ta terbaru
TRANSCRIPT
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 1/48
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan
nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujutkan bangsa yang
maju dan mandiri sejahtera lahir dan batin, serta meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Tujuan utama yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat dari setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut
pemerintah menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan dan pendekatan
pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan kesehatan
(rehabilitatif). Yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2004).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan pada
umumnya karena dari terabaikannya kesehatan gigi dan mulut akan dapat
menimbulkan gangguan fungsional organ-organ tubuh lainya. Masalah gigi
dan mulut merupakan masalah universal di Dunia, begitu pula di Indonesia .
Dari hasil survey sosial ekonomi tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4 %
penduduk merasa terganggu pekerjaan / sekolah karena sakit gigi, selama 3,86
hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak
menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit
gigi yang banyak diderita yaitu karies dan penyakit periodontal, keaadaan ini
1
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 2/48
2
sebenarnya mudah dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan/ perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi yang baik sejak usia dini (Depkes RI, 2004) .
Masalah kesehatan gigi di Indonesia terutama karies masih merupakan
hal menarik, berdasarkan SKRT 2004, karies merupakan masalah
dalamkesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan prevalensi 90,05%
(Anonim, 2008). Tingginya prevalensi karies gigi, serta belum berhasilnya
usaha untuk mengatasinya mungkin disebabkan oleh faktor-faktor distribusi
penduduk, lingkugan, perilaku, dan pelayanan kesehatan gigi, serta keturunan
dalam masyarakat Indonesia. Upaya mengatasinya perlu meninjau dari aspek
lingkungan, pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi
termasuk pencegahan dan perawatan. Untuk mendapatkan hasil yang sebaik-
baiknya dalam upaya kesehatan gigi (pencegahan penyakit gigi), perlu
diketahui masalah yang berkaitan dengan proses terjadinya kerusakan gigi
termasuk etiologi karies gigi, resiko yang menyebabkan timbulnya karies gigi
(Suwelo, 1992).
Keadaan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Tuntang berdasarakan
hasil kunjungan tiga tahun terakhir sampai tahun 2008 menunjukkan bahwa
status kesehatan gigi dan mulut masih memprihatinkan. Prevalensi karies
menunjukkan angka 60%, penyakit periodontal (gingivitis, karang gigi)
18,5%, abses 8 %, persistensi 6,3 %, impacted 6,7 % dari jumlah pengunjung.
Peneliti ingin mendapatkan gambaran sejauh mana prevalensi karies dan
penyebaran frekuensinya, serta untuk mendapatkan gambaran kebutuhan,
pencegahan, perawatan, dan penanggulanganya.
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 3/48
3
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi
karies pada masyarakat Desa Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran karateristik masyarakat desa Tlogo berdasarkan
pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin
2. Mengetahui tingkat prevalensi karies pada masyarakat desa Tlogo
Kecamatan Tuntang
3. Mengetahui angka kejadian karies (DMF-T) pada masyarakat desa
Tlogo Kecamatan Tuntang
4. Mengetahui gambaran status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) pada
masyarakat desa Tlogo Kecamatan Tuntang
5. Mengetahui rata-rata pH saliva masyarakat desa Tlogo
6. Mengetahui besarnya pengaruh faktor perilaku, keturunan, pelayanan
kesehatan, dan faktor lingkungan terhadap terjadinya karies pada
masyarakat desa Tlogo.
7. Untuk mengetahui kebutuhan pencegahan, perawatan, dan
penanggulangan karies
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 4/48
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Demografi
Desa Tlogo terletak di wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang dengan luas wilayah 18,44 km². Jarak tempuh dari Kabupaten
Semarang tidak jauh dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan. Desa
Tlogo dibagi menjadi 5 RW dan 16 RT, terdiri dari 6 dusun yaitu dusun Tlogo
Krajan, Karangduren, Dempel, Kendal, Dali, Joyo.
B. Keadaan Karakteristik Komuitas
Berdasarkan data kependudukan yang diperoleh dari Kantor Kelurahan
Desa Tlogo tahun 2009, menunjukkan bahwa jumlah penduduk disana
sebanyak 1910 jiwa dengan jumlah laki-laki 955 orang dan perempuan 955
orang. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Desa Tlogo adalah
petani, namun ada juga yang menjadi buruh, peternak, pegawai swasta,
pegawai negeri, dan TNI, Polri.
Dilihat dari segi pendidikan masyarakat Tlogo yang tidak sekolah
cukup banyak yaitu 130 orang, sedangkan yang putus sekolah 247 orang,
tamat SD 488 orang, tamat SLTP 435 orang, tamat SLTA 360 orang, dan yang
tamat dari perguruan tinggi atau akademi sebanyak 48 orang. Berikut adalah
tabel distribusi karakteristik penduduk berdasarkan usia, pendidikan, dan
pekerjaan.
4
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 5/48
5
Tabel 2.1 : Tabel distribusi penduduk menurut usia
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa, jumlah penduduk terbanyak pada usia 26
sampai 40 tahun yaitu sebanyak 439 orang. Dengan keseluruhan jumlah
penduduk 1910 jiwa terdiri dari 955 orang perempuan dan 955 orang laki-laki.
Tabel 2.2 : Tabel distribusi penduduk menurut pendidikan
Tabel 2.2 menjelaskan bahwa, tingkat pendidikan penduduk desa Tlogo paling
banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 488 orang, dan yang paling sedikit
tamatan perguruan tinggi atau diploma yaitu sebanyak 48 orang
No Kelompok
Umur (Tahun)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 0-5 115 106 221
2 6-15 157 151 308
3 16-25 176 165 341
4 26-40 224 215 439
5 41-60 201 225 426
6 60 keatas 82 93 175
Jumlah 955 955 1910
No Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tidak sekolah 65 65 130
2 Belum tamat SD 103 99 202
3 Tidak Tamat SD 122 125 247
4 Tamat SD 250 238 488
5 Tamat SLTP 212 223 435
6 Tamat SLTA 180 180 360
7 Tamat Akademi 11 13 24
8 Sarjana keatas 12 12 24
Jumlah 955 955 1910
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 6/48
6
Tabel 2.3 Tabel distribusi penduduk menurut pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah1 PNS 14 11 25
2 TNI 1 - 1
3 Polri 1 - 1
4 Pegawai Swasta 53 55 108
5 Pensiunan 11 6 17
6 Pengusaha 4 - 4
7 Buruh Bangunan 102 9 111
8 Buruh Industri 95 99 194
9 Buruh Tani 43 55 98
10 Petani 213 110 32311 Peternak 41 6 47
12 Nelayan - - -
13 Lain-lain 228 437 665
Jumlah 836 788 1594
Tabel 2.3 menjelaskan bahwa penduduk sebagian besar berprofesi sebagi
buruh yaitu sebesar 403 orang, dan paling sedikit berprofesi sebagai TNI /
Polri sebanyak 2 orang.
C. Pengertian / Definisi
1. Pengertian Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email dentin
dan pulpa yang difermentasikan, tandanya adalah demineralisasi jaringan
keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organik akibatnya
terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke
jaringan periapiks yang dapat menyebabkan nyeri. Sedangkan prevalensi
karies adalah angka kejadian karies pada suatu daerah tertentu ( Kidd,
1991) .
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 7/48
7
2. Teori Karies
Teori karies dapat dibagi sebagai berikut :
a. Teori berdasarkan mekanisme pembentukan karies
1) Teori Acidogenesis (Miller, 1889)
Adalah proses larutnya bagian anorganik (kristal-kristal apatit oleh
asam. Penganut teori ini menyebutkan bahwa asam yang dihasilkan
oleh kuman akan melarutkan bahan-bahan organik email.
2) Teori Proteolisis (Gottlieb, 1944 )
Proses larutnya matrik organik. Penganut teori ini menyebutkan
bahwa larutnya matrik organik disebabkan oleh enzim-enzim yang
dapat melarutkan protein. Enzim enzim ini dihasilkan oleh kuman-
kuman dalam mulut.
3) Teori Acidegenesis dan Proteolisis
Merupakan proses larutnya bahan organik dan matrik organik
secara bersama-sama, tapi proses ini jarang terjadi
b. Teori berdasarkan letak permukaan Karies
1) Teori Eksogen
Letak permukaan karies adalah di luar gigi. Teori yang terkenal
adalah adalah teori chemoparasitair oleh Wd Miller yang
menyatakan bahwa karies gigi adalah suatu penyakit
chemoparasitair yang terjadi dari 2 tahap yaitu dekalsifikasi dan
proteolisis. Proses dekalsifikasi (bahan organik) dibantu oleh
kuman dalam plak (coccus) sedangkan proses proteolisis (larutnya
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 8/48
8
zat-zat yang telah mengalami dekalfikasi) dibantu oelh enzim-
enzim yang mencerna protein.
2) Teori Endogen
Letak permulaan karies adalah dari dalam gigi. Jadi proses karies
berjalan dari pulpa-dentin-email. Penganut ini mengatakan bahwa
bila kita makan gula, gula terbawa sampai ke ruang pulpa dan
merusak dentin terlebih dahulu. Penganut teori ini sedikit namun
ada.
3. Proses Karies
Proses terjadinya karies gigi diawali oleh terjadinya pelepasan kalsium
pada email, sehingga menyebabkan terjadinya bercak putih (white spot )
pada permukaan gigi yang ditumpuki oleh plak. Apabila dibiarkan
berlangsung terus white spot akan berkembang menjadi suatu lubang pada
gigi
Proses karies dimulai sebagai suatu area demineralisasi karena hilangnya
hidroksi apatif email, dentin, dan sementum oleh asam. Asam (H+)
terbentuk karena adanya gula (sukrosa) dan kuman dalam plak (coccus).
Gula akan mengalami fermentasi oleh kuman coccus sehingga terbentuk
asam H+
. Reaksi dari asam (H+
) dengan Hydroksi sebagai berikut :
Ca10(PO4)6(OH)2 + 8H+ 10Ca++ + 6 HPO4 = 2H2O
Hidroxyapatit Ion Hidrogen Kalsium Hidrogen Phospat Air
Reaksi diatas secara terus menerus sehingga jumlah Ca (Calsium) yang
lepas bertambah banyak lama kelamaan Ca akan keluar dari email
sehingga memudahkan gigi berlubang (karies) (Schuurs, 1992).
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 9/48
9
D. Faktor-faktor penyebab terjadinya Karies
Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak
faktor (multipel faktor) yang saling mempengaruhi. Selain faktor langsung
didalam mulut yang berhubungan dengan karies, terdapat pula faktor tidak
langsung yaitu faktor resiko luar yang berhubungan dengan resiko terjadinya
karies.
1. Faktor Dalam
Faktor resiko didalam mulut adalah faktor yang berhubungan langsung
dengan karies. Menurut Miller: ada tiga komponen pencetus / penyebab
karies yaitu :
a. Gigi : Host
b. Bakteri / mikroorganisme : Agent
c. Diet : Environmet
Waktu
Gambar 2.1 Interaksi 3 Faktor Penyebab Karies
Host / Gigi
1. Email
98% bahan an organik
2% bahan Organik
2. Dentin:
70 % bahan anorganik
30 % bahan organik
Agent
1. Asidogenik
Lactobasilus cassi
Lact. Acidophilus
Lackt. Odontiliticus
2. Proteolitik
• Strept. Lactus
• Strept Zymogenes
Environmet
1. Diet Karbohidrat
Jenis
Konsistensi
Konsentrasi
2. Saliva
flowrate
Viskositas
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 10/48
10
a. Host yaitu : gigi
1). Komposisi gigi (struktur gigi)
Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan
dibawah email. Stuktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya
karies. Email lebih banyak mengandung mineral dan bahan organik
dengan air yang relatif lebih sedikit, mineralisasi email tidak hanya
melalui pulpa dan dentin tetapi ion-ion dari saliva secara langsung ke
permukaan email atau gigi (Suwelo, 1992) .
2). Morfologi gigi
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies..
Permukaan gigi yang mudah diserang karies yaitu pit dan fisur pada
permukaan oklusal molar dan premolar; permukaan halus di daerah
proksimal, leher gigi, permukaan akar yang terbuka. Pada permukaan gigi
yang cembung, daerah dibawahnya akan terjadi pengumpulan sisa
makanan dan plak sehingga bila tidak dibersihkan akan mudah terjadi
karies (Djuwita,.1983).
3). Susunan gigi
Posisi gigi yang terletak tidak dalam lengkung rahang yang baik, gigi
geligi akan tumbuh berjejal (crowding) dan saling tumpang tindih
(overlapping) hal ini akan memungkinkan sisa makanan dan plak lebih
mudah tertinggal diantara gigi tersebut sehingga akan mendukung
timbulnya karies, karena daerah tersebut sulit dibersihkan (Djuwita, 1983).
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 11/48
11
b. Bakteri / Mikroorganisme : Agent
Bakteri dalam proses terjadinya karies gigi sangat besar pengaruhnya,
dimana mikroorganisme yang ada didalam plak merupakan numerik yang
penting dalm pembentukan asam kuat yang dapat merusak lapisan terluar dan
terkeras dari gigi (email), plak mudah diketahui pada permukaan gigi dengan
warna gigi lebih kusam atau dengan zat warna (disclosing solution). Pada plak
bakteri berperan membentuk polisakarida yaitu streptokkux mutans akan
menjerat bakteri lain dalam beberapa hari plak bertambah total menjadi flora
dari macam-macam bakteri ( Ruslan, 1992). Menurut Houwink,dkk (1993)
mengatakan bahwa plak menempel pada gigi bersamaan dengan debris. Plak
adalah endapan lunak yang menempel pada permukaan gigi berwarna
transparan dan mengandung banyaak kuman. Plak akan menempel pada
permukaan gigi bila kita mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.
Bakteri pada mulut seseorang akan mengubah glukosa fruktosa dan sukrosa
menjadi asam laktat melalui sebuah proses glikolisis yang disebut
fermentasi. Bila asam ini mengenai gigi akan menyebabkan demineralisasi .
Proses sebaliknya yaitu remineralisasi bila pH telah dinetralkan. Mineral
yang diperlukan gigi tersedia pada air ludah dan pasta gigi berfloride dan
cairan pencuci mulut. Bila demineralisasi terus berlanjut, maka akan terjadi
proses perlubangan ( Mulyawati, 1997).
c. Diet Karbohidrat / substrat : Environment
1). Diet Karbohidrat
Subrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan
sehari-hari yang menempel di permukaan gigi. Jenis makanan keras lebih
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 12/48
12
menghambat terbentuknya plak pada permukaan gigi dibandingkan
dengan jenis makanan yang yang lunak. Jenis makanan yang asin juga
menghambat terbentuknya plak dibandingkan dengan makanan yang
manis, karena makanan manis merupakan energi bagi kuman. Begitu juga
dengan makanan yang cair dapat menghambat terbentuknya plak,
sedangkan makanan yang melekat dapat mempercepat pertumbuhan plak
yang beresiko pada karies (Nio, 1992).
Para ahli sependapat bahwa karbohidrat yang berhubungan dengan proses
karies adalah polisakarida, disakarida dan monosakarida; dan sukrosa
terutama mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap
pertumbuhan mikroorganisme asidogenik dibandingkan karbohirat lainya.
Pada percobaan in vitro membuktikan plak akan tumbuh bila ada
karbohidrat, sedangkan karies akan terjadi bila ada plak dan karbohidrat.
Bila plak tebal dan terlihat jelas akan disebut debris. Debris lebih banyak
mengandung sisa makanan dan plak lebih banyak mengandung
mikroorganisme / bakteri asidogenik dan proteolitik ( Yuwono, 1993).
2). Saliva
Menurut Ircham (1993) ludah (saliva) adalah cairan kental yang
diproduksi oleh kelenjar ludah yang terletak dibawah lidah. Saliva
memegang peranan penting dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.
Pertama aliran air liur yang baik akan cenderung membersihkan mulut
termasuk melarutkan gula, serta mengurangi potensi kelengketan
makanan. Kedua saliva memiliki efek buffer (menjaga agar suasana dalam
mulut tetap netral), dimana air liur cenderung mengurangi keasaman plak
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 13/48
13
yang disebabkan oleh gula. Ketiga air liur mengandung antibodi dan anti
bakteri, sehingga dapat mengendalikan pertumbuhan berbagai macam
bakteri dan plak. Air liur mengandung mineral terlarut yang penting dalam
proses remineralisasi pada kerusakan gigi yang masih dini. Jumlah air liur
yang kurang adalah pemacu timbulnya kerusakan gigi (Besford, 1996) .
3). Waktu : frekuensi makan
Waktu disini dimaksudkan kecepatan terbentuknya karies serta lama dan
frekuensi substrat menempel di permukaan gigi. Semakin seseorang
makan maka akan sering pula sisa makanan tertinggal di dalam mulut.
Oleh karena itu dianjurkan untuk mengurangi makan makanan kecil
(ngemil) terutama kariogenik, bila tidak dapat menghindari maka
seseoarang tersebut harus lebih meningkatkan dalam menjaga kebersihan
mulut dengan menyikat gigi. Tetapi bila hal ini tidak dapat dilakukan,
setelah makan dianjurkan kumur-kumur untuk mengurangi sisa makanan
atau debris (Houwink, dkk, 1993) .
2. Faktor Luar
Hendrik L Blum menyatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi status
kesehatan gigi dan mulut, dalam hal ini digambarkan sebagai berikut :
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 14/48
14
Gambar 2.2 Faktor luar penyebab karies
a. Keturunan
Seseorang yang mempunyai susunan gigi berjejal atau maloklusi ada
kemungkinan bawaan dari orang tuanya. Hasil study tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi karies gigi memperlihatkan bahwa orang-orang yang
memiliki gigi berjejal lebih mudah mendapat karies daripada yang
mempunyai susunan gigi rapi (Miller,1954).
b. Lingkungan
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian. Karena sangat mempengaruhi status kesehatan
masyarakat terutama kesehatan gigi dan mulut. Beberapa faktor
lingkungan yang penting pengaruhnya terhadap terjadinya karies antara
lain air yang diminum, kultur sosial ekonomi penduduk,penghasilan dan
pendidikan penduduk. Ditinjau dari air yang digunakan, sebagian besar
penduduk menggunakan air minum yang berasal dari air tanah, air PAM,
dan air kemasan. Hasil penelitian pada air minum yang diperdagangkan
sebagian air mineral (lebih dari 12 merek dagang), menunjukkan kadar
flouridanya rata-rata 0,07 ppm. Keadaan tersebut dapat merupakan salah
Perilaku
Pelayanan
Kesehatan
Lingkungan sosial
ekonomi,
Pendidikan
Status
Kesehatan
Keturunan
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 15/48
15
satu faktor pemicu tingginya angka karies di Indonesia (Depkes RI, 2000).
Rendahnya tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang sulit dalam
menerima informasi, dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya rendah.
Selain itu ditinjau dari faktor lingkungan sosial ekonomi. Keadaan
ekonomi yang rendah sangat mempengaruhi terhadap daya beli
masyarakat. Status sosial ekonomi seseorang mempengaruhi cara
pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi berbeda pada
orang tersebut (Suwelo, 1992).
c. Perilaku
Mengubah sikap dan perilaku seseorang harus disadari motivasi tertentu,
sehingga yang bersangkutan ingin melakukan secara sukarela. Banyak
orang belum mengetahui cara dan kegunaan perawatan gigi yang benar
sehingga perawatan gigi sering diabaikan oleh banyak orang (Haditomo,
1985).
Kebiasaan dan perilaku menggosok gigi merupakan perawatan dasar yang
dilakukan dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kebiasaan dan
perilaku menggosok gigi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan
kebersihan gigi dan mulut seseorang (OHI-S), apabila seseorang
mempunyai kebiasaan menggosok gigi dengan benar maka OHI-S akan
menjadi baik dan angka kejadian karies menurun (Suwelo, 1997).
d. Pelayanan Kesehatan
Jarak tempuh dari pelayanan kesehatan yang jauh dan susah dijangkau,
sarana dan prasarana yang kurang mendukung pada pelayanan kesehatan,
pelayanan dari tenaga kesehatan yang kurang memuaskan atau kurang
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 16/48
16
ramah menyebabkan masyrakat enggan untuk memeriksakan kesehatan
gigi dan mulut.
e. Jenis Kelamin
Vokker dan Russel mengatakan bahwa prevalensi gigi tetap wanita lebih
tinggi disbanding pria. Demikian halnya dengan anak-anak, prevalensi
karies gigi sulung anak perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan pria.
Hal ini disebabkan erupsi gigi anak perempuan lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Hal ini disebabkan antara lain karena erupsi gigi anak perempuan
lebih cepat disbanding anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan
berada lama didalam mulut. Akibatnya gigi anak akan lebih lama
berhubungan dengan faktor resiko terjadinya karies (Suwelo, 1997).
E. Patogenesis Karies
a. Faktor Dalam
Karies gigi atau dental karies adalah proses kerusakan yang dimulai
dari email terus ke dentin. Karies gigi merupakan penyakit yang
berhubungan dengan banyak faktor (multipel faktor) yang saling
mempengaruhi (Newbrun, 1997). Ada tiga faktor utama yaitu gigi,
saliva, mikroorganisme dan substrat serta waktu sebagai faktor
tambahan. Keterkaitan keempat faktor tersebut digambarkan sebagi
keempat lingkaran bila keempat lingkaran itu tumpang tindih maka
akan terjadi karies (Newbrun, 1997).
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 17/48
17
Gambar 2.3 Gambaran 3 dimensi penyebab karies
Jika terjadi tumpang tindih pada keempat faktor akan menyebabkan
karies. Interaksi keempat faktor diuraikan dengan gambar tiga dimensi.
Tiga faktor utama digambarkan sebagai tiga silinder, sedangkan
ketebalan (tinggi) silinder menunjukkan faktor waktu. Ketiga faktor
utama berada didalam mulut pada waktu tertentu. Apabila silinder
tersebut saling memotong maka terjadilah karies, hasil perpotongan
atau interaksi tiga silinder berbentuk ruangan. Besarnya ruangan
tergantung pada besar peranan masing-masing silinder yaitu besarnya
jari-jari silinder ( tiga faktor utama karies) dan tinggi silinder faktor
waktu. Makin besar ruangan makin besar juga karies yang timbul.
Agar tidak atau sedikit mungkin terjadi karies ruangan yang diarsir
diperkecil. Cara yang dapat dilakukan antara lain dengan menjauh
atau memperkecil jari-jari ketiga silinder sehingga ketiganya tidak
saling bertemu. Cara lain dengan memperpendek tinggi silinder, yaitu
Karies
Gigi , saliva
Substrat Mikroorganiisme
waktu
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 18/48
18
dengan jalan mempersingkat waktu pertemuan ketiga faktor tersebut
( Suwelo, 1997) .
b. Faktor Luar
Faktor luar merupakan faktor predisposisi dan faktor penghambat yang
berhubungan tidak langsung dengan proses terjadinya karies. Hendrik
L Blum ( dalam Notoadmojo, 2003) mengatakan bahwa ada 4 faktor
utama yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Keempat faktor
tersebut adalah keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan
kesehatan, disamping berpengaruh kepada kesehatan gigi dan mulut
juga saling berpengaruh satu sama lainnya. Status kesehatan gigi dan
mulut akan tercapai dengan optimal bilamana keempat faktor tersebut
secara bersama-sama memiliki kondisi yang optimal juga. Salah satu
faktor saja dalam keadaan terganggu (tidak optimal), maka status
kesehatan gigi dan mulut akan bergeser dibawah optimal.
F. Perencanaan
Didalam survey epidemiologi jika ditemukan banyak kejadian karies gigi
perlu dilakukan suatu tindakkan perencanaan, meliputi perencanaan klinis dan
masyarakat, dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut
(Promotif)
Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Penyuluhan yang efektif yang berpengaruh positif dan berinteraksi
terhadap kesehatan gigi. Penyuluhan ini untuk menumbuhkan
kesadaran dalam merubah perilaku dari yang salah menjadi benar serta
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 19/48
19
untuk mnumbuhkan kemandirian masyarakat dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut. Penyuluhan yang diberikan meliputi
penyuluhan :
1. Penyuluhan tentang gigi berlubang
2. Penyuluhan tentang cara menggosok gigi
3. Penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Dengan harapan masyarakat akan tahu dan mau untuk berperilaku
hidup bersih dan sehat sehingga terhindar dari penyakit gigi dan mulut
terutama karies gigi.
b. Pelatihan Kader Terpadu
Yaitu proses alih pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan gigi
dan mulut kepada kader kesehatan (Guru, dokter kecil, kader
posyandu, kader UKGMD, dan lain sebagainya) agar dapat berperan
serta aktif dalam upaya peningkatan kesehatan gigi dan pencegahan
penyakit gigi (Depkes RI, 1998).
Kegiatan ini dimaksudkan agar kader mau dan mampu :
1). Memberikan penyuluhan dan memotivasi masyarakat untuk dapat
berperilaku hidup sehat.
2). Melakukan deteksi dini terhadap kelainan gigi dan mulut.
3). Melakukan pengobatan darurat sederhana
4). Mampu melakukan kegiatan rujukan
2. Upaya Pencegahan Penyakit Gigi / Preventif
Adalah usaha untuk memberikan perlindungan khusus untuk mencegah
terjadinya karies. Pencegahan karies gigi ini bisa dilakukan dengan
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 20/48
20
beberapa tindakkan antara lain mengontrol beberapa penyebab karies itu
sendiri dengan cara sebagai berikut :
Kontrol Diet
Yaitu dengan mengurangi makanan yang manis-manis (sukrosa) dan
banyak mengkonsumsi makanan buah buahan berserat dan berair.
Kontrol Plak
Untuk mengontrol plak dalam mulut dilakukan dengan menggosok
gigi, sehingga proses karies (white spot ) terhenti atau proses karies
terkendali.
c. Memperkuat lapisan email gigi dengan
pemberian larutan fluor (Topikal Aplikasi)
Dilakukan perawatan fissure sealant pada gigi yang fissure dalam
3. Kuratif
Tindakan Penyembuhan Penyakit (Kuratif) sesuai dengan
kompetensi (Depkes RI, 1998) yaitu :
a. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit ( Relief Of Pain)
yaitu tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit gigi
dengan segara, dengan maksud memberi pertolongan kepada
masyarakat sebelum mendapat perawatan yang semestinya.
b. Penumpatan dengan ART ( Attraumatic Restoratif Treatment ) yaitu
suatu tehnik penanganan kerusakan gigi / excavasi karies hanya
dengan hand instrument, dengan maksud untuk menambal kerusakan
gigi yang masih dangkal, tanpa menggunakan alat bor (hanya alat
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 21/48
21
genggam) menggunakan bahan ART (Bahan berfluor untuk
remineralisasi).
c. Penumpatan dengan Glassi Ionomer yaitu tindakan yang dilakukan
untuk mengembalikan bentuk gigi seperti semula dengan bahan
glassionomer, dengan maksud untuk mengembalikan fungsi gigi dan
agar karies tidak menjadi lebih dalam dan meluas.
d. Penumpatan dengan Amalgam yaitu tindakan yang dilakukan untuk
mengembalikan bentuk bentuk gigi seperti semula dengan tambalan
Amalgam, dengan maksud mengembalikan fungsi gigi dan
meenghambat karies supaya tidak menjadi lebih parah dan meluas.
e. Pencabutan gigi susu / sulung yaitu pengeluaran gigi susu dari
socketnya yang dapat dilakukan dengan topikal anastesi, untuk tujuan
supaya gigi permanen pengganti tumbuh baik pada tempatnya dan
untuk menghindari sakit gigi yang berulang (sisa akar yang
menimbulkan abses terus menerus sehingga menyebabkan terjadinya
ulcus).
f. Pencabutan gigi permanen akar tunggal yaitu pengeluaran gigi
permanen indikasi cabut yang mempunyai satu akar dari socketnya
dengan infiltrasi anastesi, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran
infeksi dari gigi ke organ tubuh lain ( sebagai pusat infeksi).
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 22/48
22
BAB III
PAPARAN KASUS
Survey Epidemiologi dilakukan untuk mengetahui gambaran prevalensi
karies gigi yang berada di Desa Tlogo kecamatan Tuntang. Sampel dalam survey
ini berjumlah 60 orang, dan diambil 10 orang dari setiap dusun , dengan teknik
sampling bertingkat (Wibowo, 1991). Berikut adalah data-data penelitian
berdasarkan pemeriksaan yang disajikan dalam bentuk grafik dan tabel.
A. Deskripsi Karakteristik Responden
1. Pendidikan
Tabel 3.1. : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pendidikan
di Desa Tlogo
No Kategori Jumlah Prosentase
1 SD 26 43 %
2 SMP 15 25 %
3 SMA 18 30 %4 Sarjana 1 2 %
Jumlah 60 100 %
0%
10%
20%
30%
40%
50%
p r o s e n t a
SD SMP SMA Sarjana
Gambar 3.1 : Grafik Distribusi Pendidikan Responden
Berdasarkan tabel dan gambar 3.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berpendidikan SD sebanyak 26 orang atau 43 %, SMA
22
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 23/48
23
sebanyak 18 orang atau 15 %, SMP sebanyak 15 orang atau 25 %, dan
yang paling sedikit sarjana sebanyak 1 orang atau 2 %.
2. Pekerjaan dan jenis kelamin
Tabel 3.2. : Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pekerjaan
di desa Tlogo
No Kategori Jumlah Prosentase
1 Buruh 27 45 %
2 PNS 1 2 %
3 Ibu Rumah Tangga 32 53 %
Jumlah 60 100 %
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
p r o s e n t a
Ibu RT Buruh PNS
Grafik 3.2 : Grafik Distribusi Pekerjaan Responden
Laki-laki
30%
perempuan
70%
Grafik 3.3 : Grafik Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel dan gambar 3.2 dan 3.3 dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden adalah wanita yaitu 70 % dan berprofesi sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebesar 32 orang atau 52 %, profesi buruh sebanyak 27 orang
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 24/48
24
atau 45 %, dan yang paling sedikit pegawai negeri sipil sebanyak 1 orang atau
2 %.
B. Diskripsi hasil pemeriksaan kasus
1. Hasil pemeriksaan Decay, Mixing, Filling
Tabel 3.3. : Hasil Pemeriksaan Decay, Mixing, Filling
No Pemeriksaan
DMF-T
Jumlah Rata-Rata
1 Decay (D) 169 2,8
2 Mixing (M) 146 2,4
3 Filling (F) 9 0,15
Jumlah DMF-T 324 5,35
Berdasarkan pemeriksaan DMF-T dapat diketahui bahwa rata-rata karies
pada responden sebesar 2,8 .
2. Prevalensi Karies
Tabel 3.4 : Prevalensi karies di Desa Tlogo Kecamatan Tuntang
iya
85%
tidak
15%
Gambar 3.3 : Grafik Prevalensi Karies
No Prevelensi Karies Jumlah Prosentase
1 Terkena Karies 51 85 %
2 Bebas Karies 9 15 %
60 100
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 25/48
25
Dari hasil survey pemeriksaan penderita karies pada masyarakat Tlogo
Kecamatan Tuntang Tahun 2009. Didapatkan hasil yaitu orang yang bebas
karies 9 orang (15%) dan yang terkena karies sebesar 51 orang (85%).
3. Hasil Pemeriksaan Debris Indek (DI)
Tabel 3.5 : Tabel Hasil pemeriksaan Debris Indeks
No Kriteria DI Jumlah
Responden
Prosentase
1 Buruk (1,9-3,0) 17 28 %
2 Sedang (0,7-1,8) 31 52 %
3 Baik (0,0-0,6) 12 20 %
60 100 %
28%
52%
20%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
buruk sedang baik
Gambar 3.4 : Grafik Distribusi Kriteria Debris Indeks
Dari hasil pemeriksaan debris indeks pada tabel dan gambar 3.4, dapat
diketahui bahwa kriteria debris indeks buruk sebanyak 17 responden
(28,9 %), dalam kategori sedang 31 responden (52 %), dan yang paling
sedikit dalam kategori baik yaitu 12 responden (20 %).
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 26/48
26
4. Hasil Pemeriksaan Calculus Indek (CI)
Tabel 3.6 : Tabel Hasil pemeriksaan Calculus Indeks
No Kriteria CI Jumlah
Responden
Prosentase
1 Buruk (1,9-3,0) 23 38 %
2 Sedang (0,7-1,8) 28 47 %
3 Baik (0,0-0,6) 9 15 %
60 100 %
38%
47%
15%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
buruk sedang baik
Gambar 3.5 : Grafik Distribusi Kriteria Calculus Indeks
Dari hasil pemeriksaan calculus indeks menunjukkan bahwa kriteria
buruk sebanyak 23 responden (38%), kriteria sedang sebanyak 28
responden (47%), sedangkan yang paling sedikit adalah dalam kategori
baik sebanyak 9 responden (15%).
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 27/48
27
5. Kriteria OHI-S
Tabel 3.7 : Tabel Status Kebersihan Gigi dan Mulut
40%37%
23%
0%
10%
20%
30%
40%
buruk sedang baik
Gambar 3.6 : Grafik Distribusi Kriteria OHI-S
Kriteria OHI-S berdasarkan tabel dan gambar 3.6 dapat diketahui bahwa
kriteria buruk dengan jumlah responden terbanyak yaitu 24 responden
(40%), untuk kriteria sedang sebanyak 22 responden (37%), dan responden
yang paling sedikit adalah kriteria baik yaitu 14 responden ( 23%) .
No Kriteria OHI-S Jumlah
Responden
Prosentase
1 Buruk (1,9-3,0) 24 40 %
2 Sedang (0,7-1,8) 22 37 %
3 Baik (0,0-0,6) 14 23 %60 100 %
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 28/48
28
6. Kriteria pH saliva
Tabel 3.6 : Hasil pemeriksaan pH saliva
43%
35%
22%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
a s am c e nd er un g
asam
normal
No Kriteria Ph saliva IntervalJumlah
Responden
Persentase
(%)
1 Merah (asam) 5,5-5,8 26 43 %
2 Kuning
(cenderung asam)
6,0-6,6 21 35 %
3 Hijau (normal) 6,8-7,8 13 22 %
60 100 %
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 29/48
29
Gambar 3.7 : Grafik distribusi kriteria pH Saliva
Dari hasil pemeriksaan pH saliva berdasarkan tabel dan gambar 3.7 dapat
diketahui bahwa 26 responden (43 %) memiliki pH asam, kemudian 21
responden (35 %) memiliki pH cenderung asam, dan 13 responden (22%)
memiliki pH normal.
C. Diskripsi hasil wawancara dengan kuesioner
1. Faktor Perilaku
No Variabel Faktor Perilaku
Jawaban
Ya Tidak
f % f %
1 Setiap hari menyikat gigi 60 100
2 Menggosok gigi setiap habis
makan dan sebelum tidur
malam
24 40 36 60
3 Menggosok gigi pada waktu
pagi bangun tidur atau waktu
mandi
36 60 24 40
4 Setiap anggota keluarga
memiliki sikat gigi sendiri-
sendiri
52 87 8 13
5 Menyikat gigi dengan pasta
gigi
60 100
6 Kebiasaan makan cemilan
manis melekat (cokelat, roti,
permen)
53 88 7 12
7 Pernah menderita sakit gigi 47 78 13 22
8 Periksa gigi menunggu sakit 45 75 15 25
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 30/48
30
gigi saja
Dari Tabel dapat dilihat bahwa seluruh responden menyikat gigi setiap hari
yaitu sebanyak 60 responden atau sebesar 100%, dan 53 responden atau 88 %
suka mengkonsumsi makanan cemilan manis melekat. Presentase yang paling
kecil dari faktor menyikat gigi sebelum tidur malam dan sehabis makan pagi,
hanya 24 responden atau 40 % yang biasa menyikat gigi sebelum tidur malam
dan sehabis makan.
2. Keturunan
No Variabel Faktor Keturunan JawabanYa Tidak
f % f %
1 Responden yang mempunyai
susunan gigi berjejal (dengan
pengamatan langsung)
19 32 41 68
2 Responden yang ayah atau ibu
anda memiliki susunan gigi
berjejal
20 33 40 67
Dari tabel dapat dilihat bahwa 19 responden atau 32% mempunyai susunan gigi
berjejal, dan 20 responden atau 40 % ayah dan ibunya memiliki susunan gigi
berjejal.
3. Pelayanan Kesehatan
No Variabel yang mempengaruhi
Jawaban
Ya Tidak
f % f %
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 31/48
31
A Jarak tempat tinggal dengan tempat
pelayanan kesehatan
Kurang dari 1 Km -
2 – 5 Km 20 33
Lebih dari 5 Km 40 67
B Tempat berobat bila sakit gigi
Rumah sakit 2 3
Puskesmas 23 38
Praktek swasta 2 3
Polindes / Bidan 3 5
Alternatif (obat warung) 30 50
C Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
Responden pernah mendapatkan
penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut
40 67 20 33
Dari tabel dapat dilihat bahwa berdasarkan faktor pelayanan kesehatan,
masyarakat yang berobat gigi ke puskesmas 23 responden sedangkan responden
bila sakit gigi ke alternatif / hanya membeli obat di warung saja 30 responden.
4. Faktor Lingkungan
No Variabel Faktor Lingkungan
Jawaban
Ya Tidak
f % f %
A Sumber Air Yang Digunakan
Menggunakan air minum dari PAM 19 32 41 68
Menggunakan air minum dari sumur 41 68 19 32
B Kebiasaan makan yang mengandung fluor
Kebiasaan mengkonsumsi buah-
buahan dan sayur-sayuran
26 43 34 57
Kebiasaan mengkonsumsi telur, ikan
asin, susu, daging
12 20 48 80
C Responden menamatkan pendidikan
sampai jenjang tingkat pendidikan
menengah atas
19 32 41 68
D Respondenn memiliki rata-rata
penghasilan perbulan diatas atau
standar UMR
15 25 45 75
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 32/48
32
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa 34 responden atau sebesar 57 %,
menggunakan air minum berasal dari sumur, dan prosentase paling kecil dari 12
responden atau 20 % yang biasa mengkosumsi telur, ikan asin, daging.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan untuk mengetahui berbagai
faktor penyebab karies, dengan menggunkan metode deskriptif kuantitaf, pada
masyrakat Desa Tlogo Kecamatan Tuntang tahun 2009. Dapat diketahui
bahwa prevalensi karies di Desa Tlogo tergolong tinggi, hal tersebut terlihat
dari 60 responden yang diperiksa hanya 9 responden yang bebas karies.
Prevalensi karies yang tinggi di Desa Tlogo dapat diketahui dari beberapa data
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam pengambilan data peneliti
menggunakan intrumen kuisioner, pemeriksaan oral hygene, pH saliva.
Sampel pada penelitian ini adalah warga masyarakat Desa Tlogo Kecamatan
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 33/48
33
Tuntang, berjumlah 60 responden dengan menggunakan teknik pengambilan
sampel random sampling.
Karies gigi merupakan kerusakan pada jaringan gigi yang terjadi
akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan email dan terus
berkembang ke bagian dalam gigi, sedangkan terjadinya karies gigi tersebut
akibat adanya bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi
fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Asam yang
diproduksi tersebut mempengaruhi mineral gigi sehingga menjadi sensitif
pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami demineralisasi dan
remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses demineralisasi
menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak
mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi (Anonim, 2009).
Pengukuran terhadap kebersihan mulut dalam penelitian ini diperiksa
dengan menggunakan tiga pemeriksaan yaitu pemeriksaan debris indeks,
calculus indeks serta OHI (Oral Hygene Index). Pengukuran debris indeks
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar lapisan bahan lunak pada
permukaan gigi yang terdiri dari mucin, bakteri sisa-sisa makanan, berwarna
putih kehijauan sampai jingga (Priyono,B,1990). Berdasarkan hasil
pemeriksaan mengenai debris indeks. Responden dengan kategori debris indek
buruk sebesar 28 %, kategori sedang 52 %, sedangkan yang baik hanya 20 %.
Kondisi ini berarti bahwa kebersihan mulut responden cenderung buruk yang
menandakan banyak sisa-sisa makanan yang yang masih menempel pada
permukaan gigi. Bila kondisi ini terus dibiarkan maka cenderung akan timbul
karies. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukaan oleh Priyono, B (1990)
32
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 34/48
34
jika angka debris indeks buruk maka didalam gigi orang tersebut banyak sisa
makanan sehingga kemungkinan terjadinya karies besar.
Pengukuran kalkulus indeks dilakukan untuk mengetahui endapan
pada permukaan gigi yang mengalami kalsifikasi keras, warna putih sampai
hijau kecoklatan. Berdasarkan pemeriksaan mengenai kalkulus indek,
sebanyak 38 % responden memiliki kategori kalkulus indeks buruk, 47 %
responden dalam kategori sedang, dan yang paling sedikit 15 % responden
dalam kategori baik.
Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa responden cenderung
memiliki kalkulus dalam kategori buruk, dengan ditandai banyaksnya endapan
keras berwarna putih sampai hijau kecoklatan, hal tersebut berarti banyak sisa
makanan yang mengendap dan akibatnya kecenderunagn terkena karies juga
besar.
Dari hasil pemeriksaan melalui pengukuran OHI-S (Hasil Pemeriksaan
Debris dan Calkulus Indeks) didapatkan bahwa untuk kategori OHI-S yang
buruk sebesar 38 %, kategori sedang 47 %, dan baik 15 %. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa kecenderungan untuk terjadi karies di wilayah Desa
Tlogo tinggi, sehingga nilai OHIS yang tinggi ikut menjadikan indikator
mudahnya terkena karies pada gigi. Karena OHIS merupakan hasil
penjumlahan dari debris indeks dan calkulus indeks sehingga dapat dikatakan
jika nilai debris indeks atau calkulus indeks pada diri seseorang buruk maka
otomatis nilai OHIS atau kebersihan gigi dan mulutnya juga buruk. Hal
tersebut sesuai dengan yang dikatakan Efendi, dkk (1983) bahwa memelihara
keberihan mulut mutlak diperlukan untuk mencegah timbulnya karies gigi.
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 35/48
35
Pemeriksaan selanjutnya untuk mengetahui pH saliva. pH saliva juga
sebagai faktor penentu bagi seseorang mudah terkena karies atau tidak. Saliva
mempunyai peranan penting dalam melindungi gigi dari karies. Sekresi saliva
akan membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak
menjadi kering. Saliva membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan
sehingga bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak. Mineral-mineral
dalam saliva membantu proses remineralisasi email gigi. Saliva memiliki efek
buffer (menjaga agar suasana dalam mulut tetap netral), dimana air liur
cenderung mengurangi keasaman plak yang disebabkan oleh gula. Didalam
saliva terdapat komponen yang dapat mencegah terjadinya karies gigi.
Kelenjar saliva yang berfungsi baik dengan kombinasi dengan kebersihan
mulut yang baik adalah sangat penting untuk melindungi gigi terhadap karies.
Hasil pemeriksaan pH saliva pada masyarakat desa Tlogo kecamatan Tuntang.
Dapat diketahui bahwa responden mempunyai pH normal (hijau) sebesar 22
%, pH asam sebesar 43 %, dan responden dengan pH cenderung asam
(kuning) sebesar 35 %. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki pH asam. Sehingga kencenderungan terjadi karies
tinggi. Hal tersebut dikarenakan asam akan merusak enamel, membuat enamel
keropos sehingga lambat laun akan terjadi lubang gigi. Kerusakan pada
enamel ini terjadi karena asam melarutkan mineral dari email (demineralisasi),
kemudian akan terjadi karies gigi atau gigi berlubang (Kidd, 1992).
Selain faktor dari dalam terjadinya karies juga disebabkan oleh
berbagai faktor dari luar menurut Hendrik L Blum ( dalam Notoadmojo, 2003)
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 36/48
36
mengatakan bahwa ada 4 faktor utama yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat.
1. Faktor Perilaku
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 88 % responden biasa
mengkonsumsi makanan manis melekat seperti cokelat, roti dan permen.
Sehingga kecenderungan terjadi karies tinggi. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikatakan oleh Nio (1992), konsumsi makanan karbohidrat yang
tinggi merupakan energi bagi kuman sehingga memicu timbulnya plak
yang berisiko pada karies. Kebiasaan menggosok gigi masyarakat pada
waktu yang tidak tepat yaitu 60 % pada waktu pagi bangun tidur dan
waktu mandi, sehingga memungkinkan kotoran / makanan sehabis makan
masih menempel di gigi. Menurut wycoff (1980) cara dan waktu
menggosok gigi yang tidak benar akan menyebabkan bertambahnya
karies. Guna meningkatkan status kesehatan gigi masyarakat diperlukan
upaya preventif dengan memeriksakan gigi secara rutin, tetapi 75 %
responden baru memeriksakan gigi ketika sakit. Sehingga hanya dapat
ditangani secara kuratif saja yang sebetulnya kurang efektif , karena
memerlukan biaya dan waktu yang banyak.
2. Faktor Keturunan
Keturunan merupakan faktor penyebab terjadinya karies. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada 19 responden yang memiliki susunan gigi
berjejal, sedangkan yang mempunyai ayah/ibu dengan susunan gigi
berjejal ada 20 responden. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
responden yang mempunyai gigi berjejal ternyata berasal dari keturunan
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 37/48
37
(ayah/ibu) dengan gigi berjejal pulau. Sehingga dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa gigi yang tidak teratur letaknya dalam lengkung rahang
menyebabkan permukaan interproksimalnya tidak pada satu titik. Keadaan
ini mempermudah makanan untuk menyelinap dan jika tidak dibersihkan
dengan cara sikat gigi yang benar maka gigi menjadi tempat bersarangnya
sisa makanan dan kuman (Tarigan, 1995).
3. Faktor Pelayanan Kesehatan
Jarak tempuh responden dari rumah ketempat pelayanan kesehatan relatif
jauh yaitu 40 responden lebih dari 5 km sehingga responden memilih
berobat ke alternatif ( beli obat warung ) daripada ke tenaga kesehatan.
Selain itu alasan ekonomi juga berpengaruh terhadap akses ke pelayanan
kesehatan gigi menyebabkan 30 responden memilih biaya yang murah,
dengan membeli obat di warung. Hal ini mengakibatkan keadaan sosial
ekonomi, pendidikan, makanan, cara pencegahan karies dan jangkauan
pelayanan kesehatan gigi berbeda pada setiap orang tersebut (Powel, 1980
et Suwelo, 1992).
4. Faktor Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang penting pengaruhnya terhadap terjadinya
karies antara lain air yang diminum, kultur sosial ekonomi penduduk.
Penghasilan dan pendidikan
Faktor lingkungan yang pertama adalah tingkat pendidikan. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan
penduduk sebagian besar masih rendah yaitu sebanyak 43 % responden
hanyalah tamatan SD, dan hanya 2 % penduduk yang sudah menempuh
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 38/48
38
pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Rendahnya tingkat
pendidikan mempengaruhi seseorang sulit dalam menerima informasi,
dikarenakan pengetahuan yang dimiliki rendah. Hal tersebut sesuai dengan
yang dikatakan oleh Azwar, A (1998) bahwa seseorang yang memiliki
tingkat pendidikan yang rendah maka cenderung memiliki pengetahuan
kesehatan gigi yang rendah, akibatnya akan mengkonsumsi makanan yang
tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya gigi. Selain itu
faktor yang mempengaruhi tingginya karies adalah responden sebagian
besar adalah ibu rumah tangga yaitu sebesar 53 %, sehingga otomatis
mereka kurang bergaul dengan banyak orang dan informasi pengetahuan
untuk meningkatkan kualitas kesehatan mereka menjadi rendah.
Faktor lingkungan yang kedua adalah status sosial ekonomi, berdasarkan
hasil penelitian 45 % responden berprofesi sebagai buruh, dan hanya 25 %
responden yang memiliki pengahasilan diatas atau standart UMR.
Berdasarkan hal tersebut status ekonomi penduduk desa Tlogo tergolong
rendah. Keadaan ekonomi rendah sangat mempengaruhi terhadap daya
beli masyarakat. Daya beli masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pokok
saja pas-pasan, maka cenderung mengesampingkan kebutuhan lainnya
khususnya akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
Faktor yang ketiga adalah sumber air yang di gunakan responden 68%
memakai air yang berasal dari sumur. Berdasarkan pemeriksaan laborat
kondungan Fluor pada air sumur 0,00 ppm (Fluor optimal 1.00 ppm)
sehingga mendukung timbulnya karies pada penduduk di wilayah desa
Tlogo. Hasil penelitian pada air minum yang diperdagangkan sebagai air
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 39/48
39
mineral (lebih dari 12 merek dagang), menunjukkan kadar fluoridanya
rata-rata 0.07 ppm. Keadaan tersebut dapat merupakan salah satu faktor
pemicu tingginya angka karies di Indonesia (Depkes RI, 2000). Selain
dalam air minum flour juga terdapat dalam makanan seperti pada tanaman
ikan, hasil ternak, makanan dari laut, dan teh kering ( anonim, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian hanya 20 % responden yang biasa
mengkonsumsi makanan yang mengandung fluor. Sedikitnya responden
yang biasa mengkonsumsi makanan yang mengandung fluor tersebut,
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya karies pada penduduk
desa Tlogo. Dapat diketahui sebelumnya bahwa, status ekonomi penduduk
desa Tlogo tergolong rendah. (pekerjaan terbanyak sebagai buruh). Hal ini
mengakibatkan keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan, cara
pencegahan karies dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi berbeda pada
setiap orang tersebut ( Suwelo, 1992).
B. Rencana Penanggulangan Kasus Karies Gigi
Penanggulangan Karies Pada komunitas Dengan Upaya Promotif, Preventif
Berdasarkan visi Indonesia sehat 2010 dimana salah satu strateginya adalah
Paradigma Sehat. Di bidang kesehatan gigi strategi Paradigma Sehat dengan
pendekatan yang efektif dan efisien yaitu Primary Oral Health Care sangat
tepat untuk meningkatkan status kesehatan gigi masyarakat, dengan prinsip-
prinsip (Depkes RI, 2004) :
Pemerataan Jangkauan
Sesuai dengan prinsip pemerataan jangkauan upaya promotif preventif
kesehatan gigi dilaksanakan secara terpadu sebagai bagian integral dari
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 40/48
40
upaya kesehatan lain yang mempunyai pendekatan PKMD, melaui jalur
keluarga maupun jalur sekolah (Posyandu, UKS).Peluang lain untuk
mengintegrasikan penyuluhan kesehatan gigi adalah melalui kegiatan
polindes, TPQ, Remaja Husada, Poskestren, dsb.
Melibatkan peran serta masyarakat
Derajat kesehatan gigi masyarakat yang optimal bisa dicapai bila keluarga
sebagai kelompok masyarakat terkecil telah mempunyai pengetahuan,
kesedaran, kemampuan dan kemauan pemeliharaan kesehatan gigi yang
baik. Diperlukan partisipasi aktif dari motivator (key person) di
masyarakat seperti : Tim penggerak PKK, Guru, Kader kesehatan gigi
terlatih / kader UKGMD dan Tokoh masyarakat lainnya.
Terfokus Pada Upaya Pencegahan
Kegiatan diutamakan pada upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan
gigi, antara lain sikat gigi masal. Menyikat gigi dengan pasta gigi yang
mengandung fluor optimal (1.00 ppm) dengan cara, dan waktu yang tepat
bermanfaat untuk menghilangkan bakteri, menguatkan gigi dan
menyegarkan nafas. Kontrol diet dengan mengurangi makanan yang manis
manis dan banyak mengkonsumsi makanan buah-buahan berserat dan
berair.
Pendekatan Multi Sektor
Agar upaya promotif preventif kesehatan gigi menjadi bagian integral dari
upaya kesehatan lainnya, perlu dilaksanakan edukasi (Pendidikan
kesehatan gigi) atau pendekatan pada lintas program dan lintas sektor dari
Kelurahan sampai tingkat RT.
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 41/48
41
Penerapan Teknologi Tepat Guna
Penggunaan tanaman obat untuk keluarga (Toga) tanaman asli Indonesia
yang berkhasiat untuk kesehatan gigi dan mulut. Misalnya teh
mengandung kadar fluor yang tinggi, Sirih, Saga, Kulit Kemuning
mengandung zat yang berkasiat untuk pencegahan maupun pengobatan
penyakit gigi.
C. Pelaksanaan
Kegiatan : Penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut
Sasaran : Masyrakat Desa Tlogo
Tempat : Balai Desa Tlogo
Tanggal : 8 Novmber 2009
Hasil Kegiatan :
a. Input : 100 % responden hadir
b. Proses : tanya jawab, komunikasi baik
c. Output :
• Peserta mampu menjawab pertanyaan
• Mendempnstrasikan cara menyikat gigi yang
benar sebanyak 10 orang
Kegiatan : Pemeriksaan OHI-S, DMFT, pH
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 42/48
42
Sasaran : Masyrakat Desa Tlogo
Tempat : Balai Desa Tlogo
Tanggal : 8 Novmber 2009
Hasil Kegiatan :
d. Input : 100 % responden hadir
e. Proses : pemeriksaan tanya jawab, komunikasi baik
f. Output :
• peserta mengetahui kondisi gigi dan mulut
yang dimilikinya sebanyak 60 responden
• peserta mengetahui tingkat keasaman dalam
mulutnya yaitu sebanyak 60 responden
D. Hambatan
1. Study kasus diambil secara acak sehingga mengabaikan jenis kelamin dan
umur, dimana umur dan jenis kelamin mempengaruhi terjadinya karies.
2. Sebagian besar responden bekerja sebagai buruh pabrik, tani, dagang,
sehingga peneliti susah mencari waktu untuk bertemu dengan responden.
3. Pada pelaksanaan dan upaya penanggulangan kasus, adanya keterbatasan :
a. Waktu wawancara dan pemeriksaan kepada responden tidak lama
karena mengingat aktifitas dari responden tersebut, sehingga hasilnya
belum maksimal.
b. Pada saat penyuluhan tidak semua masyarakat mengikuti sampai
selesai
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 43/48
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari survey kesehatan gigi kasus karies pada
masyarakat Desa Tlogo Kecamatan Tuntang dapat disimpulkan :
1. Sebagian besar responden adalah tamatan SD,
dan berprofesi sebagai buruh
2. Prevalensi karies masyrakat desa Tlogo
tergolong tinggi yaitu 85 %
3. Hasil pemeriksaan DMF-T menunjukkan rata-
rata masyarakat dalam keadaan rendah yaitu 5,35
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 44/48
44
4. Dari hasil pemeriksaan debris indeks, calkulus
indeks, dan OHI-S ternyata status kebersihan gigi dan mulut masyrarakat
desa Tlogo tergolong buruk yaitu sebesar 40 % responden memiliki OHI
5. Keadaan pH saliva yang dimiliki oleh
masyarakat desa Tlogo Kecamatan Tuntang sebagian besar bersifat asam
43 %
6. Berdasarkan faktor perilaku sebagian besar
masyarakat 60 % menggosok gigi pada waktu yang tidak tepat , dan juga
faktor kebiasaan makan selingan / ngemil jenis karbohidrat 88 %
responden biasa mengkonsumsi cemilan.
7. Dari 19 responden yang mempunyai susunan
gigi berjejal ternyata sebagian besar ayah ibu mereka juga memiliki
susunan gigi berjejal pula
8. Jarak tempuh responden dari rumah ketempat
pelayanan kesehatan tergolong jauh yaitu 40 responden memiliki jarak
lebih dari 5 km ke tempat pelayanan kesehatan, sehingga responden
memilih berobat ke alternatif ( beli obat warung ) yaitu sebanyak 30
responden.
9. Untuk faktor dari lingkungan yaitu air yang
dikomsumsi setiap hari, 68 % responden mengkonsumsi air yang berasal
dari sumur, beradasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium kandungan
Fluor pada air sumur 0.00 ppm. Hal ini yang menyebabkan prosentase
angka karies tinggi (Suwelo, 1992).
43
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 45/48
45
Selain itu hanya 20 % responden yang biasa mengkonsumsi makanan yang
mengandung fluor. Sedikitnya responden yang biasa mengkonsumsi
makanan yang mengandung fluor tersebut, merupakan salah satu faktor
penyebab terjadinya karies
10.Upaya promotif dan preventif yang dilakukan antara lain dengan
penyuluhan kesehatan gigi melalui kegiatan polindes, TPQ, Remaja
Husada, Poskestren. sikat gigi masal. Usaha pencegahan dengan menyikat
gigi dengan pasta gigi yang mengandung fluor optimal (1.00 ppm), kontrol
diet, penerapan teknologi tepat guna dengan menanam tanaman yang
berkhasiat untuk kesehatan gigi dan mulut.
Dari uraian di atas, penyakit gigi merupakan masalah kesehatan yang belum
disadari sepenuhnya oleh masyarakat luas. Hal ini terjadi karena adanya
anggapan bahwa penyakit gigi bukan merupakan penyakit yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan karena tidak dapat menyebabkan penderita
meninggal dunia.
Untuk itu upaya promotif dan preventif adalah upaya penanggulangan
yang paling efektif dan murah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap penyakit gigi dan mulut sangat diperlukan. Sehingga
diharapkan masyarakat mampu merubah perilaku agar tidak terjadi
peningkatan kejadian (insidensi / prevalensi) penyakit gigi dan mulut yang
berakibat pada dampak psikologis dan sosial di masyarakat (Suwelo, 1992)
B. Saran
a. Untuk masyarakat
Lakukan upaya pencegahan terhadap kesehatan gigi dan mulut yaitu :
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 46/48
46
1. Setiap hari supaya rajin
menyikat gigi pada waktu yang tepat sesudah sarapan dan sebelum
tidur malam.
2. Gunakan sikat gigi berbulu
halus dan pasta gigi berfluor.
3. Sikatlah seluruh permukaan
gigi selama 2 menit, dan berkumur cukup 1 kali.
4. Kurangi makan makanan
bergula dan lengket (tidak lebih dari 2 kali diantara waktu makan).
5. Makan buah-buahan berserat
dan berair sebagai pencuci mulut.
6. Melakukan kontrol gigi
minimal 6 bulan sekali.
b. Untuk petugas kesehatan
1. Petugas kesehatan gigi agar lebih aktif dalam meningkatkan pembinaan
pada masyarakat desa wilayah kerja.
2. Adanya kader UKGMD disetiap posyandu di wilayah kerja terutama
pada posyandu di desa Siaga (48 Posyandu).
3. Penyegaran pelatihan kader UKGMD sebaiknya diadakan setiap tahun
sekali agar kaderisasi tetap ada dan terbentuk.
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 47/48
47
5/6/2018 TA Terbaru - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ta-terbaru 48/48
48