tabloid edisi 123

24

Upload: ikhwatun-nasra

Post on 10-Mar-2016

301 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

tabloid suara kampus edisi 123

TRANSCRIPT

Page 1: tabloid edisi 123
Page 2: tabloid edisi 123

Puji syukur atas segala nikmat yangdiberikan Allah SWT sehingga dengansegala nikmat tersebut kita semua bisa selaluberkarya dan berkreatifitas dengan sebaik-baiknya dalam menjalani kehidupan.

Diawal kepengurusan baru LPM SuaraKampus Alhamdulillah Suara Kampus bisakembali hadir ditengah-tengah pembacaguna memberikan informasi kepada seluruhmasyarakat kampus dan seluruh pembacapada umumnya.

Pertama do’a dan harapan kami dari se-genap kru LPM Suara Kampus semogapembaca sekalian selalu diberikan keseha-tan dan selalu bisa beraktifitas dengan se-mestinya, amin.

Dengan membawa misi yang sama danmenjadi motto Suara Kampus mengembantri dharma perguruan tinggi dan berpartisi-pasi dalam pembangunan daerah. Menga-wali kegiatan kepengurusan baru, SuaraKampus melakukan beberapa rentetan kegi-atan yang Alhamdulillah telah selesai dilak-sanakan, kegiatan tersebut berupa Upgrad-ing, Rapat Kerja (Raker) dan rihlah. Semogakegiatan yang telah dilaksanakan, SuaraKampus bisa lebih baik kedepannya dan bisamenyajikan informasi yang dibutuhkanpembaca.

Nikmat yang sangat besar di tengahketerbatasan dan badai yang dihadapi, SuaraKampus bisa tetap menyajikan suaturutinitas demi melajutkan kreatifitas.Terobosan demi terobosan untuk menyua-rakan kata-kata yang haq (kebenaran) terusdilakukan dengan bersahaja melakukantransparansi bagi pembaca.

Pada detik-detik kegentingan masa

Badai Besar AwalKepengurusan

penerbitan Suara Kampus saat itu, juga tiadaangin tiada hujan tiba-tiba aliran listrik matitanpa sebab yang mengakibatkan konsletnyabeberapa aliran listik di gedung StudentCentre (SC). Matinya disinyalir oleh rekan-rekan UKM di SC berawal dari polemikanggota UKM dengan pimpinan terkaitpengosongan gedung SC.

Dengan badai itu semua semoga SuaraKampus dimasa kepemimpinan Andika AdiSaputra dkk. bisa tetap melanjutkanperjuangan dari para pendiri dan seniorSuara Kampus, dan dengan segala prob-lematika tersebut semoga tidak membuatluntur semangat rekan-rekan Suara Kampussekalian.

Tentunya tidak lupa akan kewajibandalam menyajikan berita kepada pembacasekalian. Sedikit informasi kepada pembaca,pada edisi pedana di kepengurusan baru ini

yaitu edisi ke 123, Suara Kampus tampilsedikit beda dari edisi sebelumnya, padaterbitan kali ini Suara Kampus hadir dengan24 halaman termasuk beberapa penambahanrubrik.

Dengan penambahan halaman ini semo-ga kedepannya segenap kru Suara Kampusbisa lebih semangat dalam menjalani segalatugas serta amanah yang diberikan sebagaiwartawan.

Kami berharap dengan apa yang kamisajikan pada edisi 123 ini memberikan suatupengetahuan dan manfaat bagi pembaca.Ambillah hal yang positif dari peneritan ini,harapan besar kepada pembaca untukmemberikan masukan guna perbaikan diedisi selanjutnya karena kami menyadaribanyak kekurangan dari penerbitan ini,terakhir kami ucapkan selamat membacadan terima kasih.[]

Persoalan nikah pada dasarnya meru-pakan hal yang tidak terlalu rumit. Untukpembayaran uang nikah pun sangat murah.Bagi masyarakat kalangan menengah keatasmembayar uang nikah melebih dari keteta-pan mungkin tidak terlalu menjadi beban,namun bagi masyarakat menengah kebawahhal ini membebani.

Dalam Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 51 Tahun 2000 tentangTarif Atas Jenis Penerimaan Negara BukanPajak yang berlaku pada Departemen Aga-ma dijelaskan bahwa pembayaran untuk ke-pengurusan surat nikah serta rujuk itu se-besar Rp. 30.000, namun pada kenya-taannya dari keterangan beberapa masya-rakat bahwa Kasus Pungutan Liar (Pungli)itu benar adanya, sebagian masyarakatmengaku membayar uang nikah secara sukarela dan ada yang membayar sesuai denganapa yang dipatokkan oleh oknum KUA.

Irjen Kemenag RI, M. Jasin mengung-kapkan bahwa kasus pungli di KUA menem-bus hingga angka 1,2 triliun / tahun. Tidakdapat dipungkiri bahwa “Pungli” itu me-mang benar terjadi. Lalu beberapa kete-rangan dari pihak Kementrian Agama(Kemenag) pun muncul, melalui KasiUrusan Agama Islam (Urais) AbrarMunanda, S.H.I menyebutkan bahwapemungutan biaya nikah di lingkunganKUA seperti yang disebutkan masyarakatmemang terjadi. Menurutnya pemungutanbiaya nikah lebih dari ketetapan PP itu wajardan tidak menjadi masalah, menurutnya itusuatu gratifikasi bukan pungli, karena parapetugas melayani masyarakat di luar jamkantor atau dengan kata lain di luar jamkerja.

Dari beberapa keterangan oknum KUA,mereka berdalih dengan PMA Nomor 11Tahun 2007, pada PMA ini dijelaskanbahwa atas persetujuan calon pengantinboleh menikah di rumah dan membayarlebih dari ketentuan. Mereka menganggapmemang dalam PP telah ditentukan tentangbiaya pernikahan namun tidak ada biayatransportasi, walaupun KUA berdalihdengan itu semua akan tetapi pungli tersebutnyata adanya.

Saat ini demi memberikan kemudahanbagi masyarakat, pemerintah melalui DPRbersama Kementrian Agama sedang me-rencanakan Undang-undang (UU) tentangpenggratisan biaya nikah. Semoga denganUU yang akan diluncurkan ini persoalanPungli bisa diselesaikan.[]

Pungli BukanGratifikasi

Editorial

Rumah TuaKita setiap hari berjalan menuju rumah

tua itu. Biarpun terbilang tua namunmenyimpan segudang ilmu, penghuninyaselalu hilir mudik berjalan menelusuritrotoar yang terbilang kusam karena lapukdimakan usia. Karena tidak punya kemam-puan lebih para penghuninya hanya bisapasrah menerima fakta yang ada. Pasalnyapemimpin rumah tua itu seorang keturunanraja timur tengah dengan sifat otoriternya.

Entah apa yang menjadi permasalahansehingga rumah ini semakin tak terurus,mungkin dari segi perencanaan pembangu-nannya yang tidak matang, sehingga rumahini tampak lebih buruk. Melirik ke kiri danke kanan sudutnya masih banyak kerusakan,bahkan dipandang dari jauh sudah tampakkesan tidak layaknya bangunan disebutsebuah rumah. Yang menjadi pertanyaannyakapan rumah tua ini akan diperbaiki?.Apakah menunggu bencana kedua untukmemporak-porandakannya lagi? Kalau itudinantikan, bisa kita pastikan rumah iniakan roboh dengan nantinya?.

Jika kita masuk ke bagian dalam rumah

itu, akan kita lihat dan dengar adanyapembangunan ulang rumah tua itu. Memangsudah banyak bagian rumah itu sudahdirobohkan, namun jumlah dan ukuran yangdibangun sangat jauh berbeda dari bangunansemulanya.

Kata penghuni rumah itu, ini bagian dariproses renovasi, namun kita bingung konseprenovasi rumah yang seperti apa?. Karenabangunan yang diruntuhkan lebih bagusdaripada yang didirikan. Apa perlu mengor-bankan bagian tertentu rumah tua itu untuksebuah rumah impian?. Teruslah berjalanberbagai pemandangan masih saja kitadapati. Tak hanya warna cat yang sudah tua,tapi gapura depannya pun tak lagi sesuaidengan idiologi penghuninya.

Ketika malam haripun suasana berubahtotal layaknya kuburan, sangat sunyi dan

hanya ada beberapa lampu saja menyala.Cukup memiriskan hati. Apa kata orang-orang diluar sana, rumah yang seharusnyamemberikan rasa nyaman dimalam dansiang hari kini hanya dogma belaka.

Kapankah kenyamanan itu akan kitatemukan?. Jawabannya pemimpin danpenghuninya harus berbenah dari sekarang.Semoga ke depannya mendapatkan danayang cukup agar rumah tua ini menjadisebuah rumah impian kita semua.

Jika keadaan ini tidak segera dibenahi,rumah ini sudah diambang kehancuran,selain lapuk dimakan usia, penghuninyapun tak bertahan lama. Apalagi pengun-jungnya, orang di luar sana akan berfikirdua kali untuk masuk dalam rumah tua ini,karena setiap orang yang sudah pernahkeluar dari rumah ini selalu membawapengalaman yang tidak mengenakan. Kalaumelihat perkembangan dari jumlah daftarpengunjungnya, rumah ini semakin harisemakin menurun. Artinya, rumah inihanya menunggu waktu untuk naik tingkatmenjadi rumah tinggal.

Pemimpin Umum: Andika Adi Saputra. Sekretaris Umum: Sri Handini. Bendahara Umum: Septia Hidayati. Pemimpin Redaksi: Ridho Permana. PemimpinPerusahaan: Urwatul Wusqa. Kepala Divisi SDM & Litbang: Tri Bayu Lestari.

Redaktur Pelaksana: Ari Yuneldi, Evi Candra. Koordinator Liputan: Zulfikar Efendi. Redaktur: Nela Gusti Hasanah, Ahmad Bil Wahid, Restu Mutiara Sari.Divisi Periklanan & EO: Rahmawati Matondang. Divisi Umum & Adm: Gusriana Luxtrisia. Kadiv Pra cetak: Ikhwatun Nasra. Divisi Litbang: Nur Khairat.

Reporter: Dasfrianto, Yuni Marsela, Boby Irawan, Abdul Rahman Alfredi, Okvia Novita Sari, Chairil Anwar, Sri Wila Oktalanda, Lusi Sri Suhasti, Selfi HastriaNingsih, Ahmad Syaifullah (Non Aktif), Rika Ahmad (Non Aktif), Aidina Fitra (Non Aktif), Devarisa (Non Aktif), Nesti Deswita (Non Aktif), Muhammad Rasyid (NonAktif), Riri M Nur (Non Aktif), Mardani Kambara (Non Aktif), Irma Kristinadya (Non Aktif), Desi Maya Sari (Non Aktif), Noris Afria Safitri (Non Aktif), Rada Masita (NonAktif).

Magang: Taufiq Siddiq, Yogi Eka Saputra, Zul Anggara, Elvi Safri Dinyyati Rahmatika, Iis Sholihat Damanik, Novia Amirah Azmi, Novri Rahmita Sari, Putri Wati,Pori Nurmalizar, Reza Hanafi, Sudirman, Witri Nasmita, Yenela Haryati, Jeki Fernandos, M. Abu Mas’ad, David Nofra, Dedet Satria (Non Aktif), Desria (Non Aktif), HariniSulastri (Non Aktif), Hendri Putra (Non Aktif), Irma Kristinadya (Non Aktif), Kiki Julnasri Pratama (Non Aktif), M. Juner (Non Aktif), Maisya Novilia Putri (Non Aktif),Miekey Neldawati (Non Aktif), Muslim Siregar (Non Aktif), Rahima Hayati (Non Aktif), Roni Ramadhan (Non Aktif), Siti Jamatul Akidah (Non Aktif), Tifany Diah A (NonAktif), Titi Purnama Yuliarti (Non Aktif), Yefri Nofela (Non Aktif), Zulfikar (Non Aktif), Ahmad Gunawan (Non Aktif), Deni Herlina Lubis (Non Aktif), Dian Iswanto (NonAktif), Gusriwandi (Non Aktif), Hamiruddin (Non Aktif), Ilham (Non Aktif), Indah Wahyu Delima (Non Aktif), Isya Ariansyah (Non Aktif), Nur Fitrah (Non Aktif), RahmaFitri (Non Aktif), Shelvi Meisya Anglesia (Non Aktif), Syahrul Rahmat (Non Aktif), Syahrul Maghfirah (Non Aktif), Weni Syafitri (Non Aktif).

Cerminia

Tri Bayu Lestari

PSDM Suara Kampus

Pelindung: Rektor IAIN Imam Bonjol Padang

Prof. Dr. H. Makmur Syarif S. H., M.Ag.

Penanggung Jawab:Kepala Biro AUAK

Drs. Amrul Wadi, MM,Pembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang

Prof. Dr. H. Asasriwarni, MH

Pembina:Abdullah Khusairi, Muhammad Nasir, Andri El Faruqi,

Shaeiful Yazan, Yulizal Yunus

Dewan Redaksi:Adil Wandi, Ababil Gufron, Eni Sapura, Arjuna Nusantara,

Rafi’i Hidayatullah Nazhari, Yeni Purnama Sari.

Ciloteh

e-mail : [email protected]

+ Dalam PP No. 51 Tahun 2000 biaya nikahRp. 30.000,- tapi kenyataannya kok tetapmahal ya?-Yo kaba’a juo lai. Dalam PP tu kan hanyouang administrasi nikah, bukan taransportasi.

+ Pungli di KUA semakin marak, ndak ado doyo tanggungjawab IAIN tentang iko?-Itu kan bukan tanggungjawab IAIN, tanggungjawab IAIN hanyo mambina mahasiswa dikampus.

Rihlah Suara Kampus, Minggu (24/02) (foto : doc Suara Kampus)

Page 3: tabloid edisi 123

SETIAP orang berakal dan cukup umur pastiakan menjadi imam, kemudian seorang imam akanmenjadi pemimpin nantinya. Seorang pemimpin

hendaklah memilki cer-minan yang positif terhadapmasyarakat dan menjadicontoh tauladan. Seorangdituntut memiliki keiman-an yang bagus agar bisamembentuk dirinya sendiridan memimpin orang lain,jadi keterkaitan antaraseorang imam dengan imansangatlah erat. Karena se-orang imam atau pemimpinharuslah memilki imanyang kuat.

Menurut istilah, penger-tian iman adalah membenarkan dengan hati,diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengantindakan (perbuatan). Dengan demikian, jika kitakaitkan antara imam dengan iman kepada Allahseperti satu kesatuan yang sangat erat. Karenapengertian iman dalam Islam adalah membenarkandengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengansegala sifat keagungan dan kesempurnaan-Nya,kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan,serta dibuktikan dengan amal perbuatan secaranyata. Untuk dinyatakan sebagai orang yang berimanharus memenuhi beberapa syarat, salah satunya or-ang beriman memilki sifat bersih, karena ajaran Is-lam mengatakan “Kebersihan Itu Sebagian DariIman”.

“Iman, beriman dan kebersihan” merupakan kata-kata yang digembor-gemborkan oleh umat Islam,diantaranya masyarakat Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Imam Bonjol Padang. Bahkan kataitu sering kali menjadi pokok pembahasannyasebagai seorang da’i dalam memberikan pengajianatau ceramah ditengah masyarakat. Tapi sangat kitasayangkan jika seseorang mengajak orang lainuntuk berbuat baik, sementara dirinya sendiri tidakmengamalkan apa yang dikatakannya.

Di perguruan tinggi adalah tempat dimana kaumintektual berkumpul dan menuntut ilmu, kitameyakini mereka akan mengamalkan arti kata imanyang beriman tersebut, apalagi di kampus islami,yakni IAIN Imam Bonjol Padang, sebuah kampusIslam terbesar di Sumatera Barat dan kita menyakinimasyarakatnya tentulah orang yang beriman danjuga berilmu. Nantinya, para alumninya akanmenjadi pemimpin umatnya nantinya. Barang tentumereka akan mencerminkan sifat orang bersih danmembuang sampah pada tempatnya. Namunharapan ini tampaknya sudah pudar di kampus kitaini. Sampah berserakan dimana-mana, kemudiangedung kuliah sudah seperti bangunan tua.

Bila kita berjalan kedalam kampus itu banyaktumpukkan sampah yeng menggunung di beberapatitik, didepan Fakultas Dakwah, disamping FakultasSyari’ah, maupun di depan pusat kegiatanmahasiswa. Tentu kita perlu bertanya kenapa iniada?, Sampah dari mana?. Jawabannya ada padapenghuninnya.

Kita tidak perlu mempertanyakan siapa pelaku-nya, yang perlu kita carikan bagaimana jalankeluarnya. Masalah kebersihan adalah tanggungjawab kita bersama, terutama penghuni danpemimpin di tempat tersebut. Masyarakat danpimpinan kampus harus menyadari fungsi dirinyadalam hal ini, jangan sampai keimanannya dinodaioleh sampah. Karena sejelek-jelek seorang anak pastiakan membawa nama baik orang tuanya, begitu jugadengan kampus, sekotor apapun kampus pastidipertanyakan siapa penghuninya. Seharusnya kitasecepatnya mencarikan jalan keluar dari masalahini, apakah dangan menambah jumlah tenaga ke-bersihan ataupun dengan meningkatkan kesadaranmasing-masing masyarakat kampusnya. Karena jikaini dibiarkan berlama-lama, maka secara perlahan-lahan kata beriman yang melekat padanya akanhilang. Dengan kata lain masyarakat kampus Islamtersebut tidak beriman.

Nampaknya kebersihan kampus ini bertumpukepada sekelompok pekerja, dimana mereka berkerjasetiap hari menjaga dan membersihkan setiapruangan kampus ini. Kita harus memperhatikankesejahteraannya, karena jika mereka tidak sejahteramaka mereka akan bekerja separuh hati. Ada jugaterdegar teriakan para pekerja ini akan gaji mereka,ada yang mengatakan kecilnya imbalan jasa yangmereka terima, sudahlah begitu gaji sering lambatkeluar. Ini adalah pekerjaan rumah bagi kita semua,sebab kita yakin kebersihan, keindahan, dankeimanan dimilki seorang manusia. Jika ia tidak bisamemperlihatkan itu, bisa dipertanyakan kema-nusiaannya dan keimanan, dan kepemimpinannya.[]

Imam tak Beriman

Andika Adi Saputra

Ungkapkan keluh kesah dan masukan anda untuk kampus kita melalui SMS ke Suara Kampus.Kirim ke 087895726831 dengan format : Nama-BP/Jurusan-pesan. Contoh: Abewe-210000/PGMI-Pesan

Mendidik PendidikanMUNGKIN sebagian dari kita

sudah bosan mendengar kata yang satuini, yaitu “Pendidikan”. Mungkinkebosanan itu muncul karena teramatseringnya kita mendengar kata terse-but, apalagi notabene-nya kita memangbergelut dalam dunia tersebut danentah sudah berapa tahun dari usia kitayang kita habiskan untuk berprosesdidalamnya. Namun, walaupun demi-kian kita sebagai kaum intelektual telahmenyepakati bahwa pendidikan meru-pakan suatu hal yang sangat fundamen-tal bagi pembangunan suatu negara,dan bukti keseriusan tersebut dituang-kan dalam bentuk ketentuan danperaturan yang mengikat yaitu landa-san idiil Pancasila dan UUD 1945. Satuhal yang belum kita sadari mengenaipendidikan adalah esensi atau dasardari pendidikan itu sendiri. Banyakpersoalan-persoalan bermunculan diranah pendidikan yang jika kita telisiksatu persatu mungkin kita akan merasapatah arang (utopis) untuk menemukansolusi dari persoalan-persoalan terse-but. Namun, sebagai kaum intelektualkita harus mampu memecahkan per-soalan-persoalan itu dan memberikansolusi yang kongkret demi tercapainyacita-cita luhur pendidikan.

Perdebatan mengenai pendidikan diIndonesia sampai saat ini masih terusbergulir. Perdebatan tersebut telahmenjelma menjadi gumpalan bola saljuyang semakin besar seiring bergulirnyawaktu. Persoalan pendidikan yangcarut-marut tidak lagi menjadi pembi-caraan ringan para pengamat pendi-dikan namun telah menjadi perdebatanbesar ( great debate ) bagi seluruh lapi-san masyarakat.

Hilangnya arah pendidikan merupa-kan tema utama dalam setiap perdeba-tan yang berlangsung diantara parapengamat pendidikan. Sorotan tajamdan pemikirian kritis telah menjadipisau analisis dalam mengupas tuntassegala seluk-beluk mengenai perma-salahan pendidikan. Namun, perdeba-tan-perdebatan hangat tersebut hanyamenjadi obrolan santai tanpa tekananyang menghasilkan tumpukan lemba-ran-lembaran analisis diatas meja kerjapara pengamat pendidikan.

Kita menyadari betapa komplekspermasalahan pendidikan yang terjadisaat ini. Mulai dari persoalan interensampai ke persoalan eksteren. Persoa-lan interen pendidikan meliputi persoa-lan sistem, kurikulum, anggaran dana,karakter peserta didik sampai kepadapersoalan kinerja tenaga didik. Persoa-lan eksteren pendidikan meliputipersoalan pencokolan prinsip ekonomidan politik praktis di ranah pendidikan.

Harus kita sepakti bahwa persoalan-persoalan pendidikan merupakan

persoalan kita semua. Persoalan terse-but tidak akan selesai jika hanya dise-rahkan kepada Kemendikbud, komisipendidikan DPR-RI, akademisi, atau-pun pengamat pendidikan. Penyelesai-an persoalan ini membutuhkan koor-dinasi pihak terkait dengan seluruh ele-men masyarakat, sebab ranah pendi-dikan merupakan ranah yang teramatkompleks yang sarat akan permasala-han. Peran yang dapat diberikan ele-men masyarakat dalam ranah pendidi-kan meliputi ikut serta dalam pengam-bilan keputusan (desecion making),monitoring dan evaluasi proses pen-didikan.

Peran segenap elemen masyarakatdalam ranah pendidikan nasional, ter-utama keterlibatan dalam pengambilankeputusan, monitoring dan evaluasiproses pendidikan saat ini masih dinilaisebagai sebuah kontak keterlibatan pa-sif. Kemudian inisiatif aktif masyarakatsaat ini tampak sebagai hal yang di-anggap tidak penting. Padahal secarajelas dalam pasal 8 UU no.20 tahun2003 disebutkan bahwa masyarakat ber-hak berperan aktif dalam proses peren-canaan, pelaksanaan, pengawasan danevaluasi program pendidikan nasional.

Terkait dengan solusi dalam penye-lesain persoalan pendidikan mengha-ruskan adanya koordinasi pihak terkaitdengan seluruh elemen masyarakat,pemisahan prinsip ekonomi dan politikpraktis dari ranah pendidikan juga me-rupakan strategi jitu. Memberikan oto-ritas tersendiri bagi pendidikan tanpaada intervensi ekonomi dan politik me-rupakan cita-cita luhur pendidikanyang belum tercapai.

Prinsip ekonomi pendidikan disinimaksudnya adalah upaya yang dilaku-kan guna memperoleh keuntungan eko-nomis melalui perantara pendidikan.Contoh kecil prinsip ekonomi pendi-dikan, menjamurnya sekolah atau per-guruan tinggi swasta (privatisasi pen-didikan) di Indonesia. Gambaran laindari penerapan konsep ekonomi pen-didikan dapat kita tangkap dari peni-laian pendidikan sebagai lahan indus-tri baru. Pendidikan bukan lagi sebagaisebuah proses untuk memajukan budipekerti, pikiran, dan jasmani (Ki HajarDewantara). Peralihan ini dapat kita li-hat dari maraknya praktek jual-beli

gelar, jual-beli ijazah, dan nilai.Dampak buruk jika prinsip ekonomi

masih bercokol di ranah pendidikan.Pertama, munculnya tidakan diskrimi-natif ranah pendidikan. Kedua, pendi-dikan yang fokus kepada educationproduction function,maksudnya adalahpendidikan yang lebih memperhatikanjumlah input (siswa/mahasiswa baru).Sebenarnya diskursus prinsip ekonomidi ranah pendidikan ini sudah munculpada saat diratifikasinya General Ag-reement on Trades in Service oleh ne-gara-negara anggota WTO (WorldTrade Organization). Dalam persetu-juan itu disebutkan 12 aspek yang da-pat diterapkan prinsip ekonomi ini,satu diantaranya aspek pendidikan.Dampak dari persetujuan ini adalahmunculnya logika pasar ranah pendi-dikan ( komersialisasi Pendidikan) dananggaran pendidikan tidak lagi ber-tumpu pada subsidi pemerintah, sehing-ga konsekuensinya adalah lepasnyaperan negara dalam ranah pendidikan.

Kemuadian politik praktis pendi-dikan. Sebelum kita membahasnyalebih dalam ada baiknya kita membe-dakan hakikat politik pendidikan danpolitik praktis pendidikan. Hakikatpolitik pendidikan adalah bagaimanakomitmen institusi politik memainkanperan keberpihakan pada usaha mema-jukan pendidikan (Dwi Rohmadi Mu-stofa/guru dan politik pendidikan). Ke-mudian Politik praktis pendidikanmaksudnya adalah upaya-upaya yangdilakukan guna memperoleh kepenti-ngan melalui pendidikan. Biasanyadilakukan dengan tindakan terselubung(soft action). Contohnya adalah menja-dikan pendidikan sebagai lahan kam-panye, bahkan menjadikan ranah pen-didikan sebagai sarana pencipta kaderpartai politik.

Secara kasat mata dampak dari pen-cokolan kepentingan politik di ranahpendidikan memang tidak begitu dira-sakan. Bagi orang awam pencokolankepentingan politik ini malah disambuthangat, sebab meraka disuguhkanjanji-janji yang seakan menjamin pe-merataan pendidikan dengan moduspendidikan gratis ataupun bantuan da-na pendidikan lainnya.

Nah, bagaimanakah bentukpendidikan yang ideal itu? Pendidikan

Oleh : DepitriadiKetua Umum

Komunitas Kajian Kritis Limau Manih ( KAKI LIMA )

087792491XXXPak, kami merasa tidak aman dan nyaman berada di lingkungankampus, sering terjadi pencurian laptop, hp ataupun helm dilapangan parkir. Andai saja kemanan kampus lebih ditingkatkan,tentunya akan mengurangi resiko kemalingan.

081977582XXXPak apa makna gerbang kampus kita itu pak, kenapa sepertilambang yahudi Pak. Kita kan kampus Islam Pak?

083188472XXXPak kapan Annazofatu Minal Iman benar-benar terealisasi diIAIN Pak?

087895282XXXSekarang IAIN pakai sistem online, tentunya dengan kecang-gihan teknologi segala sesuatu menjadi lebih mudah, cepat danpraktis. Apakah nilai mahasiswa juga akan keluar secepat,semudah dan sepraktis dengan sistem baru ini Pak? Realitanyanilai kami kemaren masih ada yang belum keluar Pak.

085376669XXXPak kenapa tidak ada Semester Pendek (SP) Pak?

085272253XXXPak bueklah lampu jalan kampus Pak, kok datang malam kakampus yo ndak tau ma nan jalan jo nan gedung do Pak, ampiasamo se kasadonyo. Peluang kamalingan, kamaksiatan gadangjadinyo Pak. Bagi pendatang tak dikenal lamak se masuakkampus, alun penjagaan keamanan ndak lo jaleh do tu, ditambahpintu kampus nan banyak pulo. Bagaimana itu pak?

085263705XXXPak, gedung F5 tu alah siap atau alun Pak, bantuaknyo alunsalasai tapi kok lah dipakai Pak? Kok gampo yo bisa tabagi duonampaknyo Pak.

085365634XXXPak, kenapa tak terlihat kehidupan lembaga kemahasiswaandisini Pak? Kampus kita seperti tak punya lembaga kemaha-siswaan Pak.

InBox

Page 4: tabloid edisi 123

Mahalnya Bayaran NikahSETIAP peraturan atau produk

hukum yang dikeluarkan olehpemerintah, selalu dilakukan so-sialisasi agar masyarakat luasdapat mengetahuinya. Namuntidak semua peraturan dan produkhukum itu diketahui oleh masya-rakat. Namun hal yang terpentinh,semua produk hukum yang sayadekat kaitannya dengan masya-rakat luas, tentunya sangat diper-lukan sosialisasi secara berkesi-nambungan.

Seperti Peraturan Pemerintah(PP) No. 51 Tahun 2000 tentangpendapatan negara bukan pajakpada poin ke tiga dijelaskanbahwa. Untuk biaya pencatatannikah dan rujuk sebesar Rp 30.000.Angka ini memberikan anginsegar kepada masyarakat untukbisa melakukan pernikahan secaralegal dan tercatat secara adminis-trasi di buku negara. Tentu denganini pemerintah juga mendapatkanefek positif. Salah satu efek lang-sungnya adalah jumlah warganegara yang melakukan pernika-han akan diketahui serta bisa di-pantau secara langsung oleh peme-rintah (Dinas Catatan Sipil).

Namun dalam prakteknya tidaksemua masyarakat menerima hak-

nya. Sebab beberapa masyarakatmengaku tidak mengetahui ten-tang jumlah biaya nikah sebe-narnya Rp 30 ribu untuk sebuahproses penikahan di Kantor Uru-san Agama (KUA). Masayrakatumumnya selalu membayar lebihdari angka tersebut. Ditambah be-berapa waktu belakangan ini be-berapa media menyorot denganpemberitaan adanya dugaan pu-ngutan liar di lingkungan KUA.Kata pungutan ini sebenarnyamemiliki arti yang sama dengan“korupsi”.

Terbongkarnya kasus ini akibatadanya pernyataan Irjen KemenagRI, M. Jasin melelui berbagai me-dia dengan menyebutkan pungli diKUA menembus angka Rp1,2triliun pertahun. Tidak dapatdipungkiri bahwa “pungli” itu me-mang benar terjadi, tetapi apakahsebombastis itu jumlahnya? 1 jutasampai 3 juta per peristiwa, bahkankatanya sampai 8 juta.

Pemberitaan ini membuat ma-syarakat semakin resah, karena se-cara materi warga Indonesia yangmelakukan pernikahan di KUA de-ngan membayar administrasi me-lebihi dari PP No. 51 akan diru-gikan secara langsung.

Berdasarkan penelusuran SuaraKampus di lapangan, denganmengambil sampel penelitian diwilayah Sumatera Barat, khusus-nya di Kota Padang. Ditemukanbeberapa permasalahan dikala-ngan masyarakat terkait pembaya-ran uang nikah di lingkunganKUA.

Setelah menemui beberapa na-rasumber, dengan ketegori masya-rakat yang pernah melakukanpernikahan di KUA di atas tahun2000.

Asril, pria asal Padang Selatanmenikah pada 13 Maret 2002 laluini mengaku, membayar melebihidari ketentuan PP No 51. Ia mem-bayar Rp 350 ribu. Pembayaran itudilakukannya demi kelancaranproses pernikahan. Jika calonmempelai membayar sebesar itu,maka proses pernikahan di KUAakan lancar. Sebaliknya jika calonpengantin tidak membayar lebihmaka proses pernikahan akanbermasalah. Pihak KUA berdalihuang itu juga untuk biaya sum-bangan lainnya. Karena alasantakut dan ketidaktahuannya akanPP No. 51, ini membuat pihaknyamengikhlaskan dana yang sudahterlanjur diberikannya pada proses

pernikahan tersebut.”Saya ikhlas membayar lebih

dari ketentuan PP agar lebih mu-dah mengurus pernikahan, namunjika terjadi korupsi kami sangatmengutuknya,” ujar Pria kelahiran38 tahun lalu itu.

Berbeda dengan Romi Octa-vianto, warga Kecamatan LubukBegalung (Lubeg), Kota Padangmenyebutkan, bahwa biaya perni-kahan ditentukan oleh penghulusetempat. Ketentuan tersebut meli-puti biaya pernikahan, uang jalan,dan biaya lainnya yang tidak dike-tahuinya secara jelas rinciannya.Sementara itu kedua belah pihakjuga dikenakan biaya tersendiri,dengan rincian calon pengantinperempuan mebayar Rp 200 ribu,dan laki-laki Rp 100 ribu. Setelahitu pada waktu sidang calon pe-ngantin juga membayar uang sum-bangan seikhlasnya.

“Pembayaran uang nikah ditentukan Rp 50 ribu, dan pihakKUA meminta uang jalan dari paracalon pengatin supaya tidak rumitmengurus di atas nantinya.” ujarRomi.

Rita Marlia warga setempatjuga mengalami hal yang sama. Iamenilai bahwa penghulu melaku-

kan pungutan kemudian denganmematokkan harga sendiri, mung-kin karena gaji para penghulu dilingkungan KUA tidak mencu-kupi. Hal ini memaksa penghulumelakukan pungutan uang nikahsebesar itu. Hal ini membuat calonpengantin yang tidak mempunyaiuang untuk melangsungkan perni-kahan di KUA, memaksa calon pe-ngantin melakukan pernikahantanpa terdafatar di KUA dan kan-tor catatan sipil. Jika Peraturan Pe-merintah telah menetapkan uangpernikahan Rp 30.000, ukuran inisudah cukup untuk standar eknomimasyarakat secara umum.

“Kami sangat kecewa denganKUA yang melakukan pungutanmelebihi aturan pemerintah, seha-rusnya uang nikah dibayar sesuaiperaturan pemerintah, jika KUAmelakukan pungutan dana lebih,sama artinya mereka melakukankorupsi. Rasanya tidak tepat alasanmereka melakukan pungutan de-ngan modus pembangunan kotaatau iming-iming yang lain,” ujar-nya ketika ditemui di rumahnya.

TIM LIPUTAN SUARA UTAMA:(Zulfikar, Yogi, Taufik, Ari,

Sudirman, Boby, Ami, Nela,Ridho/Editor : Andika)

Bukan Pungli, tapi Uang TransportasiJumlah dugaan pungutan liar

yang dilakukan para oknum KUAdalam pelaksanaan nikah sebesarRp 1,2 triliun pertahun terus men-jadi polemik ditubuh Kemenag.Namun berbeda dengan pernyata-an Kepala KUA Kecamatan Ku-ranji, Kota Padang, Nasaruddin,sejauh ini belum ada anggotanyamelakukan pungutan liar di luarketetapan PP tersebut. Sementarauang sebesar Rp 30 ribu sesuai ke-tentuan pemerintah akan dikemba-likan ke kas negara, kemudiannanti akan masuk ke dalam Pen-dapatan Negara Bukan Pajak(PNBP), dengan artian jika sistem-nya seperti ini, maka sama sekalitidak akan terjadi korupsi, atau adauang masuk bagi KUA.

Menepis tuduhan tersebut,Nasaruddin berlindung pada Per-aturan Menteri Agama (PMA) No.11 Tahun 2007 pasal 21 menetap-kan, bahwa pelaksanaan nikah ha-rus dilakukan di KUA . Namunatas permintaan mempelai dan per-setujan dari KUA maka pelaksa-naan nikah bisa dilaksanakan diluar kantor, dan saat nikah dilaksa-nakan di luar kantor KUA (rumahpengantin), maka uang transportpenghulu pun ditanggung olehcalon mempelai.

Menurutnya, PMA tersebutmenjadi pelindung hukum bagiKUA. Jika pernikahan dilakukandi luar kantor KUA dan jam dinas,maka pihak mempelai harusmenanggung biaya traspor-tasi, pemerintah tidak bisasembarang menuduhadanya unsur pungli ditubuh KUA. Karenasemua kegiatan dila-kukan atas kesepa-katan antaramempelai danp e n g h u l uatau tanpa

ada paksaan sedikitpun,” tututrnyaketika ditemui di kantornya.

Nasaruddin mengakui, saatnikah dilaksanakan di luar KantorKUA memang ada biaya tambahanyang diberikan oleh calon mem-pelai kepadanya, namun pihaknyasendiri tidak menetapkan tarifdalam penerimaan uang tersebut.

”Kadang-kadang ada yangmemberi Rp 200 ribu, Rp 400 ribu,bahkan ada yang hanya membe-ikan Rp30 ribu. Itu semua atassukarela dari mempelai tidak adapatokan dari kami dalam hal itu,”ujar sarjana Hukum Islam ini.

Berdasarkan pengalamannyaselama menjabat sebagai kepalaKUA, Ia belum ada pengaduan ma-syarakat baik secara langsungataupun terkait adanya pungli ditubuh kami, namun jika ada nanti-nya ditemui hal yang disangkakantersebut, Ia selaku pimpinan dikantornya menegaskan pada bawa-hannya, jika ada penghulunya mela-kukan pungli di tengah masyarakat.Maka itu tidak menjadi tanggung-jawabnya, me- lainkan ituharus di- t a -

nggung oleh pelakunya sendiri.Polemik tersebut ternyata akandisikapi pemerintah dengan mem-buat suatu UU melalui DPR dan Ke-menag tentang pemberlakuan nikahgratis. Jika UU tentang nikah gratissudah disahkan, maka KPK barubisa bertindak sudah ada undang-undangnya.

”Semoga UU nikah gratis dapatditerapkan secepatanya, sepertiinstruksi dari Sekjen Kemenag M.Yasin yang mengatakan, bahwasegala pihak harus bisa pahamperaturan baru ini, sebelum adapolemik-polemik baru muncul ditengah masyarakat, jika ini sudahdisahkan kami jajaran KUA akanlangsung turun untuk melakukansosialisai terhadap UU ini, dengandemikian semua pihak diharapkanbisa terlibat dalam sosialisasi ini.Seperti Alim Ulama , Kepala AdatNagari, jajaran Kecamatan hinggaLurah,” kata Alumni FakultasSyari’ah IAIN Imam Bonjol Pa-dang ini.

Tasman, salah seorang penghuludari KUA Kecamatan Padang Ti-mur mengatakan, sampai sekarangdi kantor belum ada pangaduan ataulaporan dari masyarakat tentangadanya pungli. soal biaya pelaksa-naan nikah di luar KUA tergantungpada pengantin yang memberikan,ada yang hanya Rp. 30.000, adayang lebih dari itu, KUA sendiri ti-dak pernah mematok harga apapun.

“Kami sudah mensosialisasikanPP No. 51 tahun 2000 tersebut diKUA Padang Timur berupa papanpengumuman. Di sana dijelaskanberapa jumlah dan biaya per-

nikahan, kemudian hal yang samajuga diulang saat pedaftaran ni-

kah dan administrasi pernika-han,” ungkapnya kepada

Suara Kampus dikantornya. (*)

Pungutan KUAMasih Wajar

MENANGGAPI permasala-han di atas Kementrian Agama(Kemenag) Kantor Wilayah(Kanwil) Sumatera Barat, mela-lui Kasi Kepala Bidang UrusanAgama Islam (Urais) Abrar Mu-nanda mengatakan, pungutanbiaya nikah di lingkungan KUAseperti yang disebutkan ma-syarakat memang terjadi. Me-nurutnya pungutan biaya nikahlebih itu wajar dan tidak men-jadi masalah, karena para petu-gas melayani masyarakat di luarjam kantor atau dengan katalain di luar jam kerja.

”Semua yang dilakukanpenghulu masih dalam bataskewajaran. Memang dalam PPNo. 51 Tahun 2000 dan revisi-nya PP No. 47 Tahun 2004 dise-butkan pencatatan nikah danrujuk sebesar Rp 30.000. Na-mun tidak ada ketentuan biayatransportasi bagi penghulu. Da-sar inilah yang menjadikan pu-ngutan tersebut sah-sah sajadilakukan,” jelasnya.

Tentang biaya lebih yangdiminta pengurus KUA terha-dap masyarakat atau calon pe-ngantin tersebut, menurut Abrarbukan pungutan liar (Pungli).Namun lebih tepat disebut gra-tifikasi. Pihaknya juga sudahmelakukan tindakan tegas kepa-da KUA untuk tidak memintabiaya lebih kepada masyarakat.

”KUA tidak dibenarkan un-tuk meminta biaya melebihi ba-tas dan kewajaran, kami juga te-lah menekankan untuk mening-katkan pelayan terhadap masya-rakat. Selama ini bagi KUAtelah kami berikan bimbingan,pembinaan, serta pengawasan.Dan jika ada KUA yang terde-ngar meminta biaya lebih terha-

dap masyarakat dalam penca-tatan nikah, kami dari Keme-nag juga telah berikan teguran,"ungkap Abrar, Senin (11/03).

Ditegaskannya, pihaknya su-dah melakukan berbagai upayauntuk menghindari terjadi pu-ngutan liar dikalangan KUA.Beberapa langkah telah dilaku-kan pihak KUA untuk mem-bicarakan terkait pembinaanKUA sampai tingkat provinsi.Intinya adalah rancangan dariKUA terkait pembinaan dan ke-sejahteraan terhadap pegawai-nya, yaitu pertama, tentang ban-tuan operasional. Kedua, Jasaprofesi dalam pelayanan nikah.Ketiga, Peningkatan sarana danprasarana bagi KUA tingkatkecamatan. Dengan diterapkan-nya kebijakan ini diharapkantidak ada pungutan liar lagi.

”Kami dari Kemenag akanmemberikan sanksi dan bahkanpemberhentiaan terhadap ok-num KUA yang melakukan pe-ngutan liar. Jika masih adaKUA yang meminta lebih biayalebih terhadap masyarakatmelebihi batas yang sewajarnya,mereka akan diberikan sanksiberupa pemberhentian darijabatan,” tuturnya. (*)

ABRAR MUNANDA

Page 5: tabloid edisi 123

Biaya Nikah Murah Dalam Hukum Islam

Kesalahan KUA, BukanTanggungjawab IAIN

DEKAN Fakultas Syari’ah Mukhlis Baharmenyampaikan, Inspektorat KementrianAgama M. Yasin sudah menyebarkan edarantentang biaya nikah tetap Rp30 ribu, penghulutidak boleh pasang tarif kepada calon mempelaiyang akan nikah. Masyarakat atau pengantinmasih ingin membayar Rp30 ribu, makapengantin harus nikah di kantor pada jam kerja,sama halnya dengan pelayanan umum lainnya.Namun kalau nikahnya itu di luar jam dinas,apalagi tempatnya jauh hingga berjarak duakilometer lebih, itu wajar ada tambahan.Namun tambahan itu tidak boleh dipatok.

Lebih dijelaskan Mukhlis, terkadang masya-rakat atau calon pengantin jarang yang meni-kah di kantor KUA. Malahan mereka inginnikah di rumah bahkan di gedung-gedung. “B-agi yang kaya terkadang uang 30 ribu itu sa-ngat kecil sekali baginya. Sehingga ia memba-yar hingga 1 jutaan atau bahkan lebih, nanti ter-serah calon mempelai itulah mau bayar berapa,”Katanya mengulang ungkapan dari MenteriAgama baru-baru ini datang ke Padang padaacara Hari Amal Bakti Departemen Agama.

Ditambahkannya, tugas pemerintah mem-permudah proses pernikahan. Dalam agamanikah itu maharnya murah, tentu biayanyapunjuga murah. Karena hal demikian mempermu-dah jalan yang halal. Kalau dimahalkan, nantiakan mempersulit manusia ke jalan yang halal.Namun biaya nikah ini harus ditinjau kembali,harus disesuaikan dengan pasaran yang kebu-tuhan sehari-saja sudah naik. Dari Tahun 2000hingga sekarang masih tetap Rp. 30.000, ka-rena itulah penyebab ada beberapa oknum yangmelipat gandakan tarif uang nikah tersebut.“Jika nanti memang akan ada Undang-undangmenikah itu gratis dan disetujui DPR petugas-petugas KUA tentunya harus diberi tunjanganseperti uang transportasi,” tegasnya.

Dalam hal ini beberapa orang alumni jugaangkat bicara soal pembayaran uang nikah ter-sebut. Desmaniar Alumni Fakultas Adab IAINIB Padang berpandangan bahwa, uang Rp.30.000 itu hanya administrasi, artinya tidak adabiaya tambahan kalau pasangannya nikah diKUA, waktunya pun ditentukan pihak KUA,bukan keluarga. Biaya lebih itu dianggap seba-gai akomodasi penghulu ke rumah-rumah or-ang yang menikah, nominalnya pun biasanyatidak ditentukan, tergantung kesanggupan ke-luarga pengantin.

“Untuk acara nikah, seperti saluang, sung-keman, dan lain-lain kita mau membayar ma-hal, demi sakralnya acara nikah. Masa momenintinya saja kita perhitungan, kalau memangada indikasi penyelewengan dana, harus ditin-dak, tapi jika sama-sama ikhlas kenapa mestirebut,” ujar dosen Fakultas Adab tersebut.

Berbeda dengan Rusli Malin Mudo salahseorang Alumni IAIN mengatakan bahwa didinding kantor KUA di pasang Biaya nikah Rp.30.000 dengan rincian yang jelas. tapi nyatanyapasangan pengantin membayar lebih dari itu.“Kalaupun memang lebih dari itu, janganpasang info biaya nikah, KUA ingin transparan,tapi yang dilakukan justru korupsi terselubung,”ujar dosen Tadris Fakultas Tarbiyah ini. (*)

IAIN Imam Bonjol Padang dalam hal ini sebagaisalah satu perguruan tinggi agama yang melahirkanalumni yang rata-rata tamatannya berorientasi kekantor Kemenag dan KUA mempunyai tanggungjawab moril dengan hal itu semua, untuk menda-patkan informasi lebih akurat Suara Kampusberkunjung ke ruang kerja Rektor IAIN ImamBonjol Padang, Prof. Dr.H. Makmur Syarif. S.H,M.Ag. Ia angkat bicara soal pungutan yang dila-kukan KUA. Makmur Syarif memandang marak-nya kasus pembayaran uang nikah dan rujuk yangmelebihi dari tarif dari ketetapan PeraturanPemerintah (PP) No. 51 Tahun 2000 dianggap kesa-lahan masyarakat yang tidak mengikuti aturan, “Kita tidak bisa menyalahkan KUA, akan tetapi ma-syarakat sendirilah yang menikah tidak sesuai de-ngan hari dan jam dinas, yaitu hari Senin-Jum’at.Kalau masyarakat menikah pada hari dinas makahanya membayar sebesar Rp.30.000, tetapi masya-rakat banyak memilih senang dan memilih me-nikah di luar jam dinas,” ujar Makmur Syarif Ke-tika diwawancarai Suara Kampus, Selasa (05/03).

Ia menambahkan, bahwa KUA tidak pernahmemaksa masyarakat untuk membayar lebih, jikapembayaran melebihi dari aturan yang berlaku itupasti ada penyebabnya, seperti mengundang KUAuntuk menikahkan calon mempelai di tempat yangsangat jauh yang memerlukan waktu dan dana yangbesar, menikah di luar jam dinas dan sebagainya.Itu semua terserah KUA dan masyarakat, setahunyamasyarakatlah yang memberikan uang suka relakepada Penghulu.

Untuk kasus ini Makmur menegaskan kalauIAIN tidak punya tanggung jawab moral, katanyasemua itu ada Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi)masing-masing, dan itu bukan tanggung jawab kitadi IAIN, tetapi tanggung jawab KUA dan Kemenag.

Makmur juga mengatakan kalau IAIN merupa-kan lembaga yang melahirkan sarjana berbasis Is-lam, “Yang bertanggung jawab mensosialisasikan iniadalah KUA dan Kemenag bukan IAIN karena IAINhanya membina mahasiswa, kalau mahasiswa me-reka melanggar aturanya itu tanggungjawab merekasendiri,” Ujar guru besar Fakultas Syari’ah ini. (*)

TambahanNikah takBoleh Dipatok

DIPANDANG dari kacamata Is-lam pembayaran uang nikah seringmenjadi problematika di tengah-tengah masyarakat. Ketika dikon-firmasi Pakar Hukum Islam IAINImam Bonjol Padang Prof. Dr. H.Asasriwarni. MH mengatakan, menu-rut hukum Islam pembayaran uangatau biaya nikah itu tidak bisa dika-takan pungli, jika pengantin mem-bayar didasarkan pada keihklasan.“Tidak jadi masalah pengantin maumembayar berapapun lebih dariketentuan Peraturan Pemerintah (PP)No. 51 Tahun 2000 tersebut. Dalamhukum Islam uang yang diberikan pe-ngantin itu sah ketika pengantinmemberikan ikhlas dan mampumembayar melebihi ketentuan,” UjarAsasriwarni.

Pembantu Rektor Bidang Kemaha-siswaan ini memandang, bahwa uangyang diberikan pengantin kepadapengulu hanyalah uang transportasi,karena melihat jauhya jarak tempuhpenghulu ke tempat pelaksanaannikah. Ia menegaskan hal yang tidakboleh dilakukan penghulu itu mema-tokkan bayarannya diluar PP. Faktorlain menyebabkan ada uang lebih di-dapat penghulu ketika mengadakanprosesi pernikahan di lapangan,karena tergugahnya hati pasanganpengantin saat pengulu memberikannasehat. Masalah sosialisasi PP No.51 tentang biaya pernikahan sebesarRp30.000 yang dibebankan kepada

calon pengantin, terkadang adadisosialisasikan dan ada juga yangtidak, tergantung masing-masingpenghulu.

“Masalah sosialisasi pembayaranitu tidak perlu dilakukan KUA,karena ketentuan membayar Rp30.000 sudah tertera di kantor KUA.Setiap calon pengantin yang akanmengurus surat nikah akan diberitahu di kantor KUA dan melihatsendiri,” katanya.

Asasriwarni menyatakan, setujuterkait rancangan yang akan diber-lakukan pemerintah tentang pemba-yaran nikah gratis, karena dalam Is-lam itu dianjurkan untuk mempermu-dah urusan, apalagi orang yang maumenikah. Kabar ini akan melegakanpara calon mempelai dan masyarakat,karena tidak perlu lagi memikirkanbiaya nikah, walaupun masih mem-butuhkan dana transportasi, karenadana transportasi sudah diberikanKUA kepada penghulu masing-ma-sing. Pemerintah harus menyiapkanbalai nikah di setiap kecamatan, ka-rena tuduhan Pungutan Liar (Pungli)disebabkan tidak adanya balai nikahdi kecamatan, sehinga Pengulu harusmenempuh jarak yang cukup jauh me-nuju tempat pernikahan berlangsung.“Peraturan akan adanya pernikahangratis, bisa membantu rakyat Indone-sia, terutaman warga yang kurangmampu,” ujarnya ketika ditemuiSuara Kampus di ruang kerjanya. (*)

Mukhlis Bahar

Page 6: tabloid edisi 123

IAIN Harus BerbenahSebelum ke Online

SuaraKampus–Institut Agama IslamNegeri (IAIN) Imam Bonjol Padang sudahberusaha untuk naik kelas, melakukanpenyetaraan dan penyesuian denganperkembangan zaman serta kemajuanteknologi, walaupun terbilang tertinggaldari kampus lain dalam hal pemanfaatanteknologi, khususnya jeringan internet(online) untuk mempermudah birokrasidan pelayanan masyarakat kampus. Pal-ing tidak kampus islami ini sudahmelounching penggunaan sistem onlineuntuk kegiatan akademik mahasiswa.Sejarah pertama kali IAIN mulai meman-faatan sistem online secara global 13Januari 2013 lalu untuk kegiatan akade-mik dan birokrasi lainya. Walaupunterbilang sudah jauh tertinggal dariperguruan tinggi lain seperti Unand danUNP, namun IAIN sudah berupaya untuklebih baik dari sebelumnya. Sistem onlineini memiliki beberapa fungsi dan diharap-kan bisa membantu beberapa kegiatanbirokrasi di lingkungan kampus. Diatara-nya, pendaftaraan ulang mahasiswa ataumenginput Kartu Rencana Studi (KRS),kemudian juga diupayakan sebagai salahsatu bentuk pelayanan dari IAIN untukmemberikan kemudahan, kepraktisan, ke-nyamanan kepada seluruh mahasiswa danmasyarakat kampus. Sistem baru ini akanmemberikan banyak kemudahan bagi ma-hasiswa bisa melakukan registrasi dan me-nginput KRS dimana saja sekaligus untukmengecek nilai. Di era teknologi informasiini sangatlah lumrah teknologi dimanfaat-kan dilingkungan pendidikan sebagaisalah satu bentuk memudahkan prosespendaftaraan ulang. Sedangkan, pendaf-taraan manual akan menyita waktu ma-hasiswa untuk datang ke kampus, mulaidari pembayaran uang semester ke bank,lanjut fakultas, rektorat, lalu akademik.

Meski, kepraktisan dan kemudahanyang diberikan sistem online dalam pen-daftaraan ulang nampaknya tidak sepe-nuhnya terwujud di IAIN Imam Bonjol Pa-dang, sebab sistem online yang diterap-kan menuai banyak masalah. Mulai daritidak dibukanya lokal untuk mahasiswa se-mester tertentu, berakibat banyak maha-siswa yang tidak dapat mengambil mata

kuliah wajibnya. Kemudian kurangnyasosialisasi sistem online yang dari pihakIAIN terhadap civitas akademika kampus,sehingga mahasiswa berdesakan memba-yar uang semester di gedung AudiotoriumProf. M Yunus Padang yang dilayani olehBank Syariah Mandiri. Termasuk, nilaiyang tidak keluar secara online maupunberlebihnya quata lokal tertentu karenamahasiswa berebut mengambil matakuliah dengan dosen dan waktu yangdiinginkan, sehingga akibatnya beberapalokal yang kurang dari kapasitas yangtelah ditetapkan, tambah lagi mahasiswayang tidak bisa mengulang ke mata kuliahyang gagal karena lokal penuh denganmahasiswa yang baru.

Masalah diatas dialami banyak mahasis-wa, salah satunya Lili Marlina mahasiswaProdi Bahasa Arab (PBA) , menurutnyasistem online membuat mahasiswa gusardan haknya tidak terpenuhi, sehinggadengan demikian banyak mahasiswa yangpanik, sebab mata kuliah yang ditawarkantidak sesuai dengan jurusan, serta nilai ujianpun banyak yang belum dikeluarkan diKartu Hasil Study (KHS) semester lalu.

“Saya sangat kesal sekali karena jadwalskripsi saya belum tercantum di sana, sam-pai sekarangpun belum ada, apalagi kema-ren pihak kampus mengatakan kalau sis-tem online sudah siap dipakai, tapi sampaihari ini jadwal skripsi saya belum keluar,”ujarnya ketika dikonfirmasi, Senin (11/03).

Lili berharap, pihak kampus tidak ha-nya perbaiki masalah online juga harusmemperbaiki masalah-masalah kecil yangtimbul sekarang ini, seperti masalah jaketalmamater masih ada sebahagian yang be-lum keluar, Kartu Mahasiswa (KTM) ter-masuk Indek Prestasi mahasiswa yang be-lum di keluarkan, kalau masalah kecil ter-sebut sudah selesai masalah besar lainnyapasti akan lebih mudah. “Mudah-muda-han kampus kita bisa memperbaiki masa-lah-masalah yang ada di kampus ini, agarkualitas kampus kita di mata masyarakatakan lebih bagus lagi. Semoga sistem on-line ini akan berjalan lancar dapat digu-nakan dengan maksimal, agar mahasiswatidak perlu pergi ke kampus untuk daftarulang,” ujarnya.

Tanggapan positif juga muncul darikalangan mahasiswa lain selaku pelaku sys-tem online IAIN ini, Yasir Yanto seorangmahasiswa Fakultas Syari’ah menilai,sistem online ini sangat bagus sehubungdengan isu IAIN akan menjadi UIN. Carabaru ini juga bisa menepis kegelisahanmahasiswa dalam mendaftar ulang, selamaini mahasiswa berdesakan dalam mengurusjadwal, tetapi system ini menghapus semuaitu. kedepan diharapkan pihak kampusharus lebih mempersiapkan sistem onlineini lebih awal sebelum kuliah semestergenap di mulai, agar tidak menggangguproses perkuliahan. “Mudah-mudahanpihak kampus lebih mempersiapkansemuanya lebih matang kedepan, agarmahasiswa tidak jadi korban seperti semes-ter sebelumnya. Semoga system memper-mudah mahasiswa, tidak mempersulitmahasiswa khususnya dalam menguruspersoalan birokrasi dan akademik,” ungkap-nya ketika ditemui Suara Kampus.

Penilain dan kritikan sistem online ti-dak hanya dilontarkan oleh pegawai danmahasiswa, tapi juga datang juga dari timPusat Komputer Sistem Informasi (PKSI)UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yangmenjadi partner dalam peluncuran sistempendaftaran online di IAIN. Hendra salahseorang operator IT mengatakan, penera-pan sistem online untuk pendaftaran ulangsemester genap tahun ajaran 2012/2013kacau. hal ini dapat dilihat dalam prosespembayaran uang semester dan pratikumyang kurang lancar, terlihat dari banyak-nya mahasiswa yang mengantri tidak mautertib, serta tempat pembayaran hanya satuunit yaitu Bank Syari’ah Mandiri (BSM)cabang IAIN. Kemudian aplikasi yangdipakai pihak Bank Syariah Mandiriuntuk menganti status Off menjadi Onadalah aplikasi IAIN yang satu paketdengan sistim online ini. “Ini menunjukankurangnya persiapan IAIN IB Padangharus lebih banyak belajar, namun untukketegori pemula dan tahap pertama,rasanya sudah cukup lumayan,” tuturnyaketika dihubungi SuaraKampus.

TIM LIPUTAN SUARA KHUSUS :(Dasfrianto, Elvi, Rahma, Novri, Khairil,

Pori, Gus, David/ Editor : Evi Candra)

Online BagianJalan MenujuUIN

PEMBANTU Rektor Bidang Aka-demik Drs. H.Syafruddin, M.A mengakui,penerapan sistem online merupakan salahsatu langkah merubah IAIN menuju Uni-versitas Islam Negeri (UIN) yang telahdiumbar-umbarkan oleh Rektor IAIN Prof.Dr. Makmur Syarif, S.H, M.Ag kendatibelum menerapkan sistem online secarapenuh, tetapi IAIN sudah mencapai semionline dan akan online penuh pada semes-ter mendatang. Kedepan pihak IAIN terusberupaya berbenah, yang terpenting sistemonline secara umum sudah diketahui olehcivitas akademik IAIN.

“Dengan berbagai kekurangan yang adapada sistem online saat ini, memang benaradanya dan untuk penyempurnaannyakedepan, kita harus melakukan perbaikansecara berjangka, sehingga lebih memper-mudah mahasiswa dalam urusan adminis-trasi. Jadi, dengan adanya sistem onlineini mahasiswa tidak lagi harus datang keakademik mahasiswa (Akama) untukmengurus pendaftaran ulang, tetapidimana saja bisa selagi ada akses internet-nya,” ujar Syafruddin ketika dikonfirmasi,Kamis (07/03).

Ia mengaku, sistem online IAIN belumberjalan secara sempurna, karena SumberDaya Manusia (SDM) belum bisa menggu-nakan IT secara pasif, alias Gagap Tek-nologi (Gaptek). Menanggulangi masalahitu, diperlukan pelatihan secara menye-luruh dari pihak Akademik Mahasiswa(Tim IT) terhadap semua pegawai dilingkungan IAIN. Sebenarnya persiapansistem Online ini sudah lama, namun barubisa di lounching setelah di bantu tim ITUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Masalahlainnya, kondisi webside IAIN belumsempurna, ditambah dengan sering listrikdi lingkungan kampus IAIN. Sistem initidak hanya melayani pendaftaran ulangatau input KRS dan Kartu Hasil Studi(KHS) saja, tatapi juga bisa melayaniseluruh urusan kepegawaian.

“Masalah yang ditemui masyarakatkampus terkait penerapan sistem online,dikeranakan kurangnya pengetahuantentang dunia online. Seharusnya civitasakademika IAIN bisa belajar dan menye-suaikan diri dengan perkembangan dunia,karena masyarakat kampus adalah orang-orang intelektual,” ujarnya kepada SuaraKampus ketika ditemuai dirungannya. (*)

Tim UIN Sunan Kalijaga sosialisasikan Sisfo Online kepada Mahasiswa (foto : doc Suara Kampus)

Page 7: tabloid edisi 123

Sistem Online, Terkendala SDMDUNIA baru IAIN menuai ba-

nyak masalah di kalangan maha-siswa, secara otomatis masalah inimau tidak mau harus ditampungAkademik Mahasiswa (Akama)dan menjadi pekerjaan baru bagimereka. Ketika di konfirmasiSuara Kampus, Kepala AkamaZulfahmi memberikan kesimpulanatas masalah yang terjadi, menu-rutnya, kendala pada sistem baruini terletak pada mahasiswa itusendiri, ditambah dengan kondisilistrik Kampus IAIN tidak mema-dai dan kurangnya jumlah modemyang disediakan pihak kampus.Salah satu contohnya, banyaknyamahasiswa terlambat melakukandaftar ulang.

“Kampus sudah menyediakanbeberapa modem untuk meleng-kapi dan mengaktisipasi keadaanterburuk nantinya, walaupun sebe-narnya jumlah tersebut belum jugamencukupi untuk melayani ke-butuhan mahasiswa. Tujuan pihakKampus menyediakan modem ter-sebut untuk kelancaran internet,agar semua kegiatan mahasiswa ti-dak terganggu, sebab kondisi IAINsekarang sering mati lampu,walaupun sudah melakukan pe-nambahan daya listrik, “ ucapnya.

Pelaksanaan dan peluncuransisfo online IAIN berkat bantuanUIN Sunan Kalijga. Kerjasama inimemberi dampak positif bagi pi-hak IAIN Imam Bonjol Padang,karena sisfo ini juga bisa diguna-kan untuk pendafdataran berbasisonline untuk calon mahasiswabaru.

“Selain mempermudah maha-siswa dalam mengurus admnistrasipendaftaran ulang, juga memper-mudah mahasiswa dalam mengha-dapi ujian nantinya, mahasiswayang telah memilih mata kuliah disisfo online maka akan kami serah-kan langsung ke pihak fakultasmasing-masing untuk dibagikankepada mahasiswa, dengan me-nyertakan sekaligus tanda tanganPembimbing Akademik (PA), ITEdan mahasiswa yang bersang-kutan. Dengan demikian kegiatantersebut bisa dilakukan sekaligus.Untuk lebih aman setiap mahasis-wa harus mengganti passwordKRS masing-masing, karena un-tuk semula password masih stan-dar, “ ungkap Zulfahmi.

Dikatakan Kepala Akama Fa-kultas Syariah, Seria Novi danUmmu Aiman Kepala Akama Fa-kultas Adab mengaku, jumlahpegawai Akama Institut saat inimasih minim sekali, sehinggauntuk mengentri mata kuliah dannilai mereka harus lembur sampaitengah malam. Sementara itu,pemberlakuan sistem online diIAIN Imam Bonjol Padang mem-buat kaget pegawai Akama fakultasdan mahasiswa, disebabkan sedi-kitnya rentang waktu dari pihakAkama Institut dalam mensosiali-sasikan sistem online kepadapegawai Akama fakultas.

“Kita berharap untuk lebih baiklagi ke depannya, setiap jurusanmempunyai perwakilan disana(Akama Institut, red) supaya mema-sukkan matakuliah dan nilai tidakada kekeliruan, karena orang juru-san yang bersangkutan akan tahubetul dengan jurusannya. Sistemonline yang secara tiba-tiba mem-buat pegawai Akama Fakultas men-jadi kaget, hal yang demikian dise-

babkan kurangnya informasi yangdisampaikan pihak Akama pusatkepada Akama Fakultas,” ujarnya.

Ummu Aiman menambahkan,sistem online merupakan duniabaru bagi IAIN untuk mening-katkan perubahan kepada yang le-bih baik. Akan tetapi, sistem onlineini tampaknya sekarang masihcoba-coba sehingga belum terlak-sana sebaik mungkin. Besar hara-pan supaya sumber daya dan fasi-litas harus ditingkatkan agar tidakada lagi ketimpangan yang dihadapidalam melaksanakan sistem online.

“Kalau kita beralih kesana(Online.red) semua faktor harusmendukung, fasilitas juga harusdiperbaiki supaya dengan Onlineini mahasiswa tidak kehilanganhaknya untuk belajar,” katanya.

Senada, Azhariah Khalida, Ke-tua Jurusan Jinayah Syiasah ketikadi konfirmasi, Jum’at (08/03)mengatakan, para dosen harus bisamenyesuaikan diri apabila sistemonline diberlakukan. Meskipunhingga saat ini belum ada sosia-lisasi dari pihak institut ke fakul-tas-fakultas ataupun jurusan, se-hingga sistem online menimbul-kan ketidak seimbangan karenayang memahami sistem tersebuthanya pihak institut.

Dibalik kemudahan dari sistemonline, masih ada kesulitan yangditemukan mahasiswa ataupundosen seperti setiap keluhanmahasiswa disampaikan kepadajurusan, sementara itu jurusan be-lum memahami hal itu, sepertikeluhan tentang nilai.

“Sistem itu disambut baik,namun sistem itu belum disosia-lisasikan ke fakultas atau jurusan,jadi para dosen belum memahamibagaimana sistem itu sendiri danmenimbulkan ketidakseimbangankarena yang paham hanya ins-titut,” ucap Azhariah Khalida. (*)

Zulfahmi

Selain mempermudah mahasiswa dalam mengurusadmnistrasi pendaftaran ulang, juga mempermudah

mahasiswa dalam menghadapi ujian nantinya, mahasiswayang telah memilih mata kuliah di sisfo online maka akankami serahkan langsung ke pihak fakultas masing-masinguntuk dibagikan kepada mahasiswa, dengan menyertakan

sekaligus tanda tangan Pembimbing Akademik (PA)

”Mahasiswa berdesakan saat daftar ulang, Senin (18/02). ( foto : doc Suara Kampus )

sisfoiainimambonjol.ac.id

Page 8: tabloid edisi 123

MengikutJejak si LeherBetonBICARA soal kesehatan, banyakorang menjaga kesehatan denganberolahraga. Olahraga merupakansuatu hal yang tidak bisa dipisah-kan dalam dunia kesehatan. Ba-nyak orang memilih olahraga ter-tentu dengan dengan berbagai ala-san. Ada yang beralasan untuk me-ningkatkan skill ada juga demi me-ningkatkan eksistensi.

Menggeluti olahraga ringandan rutinitas seperti futsal, danbadminton merupakan hal yangtidak sulit dijalani, namun bagai-mana jika seseorang menyukaiolahraga yang berat, penuh tan-tangan dan beresiko? Mungkinorang akan berfikir dua kali untukmau melakukannya, beda halnyadengan Nursal Efendi, pria asalLubuk Lintah Padang ini mampumenjalani olahraga tinju bahkanmenjadi hobi dalam keseharian-nya. Ia telah mengeluti olahragatinju dari umur 14 tahun saat iamasih duduk di bangku SMP. Mes-kipun sekarang sudah tidak aktiflagi sebagai petinju, ia masihmemberikan ilmunya dengan men-jadi pelatih di Sasana Pancasila diGOR H. Agus Salim Padang.

Ketertarikannya terhadap tinjudimulai ketika masih duduk dikelas VI Sekolah Dasar (SD), iamengaku terinspirasi pertandinganMike Tyson. Kemudian ia mulaimasuk latihan tinju di SasanaAngkasa, Air Tawar Barat. Setelah

beberapa bulanberlatih ia mulaimerambah ke duniatinju amatir. Ia men-jalani profesi petinjuamatir selama tiga tahunkemudian naik tingkatsebagai petinju profesionalpada tahun 1996.

Selama menjalani duniatinju ia selalu mendapat duku-ngan dari orang tua, keluarga danorang-orang terdekatnya. Menjadipetinju kelas professionalmembawa pria bertubuh kekar iniberlomba sampai ke negeri GajahPutih (Thailand). Disana ia kalahmelawan salah seorang petinjunasional dari Indonesia Muham-mad Al-Farizi yang telah mening-gal di ring tinju 2001 lalu.

Namun ayah sepasang anak initidak berhenti sampai disana, iamelanjutkan karir dengan ber-lomba antar pulau. Banyak penga-laman yang ia dapatkan saat meng-geluti dunia tinju, ia mengatakandalam dunia tinju yang menjadiprioritas tetap sportifitas. Menu-rutnya olahraga itu pada intinyasatu tujuan yaitu meningkatkanpersaudaraan, begitupun denganolahraga tinju, sekilas olahragatinju memang keras. Jika adaemosi saat pertandingan berlang-sung, semua itu harus habis di me-dan perang saja, tidak dibawa kepribadi masing-masing.

Ia sempat bercita-cita menjadiseorang tentara,namun tuhan ber-kata lain, ia gagal dalam tes. Gagalmenjadi tentara tidak menciutkanniatnya untuk melanjutkan perja-lanan karirnya. Ia mendapat ke-

sempatan menjadi satpam diIAIN, pada saat IAIN marak

dengan kasus pencu-

rian. Karena yang saat itu tengahmenjabat sebagai rektor padawaktu itu Prof. Dr. H. Maidir Ha-run membuka lowongan pekerjaanuntuk satpam. Setelah dilakukanseleksi, pria yang akrab disapa Icalini terpilih menjadi satpam.

Meski pekerjaan satpam telah di-lakoninya, Ical masih sempat ber-tanding di sebuah stasiun televisiswasta di Indonesia seperti Indosiardan RCTI dan Ical bisa meme-nangkan pertandingan itu. Pria inimempunyai moto hidup “DenganNiat Kita Pasti Bisa” ini pernahmeraih sabuk emas Gubernur,selain ketertarikannya kepada gayatinju idolanya Mike Tyson, Icaltertarik pada dunia tinju karenamelihat betapa bangganya seorangpetinju di atas ring mengangkatsabuk dengan bendera Negarasendiri, pada saat nama mike Tysondi dunia melambung tinggi, bintangfavorite nya hanya Mike Tyson.

Sampai saat ini dia masih mela-tih di Sasana Pancasila Dengan de-ngan murid 10 orang. Dalam hi-dupnya ditanamkan bahwa olah-raga meningkatkan persaudaraan,semua akan terwujud dengan olah-raga, terutama dalam laga tinjubanyak orang berpandangan bah-wa olahraga tinju adalah olahragakeras, semua ungkapan tersebuttidaklah sesuai dengan kenyataan,dalam olahraga tinju ini petinjuharus mampu mengendalikanemosi karena olahraga tak sekedareksistensi melainkan sportifitas.

Di IAIN sendiri ia berpesan ke-pada mahasiswa yang bergerak da-lam bidang olahraga bahwa dalamdunia olahraga seseorang bisamenjaga kesehatan tubuh denganberakhlak baik, bertanding denganpenuh etika. “Semoga setiapmasing UKM, terutama Olahragabisa meningkatkan prestasiya danmengoperasikan semua dengannilai keislaman yang didapatselama dibangku kuliah. SebabIAIN tidak hanya bisa mening-katkan mahasiswa dalam bidangkeagamaan, tapi juga mening-katkan dalam bidang olahraga.

NURSAL EFENDI

Page 9: tabloid edisi 123

Muhammad Kosim, MA

Mengabdi Untuk PendidikanMenjalani kehidupan dengan

berkarya serta dilengkapifasilitas yang lengkap

merupakan suatu hal yanglazim ditemukan dalamkehidupan sehari-hari.Namun berkarya serta

menjalani kehidupan dengansegala keterbatan hidupbelum tentu bisa dijalani

semua orang, kadang kalaseseorang tidak mampu

keluar dari keterpurukanhidup dan sibuk mengutuknasib yang telah diberikan

Allah.

Silangkitang (1977) menganggapceramah merupakan suatu kewa-jiban baginya, hidup di pesantrenmembuat ia terkurung dalam para-digma bahwa santri hanya bisamengaji dan ceramah, namunsuatu hari melalui lomba menuliskarya ilmiah tahun 1999 ia berha-sil meraih juara I tentang Penya-lahgunaan Narkoba tingkat Kabu-paten Labuhan Batu. Kemenangantersebut menjadi batu loncatanpertama Kosim meneruskan duniatulis-menulis. Semenjak itu duniaceramah secara langsung diubah-nya melalui ceramah tidak laang-sung (melalui tulisan).

“Saya menulis di media dengangaya berceramah. Hal ini mungkinsudah terbiasa dengan ceramah.Lalu saya lanjutkan kuliah danmengikuti pelatihan karya ilmiahbersama Abdullah Khusairi, M.Nasir dan Sheiful Yazan yangsekarang dosen IAIN Imam BonjolPadang bertindak sebagai Instruk-tur saya waktu itu, oleh sebab itumereka bertiga saya anggap seba-gai guru jurnalistik saya,” ujarnyakepada Suara Kampus.

Sebuah kejutan bagi Kosimketika karyanya terbit denganjudul “Zikir, Fikir dan Mahir” ta-hun 2002 di media Mimbar Mi-nang. Hal ini menambah motiva-sinya untuk terus menulis dan me-nulis.

“Saya merasa lebih enak me-nulis daripada berceramah. Karenamenulis bisa di edit tapi ber-ceramah tidak ,” katanya disela-sela kesibukannya.

Kemudian Kosim mengem-bangkan sayapnya ketika kuliah S1menjadi wartawan sekaligus ko-lumnis di Tabloid MahasiswaSuara Kampus, dan pengelola Me-dia Mahasiswa “al-Tadbir.” Sela-ma kuliah ia menjadi garin dimasjid Syarifatul Ihsan dibelakangLP muaro. Demi cita-citanya relamengayuh sepeda dari masjidtempat ia menjadi garin ke kampussetiap hari. “Setiap hari saya

mengayuh sepeda sejauh TujuhKilometer ke kampus, ini demimembeli buku karena uang untukmebeli buku tidak ada. Gaji garinyang diperhitungkan pengurushanya berpatokan pada biaya ong-kos ke kampus. Kalau dijadikanongkos mana uang saya lagi.” ung-kap pria berwajah rupawan itu,Oleh sebab itu saya memutuskanuntuk pergi ke kampus naik sepedadan uang ongkos tersebut saya ja-dikan untuk membeli buku.” jelasKosim.

Selain sibuk dengan kegiatanperkuliah dan profesi sebagai war-tawan, ia juga aktif di HMI khu-susnya di Komisariat Tarbiyah.Selama berproses di kampus islami(IAIN) Kosim mendapakan ba-nyak pengalaman berharga yangtidak pernah ia dapatkan sebelum-nya. Yaitu terlibat dalam kepengu-rusan (HMI), ia juga sempat men-jayakan pergerakan HMI. Karenakeuletan dan ketangguhannya iadiamanah menjadi Ketua Umum diorganisasi tersebut pada periode

2002 – 2003 dan menjadi KetuaHMI Cabang Padang BidangPembinaan Anggota Tahun 2004– 2005. Sebelumnya, ia jugapernah menjadi Ketua BEM Fa-kultas Tarbiyah IAIN Imam BonjolPadang Bidang Keilmuan Periode2002-2003 yang pernah ia geluti.

Pasca kuliah S.1 Kosim sempatmenjadi wartawan dan redakturpelaksana Surat Kabar MingguanSumatera Ekspos selama bebera-pa bulan sejak tahun 2005, diang-kat menjadi PNS di lingkunganKemenag kota Padang. Ia sempatditugaskan di Rintisan SekolahBertaraf Internasional, SMP Ne-geri 8 Padang lalu pada tahun 2011hijrah ke MTsN Durian TarungPadang.

Selain dari aktivitas di atas, iajuga terlibat aktif dalam pengem-bangan pendidikan Islam di Suma-tera Barat. Sejak tahun 2008, iadipercaya oleh Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga PropinsiSumatera Barat sebagai salah se-orang tim penyusun, perumus danpengembang Kurikulum MuatanLokal Pendidikan Alquran tingkatSD, SMP, dan SMA/SMK diPropinsi Sumatera Barat. Hinggakini, ia turut aktif dalam kegiatan-kegiatan workshop, seminar,sosialisasi, dan TOT bagi guru-guru mata pelajaran tersebut.“Peningkatan Kualitas PendidikanBernuansa Surau” (PKKPBS)untuk SMP dan SMA Prop. Sum-bar. Program ini berupaya untukmengaktualisasikan nilai-nilaipendidikan surau masa lalu yangpernah mencapai kejayaannyadalam sejarah sosial Minangkabaudengan corak keislaman dan ke-budayaan yang begitu kuat. Sa-yang, program ini hanya berjalansetahun seiring dengan bergan-tinya pemegang kebijakan. Sejaktahun 2011, juga aktif sebagaipenyusun dan pengembang Kuri-kulum Pendidikan Karakter di SD,SMP, SMA/SMK di SumateraBarat.

KISAH menarik hadir dariseorang garin masjid,hidup dengan segala

keterbatasan lalu diberi kesem-patan mencicipi indahnya dudukbangku kuliah, hal ini suatu ke-banggan baginya, dengan keterba-tasannya ia mampu menjadikan itusemua sebagai motivasi dalamhidup.

Pria yang hobi menulis ini men-jalani hari-hari dengan penuh se-mangat demi tercapainya cita-cita.Muhammad Kosim pria kelahiranKuala Bangka, Sumatera Utara 21Desember 1982 yang saat ini di-kenal sebagai seorang penulis lu-lusan terbaik program pascasar-jana IAIN Imam Bonjol Padangyang berkecimpung dalam duniakurikulum. Perjalanan panjangyang ia jalani dari tahun 1988sampai sekarang membawa ia dankeluarganya pada kehidupan yanglebih baik.

Kosim yang dulu pernah men-jadi seorang santri pondok MAPonpes Alliful Ikhwan – SAA

Muhammad Kosim bersama istri dan anak tercintanya.

Lugu tapi BerprinsipPERTEMUAN kawan lama,

tentunya selalu membuka ceritanostalgia. Tegang dan terkadangtertawa selalu menghiasi pondoklesehan rumah makan di kawasanjalan By Pass. Saling berjabattangan, Ade Sdarmadji, AbdullahKhusairi, Suardi Sikumbang,Muhammad Rahmad, Iswanto. JA,Andri El Faruqi, serta jajaranpengurus fungsionaris SuaraKampus. Awal cerita dari masa eraOrde Baru yang mereka anggapsangat mengesankan dan tidakpernah habis untuk diceritakan.Dalam catatan sejarah orde baru,angkatan '98 mempunyai andilyang cukup besar dalam merubahwajah bangsa Indonesia. Mulaidari aksi damai sampai aksi bru-tal.

Segelisntir pun mengalir ceritadari dapur Redaksi Suara KampusIAIN Imam Bonjol di masa laluitu. Sebagai seorang mahasiswa

yang dituntut untuk kuliah itu,ternyata banyak waktu merekamanfaatkan untuk berorganisasidan berkreativitas, seperti di SuaraKampus. Di antara para senior itu,teringat sedikit gaya MuhammadRahmad, yang saat itu sebagaisekretaris redaksi, di bawah kepe-mimpinan Suardi Sikumbang. Wa-jar, dalam keseharian, MuhammadRahmad dengan rekan seangka-tannya di IAIN jarang bertemu.

Saat semua senior bercerita,Muhammad Rahmad lebih memi-lih banyak tersenyum, dari padabanyak cerita. Hal ini merupakangaya khas Muhammad Rahmadsejak duduk dibangku kuliah diFakultas Syariah IAIN ImamBonjol Padang. Aktivis pendiamdan lugu ini memang jarangbercerita, apaalagi berdebat de-ngan mengeluarkan otot leher.

"Saya sama sekali tidak me-nyangka, kalau Muhammad Rah-

mad bisa jadi seperti ini. Duluwaktu di Suara Kampus, dia selalusaya suruh mengetik, sampai beliminuman untuk awak redaksimenyambut penerbitan SuaraKampus," kenang Suardi Sikum-bang disambut dengan tawa kela-kar Abdullah Khusairi dan AdeSudarmadji.

Kepatuhan dan kesetiaan ataspengabdiannya terhadap pemim-pin itu memang terlihat kental darisosok Muhammad Rahmad. Sam-pai pada akhirnya tumbuh besar

menjadi sosok yang lugu tapiberprinsip dalam mengembanamanah kepemimpinan.

"Saya juga dulu tidak tahu kokjadi orang pendiam, dan itu terjadisampai sekarang. Entahlah, mung-kin memang inilah watak sayayang tidak ingin bersikap grasah-grusuh , tapi harus tenang," ju-jurnya.

Menyikapi dinamika mahasis-wa era reformasi saat ini, adasedikit catatan bagi MuhammadRahmad. Ia menilai, saat inimahasiswa lebih banyak mengha-biskan waktunya di dalam kos-kosan dari pada mengasah intelek-tual dan kreativitas di organisasikemahasiswaan, baik intra mau-pun ektra kampus. Akibatnya, je-bolan sarjana saat ini merasa bi-ngung untuk mendapatkan pe-kerjaan.

"Paling tidak, mereka hanyapasrah menunggu pembukaan pen-daftaran CPNS setiap tahunnya,"kritiknya.

Menurut Muhammad Rahmad,era sebenarnya sangat mengh-aruskan bagi mahasiswa untuk le-bih aktiv dalam berorganisasi.Sebab dengan fasilitas yang sudah

canggih dan sempurna justru akanlebih melahirkan kaderisasi aktiviskampus yang lebih militan. Tapisaat ini justru yang terlihat seba-liknya, kondisi kampus justrumulai keropos dengan minimnyakreativitas mahasiswa.

"Saya akui, awal menjadi akti-vis kampus dari Suara Kampusyang terus digembleng oleh parasenior. Ya, inilah jadinya saya,meski terlihat lugu, tapi mentalcukup bisa dijadikan benteng,"ujarnya.

Tekad Muhammad Rahmad,usai menyelesaikan sarjana darijurusan Ilmu Perbankan Syariah,akan menjadi dosen di kampusyang telah membesarkannya.Namun sampai saat ini belumterwujud karena ia lebih meilihuntuk meneruskan studi programMagister Management Pemasarandi Universitas Krisnadwipayana,Jakarta. Kemudian diteruskanStudi Master of Information Tech-nology Management di Universityof Wollongong Australia. DanPhylosophy of Doktor (Ph.D),Jurusan Management TeknologiInformasi di University of Malaya,Malaysia. (*)

MUHAMMAD RAHMAD

MUHAMMAD RAHMAD

Page 10: tabloid edisi 123

Musmi ke IV TertundaPersoalan klasik terkait pelaksanaan

Musyawarah Senat Mahasiswa Institut(Musmi) tak kunjung redam. Hingga saatini pelaksanaan Musmi yang tertunda belummenemui titik terang. Sedikit berceritatentang sejarah Musmi di IAIN yaitukonstitusi yang berada pada Dema berawaldari transisi Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM) menjadi Dema yang digagas olehProf. Dr. Harmai Arif pelaksana Musmipertama kalinya.

Tahun ini menjadi sejarah baru bagiDewan Mahasiswa (Dema) dalam menye-lenggarakan Musmi. Pasalnya Musmi tahunini sedikit tertunda karena terdapatbeberapa kendala dalam pelaksanaannyaseperti, pro kontra cara pemilihan Demamelalui Musmi atau Pemilu Raya (Pemira)dan juga tentang hak suara yang akanmemilih.

Berdasarkan hasil pantauan SuaraKampus terkait keputusan sidang musmiyang tertunda Desember 2012 lalu, sidangmusmi dilanjutkan kembali Sabtu (16/03)di Gedung II lantai II Ushuluddin, namunkarena penyewaan tempat yang terbatashingga Minggu (17/03) terpaksa sidangditunda lagi sampai mendapatkan tempatuntuk melanjutkannya.

Salah satu hal yang membuat Musmimasih tertunda adalah ketegangan yangterjadi dalam sidang dan rasa intelektualitaspara peserta Musmi untuk mempertahankanpendapatnya sehingga keputusan akhir sulitdiperoleh. Peserta terdiri dari perwakilanseluruh fakultas yang ada di Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang.

Polemik Musmi ke IVTerkait persoalan tertundanya Musmi

beberapa jajaran Pimpinan dan pengurusDema memberikan keterangan kepadaSuaraKampus, Senin (11/03). Prof. Dr. H.Asassriwarni, MH selaku Pembantu RektorIII bidang Kemahasiswaan IAIN ImamBonjol Padang memberikan respon baikterkait hal tersebut, ia berpandangan bahwapada periode terdahulu Musmi lebih efektifdari Pemira. Karena ketika Pemira ber-langsung banyak terjadi kisruh dan polemikdi antara mahasiswa.

Ia menambahkan, masalah Musmi ter-tunda karena adanya mahasiswa yangmeminta diadakannya Pemira, hal itu sah-sah saja karena setiap lembaga ada yang prodan ada yang kontra. Pengalaman padaperiode sebelumnya dalam pelaksanaanPemira banyak terjadi konflik sepertipembakaran kotak suara dan masalahlainnya. “Musmi lebih efektif dari padaPemira, menurut konstitusi selama ini yangmengadakan peninjauan ialah anggotaSenat, bukanlah dari Himpunan MahasiswaJurusan (HMJ).

“Saya berharap agar Musmi kali inisegera selesai, jangan berlama-lamamambahas hal yang itu-itu saja, sementarasubtansinya lebih penting,” ujar Asariwarnidalam pembukaan Musmi, Sabtu (16/03)lalu.

Zulfahmi selaku ketua Senat MahasiswaFakultas Tarbiyah (SMF-T) mengung-kapkan pandangannya tentang Musmi danPemira. “Musmi sangat baik dilakukankarena berbentuk musyawarah yang akanberdampak positif pada organisasi tersebut.Saya juga setuju jika Musmi ini digantidengan Pemilu Raya (Pemira). Alasannya,agar mahasiswa selaku masyarakat kampusmengetahui siapa wakil mereka yangmenjabat di Dema. Melihat faktanyasekarang ini hanya sekitar lima persen saja

Kemelut Musmitak Kunjung Usai

yang tahu dengan pengurus Dema danitupun mereka yang aktif dalamorganisasi.” ucapnya.

Yusuf menyampaikan bahwa proseskonstitusi pada sidang Pleno III pasalterakhir yang akan menjadi wadah dalamMusmi untuk memilih sistem dalampemilihan Presiden mahasiswa, apakahmelalui Musmi atau Pemira”, ujarnyaRabu (06/03). Perubahan Konstitusi tidakbisa langsung diterapkan hari ini tapi barubisa dilaksanakan tahun depan. “Saattuntutan untuk melaksanakan Pemira itusemua harus jelas persentase mahasiswayang meyetujuinya. Jika semua suarameminta Pemira di laksanakan makaakan dibicarakan dalam Musmi perihalpergantiannya Musmi dengan Pemira,”paparnya.

Pergantian Musmi menjadi Pemiramenurut Yusuf sendiri tidak ada masalah,yang penting nantinya musmi memilikisistem demokrasi yang bersifat aka-demis.pendapat Hal ini di dukung olehbeberapa mantan ketua Dema.

Musmi Tempo DuluNuzul Iskandar selaku mantan ketua

DEMA periode 2010/2011 menyatakanmahasiswa tidak sepantasnya memper-debatkan masalah cara pemilihan Demaantara Musmi dan Pemira. Ini hanyalahsebuah pilihan, memang diluar sanasetiap lembaga dan negara pun memper-debatkan itu, tapi memperdebatkandengan cara memperhatikan sistemdinamikanya. “Kita sebenarnya sudahkeluar dari kebiasaan yang mana setiaplembaga ada memperdebatkan itu tapidengan memperhatikan sistem dinamikyang lebih mengarah ke hal akademikseperti bagaimana mahasiswa supaya bisa

datang ke pustaka,” ujarnya, Senin (11/03).Hal ini juga pernah dialami mantan

ketua Dema periode 2010/2011 ini.“Periode saya ketika menjabat sebagaiketua Dema, tuntutan seperti yang dialamiDema sekarang saya rasakan juga. Sayatetap dengan sistem Musmi karena itudilihat dari data atau penelitian bagaimanadiantara dua sistem tersebut yang memilikiaspek positifnya,” ungkap mahasiswajurusan Akhwalul Syakhsiah itu.

Menurut pria yang biasa dipangil Zulini, bahwa sebenarnya setiap yang diper-debatkan itu harus memiliki data yangmemperkuat masalah yang dituntuttersebut, “Sekarang perdebatan hanyalahbisa dikatakan debat jalanan, debat urangdebat lo wak, istilah minangnyo ka sawahindak mambawo cangku., Akhtivis maha-siswa adalah mahasiswa yang mempuanyaitiga aspek yaitu membaca, menulis dandiskusi. Konteks perdebatan disini adalahdebat secara sistem dinamik, tentu dikuat-kan dengan data yang kongkrit.” ungkap-nya saat ditemui wartawan SuaraKampus.

Selanjutnya pengalaman selama menja-bat sebagai ketua Dema juga diutarakanoleh Al domi putra selaku ketua DewanMahasiswa (Dema) pada periode 2008-2010. Merujuk kepada surat keputusanDirjen nomor 258 dan surat kerja (SK)Rektor nomor 098 Al domi menjelaskanfungsi Musmi dan Konstitusi. “Musmi itubaik untuk dilakukan karena disana tidakhanya memilih siapa yang akan menjadipresiden mahasiswa tetapi disana jugamembahas segala konstitusi yang adadalam lembaga Dema itu. Perlu diketahuipada sidang pleno IVditemukan kasusuntuk pemilihan presiden mahasiswa,apakah presiden mahasiswa dipilih denganditunjuk sesuai dengan kesepakatan forum

atau diadakan pemilu raya. Keputusannyacara pemilihan tersebut berada padakesepakatan forum Musmi.

Selanjutnya, Musmi yang dilakukanDema itu adalah salah satu bentuk demok-rasi. Perlu di ingat sebenarnya sistem itutidak salah. Kesalahan terdapat pada or-ang yang menjalani sistem. Pemilu rayadengan musmi itu sama, tapi dinamika or-ang yang dalam musmi itu yang harus dikelola. Selama ada dinamika suatuorganisasi, maka organisasi itu akan aman.Sebaliknya jika dinamikanya tidak adamaka organisasipun akan kacau. Menurutpemikiran positif, jika orang didalamorganisasi tidak menjalankan konstitusimaka secara otomatis organisasi itu telahmelanggar aturan begitupun sebalik-nya.Melihat fakta sekarang Apakah demasekarang menjalankan konstitusi?. Jikadijalankan konstitusi barulah akan sesuaidengan prosedur.

Ketika saya menjabat sebagai KetuaDema saya selalu melakukan kontrol,mendukung tetapi dengan jalan yangberbeda dan mengarahkan mereka kearahyang lebih baik lagi. Harapan saya untukpenerus Dema yang akan datang agar lebihbaik lagi dari yang sebelumnya. Demaharus berperan sesuai dengan aturan, demaharus pro dan aktif dan mesti berpedomankembali kepepatah minang kusuik panya-lasai karuh mampajanieh . Perannyasebagai penyalur aspirasi masyarakatkampus khususnya mahasiswa lebihditingkatkan lagi. Dema harus bisamembuat mahasiswa kembali aktif sebagaiagen of change.

Wartawan: Restu, Taufiq, Angga,Wila, Wati, Mas’ad, Yogi

Editor: Restu

Musmi lebih efektif daripada Pemira, menurutkonstitusi selama ini yang mengadakan peninjauan

ialah anggota Senat, bukanlah dari HimpunanMahasiswa Jurusan (HMJ)

AsasriwarniPembantu Rektor III IAIN Imam Bonjol Padang

“Saat tuntutan untuk melaksanakan Pemira itu semua harus jelas

persentase mahasiswa yang meyetujuinya. Jika semua suarameminta Pemira di laksanakan maka akan dibicarakan dalam

Musmi perihal pergantiannya Musmi dengan Pemira

M Yusuf El Badri

Page 11: tabloid edisi 123

Nama : Fresti AldiTempat/ Tanggal Lahir : Padang, 20 April 1990NIM : 209.190Tamat : 3 Tahun 6 BulanJurusan : Komunikasi Penyiaran Islam ( KPI )

Konsentrasi JurnalistikFakultas : Dakwah

Alamat Sekarang : Perumahan Gading Permai Blok L 3, Sei Sapih, Kuranji, Padang

Suku : Chaniago (Minang)Email : [email protected] Blog : http//frestialdi.wordpress.com

Orangtua : Atril Nur (Ayah): Marliyusni (Ibu)

Anak ke : 4 dari 5 BersaudaraHobi : Menulis

PENDIDIKAN2009- Sekarang : IAIN Imam Bonjol Padang, Fakultas Dakwah,

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Konsentrasi Jurnalistik

2005-2008 : SMAN 6 Padang2002-2005 : SMPN 35 Padang1996-2002 : SDN 40 Bukit Gado-Gado, Padang Selatan

Curriculum Vitae

FRESTI ALDI

Jatuh Cinta padaJurnalistik Aisyah Junita

Mahasiswa Jurusan (KPI)Fakultas Dakwah

“Fresti, orangnya baik,pintar, lucu, kerja keras,tekun, dan ulet. kelakunyalucunya membuat temannyanyaman berteman dengan-nya. Prestasinya sangat bagus dengan IPK tidakpernah di bawah 3.00. Semoga prestasinyasemakin meningkat dan jangan sombong jikasukses”

Meri Susanti, M.PdDosen Psikologi di Fakultas Dakwah

“Fresti mahasiswa cer-das, memiliki bakat me-nulis, akhlak mulia, baikpada dosen dan teman-temannya. Fresti memili-ki kecerdasan sosial yangbaik serta emosional yangbagus. Semoga Fresti ber-kiprah ke depannya didunia kerja,”

K ECINTAAN sosok FrestiAldi terhadap duniaJurnalistik telah tercermin saat

ia masih duduk di bangku Sekolah Mene-ngah Atas. Menjadi Pemimpin Redaksi(Pemred) mading SMA 6 Padang tahun2006 dan menjadi Pengurus OSIS daritahun 2005 hingga 2007 membuat iamulai menekuni dunia tulis menulis. Takhanya itu, sosok lelaki berkaca mata inimulai mengeksplore diri melalui mediaP’mails semenjak tahun 2007 dan hijrahke rubrik Xpresi Padang Ekspres sejaktahun 2010 hingga sekarang.

Saat lulus dari SMAN 6 Padang,Fresti sempat menganggur satu tahun.Ia yang saat itu menjadi Juara III Olim-piade Hukum Tingkat Sumbar, Riau,Jambi, Bengkulu yang diadakan Fakul-tas Hukum Universitas Andalas optimislulus dengan jalur Penelusuran Minatdan Kemampuan (PMDK). Namuntakdir berkata lain, SNMPTN tak ikut,PMDK pun gagal diraih. Tak putus asasampai disitu, Fresti mulai merambahdunia kerja. Fresti sempat mendaftarkandiri bekerja di Gramedia Padang dengantarget membeli satu buku per bulan. Na-mun belum sempat tes wawancara, se-orang teman yang melihat bakat me-nulisnya menawarkan dia untuk kuliahdi IAIN Imam Bonjol Padang denganJurusan Komunikasi Penyiaran Islamkonsentrasi Jurnalistik Alhasil, tahun2009 Fresti resmi terdaftar pada jurusanpilihan hatinya.

“Saya pilih jurnalistik karena sayamemang suka menulis, terlebih lagikarena ada beasiswanya juga,” ujarpimpinan redaksi Jurnal MadinahFakultas Dakwah IAIN IB Padangperiode 2010-2012. Jurnalistikmerupakan program khusus yangditawarkan oleh Fakultas Dakwah.

Diawal-awal perkuliahan, beasiswamasih lancar meskipun setiap tahunnominal beasiswa yang diterima sema-kin menciut, hingga kini tak lagimengalir. Fresti yang berasal darikeluarga sederhana sempat khawatirdengan biaya kuliah. Namun Allah mem-berikan jalan, Fresti menjadi salah satudari enam belas penerima beasiswaberprestasi senilai 15 juta rupiah. Its’samazing !!

Bagaikan mendapat hujan disaatmusim kemarau. Fresti benar-benarmerasa terbantu dengan beasiswa tersebut.Ia tak lagi khawatir dengan tagihan uangkuliah tiap semesternya, serta biaya hidupsehari-hari.

Hidupnya tak semulus jalan tol, takselancar aliran sungai. Fresti, sosok yangjuga dikenal ceria, rajin, disiplin danpenuh semangat ini juga kerap dilandamasalah. Mulai dari kehidupan pribadi,masalah di kampus hingga ditempat iabekerja. “Masalah itu ada tiga jenis, adayang bisa diselesaikan, ada yang tidakbisa diselesaikan dan ada masalah yangbisa selesai dengan sendirinya,”KataFresti .

Lulus dengan IPK 3,59 dengan masapendidikan 3 tahun 6 bulan dan menjadisatu-satunya mahasiswa Jurnalistik yangwisuda di Bulan Maret ini bukan datangdengan sendirinya. “Tamat 3,5 Tahunmemang sudah menjadi target saya sejakmasuk kuliah”. Meskipun kuliah sambilkerja, Fresti tetap memprioritaskankuliah. “saat kuliah ya kuliah, saat kerjaya kerja, kalau ada tugas ya dikerjakan,

sama saja seperti mahasiswa lainnya.Hanya saja saat mahasiswa lain tidur,saya sebisa mungkin memanfaatkanwaktu untuk belajar” tuturnya dengansemangat.

Semua mahasiswa tahu persis, bahwafasilitas di kampus ini jauh dari cukup.Banyak diantara mereka yang mengeluhdan menuntut pihak kampus untuk me-lengkapi semua fasilitas yang semestinyaada. Tapi tidak bagi Fresti, baginya yangpenting terus berkarya, jangan jadikanketerbatasan fasilitas sebagai penghalanguntuk terus berkarya.

“Menulis itu sebuah proses, tulisan per-tama itu tidak harus bagus, perbaiki terushingga menjadi bagus, kalau tulisan per-tama sudah bagus, itu namanya bakat,”Tambahnya lagi.

Rajin menulis berbagai opini, featuredan puisi di beberapa media lokal yangada di Kota Padang, menjadi salahsatu penulis dalam Buku “Ca-tatan Hati”, KumpulanGempa 30 September2009 Tahun 2010membuat ia men-jadi penulis hebatseperti seka-rang. Berbagaipelatihan jur-nalistik punpernah iai k u t i .Banyaknyap r e s t a s iyang telahia raih,t e l a hmembuatanak ke-e m p a td a r il i m ab e r -saudarab u a hhati AtrilNur danMarliyusni inimenjadi anakyang mem-banggakan ke-luarga. Semuayang ia lakukan,hanyalah untukkeluarga. Moto hi-dupnya sangatlahsederhana “pada akhir-nya kita akan menemukanapa yang kita cari”.

Wartawan: NoviaAmirah Azmi,

Elvi SDR.

Abdullah Khusairi, MADosen Jurnalistik Fakultas Dakwah

“Fresti mahasiswa yang patut ditiru, pikirannya yangtidak neko-neko dan kepandaiannya dalam membagiwaktu antara kerja dan kuliah sangat bagus, Fresti tidaklagi memikirkan waktu untuk hura-hura kesana kemari,fresti mahasiswa yang top,”

Page 12: tabloid edisi 123
Page 13: tabloid edisi 123
Page 14: tabloid edisi 123

Rasa MenjadiMahasiswa IAIN

IAIN Is the BestSEBAGIAN kalangan ada yang mengatakan bahwa IAIN

Imam Bonjol Padang tidak bermutu. Tetapi saya memandangdan merasakan sendiri bahwa kampus IAIN mempunyai nilai

yang lebih bagus. Sebagai buk-tinya, dulu pernah ada lomba de-bat antar perguruan tinggi di Su-matera Barat (Sumbar), malahanpada waktu itu IAIN yang meme-nangkan debat tersebut. Hal inidikarenakan setiap argumen yangdilontarkan oleh mahasiswaIAIN itu dilandasi dan diperkuatdegan dalil Al-Qur’an dan hadist.

Jadi, IAIN bagi saya pribadikalau dilihat dari segi mutuilmunya mempunyai nilai yangsangat bagus. Karena tidak hanyamemahami permasalahan dari

perspektif umum, namun memandang juga dari segi agamayang berlandaskan kapada Al-Qur-an dan hadits. Dosen-dosennya juga terutama dosen dari Tarbiyah sudah banyakyang menjadi guru besar.

Namun pandangan orang awam di luar sana yang beranimengatakan bahwa IAIN tidak bermutu/tidak mempunyainilai yang lebih, mungkin mereka melihat dari segi fasilitasyang ada. IAIN memang mempunyai fasilitas yang serbakekurangan, seperti, sedikitnya WC yang tidak tersedia untukmahasiswa, kemudian WC yang ada pun airnya tidak lancardan kerap kali tidak berair. Namun mahasiswa masih tetapmenggunakan WC itu karena memang tidak ada tempatbuang air selainnya. Tidak mungkin juga kan harus pulangdulu untuk buang air, saat panggilan alam tiba-tiba meraungketika kegiatan perkuliahan berlangsung.

Kemudian mesjid kampus yang tidak bersih, ruanganbelajar yang tidak kondusif digunakan untuk belajar karenakekecilan dibandingkan jumlah mahasiswa yang mengisinya,lampu yang sering mati-hidup, perpustakaan yang tidaklengkap dan dipenuhi debu yang telah menebal karena takpernah dibersihkan, sampah berserakan dimana-mana,keamanan yang tak mendapat perhatian, sehingga seringterjadi kemalingan baik motor ataupun helm, pintu kampusyang jamak membebaskan siapa saja masuk kampusseenakknya, hewan-hewan berkaki empat (kambing) selaluberkeliaran yang bisa mencemari lingkungan kampus.

Namun di balik itu semua kalau dilihat dari segikeilmuannya, saya acungin jempol. IAIN IB IS THEBEST...!!!

B ERBICARA tentangsebuah rasa, mungkinhampir pada setiap

manusia yang hidup di permukaanbumi ini mengetahui apa itu rasa.Begitupun saya, saya juga memi-liki rasa, rasa saat kuliah di IAINImam Bonjol ini.

Ketika saya jalani hidup di kam-pus Islami ini, saya menjadi tahuternyata IAIN begini, mulai daricara mendidiknya, memang diIAIN ini banyak profesornya,namun banyak profesor banyak pu-la jenisnya, tidak semua merekapandai mengajar. Jika ada maha-siswa yang tidak mendengarkan-nya, akan dimarahi, padahal apayang disampaikannya itu tidakjelas dan tidak bisa untuk dime-ngerti. Jadi, jika begini cara men-didiknya, sarjana-sarjana di IAINini mau menjadi apa?

Jika dilihat kondisi kampus, diIAIN ini banyak yang tidak ter-urus, sehingga orang gila berke-liaran begitu saja, hewan peliha-raan pun ikut kuliah dan masuk lo-kal, listrik sering mati, wc rusak,dan malingpun mudah beraksi.Dengan keadaan yang demikian,saya merasa mulai heran, apakahpimpinan kampus ini selalu pakaikaca mata hitam ya, seolah acuhdan tidak peduli dengan permasa-lahan yang ada.

Sementara birokrasi di IAIN initerlalu berbelit-belit, terkesan di-persulit. Belum lagi, menghadapipelayanan birokrasi yang tidaksopan, katanya kampus Islam,kenapa orang-orang yang duduk di

birokrasi seperti itu? Sebelum ter-pilih, rektor pernah mengatakan,jika ada dosen dan pegawai IAINyang tidak bekerja pada tempatnya,laporkan kepada saya, maka orangyang bersangkutan akan saya ti-daklanjuti, tapi kenyataannya apa?

Lalu, dari segi fasilitas apa yangtelah disediakan kampus? buskampus yang hanya digunakanoleh karyawan IAIN saja? Kemu-dian gedung belajar, diantara limafakultas yang ada, gedung diFakultas Ushuluddin untuk Prog-ram Khusus (PK) lah yang palinglayak. Selain itu, alat-alat laborpunsudah tidak memadai lagi, danmeskipun sudah mencoba untukmemakai sistem online, namuntidak berjalan lancar. Banyak halyang tidak jelas, uang pratikumyang entah untuk apa gunanya. Pe-

laksanaan wisuda yang tidak etis,wisudanya akan dilaksanakan didalam gedung, dan orangtua parawisudawan yang tidak diizinkanmasuk.

Intinya, menjadi mahasiswaIAIN itu bukanlah hal yang mem-banggakan, karena kontribusiIAIN itu belum sepenuhnya untukmahasiswa. Sebab IAIN lebih me-mentingkan birokrasinya, ketim-bang kepentingan mahasiswanya,dan jangan terlalu berharap setelahlulus bisa bersaing di dunia kerja,dan menjadi orang yang sukses.Apa yang saya nyatakan ini adalahsebuah rasa, dan ini bukan ceritaomong kosong, jika merasa sayahanya bicara kosong, silakannikmati dan rasakan menjadiseorang mahasiswa di kampusIAIN Imam Bonjol ini.

Muhammad Noli Hendra

BerprosesDALAM berproses menyelesaikan jenjang pendidikan ini

banyak pengalaman empirik berharga yang saya dapatkan.Hal yang menjadi catatan besar bagi saya adalah bahwa ilmu

pengetahuan ternyata menuntutseseorang mengerti dirinya,mengerti orang lain, lingkungandan Tuhannya. Tanpa itu semua,ilmu pengetahuan tak membe-rikan apa-apa terhadap perada-ban manusia. Ia tak lebih darisuara-suara berisik yang berhim-pitan.

Perjalanan panjang meraih ge-lar sarjana Psikologi Islam diFakultas Ushuluddin ini akhirnyaberakhir, banyak cerita yang di-alami selama proses perkuliahandan pengalaman yang didapat

baik dibidang akademisi maupun di organisasi. Itu semuamengajarkan saya bagaimana agar lebih baik ke depannya,memahami bahwasannya kehidupan itu tak semudahmembalikkan telapak tangan.

Dari perjalanan panjang perkuliahan yang saya lalui, dapatdi simpulkan bahwa kesuksesan itu bukan dilihat dari nilaiakhir, tapi dinilai dari proses perjuangannya. Jika proses yangdijalani rusak maka akan rusak jugalah hasil yang akandiperoleh nantinya. Kesuksesan itu bukanlah bakat, tapikemauan. Meskipun seseorang memiliki bakat yang besarnamun jika ia tak memiliki kemauan percuma saja. Karenasebenarnya usahalah yang akan mengubah masa depan.

Melalui tulisan ini, saya titipkan secuil harapan untukpara mahasiswa dan mahasiswi. Dibidang akademis kitadiajarkan keilmuan, diorganisasi kita diajarkan berbagaipengalaman maka janganlah cepat merasa puas dibangkuperkuliahan . jadilah diri sendiri dan gapailah semuapengalaman, sebuah kata bijak mengatakan “alam adalahguru yang paling bijak, tempuhlah dia, teguhkan hatimukarena sang ilahi tak sia sia menciptakan alam semesta”.

Temukan dalam dirimu bahwa kata “ya” adalah sebuahkebenaran dan keyakinan. Kau adalah milik zamanmubiarkan nafas kehendak merasuki akal batinmu agar kau kuatmenapaki ketinggian langit.

SISKA PURWENTI

EKA AGUSMAN

Demokrasi IAINBukan sebuah perjalanan pen-

dek untuk menamatkan sebuahstudi di IAIN Imam Bonjol Padangbagi saya. Banyak suka duka, pe-ristiwa serta pengalaman yangsaya alami. Saya mulai belajartentang bagaimana kehidupan diIAIN, mengerti bagaimana carabertahan hidup disini. Masuk keIAIN sama sulitnya untuk keluardari sini, tentunya keluar denganhasil yang ditargetkan.

Hal pertama yang mengusiksaya ketika awal perkuliahan sayadulu adalah sistem perkuliahannyadimana absen ditetapkan dosen.Dari 16 kali tatap muka per semes-ter kita hanya diizinkan untukabsen sebanyak 4 kali, namun adadosen yang bahkan tidak masukkelas lebih da2AWri 4 kali. Kete-tapan sepeti itu aneh bagi saya,tidak demokratis, mereka mem-berikan alasan keluar kota lah, adapekerjaan lain lah lalu bagaimanadengan mahasiswa yang bekerja ?

Kemudian sistem penilaian, diFakultas tempat saya belajar nilaiakhir yang telah ada biasanya di-serahkan dosen kepada akademikfakultas, baru kemudian kepadaakademik rektorat. Seharusnyamahsiswa tidak perlu repot-repotlagi mengurus nilai yang tidak ke-luar-keluar. Tapi pada kenyataan-nya, mahasiswa juga yang harusmengurus nilai tiap semester.Kalau memang begitu berikan sajablangko nilai kepada mahasiswa,

biar mereka saja yang mengurusnilai kepada dosen bersangkutan.

Lalu pembuatan gerbang iain,kenapa desain gerbang dibuatseperti itu. Padahal dari gerbangsebelumnya tercermin budayaminang meskipun bentuknyasudah kurang baik pasca gempa2009 lalu. Sementara untuk ger-bang yang sekarang tidak ada cirikhas minang yang tergambar, tidakada makna keminangan ataupunkeislaman yang tergambar darigerbang tersebut.

Dengan berubahnya IAIN men-jadi UIN, apakah nantinya cirikhans pakaian mahsiswa juga akanberubah?, hanya mahasiswa sya-riah yang biasanya diperbolehkankuliah menggunakan celana jeans,bagaimana jika nanti IAIN telahberubah menjadi UIN? Mungkinsaja nantinya semua mahasiswabebas menggunakan pakaian se-

perti apapun. Padahal identitasIAIN itu sendiri terlihat dari caraberpakaian mahasiswanya.

Jadi, sebenarnya banyak halharus dibenahi dalam diri IAINsendiri, banyak hal yang harusdikoreksi untuk kemajuan IAINsecara kualitas. Jangan hanyamelihat dari kuantitas, karenabagaimanapun prestasi jugalahyang akan menentukan jalansebuah lembaga pendidikan inikedepannya. Jika kualitas telahbaik maka pada gilirannya hal ituakan mendongkrak kuantitas.Berubahlah mulai pada diri ma-sing-masing. Mahasiswa janganhanya menuntut pemimpin berusa-halah memanfaatkan apa yangtelah disediakan dengan efektifdan pemimpin jangan hanya men-diktator mahasiswa, cobalah me-ngerti apa yang dirasakan maha-siswa. Demokrasi itu baik!

Dengan berubahnyaIAIN menjadi UIN,apakah nantinya ciri

khans pakaian mahsiswajuga akan berubah?

”Intinya, menjadimahasiswa IAIN itu

bukanlah hal yangmembanggakan,

karena kontribusiIAIN itu belum

sepenuhnya untukmahasiswa

Hari Finaldi

Page 15: tabloid edisi 123

Dr. H. Shofwan Karim Elha, MA,

Hidup Sehat dengan Puasa Sunnah

H. Afrinal Aliman, S. Sos. MH

“ “Intinya puasa membatasi makanan yangmasuk kedalam tubuh sehingga

menyeimbangkan porsi zat yang beradadibutuhkan oleh tubuh

Salah satu kebahagiaan yang sayadapatkan ketika puasa sunnah adalah

keluarga akan berkumpul untuk berbukapuasa, istri dan anak saya akan

menyediakan makanan untuk berbuka

DEWASA ini gaya hidup sehatmulai digalakkan dalam kehidu-pan sehari-hari, karena banyakmasyarakat yang semakin menya-dari bahwa kesehatan itu sangatpenting bagi kelangsungan hidup.Salah satu kebiasaan sehat yangmulai dilirik adalah puasa sunnahSenin dan Kamis.

Dari sisi agama, RasulullahSAW sangat menganjurkan umat-nya untuk melakukan ibadahsunnah, karena Allah mencintaihambanya yang rajin beribadah.Dalam Hadist Riwayat Ahmad di-sebutkan bahwa Rasulullah me-ngatakan semua amal dibentang-kan di hari Senin dan Kamis. Ka-rena itu, sebagai orang beriman,sungguhlah baik bila pada saatmalaikat melaporkan amalan, kitasedang berpuasa. Ada beberapakebiasaan orang-orang yang kese-hariannya disibukkan dengan ke-giatan akademis namun tetap bisamenjalankan puasa sunnah.

Afrinal, S.Sos, MH adalah sa-lah seorang sosok yang senantiasamenerapkan puasa sunnah Senindan Kamis dalam kesehariannya.Pria yang bekerja sebagai KasubagHumas IAIN Imam Bonjol Padangini telah memulai kebiasaannya itusejak awal ia bekerja sebagaiKakannwil Kemenag Sumbar.Sejak kecil pria kelahiran Belubus,Kab. 50 Kota ini telah diajarkanoleh orang tuanya untuk hidupsehat dan Islami.

Menurutnya memang beratuntuk memulai puasa sunnah,karena kita melakukannya ditengah orang-orang yang tidakberpuasa. Mereka bebas makan,minum dan melakukan apapun disekitar kita. Namun itulah tanta-ngan bagi mereka yang mampumengerjakannya. Kita harus mam-pu mengendalikan iman kita agartidak goyah dalam mengerjakanibadah tersebut.

Meskipun tidak memiliki latarbelakang pendidikan agama, pria46 tahun ini tetap memperolehasupan ilmu agama dari ayahnyayang merupakan seorang ustad,beliau telah mengajarkan pendidi-kan agama sejak kecil dan itu men-jadi pondasi bagi Afrinal sampaisaat ini.

Banyak sekali hal positif dariberbagai aspek yang akan kita per-oleh saat melakukan puasa sun-nah. Dengan semua pengalamanAfrinal mengakui ketika berpuasaintensitas berkumpul ia dan ke-luarganya juga semakin sering.Pertama, mereka yang menger-jakan puasa sunnah akan menda-patkan kepuasan batin ketikamampu menyelesaikan ibadah ter-sebut. Karena pada gilirannya pua-sa sunnah Senin-Kamis akan ber-dampak pada diri sendiri, keluargadan pekerjaan. Ada kebahagiaantersendiri yang diperoleh ketikamelakukan puasa sunnah, “Salahsatu kebahagiaan yang saya dapat-kan ketika puasa sunnah adalahkeluarga akan berkumpul untukberbuka puasa, istri dan anak sayaakan menyediakan makanan untukberbuka,” ujarnya saat diwawan-carai di kantornya, Kamis (07/03).

Selanjutnya kita akan terhindardari perbuatan dosa, dan amalankita semakin terjaga. Allah SWTmelarang kita untuk melakukanhal-hal yang membawa kita dalamkemaksiatan. Berpuasa mengajakkita menahan diri dari pekerjaan

yang tidak berguna, sehingga kitaterpelihara dari perbuatan dosa.“Kita belajar memelihara mulutuntuk tidak membicarakan oranglain, memelihara telinga untuktidak mendengar hal-hal burukserta menahan diri agar tidakterjerumus pada hal-hal yangmembuat dosa.

Pada gilirannya puasa Senin-Kamis melatih kesabaran kitakarena kita telah terbiasa menahandiri ketika berpuasa. Dengan ru-tin berpuasa, berarti kita telahmembuang kebiasaan buruk kare-na ketika berpuasa kita terbiasauntuk tidak berbuat hal-hal yangdibenci Allah SWT.

Dosen Fakultas Syariah ini ter-motivasi untuk memulai puasasunnah saat ia bekerja sebagai Aju-dan Kakanwil Kemenag Sumbar.Pimpinannya saat itu sering mela-kukan puasa sunnah dan juga me-ngaji sebelum memulai pekerjaan-nya. Sehingga ia juga terpengaruhuntuk merutinkan puasa sunnahdalam kesehariannya.

Menurutnya salah satu kunciagar mampu melalukan puasa sun-nah adalah ikhlas. Ketika ikhlassudah tertanam dalam diri, makaapapun yang kita lakukan tidakakan menjadi beban, dan justrukepuasanlah yang akan diperoleh.

Dalam aspek kesehatan, puasasunnah juga sangat bermanfaatbagi tubuh kita. Riset telah mem-buktikan bahwa puasa sunnahakan membuat tubuh lebih sehat.Puasa membatasi makanan masukke dalam tubuh kita yang berartiakan mengurangi kalori yang me-numpuk. Sehingga akan mengu-rangi kemungkinan obesitas, dia-

betes dan penyakit lainnya.Menjalankan puasa sunnah

juga akan bermanfaat untuk mere-majakan sel-sel yang terdapat didalam tubuh. Peremajaan sel-seltubuh, akan bermanfaat untuk me-ningkatkan kekebalan dan keseha-tan tubuh serta kulit kita. Oleh ka-rena itu, orang yang sering berpua-sa kulitnya akan terlihat lebih se-gar, sehat, lembut, dan berseri ka-rena proses peremajaan sel dalamtubuhnya berjalan dengan baik.

Melaksanakan puasa sunnahjustru membuat Afrinal merasa se-makin awet muda, puasa berfung-si sebagai detoksifikasi untuk me-ngeluarkan kotoran, toksin/racundari dalam tubuh, meremajakansel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak denganyang baru serta untuk memper-baiki fungsi hormon, menjadikankulit sehat dan meningkatkan dayatahan tubuh karena manusia mem-punyai kemampuan terapi alamiah.

Selain Afrinal, kebiasaan puasasunnah juga sering dilakukan olehRektor Universitas MuhmmadiyahSumatera Barat (UMSB) Dr. H.Shofwan Karim Elha, MA, meski-pun tergolong sosok yang superaktif dalam kesehariannya Shof-wan Karim merasa lebih berenergisaat mengerjakan ibadah sunnahtersebut dibandingkan ketika tidakberpuasa.

Menurutnya ketika ia berpuasaemosinya menjadi lebih terkontrolsehingga ia terkendali dalampekerjaan apapun. Selain itukarena ia ketika berpuasa iadituntut menahan diri lebih positif,lebih bisa berfikir jernih, dan padaakhirnya ia merasa lebih dekat

dengan tuhan.Di antara pengalamannya saat

berpuasa diluar negeri yaitu ketikaia menjalankan puasa sunnah diAmerika Serikat dan begitu puladi Inggris, saat itu tengah musimpanas (summer) waktu ia berpuasaterasa lebih lama karena siang harilebih panjang dari pada malamhari.

Sementara pengalaman berbedaia rasakan ketika berada di Kana-da dan Rusia,  ia  berbuka puasa  le-bih cepat saat musim dingin(winter) (malam  lebih  pan-jang dari  pada siang). Kebiasaan-nya berpuasa berimbas kepadalingkungannya, orang-orang dise-kitarnya mengerti akan kebiasaantersebut, bahkan mulai menularkepada beberapa teman kerjanya.

Berpuasa juga memberikandampak kepada kesehatannya,pengalaman ini didapatkannyapada tahun 1978 dalam perjalananke Jakarta untuk sebuah acara iamengkonsumsi ikan laut, tiba-tibaia menderita alergi ikan, namunsetelah ia rutin menjalankan puasaalerginya terhadap ikan menjadisembuh. “Intinya puasa membatasimakanan yang masuk kedalamtubuh sehingga menyeimbangkanporsi zat yang berada dibutuhkanoleh tubuh,” ujarnya.

Pria yang menjabat sebagaisalah seorang Komisaris PT Se-men Padang ini telah memulaikebiasaan puasa sunnah sejaktahun 1980 dan masih berlanjuthingga saat ini. Ia menjalankanpuasa berdasarkan kebiasaan ra-sulullah SAW dan mencontoh ke-pada teman-teman semasa perku-liahan. “Saya mulai tertarik untuk

melakukan puasa sunnah ketikasaya melihat teman-teman danmengkaji kebiasaan rasulullah,ditambah lagi kebiasaan muslimdiluar negeri ketika menjalanipertukaran pemuda internasionalke Kanada saat itu membuat sayasemakin memantapkan hati untukrutin berpuasa sunnah,” ujaralumni Fakultas Tarbiyah IAINImam Bonjol Padang dan SekolahPascasarjana Universitas IslamJakarta ini.

 Dilansir  dari  salah  satu  blogtentang kesehatan, Riyad Albibyand Ahmed Elkadi mengatakan,puasa dapat meningkatkan keke-balan tubuh atau sistem imunterhadap berbagai penyakit. Ditun-jukkan dengan peningkatan fungsisel limfa yang memproduksi sellimfosit T yang secara cenderungbertambah, setelah puasa. Afrinaljuga mengalami hal ini, “Ketikasaya berpuasa, saya sama sekalitidak merasa lelah, justru sayamerasa lebih sehat dan awetmuda,” ujarnya saat diwawancaraiSuaraKampus di ruangannya.Begitu juga Shofwan Karim, dosendi Fakultas Ushuluddin ini jugamengungkapkan bahwasannyapuasa sunnah membuat ia semakinawet muda.

Jadi, puasa sunnah dapat me-ningkatkan kualitas hidup secarakeseluruhan, menyeimbangkanmental dan spiritual seseorang.Karena tanpa disadari kesehatanseseorang akan terjaga dan sikapjuga akan terbentuk secara sendiri-nya dengan menerapkan amalan-amalam yang disunnahkan selamaberpuasa.

(Nela Gusti Hasanah)

Page 16: tabloid edisi 123

INTERNET. Kata yang tidakbegitu asing di telinga. Saat ini, ra-ta-rata kita menggunakan internetsetiap hari. Mulai dari mencari in-formasi, mencari tugas kuliah,mencari teman hingga mencariuang. Populernya istilah ini dina-makan dengan sistem online, pe-kerjaan yang dibantu oleh internetatau terhubung dengan internet.Sejak internet digunakan, istilahonline juga makin familiar bagikita.

Sekarang mencari informasi ha-nya mengunakan jari tangan. In-formasi begitu cepat sampai kepa-da kita hanya dalam hitungan de-tik. Mulai dari surat, hingga data.Mungkin kita masih ingat, dulukita semasih kecil, kadang kitasuka berkirim surat dengan saha-bat pena. Dengan senangnya, kitaakan menunggu amplop datang didepan rumah, berharap sahabatpena membalas surat kita. Seka-rang, berkirim surat tidak perluwaktu berhari-hari lagi, hanyadalam hitungan detik yang dina-makan dengan elektronik mail ataudisingkat dengan email.

Begitu pun dengan mencariteman. Sekarang jamannya jeja-ring sosial. Tidak keren rasanyakalau tidak punya facebook, twit-ter atau jejaring sosial lainnya. Ra-sanya kurang memanfaatkan per-kembangan teknologi. Masing-masing kita pun mendaftarkandiri, mulai dari membuat email,

Ketika Mahasiswa Jadi SarjanaOleh : Ariyanto

Online

MENJADI mahasiswadan sarjana merupakan impian banyak

orang. Pasalnya, sarjana dipan-dang sebagai orang berilmu danmemiliki masa depan cerah. De-ngan gelar sarjana, orang akanhormat dan segan kepadanya.Namun, apakah sekarang demi-kian? ternyata tidak. Dewasa inimasyarakat lebih cenderung hor-mat pada orang yang “berduit” daripada sarjana. Jika demikian, Se-bagai mahasiswa apakah kita ha-rus mengubah orientasi dan iden-titas kita yang tahu dengan perandan fungsinya sebagai kaum inte-lektual menjadi pencari duit saja?

Persepsi masyarakat terhadap“sarjana” memang berlebihan.

serjana dianggap orang-orangyang punya masa depan yangcerah dan bisa memberikankontribusi ditenggah masya-rakat yang membawa peru-bahan ditenggah bangsa.Selain itu, mereka jugadianggap sebagai kaumintelektual yang “serbabisa” dalam segala hal.Sebagai mahasiswa islammisalnya kita dipercayaimampu memahami danmengamalkan nilai-ni-lai keagamaan secarakhaffah (menyeluruh) ditengah-tengah masya-rakat. Maka tidak heranketika gelar sernaja yangkita bawa pulang ke kam-pung itu, bagi masyarakatserjan diharapkan dapat

mengaplikasikan dan memberikankontribusi dalam segala halditenggah masyarakat tersebut.

Disadari atau tidak pandanganmasyarakat tersebut memang se-harusnya diperhatikan oleh ma-hasiswa. Meskipun ada yang men-jawab “jurusan sayakan bukanagama” dalam pandangan aka-demis memang ada benarnya kitadisiapkan untuk mampu mengua-sai dibidangnya namun bukanbearti serjana melupakan tanggungjawabnya sebagai pembawa peru-bahan ditenggah masyarakat aga-ma, dan bangsa. Disisi lain diakuiatau tidak, banyaknya pengang-guran terpelajar yang memper-hatinkan. pada realitanya, adabanyak lulusan-lulusan perguruantinggi yang tidak memiliki kete-rampilan atau kreativitas. Akibat-nya, setelah menyandang gelar ser-jana mereka menjadi penganggu-ran dan bingung mencari perker-jaan. Fenomena-fenomena ini bu-kan tidak asing lagi ditenggah du-nia pekerjaan, oleh karena itu adabanyak serjana yang berkerja tidaksesuai dengan harapan merekaketika masih menjadi mahasiswaseakan sama saja status merekadengan para pekerja lainnya.

Menurut penelitian VocationEducation Development Center diMalang Jawa Timur menjelaskanbahwa lulusan perguruan tinggikebanyakan tidak memiliki kete-rampilan khusus. Selain itu, me-reka hanya mengetahui dan me-nguasai bidang/ilmu tertentu. Aki-batnya, mereka menjadi pengang-

gur terpelajar, begitu lulus merekahanya mencari kerja dan tidak bisamenciptakan lapangan kerja. Halini merupakan salah satu penyebabbanyaknya pengangguran. Makadari itu dunia Pendidikan semes-tinya bertanggung jawab terhadapproses mencerdaskan anak bangsadan berimplikasi kuat pada prosesempowerment (pemberdayaan).Hal ini perlu ditegaskan kembali,karena tingkat mendidikan yangmeningkat ternyata tidak selaluinheren dengan tingkat pember-dayaan, dan karenanya tidak inhe-ren pula dengan tingkat keman-dirian.

Karena itu, kampus sebagaipabrik pencetak sarjana harusmengambil langkah cerdas danstrategis. Hal ini sudah diaturdalam Peraturan Pemerintah No-mor 19 tahun 2005 Bab XIII yangmewajibkan seluruh program studiperguruan tinggi harus terakre-ditasi. Artinya, dalam konteks inimutu perguruan tinggi sangatmempengaruhi kualitas lulus-annya. Namun bukan hanya ituyang perlu diperhatikan. Butuhnyakemampuan untuk menciptakanlulusan-lulusan yang siap meng-hadapi kemajuan zaman yang terusberkembang ini. Jadi, sudah seha-rusnya kampus mendongkrak kua-litas pendidikannya untuk memi-nimalisir pengangguran terdidik.Kampus juga diharapkan mampumenghasilkan serjana yang kratif,berwirausaha dan jujur pada bang-sa ini (anti korupsi) bukan serjanayang hanya dituntut menghasilkan

skripsi untuk mendapatkan ijazahatau gelar serjana yang hanya bikinpusing kepala untuk mencari kerja.Selain itu, mahasiswa seharusnyamempunyai kemauan yang kuat(azzam) jangan hanya berpuas diriterhadap kondisi pendidikansekarang. Mahasiswa harus selalumeningkatkan potensi diri,berkarya, berinovasi, dan terusbelajar untuk menambah khazanahkeilmuwan mereka. Denganbegitu, setidaknya pengangguranakan terkurangi.

Dengan demikian, kesuksesanyang menjadi harapan banyak or-ang itu akan semakin terwujudkhususnya melalui dunia pendi-dikan yang dapat melahirkan ser-jana-serjana yang berkualitas danberguna bagi bangsa dan agamayang menciptakan dunia pekerjaanbukan menciptakan serjana pe-nganguran. Sebagai kaum inte-lektual saat masih menjadi maha-siswa, jauh sebelum menjadi sar-jana, ia sudah tahu arah dan tujuanyang harus ditempuh. Apakahmereka akan menjadi entrepreneur(pengusaha), ambil bagian dalamsistem birokrasi kepemerintahan,jadi intelektual (dosen, dan pene-liti), menjadi penulis, atau profesilainnya yang sifatnya unik (men-ciptakan profesi baru). Sebagaikampus dengan lahirnya serjana-serjana yang berkulitas tersebuttentunya menjadi tumpuan banyakorang bagaikan sebatang pohonrindang yang berbuah manis disu-kai banyak orang dan bermanfaatbagi orang lain.

facebook hingga twitter.Kita punpunya teman, tapi teman maya.Makanya, internet ataupun onlinesering dikaitan dengan duniamaya. Kita bisa punya teman di-mana saja, di belahan dunia manasaja, suku apa saja, agama apa sajadan apa saja itu.

Sayangnya, perkembangan tek-nologi ini tidak tidak dibarengi de-ngan perkembangan mental. Ba-nyak dari kita yang kebablasan didunia internet. Terkadang, kitamalah asyik dengan dunia onlinetanpa memikirkan orang lain.

Banyak kita temukan kata-katakotor di dunia maya. Kadang me-mang bukan dari teman maya, ta-pi teman kita sendiri yang kita se-ring kita lihat di dunia maya.Menghujat orang lain, memprovo-kasi orang lain dan memaki oranglain rasanya lumrah saja kita la-kukan. Memang tidak ada aturandalam dunia maya. Tapi kita se-hari-hari melakukannya. Tidak ha-nya itu, generasi hari ini kita secaraalami dibentuk menjadi generasinarsis. Betapa banyak kita pemerphoto, pamer kegiatan hingga hal-hal yang tidak penting lainnya.Sehingga kita biasa saja melihat or-ang yang berkoar-koar di duniamaya dengan status atau tweet yanganeh, nyeleneh hingga kurang ajar.

Tak sampai disitu, kita juga di-ajarkan menjadi generasi copypaste . Sekarang tugas kuliahtinggal cari di internet saja. Tak

perlu rasanya ke pustaka. Sebab,di internet ibarat perpustakaan ser-ba ada. Apapun bahannya, tinggalketik kata kuncinya dan pamangoogle akan menemukan datayang kita inginkan. Tapi, keba-nyakkan kita sering berpikir cepat.Cepat-cepat mengopy paste tulisanyang ada di internet lalu menye-rahkannya kepada dosen. Sehing-ga, kalau kita perhatikan, banyaktugas kuliah yang hanya tinggalcopy paste dari internet. Jika di-tanya dosen, kalang kabut lahmenjelaskannya. Soalnya, jangan-kan menguasai bahannya, memba-canya saja tidak. Sehingga pikirankita sering menjadi macet.

Ulah online ini juga berdampakkepada perpustakaan, banyak per-pustakaan yang kosong. Sebab, ki-ta lebi h suka memplagiat tulisanorang di internet dibanding harusmembaca buku dan mengerjakan-nya sendiri, Padahal belum tentutulisan yang diposting di internetitu teruji kebenarannya. Anak Se-kolah Dasar (SD) saja sudah bisamenulis di internet. Lantas, maha-siswa sering tidak bisa membe-dakan mana tulisan murid SD dantulisan profesor sebab yang ada dipikiran hanya cepat selesai tanpaeprlu mengerti dan memahami isitulisan yang dicopy itu. Jika kitalihat di luar (daerah ataupunnegeri), perpustakkan disatukandengan sistem online. Jadi meski-pun menggunakan sistem online

tetap saja merka masih membutuh-kan buku, masih membutuhkanperpustakaan. Tapi kita? Perpus-takaan kosong saja, kalaupun adatak lebih sepuluh orang.

Kita pun bisa mencari uangsecara online. Sekarang jual belimenggunakan sistem online. Mu-lai dari sepatu, baju, alat elektro-nik hingga pakaian dalam. Un-tungnya pun tidak tanggung-tanggung. Bahaya pun jugademikian, bahkan kebanyakkandari kita juga kecolongan,tertipu dengan belanja onlineini. Banyak tukang tipu, tukangrampok yang berkedok online.

Sekarang memang jaman on-line, tapi bila banyak minus di-banding plusnya. Banyak kita yangterjebak dengan sistem online ini.Banyak kita yang menjadi generasikurang ajar di jejaring sosial,generasi copy paste, generasinarsis, genrasi penipu danperampuk dan sebagainya.Butuh persiapan yang be-nar-benar baik sebelum kitahujrah ke sistem online.Baik itu persiapan mentalmaupun pengetahuan.Begitu juga kiranya de-ngan kampus kita, IAINImam Bonjol Padang.Sekarang kampus kitasudah menggunakansistem online. Sudahkahsiapkah kita hijrah men-jadi online? (*)

Page 17: tabloid edisi 123

Hafidz Qur’an, Bahagia Dunia AkhiratKETIKA kita berpuasa,

upayakan untuk menyibukkanwaktu kita menghafal surah Al-Qur’an yang sebelumnya telah kitadengarkan berulang-ulang. Puasadapat meningkatkan kekuatanresponsif kita sehingga kita dapatmenghafal Al-Qur’an denganmudah. Hal itu karena kekuatanyag cukup pada diri kita dapatmenjamin keinginan yang cukuppada diri kita. Hal ini menun-jukkan bahwa bulan Ramadhanmerupakan waktu yang palingtepat untuk memulai menghafalAl-Qur’an. Ini bukan berartibulan-bulan lain tidak baik meng-hafal Al-Qur’an.

Adalah impian setiap muslimuntuk bisa menghafalkan Al-Qur’an. Setelah menghafal Al-Qur’an ada ketenangan tersendiriyang dirasakan didalam hati danjiwa. Seperti yang diungkapkanAletmi Alfaqir,S.IQ,S.PdI, “Ba-nyak manfaat menghafal Al-Qur’an, kita punya ketenangan ter-sendiri dalam hati, walaupundalam keadaan sempit. Kita akanselalu mendapat jalan keluar darisetiap masalah.” Saat diwawan-carai wartawan SuaraKampus.

Selain manfaat di atas masihbanyak manfaat lain yang dida-patkan ketika seseorang dapatmenghafal Al-Qur’an, baik man-faat di dunia ataupun manfaat diakhirat.

Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc,dalam bukunya Kiat Sukses Men-jadi Hafizh Qur’an Da’iyah danDr. Yusuf Qardhawi dalam buku-nya Berinteraksi dengan Al Quran.Memuat sebuah kajian baru yangmembuktikan bahwa semakin ba-nyak hafalan seseorang terhadapAl-Qur’an Al-Karim, maka sema-kin baik pula kesehatannya. Dr.Shalih bin Ibrahim Ash-Shani’,guru besar psikologi di Universi-tas Al-Imam bin Saud Al-Isla-miyyah, Riyadh, meneliti duakelompok responden, yaitu maha-siswa/i Universitas King AbdulAbdul Aziz yang jumlahnya 170responden, dan kelompok mahasisAl-Imam Asy-Syathibi yang jugaberjumlah 170 responden.

Peneliti mendefinisikan kese-hatan psikologis sebagai kondisi dimana terjadi keselarasan psikisindividu dari empat faktor utama:agama, spiritual, sosiologis, danjasmani. Untuk mengukurnya,peneliti menggunakan parameterkesehatan psikisnya SulaimanDuwairiat, yang terdiri dari 60unit.

Penelitian ini menemukan ada-nya korelasi positif antara pening-katan kadar hafalan dengan ting-kat kesehatan psikis, dan mahasis-wa yang unggul di bidang hafalanAl-Qur’an itu memiliki tingkat ke-sehatan psikis dengan perbedaanyang sangat jelas.

Ada lebih dari tujuh puluh ka-jian, baik Islam atau asing, yangseluruhnya menegaskan urgensiagama dalam meningkatkan kese-hatan psikis seseorang, kemata-ngan dan ketenangannya. Se-bagaimana berbagai penelitian diArab Saudi sampai pada hasil yangmenegaskan peran Al-Qur’an Al-Karim dalam meningkatkan ke-trampilan dasar siswa-siswa seko-lah dasar, dan pengaruh yang po-sitif dari hafalan Al-Qur’an untukmencapai IP yang tinggi bagimahasiswa.

Kajian tersebut memberi gam-baran yang jelas tentang hubunganantara keberagamaan denganberbagai bentuknya, terutama

menghafal Al-Qur’an Al-Karim,dan pengaruh-pengaruhnya terha-dap kesehatan psikisi individu dankepribadiannya, dibanding denganindividu-individu yang tidakdisiplin dengan ajaran-ajaranagama, atau tidak menghafal Al-Qur’an, sedikit atau seluruhnya.

Setiap orang yang menghafalsebagian dari Al-Qur’an dan men-dengar bacaan Al-Qur’an secarakontinu itu dapat merasakan peru-bahan yang besar dalam hidupnya.Hafalan Al-Qur’an juga berpenga-ruh pada kesehatan fisiknya.Melalui pengalaman dan penga-matan, dipastikan bahwa hafalanAl-Qur’an itu dapat meningkatkansistem kekebalan tubuh pada sese-orang, dan membantunya terjagadari berbagai penyakit.

Berikut ini adalah manfaat-manfaat hafalan Al-Qur’an, sepertiyang Hafiz dan orang lain rasakan,pikiran yang jernih, kekuatan me-mori, ketenangan dan stabilitaspsikologis, senang dan bahagia,terbebas dari takut, sedih dan ce-mas, mampu berbicara di depanpublik, mampu membangun hubu-ngan sosial yang lebih baik danmemperoleh kepercayaan dari or-ang lain, terbebas dari penyakitakut, dapat meningkatkan IQ, me-miliki kekuatan dan ketenanganpsikologis.Masih banyak lagi man-faat lainnya baik untuk dunia atau-pun akhirat.

Al-Qur’an yang merupakan Ka-lam Allah yang diturunkan kepa-da Nabi Muhammad melalui per-antaraan Malaikat Jibril, yang di-turunkan secara berangsur-angsur,berpahala bagi orang yang memba-canya, diturunkan dalam BahasaArab dapat dijadikan sebagai pedo-man hidup bagi manusia untuksukses dalam hidupnya. Al-Qur’anmerupakan sumber dari segalasumber hukum umat Islam. Pan-duan langsung dari Allah SWT un-tuk kita agar selamat di dunia dandi akhirat. Allah SWT menjanji-kan pahala besar bagi yang mem-bacanya, memahaminya, dan me-laksanakannya. Al-Qur’an jugasumber dari segala ilmu, sumberilmu yang paling komplit diban-dingkan dengan kitab-kitab yanglain.Membuat hati tenang dannyata di dada orang-orang yang

berilmu ,”Sebenarnya, Al Quranitu adalah ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yangdiberi ilmu. Dan tidak ada yangmengingkari ayat-ayat Kami ke-cuali orang-orang yang zalim.”begitulah Firman Allah dalamsurat Al-Ankabut ayat 49. Bagiorang yang menuntut ilmu meng-hafal Al-Qur’an merupakan halpertama yang harus diperhatikanterutama pelajar dan mahasiswa.Sebagaimana Imam Nawawi Ber-kata: “Hal Pertama (yang harusdiperhatikan oleh seorang pe-nuntut ilmu) adalah menghafal Al-Qur’an, karena dia adalah ilmuyang terpenting, bahkan para ula-ma salaf tidak akan mengajarkanhadits dan fiqh kecuali bagi siapayang telah hafal Al-Qur’an. Kalausudah hafal Al-Qur’an jangansekali-kali menyibukkan diri de-ngan hadits dan fikih atau materilainnya, karena akan menye-babkan hilangnya sebagian ataubahkan seluruh hafalan Al Quran.”(Imam Nawawi, Al Majmu’, (Bei-rut, Dar Al Fikri, 1996) Cet.Pertama, Juz : I, hal : 66)

Doa Menghafal Al-Qur’an“Ya Allah rahmati untuk (dapat)

meninggalkan maksiat kepada-Muselamanya selagi Engkau masihmemberi kesempatan kepadaku.Kasihanilah diriku dari hal yangtak sanggup aku pikul. Karuniai-lah aku itikad baik dan keterta-rikan kepada hal yang Engkausukai. Teguhkan hatiku untukmenghafal kitab-MU sebagaimanaEngkau ajarkan kepadaku. Karu-niailah aku untuk dapat membacasesuai dengan yang Engkau sukai.Ya Allah, dengan kitab-Mu te-rangilah penglihatanku, lapang-kanlah dadaku, bahagiakan diriku,bebaskan (belenggu) lidahku,kokohkanlah diriku atasnya danbantulah diriku untuk hal tersebut.Sesungguhnya tiada penolonguntuk hal tersebut kecuali Engkau,tiada Tuhan selain Engkau”.

Kalau dikaji secara Ilmiahmemang banyak rahasia yangtersimpan didalam Al-Qur’an,banyak pahalayang didapatkan or-ang ketika membaca Al-Qur’an,.Apalagi orag yang Hafiz Al-Qur’an . Secara umum, berikutadalah beberapa langkah yang bisa

kita lakukan untuk dapat meng-hafal Al-Qur’an dari seorang hafizjuara lomba menghafal qur’an ditingkat nasional maupun interna-sional, Mudhawi Ma’arif melaluitulisannya. Untuk memudahkankita dalam menghafal, ada syarat-syarat yang harus kita pegangkuat-kuat, yaitu: Pertama, Ber-iman dan bertaqwa kepada AllahSWT. Kedua, Berniat mendekat-kan diri kepada Allah SWT denganmenjadi hamba-hamba pilihan-Nya yang menjaga Al-Qur’an.Ketiga Istiqomah (teguh hati).Keempat, Menguasai bacaan Al-qur’an dengan benar, baik tajwidmaupun makhraij setiap huruf.Kelima,Adanya seorang pembim-bing dari ustad/ustadzah (al-hafidz/al-hafidzah). Keenam,Minimal sudah pernah khatam Al-Qur’an 20 kali (dengan membacasetiap ayat 5 kali). Ketujuh, Kon-sisten menggunakan satu jenismushaf Al-Qur’an (Al-Qur’an po-jok). Kedelapan, Konsisten meng-gunakan pensil/bolpen/stabilo se-bagai pembantu. Kesembilan ,memahami ayat yang akan dihafal.

Selain itu, Ada tiga tahap uta-ma yang harus dilakukan seorangpenghafal Al-Qur’an,: Pertama,Persiapan (isti’dad). Kewajibanutama penghafal Al-Qur’an adalahharus menghafalkan setiap harinyaminimal satu halaman dengantepat dan benar dengan memilihwaktu yang tepat untuk menghafal.Contohnya : Sebelum tidur malam,lakukan persiapan terlebih dahuludengan membaca dan menghafalsatu halaman secara cepat (janganlangsung dihafal secara mendal-am). Atau setelah bangun tidur ha-falkan satu halaman tersebut de-ngan hafalan yang mendalam de-ngan tenang lagi konsentrasi.Ulangi terus hafalan tersebut (satuhalaman) sampai benar-benar ha-fal diluar kepala.

Hal yang senada juga disam-paikan Mahasiswa Staifiq, “Wak-tu yang tepat kita lakukan untukmenghafal Al-Qur’an adalah wak-tu subuh dan sesduah maghrib”.Rabu (13/03).

Kedua, Pengesahan (tashih/setor). Setelah melakukan persia-pan secara matang dengan selalumengingat-ingat suatu halaman

tertentu, berikutnya tashihkan (se-torkan) hafalan kita kepada ustadz/ustadzah. Setiap kesalahan yangtelah ditunjukkan oleh ustad, la-kukan hal-hal berikut: Berikantanda kesalahan dengan menca-tatnya (di bawah atau di atas hurufyang lupa), selanjutnya ulangi se-toran sampai dianggap benar olehustad. Bersabarlah untuk tidak me-nambah materi dan hafalan barukecuali materi dan hafalan lamabenar-benar sudah dikuasai dan di-sahkan. Ketiga,Pengulangan (mu-roja’ah/penjagaan) Setelah setor,jangan meninggalkan tempat(majelis) untuk pulang sebelumhafalan yang telah disetorkan diu-langi lagi beberapa kali terlebihdahulu (sesuai dengan anjuranustad/ustadzah) sampai ustad be-nar-benar mengijinkan kita untukpulang.

Memang luar biasa perjuanganseorang penghafal Al-Qur’an.Wajarlah jika Allah menjanjikanpahala besar bagi siapapun yangsanggup menghafalkan Al-Qur’an.Tetapi teman-teman semuanyatidak harus terpaku atau menjalan-kan semua langkah-langkah itu.Semua tergantung kepada teman-teman semua. Banyak metode ataucara yang dapat kita lakukan untukbisa menjadi tahfiz atau penghafalAl-Qur’an.

“Sebenarnya untuk metodetahfiz Qur’an tergantung padakemampuan kita masing-masing,tidak ada metode yang mengikatyang penting kesungguhan, kesa-baran, keikhlasan dan kemam-puan.Bahasa Arab akan lebihmembantu dalam menghafal Al-Qur’an. Semakin banyak hafalanmaka akan semakin banyak yangdiulang”. Ujar Aletmi Alfaqir,S.IQ,S.PdI saat diwawancarai War-tawan SuaraKampus Via Telpon.

menghafal 1 ayat 1 jam, atau 2ayat 1 jam. Atau bisa juga 1 ayat 1hari. Lakukan kegiatan tersebut se-cara berkelanjutan dan berulang-ulang. Rajin dan niatkan untukikhlas hanya semata mengharap-kan pahala dari Allah.Jangan seka-li-kali berbuat atau melakukan hal-hal yang dapat membuat hafalankita hilang, seperti berbohong, fit-nah, gunjing dan sebagainya. Un-tuk memudahkan hafalan juga,kita bisa membagi Al Qur’an men-jadi tujuh hizb ( bagian ) :PertamaSurat Al Baqarah sampai Surat AnNisa’. Kedua, Surat Al Maidahsampai Surat At Taubah. Ketiga,Surat Yunus sampai Surat AnNahl. Keempat, Surat Al Isra’ sam-pai Al Furqan. Kelima, Surat AsSyuara’ sampai Surat Yasin. Ke-enam, Surat As Shoffat sampaiSurat Al Hujurat dan ketujuh SuratQaf sampai Surat An Nas.

Seperti yang disebutkan di atas,banyak sekali manfaat dan pahalamembaca Al-Qur’an baik dari segiAgama, Kesehatan dan segi lain-nya.Ternyata membaca Al-Qur’anjuga dapat membuat orang tua kitabangga dan senang. Seperti yangdikatakan Ustad Yusuf Mansur “Ji-ka kamu merasa bisa membaha-giakan orang tua dengan prestasisekolah yang bagus atau mendapatpekerjaan yang bergengsi, ataumemberi rutin uang kepada orangtua, itu tidak cukup. Hal yang pal-ing membuat orang tua bahagiaadalah dengan menjadi hafiz Al-Quran.”

Itulah gambaran mengenaitahfiz Al-Qur’an Semoga KitaBisa menjadi hafiz Al-Qur’an..Wallahu’alam bisshawab.

(Ari Yuneldi)

Page 18: tabloid edisi 123

SuaraKampus- Merasa diper-mainkan oleh pimpinan IAINImam Bonjol Padang lima UKMyang berada di gedung StudentCentre (SC) memilih untuk tetapbertahan pasca dilayangkannyaSurat Keputusan (SK) rektor No-mor 05/PP.00.9/155/2013 terkaitpengosongan gedung SC.

Lima UKM tersebut memilihtetap bertahan sampai mendapat-kan alasan yang jelas dan bukti ya-ng real tentang pemindahan ini.Mereka menilai alasan yang dibe-rikan pimpinan itu tidak tepat. Se-nin (18/03) Kasubag Rumah Tang-ga IAIN Imam Bonjol PadangUsda Lisma untuk kedua kalinyadatang dan mendesak penghuniSC agar segera pindah, namunanggota UKM meminta kepadaUsda Lisma agar menyampaikanpesan kepada rektor untuk audien-si dan membicarakan masalah inisecara baik.

Terkait permintaan Lima UKMuntuk audiensi, rektor IAIN ImamBonjol Padang Prof. Dr. H. Mak-mur Syarif, SH. MA.g menolakpermintaan tersebut dengan me-nyampaikan pesan melalui Kasu-bag Rumah Tangga Usda Lisma.Usda Lisma mengatakan bahwarektor tetap pada keputusannya,UKM tetap pindah dan tidak adaaudiensi lagi. “Saya tetap pada ke-putusan saya bahwa lima UKMyang ada di SC tetap pindah dantidak ada cerita untuk audiensilagi,” kata rektor kepada Usda ke-tika ditanya Andika via telephoneterkait pemintaan lima UKM, Se-nin (18/03) pukul 17.00 WIB.

Andika Adi Saputra PemimpinUmum LPM Suara Kampus me-ngatakan bahwa nasib lima UKM

Merasa Dipermainkan, LimaUKM Tetap Bertahan

semakin tidak jelas, karena kelimaUKM ini akan dipindahkan ke se-keliling Auditorium MahmudYunus. “Kami serentak menolakpemindahan tempat dan gedungkami berkarya, karena kami tidakingin pemisahan UKM yangmembuat kesatuan antar UKMberkurang. kami menolak karenatidak ada alasan yang jelas dankonkrit pihak rektorat mengenaisurat pengosongan dan pemin-dahan itu,” ujar Andika.

Andika menambahkan, terkaitpemindahan ini kami telah mem-balas surat pemindahan bersamarekan-rekan UKM lainnya dengan

bentuk permintaan audiensi danitu dilaksanakan pada hari Senin(25/02) pukul 12.30 WIB, namunhasilnya nihil. “ketika audiensirektor bersikeras meminta kamimeninggalkan SC dengan berba-gai alasan, selain itu rektor meng-ucapkan kata-kata tidak menye-nangkan, “apa pekerjaan orang tuasaudara? petani, anak petani sajasombong, tidak pandai bersyukursaudara”. Kata rektor itu benar-benar tidak mneyenangkan bagikami berjumlah empat orang wak-tu itu,” paparnya.

walaupun demikian, itu semuatidak membuat surut dan down

Aktivis UKM untuk tetap berkaryadan melakukan kegiatan rutinnyadi atas ancaman yang mengimpitkami. “Salah satu buktinya SuaraKampus (SK) tetap bisa memberi-kan informasi kepada pembaca,”kata Andika.

Menanggapi hal ini, HasanSubang Lamanepa (Acang), Se-laku Wali Emperan (Wale) saatdiwawancarai wartawan SuaraKampus mengklaim kalau tinda-kan ini tidak tepat dan menge-cewakan, karena menurutnyaUKM sangat banyak memberikankontribusi yang positif untukkampus, baik di dalam maupun di

luar kampus. “Jika seperti ini samasaja pimpinan seperti mengusiranak ayam, kita dijadikan ayamaduan, ketika dibutuhkan disan-jung-sanjung namun ketika mem-butuhkan tempat kita yang jadikorban, mungkin UKM ini tidakdianggap di IAIN ini, sebenarnyaUKM juga banyak memberikankontribusi terhadap harumnyanama kampus,” ujar Hasan.

Ditempat terpisah ketua DewanMahasiswa (Dema) IAIN ImamBonjol Padang, Muhammad YusufEl-Badri juga buka mulut menge-nai hal ini, “Rektor harus mampumeyakinkan UKM atas peminda-han dan pengosongan SC, sepertimemberikan fasilitas yang mema-dai dan tempat yang layak. Selainitu pihak UKM juga mesti ambilsikap untuk pemindahan tersebut,”ungkapnya ketika diwawancarai dikosnya, Senin (18/03).

Roni Saputra Ketua UKM KSR-PMI menilai para aktivis UKM se-perti dipermainkan karena tidak ada-nya konsistensi pihak rektor tentangpelaksanaan audiensi. “UKM diIAIN ini seperti dipermainkan, danberbagai macam cara agar UKMpindah dilakukan, seperti mendesakKasubag rumah tangga untuk mem-percepat proses pemindahan, kamibersedia jika memang harus pindahnamun dengan bukti dan fakta yangjelas, katanya mau direhab tapi ma-terial, pasir dan bahan lainnya tidakada dibawa kesini, ada pula gedungini untuk Akama kalau memang Aka-ma menginginkan gedung ini bilangsaja,” ucapnya Saat diwawancaraiWartawan Suara Kampus.

Wartawan : Zul Anggara,Taufiq Sidiq

Editor : Ari Yuneldi

BeasiswaUntuk CalonMahasiswa Baru

SuaraKampus- Menyambut TahunAjaran baru 2013/2014 Institut AgamaIslam Negeri (IAIN) Imam BonjolPadang targetkan beasiswa Daftar IsianPelaksanaan Anggaran (DIPA) bagi1.000 calon mahasiswa baru.

Hal ini diungkapkan langsung olehPembantu Rektor (PR) III bidang Kema-hasiswaan Prof. Dr. H. Asasriwarni,M.H. “Untuk tahun ajaran baru IAINImam Bonjol Padang akan berikan bea-siswa bagi calon mahasiswa baru dan un-tuk saat ini kami telah targetkan 1.000calon mahasiswa baru yang akan mene-rima beasiswa nantinya,” ujarnya saatditemui SuaraKampus di ruangannya,Senin (04/03).

Ia menambahkan nantinya penerimabeasiswa juga akan diberikan per-syaratan, dan itu tidak asal terima saja.“Persyaratan untuk memperoleh bea-siswa DIPA bagi mahasiswa baru nan-tinya ditentukan oleh pihak akademik,jadi tidak asal terima saja,” jelasnya.

Sementara di tempat yang berbeda

Zulfahmi selaku ketua Akademik Maha-siswa (Akama) IAIN Imam Bonjol Pa-dang menyatakan bahwa terget peneri-maan beasiswa DIPA untuk tahun ajaran2013/2014 sebanyak 1884 orang semen-tara target jumlah penerima Bidik Misisebanyak 70 orang. “Nantinya semuacalon penerima beasiswa harus meleng-kapi syarat yang telah ditentukan barukemudian diberikan kepada masing-masing penerima,” ujarnya saat diwa-wancarai SuaraKampus, Selasa (19/03).

Ia juga menyebutkan bahwa untukmahasiswa kurang mampu akan me-nerima beasiswa tersebut sebesar dua jutaper orang, dengan persyaratan yang telahditentukan oleh pihak akademik. Semen-tara Beasiswa Bidik Misi juga ikut di-keluarkan sebanyak tujuh juta per orangsetiap tahunnya, setelah dipotong denganbiaya administrasi sekaligus biaya me-reka selama kuliah di IAIN nantinyaakan diterima bersih sebesar enam jutarupiah.

Wartawan : Zul Anggara

ASPEMAkan Ganti Nahkoda

SuaraKampus–Asosiasi Pers Maha-siswa Sumatera Barat (Aspem) mencarinakhoda baru pada kongres ke II, 29-30Maret 2013 untuk periode 2013/2015 diSTAIN Batusangkar, setelah acara pem-bukaan di Aula Pusat Kegiatan Maha-siswa Unand lantai 1, yang akan di ikuti15 lembaga pers mahasiswa (LPM) se-Sumbar.

Acara kongres akan dibuka oleh Gu-bernur Sumatera Barat Prof. Irwan Pra-yitno, selanjutnya diskusi publik bersamaHendra Makmur dari Media Indonesiadan Syofiadi Bachyul dari Jakarta Postdengan mengusung tema “Titik LangkahPers Mahasiswa”. Diskusi publik renca-nanya akan mendatangkan Menteri Ko-munikasi Indonesia Tifatul Sembiring,

“Kita menghubungi Tifatul Sembiringsetelah Dahlan Iskandan Dewan Pers In-donesia dipastikan tidak bisa hadir,” ujarKetua Aspem Hendra ketika dikon-firmasi, Kamis (21/03).

Hendra mengatakan, pada hari perta-ma di Unand diagendakan sampai puku11.30 WIB, kemudian kongres akanlanjutkan di STAIN Batusangkar, denganundangan telah dilayangkan ke rektorperguruan tinggi se-Sumatera Barat, me-

dia di Kota Padang, Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM), badan eksekutifmahasiswa dan organisasi eksternalkampus lainya.

Kendala Kongres ke II ini pada pen-danaan karena Aspem tidak memilikipemasukan, untuk kelancaraan acarakongres mengajukan proposal keberbagaiinstansi dan meminta donatur. “Kitaberharap kongres supaya menghasilkanpengurus yang mampu membagi waktuuntuk mengurus Aspem, sehingga me-miliki sumber pendanaan organisasi,”kata Hendra.

Zulfikar selaku panitia juga berharapagar acara dapat berjalan dengan lancardan sesuai rencana. “Kita sudah berusahasemaksimal mungkin, meskipun banyakhambatan yang datang dan semua telahditanggulangi dengan pertimbanganyang matang. Kita selalu mengharapkandukungan dari berbagai pihak”, ujarnyasaat diwawancarai Suara Kampus.

Acara kongres merupakan penentukemajuan dan perkembangan lembaga persmahasiswa di kampus, dan untuk menatakerja organisasi Aspem kedepanya.

Wartawan : Evi Candra

Aktivis UKM minta Audiensi pada PR III (foto : Ami)

Page 19: tabloid edisi 123

Ready To ComeBy : Nurhayati Matondang

“Aku tetap bergabung!” ka-limat terakhirku sengaja aku ucap-kan mantap. Rio yang mendengar-kannya seakan menghadapi tem-bok bata yang keras. Keras kepala.

“Kamu mesti pikirkan dua kali,hmm tidak cukup,” Rio terdiam se-jenak. “Tiga kali!”

Rio yang aku panggil Gebrielitu berjalan mendekati pintu, hen-dak meninggalkanku. Rasa protek-tifnya kepadaku kurasa cukup ber-lebihan, tapi itu wajar untuk meli-put berita ke negeri multi konflikmemang sangat beresiko. Apalagiaku seorang wanita, alasan gendersering aku abaikan.

“Palestina” sekilas negeri itutersirat dalam benakku. Aku me-nundukkan kepala menatapi han-dycam yang aku genggam sejaktadi.

“Tapi kalau kamu tetap beri-keras, ya sudah, besok kamu ber-siap pukul 11.00 Wib jadwal ke-berangkatan kita, kamu masih pu-nya waktu sampai pukul 10.00 Wibuntuk cancel kontrak ini, si Boysiap menggantikanmu,” Rio mena-tapku tegas dan beranjak pergimeninggalkan ruangan.

Aku pulang ke rumah dan me-nutup pintu kamar pelan, sebelumaku membaringkan tubuhku keatas kasur, sekilas aku menataphandycamku sambil tersenyumtipis. Aku dan Gebriel adalah duawartawan yang bersedia ditugas-kan meliput berita konflik antaraPalestina dan Israel di perbatasanGaza. Tetapi, Gebriel terus sajamenghalangiku, dari awal ia me-mang sudah menen-tangku dan be-sok, dia masih berharap aku mem-batalkan kontrak ini? bagaimanaaku bisa membatalkannya? tugasini menantang, bukan? ke GazaPalestina. Emang jika mengingatkengerian disana, pembantaiankeji, serangan brutal tentara Zionisbiadab terhadap nyawa-nyawayang tak berdosa memang bisamematahkan nyali, tapi aku ragujika itu juga berlaku untukku, me-ngingat aku lumayan keras hati,setidaknya begitu kata Gebriel.

Aku semakin tertantang, akukesana benar-benar menghadapisebuah objek maha dangerous,bahkan, untuk anak remaja yanglagi giatnya merangsang adrenalinmereka. Bukan sekedar cara yangterlalu berbahaya mengingat taru-hannya adalah nyawa. Aku kesanaemang bukan menjadi mujahidpemberantas musuh-musuh terku-tuk, tetapi aku yakin melalui be-rita-berita hasil jerih payahku nan-ti mampu mengirim jutaan muja-hid kesana. Aku kembali terse-nyum “Astaga, aku sampai menge-palkan tanganku ?” terlalu berse-mangat. “Ooh God,” Aku rilexsdan memejamkan mata.

Pesawat mendarat memasukiteluk Akaba, menuju Kairo melaluijalan darat, aku dan Gebriel bersa-ma rombongan tim medis mulaimemasuki jalur Gaza, tentu sajasemua di lalui dengan susah payah,hingga kami berada di perbatasanGaza yang dipatroli ketat olehtentara Zionis Israel.

Salah seorang anggota patroliitu men-cek surat kontrak tugas kedatangan kami, seperti biasa iaselalu mencemooh setiap relawanyang hendak mengunjungi Pales-tina. Tepat dugaanku ia langsung

bertanya “Kalian yakin untukdatang kesini?”

“Tentu saja” jawab kami singkatdan tegas, ketika itu di atas kepalakami sebuah pesawat tanpa awakmilik Israel meraung-raung di ang-kasa, lantas memuntahkan bom-nya beberapa meter di depan kami.Hingga meluluh lantakkan bangu-nan yang di ter-jangnya, dahsyat-nya hingga meninggalkan bekaslobang dalam menembus ke dasarbumi, kamudian terdengar tawabernada ejekan memecahkan keka-getan kami. “Welcome, It’s a hellofrom the Israel welcome,” ujarpenjaga perbatasan.

Aku tidak terlalu sok dengantingkah biadab itu, adegan inisudah kuperkirakan akan terjadi,aku sudah sering mendengar sebe-lumnya oleh relawan-relawan yangdulu pernah bertugas seperti kami.Hanya saja sekarang aku sudahmenanam benci, yang mungkinuntuk benciku selanjutnya. “Klik”aku sempatkan mengambil potretserpihan bagunan dan lobang be-kas hantaman bom itu, lantasmembuat catatan kecil, aku meli-rik ke arah Gebriel dia juga sibukmelakukan hal yang sama. Bus te-rus membawa kami hingga sampaike lokasi tenda darurat pelayananMedis.

Siang hari yang sangat terik,aku berdiri ditengah puing-puinggedung sekolah yang telah roboholeh tentara Israel, disana aku me-lihat sebuah sisi ruangan yang se-tengah utuh sedang terjadi prosesbelajar-mengajar. Kumpulan anak-anak kecil yang sedang an-tusiasmenerima pelajaran dari seorangwa-nita muda, kondisi belajar yangsangat tidak layak, duduk lesehandi lantai dalam gedung setengahberatap, tanpa fasilitas apapun.

Aku tersentuh melihat sema-ngat tinggi dari wajah suci anak-anak Palestina itu, yang sangat ber-tekad untuk menuntut ilmu walaudi saat genting seperti ini. Akutidak melewatkan potret ini dansegera aku mem-buat catatan kecil.Panas bumi meyeruak keseluruhtubuhku aku mengibas-kan tanganke wajahku.

“Mungkin kamu butuh ini,”“Thankyou” aku membuka

botol minuman yang diberikanGebriel, seketika menyegarkankerongkonganku.

“Kamu tau kenapa TentaraZionis lebih memfokuskan sera-ngan mereka terhadap anak-anakkecil daripada orang dewasa?”Tanya Gebriel sambil mengarah-kan kamera-nya pada kegiatan be-lajar-mengajar di dalam reruntu-han ruangan sekolah tersebut.

“Tentu saja karena anak-anakPalestina tersebut terkenal jenius,bayangkan jika seu-muran merekasudah hafiz Al-Qur’an, bagai-

mana jika mereka nantinya sudahber-umur 20 tahun? Mereka mam-pu membawa gerak-an baru me-numpas penjajah Israel,” Gebrielmengangguk menyutujuinya.

“Dan kamu tau bahwa anak-anak Israel juga luarbiasa cerdas,intelegensi mereka sudah di ba-ngun sejak dalam kandungan,dalam usia tujuh tahun mereka su-dah bisa menguasai tiga bahasaasing, kita menguasai bahasaIngris saja bertahun hasilnya ma-sih tetap di bawah kewajaran. Usiadini mereka sudah diajari mem-bidik dengan senjata untuk mem-bangun ketangkasan otak mere-ka,sehingga mereka jago berdebat,bersiasat dan sangat jenius, hebatbukan? mereka me-lahirkan gene-rasi cerdas yang menyebar ke se-luruh dunia, dulu mereka hanya-lah pengungsi yang terbuang diPalestina ini, kini merekalah yangmerajai Palestina, bukan tidakmungkin kelak mereka mampumenundukkan peradaban islamDunia,” urai Gebriel.

“Hmm” aku manggut-manggut“Dan cara kamu menjelaskanpadaku seperti gaya patroli Israelkemarin yang menunjukkan kera-mahannya, hanya sekarang beda-nya kamu sedang membanggakanketurunan Yahudimu. Oh ya, kamuketurunan Yahudi Sephardim atauAkhenazim?” aku nyengir manaik-kan sebelah alisku.

“Maaf nona bukankah andasalah orang? kebetulan yang andatemui ini pengikut Muhammadyang setia,” Gabriel membalasgurauanku dengan tangkas.

“Hahaa” kami berdua tertawa,bercanda cukup melonggarkanjaringan otakku.

Di tengah derai tawa kami tiba-tiba datang serbuan rentetan pelurudari atas, belasan pesawat Israeldatang menyerbu perkampunganGaza, aku spontan panik, akulangsung mencari tempat aman dibalik gedung yang berhimpitan.Aku melihat pesawat Israel itu ti-dak melewatkan ruangan tempataktivitas belajar tadi, merekamenghujani peluru dari atas, anak-anak segera berhamburan dan ter-dengar jeritan yang menyayat hati.Aku langsung merekam segalakejadian yang ada, berusaha untuktidak melewatkan sedikitpun.

“Aku terus terperangah me-nyaksikan serbuan Zionis itu yangterus membrutal tanpa ampun,seketika mataku tertuju pada bayikecil yang terlempar dari pelukanseorang pria, pria itu tertembakdan jatuh sementara bayinya ter-lempar ke aspal. Naluriku lang-sung mendorongku untuk me-nyongsong bayi itu, aku segeraberlari kesana namun langkahkuterhenti saat sebuah peluru me-nembus betisku, aku terjatuh

telungkup menahan kesakitanyang luarbiasa. Mataku masihsempat melihat kearah bayi kecilitu diselamatkan oleh seorangbocah berusia tujuh tahun, namunbocah yang berusaha menyelamat-kan itupun ikut tertembak. Akubegitu miris melihatnya. Itu adalahanak yang aku lihat belajar dengansemangat di ruangan tanpa ataptadi, oohh aku menitikkan air ma-ta, kulihat mayat bergelimpangandimana-mana. Walau dengan kea-daan parah seperti ini aku masihmengambil beberapa potret yangaku rasa penting untuk mendoku-mentasikan dan membeberkannyakebiadapan Israel kepada dunia.

Kondisiku sangat parah, barukali ini aku merasakan perjuangannyata seorang wartawan. Akumencoba tetap bertahan, tetapi akutidak mampu menggerakkan tu-buhku yang sudah lumpuh, akukehilangan Gebriel, dimana dia?nafasku hampir sekarat, kulihatserangan sudah mulai reda. Antarasadar dan tidak sadar aku merasaseseorang menyeretku, siapapunitu kuharap mereka membawakuke tenda posko kami dan aku inginsegera mendapatkan pertolongan.Nafasku terasa berat, matakuberkunang-kunang, setelah itu akusudah tidak sadar lagi.

Aku buka mataku, pandangan-ku masih berkunang-kunang,seluruh badanku terasa berat, lukatembakan di kakiku semakin nyeri,aku ingin mengatakan sesuatu.Bahkan, mulutku tidak bisa dige-rakkan, seluruh badanku terasaterkekang. Aku berusaha untukbenar-benar membuka matakudengan jelas. “Tuhan” aku beradadi antara puluhan tawanan yang dikurung dalam ruangan beton yangpengap dan gelap. Bagaimana akubisa sampai berada disini? akumelihat dua orang tentara Israelberdiri berjaga-jaga di luar sel ta-hanan. Aku baru sadar aku di-tangkap oleh tentara israel. Tetapiaku bingung, kenapa mereka me-nangkapku? aku tidak mengerti,apakah mereka juga memang me-nangkapi warga Negara Asing?Tiba-tiba pintu terbuka oleh empatserdadu Israel, salah satunyamungkin adalah sang kapten, akulihat dari penampilannya memangbegitu.

Mereka membentak-bentakkami, mereka menggunakan baha-sa Ibrani yang tidak kumengerti,tapi mereka juga menggunakanbahasa Arab. Sehingga, aku tahuapa maksud mereka menangkappara tawanan ini. Tawanan ini ada-lah penduduk sipil Palestina yangdiciduk para tentara Israel usai se-rangan brutal tadi. Salah satu ser-dadu itu menarik seorang tawanan,pria berusia empat puluhan tahun,ia dipaksa berdiri menghadap

mereka.

“Pemberontak, dimana kelom-pokmu bersembunyi?” bentak sikapten itu dengan garang, namunpria tawanan itu tetap terdiam takbergeming. “hmm, diam ibaratemas” sahut si kapten itu lagi sam-bil mengarahkan pistolnya tepat kekening pria itu. Aku yang meli-hatnya segera memalingkan wa-jah, aku menutup rapat kelopakmataku, kudengar isak tangis dibelakangku. Aku tak mampu lagiuntuk peduli. Pria itu tetap ter-diam. “DOORR!!” sejenak terde-ngar tubuh itu tumbang, diiringidengan ledakan tawa mereka. Se-telah itu, mereka mendekati se-orang gadis yang disekap di sam-pingku. Dua serdadu itu menya-ratnya untuk berdiri, gadis itu tidakmenangis, bahkan tidak mengeluhsedikitpun. Ia terlihat tegar mena-tap tajam pada serdadu laknat itu.Aku salut pada keberaniannya.Kulihat pria jahanam itu membukamulutnya lagi “Kamu sudah tahu,gedung sekolah sudah dihancur-kan, peringatan untuk tidak adalagi sekolah disini, kamu tetapmengadakan sekolah? tidak adapendidikan untuk makhluk haramdi tanah milik israel!!!”

“Kalian makhluk haram dita-nah milik kami” sahut gadis itutajam.

“Gadis palestina memang selalumenarik. Hahahaa, bawa dia,permalukan didepan umum”.

Dua anak buah kapten itu se-gera menarik paksa si gadis untukdibawa keluar. Ia adalah gadisyang kulihat mengajar di ruagantanpa atap tadi, kasihan dia. Piki-ranku langsung tersirat pada be-rita tentara Israel yang sering me-nganiaya para guru-guru denganmenelanjangi mereka di mukaumum. Sebelum mereka ditembakmati, aku langsung bergidik danmenyumpahi dalam hati.

Aku semakin heran dengankeberadaanku disini, apakah me-reka salah menangkap orang? Kinitelunjuk sang kapten menunjuk kearahku, aku terkejut, dengan paksaseorang serdadu itu mengangkatpaksa tubuhku untuk berdiri. Akubenar-benar gemetar, aku menga-kui aku memang tidak sekuat gadisPalestina tadi. Sakit di kakikuseakan tak ada apa-apanya diban-ding dengan rasa takutku ini.

“Gadis Asia, pandai juga ce-cunguk Palestina ini mencari ma-ta-mata yang dikira mereka mam-pu mengelabuhi, berapa besar me-reka membayarmu?

Aku mengkerutkan kening,‘mata-mata?’ batinku, “aku bukanmata-mata” bantahku cepat.

“Kamu salah menangkap or-ang, aku wartawan ini tanda pe-ngenalku” astagaa? mana taskuyang ku ikat di pinggangku, manakameraku, semua surat-surat pen-ting dan tanda pengenal ada didalam tasku.

“Hmm? Mencoba untuk meng-kelabuhi? kamu membuang-buangwaktu kami saja, kaki tangan ce-cunguk Palestina sekarang me-mang dididik mulai licik, danapakah kamu bisa membodohikami?”

“Aku bukan mata-mata!!!”teriakku keras dengan tangankuyang masih terikat dibelakang.

Page 20: tabloid edisi 123

Jalan Menuju Damai

Alumni IAIN Imam BonjolPadang,

sekarang menjadi Redaktur majalah Saga.

Alizar Tanjung

Andi Markoni

Apa Kabar Yang Terdidik

Selamat pagi para pendidik dan yang terdidikArti apa yang harus dikibarkan pada mentariDatang sangar menerkam disepih angan danHarapan pada tiang-tiang lapukDijenjang zaman yang semakin tak berujung.

Perdamaiaan adalah harapan dan cita orang pembidikKaum terjepit.Sebab perubahan bukan harus menuba mencekikIkan dilubuk.

Aku pun turun di pagi berparas embunPada ladang sejuk, hijau tanpa debuMenghmbuskan bau mulutDengan harapan sejuk yang tinggal sedikitTak hilang untuk kemajuanKarna rimba, lereng, pegunungan sebuah inspirasi kemedekaanMereka yang dulu membakar dada setiap nyawaAgar api tak membakar rimba

Agar besi tak patahkan tulangAgar hujan tak datangkan banjir.

Pagi ini, matahari semakin tinggiDi punggut dari beritaBeredar berbacam rupaKarena mata hati semakin buntu.Siapakah sosok yang akan mampu melukir tak sekedarMenulis dengan sadar, memaca dengan benar dan tawakal.Sebab tinta kita semakin menipisAkibat gedung permanenYang asap dan lingkaranya seperti persimpangan setan.

Mudik lah yang terdidikMenanam pisang, didapur yang hampir hangus terbakarDikompori minyak harum diberbagai arah.Yang semakin merah pijak pijak raksasa sesat.Biarkan tanah ini lagi menyubur.

02 Mei 2012Dihalaman Fak. Syariah IAIN Imam Bonjol Padang

Suatu senja di bulan Februari,saat itu sedang hujan-hujanrinai, saya bercerita-ceritaseputar kehidupan orang kecildengan saudara saya dikontrakan rumah kami, (izinkansaya menyebutkan namanyaRahmad sebagai nama samaranuntuk menjaga kerahasiannarasumber saya agar dia tetappercaya bahwa saya orang yangpandai menjaga rahasia dan agarorang lain yang membaca tulisansaya tidak ragu ketika berceritadengan saya).

“Kenapa sastrawan itu banyakhidupnya yang miskin. Sepertikata seorang sastrawanberjenggot asal Kalimantan yangdahulu datang ke rumah kita.Kalau menjadi sastrawan itutidak akan hidup. Meski mem-punyai pekerjaan lain sebagaitambahan biar dapat hidupseperti orang-orang. Harus bisamemberdayakan sastra dengansebaik-baiknya, baru bisa hidup.”

Saya cukup merasa tersindiroleh perkataan saudara saya.Saya ingin menjawab, tidaksemua sastrawan yang hidupnyamiskin, ada juga GoenawanMoehammad, Radar PanchaDahana, Seno Gumira Ajidarma,Budi Darma, Danny GA, TaufiqIsmail. Kalau dirunut nama-nama ini ternyata memangmempunyai pekerjaan lainsebagai penghasilan tambahan.Benar juga apa yang dikatakansaudara saya, harus memilikipekerjaan pendamping.

Saya memutuskan untukmenjadi pendengar yang baik.Memang benar saya belumtermasuk bagian dari penulis(bukan sastrawan) yang kaya.Kalau saya menjawab bisamenjadi panjang perkaranya.Sekarang kalau berbicara bisadituntut di meja hukum dengantuntutan pasal sekian ayatsekian. Tetapi kalau memilihmenjadi pendengar yang baik,tidak ada sejarahnya yangdituntut di meja hijau. Makasaya memilih menjadi pendengardengan sedikit komentar.

“Oh ya memang begitu.”“Lihat saja, banyak sastrawan

yang berpikiran idealis. Idealismenurut perspektif sastra.”

“Mungkin menurut perspektifdirinya.”

“Ya menurut perspektifdirinya, Mereka berpikir bahwahidup adalah untuk bahagia. Halyang penting bahagia. Tetapiapakah kalau punyakesejahteraan tidak membikintenang dan bahagia?” jawabnya.

“Ya membikin tenang,” jawabsaya sekenanya.

Saudara saya itu setuju.“Kadang kita harus berpikirmenjadi anak-anak,” ujarnya.“Ada baiknya berpikir sepertianak-anak. Tidak ribet mikirnya.Orang dewasa kadang ribet caraberpikirnya.” Saya yakin saudarasaya ini jujur bicaranya, diaorang kecil, saya orang kecil,tidak ada alasan bagi orang keciluntuk mempolitisi perkataanseperti di acara-acara televisiyang hampir ditayangkan setiapmalam, atau pada acara debatpolitik yang dipenuhi denganretorika. Tidak ada kepentingandi baliknya. Apalagi kami bicaradalam ruang waktu senggang,tidak ada beban, tidak adatuntutan, kami bicara salinglepas. Jadi saya percaya saudarasaya adalah orang yang jujur,orang kecil yangpembicaraannya tidak didengarkarena dia bukan orang sastra.

Capek bicara saudara saya ituberhenti sendiri. Sayamembetulkan letak kaki danmimik wajah saya, lebihmeyakinkan diri bahwa sayamendengarnya dengan baik. Dandia kembali bercerita, “Sastrawanyang lebih banyak berpuisidengan penderitaan sedangkandirinya sendiri menderita.” Sayabegitu senang mendengarkankalau yang bicara itu bukan orangsastra. Perspektif orang umummemandang profesi sebagaisastrawan. “Kalau saya datangtawaran pekerjaan, selagi halalkenapa tidak diambil,” ujarnyamasih menghubungan denganpekerjaan dengan tidak sok idealisyang perspektif pribadi. Lamasaya memikirkan kata-kata darisaudara saya itu. Mungkinsaudara saya itu benar terhadapapa yang dia lihat dari perspektifdia sebagai orang umum.

Saya menjadi diingatkandengan status Ramoun Apta yangintinya persoalan cara pandangdari sisi dua mata uang, tidakada yang salah, yang salah cara

memandangnya, coba diletakkancara pandang itu di tengah-tengah, pasti akan berbedahasilnya (bisa jadi anggapan iniseparuh benar). Saudara sayamemandang persoalan sastrawandan sastra dengan cara dia yangmenurut saya amat jujur, diaorang psikologi yang sedikit-banyak mengetahui sedikitpersoalan kejiwaan dan lagipulatidak ada kepentingan dia untukberbicara tentang sastra tetapidia mau melakukannya.

Kenapa ini menjadi persoalanmenarik bagi saya. Mungkinkarena perkataan orang kecil.Kalau sastrawan yang bicaratentu tidak menjadi menarik bagisaya, sebab profesinya sastrawan,dan pasti ada emosional untukmembelah diri dalam setiappendapat, opini, ceramahsastranya. Persoalan yang terjadidalam tubuh sastra memangrumit. Ada analisa sementarayang saya ambil sebagaikesimpulan sementara. Padaumumnya sastrawan tidak mauberhubungan dengan birokrasiyang rumit (saya mengatakansebahagian besar, bearti adasebahagian kecil yang tidakdemikian). Kedua, sastrawanpaling ribet kalau berhubungandengan hal yang sifatnya matis-matis. Ketiga, sastrawan

memiliki idealis yang berbedayang dimunculkan dari per-spektif masing-masing.Keempat, banyak yang masihberanggapan bahwa menjadisastrawan adalah tampil kacau.Kelima, menjadi sastrawan siaptidak makan. Keenam, sastrawanyang terjebat dalam logikaberpikir dirinya sendiri.

Dalam ilmu filsafat, manusiaitu adalah makhluk berpikir.Analoginya tidak manusiamakhluk yang tidak berpikir.Sedangkan dalam analisa sayabahwa sastrawan itu adalahmakhluk yang berpikir,memikirkan hal-hal yang tidakterpikirkan oleh orangkeumuman. Papa Rusli MarzukiSaria mengingatkan bahwasastrawan itu adalah orang yangmendapat ilham. Artinya kalaumerujut perkataan Maestropenyair Sumbar ini, bahwasastrawan memiliki kelebihandari kebanyakan orang. Tetapipertanyaannya yang mencuat kepermukaan kenapa keku-rangannya yang mencuat.

Berdasarkan kesimpulan kecilini bahwa pada hakikatnyasastrawan adalah orang yangmendapat tempat di mata ilmufilsafat. Pertanyaannya kenapaantara sastrawan berjarakdengan keumuman orang sepertikawan saya dan kenapa berjarakdengan kehidupan yangsebenarnya ideal menurutsastrawan tidak ideal.

Pada banyak novel, diantaranya Perang dan Damai,Piramid Bangsa Asted, The Killa Mocking Bird, The GoldenRoad, dan novel-novel lainnyayang tidak mungkin sayasebutkan satu-persatu, teks sastramendekatkan denganpembacanya. Bahkan membuatpembaca tertawa, senyum,menangis, bersedih, berlarut-larut dalam perenungan. Tidakdisangka lagi begitu banyakkarya sastra mempengaruhihidup manusia bahkan sampaimengubah prilakunya. Tetapikenyataannya pada tataran duniareal ada sekap pemisah antarapembaca dan author (penga-rang)nya.

Saya kira persoalannya adalahsoal memperluas makna sastrahari ini. Sastra seharusnya

menghantarkan jalan damaitidak hanya teks tetapi jugapengarangnya kepadapembacanya. Saya percaya kalaukita analogikan sastra itu adalahorang, saya yakin sastra itu inginberjabat dengan tangan denganorang kecil, mencium pipi kiridan kanan agar lebih romantis,melakukan kunjungan rutinuntuk minum kopi berceritatentang hal-hal kecil seperti yangdilakukan saudara saya di waktu-waktu senggang senja hari.Sehingga menjadi sastrawan itutidak rumit, tidak ribet, tetapisantai, menikmati, menjadimanusia biasa.

Merujuk kepada kata dasardari filsafat, istilah filsafatberasal dari bahasa Yunani :“philosophia”. Seiringperkembangan jaman akhirnyadikenal juga dalam berbagaibahasa, seperti : “philosophic”dalam kebudayaan bangsaJerman, Belanda, dan Perancis;“philosophy” dalam bahasaInggris; “philosophia” dalambahasa Latin; dan “falsafah”dalam bahasa Arab. Bahwa“philo” artinya “cinta”, “sophia”artinya kebijaksanaan.Sedangkan sastrawan itu sendiriadalah bagian dari filsafat,idealnya sastrawan itu cintakebijaksanaan, sedangkankebijaksanaan berpihak kepadaorang kecil. Saya inginmengatakan bahwa sudahseharusnya teks sastra dan sastraitu tidak berdinding penyekapbagi orang kecil.

“Sastranya bagus.”“Apa itu sastra?”“Tidak tahu. Pokoknya

sastranya bagus.”“Ha ha ha. Ya, sastranya

bagus.”Apakah dialog ini akan

semakin menjamak dalammasyarakat awam, beranakpinak, melahirkan cucu, menu-runkan cicit, setidaknya sastradan para sastrawan harusmenjawab pertanyaan ini,mendamaikan dengan pem-bacanya yang baik hati. Sayapercaya bahwa sastra memberhidup pembacanya, saya percayapembaca setia menunggu sastrayang membuat mereka terse-nyum, tertawa, menangis, tersipumalu-malu.[]

essay

Daun Daun Desember

Baling-baling pembawa kesejukanpun tak mampuMendamaikan kota merah ituEntah garam apaYang bertabur dan tersebarMenghujami kota merahYang dulu suburPenuh akan mekaran bungaKini gersang, kering kerontang

Keindahan melodi menyeruakCoba jelajahiBersama hembusan angin merah jambu

Inikah dunia?Andai boleh ku memilihTentunya aku lebih memilihKau cekik saja aku ketika keluar dari liang itu

Percuma kau besarkan akuJika kau titipkan juga aku di kandang singa dan ular

Page 21: tabloid edisi 123
Page 22: tabloid edisi 123

Judul Buku : 40 tahun Jadi Wartawan, Karni Ilyas Lahir Untuk Berita

Penulis : Fenty EffendyPenerbit : Buku KompasCetakan : Oktober 2012Tebal: xxx + 396 halamanISBN : 978-979-709-671-7Kategori : BiografiHarga : Rp. 86.000,-Jenis buku : Non Fiksi ( Biografi )Resentator : Novia Amirah Azmi

Judul Buku : Mozaik IslamNusantara Seri Agama Budaya dan Nusantara

Penulis : Dosen,Peneliti, cendekiawan, Guru Besar Iain Imam Bonjol Padang

Penerbit : Imam Bonjol PressTahun Terbit : 2012Tebal Halaman : 658 HalamanResentator : Iis Sholihat Damanik

Kebudayaan Islamdi Negeri Minang

Jadi WartawanKarena Ingin TerkenalSIAPA yang tak kenal Karni

Ilyas? Sosoknya terasa begitupenting di negeri ini.

Gambar karni pada sampul buku-nya dengan wajah serius dan ta-ngan di bagian mulut, seakan men-cerminkan seperti apa dirinya.Menjadi wartawan selama 40tahun dan 20 tahun diantaranyamenjadi Pemimpin Redaksi tidak-lah mudah. Perjuangan panjangmesti dilalui seorang Karni Ilyassebelum menjadi orang tenar se-perti sekarang.

Buku setebal 3 cm ini menje-laskan lika-liku hidupnya. Mung-kin tak banyak yang tahu, bahwapemilik suara serak ini dimasakecilnya menjadi pengumpul debuemas dari trotoar di depan tokoemas di Pasar Goan Hoat Padang.

Ia pun harus berjalan kaki men-jajakan Koran ke pelabuhan TelukBayur yang berjarak Sembilan Ki-lometer dari rumahnya. Bahkan,Karni nyaris putus sekolah karenatidak punya biaya. Kini, ia terkenaldengan berita-berita eksklusif yangdihasilkan dan acara TV yang di-pandunya, Indonesia LawyersClub (ILC).

“Berita itu harus diburu, janganmenunggu tahi hanyut” Ungkapanitu sering dilontarkan SukarniIlyas jika merasa tak puas denganhasil liputan wartawan-wartawan-nya. Ia pun tak segan-segan turunlangsung ke lapangan seperti ka-sus penangkapan Noerdin M.Topdi Wonosobo tahun 2005.

Karni yang saat itu menjadiPemred ANTV tak ingin mele-watkan moment langka. Malangbaginya, ia tergelincir saat akan

mandi di sebuah losmen, sehing-ga tangannya patah. Meskidemikian ia tetap melanjutkaninvestigasinya meski dengankondisi yang tak sehat. Keras,disiplin, dan gigih. Begitulahgambaran kepribadiaanya.

Suatu hari ketika berjalan di ka-wasan pantai Padang, Karni me-nyampaikan keinginannya untukmenjadi wartawan. Kemudiansepupunya bertanya, Kenapa maujadi wartawan?, dengan polosKarni menjawab,

“Saya ingin terkenal”. Karniberkeyakinan suatu saat namanyaakan terpajang di Koran. Tampak-nya mimpi itu telah terwujud. Ka-rir Karni sebagai seorang jurnalisdimulai dari reporter di harianSuara Karya (1972-1978), MajalahTempo, hingga menjabat redakturpelaksana Kompartemen Hukumdan Kriminal (1978-1994), pe-mimpin redaksi majalah FORUMKeadilan (1992-1999), DirekturPemberitaan dan Hubungan Kor-porat SCTV (1999-2005), DirekturPemberitaan, Olahraga, dan Ko-munikasi Korporat ANTV (2005-2008), hingga menjadi Direktur/Pemimpin Redaksi TV One sejak2008.

Dalam buku ini dijelaskan de-ngan lengkap bagaimana perju-angan Karni memburu Kartikahingga ke Geneva, mengungkapkisah Siti Nurbaya 1973, eksekusiHenky Tupanwael, pembangunanperumahan pantai indah kapukoleh sang “Raja Properti” Ciputradan korupsi Eddy Tansil. Untukmewujudkan keinginannya men-jadi jurnalis, Karni menempuh

pendidikan di Perguruan TinggiPublisistik di Jakarta. Namunmenyadari bahwa Hukum lebihmemikat hatinya, “Urang Awak”ini pun pindah haluan ke FakultasHukum Universitas Indonesiahingga menjadi pakar hukum se-perti sekarang.

Karni tak hanya memikirkandirinya semata. Di kampung hala-mannya, Balingka, ia mendirikanMadrasah Tsanawiyah Negeri(MTsN) dan Madrasah Aliyah(MA). Karni sadar betul bahwakebodohan menyebabkan kekufu-ran, jadi untuk memerangi kekufu-ran, maka pendidikan harus dima-jukan. Ia juga berpesan kepadasiswa/I untuk mulai bermimpi.

“Boleh mimpi jadi bupati, gu-bernur, menteri bahkan presidensekalipun. Atau bila bermimpiingin seperti Karni ilyas. Tapi kun-cinya satu : kerja keras, kerja keras,dan kerja keras”

Karni Ilyas Lahir untuk beritamerupakan buku Biografi keenamkarya Fenty Effendy. Fenty meru-pakan pendiri National Press Clubof Indonesia (NPSI). Buku ini sa-ngat bagus untuk dibaca, apalagibagi yang berminat menjadi se-orang wartawan.

Meskipun berukuran besar dantebal, namun buku ini sangatlahringan, sehingga mudah dibawakemana saja. Kutipan tulisanKarni dalam berbagai media terasasangatlah banyak, sedangkan foto-foto terasa masih kurang. Denganharga yang relatif terjangkau un-tuk ukuran sebuah biografi, bukuini terasa pantas untuk segeraberada di tangan anda. []

BARANG kali mendengar 658halaman, banyak dari kita yangenggan membacanya. Tapi lainhalnya dengan orang yang pena-saran tentang isi serta makna yangterkandung dalam buku ini, kete-balan buku bukanlah penghambatatau penghalang bagi kita untukterus membacanya.

Buku yang berjudul “Mozaik Is-lam Nusantara Seri Agama Buda-ya Nusantara” merupakan bagianmakna-makna baru yang dihasil-kan para Akademisi-dosen, pene-liti dan guru besar IAIN ImamBonjol Padang serta para cendi-kiawan muslim lainnya. Ditulisdengan perspektif berbeda dalamparadigma yang dialami olehmasing-masing penulis.

Buku ini menceritakan tentangsejarah budaya Islam di Minang-kabau yang memberikan penge-tahuan dan wawasan luas bagi kitamulai dari awal mula masuknyabudaya Islam di Minangkabauhingga perguruan tinggi Islam,IAIN Imam Bonjol Padang.Tidaksalah bila buku ini berjudul Mo-zaik Islam Nusantara Seri AgamaBudaya dan Negara karena

kemajemukan Islam di Indonesiabagaikan sebuah mozaik sebagaiproses mewarnai dan diwarnaiyang berbeda berkumpul menjadisatu bagian mozaik.

Karena “ Islam – Indonesia”tanpa sadar dihadapkan pada padafakta bahwa islam di negeri iniyang sangat kaya. Namun tetapsaja akan ada yang berbeda antaraIslam di satu pulau dengan pulaulainnya. Tetapi pembahasan yangada dibuku ini lebih mengacukepada pembasan sejarah budayaislam di Minangkabau.

Buku ini terdiri dari 5 bagianyang masing-masing bagiannyaberisi 10 judul dengan tema yangberbeda. Salah satu judul dalambuku ini menjelaskan fakta masuk-nya Islam ke Sumatera Barat: “Is-lam Pantai : Fenomena GerbangSelatan Sumatera Barat” yangditulis oleh Yulizal Yunus.

Ia mengungkapkan bahwa un-tuk memastikan kapan islam ma-suk ke Minang kabau sama ru-mitnya dengan kepastian dimensiwaktu kerajaan dan jaringan raja–raja Minangkabau.

Justru bukti sejarah domestik

yang ada tidak cukup mengim-bangi kekayaan tradisi lisantentang nama besar Minangkabausebagai sentra awal islam dangudang ulama.

Namun satu yang penting, Is-lam dalam tumbuh berkembang dikawasan ini bersamaan dengankesadaran semangat Islam mela-yu dan berkobarnya nasionalismemelawan imperealisme asing dankolonialisme yang menggerogotiwilayah ini.

Adapun kelebihan buku ini ada-lah mampu memberi pemahamanyang luas dan dalam terhadapkajian sejarah budaya.

Akan tetapi yang namanya kele-bihan pasti terdapat kekurangan,adapun kekurangan buku iniadalah terdapat banyak kata yangsalah dan kurang dalam penu-lisannya, meskipun demikianbukan berarti ini menjadi peng-halang bagi kita agar terus mem-bacanya, semoga dengan adanyabuku ini dapat bermanfaat bagikita semua khususnya bagi kitayang beragama islam dan berbu-daya agar lebih mencintai agamadan budaya. []

Page 23: tabloid edisi 123
Page 24: tabloid edisi 123