supply chain

11
BAB 1 : KONSEP DASAR Supply chain Supply chain merupakan pengorganisasian dan proses menciptakan dan mengirimkan sebuah produk, informasi, uang dan servis dari bahan baku mentah ke supplier, dari pabrik dan gudang penyimpanan, sampai ke pelanggan akhir. Untuk struktur dan komponen dari supply chain terdiri dari 3 (tiga) segmen, yaitu : 1. upstream, dimana terjadinya proses perolehan dari supplier pihak luar. Dalam segmen ini, manajer supply chain memilih supplier untuk mengirimkankan barang dan jasa kebutuhan perusahaan untuk memproduksi produk atau jasa mereka. Selanjutnya, manajer SC memperoleh harga, pengiriman, dan proses pembayaran antara perusahaan dan supplier tersebut. 2. Internal, dimana proses pengepakan, perakitan, atau pemproduksian dilakukan. Manajer SC menjadwalkan aktifitas produksi, pengetesan, pengepakan dan persiapan barang untuk dikirim. Manajaer SC juga memonitor level kualitas, output produksi dan produktivitas pekerja, 3. Downstream, dimana pendistribusisan dilakukan, kebanyakan dari pihak eksternal distributor. Dalam segmen ini, manajer SC mengkordinasi penerimaan pemesanan dari pelanggan, membangun jaringan gudang

Upload: mutiara-isma-damayanti

Post on 04-Aug-2015

797 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Supply Chain

BAB 1 : KONSEP DASAR

Supply chain

Supply chain merupakan pengorganisasian dan proses menciptakan dan

mengirimkan sebuah produk, informasi, uang dan servis dari bahan baku

mentah ke supplier, dari pabrik dan gudang penyimpanan, sampai ke pelanggan

akhir.

Untuk struktur dan komponen dari supply chain terdiri dari 3 (tiga) segmen,

yaitu :

1. upstream, dimana terjadinya proses perolehan dari supplier pihak luar.

Dalam segmen ini, manajer supply chain memilih supplier untuk

mengirimkankan barang dan jasa kebutuhan perusahaan untuk

memproduksi produk atau jasa mereka. Selanjutnya, manajer SC

memperoleh harga, pengiriman, dan proses pembayaran antara

perusahaan dan supplier tersebut.

2. Internal, dimana proses pengepakan, perakitan, atau pemproduksian

dilakukan. Manajer SC menjadwalkan aktifitas produksi, pengetesan,

pengepakan dan persiapan barang untuk dikirim. Manajaer SC juga

memonitor level kualitas, output produksi dan produktivitas pekerja,

3. Downstream, dimana pendistribusisan dilakukan, kebanyakan dari pihak

eksternal distributor. Dalam segmen ini, manajer SC mengkordinasi

penerimaan pemesanan dari pelanggan, membangun jaringan gudang

penyimpanan, memilih angkutan untuk pengiriman produk ke pelanggan,

dan membangun sistem penagihan untuk menerima pembayaran dari

pelanggan.

Page 2: Supply Chain

Supply Chain Management

Fungsi dari supply chain management yaitu untuk merencanakan,

pengorganisasian, dan pengoptimalisasian berbagai aktifitas dalam pelaksanaan

supply chain. Tujuan dari SCM yaitu mengurangi masalah, atau pergesekan

selama supply chain berlangsung. Beberapa kelebihan dari supply chain

manageent (SCM) antara lain :

- mengurangi biaya transaksi rutin bisnis

- memperbaiki kualitas aliran informasi dengan mengurangi atau

menghapus eror.

- Mempersingkat perputaran waktu termasuk memenuhi transaksi bisnis.

- Menghapuskan proses yang menggunakan kertas dan terkait dengan

ketidakefisiensi dan biaya

- Mempermudah pemindahan dan proses informasi untuk pengguna.

Push model dan pull model

Kebanyakan SCM menggunakan push model, dimana salah satunya yaitu

push model yang lebih dikenal dengan nama make-to-stock , proses produksi

dimulai dari prakiraan, dimana gampangnya produksi dilakukan berdasarkan

permintaan pelanggan. Perkiraan harus memperediksi dimana jumlah produk

sebanyak yang diminta pelanggan. Sedangkan model lainnya yaitu pull model

Page 3: Supply Chain

yang lebih dikenal dengan make-to-order, produksi dimulai dari pesanan

pelanggan. Oleh karen itu perusahaan membuat hanya sesuai dengan

permintaan pelanggan.

Problem yang terjadi pada supply chain

Problem yang mungkin terjadi selama supply chain berasal dari 2 (dua)

sumber :

1. ketidakpastian

2. membutuhkan koordinasi beberapa aktifitas, unit internal, dan partner

bisnis.

Sumber utama dari ketidakpastiaan supply chain adalah perkiraan

permintan. Permintaan dari sebuah produk dapat dipengaruhi dari beberapa

faktor seperti kompetesi, harga, kondisi cuaca, pengembangan teknologi, kondisi

ekonomi dan kepercayaan pelanggan. Faktor lain ketidakpastiian yaitu waktu

pengiriman, dimana tergantung dari faktor jarak dari kegagalan mesin produksi

sampai konstruksi jalan serta kemacetan, sebgai tambahan masalah kualitas

dalam bahan baku dan part dapat menimbulkan keterlambatan produksi,

dimana faktor tersebut dapat menghambat supply chain.

Bullwhip effect merupakan salah satu tantangan utama yang dihadapi

manajer. Bullwhip effect mengarah kepada keanehan pergeseran dalam

pemesanan yang naik turun dalam supply chain.

Solusi dai masalah supply chain

Masalah yang ditimbulkan dari supply chain bisa sangat mahal. Integrasi

vertikal merupakan strategi bisnis dimana perusahaan membeli dalam upstream

Page 4: Supply Chain

supplier untuk memastikan itu merupakan supplier yang terpercaya dalam

kesanggupan untuk secepatnya tanggap ketika membutuhkan.

Solusi yang mungkin dapat dilakukan dalam masalah supply chain antara lain :

1. perediaan. Solusi dai masalah supply chain yaitu membangun persediaan

yang terjamin terhadap ketidakpastian supply chain. Inisiatif untuk

mengoptimalisasi dan mengontrol persediaan yang sering dikenal yaitu

sistem persediaan JIT ( just in time ), dimana percobaan untuk

meminimalisir persediaan. Dalam proses manufacturing , sistem JIT

mengirimkan beberapa bagian yag penting, dikenal dengan persediaan

work-in-process, untuk merakit menjadi produk jadi yang tepat waktu.

2. Berbagi informasi. Solusi lainnya dalam memperbaiki perkiraan

permintaan adalan berbagi informasi selama supply chain. Berbagi

informasi dapat di fasilitasi dengan cara electonic data interchange dan

ekstranet. Salah satu contoh aplikasinya yaitu vendor managed inventory

(VMI) dimana retail tidak mengatur persediaan dalam produk khusus

atau produk gabungan. Namun, manajer supplier yang melakukanya

seluruh proses persediaan sehingga dapat mengurangi bullwhip effect.

Page 5: Supply Chain

BAB 2 : PRODUK PENGAPLIKASIAN YANG DIGUNAKAN

PERUSAHAAN

2.1 Latar Belakang Alfamart

Semula PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) bernama PT Alfa

Mitramart Utama yang didirikan tanggal 22 Februari 1989. Kala itu pemegang

saham perusahan adalah PT Alfa Retailindo Tbk (51%) dan PT Lancar Distrindo

(49%). Namun sejak 1 Agustus 2002 memakai nama Sumber Alfaria Trijaya

setelah beralih pemegang saham menjadi PT HM Sampoerna Tbk (70%) dan PT

Sigmantara Alfindo (30%).

Perusahaan yang berkantor pusat di Jl. M.H. Thamrin No. 9, Tangerang ini

memulai usaha komersilanya pada 1989 dalam bidang perdagangan rokok.

Namun sejak tahun 2002, Alfamart bergerak dalam kegiatan usaha perdagangan

eceran untuk produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan minimarket

dengan nama “Alfamart” yang berlokasi di beberapa tempat di Jakarta, Cileungsi,

Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Cirebon, Cilacap, Semarang, Lampung,

Malang dan Bali.

2.2 Latar Belakang Indomart

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan

kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari

200 M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama, cikal bakal pembukaan

Indomaret di Kalimantan dan toko pertama dibuka di Ancol, Jakarta Utara.

Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama

di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei

2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden

Megawati Soekarnoputri.

Hingga Juni 2011 Indomaret mencapai 5482 gerai. Dari total itu 3479

gerai adalah milik sendiri dan sisanya 2003 gerai waralaba milik masyarakat,

yang tersebar di kota-kota di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta,

Page 6: Supply Chain

Bali, Lampung, Palembang dan Makasar. Di Jabodetabek terdapat sekitar 2412

gerai.

Indomaret mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran

dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto

“mudah dan hemat”.

Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non makanan tersedia

dengan harga bersaing, memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen sehari-

hari.

Didukung oleh 13 pusat distribusi, yang menggunakan teknologi

mutakhir, Indomaret merupakan salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan.

Keberadaan Indomaret diperkuat oleh anak perusahaan di bawah bendera grup

INTRACO, yaitu Indogrosir dan BSD Plaza.

Page 7: Supply Chain

BAB 3 : BUKTI DAN PENERAPAN

Pembahasan Penerapan Supply Chain Management (SCM) dalam bisnis

waralaba retail Alfamart dan Indomart sangatlah menarik, dilihat dari sisi jenis

bisnis yang serupa serta letak retail yang hampir selalu berdekatan satu sama

lain. Suppy chain yang diterapkan oleh Alfamart dan Indomart hampir sama

yaitu dari supplier-distribution center/branch-retail outlet-customer, namun

untuk lebih jelasnya akan dijabarkan lebih lanjut.

Penerapan struktur dan komponen dari supply chain pada Alfamart dan

Indomart dalam 3 (tiga) segmen, yaitu :

1. Upstream. Segmen ini penerapannya pada Alfamart dan Indomart

dapat dilihat dari website masing-masing dimana terdapat

formulir untuk pendaftaran sebagai supplier produk Alfamart dan

Indomart. Tentunya standar dan syarat yang tertera mungkin

berbeda, karena Alfamart dan Indomart memiliki standar yang

telah ditentukandan syarat sebagai supplier oleh pihak

manajemen masing-masing.

2. Internal. Manajer supply chain menjadwalkan kapan produk yang

masuk ke distribution center dikeluarkan dari gudang persediaan

untuk didistribusikan ke retail-retail Alfamart dan Indomart. Tidak

lupa juga pengecekan kualitas produk yang ada pada gudang

persediaan.

3. Downstream. Saat distribusi dilakukan, manajer supply chain

mengkordinasi pemesanan kepada supplier serta membangun

jaringan gudang penyimpanan dimana dalam hal ini dibangun

berbagai distribution centre di titik-titik kota. Disamping itu

dibangun juga sistem pembayaran untuk supplier serta

penerimaan pembayaran dari pelanggan.

Supply chain pada Alfamart dan Indomart hampirlah sama, yang sedikit

membedakan dilihat dari standar perusahaan yang sudh ditetapkan oleh

Page 8: Supply Chain

manajemen dalam pemilihan supplier. Pada retail Alfamart dan Indomart dalam

memilih supplier produk terbagi menjadi beberapa jenis supplier, antara lain :

1. supplier-supplier yang langsung mengirimkan produk ke retail

outlet. Untuk jenis suplier ini produk yang akan dipasarkan di

retail langsung dikirim dari supplier ke retail-retail terdekat.

Suplier jenis ini biasanya untuk produk yang tidak tahan lama,

seperti buah-buahan dan roti. Roti yang sudah memiliki tanggal

kadaluarsa cepat atau buah yang mudah busuk tidak dapat di

letakan di retail sangat lama, serta apabila supplier mengirimkan

ke distribution centre terlebih dahulu akan mengurangi ketahanan

produk tersebut sehingga suplier jenis ini harus mengirimkan

langsung ke retail-retail.

2. Supplier yang tidak langsung mengirimkan produk ke retail. Jenis

supplier ini merupakan supplier yang jenis produknya memiliki

daya tahan jangka panjang. Suplier tersebut harus mengirimkan

produk ke distribution centre terlebih dahulu. Kemudian dari

distribution centre tersebut produk akan didistribusikan ke retail-

retail. Distribution centre didirikan di berbagai titik kota yang

telah ditentukan oleh manajemen Alfamart dan Indomart.

Penerapan bisnis retail Alfamart dan Indomart ini menggunakan push

model yang lebih dikenal dengan nama make-to-stock, dimana

pendistribusian produk ke retail dilakukan berdasarkan permintaan

pelanggan dan stock inventory pada retail. Apabila inventory produk

pada gudang retail sudah menipis atas jenis produk tertentu, maka retail

akan menghubungi distribution centre untuk dilakukan restock atas jenis

produk tersebut.

Yang harus diperhatikan dalam penerapan push model yaitu waktu

pengiriman barang, waktu tunggu pemesanan. Apabila tidak tepat, saat

kehabisan jenis produk tertentu pada retail maka harus menunggu lama

untuk pengiriman sehingga terjadi kekososngan jenis produk persediaan

pada retail.

Page 9: Supply Chain

BAB 4 : DAMPAK PENERAPAN TERHADAP PERUSAHAAN

DARI BERBAGAI ASPEK BISNIS

Dampak penerapan Supply Chain Management (SCM) dari aspek bisnis yaitu :

1. Efisien. Penerapan SCM memudahkan bisnis untuk dikelola agar

memenuhi tujuan dari organisasi yaitu kepuasan pelanggan.

2.