regulasi pengeturan suhu tubuh

31
1 MEKANISME REGULASI PENGETURAN SUHU TUBUH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk homeotermik, makhluk berdarah panas dimana suhu tubuhnya relatif konstan terhadap perubahan suhu disekitarnya. Suhu tubuh manusia (suhu inti / core temperature) dipertahankan dalam batas normal dalam suatu limit yang kecil, tidak lebih dari 0,4º C yaitu sekitar 36,7-37,1º C, bahkan dalam suatu keadaan lingkungan yang buruk oleh suatu sistem yang disebut termoregulasi. Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat. Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu maka

Upload: rahmat-aryandi

Post on 09-Jul-2016

270 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: regulasi pengeturan suhu tubuh

1

MEKANISME REGULASI PENGETURAN SUHU TUBUH

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk homeotermik, makhluk berdarah panas dimana

suhu tubuhnya relatif konstan terhadap perubahan suhu disekitarnya. Suhu

tubuh manusia (suhu inti / core temperature) dipertahankan dalam batas normal

dalam suatu limit yang kecil, tidak lebih dari 0,4º C yaitu sekitar 36,7-37,1º C,

bahkan dalam suatu keadaan lingkungan yang buruk oleh suatu sistem yang

disebut termoregulasi.

Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan

integrasi dan koordinasi yang digunakan secara aktif untuk mempertahankan

suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau hangat. Pusat pengaturan

tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika hipotalamus terganggu

maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan

mempengaruhi thermostat tubuh manusia.

Manusia membutuhkan keadaan normotermia untuk mempertahankan

fungsi- fungsi tubuh berjalan normal. Saat tubuh tidak dapat dipertahankan

normal, fungsi metabolisme tubuh terganggu dan dapat berakibat fatal. Suhu

tubuh dipertahankan konstan dengan cara memproduksi panas atau

meningkatkan pengeluaran panas. Suhu tubuh dipertahankan oleh sistem

termoregulasi berkisar 24-45ºC. Jika suhu tubuh berubah menjadi kurang dari

1

Page 2: regulasi pengeturan suhu tubuh

2

24ºC atau lebih dari 45ºC maka termoregulasi akan hilang dan berakibat fatal. 

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana  perubahan suhu tubuh yag terjdi pada  manusi?

2.  Bagaimana sistem dan mekanisme purubahan suhu tubuh?

C. Tujuan penulisan

1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang mekanisme

perubahan suhu tubuh.

2.  Dapat mengetahui tentang asal panas suhu tubuh manusia, system

pengaturan suhu tubuh, reseptor suhu, penjalaran sinyal suhu tubuh pada

system saraf.

3. Mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi suhu tubuh serta gangguan

suhu suhu tubuh.

Page 3: regulasi pengeturan suhu tubuh

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dproduksi oleh

proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar .Adapun tempat

pengukuran suhu tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan

seperti rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih

dan suhu permukaan seperti kulit, aksila, oral. Rasa suhu mempunyai dua

submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor dingin/panas berfungsi

mengindrai rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu

oleh reseptor yang terdapat di dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran

waktu reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih

cepat dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa panas.

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor

yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu

tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu

tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang

diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat

temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan

melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila

suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan

Page 4: regulasi pengeturan suhu tubuh

4

suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar

suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari

titik tetap, hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian

mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi

panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik

tetap. Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif

maupun subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:

Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static )

Bila seseorang berendam di air hangat maka mula-mula rasa hangat

akan dialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat tidak lagi

dirasakan dan kalau ia keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan

merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi

secara penuh terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi

pada uhu netral (suhu nyaman). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan

bila suhu berada di atas 36C dan rasa dingin dirasakan pada suhu 17C.

Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik )

Pada pengindraan suhu kulit yang berubah tiga parameter tertentu.

Suhu awal kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit yang terpapar

tehadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa

hangat tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat

ambang rasa hangat menurun dan ambang rasa dingin meningkat.

Kecepatan perubahan suhu berpengaruh terhadap timbulnya rasa

Page 5: regulasi pengeturan suhu tubuh

5

panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga berpengaruh pada

rasa timbulnya panas/dingin.

Titik rasa dingin dan panas

Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap

rangsangan dingin dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan

titik-titik rasa suhu lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa raba/tekan.

Titik rasa dingin lebih banyak dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit

wajah daerah yang paling peka terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik

rasa dingin paling tinggi.

B. Asal Panas Pada Tubuh Manusia

Pembentukan panas (heat production) dalam tubuh manusia bergantung

pada tingkat metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh tersebut. Hal ini

dipengaruhi oleh:

1. BMR, terutama terkait dengan sekresi hormon tiroid.

2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi menjadi kerja dan menghasilkan

panas.

3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis); aktivitas otot yang

merupakan upaya pengeluaran panas (heat loss) dari tubuh ke lingkungan

atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan tubuh dapat

kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi,

konveksi, dan evaporasi air. Radiasi ialah emisi energi panas dari

permukaan tubuh dalam bentuk gelombang elektromagnetik melalui suatu

Page 6: regulasi pengeturan suhu tubuh

6

ruang. Konduksi ialah perpindahan panas antara obyek yang berbeda

suhunya melalui kontak langsung obyek tersebut. Konveksi ialah

perpindahan panas melalui aliran udara/ air. Evaporasi ialah perpindahan

panas melalui ekskresi air dari permukaan kulit dan saluran pernapasan saat

bernapas. Keseimbangan panas (Silverthorn, 2004)

C. Macam – macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

1)  Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

2) Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 – 37,5°C

3) Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 – 40°C

4) Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Berdasarkan distribusi suhu di dalam tubuh, dikenal suhu inti (core

temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial,

toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan

relatif konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface

temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan

lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

D.  Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan

menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,

antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris.

Suhu dapat di bagi, antara lain:

Page 7: regulasi pengeturan suhu tubuh

7

Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ

dalam (kepala, dada, abdomen) dan C.°dipertahankan mendekati 37

Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit

tubuh, jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi

oleh suhu lingkungan.

Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata

gabungan suhu inti dan suhu kulit.

E.  Mekanisme Tubuh Ketika Suhu Tubuh Berubah

1.   Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh meningkat yaitu :

a.  Vasodilatasi

Vasodilatasi pembuluh darah perifer hampir dilakukan pada semua

area tubuh. Vasodilatasi ini disebabkan oleh hambatan dari pusat simpatis

pada hipotalamus posterior yang menyebabkan vasokontriksi sehingga

terjadi vasodilatasi yang kuat pada kulit, yang memungkinkan percepatan

pemindahan panas dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih

banyak.

b. Berkeringat

Pengeluaran keringat melalui kulit terjadi sebagai efek peningkatan

suhu yang melewati batas kritis, yaitu 37°C. pengeluaran keringat

menyebabkan peningkatan pengeluaran panas melalui evaporasi.

Peningkatan suhu tubuh sebesar 1°C akan menyebabkan pengeluaran

keringat yang cukup banyak sehingga mampu membuang panas tubuh

yang dihasilkan dari metabolisme basal 10 kali lebih besar. Pengeluaran

Page 8: regulasi pengeturan suhu tubuh

8

keringat merupakan salh satu mekanisme tubuh ketika suhu meningkat

melampaui ambang kritis. Pengeluaran keringat dirangsang oleh

pengeluaran impuls di area preoptik anterior hipotalamus melalui jaras

saraf simpatis ke seluruh kulit tubuh kemudian menyebabkan

rangsangan pada saraf kolinergic kelenjar keringat, yang merangsang

produksi keringat. Kelenjar keringat juga dapat mengeluarkan keringat

karena rangsangan dari epinefrin dan norefineprin.

c. Penurunan pembentukan panas

Beberapa mekanisme pembentukan panas, seperti termogenesis

kimia dan menggigil dihambat dengan kuat.

2. Mekanisme tubuh ketika suhu tubuh menurun, yaitu :

a. Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh

b. Vasokontriksi terjadi karena rangsangan pada pusat simpatis

hipotalamus posterior. Piloereksi rangsangan simpatis menyebabkan

otot erektor pili yang melekat pada folikel rambut berdiri. Mekanisme

ini tidak penting pada manusia, tetapi pada binatang tingkat rendah,

berdirinya bulu ini akan berfungsi sebagai isolator panas terhadap

lingkungan.

c. Peningkatan pembentukan panas

Pembentukan panas oleh sistem metabolisme meningkat melalui

mekanisme menggigil, pembentukan panas akibat rangsangan simpatis,

serta peningkatan sekresi tiroksin.

Page 9: regulasi pengeturan suhu tubuh

9

E. Reseptor Suhu

Setimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara,

kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang reseptor,sedangkan alat

penghasil tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana

hanya berupa ujung dendrit dari suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi

selubung / selaput myelin dan dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (free

nerve ending) atau nociresetor.

Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang

1. Interoreseptor adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang

dari dalam tubuh.

2. Khemoreseptor adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula

dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.

3. Eksteroreseptor adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari

lingkungan di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat

pendengaran) dan cahaya (dalam alat pengelihatan).

4. Hubungan antara reseptor dengan efektor dalam system syaraf,reseptor

9/biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT) sedang

efektor erat dengan syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi

sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu energy menjadi bentuk

tertentu. dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy listrik

dan selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul

Page 10: regulasi pengeturan suhu tubuh

10

potensial aksi. Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang

sesuaimaka membrane reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi.

Jika rangsangan yang diterima reseptor cukup kuat potensial reseptor yang

timbul akan lebih kuat. Makin besar rangsangan yang di terima, makin

besar pula potensial local yang di hasilkan sehingga dapat melampoi batas

ambang perangsangan pada membrane potensial generator.

F. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh

Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Exercise

Semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan

pada atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.

2. Hormon

(Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal

metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon

pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

3. Sistem syaraf

Selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system

syaraf otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan

norepinephrine (NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine

dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan

metabolisme rate dari sel tubuh.

Page 11: regulasi pengeturan suhu tubuh

11

4. Suhu tubuh

Meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap

peningkatan 1% suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi

biokimia 10 %.

5. Asupan makanan

Makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake

tinggi protein.

6. Berbagai macam factor seperti

Gender, iklim dan status malnutrisi.

7.  Usia

Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas

meningkatseiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak.

regulasi suhu akannormal setelah anak mencapai pubertas.Lansia sensitif

terhadap suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme kontrolsuhu

(terutama kontrol vasomotor), penurunan jumlah jaringan

subkutan,penurunan aktivitas kelenjar keringat, penurunan metabolism

8. Olahraga

Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme

lemak dankarbohidrat.

9. Kadar Hormon

Suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

Page 12: regulasi pengeturan suhu tubuh

12

10. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius

selama periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini

hari.

10 . Stres

Stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi

hormonal dan persyarafan

11. Lingkungan

Mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suhu disekitar.

Walaupun terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai

mekanisme homeostasis yang dapat dipertahankan dalam rentang normal.

Suhu tubuh yang normal adalah mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37

0 C. suhu tubuh manusia mengalami fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu

terendah pada malam hari dan suhu tertinggi pada siang hari. Panas yang

diproduksikan harus sesuai dengan panas yang hilang.

12. Demam (peradangan).

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan

metabolisme sebesar 120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

G.  Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh

Diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam

Demam merupakan mekanisme pertahanan yang penting.

Peningkatan ringan suhu sampai 39°C meningkatkan sistem imun tubuh.

Demam juga meruapakan bentuk pertarungan akibat infeksi karena virus

Page 13: regulasi pengeturan suhu tubuh

13

menstimulasi interferon (substansi yang bersifat melawan virus).Pola

demam berbeda bergantung pada pirogen. Peningkatan dan penurunan

jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun dalam waktu yang

berbeda.Selama demam, metabolisme meningkat dan konsumsi oksigen

bertambah. Metabolisme tubuh meningkat 7% untuk setiap derajat

kenaikan suhu. Frekuensi jantung dan pernapasan meningkat untuk

memenuhi kebutuhan metabolik tubuh terhadap nutrient. Metabolisme

yang meningkat menggunakan energi yang memproduksi panas tambahan.

2. Kelelahan akibat panas

Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak

mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan.

Disebabkan oleh lingkungan yang terpajan panas. Tanda dan gejala kurang

volume cairan adalah hal yang umum selama kelelahan akibat panas.

Tindakan pertama yaitu memindahkan klien ke lingkungan yang lebih

dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.

3. Hipertermia

Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh

untuk  meningkatkan pengeluaran panas atau menurunkan produksi panas

adalah hipertermia. Setiap penyakit atau trauma pada hipotalamus dapat

mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Hipertermia malignan

adalah kondisi bawaan tidak dapat mengontrol produksi panas, yang

terjadi ketika orang yang rentan menggunakan obat-obatan anastetik

tertentu.

Page 14: regulasi pengeturan suhu tubuh

14

4. Heat stroke

Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan dengan

suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi

ini disebut heat stroke, kedaruratan yang berbahaya panas dengan angka

mortalitas yang tinggi. Klien beresiko termasuk yang masih sangat muda

atau sangat tua, yang memiliki penyakit kardiovaskular, hipotiroidisme,

diabetes atau alkoholik. Yang termasuk beresiko adalah orang yang

mengkonsumsi obat yang menurunkan kemampuan tubuh untuk

mengeluarkan panas (mis. fenotiazin, antikolinergik, diuretik, amfetamin,

dan antagonis reseptor beta-adrenergik) dan mereka yang menjalani

latihan olahraga atau kerja yang berat (mis. atlet, pekerja konstruksi dan

petani). Tanda dan gejala heatstroke termasuk gamang, konfusi, delirium,

sangat haus, mual, kram otot, gangguan visual, dan bahkan inkontinensia.

Tanda lain yang paling penting adalah kulit yang hangat dan kering.

Penderita heatstroke tidak berkeringat karena kehilangan elektrolit sangat

berat dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke dengan suhu yang lebih besar

dari 40,5°C mengakibatkan kerusakan jaringan pada sel dari semua organ

tubuh. Tanda vital menyatakan suhu tubuh kadang-kadang setinggi 45°C,

takikardia dan hipotensi. Otak mungkin merupakan organ yang terlebih

dahulu terkena karena sensitivitasnya terhadap keseimbangan elektrolit.

Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif.

Terjai kerusakan neurologis yang permanen kecuali jika tindakan

pendinginan segera dimulai.

Page 15: regulasi pengeturan suhu tubuh

15

5. Hipotermia

Pengeluaran panas akibat paparan terus-menerus terhadap dingin

memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi panas sehingga akan

mengakibatakan hipotermia.

Tingkatan hipotermia

Ringan 34,6 - 36,5°C per rektal

Sedang 28,0 - 33,5°C per rektal

Berat 17,0 - 27,5°C per rektal

Sangat berat 4,0 - 16,5°C per rektal

Hipotermia aksidental biasanya terjadi secara berangsur dan tidak

diketahui selama beberapa jam. Ketika suhu tubuh turun menjadi 35°C,

orang yang mengalami hipotermia mengalami gemetar yang tidak

terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak mampu menilai. Jika suhu

tubuh turun dibawah 34,4°c, frekuensi jantung, pernapasan, dan tekanan

darah turun. Jika hipotermia terus berlangsung, disritmia jantung akan

berlangsung, kehilangan kesadaran, dan tidak responsif terhadap stimulus

nyeri.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit

 anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit

mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

Page 16: regulasi pengeturan suhu tubuh

16

Adapun suhu tubuh normal menurut usia dapat dilihat pada tabel berikut:

USIA SUHU(DERAJAT CELCIUS)

3 Bulan 37,5°C

6 Bulan 37,5°C

1 Tahun 37,7°C

3 Tahun 37,2°C

5 Tahun 37,0°C

7 Tahun 36,8°C

9 Tahun 36,7°C

11 Tahun 36,7°C

13 Tahun 36,6°C

Dewasa 36,4°C

>70 Tahun 36,0°C

H. Fisiologi Terkait Dengan Mekanisme Pengaturan Suhu

Bagian otak yang berpengaruh terhadap pengaturan suhu tubuh adalah

hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior. Hipotalamus anterior

(AH/POA) berperanan meningkatkan hilangnya panas, vasodilatasi dan

menimbulkan keringat. Hipotalamus posterior (PH/ POA) berfungsi

meningkatkan penyimpanan panas, menurunkan aliran darah, piloerektil,

menggigil, meningkatnya produksi panas, meningkatkan sekresi hormon

tiroid dan mensekresi epinephrine dan norepinephrine serta meningkatkan

basal metabolisme rate. Jika terjadi penurunan suhu tubuh inti, maka akan

Page 17: regulasi pengeturan suhu tubuh

17

terjadi mekanisme homeostasis yang membantu memproduksi panas melalui

mekanisme feed back negatif untuk dapat meningkatkan suhu tubuh ke arah

normal (Tortora, 2000). Thermoreseptor di kulit dan hipotalamus

mengirimkan impuls syaraf ke area preoptic dan pusat peningkata panas di

hipotalamus, serta sel neurosekretory hipotalamus yang menghasilkan

hormon TRH (Thyrotropin releasing hormon) sebagai tanggapan.hipotalamus

menyalurkan impuls syaraf dan mensekresi TRH, yang sebaliknya

merangsang Thyrotroph di kelenjar pituitary anterior untuk melepaskan TSH

(Thyroid stimulating hormon). Impuls syaraf dihipotalamus dan TSH

kemudian mengaktifkan beberapa organ efektor.

Berbagai organ fektor akan berupaya untuk meningkatkan suhu tubuh untuk

mencapai nilai normal, diantaranya adalah :

1. Impuls syaraf dari pusat peningkatan panas merangsang syaraf sipatis

yang menyebabkan pembuluh darah kulit akan mengalami vasokonstriksi.

Vasokonstriksi menurunkan aliran darah hangat, sehingga perpindahan

panas dari organ internal ke kulit. Melambatnya kecepatan hilangnya

panas menyebabkan temperatur tubuh internal meningkatkan reaksi

metabolic melanjutkan untuk produksi panas.

2.  Impuls syaraf di nervus simpatis menyebabkan medulla adrenal

merangsang pelepasan epinephrine dan norepinephrine ke dalam darah.

Hormon sebaliknya, menghasilkan peningkatan metabolisme selular,

dimana meningkatkan produksi panas.

Page 18: regulasi pengeturan suhu tubuh

18

3. Pusat peningkatan panas merangsang bagian otak yang meningkatkan

tonus otot dan memproduksi panas. Tonus otot meningkat, dan terjadi

siklus yang berulang-ulang yang disebut menggigil. Selama menggigil

maksimum, produksi panas tubuh dapat meningkat 4x dari basal rate

hanya dalam waktu beberapa menit.

4. Kelenjar tiroid memberikan reaksi terhadap TSH dengan

melepaskan lebih hormon tiroid kedalam darah. Peningkatan kadar hormon

tiroid secara perlahan-lahan meningkatkan metabolisme rate, dan peningkatan

suhu tubuh. Jika suhu tubuh meningkat diatas normal maka putaran mekanisme

feed back negatif berlawanan dengan yang telah disebutkan diatas. Tingginya

suhu darah merangsang termoreseptor yang mengirimkan impuls syaraf ke area

preoptic, dimana sebaliknya merangsang pusat penurun panas dan menghambat

pusat peningkatan panas. Impuls syaraf dari pusat penurun panas menyebabkan

dilatasi pembuluh darah di kulit. Kulit menjadi hangat, dan kelebihan panas

hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi bersamaan dengan

peningkatan volume aliran darah dari inti yang lebih hangat ke kulit yang lebih

dingin. Pada waktu yang bersamaan, metabolisme rate berkurang, dan tidak

terjadi menggigil. Tingginya suhu darah merangsang kelenjar keringat kulit

melalui aktivasi syaraf simpatis hipotalamik. Saat air menguap melalui

permukaan kulit, kulit menjadi lebih dingin.

Page 19: regulasi pengeturan suhu tubuh

19

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan

menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian

suhu, antara lain: normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas

(heat loss) dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika.

Permukaan tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara

radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut

reseptor,sedangkan alat penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh

dipengaruhi oleh exercize, hormone, system saraf, asupan makanan, gender

iklim (lingkungan), usia, aktivitas otot, stress.

B.  Saran

Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat,agar tubuh kita selalu

sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu

dalam keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan

sekitar kita.

19

Page 20: regulasi pengeturan suhu tubuh

20

DAFTAR PUSTAKA

http://sariindah891.blogspot.com/2012/12/suhu-tubuh.htm

Supatmi, Yulia. (2008). Panduan Praktek Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: PT Citra Aji parama

Tamsuri, Anas. (2007). Tanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta : EGC

Tortora, J.T., Grabowski, S.R. (2000). Principles of anatomy and physiology. (9th ed.). Toronto:

John Wiley & Sons, Inc (2000). Temperature regulation. Diambil pada 14 Februari 2006. dari

http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.html Journal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing factors. Diambil pada 14 Februari 2006 dari http://joe.endocrinologyjournals. org/cgi/content/full Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic homeostatic systems. Diambil pada 13 Februari 2006 dair

Neurochemistry of thermoregulation. The Physiologist,27, (1), 41-46