documentt2

2
Karena metabolit tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran zat antara osteosit dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melalui kanalikuli (L. canalis, saluran), yang merupakan celah-celah silindris halus, yang menerobos matriks (Gambar 8-2). Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi lapisan- lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik—endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada permukaan luar. Karena keras, tulang sukar dipotong dengan mikrotom, dan diperlukan teknik khusus untuk mempelajarinya. Salah satu teknik umum yang memungkinkan pengamatan terhadap sel- sel dan matriks organiknya didasarkan pada dekalsifikasi tulang yang diawetkan dengan bahan fiksasi standar. Mineralnya dihilangkan dengan perendaman tulang dalam larutan yang mengandung zat pengikat-kalsium (misalnya asam etilendiamintetraasetat EDTA]). Jaringan dekalsifikasi tersebut kemudian iipendam, dipotong, dan dipulas. SEL TULANG Ofteoblas x . .--'-. Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen :rganik matriks tulang (kolagen tipe I, proteoglikan, dan slikoprotein). Deposisi komponen anorganik dari tulang ;uga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis (Gambar 8-3). Bila 3Steoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas 'memiliki sentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya menurun, sel tersebut nenjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya ikan berkurang. Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh natriks yang baru terbentuk dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna iihuni osteosit beserta juluran- julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur. Selama sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara aktif menyintesis protein untuk dikeluarkan. Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi. Komponen matriks disekresi pada permukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang yang lebih "tua", dan menghasilkan lapisan matriks baru (namun belum berkapur), yang disebut osteoid, di antara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk (Gambar 8-3). Proses ini, yaitu aposisi tulang, dituntaskan dengan pengendapan garam- garam kalsium ke dalam matriks yang baru terbentuk. Osteosit Osteosit, yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna (Gambar 8-3) yang terletak di antara lamela-lamela matriks (L. dari lamina, daun). Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna. Kanalikuli matriks silindris yang tipis, mengandung tonjolan-tonjolan sitoplasma osteosit. Tpnjolan dari sel-sel yang berdekatan saling berkontak melalui taut rekah (gap junction) dan molekul- molekul berjalan melalui struktur ini dari sel ke sel. Sejumlah molekul bertukar tempat dari osteosit dan pembuluh darah melalui sejumlah kecil substansi ekstrasel yang terletak di antara osteosit (dengan tonjolan-tonjolannya) dan matriks tulang. Pertukaran ini menye- diakan nutrien kira-kira untuk 15 sel yang sederet. Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebut memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar (Gambar 8-1) dan kompleks Golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel- sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks tersebut. Osteoklas Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar (Gambar 8-4) mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih). Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal

Upload: linapratiwi825

Post on 28-Nov-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

t

TRANSCRIPT

Page 1: Documentt2

Karena metabolit tidak dapat berdifusi melalui matriks tulang yang telah mengapur, pertukaran zat antara osteosit dan kapiler darah bergantung pada komunikasi melalui kanalikuli (L. canalis, saluran), yang merupakan celah-celah silindris halus, yang menerobos matriks (Gambar 8-2).

Permukaan bagian luar dan dalam semua tulang dilapisi lapisan-lapisan jaringan yang mengandung sel-sel osteogenik—endosteum pada permukaan dalam dan periosteum pada permukaan luar.

Karena keras, tulang sukar dipotong dengan mikrotom, dan diperlukan teknik khusus untuk mempelajarinya. Salah satu teknik umum yang memungkinkan pengamatan terhadap sel-sel dan matriks organiknya didasarkan pada dekalsifikasi tulang yang diawetkan dengan bahan fiksasi standar. Mineralnya dihilangkan dengan perendaman tulang dalam larutan yang mengandung zat pengikat-kalsium (misalnya asam etilendiamintetraasetat EDTA]). Jaringan dekalsifikasi tersebut kemudian iipendam, dipotong, dan dipulas.

SEL TULANG

Ofteoblas x . . - - ' - .

Osteoblas bertanggung jawab atas sintesis komponen :rganik matriks tulang (kolagen tipe I, proteoglikan, dan slikoprotein). Deposisi komponen anorganik dari tulang ;uga bergantung pada adanya osteoblas aktif. Osteoblas hanya terdapat pada permukaan tulang, dan letaknya bersebelahan, mirip epitel selapis (Gambar 8-3). Bila 3Steoblas aktif menyintesis matriks, osteoblas 'memiliki sentuk kuboid sampai silindris dengan sitoplasma basofilik. Bila aktivitas sintesisnya menurun, sel tersebut nenjadi gepeng dan sifat basofilik pada sitoplasmanya ikan berkurang.

Beberapa osteoblas secara berangsur dikelilingi oleh natriks yang baru terbentuk dan menjadi osteosit. Selama proses ini, terbentuk rongga yang disebut lakuna. Lakuna iihuni osteosit beserta juluran-julurannya, bersama sedikit matriks ekstrasel yang tidak mengapur.

Selama sintesis matriks berlangsung, osteoblas memiliki struktur ultra sel yang secara aktif menyintesis protein untuk dikeluarkan. Osteoblas merupakan sel yang terpolarisasi. Komponen matriks disekresi pada per-mukaan sel, yang berkontak dengan matriks tulang yang lebih "tua", dan menghasilkan lapisan matriks baru (namun belum berkapur), yang disebut osteoid, di antara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk (Gambar 8-3). Proses ini, yaitu aposisi tulang, dituntaskan dengan pengendapan garam-garam kalsium ke dalam matriks yang baru terbentuk.

Osteosit

Osteosit, yang berasal dari osteoblas, terletak di dalam lakuna (Gambar 8-3) yang terletak di antara lamela-lamela matriks (L. dari lamina, daun). Hanya ada satu osteosit di dalam satu lakuna. Kanalikuli matriks silindris yang tipis, mengandung tonjolan-tonjolan sitoplasma osteosit. Tpnjolan dari sel-sel yang berdekatan saling berkontak melalui taut rekah (gap junction) dan molekul-molekul berjalan melalui struktur ini dari sel ke sel. Sejumlah molekul bertukar tempat dari osteosit dan pembuluh darah melalui sejumlah kecil substansi ekstrasel yang terletak di antara osteosit (dengan tonjolan-tonjolannya) dan matriks tulang. Pertukaran ini menye-diakan nutrien kira-kira untuk 15 sel yang sederet.

Bila dibandingkan dengan osteoblas, osteosit yang gepeng dan berbentuk-kenari tersebut memiliki sedikit retikulum endoplasma kasar (Gambar 8-1) dan kompleks Golgi serta kromatin inti yang lebih padat. Sel-sel ini secara aktif terlibat untuk mempertahankan matriks tulang, dan kematiannya diikuti oleh resorpsi matriks tersebut.

Osteoklas

Osteoklas adalah sel motil bercabang yang sangat besar. Bagian badan sel yang melebar (Gambar 8-4) mengandung 5 sampai 50 inti (atau lebih). Pada daerah terjadinya resorpsi tulang, osteoklas terdapat di dalam lekukan yang terbentuk akibat kerja enzim pada matriks, yang dikenal

Page 2: Documentt2

Osteoklas Mesenkim Matriks yang baru

Osteoblas Osteosit \ Matriks tulang dibentuk (osteoid)

Gambar 8-3. Kejadian-kejadian selama osifikasi intramembranosa. Osteoblas menyintesis kolagen, yang membentuk seberkas matriks yang "menjerat" sel-sel. Sewaktu hal ini terjadi, osteoblas berdife-rensiasi secara bertahap menjadi osteosit. Bagian bawah gambar memperlihatkan sebuah osteoblas yang terperangkap dalam matriks tulang yang baru terbentuk.