tahapan pembuatan gtp revisi.pdf

Upload: nellysuriamah3921

Post on 24-Feb-2018

1.402 views

Category:

Documents


190 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    1/31

    TUGAS DISKUSI GIGI TIRUAN LENGKAP

    Melia 1106009236

    Sandriana Nandari Irsan 1106050310

    1. Bagaimana cara melihat densitas tulang dari panoramik?

    2.

    Seberapa lamakah proses resorpsi tulang pascaekstraksi?

    3. Tahapan pembuatan GTP dengan rinci.

    JAWABAN

    1. Melihat ketebalan tulang kortikal

    di inferior border mandibula.

    Diamati mandibula yang berada di

    distal foramen mentalis secara

    bilateral, kemudian

    diklasifikasikan berdasarkan

    klasifikasi Klemetti.

    - Class I: tepi endosteal dari

    korteks inferior mandibula

    halus

    -

    Class II: tepi endosteal

    menunjukan kerusakan

    semilunar (lacunar

    resorption) dengan

    pembentukan residu kortikal

    endosteal dengan tebal 1-3

    lapis

    - Class III: korteks terlihat jelas berporus dengan residu endosteal yang padat

    2. Setelah ekstraksi gigi, resorpsi tulang akan berlangsung cepat selama 6 bulan pertama.

    Selanjutnya terjadi resorpsi 5-10% pertahun. Pada 3 bulan pertama resorpsi terjadi

    sekitar - 2/3nya. [Sumber:Rate of bone resorption following tooth extraction.

    Ribeiro-Rotta, et al 2010]

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    2/31

    Idealnya dicetak 3 bulan pascaekstraksi namun karena keterbatasan waktu 1 bulan

    boleh dicetak namun informasikan pada pasien kalau dalam 6 bulan akan ada

    perbaikan GT (reline) karena masih ada proses resorpsi.

    3. Tahapan Pembuatan GTP

    1) Pemeriksaan Subjektif dan Objektif

    2) Konsul IPD (bila perlu)

    3) Cetak Anatomis

    Sendok cetak: stock tray edentulous (dasar membulat)

    Bahan cetak: irreversible hydrocolloid (alginate)

    Teknik pencetakan: mukostatis (tanpa tekanan)

    Sebelum pencetakan, sendok cetak dicobakan terlebih dahulu dan dipilih yang paling

    sesuai dengan ukuran rahang pasien. Ukuran sendok cetak 5 mm melebihi permukaan

    luar residual ridge dan di posterior mencakup hamular notch dan vibrating line.

    4) Pengecoran model studi (bahan: dental gypsum)

    5) Pembuatan Sendok Cetak Individual (SCP)

    Tujuan: mendapatkan hasil cetakan yang akurat terutama untuk daerah tepi sendok

    cetak

    Pada model studi digambarkan batas antara jaringan bergerak dengan tidak bergerak

    lalu batas-batas sendok cetak individual ditentukan 2 mm

    lebih pendek dari batas jaringan bergerak-tidak bergerak agar tersedia ruang yang

    cukup untuk memanipulasi bahan pembentuk tepi.

    Batas-batas pembuatan sendok cetak perseorangan untuk rahang atas yaitu:

    - sayap buccal dimulai dari frenulum buccalis atas mencapai harmular notch

    -melewati palatum melalui area sekitar fovea palatina ke hamular notch di sisi lain

    - sayap labial mengikuti batas mukosa bergerak dan tidak bergerak

    SCP dibuat dengan menggunakan self-curing acrylic menggunakan finger adapted

    dough method.

    Syarat SCP yang baik:

    - luas tepat sampai garis batas

    - ketebalan merata 2-3 mm

    -bentuk tepi membulat dan tidak ada bagian yang tajam

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    3/31

    - daerah frenulum harus bebas

    - permukaan tidak ada kerutan/lipatan akrilik

    - tidak ada porus

    6) Pembuatan tangkai SCP

    Bahan: baseplate wax

    Bentuk:

    - seperti galangan gigit sepanjang regio premolar kiri ke premolar kanan (dari

    frenulum bukalis kanan dan kiri)

    - ukuran tinggi 10-12mm, lebar di anterior 4-6mm dan di posterior 6-7 mm

    - Penampang berbentuk trapesium dengan dasar melekat ke SCP

    - Permukaan oklusal anterior dan posterior sejajar basis model

    - Tepi tangkai runcing

    - Lengkung tangkai mengikuti lengkung rahang

    - Sambungan antara tangkai dan sendok cetak tidak bersudut

    - Posisi tangkai adalah gigi-gigi anterior

    7) Pengurangan tepian sendok cetak sebanyak 2 mm untuk bahan border molding

    8) Pencobaan SCP ke pasien

    SCP mencakup semuda daerah kecuali frenulum RA dan RB.

    Tidak boleh ada undercut yang dapat menghalangi pada saat nanti dilakukan

    pencetakan fisiologis.

    9) Border Molding

    Border molding adalah proses memperoleh bentuk tepi SCP untuk menyesuaikan

    kontur vestibulum bukal dan labial dengan akurat. Dengan SCP yang pas akan

    mendapatkanperipheral seal yang baik [Zarb, 2013]

    Peripheral seal = kontak tepi gigi tiruan dengan jaringan di bawah/dekatnya untuk

    mencegah masuknya air dan udara atau zat lain

    Jadi peripheral seal ini prinsipnya membentuk basis yang menutupi hingga terbentuk

    ruang kedap sehingga tidak ada air dan udara yang masuk. Jadi sasaran border

    molding harus cekat, ada tahanan, sealnya baik.

    Bahan: greenstick compound

    Teknik: greenstick dipanaskan diatas lampu spiritus, rendam di dalam air selama

    beberapa detik agar pasien tidak merasakan panas dari greenstick yang sudah

    dilunakkan dan agar greenstick tidak terlalu cair. Greenstick ditambahkan sedikit

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    4/31

    demi sedikit pada tepi luar SCP. Ketika sendok cetak individual yang sudah

    diletakkan greenstick compound berada di dalam mulut, pasien diinstruksikan untuk

    melakukan gerakan fisiologis. Teknik dilakukan dengan cara sectioned (pertahap).

    Gerakan dasar: gigit SCP, gerak kiri kanan (membentuk cekungan distobukal),

    menelan, muscle trimming (yang digerakin ke atas bawah seperti di bawah ini, tapi ga

    boleh berlebihan)

    - RA

    o Daerah labial= Bibir atas diangkat, digerakkan ke luar, ke bawah, ke dalam

    membentuk sayap labial, minta pasien mengerutkan bibir, senyum,

    menyeringai. Otot = m. orbicularis oris

    o Di daerah frenulum bukalis: pipi diangkat, ditarik ke luar, ke bawah, ke

    dalam, mundur dan maju. Otot = m. buccinatoro Di daerah posterior untuk membentuk sayap bukal: pipi ditarik ke luar, ke

    bawah, ke dalam. Otot = m. masseter menentukan sayap distal bukal

    RA

    o Buka mulut lebar, gerakan mandibular ke sisi kiri dan kanan

    membentuk hamular notch dan sayap bukalis. Otot = m. pterygoid

    o Minta pasien bilang ah membentuk daerah posterior palatum durum.

    Otot = m. levator palatini dan m. tensor palatini

    - RB

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    5/31

    o Daerah sayap labial anterior: Tarik bibir bawah ke luar, ke atas, ke dalam

    membentuk sayap labial, minta pasien mengerutkan bibir, senyum,

    menyeringai. Otot = m. orbicularis oris, m. mentalis

    o Di daerah frenulum bukalis: Tarik pipi ke luar, ke atas, ke dalam, maju

    mundur. Otot = m. buccinator

    o Di daerah posterior: Tarik pipi ke luar, ke atas, dan ke dalam. Efek otot

    masseter pada tepian direkam dengan meminta pasien menggigit ketika

    kita menekan SCP. Otot = m. masseter

    o Di anterior lingual:

    majukan lidah (menentukan panjang sayap, mengaktivasi otot

    mylohyoid yang menaikan dasar mulut membantu dokter gigi

    menentukan panjang dan slope sayap lingual di daerah molar). Otot

    = m. mylohyoid, m. genioglossus

    dorong lidah ke palatum anterior (membentuk ketebalan bagian

    anterior sayap lingual)

    o Di distal sayap lingual:

    Protrusi lidah: mengaktifkan otot superior constrictor, otot

    genioglosus

    Minta pasien tutup mulut sambim menekan SCP untuk merekam

    kontraksi otot pterygoid medial

    o Minta buka mulut yang lebar

    Otot yang perlu diperhatikan dalam pembuatan GTL

    1.

    Otot pengunyahan

    a. M. temporalis = pergerakan mandibula ke belakang dan ke relasi sentris

    b.

    M. masseter = otot penutup mulut, meretrusi mandibula

    c. m. pterygoid medial = otot penutup mulut

    d. M. pterygoid lateral = otot penuntun dan pergerakan kondil

    2. Otot depresi

    a. M. geniohyoideus = otot membuka mulut bersama m. digastricus

    b. M. mylohyoideus= membantu pembukaan mulut, membentuk daerah otot

    dimana lidah beristirahat

    3.

    M. genioglossus = protrusi lidah

    4. M. buccinator = membantu menahan pipi saat pengunyahan

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    6/31

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    7/31

    Peranan Otot dalam Pembuatan Gigi Tiruan

    Nama otot Berpengaruh pada

    Bentuk/ketebalan

    sayap

    Panjang

    pendek sayap

    Posisi gigi Dll

    Otot Mukam. orbicularis

    oris

    Ketebalan sayaplabial protesa atas

    dan bawah

    Posisi dlmarah anterior

    RA dan RB

    Dimensivertikal

    oklusal

    m. buccinator Sayap bukal gt rb Sayap protesa

    atas

    dibebaskan di

    daerah

    frenulum

    bukalis

    Posisi dalam

    arah anterior

    RA dan RB

    m. mentalis Bentuk sayap

    labial gt bawah

    Panjang baiss

    GT bawah

    Ototpengunyahan

    m. masseter

    Tepidistobukal

    protesa bawah

    Tepi distal

    bukal protesa

    atas

    m. temporalis Basis protesa

    di retromolar

    pad

    Perlekatan

    otot pada

    prosesus

    koronoid

    permukaan

    bukal protesaatas

    m. pterygoid

    internus

    Perlekatan pad

    atuber maksila

    tepi protesa

    RA di daerah

    hamular nothc

    m. gemohyoid

    dan m.

    mylohyoid

    Sayap lingual

    protesa bawah

    Otot lidah Basis gigi tiruan Panjang

    pendek sayap

    lingual gt

    bawha

    Posisi

    labiolingual

    gigi tiruan

    Otot pharynx

    m. constrictor

    sup.

    Sayap lingual

    protesa bawah

    Sayap GT

    bawah terlalu

    panjang

    melukai jar.

    Otot palatum

    lunak

    m. levator

    palatini & m.tensor palatini

    Tepi distal

    gigitiruan

    Menentukan

    letak post dam

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    8/31

    10)Cetak Model Kerja dengan SCP dan ZOE

    Sendok cetak: SCP

    Bahan cetak: ZOE / rubber base (light body)

    Teknik cetak:

    - Single impression

    - Open mouth technique

    - Mukofungsional: dalam keadaan berfungsi dengan sblmnya dilakukan border

    moulding

    - Mukostatis: tahanan residual ridge rendah

    - Selective pressure: tergantung kondisi (yang ditekan yang tahanan jaringannya

    tinggi)

    Mukokompresi resorpsi tulang alveolar, protesa tidak stabil karena ridge yang

    mukosanya bergerak akan mendorong protesa dari kedudukannya

    Syarat cetakan yg baik:

    - Tidak terlepas dari sendok cetak

    - Gaada gelembung, sobek, lipatan

    - Bagian sendok cetak tidak terlihat

    - Terlihat jelas: gigi, mukosa, frenulum, vestibulum, batas mukosa bergerak dan

    tidak bergerak, retromolar pad, tuber maksila, batas palatum mole dan palatum

    durum, batas gingiva dengan gigi, perlekatan otot harus terlihat jelas

    Cetakan dicuci sampai bersih.

    11)Beading, Boxing, Pengecoran Model Kerja

    Tujuan:

    - mempertahankan bentuk tepi hasil border molding sehingga tercatat pada model

    kerja. Bentuk tepi dari hasil cetakan akan direproduksi menjadi bentuk tepi

    gigitiruan.

    - Menentukan permukaan cetakan dan membantu membentuk cetakan saat

    penuangan bahan cor [Textbook of Complete Denture]

    - Mempertahankan tinggi dan lebar sulkus pada model kerja [Textbook of

    Prosthodontics]

    Bahan: utility wax

    Teknik pembuatan:

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    9/31

    Hasil cetakan yang diperoleh dikeringkan, siapkan gulungan lilin berdiameter 3-5 mm

    pada sekeliling batas tepi cetakan. Dinding dari baseplate wax dibuat mengelilingi dan

    melekat pada utility wax tadi agar menghasilkan suatu bentuk yang menyerupai kotak.

    Selanjutnya dibuat boxing. Boxing adalah proses mengelilingi bahan cetakan dan

    beading untuk memudahkan pekerjaan mengecor dental stone, menentukan bentuk

    dan ketebalan stone, memimalisasi trimming, dan mencegah berlebihnya dental stone

    [Textbook of Complete Denture]. Boxing juga menjaga agar dental stone tidak mudah

    mengalir keluar serta mencegah hilangnya bentuk perifer (batas tepi) cetakan.

    Tahapan pembuatan boxing :

    a. Hasil cetakan yang diperoleh dikeringkan, sekeliling tepi cetakan diberi utility wax

    dengan jarak + 3 mm dari batas tepi cetakan.

    b. Dinding dari baseplate wax dibuat mengelilingi dan melekat pada utility wax tadi

    agar menghasilkan suatu bentuk yang menyerupai kotak.

    c. Cetakan rahang yang telah di beading dan di boxing tadi siap untuk di cor.

    Setelah selesai mencetak, cetakan negatif tadi dicor dengan menggunakan gips stone

    sehingga diperoleh model positif cetakan fisiologis.

    12)Pembuatan Galangan Gigit

    Terdiri dari lempeng gigit dan galangan gigit. Lempen gigit (basis) sebagai jaringan

    pendukung gigi tiruan, biasanya dibuat dengan resin akrilik. Galangan gigit adalah

    suatu bentuk permukaan oklusal yang dibuat di atas basis sementara/tetap suatu gigi

    tiruan dengan maksud untuk membantu pencatatan hubungan rahang dan penyusunan

    gigi. Fungsi:

    - Membantu pemasangan model di artikulator

    - Membantuk menentukan panjang dan lebar gigi

    - Membantu menentukan dukungan gigi tiruan pada bibir dan pipi

    -Menentukan midline, garis kaninus, garis senyum

    - Menggantikan prosesus alveolaris yang telah hilang setelah mengalami resorpsi

    karena pencabutan gigi

    Bahan: baseplate wax

    Bentuk: penampang melintangnya trapesium

    Galangan gigit ditaruh di atas lempeng gigit yang terbuat dari resin akrilik yang

    tebalnya 1,5-2mm.

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    10/31

    Untuk mendapatkan gaya fisik bagi retensi antara lempeng gigit dan mukosa dapat

    diperoleh dengan cara membuat kontak yang rapatpada sulkus labial dan bukal di

    sayap gigi tiruan dan mukosa, sedangkan pada tepi posterior gigi tiruan RA retensi

    diperoleh dengan membuat cekungan pada model kerja dengan dikerok agar

    membentuk postdam pada basis basis menekan mukosa palatal saat dipasang

    penutupan tepi. Pembuatan post dam dilkukan sebelum galangan gigit rahang atas

    dibuat. Postdam ditempatkan pada pertemuan antara palatum lunak bergerak dan

    jaringan statis di depannya, diperluas ke lateral ke mukosa yang menutupi hamular

    notch.

    Dalam membuat galangan gigit, baseplate dibuat dengan menggunakan self curing

    acrylic dan pembuatan wax rims dengan menggunakan wax.

    Posisi galangan gigit:

    - Di posterior tepat di atas prosesus alveolaris

    - RA

    o garis tengah oklusal galangan gigit mengarah ke hamular notch

    o batas permukaan labial/bukal secara keseluruhan lebih labial/bukal

    dibanding residual ridgecukup untuk mendukung bibir

    o sejajar garis interpupil

    o

    tingginya sejajar atau 1-2 mm di bawah bibir atas

    o letak insisal edge gigi I1 RA = 8-10mm anterior terhadap papila insisivum

    [cek di pasien lagi, kalau pasien tua dan bibir panjang, nanti bidang

    oklusinya terlalu rendah]

    o letak C = titik pertemuan antara garis tepi posterior dan anterior galangan

    gigit

    - RB

    o

    garis tengah oklusal galangan gigit mengarah ke retromolar pad

    o batas permukaan labial/bukal di daerah anterior=lebih ke labial dari ridge,

    daerah premolar=sama dengan ridge, daerah molar=sedikit lebih lingual

    dari ridge

    o sudut mulut ditandai sebagai batas gigi C dan P1 dan tinggi cusp tip P1

    o M1 setinggi 2/3 retromolar pad, tinggi bidang oklusal - 2/3 retromolar

    pad [kalau 2/3 = protesa tidak stabil karena lidah sulit

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    11/31

    melempar makanan. Kalau ditemukan kasus DVO = DVF padahal sudah

    retromolar pad, galangan gigit atasnya yang dikurangi]

    o Daerah insisal anterior sejajar interpupil

    o anterior menyentuh lembut bibir bawah saat menyebutkan huruf F

    o kontak bidang dengan galangan gigit RA

    - Batas posterior RA di distal M1 sedangkan RB di 5mm depan retromolar pad

    Galangan gigit RA dan RB diatur agar memperoleh kontak bidang.

    Setelah dibuat galangan gigit dicobakan pada pasien. Tahapan [British Dental Journal,

    Volume 188, No. 9, May 13 2000 & Zarb, 2013]

    - Rendam galangan gigit di desinfektan

    - memastikan dukungan estetik wajah secara keseluruhan (jaringan infra-nasal

    harmonis dengan jaringan lunak sepertiga tengah muka, tonus otot wajah relatif

    sama)

    - bibir atas didukung dengan baik batas vermillion dan filtrum dikembalikan,

    sudut naso-labial harus 90

    - Terdapat celah sebesar 2-4 mm saat rahang istirahat fisiologis (dilihat dari regio p)

    o Kalau >4mm = DVO terlalu kecil

    o Kalau

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    12/31

    - Dicocokan kembali hingga pasien nyaman, dapat menelan dengan mudah, estetik

    baik

    Tanda DV terlalu tinggi

    - Sulit bicara

    - Mulut tampak penuh

    - Sukar menelan

    - Saat bicara gigi atas bawah

    beradu

    - Otot buka tutup mulut terasa

    lelah

    Tanda DV terlalu rendah

    - Wajah tampak tua

    - Efisiensi kunyah menurun

    - Ada perleche/angular cheilitis

    - Bicara kurang jelas

    - Gangguan sendi rahang

    13)Penentuan DV dan Fiksasi Galangan Gigit

    Konsepnya, hubungan maksilomandibula (relasi rahang) ada 2:

    - Relasi vertikal. DV= jarak vertikal= menentukan jumlah dari pemisahan rahang

    untuk penggunaan gigi tiruan

    o DVF = DV fisiologis yaitu saat mandibula istirahat fisiologis

    ditentukan oleh otot dan gravitasi

    o

    DVO = gigi atau galangan gigit dalam keadaan kontak ditentukan oleh

    gigi alami ketika masih ada

    o Freeway space= jarak DVO DVF = 2-4 mm jarak interoklusal,

    penting dalam kesehatan jaringan periodonsium dan kalau gagal akan

    menyebabkan clicking dan sakit di jaringan basalis dan merusak alv ridge

    - Relasi horisontal.

    o Relasi sentris = jarak horisontal = menentukan relasi depan belakang sisi

    sisi rahang dengan yang lain. Definisi= relasi mandibula thd maksila yang

    paling posterior saat penentuan relasi vertikal.

    o Relasi eksentris = deviasi dari bidang horisontal, yaitu saat protrusi, lateral

    Pengukuran DV

    Posisi pasien harus duduk tegak, relaks, kepala tegak (FHP sejajar lantai) dan

    pandangan lurus ke depan)

    Penetapan DVF

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    13/31

    Dilakukan berkali-kali (5-6x) dan dihitung rata-ratanya dan dapat dilakukan berbagai

    kombinasi cara, dari:

    1)

    Pengukuran wajah: buat titik di ujung hidung dan di tonjol dagu, pasien diminta

    mengucapkan M, dan diminta untuk menahan posisi tsb kemudian diukur

    2) Tactile sense: pasien diminta buka mulut lebar sampai otot terasa tegang, lalu

    diminta relax, dan menutup mulut. Ukur.

    3) Fonetik: ajak bicara sampe lelah, lalu minta tutup mulut perlahan sampai bibir

    kontak ringansuruh m m m lagi terus tahan dan ukur

    Penetapan DVO

    Cara Mekanik

    1) Hubungan Sisa Alveolar

    a. dari papila insisivum ke insisif mandibula: papila insisivum relatif stabil

    setelah prosesus alveolaris atas mengalami resorpsi akibat kehilangan gigi.

    Jariaknya ke bagian insisal I bawah adalah 4mm pada gigi asli. Tepi insisal

    gigi I1 RA rata2 6mm dibawah papila insisivum. Gigi atas anterior

    menutup gigi geligi bawah sebanyak kurang lebih 2mm

    kekurangan= gabisa dilakukan kalau pasien resorpsi berat

    b. kesejajaran sisa alveolar

    menyejajarkan sisa alveolar RA&RB ditambah pembukaan 5 derajat di

    bagian posterior ~ pembukaan rahang yg benar. Kesejajaran ini bersifat

    alami karena gigi dalam keadaan oklusi normal meninggalkan sisa alveolar

    di bagian posterior sejajar satu sama lain.

    Kekurangan= karena ilang giginya ga dalam waktu yg bersamaan, plus di

    pasien yg tidak bergigi, sisa tulang akan menyusut secara progresif

    2) Pengukuran GT sebelumnya

    3)

    Pencatatan sebelum pencabutan gigi dari profil radiograf, model gigi dalam

    oklusi, dan pengukuran fasial

    Cara Fisiologis

    1) Posisi istirahat fisiologis

    a. Membuat titik-titik yg tidak mudah dihapus di ujung hidung dan ujung

    dagu, pasien duduk dengan kepala tegak dan otot wajah relaks,

    deidapatkan DV istirahat fisiologis.

    b.

    Masukan galangan gigit RA filtrum harus tampak normal, tingginya 1-

    2mm di bawah bibir atas jika bibir normal

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    14/31

    Protrusi galangan gigit anerior ditentukan dengan:

    Minta pasien mengucapkan huruf labiodental (F V W) gal gigit

    anterior atas akan menyentuh vermilion border bibir bawah

    Jika belum menyentuh kurang protrusif/terlalu

    protrusif/terlalu pendek

    Jika terlalu menyentuh terlalu protrusif/terlalu panjang

    Lihat hubungan dengan papila insisivum

    Ukur dari tengah papila insisivum ke perm paling labial= 8-

    10mm / 11-12 mm (Titi Soebekti dkk)

    Kemudian lihat kesejajaran galangan gigit RA dengan garis interpupil di

    anterior dan dengan garis camper(alatragus = menghub tengah2 tragus

    dengan bagian bawah sayap hidung/ala nasi) di posterior.

    c. Masukan galangan gigit RB oklusal bawah harus berkontak merata ke

    galangan gigit RA di seluruh lengkung atas.

    d.

    Untuk mendapatkan DVO, galangan gigit bawah dikurangi 2-4mm untuk

    FWS namun kontak harus tetap merata. Sesuaikan galangan gigit hingga

    puas dengan ruang interoklusal.

    e. Tes dengan: mengucapkan huruf S ada jarak 1-2 mm antara gal gigit

    RA dan RB; menelan mudah

    2) Fonetik dan estetik

    Mendengarkan hasil suara bicara dengan melihat hub gigi selama bicara.

    o S harus jelas, CH S Jbisa bunyi kalau galangan gigit deket tapi

    kalau menyinggung artinya DVO terlalu tinggi

    o Lihat estetik pasien tonus bibir dibandingkan dengan kulit bagian lain

    dari wajah, kontur bibir tergantung pada struktur intrinsiknya dan

    dukungan yang diberikan oleh struktur di belakang mereka

    3) Ambang rasa menelan

    Pedoman: saat menelan giigi akan saling mendekat dan berkontak dengan sangat

    ringan pada permulaan siklus enelan. Jika hilang DV terlalu rendah.

    Cara: buat malam seperti kerucut pada basis gigi tiruan bawah sehingga berkontak

    dengan galangan gigit atas pada saat rahang membuka sangat lebar, lalu aliran

    saliva dirangsang dengan sepotong kain. Aksi menelan saliva yang berulang akan

    mengurangi tinggi malam tsb shg mandibula mencapai tingkat DVO

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    15/31

    4) Rasa taktil dan laporan OS mengenai kenyamanan

    Menggunaan alat bersekrup yg bisa dinaikturunkan yang akan dilekatkan di palatu

    GT percobaan/lempeng gigit, ya gitu deh bingung nih

    Tahapan mencari DVO:

    1. Galangan gigit RB dikurangi 2mm untuk FWS ga di RA karena telah

    menentukan garis kaninus untuk RA, untuk estetik juga

    2. Cek dengan metode CSS (closest speaking space) dari Silverman: minta pasien

    ngomong sebelas / sixty six missisipi dilihat apakah galangan gigit atas dan

    bawah mentok atau tidak

    3. Lihat ekspresi wajahnya tegang atau nyaman

    4. Tanya apakah pasien merasa tidak nyaman di sendi rahang

    Relasi Sentris

    Biasanya karena udah lama ga punya gigi maka gigitannya jadi ke anterior dan RB

    maju (kelas III)

    Relasi sentris = posisi acuan untuk evaluasi oklusi, ditentukan oleh operator,

    umumnya ga sama dengan oklusi sentris

    Cara menentukan relasi sentris:

    1) Cara pasif

    a.

    Metode gysi: ibu jari dan telunjuk operator diletakkan di bagian ventral

    otot masseter, kmd pasien reaks dan operator mendorong mandibula ke

    posterior. Pasien disuruh menggigit sehingga posisi kondilus dalam fosa

    glenoid tidak tegang, lalu kedua galangan gigit difiksasi.

    b. Metode Rehm: ibu jari dan telunjuk diletakkan pada daerah vestibulum

    menekan lempeng gigit, dan jari tengah dibenkokkan ke bawah dagu

    perlahan mandibula didorong ke posterior dan pasien disuruh menggigit.

    Kedua gal gigit difiksasi.

    c. Metode gravitasi: pasien diminta duduk di kursi sehingga kepala

    menengadah ke atas gaya gravitasi mandibula terdorong ke posterior

    shg kondilus akan menempati posisi paling posterior tetapi tidak tegang

    dalam fosa glenoid pasien disuruh menggigit dan kedua galangan gigit

    difiksasi

    d. Metode green: suruh pasien gigit kuat, jika benar otot temporalis bagian

    ventral akan terasa menggelembung pada saat diraba dengan jari tangan

    kanan dan kiri, kedua galangan gigit difiksasi

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    16/31

    2) Cara aktif/fungsional:

    a. Menelan: setalah DVO ditentukan, pasien disuruh menelan kmd galangan

    gigit atas dan bawah difiksasi

    b. Nukleus walkhof: buat bola malam sebesar biji jagung dan tempelkan di

    lempeng gigit palatum paling posterior dan midline, minta ujung lidah

    menyentuh bola malam tsb sehingga RB mundur sambil menutup mulut.

    Fiksasi. [Pasien perlu dilatih tiap tutup mulut lidah kena ke bola

    malam]

    Cara fiksasi galangan gigit:

    (1)Staples dipegang dengan pinset, dipanaskan, tempelin di gal gigit bawah, kmd

    ditekan sampai dingin, dilakukan di premolar kanan kiri

    (2)

    Pisau malam panas ditusukkan di daerah premolar dan molar kanan kiri di sekitar

    bagian oklusal gal gigit atas dan separuh ke bawah lalu selagi malam masih cair,

    pisau ditarik keluar dan tunggu smp malam mengeras

    (3)

    Sebagian malam gal gigit oklusal atas dan bawah di P dan M dihilangkan shg

    membentuk V dgn bagian terbuka di oklusal. Kmd gal gigit bawah anterior antara

    kedua V dikurangi 1-2mm dan pasien disuruh membuka mulut dan di atas gal

    gigit dituan gips/ZOE. Pasien disuruh menelan dan menggigit shg gal gigit post

    berkontak kembali lalu ditunggu hingga keras

    Panduan fiksasi artikulator:

    - Centre line = acuannya filtrum, ditandai di labial galangan gigit RA

    - Commisural line = sebagai acuan distal tip C atas

    - High lip line/smile line = batas bibir saat tersenyum dicarving di anterior

    galangan gigit sebagai acuan servikal gigi anterior mencegah basis gigitiruan

    terlihat saat tersenyum

    -Low lip line/speaking line = batas bibir saat bicara acuan gigi RA = 2mm di

    bawahnya

    14)Pemilihan Gigi

    Gigi Anterior

    - Sangat penting untuk estetik

    - Foto bisa menjadi sangat penting dalam pemilihan elemen gigi. Dari foto pasien,

    kita bisa mendapatkan ukuran gigi, diastema, susunan gigi anterior dan shading

    yang tepat

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    17/31

    - Syarat: serasi dengan jaringan sekitar, mempertahankan DV, efisien untuk

    pengunyahan

    -

    Pemilihan gigi umumya dapat dilihat dari segi:

    Usia berpengaruh terhadap pemilihan warna gigi. Biasanya dipilih warna

    yang lebih gelap pada orang tua karena ada bayangan dentin.

    Jenis kelamin berpengaruh terhadap pemilihan bentuk gigi. Untuk laki-laki,

    bentuk giginya square dan kontur labialnya datar. Sedangkan untuk

    perempuan, bentuk giginya oval dan kontur labialnya cembung dan mengikuti

    kontur bibir

    Kepribadian misalkan pada laki-laki yang kepribadiannya agak feminim,

    mungkin dapat dipilihkan bentuk gigi yang tidak terlalu square (agak oval),

    untuk yang kepribadiannya bersemangat dapat menggunakan gigi persegi dan

    besar

    - Konsep pemilihan gigi anterior menurut Frush & Fisher: konsep dentogenik

    menghasilkan penampilan alami dan individual pada gigi tiruan

    - Konsep smile line = kurva yang mengikuti tepi insisal gigi I1&I2 dan tepi C

    o Wanita = smile line mengikuti kurva bibir bawah = tampilan lembut

    o Laki-laki = I2 di atas I1, C setinggi I1

    o Lansia = garis senyum datar

    o Jika C terlihat 2/3 labial = tampilan maskulin / tegas

    o Jika C terlihat 1/3 labial = tampilan feminin / lembut

    - Proses pemilihan gigi anterior dilakukan saat pasien duduk tegak, otot rileks, dan

    pencahayaan cukup. Hal yang diperhatikan:

    1)

    Ukuran

    o Disesuaikan dengan jenis kelamin dan ukuran wajah

    o

    Metode:

    Catatan sebelum pencabutan

    Pengukuran antropometrik pasien

    Tanda anatomis

    Konsep teoritis

    o Catatan sebelum pencabutan: studi model, foto pasien, rontgen foto, gigi

    anak/saudara kandung, gigi asli yang disimpan setelah dicabut

    o

    Proporsi untuk menentukan ukuran gigi pada pasien:

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    18/31

    Jarak interpupil pada foto pasien lebar insisif sentral pada foto

    __________________________ = ________________________

    Jarak interpupil sebenarnya lebar insisif sentral sebenarnya

    o Pengukuran antropometrik & tanda anatomis

    Lebar 6 gigi anterior RA =

    jarak bizigomatik : 3,36

    1,02 x lebar jarak intercommissural (sudut bibir)

    1,31 x jarak interalar (sudut luar hidung)

    1,35 x jarak intercanthal (sudut dalam mata)

    Lebar gigi I1 RA =

    keliling kepala : 13

    jarak bizigomatik : 16

    Panjang I1 RA = panjang wajah : 16

    Pengukuran canine eminentia = lokasi 6 gigi anterior RA

    Sudut mulut = ujung distal caninus

    Garis yang dibentuk antara titik tengah alis, lateral ala nasi, ke

    occlusal rim = tempat 6 gigi anterior RA

    o Konsep teoritis:bentuk gigi kebalikan bentuk wajah, wajah sesuai bentuk

    mata, dll

    o Rumus perkiraan lebar gigi anterior atas (Hendrick, Kusdhany L, C

    Masulili, 2013)

    38,27 + 2,011 x (jenis kelamin) + 0,167 x (jarak intercomissural)

    Dengan jenis kelamin 1=perempuan, 2=laki-laki, satuan dalam mm

    o Panjang insisial gigi ditentukan dengan panjang bibir. Saat istirahat,

    panjang gigi yang terlihat:

    Wanita muda = 3 mm

    Pria = 2 mm

    Paruh baya = 1,5 mm

    Lansia = 0-2 mm

    2) Bentuk

    o Dilihat dari outline muka pasien bentuk gigi kebalikan

    o Profil muka pasienmenentukan kontur labial gigi

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    19/31

    o Bentuk gigi yang tipis, kecil dan membulat identik dengan kepribadian

    feminine

    o Bentuk gigi yang lebih tebal, lebar, dan berbentuk persegi identik dengan

    kepribadian maskulino Karena faktor usia, gigi seringkali kurang membulat pada insisal edgenya.

    Selain itu pada kontak terlihat kehilangan kelengkungan susunan gigi.

    o Penuaan juga menyebabkan penampang gigi anterior maksila mengecil

    dan gigi anterior mandibula membesar. Garis senyum menjadi flat seiring

    dengan berjalannya waktu.

    3) Warna

    o Dilakukan pada sisi hidung

    o menggunakan shade guide

    o Hal-hal yang perlu diperhatikan selama shade selection:

    a. Usia = warna lebih gelap dan opak karena ada deposit dentin sekunder

    b.

    Warna kulit wajah = jika gelap warna gigi lebih gelap, jika pucat

    warna gigi lebih terang

    c. Shade pada gigi tiruan sebelumnya seringkali merupakan pilihan

    pasien

    d. Walaupun gigi menjadi lebih gelap seiring dengan berjalannya waktu,

    tidak ada shade spesifik yang bergantung pada grup usia

    e.

    Pemilihan shade pada gigi biasanya berdasarkan komplektisitas wajah.

    Warna yang tidak mencolok biasanya lebih baik

    f. Menggunakan gigi sebelum diekstraksi sebagai pedoman warna untuk

    menentukan shade gigi tiruan

    g. Mendengarkan keinginan pasien.

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    20/31

    h. Banyak pasien mengalami kesalahpahaman bahwa gigi alami mereka

    berwarna putih bersih, sehingga dokter gigi harus berhati-hati dalam

    merekomendasikan warna gigi tiruan kepada pasien.

    o Ketika shade awal gigi telah ditentukan, hal tersebut harus diobservasi

    pada 3 tempat, yaitu 1). Di luar mulut, di samping pipi, 2). Di bawah bibir

    atas dengan hanya insisal edge yang terlihat 3). Di bawah bibir atas dengan

    mulut terbuka, atau 2/3 hingga gigi terlihat.

    Gigi Posterior

    -

    Biasanya gigi yang dipilih mengacu pada ukuran gigi anterior

    - Ukuran:

    o Lebar bukolingual = lebih sempit dari gigi asli karena resorpsi t. alveolar,

    ada di neutral zone (daerah bebas tekanan dari lidah dan pipi)

    o Ukuran mesiodistal= gigi posterior tidak disusun pada slope retromolar

    pad karena dapat menyebabkan iritasi pada aspek lingual ridge anterior

    ketika gigi tersebut digunakan untuk mengunyah

    - Secara keseluruhan, panjang mesiodistal gigi posterior sesuai dengan panjang

    residual ridge mandibula.

    15)

    Penanaman model di Artikulator

    Artikulator = alat mekanis yang dapat menirukan sebagian gerakan rahang/TMJ yang

    dapat dipasang model rahang sesuai dengan relasi yang telah didapat.

    Tahapan penanaman artikulator :

    - Buat garis midline di model dan galangan gigit

    -

    Fiksasi galangan gigit

    - Upper member dan lower member diolesi separating medium atau vaselin.

    -

    Dipasangkan seutas karet pada ketiga area yang membentuk segitiga bonwil

    (untuk menentukan bidang oklusal rahang atas dan rahang bawah)

    - Kemudian diletakan model kerja rahang atas dan rahang bawah sedemikian rupa

    sehingga permukaan bidang oklusal galangan gigit rahang atas terletak tepat

    setinggi segitiga bonwil dimana kedudukan rahang bawah dipertahankan dengan

    memakai bantuan suatu benda penahan (modelling clay)

    - Adonan gips dibuat, lalu adonan tersebut diletakan di atas model kerja pada

    rahang atas lalu tutup upper member artikulator kemudian dirapikan.

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    21/31

    - Setelah gips mengeras artikulator dibalik dan lower member pada artikulator

    dibuka. Benda penahan tersebut dibuang lalu dibuat adonan gips, diletakan pada

    dasar model kerja rahang bawah yang telah dibalik tersebut, tutup lower member

    artikulator, kemudian gips dirapikan.

    Pemeriksaan pada artikulator meliputi posisi gigi, bentuk lengkung rahang, perluasan

    basis wax pada daerah sulkus, retromolar pad dan aspek posterior palatum serta

    pemeriksaan terhadap oklusi dan konturing wax

    16)Penyusunan Gigi Anterior

    Acuan:

    - Midline gigi tiruan = midline wajah, bisa juga tidak segaris karena masih bisa

    diterima dan tampak natural (70% RA sejajar wajah, 75% RB tidak segaris

    RA)

    - Papila insisivum sering dijadikan pedoman garis median lengkung rahang

    -

    Sejajar interpupil

    - Sudut nasolabial

    o Laki-laki: 90-95 derajat

    o Perempuan: 100-105 derajat

    -

    Posisi tepi insisal I1 = 8-10mm anterior dari tengah papila insisivum

    - Posisi C ada di garis yang melewati tepi posterior papila insisivum

    -

    Anterior bawah setinggi bibir bawah

    - Anterior atas 0-2 mm di bawah bibir atas

    - Over bite dan overjet 2-4 mm

    Teknik Penyusunan Pergigi

    Gigi I-1 Atas

    -

    Sumbu gigi miring 5 (lima derajat) terhadap garis midline

    - Titik kontak sebelah mesial tepat pada garis midline.

    - Permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim namun sedikit depresi pada

    segitiga cervikalnya.

    - Permukaan insisal menyentuh bidang oklusal

    Gigi I-2 Atas

    - Sumbu gigi lebih miring dari gigi incisive satu

    -

    Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal incisive satu.

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    22/31

    - Permukaan labial sesuai dengan lengkung bite rim namun agak depresi pada

    sepertiga cervikalnya sedikit lebih dalam dari gigi incisive satu.

    -

    Permukaan insisal 0,5-1 mm di atas bidang oklusal

    Gigi C Atas

    - Sumbu gigi hampir sejajar dengan garis midline

    -

    Titik kontak mesial berkontak dengan titik kontak distal incisive dua.

    - Permukaan labial disesuaikan dengan lengkung bite rim.

    - Dari anterior hanya permukaan labial yang terlihat

    Gigi I-1 bawah

    - sumbu panjangnya membuat sudut 85 derajat

    - bidang oklusal dan tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal

    -

    overjet 2-4 mm

    - gigi condong ke labial

    Gigi I-2 bawah

    -

    sumbu panjangnya membuat sudut 80 derajat dengan bidang oklusal

    - sumbu panjang tegak lurus bidang oklusal

    - bagian tepi insisal dan bagian servikal sama jaraknya

    - tepi insisal 1-2 mm diatas bidang oklusal

    -

    dilihat dari bidang oklusal tepi insisal terletak diatas lingir rahang

    - servikalnya lebih ke labial dari I1

    Gigi C bawah

    - sumbu panjangnya miring/paling condong garis luar distalnya tegak lurus bidang

    oklusal

    -

    Gigi condong kelingual/bagian servikal menonjol

    - dilihat dari bidang oklusal ujung cusp terletak diatas lingir rahang

    -

    bagian kontak distal berhimpit dengan garis lingir posterior

    17)Penyusunan Gigi Posterior

    Pedoman: garis Pound = garis yang ditarik dari mesial kaninus RB ke tengah-tengah

    retromolar pad dan merupakan pedoman posisi

    - Central grooves P1 dan P2

    - Central fossa M1

    -

    Mesial pit M2

    Konsep:

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    23/31

    1. Tinggi posterior RB adalah - 2/3 retromolar pad. Kalau lebih rendah gigi

    lebih rendah dari lidah susah tergigit

    2.

    Batas distal gigi terakhir minimal 5mm di depan ramus. Jika kurang akan

    menyebabkan iritasi dan anterior terungkit

    3. Menciptakan bilateral balanced occlusion dimana pada saat posisi oklusi sentris

    dan eksentris = semua gigi berkontak pasien mengunyah dengan stabil

    Jadi tahapan penyusunan gigi posterior:

    4. Buat garis pound pada galangan gigit RB

    5.

    Bagian bukal garis tersebut dipotong

    6. Pindahkan garis pound tsb ke RA sebagai acuan tempat cusp palatal gigi P1 P2

    atas, cusp mesiopalatal M1 M2 atas

    Teknik Penyusunan Pergigi

    Gigi P-1 atas

    - sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal

    -

    ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal, cusp palatal 1mm diatas bidang

    oklusi

    - dilihat dari bidang oklusi serta dilihat dari bidang oklusal, groove

    developmental sentral terletak diatas lingir rahang.

    Gigi P-2 atas

    - sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal

    -

    ujung cusp bukal menyentuh bidang oklusal

    - ujung cusp palatal menyentuh bidang oklusal dan terletak pada garis pedoman

    rahang atas

    -

    dilihat dari bidang oklusal development groove sentralnya terletak diatas

    lingir rahang

    Gigi M-1 atas

    - poros condong ke distal

    - cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-posterior yaitu:

    o cusp mesio-palatal terletak pada bidang oklusi

    o cusp mesio-bukal dan disto-palatal sama tinggi kira-kira 1mm diatas

    bidang oklusi

    o cusp disto-bukal kira-kira 2 mm di atas bidang oklusi

    -

    dilihat dari bidang oklusal cusp-cuspnya terletak pada kurva lateral.

    Gigi M-2 atas

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    24/31

    - porosnya condong kedistal

    - cusp-cuspnya terletak pada bidang oblique dari kurva antero-posterior

    o cusp mesiopalatal = cusp distopalatal M1

    o cusp mesiobukal = cusp distobukal M1 (di atas bidang oklusal 1 mm)

    o ujung cusp distobukal paling tinggi (1,5 mm)

    -

    dilihat dari bidang oklusal permukaan bukal gigi M-2 atas terletak pada kurva

    lateral

    Gigi M-1 bawah

    -

    cusp mesio-bukal gigi M-1 atas berada digroove mesio-bukal gigi M-1 bawah

    - cusp bukal gigi M-1 atas ada di bukal groove M1 bawah

    - berkontak dengan P2 dan M1 atas

    -

    cusp mesiopalatal M1 atas ada di sentral fossa gigi M1 bawah

    - terlihat adanya overbite dan overjet

    - dilihat dari bidang oklusal cusp bukal gigi geraham bawah berada diatas ridge

    rahang

    - cusp bukal lebih tinggi dari palatal

    Gigi M-2 bawah

    - berkontak dengan gigi M1 dan M2 atas

    -

    cusp distopalatal M1 atas dan cusp mesiopalatal M2 atas ada di central fossa

    M2 bawah

    -

    centrol groove ada di garis pedoman

    - cusp bukalnya berada diatas lingir rahang

    - cusp bukal lebih tinggi dari palatal

    Gigi P-2 bawah

    - oklusi dengan gigi P1 dan P2 atas

    -

    central groove ada di garis pedoman rahang bawah

    - central groove berkontak dengan cusp palatal RA

    - porosnya tegak lurus bidang oklusal

    Gigi P-1 bawah

    - oklusi dengan C dan P1 atas

    - central groove ada di garis pedoman rahang bawah

    - central groove berkontak dengan cusp palatal RA

    -

    porosnya tegak lurus bidang oklusal

    - cusp bukalnya berada diatas lingir rahang.

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    25/31

    18)Try in

    Try in adalah percobaan insersi GT malam pada pasien untuk memeriksa kecekatan,

    estetik, dan hubungan rahang. Prosedur

    1. Evaluasi perluasan tepi GT

    2. Evaluasi DV dan RS

    3.

    Evaluasi oklusi artikulasi

    4. Evaluasi retensi

    5. Evaluasi kestabilan GT

    6.

    Evaluasi estetik

    Evaluasi dukungan bibir dan pipi

    - 1/3 gigi anterior atas harus terlihat saat bibir atas dalam keadaan istirahat

    -

    gigi anterior atas terlihat saat pasien tersenyum

    - Ketebalan sayap labial/bukal mensuport wajah

    Evaluasi bidang oklusal

    -

    Bidang oklusal posterior RB = - 2/3 retromolar pad

    - Bidang oklusal anterior RA sejajar garis interpupil

    - Bidang oklusal posterior RA sejajar garis camfer

    - Lidah bersandar pada bagian lingual gigi anterior RB

    Evaluasi DV dan CR

    - Periksa kembali DV

    -

    Cek dengan metode CSS (closest speaking space) dari Silverman

    - Periksa fonetik

    1. Huruf labiodental (F, V,W): tepi insisal RA ke bibir bawah. Jika

    disusun terlalu ke atasf terdengar seperti v

    2. Huruf BPM (bilabial): bila dukungan bibir kurangterganggu

    3.

    Huruf linguoalveolar (TDSZ): lidah menyentuh anterior palatum.

    Dipengaruhi ketebalan basis GT.

    Penentuan Posterior Palatal Seal

    Menggunakan pinsil tinta, pasien diminta mengucapkan AH: dan dipindahkan ke

    basis gigitiruan

    Posterior palatal seal = daerah jar lunak sepanjang batas pertemuan palatum molle dan

    durum, dimana dapat diberi tekanan dalam batas fisiologis untuk menambah retensi

    GT. Posterior palatal seal terletak pada jaringan lunak, berguna mencegah masuknya

    udara antara basis GT dan palatum lunak. Juga merupakan daerah antara vibrating

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    26/31

    line (garis imajiner melalui bagian posterior palatum, memisahkan jaringan bergerak

    dan tidak bergerak pada palatum lunak, terletak 2 mm di depan fovea palatina)

    anterior dan posterior.

    - Vibrating line anterior: pasien diminta mengucapkan AH dengan kuat dan

    cepat

    -

    Vibrating line posterior: pasien diminta mengucapkan AH dengan cepat

    namun tidak bersemangat/normal

    Fungsi posterior palatal seal:

    -

    Membantu retensi

    - Mengurangi kecenderungan gag refleks

    - Mencegah akumulasi makanan

    -

    Kompensasi shrinkage polimerisasi

    Jadi post dam = penutupan pd tepi posterior suatu GT

    Pembuatan:

    1)

    Gambar di model: midline, fovea palatina, hamular notch, pterygomaxillary notch,

    vibrating line (1-2 mm di belakang fovea palatina dan melalui kedua hamular

    notch), buat titik A dan B yaitu batas posterior, C= titik tengah dari jarak midline

    ke tepi medial prosesus alveolaris dan berjarak 3-5mm dari garis batas posterior,

    D1= midline dan berjarak 0-1 dari garis batas post

    2) Dikerok dari posterior ke anterior, landai di anterior, dalamnya 1,5mm

    19)Gum Cuff

    Gumcuff= bentuk lekuk di basis GT untuk membentuk gingiva tiruan

    Bagian yg harus terbentuk: gingival margin, interdenal papilla, root prominence

    Cara pembuatan:

    1)

    Tebalkan basis di bukal/labial dengan diteteskan malam cair 2mm hingga -1/3

    servikoinsisial gigi

    2) Buat garis pedoman tonjolan akar (segitiga) dengan panjang +- jarak dari

    servikal gigi ke tepi basis gigi tiruan

    a. RA: c paling panjang, I2 lebih pendek sedikit, I1 diantaranya, 4-7

    memendek ke posterior

    b. RB: C paling panjang, I2 lebih pendek sedikit, I1 lebih pendek sedikit lagi,

    4-7 memendek ke posterior

    3) Di palatal/lingual merata minimal 3mm mengikuti bentuk anatomis yg ada

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    27/31

    4) Gingival margin dibentuk di servikal gigi membentuk sudut 45 derajat thd bidang

    horisontal

    a.

    RA: I2 lebih rendah dari I1, C lebih tinggi dari I1, 4-7 makin kebelakang

    makin ke bidang oklusal

    5) Interdental papila: disesuaikan dgn garis gingiva

    6)

    Berihkan, haluskan kilatkan

    20)Flasking

    Tahapan-Tahapan flasking di antaranya :

    - Gigi tiruan malam yang telah selesai disusun dicekatkan pada model kerja lalu

    dilepaskan dari artikulator.

    - Sebelum prosedur flasking dilakukan seluruh bagian dalam cuvet diulasi selapis tipis

    vaselin, demikian pula dengan tepi dan dasar model kerja.

    - Adonan gips diaduk kemudian dituangkan ke dalam cuvet bawah lalu model kerja

    ditanam dalam cuvet tersebut dan dirapikan.

    -Setelah gips mengeras kemudian permukaan gips pada cuvet bawah tersebut diberi

    selapis tipis vaselin.

    -Kemudian cuvet atas dipasangkan, dan diisi dengan gips sampai pada batas

    permukaan cuvet kemudian ditutup dan diletakan dibawah press.

    Boiling Out

    Boiling out dilakukan untuk mendapatkan mold space. Tahapan kerja boiling out :

    - Cuvet dipindahkan dari press meja ke press tangan

    - Masukkan cuvet ke dalam air mendidih selama + 2 menit

    - Setelah 2 menit cuvet dikeluarkan, cuvet atas dan cuvet bawah dipisahkan perlan

    lahan.

    - Seluruh elemen gigi sudah berada di cuvet atas, air mendidih yang bersih disiramkan

    ke mold, bagian tepi yang tajam pada mold dirapikan dengan menggunakan lecron

    - Mold space yang mash hangat diolesi cold mould seal ( CMS ) supaya tidak

    melekat pada model juga untuk mencegah agar cairan resin tidak melekat pada model.

    Diulas merata pada seluruh permukaan, tapi tidak boleh mengenai elemen

    gigi.gunakan lecron.

    Packing

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    28/31

    Sebelum dilakukan packing daerah model kerja pada bagian palatum dari cekungan

    bekas karet diberikan tinfoil agar setelah jadi acrylic tidak menekan jaringan lunak

    dari pasien.

    Pada tahap packing metode yang digunakan yaitu wet method dimana polimer dan

    monomer dicampur di dalam mixing jar, bila sudah mencapai dough stage baru

    dimasukan ke dalam mold space. Masukkan polimer dan monomer ke dalam mixing

    jar sambil digetarkan. Tunggu sampai dough stage. Setelah itu adonan diambil 2

    bagian, diletakan di atas gigi-gigi yang berada di cuvet dan ditutup terlebih dahulu

    dengan plastik celophan sebagai separating medium atau pemisah di antaranya

    kemudian dilakukan press pertama dengan alat press meja tunggu + 3 menit. Setelah

    press pertama dilakukan, cuvet dikeluarkan dari press meja, cuvet atas dan cuvet

    bawah dipisahkan kemudian kelebihan acrylic dibuang. Lakukan hal yang sama

    hinggal kelebihan acrylic tidak ada

    Curing

    Cuvet dipindahkan dari press meja ke press tangan untuk selanjutnya dilakukan

    proses curing. Cuvet dimasukan kedalam panci, yang dimulai dari suhu kamar sampai

    mendidih selama + 2 jam, dengan perincian waktu dari suhu kamar + 700 C selama

    30 menit dengan api yang disesuaikan kemudian suhu dinaikan 1000 C selama + 1

    jam, kemudian air dibiarkan sampai mendidih, setelah 2 jam cuvet diangkat dan

    dibiarkan hingga dingin sampai kembali mencapai suhu kamar.

    Deflasking

    Setelah cuvet dibiarkan dingin hingga mencapai suhu kamar, kemudian cuvet dibuka.

    Ini merupakan tindakan untuk melepaskan gigi-gigi tiruan resin acrylic dari cuvet dan

    bahan tanamnya

    21)Insersi & Instruksi Pascainsersi

    INSERSI

    Periksa kembali yg dicek saat try in: kecekatan, estetik, hubungan rahang

    Cek sebelum pemasangan:

    o cek tepi: tidak tajam, halus membulat

    o basis dan sayap: tidak ada nodul, terpoles halus, mengkilat, tidak porus

    o permukaan halus, tidak ada gores, tidak tajam

    o permukaan yang menghadap jaringan tidak cacat

    o

    mukosa jaringan pendukung sehat

    cek GT saat dipakai:

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    29/31

    1) basis GT yang menghadap mukosa

    o oleskan PIP pada basis yang menghadap mukosa sebelum dipasang untuk

    melihat apakah kontak di basis sudah merata (jangan dioklusikan dulu)

    o jika ada undercuttertinggal di mukosa saat GT dilepas

    o hilangkan undercut dengan pengasahan untuk mencegah terkelupasnya

    jaringan lunak yang terbuka

    o jika sudah merata di RA dan RB, baru oklusikan

    o cek lagi basisnya

    2)

    perluasan tepi GT: apakah sesuai dengan ruangan yang tersedia di vestibulum,

    sesuaikan dengan daerah frenulum, hamular notch

    o cek menggunakan disclosing wax pada tepi GT

    o instruksikan pasien membuka mulut lebar (menguap), mendorong

    mandibula ke depan, ke kiri dan kanan hingga perluasan sayap terlihat,

    terseyum, tertawa, menelan

    o bila disclosing wax terhapus ada bagian yang berlebih hilangkan

    dengan pengasahan dan dipoles

    3) oklusi artikulasi

    o menggunakan articulating paper

    o

    minta pasien oklusi dan artikulasi ke kanan, kiri, depan

    o cek jejas di gigi tiruan ada yang berlebihpengasahan selektif

    o biasanya di insersi cek oklusi dulu, artikulasi pas kontrol [Prof Linda]

    4) DV & RS

    5) Retensi

    6)

    Kestabilan GT saat bicara dan menelan

    7) dukungan bibir, pipi

    a.

    1/3 gigi anterior atas terlihat saat bibir atas dalam keadaan istirahat

    b. gigi anterior atas terlihat saat senyum

    c. Ketebalan sayap bukal mensupport wajah

    8) Bidang oklusal

    a. Posterior RA= 1/3-1/2 RA

    b. Bidang insisial RA anterior sejajar interpupil

    c. Bidang oklusal RA posterior sejajar garis camfer

    d.

    Lidah bersandar di bagian lingual anterior RB

    9) Evaluasi fonetik:

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    30/31

    a. Huruf labiodental (F, V,W): tepi insisal ke bibir bawah

    b. Huruf BPM (bilabial): bila dukungan bibir kurangterganggu

    c.

    Huruf linguoalveolar: lidah menyentuh anterior palatum

    Cek gt saat berfungsi:

    1) Retensi: basis dan sayap kontak nyata pada mukosa, didapat dari peripheral seal

    dari cetakan fungsional

    2) Stabilisasi: oklusi dan artikulasi seimbang, cek dengan articulating paper

    Sasaran insersi:

    Tidak sakit

    Gigi berkontak baik

    GT tetap pada tempatnya ketika dimasukan/saat berfungsi buka mulut normal

    Pasien paham cara menjaga dan membersihkan GT

    Instruksi:

    1) Ajarkan cara pasang dan lepas GTP

    2) Kalau sangat retentif: pasien mengucap Ah / meniup dgn mulut tertutup

    3) Perhatikan arah pemasangan bila ada undercut

    4)

    Pembersihan GT: kimia (rendam), mekanik(disikat)

    5) 1x24 jam GTP tidak boleh dipakai makan ingin diobservasi hasil adaptasi

    mukosa thd GT (kalau makan akan bias)

    6) Hindari pemakaian saat tidur agar mukosa ist, suplai darah tidak terhambat, agar

    tidak menyumbat napas

    7)

    Instruksi kontrol 24 jam setelah inseri, 1 minggu, dan 3-6 bulan

    22)

    Kontrol

    Pemeriksaan pertama dijadwalkan 1 sampai 3 hari pasca pemasangan gigitiruan dan

    pemeriksaan kedua dijadwalkan satu minggu setelah pemeriksaan pertama. Dokter

    gigi harus menanyakan keluhan pasien terhadap gigitiruan meliputi fungsi bicara,

    mastikasi, estetik maupun kenyamanan pemakaian gigitiruan. Setelah itu dilakukan

    pemeriksaan terhadap oklusi gigitiruan dan mukosa di dalam rongga mulut. Seluruh

    rongga mulut diperiksa secara visual dan palpasi sehingga dapat ditentukan lokasi

    apabila terdapat iritasi jaringan lunak. Perawatan yang dilakukan meliputi

    1. Pengobatan terhadap iritasi pada jaringan lunak.

  • 7/25/2019 Tahapan Pembuatan GTP REVISI.pdf

    31/31

    2. Koreksi terhadap ketidaksesuaian oklusal.

    3. Perbaikan terhadap basis gigitiruan yang terlalu panjang dan tepi gigitiruan yang

    tajam

    Kontrol berkala bagi pasien pemakai gigitiruan sebaiknya dilakukan dalam interval

    waktu 12 bulan, sedangkan bagi pasien dengan problem kesehatan tertentu,

    dianjurkan untuk melakukan kontrol berkala dengan interval waktu 3-4 bulan.

    Cek artikulasi saat kontrol

    Sasaran: bilateral balanced occlusion = seluruh gigi berkontak saat gerakan sentris

    dan eksentris (protrusif & lateral) di working dan non working sides

    Keuntungannta = mendistribusikan tekanan kunyah secara merata pada rahang

    meningkatkan stabilitas GT saat gerak sentris, eksentris, dan parafungsi

    Supporting cusp = cusp / incisal edge pada gigi yang berkontak dengan antagonis dan

    mendukung maximum intercuspation (mempertahankan DV). Biasanya cusp bukal

    gigi posterior mandibula, cusp palatal makssla, dan incisal edge gigi anterior

    mandibula.

    Non supporting cusp = cusp yang tidak berkontak dengan gigi antagonis. Yaitu cusp

    lingual gigi mandibula, cusp bukal gigi maksila.