suspect kp
TRANSCRIPT
SUSPECT KPNANA JUNIARTI N.D.N211 12 066MAHASISWA PKPA FRS – RS HAJIPSPA FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS HASANUDDIN
PENDAHULUAN• KP atau Koch Pulmonum merupakan istilah
lain dari penyakit TBC (tuberkolosis) paru penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
• Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama basil Koch.
PENDAHULUAN• Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru
(2006) Indonesia sebagai penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru sekitar 539.000 dan jumlah kematian sekitar 101.000 pertahun.
• Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 TB sebagai penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi.
TRANSMISI• Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk
atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak.
• Umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.
• Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut.
• Faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
DIAGNOSIS• Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam
waktu 2 hari, yaitu sewaktu - pagi - sewaktu (SPS). • Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan
ditemukannya kuman TB (BTA). Pada program TB nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya.
• Tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan foto toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis.
• Gambaran kelainan radiologik Paru tidak selalu menunjukkan aktifitas penyakit.
Tipe pasien
•Kasus baru•Kasus kambuh (relaps)•Kasus setelah putus berobat (default)•Kasus setelah gagal (failure)•Kasus pindahan (Transfer in)•Kasus lai
Panduan OAT•Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
▫Pasien baru TB paru BTA positif▫Pasien TB paru BTA negatif foto toraks positif▫Pasien TB ekstra paru
•Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3▫Pasien kambuh▫Pasien gagal▫Pasien dengan pengobatan setelah default
(terputus)•Kategori anak: 2HRZ/4HR
Profil Pasien
Nama Pasien : Tn. SR
Tanggal Lahir : 10 Juni 1954
Alamat : Jl. Tamalate
Cara Bayar : JAMKESDA
No. Rekam Medik : 166xxx
Masuk Rumah Sakit : 21 Oktober 2013
Keluar Rumah Sakit : -
Lama Perawatan : 8 hari
Profil Penyakit
Keluhan Utama : batuk darah, sulit tidur, sakit kepala
Riwayat Penyakit
: -
Riwayat Penyerta
: -
Anamnesa Terpimpin
: Dialami sejak sebelum masuk RS. Setelah Setelah 6 hari, pasien mengaku batuk darah telah berhenti namun mengalami kesulitan tidur dan merasa lemas. Lemah (+), demam (+), batuk darah (+). BAB-BAK biasa.
Diagnosis masuk
: Suspect KP
Diagnosis akhir : TB duplex aktif
Data Klinik, Laboratorium dan Data Penunjang LainnyaDATA KLINIK, PEMERIKSAAN HEMATOLOGI, FOTO THORAX DAN PEMERIKSAAN BTA
Data klinikData klinik
Tanggal pengamatan (Oktober 2013)
21/10 22/10 23/10 24/10 25/10 26/10 27/10 28/10
Tekanan darah (mmHg)
120/80 100/60 90/60 100/80 90/70 100/60 110/60 120/80
Suhu (°C) 36,7 37 36 39,6 35 35,4 39,3 37,8
Denyut nadi (x/menit)
78 75 68 80 84 68 80 80
Pernafasan (x/menit)
22 19 20 32 22 20 22 22
Demam - - - + - - + +
Batuk + + - - - - - -
Lemah + + + + + + + +
Pemeriksaan HematologiPemeriksaan Nilai Normal
Tanggal Pemeriksaan (25 Oktober 2013)
WBC 4,3-10,8 103/mm3 6,3
RCB 4,2-6,4 106/mm3 4,18
HB 12-18 g/dL 11,3
HCT 37-52% 36,2
PLT 150-450 103/mm3 298
PCT 100-500 % .199
MCV 80-99 µm3 87
MCH 27,0-31,0 pg 27,0
MCHC 33,0-37,0 g/dL 31,1
RDW 10-15 H% 12,2
MPV 6,5-11,0 6,7
PDW 10-18% 10,5
% LYM 22-40 H% 19,5
% MON 4-8 H% 6,9
% GRA 43-76 % 73,6
# LYM 1,2-3,2 103/mm3 1,2
# MON 0,3-0,8 103/mm3 0,4
# GRA 1,2-6,8 103/mm3 4,7
Pemeriksaan Foto Thorax dan Basil Tahan Asam (BTA)Foto thorax (21 Oktober 2013)
Kesan: KP duplex aktif
Pemeriksaan BTA: +++
Profil Pengobatan No. Nama Obat Dosis Aturan Pakai
Tanggal PemberianOktober
21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Ranitidin 25 mg/mL 1 amp/12 jam
2 Cefotaxim 1 g/vial 1 g/12 jam
3 RL 0,9% 28 tpm
4 Adona 50 mg/10 mL 1 ampul/drips
5Asam
traneksamat500 mg/mL 1 ampul/8 jam
6 Vitamin K - 1 ampul/8 jam
7 Vitamin C 100 mg/mL 1 ampul/8 jam
8 Novalgin 500 mg/mL 1 ampul/iv
9 Magrtral®Al(OH)3 250 mgMg(OH)3 250 mg
Simeticon
3 x 1 sendok makan
10 OBH®Succus liq 500 mg
NH4Cl 300 mgSASA 300 mg
3 x 1 sendok makan
11 GG 100 mg 3 x 1 tablet
12 Parasetamol 500 mg 3 x 1 tablet
13 Codipront®Kodein 30 mg
Feniltoloksamin 10 mg
2 x 1 kapsul
Analisa Rasionalitas No Nama Obat Indikasi Obat Dosis Penderita
Aturan
Pakai
Cara Pemberian
Lama Pemberian
Kesimpulan
1 Ranitidin R R R IR R IR R R
2 Cefotaxim R R R IR R R R R
3 RL® R R R R R R R R
4 Adona R R R R R R R R
5Asam
traneksamat
R R R R R R R R
6 Vitamin K R R R R R R R R
7 Vitamin C R R R R R R R R
8 Novalgin R R R R R R R R
9 Magrtral® R R R IR R R R IR
10 OBH® R R R IR R R R IR
11 GG R R R IR R R R IR
12Parasetamo
lR R R R R R R R
13 Codipront® R R R R R R R R
Assessment & Plans #1Problem Medik
: Batuk darah
Terapi : Adona, asam traneksamat, vitamin K, vitamin C
DRP : Penggunaan telah tepat namun efikasi belum diketahui.
Rekomendasi : Penanganan hemoptisis yang terbaik dilakukan menggunakan tindakan medis embolisasi arteri bronkial.
Monitoring : Pendarahan pada pasien serta nilai hematologik.
Assessment & Plans #2Problem Medik
: Batuk
Terapi : GG, OBH®, Codipront®
DRP : Pemberian dua obat dengan khasiat yang sama dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan ekspektoran kurang tepat.
Rekomendasi : Pemberian Codipront® telah tepat karena dibutuhkan penekanan batuk pada pasien.
Monitoring : Frekuensi batuk pada pasien.
Assessment & Plans #3Problem Medik
: Sulit tidur
Terapi : -
DRP : Tidak ada penanganan terhadap keluhan.
Rekomendasi : Perbaikan higiene tidur atau pemberian agen hipnotik seperti luminal (3x1 tablet) untuk membantu pasien beristirahat.
Monitoring : Kualitas tidur pasien, efek samping obat.
ASSESMENTS & PLAN ##4
•Pasien menderita TB duplex aktif. Dari data yang diperoleh dari Poli paru menyatakan bahwa pasien merupakan penderita TB paru kategori II: yakni pasien yang mengalami kekambuhan disebabkan kurangnya kepatuhan dalam meminum obat.
•Diperlukan informasi mengenai berat badan pasien untuk menentukan dosis obat.