tahapan kerja gigi tiruan penuh (gtp)

41
1 TAHAPAN KERJA Gigi Tiruan Penuh Kunjungan 1 1. Mencetak model studi 1/cetakan awal/preliminary impression/cetakan pertama/cetakan anatomi 1.1 Definisi: Mencetak adalah tindakan membuat suatu bentuk negatif dari jaringan pendukung di rongga mulut, menggunakan bahan plastis yang relatif mengeras pada saat berkontak dengan jaringan 1.2 Tujuan: Untuk mendapatkan model anatomi/model diagnostik, yang diatas model anatomi dibuat SCP. 1.3 Prosedur: Persiapan cetak a. Cocokkan ukuran sendok cetak dengan mulut pasien. Pastikan semua detail anatomis (vestibulum, frenulum, fovea palatina, dll) terekam dengan sempurna. Periksa juga kedalaman palatum. b. Instruksikan pasien untuk bernafas melalui hidung c. Periksa vertibulum labialis dan bukalis, coba bebaskan dengan ibu jari d. Siapkan alat dan bahan, yaitu: bubuk alginat pada bowl dan air pada gelas ukur e. Instruksikan pasien untuk berkumur Mengaduk alginat: a. Mangaduk alginat pada bowl besar ± 30 detik b. Masukkan air perlahan-lahan, aduk hingga homogen dan konsistensinya creamy Mencetak a. Pasien buka mulut

Upload: varyzcha

Post on 16-Dec-2015

1.014 views

Category:

Documents


201 download

DESCRIPTION

tahap-tahap pembuatan GTP

TRANSCRIPT

1

TAHAPAN KERJAGigi Tiruan Penuh

Kunjungan 11. Mencetak model studi 1/cetakan awal/preliminary impression/cetakan pertama/cetakan anatomi1.1 Definisi:Mencetak adalah tindakan membuat suatu bentuk negatif dari jaringan pendukung di rongga mulut, menggunakan bahan plastis yang relatif mengeras pada saat berkontak dengan jaringan1.2 Tujuan:Untuk mendapatkan model anatomi/model diagnostik, yang diatas model anatomi dibuat SCP.1.3 Prosedur: Persiapan cetaka. Cocokkan ukuran sendok cetak dengan mulut pasien. Pastikan semua detail anatomis (vestibulum, frenulum, fovea palatina, dll) terekam dengan sempurna. Periksa juga kedalaman palatum.b. Instruksikan pasien untuk bernafas melalui hidungc. Periksa vertibulum labialis dan bukalis, coba bebaskan dengan ibu jarid. Siapkan alat dan bahan, yaitu: bubuk alginat pada bowl dan air pada gelas ukure. Instruksikan pasien untuk berkumur Mengaduk alginat:a. Mangaduk alginat pada bowl besar 30 detikb. Masukkan air perlahan-lahan, aduk hingga homogen dan konsistensinya creamy Mencetak a. Pasien buka mulutb. Masukkan sendok cetak kedalam mulut pasien: untuk rahang bawah tekan daerah posterior lalu ke anterior; untuk rahang atas tekan daerah posterior dan palatum lalu ke anterior1.4 hasil yang didapat: Struktur tulangStruktur jaringan lunak

RARBRARB

residual ridgeResidual ridgeFrenulum labialisFrenulum labialis

TubermaksilaForamen mentaleVestibulum labialisVestibulum labialis

Sutura palatina medianaBucal shelfFrenulum bukalisFrenulum bukalis

Fossa pterygomaxillareLinea oblique eksternaVestibulum bukalisVestibulum bukalis

Torus palatinusMylohyoid ridgeHamular notchFrenulum lingualis

Foramen insisivumSpina mentalisPosterior palatal sealBucal shelf

Foramen palatinusTorus mandibularisFovea palatinaRetromolar pad

Foramen palatinus mayusRugae palatinaAlveolingual sulcus

Papilla insisivaRetromylohyoid space

Mid. Palatal suture

Kunjungan 22. Membuat Dimensi Vertikal (DV) dan Relasi Sentris (RS) tentatif2.1 DefinisiRelasi maksilo-mandibula (menentukan hubungan antar rahang) ada 2 macam:a. Relasi vertikal/dimensi vertikal/tinggi gigit, ada 2 macam: DV istirahat fisiologis adalah hubungan antara RA dan RB dalam arah vertikal saat mandibula dalam kedudukan istirahat fisiologis DV oklusal adalah hubungan antara RA dan RB dalam arah vertikal saat gigi-geligi atau galengan gigit atas dan bawah dalam keadaan oklusi sentrik.Selisih antara DV istirahat fisiologis dan DV oklusal adalah suatu celah yang terletak di antara permukaan oklusal gigi-geligi atas dan bawah disebut free way space. Besar free way space umumnya 2-4 mm.b. Relasi horizontal/relasi sentrik/letak gigit adalah hubungan antar-rahang dalam arah horizontal (medio lateral dan antero posterior); hubungan paling posterior dari mandibula terhadap maksila pada saat kondilus terletak paling posterior dan releks di dalam fossa glenoid.

2.2 TujuanUntuk mengembalikan hubungan antar rahang yang normal sehingga estetika normal, fungsi-fungsi bicara, mengunyah dan menelan normal dan kesehatan jaringan mulut terjaga. Selain itu agar dapat memindahkan hubungan antar rahang ke artikulator, nantinya dapat diterima dengan baik di dalam mulut.2.3 ProsedurPosisi pasien: duduk tegak, kepala tegak, pandangan lurus ke depan, relax.Cara menentukan DV istirahat fisiologis buat satu titik di ujung hidung dan satu titik lain di bagian dagu yang paling menonjol. Memasang galengan gigit atas lebih dulu kemudian pasien disuruh mengucapkan huruf M dan disuruh menahan posisi tersebut lalu jarak kedua titik tersebut di ukur. Galengan gigit bawah dicobakan retensinya dilihat harus baik. Kedua galengan gigit dioklusikan sampai membentuk kontak bidang secara simultan pada seluruh lengkung rahang Galengan gigit anterior kira-kira setinggi bibir bawah; sedangkan galengan gigit posterior kira-kira setinggi setengah atau dua pertiga tinggi retromolar pad Jarak antara kedua titik tersebut diukur kembali dengan galengan gigit atas dan bawah didalam mulut jaraknya harus sama dengan DV istirahat fisiologis yang telah diukur pada pasienCara menentukan DV oklusal: Untuk mendapatkan DV oklusal galengan gigit bawah dikurangi 2-4 mm untuk keperluan free way space pasien disuruh mengucapkan huruf S, sampai suara yang dihasilkan jelas. Pada saat galengan gigit dalam keadaan berkontak jarak antara titik wajah 3-4 mm lebih kurang daripada bila rahang dalam posisi istirahat fisiologis.Cara menentukan relasi sentris:Cara nukleus walkhof: buat bulatan dari malam model kira-kira sebesar biji jagung kemudian malam tsb ditempelkan ke lempeng gigit RA palatum paling posterior pada bagian tengah setelah, kedua galengan gigit yang telah ditentukan DV oklusalnya dimasukkan ke dalam mulut pasien kemudian, pasien disuruh menyentuh dengan ujung lidah bulatan malam yang ada di RA tadi sambil menutup mulut fiksasi dengan isi staples yang telah dipanaskan.Membuat Garis Pedoman untuk pemilihan dan penyusunan gigi-geligi sebelum galengan gigit dikeluarkan dari mulut pasien: Garis Median (Midline) sebagai pedoman penyusunan gigi-gigi anterior kanan dan kiriDigoreskan pada galengan gigit RA dan RB bagian labial memakai lecron dengan berpedoman pada: tengah-tengah filtrum bibir atau disesuaikan dengan posisi frenulum labialis atas Garis Caninus (caninus line) sebagai pedoman untuk pemilihan gigi-gigi anterior dan pedoman untuk penyusunan gigi-gigi caninus atas kanan dan kiriDigoreskan pada galengan gigit RA dan RB didaerah sudut mulut kanan dan kiri dengan lecron, pada saat otot-otot mulut dalam keadaan relax Garis tertawa atas (upper laugh line) untuk pedoman pemilihan gigi, karena pada saat tertawa biasanya dua pertiga bagian insisal gigi insisif sentral kelihatan.Pada saat pasien tertawa kecil, goreskan lecron pada galengan gigit RA sesuai dengan batas bibir atas pada saat tertawa kecilKemudian kedua galengan gigit RA dan RB yang telah difiksasi dan telah diberi tanda-tanda ketiga garis diatas, siap untuk dipasang ke artikulator bersama-sama model atas dan bawahnya untuk penyusunan gigi-geligi 2.4 hasil yang didapat Keputusan dukungan fasial secara keseluruhan Terdapat celah sebesar 2-4 mm pada saat rahang dalam posisi istirahat fisiologis Pada saat mengucapkan huruf-huruf berdesis, galengan gigit saling mendekat tetapi tidak berkontak. Besar celah 1-2 mm Pasien merasa nyaman dengan galengan gigit yang telah ditetapkan Pasien harus dapat menelan dengan mudah Estetika disesuaikan dengan usia pasien, perlu diperhatikan: filtrum, sulkus nasolabialis, komisura bibir, koridor bukal, retensi, dukungan bibir dan pipi.

3. Menanam di artikulator3.1 Definisi:Artikulator adalah suatu alat mekanis yang dapat menirukan sebagian gerakan rahang/sendi TMJ yang padanya dapat dipasang model rahang sesuai dengan relasi yang telah di dapat.3.2 Tujuan: memasang model rahang sesuai dengan relasi yang telah di dapat.3.3 Alat dan bahan: Artikulator rata-rata Pensil dan penggaris Selotip dengan lebar 15 mm Batang korek api Karet gelang Malam mainan Isi stapler besar Mangkok karet dan spatula gips

3.4 Prosedura. Persiapan artikulator Lengan artikulator atas sejajar dengan lengan bawah Ujung incisor guide pin menempel pada incisor guide table dan sekrupnya dikencangkan. Incisor indikator masuk maksimal ke dalam tempatnya. Incisor guide pin dimasukkan maksimal ke dalam tempatnya Split cast plate dipasang sedemikian rupa sehingga garis tengahnya berimpit dengan garis tengah lengan artikulator, kemudian difixir dengan gips pada lengan artikulator Permukaan dalam lengan atas dan bawah artikulator diberi vaselin Pedoman letak bidang oklusal artikulator ditunjukkan dengan karet gelangb. Persiapan model Dibuat garis tengah pada model RA dan RBRA, garis ditarik melalui: frenulum labialis superior, titik tengah antara kedua fovea palatina, titik tengah antara tonjol rugae palatina kedua, tengah-tengah papilla insisivumRB, garis ditarik melalui: frenulum labialis inferior dan titik tengah jarak tepi lingual prosesus alveolaris posteriorGaris-garis tersebut diteruskan tegak lurus dan melingkar ke dasar model Dibuat garis tengah pada galengan gigit, berpedoman pada garis tengah model Pada permukaan kunci gigit diolesi vaselin Disekeliling model diberi selotip Galengan gigit dilekatkan pada model dengan meneteskan malam merah pada daerah vestibulum Model difiksir pada relasi sentris. Galengan gigit atas dan bawah dengan isi staples; model RA dan RB dengan batang korek api yang dilekatkan dengan sticky waxc. Cara kerja3.5 hasil yang didapat garis tengah model=garis tengah artikulator sisi bidang kiri dan kana oklusal artikulator=bidang oklusal galengan gigit ujung incisor indicator pada perpotongan antara bidang oklusal dan garis tengah

Kunjungan 34. Perawatan pre prostetik: ekstraksi gigi 23*5. Mencetak model studi 2*6. Membuat Sendok Cetak Perseorangan (SCP)6.1 DefinisiSendok cetak perseorangan (SCP) adalah suatu sendok cetak yang dibentuk sesuai dengan kasus yang akan dicetak (model diagnostik rahang penderita) 6.2 Tujuan:Membuat sendok cetak sesuai kasus penderita6.3 Prosedur:Cara kerja pembuatan SCP Gambar dengan pensil, garis batas SCP, yaitu 2 mm diatas batas mukosa bergerak dan tidak bergerak (ke arah puncak prosesus alveolaris). Model dioles dengan separator CMS dengan kuas secara merata dan tipis meliputi daerah batas SCP sedikit ke arah mukobukal fold. Sambil menunggu CMS kering, takar liquid akrilik. Untuk RA 6 cc dan rahang bawah 5 cc. Tuang ke dalam cucing. Taburkan powder akrilik sedikit demi sedikit ke dalam cucing, sambil mengetok-ngetokkan cucing agar powder dan liquid bercampur dengan baik. Jika perlu aduk dengan spatula semen. Setelah campuran cukup padat dan tidak ada liquid berlebih, maka tutup rapat cucing dan tunggu hingga fase buram. Ambil seluruh adonan, bentuklah sesuai kebutuhan. Untuk RA adonan akrilik dibentuk satu bulatan diletakkan ditengah-tengah palatum. Untuk RB adonan akrilik dibentuk silinder sepanjang lengkung gigi dan diletakkan diatas ridge. Kemudian, tekan-tekan adonan hingga diperoleh ketebalan merata pada seluruh permukaan daerah batas SCP. Sebelum adonan benar-benar mengeras dan menghasilkan panas, lepaskan SCP dari model, kemudian kembalikan pada tempatnya. Selanjutnya, tunggu sampai self-cured acrylic benar-benar mengeras dan sudah tidak panas lagi. Lepaskan SCP, kemudian dirapihkan dan dihaluskan.

Cara kerja membuat tangkai SCP: Lunakkan malam merah, gulung samapai padat Bentuk malam menjadi persegi panjang, lengkungkan dan letakkan diatas ridge anterior dari regio premolar kiri ke regio premolar kanan. Posisi tangkai kira-kira sama dengan posisi gigi anterior. Lekatkan hingga cekat dengan SCP Panjang tangkai SCP yaitu dari regio premolar kanan sampai premolar kiri. (batas posterior tepat diatas frenulum bukalis kanan dan kiri) Permukaan oklusal anterior dan posterior sejajar basis model. Tinggi oklusal anterior=posterior: RA=RB = 10-12 mm Lebar oklusal regio anterior : RA =RB : 4-6 mm; regio posterior : RA=RB : 6-7 mm Tangkai SCP berbentu trapesium; permukaan oklusalnya rata dan sejajar; tepi tangkai bersudut tajam; lengkung tangkai SCP mengikuti lengkung rahang. Tangkai SCP terletak pada daerah netral zone Menempati posisi gigi asli (gigi anterior)

6.4 hasil yang didapat: ukuran, bentuk dan posisi tangkai SCP benar

Kunjungan 47. Membuat cetakan akhir/final impression7.1 Definisi:Adalah cetakan yang dibuat dengan menggunakan SCP yang khusus dibuat diatas model anatomi yang diperoleh dari hasil cetakan anatomi.7.2 Tujuan:Untuk mendapatkan model kerja/master model yang digunakan untuk membuat gigi tiruan, mendapatkan duplikat jaringan pendukung gigi tiruan sehingga memungkinkan dibuatnya basis gigi tiruan yang dapat dipakai dengan cekat, enak, dan nyaman, baik dalam keadaan tidak berfungsi maupun dalam keadaan berfungsi.7.3 Prosedur:Membentuk pengap perifer dengan cara border molding (pembentukan tepi)Pengap perifer adalah kontak yang rapat antara tepi basis gigi tiruan terhadap jaringan lunak pendukung gigi tiruan, termasuk posterior palatal seal, perluasan tepi sayap labial, bukal, dan lingual. Satu-satunya jalan untuk memperoleh pengap perifer dan menutupi seluruh daerah tepi pendukung gigi tiruan adalah dengan melakukan pembentukan tepi/border molding.Cara melakukan border molding dengan menggunakan green stick compound:

a. Kompon dipanaskan diatas api spiritus secara merata arah horizontalb. Kompon dilunakkan dan dilekatkan pada permukaan luar sendok cetak dimulai dari posterior ke anterior, per regio (kanan/kiri) untuk memudahkan pelaksaan border moldingc. Panaskan lagi diatas api spiritus, celupkan ke dalam air hangat (tempering) dibentuk dengan jari untuk menghasilkan sebuah sayapd. Masukkan SCP ke dalam mulut pasien, pasien dianjurkan untuk melakukan gerakan fungsional: menghisap, menelan, menggerakkan RB ke kiri/kanan untuk mendapatkan ketebalan sayap distobukal RA, atau menggigit jari operator yang diletakkan di posterior antara galengan gigit dan prosesus alveolaris.e. Setelah border molding selesai, SCP didinginkan dalam air dinginf. Akhirnya ruangan diantara kompon dan prosesus alveolaris dibentuk kembali dengan membuang bahan memakai sebuah pisau lilin.

Metode-metode pembentukan tepi:No.Daerah yang ingin didapatEllingerMac. GregorHeartwell

Rahang Atas

1Tepi distobukalMukosa pipi daerah distobukal ditarik ke atas, ke bawah, dan ke depanMenggigit jari operator yang diletakkan antara SC dan dinding alveolar bawah. Kontraksi otot masseter akan mendorong pipi ke dalam

2Ketebalan sayap distobukalMenggerakkan RB ke kiri/kanan untuk memperoleh jejak dari prosesus koronoideus

3Hamular notchMembuka mulut lebar

4Postdam Gambar garis vibrasi dengan tinta di palatum saat pasien mengucapkan hurup AH SCP dimasukkan dalam mulut garis vibrasi akan tergambar pada SCP Beri kompon pada garis tsb masukkan dalam mulut anjurkan gerakan menelan

5Vestibulum bukalis/labialisBibir ditarik ke atas, ke luar dan ke bawahKompon diletakkan di permukaan labial SC sehingga menahan bibir pada posisi yang benar.Ves.bukalis& post palatal seal: OS membuka mulut lebar, rahang digerakkan ke depan, OS membuka mulut lebar, rahang digerakkan ke depan, ke kiri dan ke kanan Ves.labialis:Mengisap jari operator

6Frenulum bukalisMukosa pipi ditarik ke atas, ke luar, ke bawah, ke depan, dan ke belakangBibir di massage ke arah atas dan bawah

7Frenulum labialisBibir atas ditarik ke atas dan ke depan

Rahang Bawah

1Tepi distobukalPipi ditarik ke luar dan ke atasMengigit jari operator yang diletakkan di daerah P2 kontraksi otot masseterMembuka dan menutup mulut masster groove

2Daerah sudut mulutSudut mulut ditarik ke luar, ke atas, ke depan dan ke belakang

3Vestibulum labialisBibir ditarik ke luar dan keatasBibir bawah dimassageVes bukalis dan labialis: OS mengisap jari operator

4Seluruh daerah labialBibir ditarik ke bawah, ke luar dan ke atas

5Lingual, distolingual, frenulum lingualis yang menghadap mukosa pendukungLidah dijulurkanUjung lidah menyentuh bibir dan punggung lidah menyentuh palatumMenggerakkan ujung lidah ke vestibulum bukalis kiri dan kanan

6Lingual dan distolingual yang menghadap lidahUjung lidah digerakkan ke arah pipi kiri dan kanan

7Sayap distalMembuka mulut lebar, serta lidah dijulurkan kemudian menutup mulut sambil menggigit jari operator

8Retromolar padKompon batang diletakkan di daerah posterior retromolar pad

9Vestibulum lingualisLidah menyentuh palatum bagian anterior dan bibir atas

Hasil border molding Setelah border molding selesai, hasil kompon nya harus membulat, halus, dan permukaannya tidak terlalu mengkilat Pasien tidak merasakan adanya gangguan selama berfungsi border molding optimalMembuat cetakan akhir: Buat lubang relief pada SCP untuk menghindari penekanan pada mukosa pendukung, lubang dibuat disekitar foramen palatina, raphe median palatina, dan sepanjang alveolar ride Bahan cetak yang umum digunakan untuk membuat cetakan akhir adalah zinc oxide eugenol pasta. ZnOE pasta terdiri dari: base dan katalis Keuntungan ZnOE pasta: dapat mencatat detail jaringan dengan baik, karena sifatnya yang mudah mengalir sebelum mengeras dan dalam keadaan tidak elastis waktu mengeras; SCP yang dibuat berkontak langsung dengan mukosa pendukung; pada sulkus yang sempit mudah mengalir; harga relatif murah Kerugian: bahan ini dipengaruhi oleh cairan saliva, sehingga mulut harus benar-benar kering sebelum cetakan dibuat. Setelah dicampur menjadi pasta yang homogen, campuran tsb diletakkan dalam SCP dengan ketebalan 1-2 mm SCP dimasukkan dalam mulut, OS dianjurkan untuk melakukan gerakan fungsional untuk aktivitas bibir, pipi dan lidah yang caranya sama seperti waktu melakukan border molding Untuk RB karena masih ada giginya makan cetakan akhir dibuat dengan alginatHasil cetakan akhir Harus memperlihatkan detail yang cermat yang akan tereproduksi pada basis gigi tiruan yang menghadap mukosa

8. Beading and boxing8.1 Tujuan: untuk mempertahankan bentuk tepi hasil cetakan yang akan tercatat pada model kerja dan bentuk tepi hasil cetakan akan direproduksi menjadi bentuk tepi gigi tiruan8.2 Prosedur Siapkan gulungan lilin/beading wax setebal 3-5 mm cekatkan pada seluruh tepi hasil cetakan, kira-kira berjarak 2-3 mm RA: beading wax yang dilekatkan sekitar 2-3 mm dari tepi hasil cetakan berakhir di belakang prosesus alveolaris bagian posterior disebelah kiri dilanjutkan di bagian posterior dan menyatu dengan beading wax yang disebelah kanan RB: meliputi seluruh tepi hasil cetakan. Untuk bagian lingual tempat lidah ditutupi dengan selembar wax yang digabungkan dengan beading wax yang telah dicekatkan Dibagian luar dari beading wax, dilekatkan boxing wax yang bertujuan untuk memberi bentuk basis dari model. Tinggi boxing wax 10 mm diatas bagian tertinggi hasil cetakan untuk memberikan ketebalan yang cukup pada model. Setelah itu model di cor dengan dental stone.8.3 hasil yang didapat

9. Cor dengan dental stone

10. Memperbaiki model RA dan RB dan membuat kunci untuk remounting10.1 DefinisiModel gigi tiruan penuh adalah suatu reproduksi positif dari hasil cetakan rahang, yang berguna untuk: Memeriksa keadaan jaringan di dalam mulut dan untuk membuat SCP (model anatomis) Membuat gigi tiruan lengkap dari hasil cetakan fisiologis (model kerja)Kunci-kunci (repositioning holes) pada model adalah cekungan-cekungan yang dibuat pada dasar model yang digunakan untuk remounting (mengembalikan model pada tempat semula di artikulator setelah proses akrilik) 10.2 Prosedur:Memperbaiki model RA dan RB sesuai dengan bentuk dan ukuran model dinding tegak model harus tegak lurus dengan dasar model prosesus alveolaris RA dan RB sejajar basis model haluskan dengan amplas yang diletakkan diatas kaca, kemudian model digosokkan diatasnya.

Membuat kunci A B = garis tengah model A C = 35 mm D = perpotongan AB dan GH H H1 = H H2 = H H3 = H H4 = 5 mm (berlaku untuk E, F dan G) H H4 tegak lurus dasar model (berlaku untuk E, F dan G) Bagian yang diarsir dipotong rapi memakai pisau gips Kerjakan dengan teliti dan jangan sampai salah

10.3 hasil yang didapat: bentuk dan ukuran benar, halus dan bersih

11. Buat lempeng dan galengan gigit11.1 DefinisiLempeng gigit adalah suatu basis gigi tiruan sementara yang diatasnya akan dilekatkan galengan gigit untuk mencatat hubungan antar rahang dan menyusun gigi-geligi.Galengan gigit adalah suatu bentuk permukaan oklusal yang dibuat diatas basis sementara atau basis tetap suatu gigi tiruan dengan maksud untuk membantu pencatatan hubungan rahang dan penyusunan gigi.Fungsi galengan gigit: Membantu pemasangan model di artikulator Membantu menentukan panjang dan lebar gigi Membantu menentukan dukungan protesa pada bibir dan pipi Menentukan mid line, garis kaninus dan garis senyum.11.2 Prosedur:Cara membuat lempeng gigit:a. Gambarlah batas mukosa bergerak dan tidak bergerak pada model rahang (denture outline)Batas lempeng gigit RA: Frenulum labialis dan bukalis bebas Menutupi vestibulum labialis dan bukalis Fossa pterygo maksillare terisi Batas distal kira-kira 2 mm di depan fovea palatinaBatas lempeng gigit RB: Frenulum labialis,bukalis dan lingualis bebas Menutupi vestibulum labialis dan bukalis Menutupi retromolar pad Menutupi sulcus lingualis dan fosa retromylohyoidb. Siapkan lampu spiritus dan pisau malamc. Satu lembar malam merah diletakkan di atas model yang telah dibasahi dengan air, untuk memperkirakan lebar malam yang akan digunakan. Potong dan gunakan sisanya untuk rahang yang lain.d. Malam merah dilunakkan secara merata diatas lampu spiritus, kemudian letakkan diatas model. Tekan ringan dan merata hingga rapat /sesuai dengan permukaan model. Bentuk/potonglah tepi lempeng sesuai dengan batas yang sudah ditentukane. Untuk RB, agar malam lebih mudah dibentuk sesuai dengan lengkung rahang, dibuat belahan pada lembaran malam. Cara membuat galengan gigita. Setengah lembar malam merah dilunakkan secara merata diatas api lampu spiritus. Selanjutnya digulung hingga berbentu silinder, kemudian dibentuk sampai penampang berbentuk trapesium.b. Dasar trapesium dilekatkan pada lempeng gigit di atas prosesus alveolaris sesuai dengan bentuk lengkungnya.c. Perlekatan antara galengan dan lempeng gigit serta bentu galengan gigit disempurnakan, sampai tidak terlihat batas antara galengan dan lempeng gigit.d. Posisi galengan gigit:

Bagian posterior tepat diatas prosesus alveolaris RA : garis tengah oklusal galengan gigit mengarah ke hamular notch RB : garis tengah oklusal galengan gigit mengarah ke retromolar pad Bagian anterior: RA, permukaan labial terletak 8- 10 mm di depan titik tengah papilla insisivum; RB, permukaan labial tidak melampaui tepi sayap labial Batas posterior: RA, sampai di distal molat pertama; RB, sampai 5 mm di depan retromolar pad11.3 hasil yang didapatUntuk lempeng gigit: bentuk dan ukuran lempeng gigit harus benar, sesuai dengan garis batas yang telah dibuat. Bagian yang berlebih, harus dipotong dan yang kurang ditambah. Semua frenulum dibebaskan Ketebalan malam merata 1,5 2 mm, untuk daerah tepi 2 3 mmUntuk galengan gigit: Permukaan oklusal galengan gigit harus rata, dirapikan, sehingga apabila dikatupkan dapat membentuk kontak bidang antara RA dan RB Seluruh permukaan dikilapkan dengan cara digosok (tanpa tekanan) kapas yang telah dibasahi air sabunGalengan gigit sangat penting sebagai penentu relasi rahang dan sebagai pedoman penyusunan gigi. Galengan gigit yang benar adalah: Galengan gigit menentukan kontur mukaMendukung bibir Punya DV yang benarTiga kemungkinan hasil galengan gigit:a. Jika bibir butuh dukungan lebih besar gigi I harus disusun di depan permukaan labial galengan gigitb. Jika bibir tampak penuh lebih banyak wax harus diambil dari permukaan labial galengan gigit sebelum penyusunan gigic. Jika pembuatan galengan gigit sudah benar potong sebagian wax untuk menempatkan gigi insisif

Kunjungan 512. Pengukuran Dimensi Vertikal (DV) dan Relasi Sentris (RS) (sama seperti no.2)

13. Menanam di artikulator (sama seperti no. 3)14. Menyusun gigi anterior berhubungan dengan faktor bicara dan estetik14.1 Definisi: Elemen gigi tiruan adalah bagian dari suatu gigi tiruan yang sangat penting dalam menanggulangi faktor bicara, estetik, dan fungsi pengunyahanHal yang harus diperhatikan dalam pemilihan gigi:a. Ukuran sesuaikan dengan gigi asli pre extraction record tanpa pre extraction record: gigi wanita < gigi pria panjang gigi: umumnya gigi I 1 atas terlihat 2-3 mm (bibir relax); usia lanjut yang terlihat < 1 mm; tinggi garis ketawa = 2/3 serviko insisal gigi jarak sudut mulut kiri dan kanan pada galengan gigit = lebar ke enam gigi anterior atasb. Bentuk Bentuk I-1 atas sesuai dengan bentuk outline muka, yaitu: ovoid, segiempat, segitiga (williams) Umur, sex, dan kepribadian mempengaruhi pemilihan bentuk gigi. Bentuk gigi yang aus untuk usia lanjut; gigi dengan tepi disto-insisal/mesia insisal bulat untuk wanita/pribadi yang lembut Kontur labial disesuaikan dengan profil muka, contoh: profil cembung kecembungan yang nyata pada permukaan labial Tekstur (bentuk permukaan) sangat mempengaruhi penampilan. Permukaan yang licinmemantulkan cahaya tampak palsu/mati. Permukaan gigi dengan garis imbrication, faset-faset hipoplastik lebih alamiahc. Warna Warna gigi hendaknya serasi dengan warna wajah. Warna dasar gigi adalah kuning agak muda (warna dentin) Biasanya warna gigi anterior lebih muda dari gigi posterior, kecuali gigi caninus (=gigi molar) Cara memilih warna gigi dengan shade guide

d. Bahan : porselen dan akrilikPedoman penyusunan gigi anterior:a. Papilla insisivum Papilla insisivum merupakan pedoman penyusunan gigi anterior karena papilla punya hubungan yang tetap dengan I1 RA, yaitu papila terletak diantara celah lingual kedua I1 RA Garis tengah pada model yang menunjukkan bagian tengah papila diperpanjang hingga bagian labial model beri tanda pada permukaan labial galengan gigit Permukaan labial gigi I1 RA umumnya berjarak 8-10 mm dari papila insisivumb. Dasar vestibulum Merupakan hubungan antara permukaan labial gigi dengan lekukan pada mukosa di belakang bibir Permukaan labial dan tepi insisal terletak di depan lekukan mukosa yang merupakan tempat tepi sayap gigi tiruanFaktor-faktor yang menentukan posisi lengkung gigi dalam arah anteroposterior:a. M. Orbicularis oris dan otot-otot yang melekat padanya Letak lengkung berkaitan dengan posisi dan ekspresi bibir M. Orbicularis oris dipengaruhi dan mempengaruhi ke-tujuh otot berikut: m. Quadratus labii superior; m. Caninus; m. Zygomaticus; m. Quadratus labii inferior; m. Risorius; m. Triangularis; m. Buccinator. Otot-otot tsb mempengaruhi ekspresi dan dapat menggambarkan kepribadian dan penampilan si pemakai GTPb. Resorpsi tulang Jika terjadi resorpsi tulang maka elemen gigi tiruan dapat ditempatkan ke atas dan ke belakang; tidak hanya mengikuti bentuk sisa prosesusnya. Jika elemen GT disusun mengikuti bentuk prosesus alveolaris yang sudah resorpsi maka m. Orbicularis oris dan otot-otot yang melekat padanya akan kehilangan hubungan anatomi yang benar dan menghasilkan penampilan seperti orang tua dan tanpa ekspresic. Tonus kulit dan bibir 14.2 prosedura. Posisi gigi-geligi RA dalam arah labio/mesio distal

11 dan 21 sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal/sejajar garis median; permukaan insisal menyentuh bidang oklusal12 dan 22 sumbu gigi membentuk 5-100 dengan garis median; permukaan insisal terletak 0,5-1 mm di atas bidang oklusal13 dan 23 sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal/sejajar gigi I2; ujung cusp menyentuh bidang oklusal; dari anterior hanya permukaan labial yang terlihat, yaitu setengah permukaan bagian mesial b. Posisi gigi-geligi RA dalam arah labio palatal

11 dan 21 permukaan insisal menyentuh bidang oklusal; permukaan labial sesuai dengan kontur galengan gigit12 dan 22 tepi insisal terletak 0,5 1 mm diatas bidang oklusal; permukaan labial sama atau sedikit lebih dalam dari permukaan galengan gigit; bagian servikal lebih ke arah palatal daripada 11 dan 2113 dan 23 sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal/ ujung cusp lebih ke arah palatal; dari depan sumbu panjang kedua gigi caninus kiri dan kanan tegak lurus bidang oklusal/simetris; bagian servikal lebih ke arah palatal daripada 11 dan 21c. Posisi gigi-geligi RA dalam insisal

11,12,13 dan 21,22,23 permukaan labial gigi-geligi tsb terletak sesuai dengan permukaan labial galengan gigit; bagian permukaan labial gigi 13 dan 23 yaitu bagian mesial terlihat dari depan; permukaan labial 11 dan 21 berjarak 8-10 mm dari titik tengah papilla insisivumd. Posisi gigi-geligi RB dalam arah labial

31 dan 41 sumbu gigi sejajar garis median; insisal edge terletak 2 mm diatas bidang oklusal; overjet 2-4 mm32 dan 42 sumbu agak condong ke mesial; insisal edge 2 mm diatas bidang oklusal; overjet 2-4 mm33 dan 43 sumbu gigi agak condong ke mesial; ujung cusp caninus bawah terletak antara gigi 2 dan 3 RA; ujung cusp 2 mm diatas bidang oklusale. Posisi gigi-geligi RB dalam arah labio lingual

31 dan 41 servikal gigi anterior terletak diatas prosesus alveolaris; gigi condong ke labial; permukaan labial tidak melebihi mukobukal fold32 dan 42 servikal gigi lebih ke arah labial daripada gigi insisif pertama bawah; sumbu gigi lebih tegak daripada gigi 31 dan 4133 dan 43 servikal gigi lebih ke arah labial daripada tepi insisal; servikal gigi lebih ke arah labial daripada gigi 32 dan 42f. Posisi gigi-geligi RB dalam arah insisal31, 32, 33 dan 41, 42, 43 insisal edge mengikuti bentuk lengkung gigig. Hubungan dengan gigi lawan benar Artikulasi ke depan protrusi- edge to edge Overjet dan overbite 2-4 mm antara gigi-geligi anterior atas dan bawah. Overjet dan overbite benar bila pada gerakan protrusi terjadi kontak edge to edge antara gigi-geligi atas dan bawah, dan ujung insisor guide pin tetap pada insisor guide table. Artikulasi ke kanan dan kiri, kaninus edge to edge Pada gerakan ke lateral terjadi kontak antara gigi-geligi anterior atas dan bawah dan ujung insisor guide pin tetap pada insisor guide table.

Kunjungan 615. Percobaan gigi anterior di pasien15.1 tujuan: mencobakan gigi anterior pada pasien untuk melihat dukungan terhahadap wajah15.2 prosedurPentingnya posisi gigi dan sayap labial gigi tiruan terhadap bentuk bibir:

Keterangan:A. posisi gigi dan sayap baik sehingga akan mempertahankan bentuk alamiah bibir baik kepenuhan dan panjang bibirB. posisi gigi dan sayap kurang baik gigi dipasang dengan overjet dan overbite yang kecil akibatnya gigi masuk ke dalam dan tampak panjangC. posisi gigi dan sayap merugikan estetik. Gigi insisif dan tepi GT lebih miring ke lingual kontak edge to edge dengan gigi bawah sehingga bentuk bibir jadi tipis dan tanpa ekspresi. 15.3 hasil yang didapat: dukungan terhadap wajah baik16. Menyusun gigi posterior berhubungan dengan faktor pengunyahan16.1 DefinisiPrinsip dasar untuk menempatkan gigi posterior dalam arah buko-lingual adalah gigi harus ditempatkan mengikuti bentuk sisa prosesus alveolaris. Gigi posterior disusun dengan kontak oklusi sentrik yang rapat. Ada 3 tanda khusus untuk melihat gigi-gigi dalam oklusi sentris:a. Gigi-gigi atas menutupi gigi bawahb. Letak panjang sumbu gigi-gigi atas lebih ke distal dari sumbu panjang gigi lawannyac. Setiap gigi kecuali gigi I1 dan M2 atas berkontak dengan 2 gigi yang berlawanan. 16.2 Tujuan: untuk menyusun gigi posterior sehingga diperoleh hasil yang optimal dengan mendapatkan interkuspasi diantara gigi-gigi posterior yang tepat hingga setiap penyimpangan di dalam mulut dapat dengan mudah terdeteksi.16.3 prosedur dibuat garis pound pada galengan gigit bawah, yaitu garis yang ditarik dari mesial caninus ke tengah-tengah retromolar pad, dan merupakan pedoman posisi: central grooves P1 dan P2, central fossa M1, dan mesial pit M2.

Crest line adalah garis yang melalui puncak prosesus alveolaris dan merupakan tempat puncak kaninus, central groove P1 dan P2. Setelah garis pedoman RB dibuat, bagian bukal garis tsb dipotong dengan lecron, kemudian artikulator ditutup. Garis pedoman RB (garis pound/crest line) diproyeksikan pada galengan gigit RA sehingga diperoleh garis pedoman RA.Penyusunan gigi posterior RA

Arah buko palatalArah bukal (mesio-distal) P1 RA: sumbu panjang gigi tegak lurus bidang oklusal. Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal. Ujung cusp palatal terangkat sedikit dan terletak pada garis pedoman RA (garis pound) P2 RA: sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal. Ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal. Ujung cusp palatal juga menyentuh bidang oklusal dan terletak pada garis pound.* permukaan bukal gigi C, P1, P2 disusun sampai terletak pada satu bidang dari arah oklusal M1 RA: ujung cusp mesio-palatal menyentuh bidang oklusal dan terletak pada garis pound. Ujung cusp mesio-bukal terangkat 0,75 mm dari bidang oklusal. Ujung cusp disto-palatal terangkat 1 mm dari bidang oklusal. Sumbu gigi condong/divergen ke arah oklusal. M2 RA: ujung cusp mesio-palatal terangkat sama tinggi dengan ujung cusp disto-palatal gigi M1. Ujung cusp mesio-bukal sama tinggi dengan ujung cusp disto-bukal M1 terangkat 1 mm dari bidang oklusal. Ujung cusp disto bukal terangkat paling tinggi ( 1, 5 mm). Sumbu gigi condong/divergen ke arah oklusal.Penyusunan gigi posterior RB M1 RB: gigi M1 RB dapat disusun lebih dahulu. Cusp mesio-bukal gigi M1 RA terletak pada bukal groove gigi M1 RB. Gigi M1 RB berkontak dengan gigi P2 dan M1 RA. Cusp mesio-palatal gigi M1 RA terletak pada sentral fossa gigi M1 RB*sumbu gigi M1 RB sejajar dengan sumbu gigi M1 RA. Cusp bukal lebih tinggi daripada cusp palatal. Terdapat curve lateral. Cusp palatal RA terletak pada central groove RB. M2 RB: Gigi M2 RB berkontak dengan gigi M1 dan M2 RA. Cusp disto-palatal gigi M1 RA dan cusp mesio-palatal gigi M2 RA terletak pada central fossa gigi M2 RB. Central groove gigi posterior RB terletak pada garis pedoman RB P2 RB: Gigi P2 RB beroklusi dengan gigi PI dan P2 RA. Central groove terletak pada garis pedoman RB. P1 RB: Gigi P1 RB beroklusi dengan gigi C dan P1 RA. Cental groove pada garis pedoman RB M1 & M2 RB: Cusp bukal lebih tinggi daripada cusp palatal. Terlihat adanya curve lateral. Cusp palatal RA pada central fossa RB P1 & P2 RB: central groove pada garis pedoman. Central groove berkontak dengan cusp palatal gigi lawannya. 16.4 hasil yang didapat susunan P1 RB M2 RB dalam kedudukan oklusi sentrik

P1 RB beroklusi dengan P1 dan C RA. Ridge disto bukal P1 RB beroklusi dengan ridge transversal mesial dari P1 RA. Cusp mesio palatal M2 RA berkontak dengan sentral fossa M2 RB.Arah palatal/lingual

Cusp mesio palatal M2 RA berkontak dengan central fossa M2 RB susunan lengkap pada sisi keseimbangan (balancing side)

susunan lengkap pada sisi kerja (working side)

Susunan lengkap pada kedudukan protrusif

Lingual Kunjungan 717. Percobaan gigi posterior di pasien Oklusi sentrik Pada saat gerak ke lateral, gigi-gigi berkontak pada sisi kerja dan sisi keseimbangan

18. Gum curving18.1 DefinisiAdalah bentuk lekuk-lekuk yang dibuat pada permukaan basis gigi tiruan malam untuk membentuk gingiva tiruan sehingga menyerupai keadaan aslinya.18.2 Tujuan untuk membentuk gingiva tiruan sehingga menyerupai keadaan aslinya.18.3 Prosedur pembentukan gum cuffAda 3 bagian basis gigi tiruan yang harus diperhatikan bentuk dan ukurannya: cervical line; interdental papilla; tonjolan akar. Mula2 permukaan basis sebelah bukal/labial dipertebal dengan cara meneteskan malam cair setebal 2 mm diatas basis yang sudah ada, sampai meliputi -1/3 ukuran serviko-insisal/ serviko-oklusal gigi Dibuat garis pedoman tonjolan akar dengan: membentuk suatu gambaran segitiga yang arahnya sesuai permukaan arah akar gigi; tonjolan akar gigi C paling panjang. Gingival margin dibentuk dengan ujung pisau lekron pada servikal gigi dan membentuk sudut 450 terhadap bidang horizontal. Pembentukan/pemotongan dengan mengikuti garis servikal gigi Interdental papilla disesuaikan dengan garis gingiva. Daerah ini tidak boleh tajam dan cekung.18.4 hasil yang didapat: batas permukaan gigi dan malam merah harus jelas, bersih dan mengkilat.

19. Pembuatan post dam/posterior palatal seal19.1 Definisi:Area posterior palatal seal adalah daerah jaringan lunak sepanjang batas pertemuan antara palatum molle dan palatum durum; diatasnya basis dapat menekan mukosa dalam batas-batas fisiologis untuk membantu mendapatkan retensi gigi tiruan atas.Posterior palatal seal dibagi dalam dua area yang terpisah, yaitu:a. Perluasan posterior palatal seal berjalan ke arah medial dari alveolar tubercleb. Dari alveolar tubercle ke arah lateral, seal pterigomaksilare meluas ke fossa pterigomaksilare sejauh 3-4 mm di anterolatelar mendekati mucogingival junctionPosterior palatal seal/post dam adalah penutupan pada tepi posterior suatu gigi tiruan. Outline posterior palatal seal berbeda pada pasien, tergantung klasifikasi bentuk palatum molle, lebar dan kedalaman tahanan jaringan. Untuk palatum molle kelas 1 post dam bentuk kupu-kupu Untuk palatum molle kelas 2 post dam lebih sempit Untuk palatum molle kelas 3 post dan berbentuk huruf V19.2 Tujuan: menahan gaya-gaya horizontal dan gaya-gaya lateral yang memutar pada gigi tiruan atas19.3 Prosedur: Midline digambar pada model Fovea palatina, hamular notch, pterygomaksilari notch diberi tanda titik Dibuat garis batas posterior yaitu vibrating line yang terletak 1-2 mm dibelakang fovea palatina dan melalui kedua hamular notch Jarak D-D1 = 0-1 mm Jarak C-C1 = 3-5 mm Garis A-B merupakan batas posterior Titik C adalah titik tengah dari jarak midline ke tepi medial prosesus alveolaris dan berjarak 3-5 mm dari garis batas posterior Titik D1 pada midline berjarak 0-1 mm dari garis batas posterior Pengerokan dilakukan dari posterior ke anterior membentuk tepi yang landai di sebelah anterior Kedalaman pengerokan disebelah posterior 1,5 mm

Kunjungan 820. Percobaan GTP wax di dalam mulut20.1 tujuangigi tiruan yang telah disusun dicobakan dalam mulut, setiap kesalahan dikoreksi sebelum gigi tiruan diproses menjadi gigi tiruan akrilik20.2 prosedurSebelum GTP dicobakan dalam mulut: GT dipasang di artikulator, diperiksa: susunan gigi-geliginya bila dioklusikan berkontak dengan baik ; cek artikulasi ke kiri, ke kanan, dan pada gerak protrusif/sampai edge to edge gigi posterior atas dan bawah berkontak Perlekatan basis pada model harus baik, tepi sayap basis membulat Permukaan basis yang menghadap mukosa pendukung harus bersih, tidak ada sisa gips/wax, tidak ada bagian yang tajam Dicuci dibawah air mengalir Untuk mencegah terjadinya perubahan dari GT wax dalam mulut maka setiap 3 menit sekali dikeluarkan dan dicelupkan dalam air dingin selama 3 menit.Yang diperiksa dalam mulut:a. Perluasan sayap, retensi dan stabilisasi gigi tiruan GT wax dicobakan dalam mulut, pasien melakukan gerakan fungsional dari bibir dan pipi. Jika GTP bergerak dan terlepas maka periksa panjang dan tebal tepi sayap basis. Bila terlalu panjang kurangi, bila terlalu tebal tipiskan Tepi daerah distobukal dari hamular notch bila terlalu pendek diperbaiki Tepi posterior pada daerah vibrating line terlepas berarti tepi posterior terlalu pendek/ terlalu panjang perlu diperbaiki Pemeriksaan GTP RB, mulut pasien dalam keadaan setengah terbuka diperiksa permukaan oklusal gigi-gigi posterior sedikit lebih tinggi dari tepi lateral lidah. Basis GT tidak terangkat waktu pengecekan Gigi-gigi posterior disusun pada daerah neutral zone. Bentuk sayap basis GTP RB disesuaikan dengan pergerakan waktu perlekatan otot berfungsi Cek tepi sayap lingial pada regio gigi P2 dan M1 lidah diangkat menyentuh palatum jika GT terangkat sayap kepanjanganb. Pemeriksaan estetikPeriksa penampilan pasien dari arah frontal dan lateral dalam keadaan beroklusi, kemudian periksa pada waktu mulut setengah terbuka. Hal yang perlu diperhatikan adalah: Dukungan bibir dan pipi cukup atau tidak, jika dukungan baik maka ekspresi wajah pasien normal Garis tengah (midline) gigi anterior berimpit dengan garis tengah muka Permukaan insisal dari gigi RA haris sejajar dengan garis interpupil dan permukaan oklusal gigi-gigi posterior sejajar dengan garis ala-tragus (garis camper) Tinggi bidang insisal atas setinggi bibir atas bila panjang bibir normal. Caranya dengan melihat tinggi bidang oklusal RB posterior setinggi 2/3 retromolar pad pada DV oklusal yang sudah tepat Pada keadaan mulut setengah terbuka atau pada waktu pasien disuruh tersenyum gigi-gigi anterior RA terlihat 2/3 dari jarak serviko-insisal Bentuk gigi I1 RA disesuaikan dengan bentuk muka. Warna sesuai dengan warna kulit dan rambut. Susunan gigi sesuai dengan kepribadian/watak, jenis kelamin dan usia pasien. Pasien diberi cermin untuk memberi komentar.c. Pemeriksaan dimensi vertikal Pemeriksaan relasi dalam arah vertikal Cara pengukuranBuat tanda pada ujung hidung dan dagu, seperti pada penetapan DV. Kemudian, pasangkan gigi tiruan wax bawah saja,lalu ukur jarak kedua tanda yang merupakan nilai DV fisiologis. Ulangi beberapa kali sampai diperoleh nilai tetap.Kemudian, gigi tiruan wax atas dipasangkan, pasien disuruh menggigit dalam sentrik oklusi dan jarak ekdua tanda tsb diukur lagi hingga diperoleh DV oklusal.Perbedaan jarak kedua DV ini adalah 2 mm Cara cara fonetikPasien disuruh mengucapkan kata-kata yang mengandung huruf S.Hasil: pengucapan huruf S jelas dan gigi-gigi atas dan bawah hampir tidak berkontak atau kontak ringan berarti DV oklusal baik.Jika pada akhir pengucapan huruf S gigi-gigi atas dan bawah berkontak/membentur berarti DV oklusal terlalu tinggi. Pemeriksaan relasi horizontal (relasi sentrik) gigi-gigi berkontak dengan baik saat oklusi sentrikd. Persiapan model sebelum GTP wax diproses menjadi GTP akrilik, yang diperhatikan adalah daerah: post dam, relief dan undercut

21. Penanaman model di kuvet22. Wax elimination23. Pengisian dengan resin akrilik24. Penghalusan gigi tiruanKunjungan 925. Pemasangan gigi tiruan (Insersi)25.1 DefinisiMerupakan puncak tahapan-tahapan prosedur yang dilakukan oleh dokter dan saat yang paling dinantikan oleh pasien, yang telah bekerjasama selama perawatan.Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum perjanjian pemasangan gigi tiruan dengan pasien, a.l: Permukaan sipoles halus dan tidak ada gores Tidak ada cacat pada permukaan yang menghadap jaringan Tepi membulat, tidak ada sudut yang tajam pada tepi sayap basis Mukosa jaringan pendukung sehat, tidak ada bagian yang tertekan atau kemerahan akibat protesa lamaPersiapan pasien saat pemasangan gigi tiruan: kesiapan psikologis dan bagaimana cara menggunakan dan merawat gigi tiruan tsb.25.2 Prosedur:a. Tahap 1: mengulang kembali instruksi yang telah diberikan kepada pasien selama fase diagnostik, seperti evaluasi tonus otot dan kemampuan fungsional. Pasien dapat mempelajari dan mendiskusikan dengan dokter apabila ada yang kurang dipahami.b. Tahap 2: mengevaluasi basis gigi tiruan yang menghadap mukosa untuk melihat undercut dan keakuratan kontak jaringan. Caranya adalah dengan menggunakan PIP (pressure indicating paste) yang dioleskan pada basis GT yang menghadap mukosa sebelum GT dipasang. Jika ada undercut, pasta akan tertinggal pada mukosa saat GT dilepas.c. Tahap 3: mengevaluasi bagian tepi dan kontur permukaan yang dipoles. Hal ini untuk memeriksa jika: Perluasan tepi dan kontur sesuai dengan ruangan yang tersedia pada vestubulum Tepi disesuaikan dengan daerah frenulum dan jaringan pada daerah hamular notch GT stabil selama proses bicara dan menelanCaranya adalah dengan menggunakan disclosing wax pada tepi GT, lalu instruksikan pasien untuk membuka mulut seperti menguap, mendorong mandibula ke depan, ke kiri-kanan sampai daerah tepi perlusan sayap terlihat. Bila disclosing wax terhapus maka ada bagian yang berlebih. Kelebihan bagian tepi dapat dihilangkan dengan pengasahan lalu dipoles. Pasien juga diinstruksikan untuk tersenyum, tertawa, bicara dan menelan.d. Tahap 4: perbaikan oklusiDengan menggunakan interocclusal record pada paien dan remounting GT di artikulator.25.3 hasil yang didapat: GT memberikan kenyamanan, fungsi yang adekuat, estetika, adaptasi basis dan tepi sayap basis memberiakn retensi dan stabilisasi bagi gigi tiruan.

Kunjungan 1026. Kontrol 1 (24 jam setelah insersi) Evaluasi basis gigi tiruan yang menghadap mukosa untuk melihat undercut dan keakuratan kontak jaringan. Caranya adalah dengan menggunakan PIP (pressure indicating paste) yang dioleskan pada basis GT yang menghadap mukosa sebelum GT dipasang. Jika ada undercut, pasta akan tertinggal pada mukosa saat GT dilepas Cek oklusi dan artikulasi dengan artikulating paperKunjungan 1127. Kontrol 2 (48 jam setelah kontrol 1) sama seperti kontrol 1Kunjungan 1228.Kontrol 3 (72 jam setelah kontrol 2) sama seperti kontrol 1