survey kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas ii … · 2019. 7. 18. · kecemasan ringan ,...
TRANSCRIPT
i
SURVEY KECEMASAN ASPEK KOGNITIF PADA SISWA
KELAS II SD NEGERI DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Yohanes Ludi Frandika
NIM : 151134168
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu mendampingi dalam
setiap langkah hidup saya.
2. Kedua orang tua yang saya cintai Bapak Paulus Tumiran dan Ibu Primitifa
Sri Murdiati.
3. Kakak saya Bernadetha Mei Astuti, Theresia Septriani dan Agnes
Irniyusnita yang selalu memberikan motivasi.
4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Ibu Brigitta Erlita Tri
Anggadewi, M.Psi. yang telah setia dan sabar dalam mendampingi saya
selama proses penulisan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Masa depan bukan untuk dilihat, tetapi untuk dijalani”
“Jangan salahkan waktu yang begitu cepat berlalu, tapi salahkan dirimu yang
terlambat melakukan sesuatu”
Ega Al Faris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 21 Juni 2019
Peneliti
Yohanes Ludi Frandika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes Ludi Frandika
Nomor Mahasiswa : 151134168
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SURVEY KECEMASAN ASPEK KOGNITIF PADA SISWA KELAS II SD
NEGERI DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN TAHUN AJARAN
2018/2019
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademik tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 21 Juni 2019
Yang menyatakan
Yohanes Ludi Frandika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
SURVEY KECEMASAN ASPEK KOGNITIF PADA SISWA KELAS II SD
NEGERI DI KECAMATAN GONDOKUSUMAN TAHUN AJARAN
2018/2019
Yohanes Ludi Frandika
Universitas Sanata Dharma
2019
Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan
siswa pada aspek kognitif. Oleh karena itu, peneliti melakukan survey di Sekolah
Dasar Negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan siswa
Sekolah Dasar Negeri dalam satu Kecamatan.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan
metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri.
Penelitian ini menggunakan metode sampling dengan mengambil seluruh populasi
sebanyak 167 siswa kelas II SD Negeri yang berada di Kecamatan Gondokusuman.
Pengumpulan data penelitian dengan menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan sebanyak 10 siswa (6,58%) pada kategori tidak cemas, 86 siswa
(56,58%) pada kategori kecemasan ringan, 50 siswa (32,90%) pada kategori
kecemasan sedang, 4 siswa (2,63%) pada kategori kecemasan berat, dan 2 siswa
(1,31%) pada kategori kecemasan sangat berat.
Persentase terbanyak dari data penelitian tersebut terletak pada kategori
kecemasan ringan , yaitu 86 siswa (56,58%), sehingga dapat disimpulkan tingkat
kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman
tahun ajaran 2018/2019 masuk dalam kategori kecemasan ringan.
Kata Kunci: Kecemasan, survey, dan aspek kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
ANXIETY SURVEY OF COGNITIVE ASPECTS ON GRADE II ELEMENTARY
STATE SCHOOL STUDENTS IN GONDOKUSUMAN SUB-DISTRICT 2018/2019
Yohanes Ludi Frandika
University of Sanata Dharma
2019
The background of this study is to determine the level of students' anxiety in
cognitive aspects. Therefore, the researcher conducted a survey at the State
Elementary School. The purpose of this study is to determine the anxiety level of
State Elementary School students in one District.
This research used descriptive quantitative research with survey methods.
The population of this study were second grade students of State Elemantary
School. This study used a sampling method by taking the entire population as many
as 167 second grade students of State Elementary School in the District of
Gondokusuman. The research data was collected by distributing questionnaires.
The results showed as many as 10 students (6.58%) in the low anxiety level, 86
students (56.58%) in the mild anxiety level, 50 students (32.90%) in the moderate
anxiety level, 4 students (2.63% ) in the severe anxiety level, and 2 students (1.31%)
in the extreme anxiety level.
From the research, it is shown that most of the students (86 students,
56.58%) have mild anxiety. It is concluded that grade II students in Gondokusuman
2018/2019 have mild anxiety.
Keywords: Anxiety, survey, and cognitive aspects.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkat serta
rahmat-Nya, sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Survey
Kecemasan Aspek kognitif Pada Siswa Kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman Tahun Ajaran 2018/2019 dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
mendapat banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi PGSD.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi PGSD.
4. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing 1 yang
telah sabar membimbing dan memberi dukungan, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen pembimbing 2 yang telah
sabar membimbing dan memberi dukungan, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Bapak/Ibu Guru di SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
7. Adik-adik kelas II SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman yang telah bersedia
menjadi subjek penelitian.
8. Kedua orang tua Bapak Paulus Tumiran dan Ibu Primitiva Sri Murdiati yang
selalu memberikan motivasi meskipun dengan jarak jauh, namun saya merasa
bahwa mereka tidak pernah lelah memberikan motivasi.
9. Kakak-kakak penulis Bernadetha Mei Astuti, Agnes Irniyusnita, dan Theresia
Septriani yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
10. Sahabat hati Amelinda Soviani Nehe yang selalu memberikan semangat dan
motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman “Kontrakan Squad” Martin, Valen, Agata, Rima, Yosie dan Via
yang selalu memberi semangat kepada penulis.
12. Teman-teman satu payung skripsi Pandu, Onang, Tri, dan Koko yang selalu
berjuang bersama dalam penyelesaian skripsi ini.
13. Teman-teman kelas E PGSD angkatan 2015 yang sudah berdinamika selama
perkuliahan.
Demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti sangat membutuhkan kritik dan
saran dari berbagai pihak. Akhir kata, selamat membaca semoga bermanfaat
bagi pembaca.
Yogyakarta, 21 Juni 2019
Penulis
Yohanes Ludi Frandika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
E. Definisi Operasional ........................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 9
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 9
1. Kecemasan ................................................................................. 9
a. Pengertian Kecemasan ........................................................ 9
b. Macam-macam Kecemasan ................................................ 10
c. Faktor Kecemasan .............................................................. 13
d. Mengatasi Kecemasan ........................................................ 13
2. Kognitif ..................................................................................... 16
3. Kecemasan Aspek Kognitif ...................................................... 18
B. Penelitian yang Relevan .................................................................. 19
C. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23
D. Hipotesis .......................................................................................... 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 27
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 27
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 29
a. Waktu ........................................................................................ 39
b. Tempat Penelitian ...................................................................... 30
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 31
a. Populasi .................................................................................... 31
b. Sampel ...................................................................................... 32
D. Variabel Penelitian ......................................................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 33
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 35
G. Teknik Pengujian Instrumen ........................................................... 38
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................ 49
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 49
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................. 49
2. Deskripsi Responden Penelitian ............................................... 49
3. Hasil Analisis Data Penelitian .................................................. 52
B. Pembahasan .................................................................................... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 75
A. Kesimpulan ..................................................................................... 75
B. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 75
C. Saran ............................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 77
LAMPIRAN .............................................................................................. 80
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................. 29
Tabel 3.2 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
Gondokusuman.................................................................... 30
Tabel 3.3 Data Jumlah Sekolah dan Siswa di Kecamatan
Gondokusuman ................................................................... 31
Tabel 3.4 Data Jumlah Sampel Siswa yang di Survey ....................... 32
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Dengan Nomor Butir .......................... 36
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Dengan Nomor Butir Pernyataan ........ 37
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Konstruk .......................... 41
Tabel 3.8 Kriteria Tinggi Rendahnya Koefisien Reliabilitas ............. 42
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................... 43
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Dengan Nomor Butir ........................... 43
Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen Dengan Nomor Butir Pernyataan ......... 44
Tabel 3.12 Pengkategorian Tingkatan Kecemasan ................................ 46
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................. 51
Tabel 4.2 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa yang
Mengisi Kuesioner ................................................................ 52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Baciro ................ 53
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Bhayangkara ..... 55
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Klitren ............... 57
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Sagan ................ 59
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Demangan .................. 61
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Terbansari .................. 63
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Serayu ............. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri se-Kecamatan
Gondokusuman Tahun Ajaran 2018/2019........................... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Penelitian yang Relevan .......................................... 22
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir ................................................... 26
Gambar 4.1 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Baciro ......................... 54
Gambar 4.2 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Bhayangkara ............... 56
Gambar 4.3 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Klitren ......................... 58
Gambar 4.4 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Sagan .......................... 60
Gambar 4.5 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Demangan ................... 62
Gambar 4.6 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Terbansari ................... 64
Gambar 4.7 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek
Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Serayu .......................... 66
Gambar 4.8 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif
Siswa Kelas II SD Negeri se-Kecamatan
Gondokusuman Tahun Ajaran 2018/2019 ........................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekap Lapor Bulan Data SD Tahun Pelajaran
2018/2019 .......................................................................... 81
Lampiran 2 Surat Ijin Permohonan Survey .......................................... 82
Lampiran 3 Kuesioner Tingkat Kecemasan ......................................... 83
Lampiran 4 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II SD N Baciro ...... 86
Lampiran 5 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II SD N
Bhayangkara ..................................................................... 88
Lampiran 6 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II
SD N Klitren .................................................................... 90
Lampiran 7 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II
SD N Sagan ...................................................................... 91
Lampiran 8 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II
SD N Demangan .............................................................. 92
Lampiran 9 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II
SD N Terbansari .............................................................. 94
Lampiran 10 Tabel tingkat kecemasan siswa kelas II
SD N Serayu .................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini dijabarkan beberapa bahasan yaitu latar belakang,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan
perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada
semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan dan tuntunan masyarakat modern (Amri, 2013: 1). Pendidikan
dalam ranah Sekolah Dasar (SD) merupakan pendidikan yang penting bagi
penanaman pengetahuan, sikap, maupun karakter pada diri anak-anak. Suatu
pengetahuan dapat ditanamkan dan diajarkan melalui suatu proses belajar.
Proses belajar merupakan aktivitas dimana otak menginterpretasikan
pengalaman yang baru didapatkan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya
(Trianto, 2009: 16)
Sadirman (2008: 20) mengungkapkan bahwa kegiatan belajar
merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh siswa. Para siswa
melaksanakan kegiatan yang terencana dan terorganisasi, termasuk proses
kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas. Siswa yang melaksanakan
kegiatan belajar terarah akan memperoleh pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, sikap, dan nilai yang dapat menunjang perkembanganya. Sejalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dengan itu, hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh siswa menguasai materi yang sudah diajarkan (Purwanto, 2009:
44).
Proses pembelajaran tentu akan mempengaruhi hasil yang diperoleh,
jika dalam proses pembelajaran siswa merasa senang maka hasil yang
diperoleh akan baik, namun jika dalam proses pembelajaran siswa merasa tidak
senang/cemas maka hasil yang diperoleh juga tidak akan baik. Sebagai seorang
pendidik, profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya
mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk
melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya
(Sugiyono, 2010: 1). Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar
siswa, yaitu faktor yang berasal dari siswa sering disebut dengan faktor internal
dan faktor lingkungan sering disebut faktor eksternal. Faktor internal meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan, sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keadaan keluarga, kualitas pengajaran di
sekolahdan masyarakat (Susanto, 2013: 12).
Nanda (2017: 93) berpendapat bahwa kecemasan belajar memiliki
dampak positif dan negatif sekaligus bagi siswa. Dampak positifnya adalah
kecemasan yang dialami siswa dapat memotivasinya untuk belajar dengan
rajin, sehingga ia terhindar dari nilai yang jelek. Sedangkan dampak negatifnya
adalah siswa senantiasa merasa cemas akibat pengalaman yang dimarahi orang
tua ketika mendapat nilai yang rendah. Ketika siswa merasa cemas akan
dimarahi jika mendapat nilai yang jelek, bentuk persiapannya adalah belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan keras supaya mendapat nilai yang memuaskan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kecemasan memiliki fungsi tersendiri dalam kehidupan
manusia, tergantung bagaimana seseorang mengolahnya.
Selaku calon guru yang profesional seyogyanya melihat hasil belajar
siswa dari berbagai sudut kinerja psikologis yang utuh dan menyeluruh.
Seorang siswa yang menempuh proses belajar, idenya ditandai oleh munculnya
pengalaman-pengalaman psikologis baru yang positif. Pengalaman-
pengalaman yang bersifat kejiwaan tersebut diharapkan dapat
mengembangkan keanekaragaman sifat, sikap, dan kecakapan yang
konstruktif, bukan kecakapan yang destruktif (merusak). Untuk mencapai hasil
belajar yang ideal, kemampuan para pendidik teristimewakan guru dalam
membimbing belajar murid-muridnya amat dituntut. Jika guru dalam keadaan
siap dan memiliki profesiensi (berkemampuan tinggi) dalam menunaikan
kewajibannya, harapannya terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas
sudah tentu akan dicapai (Rohmah, 2012: 183). Untuk mendapatkan hasil
belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi
oleh faktor dari dalam (meliputi kondisi fisiologis, kondisi psikologis) dan dari
luar individu (meliputi faktor lingkungan, faktor instrumental) (Rohmah, 2012:
194- 195).
Faktor munculnya kecemasan dapat dibedakan dari berbagai aspek.
Spielberger (dalam Slameto, 2015: 185) berpendapat bahwa kecemasan
dibedakan atas dua bagian; kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety), yaitu
kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah
kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan kecemasan sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
keadaan (state anxiety), yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional sementara
pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran
yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif, dan meningginya aktivitas
sistem saraf otonom. Sebagai suatu keadaan, kecemasan biasanya berhubungan
dengan situasi-situasi lingkungan yang khusus.
Perilaku generasi muda khususnya anak-anak yang masih duduk di
bangku sekolah dasar saat ini cukup memprihatinkan. Seperti berita yang
dimuat dalam (Liputan 6.com, 10 April 2019) berisi bahwa sebuah surat
dikirimkan ke sang guru sebelum seorang bocah mengakhiri hidupnya pada
Februari 2019 lalu. Karena tidak tahan terus-terusan jadi korban perundungan
(tindakan yang dilakukan secara sengaja), seorang anak SD kelas 2 di Sydney,
Australia menulis pesan bunuh diri kepada gurunya. "Tuhan, tolong cabut
nyawa saya," itulah kata-kata pada pesan yang ditinggalkan oleh Jack
Wilkinson. Menurut ibunya, Kristy Sturgess, Jack memiliki masalah Anxiety
Disoder atau gangguan kecemasan yang dialaminya sejak usia muda. Ketika
dia masuk kelas 2. Jack mulai menerima perundungan (tindakan yang
dilakukan secara sengaja) secara fisik. Melalui berita tersebut sebenarnya
memberikan salah satu gambaran bahwa kecemasan tersebut berawal dari
faktor lingkungan sekolah, bermula dari kontak fisik antar siswa yang tidak
diketahui oleh guru sehingga mengakibatkan si korban menjadi trauma dan
memilih untuk mengakhiri hidupnya sebagai jalan terakhir. Dalam hal ini,
ancaman secara fisik secara tidak langsung akan mempengaruhi kognitif siswa
dan perlakuan seperti itu akan membuat siswa terancam dan takut untuk
beraktifitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Selanjutnya berita yang dimuat dalam (Liputan 6.com, 20 Maret 2010)
berisi tentang mendekati Ujian Nasional (UN), ribuan siswa di sejumlah daerah
di Indonesia dihinggapi rasa cemas dan takut tak lulus UN. Seperti yang terjadi
di SMA 1 Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu (20/3), sejumlah siswa
menangis, bahkan pingsan, mereka khawatir, tidak lulus UN. Untuk
memperkuat mental jelang UN, mereka menggelar zikir dan doa bersama.
Siswa sebenarnya tidak perlu menangis, jika mereka rajin belajar dan berusaha
maksimal. Apalagi, pemerintah sudah menyiapkan ujian susulan, untuk seluruh
tingkatan, mulai SMA, MA dan SMK, SMP, hingga Sekolah Dasar (SD), dan
setingkatnya. Dalam berita tersebut, siswa yang mengalami ketakutan rasa
tidak percaya diri ketika akan menghadapi UN menggelar doa bersama untuk
mengurasi rasa ketakutan dan berharap supaya dapat lulus UN. Persiapan yang
kurang maksimal menjelang UN akan menjadi beban bagi siswa, sehingga
ketakutan tersebut berdampak pada hasil yang diperoleh dalam UN. Di situlah
peran guru sebagai motivator bagi siswanya dan meyakinkan siswa supaya
tidak perlu cemas akan hasil yang diperoleh.
Pada dasarnya kecemasan merupakan hal yang wajar yang pernah
terjadi oleh setiap orang. Kecemasan dapat terjadi pada setiap individu dengan
gejala yang berbeda-beda (Desiningrum, 2016: 55). Peran seorang guru sangat
penting dalam memotivasi siswa untuk menghilangkan perasaan cemas yang
ada pada diri siswa. Meskipun tidak langsung hilang, setidaknya siswa sedikit
termotivasi dan mengurangi perasaan takut. Motivasi merupakan kekuatan
yang mampu mengubah energi dari individu dalam bentuk aktivitas nyata
untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi adalah suatu perubahan energi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi
untuk mencapai tujuan (Mc Donald dalam Hamalik, 2009: 173).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau sering disingkat KBBI,
kognitif adalah berhubungan dengan atau melibatkan kognisi, berdasarkan
kepada pengetahuan faktual yang empiris. Menurut pandangan Piaget (dalam
Djiwandono, 2006: 72) kemampuan atau perkembangan kognitif adalah hasil
dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan pengalaman
pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi dengan
lingkungannya. Sedangkan menurut pandangan Piaget (dalam Muhibbin,
2017: 66) perkembangan kognitif memiliki 4 tahap, tahap pertama adalah
sensori motorik (0-2 tahun), tahap kedua pra operasional (2-7 tahun), tahap
ketiga operasional (7-11 tahun), dan tahap keempat adalah operasional formal
(11-dewasa). Di setiap tahap ditandai dengan munculnya kemampuan
intelektual baru dimana manusia mulai mengerti dunia yang bertambah
kompleks.
Rasa cemas yang muncul pada ranah kognitif ini perlu didampingi,
sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak mengalami cemas dan dapat
mengerjakan soal tes dengan baik, hasilnya juga pasti akan lebih baik.
Kecemasan belajar pada siswa dapat diketahui salah satunya dengan cara
survey. Effendi (2012: 1) berpendapat bahwa survey adalah penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok. Penelitian survey merupakan salah satu metode
terbaik yang tersedia bagi para peneliti sosial yang tertarik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mengumpulkan data guna menjelaskan suatu populasi yang terlalu besar untuk
diamati secara langsung.
Peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa
banyak siswa yang mengalami kecemasan pada aspek kognitif. Penelitian ini
melibatkan semua siswa Sekolah Dasar Negeri kelas II di Kecamatan
Gondokusuman. Dengan menggunakan kuesioner, peneliti bisa mendapatkan
data tentang tingkat kecemasan aspek konitif siswa Sekolah Dasar Negeri kelas
II di Kecamatan Gondokusuman. Pentingnya penelitian ini juga sebagai
tindakan untuk menangani siswa setelah diketahui bahwa terdapat kecemasan
pada aspek kognitif, selain itu pihak-pihak terkait juga dapat mengetahui
kondisi psikologis siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD Negeri di
Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019.
2. Berapa besar tingkat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD
Negeri di Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui apakah terdapat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II
SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019.
2. Mengetahui besar tingkat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II
SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, antara lain:
1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman tentang penelitian psikologi
siswa di kelas pada saat proses pembelajaran.
2. Bagi Guru
Guru dapat secara cepat menangani siswa yang mengalami
kecemasan.
3. Bagi Sekolah
Sekolah mengetahui kondisi psikologis/kecemasan siswa.
E. Definisi Operasional
1. Kecemasan adalah keadaan atau situasi yang membuat diri tidak merasa
nyaman terhadap sesuatu, kekhawatiran dan ketakutan terhadap suatu hal
akan menghambat pembelajaran.
2. Kognitif adalah aspek belajar yang berfokus pada perubahan proses mental
untuk berpikir tentang apa yang terjadi pada pembelajaran.
3. Kecemasan aspek kognitif adalah keadaan atau situasi yang mengganggu
proses mental terhadap suatu pemikiran tentang apa yang akan terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab II ini dijabarkan beberapa bahasan yaitu kajian pustaka,
penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap
berbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian pustaka
misalnya dapat mengkaji beberapa hal sebagai berikut.
1. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Bandura (dalam Santrock, 2009: 238) berpendapat bahwa
kecemasan adalah sebuah perasaan tidak menyenangkan akan ketakutan dan
kekhawatiran yang tidak begitu jelas. Hal yang normal bagi siswa untuk
merasakan prihatin atau khawatir ketika mereka menghadapi tantangan-
tantangan di sekolah, seperti berhasil dalam ujian.
Surya (2013 : 302) mengungkapkan bahwa kecemasan merupakan
suatu kondisi emosional yang ditandai dengan rasa takutyang tidak jelas
sumbernya. Ia diliputi oleh kehawatiran terhadap berbagai hal yang
mungkin dialami dalam perjalanan hidupnya.
Kecemasan adalah teman pendidikan terus menerus, artinya
kecemasan dapat terjadi pada setiap orang dan bisa terjadi kapan saja. Setiap
siswa merasakan kecemasan pada suatu saat ketika di sekolah, tetapi bagi
siswa tertentu, kecemasan sangat menghambat pembelajaran atau kinerja,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
khususnya dalam ujian (Everson, Smodlaka & Tobias ; Wigfield & Eccles
dalam Slavin, 2009 : 128).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan
bahwa kecemasan merupakan keadaan atau situasi yang membuat diri tidak
merasa nyaman terhadap sesuatu, kekhawatiran dan ketakutan terhadap
suatu hal akan menghambat pembelajaran.
b. Macam-macam Kecemasan
Spielberger (dalam Slameto, 2015: 185) membedakan kecemasan
atas dua bagian; kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety), yaitu
kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah
kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan kecemasan sebagai suatu
keadaan (state anxiety), yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional
sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan
kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif, dan
meningginya aktivitas system saraf otonom. Sebagai suatu keadaan,
kecemasan biasanya berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan yang
khusus, misalnya situasi tes.
Darajat (dalam Ayuningtyas, 2009: 14-15) menggolongkan
kecemasan menjadi tiga macam yakni:
a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya
yang mengancam pada dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut,
karena sumbernya jelas terlihat dalam pikiran, misalnya ketika ingin
menyeberang jalan, terlihat mobil berlari kencang seakan-akan hendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menabraknya. Atau seorang siswa yang bermain-main selama proses
pembelajaran, akan merasa cemas ketika ujian tiba.
b. Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk.
Yang paling sederhana ialah cemas yang umum, dimana orang merasa
cemas (takut) yang kurang jelas, tidak tertentu dan tidak ada
hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu mempengaruhi
keseluruhan diri pribadi. Ada pula cemas dalam bentuk takut akan
benda-benda atau hal-hal tertentu, misalnya takut melihat darah,
serangga, binatang-binatang kecil, tempat yang tinggi, atau orang
ramai. Ini berarti bahwa objek yang ditakuti, tidak seimbang dengan
bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh benda-benda tersebut atau tidak
berbahaya sama sekali. Selanjutnya ada pula cemas dalam bentuk
ancaman, yaitu kecemasan yang menyertai gejala-gejala gangguan dan
penyakit jiwa. Orang merasa cemas karena berpikir akan terjadi sesuatu
yang tidak menyenangkan, sehingga ia merasa terancam oleh sesuatu
itu.
c. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena melakukan hal-hal
yang berlawanan dengan keyakinan atau hati nurani. Cemas ini sering
pula menyertai gangguan jiwa, yang kadang-kadang terlihat dalam
bentuk yang umum.
Freud (dalam Suryabrata, 2006: 139) mengemukakan adanya
tiga macam kecemasan, yaitu kecemasan realistik, kecemasan neurotik
dan kecemasan moral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Kecemasan Realistik
Kecemasan realistik adalah kecemasan atau ketakutan yang
realistis, atau takut akan bahaya-bahaya di dunia luar, kedua kecemasan
yang lain diasalkan dari kecemasan realistis ini. Kecemasan siswa SD
terhadap mata pelajaran Matematika termasuk dalam kecemasan jenis
ini, karena siswa SD mengalami perasaan takut dan tegang serta gelisah
dalam menghadapi pelajaran Matematika.
b. Kecemasan Neurotik
Kecemasan neurotik yaitu rasa takut jangan-jangan insting-
insting akan lepas dari kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat
sesuatu yang bisa membuatnya dihukum. Kecemasan neurotik
bukanlah ketakutan terhadap insting-insting itu sendiri melainkan
ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting
dipuaskan.
c. Kecemasan Moral
Kecemasan moral yaitu rasa takut terhadap suara hati. Orang-
orang yang superegonya berkembang dengan baik cenderung akan
merasa bersalah jika mereka melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan norma moral dimana mereka dibesarkan. Kecemasan moral juga
mempunyai dasar dalam realitas dimana di masa lampau sang pribadi
pernah mendapat hukuman karena melanggar norma moral dan bisa
dihukum.
Maka dari itu kaitannya dengan penelitian ini bahwa peneliti
ingin mengetahui perasaan siswa ketika berproses di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Realistiknya beberapa siswa dengan mata pelajaran tertentu
mendapatkan hasil yang buruk, hal ini tentu ada kaitannya dengan
perasaan siswa ketika menghadapi mata pelajaran tersebut. Rasa cemas
yang selalu muncul akan mempengaruhi moral siswa, bisa jadi karena
siswa merasa tertekan sehingga siswa cenderung diam karena takut
kegiatan yang akan dilakukannya akan berdampak buruk.
c. Faktor Kecemasan
Greist, Martens dan Shakey (dalam Gunarsa, 1996)
mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya
kecemasan antara lain:
a. Tuntutan sosial yang berlebihan, yang belum atau tidak dapat
dipenuhi oleh seseorang, dan tuntutan ini dapat merupakan perasaan
subyektif dari individu yang mungkin tidak dirasakan orang lain.
b. Adanya standar keberhasilan yang tinggi bagi kemampuan yang
dimiliki individu sehingga menimbulkan rasa rendah diri.
c. Individu kurang siap dalam menghadapi suatu situasi atau keadaan
yang tidak diharapkan atau diperkirakan olehnya.
d. Adanya pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi atau diri
sendiri.
d. Mengatasi Kecemasan
Seorang guru seharusnya membantu siswa yang mempunyai
kecemasan untuk melihat persoalan lebih realistis. Kelihatannya siswa
siswa ini sering mengalami kesulitan dalam membuat pilihan yang
bijaksana. Mereka tidak memilih tugas yang sangat sulit maupun tugas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang sangat mudah. Beberapa hal berikut merupakan saran untuk
mengatasi kecemasan pada waktu pelajaran di kelas dan pada waktu
mengerjakan tes.
Contoh cara mengatasi kecemasan menurut Djiwandono (2006: 389-
391).
1. Gunakan kompetisi secara hati-hati.
Contoh:
a. Monitor kegiatan-kegiatan ketika tidak ada siswa yang
ditempatkan di bawah tekanan yang tidak semestinya.
b. Selama permainan kompetisi buatlah semua siswa terlibat
dengan harapan semua siswa mendapatkan kesempatan untuk
sukses.
2. Hindari situasi di saat siswa yang mempunyai kecemasan tinggi
ditempatkan di muka, misalnya duduk dibangku paling muka.
Contoh:
a. Tanyakan siapa yang mau menjadi sukarelawan jika
dibutuhkan untuk penampilan.
b. Berikan latihan-latihan pada siswa yang selalu cemas dalam
berbicara di muka orang banyak sebelum dimasukkan ke
kelompok kecil.
2. Semua perintah harus jelas.
Contoh:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
a. Tulis petunjuk dan perintah pada papan tulis atau lembaran tes
meskipun kita sudah memberikan petunjuk kepada siswa
secara oral.
b. Periksa apakah siswa sudah mengerti apa yang ditanyakan.
3. Hindari menekankan waktu yang tidak penting.
Contoh:
a. Kadang-kadang berikan tes untuk dikerjakan di rumah.
b. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk mengerjakan
tes.
4. Pindahkan beberapa tekanan dari tes-tes terstandar yang diperlukan
ke tes sehari-hari.
Contoh:
a. Ajarkan keterampilan mengambil tes; berikan latihan
mengerjakan tes; berikan bimbingan belajar.
b. Hindari memberikan nilai akhir hanya berdasarkan satu tes.
Peran seorang guru dalam mengatasi kecemasan perlu dilakukan
secara hati-hati. Seorang guru seharusnya mengetahui karakteristik
secara personal, sehingga ketika siswa terlihat mengalami kesulitan guru
dengan cepat dapat mendekatkan diri kepada siswa tersebut. Pada saat
proses pembelajaran di kelas, fokus guru tidak hanya pada satu siswa
yang terlihat menonjol, tetapi semua siswa mendapatkan perhatian dari
guru dengan harapan semua siswa dapat berhasil dalam pembelajaran.
Dalam memberikan tugas, guru harus memberikan perintah dengan jelas
dan disampaikan secara berulang-ulang sampai siswa paham. Hindari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mengelompokkan siswa pada golongan-golongan tertentu, misalnya
siswa yang kurang pandai dikelompokkan dengan siswa yang kurang
pandai, hal tersebut tentu akan mendeskriminasi siswa, sehingga siswa
tersebut tidak dapat berkembang dan seharusnya pembagian kelompok
dilakukan secara merata supaya siswa yang kurang pandai dapat
membaur dan belajar dari siswa yang pandai.
2. Kognitif
Khodijah (2014:76) berpendapat bahwa teori belajar kognitif
menjelaskan belajar dengan berfokus pada perubahan perubahan proses
mental internal yang digunakan dalam upaya memahami dunia eksternal.
Proses tersebut digunakan mulai dari mempelajari tugas-tugas
sesederhana seperti mengingat nomor telepon hingga tugas-tugas yang
kompleks seperti memecahkan masalah matematik yang mendetail.
Dengan demikian, teori-teori kognitif menekankan bahwa dalam proses
belajar, pembelajar aktif dalam mengembangkan pemahaman mereka
sendiri tentang topik yang mereka pelajari. Fokus teori kognitif adalah
potensi untuk berperilaku dan bukan pada perilakunya sendiri. Teori
belajar kognitif menekankan pentingnya proses-proses mental seperti
berpikir, dan memfokuskan pada apa yang terjadi pada pembelajar.
Djiwandono (2006: 149) berpendapat bahwa pandangan kognitif
melihat belajar sebagai sesuatu yang aktif. Mereka berinisiatif mencari
pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan
masalah, mengatur kembali, dan mengorganisasi apa yang telah mereka
ketahui untuk mencapai pelajaran baru. Meskipun secara pasif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
dipengaruhi oleh lingkungan, orang akan aktif memilih, memutuskan,
mempraktikan, memperhatikan, mengabaikan, dan membuat banyak
respons lain untuk mengejar tujuan. Satu hal paling penting yang
mempengaruhi dalam proses ini adalah apa yang individu pikirkan dalam
situasi belajar.
Dalam teori belajar kognitif tentu ada kaitannya dengan
kemampuan perkembangan kognitif, menurut pandangan Piaget (dalam
Djiwandono, 2006: 72) kemampuan atau perkembangan kognitif adalah
hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan
pengalaman pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Sebuah aspek penting dalam teori Piaget adalah
deskripsinya mengenai empat tahap perkembangan kognitif yang
berbeda, yang masing-masing dengan pola pikirannya yang unik.
Tahapan tersebut ialah: 1. Tahap sensorimotor (kelahiran hingga usia
sekitar 2 tahun) skema-skema didasarkan terutama pada perilaku dan
persepsi; anak berfokus pada apa yang terjadi di sini dan saat ini. 2. Tahap
praoperasional (2 tahun hingga sekitar 6 atau 7 tahun) skema-skema
mulai merepresentasikan objek-objek yang berada di luar jangkauan
pandangan langsung si anak, namun anak belum mampu melakukan
penalaran logis seperti orang dewasa. 3. Tahap operasional konkret (6
atau 7 tahun hingga 11 atau 12 tahun) penalaran yang menyerupai
penalaran orang dewasa mulai muncul, namun terbatas pada penalaran
mengenai realitas konkret. 4. Tahap operasional formal (11 atau 12 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hingga dewasa) proses-proses penalaran logis diterapkan ke ide-ide
abstrak ataupun ke objek-objek konkret (Ormrod, 2008: 43).
Berdasarkan pengertian beberapa tokoh, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kognitif merupakan sebuah fokus pembelajaran
yang menuju proses mental tentang pemikiran pada perubahan-
perubahan proses mental internal dalam upaya memahami dunia
eksternal. Proses belajar tersebut menjadikan sikap pembelajar yang aktif
dengan mencari pengalaman-pengalaman baru untuk mencari informasi
dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Satu hal terpenting yang
mempengaruhi dalam proses ini adalah apa yang individu pikirkan dalam
situasi belajar untuk memperoleh pelajaran baru.
3. Kecemasan Aspek Kognitif
Nevid (2005: 164) berpendapat bahwa kecemasan aspek kognitif
meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan
atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan, keyakinan
bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada penjelasan
yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada terhadap
sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang
normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan akan
kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa
semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, berpikir bahwa semuanya sangat
membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sepele, berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-
ulang, berpikir bahwa harus bisa kabur dari keramaian.
Sedangkan menurut Mahler (dalam Ayuningtyas, 2009: 11)
kecemasan aspek kognitif berkaitan dengan kekhawatiran individu
terhadap konsekuensi-konsekuensi yang mungkin akan dialami dan bila
kekhawatiran meningkat maka akan mengganggu kemampuan kognitif
individu misalnya sulit berkonsentrasi, pelupa, pikiran kacau dan mudah
panik. Secara tidak langsung kecemasan aspek kognitif akan
mengganggu fokus belajar pada diri siswa.
Berdasarkan pengertian beberapa tokoh, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kecemasan aspek kognitif merupakan perasaan
kekhawatiran yang dialami individu tentang suatu hal yang akan dialami
di masa depan dan jika terjadi terus menerus akan semakin mengganggu
kognitif individu tersebut. Perasaan khawatir yang dialami individu
meliputi gangguan yang dapat mengganggu konsentrasi belajar, sehingga
pikirannya tidak dapat fokus dan kacau. Dalam keadaan ini, individu
merasa terancam dengan bayangan-bayangan mengerikan yang akan
terjadi di masa depan. Pada akhirnya, individu sulit dalam mengatasi
masalah karena pikiran-pikiran buruk yang selalu membayangi.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Samosir (2017) yang
berjudul Kecemasan Matematika Pada Siswa SD. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan siswa cemas
dalam belajar matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dengan menggunakan metode grounded theory. Partisipan dalam
penelitian ini adalah seorang siswa yang bernama Ian (Pseudonym)
duduk di kelas V SD Maju yang mengalami kecemasan dalam belajar
matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data
menggunakan analisis dengan sistem pengcodingan sesuai langkah
metode grounded theory. Hasil penelitian ditemukan kecemasan
matematika yang dialami Ian merupakan kecemasan yang positif karena
dengan adanya rasa cemas membuat Ian semakin mempersiapkan diri
untuk belajar matematika.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Ayuningtyas (2009) yang
berjudul Studi Deskriptif Kecemasan Siswa Kelas 6 Sekolah Dasar
Dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN).
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kecemasan siswa kelas 6
SD dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
(UASBN). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan
siswa yang mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian atau tes.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SD di SD Pangudi Luhur,
Yogyakarta, berjumlah 70 orang. Alat ukur dalam penelitian ini adalah
skala kecemasan terhadap Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional
(UASBN). Korelasi item total bergerak antara 0,311 s/d 0,729. Estimasi
reliabilitas dengan teknik Cronbach Alpha menghasilkan koefisien
reliabilitas sebesar 0,949. Berdasarkan analisis data, dapat diperoleh
mean empirik < mean teoritik yaitu 113,4857 < 135. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
menunjukkan kecemasan siswa rendah. Berdasarkan norma kategorisasi
yang ada, 51,43% subjek dalam penelitian ini berada pada kategori
kecemasan terhadap UASBN sedang dan 42,86% subjek berada pada
kategori kecemasan rendah.
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Nanda (2017) yang
berjudul Realita Di balik Kecemasan Menghadapi Matematika. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab dan dampak yang
diakibatkan oleh kecemasan menghadapi matematika. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah grounded theory. Partsisipan
dalam penelitian ini adalah seorang siswa kelas IV SD Suka yang
mengalami kecemasan dalam menghadapi matematika, ia bernama E
(inisial). Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan wawancara. Teknik analisis yang digunakan adalah
teknik pencodingan. Hasil penelitian ditemukan bahwa penyebab
kecemasan yang dialami oleh E adalah orang tuanya. Orang tua E (dalam
hal ini ibunya) memarahi E apabila ia mendapatkan nilai yang rendah
pada mata pelajaran matematika. Selain itu, ada beberapa konsekuensi
yang akan diterima E apabila ia mendapatkan nilai yang jelek, antara lain
pengurangan uang jajan dan diikutkan les tambahan. Hal-hal tersebut
yang kemudian menyebabkan E cemas ketika menghadapi matematika.
Berdasarkan studi literatur penelitian tentang kecemasan pada
siswa, relevansi yang peneliti temukan pada penelitian yang dilakukan
oleh Samosir (2017), Ayuningtyas (2009), Nanda (2017) bahwa
penelitian yang dilakukan tersebut memiliki relevansi dengan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang kecemasan. Peneliti ingin
memberikan pandangan yang baru dengan cara mengambil seluruh
populasi siswa SD dalam satu Kecamatan. Peneliti melakukan penelitian
dengan metode survey pada siswa kelas II SD Negeri yang berada di
Kecamatan Gondokusuman, hal ini yang akan membedakan dengan
pendelitian terdahulu, tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat
kecemasan pada aspek kognitif.
Gambar 2.1 Skema Penelitian yang Relevan
Survey Kecemasan Aspek
Kognitif Pada Siswa Kelas II
Sekolah Dasar Negeri Di
Kecamatan Gondokusuman
Tahun ajaran 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan Sekolah Dasar merupakan pendidikan terpenting
ditingkat awal setelah anak menyelesaikan masa pendidikan di usia dini.
Pada masa pendidikan Sekolah Dasar, mata pelajaran yang diajarkan masih
sangat beragam. Siswa dituntut untuk siap dalam mengikuti semua proses
pembelajaran dengan berbagai mata pelajaran yang diajarkan.
Ketidaksiapan yang dialami siswa karena kurangnya pengetahuan akan
menjadikan siswa merasa khawatir terhadap pembelajaran. Perasaan
khawatir tentunya akan memecah konsentrasi dalam situasi belajar,
sehingga siswa tidak dapat menerima materi dengan baik saat dijelaskan
oleh guru.
Perasaan cemas merupakan permasalahan mental yang sering
muncul pada siswa dalam proses belajar dan dianggap sebagai salah satu
faktor yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif. Ketakutan
dan was-was pada suatu objek tertentu membuat siswa tidak mampu berfikir
secara maksimal seperti sulitnya berkonsentrasi, mengingat dan pemecahan
masalah, karena apa yang ada dalam pemikirannya sedang terganggu oleh
rasa cemas. Perasaan cemas juga dapat terlihat berdasarkan sumber yang
menyebabkannya, yaitu sumber yang berasal dari dalam diri sendiri dan
sumber yang berasal dari luar diri sendiri. Dalam satu kelas pasti selalu ada
siswa yang merasakan hal tersebut, perasaan cemas yang muncul dapat
memecah konsentrasi.
Salah satu faktor terpenting dalam upaya pencapaian tujuan belajar
adalah faktor psikologis, dalam hal ini faktor psikologis dapat dipandang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
sebagai cara-cara berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan
pemahaman bahan pelajaran, sehingga daya tangkap siswa dalam
penguasaan bahan pelajaran akan berhasil jika psikologisnya juga baik.
Daya ingat siswa yang kurang optimal karena adanya perasaan cemas yang
tidak terkendali tentu sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Hasil belajar yang baik diikuti pula dengan proses belajar yang baik,
dan juga sebaliknya jika hasil belajar tidak baik maka proses belajarnya
tidak baik. Hasil belajar merupakan titik akhir dari berbagai proses yang
telah dilalui. Kesiapan siswa dalam belajar diiringi dengan rasa senang
maupun tidak senang, hal ini juga sangat berpengaruh pada hasil belajar
yang akan dicapai. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi
keadaan siswa sehingga siswa tidak dapat memperoleh hasil yang
maksimal.
Rasa cemas seringkali timbul dari berbagai aspek, yang kemudian
mendorong siswa atau menekan siswa sehingga merasa takut pada suatu
bidang tertentu. Ketika siswa merasa takut/cemas tentu saja proses yang
dilaluinya tidak dilakukan dengan senang hati dan hasilnya pasti tidak akan
maksimal. Reaksi belajar yang ditunjukkan oleh siswa biasanya reaksi yang
dapat dilihat oleh orang lain maupun reaksi yang hanya bisa dirasakan oleh
orang yang bersangkutan. Siswa yang mengalami kecemasan dalam
pembelajaran dapat dilihat dari fisiknya dimana adanya gerakan-gerakan
atau bahasa tubuh yang menggambarkan seseorang tersebut mengalami
kecemasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Perasaan cemas bisa saja muncul pada siswa yang tidak percaya diri,
hal ini juga akan menghambatnya dalam proses belajar. Rasa percaya diri
merupakan hal yang positif bagi individu, hal ini dapat terlihat ketika siswa
berperan aktif dalam situasi belajar. Siswa yang memiliki rasa kepercayaan
diri yang baik, akan cenderung memiliki rasa positif terhadap diri sendiri
dan juga percaya pada kemampuan diri sendiri. Namun sebaliknya jika
siswa memiliki rasa percaya diri rendah, tentu akan menyimpan perasaan
takut bahwa yang akan dilakukannya dinilai salah. Rendahnya rasa percaya
diri merupakan salah satu gejala psikologis yang dapat menghambat
perkembangan kognitifnya.
Dilihat dari profesionalitas seorang guru, kegiatan belajar mengajar
seperti mengorganisasi pengalaman belajar, menilai proses dan hasil
belajar, termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru dalam pencapaian
hasil belajar siswa. Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses
pembelajaran, sehingga materi yang berupa ilmu pengetahuan dapat
dikomunikasikan kepada siswa sampai siswa benar-benar merasa paham.
Siswa yang kurang berperan aktif serta siswa yang tidak disiplin pada saat
pembelajaran menjadi tugas guru bagaimana membuat siswa menjadi aktif
serta disiplin pada saat proses pembelajaran. Hal ini juga berkaitan dengan
bagaimana cara guru mengajar supaya proses mengajar dapat berjalan
efektif, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada disekolah.
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui seberapa besar
tingkat kecemasan yang dialami siswa dalam satu kecamatan di SD Negeri,
pada siswa kelas II. Peneliti akan menggunakan metode survey, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
metode ini merupakan metode yang efektif untuk mendapatkan jawaban
siswa dalam populasi yang banyak. Untuk mendapatkan jawaban dari siswa
peneliti menggunakan instrumen berbentuk kuesioner, karena dengan
menggunakan kuesioner siswa dipermudah untuk menjawab pertanyaan
dengan jawaban yang terbatas.
Gambar 2.2 Skema Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Terdapat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD Negeri di
Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019
b. Kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019 termasuk dalam kategori
ringan berdasarkan survey yang dilakukan.
Siswa Kelas II
SDN se-
Kecamatan
Gondokusuman
Survey Tingkat
Kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab III ini dijabarkan beberapa bahasan yaitu jenis penelitin,
langkah penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, waktu dan tempat
penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis
data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
survei. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian empirik (berdasarkan
bukti-bukti atau data nyata) yang dilakukan secara sistematik tentang
fenomena sosial atau alam dengan menggunakan metode atau tehnik
statistik, matematik maupun perhitungan lainnya (Asra, dkk, 2016: 25).
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada
data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada
dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial
(dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya
pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan metode
kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya,
penelitian kuantitatif merupakan penelitian sampel besar (Azwar, 1997: 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti menggunakan metode
survei untuk alat bantu memperoleh data. Penelitian survei adalah penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pada umumnya unit analisis
dalam penelitian survei adalah individu (Effendi, 2012: 1). Survei
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang populasi yang
besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil. Pengumpulan data
survei dapat diperoleh dengan cara pengedaran angket. Pengedaran angket
kepada kelompok merupakan cara yang sangat ampuh, sebab dalam waktu
yang relatif singkat jawaban dari sejumlah responden dapat diperoleh.
Namun salah satu kelemahan dari pengedaran angket ini jika terdapat
pertanyaan yang kurang jelas atau tidak dipahami mungkin hanya ditebak
atau tidak dijawab (Sukmadinata, 2008: 84- 87).
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner/angket. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang
akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu,
kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono,
2016: 142).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
B. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2018 sampai April
2019. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi
penyusunan proposal, mengurus perijinan penelitian, uji coba instrumen,
menghitung validitas dan reliabilitas, revisi instrumen, mengurus perijinan
penelitian ke UPT, penyebaran instrumen ke 7 SD, pengumpulan data,
pengolahan data, penyusunan laporan, dan revisi.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
2018 2019
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei
1 Penyusunan
proposal
2 Mengurus
perijinan
penelitian
3 Uji coba
instrumen
4 Menghitung
validitas dan
reliabilitas
5 Revisi
instrumen
6 Mengurus
perijinan
penelitian ke
UPT
7 Menyebar
instrumen ke 8
SD
8 Pengumpulan
data
9 Pengolahan data
10 Penyusunan
laporan
11 Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel 3.1 Menunjukkan jadwal penelitian, yang dibuat supaya
memudahkan dalam melaksanakan penelitian. Dengan adanya jadwal
penelitian ini, langkah yang dilakukan juga dapat terstruktur dengan baik
dan tepat waktu. Jadwal kegiatan tersebut merupakan jadwal penelitian yang
dimulai pada bulan Oktober 2018.
b. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di 7 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan
Gondokusuman Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
peneliti terhadap kecamatan ini, peneliti merasa bahwa Kecamatan
Gondokusuman merupakan lokasi yang strategis untuk dilakukan
penelitian. Keberadaan Sekolah Dasar yang terletak di kota, menjadi salah
satu alasan peneliti untuk mengetahui permasalahn kognitif yang dialami
siswa. Selain itu SD Negeri yang berada di Kecamatan Gondokusuman
belum pernah dilakukan penelitian mengenai survei kecemasan aspek
kognitif pada siswa Sekolah Dasar. Berikut daftar SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman yang disurvei oleh peneliti:
Tabel 3.2 Daftar Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gondokusuman
No Nama Sekolah Alamat
1 SDN Baciro Jl. Mawar 17A Baciro, Gondokusuman,
Kota Yogyakarta, DIY.
2 SDN Bhayangkara Jl. Kemakmuran No. 5, Klitren,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.
3 SDN Demangan Jl. Munggur No. 38, Demangan,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.
4 SDN Klitren Jl. Kemakmuran No. 11, Klitren,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.
5 SDN Sagan Jl. Kartini, Terban, Gondokusuman,
Kota Yogyakarta, DIY.
6 SDN Serayu Jl. Juadi No. 2, Kotabaru,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.
7 SDN Terbansari 1 Jl. Prof Dr. Sardjito, Terban Gk V/117,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada
pada satu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian. Populasi dapat juga didefinisikan sebagai keseluruhan
unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2014:
76). Sedangkan Yusuf (2014:145) mengatakan bahwa populasi merupakan
salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan saksama
apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan
tepat guna untuk daerah (area) atau objek penelitiannya.
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
populasi merupakan keseluruhan objek yang perlu mendapat perhatian
untuk dilakukan penelitian terhadap suatu permasalahan yang ada di suatu
tempat tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar
Negeri kelas II Se-Kecamatan Gondokusuman. Populasi selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Data jumlah sekolah dan siswa di Kecamatan
Gondokusuman
No Nama Sekolah Jumlah siswa kelas II
1 SDN Baciro 26
2 SDN Bhayangkara 28
3 SDN Demangan 30
4 SDN Klitren 22
5 SDN Sagan 5
6 SDN Serayu 27
7 SDN Terbansari 1 29
Total 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Tabel 3.3 Menunjukkan data mengenai jumlah siswa kelas II
Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
Terdapat 7 Sekolah Dasar Negeri dengan jumlah total seluruh populasi
siswa kelas II adalah 167 siswa.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti. Atau, sampel dapat didefinisikan
sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur
tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2014: 76).
Sedangkan Yusuf (2014: 150) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian
dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut.
Dari kedua pengertian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mewakili populasi
tersebut. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah
mengambil seluruh populasi yang akan dijadikan sebagai sampel untuk di
survey. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 152 siswa
Sekolah Dasar kelas II yang ada di Kecamatan Gondokusuman. Hal ini
dikarenakan terdapat beberapa siswa yang tidak masuk pada saat survey,
sehingga data yang dihitung berdasarkan lembar survey yang terkumpul.
Tabel 3.4 Data jumlah sampel siswa yang di survey
No Nama Sekolah Jumlah siswa
1 SDN Baciro 25
2 SDN Bhayangkara 23
3 SDN Demangan 26
4 SDN Klitren 18
5 SDN Sagan 5
6 SDN Serayu 27
7 SDN Terbansari 1 28
Total 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan pada aspek
kognitif siswa sekolah dasar kelas II. Kecemasan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah kondisi siswa sekolah dasar kelas II yang ditandai
dengan perasaan khawatir, was-was, serta ketakutan yang disebabkan
karena adanya ancaman terhadap dirinya, baik dari dalam diri sendiri
maupun dari luar diri. Hal tersebut juga dapat dilihat dari tanda-tanda siswa
saat proses pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Perasaan cemas
muncul karena adanya bayang-bayang yang salah dari dalam diri siswa.
Untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kecemasan siswa sekolah
dasar kelas II, peneliti menggunakan pernyataan yang tertuang dalam
bentuk kuesioner/angket.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
instrumen skala kecemasan dan studi dokumenter.
1. Skala
Widoyoko (2015: 102) berpendapat bahwa skala adalah
sebuah acuan untuk menentukan panjang pendeknya sebuah
interval dalam alatukur sehingga dapat menghasilkan data
kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala
Likert. Periantalo (2015: 64) mengemukakan bahwa skala Likert
merupakan skala yang populer dalam penyusunan skala untuk
motivasi berprestasi, kepuasan kerja, komitmen organisasi,
kepercayaan diri, dan efikasi diri. Dalam penerapan praktis, skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ini digunakan untuk konstrak selain sikap. Dengan mengetahui
format penskalaan ini, pembaca dapat mengetahui penskalaan mana
yang cocok untuk suatu konstrak. Dengan skala Likert, variabel
yang diukur dijabarkan menjadi dimensi, lalu menjadi sub variabel,
dan sub variabelnya dijabarkan menjadi indikator-indikator.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-
dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
(Sukmadinata, 2016: 221). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2016: 240)
studi dokumenter merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa studi dokumenter merupakan teknik pengumpulan data berupa
dokumen berbentuk tulisan, gambar maupun karya-karya dari
seseorang. Studi dokumenter yang didapat selama penelitian ini berupa
data-data yang diperoleh dari kantor UPTD Pendidikan Kecamatan
Gondokusuman. Data tersebut antara lain daftar nama sekolah yang ada
di kecamatan Gondokusuman serta alamat lengkapnya dan surat
perijinan untuk melakukan penelitian ke SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Sedangkan menurut (Sugiyono, 2016:
102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua
fenomena ini disebut variabel penelitian.
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk
memudahkan dalam memperoleh data. Instrumen penelitian yang peneliti
gunakan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang.
Dengan skala Likert, variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. Terdapat 4 alternatif jawaban yang akan dipilih salah satu oleh
siswa, hal ini memang sedikit membingungkan untuk diterapkan pada siswa
kelas 2. Peneliti tidak menyusun secara langsung instrumen ini, instrumen
ini dibuat oleh peneliti terdahulu dan sudah divalidasi. Penyusunan Skala
Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD yang disusun oleh Cornelia
Weni Lestari pada tahun 2019. Dalam instrumen penelitian tersebut terdapat
13 indikator kecemasan aspek kognitif yang dikembangkan menjadi 30 butir
pernyataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, untuk jawaban
gradasi sangat positif berupa: jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 4,
jawaban Setuju (S) diberi skor 3, jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. jawaban dengan
gradasi sangat negatif berupa: jawaban Sangat Setuju (SS) diberi skor 1,
jawaban Setuju (S) diberi skor 2, jawaban Tidak Setuju (TS) diberi skor 3
dan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 4 (Sugiyono, 2016: 93)
Berikut ini bentuk instrumen skala aspek kognitif untuk tahap uji
coba instrumen:
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrumen dengan nomor butir
No Aspek
Kecemasan
Indikator Nomor butir pernyataan Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable
1. Kognitif Khawatir tentang
sesuatu
1,2,3 4,5,6 6 57%
Kabur dari keramaian 7 1
Pikiran terganggu 8,9,10,11 12,13 6
Merasa terancam oleh
orang.
14,15 2
Takut sendirian 16,17 2
Sulit berkonsentrasi 18 19 2
2. Fisik Gelisah,kegugupan 20,21 22 3 43%
Panas dingin 23,24 2
Anggota tubuh
bergetar
25 1
Jantung berdebar
keras
26 1
Sering buang air kecil 27 1
Pusing 28 29 2
Gangguan sakit perut 30 1
Jumlah 22 8 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 3.6 Kisi-kisi instrumen dengan nomor butir pernyataan
No Aspek
Kecemasan
Indikator Nomor Butir Pernyataan
Fovurabel Unfovurabel
1 Kognitif Khawatir
tentang
sesuatu
1. Saya merasa khawatir
tidak dapat menjawab
soal ulangan tengah
semester.
4. Saya tidak merasa
khawatir menghadapi
ulangan tengah semester.
2. Saya khawatir tidak
mampu mengerjakan
soal yang sangat sulit.
5. Saya merasa tertantang
mengerjakan soal yang sulit.
3. Saya khawatir akan
melakukan kesalahan
selama ujian.
6. Saya bisa tidur dengan
nyenyak walaupun esok hari
ulangan tengah semester.
Kabur dari
keramaian
7. Saya merasa ingin
cepat keluar dari ruang
kelas pada saat
mengerjakan soal yang
sangat banyak.
Pikiran
terganggu
8. Saya lupa apa yang
sudah saya pelajari.
12. Saya merasa biasa saja
walaupun nilai saya kurang
baik.
9. Saya berpikir nilai
saya tidak akan
memuaskan.
13. Saya tetap semangat
walaupun belum bisa
membaca dengan lancar.
10. Saya belum bisa
membaca dengan lancar.
11. Saya sulit
memahami soal.
Merasa
terancam oleh
orang.
14. Saya merasa
khawatir ketika guru
membacakan nilai saya.
15. Saya malu ketika
teman-teman
mengetahui nilai saya.
Takut
sendirian
16. Saya merasa takut
ketika teman-teman
sudah banyak yang
selesai mengerjakan soal
ulangan tengah
semester.
17. Saya biasanya
meminta salah satu
teman untuk menunggu
sampai saya selesai
mengerjakan soal.
Sulit
berkonsentrasi
18. Saya sulit
berkonsentrasi ketika
mengerjakan soal
ulangan.
19. Saya dapat
berkonsentrasi dengan baik
walaupun soal ulangan sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2 Fisik Gelisah,
kegugupan
20. Pada saat ulangan
saya merasa gelisah
ketika guru
memperhatikan saya.
22. Saya sangat senang
ketika guru mendekati meja
saya.
21. Saya merasa gugup
ketika guru mendekati
meja saya.
Panas dingin 23. Tubuh saya
mengeluarkan keringat
yang banyak pada saat
mengerjakan soal yang
sulit.
24. Tangan saya terasa
dingin dan
mengeluarkan keringat.
Anggota
tubuh bergetar
25. Tangan saya
bergetar ketika guru
menyampaikan waktu
ulangan hampir habis.
Jantung
berdebar keras
26. Jantung saya
berdetak lebih kencang
ketika diminta guru
mengumpulkan hasil
ulangan.
Sering buang
air kecil
27. Saya sering buang
air kecil pada saat
mengerjakan soal
ulangan.
Pusing 28. Saya merasa pusing
mengerjakan soal yang
sulit.
29. Saya tidak merasa pusing
saat mengerjakan soal yang
sulit.
Gangguan
sakit perut
30. Sepuluh menit
sebelum waktu ulangan
selesai perut saya terasa
sakit.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Uji coba instrumen merupakan tahapan terpenting yang harus
dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang baik. Selain itu, uji coba
instrumen juga untuk menguji validitas dan reliabilitas. Subyek yang
dijadikan uji coba instrumen adalah kelas II SD Negeri Demangan yang
berjumlah 30 siswa. Selanjutnya perhitungan validitas dan reliabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilakukan untuk mengetahui kevalidan instrumen, berikut ini langkah-
langkah yang dilakukan:
a. Uji Validitas
Masidjo (2010: 242) bependapat bahwa validitas suatu tes adalah
kemampuan untuk mengukur secara tepat sesuatu yang ingin diukur. Untuk
mengetahui validitas suatu instrumen, peneliti harus melakukan uji coba
instrumen. Apabila data yang diuji sudah sesuai dengan yang seharusnya,
instrumen yang digunakan sudah baik atau valid. Sebuah instrumen
dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto,
2010: 211). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis validitas
yaitu:
1. Validitas Isi
Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan
antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Secara teknis pengujian validitas konstruk dan validitas isi dapat
dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik
pengembangan instrumen. Validitas isi merupakan validitas yang
diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau
lewat professional judgment (Azwar, 2008: 45).
Validitas isi pada penelitian ini sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu melakukan validitas isi
kembali. Penelitian ini memvalidasi kembali instrumen penelitian yang
disusun oleh peneliti sebelumnya, yaitu penelitian R&D yang berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD yang
disusun oleh Cornelia Weni Lestari pada tahun 2019. Dalam instrumen
penelitian tersebut terdapat 13 indikator kecemasan aspek kognitif yang
dikembangkan menjadi 30 butir pernyataan. Instrumen penelitian
berupa pernyataan-pernyataan perlu divalidasi untuk mengetahui
apakah butir-butir pernyataan yang digunakan telah valid atau tidak.
2. Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas konstruk, peneliti dapat menggunakan
pendapat dari ahli (judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan
ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah
disusun. Setelah pengujian konstruksi dari ahli dan berdasarkan
pengalaman empiris di lapangan selesai, peneliti melakukan uji coba
instrumen. Instrumen tersebut dicoba pada sampel dari mana populasi
diambil (Sugiyono, 2016: 125).
Uji coba dilakukan pada siswa kelas II SD N Demangan dengan
jumlah siswa sebanyak 30. Perhitungan validitas angket ini
menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Dari hasil ujicoba 30
butir pernyataan angket, ada 7 butir soal yang gugur atau tidak valid,
diantaranya adalah butir soal nomor 5, 6, 9, 12, 17, 19, 23 dapat dilihat
pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Konstruk
No. Butir
Soal
r tabel r hitung Pearson
Correlation
Keputusan
1 0,349 .376* Valid
2 0,349 .394* Valid
3 0,349 .547** Valid
4 0,349 .400* Valid
5 0,349 .062 Tidak Valid
6 0,349 .153 Tidak Valid
7 0,349 .366* Valid
8 0,349 .555** Valid
9 0,349 .262 Tidak Valid
10 0,349 .586** Valid
11 0,349 .435* Valid
12 0,349 .212 Tidak Valid
13 0,349 .404* Valid
14 0,349 .450* Valid
15 0,349 .398* Valid
16 0,349 .579** Valid
17 0,349 .238 Tidak Valid
18 0,349 .649** Valid
19 0,349 .341 Tidak Valid
20 0,349 .571** Valid
21 0,349 .410* Valid
22 0,349 .532** Valid
23 0,349 .309 Tidak Valid
24 0,349 .501** Valid
25 0,349 .636** Valid
26 0,349 .557** Valid
27 0,349 .401* Valid
28 0,349 .597** Valid
29 0,349 .562** Valid
30 0,349 .548** Valid
Tabel 3.7 adalah hasil pengujian validitas konstruk dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistics 22. Butir pernyataan
dinyatakan valid jika nilai r-hitung lebih besar dari nilai r-tabel. Berdasarkan
tabel di atas, butir pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16,
18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 dinyatakan valid, karena nilai r-
hitung lebih besar dari nilai r-tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Uji Reliabilitas
Kata reliabilitas diambil dari bahasa Inggris reliability yang berasal
dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap atau konsisten jika
diujikan berkali-kali. Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk
pengujian validitas instrumen. Berikut ini tabel kriteria koefisien
reliabilitas untuk melihat hasil perhutungan reliabilitas instrumen
(Masidjo, 2010: 243). Sugiyono (2011) berpendapat bahwa kriteria untuk
menentukan tinggi rendahnya suatu koefisien reliabilitas suatu tes dapat
dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Kriteria Tinggi Rendahnya Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Reliabilitas Kualitatif
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Tabel 3.8 adalah tabel yang berisi interval koefisien reliabilitas dan
keterangan kualitatifnya. Interval koefisien reliabilitas antara negatif – 0,02
memiliki tingkat reliabilitas sangat rendah, 0,21 – 0,40 tingkat
reliabilitasnya rendah, 0,41 – 0,70 tingkat reliabilitasnya cukup, 0,71 – 0,90
tingkat reliabilitasnya tinggi, dan 0,90 – 1,00 tingkat reliabilitasnya sangat
tinggi.
Dari hasil perhitungan, skala kecemasan aspek kognitif tersebut
reliabel dan dapat dipakai. Setelah dilakukan ujicoba analisis, ternyata
diperoleh butir sahih yang masih mewakili semua indikator dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
reliabilitas sebesar 0,848. Sehingga instrumen tersebut tersebut dapat
digunakan untuk mengumpulkan data yang dipercaya. Pengujian reliabilitas
ini dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for windows, dan hasilnya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s Alpha N of item
.848 30
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa reliabilitas skala kecemasan aspek
kognitif menunjukkan hasil koefisien reliabilitas alpha sebesar 0, 848,
sehingga ini menunjukkan bahwa skala aspek kognitif tersebut reliabel dan
memiliki tingkat kepercayaan tinggi.
Tabel 3.10 di bawah ini menunjukkan kisi-kisi instrumen skala
kecemasan aspek kognitif yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya,
sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen dengan nomor butir
No Aspek
Kecemasan
Indikator Nomor butir pernyataan Jmlh
Fovurabel Unfovurabel
1. Kognitif Khawatir tentang
sesuatu
1, 2, 3 4 4 57%
Kabur dari keramaian 5 1
Pikiran terganggu 6, 7, 8 9 4
Merasa terancam
oleh orang.
10, 11 2
Takut sendirian 12 1
Sulit berkonsentrasi 13 1
2. Fisik Gelisah,kegugupan 14, 15 16 3 43%
Panas dingin 17 1
Anggota tubuh
bergetar
18 1
Jantung berdebar
keras
19 1
Sering buang air kecil 20 1
Pusing 21 22 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Gangguan sakit perut 23 1
Jumlah 19 4 23 100
%
Tabel 3.11 Kisi-kisi Instrumen dengan nomor butir pernyataan
No Aspek
Kecemasan
Indikator Nomor Butir Pernyataan
Fovurabel Unfovurabel
1 Kognitif Khawatir
tentang
sesuatu
1. Saya merasa khawatir
tidak dapat menjawab
soal ulangan tengah
semester.
4. Saya tidak merasa
khawatir menghadapi
ulangan tengah semester.
2. Saya khawatir tidak
mampu mengerjakan
soal yang sangat sulit.
3. Saya khawatir akan
melakukan kesalahan
selama ujian.
Kabur dari
keramaian
5. Saya merasa ingin
cepat keluar dari ruang
kelas pada saat
mengerjakan soal yang
sangat banyak.
Pikiran
terganggu
6. Saya lupa apa yang
sudah saya pelajari.
9. Saya tetap semangat
walaupun belum bisa
membaca dengan lancar.
7. Saya belum bisa
membaca dengan lancar.
8. Saya sulit memahami
soal.
Merasa
terancam oleh
orang.
10. Saya merasa
khawatir ketika guru
membacakan nilai saya.
11. Saya malu ketika
teman-teman
mengetahui nilai saya.
Takut
sendirian
12. Saya merasa takut
ketika teman-teman
sudah banyak yang
selesai mengerjakan soal
ulangan tengah
semester.
Sulit
berkonsentrasi
13. Saya sulit
berkonsentrasi ketika
mengerjakan soal
ulangan.
2 Fisik Gelisah,
kegugupan
14. Pada saat ulangan
saya merasa gelisah
16. Saya sangat senang
ketika guru mendekati meja
saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
ketika guru
memperhatikan saya.
15. Saya merasa gugup
ketika guru mendekati
meja saya.
Panas dingin 17. Tangan saya terasa
dingin dan
mengeluarkan keringat.
Anggota
tubuh bergetar
18. Tangan saya
bergetar ketika guru
menyampaikan waktu
ulangan hampir habis.
Jantung
berdebar keras
19. Jantung saya
berdetak lebih kencang
ketika diminta guru
mengumpulkan hasil
ulangan.
Sering buang
air kecil
20. Saya sering buang
air kecil pada saat
mengerjakan soal
ulangan.
Pusing 21. Saya merasa pusing
mengerjakan soal yang
sulit.
22. Saya tidak merasa pusing
saat mengerjakan soal yang
sulit.
Gangguan
sakit perut
23. Sepuluh menit
sebelum waktu ulangan
selesai perut saya terasa
sakit.
H. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2012: 147) berpendapat bahwa teknik analisis data dalam
penelitian kuantitatif adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti setelah
data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tingkat kecemasan yang dialami siswa dapat dilihat dari hasil
perhitungan jawaban yang diberikan oleh siswa pada skala kecemasan.
Jumlah keseluruhan skor dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan skor
jawaban pada setiap pernyataan. Berikut ini rumus dalam mencari jarak
interval dan pengkategorian tingkat kecemasan aspek kognitif menurut
(Suprapto, 2013: 104).
Rumus dalam mencari interval dapat dilihat dibawah ini:
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
Tabel 3.12 Pengkategorian Tingkatan Kecemasan
Interval skor Tingkatan
23 – 36,8 Tidak cemas
≥36,8 – 50,6 Cemas ringan
≥50,6 – 64,4 Cemas sedang
≥64,4 – 78,2 Cemas berat
≥78,2 – 92 Sangat berat
Tabel 3.12 merupakan tabel pengkategorian tingkatan kecemasan
dengan 5 kategori tingkatan yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas sedang,
cemas berat, dan sangat berat. Pengkategorian tersebut dijadikan acuan
sebagai tolak ukur survei kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD
Negeri yang ada di Kecamatan Gondokusuman.
Langkah-langkah dalam teknik analisis data yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengolah data penelitian sebagai berikut.
1. Hal pertama yang dilakukan peneliti yaitu mengolah data. Pengolahan
data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan.
Pada penelitian kuanitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian identitas
(coding) dan proses pembeberan (tabulating) (Bungin, 2006: 174).
Adapun pengolahan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap
sebagai berikut.
a. Editing
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang
telah dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk atau data
yang terkumpul belum memenuhi harapan peneliti, ada
diantarannya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan
bahkan terlupakan (Bungin, 2006: 175). Pada tahap ini peneliti
memeriksa ulang kelengkapan identitas responden dan instrumen
penelitian untuk meminimalisir kurangnya data yang terkumpul.
Kekurangan data maupun kesalahan data dapat dilengkapi dengan
pengumpulan data ulang.
b. Coding
Coding adalah pemberian identitas pada data-data yang
terkumpul sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis
(Bungin, 2006: 176). Pada tahap ini, peneliti memberikan identitas
data berdasarkan nama SD yang dilakukan penelitian . Dari 7 SD
yang terdiri siswa kelas II diberikan kode dengan memberikan
inisial nama dengan huruf A sampai Z.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data.
Maksudnya tabulasi adalah memasukan data pada tebl-tabel dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengatur angka-angka (Bungin, 2006: 178). Pada tahap ini
peneliti memasukkan data yang sudah diberikan kode ke dalam
tabel.
2. Setelah data masuk dalam tahap editing, koding, dan tabulasi. Tahap
selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah mengolah data dengan
mengelompokkan dan menyederhanakan data berdasarkan frekuensi
dan persentase setiap responden. Pada tahap ini peneliti
mengelompokkan data dan mengolah data berdasarkan asal SD dari
setiap responden terlebih dahulu. Setelah itu baru mengelompokkan
data dan mengolah data keseluruhan.
3. Langkah selanjutnya, setelah peneliti sudah mengelompokkan dan
menyederhanakan data berdasarkan frekuensi dan persentase setiap
responden, yaitu peneliti menyajikan data yang diperoleh berdasarkan
hasil survei pada siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman. Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan
diagram.
4. Setelah itu, data dianalisis secara deskriptif berdasarkan frekuensi dan
persentase setiap responden.
5. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan
bertujuan untuk menjawab rumusan permasalahan yang sedang diteliti
oleh peneliti yaitu terdapat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas
II SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dalam bab IV ini dijabarkan beberapa bahasan yaitu hasil penelitian,
dan pembahasan.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Peneliti memperoleh data kuantitatif tersebut dari hasil menyebarkan
instrumen penelitian berupa skala kecemasan aspek kognitif kepada siswa
kelas II SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti mencari informasi tentang daftar SD Negeri yang berada
di Kecamatan Gondokusuman. Berdasarkan data yang diperoleh dari Unit
Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan
Gondokusuman, terdapat 7 SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman
diantaranya SD N Baciro, SD N Demangan, SD N Sagan, SD N Serayu, SD
N Klitren, SD N Bhayangkara, dan SD N Terbansari. Alasan mengapa
peneliti memilih SD Negeri untuk melakukan penelitian, karena salah
satunya SD Negeri sebagai tolak ukur pendidikan di Indonesia.
Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan
penelitian ini adalah menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
yang diujikan kepada siswa kelas II SD Negeri Demangan. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
instrumen penelitian divalidasi dan diuji reliabilitasnya langkah selanjutnya
adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan penelitian di SD
Negeri se-Kecamatan Gondokusuman pada sekretariat PGSD Sanata
Dharma. Langkah selanjutnya adalah mendatangi Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan Gondokusuman untuk meminta
ijin melakukan penelitian di SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman, dan
meminta surat pengantar untuk diserahkan pada setiap SD Negeri se-
Kecamatan Gondokusuman yang akan kami lakukan penelitian. Langkah
terakhir dalam mengurus perizinan untuk penelitian adalah meminta ijin
kepada seluruh kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman
secara lisan. Ketika meminta ijin kepada kepala sekolah, peneliti juga
bertemu dengan guru kelas II untuk melakukan koordinasi berkaitan dengan
waktu pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini dapat diselesaikan dalam waktu satu minggu, dengan
jadwal yang telah dikoordinasikan dengan wali kelas II di setiap SD Negeri
se-Kecamatan Gondokusuman. Dalam satu hari peneliti dapat
melaksanakan penelitian satu sampai dua sekolah, sehingga penelitian
tersebut penelitian tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang cepat.
Model penyebaran skala kecemasan tersebut, peneliti terjun langsung di
dalam kelas dan mendampingi siswa mengisi skala kecemasan. Jadwal
penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No. Hari/Tanggal Waktu Lokasi Penelitian
1 Senin, 21 Januari 2019 07.30-08.00 SD Negeri Demangan
11.00-11.30 SD Negeri Serayu
2 Selasa, 22 Januari 2019 08.00-08.30 SD Negeri Terbansari
3 Rabu, 23 Januari 2019 08.00-08.30 SD Negeri Sagan
10.00-10.30 SD Negeri Klitren
4 Kamis, 24 Januari 2019 10.00-10.30 SD Negeri Bhayangkara
5 Jumat, 25 Januari 2019 08.00-08.30 SD Negeri Baciro
Tabel 4.1 adalah tabel yang memuat jadwal penelitian, di
dalamnya terdapat hari/tanggal penelitian, waktu penelitian, dan nama
SD tempat penelitian. Dalam penelitian ini peneliti harus memberikan
pengarahan tentang petunjuk pengisian skala kecemasan tersebut, karena
penelitian ini dilakukan pada siswa SD kelas II sehingga peneliti harus
sabar dalam membimbing siswa-siswi mengisi skala kecemasan yang
diberikan peneliti. Selain itu, peneliti juga harus membacakan
pernyataan-pernyataan pada skala kecemasan yang akan diisi oleh siswa,
karena masih banyak siswa kelas II yang belum lancar dalam membaca.
2. Deskripsi Responden Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas II SD Negeri yang
berada di Kecamatan Gondokusuman pada tahun pelajaran 2018/2019.
Dengan jumlah populasi sebanyak 167 siswa dan sampel sebanyak 152
siswa, peneliti mengambil lebih dari 50% sekolah yang ada dalam satu
kecamatan. Saat penelitian berlangsung terdapat beberapa siswa yang
tidak hadir dikelas, sehingga siswa tersebut tidak dapat mengisi kuesioner
yang dibagikan oleh peneliti. Berikut ini daftar jumlah siswa yang
mengisi kuesioner:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Tabel 4.2 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa yang Mengisi
Kuesioner
No Nama Sekolah Jumlah siswa
1 SDN Baciro 25
2 SDN Bhayangkara 23
3 SDN Demangan 26
4 SDN Klitren 18
5 SDN Sagan 5
6 SDN Serayu 27
7 SDN Terbansari 1 28
Total 152
3. Hasil Analisis Data Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD Negeri di
Kecamatan Gondokusuman Tahun Ajaran 2018/2019. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentase. Data dibuat dalam
lima kategori yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Data tingkat kecemasan dikumpulkan dengan menggunakan skala
kecemasan yang sudah divalidasi sebelumnya. Jumlah pernyataan sahih
atau valid adalah sebanyak 23 butir pernyataan. Pada keseluruhan butir
pernyataan yang digunakan terdapat empat pilihan jawaban dengan skor 1
sampai 4.
a. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Baciro
Dalam pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif
pada siswa kelas II di SD Negeri Baciro peneliti memberikan
pengarahan atau petunjuk pengisian pada lembar skala survei
kecemasan, masih banyak siswa yang belum bisa membaca dan
akhirnya peneliti membacakan pernyataan satu per satu sampai siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
benar-benar paham dan dapat mengisi pada lembar yang telah
disediakan. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, namun
pengisian skala survei kecemasan aspek kognitif dapat berjalan dengan
lancar. Distribusi tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD
Negeri Baciro disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Baciro
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 0 0%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 13 52%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 9 36%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 3 12%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.3 dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa, terlihat 0
siswa (0%) memiliki kategori tidak cemas, 13 siswa (52%) mempunyai
kategori kecemasan ringan, 9 siswa (36%) mempunyai kategori kecemasan
sedang, 3 siswa (12%) mempunyai kategori kecemasan berat, dan 0 siswa
(0%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat. Frekuensi terbanyak
terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan yaitu 13 siswa (52%),
maka dapat dikatakan bahwa kategori tingkat kecemasan aspek kognitif siswa
kelas II SD Negeri Baciro pada tahun ajaran 2018/2019 ditinjau dari aspek
kognitif adalah kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar histogram 4.1 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 4.1 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Baciro
Dari gambar 4.1 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Baciro yang menunjukan presentase
tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 0%, kategori kecemasan
ringan 52%, kategori kecemasan sedang 36%, kategori kecemasan berat
12%, dan kategori kecemasan sangat berat 0%.
b. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Bhayangkara
Dalam pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif
pada siswa kelas II di SD Negeri Bhayangkara, peneliti tidak dapat
membagikan skala kecemasan secara langsung dikarenakan wali kelas
II meminta untuk meninggalkan skalanya di sekolah dengan alasan wali
kelas yang akan membagikan skalanya, dan jika peneliti yang
membagikan kemungkinan peneliti tidak akan dihargai oleh siswa
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
0%
52.00%
36.00%
12.00%
0.00%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Baciro
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
karena peneliti adalah orang baru yang tidak ditakuti oleh siswa.
Sebelum peneliti meninggalkan skala kecemasan aspek kognitif kepada
wali kelas II, peneliti memberikan pengarahan terlebih dahulu supaya
apa yang akan dibagikan kepada siswa dapat diisi dengan benar, dan
skala kecemasan aspek kognitif tersebut diambil keesokan harinya.
Distribusi tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri
Bhayangkara disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Bhayangkara
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 1 4,34%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 16 69,56%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 6 26,1%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 0 0%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
0 0%
Jumlah 23 100%
Dari tabel 4.4 dengan jumlah siswa sebanyak 23 siswa, terlihat 1
siswa (4,34%) memiliki kategori tidak cemas, 16 siswa (69,56%)
mempunyai kategori kecemasan ringan, 6 siswa (26,1%) mempunyai
kategori kecemasan sedang, 0 siswa (0%) mempunyai kategori kecemasan
berat, dan 0 siswa (0%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat.
Frekuensi terbanyak terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan
yaitu 16 siswa (69,56%), maka dapat dikatakan bahwa kategori tingkat
kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri Bhayangkara pada tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
ajaran 2018/2019 ditinjau dari aspek kognitif adalah kecemasan ringan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram 4.2 :
Gambar 4.2 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Bhayangkara
Dari gambar 4.2 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Bhayangkara yang menunjukan
presentase tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 4,34%, kategori
kecemasan ringan 69,56%, kategori kecemasan sedang 26,1%, kategori
kecemasan berat 0%, dan kategori kecemasan sangat berat 0%.
c. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Klitren
Pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif pada
siswa kelas II SD Negeri Klitren secara keseluruhan berjalan dengan
lancar, meskipun masih banyak siswa yang belum lancar membaca,
tetapi dengan bantuan peneliti siswa dapat memahami dan dapat
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
4,34%
69.56%
26.10%
0.00% 0.00%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri
Bhayangkara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
menyelesaikan pengisian skala kecemasan aspek kognitif yang
diberikan oleh peneliti. Wali kelas juga membantu dalam
penyebaran skala kecemasan aspek kognitif tersebut sehingga
memudahkan peneliti dalam pengambilan data penelitian. Distribusi
tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri Klitren
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Klitren
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 1 5,5%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 13 72,2%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 4 22,2%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 0 0%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
0 0%
Jumlah 18 100%
Dari tabel 4.5 dengan jumlah siswa sebanyak 18 siswa, terlihat 1
siswa (5,5%) memiliki kategori tidak cemas, 13 siswa (72,2%) mempunyai
kategori kecemasan ringan, 4 siswa (22,2%) mempunyai kategori
kecemasan sedang, 0 siswa (0%) mempunyai kategori kecemasan berat, dan
0 siswa (0%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat. Frekuensi
terbanyak terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan yaitu 13
siswa (72,2%), maka dapat dikatakan bahwa kategori tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Klitren pada tahun ajaran 2018/2019 ditinjau
dari aspek kognitif adalah kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar histogram 4.3 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 4.3 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Klitren
Dari gambar 4.3 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Klitren yang menunjukan presentase
tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 5,5%, kategori kecemasan
ringan 72,2%, kategori kecemasan sedang 22,2%, kategori kecemasan berat
0%, dan kategori kecemasan sangat berat 0%.
d. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Sagan
Pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif pada
siswa kelas II SD Negeri Sagan berjalan dengan lancar, dikarenakan
jumlah siswa yang sangat sedikit sehingga dengan mudah peneliti
mendampingi satu per satu. Meskipun terdapat beberapa siswa yang
belum bisa membaca, peneliti harus membacakan skala kecemasan
sampai siswa benar-benar mengerti dan tahu yang harus dijawabnya.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
5,50%
72.20%
22.20%
0.00% 0.00%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Klitren
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Distribusi tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri
Sagan disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Sagan
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 0 0%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 3 60%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 2 40%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 0 0%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
0 0%
Jumlah 5 100%
Dari tabel 4.6 dengan jumlah siswa sebanyak 5 siswa, terlihat 0
siswa (0%) memiliki kategori tidak cemas, 3 siswa (60%) mempunyai
kategori kecemasan ringan, 2 siswa (40%) mempunyai kategori kecemasan
sedang, 0 siswa (0%) mempunyai kategori kecemasan berat, dan 0 siswa
(0%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat. Frekuensi terbanyak
terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan yaitu 3 siswa (60%),
maka dapat dikatakan bahwa kategori tingkat kecemasan aspek kognitif siswa
kelas II SD Negeri Sagan pada tahun ajaran 2018/2019 ditinjau dari aspek
kognitif adalah kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar histogram 4.4 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 4.4 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Sagan
Dari gambar 4.4 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Sagan yang menunjukan presentase
tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 0%, kategori kecemasan
ringan 60%, kategori kecemasan sedang 40%, kategori kecemasan berat 0%,
dan kategori kecemasan sangat berat 0%.
e. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Demangan
Pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif pada
siswa kelas II SD Negeri Demangan secara keseluruhan berjalan
dengan lancar, meskipun masih banyak siswa yang belum lancar
membaca, tetapi dengan bantuan peneliti siswa dapat memahami dan
dapat menyelesaikan pengisian skala kecemasan aspek kognitif yang
diberikan oleh peneliti. Wali kelas juga membantu dalam
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
0,00%
60.00%
40.00%
0.00% 0.00%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Sagan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
penyebaran skala kecemasan aspek kognitif tersebut sehingga
memudahkan peneliti dalam pengambilan data penelitian. Distribusi
tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri
Demangan disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Demangan
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 2 7,7%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 12 46,15%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 12 46,15%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 0 0%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
0 0%
Jumlah 26 100%
Dari tabel 4.7 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa, terlihat 2
siswa (7,7%) memiliki kategori tidak cemas, 12 siswa (46,15%) mempunyai
kategori kecemasan ringan, 12 siswa (46,15%) mempunyai kategori
kecemasan sedang, 0 siswa (0%) mempunyai kategori kecemasan berat, dan
0 siswa (0%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat. Frekuensi
terbanyak terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan dan
kecemasan sedang yaitu 12 siswa (46,15%), maka dapat dikatakan bahwa
kategori tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri Demangan
pada tahun ajaran 2018/2019 ditinjau dari aspek kognitif adalah kecemasan
ringan dan kecemasan sedang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
histogram 4.5 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Gambar 4.5 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Demangan
Dari gambar 4.5 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Demangan yang menunjukan presentase
tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 7,7%, kategori kecemasan
ringan 46,15%, kategori kecemasan sedang 46,15%, kategori kecemasan
berat 0%, dan kategori kecemasan sangat berat 0%.
f. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Terbansari
Pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif pada
siswa kelas II SD Negeri Terbansari secara keseluruhan berjalan
dengan lancar, meskipun masih banyak siswa yang belum lancar
membaca, tetapi dengan bantuan peneliti siswa dapat memahami dan
dapat menyelesaikan pengisian skala kecemasan aspek kognitif yang
diberikan oleh peneliti. Wali kelas juga membantu dalam
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
7,70%
46.15% 46.15%
0.00% 0.00%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Demangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
penyebaran skala kecemasan aspek kognitif tersebut sehingga
memudahkan peneliti dalam pengambilan data penelitian. Distribusi
tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri
Terbansari disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Terbansari
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 2 7,14%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 14 50%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 10 35,71%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 0 0%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
2 7,14%
Jumlah 28 100%
Dari tabel 4.8 dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa, terlihat 2
siswa (7,14%) memiliki kategori tidak cemas, 14 siswa (50%) mempunyai
kategori kecemasan ringan, 10 siswa (35,71%) mempunyai kategori
kecemasan sedang, 0 siswa (0%) mempunyai kategori kecemasan berat, dan
2 siswa (7,14%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat. Frekuensi
terbanyak terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan yaitu 14
siswa (50%), maka dapat dikatakan bahwa kategori tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Terbansari pada tahun ajaran 2018/2019
ditinjau dari aspek kognitif adalah kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar histogram 4.6 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Gambar 4.6 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Terbansari
Dari gambar 4.6 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Terbansari yang menunjukan presentase
tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 7,14%, kategori kecemasan
ringan 50%, kategori kecemasan sedang 35,71%, kategori kecemasan berat
0%, dan kategori kecemasan sangat berat 7,14%.
g. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri Serayu
Pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif pada
siswa kelas II SD Negeri Serayu secara keseluruhan berjalan dengan
lancar, meskipun masih banyak siswa yang belum lancar membaca,
tetapi dengan bantuan peneliti siswa dapat memahami dan dapat
menyelesaikan pengisian skala kecemasan aspek kognitif yang
diberikan oleh peneliti. Wali kelas juga membantu dalam
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
7,14%
50.00%
35.71%
0.00%
7.14%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Terbansari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
penyebaran skala kecemasan aspek kognitif tersebut sehingga
memudahkan peneliti dalam pengambilan data penelitian. Distribusi
tingkat kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri Serayu
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas
II SD Negeri Serayu
No Interval Kategori Frekuensi Persentase
1 23 – 36,8 Tidak cemas 4 14,8%
2 ≥36,8 – 50,6 Kecemasan ringan 15 55,5%
3 ≥50,6 – 64,4 Kecemasan sedang 7 25,9%
4 ≥64,4 – 78,2 Kecemasan berat 1 3,7%
5 ≥78,2 – 92 Kecemasan sangat
berat
0 0%
Jumlah 27 100%
Dari tabel 4.9 dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa, terlihat 4
siswa (14,8%) memiliki kategori tidak cemas, 15 siswa (55,5%) mempunyai
kategori kecemasan ringan, 7 siswa (25,9%) mempunyai kategori
kecemasan sedang, 1 siswa (3,7%) mempunyai kategori kecemasan berat,
dan 0 siswa (0%) mempunyai tingkat kecemasan sangat berat. Frekuensi
terbanyak terletak pada interval dengan kategori kecemasan ringan yaitu 15
siswa (55,5%), maka dapat dikatakan bahwa kategori tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Serayu pada tahun ajaran 2018/2019 ditinjau
dari aspek kognitif adalah kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar histogram 4.7:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Gambar 4.7 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri Serayu
Dari gambar 4.7 menunjukan presentase tingkat kecemasan aspek
kognitif siswa kelas II SD Negeri Serayu yang menunjukan presentase
tingkat kecemasan pada kategori tidak cemas 14,8%, kategori kecemasan
ringan 55,5%, kategori kecemasan sedang 25,9%, kategori kecemasan berat
3,7%, dan kategori kecemasan sangat berat 0%.
h. Pengambilan Data Kecemasan Aspek Kognitif pada Siswa Kelas
II SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Tahun Ajaran
2018/2019
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan diolah, diketahui
tingkat kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD Negeri di
Kecamatan Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019, dapat dilihat pada
tabel distribusi berikut:
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
14,80%
55.50%
25.90%
3.70% 0.00%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri Serayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa
Kelas II SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Tahun Ajaran
2018/2019
Kategori
SD
N B
aci
ro
SD
N B
ha
ya
ng
ka
ra
SD
N K
litr
en
SD
N S
ag
an
SD
N D
ema
ng
an
SD
N T
erb
an
saru
SD
N S
era
yu
Total
Persentase
Tidak Cemas 0 1 1 0 2 2 4 10 6,58%
Kecemasan Ringan 13 16 13 3 12 14 15 86 56,58%
Kecemasan Sedang 9 6 4 2 12 10 7 50 32,9%
Kecemasan Berat 3 0 0 0 0 0 1 4 2,63%
Kecemasan Sangat Berat 0 0 0 0 0 2 0 2 1,31%
Total Siswa 25 23 18 5 26 28 27 152 100%
Dari tabel 4.10 tampak sebanyak 10 siswa (6,58%) termasuk
dalam kategori tidak cemas, 86 siswa (56,58%) termasuk dalam kategori
kecemasan ringan, 50 siswa (32,9%) termasuk dalam kategori kecemasan
sedang, 4 siswa (2,63%) %) termasuk dalam kategori kecemasan berat,
dan 2 siswa (1,31%) termasuk dalam kategori kecemasan sangat berat.
Frekuensi terbanyak terletak pada interval dengan kategori ringan yaitu
86 siswa (56,58%), maka dapat dikatakan bahwa tingkat kecemasan
aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri se-Kecamatan Gondokusuman
pada tahun pembelajaran 2018/2019 ditinjau dari aspek kognitif adalah
kategori kecemasan ringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar histogram 4.8 :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.8 Histogram Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD
Negeri se-Kecamatan Gondokusuman Tahun Ajaran
2018/2019
Berdasarkan tabel dan gambar dapat dilihat bahwa terdapat 10
(6,58%) siswa yang tingkat kecemasan dalam kategori tidak cemas, 86
(56,58%) siswa yang tingkat kecemasan dalam kategori kecemasan ringan,
50 (32,90%) siswa yang tingkat kecemasan dalam kategori kecemasan
sedang, 4 (2,63%) siswa yang tingkat kecemasan dalam kategori kecemasan
berat, dan 2 (1,31%) siswa yang tingkat kecemasan dalam kategori
kecemasan sangat berat. Jadi berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa dari 7 SD Negeri yang berada di kecamatan Gondokusuman
memiliki tingkat kecemasan tertinggi pada kategori kecemasan ringan.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
TIDAK CEMAS KECEMASAN RINGAN
KECEMASAN SEDANG
KECEMASAN BERAT
KECEMASAN SANGAT BERAT
6.58%
56.58%
32.90%
2.63% 1.31%
Tingkat Kecemasan Aspek Kognitif Siswa Kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
B. Pembahasan
Bagian ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai hasil analisis data
yang telah dilakukan serta kaitannya dengan permasalahan dan tujuan
penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan
siswa kelas II pada aspek kognitif di SD Negeri Kecamatan Gondokusuman
tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian dilakukan pada siswa kelas II SD
Negeri yang berada di Kecamatan Gondokusuman yaitu sebanyak 7 SD.
Penelitian ini dilakukan menggunakan instrumen penelitian berupa skala.
Teknis analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
perhitungan menggunakan persentase.
Proses dalam pengambilan data penelitian kecemasan aspek kognitif
yang dilakukan di SD Negeri di Kecematan Gondokusuman secara keseluruhan
dapat dikatakan berjalan dengan lancar. Meskipun banyak hambatan yang
dihadapi peneliti, tetapi peneliti dengan bantuan pihak-pihak yang terkait dapat
mengatasi itu semua. Hambatan yang paling banyak dijumpai peneliti adalah
siswa yang belum lancar dalam membaca, sehingga peneliti harus membimbing
satu persatu siswa yang belum lancar dalam membaca sampai mampu
memahami maksud dari pernyataan-pernyataan yang terdapat pada skala
kecemasan aspek kognitif yang diberikan oleh peneliti. Hampir di setiap SD
Negeri di Kecamatan Gondokusuman terdapat siswa kelas II yang belum
mampu membaca dengan lancar.
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kecemasan pada aspek kognitif
siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman tahun pelajaran
2018/2019, sebagian besar siswa mengalami kecemasan pada kategori
kecemasan ringan. Dari jumlah keseluruhan sampel sebanyak 152 siswa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
artinya hasil perhitungan kategori tingkat kecemasan pada aspek kognitif
siswa pada kategori tidak cemas terdapat 10 siswa dengan persentase
6,58%, kemudian pada kategori kecemasan ringan terdapat 86 siswa dengan
persentase 56,58%, pada kategori kecemasan sedang terdapat 50 siswa
dengan persentase 32,90%, pada kategori kecemasan berat terdapat 4 siswa
dengan persentase 2,63%, dan pada kategori kecemasan sangat berat
terdapat 2 siswa dengan persentase 1,31%. Kategori tertinggi tingkat
kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman pada kategori kecemasan ringan.
Kecemasan adalah sebuah perasaan tidak menyenangkan akan
ketakutan dan kekhawatiran yang tidak begitu jelas. Hal yang normal bagi
siswa untuk merasakan prihatin atau khawatir ketika mereka menghadapi
tantangan-tantangan di sekolah, seperti berhasil dalam ujian (Bandura
dalam Santrock, 2009; 238). Piaget (dalam Djiwandono, 2006: 72)
mengungkapkan bahwa kemampuan atau perkembangan kognitif adalah
hasil dari hubungan perkembangan otak dan sistem nervous dan
pengalaman pengalaman yang membantu individu untuk beradaptasi
dengan lingkungannya. Menurut Nevid (2005: 164) kecemasan aspek
kognitif meliputi khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan
ketakutan atau aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,
keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi tanpa ada
penjelasan yang jelas, terpaku pada sensasi ketubuhan, sangat waspada
terhadap sensasi ketubuhan, merasa terancam oleh orang atau peristiwa
yang normalnya hanya sedikit atau tidak mendapat perhatian, ketakutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
akan kehilangan kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah, berpikir bahwa dunia mengalami keruntuhan, berpikir bahwa
semuanya tidak bisa lagi dikendalikan, berpikir bahwa semuanya sangat
membingungkan tanpa bisa diatasi, khawatir terhadap hal-hal yang sepele,
berpikir tentang hal mengganggu yang sama secara berulang-ulang, berpikir
bahwa harus bisa kabur dari keramaian.
Kecemasan pada aspek kognitif dapat disebabkan oleh faktor
eksternal dan internal pada diri siswa. Seperti yang telah disampaikan
sebelumnya oleh Mahler (dalam Ayuningtyas, 2009: 11) kecemasan aspek
kognitif berkaitan dengan kekhawatiran individu terhadap konsekuensi-
konsekuensi yang mungkin akan dialami dan bila kekhawatiran meningkat
maka akan mengganggu kemampuan kognitif individu misalnya sulit
berkonsentrasi, pelupa, pikiran kacau dan mudah panik. Hal ini merupakan
hal yang wajar bagi siswa jika ia mengalami suatu ketakutan atau
kekhawatiran yang membuat dirinya tidak nyaman. Perasaan cemas tersebut
bisa jadi muncul dari dalam diri sendiri atau karena dari luar diri. Sangat
jelas terlihat perbuatan siswa yang mengalami kecemasan baik yang
dilakukan secara sadar atau tidak sadar.
Siswa yang mengalami kecemasan menjadi gelisah, was-was, dan
khawatir tentang suatu hal. Perasaan khawatir yang dialami siswa tentang
suatu hal buruk yang mungkin akan terjadi di masa mendatang, keyakinan
tersebut selalu membayangi siswa sehingga ia tidak percaya diri dengan
sikap yang akan dilakukannya. Kejadian ini bisa terjadi secara langsung,
sehingga sangat mudah terlihat oleh guru yang sedang mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Melihat persentase kategori tingkat kecemasan aspek kognitif pada
kategori kecemasan ringan, maka siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman pada tahun pelajaran 2018/2019 perlu adanya program
pendampingan untuk meminimalisir kecemasan, sehingga tidak banyak
siswa yang mengalami kecemasan. Jika dilihat dari sumber penyebab
kecemasan. Menurut Deffenbacher dan Hazaleus (dalam Gufron, 2012)
mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal
sebagai berikut:
a. Kekhawatiran (worry), merupakan pikiran negatif tentang diri sendiri,
seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan dengan
teman-temannya.
b. Emosionalitas (imosionality), sebagai reaksi diri terhadap rangsangan
saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringan dingin, dan
tegang.
c. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated
interference), merupakan kecenderungan yang dialami seseorang yang
selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.
Kaitannya dengan penelitian ini bahwa penyebab dari kecemasan
tersebut sangat berdampak pada kognitif siswa, sehingga muncul perasaan
yang mengganggu situasi belajar. Penyebab dari munculnya hal tersebut
bisa terjadi dari berbagai aspek, bisa dari dalam diri maupun luar diri.
Sehingga siswa yang mengalami gangguan tersebut akan merasa terancam
atau terpaksa dalam melakukan sesuatu. Rasa cemas biasanya muncul dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
hal yang sangat ringan kemudian bisa menjadi berat ketika siswa tersebut
terus menerus dihadapkan pada situasi yang membuat dirinya ketakutan.
Tidak hanya pada kategori kecemasan ringan, pada kategori
kecemasan sedang, kecemasan berat, dan kecemasan sangat berat, juga
perlu adanya pendampingan yang serius. Tujuannya untuk mengembalikan
rasa percaya diri dan menghilangkan rasa takut atau was-was yang selalu
mengganggu konsentrasi belajar siswa. Djiwandono (2006: 389-391)
mengungkapkan bahwa terdapat beberapa cara untuk mengatasi kecemasan
pada waktu pelajaran di kelas dan pada waktu mengerjakan tes, yaitu :
gunakan kompetisi secara hati-hati, hindari situasi di saat siswa yang
mempunyai kecemasan tinggi ditempatkan di muka, misalnya duduk
dibangku paling muka, semua perintah harus jelas, hindari menekankan
waktu yang tidak penting, berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk
mengerjakan tes, ajarkan keterampilan mengambil tes; berikan latihan
mengerjakan tes; berikan bimbingan belajar dan hindari memberikan nilai
akhir hanya berdasarkan satu tes.
Siswa yang merasa cemas secara kognitif akan khawatir dengan
segala kemungkinan yang akan terjadi, dalam hal ini akan mengakibatkan
seseorang yang merasa cemas tidak akan belajar secara baik. Siswa yang
mengalami cemas secara kognitif tentu sangat berpengaruh bagi fisik
seseorang tersebut. Menurut (Nevid, dkk, 2005) berpendapat bahwa ciri
cemas secara fisik meliputi: kegelisahan, kegugupan, tangan atau tubuh
yang gemetar atau bergetar, banyak berkeringat, pening atau pusing, dan
terasa lemas. Dalam hal ini siswa yang mengalami cemas secara kognitif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
sangat mempengaruhi fisiknya dan ciri-ciri perubahan yang sangat mudah
terlihat secara langsung jika siswa tersebut mengalami kecemasan.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
satu Kecamatan SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman menunjukkan
sebagian besar siswa mengalami kecemasan pada kategori cemas ringan,
artinya tingkat kecemasan yang belum terlalu parah ini perlu adanya
pendampingan secara khusus. Terutama aspek yang menyangkut
kecemasan tersebut. Kedua aspek seperti kognitif dan fisik ini sangat
mudah terlihat dan terjadi secara langsung. Jika hal seperti ini dibiarkan,
dampak yang akan terjadi adalah hasil belajar siswa tersebut perlahan akan
menurun. Gejala fisik yang muncul dari siswa merupakan dampak dari
kognitif siswa yang kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab V ini dijabarkan beberapa bahasan yaitu kesimpulan,
keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui survey
kecemasan aspek kognitif pada siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019, dapat disimpulkan bahwa dari 7
SD Negeri yang di survey ditemukan kecemasan pada aspek kognitif.
Kecemasan aspek kognitif siswa kelas II SD Negeri di Kecamatan
Gondokusuman tahun ajaran 2018/2019 pada kategori kecemasan ringan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa dari 7
SD Negeri di Kecamatan Gondokusuman memiliki tingkat kecemasan
kategori tidak cemas 6,58%, kategori cemas ringan 56,58%, kategori cemas
sedang 32,90%, kategori cemas berat 2,63%, dan kategori sangat berat
1,31%. Frekuensi terbanyak adalah pada siswa dengan tingkat kecemasan
kategori cemas ringan yaitu sebanyak 56,58%. Hal ini menunjukkan bahwa
pada setiap sekolah perlu adanya program pendampingan khusus terhadap
siswa yang mengalami kecemasan untuk meminimalisir siswa yang
mengalami kecemasan.
B. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan dengan semaksimal mungkin
sesuai dengan tujuan penelitian. Namun demikian masih dirasakan adanya
keterbatasan dan kelemahan yang dirasakan oleh peneliti bahwa masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
banyaknya siswa yang belum bisa membaca, sedangkan peneliti tidak bisa
mendampingi satu persatu karena jumlah siswa yang banyak. Siswa yang
mengalami kesulitan diduga tidak bersungguh-sungguh dalam mengisi
angket.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang telah didapatkan, peneliti
menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian
selanjutnya. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya melibatkan guru kelas,
karena guru kelas lebih tau kondisi dan keadaan siswa, di sisi lain guru juga
dapat lebih mudah mendampingi siswa yang kesulitan dalam mengisi
angket. Siswa yang belum bisa membaca diharapkan dapat mengisi angket
dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. (2013). Pengembangan & model pembelajaran dalam kurikulum 2013.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Asra, I, dkk. (2016). Metode penelitian survei. Bogor: Penerbit In Media.
Ayuningtyas, R. (2009). Studi deskriptif kecemasan siswa kelas 6 sekolah dasar
dalam menghadapi ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN).
Yogyakarta: Program Studi Psikologi Jurusan Psikologi Universitas
Sanata Dharma.
Azwar, S. (1997). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, S. (2009). Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bungin, B. (2006). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Desiningrum, D. (2016). Psikologi anak berkebutuhan khusus.Yogyakarta:
Psikosain.
Djiwandono, S. (2006). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.
Effendi, S dan Tukiran. (2012). Metode penelitian survei. Jakarta: LP3ES.
Ghufron, S. (2012). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Gunarsa. (1996). Psikologi olahraga : Teori dan praktek. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Hamalik, O. (2009). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tim Penyusun. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa
Khodijah, N. (2014). Psikologi pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Liputan6. (2010). Menjelang UN, siswa dihantui kecemasan tak lulus. https://www.liputan6.com/news/read/268688/menjelang-un-siswa-
dihantui-kecemasan-tak-lulus#
Martono, N. (2014). Metode penelitian kuantitatif . Jakarta: Rajawali Pers.
Masidjo, I. (2010). Penilaian pencapaian siswa di sekolah. Yogyakarta : Kanisisus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Nanda, C. S. R. (2017). Realita di balik kecemasan menghadapi matematika.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma.
Nevid, J. S. (2003). Psikologi abnormal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nevid, J. S & Rathus, S. A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Ormrod, J.,E. (2008). Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Periantalo, J. (2015). Penyusunan skala psikologi: Asyik, Mudah & Bermanfaat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. (2009). Evaluasi hasil belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rohmah, N. (2012). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Sadirman. (2008). Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Safi’i, M. (2019). Pesan terakhir murid sd korban bully: tuhan, tolong cabut nyawa
saya. https://hot.liputan6.com/read/3938088/selain-audrey-4-kasus-
bullying-anak-sekolah-ini-juga-bikin-miris?source=search
Samosir, E. (2017). Kecemasan matematika pada siswa sd. Yogyakarta: Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J.,W. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Slameto. (2015). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Slavin, R.,E. (2009). Psikologi pendidikan teori dan praktik edisi kedelapan.
Jakarta Barat: PT. Indeks.
Sugiyono. (2010). Model-model pembelajaran inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Sugiyono, (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan r&d. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan r&d. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N.,S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suprapto. (2013). Metodelogi ilmu pendidikan dan ilmu pengetahuan sosial.
Yogyakarta: PT. Buku Seru.
Surya, M. (2013). Psikologi guru konsep dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.
Suryabrata, S. (2006). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Predana Media Group.
Syah, M. (2017). Psikologi pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Widoyoko, S.,E.,P. (2015). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yusuf, M. (2014). Metode penelitian: kuantitatif, kualitatif, dan penelitian
gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1 : Rekap Lapor Bulan Data SD Tahun Pelajaran 2018/2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 2 : Surat Ijin Permohonan Survey
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 3 : Kuesioner Tingkat Kecemasan
KUESIONER TINGKAT KECEMASAN
Petunjuk pengisian
Dalam skala psikologi ini, disajikan beberapa pernyataan mengenai hal-hal
yang terkait dengan pengalaman teman-teman disekolah. Berikan tanda centang
() pada pilihan jawaban yang sesuai dengan pemikiran, perasaan, pengalaman
dan keadaan saudara.
Ada 4 (empat) alternatif pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
Sangat Sesuai (SS) : Jika pernyataan tersebut sangat sesuai keadaan
diri anda.
Sesuai (S) : Jika pernyataan tersebut sesuaidengan diri anda.
Tidak Sesuai (TS) : Jika pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri
anda.
Sangat Tidak Sesuai (STS) : Jika pernyataan tersebut sangat tidak sesuai
dengan diri anda.
Contoh cara pengisian :
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS ST
S
1 Saya sering merasa khawatir tidak dapat menjawab soal-soal
ulangan.
Jika teman-teman keliru dalam memberikan tanda () maka dapat mengganti
jawaban dengan memberi tanda ()
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS ST
S
1 Saya sering merasa khawatir tidak dapat menjawab soal-soal
ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Identitas diri responden
Nama Lengkap :.........................................
Kelas :.........................................
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
1. Saya merasa khawatir tidak dapat menjawab soal ulangan
tengah semester.
2. Saya khawatir tidak mampu mengerjakan soal yang sangat
sulit.
3. Saya khawatir akan melakukan kesalahan selama ujian.
4. Saya tidak merasa khawatir menghadapi ulangan tengah
semester.
5. Saya merasa tertantang mengerjakan soal yang sulit.
6. Saya bisa tidur dengan nyenyak walaupun esok hari ulangan
tengah semester.
7. Saya merasa ingin cepat keluar dari ruang kelas pada saat
mengerjakan soal yang sangat banyak.
8. Saya lupa apa yang sudah saya pelajari.
9. Saya berpikir nilai saya tidak akan memuaskan.
10. Saya belum bisa membaca dengan lancar.
11. Saya sulit memahami soal.
12. Saya merasa biasa saja walaupun nilai saya kurang baik.
13. Saya tetap semangat walaupun belum bisa membaca dengan
lancar.
14. Saya merasa khawatir ketika guru membacakan nilai saya.
15. Saya malu ketika teman-teman mengetahui nilai saya.
16. Saya merasa takut ketika teman-teman sudah banyak yang
selesai mengerjakan soal ulangan tengah semester.
17. Saya biasanya meminta salah satu teman untuk menunggu
sampai saya selesai mengerjakan soal.
18. Saya sulit berkonsentrasi ketika mengerjakan soal ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No Pernyataan Alternatif Jawaban
SS S TS STS
19. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik walaupun soal ulangan
sulit.
20. Pada saat ulangan saya merasa gelisah ketika guru
memperhatikan saya.
21. Saya merasa gugup ketika guru mendekati meja saya.
22. Saya sangat senang ketika guru mendekati meja saya.
23. Tubuh saya mengeluarkan keringat yang banyak pada saat
mengerjakan soal yang sulit.
24. Tangan saya terasa dingin dan mengeluarkan keringat.
25. Tangan saya bergetar ketika guru menyampaikan waktu
ulangan hampir habis.
26. Jantung saya berdetak lebih kencang ketika diminta guru
mengumpulkan hasil ulangan.
27. Saya sering buang air kecil pada saat mengerjakan soal
ulangan.
28. Saya merasa pusing mengerjakan soal yang sulit.
29. Saya tidak merasa pusing saat mengerjakan soal yang sulit.
30. Sepuluh menit sebelum waktu ulangan selesai perut saya terasa
sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 4 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Baciro
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Imam 2 2 3 1 4 1 1 1 1 4 4 3 4 3 3 1 4 3 4 4 3 3 4 63
2 Revano 2 4 1 2 2 4 2 3 1 1 3 4 3 2 1 1 3 2 4 3 1 1 3 53
3 Bunga 3 3 2 3 4 3 2 1 2 2 3 2 1 4 2 4 3 3 2 3 2 1 3 58
4 Abi 2 2 4 2 2 3 2 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 3 2 4 2 2 49
5 Orion 4 4 2 1 2 1 2 2 1 4 2 4 2 2 2 3 4 3 4 2 2 1 2 56
6 Shafa 2 4 4 2 4 4 3 2 1 4 3 4 2 4 3 1 3 1 3 1 4 2 4 65
7 Arum 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 41
8 Ayu 2 3 4 1 3 1 2 2 3 4 2 4 1 4 3 4 2 2 2 2 1 2 1 55
9 Safira 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 39
10 Devano 2 4 1 2 1 2 1 2 2 2 4 1 3 3 2 1 2 4 3 2 3 3 3 53
11 Rayhan 2 2 1 4 2 1 2 1 3 2 2 4 2 3 1 3 4 3 4 4 3 2 4 59
12 Galih 3 4 3 1 2 1 2 3 3 1 2 4 2 2 3 1 2 1 3 2 2 1 2 50
13 Nailah 2 4 1 1 2 3 2 3 1 3 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 4 4 1 46
14 Safa 2 4 1 1 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 3 1 2 1 2 1 3 1 1 41
15 Najwa 2 3 4 1 1 4 1 3 2 4 2 3 4 2 2 4 3 1 2 1 2 1 2 54
16 Arkana 2 1 3 3 1 2 1 2 4 2 2 1 2 1 2 4 2 1 2 1 2 4 2 47
17 Khairun 2 1 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 2 46
18 Sofhie 2 2 2 1 1 2 2 2 3 4 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 39
19 Alvin 4 3 4 2 4 3 4 3 1 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 2 4 75
20 Queensha 3 3 3 1 4 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 39
21 Felicya 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
22 Fauzi 2 1 1 2 4 2 1 2 1 3 2 1 4 2 1 2 2 2 3 1 2 3 1 45
23 Bima 2 4 3 4 4 3 1 4 3 4 4 3 4 1 3 3 4 2 3 2 4 2 1 68
24 Nabila 2 2 2 4 2 2 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 56
25 Alvin 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 1 2 1 2 1 1 1 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 5 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Bhayangkara
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Aliyya 1 4 4 4 1 2 2 2 1 1 2 1 4 1 2 1 1 2 1 1 4 4 1 47
2 Wildan 3 1 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 1 1 4 2 1 1 4 2 63
3 Frea 2 3 3 1 2 2 1 2 1 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 1 43
4 Adina 1 2 3 2 2 2 1 2 1 3 2 1 3 3 4 3 1 2 1 1 4 3 1 48
5 Leonardo 2 2 3 1 3 4 2 3 1 4 4 3 2 2 3 1 3 4 4 4 3 2 3 63
6 Jeriko 2 2 3 1 3 4 1 4 1 2 1 1 4 2 4 2 1 2 3 1 1 1 2 48
7 Nadhifa 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 4 3 47
8 Keizha 2 4 4 2 4 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 1 1 4 43
9 Melvin 2 3 4 2 1 2 1 2 1 1 1 1 4 2 1 2 1 2 3 1 1 1 4 43
10 Satria 2 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 36
11 Adit 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 2 2 1 2 1 1 3 1 1 37
12 Dimas 2 2 3 2 2 2 1 2 3 1 1 1 4 3 1 1 1 2 4 1 3 1 2 45
13 Adelia 2 2 2 1 4 1 1 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1 2 2 1 4 3 1 43
14 Rafif 2 4 3 1 2 4 1 2 1 2 4 2 4 2 1 1 1 2 2 2 1 4 3 51
15 Riska 2 3 4 2 4 3 1 2 1 2 2 3 4 2 1 2 1 2 3 1 3 1 2 51
16 Kiona 2 1 4 1 2 1 4 3 1 3 4 2 4 3 1 1 2 2 2 1 4 4 1 53
17 Kayla 2 3 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 42
18 Niluh 2 3 4 2 3 1 2 1 2 2 1 2 1 3 4 2 4 2 1 2 2 1 3 50
19 Putri 2 3 4 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 2 41
20 Juan 4 3 4 2 1 2 1 2 1 3 4 3 2 2 4 2 1 4 1 2 1 2 4 55
21 Fatih 2 1 4 2 1 2 1 2 1 1 1 2 4 3 1 1 1 2 1 2 1 1 1 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
21 Irawan 2 3 4 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 4 1 1 2 1 1 1 1 1 1 39
22 Dzakiyyah 2 3 4 2 1 3 1 2 1 3 2 1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 1 1 41
23 Medista 1 4 4 4 1 2 2 2 1 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 2 1 4 4 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 6 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Klitren
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Fajar 2 3 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 38
2 Sabrina 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 1 41
3 Khaylila 1 1 1 1 1 2 3 4 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 3 1 1 2 37
4 Ihsan 4 3 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 3 1 2 3 2 1 3 1 4 43
5 Vendi 4 3 2 3 3 4 2 3 4 4 2 3 2 1 2 2 4 1 2 3 4 1 1 60
6 Ilyas 1 4 2 1 2 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 4 1 2 42
7 Maheswara 4 3 1 1 1 2 4 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 43
8 Faisal 4 3 1 1 2 2 4 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 43
9 Zifara 1 1 4 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 3 2 2 1 2 4 2 2 3 2 48
10 Nawang 4 4 1 1 1 2 3 4 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 47
11 Gibran 1 4 2 1 2 3 4 4 2 1 3 1 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 2 49
12 Amabel 2 3 4 4 1 2 4 2 2 3 2 3 4 1 2 2 3 3 1 1 3 3 1 56
13 Zaka 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 29
14 Septian 2 1 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 3 3 2 1 2 2 2 2 38
15 Elena 2 3 4 4 1 2 4 2 2 3 2 3 4 1 2 2 3 4 1 1 3 3 1 57
16 Febrian 2 1 2 1 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 44
17 Hilman 3 2 3 2 1 4 1 3 1 3 1 1 2 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 56
18 Bara 2 2 3 2 1 3 2 4 1 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 7 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Sagan
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Sasa 3 1 1 2 2 1 2 3 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 37
2 Wisnu 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 3 1 1 1 1 3 1 37
3 Damar 1 2 1 2 1 3 2 4 1 4 3 4 4 3 4 1 3 1 2 2 3 1 1 53
4 Naura 3 2 1 2 1 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 47
5 Erina 2 2 1 1 3 3 1 3 1 4 3 3 3 2 3 1 1 2 3 3 3 2 4 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 8 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Demangan
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Kara 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 3 2 1 1 2 2 1 2 33
2 Dimas 4 1 4 1 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 1 2 1 1 4 1 1 1 4 56
3 Vino 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 41
4 Fajari 3 2 4 1 1 2 3 2 2 4 3 4 2 2 3 1 2 4 3 2 1 2 4 57
5 Elang 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 47
6 Malika 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 4 2 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 40
7 Davalla 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 4 45
8 Desvita 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 52
9 Tiara 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 2 43
10 Meisya 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 43
11 Yusron 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 55
12 Isma 2 2 2 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 2 3 4 53
13 Alisa 2 1 2 1 1 3 2 1 2 1 4 2 2 1 3 1 1 2 4 1 3 1 1 42
14 Bayu 3 4 1 2 2 2 4 4 1 4 1 1 1 1 4 2 1 4 1 4 2 1 1 51
15 Kanaya 3 1 1 3 2 3 3 2 2 4 1 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 4 2 52
16 Aqila 4 3 3 1 3 1 1 4 2 4 4 3 1 3 4 2 4 1 3 3 1 1 2 58
17 Oziel 4 2 3 4 4 2 1 2 2 4 3 1 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 54
18 Naya 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 1 2 2 2 2 1 1 41
19 Aliza 2 2 2 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 2 2 3 3 4 2 3 4 53
20 Aira 3 4 1 3 3 1 3 4 3 3 2 3 1 3 4 2 4 1 2 3 4 2 2 61
21 Putri 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
22 Alia 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 30
23 Aprilia 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 4 2 2 44
24 Gamacita 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 58
25 Andin 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 1 2 3 4 2 4 3 3 58
26 Erina 3 1 1 1 1 4 3 1 1 4 1 3 4 2 3 1 1 1 4 4 1 1 1 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 9 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Terbansari
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Arka 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 80
2 Taqi 2 1 3 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 39
3 Avin 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 80
4 Afira 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 46
5 Thoriq 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 4 2 1 2 3 1 1 3 3 1 40
6 Fatima 4 3 1 1 2 1 4 3 1 2 2 3 4 2 3 1 3 4 2 1 4 3 3 57
7 Rahmalia 4 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 56
8 Richie 4 4 3 1 2 1 2 4 3 1 3 4 4 2 1 2 4 1 4 3 2 2 4 61
9 Halwa 4 4 4 1 1 1 2 2 1 2 3 4 2 3 4 4 3 4 4 2 1 1 2 59
10 Devano 1 2 3 1 1 3 3 4 1 2 2 2 1 4 3 1 3 1 2 1 2 1 2 46
11 Gadafi 1 2 4 2 1 1 4 3 1 2 1 4 1 2 2 1 2 3 2 1 3 1 1 45
12 Reza 2 2 2 1 4 2 3 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 2 3 1 3 43
13 Lasaufa 2 2 2 1 4 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 36
14 Agung 1 2 4 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 4 4 1 3 3 3 1 44
15 Kaila 4 4 4 2 4 4 2 4 2 1 3 1 4 2 4 1 3 1 4 3 3 1 2 63
16 Tiara 1 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 4 3 3 1 52
17 Natalia 4 4 3 1 2 1 2 4 3 1 3 4 4 2 1 2 4 1 4 3 2 2 4 61
18 Pizah 2 1 4 2 1 3 4 2 1 1 2 1 3 2 4 2 1 2 1 2 4 2 2 49
19 Raihanah 4 3 1 2 1 1 2 4 2 1 1 2 1 4 3 1 2 4 2 2 1 4 2 50
20 Nabila 4 1 4 2 4 3 2 4 1 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 52
21 Jovanka 4 4 4 1 3 4 4 3 1 2 2 4 2 1 2 1 4 1 2 4 4 1 3 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
22 Venom 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 39
23 Sultan 3 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 4 3 4 3 3 4 1 4 2 4 2 4 57
24 Enggar 1 2 1 1 2 3 3 2 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 42
25 Faiq 1 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 39
26 Marvel 1 2 1 1 2 3 2 2 2 4 2 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 2 44
27 Amarsatria 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 35
28 Muhammad 1 4 2 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1 3 1 1 2 3 1 2 1 1 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 10 : Tabel tingkatan kecemasan siswa kelas II SD Negeri Serayu
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 Maharani 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 4 4 1 1 2 4 1 2 1 2 43
2 Aqila 3 3 3 2 3 1 4 4 2 2 3 4 1 4 1 1 3 2 4 1 3 3 1 58
3 Ahmad 2 4 3 2 1 4 3 3 1 3 4 3 2 4 3 1 2 3 4 2 2 1 2 59
4 Radik 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 4 4 4 1 1 4 1 1 1 44
5 Omar 1 2 2 1 1 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 4 45
6 Nadzarul 2 4 4 4 3 3 3 4 1 4 4 1 4 1 4 4 2 2 3 1 4 4 1 67
7 Ilyas 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 3 2 1 1 2 37
8 Eugenia 2 3 4 1 2 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 37
9 Adinda 1 1 1 1 1 1 1 1 4 4 1 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1 35
10 Myiescha 3 4 4 2 4 3 1 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 56
11 Dimas 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 51
12 Brillian 1 4 3 3 2 4 4 4 1 4 4 4 1 1 4 1 1 3 4 3 4 1 1 62
13 Casey 2 1 2 2 3 1 4 2 2 2 1 3 2 2 1 1 2 1 1 2 2 3 4 46
14 Callista 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 4 2 1 2 2 2 1 41
15 Amira 2 2 1 1 4 1 1 2 2 2 2 4 3 4 3 2 1 4 4 1 1 1 1 49
16 Fadhil 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 49
17 Lionel 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 3 45
18 Ismail 3 4 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 54
19 Benito 2 1 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 52
20 Raina 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 36
21 Dara 2 2 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No Nama Pernyataan
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
22 Faisal 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 31
23 Nirmala 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 42
24 Rizki 2 4 4 3 2 1 2 2 1 4 2 4 3 2 1 1 4 1 1 1 1 1 1 48
25 Kenar 1 3 2 2 2 1 2 1 3 1 2 1 2 2 1 4 2 1 2 1 2 1 1 40
26 Aura 4 3 2 1 4 3 2 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 1 3 1 1 1 1 61
27 Mahanna 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BIOGRAFI PENELITI
Peneliti bernama Yohanes Ludi Frandika. Anak keempat
dari Bapak Paulus Tumiran dan Ibu Primitiva Sri Murdiati.
Peneliti dilahirkan di Patoman, 9 Januari 1997. Peneliti
menempuh pendidikan dimulai dari SDN 1 Patoman dan
lulus pada tahun 2009. Setelah lulus kemudian
melanjutkan Pendidikan Menengah Pertama di SMP
Xaverius Pringsewu dan lulus pada tahun 2012. Setelah
lulus kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di
SMA Xaverius Pringsewu dan lulus pada tahun 2015.
Setelah lulus Sekolah Menengah Atas peneliti memutuskan menempuh Pendidikan
Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti aktif dalam
berbagai kegiatan yang diselenggarakan Universitas Sanata Dharma. Selain itu
peneliti pernah mengikuti kegiatan yang diselenggarakan Program Studi PGSD
berupa kegiatan KMD yang dipersiapkan untuk membina Pramuka di SD, kegiatan
bimbingan belajar di SD untuk kelas atas, kegiatan bimbingan belajar di SD untuk
kelas bawah, kegiatan Probaling I untuk magang guru SD, kegiatan Probaling II
untuk magang kepala sekolah, dan kegiatan PPL selama 4 bulan.Masa pendidikan
peneliti diakhiri di Universitas Sanata Dharma dengan menulis skripsi yang
berjudul “Survey Kecemasan Aspek Kognitif Pada Siswa Kelas II SD Negeri
Di Kecamatan Gondokusuman Tahun Ajaran 2018/2019”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI