swot vanamei 3.pdf

Upload: diah-lestari

Post on 02-Mar-2018

287 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    1/115

    ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

    PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)(Kasus Pada PT Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten)

    SKRIPSI

    EVI YULIATI

    H34066042

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    2/115

    RINGKASAN

    EVI YULIATI. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan

    Udang Vaname(Litopenaus vannamei), (Kasus Pada PT Suri Tani Pemuka,

    Kabupaten Serang, Provinsi Banten). Skripsi. Departemen Agribisnis, FakultasEkonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan JOKO

    PURWONO).

    Saat ini perkembangan konsumsi masyarakat akan udang vaname semakin

    meningkat. Hal ini seiring dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Udang

    vaname adalah komoditas baru yang merupakan udang introduksi yang berasal

    dari Florida Amerika. Udang ini tergolong mudah untuk dibudidayakan sehingga

    membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang

    mengusahakannya. Hal tersebut karena pembudidaya udang windu banyak

    mengalami permasalahan sehingga sekarang pemerintah mencari trobosan-

    trobosan baru untuk memecahkan permasalahan tersebut.. Kehadiran udang

    vaname di tengah-tengah kemelutnya masalah dalam pemeliharaan udang winduterhadap penyakit merupakan komoditas yang disambut baik para pembudidaya

    udang. Udang vaname merupakan jenis udang harapan baru yang memiliki

    keunggulan tersendiri, di mana udang vaname ini selain relatif tahan terhadap

    penyakit, udang vaname juga dapat ditanam dengan padat tebar yang lebih banyak

    dan pemeliharaan sampai panen relatif lebih cepat dibandingkan udang windu,

    dengan demikian produksinya menghasilkan udang vaname yang cukup tinggi,

    sehingga diharapkan dapat menggantikan udang windu.

    Saat ini telah banyak yang memulai mengalihkan usaha dari usaha udang

    windu menjadi usaha udang vaname dikarenakan udang windu banyak mengalami

    permasalahan-permasalahan. PT STP merupakan salah satu perusahaan yang

    sudah memulai usaha pembenihan udang vaname. Permasalahan yang dihadapi

    oleh PT Suri Tani Pemuka yaitu fluktuasi produksi pada benih udang vaname,

    fluktuasi penjualan, pengadaan input, dan persaingan perusahaan sejenis dan

    perusahaan substitusi.

    Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan

    sebelumnya, penelitian ini bertujuan : 1) Menganalisis faktor-faktor lingkungan

    internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi dalam

    pengembangan usaha PT STP. 2) Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal

    yang menjadi peluang dan ancaman yang mempengaruhi dalam pengembangan usaha

    PT STP. 3) Menganalisis posisi strategi bersaing perusahaan saat ini berdasarkan

    faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi. 4) Merumuskan strategi yang tepatdalam rangka pengembangan usaha pembenihan udang vaname PT STP.

    Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen

    strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang

    dari manajemen PT STP sendiri.

    Penelitian di PT STP ini dilakukan secara sengaja (purposive), kasus di

    Kelurahan Karang Suraga, Kecamatan Cinangka, Kota Serang. Data dan

    informasi yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data analisis

    melalui perumusan strategi yang terdiri dari tahap masukan, tahap pemaduan dan

    tahap pemilihan strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE

    (Eksternal Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matrik

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    3/115

    SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), matriks I-E (Internal

    Eksternal) dan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning).

    Pada faktor internal kekuatan utama yang dimiliki PT STP adalah

    merupakan perusahaan pembenihan udang vaname yang memiliki sertifikat

    dengan skor 0,328 dan kelemahan utamanya adalah masyarakat belum mengenaljenis udang vaname karena merupakan komoditas introduksi dengan skor 0,050.

    Sedangkan pada faktor eksternal peluang yang paling utama yang dapat

    dimanfaatkan adalah merosotnya produksi udang windu dengan skor 0,368 dan

    faktor yang menjadi ancaman utama bagi PT STP dengan skor terendah adalah

    adanya produk substitusi dengan skor 0,223. Dari factor IFE dan EFE dihasilkan

    nilai rata-rata IFE sebesar 2,648 dan EFE sebesar 3,157 sehingga menempatkan

    PT STP pada sel 1I. Posisi ini menggambarkan bahwa PT STP berada dalam

    kondisi tumbuh dan kembangkan.

    Hasil analisis terhadap factor-faktor strategis internal dan eksternal

    digunakan matriks SWOT sehingga diperoleh alternatif startegi SO yaitu : 1)

    Meningkatkan jumlah produksi untuk memenuhi permintaan konsumen; dan 2)Memperluas wilayah pemasaran. Strategi ST, yaitu : 1) Meningkatkan kerjasama

    dengan pihak terkait (pemasok dan konsumen); dan 2) Menjaga dan

    meningkatkan kualitas produk. Startegi WO yaitu : 1) Mengenalkan produk ke

    masyarakat secara luas; dan 2) Membudidayakan pakan alami sendiri. Sedangkan

    strategi WT terdiri dari : 1) Menjaga stabilitas produksi; dan 2) Menjalin

    hubungan yang lebih baik dengan konsumen.

    Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi menjaga stabilitas

    produksi dengan nilai TAS sebesar 7,325 sebagai strategi prioritas.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    4/115

    ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

    PEMBENIHAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)(Kasus Pada PT Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten)

    EVI YULIATI

    H34066042

    Skripsi ini merupakan salah satu syarat untukmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

    Departemen Agribisnis

    DEPARTEMEN AGRIBISNIS

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    5/115

    Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan Udang

    Vaname (Litopenaeus vannamei),(Kasus Pada PT Suri Tani

    Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten)

    Nama : Evi Yuliati

    NRP : H34066042

    Disetujui,Pembimbing

    Ir. Joko Purwono, MS

    NIP. 131578844

    Diketahui

    Ketua Departemen Agribisnis

    Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor

    Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS

    NIP. 131415082

    Tanggal Lulus:

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    6/115

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Strategi

    Pengembangan Usaha Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

    (Kasus Pada PT Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten) adalah

    karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

    manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

    maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

    dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

    Bogor, Juni 2009

    Evi Yuliati

    H34066042

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    7/115

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 9 Juli 1985. Penulis adalah anak

    kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak H. Sugri Endarsyah dan Ibunda

    Hj. Masamah.

    Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Kosambi II pada tahun

    1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTP A.

    Wahid Hasyim Tebuireng Jombang Jawa Timur. Pendidikan lanjutan menengah

    atas di SMU A. Wahid Hasyim Tebuireng Jombang Jawa Timur diselesaikan

    pada tahun 2003.

    Penulis diterima di program Diploma III pada program studi Teknologi

    dan Manajemen Produksi Benih Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

    Institut Pertanian Bogor melalui Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada

    tahun 2003. Pendidikan Diploma diselesaikan penulis pada tahun 2006. Pada

    tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan pada program sarjana

    penyelenggaraan khusus Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan

    Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    8/115

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

    karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis

    Strategi Pengembangan Usaha Pembenihan Udang Vaname (Litopenaeus

    vannamei), (Kasus Pada PT Suri Tani Pemuka, Kabupaten Serang, Provinsi

    Banten).

    Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari alternatif strategi yang paling

    tepat yang dapat di terapkan oleh PT Suri Tani Pemuka dalam kegiatan

    pembenihan udang vaname.

    Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan dalam

    penulisan skripsi ini karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu,

    penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan

    pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

    Bogor, Juni 2009

    Evi Yuliati

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    9/115

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

    bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih

    dan penghargaan kepada:

    1. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

    waktu, dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama

    penyusunan skripsi ini.

    2.

    Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen evaluator yang telah memberikan

    kritik dan saran pada saat penulis kolokium.

    3. Ir. Netty Tinaprilla, MM selaku dosen penguji skripsi yang telah banyak

    memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

    4. Rahmat Yanuar, SP, M.Si selaku dosen penguji komisi pendidikan pada ujian

    sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan

    saran demi perbaikan skripsi ini.

    5.

    Orang tua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa

    yang diberikan. Semoga ini menjadi persembahan yang terbaik.

    6. Pihak PT. Suri Tani Pemuka atas waktu, kesempatan, informasi, dan

    dukungan yang diberikan.

    7. Ragel Reakara selaku pembahas dalam seminar atas saran dan masukan yang

    telah diberikan untuk membangun skripsi ini.

    8.

    Teman-teman yang telah memberikan semangat dan motivasi selama

    penelitian hingga penulisan skripsi: Ana, Wahyu, Uum, Uska, serta seluruh

    pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

    Bogor, Juni 2009

    Evi Yuliati

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    10/115

    DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTARISI ............................................................................................ i

    DAFTARTABEL .................................................................................... iv

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi

    I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    I.I Latar Belakang ............................................................................... 1

    I.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 3

    I.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

    I.4 Kegunaan Penelitian ...................................................................... 6

    1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian. ........................................ 6

    II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8

    2.1 Karakteristik udang vaname .......................................................... 8

    2.2 Pembenihan udang vaname ........................................................... 9

    2.3 Hasil penelitian terdahulu ............................................................. 11

    III. KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................ 15

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................ 15

    3.1.1 Konsep Manajemen Strategi ................................................ 15

    3.1.2 Proses Manajemen Strategi ................................................. 15

    3.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ..................................... 16

    3.1.4 Analisis Lingkungan Internal ............................................ 163.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal ........................................... 17

    3.1.6 Matriks Internal-Eksternal (IE) ........................................... 20

    3.1.7 Analisis SWOT ................................................................... 21

    3.1.8 Matriks QSP ........................................................................ 21

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ................................................. 21

    IV. METODE PENELITIAN ................................................................. 24

    4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 24

    4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 24

    4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 27

    4.3.1 Proses Perumusan Alternatif Strategi ................................. 274.3.2 Matrix EFE ......................................................................... 29

    4.3.3 Matrix IFE ............................................................................ 31

    4.3.4 Penentuan Bobot Setiap Variabel ......................................... 33

    4.3.5 Matrix IE .............................................................................. 35

    4.3.6 Matriks SWOT ..................................................................... 36

    4.3.7 Matriks QSP ......................................................................... 37

    V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .......................................... 39

    5.1 Gambaran Umum PT Suri Tani Pemuka ...................................... 39

    5.2 Visi, Misi dan Tujuan .................................................................... 40

    5.3 Organisasi ...................................................................................... 40

    5.4 Kegiatan Produksi ......................................................................... 41

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    11/115

    ii

    5.5 Sarana dan Prasarana Pembenihan udang vaname ........................ 42

    5.5 Kegiatan Pemasaran PT Suri Tani Pemuka .................................. 42

    VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN ................................ 43

    6.1 Analisis Lingkungan Internal ........................................................ 43

    6.1.1 Sumber Daya Manusia ......................................................... 43

    6.1.2 Keuangan ............................................................................. 44

    6.1.3 Produksi dan Operasi ........................................................... 44

    6.1.4 Pemasaran ............................................................................ 50

    6.1.5 Pengembangan, Pembinaan dan Pelatihan ........................... 51

    6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ..................................................... 51

    6.2.1 Lingkungan Makro ............................................................... 51

    6.2.2 Analisis Lingkungan Industri ............................................... 54

    6.3 Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal PT Suri

    Tani Pemuka ............................................................................................. 57

    VII. PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ......... 617.1 Tahap Pemasukan Data ................................................................. 61

    7.1.1 Analisis Matriks IFE ............................................................ 61

    7.1.2 Analisis Matriks EFE ........................................................... 62

    7.2 Tahap Pemaduan Data ................................................................... 64

    7.2.1 Matriks IE ............................................................................ 64

    7.2.2 Matriks SWOT .................................................................... 64

    7.3 Matriks Quantitaive Strategic Planning (QSP) ............................. 66

    VIII.KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 68

    8.1 Kesimpulan ................................................................................... 68

    8.2 Saran .............................................................................................. 69

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 70

    LAMPIRAN ............................................................................................. 71

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    12/115

    iii

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1.

    Perkembangan Volume Ekspor Udang Indonesia

    Tahun 2000-2006 .......................................................................... 1

    2. Perkembangan Nilai Ekspor Udang Indonesia

    Tahun 2000-2006 ........................................................................... 2

    3. Produksi Benih Udang Vaname PT STP Tahun 2008 ................... 4

    4. Produksi Naupli Udang Vaname PT STP Tahun 2008.................. 5

    5.

    Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ..................... 31

    6. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)......................... 33

    7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Organisasi .................... 34

    8.

    Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi ................. 35

    9. Matriks SWOT............................................................................... 37

    10.Matriks QSP................................................................................... 38

    11.Pertumbuhan Penduduk Indonesia................................................. 54

    12.Hasil Matriks IFE........................................................................... 61

    13.Hasil Matriks EFE ......................................................................... 63

    14.Hasil SWOT .................................................................................. 65

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    13/115

    iv

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1.

    Model Lima Kekuatan Porter ........................................................ 19

    2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ...................................... 23

    3.

    Matriks IE ..................................................................................... 36

    4. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................... 41

    5. a. Ablasi Induk Udang Vaname .................................................... 46

    b. Induk Jantan Matang Gonad ..................................................... 46

    c. Induk Betina Matang Gonad ..................................................... 46

    6.

    Bak Peneluran ............................................................................... 48

    7. Hasil Matriks IE ............................................................................ 64

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    14/115

    v

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1.

    Sarana dan Prasarana Pembenihan Udang Vaname PT STP .......... 71

    2.

    Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta

    Peluang dan Ancaman PT Suri Tani Pemuka.................................. 71

    3. Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Internal

    dan Eksternal.................................................................................... 75

    4. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal ................ 78

    5. Hasil Matriks QSP ........................................................................... 82

    6.

    Daftar Wawancara Lingkungan Internal dan Eksternal PT STP ........ 837. Quisioner Penelitian ........................................................................ 86

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    15/115

    I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara kelautan yang kaya akan sumberdaya lautnya

    dan menjadi salah satu negara pengekspor hasil perikanan dan laut terbesar di

    dunia. Perikanan memiliki kontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB)

    bidang perikanan mengalami peningkatan sebesar 22,86 persen, yaitu dari

    Rp 56,36 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp 72,97 triliun pada tahun 2006 dan

    pada tahun 2007 menjadi Rp 93,22 triliun. (Bapenas, 2007).

    Sektor perikanan di Indonesia menjadi salah satu penggerak lajunya

    perekonomian serta merupakan sarana untuk meningkatkan pendapatanmasyarakat khususnya nelayan dalam usaha di bidang perikanan. Kemajuan ilmu

    pengetahuan, teknologi, peningkatan jumlah penduduk serta perkembangan

    ekonomi dunia menjadi pasar bebas mendorong perusahaan perikanan untuk

    meningkatkan usaha di sektor perikanan.

    Sumberdaya perikanan terbagi menjadi tiga, yaitu perikanan laut,

    perikanan darat dan perikanan payau. Ketiga sumber daya perikanan tersebut yaitu

    perikanan budidaya payau yang memiliki potensi yang cukup besar, salah satu

    komoditi yang diusahakan pada perairan payau, sampai saat ini udang yang

    menjadi primadona ekspor hasil perikanan Indonesia.

    Udang sebagai salah satu komoditas perikanan yang harus ditingkatkan

    produksinya merupakan andalan ekspor hasil perikanan Indonesia.Tabel 1

    menunjukkan perkembangan volume ekspor Indonesia.

    Tabel 1. Perkembangan Volume Ekspor Udang Indonesia 2000-2006 (Persen)

    Negara tujuan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006Jepang 61,36 62,21 64,39 56,92 39,88 37,16 34,40

    AS 18,40 16,86 18,18 20,70 38,53 40,91 41,64

    UE 20,24 20,93 17,43 25,58 21,59 21,93 23,96

    Sumber: Ditjen P2HP dalam Trobos edisi Januari 2008

    Pada tahun 2007, pemerintah mematok target produksi udang sebesar 410 ribu

    ton. Departemen Kelautan dan Perikanan mengestimasi jumlah benur yang dibutuhkan

    sebanyak 40,465 juta ekor untuk bisa menghasilkan udang sebanyak itu. Induk udang

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    16/115

    2

    yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan jumlah benur tersebut, diperlukan

    tak kurang dari 337.208 ekor.1

    Secara umum, Indonesia mempunyai peluang yang sangat baik untuk

    memposisikan diri sebagai salah satu produsen dan eksportir utama produk

    perikanan, terutama udang. Tabel 2 menunjukkan perkembangan nilai ekspor

    udang Indonesia.

    Tabel 2. Perkembangan Nilai Ekspor Udang Indonesia 2000-2006 (Persen)

    Negara tujuan 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006

    Jepang 67,79 67,92 66,17 62,51 48,69 43,40 40,60

    AS 18,84 17,35 17,91 20,69 34,78 38,09 40,43

    UE 13,37 14,73 15,92 16,80 16,53 18,51 18,97

    Sumber: Ditjen P2HP dalam Trobos edisi Januari 2008

    Perikanan payau memiliki potensi pengembangan untuk usaha budidaya

    sekitar 7,6 ribu Ha pada tahun 2006 menjadi 47,8 ribu Ha pada tahun 2007. Untuk

    lebih meningkatkan produksi udang dalam negeri, Departemen Kelautan dan

    Perikanan (DKP) akan mengalihfungsikan sekitar 40% tambak udang windu

    tradisional milik petani dengan jenis udang vaname, melalui program tersebut

    diharapkan mampu meningkatkan produksi udang dalam negeri.

    Udang vaname adalah komoditas baru yang merupakan udang introduksi

    yang berasal dari Florida Amerika. Udang ini tergolong mudah untuk

    dibudidayakan sehingga membuat para petambak udang di tanah air beberapa

    tahun terakhir banyak yang mengusahakannya2. Hal tersebut karena pembudidaya

    udang windu banyak mengalami permasalahan sehingga sekarang pemerintah

    mencari trobosan-trobosan baru untuk memecahkan permasalahan tersebut.

    Kehadiran udang vaname di tengah-tengah kemelutnya masalah dalam

    pemeliharaan udang windu terhadap penyakit merupakan komoditas yang

    disambut baik para pembudidaya udang. Udang vaname merupakan jenis udang

    harapan baru yang memiliki keunggulan tersendiri, di mana udang vaname ini

    selain relatif tahan terhadap penyakit, udang vaname juga dapat ditanam dengan

    1 Sl-paciran.apsidoarjo.ac.id/index.php?&task=view&id=3&itemid=9-chached. DKP

    Kembangkan Udang Vaname untuk Ekspor. Diakses tanggal 15 Januari 2009.

    2www.trobos.com. Volume Ekspor Meningkat. Diakses tanggal 10 Januari 2009.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    17/115

    3

    padat tebar yang lebih banyak dan pemeliharaan sampai panen relatif lebih cepat

    dibandingkan udang windu, dengan demikian produksinya menghasilkan udang

    vaname yang cukup tinggi, sehingga diharapkan dapat menggantikan udang

    windu.

    Serang merupakan salah satu sentra hatchery di banten yang sudah

    memulai mengganti usahanya dari udang windu menjadi udang vaname . Salah

    satu perusahaan yang melakukan usaha pembenihan udang vaname di Serang

    adalah PT Suri Tani Pemuka.

    1.2 Perumusan Masalah

    Menurut Amri dan Kana (2008), mutu benur udang vaname sering

    mengalami penurunan dari waktu ke waktu, bahkan tidak tertutup kemungkinan

    benur yang beredar adalah benur bermutu rendah. Keluhan yang mungkin akan

    muncul dari para petambak berkaitan dengan rendahnya mutu benur adalah

    pertumbuhan udang yang lambat, ukuran tidak seragam, dan rentan terhadap

    perubahan lingkungan sehingga secara keseluruhan menyebabkan rendahnya

    produksi.

    Tinggi rendahnya mutu benur terkait dengan kualitas induk yang

    menghasilkan benur tersebut. Hal ini karena udang vaname tidak ada di perairan

    Indonesia, maka untuk pengembangbiakannya perlu dilakukan impor induk agar

    benur keturunannya dapat disebarluaskan dengan mudah di tanah air. Induk yang

    di impor seharusnya adalah induk penjenis (Great Grand Parent Stock GGPS)

    yang bersertifikat. Akan tetapi induk penjenis impor ini mahal sehingga tidak

    tertutup kemungkinan pembeli mengambil (hatchery) jalan pintas dengan

    menggunakan induk asal impor yang murah, dengan konsekuensi induk impor

    tersebut tidak diketahui asal usulnya secara pasti. Selain itu, ada kemungkinan

    juga pembenih menggunakan induk yang sudah didomestikasi untuk proses

    pembenihan. Artinya, induk tersebut di impor ketika masih stadia benih,

    kemudian dibesarkan di tambak dengan menambah masa pemeliharaan sekitar

    4-5 bulan dari lazimnya udang ukuran konsumsi, hingga diperoleh udang vaname

    ukuran induk.

    PT STP baru berdiri selama 1,5 Tahun dan selama menjalani usahanya,

    dalam tujuh siklus, perusahaan mengalami fluktuasi produksi dengan kapasitas

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    18/115

    4

    produksi yang dimiliki dan sarana prasarana perusahaan yang sudah memadai

    serta teknologi pembenihan yang sudah modern perusahaan mampu memproduksi

    benur pada awal usahanya yaitu pada bulan Maret-April menghasilkan benur

    sebanyak 6.051.200 ekor benur, pada bulan Mei perusahaan mengalami

    peningkatan produksi yaitu menghasilkan benur sebesar 6.352.992 ekor, dan pada

    bulan Juni sampai dengan bulan Agustus, produksi yang dihasilkan perusahaan

    mengalami penurunan, pada bulan September sampai dengan bulan Oktober

    produksi meningkat dan pada bulan November sampai dengan bulan Desember

    perusahaan mengalami penurunan produksi lagi. Fluktuasi produksi pembenihan

    udang vaname PT STP dapat dilihat pada Tabel 3 dan fluktuasi Naupli udang

    vaname dapat di lihat pada Tabel 4.

    Tabel 3. Produksi Benih Udang Vaname PT STP Tahun 2008

    SiklusBulan

    Tebar

    Jumlah

    Naupli

    Bulan

    Panen

    Stadia

    Panen

    Jumlah

    Panen

    (ekor)

    Konsumen

    IMaret-

    April19.840.000 April PL 4-10 6.051.200

    Banten,

    Lampung,

    Bangka

    II Mei 18.576.000 Mei PL 4-10 6.352.992

    Indramayu,

    Banten,

    Bangka

    III Juni 16.400.000 Juni PL 4-10 4.723.200Lampung,

    Banten

    IVJuli-

    Agustus14.400.000 Agustus PL 4-10 5.083.200

    Indramayu,

    Lampung,

    Bamgka

    VSeptember-

    Oktober19.080.000 Oktober PL 4-10 6.639.840

    Semarang,

    Lampung,

    Banten,Kal

    imantan

    VI November 14.976.000 November PL 4-10 4.343.040Cilacap,

    Indramayu

    VII Desember 16.168.000Desembe

    r-JanuariPL 4-10 5.868.984

    Banten,

    LampungSumber: PT STP 2008

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    19/115

    5

    Tabel 4. Produksi Naupli udang vaname PT STP Tahun 2008

    Tujuan Penjualan

    Bulan Jumlah NaupliIntern * Ekstern

    Maret 23.000.000 18.400.000 4.600.000

    April 40.000.000 31.200.000 8.800.000

    Mei 43.000.000 30.960.000 12.040.000

    Juni 50.000.000 41.000.000 9.000.000

    Juli 40.000.000 24.000.000 16.000.000

    Agustus 38.000.000 28.500.000 9.500.000

    September 24.000.000 19.200.000 4.800.000

    Oktober 28.000.000 23.240.000 4.760.000

    November 32.000.000 24.960.000 7.040.000

    Desember 47.000.000 40.420.000 6.580.000

    Total 365.000.000 281.880.000 83.120.000Keterangan : * Untuk Nauplii intern terdiri dari unit Anyer dan Singaraja Bali.Sumber: PT STP 2008

    Agar perusahaan mampu mengatasi fluktuasi jumlah produksi yang tidak

    menentu serta mampu mengoptimalkan kapasitas produksi, maka penting bagi

    perusahaan untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan eksternal yang di

    hadapinya. PT STP tidak hanya menghadapi berbagai masalah yang datang dari

    dalam perusahaan, PT STP juga banyak menghadapi berbagai masalah dari luar

    perusahaan, antara lain persaingan dengan beberapa perusahaan pembenihan

    udang vaname baik yang telah lama bergerak dalam usaha ini maupun yang baru

    memasuki usaha ini. Oleh karena itu perlu bagi PT STP untuk mempunyai strategi

    yang tepat dalam pengembangan usahanya, sehingga mampu bersaing dengan

    perusahaan lainnya yang telah lama lebih dahulu menggeluti usaha tersebut.

    Identifikasi kekuatan dan kelemahan PT STP dapat diketahui denganmelakukan analisis lingkungan internal perusahaan tersebut, sedangkan analisis

    lingkungan eksternal dapat digunakan untuk mengidentifikasi peluang dan

    ancaman yang terjadi di luar perusahaan. Kombinasi dari identifikasi lingkungan

    internal dan eksternal dapat dirumuskan menjadi strategi bisnis yang digunakan

    oleh PT STP untuk bertahan dan mengembangkan usahanya.

    Berdasarkan perumusan masalah di atas maka permasalahan yang akan di

    angkat adalah:

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    20/115

    6

    1. Faktor-faktor lingkungan internal apa saja yang menjadi kekuatan dan

    kelemahan PT STP yang mempengaruhi dalam proses pengembangan

    usahanya?

    2.

    Faktor-faktor lingkungan eksternal apa saja yang menjadi peluang dan

    ancaman bagi PT STP yang mempengaruhi dalam proses pengembangan

    usahanya?

    3. Bagaimana posisi bersaing perusahaan saat ini jika dinilai dari faktor-

    faktor tersebut diatas?

    4. Bagaimana strategi yang tepat untuk diterapkan dalam rangka

    pengembangan usaha pembenihan udang vaname PT STP?

    1. 3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka tujuan dari

    penelitian adalah:

    1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan

    dan kelemahan yang mempengaruhi dalam pengembangan usaha PT STP.

    2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang

    dan ancaman yang mempengaruhi dalam pengembangan usaha PT STP.

    3.

    Menganalisis posisi strategi bersaing perusahaan saat ini berdasarkan

    faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi.

    4. Merumuskan strategi yang tepat dalam rangka pengembangan usaha

    pembenihan udang vaname PT STP.

    1.4 Kegunaan Penelitian

    1.

    Sebagai masukan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam menjalankan

    usahanya

    2. Dapat memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta sebagai

    informasi, bahan referensi dan pembanding dalam melakukan penelitian

    selanjutnya.

    1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

    1. Kegiatan penelitian mengenai manajemen strategi ini dibatasi hanya dalam

    ruang lingkup formulasi strategi melalui tiga tahapan pengambilan

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    21/115

    7

    keputusan, sedangkan implementasi strategi dan evaluasi strategi

    merupakan wewenang pihak manajemen perusahaan sepenuhnya.

    2. Kegiatan penelitian menganalisis lingkungan internal, eksternal dan

    merumuskan strategi hanya dalam lingkup PT Suri Tani Pemuka yang

    berlokasi di Serang, tidak termasuk cabang perusahaan.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    22/115

    II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Karakteristik Udang Vaname

    Menurut data Food and Agriculture Organization (FAO, 1989), ada sekitar

    343 spesies udang yang potensial untuk dikembangkan secara komersial. Dari

    jumlah itu, setidaknya ada 110 spesies yang termasuk ke dalam genus Penaeid.

    Salah satu spesies dari genusLitopenaeustersebut yaituLitopenaeus vannamei.

    Udang vaname memiliki beberapa nama, seperti Whiteleg shrimp

    (Inggris), Crevette pattes blances (Prancis), dan Camaron patiblanco (Spanyol).

    Sebelum dikembangkan di Indonesia, udang vaname sudah dikembangkan di

    Amerika Selatan, seperti Ekuador, Meksiko, Panama, Kolombia dan Honduras.Rata-rata produksinya mencapai 10% dari seluruh hasil budidaya dan tangkapan

    perikanan.

    Udang vaname digolongkan ke dalam genus Litopenaeus pada filum

    Arthropoda. Ada ribuan spesies di filum ini. Namun, yang mendominasi perairan

    yang berasal dari subfilum Crustacea. Ciri-ciri subfilum Crustaceayaitu memiliki

    tiga pasang kaki berjalan yang berfungsi untuk mencapit, terutama dari ordo

    Decapoda.

    Berikut tata nama udang vanname menurut ilmu taksonomi (Haliman dan

    Adijaya 2005).

    Filum : Arthtropoda

    Kelas : Malacostraca

    Ordo : Decapoda

    Family : Penaeidae

    Genus : Litopenaeus

    Spesies : Litopeneus vannamei

    Secara morfologi, tubuh udang vaname dibentuk oleh dua cabang

    (biramous), yaitu exopodite dan endopodite. Vaname memiliki tubuh berbuku-

    buku dan aktivitas berganti kulit luar secara periodik (moulting). Tubuh udang

    vaname terdiri dari dua bagian, yaitu kepala (Thorax) dan perut (abdomen).

    Kepala udang vaname terdiri dari antenula, antena, mandibula, dan dua pasang

    maxillae. Kepala udang vaname juga dilengkapi dengan tiga pasang maxilliped

    dan lima pasang kaki berjalan (peripoda) atau kaki sepuluh (decapoda).

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    23/115

    9

    Sedangkan perut (abdomen) udang vaname terdiri enam ruas dan pada bagian

    abdomen terdapat lima pasang kaki renang dan sepasang uropods (mirip ekor)

    yang membentuk kipas bersama-sama telson.

    Bagian tubuh udang vaname sudah mengalami modifikasi sehingga dapat

    digunakan untuk keperluan makan, bergerak, membenamkan diri ke dalam lumpur

    (burrowing), menopang insang karena struktur insang udang mirip bulu unggas,

    dan sebagai organ sensor seperti pada antena dan antenula. Sifat-sifat penting

    yang dimiliki udang vaname yaitu aktif pada kondisi gelap (noctural), dapat hidup

    pada kisaran salinitas lebar (euryhaline) umumnya tumbuh optimal pada salinitas

    15-30 ppt, suka memangsa sesama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tetapi

    terus menerus (continous feeder), menyukai hidup di dasar (bentik), mencari

    makan lewat organ sensor (chemoreceptor).

    2.2 Pembenihan Udang Vaname

    Pembenihan adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan benih yang

    menjadi input bagi kegiatan pembesaran atau budidaya. Kegiatan pembenihan

    meliputi:

    Pemeliharaan Induk

    Induk udang vaname yang akan dipelihara harus diseleksi terlebih dahulu,

    induk udang vaname harus dalam keadaan sehat atau bebas dari serangan penyakit

    dan induk tidak dalam keadaan stres. Kriteria induk yang baik antara lain : ukuran

    induk memenuhi persyaratan, untuk udang vanname : betina > 18 cm/40 gram dan

    jantan > 17 cm/35 gram; Tubuh tidak cacat, warna cerah, organ tubuh lengkap dan

    normal. Induk yang baru datang diadaptasikan kurang lebih satu sampai dua

    minggu sampai ablasi. Selama adaptasi induk diberi pakan, dan pakan yang

    diberikan yaitu pakan alami seperti cacing laut,Artemiadan cumi-cumi.

    Penetasan Telur

    Induk dimasukkan ke dalam bak peneluran setelah terjadi perkawinan dan

    dibiarkan sampai mengeluarkan telurnya/spent. Induk yang akan mengeluarkan

    telurnya akan berada pada permukaan air dan berputar untuk mengeluarkan

    telurnya, setelah telurnya habis induk kembali berenang ke dasar.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    24/115

    10

    Penebaran Naupli

    Telur yang telah menetas dan menjadi Naupli kemudian dipindahkan

    kedalam bak larva. Naupli udang vaname pada umumnya mengalami enam kali

    metamorfhose dalam waktu 45 sampai 50 jam dan tumbuh menjadi zoea,

    selanjutnya berkembang menjadi mysis dan post larva.

    Penebaran Naupli dilakukan pada pagi hari dengan tujuan untuk

    menghindari perubahan suhu yang terlalu tinggi dengan cara aklimatisasi 30 menit

    atau sampai suhu di dalam bak dengan suhu diluar bak sama.

    Pemeliharaan Larva

    Pemeliharaan larva dimulai dengan persiapan wadah, penebaran Naupli,

    dan pemberian pakan. Pemberian pakan dan jenis pakan yang diberikan pada

    setiap stadia berbeda-beda, pada stadia Naupli hanya diberi pakan alami saja yaitu

    plankton berupa Skeletonemasp, sedangkan pada stadia zoea selain diberi pakan

    alami berupa Skeletonema juga diberi pakan buatan dengan frekuensi enam kali

    pemberian, pada stadia mysis diberikan pakan buatan, pakan alami berupa

    Skeletoma danArtemia, dan pada stadia post larva pakan yang diberikan semakin

    bervariasi.

    Pengelolaan Kualitas Air

    Pengelolaan kualitas air dalam pemeliharaan larva dilakukan sangat

    intensif, di mana air yang akan digunakan untuk pemeliharaan larva melewati

    beberapa proses yaitu penyaringan lewat bak gravitasi, kemudian melewati filter

    presure, dan penyinaran dengan lampu UV selama enam jam.

    Pencegahan dan Pengobatan Hama dan Penyakit

    Penyakit yang biasa menyerang pada benur adalah bakteri Necrosis,

    bakteri ini biasanya menyerang pada stadia larva sampai induk. Dalam

    pencegahan penyakit dilakukan antara lain dengan tiga perlakuan yaitu dengan

    menggunakan antibiotik, probiotik dan antiseptik.

    Sampling Pertumbuhan Populasi

    Sampling pertumbuhan dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada stadia

    Zoea tiga, Mysis, dan Post larva.

    Pemanenan larva, pengepakan benur dan pengiriman

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    25/115

    11

    Pemanenan larva merupakan kegiatan akhir dalam pembenihan.

    Pemanenan benur dilakukan saat benur mencapai stadia PL 10. Benur yang telah

    dipanen di bawa ke ruang pengepakan untuk dipak dan selanjutnya akan dikirim.

    2.3 Penelitian Terdahulu

    Aisyah (2000) melakukan penelitian dengan judul Prospek dan Strategi

    Pemasaran Udang di PT Nagamas Sakti Perkasa di Cilincing Jakarta Utara,

    menyatakan bahwa dengan menggunakan analisis SWOT perusahaan dalam

    menetapkan strategi pemasarannya mengacu pada bauran pemasaran yaitu produk,

    harga, promosi, dan distribusi. Dari identifikasi faktor internal, terdapat dari

    kekuatan-kekuatan yang digunakan untuk memperoleh keuntungan dari peluang

    yang ada ataupun untuk menghindari ancaman yang timbul. Adapun kekuatan

    yang dimiliki perusahaan yaitu memiliki fasilitas produksi, standar kualitas

    produk yang tinggi, teknologi yang cukup dan memiliki hubungan yang baik

    dengan perusahaan.

    Saepurahmat (2003) dalam penelitiannya dengan judul Analisis Strategi

    Pengembangan Bisnis Pemrosesan Ayam pada PT Sierad Produce Tbk, Bogor.

    Dengan alat analisis matriks IFE-EFE dan analisis SWOT berbobot dikemukakan

    bahwa berdasarkan matriks IE perusahaan berada pada kuadran ke V dengan

    strategi yang dapat dikembangkan adalah intensif strategy, melalui matriks

    penetration dan market development. Analisis SWOT berbobot di peroleh

    alternatif strategi yang paling efektif adalah memperluas dan mempertahankan

    komitmen manajemen terhadap kualitas produk dan mensosialisasikan kepada

    seluruh karyawan, meningkatkan kinerja bagian pemasaran dan menganalisis

    permintaan pasar dan mengoptimalkan kapasitas produksi yang sudah ada dengan

    beroperasi pada skala ekonomis.

    Rosyidi (2007) dalam penelitiannya dengan judul Analisis strategi bisnis

    ekspor udang beku pada PT Misaja Mitra Pati, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa

    Tengah. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE (Internal Factor

    Evaluation), EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IE (Internal-Eksternal),

    matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats) dan matriks

    QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Hasil analisis terhadap faktor

    internal perusahaan yaitu teridentifikasi 12 kekuatan dan lima kelemahan yang

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    26/115

    12

    dimiliki perusahaan. Kekuatan yang paling dominan adalah perusahaan memiliki

    pembeli tetap , dan kelemahan perusahaan yang paling dominan adalah tingkat

    kesadaran karyawan kurang dan pemanfaatan fasilitas yang belum optimal. Hasil

    analisis faktor eksternal yaitu teridentifikasi 10 peluang dan enam ancaman,

    peluang perusahaan yang paling dominan adalah jumlah pemasok banyak,

    sedangkan ancaman perusahaan yang paling dominan adalah persyaratan ketat

    ekspor udang ke Jepang dan Eropa. Hasil dari matriks QSPM diperoleh prioritas

    strategi yang dapat dilakukan perusahaan adalah mengembangkan pangsa pasar,

    melakukan pengembangan produk, dan meningkatkan hubungan kerja sama

    dengan perusahaan mitra.

    Poernomo (2006) melakukan penelitian dengan judul strategi

    pengembangan usaha ikan hias air tawar di CV Colisa Aquaria Bogor Jawa Barat.

    Dengan alat analisis matriks IFE-EFE dikemukakan bahwa berdasarkan matriks

    IE posisi perusahaan berada pada kuadran ke V dengan strategi yang dapat

    dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil

    analisis SWOT ada delapan buah strategi yang diformulasikan yang sesuai dengan

    kondisi lingkungan dalam perusahaan adalah meningkatkan penjualan dalam dan

    luar negeri, meningkatkan promosi melalui perkembangan teknologi yang

    tersedia, meningkatkan hubungan kerja sama dengan pemerintah dan lembaga

    yang terkait, memperbaiki sistem manajemen perusahaan, meningkatkan kualitas

    produk, mengoptimalkan sarana yang tersedia, menjaga dan meningkatkan

    hubungan baik dengan pelanggan dan pemasok, dan turut serta dalam pameran

    perikanan di dalam dan luar negeri. Berdasarkan analisis QSPM, prioritas strategi

    yang dipilih untuk dilakukan perusahaan adalah meningkatkan penjualan di dalam

    dan luar negeri.Brikmar (2008) Penelitiannya dengan judul Strategi Pengembangan

    Koperasi Perikanan Mina Jaya, Muara Angke Jakarta Utara. Kekuatan utama yang

    dimiliki koperasi tersebut adalah harga ikan di TPI tinggi, dan kelemahan

    utamanya adalah jumlah modal yang dimiliki koperasi terbatas. Hasil analisis

    matriks IFE diperoleh nilai indeks kumulatif 2,4505 menggambarkan posisi

    koperasi internal lemah. Peluang yang paling dominan adalah pinjaman modal

    dari bank, sedangkan ancamannya adalah kurangnya kesadaran dalam

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    27/115

    13

    berkoperasi. Hasil perhitungan matriks EFE diperoleh nilai indeks kumulatif

    2,7753 menunjukkan posisi eksternal koperasi kuat.

    Berdasarkan hasil analisis matriks IE, Koperasi Perikanan Mina Jaya

    posisinya berada dalam sel V. Strategi yang dapat dilaksanakan adalah

    pertahankan dan pelihara, yang paling tepat adalah melaksanakan strategi

    penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil perhitungan QSP menunjukkan

    prioritas strategi yaitu mempertahankan kualitas pelayanan dan terus

    meningkatkan volume produksi unit-unit usaha dengan memanfaatkan pinjaman

    modal.

    Penelitian yang dilakukan oleh Suhermin (2003) dengan judul analisis

    strategi pengembangan usaha susu sapi perah pada koperasi (studi kasus pada

    KUD Tani Mukti, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat).

    Dengan menggunakan alat analisis IFE diperoleh kekuatan paling penting bagi

    unit usaha susu sapi perah KUD Tani Mukti yaitu fasilitas produksi yang cukup

    memadai, pembukuan dan administrasi yang teratur, mempunyai program

    percontohan koloni sapi perah, partisipasi anggota peternak yang tinggi,

    pelayanan kesehatan hewan yang memadai, dan kualitas susu yang sesuai Standar

    Industri Pengolahan Susu (IPS). Sedangkan faktor internal yang menjadi peluang

    penting bagi unit usaha susu sapi perah KUD Tani Mukti yaitu proporsi modal

    luar yang lebih dari 90%, belum adanya penelitian dan pengembangan yang

    ditangani secara khusus, volume produksi susu yang masih sedikit serta belum

    adanya asuransi tenaga kerja dan upah yang masih rendah. Berdasarkan hasil

    analisis nilai IFE sebesar 2,479 dan EFE 2,614 menempatkan posisi usaha KUD

    Tani Mukti pada sel V. Strategi yang cocok digunakan adalah hold dan maintain

    sedangkan dari alternatif strategi yang didapat dari hasil analisis SWOT, strategipeningkatan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan oleh KUD melalui upaya

    penyuluhan kepada peternak, sebagai strategi yang paling menarik untuk

    dijalankan saat ini.

    Penelitian yang dilakukan oleh Elmi Rohmiatin (2006) dengan judul

    Analisis Strategi Pengembangan Usaha Beras Organik Lembaga Pertanian sehat

    di desa Pasir Buncit Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil

    penelitian yang didasarkan pada EFE dan IFE, di mana total skor bobot hasil dari

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    28/115

    14

    matriks EFE sebesar 2,81 dan matriks IFE sebesar 2,35 sehingga menempatkan

    LPS pada matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit

    usaha yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong

    sedang.

    Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu

    proses sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan dan menjadi

    pengawas kegiatan pertanian organik petani dhuafa. Strategi ST yaitu

    meningkatkan mutu dan kemasan produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu

    menjalin kerja sama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah

    dalam sosialisasi dan promosi produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas

    produksi beras organik dengan penambahan sarana dan prasarana yang

    mendukung. berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi menjalin

    kerja sama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam

    sosialisasi dan promosi produk merupakan strategi prioritas. Dengan nilai TAS

    terbesar yaitu 6,19

    Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Aisyah dan rosyidi yaitu dari

    sisi produknya berupa udang. Selain itu kesamaan dari aisyah, Saepurahmat,

    Rosyidi, Poernomo, Brikmar, Suhermin, dan Elmi Rohmiatin yaitu sama-sama

    menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

    perkembangan perusahaan. Kemudian di analisis faktor-faktor tersebut agar dapat

    ditentukan prioritas strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan yang

    bersangkutan. Kemudian menggunakan analisis SWOT yang menunjukkan

    berbagai strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan setelah mengetahui

    berbagai alternatif strategi yang ada.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitiandilakukan pada produk dan lokasi yang berbeda yaitu pada produk pembenihan

    udang vaname dan lokasi perusahaan berada di PT Suri Tani Pemuka Kabupaten

    Serang, Banten.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    29/115

    III KERANGKA PEMIKIRAN

    3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

    3.1.1 Konsep Manajemen Strategi

    Manajemen strategi amat penting bagi suksesnya suatu perusahaan baik

    kecil maupun besar. Hal itu terlihat dari konsep analisisnya yang dipergunakan

    sebagai alat bantu utama dalam mengambil keputusan manajerial. Sebagian besar

    manajer, baik ditingkat corporate maupun pada tingkat teknis atau fungsional

    merasakan bahwa kegunaan konsep manajemen strategis dapat mengurangi

    ketidakpastian dan semakin kompleknya masalah dalam dunia bisnis. Manfaat

    utama manajemen strategis adalah membantu organisasi merumuskan strategi-strategi yang lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematis, logis dan

    rasional untuk menentukan pilihan strategis.

    Menurut David (2004) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai

    seni dan pengetahuan untuk dirumuskan, mengimplementasikan, dan

    mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi yang mampu

    mencapai obyektifnya.

    3.1.2 Proses Manajemen Strategi

    Proses manajemen strategi menurut David (2004) terdiri dari tiga tahap,

    yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

    1. Formulasi strategi

    Formulasi strategi merupakan suatu proses untuk merancang, menyeleksi,

    dan memilih strategi yang lebih tepat untuk diterapkan dari serangkaian strategi

    yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi.

    2 Implementasi strategiTahap implementasi strategi yaitu mengimplementasikan pilihan strategi

    dengan maksud mengalokasikan sumberdaya dan mengorganisirkan sesuai dengan

    strategi. Implementasi strategi termasuk dalam hal menetapkan objektif tahunan,

    melengkapi dengan kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan

    sumberdaya sehingga strategi yang dirumuskan dilaksanakan.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    30/115

    16

    3. Evaluasi strategi

    Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam manajemen strategi. Tiga

    dasar aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah meninjau faktor

    eksternal dan internal menjadi dasar strategi yang sekarang, mengukur prestasi,

    mengambil tindakan korektif.

    3.1.3 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan

    Menurut David (2004)penentuan visi dan misi merupakan langkah awal

    dalam proses perencanaan, sedangkan penentuan tujuan mengikuti formulasi

    strategi. Ketiga komponen tersebut mempunyai hubungan yang saling menunjang

    serta mempunyai peran dalam pelaksanaan perencanaan strategi.

    Visi adalah pernyataan tentang cita-cita yang ingin dicapai di masa yang

    akan datang dan misi adalah pernyataan tentang alasan keberadaan organisasi.

    Tujuan merupakan titik sentral semua kegiatan perusahaan yang dapat dipakai

    menjadi alat untuk penilaian prestasi, pengendalian, koordinasi, dan tujuan untuk

    keputusan strategi.

    3.1.4 Analisis Lingkungan Internal

    Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap

    situasi dalam perusahaan. Lingkungan internal perusahaan menggambarkan

    kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan juga

    dapat memperkirakan kelemahan (weakness) dan kekuatan (strength) struktur

    organisasi maupun manajemen perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997).

    Dalam menganalisis lingkungan internal ada beberapa unsur yang

    dianalisis, yaitu diantaranya :

    1. Struktur Organisasi Perusahaan

    Struktur organisasi perusahaan merupakan pola hubungan di dalam

    perusahaan atau bentuk formal peraturan dan hubungan antar orang sehingga

    setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai tujuan dan misi perusahaan.

    2. Budaya Perusahaan

    Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang

    dipahami serta dilaksanakan oleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan

    membentuk perilaku orang-orang di dalam perusahaan tersebut.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    31/115

    17

    3. Sumberdaya Perusahaan

    Sumberdaya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh

    perusahaan guna mendukung perkembangan perusahaan, diantaranya

    sumberdaya manusia, sumberdaya produksi, sumberdaya keuangan,

    pemasaran serta penelitian dan pengembangan.

    3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal

    Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para

    perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam

    menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Dengan demikian

    perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan

    dapat menangani ancaman dari luar. Lingkungan eksternal dibagi menjadi

    lingkungan makro dan lingkungan industri.

    1. Lingkungan makro

    Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar

    perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja

    perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan perusahaan peluang (opportunity)

    dan ancaman (threat). Lingkungan eksternal makro terdiri atas faktor ekonomi,

    sosial budaya, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi serta demografi.

    Faktor Ekonomi

    Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan

    dan industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari

    perekonomian di mana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator

    kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat

    suku bunga, defisit atau surplus perdagangan, ketersediaan kredit, pola konsumsi,

    tingkat tabungan pribadi dan bisnis serta produk domestik bruto. Misalnya jika

    terjadi inflasi di suatu negara maka akan berpengaruh kepada kenaikan harga-

    harga barang di pasar termasuk harga udang vaname.

    Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

    Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup

    keyakinan, nilai, sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup dari orang-orang

    di lingkungan eksternal perusahaan. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari

    kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan kondisi etnis. Seandainya faktor sosial

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    32/115

    18

    berubah maka permintaan untuk berbagai produk dan aktivitas juga turut

    mengalami perubahan.

    Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah

    Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama

    dalam memformulasikan strategi perusahaan. Kendala-kendala politik

    diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar,

    program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan

    harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan untuk

    melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan

    pemerintah untuk memberi subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan

    mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain (David, 2004). Kebijakan

    pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu

    sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.

    Faktor Teknologi

    Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu

    perusahaan maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat

    mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat memiliki

    dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses produksi

    dan pemasaran produk suatu perusahaan.

    2. Lingkungan Industri

    Dalam menganalisis suatu perusahaan, aspek persaingan industri di mana

    bisnis perusahaan berada menjadi hal yang sangat penting. Akibatnya, faktor-

    faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan

    dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri

    tersebut meliputi pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan

    pesaing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    33/115

    19

    Gambar 1. Model Lima Kekuatan Porter

    Sumber : Kotler, 2002

    Kemungkinan/Potensi Masuknya Pendatang Baru

    Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri

    tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Masuknya

    perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi

    perusahan yang ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan

    pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti

    ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Besarnya ancaman

    masuk pendatang baru di dalam suatu industri di tentukan oleh beberapa faktor

    yang disebut hambatan untuk masuk (barrier to entry), yaitu skala ekonomi,

    teknologi dan pengetahuan, pengalaman, preferensi merek, diferensiasi produk,

    banyaknya modal yang dibutuhkan, akses ke saluran distribusi, akses ke pemasok,

    lokasi, dan pengaruh kebijakan pemerintah.

    Potensi Pengembangan Produk Pengganti (substitusi)

    Ancaman produk substitusi dipengaruhi oleh jumlah produk yang

    memiliki fungsi sama. Produk pengganti yang secara strategik layak untuk

    diperhatikan adalah produk yang kualitasnya mampu menandingi kualitas produk

    industri, dihasilkan oleh industri yang menikmati laba tinggi.

    Pendatang Baru

    Potensial

    Ancaman mobilitas

    Pesaing-Pesaing

    Industri

    Pemasok

    (Kekuatan

    Pemasok)

    Pengganti/Substitusi

    (Ancaman Substitusi)

    Pembeli

    (Kekuatan

    Pembeli)

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    34/115

    20

    Tekanan persaingan akibat adanya produk pengganti semakin bertambah

    ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke

    produkpun rendah. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling mudah di ukur

    dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk

    pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas serta penetrasi pasar.

    Persaingan di Antara Perusahaan

    Tingkat persaingan antar perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi

    beberapa faktor, yaitu jumlah pesaing, karakeristik pesaing, biaya tetap yang

    dibutuhkan, peningkatan kapasitas pesaing, pertumbuhan industri dan hambatan

    keluar industri.

    Kekuatan Tawar-Menawar Konsumen

    Kekuatan tawar-menawar pembeli ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu

    besarnya jumlah pembelian, ciri produk, kemudahan pembeli beralih ke produk

    pesaing, keuntungan yang diperoleh pembeli dan informasi yang dimiliki

    pembeli.

    Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

    Analisa kekuatan tawar-menawar pemasok bertujuan untuk melihat sejauh

    mana kemampuan pemasok dalam mempengaruhi industri melalui kenaikan

    harga, pengurangan kualitas produk yang dipasok, peran produk yang dipasok

    bagi pelanggan. Kekuatan tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan

    dalam suatu industri ketika jumlah pemasok banyak, ketika hanya ada sedikit

    barang substitusi yang baik atau ketika biaya pengganti bahan baku amat mahal.

    3.1.6 Matriks Internal-Eksternal (IE)

    Dalam merumuskan strategi perusahaan dapat menggunakan matriks IFE

    dan EFE yang merupakan matriks faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan

    untuk mengetahui posisi perusahaan dalam suatu industri. Matriks IFE merupakan

    alat perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

    kelemahan utama dalam berbagai bidang fungsional. Matriks EFE merupakan alat

    perumusan strategi yang meringkas dan mengevaluasi peluang dan ancaman yang

    ada di lingkungan luar perusahaan. Gabungan kedua matriks IE yang

    menghasilkan sembilan macam sel yang memperlihatkan kombinasi total nilai

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    35/115

    21

    terboboti dari matriks IFE dan EFE. Tujuan dari penggunaan matriks IE adalah

    untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat perusahaan yang lebih detail.

    3.1.7 Analisis SWOT

    Menurut Pearce and Robinson (1997) analisis SWOT merupakan

    Identifikasi yang bersifat sistematis dari faktor-faktor kekuatan, kelemahan dalam

    perusahaan serta peluang, hambatan lingkungan luar dan strategi yang menyajikan

    persilangan yang baik di antara keempatnya, analisis ini didasarkan atas asumsi

    bahwa suatu strategi yang efektif akan memaksimalkan kekuatan dan peluang dan

    meminimalkan kelemahan dan ancaman.

    3.1.8 Matriks QSPMQSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi

    strategi alternatif secara obyektif berdasarkan pada faktor-faktor kritis untuk

    internal dan eksternal yang dikenali sebelumnya.

    Sifat positif dari QSPM adalah bahwa strategi dapat diperiksa secara

    berurutan atau bersamaan. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat

    dievaluasi atau diperiksa sekaligus, sifat positif lainnya adalah alat ini

    mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal

    yang terkait dalam proses keputusan.

    3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

    Proses manajemen strategi diawali dengan visi dan misi yang dibangun

    oleh PT STP. Selanjutnya, diidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang

    mempengaruhi perkembangan PT STP. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor

    eksternal dan internal untuk menetapkan strategi pengembangan PT STP agar

    dapat meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal PTSTP berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki

    perusahaan tersebut. Sedangkan analisis eksternal perusahaan berguna untuk

    mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi PT STP.

    Kendala yang di hadapi oleh PT STP adalah adanya fluktuasi produksi,

    fluktuas penjualan, pengadaan input, dan persaingan dengan perusahaan sejenis

    dan substitusi.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    36/115

    22

    Untuk menetapkan strategi yang tepat bagi pengembangan usaha,

    perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal

    khususnya kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimilikinya.

    Faktor internal ini terdiri dari struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan,

    dan sumberdaya perusahaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor ekonomi,

    sosial, politik, kebijakan pemerintah, teknologi, pendatang baru, pembeli,

    pemasok, produk pengganti dan pesaing. Dari hasil identifikasi faktor-faktor

    internal dan eksternal dapat diketahui apakah saat ini usaha PT STP memiliki

    potensi untuk dikembangkan dan terus bertahan di masa yang akan datang.

    Pengidentifikasian ini dilanjutkan dengan memilih faktor strategis bagi PT

    STP didalam bentuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External

    Factor Evaluation) yang bertujuan untuk mengetahui apakah kekuatan yang

    dimiliki lebih besar dari kelemahan atau sebaliknya dan apakah usaha yang

    dimiliki oleh PT STP mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman

    yang ada. Lalu dari hasil matriks IFE dan EFE dilakukan penentuan alternatif

    strategi dengan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).

    Penentuan alternatif strategi ini terdiri dari empat alternatif strategi yaitu strategi

    penyesuaian kekuatan dan peluang, strategi penyesuaian kelemahan dan peluang,

    strategi penyesuaian kekuatan dan ancaman, serta strategi penyesuaian kelemahan

    dan ancaman. Keempat alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks akan dipilih

    strategi yang terbaik untuk dapat diterapkan dalam manajemen PT STP dalam

    pengembangan usaha pembenihan udang vaname dengan analisis yang lebih

    objektif dengan intuisi yang baik dalam matriks QSPM (Quantitative Strategic

    Planning Matrix) dengan alat analisis ini nantinya dapat diketahui prioritas

    strategi yang akan diusahakan PT STP dilihat dari nilai/skor totalnya (TotalActractiveness Score/TAS).

    Hasil matriks QSPM di PT STP akan diperlihatkan dari perolehan skor.

    Skor yang tertinggi menunjukkan bahwa altermatif strategi tersebut penting

    sebagai prioritas utama untuk diterapkan dan perolehan skor terrendah

    menunjukkan bahwa alternatif strategi tersebut merupakan prioritas terakhir yang

    dipilih untuk dilaksanakan oleh PT STP. Sistem operasional penelitian ini dapat

    dilihat pada Gambar 2.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    37/115

    23

    Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional

    - Fluktuasi produksi benih udang vaname

    - Fluktuasi penjualan

    - Pengadaan input

    - Persaingan dengan perusahaan sejenis dan perusahaan

    substitusi

    Faktor Eksternal dengan

    Matriks EFE

    -Lingkungan Makro

    . Faktor Ekonomi

    . Faktor Sosial, Budaya,

    demografi&lingkungkungan

    . Faktor Politik dan Kebijakan pemerintah

    . Faktor Teknologi

    - Lingkungan Industri

    . Ancaman masuknya pendatang baru

    . Kekuatan tawar menawar pemasok

    . Kekuatan tawar menawar pembeli

    . Daya substitusi

    . Persaingan diantara perusahaan

    Faktor Internal dengan

    Matriks IFE

    - faktor manajemen

    - Faktor keuangan

    - Faktor produksi dan

    operasi

    - Faktor sumberdaya

    manusia

    - Faktor pemasaran

    - Faktor penelitian dan

    pengembangan

    (Matriks IE)

    Analisis posisi PT STP

    dan (Matriks SWOT)

    Formulasi strategi

    (Matriks QSPM)

    Pemilihan strategi terbaik

    untuk PT STP

    Rekomendasi yang disarankan

    untuk perusahaan

    Visi dan Misi PT Suri Tani Pemuka

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    38/115

    IV METODE PENELITIAN

    4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini di laksanakan di PT Suri Tani Pemuka yang bertempat di

    Kosambi II, Kabupaten Serang Banten. Pemilihan lokasi sengaja dilakukan

    dengan pertimbangan bahwa PT STP merupakan salah satu perusahaan atau

    tempat pembenihan udang vaname yng mempunyai skala besar di kabupaten

    serang. Pengumpulan data ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan

    April 2009.

    4.2 Jenis dan Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

    sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh

    melalui wawancara langsung dengan pihak direktur perusahaan, ketua bagian

    produksi, dan melalui pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder diperoleh

    dari data yang dimiliki perusahaan, literatur, dinas perikanan, Badan Pusat

    Statistik (BPS), dinas perindustrian dan perdagangan. Serta penunjang lainnya

    didapat dari situs internet artikel majalah, dan penelitian-penelitian terdahulu

    sebagai bahan pembanding. Data internal yang dibutuhkan antara lain:

    1)

    Gambaran Umum PT Suri Tani Pemuka

    Nama, sejarah, perkembangan dan keadaan umum PT Suri Tani Pemuka.

    Visi, misi dan tujuan PT Suri Tani Pemuka.

    Nama pendiri dan jumlah anggota PT Suri Tani Pemuka.

    Kelengkapan untuk usaha pembenihan udang vaname

    Struktur organisasi PT Suri Tani Pemuka beserta tugas dan tanggung

    jawabnya

    Tingkat keterampilan anggota PT Suri Tani Pemuka serta karyawan

    Tingkat pendidikan pemilik serta karyawan

    Jumlah anggota yang bergabung di PT Suri Tani Pemuka serta jumlah

    karyawan

    Pelayanan yang diberikan kepada karyawan

    Intensif yang diberikan untuk memotivasi karyawan

    Pelatihan-pelatihan yang pernah dan sering diikuti.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    39/115

    25

    2) Keuangan

    Sumber dan jumlah modal awal PT Suri Tani Pemuka.

    Perkembangan modal hingga sekarang

    Kondisi keuangan PT Suri Tani Pemuka

    Sistem manajemen keuangan PT Suri Tani Pemuka

    Biaya-biaya

    3) Produksi dan Operasi

    Proses produksi

    Luas lahan

    Sarana dan prasarana produksi

    Bahan baku

    Tenaga kerja

    Kapasitas sarana dan prasarana

    Perkembangan teknologi yang dimiliki

    Pengawasan produksi

    Kualitas produk yang dihasilkan

    4) Pemasaran

    Jenis produk yang dihasilkan beserta dengan harga pada masing-masing

    produk yang dihasilkan

    Jumlah penjualan produk setiap siklus

    Kemampuan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan mengenai pasar

    Saluran distribusi

    Daerah pemasaran

    Strategi penetapan harga dan fleksibilitas penetapan harga

    Promosi penjualan dan periklanan

    Pengembangan produk - jasa atau pasar baru

    5) Penelitian dan Pengembangan

    Intensitas pelaksanaan litbang

    Inovasi teknologi

    Pengembangan produk

    Jumlah karyawan bagian litbang

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    40/115

    26

    Anggaran pelaksanaan litbang

    Jenis data yang dikumpulkan untuk melakukan analisis faktor lingkungan

    eksternal adalah :

    - Lingkungan Makro

    1)

    Sosial, Budaya dan Demografi

    Tanggung jawab sosial PT Suri Tani Pemuka terhadap karyawan dan

    masyarakat sekitar

    Jumlah penduduk

    Laju pertumbuhan penduduk

    2) Ekonomi

    Keadaan perekonomian secara umum

    Tingkat pendapatan masyarakat

    Perkembangan tingkat harga produk benih udang vaname

    Perkembangan tingkat bahan baku

    3) Politik dan Kebijakan Pemerintah

    Stabilitas politik dan keamanan

    Perundang - undangan serta peraturan dalam perdagangan

    Kebijakan pemerintah

    4) Teknologi

    Perkembangan teknologi produksi

    Perkembangan teknologi informasi

    Biaya aplikasi teknologi

    - Lingkungan Industri

    1. Ancaman masuknya pendatang baru

    Jumlah pendatang baru

    Pengaruh pendatang baru

    Ancaman yang mempengaruhi perusahaan dengan adanya pendatang baru

    2. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

    Jumlah pemasok

    Kemampuan pemasok memenuhi bahan baku

    Keberadaan pemasok lain

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    41/115

    27

    Kekuatan tawar menawar pemasok

    Lokasi pemasok

    Bentuk kerjasama

    3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

    Loyalitas pembeli terhadap produk perusahaan

    Harga yang diterima pembeli

    Kualitas produk yang dibeli

    Kekuatan tawar menawar pembeli

    4. Daya Substitusi

    Adanya produk substitusi

    Kecenderungan masyarakat maju untuk beralih ke produk lain

    Produk yang menjadi ancaman bagi perusahaan

    5. Persaingan Diantara Perusahaan

    Jumlah pesaing

    Kekuatan pesaing

    Kelemahan pesaing

    Sasaran dan strategi pesaing

    4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

    Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan metode pengolahan data

    secara kualitatif dan kuantitatif. Data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut

    untuk menyusun sasaran yang merupakan prioritas bagi perusahaan dengan

    beberapa pendekatan guna mendapatkan alternatif strategi perusahaan. Metode

    pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan pendekatan

    konsep manajemen strategi. Analisis yang digunakan adalah analisis tiga tahapformulasi strategi yaitu tahap pengumpulan data (Input Stage), tahap analisis

    (Matching Stage) dan tahap pengambilan keputusan (Decision Stage).

    4.3.1 Proses Perumusan Alternatif Strategi

    1. Tahap Pengumpulan Data

    Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data internal dan

    data eksternal.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    42/115

    28

    Data yang terkumpul diperoleh dari berbagai responden yang terkait

    dengan kajian penelitian yang akan dilakukan. Pengambilan responden dalam

    penelitian ini dilakukan dengan sengaja (purposive). Responden dipilih dari

    pihak-pihak internal perusahaan yang berkompeten dan memahami perkembangan

    perusahaan/industri terkait. Responden dari pihak internal yaitu direktur

    perusahaan dan kepala bagian produksi dari PT STP, karena kedua responden

    tersebut merupakan pengambil keputusan dalam menetapkan strategi yang akan

    dijalankan dalam kegiatan usahanya.

    Data yang diperoleh diterjemahkan secara deskriptif sesuai analisis

    lingkungan internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dihadapi

    oleh perusahaan guna menyusun matriks Internal Factor Evaluation (IFE).

    Sedangkan analisis lingkungan External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk

    mengidentifikasi peluang dan ancaman. Gabungan dari matriks IFE dan EFE

    menghasilkan matriks IE yang berisikan sembilan macam sel yang

    memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks IE.

    2. Tahap Analisis

    Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

    kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan dengan

    memanfaatkan semua informasi tersebut. Model yang dapat digunakan sebagai

    alat analisis adalah matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunites, Threats)

    (David, 2004).

    Matriks SWOT merupakan alat analisis penting yang dapat membantu

    manajer dalam mengembangkan empat macam strategi, yaitu strategi kekuatan -

    peluang (S-O Strategies), strategi kelemahan - peluang (W-O Strategies), strategi

    kelemahan - ancaman (W-T Strategies) dan strategi kekuatan - ancaman (S-TStrategies). Masing-masing strategi dijabarkan sebagai berikut :

    a. Strategi S-O, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu

    dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan

    peluang sebesar-besarnya.

    b. Strategi S-T, strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki

    perusahaan untuk mengatasi ancaman.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    43/115

    29

    c. Strategi W-O, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang

    ada dengan meminimalkan kelemahan yang ada.

    d. Strategi W-T, strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif

    dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

    ancaman.

    3. Tahap Pengambilan Keputusan

    Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan. Setelah berhasil

    mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu

    mengevaluasi dan kemudian memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan

    kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal. Untuk itu alat analisis

    yang dapat digunakan adalah Quantitative Strategic Planning Matrix(QSPM).

    4.3.2 Matrix External Factor Evaluation (EFE)

    Menurut David (2004), matriks External Faktor Evaluation (EFE)

    memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi

    informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah,

    hukum, teknologi, dan persaingan. Matriks EFE dapat dibuat dengan lima

    tahapan:

    1.

    Membuat daftar lima faktor eksternal yang diidentifikasi dalam proses audit

    eksternal. Masukkan dari total 10 hingga 20 faktor termasuk peluang dan

    ancaman yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Menuliskan

    peluang terlebih dahulu dan kemudian ancaman.

    2. Memberikan bobot untuk masing-masing faktor dari 0,0 (tidak penting)

    hingga 1,0 (paling penting). Bobot mengindikasikan tingkat penting relatif

    dari faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Peluang

    sering kali diberi bobot lebih tinggi dari ancaman, tetapi ancaman juga dapat

    diberi bobot yang tinggi jika sangat serius atau sangat mengancam. Bobot

    yang tepat dapat ditentukan dengan membandingkan keberhasilan atau

    kegagalan pesaing atau dengan mendiskusikan faktor dan mencapai

    konsensus kelompok. Penjumlahan dari seluruh bobot yang diberikan

    kepada semua faktor harus sama dengan 1,0.

    3. Memberikan peringkat 1 hingga 4 untuk masing-masing faktor eksternal

    kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    44/115

    30

    faktor tersebut, dimana 4 = respon perusahaan superior, 3 = respon

    perusahaan di atas rata-rata, 2 = respon perusahaan rata-rata, dan 1 = respon

    perusahaan jelek. Peringkat didasari atas efektivitas strategi perusahaan.

    Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (company-based)

    sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based).

    Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi

    peringkat 1, 2, 3, atau 4.

    4. Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan rating untuk menentukan

    skor pembobotan.

    5. Menjumlahkan nilai skor pembobotan dari masing-masing variabel untuk

    menentukan total nilai skor pembobotan bagi organisasi.

    Tanpa mempedulikan jumlah peluang dan ancaman kunci yang

    dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu

    organisasi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai

    tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total nilai tertimbang sebesar 4,0

    mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap

    peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi

    perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini

    dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai

    1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang

    atau tidak menghindari ancaman eksternal. Matriks External Faktor Evaluation

    (EFE) dapat dilihat pada Tabel 5.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    45/115

    31

    Tabel 5. MatriksExternal Faktor Evaluation

    Faktor Stratregis Eksternal Bobot RatingSkor

    Pembobotan

    Peluang

    1..........

    2..........

    3..........

    ............

    Ancaman

    1..........

    2..........

    3..........

    ............

    Total

    Sumber : David, 2004.

    4.4.1. MatriksInternal Faktor Evaluation(IFE)

    Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE) merupakan alat formulasi

    strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam

    area fungsional bisnis, dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan

    mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian intuitif dibutuhkan

    untuk mengembangkan matriks IFE, jadi kemunculan pendekatan ilmiah tidak

    seharusnya diartikan bahwa ini adalah teknik yang sangat luar biasa. Pemahaman

    yang baik atas faktor-faktor yang dimasukkan lebih penting dari pada angka yang

    sebenarnya. Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima tahap:

    1.

    Menuliskan faktor internal utama seperti diidentifikasi dalam proses audit

    internal. Menggunakan 10 hingga 20 faktor internal, mencakup kekuatan

    dan kelemahan. Menuliskan kekuatan terlebih dahulu dan kemudian

    kelemahan.

    2. Memberikan bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat

    penting) untuk masing-masing faktor. Bobot yang diberikan kepada masing-

    masing faktor mengindikasikan tingkat penting relatif dari faktor terhadap

    keberhasilan perusahaan dalam industri. Tanpa memandang apakah faktor

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    46/115

    32

    kunci itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktor yang diangap

    memiliki pengaruh paling besar dalam kinerja organisasi harus diberikan

    bobot yang paling tinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

    3.

    Memberikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing-masing faktor untuk

    mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan kelemahan utama

    (peringkat = 1), atau kelemahan minor (peringkat = 2), kekuatan minor

    (peringkat = 3), atau kekuatan utama (peringkat = 4). Perlu diperhatikan

    bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus

    mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan,

    dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri.

    4.

    Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan rating untuk menentukan

    rata-rata skor pembobotan untuk masing-masing variabel.

    5.

    Menjumlahkan rata-rata pembobotan untuk masing-masing variabel untuk

    menentukan total rata-rata pembobotan untuk organisasi.

    Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks IFE, total

    rata-rata bobot berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata

    2,5. Total rata-rata bobot di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah

    secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal

    yang kuat. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran total rata-rata

    bobot karena bobot selalu berjumlah 1,0. Matriks Internal Faktor Evaluation

    (IFE) dapat dilihat pada Tabel 6.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    47/115

    33

    Tabel 6. MatriksInternal Faktor Evaluation

    Faktor Stratregis Internal Bobot Rating Skor

    Pembobotan

    Kekuatan

    1..........

    2..........

    3..........

    ............

    Kelemahan

    1..........

    2..........

    3..........

    ............

    Total

    Sumber : David, 2004.

    4.3.3 Menentukan Bobot Variabel Ekternal dan Bobot Variabel Internal

    Perusahaan

    Pemberian bobot setiap faktor dengan skala mulai dari 0,0 (tidak penting)

    sampai 1,0 (paling penting). Pemberian bobot ini berdasarkan pengaruh faktor-

    faktor tersebut terhadap posisi strategis unit yang dianalisis dalam suatu

    perusahaan tertentu. Jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan satu.

    Penentuan bobot akan dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi

    faktor strategis internal dan eksternal tersebut kepada stakeholder dengan

    menggunakan metode paired comparison. Metode ini digunakan untuk

    memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal. Setiap

    variabel digunakan skala 1, 2, dan 3 untuk menentukan bobot. Skala yang

    digunakan untuk menentukan bobot adalah :

    1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal

    2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal

    3 = Jika indikator horizontal lebih penting dari pada indikator vertikal

    Bentuk penilaian bobot dapat dilihat pada Tabel 7 dan 8, cara membaca

    perbandingan dimulai dari variabel baris (indikator vertikal) dibandingkan dengan

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    48/115

    34

    variabel kolom (indikator horizontal) dan harus konsisten. Bobot setiap variabel

    diperoleh dengan menentukan nilai masing-masing variabel terhadap jumlah nilai

    keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

    =

    =n

    i

    i

    i

    i

    X

    X

    1

    Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

    Faktor Strategis Internal A B C D ... Total

    A Xi

    B

    C

    D

    ...

    Total Xi

    Penilaian bobot dilakukan oleh responden dengan mengisi kolom yang

    tersedia. Responden hanya mengisi bagian atas atau bagian bawah saja dari batas

    kolom yang dihitamkan, tujuannya untuk menjaga konsistensi dalam melakukan

    pengisian. Pemberian nilai bobot disesuaikan dengan skala yang telah ditetapkan.

    Jika kolom atas diberi nilai satu maka kolom bagian bawah untuk perbandingan

    variabel yang sama diisi tiga dan sebaliknya, dan jika kolom atas diisi dengan

    nilai dua maka kolom bagian bawah untuk perbandingan variabel yang sama diisi

    sama yaitu dua.

    Keterangan :

    i = Bobot variabel ke-i

    Xi = Nilai variabel x ke-i

    n = Jumlah data

    i = 1,2,3,...,n

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    49/115

    35

    Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

    Faktor Strategis Eksternal A B C D ... Total

    A Xi

    B

    C

    D

    ...

    Total Xi

    4.3.4 MatriksInternal-External(IE)

    Menurut David (2004), Matriks Internal-Eksternal (IE) memposisikan

    berbagai divisi organisasi dalam tampilan sembilan sel, diilustrasikan dalam

    Gambar 3. Matriks IE menempatkan divisi organisasi dalam diagram skematis.

    Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci: total rata-rata tertimbang IFE pada

    sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Total rata-rata

    tertimbang yang diturunkan dari masing-masing divisi memungkinkan pembuatan

    matriks IE tingkat korporasi. Pada sumbu x dari matriks IE, total rata-rata

    tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah

    menengah; dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi.

    Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki

    implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam

    sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi

    intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

    integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal)

    dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masukdalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga

    dan pertahankan, penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi

    yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum

    diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau

    divestasi.

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf

    50/115

    36

    Total nilai IFE yang diberi bobot

    Kuat Rata-rata Lemah

    3,0-4,0 2,0-2,99 1,01,99

    4,0 3,0 2,0 1,0

    I II III

    IV V VI

    Tinggi

    3,04,0

    3,0

    Menengah

    2,03,99

    2,0

    Rendah

    1,01,99 1,0

    VII VIII IX

    Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal (IE)

    Sumber : David, 2004

    4.3.5 Matriks SWOT

    Setelah menganalisis dengan matriks IFE dan EFE maka dilakukan

    berbagai kombinasi dengan menggunakan matriks SWOT. Dengan analisis

    SWOT dapat diperoleh berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih oleh

    perusahaan dalam mengembangkan usahanya

    Peluang dan ancaman eksternal secara sistematis dibandingkan dengan

    kekuatan dan kelemahan internal dalam pendekatan terstruktur. Tujuannya adalah

    identifikasi salah satu dari empat pola yang berbeda dalam perpaduan antara

    situasi internal dan eksternal perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat sel

    kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi SO (Strengths Opportunies), yang

    menggunakan untuk menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang,

    strategi WO (Weakness Opportunies) yaitu menggunakan kelemahan dengan

    memanfaatkan peluang, strategi ST (Strengths Threaths) yaitu menggunakan

    kekuatan untuk menghadapi ancaman dan WT (Weakness Threaths). Diagram

    analisis SWOT dapat dilihat pada Tabel 9.

    TotalnilaiEFEy

    ang

    diberibobot

  • 7/26/2019 swot vanamei 3.pdf