bab ii tinjauan pustaka a. kecemasan 1. pengertian...

25
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan Menurut Spielberger (1972) kecemasan adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata atau imaginer yang disertai dengan perubahan pada sistem saraf otonom dan pengalaman subjektif sebagai tekanan, ketakutan, dan kegelisahan. Spielberger (1972) membedakan kecemasan kedalam state anxiety dan trait anxiety. State anxiety (kecemasan sesaat) didefinisikan sebagai emosi tidak menyenangkan karena dihadapkan dengan sesuatu yang menngancam dan berbahaya. State anxiety dijelaskan sebagai kondisi psikologis, biologis, dan emosional yang ditandai dengan timbulnya rasa tegang, gugup, ketakutan, dan kekhawatiran yang bervariasi dalam intensitas yang tidak menentu dari waktu ke waktu (fluktuatif) (Spielberger, 1972). Dengan kata lain, tingkat kecemasan akan meningkat saat keadaan dianggap mengancam dan akan menurun saat keadaan dinilai tidak menekan atau tidak membahayakan. Kecemasan akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman dan ketidaknyamanan ini menjadikan seseorang sulit untuk berkonsentrasi sehingga ia tidak bisa menyelesaikan masalah yang melanda di tengah penyusunan skripsi dan mengakibatkan terhambatnya penyusunan skripsi (Herdiani, 2012). Sarason (dalam Cassady dan Johnson, 2002) menyatakan bahwa kecemasan terjadi ketika dalam situasi evaluatif atau dalam kinerja yang terdiri dari gabungan dari

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Menurut Spielberger (1972) kecemasan adalah reaksi emosional yang

tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata atau imaginer yang disertai dengan

perubahan pada sistem saraf otonom dan pengalaman subjektif sebagai tekanan,

ketakutan, dan kegelisahan. Spielberger (1972) membedakan kecemasan kedalam

state anxiety dan trait anxiety. State anxiety (kecemasan sesaat) didefinisikan

sebagai emosi tidak menyenangkan karena dihadapkan dengan sesuatu yang

menngancam dan berbahaya. State anxiety dijelaskan sebagai kondisi psikologis,

biologis, dan emosional yang ditandai dengan timbulnya rasa tegang, gugup,

ketakutan, dan kekhawatiran yang bervariasi dalam intensitas yang tidak menentu

dari waktu ke waktu (fluktuatif) (Spielberger, 1972). Dengan kata lain, tingkat

kecemasan akan meningkat saat keadaan dianggap mengancam dan akan menurun

saat keadaan dinilai tidak menekan atau tidak membahayakan.

Kecemasan akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman dan

ketidaknyamanan ini menjadikan seseorang sulit untuk berkonsentrasi sehingga ia

tidak bisa menyelesaikan masalah yang melanda di tengah penyusunan skripsi dan

mengakibatkan terhambatnya penyusunan skripsi (Herdiani, 2012). Sarason

(dalam Cassady dan Johnson, 2002) menyatakan bahwa kecemasan terjadi ketika

dalam situasi evaluatif atau dalam kinerja yang terdiri dari gabungan dari

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

12

peningkatan aktivitas fisiologis dan perenungan mencela diri sendiri. Kecemasan

yang dimaksudkan adalah kecemasan dalam proses menyusun skripsi sehingga

dapat disimpulkan kecemasan dalam proses menyusun skripsi adalah suatu

perasaan yang tidak menyenangkan karena adanya ketidakpastian mengenai suatu

hal, serta adanya ancaman terhadap kegagalan dalam menyusun skripsi.

Kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi termasuk

kedalam pikiran yang tidak rasional, yaitu kepercayaan atau keyakinan seseorang

tentang ketakutan atau kekhawatiran yang dirasakannya, kemudian sumber

ketakutan tersebut menjadi penyebab timbulnya kecemasan (Puspitasari, 2013).

Menurut Ganda (2004), mahasiswa adalah individu yang belajar dan menekuni

disiplin ilmu yang ditempuhnya secara mantap, dimana didalam menjalani

serangkaian kuliah itu sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri.

Mahasiswa melewati tahap semester yang harus di lalui untuk menjadi ditingkat

teratas yang dapat disebut mahasiswa tingkat akhir (Ganda, 2004).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah

reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata atau imaginer

yang disertai dengan perubahan pada sistem saraf otonom dan pengalaman

subjektif sebagai tekanan, ketakutan, dan kegelisahan yang menjadikan seseorang

sulit untuk berkonsentrasi sehingga ia tidak bisa menyelesaikan masalah yang

melanda di tengah penyusunan skripsi dan mengakibatkan terhambatnya

penyusunan skripsi.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

13

2. Aspek-aspek Kecemasan Menyusun Skripsi

Menurut Bakar (dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini, 2014) aspek-

aspek yang mempengaruhi kecemasan yaitu:

a. Aspek Fisiologis

Kecemasan mempunyai ciri-ciri seperti tekanan darah meningkat, kaki dan

tangan terasa dingin, mudah berkeringat, jantung berdebar-debar, muka tiba-

tiba menjadi pucat, sering sakit perut, sulit tidur, mudah pusing, nafsu makan

berkurang, sering terasa mual, gangguan pada lambung dan sesak nafas.

b. Aspek Psikologis

Kecemasan dari aspek psikologis mempunyai ciri-ciri seperti mudah

gelisah, tegang, bingung dan mudah marah pada apapun yang terjadi, merasa

tidak berdaya, merasa tidak berguna. Individu mudah kehilangan perhatian

dan mudah tertekan, mudah kehilangan gairah, tidak percaya diri, ingin lari

dari kenyataan, merasa tidak tenteram atau tidak aman dan merasa tidak

mampu menyesuaikan diri.

Menurut Rosenhan (dalam Padmawati, 2003) kecemasan terdiri dari empat

aspek, yaitu:

a. Kognitif, yaitu respon terhadap kecemasan dalam pikiran individu. Misalnya

ketidak-mampuan dalam berkonsentrasi, memecahkan masalah, dan sifat

membuat keputusan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

14

b. Somatik, yaitu reaksi tubuh terhadap adanya bahaya. Misalnya tangan dan

kaki dingin, diare, jantung berdebar, keringat berlebihan, gangguan

pernafasan, mulut kering, pingsan, tekanan darah tinggi, otot tegang, dan

gangguan pencernaan.

c. Emosi, yaitu reaksi afektif individu, ditujukkan dengan adanya perasaan-

perasaan tidak menyenangkan seperti kegelisahan dan ketegangan.

d. Perilaku, yaitu reaksi individu terhadap ancaman dengan cara menghindar atau

menyerang, misalnya mondar-mandir, gagap, dan gigit jari.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan aspek-aspek kecemasan

menurut Bakar (dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini, 2014) meliputi aspek

fisiologis dan aspek psikologis. Sedangkan menurut Rosenhan (dalam Padmawati,

2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif, somatik, emosi, dan

perilaku. Pada penelitian ini, peneliti memilih aspek kecemasan dari tokoh Bakar

karena lebih rinci dalam menjelaskan kecemasan. Sehingga memudahkan peneliti

untuk membuat instrumen pengumpulan data.

3. Faktor-faktor Kecemasan Menyusun Skripsi

Menurut Sarason dkk., (dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini, 2014),

faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yaitu:

a. Kepercayaan diri

Menurut Sarason dkk., (dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini,

2014), individu yang berkepercayaan diri tinggi akan berkurang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

15

kecemasannya. Sedangkan menurut Lauster (dalam Ghufron dan Risnawita,

2012) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau keyakinan atas

kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu

cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginan

dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan

orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan

kekurangan diri sendiri.

b. Dukungan sosial

Menurut Sarason dkk., (dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini,

2014), dukungan sosial yang diberikan berupa pemberian informasi,

pemberian bantuan, perilaku maupun materi yang didapat dari hubungan

sosial yang akrab yang membuat individu merasa diperhatikan, dicintai dan

bernilai sehingga mengurangi tingkat kecemasan. Sedangkan menurut House

(dalam Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010), menjelaskan dukungan sosial

teman sebaya sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang

diterima dari lingkungan, dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan

yang dirasakan sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan

dalam konteks hubungan yang akrab.

Santrock (dalam Sari dan Indrawati, 2016), mengemukakan salah satu

fungsi terpenting teman sebaya adalah sebagai penyedia sumber informasi di

luar keluarga tentang dunia, seperti menerima umpan balik mengenai

kemampuan yang dimiliki serta mempelajari tentang apa yang dilakukan itu

kurang baik, sama baik, atau lebih baik dibandingkan teman sebayanya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

16

c. Modeling

Menurut Sarason dkk., (dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini,

2014), kecemasan dapat disebabkan karena ada proses modeling. Modeling

dapat merubah perilaku seseorang, yaitu dengan melihat orang lain melakukan

sesuatu. Jika individu belajar dari model yang menunjukkan kecemasan dalam

menghadapi masalah maka individu tersebut cenderung mengalami

kecemasan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kecemasan adalah kepercayaan diri, dukungan sosial, dan

modeling. Peneliti memilih faktor kepercayaan diri dan dukungan sosial teman

sebaya sebagai variabel prediktor (X1) dan variabel prediktor (X2).

B. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Menurut Lauster (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012) kepercayaan diri

merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga

dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan

hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,

sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Rasa kepercayaan diri

merupakan sikap mental optimisme dari kesanggupan anak terhadap kemampuan

diri untuk menyelesaikan segala sesuatu dan kemampuan diri untuk melakukan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

17

penyesuaian diri pada situasi yang dihadapi (Surya, 2007). Kepercayaan diri

berkaitan dengan efikasi diri yaitu keyakinan mengenai hal yang dapat dilakukan

dengan seberapa pun besarnya kecakapan yang dimiliki (Ghufron dan Risnawita,

2012). Menurut Robbins (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012) seseorang dengan

efikasi diri tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu untuk

mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya, sedangkan seseorang dengan efikasi

diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak mampu mengerjakan segala

sesuatu yang ada. Dalam situasi yang sulit, orang dengan efikasi diri yang rendah

cenderung akan mudah menyerah. Sementara orang dengan efikasi diri yang

tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada (Robbins,

dalam Ghufron dan Risnawita, 2012).

Sedangkan menurut Mastuti dkk., (2008) kepercayaan diri adalah sikap

positif individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian

positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang

dihadapinya. Rasa kepercayaan diri merunjuk pada adanya beberapa aspek dari

kehidupan individu tersebut dengan sejumlah kompetensi, keyakinan,

kemampuan, dan percaya bahwa bisa melakukan sesuatu akibat pengalaman,

petensial aktual, prestasi serta harapan realitis yang dimiliki (Mastuti dkk., 2008).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri

merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga

dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan

hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

18

sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

2. Aspek-aspek Kepercayaan diri

Menurut Lauster (dalam Syam dan Amri, 2017), ada beberapa aspek dari

kepercayaan diri yakni sebagai berikut:

a. Keyakinan akan kemampuan diri

Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang

tentang dirinya bahwa dia mengerti dengan sungguh-sungguh akan apa yang

dilakukannya. Menurut Mohammad Zain (dalam Yusdi, 2010), mengartikan

kemampuan sebagai kesanggupan, kecakapan, kakuatan seseorang berusaha

dengan diri sendiri.

b. Optimis

Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik

dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan. Chang

dan McBride (dalam Khoirunnisa dan Ratnaningsih, 2016), menyatakan

bahwa optimisme berhubungan dengan hasil-hasil positif yang diinginkan

seseorang seperti kondisi moral yang baik, prestasi yang memuaskan, serta

adanya kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang muncul.

c. Obyektif

Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan

atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut

kebenaran pribadi.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

19

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung

segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya.

e. Rasional

Rasional yaitu analisis terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu

kejadian dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai

dengan kenyataan.

Sedangkan karakteristik individu yang memiliki kepercayaan diri yang

proposional menurut Hakim (2005) yaitu: (a) bersikap tenang dalam mengerjakan

sesuatu; (b) mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai; (c) mampu

menetralisir ketegangan yang muncul dalam situasi tertentu; (d) mampu

menyesuaikan diri dan berkomunikasi; (e) memiliki kondisi mental dan fisik yang

menunjang penampilan; (f) memiliki kecerdasan yang cukup; (g) memiliki tingkat

pendidikan formal yang cukup; (h) memiliki keahlian dan ketrampilan lain yang

menunjang kehidupan; (i) memiliki kemampuan bersosialisasi; (j) memiliki latar

belakang pendidikan keluarga yang baik; dan (k) memiliki pengalaman hidup

yang menempa mental dan ketahanan di berbagai situasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan aspek-aspek kepercayaan

diri menurut Lauster (dalam Syam dan Amri, 2017), meliputi keyakinan akan

kemampuan diri, optimis (selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala

hal), obyektif (memandang segala sesuatu sesuai dengan kebenaran), bertanggung

jawab, dan rasional. Sedangkan karakteristik individu yang memiliki rasa

kepercayaan diri menurut Hakim (2005) ada banyak hal yang bisa dilihat, seperti

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

20

halnya sikap yang dimiliki individu baik yang dilakukan secara kebiasaan ataupun

ketenangan yang dimiliki individu ketika melakukan sesuatu. Pada penelitian ini

peneliti memilih aspek kepercayaan diri dari tokoh Lauster, karena lebih rinci

dalam menjelaskan aspek-aspek kepercayaan diri. Sehingga memudahkan peneliti

dalam membuat instrumen pengumpulan data.

C. Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan

Menurut Lauster (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012) kepercayaan diri

merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga

dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan

hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,

sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Menurut Lauster (dalam

Syam dan Amri, 2017), ada beberapa aspek dari kepercayaan diri yaitu keyakinan

akan kemampuan diri, optimis, obyektif, bertanggung jawab, dan rasional.

Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif seseorang tentang

dirinya bahwa dia mengerti dengan sungguh-sungguh akan apa yang

dilakukannya (Lauster, dalam Syam dan Amri, 2017). Individu yang yakin akan

kemampuan dirinya, maka ia akan cenderung lebih mengerti dengan apa yang

harus dilakukannya. Individu yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan

terlihat lebih tenang, tidak memiliki rasa takut, dan mampu memperlihatkan

kepercayaan dirinya setiap saat (Ghufron dan Risnawita, 2012). Orang yang

percaya diri merasa yakin atas kemampuan sendiri serta memiliki pengharapan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

21

yang realistis, bahkan ketika harapannya tidak terwujud, individu tetap berpikiran

positif dan dapat menerimanya. Hasil penelitian Kristanto, Sumarjono, dan

Setyorini (2014) yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan

antara kepercayaan diri dengan kecemasan menyusun proposal skripsi. Dengan

kata lain, semakin tinggi kepercayaan diri mahasiswa akan diikuti semakin

rendahnya kecemasan yang dialami mahasiswa ketika menyusun proposal skripsi.

Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu berpandangan baik

dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuan (Lauster,

dalam Syam dan Amri, 2017). Optimis dapat membantu individu untuk mengatasi

kendala atau hambatan yang muncul dalam mencapai tujuan (Ekasari dan Susanti,

2009). Mahasiswa yang optimis, dalam menyusun skripsi mau mencari

pemecahan dari masalah, menghentikan pemikiran negatif, merasa yakin bahwa

memiliki kemampuan, dan lain-lain (Utami, Hardjono dan Karyanta, 2014).

Berbeda halnya dengan mahasiswa yang kurang optimis dalam menyusun skripsi,

ketika menghadapi kesulitan atau kendala, terdapat mahasiswa yang bereaksi

cemas, menghindar, mengabaikan, dan lain-lain sehingga kesulitan atau kendala

tersebut tidak dapat terselesaikan (Utami, Hardjono dan Karyanta, 2014).

Ningrum (2011) mengemukakan bahwa mahasiswa yang optimis dalam

menyusun skripsi akan menghentikan pemikiran negatif seperti rasa cemas dan

akan yakin dengan kemampuan yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan skripsi.

Utami, Hardjono dan Karyanta (2014) menyatakan bahwa mahasiswa yang

optimis mempunyai keinginan yang kuat untuk menyelesaikan skripsi, sehingga

keyakinan tersebut membuat mahasiswa mampu bertahan dari rasa cemas dan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

22

tetap tenang selama proses penyusunan skripsi untuk mencapai kelulusannya.

Sebaliknya, mahasiswa yang pesimis cenderung merasa tidak mampu menghadapi

proses penyusunan skripsi yang begitu rumit, sehingga tidak tenang dan sulit

mengendalikan dirinya untuk tetap berusaha dengan giat ketika terjadi rintangan

dalam mencapai kelulusannya (Utami, Hardjono dan Karyanta, 2014).

Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan atau

segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran

pribadi (Lauster, dalam Syam dan Amri, 2017). Menurut Ghufron dan Risnawita

(2012) mahasiswa yang obyektif akan berusaha mencari pemecahan masalah dan

tidak mudah menyerah selama proses penyusunan skripsi. Obyekif dapat

memusatkan seseorang pada hal yang benar dan mampu mengesampingkan rasa

cemas yang dialami, sehingga memiliki perhatian yang selektif serta dapat

melakukan sesuatu yang lebih terarah (Lauster, dalam Syam dan Amri, 2017).

Sehingga individu yang obyektif cenderung tidak mengalami kecemasan, karena

memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran yang ada (Lauster, dalam

Syam dan Amri, 2017).

Bertanggung jawab yaitu kesediaan seseorang untuk menanggung segala

sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya (Lauster, dalam Syam dan Amri,

2017). Menurut Mustari (2014) ciri-ciri mahasiswa yang bertanggung jawab yaitu

memilih jalan lurus, selalu memajukan diri sendiri, menjaga kehormatan diri,

selalu waspada, memiliki komitmen pada tugas, melakukan tugas dengan standar

yang terbaik, mengakui semua perbuatannya, dan menepati janji. Individu yang

memiliki kepercayaan diri akan bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

23

konsekuensinya, sehingga akan mengalami kecemasan yang rendah (Lauster,

dalam Syam dan Amri, 2017). Sebaliknya, individu yang memiliki kecemasan

yang tinggi mengalami perasaan tidak nyaman, biasanya ditandai dengan

kecenderungan untuk menghindar dari skripsi (Amaliyah dan Papila, 2015).

Rasional yaitu analisis terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu kejadian

dengan menggunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan

kenyataan (Lauster, dalam Syam dan Amri, 2017). Mahasiswa yang menggunakan

pemikiran yang dapat diterima oleh akal akan bertindak dengan memperhitungkan

segala manfaat dan resiko yang akan diterima selama proses menyusun skripsi

(Ghufron dan Risnawita, 2012). Individu yang memiliki pikiran yang rasional akan

mengalami kecemasan yang rendah, karena kecemasan termasuk kedalam pikiran

yang tidak rasional (Puspitasari, 2013). Hal ini sesuai dengan yang dikatakan

Feldman (dalam Amaliyah dan Palila, 2015) bahwa individu yang mengalami

kecemasan cenderung untuk terjebak dengan pikiran yang tidak diinginkan atau

perasaan yang mendorong individu untuk melakukan perilaku tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang

memiliki kepercayaan diri berupa keyakinan akan kemampuan diri, sikap optimis,

obyektif, bertanggung jawab, pemikiran rasional akan mengalami kecemasan

yang rendah. Individu yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan terlihat

lebih tenang, tidak memiliki rasa takut, dan mampu memperlihatkan kepercayaan

dirinya setiap saat (Ghufron dan Risnawita, 2012).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

24

D. Dukungan Sosial Teman Sebaya

1. Pengertian Dukungan Sosial Teman Sebaya

House (dalam Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010), menjelaskan

dukungan sosial teman sebaya sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan

potensial yang diterima dari lingkungan, dukungan sosial tersebut mengacu pada

kesenangan yang dirasakan sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian

bantuan dalam konteks hubungan yang akrab. Menurut King (2012) dukungan

sosial adalah informasi atau umpan balik dari orang lain yang menunjukkan

bahwa seseorang dicintai dan diperhatikan, dihargai, dan dihormati, dan dilibatkan

dalam jaringan komunikasi dan kewajiban yang timbal balik. Sedangkan Sarafino

(dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah suatu kesenangan

yang dirasakan sebagai perhatian, penghargaan dan pertolongan yang diterima

dari orang lain atau suatu kelompok. Menurut Sarason dkk., (dalam Kristanto,

Sumarjono, dan Setyorini, 2014), dukungan sosial yang diberikan berupa

pemberian informasi, pemberian bantuan, perilaku maupun materi yang didapat

dari hubungan sosial yang akrab yang membuat individu merasa diperhatikan,

dicintai dan bernilai sehingga mengurangi tingkat kecemasan.

Berdasarkan beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa dukungan

sosial teman sebaya sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang

diterima dari lingkungan, dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan

yang dirasakan sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan

dalam konteks hubungan yang akrab.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

25

2. Bentuk–Bentuk Dukungan Sosial

Sarafino (dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007) membedakan lima

bentuk dukungan sosial antara lain:

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional meliputi ungkapan rasa empati, kepedulian,

dan perhatian terhadap individu. Biasanya, dukungan ini diperoleh dari

pasangan atau keluarga, seperti memberikan pengertian terhadap masalah

yang sedang dihadapi atau mendengarkan keluhannya. Adanya dukungan ini

akan memberikan rasa nyaman, kepastian, perasaan memiliki dan dicintai

kepada individu.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan terjadi melalui ungkapan positif atau

penghargaan yang positif pada individu, dorongan untuk maju, atau

persetujuan akan gagasan atau perasaan individu dan perbandingan yang

positif individu dengan orang lain. Biasanya dukungan ini diberikan oleh

atasan atau rekan kerja. Dukungan jenis ini, akan membangun perasaan

berharga, kompeten dan bernilai.

c. Dukungan instrumental atau konkrit

Dukungan jenis ini meliputi bantuan secara langsung. Biasanya

dukungan ini, lebih sering diberikan oleh teman atau rekan kerja, seperti

bantuan untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk atau meminjamkan

uang atau lain-lain yang dibutuhkan individu. Adanya dukungan ini,

menggambarkan tersedianya barang-barang (materi) atau adanya pelayanan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

26

dari orang lain yang dapat membantu individu dalam menyelesaikan

masalahnya. Selanjutnya hal tersebut akan memudahkan individu untuk

dapat memenuhi tanggung jawab dalam menjalankan perannya sehari-hari.

d. Dukungan informasi

Dukungan jenis ini meliputi pemberian nasihat, saran atau umpan

balik kepada individu. Dukungan ini, biasanya diperoleh dari sahabat, rekan

kerja, atasan atau seorang profesional seperti dokter atau psikolog. Adanya

dukungan informasi, seperti nasihat atau saran yang pernah mengalami

keadaan yang serupa akan membantu individu memahami situasi dan

mencari alternatif pemecahan masalah atau tindakan yang akan diambil.

e. Dukungan jaringan sosial

Dukungan jaringan dengan memberikan perasaan bahwa individu

adalah anggota dari kelompok tertentu dan memiliki minat yang sama, rasa

kebersamaan dengan anggota kelompok merupakan dukungan bagi individu

yang bersangkutan. Adanya dukungan jaringan sosial akan membantu

individu untuk mengurangi stres yang dialami dengan cara memenuhi

kebutuhan akan persahabatan dan kontak sosial dengan orang lain. Hal

tersebut juga akan membantu individu untuk mengalihkan perhatiannya dari

kekhawatiran terhadap masalah yang dihadapinya atau dengan

meningkatkan suasana hati yang positif.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

27

Beberapa bentuk dukungan sosial menurut Cohen dan Hoberman (dalam

Isnawati dan Suhariadi, 2013) yaitu :

a. Appraisal Support

Yaitu adanya bentuan yang berupa nasihat yang berkaitan dengan

pemecahan suatu masalah untuk membantu mengurangi stresor.

b. Tangiable Support

Yaitu bantuan yang nyata yang berupa tindakan atau bantuan fisik

dalam menyelesaikan tugas.

c. Self-esteem Support

Dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan

kompeten atau harga diri individu atau perasaan seseorang sebagai bagian

dari sebuah kelompok dimana para anggotanya memiliki dukungan yang

berkaitan dengan self-esteem seseorang.

d. Belonging Support

Menunjukkan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu kelompok

dan rasa kebersamaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bentuk-bentuk dukungan

sosial menurut Sarafino (dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007) yaitu

dukungan emosional (meliputi ungkapan rasa empati, kepedulian, dan perhatian

terhadap individu), dukungan penghargaan (melalui ungkapan positif atau

penghargaan yang positif pada individu, dorongan untuk maju), dukungan

instrumental atau konkrit (meliputi bantuan secara langsung), dukungan informasi

(meliputi pemberian nasihat, saran atau umpan balik kepada individu), dan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

28

dukungan jaringan sosial (memberikan perasaan bahwa individu adalah anggota

dari kelompok tertentu dan memiliki minat yang sama, rasa kebersamaan dengan

anggota kelompok merupakan dukungan bagi individu yang bersangkutan).

Sedangkan bentuk-bentuk dukungan sosial menurut Cohen dan Hoberman

(dalam Isnawati dan Suhariadi, 2013) yaitu appraisal support (adanya bentuan

yang berupa nasihat yang berkaitan dengan pemecahan suatu masalah untuk

membantu mengurangi stressor), tangiable support (bantuan yang nyata yang

berupa tindakan atau bantuan fisik dalam menyelesaikan tugas), self-esteem

support (dukungan yang diberikan oleh orang lain terhadap perasaan kompeten),

dan belonging support (menunjukkan perasaan diterima menjadi bagian dari suatu

kelompok dan rasa kebersamaan). Pada penelitian ini peneliti memilih bentuk

dukungan sosial dari tokoh Sarafino, karena lebih rinci dalam menjelaskan

bentuk-bentuk dukungan sosial. Sehingga memudahkan peneliti dalam membuat

instrumen pengumpulan data.

E. Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Kecemasan

House (dalam Puspitasari dkk., 2010), menjelaskan dukungan sosial

sebagai persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang diterima dari

lingkungan. Dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan yang dirasakan

sebagai penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan dalam konteks

hubungan yang akrab (House, dalam Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010).

Sarafino (dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007) membedakan lima bentuk

dukungan sosial antara lain dukungan emosional, dukungan penghargaan,

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

29

dukungan instrumental atau konkrit, dukungan informasi, dan dukungan jaringan

sosial.

Dukungan emosional meliputi ungkapan rasa empati, kepedulian, dan

perhatian terhadap individu (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti,

2007). Biasanya, dukungan ini diperoleh dari pasangan atau keluarga, seperti

memberikan pengertian terhadap masalah yang sedang dihadapi atau

mendengarkan keluhannya (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007).

Menurut House (dalam Setiadi, 2008) dukungan ini berupa dukungan simpatik

dan empati, cinta, kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian, seseorang

yang menghadpai persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri

tetapi masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala

keluhnya, bersimpati, dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya, bahkan

mau membantu memecahkan masalah. Adanya dukungan ini akan memberikan

rasa nyaman, kepastian, perasaan memiliki dan dicintai kepada individu, sehingga

dapat mengurangi kecemasan yang terjadi (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan

Widyanti, 2007). Dukungan yang diterima dari orang terdekat dapat

meningkatkan kepercayaan yang tinggi karena dukungan dari orang-orang

terdekat akan memiliki kelekatan emosional dari tiap-tiap anggotanya (Thois,

dalam Wahyu, 2003).

Dukungan penghargaan terjadi melalui ungkapan positif atau penghargaan

yang positif pada individu, dorongan untuk maju, atau persetujuan akan gagasan

atau perasaan individu dan perbandingan yang positif individu dengan orang lain

(Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007). Biasanya dukungan ini

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

30

diberikan oleh atasan atau rekan kerja. Dukungan penghargaan akan menjadikan

seseorang optimis dan memiliki keyakinan diri bahwa dirinya mampu dalam

menghadapi situasi penuh stres (Lazaruz dan Folkman, dalam Smet, 1994).

Dukungan penghargaan ini akan membangun perasaan yang berharga, kompeten

dan bernilai, sehingga individu yang diberi dukungan penghargaan akan

cenderung mengalami kecemasan yang rendah (Sarafino, dalam Purba, Yulianto

dan Widyanti, 2007).

Dukungan instrumental atau konkrit meliputi bantuan secara langsung.

Biasanya dukungan ini, lebih sering diberikan oleh teman atau rekan kerja, seperti

bantuan untuk menyelesaikan tugas yang menumpuk atau meminjamkan uang

atau lain-lain yang dibutuhkan individu (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan

Widyanti, 2007). Bantuan langsung yang disediakan dalam dukungan

instrumental ini menjadikan seorang individu merasa lebih kuat karena ada pihak

yang bersedia membantu dirinya, perasaan kuat yang dirasakan ini menjadikan

individu lebih banyak mengembangkan emosi positif dalam menjalani

kehidupannya (Creech, 2013). Individu yang semula mengalami kecemasan yang

tinggi jika diberi dukungan instrumental, maka kecemasannya akan cenderung

menurun. Hal tersebut dikarenakan ia merasa diperhatikan oleh teman atau rekan

kerjanya (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007).

Dukungan informasi meliputi pemberian nasihat, saran atau umpan balik

kepada individu (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007).

Dukungan ini, biasanya diperoleh dari sahabat, rekan kerja, atasan atau seorang

profesional seperti dokter atau psikolog. Adanya dukungan informasi, seperti

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

31

nasihat atau saran yang pernah mengalami keadaan yang serupa akan membantu

individu memahami situasi dan mencari alternatif pemecahan masalah atau

tindakan yang akan diambil, sehingga dapat mengurangi kecemasan yang terjadi

pada individu tersebut (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007).

Dukungan jaringan sosial yaitu dengan memberikan perasaan bahwa

individu adalah anggota dari kelompok tertentu dan memiliki minat yang sama,

rasa kebersamaan dengan anggota kelompok merupakan dukungan bagi individu

yang bersangkutan (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti, 2007).

Adanya dukungan jaringan sosial akan membantu individu untuk mengurangi

kecemasan yang dialami dengan cara memenuhi kebutuhan akan persahabatan dan

kontak sosial dengan orang lain (Sarafino, dalam Purba, Yulianto dan Widyanti,

2007). Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Garmenzy dan Rutter (dalam Putra

dan Susilawati, 2018), menyebutkan manfaat dukungan sosial, yakni dukungan

sosial dapat mengurangi kecemasan.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan adanya hubungan antara

dukungan sosial teman sebaya dengan kecemasan, karena bila individu

mendapatkan dukungan sosial maka dengan begitu rasa cemas individu pun akan

berkurang. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Apollo dan Cahyadi (2012),

menyebutkan bahwa manfaat dukungan sosial adalah mengurangi kecemasan,

depresi, dan simtom-simtom gangguan tubuh bagi orang yang mengalami stres

dalam pekerjaan. Oleh karena itu dukungan sosial sangatlah penting dalam hal

untuk mereduksi kecemasan yang dialami oleh individu.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

32

F. Hubungan antara Kepercayaan Diri dan Dukungan Sosial Teman Sebaya

dengan Kecemasan

Tingginya kecemasan berkaitan dengan rendahnya kepercayaan diri

(Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini, 2014) dan dukungan sosial teman sebaya

(Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010) yang dimiliki individu. Kepercayaan diri

merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga

dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan

hal-hal yang sesuai dengan keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya,

sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri (Lauster, dalam Ghufron

dan Risnawita 2012). Sementara itu, dukungan sosial teman sebaya merupakan

persepsi seseorang terhadap dukungan potensial yang diterima dari lingkungan,

dukungan sosial tersebut mengacu pada kesenangan yang dirasakan sebagai

penghargaan akan kepedulian serta pemberian bantuan dalam konteks hubungan

yang akrab (House, dalam Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010).

Kecemasan ketika menyusun skripsi akan berbeda antara mahasiswa yang

memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini,

2014) dan dukungan sosial teman sebaya (Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010)

dengan mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri rendah dan kurang

mendapatkan dukungan sosial teman sebaya. Ramaiah (2003) menyatakan bahwa

mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan dukungan sosial

teman sebaya yang baik akan mempunyai pandangan yang lebih optimis, sehingga

dalam menghadapi sesuatu yang menyebabkan kecemasan, kekhawatiran dan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

33

kegelisahan ketika menyusun skripsi, mahasiswa tersebut dapat mengatasinya

dengan baik. Pendapat ini didukung dengan hasil penelitian Kristanto, Sumarjono,

dan Setyorini, (2014) yang menyatakan semakin tinggi kepercayaan diri

mahasiswa akan diikuti dengan rendahnya kecemasan mahasiswa dalam

menyusun proposal skripsi, sedangkan Conel (1994) menyatakan bahwa

kecemasan akan rendah apabila individu memiliki dukungan sosial.

Kecemasan akan berkurang pada individu yang memiliki kepercayaan diri

dan mendapatkan dukungan sosial. Individu yang berkepercayaan diri tinggi akan

berkurang kecemasannya (Sarason, dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini,

2014). Selain itu Apollo dan Cahyadi (2012), menyebutkan bahwa manfaat

dukungan sosial adalah dapat mengurangi kecemasan, depresi, dan simtom-

simtom gangguan tubuh bagi orang yang mengalami stres dalam pekerjaan. Oleh

karena itu dukungan sosial sangatlah penting dalam hal untuk mereduksi

kecemasan yang dialami oleh individu (Putra dan Susilawati, 2018).

Pada dasarnya kecemasan dalam tingkat rendah dan sedang berpengaruh

positif pada performansi mahasiswa karena dapat meningkatkan motivasi

mahasiswa dalam menyusun skripsi. Sebaliknya, akan memberikan pengaruh

buruk jika kecemasan tersebut dalam taraf tinggi (Elliot dkk., dalam Puspitasari,

Abidin dan Sawitri, 2010). Individu dengan kecemasan tingkat tinggi ketika

menyusun skripsi persepsinya menjadi sangat sempit, cenderung memikirkan hal-

hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal lain. Individu sulit untuk berpikir

realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada

area lain (Elliot dkk., dalam Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010). Reaksi-reaksi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

34

fisiologis di antaranya nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, banyak

berkeringat, rasa sakit kepala dan mengalami ketegangan, sedangkan reaksi

kognitifnya adalah memiliki persepsi yang sangat sempit dan tidak mampu untuk

menyelesaikan masalah (Bakar, dalam Kristanto, Sumarjono, dan Setyorini,

2014). Secara tidak langsung mahasiswa yang mengalami kecemasan akan

menunjukkan sikap pasif, kurang konsentrasi dan penurunan kemampuan memori

karena hilangnya keinginan untuk menyelesaikan skripsinya (Elliot dkk., dalam

Puspitasari, Abidin dan Sawitri, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri

yang tinggi dan dukungan sosial teman sebaya yang baik akan mempunyai

pandangan yang lebih optimis, sehingga dalam menghadapi sesuatu yang

menyebabkan kecemasan, kekhawatiran dan kegelisahan ketika menyusun skripsi,

mahasiswa tersebut dapat mengatasinya dengan baik.

G. Hipotesis

Berdasarkan pemaparan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini diantaranya:

1. Terdapat hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan pada

mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Semakin tinggi kepercayaan diri

yang dimiliki mahasiswa maka akan semakin rendah kecemasannya, begitu

sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri yang dimiliki mahasiswa maka

akan semakin tinggi kecemasannya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasaneprints.mercubuana-yogya.ac.id/5204/3/BAB II.pdf · 2019. 3. 12. · 2003) kecemasan terdiri dari empat aspek, yaitu kognitif,

35

2. Terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial teman sebaya dengan

kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Semakin tinggi

dukungan sosial teman sebaya yang diberikan pada mahasiswa maka akan

semakin rendah kecemasannya, begitu sebaliknya semakin rendah dukungan

sosial teman sebaya yang diberikan pada mahasiswa maka akan semakin

tinggi kecemasannya.

3. Terdapat hubungan antara kepercayaan diri dan dukungan sosial teman sebaya

dengan kecemasan pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.