subsistemkonsumsi 1 2014 reg

43
Dini R. Andrias, SKM, MSc Dept. GIzi/ FKM/ Univ. Airlangga SUB SISTEM KONSUMSI (1) UNIVERSITAS AIRLANGGA Excellence with Morality

Upload: novia-gita-s

Post on 21-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Dini R. Andrias, SKM, MSc Dept. GIzi/ FKM/ Univ. Airlangga

SUB SISTEM KONSUMSI (1)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Page 2: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Indikator konsumsi pangan Pola makan “quality”

Frekuensi (jumlah kali makan makanan utama; frekuensi konsumsi pangan sumber zat gizi tertentu)

Keragaman jenis pangan Jumlah kelompok pangan yg dikonsumsi dlm sehari

individual dietary diversity score (IDDS) Pola pangan harapan (PPH – utk populasi/

community) Perubahan pola makan

Penggantian jenis pangan yg biasa dikonsumsi; konsumsi pangan liar

Pengurangan frekuensi makan; pengurangan besar porsi

Asupan & kecukupan gizi “quantity” (misal: asupan kalori, protein, zat gizi; kecukupan kalori, protein, zat gizi)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

INDIKATOR KONSUMSI PANGAN

Page 3: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan

• Ketahanan Pangan (wilayah maupun RT)– Ketersediaan pangan– Akses ekonomi dan fisik thd pangan distribusi

• Status Kesehatan• Kondisi fisiologis• Budaya, termasuk kepercayaan

– Food taboo– Food belief– Food preference– Food habit

• Pengetahuan

Page 4: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

1. DEFINISI KETAHANAN PANGAN

Kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap rumah tangga, yg

tercermin dr tersedianya pangan yg cukup, baik jumlah

maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau

(UU No 7 Th 1996)

Food Security exists when all people, at all times, have physical & economic access to sufficient, safe & nutritious food that meets their dietary needs & food preferences for an active & healthy life (FAO,1996)

Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yg tercermin dari tersedianya

pangan yg cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta

tdk bertentangan dengan agama, keyakinan, & budaya masyarakat, utk dpt hidup sehat, aktif, &

produktif secara berkelanjutan (UU No 18 Th 2012)

KETAHANAN PANGAN

Page 5: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

KETAHANAN PANGAN

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

4 dimensi Ketahana

n Pangan:

Physical AVAILABILITY of food (Ketersediaan)

Economic & physical ACCESS to food (Keterjangkauan)

Food UTILIZATION (Utilisasi/penyerapan)

STABILITY of the 3 dimensions over time (Stabilitas)

Page 6: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

KETAHANAN PANGAN

Excellence with Morality

2. EMPAT DIMENSI KETAHANAN PANGAN

Food availability

- Berkaitan dg suplai pangan- dipengaruhi oleh produksi pangan, jumlah stok &

perdagangan

Food accessibility

- Suplai pangan yg cukup pd level nasional & intl, blm tentu menjamin ketahanan pangan RT, krn akses tiap RT thd pangan bisa berbeda2,

- dipengaruhi oleh pendapatan, pengeluaran, pasar, dan harga pangan

Food utilization

- Berhubungan dg pemanfaatan zat2 gizi dr makanan oleh tubuh shg menentukan status gizi

- Terutama ditentukan oleh status kesehatan individu- Dipengaruhi oleh pola pengasuhan & pemberian makan yg

baik, penyiapan makanan yg baik, keragaman pangan yg dikonsumsi, & distribusi makanan di dlm rumah tangga

- Paradigma bergeser dr hanya kecukupan energi & protein (kuantitas), menjadi kecukupan mikronutrien (kualitas)

Stability of 3 dimensions over time

- Intake pangan hrs ckp sepjg wkt. Jk mengalami kekurangan pd masa2 tertentu (periodik), maka blm bisa disebut food secure

- Dipengaruhi oleh iklim/cuaca buruk, ketidakstabilan politik, & faktor2 ekonomi (pengangguran, peningkatan harga pangan)

Page 7: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

KETAHANAN PANGAN

3. DURASI KERAWANAN PANGAN

CRONIC FOOD INSECURITY(Kerawanan pangan kronik)

TRANSITORY FOOD INSECURITY(Kerawanan pangan sementara)

Yaitu… Jangka panjang & persisten Jangka pendek & sementara

Terjadi ketika...

Tdk dpt memenuhi kebutuhan pangan selama bbrp kurun wkt tertentu

Tiba2 ada penurunan kemampuan produksi atau akses pangan (sifatnya relatif unpredictable)

Hasil dari…

Kemiskinan berkepanjangan, kekurangan aset, kekurangan akses thd sumber daya produktif/ keuangan

Shocks jangka pendek, fluktuasi thd ketersediaan & akses pangan, harga pangan & pendapatan rumah tangga

Cara penanggu-langan…

Peningkatan pendidikan; kredit; akses langsung thd pangan utk meningkatkan produktivitas

- Early warning capacity- Safety net program

DURATION

Page 8: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

KETAHANAN PANGAN

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

3. DURASI KERAWANAN PANGN (contd.)

Ada 1 tipe lain kerawanan pangan berdasarkan durasi, yaitu seasonal food insecurity

• Biasanya terdapat pola siklus kekurangan ketersediaan & akses pangan

• Berhubungan dg fluktuasi musiman mnrt cuaca/iklim, pola panen, kesempatan kerja, dan/atau prevalensi penyakit

• Seasonal food security “terletak” di antara chronic & transitory food insecurity. Mirip chronic food insecurity (biasanya dpt diprediksi & mengikuti sekuens kejadian yg sudah dikenal), namun krn durasinya terbatas, bisa pula dianggap sbg transitory food insecurity, namun yang berulang

Availa

bili

ty /

acc

ess

to f

ood

Time

Page 9: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

KETAHANAN PANGAN

KETERSEDIAAN PANGAN(Food Availability)

Produksi

Pasokan pangan dari luar (Impor )

Cadangan pangan

Bantuan panganLuas panenProduktifitas

Diversifikasi produk

Sarana dan prasarana pemasaran

Irigasi, teknologi, kredit,

Sarana produksi Jumlah Penduduk

Iklim, hama penyakit, bencana,dll.

Page 10: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Aset

Jumlah anggota keluarga

Ketersediaan ‘pasar’

Jarak dengan ‘pasar’

KETAHANAN PANGAN

AKSES PANGAN(Food accessibility)

Akses Ekonomi

Akses Fisik

Pekerjaan

Pendapatan

Pengeluaran

Sarana dan prasarana perhubungan

Akses sosial

Tidak adanya konflik, Perang, dll

Page 11: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Peta Ketahanan & Kerentanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas), 2009

Page 12: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan, P. Jawa, 2009

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 13: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Provinsi Jawa Timur, 2009

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 14: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

hubungan antara ketahanan pangan pada level wilayah dengan ketahanan pangan rumah tangga

(Adi AC & Andrias DR, 2012 – Diolah dari data Riskesdas 2010)

Page 15: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Hubungan antara ketahanan pangan pada level wilayah dengan konsumsi (asupan energi dan protein) pada balita

(Adi AC & Andrias DR, 2012 – Diolah dari data Riskesdas 2010)

Page 16: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Hubungan antara ketahanan pangan rumah tangga dengan konsumsi (asupan energi dan protein) pada balita

(Adi AC & Andrias DR, 2012 – Diolah dari data Riskesdas 2010)

Variable

Ketahanan pangan rumah tanggaTotal

(N=3997)Rawan pangan

(n=2103)

Kurang pangan

(n=1012)

Rentan pangan(n=497)

Tahan pangan(n=385)

Kecukupan Energi, n (%)a

Defisit berat (<70% AKG) 1515 (72.0)

688 (68.0)

101 (20.3)

62 (16.1) 2366 (59.2)

Defisit ringan (70-90% AKG)

333 (15.8) 191 (18.9)

72 (14.5) 48 (12.5) 644 (16.1)

Cukup (>90% AKG) 255 (12.1) 133 (13.1)

324 (65.2)

275 (71.4)

987 (24.7)

Kecukupan Protein, n (%)b

Defisit berat (<70% AKG) 1164 (55.3)

507 (50.1)

86 (17.3) 38 (9.9) 1795 (44.9)

Defisit ringan (70-90% AKG)

267 (12.7) 151 (14.9)

43 (8.7) 28 (7.3) 489 (12.2)

Cukup (>90% AKG) 672 (32.0) 354 (35.0)

368 (74.0)

319 (82.9)

1713 (42.9)

aSpearman correlation (r=0.418, p<0.001); bSpearman correlation (r=0.320, p<0.001) aSpearman correlation (r=0.418, p<0.001); bSpearman correlation (r=0.320, p<0.001)

Page 17: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Contoh hsl penelitian ttg hub antara ketahanan pangan RT dg konsumsi

Table. Perbandingan konsumsi bbrp jenis kelompok pangan pada wanita menurut status ketahanan pangan rumah tangga (Tarasuk, 2001)

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 18: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Contoh hsl penelitian ttg hub antara ketahanan pangan RT dg konsumsi

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 19: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Contoh hsl penelitian ttg hub antara ketahanan pangan RT dg konsumsi

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Page 20: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg
Page 21: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Contoh hub antara ketahanan pangan RT (dari sisi akses ekonomi) dg konsumsi

Page 22: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg
Page 23: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

STATUS KESEHATAN

Status kesehatan

• Kondisi kesehatan sso dapat pengaruhi jenis dan jumlah makanan yg dikonsumsi.

• Pada umumnya ketika sakit, seseorang mengalami penurunan selera makan, dan pd mereka yg mengalami penyakit tertentu, melakukan penyesuaian konsumsi

• Contoh2 kondisi sakit yg berhubungan dg konsumsi:– Diabetes atur makanan menurut indeks glikemik– Hipertensi mengurangi konsumsi garam– Autis makanan bebas/ rendah gluten– Sakit gigi pengaruhi selera

Page 24: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

KONDISI FISIOLOGIS

Kondisi Fisiologis

• Hamil• Menyusui• Masa pertumbuhan

Perlu asupan zat gizi tertentu yang lebih dari kondisi normal, sehingga dapat mempengaruhi jenis & jumlah makanan yg dikonsumsi

Page 25: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Excellence with Morality

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BUDAYA

BUDAYA

• Food taboo– Taboo = Forbidden– Contoh: makan pisang gancet ketika hamil bayi

kembar siam• Food belief

– Misal: Food and folk medicine yin-yang (keseimbangan panas dingin); pemberian pre-lactal food pd bayi

• Food preference– Mrpkn tindakan/ukuran suka atau tdk suka thd makanan– Mengukur preferensi makanan mengukur sikap

Skala Likert– Sikap berhubungan dgn opini, kepercayaan, motivasi &

tindakan• Praktek2 lain terkait konsumsi yg berhubungan dg budaya

Page 26: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

PENGETAHUANPANGAN GIZI

Pendidikan

Pengalaman Media massa

Pendidikan makin tinggi, peluang pengetahuan makin baik

Diperoleh dari pengalaman sendiri maupun org lain

Akses thd media massa akses informasi Catt:

• PPG rendah kesulitan memilih & memanfaatkan pangan salah pilih

• Peningkt pndpt tdk selalu berdampak pd perbaikan konsumsi & st gizi

• Peningkt pndptn & pnddikan gizi berdampak pd perbaikan kons & st gizi

PENGETAHUAN

PENGETAHUAN

Page 27: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Referensi• Tarasuk VS. 2001. Household food insecurity with hunger is

associated with women's food intakes, Health and Household Circumstances. The Journal of Nutrition; Oct 2001; 131, 10; ProQuest Biology Journals pg. 2670

• Handewi P. Saliem dan Ening Ariningsih. Perubahan Konsumsi dan pengeluaran Rumah tangga di Pedesaan: Analisis Data SUSENAS 1999 – 2005.

• Ariningsih E. Konsumsi dan Kecukupan Energi dan Protein Rumah Tangga Perdesaan di Indonesia: Analisis Data Susenas 1999, 2002, dan 2005

• Suryana A. Penganekaragaman Konsumsi Pangan dan Gizi: Faktor Pendukung Peningkatan Kualitas Sumber daya manusia

Page 28: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Dini R. Andrias, SKM, MSc Dept. GIzi/ FKM/ Univ. Airlangga

Terima Kasih

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Page 29: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Dikembangkan oleh FAO/ Food and Nutrition Technical Assistance (FANTA)

Dietary Diversity Score dapat diaplikasikan untuk rumah tangga (=HDDS) maupun individu (=IDDS)

HDDS merefleksikan gambaran (scr sekilas) kemampuan ekonomi rumah tangga dalam mengakses beragam pangan

IDDS merefleksikan kualitas diet individu Indikator Dietary diversity umumnya diolah scr

sederhana dg menjumlah kelompok pangan yg dikonsumsi

Berapa batasan skor keragaman pangan yg tinggi & rendah? Belum ada standar internasional yg mengkategorikan cut off point DDS

Add.

Household Dietary Diversity Score

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Page 30: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Cutoff points utk menentukan variasi keragaman pangan perlu mempertimbangkan konteks lokal

Bbrp penelitian menunjukkan variasi mean jumlah kelompok pangan antar populasi/ negara. Oleh karena itu, sebagian besar penelitian menggunakan cut off point berdasarkan distribusi internal dlm sampel mereka (misalnya menggunakan tersil, kuintil, mean, median, dsb).

Dapat diperoleh melalui wawancara recall 24 jam maupun tabel/ form DDS secara langsung

Add.

Household Dietary Diversity Score (2)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Page 31: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Kelompok pangan

Contoh Ya = 1 Tdk = 0

1 Biji-bijian/ serealia Jagung, beras, sorgum, gandum & olahannya (misal mie)

2 Umbi-umbian putih

Kentang putih, singkong putih, & pangan olahannya

3 sayuran Sayur sumber vitamin A (wortel, ketela kuning, daun singkong, bayam dan sayur daun hijau tua lainnya), tomat, terong, labu, dll termasuk sayuran liar

4 Buah-buahan Mangga, papaya, dll termasuk buah-buahan liar5 Daging Hati, ginjal, jantung atau organ lain, daging sapi,

kambing, babi, kelinci, ayam, bebek 6 Telur Telur ayam, bebek, puyuh dsb7 Ikan/makanan laut Ikan segar/ kering, kerang dsb8 Kacang-kacangan Kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, dsb dan

pangan olahannya9 Susu dan

produknyaSusu, keju, yoghurt

10 Minyak dan lemak Minyak, lemak, mentega11 Gula/makanan

manisGula, madu, minuman soda manis, coklat, permen, kukis, cake

12 Bumbu, minuman Garam, merica, saus, cabe, the, kopiSkor HDDS

Add.

Form Household Dietary Diversity Score

Page 32: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

No Kelompok pangan Contoh Ya = 1 Tdk = 0

1 Biji-bijian dan umbi-umbian

Jagung, beras, mie, biscuit, cookies, kentang putih, singkong

2 Sayuran (daun2an) hijau

Bayam, daun singkong, kangkung

3 Buah dan sayur sumber vitamin A

Waluh, wortel, ketela kuning, buah2an berwarna jingga terang, sayur daun-daunan hijau tua

4 Buah dan sayuran lainnya

Buah dan sayur selain yang disebutkan di no 3

5 Daging organ Hati, ginjal, jantung atau organ lain6 Daging dan ikan Sapi, kambing, bebek, ayam, babi,

burung dara, ikan, kerang, dll7 Telur Telur ayam, telur bebek, telur puyuh, dll8 Kacang-kacangan Pangan dari kacang-kacangan9 Susu dan produknya Susu, keju, yoghurt dan olahn susu

lainnyaSkor IDDS

Add.

Form Individual Dietary Diversity Score

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Page 33: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Instrumen untuk menggambarkan kondisi ketahanan pangan

Add.

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Ketahanan pangan rumah tangga: US-FSSM, HFIAS, Food sufficiency questionaire, kategori ketahanan pangan RT mnrt Johnson & Toole 1991

Ketahanan pangan wilayah: food insecurity atlas (FIA), food security and vulnerability atlas (FSVA), dll

Page 34: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

US-FSSM atau US-HFSSM (1)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (1)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Dikembangkan oleh USDA (Amerika) US-FSSM menggambarkan kondisi ketahanan pangan RT

(aspek akses pangan), dari perspektif responden sendiri (relatif subyektif).

Versi lengkap dari kuesioner ini terdiri dari 18 pertanyaan komposit yg akan di-scoring utk mengkategorikan rumah tangga ke dalam derajat ketahanan pangan rumah tangga

Setiap respon afirmatif pada item pertanyaan/ pernyataan, menghasilkan skor 1

Cut-off point yang digunakan untuk pengkategorian RT terhadap derajat ketahanan pangan RT, berbeda antara RT yang mempunyai anak dg RT yang tidak mempunyai anak

Page 35: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

US-FSSM atau US-HFSSM (2)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (2)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Pada RT yg mempunyai anak, pengkategoriannya sbb Tahan pangan, jika skor 0-2 Rawan pangan tanpa kelaparan, jika skor 3-7 Rawan pangan dg derajat kelaparan sedang, jika skor

8-12 Rawan pangan dg derajat kelaparan berat, jika skor

13-18

Pada rumah tangga yg tidak mempunyai anak, oleh karena pertanyaan yg terkait anak di-exclude, maka skor maksimal = 10, & dikategorikan sbb: Tahan pangan jika skor 0-2 Rawan pangan tanpa kelaparan, jika skor 3-5 Rawan pangan dg derajat kelaparan sedang, jika skor

6-8 Rawan pangan dg derajat kelaparan berat, jika skor

9-10

Page 36: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

US-FSSM atau US-HFSSM (3)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (3)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Menurut Bickel dkk (2000), jika memungkinkan bagi responden, direkomendasikan utk menggunakan versi lengkap kuesioner US-HFSSM Namun, jika menimbulkan beban bagi responden,

bisa digunakan versi pendek US-FSSM sejumlah 6 pernyataan/pertanyaan, dan telah terbukti memiliki spesifisitas dan sensitivitas yg tinggi.

Namun, versi tersebut tidak dapat menilai derajat kerawanan pangan yang lebih parah & tidak dapat mengidentifikasi apakah pada RT tersebut terjadi rawan pangan pd anak.

Page 37: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

US-FSSM atau US-HFSSM (4)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (4)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Dlm kuesioner US-FSSM versi pendek, diambil 6 pernyataan/pertanyaan dari US-FSSM versi lengkap , yaitu no 3, 4, 8, 8a, 9, 10

Setiap respon positif (affirmative/ya) pada kuesioner tsb akan menyumbangkan skor 1 angka.

Status ketahanan pangan diklasifikasikan berdasarkan skor atas jawaban affirmative tersebut, dg klasifikasi sbb: Skor 0-1: tahan pangan Skor 2-4: rawan pangan tanpa kelaparan Skor 5-6: rawan pangan dengan kelaparan

Page 38: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Food security level

US-FSSM versi lengkap, rumah tangga

dg anak

US-FSSM versi lengkap, rumah tangga tanpa

anak

US-FSSM versi

pendek (6 pertanyaan)

Tahan pangan 0 0 0

Tahan pangan, tetapi berisiko

1-2 1-2 1

Rawan pangan, tanpa kelaparan

3-7 3-5 2-4

Rawan pangan, dg kelaparan tk sedang

8-12 6-8 2-4

Rawan pangan, dg kelaparan td berat

13-18 9-10 5-6

US-FSSM atau US-HFSSM (4)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (5)

Ringkasan sistem scoring US-FSSM

Page 39: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS) (1)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (6)

UNIVERSITAS AIRLANGGAExcellence with Morality

Dikembangkan oleh Food and Nutrition Technical Assistance (FANTA) dan FAO

Merupakan adaptasi dari US-HFSSM Menilai apakah rumah tangga mengalami mengalami

masalah akses pangan dalam 30 hari sebelum wwcr Terdiri dari 9 pertanyaan mengenai perubahan pola

konsumsi RT yg disebabkan oleh keterbatasan sumber daya

Status ketahanan pangan rumah tangga dan tingkat keparahan kerawanan pangan dinilai melalui rumusan komposit dari item2 pertanyaan di kuesioner HFIAS

Page 40: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS) (2)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (7)

Pengkategorian status ketahanan pangan rmh tangga dr HFIAS:

Pertanyaan

No.

Frekuensi

Jarang (1) Kadang-kadang (2)

Sering (3)

1

2

3

4

5

6

7

8

9Tahan panganRawan pangan tk ringan

Rawan pangan tk. sedangRawan pangan tk . berat

Page 41: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Food security level Formula/ rumusan

1=Food secure (tahan pangan)

HFIA category =1 if [(Q1a=0 or Q1a=1) and Q2=0 and Q3=0 and Q4=0 and Q5=0 and Q6=0 and Q7=0 and Q8=0 and Q9=0]

2=Mildly fod insecure access (rawan pangan tk ringan)

HFIA category =2 if [(Q1a=2 or Q1a=3 or Q2a=0 and Q3=0 and Q4=0 and Q5=0 and Q6=0 and Q7=0 and Q8=0 and Q9=0

3=Moderately food insecure access (rawan pangan tk sedang)

HFIA category=3 if [(Q3a=2 or Q3a=3 or Q4a=2 or Q4a=3 or Q5a=2 or Q6a=1 or Q6a=2) and Q7=0 and Q8=0 and Q9=0]

4=Severely food insecure access

HFIA category=4 if [Q5=3 or Q6a=3 or Q7a=1 or Q7a=2 or Q7a=3 or Q8a=1 or Q8a=2 or Q8a=3 or Q9a=1 or Q9a=2 or Q9a=3

Perumusan kategori:

Household Food Insecurity Access Scale (HFIAS) (3)

Instrumen penilaian ketahanan pangan rumah tangga (8)

Page 42: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Asupan Energi RT = Jumlah asupan semua ART dibagi dg jumlah unit ekivalensi dewasa untuk energi

Kecukupan Energi RT = (Asupan energi RT : 2350)*100%

Page 43: SubSistemKonsumsi 1 2014 Reg

Angka Kecukupan Energi dan Unit Ekuivalensi Dewasa utk E & P