syok hipovolemik pada operasi fraktur femur

Upload: astriapuspitasari

Post on 11-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Syok Hipovolemik Pada Operasi Fraktur Femur

TRANSCRIPT

Syok Hipovolemik pada Operasi Fraktur Femur

Syok Hipovolemik pada Operasi Fraktur FemurDisusun Oleh :Anggitia Nurlatifah Haque1310221001Sulaiman Nulhakim1310221039Kartika Purnama Sari1310221044Meily Rizkinta Putri1310221030

LAPORAN KASUS : IdentitasIdentitas PasienNama: Tn. PUmur : 17 tahunTanggal Lahir: 26 Februari 1997Jenis kelamin: Laki-lakiAlamat : Bringin 3/1 Bringin Kabupaten SemarangAgama : IslamStatus : Belum MenikahPekerjaan : PelajarPendidikan: SMATanggal masuk RSUD: 26 Februari 2014No.RM: 053767

AnamnesisKeluhan utama : Post KLLRiwayat Penyakit SekarangPB kiriman PKM dengan post KLL, sudah terpsang infus RL. Luka lecet di kaki kanan, sendi lutut kanan bengkak, nyeri. Luka robek di tangan kanan. GCS : E4M6V5Riwayat Penyakit Dahulu Post KLL 1 minggu yang lalu, tidak ada kelainan.Riwayat Penyakit Keluarga (-)Riwayat Operasi (-)Riwayat Pengobatan : Infus RLRiwayat Alergi (-)Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Tampak Sakit SedangKesadaran : Compos MentisVital sign Tekanan Darah: 110 / 70 mmHgNadi: 100 x/menitRespiration Rate: 20 x/menitSuhu: 36 0CStatus generalis Pemeriksaan ekstremitas :Warna kulit kuning langsat, turgor kenyal, akral hangat, sianosis (-), capillary refill < 2 detik. Terdapat luka lecet di kaki kanan, sendi lutut kanan bengkak, nyeri. Luka robek di tangan kanan.

Pemeriksaan PenunjangPEMERIKSAANHASILNILAI RUJUKANSATUANHEMATOLOGIDarah LengkapHemoglobin10,4 L11.5 14.5g/dLLeukosit24.8 H4.0 10.0RibuEritrosit3.66 L4.5 5.8JutaHematokrit30.5 L40 50%Trombosit263150 400RibuMCV83.382 98Mikro m3MCH28.4>= 27PgMCHC34.132 36g/dLRDW12.510 16%PCT0.2010.2 0.5%PDW11.610 18%CT BTClotting Time4.003 5Menit/detikBledding Time2.001 3Menit/detikGolongan Darah0-SEROLOGIHbsAgNon ReaktifNon ReaktifDiagnosisFraktur tertutup os femur 1/3 distal

PenatalaksanaanFarmakologiPremedikasiOndansetron 4 mg ivGastridin 50 mg ivInduksiBunascan 1 amp spinalKetamin 100 mg ivAnesfar 2 mg ivMaintenanceO2Hes 1 kolf ivEpedhrine 30 mg ivDexamethason 5 mg ivInfus 2 jalur :NaCl 2 kolfHes 1 kolfRL 2 kolf

Non Farmakologi: Tirah baring, puasa 6 jam sebelum operasi, pasang Dyspossible Catether (+), diet makan biasa (MB), rawat inap (pengawasan dan observasi).

Primary SurveyAirway (jalan napas)Sumbatan : benda asing (-), bronkospasme (-), lendir (-), darah (-), sputum (-).Auskultasi : ronki (-), wheezing (-), creacles (-)Breathing (Pernapasan)Sesak (-)RR = 20 x/menitIrama napas teratur, kedalaman dalam, batuk (-), sputum (-), bunyi napas dalam batas normal, ronki (-), wheezing (-), creacles (-), snoring (-).CirculationNadi : 106 x/menitTD : 100/70 x/menitSuhu : 37 oCIrama teratur, denyut sedang, akral hangat, warna kulit kemerahan, sianosis (-), cappilary refill < 3 detik, edema (-).

DisabbilityAVPU :Alert (+)Respon to Verbal (-)Pain (-)Unrespon (-)EvaluasiS : pasien mengeluh nyeri gerak kaki kananO : rontgen fraktur (+), infus RL, injeksi ketorolac 1 ampA : fraktur tertutup 1/3 distal os femurP : lanjut terapi, observasi post nyeri

Secondary SurveyPre OperasiTidak diperiksa karena pasien kelas 1.

Post OperasiB1 = Airway clear, RR = 20 x/menit, malampati IB2 = TD : 100/60 mmHg, N = 84 x/menit, akral hangat, sianosis (-)B3 = Kesadaran apatis, GCS : 13, E3M6V4B4 = urine jernih, darah (-)B5 = mual (-), muntah (-), BU (+)B6 = post orif fraktur femur 1/3 distal

SyokSyok adalah suatu keadaan yang gawat, dimana sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal menyalurkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke jaringan / organ vital (otak, jantung dan paru-paru).Klasifikasi SyokSyok hipovolemik.Syok hipovolemik adalah syok yang diakibatkan oleh kehilangan volume intravaskuler secara akut dan massif. Hal ini bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, plasma, cairan tubuh ataupun elektrolit.Syok Kardiogenik.Syok kardiogenik adalah syok yang diakibatkan oleh kelainan pada jantung, misalnya pada aritmia, infark miokardium, kelainan katup ataupun akibat obat-obat myocardial depressant.Syok Obstruktif.Syok obstruktif adalah syok yang diakibatkan oleh gangguan pengisian pada ventrikel kanan maupun kiri yang dalam keadaan berat bisa menyebabkan penurunan Cardiac Output. Hal ini biasa terjadi pada obstruksi vena cava, emboli pulmonal, pneumotoraks, gangguan pada pericardium (misalnya : tamponade jantung) Syok Distributif.Syok distributive adalah syok yang diakibatkan oleh adanya gangguan pada distribusi volume sirkulasi, baik karena perubahan resistensi pembuluh darah ataupun akibat perubahan permeabilitasnya. Hal ini biasa terjadi pada keadaan sepsis, anafilaktik ataupun neurogenik.Syok HipovolemikETIOLOGI1) Kehilangan darah atau syok hemoragik karena perdarahan yang mengalir keluar tubuh seperti hematotoraks, ruptura limpa, dan kehamilan ektopik terganggu.2) Trauma yang berakibat fraktur tulang besar, dapat menampung kehilangan darah yang besar. Misalnya, fraktur humerus menghasilkan 5001000 ml perdarahan atau fraktur femur menampung 10001500 ml perdarahan.3) Kehilangan cairan intravaskuler lain yang dapat terjadi karena kehilangan protein plasma atau cairan ekstraseluler, misalnya pada peritonitis, pankreatitis, dan gastroenteritis, terapi diuretik, krisis penyakit Addison, luka bakar (kombustio) dan anafilaksis.

Kekurangan volume darah sekitar 15 sampai 25 persen biasanya akan menyebabkan penurunan tekanan darah sistolik; sedangkan deficit volume darah lebih dari 45 persen umumnya fatal.

Manifestasi klinisSistim pernafasan : nafas cepat dan dangkalSistim sirkulasi : ekstremitas pucat, dingin, dan berkeringat dingin, nadi cepat dan lemah, tekanan darah turun bila kehilangan darah mencapai 30%. Sistim saraf pusat : keadaan mental atau kesadaran penderita bervariasitergantung derajat syok, dimulai dari gelisah, bingung sampai keadaantidak sadar.Sistim pencernaan : mual, muntahSistim ginjal : produksi urin menurun (Normalnya 1/2-1 cc/kgBB/jam)Sistim kulit/otot : turgor menurun, mata cowong, mukosa lidah kering.Individu dengan syok neurogenik akan memperlihatkan kecepatan denyut jantung yang normal atau melambat, tetapi akan hangat dan kering apabila kulitnya diraba.

Manifestasi klinisGejala ObyektifPernapasan cepat & dangkalNadi cepat dan lemahAkral pucat, dingin & lembabSianosis : bibir, kuku, lidah & cuping hidungPandangan hampa & pupil melebar

Gejala SubyektifMual dan mungkin muntahRasa hausBadan lemahKepala terasa pusing

Patofisiologi Syok tebagi menjadi 3 faseFase KompensasiPenurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa sehingga timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan gangguan seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokonstriksi untuk menaikkan aliran darah ke jantung, otak dan otot skelet dan penurunan aliran darah ke tempat yang kurang vital. 2. Fase progresifTerjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi kebutuhan tubuh. Faktor utama yang berperan adalah jantung. Curah jantung tidak lagi mencukupi sehingga terjadi gangguan seluler di seluruh tubuh. Pada saat tekanan darah arteri menurun, aliran darah menurun, hipoksia jaringan bertambah nyata, gangguan seluler, metabolisme terganggu, produk metabolisme menumpuk, dan akhirnya terjadi kematian sel.3. Fase irreversibelKarena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya ireversibilitas syok. Gagal sistem kardiorespirasi, jantung tidak mampu lagi memompa darah yang cukup, paru menjadi kaku, timbul edema interstisial, daya respirasi menurun, dan akhirnya anoksia dan hiperkapnea

KomplikasiKegagalan multi organ akibat penurunan alilran darah dan hipoksia jaringan yang berkepanjangan.Sindrom distress pernapasan dewasa akibat destruksi pertemuan alveolus kapiler karena hipoksia.DIC (Koagulasi intravascular diseminata) akibat hipoksia dan kematian jaringan yang luas sehingga terjadi pengaktifan berlebihan jenjang koagulasi.PenatalaksanaanPastikan jalan nafas pasien dan nafas dan sirkulasi dipertahankan. Beri bantuan ventilator tambahan sesuai kebutuhan.Perbaiki volume darah sirkulasi dengan penggantian cairan dan darah cepat sesuai ketentuan untuk mengoptimalkan preload jantung, memperbaiki hipotensi, dan mempertahankan perfusi jaringan.Siapkan kantung darah untuk transfuse bila dibutuhkanKontrol hemoragi; hemoragi menyertai status syok. Lakukan pemeriksaan hematokrit sering bila dicurigai berlanjutnya perdarahanPasang kateter urine tidak menetap: catat pengeluaran urine setiap 15-30 menit, volume urine menunjukkan keadekuatan perfusi ginjal.Lakukan pemeriksaan fisik cepat untuk menentukan penyebab syok.Tinggikan kaki sedikit untuk memperbaiki sirkulasi serebral lebih baik dan mendorong aliran darah vena kembali kejantung (posisi ini kontraindikasi pada pasien dengan cidera kepala). Hindarkan gejala yang tidak perluBerikan obat khusus yang telah diresepkan (misalnya inotropik seperti dopamen) untuk meningkatkan kerja kardiovaskuler.Dukung mekanisme devensif tubuhFrakturDefinisiFraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenid dan luasnya trauma.EtiologiTrauma langsung : benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut.Trauma tidak langsung : tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area benturan.Fraktur patologis : fraktur yang disebabkan trauma yang minimal atau tanpa trauma. Contoh fraktur patologis : Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang dan trauma tulang.

KlasifikasiBerdasarkan komplit atau ketidak klomplitan fraktur.Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.Fraktru Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh penampang tulang seperti:Hair Line Fraktur (patah seperti helai rambut)

Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga.Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan).Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luarFraktur Terbuka (Open/Compound),bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.Berdasarkan jumlah garis patah.Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.FrakturMultiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.FrakturUndisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang yangjuga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:Dislokasi ad longitudinam cum contractionum (pergeseran searahsumbu dan overlapping).Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh).

Berdasarkan posisi frakurSebatang tulang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 1/3 proksimal, 1/3 medial, dan 1/3 distalFraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.Padafraktur tertutupada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan lunak sekitarnya.Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

Manifestasi KlinisNyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.Deformitas dapat disebabkan pergeseran fragmen pada fraktur lengan dan eksremitas. Deformitas dapat di ketahui dengan membandingkan dengan ekstremitas normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melengketnya obat.Pemendekan tulang, karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur. Fragmen sering saling melingkupi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5,5 cmKrepitasi yaitu pada saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang. Krepitasi yang teraba akibat gesekan antar fragmen satu dengan lainnya.Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru terjadi setelah beberapa jam atau beberapa hari setelah cedera.

PenangananPada prinsipnya penangganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi dan pengembalian fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulangpada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Traksi, dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.Reduksi terbuka , dengan pendekatan pembedahan, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi internal dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang solid terjadi.Imobilisai fraktur, setelah fraktur di reduksi fragmen tulang harus di imobilisasi atau di pertahankan dalam posisi dan kesejajaranyang benar sampai terjadi penyatuan. Immobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi eksternal atau inernal. Fiksasi eksternal meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinui, pin dan teknik gips atau fiksator eksternal. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi, segala upayadiarahkan pada penyembuhan tulang dan jaringan lunak

KETAMINEKetamine adalah derivat fensiklidin, yang menghasilkan anestesi disosiatif yang menyerupai keadaan kateleptik dimana mata pasien tetap terbuka dengan nistagmus lambat. Pada saat yang sama pasien tidak dapat berkomunikasi, terjadi amnesia dan analgesia yang sangat baik.Disebut juga dengan anestesi dissosiative, menyebabkan terjadinya delirium, halusinasi.Meningkatkan tekanan darah : sistolik 23% dari base line.Heat rate meningkat, kadang-kadang timbul aritmia.Hypersekresi.

IndikasiPembedahan singkat dan indikasi pada penderita dengan tekanan darah yang rendah.Penderita yang beresiko, seperti asthma.Untuk analgesik dan anestesi pada obstetrik.

Mekanisme kerja :Berinteraksi dengan reseptor N0metil-D-aspartat (NMDA), reseptor opioid, reseptor monoaminergik, reseptor muskarinik, dan saluran voltage sensitive ion calcium. Ketamine tidak berinteraksi dengan GABA.

FarmakokinetikDaya larut dalam lemak tinggi membuat transfer obat ini melewati sawar darah otak dan menghasilkan anestesi.Absorpsi : cepat terutama dengan kaya darahBiotransformasi : di hati dan efek akhir redstribusi dari otak ke jaringan.Waktu paruh 7 11 menitEliminasi 2 3 jam, 90% melalui urineIV, kadar plasma tertinggi 1 menitIM, kadar plasma tertinggu 5 menit.

Penggunaan KlinisInduksi dicapai dengan pemberian ketamin 1 3 mg/kgBB IV, 9 11 mg/kgBB IM.OOA 30 detik IV, 2 4 menit IM.DOA 10 20 menit IV, tetapi memerlukan waktu 60 90 menit untuk berorientasi penuh.1 3 menit setelah penyuntikan ketamin operasi dapat dimulai.

Anesfar (Midazolam)Golongan Benzodiazepin. Obat induksi tidur jangka pendek atau premedikasi, pemeliharaan anestesi, bekerja cepat dan karena transformasi metaboliknya cepat dan lama kerjanya singkat, bekerja kuat menimbulkan sedasi dan induksi tidur. Setelah pemberian IM, IV terjadi amnesia anterograde.

FarmakokinetikOOA 30 detik 1 menit IV, 15 menit IM.Efek puncak /; IV 3 5 menit, IM 15 30 menit.DOA 15 80 menit IV/IM.Diabsorbsi di jaringan otot dengan cepat sempurna.Konsentrasi plasma maksimum dicapai dalam 30 menit.Disekresi melalui hati sebanyak 40 50 %.50 70 % dari dosis dielminasi melalui ginjal.Menembus plasenta dan memasuki sirkulasi janin. Ada petunjuk bahwa midazolam dieksresi dalam air susu manusia.

IndikasiPremedikasi, sedasi, obat induksi.Suplementasi anestesi, supresi aktifitas kejang.

KontraindikasiHipersensitif terhadap benzodiazepin.Insufisrensi paru-paru akut, depresi pernapasan.

Penggunaan KlinisPre-med 0,03 0,04 mg/kg IV.Sedasi 0,5 5 mg (0,025 0,1 mg/kg) IV.1 1,25 mg IV dapat digunakan untuk sedasi pada regional juga pada prosedur terapi yang singkat.Induksi anestesi 0,1 0,4 mg/kgBB IV (50 350 g/kg).IV 1 mg dalam 30 detik untuk sedasi basal. Efek obat timbul dalam 2 menit setelah penyuntikan.

Hati-hati memberikan midazolam secara infus/IV pada manula pasien hipovolemik, beresiko tinggi, dan penggunaan bersama sedatif atau narkotik lainnya, pasien dengan kegagalan fungsi ginjal kronis atau kegagalan fungsi hati, mengeliminasi lebih lambat.Jangan diberikan kepada ibu hamil dengan umur kehamilan 3 bulan pertama.EPHEDRINEObat ini dalah stimulator langsung dan -adrenergik dan membebaskan cathecholamine (adrenaline dan noradrenaline) dari tempat reseptor. Secara kimiawi ini adalah keturunan adrenaline.

FarmakodinamikObat ini menghambat penghancuran adrenaline dan noradrenaline sehingga mempertahankan kadar cathecholamin dalam darah tetap tinggi. Obat ini membebaskan noradrenaline pada ujung saraf dalam pembuluh darah

PenggunaanMemiliki keuntungan bahwa cardiac output dan venous return itu meningkat.Digunakan pada keadaan hipotensi, bronkospasme, heart block, carotid sinus, syndrome, urticaria, narcolepsy, enuresis, dan myastenia.Vasopresor dan bronkodilator.

DosisDosis 5 20 mg (100 200 g/kg) IV, IM 25 50 mg.Efek puncak IV 2 5 menit, IM < 10 menit, DOA IV/IM 10 60 menitBUPIVACAINEBupivacaine adalah obat anestesi lokal jenis amida yang memiliki masa kerja panjang dan mula kerja yang pendek. Seperti halnya anestesi lokal lainnya, bupivacaine akan menyebabkan blokade yang bersifat reversibel pada perambatan impuls sepanjang serabut saraf, dengan cara mencegah pergerakan ion-ion natrium melalui membran sel, ke dalam sel.Penggunaan bupivacaine untuk anestesi spinalEfek blokade motorik pada otot perut menjadian obat ini sesuai untuk digunakan pada operasi-operasi perut yang berlangsung sekitar 45 - 60 menit. Lama blokade motorik ini tidak melebih durasi analgesiknya.Larutan Bupivacaine hiperbarik yang digunakan pada anestesi spinal, pada saat awal penyebarannya di ruang sub-arachnoid, sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Selain itu, penyebarannya lebih mudah ke arah cephalad dibanding larutan isobarik, bahkan pada posisi horisontal sekalipun.

IndikasiAnestesi Intrathekal (sub-arachnoid, spinal) untuk pembedahanPembedahan di daerah perut selama 45 - 60 menit (termasuk operasi Caesar)Pembedahan dibidang urologi dan naggota gerak bawah selama 2- 3 jam

Kontra-indikasiHipersensitif terhadap anestesi lokal jenis amidaPenyakit akut dan aktif pada sistem saraf, seperti meningitis, poliomyelitis, perdarahan intrakranial, dan demyelinating, peningkatan tekanan intrakranial, adanya tumuor otak atau di daerah spinalStenosis spinal dan penyakit aktif (spondilitis) atau trauma (fraktur) baru pada tulang belakang.

DosisAnestesi spinal pada orang dewasa 7,5 - 20 mgPenyebaran anestesi tergantung pada beberapa faktor, termasuk di dalamnya volume larutan dan posisi pasien selama dan setelah penyuntikan ke rongga sub-arachnoid.

DexamethasoneDeksametason adalah glukokortikoid sintetik dengan aktivitas imunosupresan dan anti-inflamasi. Sebagai imunosupresan Deksametason bekerja dengan menurunkan respon imun tubuh terhadap stimulasi rangsang. Aktivitas anti-inflamasi Deksametason dengan jalan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk makrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.

Dosis:Dewasa:Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari (rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)Parenteral: 5 mg - 40 mg per hariUntuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.

FIMA HESHES adalah larutan koloid pengganti volume yang tidak mengandung hemoprotein. HES dipecah secara terus - menerus oleh amilase serum dan dieliminasi terutama melalui ginjal.

IndikasiTerapi hipovolemiaSyok karena pendarahan (syok hemoragik) misalnya pada tindakan bedah, trauma, luka bakarInfeksi (syok septik)