hubungan antara gangguan somatoform dengan kecemasan dan depresi pada wanita di negara dengan...

25
Hubungan antara Gangguan Somatoform dengan Kecemasan dan Depresi pada Wanita di Negara dengan Pendapatan Menengah Kebawah : Sebuah Review Sistemati !"S#R!K $atar be%aang: melintasi berbagai kebudayaan, wanita berkemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan somatoform, depresi, dan kecem Tujuan dariartikel ini adalah mendeskripsikan komorbiditas dari gangguan somatoform (SD) dengan depresi/kecemasan dan untuk menyelidiki kemungkinan mekanisme hubungan ini pada wanita di negara dengan penghasilan menengah kebawah (!"#). Metode: penulis mere$iew dua database yaitu !edline dan %sych"&' dari tahun **+ - - mengenai penelitian yang menilai hubungan antara depresi/kecemasan pada wanita dari !"#. 'okus peneliti adalah penelitian y berbasis masyarakat dan pelayanan kesehatan primer, termasukdidalamnya penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Hasi%: dua puluh satu penelitian yang mencakup delapan !"#s dimasukkan dalam analisis peneliti. Temuan peneliti menunjukkan hubungan ya kuat antara SD dan depresi / kecemasan (dengan odds ratio berkisar -, 0, meskipun peneliti juga mengamati bahwa mayoritas wanita dengan SD memiliki depresi / kecemasan. 1emungkinan mekanisme untuk hubungan adalah multidimensi, dan mungkin disebabkan oleh etiologi yang sama, kedua kondisi merupakan $ariasi dari gangguan mental primer, dimana salah gangguan merupakan faktor risiko dari gangguan lain. %enelitian ant menawarkan sejumlah kerangka kerja yang mana kita dapat melihat mekanisme ini. Kesimpu%an: bukti saat ini menunjukkan bahwa penyedia layanan di tingka pelayanan primer harus peka untuk mempertimbangkan SD pada wanita sebagai bagian dari gangguan mental umum (#!D) dan menempatkan kedua kelompok gangguan tersebut secara bersamaan. %enelitian lebih lanjut harus secara ek ditemukan untuk mengetahui mekanisme dari hubungan antraa SD dan #!D.

Upload: nurdwifajarini

Post on 04-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

somatoform

TRANSCRIPT

Hubungan antara Gangguan Somatoform dengan Kecemasan dan Depresi pada Wanita di Negara dengan Pendapatan Menengah Kebawah : Sebuah Review Sistematik

ABSTRAK Latar belakang: melintasi berbagai kebudayaan, wanita berkemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan somatoform, depresi, dan kecemasan. Tujuan dari artikel ini adalah mendeskripsikan komorbiditas dari gangguan somatoform (SD) dengan depresi/kecemasan dan untuk menyelidiki kemungkinan mekanisme hubungan ini pada wanita di negara dengan penghasilan menengah kebawah (LMIC).Metode: penulis mereview dua database yaitu Medline dan PsychINFO dari tahun 1994-2012 mengenai penelitian yang menilai hubungan antara SD dan depresi/kecemasan pada wanita dari LMIC. Fokus peneliti adalah penelitian yang berbasis masyarakat dan pelayanan kesehatan primer, termasuk didalamnya penelitian kuantitatif maupun kualitatif.Hasil: dua puluh satu penelitian yang mencakup delapan LMICs dimasukkan dalam analisis peneliti. Temuan peneliti menunjukkan hubungan yang kuat antara SD dan depresi / kecemasan (dengan odds ratio berkisar 2,5-3,5), meskipun peneliti juga mengamati bahwa mayoritas wanita dengan SD tidak memiliki depresi / kecemasan. Kemungkinan mekanisme untuk hubungan ini adalah multidimensi, dan mungkin disebabkan oleh etiologi yang sama, kedua kondisi merupakan variasi dari gangguan mental primer, dimana salah satu gangguan merupakan faktor risiko dari gangguan lain. Penelitian antropologi menawarkan sejumlah kerangka kerja yang mana kita dapat melihat mekanisme ini.Kesimpulan: bukti saat ini menunjukkan bahwa penyedia layanan di tingkat pelayanan primer harus peka untuk mempertimbangkan SD pada wanita sebagai bagian dari gangguan mental umum (CMD) dan menempatkan kedua kelompok gangguan tersebut secara bersamaan. Penelitian lebih lanjut harus secara eksplisit ditemukan untuk mengetahui mekanisme dari hubungan antraa SD dan CMD. LATAR BELAKANGMelintasi berbagai kebudayaan, wanita berkemungkinan lebih besar untuk menderita gangguan somatoform dan depresi, serta kecemasan jika dibandingkan dengan pria (Kessler et al 2003;. Mirza dan Jenkins 2004). Kemunculan gejala somatik yang sering ada dalam praktek klinis dan ketika dokter tidak dapat menemukan dasar patologis dari suatu kelainan, maka dokter akan menunjukkan hal itu sebagai gejala somatisasi, gangguan somatoform, gejala medis yang tidak dapat dijelaskan, dan gejala somatik fungsional (Mayou 1993; Barsky dan Borus 1999). Wesseley. Et. al mendefinisikan gejala somatik fungsional adalah sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan definisi penyakit medis secara konvensional setelah pemeriksaan medis yang tepat (Wessely et al. 1999). Setidaknya sepertiga dari semua gejala fisik tidak dapat dijelaskan pada populasi umum (Kroenke dan Harga 1993) dan dalam pengaturan perawatan medis umum (Kroenke et al. 1994). Spesialisasi medis yang berbeda cenderung untuk menentukan macam-macam sindrom somatik seperti irrirable bowel syndrome, sindrom pramenstruasi, nyeri pelvis kronis, fibromyalgia, nyeri dada non-cardiac, sindrom hiperventilasi, sindrom kelelahan kronis (post-viral) dan nyeri wajah atipikal ( Wessely et al. 1999). Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada sindrom ini secara kolektif sebagai gangguan somatoform (SD).Meskipun SD muncul sebagai kelompok yang heterogen (Henningsen et al 2003;. Creed dan Barsky 2004; Creed 2009), mereka sering muncul dengan depresi dan kecemasan dan SD yang lain (Lieb et al. 2007). Sementara depresi dan kecemasan diterima secara luas sebagai sub-kategori yang berbeda dari CMD, di klasifikasi kontemporer, masih ada perdebatan sekitar klasifikasi SD. Klasifikasi kontemporer lebih mengkategorikan SD sebagai diagnosis terpisah dengan varian SD sebagai bagian yang lebih lanjut atau kategori terpisah. DSM-IV-TR dan edisi kesepuluh dari ICD-10 telah mengklasifikasikan depresi, kecemasan dan SD dalam tiga kategori diagnostik utama yang berbeda. Dalam DSM-IV TR, SD dibagi menjadi tujuh sub-kategori. Terdapat tumpang tindih dengan ICD-10, meskipun ada beberapa perbedaan yang signifikan terutama yang berkaitan dengan klasifikasi gangguan disosiatif. Pandangan alternatif menunjukkan bahwa SD pada dasarnya varian lain dari CMDs. Sesungguhnya, keluhan somatik adalah ciri depresi dan kecemasan dalam perawatan rutin, khususnya di LMIC (Bhatt et al 1989;. Patel et al 1997;. Katon dan Walker 1998). Beberapa peneliti berpendapat bahwa berbagai sindrom somatik sebagian besar merupakan spesialisasi medis dan diferensiasi sindrom fungsional tertentu yang mencerminkan kecenderungan spesialis untuk fokus hanya pada gejala yang berkaitan dengan spesialisasi mereka, daripada perbedaan nyata antara pasien (Wessely et al . 1999; Sharpe dan Carson 2001). Selain itu, ada kekurangan kriteria operasional yang jelas untuk kategori SD dan telah didiskusikan bahwa jumlah dan keparahan gejala lebih baik diatur sebagai dimensi daripada kategori (Mayou dan Sharpe 1995).Tujuan utama dari review ini adalah untuk memberikan kontribusi pada pengklasifikasian SD yang sedang diperdebatkan., terutama dalam kaitannya dengan depresi dan kecemasan di LMIC, yang sebagian besar muncul dengan gejala somatik. Peneliti telah melakukan tinjauan literatur pada hubungan antara SD (kategori yang termasuk gejala somatik medis dijelaskan) dengan depresi dan kecemasan di kalangan wanita di LMICs. Peneliti memiliki hipotesis bahwa SD dan depresi serta kecemasan berhubungan erat dalam penelitian ini dan setidaknya dari perspektif kesehatan masyarakat, perbedaan SD selain CMD tidak berguna. Review peneliti tidak terfokus pada gejala somatik dari CMD karena ada dasar bukti yang sudah ada untuk hal yang sama. Peneliti mengkaji hubungan antara SD dan depresi serta kecemasan dalam tinjauan pelayanan primer dan masyarakat yang diharapkan lebih representatif untuk populasi umum.

METODEStrategi PencarianPenulis mereview dua database yaitu Medline dan PsychINFO dari tahun 1994-2012. Pencarian dalam database ini menggunakan OVID gateway. Di Medline digunakan sebuah kombinasi strategi pencarian menggunakan istilah MESH dan istilah pencarian lainnya (pencarian kata kunci). Singkatnya, pencarian meliputi beberapa gangguan/kondisi berikut: gangguan somatoform, gangguan dismorfik tubuh, gangguan konversi, hypochondriasis, neurasthenia, fibromyalgia, sindrom kelelahan kronis, idiom disstress, gejala medis yang tidak dapat dijelaskan, depresi dan kecemasan, serta gangguan mental yang umum. Dalam strategi pencarian, peneliti menggunakan istilah MESH atau pencarian kata kunci berdasarkan jumlah hasil yang diperoleh dengan preferensi diberikan untuk pencarian lebih sensitif dan istilah yang memiliki jumlah maksimal. Istilah pencarian yang berhubungan dengan SD dicari secara terpisah, diikuti oleh pencarian lanjutan menggabungkan semua bidang pencarian dengan Boolean operator "OR". Sebuah strategi yang sama diterapkan untuk istilah pencarian yang berkaitan dengan depresi dan kecemasan. Hasil dari kedua pencarian ini bersamaan dengan daftar negara LMIC kemudian digabungkan dengan menggunakan Boolean operator "AND". Pencarian terbatas pada penelitian yang melibatkan wanita. Pencarian diulang untuk database PsychINFO dengan membuat modifikasi yang sesuai dengan judul subjek dan strategi pencarian. Hasil pencarian disajikan dalam EndNote dan disalin secara otomatis dan dibuang. Strategi pencarian rinci dilaporkan dalam Lampiran I.

Kriteria inklusi dan eksklusi Kriteria inklusi adalah:1. Penelitian yang termasuk pengukuran hubungan antara SD atau gejala somatik dan setiap depresi atau kecemasan2. Penelitian yang berfokus hanya pada wanita, atau pencarian berdasarkan jenis kelamin3. Sampel penelitian berdasarkan pada masyarakat, pengaturan pelayanan kesehatan primer pengaturan atau klinik rawat jalan dari rumah sakit umum 4. Dipublikasikan dalam bahasa Inggris atau dengan abstrak yang cukup rinciKriteria eksklusi adalah: 1. Sampel penelitian dari rumah sakit jiwa2. Sampl penelitian dari negara-negara berpenghasilan tinggiDua pereview indepeden menyaring abstrak dari penelitan dan dentifikasi untuk menentukan apakah kedua review tersebut memenuhi kriteria seleksi. Artikel teks lengkap yang diperoleh untuk abstrak yang terpilih. Penelitian yang diambil dinilai lagi oleh kedua penulis independen untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kriteria inklusi. Setiap perselisihan tentang pemilihan diselesaikan melalui konsensus antara preview dan tidak ada orang ketiga untuk pengambil keputusan.

AnalisisPeneliti mengikuti petunjuk PRISMA dalam pelaporan penemuan dalam review ini (Moher et al. 2009). Data dari artikel yang dimasukkan pada review teks lengkap diambil dan disajikan dalam spreadsheet. Beberapa informasi yang berhubungan dengan karakteristik seperti: karakteristik penelitian (penulis, tahun publikasi, negara, desain penelitian, sampel penelitian), pengukuran SD (tipe penelitian SD, metode pengukuran), pengukuran depresi dan kecemasan [penelitian tipe gangguan (depresi/kecemasan/distress psikologis), metode pengukuran] dan analisis (prevalensi SD, prevalensi depresi/kecemasan/distress, pengukuran hubungan antara SD dan depresi dan/atau kecemasan).Dalam analisis, peneliti memasukkan berbagai macam SD atau berbagai gejala somatik dan melihat hubungannya dengan depresi/kecemasan/keduannya/gangguan mental umum/distress psikologi. Terdapat variasi yang luas dalam desain penelitian, metode pengukuran SD dan depresi serta kecemasan. Penelitian ini melaporkan odd rasio, resiko relative dan koefisien korelasi sebagai pengukuran hubungan antara SD dan depresi serta kecemasan. Sebagai sebuah hasil dari heterogenitas ini adalah tidak mungkinnya untuk menyatukan data untuk menggeneralisasikan perkiraan ringkasan.

HASILSeleksi penelitianSecara keseluruhan terdapat 770 referensi yang teridentifikasi dalam penemuan awal (Gambar 1), mayoritas dari Medline (614) dan sisanya dari PsychINFO (156). Salinan (n=75) telah dibuang dan setelah skrining awal, 42 artikel dapat kembali untuk review teks lengkap. Peneliti menambahkan tiga penelitian dari pencarian berkas dalam 42 referensi artikel tersebut. Pada akhirnya, peneliti memasukkan 21 artikel dalam analisis peneliti, 14 menggunakan metode kuantitatif, 4 menggunakan metode kualitatif, 2 review dan 1 dengan metode campuran. Dalam kasus penelitian dengan metode campuran (Kostick et al 2010), penemuan kualitatif dan kuantitatif dilaporkan di bawah masing-masing bagian, sehingga akhirnya terdapat 15 penelitian kuantitatif dan 5 penelitian kualitatif.

Penelitian dengan metode kuantitatifKarakteristik penelitian - Tiga buah penelitian dari India, tiga dari Pakistan dan tiga dari Turki. Dua penelitian dari Sri Lanka dan satu dari Brazil, satu dari Chili, satu dari Ethiopia dan satu dari China. Kebanyakan dari penelitan menggunakan metode cross seksional (n=9), empat penelitian menggunakan desain penelitian case kontrol dan dua sisanya menggunakan penelitian cohort. Delapan penelitian mengambil sampel wanita dan tujuh penelitian mensurvei sampel campuran yang mana merupakan data hubungan SD dengan depresi dan/atau kecemasan sampel wanita dari data campuran tersebut diambil dari hasil keseluruhan.Penemuan - Semua penelitian memfokuskan pada tipe SD yang spesifik: enam buah fokus pada gejala somatik, tiga pada fibromyalgia dan tiga pada vaginal discharge, satu pada gangguan konversi, satu pada kelelahan dan satu pada nyeri meluas pada orofasial. Enam penelitian mengukur depresi dan kecemasan, lima penelitian mengukur depresi, tiga penelitian mengukur gangguan mental umum, sementara satu penelitian melaporkan pengukuran depresi, kecemasan dan pengukuran PTSD. Terdapat variasi pada pengukuran SD dan depresi serta kecemasan. Beberapa penelitian menggunakan kuisioner berstandar seperti Patient Health Questionnaire (PHQ), New Mexico Refugee Symptom Checklist-41 (NMSCL-41) dan Bradford Somatik Inventory (BSI) untuk pengukuran gejala somatik, Chalder Fatique Questionnaire, CIDI (Subskala somatisasi) untuk gangguan konversi dan Fibromyalgia Impact Questionnaire (FIQ) untuk pengukuran fibromyalgia. Dalam dua penelitian diagnosis fibromyalgia berdasarkan pada kriteria American College of Rheumatology sementara pelaporan pasien sisanya menggunakan deteksi vaginal discharge dan gejala nyeri.Pada hal pengukuran depresi dan kecemasan, CISR dan SRQ-20 digunakan untuk mengukur gangguan mental umum sedangkan depresi dan kecemasan diukur menggunakan CIDI, versi klinik DSM-IV SCID-I, Beck Depression Inventory (BDI) dan Beck Anxiety Inventory (BAI), Hamilton Depression dan Anxiety Scale dan penggolongan depresi versi China dan subskala somatisasi pada Symptom Checklist 90 (SCL-90).Penelitian cross sectional melaporkan variasi luas yang berumpang tindih pada depresi dan kecemasan pada wanita dengan SD atau gejala somatik (dari 23%-66%). Tiga penelitian epidemiologi berdasarkan masyarakat dari Pakistan mengestimasikan bahwa 25% sampai 66% wanita menderita kecemasan dan gangguan depresif yang gejala dominannya adalah somatik (Mumford et al 1996; Mumford et al 1997; Mumford et al 2000). Sebuah penelitian berdaraskan komunitas di Turki memperlihatkan bahwa 23% pasien dengan diagnosis gangguan konversi memiliki gangguan deresif (Deveci et al 2007).Dua penelitian case control melaporkan tingginya prevalensi dari depresi dan kecemasan pada kasus dengan diagnosis SD yang dibandingkan dengan kontrol sehat. Depresi dan kecemasan didiagnosis pada 80% (Martinez et al. 1995) dan 90% (Guven et al. 2005) pada wanita yang didiagnosis dengan fibromyalgia sebagai perbandingan dengan grup kontrol 12% dan 51.8% secara respektif.Odd ratio sebagai sebuah pengukuran hubungan antara SD/gejala dan depresi dan/atau kecemasan dilaporkan oleh empat penelitian; tiga buah cross sectional (Illanes et al. 2002; Patel et al. 2005; Kostick et al. 2010) dan satu case control (McMillan et al. 2010). Semua penelitian ini menunjukkkan hubungan yang secara statistik signifikan dengan OR 2.5-3.5.Hanya ada dua penelitian prospektif yang mengukur hubungan antara gangguan mental umum dengan SD. Kehadiran gangguan mental umum berhubungan signifikan dengan insiden dari vaginal discharge abnormal pada wanita (OR 2.2, 95% CI 1.4-3.4) dalam penelitian cohort berdasarkan populasi di Goa, India (Patel et al. 2006). Sebuah penelitian orang Ethiopia yang mengukur pengaruh kuat dari gejala somatik perinatal dan gejala CMD pada keberfungsian wanita Ethiopia menunjukkan bahwa CMD antenatal berhubungan dengan gejala somatik postnatal, meskipun hubungan ini tidak begitu kuat (RR 1.05, 95% Cl: 1.02-1.09) (Senturk et al. 2012).

Penelitian-penelitian dengan Metode KualitatifKarakteristik Penelitian Penelitian ini menghasilkan lima penelitian kualitatif yang menjelaskan hubungan antara SD dengan depresi dan kecemasan. Empat penelitian berasal dari India dan satu penelitian dari Sri Lanka. Penelitian-penelitian ini meliputi SD umum (Nambi dkk, 2002; dll) maupun gejala-gejala somatik yang lebih khusus seperti vaginal discharge (pengeluaran cairah atau duh tubuh melalui vagina) (Pereira dkk. 2007; dll).

Penemuan Pasien yang memiliki keluhan somatik biasanya tidak mengaitkan hal ini dengan gangguan psikologis. Para wanita memposisikan distress mereka sebagai ketidakbermanfaatan sosial didalam kehidupan sehari-hari mereka dan berbagai penyebab bagi keluhan somatik mereka (Patel dkk., 2008a). Dalam sebuah penelitian komunitas di Goa, para wanita mengaitkan vaginal discharge yang abnormal dengan kesulitan ekonomi, kekhawatiran tentang anak-anak, keluarga dan kesehatan, masalah reproduksi dan kandungan, beban kerja yang berlebihan, masalah dengan mertua, konflik perkawinan, masalah rumah tangga dan masalah dengan tetangga (Pereira dkk., 2007). Walaupun para wanita memberikan penilaian yang sangat berbeda pada faktor sebab akibat, sehingga ketegangan tidak dimasukkan dalam penjelasan mereka, namun cerita mereka mengacu pada gangguan psikososial (Patel dkk., 2008b). Vaginal discharge dialami sebagai sebuah gejala, bukan kondisi biologis dasar, melainkan sebagai bagian dari hubungan antara masalah psikososial, ekonomi dan somatik wanita (Kostick dkk., 2010). Di sebuah penelitian lain dari India, keluhan vaginal discharge yang tidak normal merupakan sebuah idiom yang dikaitkan dengan kelemahan, morbiditas psikologis, dan kesengsaraan sosial, dan mewakili sebuah model yang secara budaya valid untuk menjelaskan pengalaman-pengalaman semacam itu (Patel dkk. 2008a). Pengalaman abnormal dengan vaginal discharge merupakan salah satu cara bagi seorang wanita untuk dapat berkomunikasi dengan suaminya dan rumah tangganya mengenai kekhawatirannya untuk meningkatkan pemahaman dan/atau bantuan untuk aspek-aspek kehidupan tertentu yang ia anggap sulit atau tidak memuaskan (Kostick dkk. 2010). Ini adalah satu dari beberapa kondisi yang dapat mengesahkan keterbatasan wanita dalam menjalankan peran dan kewajiban tertentu dan membiarkan dirinya untuk keluar dari rumah mencari pengobatan untuk kondisi tersebut dari dokter alofatik dan non-alofatik negeri maupun swasta (Kostick dkk., 2010).Pada pasien penderita SD, kekhawatiran yang signifikan tentang penyakit adalah sebuah faktor pencetus utama dari suatu gangguan dan konsultasi medis. Hanya seorang peserta dalam penelitian Pelayanan Primer di Sri Lanka yang memberikan sebuah penjelasan psikologis mengenai gejala mayoritas sementara pada penjelasan fisik dan beberapa diantaranya tidak terdapat suatu diagnosa (Sumathipala dkk., 2008a). Demikian halnya, sebuah penelitian dari India Selatan yang menilai model-model penjelasan dan CMD pada pasien dengan gejala-gejala somatik yang tidak jelas yang datang di fasilitas pelayanan primer melaporkan bahwa separuh dari jumlah pasien tersebut mengaitkan permasalahan mereka dengan penyakit fisik dan percaya bahwa adanya organ-organ tertentu yang terpengaruh (Nambi dkk., 2002). Hal umum pada kedua penelitian diatas menjelaskan bahwa pasien merasa permasalahan tersebut adalah masalah yang serius dan mereka takut akan kecacatan atau kematian.

Review Kedua review yang diperoleh dari pencarian review narasi; salah satunya dilakukan oleh para peneliti dari Pakistan (Minhas dan Nizami 2006) dan yang lainnya adalah para peneliti dari Cina (Parker dkk., 2001). Review dari Pakistan melihat epidemiologi dari gejala somatik dengan fokus khusus terhadap skala Bradford Somatic Inventory (BSI), membahas permasalahan diagnosis seputar gejala somatik dan psikologis serta mengungkapkan strategi manajemen untuk SDs (Minhas dan Nizami 2006). Temuan-temuan penting dari penelitian ini menjelaskan bahwa 66% wanita menderita kecemasan dan gangguan depresi dimana keluhan utama bersifat somatik. Penelitian dari Cina terfokus pada subyek dan penelitian review asli dan review literature yang membahas gangguan emosional, depresi, neurasthenia, dan somatisasi (Parker dkk., 2001). Review literatur ini mendukung konsep bahwa Cina cenderung menyangkal depresi atau mengekspresikannya secara somatik. Para peneliti tersebut menyimpulkan bahwa hal itu mungkin disebabkan oleh stigma yang terkait dengan label depresi serta kecenderungan populasi ini untuk menghubungkan permasalahan emosional dengan tanda fisik dan simbol.

DISKUSITemuan-temuan dari review ini menunjukkan suatu hubungan antara SD dengan depresi dan kecemasan pada wanita dalam masyarakat dan lingkungan pelayanan kesehatan primer. Sebagian besar penelitian menunjukkan sebuah hubungan antara masing-masing SD dengan depresi dan kecemasan atau secara bersama-sama; beberapa penelitian menghubungkan hal ini dengan gejala-gejala somatik, sementara yang lain menetapkan sebuah kategori SD, seperti fibromyalgia, gangguan konversi, atau sindrom kelelahan kronis. Sekitar seperempat sampai sepertiga wanita yang datang dengan gejala SD/gejala somatik didiagnosa dengan depresi dan/atau kecemasan. Akan tetapi, penelitian-penelitian ini juga secara signifikan menunjukkan bahwa sebagian besar wanita dengan SD tidak mengalami CMD. Penelitian-penelitian kualitatif menunjukkan bagaimana wanita mengaitkan permasalahan sosial dan ekonomi sebagai penyebab gejala somatik mereka, walaupun mereka tidak secara langsung mengaitkan SD dengan depresi atau kecemasan. Temuan-temuan peneliti sesuai dengan hasil penelitian dari negara-negara berpendapatan tinggi (Wessely dkk., 1999), yang mengungkapkan bahwa hubungan antara SD dengan depresi dan kecemasan pada wanita bersifat hubungan lintas budaya. Sebagai contoh, penelitian Epidemiological Catchment Area (ECA) melaporkan peluang terjadinya depresi 11 kali lebih tinggi pada responden dengan diagnosis gangguan somatisasi DSM-III seumur hidup (Swartz dkk. 1990). Sebuah penelitian berbasis masyarakat yang melibatkan 3021 remaja dan dewasa muda menemukan hubungan yang signifikan antara kategori diagnosis sub-sindrom gangguan somatisasi dan gangguan kecemasan dan depresi (Lieb dkk. 2000). Akan tetapi, terlepas dari beberapa penelitian ini, terdapat kekurangan relative pada data epidemiologi tentang pola komorbiditas SD dengan depresi dan kecemasan pada populasi umum (Lieb dkk., 2007).Sebagian besar bukti dalam review ini didasarkan kepada penelitian-penelitian cross-sectional, maka dari itu sulit untuk memastikan kesimpulan yang biasa. Kita dapat mengajukan hipotesis tentang sejumlah mekanisme yang memungkinkan. Kemungkinan yang pertama bahwa SD dan depresi serta kecemasan pada hakikatnya merupakan varian dari gangguan mental pokok yang sama. Yang mendukung hipotesis ini adalah fakta bahwa adanya hubungan yang kuat dan universal antara SD dengan depresi dan kecemasan, yang ditunjukkan di berbagai lingkungan dan negara. Terdapat literature yang kuat, dari LIMC dan HIC, bahwa pasien memiliki pemahaman tentang gejala-gejala psikologis tetapi lebih memilih untuk mempresentasikan keluhan menjadi gejala somatik saja atau komponen somatik pada gejala-gejala psikologis pada saat mencari bantuan (Parker dkk. 2001) (Patel dkk. 1995; Patel dkk. 1997; Patel dkk 1998).Mekanisme kedua yang dapat dipahami dijelaskan bahwa hubungan tersebut karena faktor risiko yang sama. Ini berarti bahwa dua gangguan yang berbeda, tetapi sering berdampingan karena mempunyai etiologi yang sama. Ada bukti kuat untuk mendukung hipotesis, baik CMD maupun SD dikaitkan dengan faktor-faktor risiko yang sama, misalnya, jenis kelamin wanita, status sosial ekonomi rendah, dan peristiwa kehidupan yang sulit. Wanita yang mengalami stres karena kesulitan sosial, seperti kesulitan ekonomi dan konflik dengan anggota keluarga, lebih besar kemungkinan untuk mengalami karakteristik pengalaman somatik baik SD dan depresi (Patel et al, 2008)Ada kemungkinan bahwa suatu gangguan merupakan faktor risiko untuk gangguan lainnya. Peneliti menemukan suatu penelitian yang jelas menunjukkan bahwa CMD dikaitkan dengan insiden SD (Patel et al. 2006) sementara penelitian prospektif yang kedua menemukan hubungan antara antenatal CMD dengan postnatal SD, meskipun penelitian ini tidak mengukur insiden SD (Senturk et al. 2012). Peneliti tidak menemukan penelitian yang mengukur hubungan antara SD yang mengarah ke insiden depresi dan / atau kecemasan. Namun, sebuah studi prospektif longitudinal dari Eropa menunjukkan bahwa depresi diprediksikan menyebabkan onset pertama SD sekunder (Lieb et al. 2002). Namun analisis dari penelitian kohort retrospektif telah menunjukkan penyebab yang berbeda dari hubungan ini. Lebih dari tiga perempat (78%) responden dengan depresi seumur hidup bersamaan dengan SD dilaporkan bahwa SD memiliki onset lebih awal daripada masalah depresinya dan SD dilaporkan sebagai kondisi utama pada 75% kasus dengan komorbiditas depresi (Frohlich et al. 2006).Meskipun mekanisme hubungan, yang mungkin bersifat multidimensional, temuan peneliti mendapati lebih dari 30 tahun penelitian antropologi menjelaskanhubungan antara gejala somatik dan tekanan psikologis, dengan fokus pada wanita yang tinggal di LMICs. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita menggunakan idiom fisik untuk mengkomunikasikan tekanan psikologis, sehingga menunjukkan hubungan yang kuat antara gejala somatik dan depresi dan kecemasan. Antropologi medis telah menggunakan berbagai kerangka teoritis untuk menunjukkan bagaimana keadaan sosial dan tekanan psikologis akan dimunculkan dan diidentifikasi dalam gejala somatik, seperti "cultural syndrome" (Good 1977), "Idioms of distress" (Nichter 1981, 2010), dan "somatik modes of attention" (Csordas 1993). Penelitian antropologi menekankan cara-cara umum wanita menggunakan gejala somatik untuk menginterpretasikan masalah sosial dan psikologis. Misalnya di suatu penelitian, Nichter menjelaskan penggunaan 'idiom distress' seperti nyeri saat haid, sakit kepala, nyeri punggung pada wanita untuk menginterpretasikan masalah sosial dan psikologis. Penelitian Kleinman menunjukkan hubungan sakit fisik dan neurasthenia dengan depresi di kalangan wanita di China (Kleinman 1986). Oths menjelaskan bagaimana penyakit itu didapatkan dari interaksi dari pengalaman stress hidup yang kompleks dengan jenis kelamin, usia, dan siklus kehidupan di Andes (Oths 1999). Kohrt et al menunjukkan hubungan yang kuat antara depresi dengan jhum-jhum, suatu bentuk paresthesia (perasaan subjektif dimana penderita merasakan mati rasa atau kesemutan), di suatu pedesaan di Nepal (Kohrt 2005). Demikian pula, Weller dan Baer menunjukkan hubungan yang kuat antara idiom karena distress susto (ketakutan) dan nervios (nerves), yang mempunyai gejala fisik dengan depresi di perkotaan Mexico (Weller et al. 2008).Sebuah penelitian lintas budaya susto, nerves dan ataque de nervios yang melibatkan populasi Spanyol dan Amerika Hispanik menunjukkan mempunyai beragam model dari distress dan gangguan yang mempengaruhi presentasi klinis dan membantu mencari kebiasaan sehari-hari (Dura-Vila dan Hodes 2012). Wanita Nikaragua menempatkan dolor de cerebro ("brainache") sehubungan dengan kekhawatiran mereka yang terus-menerus tentang dampak kematian, ditinggalkan, dan migrasi pada pribadi dan kesejahteraan keluarga. Rasa sakit mereka sangat berarti terutama sebagai wujud ekspresi penderitaan yang mereka alami karena mereka sering menghadapi kesulitan besar dalam dunia sosial lokal mereka (Yarris 2011). Sebuah penelitian serupa dari Peru menemukan bahwa penyebab wanita sakit kepala selaras dengan individu dan gagasan berbagai penderitaan dalam konteks yang lebih besar dari salah penempatan sosial (Darghouth et al. 2006). Proyek-proyek antropologi menggarisbawahi cara umum di mana wanita menggunakan gejala somatik untuk berkomunikasi dengan masalah sosial dan psikologis. Pada akhirnya, SD mungkin dijelaskan dalam hal cara persepsi tubuh diproses; persepsi gejala ditentukan oleh karakteristik lingkungan, emosional, dan kognitif, seperti skema penyakit kognitif tertentu (Pereira et al 2007;. Patel et al 2008a.). Kirmayer dan Muda telah mengusulkan bahwa somatisasi adalah sebuah konsep yang mencerminkan dualisme yang melekat dalam Praktek biomedis Barat sedangkan dalam tradisi lain pengobatan seperti Cina dan Pengobatan ayurveda tidak ada perbedaan yang tajam antara 'jiwa' dan aspek 'fisik' dari kesehatan (Kirmayer dan Young 1998). Orang-orang dari budaya tradisional mungkin tidak membedakan antara emosi kecemasan, mudah tersinggung dan depresi karena mereka cenderung untuk mengekspresikan stress dalam hal somatik (Parker et al. 2001) atau mereka mungkin mengatur konsep mereka dysphoria dengan cara yang berbeda dari orang-orang Barat.Keterbatasan utama dari review ini adalah bahwa hanya di indeks jurnal berbahasa Inggris yang diulas. Sulit untuk membuat pernyataan konklusi tentang hubungan antara SD dan depresi dan / atau kecemasan karena pengukuran yang berbeda-beda digunakan di seluruh penelitian; sebagai standar terminologi jarang digunakan untuk menggambarkan masalah somatik atau bahkan masalah kesehatan mental; dan karena kebanyakan studi adalah cross-sectional. Semua penelitian dalam review ini dilaporkan hubungan yang positif antara SD dan CMD, menunjukkan kemungkinan adanya bias publikasi. Namun, hubungan yang kuat antara SD dan depresi dan kecemasan juga ditemukan dalam penelitian di negara-negara berpenghasilan tinggi dengan bukti etnografi yang mendukung dan menjelaskan mekanisme hubungan semacam itu. Oleh karena itu peneliti percaya bahwa analisis data kini saat mengkomunikasikan hubungan antara SD dan depresi dan kecemasan pada wanita di LMIC.Pertanyaan apakah SD dan CMD adalah gangguan utama yang sama tetap tidak terjawab. Penelitian berbasis populasi prospektif dengan karakterisasi sistematis SD dan CMD di pengaturan beragam diperlukan untuk menjawab pertanyaan ini. Sementara itu, apa yang peneliti review jelas menunjukkan bahwa, dalam masyarakat dan pelayanan kesehatan primer dengan wanita di LMIC, SD sangat erat kaitannya dengan depresi dan kecemasan. Sama dengan temuan gejala somatik dengan presentasi yang paling umum dari CMD di LMIC, peneliti beranggapan bahwa mungkin tidak berguna untuk membedakan SD dari CMD di tingkat pelayanan primer. Dengan demikian, layanan penyedia di tingkat pelayanan primer harus peka untuk mengenali manifestasi medis dari somatik yang tidak dapat dijelaskan sebagai ekspresi CMD yang mendasarinya. Memang, ada bukti substantif bahwa penanganan SD dan CMD mempunyai modalitas yang sama (Mayou 2007; Sumathipala 2007). Pendekatan seperti 'transdiagnostic' mungkin tidak hanya menyederhanakan integrasi pelayanan kesehatan mental dalam pelayanan primer, tetapi juga berkontribusi terhadap pengurangan kesenjangan pengobatan, tujuan utama dari kesehatan mental global.

MATERIAL TAMBAHANDitujukan kepada versi Web di PubMed Central

UCAPAN TERIMA KASIHVikram Patel di dukung oleh Welcome Trust Senior Clinical Fellowship

Gambar 1. Diagram Proses Pemilihan Penelitian dalam Review Sistematik Hubungan antara Gangguan Somatoform dengan Depresi dan Ansietas pada Perempuan di Negara Berpenghasilan Menengah Kebawah

770 penelitian diidentifikasi dari Medline, PsychINFO695 judul dan abstrak penelitian ditinjau kembali75 penelitian duplikasi/tiruan42 penelitian diambil untuk evaluasi lebih rinci653 penelitian dikeluarkan setelah membaca judul dan abstrak18 penelitian dari penilaian seluruh teks24 penelitian dikeluarkan setelah membaca seluruh teks :13 tanpa pengukuran hubungan antara gangguan somatoform dengan depresi/ansietas7 tanpa data mengenai jenis kelamin3 dengan subjek imigran1 dari Portugis11 penelitian dengan metode kuantitatif 4 penelitian dengan metode kualitatif, 2 review, 1 metode campuran3 penelitian dari sumber hardcopy14 penelitian dengan metode kuantitatif, 4 dengan metode kualitatif, 2 review, 1 metode campuranTotal: 21

1

Tabel 1. Daftar Penelitian Kuantitatif

PenelitianNegaraDesain PenelitianSettingJumlah Subjek Penelitian

Ball et al. 2010Sri LankaCross-sectionalDipilih secara acak dari populasiTotal= 3820Perempuan= 2056

Deveci et al. 2007TurkiCross-sectionalDipilih secara acak dari rumah di daerah perkotaanTotal= 1086Perempuan= 594

Gulec et al. 2007TurkiCase controlKasus fibromyalgia dari layanan kesehatan tersier, perempuan dengan fibromyalgia tetapi tidak mengakses layanan kesehatan, dan kontrol dari masyarakat sehatPasien fibromyalgia= 37Kasus fibromyalgia tidak berobat= 38Kontrol sehat= 41

Guven et al. 2005TurkiCase controlKasus fibromyalgia dari layanan rawat jalan dan kontrol dari masyarakat sehatPasien fibromyalgia= 53Kontrol sehat= 54

Hollifield et al. 2008Sri LankaCross-sectionalDipilih secara acak dari rumah tanggaTotal= 89Perempuan= 47

Illanes et al. 2002ChiliCross-sectionalPerempuan dari organisasi kesehatan negeri dan swastaPerempuan= 171

Kostick et al. 2010IndiaCampuranDipilih secara acak dari perempuan yang tinggal di daerah perkotaan kumuhPerempuan= 260

Martinez et al. 1995BrazilCase controlKasus fibromyalgia dari klinik rawat jalan RS dan kontrol adalah pasien tanpa nyeri otot dan tulang akut/kronisPasien fibromyalgia= 64Kontrol sehat= 25

McMillan et al. 2010ChinaCase controlKasus dan kontrol dari pasien rawat jalanTotal= 400 (kasus+kontrol)Perempuan= 254 (kasus= 148, kontrol= 106)

Mumford et al. 1996PakistanCross-sectionalDipilih secara acak dari populasi laki-laki dan perempuan di daerah pegununganTotal= 515Perempuan= 300

Mumford et al. 1997PakistanCross-sectionalDipilih secara acak dari populasi laki-laki dan perempuan di daerah pedesaanTotal= 664Perempuan= 380

Mumford et al. 2000PakistanCross-sectionalDipilih secara acak dari populasi laki-laki dan perempuan di daerah perkotaanTotal= 760Perempuan= 359

Patel et al. 2005IndiaCross-sectionalDipilih secara acak dari populasi laki-laki dan perempuan di daerah pedesaanPerempuan= 2494

Patel et al. 2006IndiaKohort ProspektifDipilih secara acak dari populasi laki-laki dan perempuan di daerah pedesaanPerempuan awal penelitian= 2494Perempuan setelah 6 bulan= 2316Perempuan setelah 12 bulan= 2167

Senturk et al. 2012EthiopiaKohort ProspektifDipilih secara acak dari populasi perempuan hamilPerempuan sebelum melahirkan= 1065Perempuan setelah melahirkan= 954

Tabel 2. Metode Pengukuran Gangguan Somatoform dengan Depresi dan Ansietas dalam Penelitian Kuantitatif

PenelitianJenis Gangguan SomatoformMetode PengukuranPrevalensi Gangguan SomatoformJenis Gangguan Mental UmumMetode PengukuranPrevalensi Gangguan Mental UmumPengukuran Hubungan Gangguan Somatoform dengan Gangguan Mental Umum

Ball et al. 2010Fatique/kelelahanChalder Fatigue QuestionnaireFatigue abnormal: 28.6 % (26.7%-30.5%)

Fatigue Berkelanjutan:1.0% (0.6%-1.4%)DepresiCIDITidak dilaporkanKorelasi Bivariat antara Fatigue dengan Gangguan Depresi Seumur Hidup

Fatigue abnormal: 0.39 (0.32 sampai 0.47)Fatigue Berkelanjutan: 0.33 (0.13 sampai 0.53)

Deveci et al. 2007Gangguan konversi(CIDI) SomatizationsubscalePrevalensi Gangguan konversi: 5.6%DepresiDSM-IVSCID-IClinical VersionTidak dilaporkan23% pasien dengan gangguan konversi mengalami depresi

Gulec et al. 2007FibromyalgiaFibromyalgiaImpact Questionnaire(FIQ)Tidak dilaporkanDepresi dan ansietasBeck DepressionInventory (BDI)Beck AnxietyInventory (BAI)Tidak dilaporkanSkor BDI :Pasien fibromyalgia (rata-rata)21.6 vs. Fibromyalgia bukan pasien(rata-rata) 18.6 vs. Kontrol sehat (rata-rata) 10.0

Skor BAI :Pasien fibromyalgia (rata-rata)32.5 vs. Fibromyalgia bukan pasien(rata-rata) 27.4 vs. kontrol sehat (rata-rata) 16.1

Guven et al. 2005FibromyalgiaDiagnosis berdasarkan kriteria American College Of RheumatologyTidak dilaporkanDepresi Beck DepressionInventory (BDI)

Tidak dilaporkanPrevalensi Depresi

Pasien fibromyalgia: 90%Kelompok kontrol: 51.8%

Hollifield et al. 2008Gejala somatikNew Mexico RefugeeSymptom Checklist-41(NMSCL41)Rata-rata dan standar deviasi gejala somatik :9.8 dan 9.1Depresi, ansietas, dan PTSDHopkinsSymptomChecklist25 (HSCL25) andPosttraumaticStress SymptomScale- Self reportPrevalensi Depresi: 19.1%Ansietas: 40.4%PTSD: 25.5%

Hubungan antara gejala somatik dengan depresi: 0.58Dengan ansietas: 0.69Dengan PTSD: 0.56

Illanes et al. 2002Gejala somatikKuesioner buatan sendiri tentang gejala somatik

Tidak dilaporkanDepresiCenter for EpidemiologicalSurveillance forDepression (CES-D)43%OR hubugan antara gejala somatik dengan depresi: 3.2

Kostick et al. 2010Discharge vaginaLaporan pasien Tidak dilaporkanStres psikososial30 skala item dari penelitian kualitatif

Tidak dilaporkanOR hubugan antara discharge vagina dengan ketegangan umum: 2.5 (0.9-25.3)

Martinez et al. 1995FibromyalgiaDiagnosis berdasarkan kriteria American College Of RheumatologyTidak dilaporkanDepresi dan ansietasSkala Depresi dan Ansietas HamiltonTidak dilaporkanPrevalensi Depresi

Pasien fibromyalgia: 80%Kelompok kontrol: 12%

McMillan et al. 2010Nyeri orofacial dan nyeri meluasKuesionerTidak dilaporkanDepresiChinese version of thedepression and somatization subscales ofthe Symptom Checklist90 (SCL-90)Tidak dilaporkanOR hubungan antara nyeri orofacial dengan depresi: 3.5 (1.9-6.3)

OR hubungan antara nyeri meluas dengan depresi: 3.5 (1.6-7.6)

Mumford et al. 1996Gejala somatikBradford Somatic Inventory (BSI-21)Perempuan dengan skor BSI sedang, tinggi, sangat tinggi (Skor BSI: 14-42) : 82%Depresi dan ansietasPemeriksaan psiaktri berdasarkan ICD 10

Tidak dilaporkanPrevalensi depresi dan ansietas pada perempuan dengan skor BSI tinggi (21-24) atau sangat tinggi (28-42): 60%

Mumford et al. 1997Gejala somatikBradford Somatic Inventory (BSI-44) dan Self ReportingQuestionnaire(SRQ-20)Perempuan dengan skor BSI sedang atau tinggi (26-88): 82%Perempuan dengam skor SRQ sedang atau tinggi (6-20): 76%Depresi dan ansietasPemeriksaan psiaktri berdasarkan ICD 10

Tidak dilaporkanPrevalensi depresi dan ansietas pada perempuan dengan skor BSI dan SRQ sedang atau tinggi: 66%

Mumford et al. 2000Gejala somatikBradford Somatic Inventory (BSI-44)Perempuan dengan skor BSI sedang atau tinggi (diatas 20): 28%Depresi dan ansietasPemeriksaan psiaktri berdasarkan ICD 10

Tidak dilaporkanPrevalensi depresi dan ansietas pada perempuan dengan skor BSI sedang atau tinggi: 25%

Patel et al. 2005Discharge vagina

Laporan pasienPrevalensi discharge vagina: 14.5% (13.1% -15.9%)Depresi dan ansietasCISRPrevalensi depresi dan ansietas: 9.9% (CISR cut-off >=8)OR hubungan antara discharge vagina dengan depresi dan ansietas: 2.2 (1.4-3.2)

Patel et al. 2006Discharge vagina

Laporan pasienInsidensi discharge vagina: 4.0% (3.2% - 5.0%)Depresi dan ansietasCISRPrevalensi depresi dan ansietas: 9.9% (CISR cut-off >=5)OR hubungan antara discharge vagina dengan depresi dan ansietas: 2.2 (1.4-3.4)

Senturk et al. 2012Gejala somatikPHQPrevalensi gejala somatic pada perempuan hamil

Antenatal: 21.7%Postnatal:24.8%CMD (Gangguan Mental Umum)SRQ-20Prevalensi depresi dan ansietas pada perempuan hamil

Antenatal: 12%Postnatal: 4.6%

Koefisien korelasi antara gejala somatic dengan CMDAntenatal: 0.606Postnatal: 0.583

RR hubungan antara gejala somatic antenatal dan postnatal CMD: 1.12 (1.08-1.16)

RR hubungan antara CMD antenatal dengan gejala somatik postnatal :1.05 (1.02-1.09)