tabloid infowonogiri edisi mei 2013

24
Kabar Rantau Hal 19 EDISI PERKENALAN 01 / V / 2013 | 19 MEI - 03 JUNI 2013 | WWW.INFOWONOGIRI.CO.ID Harga Rp. 7.500,-

Upload: tabloidinfowonogiri

Post on 06-Mar-2016

261 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Adalah Tabloid dari Wonogiri

TRANSCRIPT

Page 1: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

Kabar RantauHal 19

EDISI 01 / MEI / 2013 | 18 MEI 2013 | WWW.TABLOID.INFOWONOGIRI.CO.ID

EDISI PERKENALAN 01 / V / 2013 | 19 MEI - 03 JUNI 2013 | WWW.INFOWONOGIRI.CO.ID Harga Rp. 7.500,-

Page 2: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013
Page 3: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

EDITORIAL

Diterbitkan Oleh : CV.Infowonogiri Multimedia Dewan Pembina : Agus Heryawan Effendy,SE.MM , Eko Prasetyo

Pemimpin Redaksi / Penanggung Jawab : BagusSekretaris : Nuryanti

Koordinator Liputan : Sugiyarno Wartawan : Sugi, Handayani Ekawati, Heriyanto , Edy S, Lesna P, Prasetyo

Desain & Layout : Eti Juaryah, Prasetyo Sirkulasi : Sugiarto, Suradi, Bambang, Nono

Marketing : Eko Prasetyo ,Eri Setyanto, Danang Surarjo Kantor Redaksi / Pemasaran : Jendral Soedirman No 505-507 RT.02/02

Donoharjo – Wuryorejo Wonogiri – 57614 Telepon 0273321730 E-mail Iklan : [email protected] Redaksi : [email protected]

website : www.infowonogiri.co.idPercetakan : LESNA JAGAD Offset Ciputat Mega Mall Blok E 10 Jl. H. Ir juanda No 34 Ciputat

Tangerang Selatan - Isi di luar Tanggung Jawab

3Ibarat sebuah rumah Wonogiri adalah tempat tinggal seder-hana, namun sangat luas. Di-huni oleh anggota keluarga, lengkap. Terdiri dari ayah, ibu, pembantu dan banyak anak, lengkap. Tergolong sebagai keluarga besar. Tepat pada tanggal 19 Mei 2013, rumah ini telah berumur 272 tahun.

Anak-anaknya mulai dewasa. Ayah sebagai kepala rumah tangga, sibuk dalam kesuny-ian mengejar mimpi, dan cita citanya. Ayah ingin memiliki rumah yang mewah, taman dan kebun yang luas dan in-dah, ingin memiliki pabrik se-men, tekstil, dan ingin menam-bang emas.

Sementara Ibunya sibuk dalam kesunyian. Di sisi lain, para pembantunya tak pernah berani melangkah untuk mere-alisasikan keinginan sang ke-pala rumah tangga. Mereka hanya menunggu perintah, seperti tidak pernah berinisi-atif, bahkan seperti kehilangan orientasi dan tujuan.

Padahal anak anaknya menunggu kiprah pelayanan para pembantunya. Ada ban-yak pekerjaan menumpuk tak segera terselesaikan.

Masalah kerusakan fasiltas umum, seperti jalan jalan dan jembatan rusak, saluran irigasi jebol, pertanian.

Masalah kelangkaan air pada musim kemarau, bahkan sam-pai angka jumlah anggota kel-uarganya yang berhak menjadi calon pemilih Pilgub Jateng, berbeda dengan jumlah pen-duduknya yang berhak me-milih dalam pada Pileg tahun mendatang.

Belum lagi persoalan pelang-

garan para pembantun-ya yang tidak patuh pada aturan. Pelanggaran Perda.

Seperti pelanggaran Pilkades di Desa / Kecamatan Ba-turetno dan Desa Slogo-himo, serta banyaknya

Prasasti Nglaroh Selogiri Wonogiri

pelanggaran Perda lainnya.Salah satu faktor penyebab-nya adalah tersumbatnya ko-munikasi politik di antara semuanya?

Setelah hampir tiga tahun INFOWONOGIRI hadir men-

jadi salah satu alternatif media komunikasi warga melalui du-nia maya, kini kami menawar-kan melalui cetak, Tabloid Info Wonogiri.

Dirgahayu Kabupaten Wonogi-ri ke - 272 Tahun. [Team Penulis]

Tempat Tinggal Kita

Page 4: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

SEJARAH WONOGIRI 4

Sejarah terbentuknya Kabupaten Wonogiri tidak bisa terlepas dari per-jalanan hidup dan perjuangan Raden Mas Said atau dikenal dengan ju-lukan Pangeran Sambernyawa. Asal kata Wonogiri sendiri berasal dari bahasa Jawa wana (alas/hutan/sawah) dan giri (gunung/ pegunungan). Nama ini sangat tepat menggambarkan kondisi wilayah Kabupaten Wonogiri yang memang sebagian besar berupa sawah, hutan dan gu-nung.

Pemerintahan di Kabupaten Wonogiri awal mulanya merupakan suatu daerah basis perjuangan Raden Mas Said dalam menentang penjaja-han Belanda. Raden Mas Said lahir di Kartasuro pada hari Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650 tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi 8 April 1725. Raden Mas Said meru-pakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkannya.

Memasuki usia dua tahun, Raden Mas Said harus kehilangan ayahan-danya karena dibuang oleh Belanda ke Tanah Kaap (Ceylon) atau Sril-anka. Hal itu karena ulah keji berupa fitnah dari Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Akibatnya, Raden Mas Said mengalami masa kecil yang jauh dari selayaknya seorang bangsawan Keraton. Raden Mas Said meng-habiskan masa kecil bersama anak-anak para abdi dalem lainnya, se-hingga mengerti betul bagaimana kehidupan kawula alit.

Hikmah dibalik itulah yang menempa Raden Mas Said menjadi seorang yang mempunyai sifat peduli terhadap sesama dan kebersamaan yang tinggi karena kedekatan beliau dengan abdi dalem yang merupakan rakyat kecil biasa.

Pada suatu saat terjadi peristiwa yang membuat Raden Mas Said resah, karena di Keraton terjadi ketidakadilan yang dilakukan oleh Raja (Paku Buwono II) yang menempatkan Raden Mas Said hanya sebagai Gandhek Anom (Manteri Anom) atau sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Pada-hal sesuai dengan derajat dan kedudukan, Raden Mas Said seharusnya menjadi Pangeran Sentana.

Melihat hal ini, Raden Mas Said ingin mengadukan ketidakadilan kepa-da sang Raja, akan tetapi pada saat di Keraton oleh sang Patih Kartasura ditanggapi dingin. Dan dengan tidak berkata apa-apa sang Patih mem-berikan sekantong emas kepada Raden Mas Said. Perilaku sang Patih ini membuat Raden Mas Said malu dan sangat marah, karena beliau ingin menuntut keadilan bukan untuk mengemis.

Raden Mas Said bersama pamannya Ki Wiradiwangsa dan Raden Sutawi-jaya yang mengalami nasib yang sama, mengadakan perundingan un-tuk membicarakan ketidakadilan yang menimpa mereka. Akhirnya Raden Mas Said memutuskan untuk keluar dari keraton dan mengada-kan perlawanan terhadap Raja.

Raden Mas Said bersama pengikutnya mulai mengembara mencari suatu daerah yang aman untuk kembali menyusun kekuatan. Raden Mas Said bersama para pengikutnya tiba disuatu daerah dan mulai mengge-lar pertemuan-pertemuan untuk menghimpun kembali kekuatan dan mendirikan sebuah pemerintahan biarpun masih sangat sederhana. Peristiwa itu terjadi pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) tahun Jumakir windu Sengoro, dengan candra sengkala Angrasa Retu Ngoyag Jagad atau tahun 1666 dalam kalender Jawa. Dan dalam perhi-tungan kalender Masehi bertepatan dengan hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 M.

Daerah yang dituju Raden Mas Said waktu itu adalah Dusun Nglaroh (wilayah Kecamatan Selogiri), dan disana Raden Mas Said menggunakan sebuah batu untuk menyusun strategi melawan ketidakadilan. Batu ini dikemudian hari dikenal sebagai Watu Gilang yang merupakan tempat awal mula perjuangan Raden Mas Said dalam melawan ketidakadilan dan segala bentuk penjajahan. Bersama dengan pengikut setianya, dibentuklah pasukan inti kemudian berkembang menjadi perwira-per-wira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku Kawando-so Joyo. Dukungan dari rakyat Nglaroh kepada perjuangan Raden Mas Said juga sangat tinggi yang disesepuhi oleh Kyai Wiradiwangsa yang diangkat sebagai Patih. Dari situlah awal mula suatu bentuk pemerin-tahan yang nantinya menjadi cikal bakal Kabupaten Wonogiri.

Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluar-kan semboyan yang sudah menjadi ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah “Kawulo Gusti” atau “Pamoring Kawulo Gusti” sebagai pengikat tali batin antara pemimpin dengan rakyatnya, luluh dalam kata dan perbuatan, maju dalam derap yang serasi bagaikan keluarga besar yang sulit dicerai-beraikan musuh. Ikrar tersebut berbunyi “Tiji tibeh, Mati Siji Mati Kabeh, Mukti Siji Mukti Kabeh”. Ini adalah konsep keber-samaan antara pimpinan dan rakyat yang dipimpin maupun sesama rakyat.

Raden Mas Said juga menciptakan suatu konsep manajemen pemerin-tahan yang dikenal sebagai Tri Darma yaitu :

1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, artinya berani mati dalam pertempuran karena dalam pertempuran hanya ada dua pilihan hidup atau mati. Bera-ni bertindak menghadapi cobaan dan tantangan meski dalam kenyata-an berat untuk dilaksanakan. Sebaliknya, disaat menerima anugerah baik berupa harta benda atau anugerah lain, harus diterima dengan cara yang wajar. Hangrasa Wani, mau berbagi bahagia dengan orang lain.

2. Rumangsa Melu Handarbeni, artinya merasa ikut memiliki daerahnya, tertanam dalam sanubari yang terdalam, sehingga pada akhirnya pada akhirnya akan menimbulkan perasaan rela berjuang dan bekerja untuk daerahnya. Merawat dan melestarikan kekayaan yang terkandung di-dalamnya.

3. Wajib Melu Hangrungkebi, artinya dengan merasa ikut memiliki tim-bul kesadaran untuk berjuang hingga titik darah penghabisan untuk ta-nah kelahirannya.

Kegigihan Raden Mas Said dalam memerangi musuh-musuhnya sudah tidak diragukan lagi, bahkan hanya dengan prajurit yang jumlahnya se-dikit, tidak akan gentar melawan musuh.

Raden Mas Said merupakan panglima perang yang mumpuni, terbukti selama hidupnya sudah melakukan tidak kurang 250 kali pertempuran dengan tidak menderita kekalahan yang berarti. Dari sinilah Raden Mas Said mendapat julukan “Pangeran Sambernyawa” karena dianggap seb-agai penebar maut (Penyambar Nyawa) bagi siapa saja musuhnya pada setiap pertempuran.

Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik per-tempuran dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya mel-

Sejarah Singkat Kabupaten Wonogiri

Page 5: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

SEJARAH WONOGIRI 5uas meliputi Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak ke meja perundingan guna mengakhiri per-tempuran.

Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret 1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan Paku Buwono III dan Sultan Hamengkubuwono I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang (daerah Wonogiri bagian timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jati-purno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah seki-tar Wuryantoro dan Baturetno), Matesih, dan Gunung Kidul.

KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpi-nan, yaitu :

1. Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki si-fat bergerombol atau berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani, suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan.

2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Ba-turetno dan Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti bersifat penurut, mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik.

3. Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian teng-gara Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirto-moyo). Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol, sulit diatur, mudah tersinggung dan kurang memperhati-kan tata krama sopan santun. Jika didekati mereka kadang kurang mau menghargai orang lain, tetapi jika dijauhi mereka akan sakit hati. Isti-lahnya gampang-gampang susah.

4. Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat yang bisa padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Ma-syarakat daerah ini suka berfoya-foya, boros dan sulit untuk melak-sanakan perintah. Akan tetapi bagi seorang pemimpin yang tahu dan paham karakter sifat dan karakteristik mereka, ibarat mampu menepuk-nepuk layaknya sifat tanah liat, maka mereka akan mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat.

5. Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai per-batasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing buas yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari tutur kata dan bahasanya, ma-syarakat Honggobayan memang kasar dan keras menampakkan sifat sombong dan congkak serta tinggi hati, dan yang terkesan adalah sifat kasar menakutkan. Akan tetapi mereka sebenarnya baik hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab.

Dengan memahami karakter daerah-daerah tersebut, Raden Mas Said menerapkan cara yang berbeda dalam memerintah dan mengendal-ikan rakyat diwilayah kekuasaannya, menggali potensi yang maksimal demi kemajuan dalam membangun wilayah tersebut. Raden Mas Said memerintah selama kurang lebih 40 tahun dan wafat pada tanggal 28 Desember 1795.

Setelah Raden Mas Said meninggal dunia, kekuasaan trah Mangkuneg-

aran diteruskan oleh putra-putra beliau. Pada masa kekuasaan KGPAA Mangkunegara VII terjadi peristiwa penting sekitar tahun 1923 M yakni perubahan status daerah Wonogiri yang dahulu hanya berstatus Kawe-danan menjadi Kabupaten. Saat itu Wedana Gunung Ngabehi Warso Adiningrat diangkat menjadi Bupati Wonogiri dengan pangkat Tumeng-gung Warso Adiningrat. Akibat perubahan status ini, wilayah Wonogiri pun dibagi menjadi 5 Kawedanan yaitu Kawedanan Wonogiri, Wuryan-toro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro.

Pada saat itu di wilayah kekuasaan Mangkunegaran dilakukan penghe-matan anggaran keraton dengan menghapuskan sebagian wilayah Ka-bupaten yaitu Kabupaten Karanganyar sehingga wilayah Mangkuneg-aran manjadi dua yaitu Kabupaten Mangkunegaran dan Kabupaten Wonogiri. Ini berlangsung sampai tahun 1946.

Dalam perkembangannya, rakyat Wonogiri pada masa pendudukan Je-pang dan tentara sekutu, bersama-sama dengan rakyat Indonesia pada umumnya tidak bisa dilepaskan dari penderitaan dan kekejaman penja-jahan. Rakyat Wonogiri bersama dengan rakyat Indonesia tergugah dan bersatu padu melawan segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh bangsa Belanda maupun Jepang. Semangat pemuda Wonogiri yang ti-dak kenal menyerah dan ulet seakan telah menjadi karakter tersendiri dalam berjuang memperbaiki nasib dan taraf kehidupan.

Sejak Republik Indonesia merdeka, tanggal 17 Agustus 1945 sampai ta-hun 1946 di wilayah Mangkunegaran terjadi dualisme pemerintahan, yaitu Kabupaten Wonogiri masih dalam wilayah monarki Mangkunega-ran dan di lain pihak menginginkan Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem demokrasi Republik Indonesia. Timbulah gerakan Anti Swapraja yang menginginkan Wonogiri keluar dari sistem kerajaan Mangkunega-ran. Akhirnya disepakati bahwa Kabupaten Wonogiri tidak menghen-daki kembalinya Swapraja Mangkunegaran.

Sejak saat itu Kabupaten Wonogiri mempunyai status seperti sekarang, dan masuk sebagai Kabupaten yang berada diwilayah Propinsi Jawa Tengah.

Hari Jadi Kabupaten Wonogiri

Dengan mengambil momentum tanggal 19 Mei 1741 M, ketika Raden Mas Said membentuk sebuah awal pemerintahan di Nglaroh yang juga dianggap sebagai cikal bakal Kabupaten Wonogiri, maka Pemerintah Kabupaten Wonogiri menetapkan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1990 tentang Hari Jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Wonogiri. Hari Jadi suatu daerah pada hakekatnya adalah merupakan awal perjalanan seja-rah dan titik tolak untuk menatap masa depan dengan pembangunan secara sistematis dan berkesinambungan.

Tahun 1741 dilambangkan dengan surya sengkala Kahutaman Sumber-ing Giri Linuwih. Arti kata yang terkandung didalamnya adalah Kahuta-man : keberanian; Sumbering : sumber kekuatan; Giri : Gunung/Wono-giri; dan Linuwih : tertinggi. Sehingga jika digabungkan mengandung maksud filosofis yaitu : Dengan keberanian atas dasar keluhuran budi, tekad dan semangat, segala tujuan luhur akan tercapai.

Hari Jadi Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu jati diri daerah yang perlu dihormati, dilestarikan dan diperingati oleh segenap jajaran Pemerintah Daerah dan seluruh lapisan masyarakat dengan menum-buhkan semangat juang, patriotisme, kesatuan bangsa, kemandirian, suri tauladan dan nilai budaya luhur para leluhur bagi generasi muda untuk mencapai cita-cita bangsa. Setiap tanggal 19 Mei di Kabupaten Wonogiri digelar serangkaian upacara dan kegiatan dalam rangka me-meriahkan peringatan Hari Jadi, dan sekaligus sebagai sarana mempro-mosikan potensi wisata budaya yang ada di Kabupaten Wonogiri.

Sekarang Kabupaten Wonogiri sudah menjadi sebuah Kabupaten yang memiliki berbagai keunggulan diberbagai bidang berkat kerja keras, keuletan, kemandirian dan semangat pantang menyerah seluruh rakyat dan semua komponen di Kabupaten Wonogiri dalam pembangunan. Kesadaran rakyat Wonogiri sangat tinggi dalam berpartisipasi untuk membangun daerah yang dulunya tandus menjadi daerah yang poten-sial dibidang ekonomi, sosial kebudayaan pariwisata, dan olahraga.[Lit-bang / humas / Sugiyarno]

Page 6: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

OLAHRAGA

Yonis 512 Brawijaya Raih Pia-la Bergilir Kemenpora RI (bsr)Capiton foto: Persiapan star Ke-jurnas Lari 10 K Piala Bergilir Ke-menpora RI di Wonogiri (bsr)WONOGIRI-Kejuaraan Nasion-al (Kejurnas) Lari 10K dengan hadiah Piala Bergilir dari Kemen-pora RI digelar Jumat (10/5) den-gan mengambil star dari Jl Kabu-paten Nomor 1, tepatnya depan gapura pintu masuk pendopo rumah dinas Bupati Wonogiri.Kegiatan rutin tahunan itu di-buka oleh Bupati H Danar Rah-manto dengan mengibaskan bendera star. Jumlah peserta ada 750 pendaftar terdiri dari pelari

WONOGIRI - Kejuaraan Nasional (Kejur-nas) Lari 10K dengan hadiah Piala Ber-gilir dari Kemenpora RI digelar Jumat (10/5) dengan mengambil star dari Jl Kabupaten Nomor 1, tepatnya depan gapura pintu masuk pendopo rumah dinas Bupati Wonogiri.

Kegiatan rutin tahunan itu dibuka oleh Bupati H Danar Rahmanto dengan men-gibaskan bendera star. Jumlah peserta ada 750 pendaftar terdiri dari pelari tingkat Nasional, Regional dan Lokal. Sebanyak 200 peserta diantaranya ang-gota TNI Kesatuan Kopasus Kandang Menjangan.

Hasilnya, juara 1 diraih oleh Agustinus Benu asal Club Yonif 521 Brawijaya, dengan waktu tempuh 33.47.59. Juara kedua diraih Oktavianus KM asal Club Yonif 411 Salatiga. Dan juara ketiga didapatkan oleh Nur Shodiq asal PASI Jogjakarta.

Sementara juara 1 lokal berhasil dire-butkan oleh Wawan Ardiansyah dengan waktu tempuh (38.10.61) dari Club Atle-tik Gunung Seribu, disusul Arif Mulya Utama (39.12.22) asal SMA 1 Slogohimo dan ketiga Riyanto (39.59.53) asal Keca-matan Tirtomoyo.

Acara dalam rangka menyambut hari jadi Wonogiri ke 272 Tahun ini dira-maikan pula oleh ribuan peserta jalan santai. Peserta terdiri dari karyawan/ti Perusda, Kantor/Dinas SKPD Pemda Wonogiri, Sekolah dan umum.Sementara pada kelompok pelari lokal,

Wawan Ardyansah asal Club Gunung Seribu Wonogiri berhasil menjadi yang tercepat jarak tempuh 38.10.61. Disusul Arif Mulya Utama asal Club SMA 1 Slogohimo jarak tempuh 39.12.22 sebagai juara kedua.

Dan juara ketiga, diraih Riyanto asal Club Kecamatan Tirtomoyo dengan jarak tempuh 39.59.53. Sementara Ngatijo asal Temanggung dinobatkan sebagai peserta Wongoiri 10 K tertua pada usia 81 tahun.

Sarko salah satu panitia Kejurnal Wonogiri 10 K, mengemukakan bawha total jumlah peserta tercatat ada 750 pelari lokal regional dan na-sional. Sebanyak 200 oeserta dian-taranya anggota TNI korp Kopasus Kandanga Menjangan. Sedangkan peserta jalan santai ada sebanyak 450 orang.

“Anggota Kopasus ada sebanyak 200 orang yang mengikuti Kejurnas Wonogiri 10 K. Mereka ingin mera-maikan hari jadi Wonogiri sekaligus ingin menunjukan citra positif kepa-da masyarakat,” kata Sarko.

Kerjurnas 10 K kali ini, kata Sarko merupakan persiapan Kerjurnas 10 K di Bukit Tinggi, yang digelar pada Minggu (12/5). Diantara pelari yang mengikutinya adalah Ari Suwandana asal Club Halilintar Salatiga dan juara 1 Kejurnas Wonogiri 10 K tahun lalu, yakni Khamid dari Salatiga.

Yonif 521 Brawijaya Raih Piala Bergilir Kemenpora RI

Berikut hasil lengkap Kejurnas Wonogiri 10 K Piala Kemenpora

Kelompok Nasional:1).Agustinus Benu asal Club Yonif 521 Brawijaya jarak tempuh 33.47.592).Oktavianus KM asal Club Yonif 411 Jogjakarta jarak tempuh 33.56.173).Nur Shodiq asal Club PASI Jogjakarta jarak tempuh 34.04.054).Noce Matital asal Club Alugro Blora jarak tempuh 34.16.095).Tribius Tanho asal Club Fajar Baru Salatiga jarak tempuh 34.25. 066).Rokhidin asal Club Pasi Pekalongan jarak tempuh 35.28.557). Tri Sutrisno asal Club Alugro Blora jarak tempuh 35.37.048).Wadiono asal Club PASI Temanggung jarak tempuh 36.08.029). Witono asal Club Yonif PASI Pekalongan jarak tempuh 36.14.2510).Ramli asal Club Alugro Blora jarak tempuh 33.41.69 Kelompok Lokal:1. Wawan Ardyansah asal Club Gunung Seribu Wonogiri jarak tempuh 38.10.612. Arif Mulya Utama asal Club SMA 1 Slogohimo jarak tempuh 39.12.223. Riyanto asal Club Kecamatan Tirtomoyo jarak tempuh 39.59.534. Kevin asal Club SMK Pancasila Slogohimo 8 jarak tempuh 41.54.795. Supriyanto asal Club Kecamatan Sidoharjo jarak tempuh 42.12.286. Puji Hartono asal Club SMK Pancasila 8 Slogohimo jarak tempuh 42.54.127. Triyono asal Club Kecamatan Selogiri jarak tempuh 43.15.508. Ardian Tri Wahyudi asal Club Atletik Gunung Seribu Woogiri jarak tempuh 43.38.859. Ari Anggara asal Club SMP Pangudi Luhur Giriwoyo jarak tempuh 43.42.9310. Dika asal Club Kecamatan Batuwarno jarak tempuh 43.56.94 Kelompok PAMI:1) .Wiwiek Mulyadi asal Club PAMI Pandanarang Semarang jarak tempuh 40.39.152).Hartono asal Club SMK Semarang jarak tempuh 40.49.583).Toto Triyatna asal Tegal Timur jarak tempuh 40.50.404).Hadi Wibowo asal Club Pekalongan jarak tempuh 40.51.365).Agus Tinus asal Club Salatiga jarak tempuh 41.31.296).Yani Riyanto asal Club SMK Bhaladika jarak tempuh 43.48.227).Kasino asal Club PAMI Pandanrang Semarang jarak tempuh 44.02.168).Suradi asal Club UPT Disdik Selogiri jarak tempuh 44.58.729).Pariyo asal Club Kecamatan Sidoharjo jarak tempuh 45.01.1110.Sujud Sucipto asal Club Sanggabuana Karawang jarak tempuh 46.26.43 Kelompok Umum (TNI/Polri/PNS)1).Ochsan J. Parasiu asal Club Kodim 0728 Wonogiri jarak tempuh 46.42.582).Sugiyono asal Club Kodim 0728 Wonogiri jarak tempuh 48.22.703).Abdurrohman asal Club Kodim 0728 Wonogiri jarak tempuh 49.17.82[Bagus]

6

Dari Kiri : Wawan Setya Nugraha Ketua DPRD Wonogiri, Mirza EJ Komandan Kodim 0728 , Tanti Septiyani Kapolres Wonogiri, Agustinus Benu Pelari Tercepat Wonogiri 10 K, Bupati H.Danar Rahmanto, Saptono Setyawan Ketua Pengadilan Negeri Wonogiri dan Muhaji Kajari Wonogiri

Page 7: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

FLORA - FAUNA 7

WONOGIRI - Harimau Jawa (panthera tigris sundaica) pernah hidup di Pulau Jawa, dan telah resmi dinyatakan punah pada sekitar tahun 1980-an. Disebabkan oleh perburuan liar dan semakin sempitnya habitat binatang itu karena eksploitasi lahan untuk pertanian. Kabar lain menyebutkan, binatang berbulu kuning emas bergaris hitam itu telah punah sejak sekitar tahun 1950-an, dengan perkiraan yang hidup sebelumnya ada sekitar 25 ekor. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan un-tuk menyelamatkan binatang ini, namun tidak berhasil. Hingga akhirnya muncul keyakinan bahwa Macan Gembong ini telah punah pada tahun 1980-an. Namun warga Wonogiri, memerki-rakan binatang itu belum punah. Antara lain disebutkan oleh warga sekitar Gunung Kotak, Desa Bugelan, Kelurahan Ngroto, Kecamatan Kismantoro.

Masyarakat setempat memercayai bahwa Harimau Jawa masih berkeliaran di wilayah setempat. Informasi dari warga Desa Gebang Kecamatan Pracimantoro, di daerah berba-tasan dengan wilayah Kecamatan Paranggupi-to Wonogiri dan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, DIY juga dikabarkan masih ada Macan Gembong muncul pada musim peralihan kema-rau ke musim penghujan.

Informasi lain datang dari Desa Balaipanjang Kecamatan Jatipurno yang bebatasan dengan wilayah Magetan Jawa Timur dan Kabupaten

Karanganyar. Dari penduduk setempat dikabar-kan di hutan wilayah Lawu Selatan masih ada harimau jawa. Pada 2005 lalu ditemukan macan Kumbang yang tersesat kesiangan di Kota Kecamatan Jatisrono. Diduga macan itu keluar dari Hutan Plalar dan Kembang Kecamatan Jatipurno.

Keluarnya macam kumbang tersebut menan-dakan di wilayah hutan setempat masih ada harimau jawa.

Demikian pula di hutan Alas Kethu di selu-ruh RPH Wonogiri Kota dikabarkan juga ma-sih ada harimau jawa itu. Terutama hutan alas Kethu yang berbatasan dengan wilayah Selogiri Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo.

Namun sumber lain mengatakan bahwa bina-tang yang diduga Harimau Jawa itu adalah bina-tang jadi-jadian (siluman) yang menghuni hutan yang berada di wilayah Kabupaten Wonogiri. Di Wonogiri, Harimau Jawa disebut Macan Gembong, dengan ciri-ciri bulu berwarna kun-ing keemasan dan bergaris hitam. Pomo (58) warga dusun Growong, Desa Ploso Kecamatan Kismantoro, mengaku pernah melihat bekas telapak kaki Harimau Jawa di sekitar hutan dekat pekarangan rumahnya, akhir 2009 lalu.

Warga sekitar yakin Macan Gembong masih ada, meskipun masyarakat belum pernah meli-hatnya. Posisi geografi dusun Growong berada di lereng perbukitan dan berbatasan langsung dengan hutan wilayah sekitar.

Begitu juga Desa Bugelan, Kelurahan Ngroto, terbilang dataran paling tinggi di wilayah Keca-matan Kismantoro. Desa Bugelan berada di ja-lan alternatif yang menghubungkan Kabupaten Wonogiri dengan Kabupaten Pacitan.

Wilayah Hutan Alas Kethu Wonogiri berbatasan dengan Sukoharjo dan Karanganyar.

Hutan Lawu Selatan berbatasan dengan Kabu-paten Magetan dan Karanganyar, serta hutan Manyaran, Eromoko dan Prascimantoro berba-tasan dengan Kabupaten Klaten dan Wonosari DIY.[Bagus ]

Harimau Jawa Masih Ada di WonogiriSuasana hutan alas kethu yang dibelah oleh jalan yang menghubungkan Wonogiri-Karanganyar

Page 8: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

SOSOK

SIDOHARJO - Namanya, H.Sakuri. Pria bergelar haji ini telah berusia 54 tahun. Pria kelahiran Tegal 8 April 1958 ini, mempunyai seorang istri Hj Mukiyem (53) perem-puan asli kelahiran Wonogiri 9 Mei 1959.

Saat ini, Sakuri bertem-pat tinggal di Kampung Dukuh RT 10 RW 03 No 56 Kramat Jati Jakarta Timur. Sakuri-Mukiyem tergolong sebagai ke-luarga yang sakinah mawaddah warahmah. Juga tergolong sukses.

Sakuri, saat ini menjadi pengusaha distributor telor untuk Superma-ket di sebagian wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi (Jabodetabek). Usah-anya itu dimulai sejak ta-hun 1992, hingga saat ini tetap lancar dan barokah.

Bicara latar belakang keluarganya, H Sakuri dikarunai tiga orang anak. Anak pertama ber-nama Krisma Susanto (33), kedua Kristianti (30) dan ketiga Hartono (27). Ketiga anaknya telah bekerja pada usa-hanya masing masing.

Anak pertama menjadi pedagang toko material, UD. “Sadewo” di Desa Se-manding Sidoharjo. Anak

kedua meneruskan usa-ha abahnya, domisili di Jakarta. Sedangkan anak ke tiga, diberi “amanah” untuk mengelola Resto Hanoo Water Boom dan Pemancingan di Sudim-oro Sidoharjo Wonogiri.

Memulai usaha Resto Hanoo di Wonogiri, H Sakuri, waktu itu mem-punyai simpanan uang sekira Rp.650 juta. Sakuri berharap usaha Res-to Hano di Sidoharjo, dapat bermanfaat bagi masyarakat Wonogiri dan dapat memberi la-pangan pekerjaan bagi warga Sudimoro. Se-lain itu, Resto Hanoo untuk diwariskan usa-hanya untuk si bungsu.

Nama Resto Hanoo diambil dari nama anaknya. Hanoo adalah kependekan dari nama Hartono.

Resto Hanoo berarti Res-to miliknya Hartonoo. Usaha mendirikan Resto Hanoo Water boom dan Pemancingan dimulai se-jak 2012 lalu. Namun ada sedikit kendala perijinan.

Resto Hanoo Water Boom dan Pemancingan diban-gun di atas lahan seluas 4000 M2. Di dalamnya terdapat mainan air tumpah, kolam renang, kolam pemancingan,

jamur, terapi air. Sedang-kan Resto Hanoo menye-diakan menu masakah Jawa, nasi timbel, sea food, nasi goreng, nasi uduk dan lain lain. Seban-yak 20 orang karyawan pribumi siap melayani.

Resto Hanoo Water Boom dan Pemancingan telah diresmikan peng-gunaannya Senin 6 Mei lalu. Peresmian ditan-dai dengan tasyakuran dan pengajian. Dihadiri Habib Syekh Bin Abdul Qodir Assegaf sebagai pembicara, Muspika Sidoharjo, tokoh ma-syarakat dan warga.

Resto Hanoo Water Boom dan Pemancin-gan terletak di sisi timur Kota Sidoharjo, kurang lebih berjarak 7 KM. Atau sekira 7KM di sisi barat Kota Kecamatan Jatisro-no. Dari Kota Kabupaten Wonogiri bejarak sekira 30 KM.

Lokasinya dapat ditem-puh dengan kendaraan umum. Sebab Resto Hanoo Water Boom dan Pemancingan ter-letak di tepi Jl Raya Wonogiri-Purwantoro. Tepatnya berada di sisi selatan jalan, di daerah tikungan dan turunan jalan dari dan menuju Wonogiri - Purwantoro.

Bagi masyarakat Wono-giri H Sakuri belum banyak dikenal, karena baliau tinggal di Jakarta. Mau tahu? H Sakuri dulu, hanyalah seorang supir di rumah Sakit Pelni. Per-nah juga menjadi PNS, tetapi memilih keluar. Duka nestapa, perih dan lara pernah dirasakan-nya.

Berkat ketekunan dan kerja keras serta ridho il-lahi, Sakuri berhasil me-lalui masa sulit dan pahit. Ini salah satu cerita sedih yang dialaminya. Pada tahun 1978, rumahnya di Komplek Angkatan Darat Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan digu-sur oleh rezim. Waktu itu bekas rumahnya di-gunakan untuk pem-bangunan lapangan tenes. Dan, kini telah menjadi apartemen.

Kemudian Sakuri sekelu-arga pindah ke Kampung Dukuh, yang ditempati saat ini. Di Kampung Dukuh, ia membuka us-aha warung kecil, Wart-eg, rental becak den-gan jumlah becak 14 unit. Perhari becaknya disewakan Rp.2000,-.

Kemudian Sakuri mengembangkan wa-rung kecil menjadi toko kelontong. Hari demi hari toko kelo-tongnya berkembang pesat. Dalam sehari mampu menjual 3 truk beras. Namun co-baan belum berhenti. Ujian datang kembali.

Pada tahun 1999, tok-onya menjadi sasaran

aksi perampokan oleh 12 orang bersenjata tajam. Sakuri mend-erita kerugian Rp.100 juta lebih. Hanya satu unit mobil kijang super yang tersisa. Kemudian harta satu satunya itu ia jual seharga Rp.64 juta.

Uang hasil penjualan mobil digunakan untuk modal berjualan telur. Saat itu telur satu truk seharga Rp.27 juta. Perla-han namun pasti, usaha telur ini berkembang hingga sekarang. Sakuri bekerja dibantu 32 orang karyawan. Dalam sehari bisa mendistri-busikan telur sebanyak lima truk ke supermar-ket se Jabodetabek.

Apa sebenarnya re-sep dalam berbisnis? Tampa segan-segan Sakuri memberkan re-sepnya untuk orang lain. resepnya adalah jujur, ikhlas, banyak ber-sedekah, banyak me-nolong, mengajarkan orang lain berbuat baik.

“Orang yang berbuat ja-hat dan dzolim karena kelaparan atau karena faktor lain, maka menjadi tanggungjawab orang yang mempunyai harta lebih dan tanggungjaw-ab pemimpin, dan para pemuka agama. Karena itu jangan lupa kewa-jiban peduli pada orang lain dengan beralam dan bersedekah,” pesannya.

Ajaran itu pula yang di-tanamkan oleh H. Sakuri dan Hj. Mukiyem kepada ketiga anak-anaknya, kerabatnya di Jakarta, di Jawa dan juga kepada tetangganya di Jakarta maupun di Wonogiri.[Sugiyarno]

Mantan Supir Menjadi Distributor Telur Se Jabodetabek

8

H.Sakuri Dan Istrinya Hj Mukiyem | Foto Sugiyarno

Page 9: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

WIRAUSAHA

PRACIMANTORO – Di Dusun Miri RT 01 RW 02 Desa Sumber Agung Kecamatan Praciman-toro, Wonogiri terdapat perajin (pembuat) pen-ganan (makanan) khas Pracimantoro, ampyang. Salah satunya adalah penganan berbahan baku kacang dan gula kepala ini adalah Surati. Surati menekuni usa-hanya dibantu oleh sua-minya Mino (57) , dan kedua anaknya. Surati menggeluti usahanya tersebut 25 tahun silam. Menurut Surati peng-hasilnya dari membuat dan menjual ampyang cukup membantu per-ekonomian keluarganya. Bahkan Surati mengaku, usahanya tersebut telah berkembang dan mer-ambah ke berbagai kota Kecamatan di Wonogiri. Bahkan mulai dipas-arkan keluar ke Kabu-paten Kota, terutama ke Solo, Jakarta, Surabaya dan Bandung. Pembeli

Berkat Ampyang Ekonomi Jadi Mapan

dari luar Kota Wono-giri adalah penduduk Wonogiri yang meran-tau.Dalam sehari, Surati bisa menghabiskan kacang untuk memproduksi ampyang hingga men-capai 25 kg, dan gula 15 kg. Jika dikalkulasi dalam sebulan bisa mengabiskan kacang seberat 6 kwintal ka-cang. Ampyang buatan Surati dikemas dengan plastik berwarna bening dan diikat pada bagian atasnya.“Saya memulai usahan-ya ini sudah berjalan pu-luhan tahun. Ampyang buatan sini tidak hanya untk memenuhi kebu-tuhan konsumen lokal Wonogiri, namun ada juga perantauan dari Ja-karta dan kota kota be-sar lainnya untuk oleh oleh saat kembali ke kota tujuan perantuan,” kata Mino suaminya. Surati menjual ampy-ang seharga Rp. 5.000,-

perbungkus, kemasan plsatik. Harga tersebut sama seperti harga pejua-lan ke warung-warung yang disetorinya. “ Omset perbulan seki-tar Rp. 10.000.000,-. Jika ada pesanan ban-yak pendapatnnya bisa lebih,” imbuhnya. Selain ampyang Mino juga mengembangkan usaha pembuatan bata-ko di halaman rumahn-ya. Mino memperker-jakan dua orang. Dalam sehari dapat menghasil-kan sekitar 300 batako. “Ini pengembangan

usaha lain, selain ampy-ang. Kendalanya kurang modal. Usaha kami mandiri tampa bantuan pemerintah,” tuturnya.Sementara Suyono Kepala Desa Sumber Agung mengemeuka-kan, usaha-usaha kecil rumahan (home indus-tri) cukup mendukung perkembangan pereko-nomian rumah tangga. Lebih penting, usaha rumahan dapat membu-ka lapangan pekerrjaan bagi orang lain. “Kami berharap pemer-intah Kabupten Provinsi dan pusat dapat mendu-

kung berbagai usaha ke-cil di Pracimantoro. Agar home industri di wilayah kami bisa berkembang, kami harap pemeri-tah berkenan mem-bina dan memberikan bantuan permodalan. Usaha – usaha kecil di daerah merupak-an kekuatan ekonomi dalam menunjang per-ekonomian keluarga dan program pemerin-tah yang tepat sasaran. Sehingga masyarakat dapat berkreasi dan dapat mengembangkan usahanya.[Heriyanto]

Surati menunjukan usaha Ampyang kacang gula | Foto Heriyanto

9

JATIPURNO - Pekerjaan apa saja jika ditekuni akan dapat menghasilkan uang. Seperti yang dikerjakan oleh Sigit (33) dan Sri (30) warga penduduk Dusun Jambangan RT 03 RW 03, Desa Balepanjang, Keca-matan Jatipurno, Wonogiri. Pasangan suami istri ini, mengembangankan usaha kera-jinan membuat jiting bebahan baku batang bambu. Jiting sama dengan lidi berbahan bambu. Usaha ini baru berlangsung seki-tar dua bulan silam. Langkah pertama membuat jit ing adalah menyiapkan bahan baku bambu yang dipotong-

potong sesuai ukuran yang dike-hendaki. Misalnya berukuran panjang 30 cm, 50 cm dan seterusnya. Lang-kah kedua bambu yang sudah dipotong-potong dibelah dan dibentuk seperti sapu lidi.Setelah terkumpul cukup ban-yak, jiting-jiting ini disetorkan ke pengepul di wilayah Kabupaten Karanganyar. Di Kabupaten yang bertetangga dengan Wonogiri ini, diolah kembali menjadi kera-jinan sangkar burung. Sigit mejual harga jiting per 1.000 batang jiting ukuran panjang 30 cm sehargai Rp. 12.000,- Sedangkan ukuran

panjang 50 cm dihargai Rp. 15.000. Sigit menceritakan, ide tersebut muncul saat ia berlibur ke rumah orang tuanya di Karanganyar. Secara kebetulan, bahan baku bambu di sana lebih mudah didapatkan. Apa yang dikerjakan Sigit dan Sri bisa

Peluang Kerja Kerajinan Sangkar

menjadi contoh bagi siapa saja yang ingin membuka lapangan pekerjaan. Hasilnya batang bam-bu dari Jatipurno menjadi sang-kar burung yang cantik, yang dapat ditemui di pasar burung. [Handayani Ekawati]

Sri membuat kerajinan Sangkar | Foto Handayani Ekawati

Page 10: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

SOSIAL

WONOGIRI - Pak Setu be-gitu-lah ia biasa dipanggil oleh tetangga sekampung-nya. Meskipun terlahir dalam keadaan cacat fisik Pak Setu tetap mensyukuri keadaannya.

Lelaki yang telah berusia 55 tahun ini mempunyai kesibukan yang di tempat tinggalnya, di Dusun Sam-birejo RT 02 RW 13 Kelura-han Wonokerto Kecamatan Wonogiri.

Meskipun hanya memiliki satu kaki dan satu tangan, bahkan jemari tangannya tidak lengkap hanya dua

Meski Terlahir Cacat Pak Setu Pandai Memanjat dan Menekuni Sebagai Tukang Kayu.

jari, namun Pak Setu tetap dapat melakukan berbagai aktifitas.

Cacat bukan halangan bagi dirinya untuk berkarya. Keahlian yang dimiliki Pak Setu adalah sebagai tukang kayu. Ia mampu membuat jandela, pintu, meja-kursi dan almari berbahan kayu.

Menarik lagi, alat peralatan kerja yang digunakan Pak Setu, ternyata bukan hasil membeli di toko material, juga bukan mendapatkan sumbangan dari Pemerin-tah Daerah maupun Pusat.

Melainkan buatan Pak Setu sendiri.

Seperti pasah, tatah, bubut manual, dan sercle meja. Se-lama ini Pak Setu tidak per-nah mendapatkan bantuan peralatan dari pemerintah.

Meskipun Pak Setu tidak mengenal bangku sekolah dia tetap pandai menu-lis dan membaca. Bukti-nya papan nama “Bidan” di kampungnya merupakan buah karya Pak Setu.

Pada usia yang sudah setengah abad lebih ini

Pak Setu tetap semangat menjalani hidupnya. Se-hari hari Pak Setu tinggal bersama kerabatnya. Pas-alnya Pak Setu belum me-nikah, statusnya bujangan.

Ditemui di rumahnya, Ju-mat (3/5/13) lalu, Pak Setu tengah sibuk mengerjakan daun pintu pesanan dari tet-angganya.

Soal tarif jasa karyanya, Pak Setu tidak pernah mema-sang harga. Selain mahir merangkai kayu, Pak Setu juga mampu memanjat po-hon kelapa dan pohon lain,

Pak Setu di tempat kerjanya | Foto Bagus

10

meskipun ia hanya memiliki satu kaki dan satu tangan.

Potret keberadaan Pak Setu sudah sewajarnya menjadi perhatian orang lain yang lebih beruntung dan per-hatian Pemerintah Daerah maupun Pusat.

Pengakuan muncul dari seorang Pak Setu, bahwa ia belum pernah mendapat-kan bantuan sosial dari pemerintah.

Tidak layakkah Pak Setu mendapatkan uluran tangan ? . [Heriyanto]

Page 11: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013
Page 12: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

AGROBISNIS 12

NGUNTORONADI - Selain giat menanam sayur mayur dan rempah rempah, pen-duduk Desa Semin Keca-matan Nguntoronadi juga rajin menanam buah buahan.

Tanaman buah yang sedang dikembangkan di wilayah pegunungan sisi Timur Keca-matan Nguntoronadi adalah buah naga.

Tidak sia sia, upaya warga membuahkan hasil. Sejak pertengahan Januari lalu, war-ga setempat mulai memanen hasilnya. Dalam sekali peme-tikan, setiap keluarga rata-ra-ta dapat memanen lima sam-pai 10 kilogram buah naga. Jumlah panennya memang tergolong sedikit.

Sedikit banyaknya buah naga yang dipanen warga, sangat tergantung banyaknya tana-man buah naga. Kebanyakan warga memang hanya mena-nam di pekarangan rumahn-ya. Bagi warga yang pekaran-gan halamannya luas, tentu dapat menanam pohon buah naga dalam jumlah banyak.Warga yang memiliki luas

Desa Semin Nguntoronadi Panen Buah Naga

pekarangan 10x10 meter bisa menghasilkan buah naga lebih dari sepuluh kilogram dalam sekali pemetikan. Ket-ua tim penggerak PKK Desa Semin, Suparmi (45) men-gungkapkan, musim panen buah naga telah dimulai se-jak akhir Desember lalu.“Panen sekarang melim-pah, bisa untuk menambah pendapatan keluarga.

Biasanya, musim panen ber-langsung dari Desember sampai Maret. Pemetikan buah naga bisa dilakukan dua minggu sekali,” katanya.Sementara ini, belum me-masarkan buah naga keluar Daerah. Warga lebih menik-mati sendiri. Kalaupun ada yang dijual, hanya terhadap kalangan tertentu saja. Jenis buah naga daging putih Rp 3.000-5.000/buah, Naga daging kuning Rp 5.000/buah. Naga daging merah Rp 15.000/kg.

“Buah naga dari desa kami belum dipasarkan keluar. Sebagian masih dikonsumsi sendiri. Pembelinya hanya orang yang berkunjung ke

desa Semin yang ingin mem-bawa oleh-oleh. Buah naga daging kuning di Semin ma-sih langka, baru dibudiday-akan satu keluarga,” katanya.

Camat Nguntoronadi, Joko Triono menambahkan, mes-ki warga Semin baru sebaas menanam di pekarangan rumah, namun menurutnya produksi buah naga di desa setempat sudah tergolong banyak. Sekali pemetikan, jumlah panen se Desa Semin lebih dari 200 kilogram.

Tahun lalu, musim panen buah naga bisa menghasil-kan Rp 16 juta. Tahun ini, ni-lai panen buah naga diperki-rakan mencapai lebih dari Rp 20 juta. Karena akhir akhir ini semakin banyak warga yang membudidayakan buah naga.

Hampir setiap keluarga di desa Semin telah membu-didayakan tanaman sejenis kaktus itu. “Saat ini jumlah warga yang menanam buah naga sudah ada 600-an ke-luarga. Sebagian saat ini se-dang panen. Sebagian lain

belum panen karena baru menanam,” katanya. [Bagus]

Panen buah naga di Desa Semin Nguntoronadi

Page 13: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

NASIONAL 13

WONOGIRI – DPC PDI-Per-juangan Kabupaten Wonogiri kedatangan tamu istimewa, anggota MPR RI Mangara M Siahaan, Sabtu (11/5) di Ge-dung SKB Bulusulur Wonogiri. Mangara M Siahaan adalah utusan dari Fraksi PDI Perjuan-gan. Mangara memberikan cera-mah pada acara Kursus Kader 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Fraksi Perjuan-gan MPR RI. Mangara Hadir bersama Abadi Hutagalung, Iwan Laksono dan Timbul Srimulat sebagai narasumber. Ketiga tamu tersebut dis-ambut oleh Ketua DPC PDI-

Perjuangan Wonogiri Joko Sutopo, sekretaris DPC PDI-Perjuangan Setyo Sukarno, serta jajaran pengurus DPC, PAC dan Anak Ranting di se-luruh Wonogiri. Hadir sebagai peserta kur-sus terdiri dari pengurus DPC, Anggota Fraksi PDI-P erjuangan DPRD II Wono-giri, Ketua PAC se Kabupaten Wonogiri –mines- PAC Keca-matan Purwantoro , dan pengurus Anak Ranting PDI-Perjuangan Bulusulur, serta para Bacaleg PDI-Perjuangan Wonogiri. Di hadapan wartawan, Man-gara menceritakan sejarah

perjalanannya bergabung dengan PDI-Perjuangan. Di-awali tahun 1982, Mangara dan Sophan Sophian (kini telah almarhum), dipang-gil oleh Ibu Megawati Soek-arnoputri dan Guruh Seo-karnoputra. Mangara dan Sophan So-phian disarankan masuk Par-tai Demokrasi Indonesia (PDI) pimpinan Soeryadi, dengan alasan Ibu Megawati akan ma-suk PDI. Pada tahun itu juga, keduanya bergabung dengan Ibu Megawati ke PDI. Mangara dan Sophan So-phian mendapat tugas mengawal Ibu Megawati

Soekarnoputri. “Pada ta-hun 1986, saya bersama Ibu Megawati Soekarnoputri, dan Sophan Sophian mela-wan kepemimpinan So-eryadi, sehingga berakibat terpecahnya PDI,” katanya.

Melalui kongres di Surabaya dilanjutkan kongres di Medan serta musyawarah Nasional di Hotel Kemang Jakarta, maka lahirlah PDI-Pro Mega. Kemu-dian menjadi PDI-Perjuangan yang dideklarasikan pada tanggal 14 Pebruari 1998.“Saya turut menandatan-gani deklarasi berdirinya PDI Perjuangan. Setelah berdirinya PDI-Perjuangan, saya mengemban tugas sebagai Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan untuk peri-ode 1995 – 2000,” katanya. Kemudian, lanjut Mangara, pada tahun 2000, ia diper-intahkan oleh Ketua Umum untuk menyiapkan pelak-sanaan Konggres Rakyat di Bali. Setelah melalui Kongres Rakyat di Bali, Mangara ditu-gaskan oleh Megawati, untuk menjabat Wakil Sekjen DPP PDI-Perjuangan Periode 2000-2005. Perintahnya, saat itu, untuk melaksanakan konsolidasi partai di seluruh Indonesia,

Mangara M. Siahaan anggota Fraksi PDI-Perjuangan MPR RI | Foto Bagus

dengan melaksanakan pem-bentukan kepengurusan De-wan Pimpinan Daerah (DPD), melalui Konferda dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC), me-lalui Konfercab di seluruh In-donesia. Pada Kongres di Semarang, Ketua Umum DPP PDI-Per-juangan yang terpilih secara aklamasi kembali memerin-tahkan Mangara untuk ber-tugas menjabat sebagai Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Periode 2005-2010. Penugasan di Legislatif juga diberikan kepada Mangara sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (DP) Kota Bandung dan Kota Cimahi tahun 2004-2009. Selanjut-nya diberikan tugas kembali sebagai anggota DPR RI dari DP Jateng IV (Wonogiri, Ka-ranganyar, dan Sragen) pada tahun 2009-2014.Kini, Ketua Umum dan DPP PDI Perjuangan kembali menugaskan Mangara untuk menjadi calon anggota DPR RI dari Dapil Jateng IV pada Peri-ode 2014-2019. “Semoga saya bisa mengabdi dan memberikan yang ter-baik bagi bangsa negara dan rakyat pada penugasan kali ini,” pungkasnya.[Bagus]

“Mangara M.Siahaan : Anggota Fraksi PDI Perjuangan MPR RI”

‘’ SETIAP KONSUMEN YANG DI RUGIKAN AKIBAT MENGKONSUMSI BARANG DAN/JASA YANG TIDAK MEMENUHI ASPEK KESEHATAN , KEAMANAN, KENYAMANAN,KESELAMATAN DAPAT MENUNTUT GANTI RUGI DAN MENDAPATKAN PERLINDUNGAN LEWAT LPKSM’’

Sesuai Amanat Undang-Undang RI NO.8 TH.1999 ( TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN )

Slogohimo : Jln Slogohimo - Girimanik KM 1 Ngerjopuro RT.04 RW.03 Slogohimo Wonogiri 57694 Wonogiri : Jln.jendral Sudirman No 505 - 507 Donoharjo Wonogiri Telp 0273321730 / 082134776017

Pusat Informasi : 081391721206, Divisi Perlindungan : 081393539090, Sekretariat : 081387977943

Page 14: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

POLITIK 14

WONOGIRI – Joko “Jokowi” Widodo, mantan Walikota Solo yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta menjadi magnet warga Purwantoro, pada acara kampa-nye terbuka pasangan Cagub-Cawagub Ganjar-Heru, Minggu pagi (12/5). Giat jalan santai ber-sama Jokowi yang dihelat DPC PDIP Wonogiri itu dihadiri ham-pir 15.000 orang. Dalam kesem-patan itu, Jokowi juga mengajak warga untuk tidak segan memil-ih Ganjar Pranowo dan Heru Sud-jatmoko sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah.

Ketua DPC PDIP Wonogiri Joko

Jokowi Menjadi Magnet Kampanye Ganjar - Heru di Wonogiri

“Jekek” Sutopo didampingi Sek-retaris DPC PDIP Setyo Sukarno mengatakan pemilihan Jokowi sebagai salah satu juru kampa-nye Ganjar – Heru di Wonogiri di-dasari fakta bahwa Jokowi meru-pakan figure yang diidolakan masyarakat. Karena itu, kehadi-ran Jokowi diharapkan mampu mendongkrak perolehan suara Ganjar-Heru pada Pilkada Jawa Tengah 26 Mei mendatang.

Pak Jokowi adalah figure yang menjadi idola karena prestasin-ya. Kebetulan, beliau memiliki waktu luang untuk membantu kami menyosialisasikan calon

gubernur yang kami usung yak-ni Ganjar-Heru. Kami berharap, kehadiran beliau di Lapangan Jethak, Purwantoro, hari ini bisa membuat perolehan suara kami naik signifikan sehingga kami bisa memenangkan Pilka-da Jawa Tengah ini,” katanya.

Sementara, Jokowi tak lama berada di Purwantoro. Dia ha-dir sekitar pukul 07.30. Dia langsung bergabung den-gan sekitar 15.000 warga yang telah menunggunya. Sedang ketika memberikan sam-butan, Jokowi mengatakan masyarakat tak perlu ragu

untuk mendukung Ganjar.

Jokowi yang mengaku men-genal Ganjar cukup lama men-gatakan bahwa calon gubernur yang diusung PDIP tersebut adalah orang yang jujur, ber-sih dan merakyat. “Jangan ragu untuk memilih Mas Ganjar di pemilihan nanti. Saya cu-kup lama mengenal beliau. Yang saya tahu, Mas Ganjar adalah orang yang jujur dan bersih,” kata Jokowi sebelum melanjutkan perjalanannya un-tuk mengkampanyekan Gan-jar – Heru ke Temanggung.[Bagus]

Joko Sutopo Ketua DPC PDI Perjuangan kabupaten WonogiriJokowi menjadi Juru Kampanye di Purwantoro

Page 15: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

POLITIK 15Pemimpin Tidak Boleh Saling Lempar Tanggungjawab

WONOGIRI-Prof. Sudijono Sastroatmodjo, berharap setiap kepala daerah, baik Bupati maupun Walikota, harus menjalin komuni-kasi yang baik dan kordi-nasi dengan Pemerintah Provinsi maupun Pemerinta Pusat, dalam rangka menin-gkatkan pelayanan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Program pem-bangunan bisa berhasil ke-tika pemimpin bersatu padu. Hal itu dikemukakan oleh mantan Rektor Unnes Sema-rang di Gedung Giri Wa-hana Wonogiri, Senin (13/5). Pria kelahiran Pacitan Jawa Timur ini, meminta Bupati Wonogiri dan kepala daerah yang lain agar menyampai-kan rencana pembangunan sarana prasarana jalan di wilayahnya. “Pembangu-

nan harus dipondong ber-sama. Tidak boleh saling tud-ing, saling lempar,” katanya. Calon Wakil Gubenur (Cawagub) pasangan Calon Gubernur Bibit Waluyo ini, mengaku telah mengetahui sendiri kondisi kerusakan ja-lan di wilayah Kota Gaplek. Karena memang beliau adalah sering melintasi jalan Wonogiri ketika pulang pu-lang dari Semarang ke Pacitan Jawa Timur. “Saya dapat kelu-han langsung dari masyara-kat. Tadi juga dapat keluhan dari pedagang pasar,” katanya. Sudijono membeberkan pengalamannya memimpin Unnes Semarang. Selama puluhan tahun menjadi Rek-tor, Sudijono tidak pernah bekerja sendiri. Dipastikan kesuksesannya menjadi rek-tor karena ada keterlibatan

semua pihak yang bekerja se-cara profesional dan amanah. Semua lembaga teknis harus diajak berkomunikasi. Kunci-nya ada di tangan pengambil kebijakan, atas dasar peren-canaan bersama. “Puluhan tahun saya men-jadi Rektor Unnes. Saya tidak bekerja sendirian. Saya ajak bicara dengan tukang nge-pel, dengan tukang kebun, dan juru kunci. Tidak mung-kin saya kemana-mana mem-bawa kunci. Tukang kebun juga harus dihormati. Mereka bekerja profeisonal memban-tu kesuksesan kita,” tandas mantan rektor dua periode, 2006-2010 dan 2010-2014 ini. Sudijono hadir ke Wonogiri untuk mengenalkan diri se-bagai Cawagub Jateng duet Cagub Bibit Waluyo. Hadir menyambut ratusan pengu-rus, kader dan simpatisan tiga Parpol pengusungnya. Yakni Partai Demokrat, Partai Gol-kar, dan Partai Amanat Nasi-onal. Tampak menyambut Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jateng Endang Maria SH, Tety Indarti (PD), dan Subandi PR Spd (PAN). Tampak hadir pula Ketua DPC Partai Demokrat Wono-giri, Ymt. Tetty Indarti, Ketua DPD Partai Golkar Wonogiri Edy Santoso SH, dan Ketua DPD PAN Wonogiri Sunarmin SH. Tampak hadir pula ratu-san anggota tim sukses, kader simpatisan dan relawan pa-

sangan Cagub-Cawagub no-mor urut 2 yang mengusung misi “Berkarya Bersama Bissa”. Sudijono menjelaskan keti-dak hadiran Cagub Bibit Waluyo. Menurutnya Bibit Waluyo tidak hadir karena sudah cukup dikenal oleh masyarakat Wonogiri. Ter-lebih program pembangu-nan Bali Ndesa Mbangun Desa cukup dapat direalisa-sikan, sehingga Bibit cukup populer di kalangan petani, nelayan maupun pedagang. Bibit Waluyo telah beker-ja keras selama 4,8 tahun. “Kesannya Pak Bibit itu atos. Ning Bibit itu jujur dan apa adanya. Kalau Bibit bilang ngalor, faktanya yang ter-jadi yang ngalor. Bibit sudah dikenal. Nek Sudiyono belum dikenal. Saya rela mundur sebagai Rektor Unnes. Saya menjabat selama 20 tahun, sampai 20 Desember 2014. Namun saya memilih men-gundurkan diri pada 11 April 2013. Saya diundang pada 25 Pebruari, saya dipercaya un-tuk mendampingi dan mem-bantu Bibit Waluyo dalam melanjutkan program pem-bangunan Desa,” bebernya. Selama ini, Sudiyono men-gaku lebih konstrasi memikir-kan bidang pendidikan. Se-lama mejabat Rektor Unnes, ia mempunyai komitmen untuk mengentaskan pendi-dikan bagi keluarga miskin. Sudiyono juga dinilai sebagai

Rektor yang peduli terhadap masalah sanitasi dan kesehat-an lingkungan. Juga berhasil meng-golkan kebijakan green campus dan kebijakan kon-servasi. Soal pembangunan sarana prasarana jalan di Wono-giri, Bibit dan Sudiyono siap membantu pembangunan Jalur Lingkar Selatan-selatan di Wonogiri, pembangunan dermaga dan rencana in-dustri semen di Giriwoyo. “Insya Allah kami siap me-nyelesaikan pekerjaan terse-but,” kata Pria kelahiran Pacitan 15 Agustus 1952 ini. Sebelum pamitan, Sudijono berpesan kepada tim sus-esnya, agar tim sukses men-jaga diri dan bersikap santun. Jangan sampai hanya demi memenangkan calon yang diusungnya, kemudian ber-buat curang dan merusak tatanan masyarakat. Memilih gubernur, tujuannya tidak lain adalah dalam rangka membangun keejahterakan masyarakat. “Semua calon gubenur dan parpol dan tim sukses yang mengusung adalah saudara kita semua. Jangan sampai ada sekat di antara masyarakat. Kalau ada yang nakal. Katakan tidak. In-sya Allah pendidikan politik yang cerdas bisa dibangun dari pemerintah Jawa Tengah. Sementara ketiga parpol pengusung menyatakan siap memenangkan pasangan BIS-SA. Bahkan tiga Ketua Parpol menargetkan akan meraih 60 % -dari sekira 900 ribuan pe-milih di Kabupaten Wonogiri. PAN telah berhasil menjadi-kan Danar Rahmanto sebagai Bupati Wonogiri. Demokrat telah menjadikan Presiden. Golkar juga diminta harus siap menjadikan Gubernur Jateng, pasangan Bibit Sudiyono. Semboyan Bissa artinya bisa melakukan sesuatu. “Sang-gup?!” ujar Sudiyono, dis-ambut pekikan bisa, hadirin.[Bagus]

WONOGIRI - Koalisi tujuh partai politik pengusung calon Gubernur pasangan HP-Don, menggelar rapat besar untuk menentukan langkah pemenangan Pilgub Jateng di Gedung Giri Wa-hana Wonogiri, Sabtu 11/5 Ketujuh partai pengusung HP-Don adalah PKS, Gerindra, PPP, PKB, Hanura, PKNU, dan Parta Nasdem. Masing mas-ing partai diwakili oleh Ketua

PKS Janjikan HP-Don Insya Allah Menang

partai dan Bacaleg masing masing Parpol. Suasana riang terasa di dalam ruang gedung berkapasitas 1000-an orang itu. Walaupun tempat duduk di dalam ruangan terlihat banyak yang kosong. Namun semua undangan tetap se-mangat menerikkan yel yel pemenangan HP-Don. Iringan musik religi dari solo organ turut menambah semarak.

Dewaky Hendry Astantono selaku Ketua Tim Pemenan-gan HP-Don Wonogiri, me-minta seluruh kekuatan bersa-tu padu untuk memenangkan cagub yang diusungnya. Dewaki mengibaratkan par-tai pengusungnya seperti gelombang di lautan yang mampu menghanyutkan. Dewaki juga mengibarat-kan kekompakan tim suk-sesnya bak sapu lidi yang telah disatukan, sehingga mampu menyingkirkan apa saja yang ada di depannya.Sementara Hadi Prabowo dalam sambutanya meng-himbau kepada seluruh yang hadir untuk segera menyatukan barisan. Karen waktu sudah dekat. HP meminta tim sukses segera membuat posko. “Tidak ada kata lain, kita minta semua partai pengusung konsolidasi. Semua partai pengusung agar segera mewujudkan minimal pemilih di Wonogiri dapat meraih 50/60 persen.

Ibarat mengumpulkan biting, 26 Mei harus menang. Untuk para Caleg bila bekerja keras nanti setelah menang akan kita bantu. Satukan tekad dan sehati untuk menmenang-kan. Utamakan langkah untuk ngajeni dan mengayomi. Tampil elegan, nomor satu tetap nomor kita, satukan langkah untuk mencapai ke-menangan. Partai koalisi, ha-rus bisa mengendalikan diri di bawah tim koalisi biar tidak semrawut. Kita ada relawan, hari ini hari terakhir menegakkan kin-erja lebih baik dan ditingkat-kan. Delapan partai pemilik gubenur Jateng.[Sugiyarno]

Kampanye Pemilihan Gubernur Jawa Tengah

Cawagub Prof. Sudiyono Sastroatmojo diapit oleh tiga Ketua Parpol pengusung BISSA, Edi Santoso SH (kanan, Partai Golkar), Sunarmin SH (paling kiri, PAN), dan Tetty Indarti (Partai Demokrat)

Page 16: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

PROFIL 16

WONOGIRI - Awalnya, masyarakat Wono-giri banyak yang tidak mengenal kantor KP2KP Wonogiri. Perlahan tetapi pasti, penduduk kota Kethek Ogling mulai banyak yang mengenal. Setelah dikenali banyak orang, kantor KP2KP mulai sering dikunjungi orang. Sebaliknya, petugas KP2KP juga giliran sering mengunjun-gi warga Wonogiri.

Ketika dikunjungi dan ketika mengunjugi, maka yang sering dialami petugas KP2KP adalah me-layani setiap kesulitan para tamunya, maupun yang dikunjunginya. Itulah kurang lebih cerita yang disampaikan oleh Kepala KP2KP Wono-giri Gatot Riyadi, beberapa hari lalu di kantornya di Jl Sutoyo Nomor 6 Wonokarto Wonogiri.

Gatot Riyadi menjelaskan KP2KP adalah kependekan dari Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan. Kantor ini di bawah Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Setelah mengenali KP2KP, masyarakat Wono-giri –utamanya- para wajib pajak mulai sadar akan kewajibannya. Baik perorangan maupun badan, CV dan PT atau yang lainnya. Jujur mengakui, akhir akhir ini Gatot mera-sakan, para wajib pajak mulai sadar membayar pajak. Ia mengistilahkan, masyarakat mulai menggeliat. Wong Wonogiri mulai ada krentek mbayar pajak. Pria asal Jogja itu, dapat mengu-kur dari program yang telah dilaksanakan. Yaitu program mobile take unit (MTU). MTU tersebut, setiap hari kerja mendatangi pos layanan di 5 Kecamatan. Yaitu di Kecamatan Batureto, Eromoko, Purwantoro, Jatisrono, dan Pracimantoro. Sebelumnya program tersebut sebenarnya sudah dilaksanakan. Akan tetapi tidak rutin. Sehingga hasilnya tidak maksimal. “Mulai tahun 2012 ini kita rutinkan. Akhir akhir ini banyak yang memanfaatkan,” katanya. Melalui program MTU itulah, masyarakat bisa meminta penjelasan terkait kesulitan dalam membayar pajak. Kesulitan wajib pajak mayori-tas ada pada pengisian formulir SPPT tahunan. Selain itu, KP2KP juga menyediakan program layanan cukup via telepon. Cukup berkomu-nikasi melalui telepon, petugas KP2KP akan menjelaskan soal pengisian formulir SPPT. Jika tidak atau kurang jelas mendapatkan ket-erangan melalui telepon, petugas KPPT siap datang melayani langsung. “Sampaikan me-lalui tilpon, kapan, di mana dan berapa orang yang hadir. Kita siap datang untuk memberikan penjelasan dan mengakomodasi,” kata Gatot. Di kantor KP2KP, menurut Gatot, akhir akhir ini mulai banyak yang berdatangan juga. Mereka antara lain penduduk Wonogiri Kota. Mereka datang untuk berkonsultasi soal wajib pajak dan lainnya. Seiring meningkatnya pemahanan masyarakat terhadap KP2KP, maka dipastikan mulai ada peningkatan pemasukan pajak. Na-mun data soal itu, tidak ada di KP2KP. Data angka perolehan pajak menurut Gatot ada di Kantor Pajak Pratama Sukoharjo, yang

beralamat di Jl Klaten Jawa Tengah. “Di sini han-ya melayani konsultasi masalah pajak,” terang Gatot. Sejarah berdirinya KP2KP Wonogiri, awalnya sebagai Pos Pelayaanan Pajak. Kemu-dian pada 1997 berubah ditingkatkan menjadi KP2KP. KP2KP terdiri dari 11 orang. Enam orang karey-awan pendukung satpam dan Cleaning Servise. Serta lima orang organik. Dua orang diantaran-ya sebagai petugas keuangan, dan dua pelay-anan serta satu pimpinn. Gatot mulai bertugas KP2KP Wonogiri sejak Juli 2011. Ia tinggal di di Kerdukepik Wonogiri Kota.Akan Gelar Kelas Baru Pelatihan Gratis Petugas KP2KP akan lebih mudah masuk me-lalui simpul simpul. Misalnya melalui asosiasi pengusaha konstruksi dan perhotelan, kop-erasi, perbankan dan pendidikan. Sebaliknya, jika wajib pajak tidak menjadi anggota asosiasi, maka petugas KP2KP akan menemui kendala. KP2KP juga membatasi jumlah peserta. Berkisar 40 orang. Sebab jika terlalu ban-yak peserta maka penyajian materi tidak

effektif. Kabar baru, bagi wajib pajak, KP2KP akan membuka kelas baru, kelas pajak. Mater-inya akan diberikan pelajaran mengisi SPT Ta-hunan. Rencana akan dilaksanakan pada awal Februari 2012, di di kantor KP2KP. Gratis dan terbuka untuk umum. Namun peserta dibatasi sesuai daya tampung kelas. Sedangkan materi kelas baru dengan tema Badan Hukum rencana dilaksanakan pertenga-han Appril 2013 mendatang. Ini tidak lain dalam rangka pro aktif melayani masyarakat wajib pa-jak. Bagi wajib pajak yang tinggal jauh dari perkota-an, petugas KP2KP akan menggelar di Keca-matan Jatiroto, Pracimantoro, Ngadirojo. Bulan depan secara berurutan dimulai tanggal 4-8 Februari di Kecamatan Eromoko, Baturetno, Jatisrono, Purwantoro dan di Pracimantoro.[Bagus]

Riyadi Kepala Kantor Pajak Wonogiri

Membantu Melayani Kesulitan Warga Wonogiri

Page 17: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

BIROKRASI 17

WONOGIRI - Ketua Umum Badan Amal Zakat Nasi-onal (BAZNAS) Prof. Dr. Didin Hafidhuddin menga-jak kepada seluruh umat muslim khususnya warga masyarakat Wonogiri un-tuk membiasakan diri ber-infaq, sodaqoh dan zakat.

“Jadikan Infaq, Sodaqoh dan Zakat sebagai life-style atau gaya hidup kita,” ajaknya saat menyampai-kan tauziyahnya pada aca-ra Pentasyaruban Gerakan 1 Milar untuk Anak Yatim Piatu dalam rangka Perin-gatan Hari Jadi Kabupaten Wonogiri ke-272, Minggu (12/5) bertempat di Alun-Alun Kabupaten Wonogiri.

“Seringkali jika kita mener-ima gaji, langsung dibagi untuk berbagai kebutuhan, namun menyisihkan untuk zakat kadang lupa, oleh karena itu marilah perta-ma kali yang kita lakukan

adalah disaat menerima rizki sisihkan 2,5 persen untuk zakat selanjutnya si-lakan untuk yang lainnya.”

Didin juga menyampaikan bahwa dengan membia-sakan diri berinfaq, berso-daqoh dan berzakat maka kita akan mendapatkan dua karunia dari Allah SWT yai-tu ketenangan dalam hidup dan terpenuhinya kebutu-han kita berapapun peng-hasilan yang kita peroleh.

“Setiap manusia tidak akan pernah terlepas dari masalah, namun den-gan beramal maka dalam menghadapi masalah akan dapat kita atasi den-gan ketenangan,” jelasnya.Menurut Ketua Panitia, Drs. Budisena, MM disam-paikan bahwa acara ini di-

hadiri kurang lebih 3000 pengunjung yang terdiri dari Muspida, para Kepala SKPD, para Kepala Seko-lah dan Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Puskes-mas serta anak yatim piatu se-Kabupaten Wonogiri.

Dalam acara tersebut Bupa-ti Wonogiri, H. Danar Rah-manto didampingi Prof. Dr. Didin Hafidhuddin beserta Sekda Kabupaten Wono-giri, Drs. Budisena, MM me-nyerahkan bantuan dana sejumlah Rp 841.542.300,- kepada sejumlah 415 anak yatim piatu yang terse-bar di 25 kecamatan se-Kabupaten Wonogiri ter-diri dari 27 anak TK, 176 anak SD, 119 anak SMP/MTSn, dan 88 anak SMA/SMK/MAN serta 5 anak Tuna Wicara yang diwujud-

kan dalam bentuk tabungan.

Meski jumlah bantuan belum mencapai 1 milyar namun Bu-pati Wonogiri optimis bahwa dalam bulan Mei ini nanti selu-ruh bantuan akan genap 1 Mi-lyar yang akan langsung dis-erahkan ke anak yatim piatu.

Bantuan yang diperoleh dari PNS, Anggota DPRD, per-bankan dan Perusda Kabu-paten Wonogiri ini tidak se-dikitpun dikurangi untuk penyelenggaraan,”Karena pelaksanaan kegiatan ini su-dah ada yang menanggung dari pihak ketiga, sehingga uang yang terkumpul dari PNS, Anggota DPRD, perbankan dan Perusda murni diserahkan ke anak yatim piatu, semoga dengan doa mereka Wonogiri akan selalu diberikan keberka-han oleh Allah SWT,” harapnya[Humas ].

PROF.DR.DIDIN HAFIDHUDDIN : Jadikan Infaq, Sodaqoh Dan Zakat Sebagai Gaya Hidup Kita

Pentasyaruban Gerakan 1 Milar untuk Anak Yatim Piatu

Bupati Danar Rahmandto Menyerahan cindera mata PROF.DR. Didin Hafidhuddin / Foto Humas

Page 18: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

HUKUM 18

WONOGIRI - Sejak awal tahun ini, Rutan Kelas II B Wonogiri dengan RSUD Soediran Mangun Soemarso (SMS) menjalin kerja sama (MoU/Memorandum of Understanding) dalam bi-dang rehabilitasi Narapidana (Napi) Narkotika.Saat ini jumlah Napi khusus Narkoba menca-pai sekira 90 orang, sebanyak 79 orang Napi diantaranya adalah titipan dari Rutan dan atau Lemabaga Pemasyarakatan dari Kabupaten/Kota lain di Indonesia, dan Jawa Tengah. MoU tersebut tertuang dalam surat berno-mor W9.EBB.PK.01.08.03.673. dan Nomor 26/RSUD/XI/2013 yang ditandatangani oleh Ke-pala Rutan II B Wonogiri, Oga G Darmawan Amd.IP.SSoos.MH.Msi dan dr Setyarini MM se-laku Direktur RSUD SMS Wonogiri. Dengan MoU tersebut, pihak RSUD SMS Wonogiri telah ditugaskan dokter psikolog dan dokter saraf, dr Romy. Dokter itu bekerja sama dengan dokter Rutan, dokter Sony. Napi Nar-koba yang direhabilitiasi antara lain mantan pemakai sabu sabu ekstas, heroin dan putaw.Sekjen Kementrian Hukum dan Hak Asasi Ma-nusia (Kemenkumham) RI. DR. Bambang Ran-tam kepada Jateng Pos mengemukakan, bah-wa tujuan pemindahan para Napi Narkoba dari Jakarta dan Pekalongan ke Wonogiri karena telah terjadi kelebihan penghuni di Rutan asal.“Tidak tidak tujuan lain, kecuali dalam rangka

Rutan dan RSUD Kerjasama Rehabilitasi Korban Narkoba

Sekjen Kemenkumham RI, DR. Bambang Rantam saat sambutan HUT Pemasyarakatan ke 49 tahun

memberikan kenyamanan bagi para Napi Nar-koba. Karena di sana (di Rutan/Lapas Jakarta dan Pekalongan) telah over kapasitas,” kata Sekjen sembari memimpin gerak jalan santai dalam rangka HUT Pemasarakatan ke 49 tahun. Oga menambahkan, di Rutan Wonogiri tidak ada (belum ada) Napi Narkoba yang tergolong pengedar. Yang ada adalah Napi mantan pe-makai. Para Napi Narkoba Rutan Wonogiri se-tiap hari Sabtu diterapi mentalnya dan fisiknya oleh tim dokter RSUD SMS dan Rutan Wonogiri. Tim dokter sepakat tidak memungut jasa pelayanan rehabilitasi Napi Narkoba. “Rutan Wonogiri beberapa waktu lalu didrop Napi Narkoba sebanyak 79 orang. Itu kiriman tiga kloter dari Jakarta. Sebelum saya di sini juga ada kiriman Napi Narkoba dari Klaten, Sragen dan Solo,” kata Oga. Dijelaskan, bahwa kiriman Napi sebanyak itu sebelumnya penah direhabilitasi di Rutan Pe-kalongan. Namun di Rutan Pekalongan teren-dam banjir, sehingga hasil survey Kemenkum-ham dipindahkan ke Rutan Wonogiri. Mereka adalah Napi Narkoba dengan vonis kurang dari 5 tahun. Mereka berasal dari berbagai Kabupaten/Kota di Jawa dan luar Jawa. Mereka ditempat-kan di blok husus Narkoba. Karena memang di Rutan Wonogiri, antara Napi Pidana Umum

dengan Napi lainnya dipisahkan lintas Blok. Blok anak dan wanita juga masing masing dip-isahkan.

“Kecuali para Napi yang sedang mengikuti iba-dah atau penyuluhan rohani, atau berolahraga mereka baru ngumpul,” katanya. Mandi, makan dan bekerja juga bergantian. Situasi dan kondi-si di dalam Rutan Wonogiri dikunjungi oleh Sekjen. Tak terkecuali, Toliletpun dikunjungi. Di sisi lain, kehadiran Sekjen Kemenkumham RI di Rutan Wonogiri terungkap, bahwa ternyata di usianya yang telah mencapai 49 tahun baru kali ini dikunjungi oleh pejabat eselon I, seting-kat Sekjen Kemenkumham RI. Tepatnya sejak berdiri pada tahun 1952. Terungkap pula, ternyata tingkat hunian di Ru-tan II B Wonogiri telah melebihi pagu anggaran. Pagu anggaran untuk 128 orang. Tetapi Rutan Wonogiri dihuni 300-an Napi dan Tahanan. Fakta lain, Napi-nya lebih banyak dari pada tahanannya. Berbanding 27 tahanan den-gan 235 Napi. “Maret ini kas sudah habis, bulan depan terpaksa ditalangi pihak ketiga, tahun lalu juga,” katanya. Kondisi berbalik, terjadi di Rutan Kabupaten/Kota lainnya. Misalnya di Salatiga jumlah Nap-inya (warganya) sedikit tetapi pagu anggaran-nya belebih. Kondisi anggaran yang berlebih itu bisa dialih-kan ke Rutan ke Wonogiri. Rutan Wonogiri juga telah layak menjadi Lembaga Pemasyarakatan. Sebab Napi lebih banyak Tahanannya. Lapas berfungsi sebagai pembinaan. Meski demikian kehadiran Sekjen menjadi penyemangat Kepala Rutan dan Staf, keluarga dan warga Rutan untuk melayanai secara pro-feisonal. Sekjen juga tampak senang setelah menyaksikan kondisi Rutan Wonogiri bersih nyaman sehat dan asri. Rutan Wonogiri dikelilingi Sungai Bengawan Solo di sisi Timur dan Pegunungan di Sisi Barat. Lingkungan tenang dan bersahabat. Sekjen berpesan, bawha Program Menhuku-kham RI harus disukseskan Gerakan BerseRRI. Bersih dan nyaman tidak perlu anggaran be-sar. Cukup dengan itikad baik bersama-sama. [Bagus]

Page 19: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

SOSOK 19

WONOGIRI - Di jaman teknologi gaul seperti sekarang, mungkin pacaran menjadi hal yang lumrah. Sebaliknya tidak berpacaran dianggap sebagai ketinggalan jaman. Semakin tinggi latar belakang pendidikan, agama dan budaya, tentu semakin memahami bawha pacaran sama sekali tidak mem-bawa keuntungkan bagi siapapun.

Salah satu upaya menjaga “kesucian” anak anaknya agar tidak berpacaran, maka orang tua harus berani tegas mela-rang anaknya berpacaran. Baik anak le-laki maupun -terlebih- bagi anak perem-puan. Sehingga anak tidak terjerumus ke lembah pergaulan bebas. Strategi pendidikan moral tersebut salah satu-nya diterapkan oleh Imam Sutarko ST.

Imam adalah warga Perumahan Po-koh Kidul Wonogiri Kota. Saat ini, pria pendatang asal Kabupaten Cilacap ini menjabat sebagai Kepala Seksi Sarana Prasarana Bidang Pendidikan TK-SD Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri. Imam Baru setahun lebih menduduki jabatan ini. Tepatnya sejak Septem-ber 2011 silam. Sebelumnya, ia adalah staf di Dinas Pekerjaan Umum (DPU).

“Saya anaknya tiga, alhamdulillah keb-etulan perempuan semua. Semua anak, saya larang pacaran,” katanya. Gayung bersambut. Pola pendidikan saklek didukung oleh istrinya, Eni Lindawati warga asal Kecamatan Tirtomoyo Kabu-paten Wonogiri itu. Juga disambut posi-tif oleh ketiga anak-anak perempuan-nya. “Anak anak saya menurut semua. Anak pertama saya sampai kuliah ti-dak pernah berpacaran,” tutur Imam.

“Semester lima dapat kenalan, keb-

Imam Sutarko Kasi Sarpras TK-SD Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri

Didik Anak Larang Pacaran

etulan sudah bekerja, langsung meni-kah,” katanya lagi. Sampai sekarang, harmonis dan sudah dikaruniai anak. “Jadi saya sekarang sudah menjadi kakek bagi cucu saya,” kata Imam sembari tersenyum. Mendidik anak itu susah susah gampang. Susahn-ya dua kali gampangnya sekali.

Caranya, lanjut Imam adalah deka-ti anak secara phisik dan psikolo-gis. Komunikasikan langsung den-gan anak-anaknya. Berikan contoh buruk dampak pacaran. Tidak perlu jauh. Ambillah contoh di sekitar kita. Se-baliknya ceritakan contoh yang baik agar menjadi suritauladan bagi anak anak. Sehingga kebenaran diyakini

dan menjadi ideologi dalam diri anak.Anak juga perlu dimotifasi agar per-caya diri. Bahwa anaknya mempun-yai kelebihan. Sehingga tidak mung-kin, kelak tidak mendapatkan jodoh. Misalnya anaknya, mempunyai kele-bihan pada kecantikannya, pendidi-kannya, ketrampilannya, dan lain lain. “Yakinkan, bawha jodoh kelak akan datang sendiri,” ujar Imam mantab.

Alumni STM Dr Soetomo Cilacap ini menambahkan, mendidik anak ti-dak perlu dengan marah-marah. Ti-dak perlu berteriak-teriak. Apalagi dengan kekerasan. Mendidik anak harus penuh kesabaran. Sabar tanpa batas. Sayang tanpa batas. [Bagus]

Page 20: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

NASIONAL 20

WONOGIRI - Deklarasi Pos-daya di alun alun Giri Kridha Bhakti Wonogiri digelar Se-lasa (7/5), dilakukan oleh Bu-pati Wonogiri, H. Danar Rah-manto dan disaksikan oleh Prof. Dr. Haryono Suyono dan Subiakto Tjakrawerdaja se-

laku Ketua dan Sekretaris Yayasan Dana Sejahtera Mandiri.Hadir pula pejabat Mus-pida, Ketua TP PKK Keca-matan dan Desa, Organisasi Wanita, LSM, PWRI, pimpi-nan BUMN dan BUMD

Pos Daya Sebagai Upaya Entaskan Kemiskinan Secara Mandiri

serta para pimpinan SKPD se-Kabupaten Wonogiri.

Bupati berharap Posdaya di Wonogiri ini akan menjadi upaya pengentasan kemiski-nan secara mandiri. “Point penting pembentukan Pos-daya adalah pemberdayaan keluarga miskin,” terangnya.

Bupati juga menyerah-kan bantuan alat dan ba-han praktek pengolahan hasil perikanan dari Badan Pengembangan SDM Ke-lautan dan Perikanan Ke-mentrian Kelautan dan Perikanan RI yang diwakili oleh Drs.Mulyoto MM ke-pada Ibu Suratmi selaku wakil dari Kelompok Pen-golah Perikanan Luhur Mu-lyo Desa Sendang Wonogiri.

Juga ditandatangani Nas-kah Kesepakatan Bersama Pemerintah Kabupaten Wonogiri dan Yayasan Dana Sejahtera Mandiri, tentang Pos Pemberdayaan Kelu-arga Sebagai Ujung Tombak Pengentasan Kemiskinan dan Pencapaian Tujuan Mile-nium Development Goals.

Acara dimeriahkan dengan Pameran Produk Unggulan dari SKPD terkait, penampi-lan Band Nekad dari Kelom-pok Difable Wonogiri, Pan-tomim oleh Nandi siswa SLB B-C YMS Ngadirojo peraih juara Harapan II Nasional Ta-hun 2011 dan Pertunjukan Kesenian Tradisional Kethek Ogleng, yang merupakan Ikon Pariwisata Wonogiri.[Bagus ]

Haryono Suyono dan Bupati H Danar Rahmanto berbincang akrab pada peluncuran Pos Daya di Kabupaten Wonogiri

Page 21: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

KRIMINAL 21

PURWANTORO - Diduga akibat ter-hasut oleh informasi yang salah, ratusan masa mengamuk melaku-kan perusakan terhadap fasilitas tempat ibadah dan belajar Pondok Pesantren Al Ibanah di Dusun Dan-gkrang Kelurahan/Kecamatan Pur-wantoro, Sabtu malam kemarin.

Akibatnya sekitar 75 santriwan dan santriwati diliburkan mendadak. Santriwan/ti terpaksa harus pulang ke rumahnya. Diantara mereka ada yang datang dari luar kota, bahkan luar Jawa. Akibatnya, Ponpes terse-but mengalami kerusakan kaca jen-dela, dinding kayu dan atap asbes.

Berdasarkan informasi yang di-himpun INFOWONOGIRI menge-mukakan, aksi masa bergerak seki-ra pukul 21.05 WIB Sabtu (11/5) kemarin. Awalnya beredar infor-masi ada seorang santriwati pergi dari Ponpes menuju rumahnya di wilayah Kecamatan Purwantoro.Santriwati tersebut bernama Lisa, yang berganti nama menjadi Khoirun Nisa (13). Nisa menangis sambil berlari menuju ke rumahnya yang beralamat di Dusun Dangkrang RT 01 RW 05 Kelurahan/Kecamatan Purwantoro.

Informasi yang didengar ke ma-syarakat, Nisa dianiaya oleh gu-

runya (ustadznya). Masa terlanjur berkumpul kemudian mengeruduk Ponpes tersebut. Secara kebetulan semalam juga sedang banyak masa yang tengah konsentrasi di ten-gah kota Kecamatan Purwantoro.

Masa bergerak mendatangi Ponpes Al Ibanah. Masa melempari bangu-nan Ponpes dengan batu. Suasana mencekam. Santriwan/ti yang ke-banyakan anak anak menyelemat-kan diri dengan cara bersembunyi.

Sementara sejumlah penga-suh dan pengurus Ponpes beru-saha menghadang masa dengan menerikakkan takbir. Anggota Muspika terdiri dari TNI Polri dan Kesbangpolinmas datang dan men-gamankan situasi. Pengasuh diloka-lisir di dalam masjid sambil berzikir. Sementara masa dihalau sampai membubarkan diri.

Sekira pukul 23.00 WIB. Nisa divisum di RSUD Wonogiri. Lisa tidak mengal-amai luka parah. Hanya ada goresan kecil di mukanya. “Luka ini akibat ber-canda dengan temannya di Pondok, bukan dipukul ustaznya,” ujar ibunya.

Versi lain para ustad malam itu ten-gah menjenguk wali santri yang opname di RSUD Wonogiri. Di Pon-

dok hanya ada ustadzah Rosida. Pukul 11.30 WIB, Nisa lari dari pin-tu Ponpes ke selatan tanpa men-genakan cadar muka, berpapasan dengan dengan ustad Tarman.

Tetapi Nisa tidak menghiraukan. Pu-kul 19.30 WIB, Nisa berada di tepi jalan arah Kismantoro, sekira 5 KM dari Ponpes Al Ibanah. Nisa mengaku sebagai santri Al Ibanah yang me-larikan diri karna dipukul ustadnya.

Warga mengantar Nisa ke Kantor Ke-camatan Purwantoro. Nisa divisum. Sekira pukul 20.05 WIB, sekitar 250

orang warga mendatangi Ponpes melempari dengan batu. Menurut kejadian serupa telah terjadi dua kali.

Pertama anak panah yang menge-nai rumah wrga. Kedua, pengelola Ponpes dinilai tidak konsekwen den-gan keputusan bersama Muspika.

Bahwa setiap ada tamu yang datang ke Ponpes diwajibkan melapor-kan ke perangkat Desa. Tetapi kes-epakatan itu sampai sekarang tidak pernah dilaksanakan. Dan ketiga terjadi penganiyaan terhadap Nisa. [Bagus]

Terhasut Fitnah , Masa Anarkis Amuk Ponpes Al Ibanah

Gedung Ponpes Al Ibanah tampak dari tepi jalan kampung, Pasca Aksi Perusakan Masa

Page 22: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

KABAR RANTAU

JAKARTA - Bahwa perubahan jaman bergerak cepat dan bahkan sangat cepat, seiring dengan proses kese-jagadan (globalisasi) menuju tatan-an dunia yang seolah tanpa batas, pada kondisi demikian Orang- orang Wonogiri yang kental dengan jiwa dan tradisi TETRUKO (Migrasi) telah menyebar ke seluruh pelosok Nu-santara dan bahkan dunia.

Mereka mengarungi samudra, me-nerobos batas-batas wilayah dan berjuang untuk men gembangkan eksistensi dirinya membangun peradapan kemanusiaan yang se-tara dengan kelompok masyarakat lain di seluruh Nusantara dan bah-kan dunia. Namun ada satu cirri khas orang Wonogiri yang lekat dan tak pernah hilang yaitu keterkaitan dan keciantaannya dengan tanah leluhurnya yang sangat kuat.

Ciri lain orang Wonogiri atau mini-mal berdarah keturunan dari Wono-giri yang juga dikenal adalah etos kerja yang tinggi, hingga akhirnya dimana pun berada mereka berhasil meraih sukses, baik secara ekonomi

maupun sosial.

Bahwa kini hampir di setiap Provin-si di Indonesia terdapat migran asal Wonogiri atau minimal berdarah keturunan Wonogiri. Proses migrasi dan transmigrasi tampaknya juga member warna kehidupan daerah tujuan mereka.

Karena diantara mereka banyak yang menduduki jabatan pemer-intahan, lembaga legislative, dan berbagai jabatan pada perusahaan. Karena itu jika dalam sepuluh ta-hun atau duapuluh tahun lalu belum secara terbuka menyebut dirinya “ Orang Wonogiri” kini telah berbeda mereka telah bangga menjadi orang Wonogiri atau berdarah keturunan Wonogiri, dan umumnya tali silatu-

rahmi mereka dengan handai taulan dan sanak saudaranya di Wonogiri terus berlangsung.

Menyadari realitas itu kami migran dan keturunan migrant asal Wono-giri bersama para pecinta semangat peloporan dan etos kerja migrant asal Wonogiri merasa terpanggil un-tuk mempersatukan dan menghim-pun diri dalam suatu wadah organ-isasi dengan nama PAGUYUBAN KELUARGA WONOGIRI disingkat PAKARI dan didirikan pada tanggal 16 April 2006 dideklarasikan pada tanggal 7 Mei 2006 dengan tekad PAKARI “ satu untuk semua” dan “semua untuk satu” Kepengurusan Paguyuban Keluarga Wonogiri (PA-KARI) dengan susunan kepengu-rusan sebagai berikut: ada Dewan Perimbangan Organisasi oleh Drs H. Mirwanto Manuwiyoto MM, De-wan Pakar leh Marsekal Madya TNI Daryatmo S.I.P dan Ketua Umum Hj. Arry Susanto.

Sedangkan ketua bidang mas-ing-masin, Ketua Bidang Kemitraan Drs. H. Sudarmanto Leles MM, Ket-ua Bidang Usaha, Drs. H. Ngadino MBA, ketua bidang Keanggotaan, H. Baku Hartono, dan ketua bidang hukum dan humas Suyatno.

Beberapa Program kerja Paguyuban Keluarga Wonogiri (PAKARI) se-bagai wujud kepeduliannya kepada masyarakat Wonogiri adalah Pem-binaan Kelompok Tani MANUNG-GAL PAKARI, yang bergerak di bidan pertanian khusus buah Melon berlokasi di Desa Pucanganom Ke-camatan Giritontro dan ketua nya Puji Handono Spa.

Dibidang pertanian PAKARI telah membentuk suatu paguyuban yang dinamakan Paguyuban Kelompok Tani Wonogiri yang disingkat PA-KETRI (www.paketri.com) , Yang dideklarasikan pada tanggal 15 Mei

Paguyuban Keluarga Wonogiri

2010 di Balai Desa Pucanganom Kecamatan Giritontro ketua Umum Drs. H. Sariman dan Pembina Drs. H. Sudarmanto Leles MM dan Drs. H. Mirwanto Manuwiyoto MM, dengan beranggotakan Masyarakat wono-giri dan masing-masing Kecamatan sejumlah 25 Kecamatan di Wonogiri ada perwakilannya.

Kepedulian di bidang Pendidikan PAKARI telah membentuk sua-tu wadah yaitu TAMAN BACAAN MASYARAKAT WONOGIRI di deklarasikan pada tanggal 10 agus-tus 2010, yang tujuannya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya masyarakat Wonogiri yang saat ini sudah berdiri delapan Lokasi enam(6) Kecamatan dan in-syaallah bulan Agustus menyusul peresmian empat(4) kecamatan. Serta Pakari saat ini bekerja sama dengan Pemda Wonogiri ada renca-na untuk Perguruan Tinggi Swasta, mudah-mudah program kerja PA-KARI ini terlaksana.

Dibidang Sosial Paguyuban Keluar-ga Wonogiri (PAKARI) bantuan air bersih tiap tahunnya ke tiga Keca-matan yang kekering diantaranya di Wonogiri bagian selatan. Saat ini PAKARI mencari jalan keluarnya bagaimana cara untuk menanggu-langi Wonogiri bagian selatan tidak Kekurangan air bersih tiap tahunnn-ya. (SAS waksekjen pakari).

Alamat Pakari :Jalan Lauser No. 72B Kebayoran

Baru JakartaTelepon : 021 - 7266605

Fax : 021 - 7352276

www.pakari.org

22

Page 23: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013

Drs. Sudarmanto Leles, M.M. dilahirkan di salah satu kecamatan di Wonogiri, yaitu Nguntoronadi. Setelah lulus SLTA di Wonogiri, berjuang mencari penghidupan dan kehidupan yang lebih baik. Saat itu ia berfikir bahwa jika terus di Wonogiri, im-piannya untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik susah terwujud. Dengan tekad bulat ia keluar dari Wonogiri dan akh-irnya mendapatkan tempat di Jakarta, menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Pernah kuliah di Kuliah di Unas Jurusan Teknik Akustik, namun tidak sampai lulus. Menamatkan S-1 nya di FISIP Universitas Terbuka. Gelar Magister Managemen juga ia raih di Universitas Terbuka.

Demi pengembangan diri, pengembangan bisnis, dan pengembangan jiwa sosialnya, Drs. Sudarmanto Leles, M.M. memutuskan pen-siun dini dari PNS dan menekuni bisnisnya. Kini berbagai bidang bisnis berada di genggamannya, di antaranya Konraktor, Percetakan, Advertising, dan Broadcasting.

Selama menjalankan bisnisnya, ia tidak pernah lepas dari kegiatan-kegiatan social, terutama yang bersangkutan dengan tanah kelahi-rannya, Jawa Tengah, dan lebih khusus lagi untuk wilayah Soloraya (Subosukawonosraten).

Ia aktif di dunia sosial karena merasa sudah cukup dari sisi pengembangan diri dan keluarga. Anak-anaknya sudah mampu mandiri dan memiliki usaha sendiri. Oleh karena itu, ia merasa sudah waktunya untuk mengabdikan diri di kegiatan-kegiatan sosial, supaya lebih berguna bagi orang lain, terutama bagi masyarakat Jawa Tengah, baik yang di perantauan maupun yang ada di kampung halaman.

Bagi warga Jateng di perantauan, ia aktif di Paguyuban jawa Tengah dan Paguyuban Keluarga Wonogi-ri. Sedangkan untuk warga Jateng di kampung halaman, ia aktif dalam pendirian Taman Bacaan Masyara-kat Wonogiri, pendirian Paguyuban Kelompok Tani Wonogiri ( Paketri ) , pemberian bantuan Air Bersih, dan lain-lain.

Berbagai aktivitas sosial dan budaya yang berhubungan dengan daerah Jawa Tengah antara lain:

1. Ketua Alumni STM Wonogiri2. Pendiri Paguyuban Keluarga Wonogiri (Pakari) 3. Ketua Bidang Kemitraan Paguyuban Kel. Wonogiri 4. Ketua Panitia HUT Kab. Wonogiri Ke-4665. Ketua Panitia Kerjasama Pagelaran Wayang di UI6. Pembinaan Asosiasi Campursari Seluruh Indonesia7. Pembina Taman Bacaan Masyarakat Wonogiri 8. Pembina Paguyuban Keluarga Tani Wonogiri 9. Ketua Panitia Mudik Gratis Paguyuban Jawa Tengah10. Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Perantauan 11. Ketua Bidang SDM (Kebudayaan & Agama) Paguyuban Jateng12. Sterring Comitte Mubes Paguyuban Jawa Tengah13. Relawan Jokowi Ahok14. Ketua Dewan 3 Penyantun Universitas Wonogiri

Di bidang pendidikan, ia saat ini menjadi Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT), setelah pada periode sebelumnya menjadi Ketua Umum. Aktivitasnya di IKA-UT mendorongnya membentuk for-mat perkuliahan online, melalui media televisi online yang didirikannya sebagai Media pembelajaran jarak Jauh.

Setelah beraktivitas di bidang sosial, budaya, dan pendidikan, ia merasa masih ada yang kurang. Berbagai pembangu-nan yang dilaksanakan pemerintah dirasakan masih kurang maksimal dan kurang menyasar. Oleh karena itu, melalui bi-dang politik, ia bermaksud lebih memajukan potensi daerah, dengan jalan memaksimalkan jaringan yang telah ia bina.

Oleh karena itu, setelah sukses ikut mengantarkan Jokowi-Ahok menjadi Gubernur DKI (saat itu ia menjadi Steering Commite Relawan Jokowi-Ahok), di pemilu 2014 nanti akan turut serta menjadi Calon Anggota Legislatif DPR RI melalui Partai Gerindra, daerah pemilihan Jateng IV (Wonogiri, Sragen, Karanganyar). Semoga niatnya untuk menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah melalui kursi leg-islatif dapat terlaksana dan betul-betul dapat menyejahterakan masyarakat Jawa Tengah.

Drs. Sudarmanto Leles, MMVISI : Mewujudkan Secara Nyata Jaringan -jaringan Pembangunan di tingkat Lokal dalam kerangka Pembangunan Nasional

MISI : Mengawal bersama - sama program pembangunan ke depan dari tingkat lokal kabupaten sampai pusat serta mengoptimalkan dana pusat ke daerah yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan seoptimal mungkinguntuk kepentingan masyarakat

Page 24: Tabloid Infowonogiri  Edisi Mei 2013