gangguan kecemasan menyeluruh2

33
REFERAT GANGGUAN CEMAS MENYELURUH Oleh : Nama NIM Singgih Subakti Nurul Laili Nahlia Divyamala Viaditya Surya Gladish Priya 0710713030 0810710090 0810714005 0910710087 0910710067 0910714013 Pembimbing: dr. Happy Indah Hapsari, Sp.KJ SMF ILMU KESEHATAN JIWA

Upload: priiya-ashiwini

Post on 20-Nov-2015

53 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ghhh

TRANSCRIPT

REFERAT

GANGGUAN CEMAS MENYELURUH

Oleh : NamaNIM

Singgih SubaktiNurul Laili NahliaDivyamalaViaditya SuryaGladish Priya

071071303008107100900810714005091071008709107100670910714013

Pembimbing:dr. Happy Indah Hapsari, Sp.KJ

SMF ILMU KESEHATAN JIWAFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYARS SAIFUL ANWAR MALANG2013

BAB IPENDAHULUAN

1. 1 Latar BelakangTiap manusia pasti mempunyai rasa cemas. Rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung. Kecemasan tersebut di atas adalah normal, dan bahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidakrasional. Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yakni gangguan fungsi sosial. Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau kelompokmengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas sistem saraf autonomdalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimilikiseseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder) merupakan satujenisgangguankecemasandengankarakteristikkekhawatiranyangtidakdapatdikuasaidan menetap, biasanya terhadap hal-hal yang sepele/tidak utama. Individu dengangangguan cemas menyeluruh akan terus menerus merasa khawatir tentang hal-hal yang kecil sepele.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Gangguan CemasHampir satu abad yang lalu, Sigmund Freud memperkenalkan istilah neurosis kecemasan (anxiety neurosis) dan mengidentifikasi dua bentuk kecemasan. Satu jenis kecemasan dihasilkan oleh libido yang terbendung. Dengan kata lain, suatu peningkatan ketegangan seksual yang fisiologis menyebabkan peningkatan libido yang menyertainya, suatu perwakilan mental dari peristiwa fisiologis tersebut. Penyaluran ketegangan tersebut menurut pandangan Freud, adalah hubungan seksual. Tetapi, praktek seksual lain, seperti abstinensia dan coitus interruptus, menghalangi pelepasan ketegangan dan menyebabkan neurosis yang sesungguhnya. Keadaan kecemasan meninggi yang berhubungan dengan penghambatan libidinal adalah neurastenia, hipokondriasis, dan neurosis kecemasan, semuanya dipandang Freud sebagai memiliki suatu dasar biologis.Bentuk kecemasan lainnya paling baik ditandai sebagai rasa kekhawatiran atau ketakutan yang berasal dari pikiran atau harapan yang terepresi. Bentuk kecemasan tersebut adalah bertanggung jawab untuk psikoneurosis histeria, fobia, dan neurosis obsesional. Freud memahami keadaan tersebut dan kecemasan yang berhubungan dengan faktor psikologis, ketimbang faktor fisiologis. Konflik intrapsikis adalah bertanggung jawab atas kecemasan dan psikoneurosis, dan Freud mengamati bahwa kecemasan yang dihasilkannya adalah kurang kuat dan kurang dramatik daripada apa yang diamatinya dalam neurosis sesungguhnya.

2.1.1 Kecemasan NormalSensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan, dan samar-samar, seringkali disertai gejala otonomik seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan lambung ringan.a. Ketakutan dan KecemasanKecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan; ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan meungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Ketakutan, suatu sinyal serupa yang menyadarkan, harus dibedakan dari kecemasan. Rasa takut adalahrespons dari suatu ancaman yang asalnya diketahui, eksternal, jelas, atau bukan bersifat konflik; kecemasan adalah respons terhadap suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, atau konfliktual.Perbedaan antara ketakutan dan kecemasan timbul secara tidak sengaja. Freud sendiri biasanya mengabaikan perbedaan yang menghubungkan kecemasan dengan obyek yang direpresi dan tidak disadari dan ketakutan dengan obyek yang diketahui dan eksternal. Pembedaan mungkin sulit dibuat karena ketakutan mungkin jufa disebabkan oleh obyek internal, tidak disadari, dan direpresi yang dialihkan kepada obyek lain di dunia luar.Menurut menurut rumusan psikoanalitik pasca-Freud, pemisahan ketakutan dan kecemasan adalah dapat diterima secara psikologis. Emosi yang disebabkan oleh kendaraan yang datang dengan cepat saat seseorang menyebrangi jalanan adalah berbeda dari kegelisahan samar-samar yang dialami seseorang jika seseorang tersebut menemui orang bari di dalam lingkungan yang asing. Perbedaan psikologis utama antara kedua respons emosional tersebut adalah sifat akut ketakutan dan kronisitas kecemasan.Ketakutan seringkali didahului oleh keheranan, dan berjalan bersama-sama, yang keduanya menyebabkan rasa penglihatan dan belajar sedang terus-menerus disadari. Pada kedua kasus mata dan mulut terbuka lebar, dan kelopak mata naik. Orang yang ketakutan pertama kali berdiri seperti patung yang tidak bergerak dan tidak bernapas, atau meringkuk seakan-akan dengan sendirinya lolos dari pengamatan. Jantung berdenyut dengan cepat dan kuat, sehingga jantung berdebar-debar atau memukul-mukul tulang rusuk; tetapi sangat meragukan apakah jantung akan bekerja lebih efisien daripada biasanya, demikian juga akan memberikan pasokan darah yang lebih banyak kepada semua bagianb. Fungsi adaptif dari KecemasanKecemasan merupakan tanda akan adanya bahaya bagi ego. Ego menjaga keseimbangan antara id dan super ego dan antara individu yang bersangkutan dengan dunia luar. Keseimbangan itu dipertahankan dengan memuaskan dorongan id, mensublimasikan atau merepresikannya. Represi merupakan profesi yang automatic. Dorongan atau pikiran yang tidak dapat diterima oleh ego dasangkal (denial) atau disingkirkan dari kesadaran (alam sadar) dan di tanam di alam tidak sadar (represi dan supresi). Bila data yang direpresikan dengan ego yang merepresikan tercantum sehingga timbul gejala kecemasan (Depkes RI, 1996). Kaplan & Saddock (1999) menyatakan bahwa kecemasan sebagai suatu sinyal peringatan, kecemasan dapat dianggap sebagai emosi yang sama seperti ketakutan. Kecemasan memperingatkan adanya ancaman eksternal dan internal. Pada tingkat yang lebih rendah kecemasan memperingatkan ancaman akan cedera pada tubuh, rasa takut, keputusasaan, kemungkinan hukuman, atau frustasi dari kebutuhan sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yang dicintai, gangguan pada keberhasilan atau status seseorang dan akhirnya ancaman pada kesatuan atau keutuhan seseorang. Kecemasan akan mengarah seseorang untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk mencegah ancaman atau meringankan akibatnya. Sedangkan menurut Long, B.C (1996) kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam, baik secara fisik maupun secara psikologis, seperti harga diri, gambaran diri. Kecemasan dapat dimanifestasikan yang ringan sampai dengan tingkatan yang panik. Selain itu Hudak & Gallo (1997) menambahkan kecemasan dapat terjadi bila ada ancaman ketidakberdayaan, kehilanagn pertahanan, perasaan terisolasi dan juga takut mati.c. Stres, konflik, dan KecemasanApakah suatu peristiwa dapat dianggap sebagai stressor tergantung pada sifat dari acaratersebut dan pada sumber daya seseorang, pertahanan psikologis, dan mekanismememanajemen stressor. Semua proses tersebut melibatkan ego, abstraksi kolektif untuk prosesdimana seseorang dapat merasakan, berpikir, dan bertindak pada peristiwa eksternal ataukejadian internal. Orang yang ego nya dapat berfungsi dengan baik adalah orang yang dalamkeseimbangan adaptif dengan dunia eksternal dan internal, jika ego tidak berfungsi dengan baikdan ketidakseimbangan yang dihasilkan bertahan terus dalam waktu yang cukup lama, orangtersebut akan mengalami kecemasan kronisd. Gejala Psikologis dan KognitifGambaran klinis dinilai dari 2 hal,yaitu gejala somatik dan gejala psikologik.1. Gejalasomatik Gemetar Nyeri punggung dan nyeri kepala Ketegangan otot Napas pendek, hiperventilasi Mudah lelah, sering kaget Hiperaktivitas otonomik (wajah merah dan pucat, takikardia, palpitasi, tangan rasadingin, diare, mulut kering, sering kencing) Parestesia Sulit menelan2. Gejalapsikologik Rasa takut yang berlebihandan sulit untuk dikontrol Sulit konsentrasi Insomnia Libido menurun Rasa mual di perut Hipervigilance (siaga berlebih)

2.1.2 Kecemasan Patologisa. Teori psikologisTiga bidang utama teori psikologis yaitu psikoanalitik,perilku,dan eksistensial,telah menyumbangi teori tentang penyebab kecemasan.1. Teori psikoanalitikDalam bukunya tahun1926,Freud menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu sinyal kepada ego bahwa suatu dorongan yg tidak dapat diterima menekan untuk mendapatkan perwakilan dan pelepasan sadar.Kecemasan dipanadang sebagai masuk ke dalam empat kategori utama:kecemasan atau impuls,kecemahan perpisahan,kecemasan kastrasi,dan kecemasan superego.2. Teori interpersonalMenurut pandangan interpersonal,ansietas timbul dari persaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.Ansietas juga berhubungan dengan perkebangan trauma,seperti perpisahan dan kehilangan,yg menimbulkan kelemahan spesifik.3. Teori perilakuTeori perilaku atau belajar tentang kecemasan telah menghasilkan suatu pengobatan yg paling efektif untuk gangguan kecemasan.Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yg dibiasakan terhadap stimuli lingkungan yg spesifik4. Teori eksistensialTeori eksistensial tentang kecemasan memberikan model untuk gangguan kecemasan umum,dimana tidak terdapat stimulasi yg dapat diidentifikasikan secara spesifik untuk suatu perasaan kecemasan yang kronik.5. Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal biasa ditemui ansietas dengan depresi.6. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk bedzodiasepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas.

2.1.3 DSM IV-TR kriteria untuk gangguan kecemasan umumDSM IV-TR kriteria untuk gangguan kecemasan umum meliputi: Kehadiran kecemasan yang berlebihan tentang peristiwa atau kegiatan yang terjadi di hampir setiap hari selama setidaknya 6 bulan Kehilangan kontrol atas intensitas khawatir Setidaknya tiga gejala termasuk gelisah atau jumpiness, kelelahan, kurangnya konsentrasi, mudah marah, otot ketegangan dan tidur masalah Signifikan gangguan gejala dengan sosial dan pekerjaan terkait berfungsi atau menuju signifikan tertekan Tidak ada gangguan suasana hati atau masalah psikiatriA.Kecemasan dan kekhawatiran berlebihan ( harap-harap cemaans) pd berbagai kejadian atau kegiatan (spt disekolah, tempat kerja) yg berlangsung lebihdari 6 bulan.B.Ybs menyadari tidak dapat kekhawatiran diatas.C.Kecemasan dan kekhawatiran berhubungan dgn 3 atau lebih dari 6 gejala berikut yg berlangsung lebihdari 6 bulan.Cat.: hanya 1 saja untuk diagnosa pd anak 1. gelisah, merasa tegang atau campuran keduanya2. gampag letih.3. sukar berkonsentrasi atau pikiran kosong4. irritable5. tegang otot6. gangguan tidur (sulit tertidur atau mempertahankannya, terasa kurang atau tidak puas)D.Inti kecemasan dan kekhawatiran berlebihan ini mengambang, tidak jelas spt gambaran gangguan axis I.Contohnya kecemasan dan kekhawatiran bukan tentang akan mengalami serangan panik (ggn panik), akan dipermalukan dimuka umum ( phobia sosial), tercemar (OCD), jauh dari rumah atau saudara dekat (ggn cemas perpisahan), menjadi gemuk (anorexia nervosa), mengalami berbagai ggn somatis (ggn somatisasi), memiiliki suatu penyakit serius (hipokondriasis) dan tidak terjadi hanya selama ggn cemas pasca trauma.E.Kecemasan, kekhawatiran atau gejala2 fisik diatas menyebabkan penderitaan dan hambatan bermakna klinis dlm fungsi sosial,pekerjaan atau area fungsional penting lainnya.F.Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat (medikasi,penyalahgunaan obat, atau terapi lainnya) atau kondisi medis umum (mis, hipertiroid) dan tidak terjadi hanya selama ggn mood, psikotik atu suatu ggn perkembangan pervasif.

2.2. Gangguan Cemas Menyeluruh2.2.1 DefinisiPadatahun 1980 diagnostic and statistical manual of mental disorders edisiketiga (DSM - III) mempekenalkanbeberapakategori diagnosis baru yang telahmengsubkelompokkanpasien yang sebelumnyatelahdiklasifikasikansebagaimenderita neurosis kecemasan. Satukategoribaruadalahgangguankecemasanumum (generalized anxiety disorder) (seringkalidinamakan GAD), yang, dalam DSM III, merupakansuatukategori diagnostic sisauntukpasien yang tidakmemenuhikriteria diagnostic lain. Di dalam DSM edisiketiga yang direvisi (DSM-III-R) danedisikeempat (DSM-IV), gangguankecemasanumummenjadisatukesatuan diagnostic yang terpisah, tidaklagidianggapkategorisisa.Gangguankecemasanumumdidefinisikandalam DSM-IV sebagaikekhawatiran yang berlebihandanmeresap, disertaiolehbeberapagejala somatic, yang menyebabkangangguanbermaknadalamfungsi social ataupekerjaanataupenderitaan yang jelasbagipasien. DSM-IV menghilangkankategori DSM-III-R gangguankecemasanberlebihanpadamasaanak-anak (over anxious disorder of child hood) danmemodifikasikriteriadiagnosikuntukgangguankecemasanumumdenganmemasukkananakdanremajadengankecemasanberlebihan2.2.2 Epidemiologi Gangguankecemasanumumadalahsuatukondisi yang seringditemukan; tapi, dengankriteriaketatdari DSM-III-R dan DSM IV, gangguankecemasanumummungkinlebihjarangditemukandibandingkanjikamenggunakankriteria DSM-III.perkiraan yang diterimauntukprevalensigangguankecemasanumumsatutahunterentangdari 3 sampai 8 persen. Gangguankecemasanumumkemungkinanmerupakangangguan yang paling seringditemukandengangangguan mental penyerta, bisasanyagangguankecemasanataugangguan mood lainnya.Kemungkinan 50 persenpasiendengangangguankecemasanumummemilikigangguan mental lainnya.Rasiowanitadanlaki-lakiadalahkira-kira 2 berbanding 1, tetapirasiowanitaberbandinglaki-laki yang mendapatkanperawatanrawatinapuntukgangguantersebutkira-kiraadalah 1 berbanding 1.Usai onset adalahsukaruntukditentukan, karenasebagianbesarpasienmelaporkanbahwamerekamengalamikecemasanselama yang merekaingat.Pasienbiasanya dating untukmendapatkanperawatandokterpadausia 20 tahunann, walaupunkontakpertamadenganklinisidapatterjadipada hamper setiapusia. Hanyasepertigapasien yang menderitagangguankecemasanumummencaripengobatanpsikiatrik.Banyakpasienpergikedokterumum, dokterpenyakitdalam, dokterspesialiskardiologi, spesialisparu-paru, ataudokterspesialis gastroenterology, untukmencaripengobatanataskomponenspesifikgangguan.

2.2.3 EtiologiSeperti pada sebagian besar gangguan mental, penyebab gangguan kecemasan umum adalah tidak diketahui. Seperti yang sekarang didefinisikan, gangguan kecemasan umum kemungkinan mempengaruhi kelompok pasien yang heterogen. Kemungkinan karena derajat kecemasan tertentu adalah normal dan adaptif, membedakan kecemasan normal dari kecemasan patologis dan membedakan faktor penyebab biologis dari factor psikososial adalah sulit. Faktor biologis dan psikologis kemungkinan bekerja sama.a. Faktor BiologisManfaat terapetik benzodiazepine dan azapirone sebagai contohnya, buspirone (BuSpar) telah memusatkan usaha penelitian biologis pada sistem neurotransmitter gamma-aminobutyric acid (GABA) dan serotonin (5-hydroxytryptamine [5-HT]). Benzodiazepine (yang merupakan agonis reseptor benzodiazepin) diketahui menurunkan kecemasan, sedangkan flumazenil (Mazicon) (suatu antagonis reseptor benzodiazepin) dan beta-carbolin (agonis kebalikan reseptor benzodiazepin) diketahui menginduksi kecemasan. Walaupun tiada ada data yang meyakinkan yang menyatakan reseptor benzodiazepin adalah abnormal pada pasien dengan gangguan kecemasan umum, beberapa penelitian telah memusatkan pada lobus osipitalis, yang memiliki konsentrasi benzodiazepin tertinggi di otak. Daerah otak lain yang telah mehipotesiskan terlibat di dalam gangguan kecemasan umum adalah ganglia basalis, sistem limbik dan korteks frontalis. Karena buspirone adalah suatu agonis reseptor 5-HT1A, beberapa kelompok penelitian memusatkan pada hipotesis bahwa regulasi sistem serotonergik pada gangguan kecemasan umum adalah abnormal. Sistem neurotsmiter lainnya yang merupakan sasaran penelitian pada gangguan kecemasan umum adalah sistem neurotransmiter norepinefrin, glutamat, dan kolesistokinin. Beberapa bukti menyatakan bahwa pasien dengan gangguan kecemasan umum mungkin memiliki subsensitivitas pada reseptor adrenergik-alfa2, seperti yang dinyatakan oleh penumpulan pelepasan hormon pertumbuhan setelah infus clonidine (Catapres).Hanya sejumlah terbatas penelitian pencitraan otak pada pasien dengan gangguan kecemasan umum telah dilakukan. Satu penelitian tomografi emisi positron (PET; positron emission tomography) melaporkan suatu penurunan kecepatan metabolik di ganglia basalis dan substansia putih pada pasien gangguan kecemasan umum dibandingkan kontrol normal (Gambar 16.6-1). Sejumlah penelitian genetika telah juga dilakukan dalam bidang ini. Satu penelitian menemukan bahwa hubungan genetika mungkin terjadi antara gangguan kecemasan umum dan gangguan depresif berat pada wanita. Penelitian lain menemukan adanya komponen genetik yang terpisah tetapi sulit untuk ditentukan pada gangguan kecemasan umum. Kira-kira 25 persen sanak saudara derajat pertama dari pasien dengan gangguan kecemasan umum juga terkena gangguan. Sanak saudara laki-laki lebih sering menderita suatu gangguan penggunaan alkohol. Beberapa laporan penelitian pada anak kembar menyatakan suatu angka kesesuaian 50 persen pada kembar monozigotik dan 15 persen pada kembar dizigotik. Berbagai kelainan elektroensefalogram (EEG) telah ditemukan dalam irama alfa dan potensial cetusan. Penelitian EEG tidur telah melaporkan peningkatan diskontinuitas tidur, penurunan tidur delta, penurunan tidur stadium I, dan penurunan tidur REM (rapid eye movement). Perubahan pada arsitektur tidur adalah berbeda dari perubahan yang ditemukan pada gangguan depresif.b. Faktor PsikososialDua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial yang menyebabkan perkembangan gangguan kecemasan umum adalah bidang kognitif-perilaku dan bidang psikoanalitik. Bidang kognitif-perilaku menghipotesiskan bahwa pasien dengan gangguan kecemasan umum adalah berespon secara tidak tepat dan tidak akurat terhadap bahaya yang dihadapi. Ketidakakuratan tersebut disebabkan oleh perhatian selektif terhadap perincian negatif di dalam lingkungan, oleh distorsi pemprosesan informasi, dan oleh pandangan yang terlalu negatif tentang kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Bidang psikoanalitik menghipotesiskan bahwa kecemasan adalah suatu gejala konflik bawah sadar yang tidak terpecahkan. Teori psikologis tentang kecemasan tersebut pertama kali diajukan oleh Sigmund Freud di tahun 1909 dengan penjelasannya tentang Little Hans; sebelumnya, Freud telah memandang kecemasan sebagai memiliki dasar fisiologis. Suatu hirarki kecemasan adalah berhubungan dengan berbagai tingkat perkembangan. Pada tingkat yang paling primitif, kecemasan mungkin berhubungan dengan ketakutan akan penghancuran atau fusi dengan orang lain. Pada tingkat perkembangan yang lebih matur, kecemasan adalah berhubungan dengan perpisahan dari objek yang dicintai. Pada tingkat yang masih lebih matur, kecemasan adalah berhubungan dengan hilangnya cinta dari objek yang penting. Kecemasan kastrasi adalah berhubungan dengan fase oedipal dari perkembangan dan dianggap merupakan satu tingkat tertinggi dari kecemasan. Kecemasan su-perego, ketakutan mengecewakan gagasan dan nilai sendiri (didapatkan dari orangtua yang diinternalisasikan), adalah bentuk kecemasan yang paling matur.Risk factor juga termasukjenis kelamin wanita, kurangnya kemampuan mengatasi masalah, riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan umum, meningkatnya tekanan hidup, buruknya dukungan sosial, Status ekonomi rendah, harga diri, pilihan pelayanan kesehatan yang terbatas, dan menjadi janda, dipisahkan, atau cerai. Orang dengan gangguan mental laindan dalam kodisi medis tertentu memiliki resiko tinggi. Pasien dengan cedera kepala memiliki kemungkinan 2 kali lipat berkembang ke gangguan kecemasan.

2.2.4 Manifestasi KlinisGejala utama dari gangguan kecemasan umumadalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaitivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan adalah berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien. Ketegangan motorik palingsering dimanifestasikan sebagai kegemetaran, kegelisahan, dan nyeri kepala. Hiperaktivitas seringkali dimanifestasikan oleh sesak nafas, keringatberlebihan, palpitasi, dan berbagai gejala gastrointestinal. Kewaspadaan kognitif ditandai oleh sifatlekas tersinggung dan mudahnya pasien dikejutkan.Sering sekali, pasien dengan gangguan kecemasan umum menghubungi dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu beberapagejala somatik. Selain itu, pasien pergi ke dokterspesialis untuk gejala spesifik sebagai contohnya, diare kronis. Gangguan medis nonpsikiatrikspesifik jarang ditemukan, dan pasien adalah bervariasi dalam perilaku mencari dokter. Beberapapasien menerima suatu diagnosis gangguan kecemasan umum dan pengobatan yang sesuai; yanglainnya mencari konsultasi medis tambahan untukmasalah mereka.Seorang tukang listrik berusia 27 tahun, menikah, mengeluh rasa pening, telapak tangan berkeringat, jantung berdebar-debar, dan dengungan ditelinga selama 18 bulan. Ia juga mengalami tenggorokan kering, periode menggigil tanpa terkendali, dan mudah terganggu yang terus menerus danperasaan terjaga yang seringkali mengganggu kemampuannya untuk berkonsentrasi. Perasaan tersebut ditemukan pada sebagian besar waktu selama dua tahun sebelumnya; dan tidak pernah terbatas pada periode yang jelas.Karena gejalanya, ia menghubungi dokter keluarga, seorang dokter ahli neurologi, seorang dokter ahli bedah saraf, seorang chiropractor (orangyang menyembuhkan penyakit dengan pengobatantulang punggung), dan dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan. Ia telah diberikan diethipoglikemik, ia mendapatkan psikoterapi untuksaraf yang terjepit, dan dikatakan bahwa ia mungkin menderita suatu gangguan di telinga tengah.Selama dua tahun terakhir ia memiliki sedikitkontak sosial karena gejala ketegangannya. Walaupun ia kadang-kadang harus meninggalkan pekerjaannya jika gejala menjadi tidak dapat ditoleransi,ia terus bekerja pada perusahaan yang sama yangtelah dimasukinya sejak ia magang setelah lulussekolah tinggi. Ia cenderung menyembunyikan gejalanya kepada istri dan anak-anaknya, pada siapaia ingin tampak sempurna, dan ia menceritakansedikit masalah dengan mereka sebagai akibat ketegangannya.Diskusi. Gejala ketegangan motorik (gemetaran yang tidak terkendali), hiperaktivitas otonomik(pening, telapak tangan berkeringat, jantung berdebar-debar), dan kewaspadaan dan mencari-cari(mudah terganggu yang terus menerus dan perasaan terjaga) menyatakan suatu gangguan kecemasan. Karena gejala tidak terbatas pada periodeyang terpisah, seperti pada gangguan panik, dan tidak dipusatkan pada satu stimulus yang jelas,seperti pada fobia, diagnosis adalah gangguan kecemasan umum.Walaupun pasien telah menghubungi sejumlahdokter karena gejalanya, tidak adanya preokupasidengan ketakutan memiliki penyakit fisik tertentumenyingkirkan diagnosis hipokondriasis.Manesfetasi dari gangguan kecemasan umum termasuk unrealistic ketakutan berlebih dan atau Harapan memprihatinkan, dan signifikan tertekan dan/atau gangguan fungsional, yang berlangsung selama enam bulan dan mencakup tiga gejala berikut (APA 2004):1. Kegelishaan2. Perasaan yang tegang3. Lelah.4. Gangguan konsentrasi5. Pikiran yang kosong6. Mudah marah7. Ketegangan otot atau gangguan tidurSeseorang dengan gangguan kecemasan umum sering mengeluhkan gejala somatik tanpa faktor fisiologis manesfestasi yang dapat muncul antara lain :1. Keluhan fisik : perubahan nafsu makan, mual, muntah, gemetaran, tangan berkeringat, kulit berkeringat banyak, hiperventilasi, otot tengang, sakit kepala, detak jantung cepat atau tidak teratur, mulut kering, pusing, agitasi.2. Gangguan kognitif: kurangnya kemmapuan mengatasi masalah, penampilan cemas, terlalusenstif terhadap kritik, sulit berkonsentrasi.

2.2.5 Kriteria DiagnosisGejala utama dari gangguan kecemasan umum adalah kecemasan, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan ewaspadaan kognitif. Kecemasan yang berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien. Ketegangan motorik paling sering dimanifestasikan sebagai gemetaran, kegelisahan dan nyeri kepala. Hiperaktivitas sering dimanifestasikan oleh sesak nafas, keringat berlebihan, palpitasi dan berbagai gejala gastrointestinal kewaspadaan kognitif ditandai dengan sifat lekas tersinggung dan mudahnya pasien dikejutkan.Kriteria Diagnosis untuk Ganguan Kecemasan Umum:A. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang sering terjadi selama sekurangnya enam bulan, tentang sejumlah kejadian ataupun aktivitas.B. Orang merasa sulit mengendalikan ketakutan.C. Keemasan dan kekhawatiran disertai oleh tiga atau lebih dari enam gejala berikut ini (sekurangnya beberapa gejala kebih banyak terjadi dalam enam bulan terakhir). Sebagai catatan, hanya satu nomor yang diperlukan pada anak-anak.a. Kegelisahan atau perasaan bersemangat atau gelisahb. Merasa mudah lelahc. Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi ilangd. Iritabilitase. Ketegangan ototf. Gangguan tidur D. Fokus kecemasan dan kekhawatiran tidak terbatas pada gangguan aksis I, misalnya kecemasan atau ketakutan bukan tentang menderita suatu serangan panik (seperti pada gangguan panik), merasa malu di depan publik (seperti pada fobia sosial), berkontaminasi (seperti pada obsesifkompulsif), merasa jauh dari rumah atau kerabat dekat (seperti pada gangguan perpisahan) pernambahan berat badan (seperti pada anoreksia nervosa), memiliki keluhan berganda (seperti pada gangguan somatisasi), atau menderita penyakit serius (seperti pada hipokondriasis) dan kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi semata-mata seperti pada gangguan stress pasca traumatik.E. Kecemasan, kekhawatiran atau gejala fisik menyebabkan penderitaan yng bermakna secara klinis atau gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan dan fungsi penting lain.F. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dan suatu zat (misalnya obat yang disalahgunakan, modifikasi) atau kondisi medis umum (misalnya hipotirodisme) dan tidak terjadi sematamata selama suatu gangguan mood, gangguan psikotik atau gangguan pervasif

Sering sekali, pasien dengan gangguan kecemasan umum menghubungi dokter umum atau dokter penyakit dalam untuk membantu beberapa gejala somatik. Selain itu, pasien akan pergi ke dokter spesialis untuk gejala spesifik, misalnya diare kronis. Gangguan medis nonpsikiatrik sesifik jarang ditemukan, dan pasien bervariasi dalam perilaku mencari dokter. Beberapa menerima suatu diagnosis gangguan kecemasan umum dan pengobatan yang sesuai dan lainnya mencari konsultasi medis tambahan untuk masalah mereka.

2.2.6 Diagnosis BandingDiagnosis banding gangguan kecemasan umum adalah semua kondisi medis yang menyebabkan kecemasan. Pemeriksaan medis harus termasuk tes kimia darah standar, elektrokardiogram, dan tes fungsi tiroid. Dokter harus bisa menyingkirkan intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulan, putus alkohol dan putus sedatif, hipnotik, atau asiolitik. Pemeriksaan status mental dan riwayat penyakit harus menggali kemungkinan diagnosis gangguan panik, fobia dan gangguan obsesif-kompulsif.Biasanya, gangguan kecemasan umum memiliki gejala klinis yang mirip dengan gangguan obsesif-kompulsif. Pada banyak kasus, keduanya diiuti dengan munculnya pemikiran yang berulang dan mengganggu sehingga menyebabkan kesulitan dan kekhawatiran berlebihan. Misalnya pada anak yang seringkali teringat dengan pengalaman kecelakaan ibunya, akan menimbulkan kecemasan terhadap keselamatan keluarga, pemikiran obsesif dan ingatan trauma yang berhubungan dengan gangguan kecemasan umum atau gangguan obsesif-kompulsif. Maka, pemeriksaan lebih lanjut sangat dibutuhkan untuk menentukan jenis gangguan. Pada umumnya, pasen dengan gangguan panik mencari pengobatan lebih awal, lebih karena terganggu oleh penyakitnya, memiliki onset gejala yang tiba-tiba, dan kurang terganggu oleh gejala somatik dibandingkan pasien dengan gangguan kecemasan umum. Membedakan gangguan kecemasan umum dan depresif berat dan gangguan ditismik adalah sukar, pada kenyataannya, gangguan-gangguan tersebut seringkali terdapat bersama-sama. Kemungkinan diagnostik lainnya adalah gangguan penyesuaian dengan kecemasan, hipokondriasis, gangguan hiperaktivitas defisit atensi, gangguan somatisasi dan gangguan kepribadian.Defining Clinical SymptomsGangguan Kecemasan UmumGangguan Obsesif-Kompulsif

ObsesiTidak adaMengganggu, tidak diinginkan, pikiran atau bayangan yang tidak masuk akal

KompulsiTidak adaPerilaku seringkali berhubungan dengan peraturan yang kaku, sering sebagai respon dari obsesi

Kecemasan Setiap hati merasa cemas dan sulit dikontrolTidak ada (jika muncul, maka berhubungan dengan obsesi yang agresif)

KeteganganKetegangan otot, merasa sesak Tidak ada (jika muncul, maka berhubungan dengan obsesi yang agresif)

Insomnia Initial, middle insomniaTidak ada

Kesulitan KonsentrasiKarena kecemasan berlebihanTidak ada (jika muncul, maka berhubungan dengan obsesi)

Gejala SomatikPusing, nyeri perutTidak ada

Gejala OtonomTangan berkeingat, palpitasiTidak ada

Nyeri KepalaKarena kecemasan berlebihanTidak ada

Kualitas KecemasanKecemasan dan Kekhawatian akan keselamatan, kompetensi dan perbuatan. (tidak ada obsesi)Kecemasan adalah manifestasi dari obsesi.

2.2.7 PenatalaksanaanPenatalaksanaan farmakoterapi :a. Benzodiazepin Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepine dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi. Pengguanaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata 2-6 minggu, dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2 minggu. Spektrum klinis Benzodiazepin meliputi efek anti-anxietas, antikonvulsan, anti-insomnia, dan premedikasi tindakan operatif. Adapun obat-obat yang termasuk dalam golongan Benzodiazepin antara lain : Tabel 1. Sediaan Obat Anti-Anxietas dan Dosis AnjuranNoNama GenerikNama DagangSediaanDosis Anjuran

1.DiazepamDiazepinLoviumStesolid

Tab. 2-5 mgTab. 2-5 mgTab. 2-5 mgAmp. 10mg/2cc10-30 mg/h

2.ChlordiazepoxideCetabriumArsitranTensinylDrg. 5-10 mgTab. 5 mgCap. 5 mg15-30 mg/h

3.LorazepamAtivanRenaquilTab. 0,5-1-2 mgTab. 1 mg2-3 x 1 mg/h

4.ClobazamFrisiumTab. 10 mg2-3 x 1m mg/h

5.AlprazolamXanaxAlganaxTab. 0,25-0,5 mgTab. 0,25-0,5 mg0,75-1,50 mg/h

b. Non-benzodoazepin (Buspiron) Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif disbanding gejala somatik. Tidak menyebabkan withdrawal. Dosis anjuran 2-3x 10 mg/hari. Kekurangannya adalah, efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Penatalaksanaan psikoterapia. Terapi kognitif perilaku Teori Cognitive Behavior pada dasarnya meyakini bahwa pola pemikiran manusia terbentuk melalui proses rangkaian stimulus-kognisi-respon, dimana proses kognisi akan menjadi faktor penentu dalam menjelaskan bagaimana manusia berpikir, merasa dan bertindak. Terapi kognitif perilaku diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan bertindak, dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, berbuat dan memutuskan kembali. Dengan mengubah arus pikiran dan perasaan, klien diharapkan dapat mengubah tingkah lakunya, dari negatif menjadi positif. Tujuan terapi kognitif perilaku ini adalah untuk mengajak pasien menentang pikiran (dan emosi) yang salah dengan menampilkan bukti-bukti yang bertentangan dengan keyakinan mereka tentang masalah yang dihadapi. Pendekatan kognitif mengajak pasien secara kangsung mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung. Teknik utama yang digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.b. Terapi suportif Pasien diberikan re-assurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.

2.2.8 Perkembangan Penyakit dan PrognosisGangguan anxietas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung seumur hidup. Prognosis dipengaruhi oleh usia, onset, durasi gejala dan perkembangan komorbiditas gangguan cemas dan depresi. Karena tingginya insidensi gangguan mental komorbid pada pasien dengan gangguan kecemasan menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis gangguan cemas menyeluruh sukar untuk ditentukan. Namun demikian, beberapa data menyatakan bahwa peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan kecemasan umum. Terjadinya beberapa peristiwa kehidupan yang negatif secara jelas meningkatkan kemungkinan akan terjadinya gangguan cemas menyeluruh. Menurut definisinya, gangguan kecemasan umum adalah suatu keadaan kronis yang mungkin seumur hidup. Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan panik, juga dapat mengalami gangguan depresi mayor. Dalam menentukan prognosis dari gangguan cemas menyeluruh, perlu diingat bahwa banyak segi yang harus dipertimbangkan. Hal ini berhubung dengan dinamika terjadinya gangguan cemas serta terapinya yang begitu kompleks. Keadaan penderita, lingkungan penderita, dan dokter yang mengobatinya ikut mengambil peran dalam menentukan prognosis gangguan cemas menyeluruh. Ditinjau dari kepribadian premorbid, jika penderita sebelumnya telah menunjukkan kepribadian yang baik di sekolah, di tempat kerja atau dalam interaksi sosialnya, maka prognosisnya lebih baik daripada penderita yang sebelumnya banyak menemui kesulitan dalam pergaulan, kurang percaya diri, dan mempunyai sifat tergantung pada orang lain. Kematangan kepribadian juga dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam menanggapi kenyataan-kenyataan, keseimbangan dalam memadukan keinginan-keinginan pribadi dengan tuntutan-tuntutan masyarakat, integrasi perasaan dengan perbuatan, kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan dan lain sebagainya. Semakin matang kepribadian premorbidnya, maka prognosis gangguan cemas menyeluruh juga semakin baik. Mengenai hubungan dengan terapi, semakin cepat dilakukan terapi pada gangguan kecemasan menyeluruh, maka prognosisnya menjadi lebih baik. Demikian pula dengan situasi tempat pengobatan, semakin pasien merasa nyaman dan cocok dengan situasinya, maka hasilnya akan lebih baik dan akan mempengaruhi prognosisnya. Pengobatan sebaiknya dilakukan sebelum gejala-gejala menjadi alat untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan sampingan misalnya untuk mendapatkan simpati, perhatian, uang, dan peringanan dari tanggung jawabnya. Jika gejala-gejala sudah merupakan alat untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan tersebut, maka kemauan pasien untuk sembuh berkurang dan prognosis akan menjadi lebih jelek. Faktor stres juga ikut menentukan prognosis dari gangguan cemas menyeluruh. Jika stres yang menjadi penyebab timbulnya gangguan cemas menyeluruh relatif ringan, maka prognosis akan lebih baik karena penderita akan lebih mampu mengatasinya. Kalau dilihat dari lingkungan hidup penderita, sikap orang-orang di sekitarnya juga berpengaruh terhadap prognosis. Sikap yang mengejek akan memperberat penyakitnya, sedangkan sikap yang membangun akan meringankan penderita. Demikian juga peristiwa atau masalah yang menimpa penderita misalnya kehilangan orang yang dicintai, rumah tangga yang kacau, kemunduran finansial yang besar akan memperjelek prognosisnya.

BAB IIIKESIMPULAN

Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas. Rasa cemas ini terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Seperti pada sebagian besar gangguan mental, penyebab gangguan kecemasan umum adalah tidak diketahui. Kemungkinan karena derajat kecemasan tertentu adalah normal dan adaptif, membedakan kecemasan normal dari kecemasan patologis dan membedakan faktor penyebab biologis dari factor psikososial adalah sulit. Terapi yang diberikan dapat dalam bentuk farmakoterapi maupun psikososial. Terapi kognitif perilaku diarahkan kepada modifikasi fungsi berpikir, merasa dan bertindak, dengan menekankan peran otak dalam menganalisa, memutuskan, bertanya, berbuat dan memutuskan kembali. Tingginya insidensi gangguan mental komorbid pada pasien dengan gangguan kecemasan menyeluruh, perjalanan klinis dan prognosis gangguan cemas menyeluruh sukar untuk ditentukan. Namun demikian, beberapa data menyatakan bahwa peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan kecemasan umum.

DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997.Gangguan Kecemasan Dalam Sinopsis Psikiatri:Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Jakarta: Bina RupaAksara. Hal. 1-15Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika. Hal.145-54Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Maslim, Rusdi. 2001. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III. Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal.72-75McGrandles A, Duffy T, Assessment and treatment of patients with anxiety.Nursing Standard., 26, 35, 48-56December 2 2011.Suzan E. Jaffe, RN, PhD, ARNP, Tanja Schub, BS., Quick lesson : General anxiety disorder, 26 April 2013