syawaluddin hutahean vol. 16 no.1.pub
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
1/10
39Vol. 16 No. 1 April 2009
Hutahaean
Abstrak
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai model refraksi gelombang denganmenggunakan potensial aliran gelombang nonlinier yaitu Hutahaean (2007c) dan (2008c). Adapun pengemban-
gan yang dilakukan adalah dengan mengerjakan persamaan muka air yang merupakan gabungan antarapersamaan kontinuitas dan persamaan kekekalan energi, Hutahaean (2005) dan (2007a) serta dengan menger-jakan persamaan momentum terbatas, Hutahaean (2008a) dan (2008b). Perkembangan yang dihasilkan adalah
bahwa terjadinya breakingganda yang jelas pada model, tetapi masih diperlukan koefisien breakingsebagai-
mana halnya dengan model terdahulu.
Kata-kata Kunci: Gelombang pecah, persamaan momentum terbatas, koefisienbreaking.
Abstract
This paper presents extended researches of earlier version about model of water wave refraction using nonlinier
flow potential, Hutahaean (2007c) and (2008c). The extension is the using of surface water equation, which issuperposition of continuity equation and energi conservation equation, and the working of limited momentumequation, Hutahaean (2008a) and (2008b). The improvement from the earlier version is that the model can show
double breaking clearly, but the model still need a breaking coefficient as the earlier models need.
Keywords: Wave breaking, limited momentum equation, breaking coefficient.
Model Refraksi-Difraksi Gelombang Air oleh Batimetri dengan
Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi
Syawaluddin Hutahaean
Kelompok Keahlian Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,Jl. Ganesha No. 10 Bandung 40132, E-mail: [email protected]
ISSN 0853-2982
Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa SipilJurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil
1. Pendahuluan
Penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian sebe-lumnya yang dilakukan penulis dalam mengembang-
kan model transformasi gelombang dari perairandalam menuju perairan dangkal, dimana transformasitersebut meliputi refraksi gelombang, yaitu
pembelokan arah gelombang oleh kontur batimetridasar perairan, difraksi yaitu penyebaran gelombang,shoaling yaitu pembesaran tinggi gelombang ketika
gelombang bergerak menuju perairan yang lebihdangkal dan breakingatau gelombang pecah, dimana
bagian yang paling mendapat perhatian dari penulisadalah pada pengembangan kemampuan model dalam
mensimulasikan gelombang pecah.
Hutahaean (2007b), mengembangkan persamaangelombang nonlinier dimana potensial alirangelombang mengandung fenomena breaking.Berdasarkan persamaan ini maka dikembangkanpersamaan gelombang nonlinier pada dasar perairan
miring, dengan menggunakan metoda dan persamaandasar yang sama dan diaplikasikan pada pemodelanrefraksi gelombang dengan menggunakan persamaanrefraksi dari Noda, Hutahaean (2007c). Model refraksigelombang yang dihasilkan dapat memodelkanbreaking, dengan sejumlah keterbatasan antara lain
breakingyang terjadi hanya satu kali, dan perubahan
tingi gelombang kurang kontinu. Meskipun breakingadalah suatu peristiwa yang cepat, tetapi perubahan
tinggi gelombang tetap kontinu.
Selanjutnya, dalam usaha memperbaiki fenomenabreaking pada model, Hutahaean (2008a)mengembangkan suatu persamaan gelombangnonlinier dengan merumuskan dan mengerjakanpersamaan keseimbangan momentum dimana padapersaman ini terdapat suatu koefisien yang disebut
dengan koefisien momentum. Pada penelitian tersebutdigunakan koefisien momentum berharga satu, namun
demikian persamaan gelombang nonliier yangdihasilkan membaik pada fenomena breaking- nya.
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
2/10
40 Jurnal Teknik Sipil
Model Refraksi-Difraks i Gelombang Air oleh Batimetri...
Hutahaean (2008b) memperbaiki koefisien momentumdengan mengggunakan pendekatan asimtotisgelombang panjang dari Dean (1984) dan
menggunakan persamaan keseimbangan momentumtersbut untuk merumuskan persamaan momentum arah
vertikal-z dan mengaplikasikannya pada persamaangelombang panjang dari Airy yang disempurnakanyang dikembangkan oleh Hutahaean (2005) dan(2007a), dan didapatkan perbaikan pada modelgelombang panjang tersebut. Dari hal ini makadikembangkan persamaan gelombang nonlinier dengan
mengerjakan persamaan keseimbangan momentumdengan koefisien momentum dirumuskan berdasarkan
persamaan gelombang nonlinier. Penyempurnaanlainnya pada perumusan persamaan gelombangnonlinier adalah dengan mengerjakan persamaan
kekekalan energi.
Pada Hutahaean (2008c), dikembangkan persamaanrefraksi-difraksi dengan menggunakan persamaankontinuitas dan persamaan momentum serta denganmenggunakan persamaan gelombang nonlinier sepertiyang digunakan pada model refraksi pada Hutahaean(2007c). Pada model ini terdapat perbaikan pada hasilbreaking-nya yaitu terlihat perubahan tinggi
gelombang yang kontinu, tetapi fenomena breakingberulang hanya muncul pada satu kasus saja, meskipundigunakan gelombang dengan perioda dan amplitudoyang sama. Pada penelitian ini pengembangan padapersamaan refraksi-difraksi dilakukan denganmengerjakan persamaan kekekalan energi. Jadi terdapatdua pengembangan baru pada penelitian ini yaitu padaperumusan persamaan gelombangnya dan persamaan
refraksi-difraksi-nya.
2. Perumusan Persamaan Gelombang
Nonliner
2.1 Perhitungan bilangan gelombang k
Perhitungan bilangan gelombang k, dilakukan denganmenggunakan analisis satu dimensi untuk gelombang
yang bergerak pada arah sumbu-, dengan sistem
sumbu seperti pada Gambar 1.
z
y
x
Gambar 1. Sistem sumbu yang digunakan
2.1.1 Persamaan potensial aliran
Potensial aliran gelombang yang bergerak pada arahsumbu-, berdasarkan Hutahaean (2007c) dan (2008a)
adalah
k= bilangan gelombang, h= kedalaman perairan, =frekuensi sudut = 2/ Tdan T= perioda gelombang, = sumbu horisontal dan z= sumbu vertikal. Pada per-samaan potencial aliran tersebut terdapat kendala yaitu
pada:
2.1.2 Persamaan untuk menghitung bilangan
gelombangk
Untuk menghitung bilangan gelombang k dikerjakanpersamaan momentum yang terbatas, Hutahaean
(2008a) dan (2008b), yaitu:
Dimana u adalah kecepatan horisontal pada arah-,w
adalah kecepatan vertikal-z sedangkan adalah
persamaan fluktuasi muka air terhadap muka air diam.Koefisien momentum cuadalah:
dengan potensial aliran dari Persamaan (1)
kepersamaan momentum, akan terdapat variabel k,G, G / dan G / t. Pada suku G / akan terdapatsuku / , selain itu pada persamaan momentum itu
sendiri terdapat variabel kemiringan muka air / .Yang terakhir adalah bahwa pada suku G / t akan
= tkxzGe kh sincos)( (1))()()( zhkzhk eez ++ += )()(1 )(
zhkzhk eez ++ = ;
(2)
)()()( ++ += hkhk ee ; )()(1 )( ++ = hkhk ee
(3)
=
h1
h1
+(4)
1=
h, maka = .
( )
+
+
222
1
wu
t
=
2
g
( )uc
wuztz 2
1
2
1 22
+
+
(5)
u
wcu =
Substitusi
=uz
w
=
dan
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
3/10
41Vol. 16 No. 1 April 2009
Hutahaean
terdapat variabel / t. Jadi terdapat 5 buah fungsiyang perlu dirumuskan sebelum dapat melakukan
perhitungan bilangan gelombang k, yaitu G, G / , G / t, / , dan / t.
2.1.3 Formulasi Gdan G /
Persamaan untuk G dan G / dirumuskan denganmenggunakan persamaan kontinuitas yang terintegrasiterhadap kedalaman, Hutahaean (2007b) (2007c) danHutahaean (2008a). Persamaan kontinuitas yang
terintegrasi terhadap kedalaman adalah:
teori gelombang linier yaitu = Acosk cost danpersamaan dikerjakan pada suatu kondisi dimana:
Persamaan untuk G / diperoleh denganmenurunkan persamaan untuk G, yaitu Persamaan(6).
Pada persamaan untuk G, Persamaan (6), terdapat
kandungan fenomena breakingyaitu pada harga F0. Penjelasan kandungan breaking pada persamaantersebut secara lengkap dapat dilihat pada Hutahaean
(2007b), (2007b) dan (2008a).
2.1.4 Formulasi persamaan untuk /t dan /
Persamaan untuk / t dan / diperoleh denganmenggunakan persamaan muka air dari Hutahaean(2005) dan (2007a), yang merupakan superposisi
antara persamaan kekekalan masa atau persamaankontinuitas dengan persamaan kekekalan energi.
Dengan metoda ini maka terdapat interaksi antarapersamaan kontinuitas dan persamaan kekekalanenergi dengan persamaan momentum. Persamaan
muka air tersebut adalah:
Pada penelitian ini dilakukan pengembangan yaitupersamaan muka air menjadi:
Persamaan (11) dapat ditulis menjadi persamaan
untuk / t yaitu,
kinetik dari kecepatan u,sedangkan energi kinetik darikecepatan vertikal wadalah:
ke Persamaan (12), diperoleh persamaan untuk / t yang merupakan fungsi dari k, G dan G / dimana persamaan ini digunakan untuk mensubstitusi
suku / t pada persamaan momentum.
Bila Persamaan (11) diintegrasikan terhadap waktu,
diperoleh persamaan muka air (,t). Selanjutnyadengan menurunkan persamaan muka air tersebut
terhadap diperoleh persamaan kemiringan muka air
/ yang juga merupakan fungsi dari k, G danG / .Pemakaian persamaan kemiringan muka airini adalah untuk mensubstitusi suku / padapersamaan momentum.
t
= 0=
h-
dzu
Substitusi
=u dan persamaan muka air dari
(7)
( )
++
+=
hkBB
BkBF
21
1
1
2
h-
dz(z)
k
B
k
1)-(-)( 11 =
=
1B = 1)-(-)(1
(8)
h-
1 dz(z) =k
B
k
1)(-)( 2=+
2B = 1)(-)( + (9)
2Fe
FhFkA
Gkh
+
=
(10)
t
+
h-
dzu +
+
+
+
h-
kzkkzk
z
Ew
Eu
t
E
t
E dz = 0
t
+
h-
dzu
+
+
h-
kkk
z
Ew
Eu
t
E+
dz = 0 (11)
=
t
h-dzu
+
+
h-
kkk
z
Ew
Eu
t
E dz
(12)
dimana kzkk EEE +=
g
uEk
2
2
=, , adalah energi
g
wEkz
2
2
= . Substitusi
=u
zw
=
dan
22
1sincossincos ==== ttkk ,
=G
Fe
Akh
(6)
diperoleh persamaan untuk Gyaitu:
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
4/10
42 Jurnal Teknik Sipil
Model Refraksi-Difraks i Gelombang Air oleh Batimetri...
Dengan mensubstitusikan persamaan-persamaan untuk
dengan menurunkan Persamaan (6)terhadap waktu t,kepersamaan momentum, Persamaan (5), makadiperoleh persamaan nonlinier untuk bilangan
gelombang k yang dapat diselesaikan dengan metodaiterasi dari Newton-Rhapson.
3. Persamaan Arah Gelombang
Persamaan potensial aliran untuk gelombang yang bergerakpada arah sumbu x dapat diperoleh dari persamaan potensial
aliran untuk gelombang bergerak pada arah sumbu yang
membentuk sudut sebesar dengan sumbu-x seperti terlihat
pada Gambar (1).
Persamaan potensial aliran yang bergerak pada arah sumbu
adalah diberikan oleh Persamaan (1), yaitu k = Gekh(z)
cosksint. Untuk sumbu yang membentuk sudut sebesar
terhadap sumbu-x, maka berlaku persamaan = xcos +
ysin. Dengan relasi ini persamaan potensial aliran untuk
gelombang yang bergerak pada bidang x-y adalah:
Persamaan arah gelombang diperoleh dengan
mensubstitusikan persamaan potensial aliran,Persamaan (13) kepersamaan muka air untuk aliran
yang bergerak pada arah x-y, yang merupakansuperposisi antara persamaan kontinuitas denganpersamaan kekekalan energi,
Persamaan (14) tersebut adalah merupakan pengem-
bangan dari Hutahaen (2005) dan (2007a), dimana:
G,
G
t
G
, ,
,t
dan
t
G
dimana diperoleh
= tyxkzGekh sin)sincos(cos)( + atau
= tykxkzGe yxkh sin)cos()( + (13)
coskkx =dimana sinkky =dan
+
+
+
h h
vdzy
udzxt
0dz
z
Ew
y
Ev
x
Eu
t
E
h-
kkkk =
+
+
+
(14)
g
uEkx
2
2
=kzkykxk EEEE ++= , ,g
vEky
2
2
= dan
g
wEkz
2
2
= .t
Harga didekati dengan persamaan
muka air dari teori gelombang linier yaitu = coskcost, sehingga diperoleh:
Harga G dan k pada persamaan arah gelombang inidiperoleh dari analisis satu dimensi. Pada persamaanarah gelombang ini terdapat suku yang mengandung
G / x dan G / y. Harga kedua besaran ini diperolehdari persamaan momentum yang akan dibahas pada
bagian berikut.
4. Persamaan untuk G / x dan G / y
4.1. Persamaan momentum fluida ideal
Persamaan momentum terbatas fluida ideal adalah,
Hutahaean (2008a) adalah,
4.1.1 Momentum-x yang terbatas
4.1.2 Momentum-y yang terbatas
2
A
t
=
. Substitusi
xu
=
y
v
=
,
zw
=
dan dengan menyelesaikan integrasi serta
dengan mengambil kondisi =+ )cos( ykxk yx
22
1sincos)sin( ===+ ttykxk yx
diperoleh persamaan arah gelombang adalah:
xa
)(cos
11
112
)(sinb
ya =
+
(15)
( ) +
++
+
2222
1
wvu
xtx
( ) +
++
+
u
v
c
cwvu
yty 22
1 222
( )x
g
cwvu
ztz u
=
++
+
22
1
2
1 222
(16)
( ) +
++
+
v
u
c
cwvu
xtx 22
1 222
( ) +
++
+
2222
1
wvu
yty
( )
y
g
cwvu
ztz v
=
++
+
22
1
2
1 222
(17)
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
5/10
43Vol. 16 No. 1 April 2009
Hutahaean
Dimana cudan cvdisebut dengan koefisien momentumyang berharga
Dari Persamaan (16)dan (17)tersebut akan diperoleh
2 persamaan simultan untuk G / x dan G / y.
Dengan cara yang sama dikerjakan pada Persamaan
(17), diperoleh:
Dari kedua persamaan ini dapat diperoleh harga-harga
G / x dan G / y.
5. Persamaan Amplitudo Gelombang
Persamaan amplitudo gelombang dirumuskan daripersamaan muka air, yaitu Persamaan (14). Persama-an diintegrasikan terhadap waktu tdiperoleh persama-
an muka air = (x,y,t) Pada integrasi terhadapwaktu tersebut akan terdapat suatu konstanta c(t),dimana berdasarkan Dean (1984) dapat diambil c(t)=
0 Persaman muka air dikerjakan pada kondisi cos(kxx+ kyy) = sin(kxx + kyy) = cost = sint =
u
wcu =
v
wcv =dan .
11211 by
Ga
x
Ga =
+
(18)
22221 b
y
Ga
x
Ga =
+
(19)
22
1 , yaitu kondisi perumusan berbagai persamaan,
2
A= dan 2=A
maka diperoleh statu harga elevasi muka air ,dimana
pada kondisi ini
6. Metoda Perhitungan
Perhitungan dan A pada suatu titik dilakukandengan metoda selisih hingga dan integrasi, denganpengerjaan secara iterasi. Penjelasan lengkapmengenai metoda perhitungan ini dapat dilihat pada
Hutahaean (2007c).
7. Contoh Hasil ModelUntuk meninjau hasil model, maka model dikerjakanpada sejumlah konfigurasi batimetri pantai.Gelombang yang digunakan adalah gelombang denganperioda 6 detik dengan amplitudo gelombangA0= 1.8m. Simulasi dilakukan pada suatu batimetri yangmembentuk teluk, tanjung dan pulau tenggelam. Padake 3 hasil simulasi tersebut terlihat bahwa model yang
dikembangkan dapat mensimulasikan peristiwarefraksi-difraksi, shoaling dan breaking, dimanabreaking yang terjadi adalah berupa multi breaking
yaitu breaking-shoaling-braking.
(a) Batimetri berkonfigurasi teluk
Gelombang datang
0 100 200 300 400 500 600
-400
-300
-200
-100
0
100
200
300
400
(m)
(m)
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
6/10
44 Jurnal Teknik Sipil
Model Refraksi-Difraks i Gelombang Air oleh Batimetri...
(b) Kontur tinggi gelombang pada teluk
0 100 200 300 400 500 600
-400
-300
-200
-100
0
100
200
300
400
(m)
(m)
(c) Tinggi gelombang pada teluk
(m)
(m)
(m)
Gambar 2. Hasil simulasi refraksi-difraksi pada teluk(a, b, c)
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
7/10
45Vol. 16 No. 1 April 2009
Hutahaean
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
(m)
(m)
gelombang datang
(a) Batimetri berkonfigurasi tanjung
0 5 0 1 0 0 1 5 0 2 0 0 2 5 0 3 0 0 3 5 0 4 0 0 4 5 0 5 0 0
- 2 5 0
- 2 0 0
- 1 5 0
- 1 0 0
-5 0
0
50
10 0
15 0
20 0
25 0
(m)
(m)
(b) Kontur tinggi gelombang pada tanjung
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
8/10
46 Jurnal Teknik Sipil
Model Refraksi-Difraks i Gelombang Air oleh Batimetri...
(c) Tinggi gelombang pada tanjung
(m)
(m)
(m)
Gambar 3. Hasil simulasi refraksi-difraksi pada tanjung (a, b, c)
0 50 1 00 1 5 0 2 00 2 5 0 3 00 3 5 0 4 00 4 5 0 5 0 0 5 50 6 00
- 3 0 0
- 2 5 0
- 2 0 0
- 1 5 0
- 1 0 0
-5 0
0
50
10 0
15 0
20 0
25 0
30 0
gelombang datang
(m)
(m)
(a) Batimetri berkonfigurasi pulau tenggelam
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
9/10
47Vol. 16 No. 1 April 2009
Hutahaean
(b) Kontur tinggi gelombang pada pulau tenggelam
0 5 0 1 0 0 1 5 0 20 0 2 5 0 3 0 0 3 50 4 0 0 4 5 0 5 00 5 5 0 60 0
-300
-250
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
(m)
(m)
(m)
(m)
(m)
(c) Tinggi gelombang pada pulau tenggelam
Gambar 4. Hasil simulasi Refraksi-difraksi pada pulau tenggelam (a,b,c)
-
7/25/2019 Syawaluddin Hutahean Vol. 16 No.1.Pub
10/10
48 Jurnal Teknik Sipil
Model Refraksi-Difraks i Gelombang Air oleh Batimetri...
8. Kesimpulan
Seperti telah ditunjukkan pada hasil model yaitu
bahwa model dapat memberikan breakingganda, yaitubreaking-shoaling-breaking, dimana hal ini
merupakan suatu perkembangan dari model-modelsebelumnya. Namun terdapat kendala pada model ini,yaitu bahwa konvergensi iterasi bilangan gelombangsangat lambat pada kemiringan besar dimana padakemiringan batimetri lebih dari 0.18 tidak dapat
dicapai konvergensi.
Perkembangan penting yang diharapkan yaituterjadinya breaking secara otomatis tidak didapatkan
dimana pada model ini dikerjakan kriteria breakingyaitu pada saat harga F pada Persamaan (7) kurangdari 1.8, maka dipaksaFberharga 1.8 dimana harga inihanya untuk perioda gelombang 6 detik, harga ini
diperoleh dengan mengamati fenomena breakingpadapersamaan dispersi, karena itu masih diperlukanpenelitian lebih lanjut untuk mendapatkan model yang
dapat memodelkan breaking secara otomatis dengan
kemungkinan perbaikan pada persamaan untuk G
maupunF.
Daftar Pustaka
Dean, Robert G., and Dalrymple, 1984, Water Wave
Mechanics for Engineers and Scientists. New
Jersey: Prentice-Hall, Englewood Cliffs.
Hutahaean, S., 2005, Model Difraksi denganPersamaan Gelombang Airy yang Disempur-nakan, Thesis S3, Bandung: Departemen
Teknik Sipil, ITB.
Hutahaean, S., 2007a, Pemodelan Dinamika Gelom-bang dengan Mengerjakan PersamaanKekekalan Energi, Jurnal Teknik Sipil,Volume 14, No. 1, Bandung: Fakultas Teknik
Sipil dan Lingkungan, ITB.
Hutahaean, S., 2007b, Kajian Teoritis terhadapPersamaan Gelombang Nonlinier, Jurnal
Teknik Sipil, Volume 14, No. 3, Bandung:Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, ITB.
Hutahaean, S., 2007c, Model Refraksi Gelombang
dengan Menggunakan Persamaan GelombangNonlinier, Jurnal Infrastruktur danLingkungan Binaan, Volume III, No. 2,Bandung: Fakultas Teknik Sipil dan Lingkun-
gan, ITB.
Hutahaean, S., 2008a, Persamaan GelombangNonlinier pada Dasar Perairan Miring,JurnalTeknik Sipil, Bandung: Fakultas Teknik Sipil
dan Lingkungan, ITB, Volume 15 No.1.
Hutahaean, S., 2008b, Momentum Equilibrium Appli-cation in Airys Long Wave Equation,JurnalInfratsruktur dan Lingkungan Binaan,
Volume IV, No.1, Bandung: Fakultas TeknikSipil dan Lingkungan, ITB, Volume 15
No.1.
Hutahaean, S., 2008c, Model Refraksi-DifraksiGelombang Air Oleh Batimetri, JurnalTeknik Sipil, Bandung: Fakultas Teknik Sipil
dan Lingkungan, ITB, Volume 15 No.2.