.

Karsinoma meduler kerap merupakan keganasan payudara yang dikaitkan dengan

BRCA-1 (1,9% pada kasus kanker payudara BRCA). Pasien biasanya berusia kurang dari 50tahun. Pada pemeriksaan fisik, karsinoma jenis ini biasanya berukuran besar dan terletak

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 3/7

 jauh di dalam payudara. Kanker ini teraba lunak dan bersifat hemoragik. Pembesaran cepat

tumor ini mungkin berasal dari nekrosis dan perdarahan dalam massa tumor. Sekitar 50%

karsinoma meduler berkaitan dengan DCIS pada tepi tumornya. Hanya 10% sel karsinoma

medular payudara yang memiliki resptor hormon. Penderita karsinoma medular memiliki

angka harapan hidup lima tahun yang lebih baik dibandingkan dengan penderita karsinoma

duktal invasif atau karsinoma lobular invasif.

Karsinoma musinous merupakan jenis kanker payudara yang biasanya timbul pada

orang lanjut usia berupa massa yang cukup besar. Tumor ini tumbuh perlahan-lahan dalam

masa beberapa tahun. Tumor ini berupa kumpulan musin ekstraselular yang didalamnya

terdapat sel-sel kanker grade rendah. Kadang terjadi fibrosis dalam massa tumor sehingga

tumor teraba sebagai massa yang agak kenyal. Sekitar 66% tumor ini memiliki reseptor

hormon estrogen dan progesteron, manakala HER2 negatif. Metastasis nodul limfe terjadi

 pada 33% kasus, dan rata-rata harapan hidup lima tahun dan 10 tahunnya dalah 73% dan

59%.

Patofisiologi

Tumerogenesis kanker payudara merupakan suatu proses yang multitahap. Setiap

tahapan ini berkaitan dengan satu mutasi tertentu atau lebih di gen regulator minor atau

mayor.

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 4/7

 

Gambar: Patogenesis Karsinona Mammae

Sumber: http://www.necturajuice.com/definisi-dan-jenis-kanker-payudara/

Secara klinis dan histopatologi terjadi beragam tahap morfologis dalam perjalanan

menuju keganasan. Hiperplasia duktal, ditandai dengan proliferasi sel-sel epitel poliklonal

yang tersebar tidak rata yang pola kromatin dan bentuk inti-intinya saling bertumpang tindihdan lumen duktus yang tidak teratur sering menjadi tanda awal kecenderungan keganasan.

Sel-sel di atas relatif memiliki sedikit sitoplasma dan batas selnya tidak jelas dan secara

sitologis jinak. Perubahan dari hiperplasia ke hiperplasia atipik (klonal) yang sitoplasmanya

lebih jelas, intinya lebih jelas dan tidak tumpang tindih, dan lumen duktus yang teratur,

secara klinis meningkatkan resiko kanker payudara.

Setelah hiperplastik atipik, tahap berikutnya adalah timbulnya karsinoma in situ, baik

karsinoma duktal maupun lobular. Pada karsinoma in situ, terjadi proliferasi sel yang

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 5/7

memiliki gambaran sitologis sesuai dengan keganasan, tetapi proliferasi sel tersebut belum

menginvasi stroma dan menembus membran basal.

Karsinoma insitu lobular biasanya menyebar ke seluruh jaringan payudara (bahkan

 bilateral) dan biasanya tidak teraba dan tidak terlihat pada pencitraan. Sebaliknya, karsinoma

in situ duktal merupakan lesi duktus segmental yang dapat mengalami kalsifikasi sehingga

memberi penampilan yang beragam. Setelah sel-sel tumor menembus membran basal dan

menginvasi stroma, tumor menjadi invasif, dapat menyebar hematogen dan limfogen

sehingga menimbulkan metastasis.2

Diagnosa banding yang boleh diambil adalah kista payudara. Kista payudara dapat

menimbulkan benjolan pada payudara. Namun begitu, kista biasanya merupakan satu tumor

 jinak dengan etiologi tidak diketahui. Kista akan teraba sebagai massa yang berbatas tegas,

mobil, dan berisi cairan. Kista payudara biasanya terjadi pada usia dekade kelima, dan

kejadiannya menurun setelah menopause.

Fibroadenoma juga menimbulkan benjolan dengan konsistensi kenyal padat. Namun,

firbroadenoma juga merupakan tumor jinak. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya

dan amat mudah digerakkan. Biasanya tidak menimbulkan keluhan nyeri, namun boleh juga

ada nyeri. Fibroadenoma biasanya dijumpai pada perempuan muda.

Perubahan fibrokistik (FCC) boleh menimbulkan keluhan bengkak, benjolan yang

nyeri bila disentuh, adanya pengerasan sebelum periode haid sehingga mengganggu aktivitas

sehari-hari. Pada mamografi, jaringan payudara hanya tampak memadat tanpa adanya

kelainan lain. Ini biasanya diakibatkan oleh ketidak seimbangan hormonal. Dapat terjadi

 pada segala usia.

 Nekrosis lemak menimbulkan benjolan yang teraba keras, nyeri, namun tidak

membesar. Kadang didapatkan juga retraksi kulit dan batas biasanya tidak rata. Nekrosis

lemak biasanya terjadi akibat cedera. Secara histopatologik, terdapat nekrosis jaringan lemak

yang kemudian menjadi fibrosis.

Tumor ganas lain yang boleh terjadi di payudara adalah sarkoma dan limfoma.

Sarkoma kadang-kadang terjadi dalam payudara. Sarkoma yang paling sering

ditemukan adalah angiosarkoma. Angiosarkoma boleh bersifat primer, sesudah terapi radiasi

untuk kanker payudara atau pada kulit lengan yang mengalami edema kronis setelah

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 6/7

mastektomi. Gambaran klinisnya adalah ruam merah hingga unggu pada kulit yang diradiasi.

Pada derajat tinggi, angiosarkoma dapat menonjol keluar ke permukaan kulit. Biasanya

timbul pada wanita muda.3  Tumor filoides merupakan tumor yang berasal dari jaringan

 penyokong nonepitel. Tumor ini tumbuh dengan cepat dan dalam ukuran yang besar.

Payudara asimetris, mobil dan berbatas tegas pada tumor filoides yang jinak. Fiksasi tumor

 pada kulit atau dinding dada sangat jarang terjadi, namum kasus tumor filoides boleh menjadi

ganas. Tumor ini dapat dijumpai pada semua usia, namun sering pada sekita usia 30 tahun. 

Limfoma dapat terjadi secara primer dalam payudara atau payudara dapat terkena

secara sekunder oleh limfoma sistemik. Sebagian tumor tersebut berasal dari sel B yang

 besar. Wanita muda yang menderita limfoma Burkitt dapat ditemukan dengan kelainan

 payudara yang masif serta bilateral dan kerap kali dalam keadaan hamil atau menyusui.

Tumerogenesis kanker payudara merupakan suatu proses yang multitahap. Setiap

tahapan ini berkaitan dengan satu mutasi tertentu atau lebih di gen regulator minor atau

mayor. Terdapat dua jenis sel utama apada payudara orang dewasa, yaitu sel mioepitel dan

sel sekretorik lumen.

Secara klinis dan histopatologi terjadi beragam tahap morfologis dalam perjalanan

menuju keganasan. Hiperplasia duktal, ditandai dengan proliferasi sel-sel epitel poliklonalyang tersebar tidak rata yang pola kromatin dan bentuk inti-intinya saling bertumpang tindih

dan lumen duktus yang tidak teratur sering menjadi tanda awal kecenderungan kehanasan.

Sel-sel di atas relatif memiliki sedikit sitoplasma dan batas selnya tidak jelas dan secara

sitologis jinak. Perubahan dari hiperplasia ke hiperplasia atipik (klonal) yang sitoplasmanya

lebih jelas, intinya lebih jelas dan tidak tumpang tindih, dan lumen duktus yang teratur,

secara klinis meningkatkan resiko kanker payudara.

Setelah hiperplastik atipik, tahap berikutnya adalah timbulnya karsinoma in situ, baik

karsinoma duktal maupun lobular. Pada karsinoma in situ, terjadi proliferasi sel yang

memiliki gambaran sitologis sesuai dengan keganasan, ettapi proliferasi sel tersebut belum

menginvasi stroma dan menembus membran basal.

Karsinoma insitu lobular biasanya menyebar ke seluruh jaringan payudara (bahkan

 bilateral) dan biasanya tidak teraba dan tidak terlihat pada pencitraan. Sebaliknya, karsinoma

in situ duktal merupakan lesi duktus segmental yang dapat mengalami kalsifikasi sehingga

memberi penampilan yang beragam. Setelah sel-sel tumor menembus membran basal dan

7/27/2019 Tambahan Makalah Blok 24

http://slidepdf.com/reader/full/tambahan-makalah-blok-24 7/7

menginvasi stroma, tumor menjadi invasif, dapat menyebar hematogen dan limfogen

sehingga menimbulkan metastasis.2