suhu tubuh (acara 5)

12
I. PENDAHULUAN A. Judul Percobaan Suhu Tubuh Manusia B. Tujuan 1. Mempraktekkan penggunaan hermometer klinis. 2. Mengetahui suhu tubuh pada beberapa bagian tubuh.

Upload: dyah-carinae-yalapuspita

Post on 01-Feb-2016

238 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

suhu tubuh manusia

TRANSCRIPT

Page 1: Suhu Tubuh (Acara 5)

I. PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan

Suhu Tubuh Manusia

B. Tujuan

1. Mempraktekkan penggunaan hermometer klinis.

2. Mengetahui suhu tubuh pada beberapa bagian tubuh.

Page 2: Suhu Tubuh (Acara 5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dengan

panas yang hilang (Berman dkk., 2009). Suhu normal tubuh manusia berkisar

36,5°C sampai 37°C tapi, dalam kondisi tertentu suhu manusia bisa meningkat

yang tidak seperti biasanya. Tubuh dapat mengalami peningkatan suhu (Heat

Exhaustion) hingga mencapai 40°C (Sherwood, 2001).

Daerah rectal seudah sejak dulu ditetapkan sebagai daerah yang reliable

dan mudah digunakan untuk mengukur suhu. Daerah ini memiliki suplai darah

yang baik terinsulasi dengan baik dan berkaitan erat dengan suhu inti. Daerah ini

cukup jauh dari inti suhu tubuh, tetapi responnya terhadap perubahan lebih lambat

daripada daerah lain (Johnson dan Taylor, 2005). Homeostasis merupakan suatu

bentuk mekanisme tubuh untuk menjaga kondisi fisiologis internal yang

konstan dalam waktu yang relatif singkat (Binol dkk., 2010). mekanisme

termoregulasi merupakan mekanisme untuk mempertahankan kondisi suhu

tubuhnya tetap normal (Pramono dkk., 2014).

Cara menurunkan panas tubuh antara lain, dengan melembabkan kulit

dengan air yang kemudian menguap dapat menambah efek pendinginan (James

dkk., 2002). Menurut Johnson dkk (2005), thermometer klinis bekerja dengan

prinsip bahwa air raksa yang berada di dalam kaca akan memuai akibat panas.

Terdapat 3 jenis thermometer raksa yaitu thermometer standar dengan skala 35-

43,4°C, thermometer rectal dan thermometer suhu rendah dengan skala

pengukuran 25°C dan 40°C.

Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia antara lain,

1. Umur, bayi baru lahir belum memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh

yang sempurna sehingga suhu tubuh bayi dipengaruhi dengan suhu

lingkungan dan harus dilindungi dari perubahan-perubahan suhu yang

ekstrim.

2. Jenis kelamin dapat mempengaruhi suhu tubuh. Contohnya, terdapat

peningkatan suhu tubuh sebesar 0,3°C-0,5°C pada wanita yang sedang

Page 3: Suhu Tubuh (Acara 5)

mengalami ovulasi, karena selama ovulasi terjadi peningkatan hormone

progesterone.

3. Aktivitas fisik dapat meningkatkan suhu tubuh. Olahraga dapat

meningkatkna metabolisme sel sehingga produksi panas pun meningkat

yang pada akhrirnya meningkatkan panas suhu tubuh.

4. Lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh seseorang. Lingkungan yang

suhunya panas dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.

(Asmadi, 2008)

Faktor yang mempengaruhi pembentukan panas antara lain,

1. Lingkungan

2. Thermogenesis kimia adalah perangsang produksi panas melalui sirkulasi

norepineprin dan epineprin.

3. Aktivitas otot termasuk mengigil dapat memproduksi panas sebanyak 5

kali.

(Asmadi, 2008)

Page 4: Suhu Tubuh (Acara 5)

III. METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam percobaan ini antara lain,

thermometer klinis dan stopwatch. Bahan yang digunakan dalam

percobaan ini adalah alkohol 70%, kapas dan air es.

B. Cara Kerja

Probandus diukur suhunya selama 10 menit pada fase axillaries

dengan posisi terlentang selama 10 menit. Suhu probandus diukur kembali

pada mulut tertutup selama 10 menit dengan posisi thermometer di bawa

lidah. Suhu tubuh probandus selanjutnya diukur lagi dengan posisi mulut

terbuka selama 5 dan 10 menit dengan posisi thermometer di atas lidah.

Suhu tubuh probandus diukur kembali dengan perlakuan probandus

berkumur air es selama 10 menit kemudian suhu diukur dengan posisi

thermometer diatas lidah dengan mulut tertutup.

Page 5: Suhu Tubuh (Acara 5)

IV. HASIL dan PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan diperoleh data suhu tubuh

sebagai berikut

Tabel 1. Hasil Pengukuran Suhu Tubuh

Jenis kelamin

Fasa axiallaries10 menit

Mulut tertutup10 menit

Mulut terbukaBerkumur

air es10 menit5 menit 10 menit

♀ 36,8 °C 37 °C 36,6 °C 36,7°C 36,7 °C♂ 36,8 °C 37,3 °C 36,7 °C 36,7 °C 37,1°C

Daerah rectal seudah sejak dulu ditetapkan sebagai daerah yang reliable

dan mudah digunakan untuk mengukur suhu. Daerah ini memiliki suplai darah

yang baik terinsulasi dengan baik dan berkaitan erat dengan suhu inti. Daerah ini

cukup jauh dari inti suhu tubuh, tetapi responnya terhadap perubahan lebih lambat

daripada daerah lain (Johnson dan Taylor, 2005). Homeostasis merupakan suatu

bentuk mekanisme tubuh untuk menjaga kondisi fisiologis internal yang

konstan dalam waktu yang relatif singkat (Binol dkk., 2010). mekanisme

termoregulasi merupakan mekanisme untuk mempertahankan kondisi suhu

tubuhnya tetap normal (Pramono dkk., 2014).

Probandus diukur suhunya selama 10 menit pada fasa axillaries dengan

posisi terlentang selama 10 menit. Suhu probandus diukur kembali pada mulut

tertutup selama 10 menit dengan posisi thermometer di bawa lidah. pengukuran

suhu dengan mulut tertutup bertujuan untuk mengetahui suhu probandus saat

dalam keadaan konstan, tidak dipengaruhi oleh suhu dari lingkungan. Suhu tubuh

probandus selanjutnya diukur lagi dengan posisi mulut terbuka selama 5 dan 10

menit dengan posisi thermometer di atas lidah.

Pengukuran suhu dengan mulut terbuka bertujuan untuk mengetahui

pengaruh lingkungan terhadap pengukuran suhu. Suhu tubuh probandus diukur

kembali dengan perlakuan probandus berkumur air es selama 10 menit kemudian

suhu diukur dengan posisi thermometer diatas lidah dengan mulut tertutup.

Perlakuan ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme tubuh dalam

Page 6: Suhu Tubuh (Acara 5)

mengembalikan suhu ke keadaan semula setelah keadaan tubuh menjadi dingin

karena berkumur air es.

Pada percobaan ini mendapatkan hasil (tabel 1) sebagai berikut,

pengukuran suhu pada bagian fasa axillaries probandus wanita memiliki suhu

badan sebesar 36,8 °C dan pada probandus pria memiliki suhu tubuh sebesar

36,8°C. Pada perlakuan mulut tertutup suhu probandus wanita sebesar 37°C dan

suhu probadus pria sebesar 37,3°C. Pada perlakuan mulut terbuka selama 5 menit

suhu probandus wanita sebesar 36,6°C dan probandus pria sebesar 36,7°C. Pada

perlakuan mulut terbuka selama 10 menit suhu probandus wanita sebesar 36,7°C

dan probandus pria sebesar 36,7°C. Pada perlakuan berkumur air es, suhu pada

probandus wanita sebesar 36,7°C dan suhu pada probandus pria sebesar 37,1°C.

Menurut Sherwood (2001) suhu normal seseorang sekitar 36,5°C sampai

37°C. Berdasarkan teori tersebut suhu tubuh baik probandus pria maupun wanita

berada dalam rentang suhu normal. Pada perlakuan berkumur air es probandus

pria mengalami kenaikan suhu, hal ini dapat disebabkan beberapa faktor antara

lain, mekanisme termoregulasi probandus pria yang sangat cepat, adanya

thermogenesis kimia yang memicu produksi panas sehingga suhu tubuh

probandus pria dengan cepatnya naik dan kesalahan dalam pembacaan skala

thermometer.

Suhu pada perlakuan mulut terbukan lebih rendah daripada pada mulut

tertutup karena adanya pengaruh dari lingkungan sehingga suhu tubuh dapat

berubah menjadi lebih rendah. Sedangkan saat pengukuran mulut tertutup terjadi

mekanisme vakum yang menyebabkan suhu tubuh di daerah mulut dapat

dipertahankan normal dan konstan sehingga tidak terpengaruh suhu lingkungan.

Page 7: Suhu Tubuh (Acara 5)

V. KESIMPULAN

Berdasarkan pengukuran suhu tubuh manusia yang dilakukan praktikan,

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Cara penggunaan thermometer klinis dengan cara sterilisasi terlebih

dahulu kemudian diletakkan pada bagian yang ingin ditera suhunya.

2. Suhu probandus wanita pada fasa axillaries sebesar 36,8°C; pada

mulut tertutup sebesar 37°C; pada mulut terbuka selama 5 menit

sebesar 36,6°C dan pada mulut terbuka selama 10 menit sebesar

36,7°C; pada saat setelah berkumur air es sebesar 36,7°C.

Suhu probandus pria pada fasa axillaries sebesar 36,8°C; pada mulut

tertutup sebesar 37,3°C; pada mulut terbuka selama 5 menit sebesar

36,7°C dan pada mulut terbuka selama 10 menit sebesar 36,7°C; pada

saat setelah berkumur air es sebesar 37,1°C.

Page 8: Suhu Tubuh (Acara 5)

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Mediaka, Jakarta.

Berman, A., Snyder, S., Kozier, B., dan Erb G. 2009. Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bino, R. M. F., Suprayogi, A. dan Darusman, H. S. 2010. Dinamika Profil Hematologi dan Risio Netrofil: Limfosit Monyet Ekor Panjang (Macaca facicularis) pada Pengaturan Mikroklimat Ruangan. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 15(2): 110-116.

James, J., Baker, C. dan Swain, H. 2002. Prinsip-Prinsip Sains untuk Keperawatan. Erlangga, Jakarta.

Johnson, R dan Taylor, W. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Pramono, H., Suharyati, S. dan Santosa, P. E. 2014. Respon Fisiologi Kambing Boerawa Jantan Fase Pascasapih di Dataran Rendah dan Dataran Tinggi. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 2(2): 11-15.

Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 5. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.