jurnal univ.gunadarma manajemen supply chain

17
1 SUPPLY CHAIN PERFORMANCE MEASUREMENT PROCESSING IN INDONESIA PT.CROWN CLOSURES Widya Anggraeni, Dr.Ir.Budi Hermana, MM Underg raduate Program, 2009 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id key words: supply, chain , measurement ABSTRACT : When viewed in greater depth, the essence of competition these companies now lies in how a company can create products or services cheaper, better quality, and faster in an appeal with the competitors business.

Upload: daengrizki

Post on 14-Oct-2015

57 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1SUPPLY CHAIN PERFORMANCE MEASUREMENTPROCESSING IN INDONESIA PT.CROWN CLOSURES

    Widya Anggraeni, Dr.Ir.Budi Hermana, MM

    Undergraduate Program, 2009

    Gunadarma University

    http://www.gunadarma.ac.id

    key words: supply, chain , measurement

    ABSTRACT :When viewed in greater depth, the essence of competition these companies now lies in howa company can create products or services cheaper, better quality, and faster in an appealwith the competitors business.

  • 2PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN RANTAI PASOKANPADA PT. CROWN CLOSURES INDONESIA

    Widya Anggraeni, 31401442 Pembimbing : Dr. Ir Budi Hermana, MMJurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, 2009

    ABSTRAKSIJika dilihat secara lebih mendalam, inti dari persaingan perusahaan-perusahaan

    sekarang ini terletak pada bagaimana sebuah perusahaan mampu menciptakan produk atau jasayang lebih murah, lebih berkualitas, dan lebih cepat dibandingkan dengan pesaing bisnisnya. Haltersebut memaksa perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya bisnisnya.

    Untuk dapat meningkatkan kinerjanya, sebuah perusahaan harus mampu menjalinkerjasama dengan para mitra bisnisnya, dalam hal ini pihak-pihak yang memberikan pasokankebutuhan perusahaan dalam berbagai bentuk. Pengintegrasian ini akan meningkatkan efisiensi,efektivitas, dan kualitas internal semata, selain itu lebih jauh lagi menciptakan keunggulankompetitif tertentu bagi perusahaan terkait. Kesadaran akan pentingnya peran semua pihak dalammenciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsepbaru yaitu Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) yang merupakan konsep barudalam melihat persoalan logistik.

    PT. Crown Closures sebagai salah satu produsen yang menghasilkan berbagai jenis tutupbotol, harus mampu menghadirkan produk yang lebih unggul dalam hal kualitas, waktupelayanan, maupun harga yang kompetitif. Untuk produk fungsional, yang berfokus padaupaya untuk meminimumkan ongkos-ongkos fisik akan cocok dengan strategi efisiensi dan banyakmelakukan aktivitas-aktivitas fisik, seperti mencari bahan baku (sourcing), produksi, penyimpananmaterial, distribusi, pengembalian produk.

    Kata Kunci : Integrasi, Pemasok, Manajemen Rantai Pasokan, Model SCOR.

    1. PENDAHULUAN

    Pelaku industri mulai sadar bahwauntuk menyediakan produk yang murah,berkualitas, dan cepat, perbaikan di internalsebuah perusahaan manufaktur tidaklahcukup. Ketiga aspek tersebut memerlukanperan serta semua pihak mulai dari pemasokyang mengolah bahan baku dari alammenjadi komponen, pabrik yang mengubahkomponen dan bahan baku menjadi produkjadi , perusahaan transportasi yangmengirimkan bahan baku dari pemasok kepabrik, serta jaringan distribusi yang akanmenyampaikan produk ke tangan pelanggan.

    Kesadaran akan pentingnya peran semuapihak dalam menciptakan produk yangmurah, berkualitas, dan cepat inilah yang

    kemudian melahirkan konsep baru yaituManajemen Rantai Pasokan (Supply ChainManagement).

    2. LANDASAN TEORI

    2.1 Manajemen Rantai Pasokan ( SupplyChain Management)Istilah manajemen rantai pasokan

    pertama kali dikemukakan oleh Oliver danWeber pada tahun 1982. jika rantai pasokan(supply chain) adalah jaringan fisiknya,yakni perusahaan-perusahaan yang terlibatdalam memasok bahan baku, memproduksibarang, maupun mengirimkannya kepemakai akhir. Supply Chain Management

  • 3(SCM) adalah metode, alat, atau pendekatanpengelolaannya. Namun perlu ditekankanbahwa SCM menghendaki pendekatan ataumetode yang terintegrasi dengan dasarsemangat kolaborasi.

    2.2 Tahap-tahap PerkembanganManajemen Logistik ke ManajemenRantai PasokanChristopher (1998) membagi

    perkembangan manajemen logistik menjadimanajemen rantai pasokan ke dalam empattahap perkembangan, yaitu tahap pertamad e n g a n a d a n y a k e t i d a k - s a l i n g -ketergantungan fungsi, Tahap kedua,perusahaan sudah mulai menyadaripentingnya integrasi perencanaan walaupundalam bidang yang masih terbatas Tahapketiga sudah terjadi integrasi perencanaandan pengawasan atas semua fungsi yangterkait dalam satu perusahaan. Tahapkeempat menggambarkan tahap sebenarnyadari integrasi rantai pasokan, yaitu integrasitota l dalam konsep, perencanaan,pelaksanaan, dan pengawasan (manajemen)yang telah dicapai

    Tahap 3 : integrasi perencanaan dan pengawasan

    Tahap 4 : integrasi eksternal dengan mitra bisnisRantai pasokanPemasok Konsumendalam perusahaan

    Gambar 2.1 Tahapan PerkembanganManajemen Logistik ke Manajemen Rantai

    Pasokan (Christopher, 1998)

    2.3 Area Cakupan Manajemen RantaiPasokan

    Kegiatan-kegiatan utama yang tercakupdalam klasifikasi manajemen rantai pasokanadalah bagian pengembangan produk, bagianpengadaan, bagian perencanaan danpengendalian, bagian produksi, dan bagiandistribusi.

    Tabel 2.1 Bagian utama dalam perusahaanmanufaktur yang terkait dengan fungsi

    utama rantai pasokanBagian Cakupan kegiatan

    Pengembanganproduk

    Melakukan riset pasar, merancangproduk baru, melibatkan pamasokdalam perancang produk baru.

    Pengadaan Memilih pemasok, mengevaluasikinerja pemasok, melakukanpembelian bahan baku dankomponen, memonitor resikopasokan,membina danmemeliharahubungan dengan pemasok

    Perencanaan danpengendalian

    Perencanaankebutuhan, peramalanpermintaan,perencanaankapasitas,perencanaan produksi danpersediaan.

    Produksi Eksekusi produksi, pengendaliankualitas

    Pengiriman/distribusi

    Perencanaan jaringan distribusi,penjadwalan pengiriman, mencaridanmemelihara hubungandenganperusahaan jasa pengiriman,memonitor tingkat pelayanan ditiap pusat distribusi.

    2.4 Strategi Rantai PasokanStrategi rantai pasokan adalah

    kumpulan kegiatan dan aksi strategis disepanjang rantai pasokan yang menciptakanrekonsiliasi antara apa yang dibutuhkanpelanggan akhir dengan kemampuan sumberdaya yang ada pada rantai pasokan tersebut(Pujawan, 2005).

    Strategi rantai pasokan lebihmenyangkut keputusan tentang pemasok

    Tahap 1 : ketidak - saling - ketergantungan fungsiAliran Material Pelayanan

    Konsumen

    Tahap 2 : integrasi fungsi internalPengelolaan

    Material

    BagianPembelian

    BagianPerencanaan

    Prod uksi

    PengelolaanManufaktur Distribusi

    BagianProduksi

    BagianPenjualan

    BagianDstribusi

    PengelolaanMaterial

    PengelolaanMaterial

    PengelolaanMaterial

  • 4mana yang akan dipilih, pemasok mana yangakan diajak sebagai mitra jangka panjang,dimana saja lokasi gudang dan pusatdistribusi didirikan, apakah akan melakukansendiri kegiatan distribusi, dan sebagainya.strategi pada rantai pasokan memiliki tigatujuan, yaitu cost reduction, maksudnyastrategi yang dijalankan harus dapatmeminimalkan biaya logistik yang terjadi,Tujuan berikutnya adalah capital reduction,strategi yang ditujukan untuk meminimalkantingkat investasi di dalam strategi rantaipasokan. Dan tujuan yang terakhir adalahservice improvement, yang diartikan sebagaipelayanan harus selalu diperbaiki.

    2.5 Pemil ihan Pemasok dalamRantai PasokanMemilih pemasok baru biasanya

    lebih sulit daripada menilai pemasok lama.Oleh karena itu dalam memilih pemasokbaru selalu ada resiko yang dihadapi. Besarkecilnya resiko tidak hanya tergantung daripemasok saja, tetapi juga dari besar kecilnyaharga pembelian.

    2.5.1 Teknik Pemilihan PemasokDalam proses pemi l ihan ini

    perusahaan mungkin harus melakukanperangkingan untuk menentukan manapemasok yang akan dipilih atau mana yangakan dijadikan pemasok utama dan manayang akan dijadikan pemasok cadangan.Salah satu metode yang cukup lumrahdigunakan dalam merangking alternatifberdasarkan beberapa kriteria yang adaadalah metode Analytical Hierarchy Process(AHP) (Pujawan, 2005).

    Langkah-langkah pemilihanpemasok berdasarkan metode AHP secararingkas adalah tentukan kriteria-kriteriapemilihan, tentukan bobot masing-masingkriteria, identifikasi alternatif pemasok yangakan dievaluasi, evaluasi masing-masingalternatif pemasok dengan kriteria yang telahditetapkan, hitung nilai berbobot masing-

    masing pemasok, urutkan pemasok

    berdasarkan nilai berbobot tersebut.

    2.5.2 Langkah-langkah dalamPengembangan Pemasok

    Berikut adalah tujuh langkah yangdiformulasikan untuk pengembanganpemasok: Identifikasi komoditi yang kritisIdentifikasi pemasok yang kritis, Bentuk timlintas fungsi, Lakukan pertemuan denganpimpinan puncak dari pemasok. Identifikasiproyek perbaikan. Definisikan alat ukur,target, milestone, dan deadline. Monitorperkembangan dan lakukan perubahanstrategi bila perlu

    2.6 Pengukuran Kinerja RantaiPasokanSistem pengukuran kinerja

    diperlukan untuk melakukan monitoring danpengendalian, mengkomunikasikan tujuanorganisasi ke fungsi-fungsi pada rantaipasokan, mengetahui dimana posisi suatuorganisasi relatif terhadap pesaing maupunterhadap tujuan yang hendak dicapai, danmenentukan arah perba ikan untukmenciptakan keunggulan dalam bersaing.

    2.6.1 Model SCOR ( Supply ChainOperations Reference)SCOR adalah suatu model acuan

    dari operasi rantai pasokan. Model inididesain untuk membantu dari dalammaupun luar perusahaan mereka, selain itumodel ini memiliki kerangka yang kokoh danjuga fleksibel sehingga memungkinkan untukdigunakan dalam segala macam industriyang memiliki rantai pasokan.

    2.6.2 Batasan SCORRuang lingkup dalam penerapan

    model SCOR adalah seluruh interaksipemasok atau konsumen dari masuknyapesanan sampai adanya faktur pembayaran,seluruh transaksi produk dari pemasoknyapemasok sampai konsumennya konsumen,

  • seluruh interaksi pasar dari permintaanagregat sampai pemenuhan kebutuhan satus a m a l a i n , y a n g t e r a k h i r a d a l a hpengembalian.

    Lebih abstrak

    2.6.3 Peta Kerja SCOR

    Level 1Analisis basis

    kompetisiLevel 2

    Analisis aliranmaterial Level 3

    Lebih konkrit

    Analisis kerjadan aliranin f o r ma s i

    waktu

    (Indrajit dan Djokopranoto, 2002) antara lainadalah mengurangi persediaan barangdengan berbagai cara, menjamin kelancaranpenyediaan barang, mulai dari barang asal(pabrik pembuat), pemasok, perusahaansendiri, pedagang besar, pengecer, sampaikonsumen terakhir.

    2.8 Tahap-tahap Optimalisasi RantaiPasokan

    Tahap pertama, logistik dan sumberpembelian, umumnya menyangkut danterfokus pada sumber pembelian barangkeperluan perusahaan dan logistik. Tahapkedua, keunggulan optimal, fokus tidak lagimengenai logistik, tetapi lebih kepada

    mendesain kembali proses kerja dan sistem kerja.Tahap ketiga adalah konstruksi jaringan.Tahap terakhir yaitu kepemimpinan dalam industri.

    Tabel 2.2 Tahapan Optimalisasi RantaiPasokan

    Internal EksternalSumber

    pembeliandan logistik

    Keunggulaninternal

    Konstruksijaringan

    Kepemimpinandalam industri

    Penggerak VicePresident

    Pimpinanrantai pasokan

    Pimpinanunitbisnis

    Timmanajemen

    Manfaat Penghematan Prioritasperbaikandalam jaringan

    Kinerjamitraterbaik

    Keuntunganjaringan,pendapatanyangmenguntungkan

    Fokus Persediaan,logistik,angkutan,pemenuhanpesanan

    Perbaikansistem, desainulang proses

    Peramalan,perencanaan,layananpelangganantarperusahaan

    Konsumen,jaringan

    Alat Tim,keunggulanfunsional

    Tolak ukurkinerjaperusahaanyang unggul

    Jaringaninformasi,kapital, aset,dan data

    Teknologiinformasiseperti internet,intranet

    Daerah aksi

    Tingkatmenengahdalamorganisasi

    Tingkat lebihluas

    Organisasitotal

    Seluruhperusahaananggotajaringan rantaipasokan

    Pedoman Data biaya Pemetaanproses

    Modelperhitunganbiaya palingmaju,diferensiasiproses

    Informasipermintaan danpenawaran

    Model Tidak ada Rantai pasokandalamperusahaan

    Antarperusahaan

    Pasar global

    Aliansi Konsolidasipemasok

    Mitra terbaik Aliansiformal

    Usaha bersama

    4 Pelatihan Tim Kepemimpinan Kemitraan Proses jaringan

    Gambar 2.2 Peta Kerja SCORTerdapat empat tingkatan pada peta

    ker ja SCOR, yang pert ama adalahmenganalisis basis kompetisi perusahaan,difokuskan pada matriks rantai pasokan.Kedua, mengkonfigurasikan aliran materialrantai pasokan. Ketiga, menyelaraskanperforma dan sistem dengan aliran materialdan informasi. Dan terakhir adalahmenerapkan perbaikan rantai pasokan untukmeningkatkan performa.

    2.6.4 Hirarki Proses Model SCORModel ini memiliki tiga hirarki proses

    yang menunjukkan bahwa SCOR melakukandekomposisi proses dari yang umum ke yangdetail. Tingkat pertama, mendefinisikanjumlah, ruang lingkup, dan kandungan rantaipasokan dan bagaimana performanya diukur.Tingkat kedua dimana tiap proses diatasdigambarkan lebih lanjut dengan tipeprosesnya. Tingkat ketiga mengandungdefinisi proses bisnis yang digunakan untuktransaksi order penjualan, order pembelian,order pekerjaan, hak pengembalian danperamalan.

    2.7 Keuntungan dari Rantai PasokanKeuntungan-keuntungan yang dapat

    diperoleh dari manajemen rantai pasokan

  • 6Metodologi penelitian merupakan tahap-tahap penelitian yang harus ditetapkanterlebih dahulu sebelum melakukanpemecahan masalah

    Tujuan Penelitian

    4.1 Pemetaan Rantai PasokanUntuk melihat perilaku sistem rantai

    pasokan pada PT. Crown Closures Indonesiasecara keseluruhan, maka perlu diketahuidahulu aliran data dan material secara jelasdan terperinci. Oleh karena itu diperlukanpemetaan aliran data dan material dalambeberapa tingkatan. Tingkat pertamamenggambarkan aliran data dan materialdalam sistem secara umum. Tingkat keduamenggambarkan aliran yang lebih rinci, danseterusnya sampai aliran tersebut sudah tidakdapat diperinci lagi.

    Kesimpulan dan Saran

    Gambar 3.1 Diagram Alir MetodologiPenelitian

    Gambar 4.1 Diagram Aliran Data danMaterial secara Umum

    Sumber : Survei pada PT. Crown ClosuresIndonesia

    Studi Lapangan Studi PustakaIdentifikasi Masalah

    Mulai

    Identifikasi Indikator

    Pengumpulan Data :1. Seksi pembelian2 . Se k s i RM H3. Seksi produksi4. D i s t r i b u s i5 . K u e s i o n e r

    TidakData cukup

    Ya

    Pembahasan dan Analisis Data

    4.1.1 Aliran Data dan Material SecaraUmum

    Produk jadiPemasok Distributor

    OrderPembelian

    Informasipemesanan

    Statuspersediaan

    Bill of Material

    Informasipembelian

    SeksiPembelian

    SeksiProduksi

    SeksiPenjualan

    Jadual IndukProduksi

    SeksiKontrolProduksi

    MRP

    Statuspersediaanbahan baku

    Bahan baku GudangGudang

    Bahan Baku Produk Jadi(RMH) (TWH)

    Statuspersediaanproduk jadi

    Selesai

  • 74.1.2 Aliran Data dan Material Tingkat

    2 (Pembelian)Gambar 4.2 Diagram Aliran Data dan

    Material Tingkat 2 (Pembelian)Sumber : Survei pada PT. Crown Closures

    Indonesia

    Gambar 4.3 Diagram Aliran Data danMaterial Tingkat 2 (Produksi)

    Sumber : Survei pada PT. Crown ClosuresIndonesia

    4.1.4 Aliran Data dan Material Tingkat2 (Persediaan Bahan Baku)

    Gambar 4.4 Diagram Aliran Data dan Material

    Tingkat 2 (Persediaan Bahan Baku)Sumber : Survei pada PT. Crown Closures

    Indonesia

    Pemasok

    Bahan baku

    PembayaranProsesproduksi

    Delivery orderKebutuhanmaterial

    SeksiPembelian

    GudangBahan Baku

    (RMH)

    Bahan baku

    Informasi posisibahan baku

    (RMH)

    Rencanapemakaian bahan

    baku

    Pemeriksaankualitas (lab

    teknikal)

    Ok

    Terima barang(RMH)

    Persediaan bahanbaku

    Tidak

    Surat jalan

    Pemasok

    Konfirmasi harga

    Konfirmasimanajer

    Ok

    Pemasok

    Arsip untuk seksipembelian dan akunting

    Tidak

    - Order pembelian- Kuantitas barang- Jadual pengiriman

    Ok

    Arsip untuk seksipembelian dan akunting

    Seksi pembelian

    Rencanapemesanan

    Tidak

    Konfirmasimanajer

    4.1.3 Aliran Data dan Material Tingkat2 (Produksi)

    Seksi pembelian

    Gudang bahanbaku (RMH)

    Statuspersediaan

    Pengendalianbahan baku

    Proses produksi

    Produk jadi

    Gidang produkjadi (TWH)

    Seksi kontrolproduksi

    Orderpenjualan

    Seksipenjualan

    BOM

  • 84.1.5 Aliran Data dan Material Tingkat2 (Persediaan Produk Jadi)

    Gambar 4.5 Diagram Aliran Data dan MaterialTingkat 2 (Persediaan Produk Jadi)

    Sumber : Survei pada PT. Crown ClosuresIndonesia

    4.2 Pemasok Bahan BakuUntuk pengajuan menjadi pemasok,

    terlebih dahulu calon pemasok mengirimkanbahan baku yang sesuai dengan spesifikasipermintaan, penawaran harga, dan memintasample lengkap dengan analisa kualitas.Setelah mendapat persetujuan dari

    PT. Crown Closures Indonesia, makapemasok tersebut sudah dapat menerima POdari PT. Crown Closures Indonesia.

    Tabel 4.1 Daftar Perusahaan PemasokBahan Baku Utama

    No Bahan Baku Perusahaan Pemasok1. Tin Freen Steel Rasselstein, Nippon Steel

    Coorporation, Pohang.2. Alumunium Andernach, NissoIwai,Daewoo,

    Paramitra Praya.3. Tinta PT. Cemani Toka, PT. Inkote Indo,

    PT. DIC Graphics, Toyo Ink.4. Organosol PT. Singa Terbang, PT. Borobudur

    Agung, PT. Grace5. Poly Vynil Chlorida PT. Mulya Adi Paramitra, DS

    Chemi, PT. Suisco Persada.6. Poly Etilen Pancamitra, DIB Lestari.

    4.2.1 Kriteria Penilaian PemasokKriteria penilaian adalah salah satu

    hal penting dalam pemilihan pemasok.K r i t e r i a y a n g d i g u n a k a n h a r u smencerminkan strategi rantai pasokan.Kriteria dasar yang umum digunakan adalahkualitas, ketepatan waktu, dan harga yangditawarkan.

    4.2.2 Pemberian Bobot Masing -masingKriteria dan Sub-kriteria

    Pemberian bobot untuk masing-masing kriteria didasarkan pada model AHP(Analytical Hierarchy Process), karenamodel ini cocok diterapkan pada kasus-kasuspengambilan keputusan yang kompleksdengan beberapa kriteria penilaian.

    Penilaian pemasok

    Pemasok 1 Pemasok2 Pemasok 3

    Gambar 4.6 Kriteria dan Sub-KriteriaPenilaian Pemasok Berdasarkan Struktur

    AHP

    Pemberian bobot untuk masing-masing kriteria dilakukan dengan caraperbandingan berpasangan. Bila keduanyadianggap sama penting maka diberi nilai 1pada kedua kriteria, tapi bila salah satudianggap lebih penting, maka kriteriatersebut diberi nilai yang lebih besar, yaitu 3,5, 7, atau 9, sesuai tingkat kepentingannyaterhadap kriteria lain yang dibandingkan.

    Distributor

    Informasipemesanan Data penjualanSeksi

    Penjualan

    Produk jadi

    Prosesproduksi

    Deliveryorder Unit

    administrasi

    SeksiKontrolProduksi

    GudangProduk Jadi

    (TWH)

    Statuspersediaanproduk jadiProduk jadi

    Waktu Kualitas Harga Pengepakan

    Sertifikasikualitas

    Praktek

    KetepatanwaktuKedekatanlokasi

    KekuatanpengepakanKemudahan

    Pembongkaran

    Penawaran

    Potensipenghematan

    Biaya pembelianPersen cacat/pengiriman

  • 9Nilai 1/3* menunjukkan kriteriakualitas sedikit lebih penting dari kriteriawaktu kirim dan nilai 3** merupakankebalikannya. Sedangkan untuk semuaperbandingan yang berada pada garisd i a g o n a l d i b e r i n i l a i 1 k a r e n amembandingkan kriteria yang sama. Tahapselanjutnya adalah perhitungan bobot darisemua kriteria. Setiap nilai perbandingan diatas di bagi dengan total dari kolom yangbersesuaian.

    Tabel 4.3 Perhitungan Bobot Tiap Kriteria

    Waktu kirim

    (k1)

    Kualitas

    (k2)

    Harga

    (k3)

    Pengepakan

    (k4)

    Bobot

    Waktu

    kirim (k1)

    0.136 0.179 0.071 0.250 0.159

    Kualitas

    (k2)

    0.409 0.536 0.643 0.417 0.501

    Harga (k3) 0.409 0.179 0.214 0.250 0.263

    Pengepakan

    (k4)

    0.045 0.107 0.071 0.083 0.077

    Kriteria /sub-kriteria Bobot

    Pemasok1

    Pemasok2

    Pemasok3

    Waktu kirim 0,159(W1) 0,132 0,239 0,624 0,138(W2) 0,027 0,147 0,469 0,383Kualitas 0,501(Q1) 0,349 0,633 0,106 0,260

    (Q2) 0,036 0,211 0,687 0,102(Q3) 0,116 0,140 0,574 0,286Harga 0,263(H1) 0,037 0,239 0,624 0,138(H2) 0,076 0,140 0,286 0,574(H3) 0,152 0,106 0,260 0,633

    Pengepakan 0,077(P1) 0,064 0,687 0,102 0,211(P2) 0,013 0,607 0,303 0,090

    Nilai Berbobot 0,369 0,320 0,316

    Keterangan :Pemasok 1 : RasselsteinPemasok 2 : Nippon Steel CoorporationPemasok 3 : Pohang

    Misalnya, nilai 0.136 pada kolom 1 baris 1diperoleh dari 1/7.333. Bobot akhir masing-masing kriteria diperoleh dengan mencarirata-rata baris. Untuk kriteria kualitas,bobotnya merupakan rata-rata dari 0.409,0.536, 0.643, dan 0.417, sehingga diperolehnilai 0.501.

    Dari hasil penilaian kinerja pemasok

    Tin Freen Steel (TFS) pada tabel di atasterl ihat bahwa kriteria yang palingberpengaruh dalam penilaian adalah kualitasTFS yang dipasok dengan bobot 0,501;kemudian diikuti oleh kriteria harga denganbobot 0,263; waktu kirim dengan bobot

    Waktu kirim

    (k1)

    Kualitas

    (k2)

    Harga

    (k3)

    Pengepakan

    (k4)

    Waktu kirim (k1) 1 1/3* 1/3 3

    Kualitas (k2) 3** 1 3 5

    Harga (k3) 3 1/3 1 3

    Pengepakan (k4) 1/3 1/5 1/3 1

    Total 7.333 1.867 4.667 12

    Tabel 4.2 Perbandingan Berpasangan dariKriteria Pemilihan Pemasok Tin Freen Steel

    (TFS)

    4.2.3 Perhitungan Bobot PemasokLangkah terakhir adalah menghitung

    nilai bobot dari masing-masing pemasok.Nilai diperoleh dengan menjumlahkan hasilperkalian bobot masing-masing sub-kriteriayang bersangkutan.

    Tabel 4.4 Hasil Penilaian Akhir Pemasok TinFreen Steel (TFS)

  • 10

    0,159; dan yang terakhir pengepakan denganbobot 0,077. Dengan total nilai 0,369menunjukkan bahwa Rasselstein lebihunggul dibandingkan dua pemasok lainnya,yaitu Nippon Steel Coorporation, danPohang.

    Total nilai tersebut diperoleh dariperhitungan bobot pemasok di tiap sub-kriteria, yaitu (0,132 x 0.239) + (0,027 x0,147) +...+ (0,013 x 0,607) = 0,369.

    Tabel 4.5 Hasil Penilaian Akhir PemasokAlumunium

    Kriteria /sub-kriteria Bobot

    Pmsk1

    Pmsk2

    Pmsk3

    Pmsk4

    Waktu kirim 0,136(W1) 0,102 0,304 0,455 0,157 0,085

    (W2) 0,034 0,073 0,231 0,157 0,538

    Kualitas 0,509(Q1) 0,322 0,190 0,530 0,237 0,279

    (Q2) 0,054 0,166 0,242 0,498 0,093

    (Q3) 0,132 0,463 0,273 0,096 0,169

    Harga 0,291(H1) 0,024 0,160 0,197 0,088 0,556

    (H2) 0,056 0,158 0,451 0,201 0,190

    (H3) 0,211 0,063 0,204 0,125 0,609

    Pengepakan 0,063(P1) 0,047 0,544 0,200 0,110 0,146(P2) 0,016 0,462 0,222 0,131 0,185

    Nilai Berbobot 0,223 0,360 0,183 0,178

    Keterangan :Pemasok 1 : AndernachPemasok 2 : Nisso IwaiPemasok 3 : DaewooPemasok 4 : Paramitra Praya

    Pemasok alumunium yang memperoleh nilaitertinggi adalah Nisso Iwai dengan total nilai0,360. Dalam penilaian kedua pemasok ini

    terlihat bahwa Nisso Iwai unggul dalam halketepatan waktu kirim (W1), sertifikasikualitas (Q1), dan potensi penghematan (H

    Tabel 4.6 Hasil Penilaian Akhir PemasokTinta

    Kriteria /sub-kriteria Bobot

    Pmsk1

    Pmsk2

    Pmsk3

    Pmsk4

    Waktu kirim 0,140(W1) 0,117 0,116 0,514 0,304 0,065

    (W2) 0,023 0,062 0,272 0,299 0,366

    Kualitas 0,574(Q1) 0,079 0,099 0,566 0,251 0,085

    (Q2) 0,358 0,066 0,426 0,373 0,134

    (Q3) 0,138 0,273 0,096 0,169 0,463

    Harga 0,287(H1) 0,087 0,309 0,330 0,150 0,839

    (H2) 0,174 0,225 0,163 0,090 0,513

    (H3) 0,026 0,316 0,109 0,116 0,459

    NilaiBerbobot 0,159 0,337 0,252 0,309

    Keterangan :Pemasok 1 : PT. Cemani TokaPemasok 2 : PT. Inkote IndoPemasok 3 : PT. DIC GraphicsPemasok 4 : Toyo Ink

    PT. Inkote Indo adalah perusahaanpemasok tinta yang memperoleh nilaitertinggi dalam penilaian kinerja pemasoktinta. Bobot tertinggi perusahaan inidiperoleh dari ketepatan waktu dalammengirim pesanan (W1), sertifikasi kualitas(Q1), dan kinerjanya di lapangan (Q2).Keunggulan ini dapat berimbas padameningkatnya kapasitas pasokan yangdiminta oleh PT. Crown Closures Indonesiadibandingkan dengan kapasitas yang dimintadari perusahaan pesaing lainnya.

  • 11

    Tabel 4.7 Hasil Penilaian Akhir PemasokOrganosol

    Kriteria /sub-kriteria Bobot

    Pmsk1

    Pmsk2

    PmSk3

    Waktu kirim 0,108(W1) 0,014 0,299 0,333 0,368(W2) 0,018 0,287 0,140 0,574Kualitas 0,359(Q1) 0,131 0,158 0,187 0,655

    (Q2) 0,108 0,106 0,260 0,633(Q3) 0,119 0,200 0,600 0,200Harga 0,532(H1) 0,112 0,120 0,549 0,331(H2) 0,054 0,325 0,440 0,235(H3) 0,365 0,288 0,120 0,622

    Nilai Berbobot 0,201 0,260 0,470

    Keterangan :Pemasok 1 : PT. Singa TerbangPemasok 2 : PT. Borobudur AgungPemasok 3 : PT. Grace

    Berbeda dengan dua penilaiankinerja sebelumnya, pada penilaian kinerjapemasok organosol kriteria yang palingberpengaruh adalah faktor harga. Olehkarena itu tiga pemasok yang terlibat dalammenyediakan pasokan organosol bagiPT. Crown Closures Indonesia, bersainguntuk memberikan harga yang kompetitif,tetapi dengan tidak mengabaikan kriterialainnya yang juga penting, yaitu kualitas danwaktu pasokan. Untuk pemasok organosol,PT. Grace memperoleh bobot tertinggi yaitu0,470 dibandingkan dengan dua pesainglainnya.

    Tabel 4.8 Hasil Penilaian Akhir Pemasok

    Poly Vynil Chlorida (PVC)

    Kriteria /sub-kriteria Bobot

    Pmsk1

    Pmsk2

    Pmsk3

    Waktu kirim 0,074(W1) 0,056 0,106 0,633 0,260(W2) 0,019 0,079 0,721 0,164Kualitas 0,643(Q1) 0,390 0,072 0,696 0,232

    (Q2) 0,195 0,140 0,574 0,287(Q3) 0,058 0,368 0,323 0,333Harga 0,283(H1) 0,094 0,113 0,607 0,303(H2) 0,104 0,633 0,106 0,260(H3) 0,085 0,074 0,640 0,283

    Nilai Berbobot 0,167 0,573 0,262

    Keterangan :Pemasok 1 : Mulya Adi ParamitraPemasok 2 : DS ChemiPemasok 3 : Suisco Persada

    Kualitas dari bahan baku lagi-lagimenjadi kriteria utama dalam penilaiankinerja Poly Vynil Chlorida (PVC). Bobotdari kriteria ini jauh melebihi dua kriterialainnya, yaitu waktu dan harga. Bahan inimerupakan salah satu bahan kimia yangdiperlukan dalam pembuatan lapisan bagiandalam dari tutup botol. DS Chemi adalahperusahaan yang dapat memenuhi kriteriayang telah ditetapkan oleh PT. CrownClosures Indonesia, sehingga perusahaan inimampu memperoleh nilai 0,573. Lalu diikutioleh Suisco Persada dengan nilai 0,262 danMulya Adi Paramitra dengan nilai 0,167.

  • 12

    Tabel 4.9 Hasil Penilaian Akhir PemasokPoly Etilen (PE)

    Kriteria /sub-kriteria Bobot Pmsk 1 Pmsk 2

    Waktu kirim 0,102(W1) 0,090 0,750 0,250

    (W2) 0,013 0,250 0,750Kualitas 0,686(Q1) 0,490 0,833 0,167(Q2) 0,128 0,125 0,875(Q3) 0,069 0,167 0,833

    Harga 0,211(H1) 0,015 0,167 0,833(H2) 0,049 0,750 0,250(H3) 0,147 0,875 0,125

    Nilai Berbobot 0,676 0,326

    dimana perusahaan menganalisisperformanya sendiri, memberikan definisiumum dari lima proses inti, plan, source,make, deliver, dan return.

    4.3.2 Fase KeduaPada fase ke dua d i l ak uka n

    pengukuran kinerja aktual rantai pasokandengan menggunakan SCORcards padamasing-masing perspektif. Pengukurankinerja dilakukan dengan menggunakaninternal benchmarking berdasarkan targetperusahaan.

    Tabel 4.10 Atribut Performansi SCOR versi 7.0SCORcards (Performansi Kuantitatif)

    SCORcard Definisi Matrik SCORTingkat 1

    Kehandalan Kemampuan rantai pasokan untukmemenuhi komitmennya, sepertipengiriman ke konsumen atau daripemasok dengan waktu, kualitas,dan jumlah yang tepat.

    Performansipengiriman (Deliveryperformance)Persentase jumlahitem yang tersedia,ketika diminta olehpelanggan (Fill rate)

    Ketersediaan Kemampuan rantai pasokan dalammenyediakan produk atau jasa padawaktu yang diperlukan.

    Leadtime pemesanan(Order fulfillmentLeadtime)

    Fleksibilitas Kemampuan rantai pasokan untukcepat berubah sesuai dengankebutuhan pekerjaan yang harusdilakukan.

    Fleksibilitas produksi(Productionflexibility)Waktu respon(Response time)

    Ongkos Ongkos ini dapat diasosiasikandengan tenaga kerja, material,peralatan, dan sebagainya.

    Biaya pokokpenjualan (Cost ofgoods)Biaya SCM (SCMcost)Biaya SDM (valueadded employeescost)Biaya pengembalian(return cost)

    Aset Aset yang dimiliki perusahaanharus dapat digunakan untukmemenuhi kebutuhan konsumen.

    Waktu antarapembayaran kepemasok sampaimenerimapembayaran daripelanggan (cash tocash cycle time)Waktu yang cukupuntuk memenuhikebutuhan akanpersediaan bila tidakada pasokan lebihlanjut (inventory daysof supply)

    Keterangan :Pemasok 1 : PancamitraPemasok 2 : DIB Lestari

    Pemasok yang memperoleh nilaitertinggi adalah Pancamitra dengan total nilai0,676; sedangkan pesaingnya DIB Lestarimemperoleh nilai 0,326. Dalam penilaiankedua pemasok ini terlihat bahwa Pancamitraunggul dalam hal ketepatan waktu (W1),ser t i f ikasi kual i t as (Q 1) , potens ipenghematan (H2), dan biaya pembelian(H3).

    4.3 Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan

    4.3.1 Fase PertamaTingkat pertama pada hirarki proses

    model SCOR, merupakan tingkat tertinggi

  • 13

    Tabel 4.11 SCORcards (Performansi Kuantitatif)

    Atributperformansi

    MatrikPengukuran

    Kehandalanrantaipasokan

    Deliveryperformance 100% 93% 93% 50%

    90%

    Fill rate 45% 52% 115% 50%90%

    Ketersediaanrantaipasokan Order fulfillmentLeadtime 14 hari 8 57,14%

    50%

    90%

    Fleksibilitasrantaipasokan

    Productionflexibility

    7hari 3 hari 42,85%

    50%

    90%

    Response time 30hari27hari 90%

    50% 90%

    Ongkosrantaipasokan

    Cost of goods 14% 8% 75% 50% 90%

    Biaya SCM 15% 6.5% 76.5% 50% 90%

    Biaya SDM 12% 5% 57,14% 50%

    90%

    Biayapengembalian 24% 9% 60% 50% 90%

    Aset rantaipasokan

    cash to cash cycletime 42% 32% 76% 50% 90%

    inventory days ofsupply 6% 5% 83% 50%

    90%

    4.3.3 Fase Ketiga

    Langkah terakhir yaitu fase ketiga,pen i l a i an kiner j a pe rusahaan yangberhubungan dengan rantai pasokan.

    4.3.4 AnalisisDari penilaian kinerja rantai pasokan

    pada PT. Crown Closures Indonesia yangdilakukan dengan pengaplikasian GapA nalys i s pada model SCOR seper t idijabarkan pada tabel 4.12, maka analisishasil yang dapat diberikan adalah sebagaiberikut.

    Kinerja pengiriman order sesuaijadwal (delivery performance) berada padaposisi best in class, jika dibandingkan dalambest in class gap nilainya adalah sebesar 7%.

    Hasil ini menunjukkan bahwa kinerjapengiriman order sesuai jadwal adalah sangatbaik.

    Ketersediaan item yang dimintapelanggan (Fill rate), berada pada posisi bestin class. Dibandingkan dalam best in classgap nilainya adalah sebesar 14%. Hasil inisudah sangat baik, tetapi dapat ditingkatkanlagi.

    Waktu yang dibutuhkan olehpelanggan dari mulai melakukan pemesanansampai menerimanya (Order fulfillmentleadtime) pada SCORcard berada pada posisimedium, dengan perbandingan nilai gap

  • 14

    sebesar 2,86%. Nilai tersebut menunjukkanbahwa waktu respon terhadap permintaanpelanggan masih berada pada batas rata-rata,sehingga kinerjanya diharapkan dapat terusdiperbaiki.

    Kecepatan waktu respon jugadidukung oleh fleksibilitas yang terjadi dilantai produksi (Production flexibility), baikdari pasokan material, mesin-mesin yangdimiliki maupun tenaga kerja yang tersedia.Fleksibilitas produksi yang dapat terjadi diPT. Crown Closures Indonesia berada padaposisi menengah (medium), dengan selisihnilai gap adalah sebesar 17,15%. Hasil inimenunjukkan bahwa fleksibilitas produksimasih dapat diperbaiki kinerjanya denganperbaikan mesin, pekerja dan material yangdilakukan terus menerus.

    Kecepatan perusahaan dalammerespon perubahan pasar (Response time)sudah memenuhi posisi best in class, dengannilai gap sebesar 10%. Kinerja yang telahdicapai dapat terus dijaga dengan caramenjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan minuman dalam botol.

    Berbeda dengan perhitunganpencapaian di tiap-tiap matrik, sepertidelivery performance, fill rate, dan lainnyayang menggunakan cara pembagian antaraaktual dengan target yang ditetapkan,perhitungan pencapaian pada matrik-matrikpengukuran atribut performansi ongkos rantaipasokan diperoleh dari langkah berikut,

    . Hal ini karena, bila pencapaian

    pada matrik-matrik pengukuran atributperformansi ongkos rantai pasokan lebihrendah dari target yang ditetapkan makapersentase pencapaian akan semakin tinggi.Pencapaian Biaya pokok penjualan (Cost ofgoods) dari produk tutup botol yangdihasilkan PT. Crown Closures Indonesiaberada pada posisi advantage , yangmenunjukkan bahwa kinerjanya sudah sangat

    baik dan ada kemungkinan untuk meningkatke posisi best in class. Selisih nilai gap-nyaadalah sebesar 5%. Usaha-usaha yang dapatdilakukan untuk meningkatkan kinerjanyaantara lain dengan menekan biaya material,atau dapat pula dengan cara mengefektifkankerja mesin dan tenaga kerja.

    Biaya-biaya pengelolaan rantaipasokan (SCM cost) juga tidak terlepas daripengukuran kinerjanya terhadap hasil yangdidapat dari penerapan SCM dalamperusahaan. Dan dari hasil pengukurandiketahui bahwa biaya SCM sudah berhasilberada pada posisi advantage dengan nilaigap yang dihasilkan sebesar 3,5% (absolut),tetapi faktor biaya bukan merupakan tolakukur yang dapat dijadikan patokan apakahpengelolaan rantai pasokan di satuperusahaan dapat dikatakan berhasil atautidak, karena masih banyak faktor yang dapatmempengaruhinya.

    Biaya pengembangan SDM (valueadded employees cost) yang terlihat padatabel 4.11 berada di posisi medium, hal inimenunjukkan bahwa perhatian perusahaandalam peningkatan kinerja karyawan masihsetengah-setengah. Banyak usaha yangdiperlukan untuk peningkatan pada sisi ini,agar setiap karyawan dapat memberikanperan positif bagi perusahaan.

    Produk jadi yang diterima konsumenmaupun bahan baku dari pemasok yang tidaksesuai dengan kriteria mutu yang ditetapkanakan mendapat jaminan untuk dikembalikan,dan usaha tersebut memerlukan biayapengembalian (return cost) sebesar 60%dengan advantage gap adalah 0%.

    Dari SCORcard dapat terlihat bahwawaktu antara pembayaran perusahaan kepemasok sampai menerima pembayaran daripelanggan (cash to cash cycle time), beradapada posisi advantage dengan nilai gap yangmasih dapat dikatakan kecil yaitu 4%. Hasilini dapat di t ingkatkan lagi denganmenentukan kembali biaya material dan

    11 target

    aktual

  • 15

    penjadwalan ulang pengembalian hutangperusahaan.Dengan nilai gap sebesar 17% pada tingkatbest in class, menunjukkan bahwa inventorydays of supply pada PT. Crown Closures

    Indonesia adalah sangat baik. Waktupenyimpanan mengakibatkan rendahnyabiaya penyimpanan dan dapat mempermudahaliran material.

    Tabel 4.12 SCORcards dengan Gap Analysis

    Atributperformansi

    MatrikPengukuran

    Kehandalanrantaipasokan

    Deliveryperformance 93% 20% 40% 60% 80% 100% -7 13 33

    Fill rate115%

    20% 40% 60% 80% 100% 15 35 55

    Ketersediaanrantaipasokan

    OrderfulfillmentLeadtime

    57,14% 20% 40% 60% 80% 100% 42,86 22,86 2,86

    Fleksibilitasrantaipasokan

    Productionflexibility

    42,85% 20% 40% 60% 80% 100% 57,15 37,15

    17,15

    Responsetime 90% 20% 40% 60% 80% 100% -10 10 30

    Ongkosrantaipasokan

    Cost of goods 14% 8% 75% 60% 80% >100% -36 16 4Biaya SCM 92% 20% 40% 60% 80% >100% -8 12 32Biaya SDM 42% 20% 40% 60% 80% >100% -58 38 28Biayapengembalian 79% 20% 40% 60% 80% >100% -21 1 19

    Aset rantaipasokan

    cash to cashcycle time 76% 20% 40% 60% 80% >100% -24 4 16

    inventorydays ofsupply

    83% 20% 40% 60% 80% >100% -17 3 23

  • 16

    5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 KesimpulanUntuk memenuhi kebutuhan bahan

    bakunya, PT. Crown Closures Indonesiamelakukan kerjasama dengan beberapapemasok untuk satu jenis bahan baku, hal inidilakukan agar terjadinya sportifitas sertamenghilangkan monopoli dalam harga danproduk,

    Dari penilaian kinerja pemasokmenggunakan metode Analitycal HierarchyProsess dan model formulir evaluasipemasok untuk mengurutkan beberapapemasok berdasarkan beberapa kriteria, makadiperoleh urutan pemasok bahan baku utamasesuai dengan besarnya bobot yang diperoleh.Untuk pemasok TFS, yaitu Rasselstein,Nippon Steel, dan Pohang. Pemasokalumunium, yaitu Nisso Iwai, Andernach,Daewoo, dan Paramitra Praya. Pemasok tinta,yaitu PT. Inkote Indo, Toyo Ink, PT. DICGraphic, dan PT. Cemani Toka. Pemasokorganosol, yaitu PT. Grace, PT. BorobudurAgung, dan PT. Singa Terbang. PemasokPVC, yaitu DS Chemi, Suisco Persada, danMulya Adi Terbang. Sedangkan untukpemasok PE, yaitu Pancamitra, dan DIBLestari.5.2 Saran

    Saran yang dapat diberikan antaralain adalah, bagian pembel ian dapatmengubah hubungan transaksi denganpemasok, dimana yang sebelumnyamenggunakan dokumen kertas beralih denganpenggunaan Electronic Data Interchange(EDI). Menerapkan teknologi informasi agard a p a t m e m p e r c e p a t p r o s e s d a nmempermudah manajemen rantai pasokanyang efektif dan efisien. Membina hubungandengan lebih sedikit pemasok (pemasoktunggal) dalam lokasi geografis yang dekatberdasarkan kontrak jangka panjang,

    DAFTAR PUSTAKA1. Christopher, Martin. Logistics and

    Supply Chain Management, Strategy forReducing Cost and Improving Service .1998. London: Prentice Hall Inc.

    2. David Simichi Levi, Philip Kaminskydan Edith Simichi Levi. Designing andManaging The Supply Chain: Concept,Strtegies and Case Studies . 2000.Singapore: Irwin Mc-GrawHill Inc.

    3 .Gaspersz, Vincent. OrganizationalExcellence Model Strategik MenujuWorld Class Quality Company . 2007.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

    4.Gaspersz, Vincent. ProductionPlanning and Inventory ControlBerdasarkan Pendekatan Sis temTerintegrasi MRP II dan JIT MenujuManufaktiring 21. 1998. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

    5. Ilham Said, Andi, et al., Produktivitasdan Efisiensi dengan Supply ChainManagement. 2006. Jakarta : PenerbitPPM.

    6.Indrajit, Richardus Eko dan RichardusDjoko. Konsep Supply Chain, Cara BaruMemandang Mata Rantai PenyediaanBarang. 2002. Jakarta: PT. GramediaWidiasarana Indonesia.

    7. Indrajit, Richardus Eko dan RichardusDjoko. Strategi Manajemen Pembeliand an S u p p ly C h a i n , P e n d ek a t anManajemen Pembelian Terkini untukMenghadapi Persaingan Global . 2005.Jakarta: PT. Gramedia WidiasaranaIndonesia.

  • 17

    8. M. Siagian, Yolanda. Aplikasi SupplyChain Management dalam Dunia Bisnis.2005. Jakarta : PT. GramediaWidiasarana Indonesia.

    9. Pujawan, I Nyoman. Supply ChainManagement. 2005. Surabaya : PenerbitGuna Widya

    10. Priyokusumo, Andhika dan DadangSurjasa. Perancangan Sistem PengukuranKinerja Manajemen Rantai Pasokandengan Model SCOR pada PT. AdhiWijayacitra. 2005. Jakarta. Jurnal TeknikIndustri, vol. 1, hal 23-35.

    11. Supply Chain Council. SCORVersion 7.0 Overview. 2005.www.supply-chain.org