ekonomi reg jatim 2013

148
KAJIAN KAJIAN KAJIAN KAJIAN KANTOR N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO N EKONOMI REGIO JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR JAWA TIMUR TRIWULAN II - 2013 PERWAKILAN BANK IND WILAYAH IV ONAL ONAL ONAL ONAL DONESIA

Upload: wankbass

Post on 16-Sep-2015

266 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahan analisis ekonomi wilayah jatim

TRANSCRIPT

  • KAJIANKAJIANKAJIANKAJIAN

    KANTOR

    AN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOAN EKONOMI REGIOJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMURJAWA TIMUR

    TRIWULAN II - 2013

    R PERWAKILAN BANK INDWILAYAH IV

    IONALIONALIONALIONAL

    NDONESIA

  • Penerbit :Penerbit :Penerbit :Penerbit : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV Divisi Kajian Moneter Jl.Pahlawan No.105 SURABAYA Telp. : 031-3520011 psw. 8301/8258 Fax : 031-3554178 Email : [email protected] Bahan soft copy dari kajian ini dapat di download pada web BI (http://www.bi.go.id)

  • Kantor Kantor Kantor Kantor PerwakiPerwakiPerwakiPerwaki

    Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor Misi Kantor KantoKantoKantoKanto

    Mendukung pen

    perbankan dan

    memberikan saran

    rangka mendukung

    Visi Visi Visi Visi Kantor PerwakKantor PerwakKantor PerwakKantor Perwak

    Menjadi kantor

    peningkatan peran

    diberikan.

    MisiMisiMisiMisi Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia

    Mencapai dan m

    kestabilan moneter

    nasional yang berkes

    Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia Visi Bank Indonesia

    Menjadi bank sent

    melalui penguatan n

    stabil.

    Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai StrategiNilai StrategiNilai StrategiNilai Strategi

    Kompetensi Intergr

    Visi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai StrategisVisi, Misi dan Nilai Strategis

    Bank IndonesiaBank IndonesiaBank IndonesiaBank Indonesia

    Visi dan MisiVisi dan MisiVisi dan MisiVisi dan Misi

    kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV kilan Bank Indonesia Wilayah IV

    tor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IVtor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    ncapaian kebijakan Bank Indonesia di

    sistem pembayaran secara efisien da

    n kepada Pemda dan lembaga terkait lainn

    ng pembangunan ekonomi daerah.

    akilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IVakilan Bank Indonesia Wilayah IV::::

    Bank Indonesia yang dapat dipercaya

    ran dalam menjalankan tugas-tugas Ban

    ia :ia :ia :ia :

    memelihara kestabilan nilai rupiah melal

    r dan sistem keuangan untuk mendukun

    esinambungan.

    ia :ia :ia :ia :

    ntral yang kredibel secara nasional maup

    nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi

    gis :gis :gis :gis :

    gritas Transparansi Akuntabilitas Keber

    V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)V (Jawa Timur)

    IVIVIVIV::::

    i bidang moneter,

    dan optimal serta

    nya di daerah dalam

    di daerah melalui

    ank Indonesia yang

    lalui pemeliharaan

    ng pembangunan

    upun internasional

    si yang rendah dan

    ersamaan.

  • Pertama-tama kam

    atas rahmat dan hidayah-

    Triwulan II - 2013 dapat dis

    disusun untuk memenuhi

    internal yang terkait den

    pembayaran di Jawa Timur

    Secara garis besa

    mencapai kinerja yang

    pertumbuhan ekonomi n

    Sementara laju inflasi Jaw

    normalnya di level 5,93%

    Di sisi lain, kinerja kredit p

    perekonomian Jawa Timu

    tinggi dari nasional yang tu

    Kinerja pertumbuh

    lebih tinggi dari triwulan se

    peningkatan kredit perban

    tinggi dengan proyeksi di k

    Analisa kajian ini

    berbagai pihak seperti perb

    Atas kerjasama tersebut

    Harapan kami, hubungan k

    masa yang akan datang.

    meningkatkan kualitas kajia

    Semoga Tuhan Y

    kemudahan kepada kita

    masyarakat Jawa Timur pad

    i

    KATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTARKATA PENGANTAR

    mi panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan

    -Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional Provi

    diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajia

    hi kebutuhan informasi bagi stakeholders eks

    ngan perkembangan perekonomian, perbank

    ur baik pada triwulan dimaksud maupun prospe

    sar, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pad

    membanggakan sebesar 6,97% (yoy), leb

    nasional (5,81%) maupun provinsi lainnya

    awa Timur di triwulan II-2013 mulai kemba

    (yoy), meskipun lebih tinggi dibandingkan na

    t perbankan sebagai salah satu penopang sum

    ur, mencatatkan pertumbuhan sebesar 26,1

    tumbuh sebesar 20,77% untuk Bank Umum.

    han ekonomi Jawa Timur pada triwulan III-201

    sebelumnya di kisaran 6,95% - 7,15% (yoy), did

    ankan di level 26,5%, meskipun dibayangi la

    i kisaran 8,20% - 8,50% (yoy).

    i didasarkan pada data dan informasi yang

    erbankan, instansi pemerintah daerah, BUMN m

    t kami mengucapkan terima kasih yang se

    kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih

    . Kami juga mengharapkan masukan dan sar

    jian sehingga dapat memberikan manfaat yang

    Yang Maha Pemurah selalu memberikan

    a semua dalam memberikan kontribusi yan

    ada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

    Surabaya, 13 Ag

    KEPALA PERWAKILAN BAN

    WILAYAH IV (JAW

    MohamadDirektur Ek

    n Yang Maha Esa

    vinsi Jawa Timur

    jian triwulanan ini

    ksternal maupun

    nkan dan sistem

    ek ke depan.

    ada triwulan ini

    lebih tinggi dari

    di Pulau Jawa.

    bali kepada pola

    nasional (5,90%).

    mber pendanaan

    ,16% (yoy) lebih

    013 diperkirakan

    didukung dengan

    laju inflasi yang

    g diperoleh dari

    maupun swasta.

    sebesar-besarnya.

    ih ditingkatkan di

    aran untuk lebih

    ng optimal.

    kekuatan dan

    ng terbaik bagi

    gustus 2013

    ANK INDONESIA

    WA TIMUR)

    ad Ishak Eksekutif

  • KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    DAFTAR TABEL iii

    DAFTAR GRAFIK iv

    RINGKASAN EKSEKUTIF ix

    INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR xiii

    INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR xiv

    DAFTAR ISTILAH xv

    DAFTAR SINGKATAN xviii

    BAB 1 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL 1

    1.1 KONDISI UMUM 1

    1.2 SISI PERMINTAAN 3

    a. Konsumsi 4

    b. Investasi 7

    c. Ekspor - Impor 11

    1.3 SISI PENAWARAN 13

    a. Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran 16

    b. Sektor Industri Pengolahan 18

    c. Pertanian 19

    d. Keuangan, Persewaan dan Jasa 21

    e. Bangunan 23

    f. Pengangkutan dan Komunikasi 24

    BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 26

    2.1 KONDISI UMUM 26

    2.2 INFLASI BULANAN (mtm) 27

    2.3 INFLASI TRIWULAN (qtq) 31

    2.4 INFLASI TAHUNAN (yoy) 36

    2.5 INFLASI MENURUT KOTA 38

    2.6 DISAGREGASI INFLASI 40

    BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN &SISTEM PEMBAYARAN 47

    3.1 PERKEMBANGAN KINERJA BANK UMUM 48

    3.1.1. ASET DAN AKTIVA PRODUKTIF 50

    3.1.2. DANA PIHAK KETIGA (DPK) 52

    3.1.3. KREDIT 55

    3.1.4 KREDIT USAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) 60

    3.1.5 KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) 62

    3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN 63

    3.2.1. RISIKO KREDIT 64

    DAFTAR ISI

    ii

  • 3.3 PERBANKAN SYARIAH 66

    3.4 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 68

    3.5 BANK BERKANTOR PUSAT DI SURABAYA 71

    3.6 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN 74

    3.6.1 TRANSAKSI KEUANGAN TUNAI 74

    a. Aliran Uang Masuk/Keluar (inflow/Outflow) 74

    b. Uang Kartal Tidak Layak Edar 76

    3.6.2 TRANSAKSI KEUANGAN SECARA NON TUNAI 77

    a. Transaksi RTGS (Real Time Gross settlement) 77

    b. Transaksi Kliring 79

    3.7 PENEMUAN UANG PALSU DI JAWA TIMUR 80

    BOKS 1

    BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH 85

    4.1 UMUM 85

    4.2 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR 85

    4.2.1 Anggaran Pendapatan Daerah 86

    4.2.2 Realisasi Pendapatan Daerah 87

    4.2.3 Anggaran Belanja Daerah 89

    4.2.4 Realisasi Belanja Daerah 90

    BAB 5 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 92

    5.1 UMUM 92

    5.2 KETENAGAKERJAAN 92

    5.2.1 Data Ketenagakerjaan Jawa Timur 92

    5.2.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) 95

    5.3 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PEDESAAN 96

    5.3.1 Kesejahteraan Petani 97

    5.3.2 Kesejahteraan Nelayan 98

    5.4 PROFIL KEMISKINAN JAWA TIMUR 99

    BOKS 2

    BAB 6 PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA 108

    6.1 PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR 108

    6.2 PERKIRAAN INFLASI JATIM 110

    6.3 PROSPEK PERBANKAN JAWA TIMUR 111

    6.4 PROSPEK EKONOMI JAWA TIMUR TAHUN 2013 112

    iii

    SHORT TERM RESPONSE KEBIJAKAN LTV DI JAWA TIMUR

    DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM DAN PEMBERIAN BLSM PADA KEMISKINAN DI JAWA TIMUR

  • Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jawa 2

    Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Jawa Timur Sisi Permintaan Provinsi Jatim 3

    Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Sisi Penawaran 14

    Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian 19

    Tabel 2.1 Inflasi Triwulan I Tahun 2013 & Triwulan II 2013 di Jawa Timur (mtm) 28

    Tabel 2.2 Inflasi & Sumbangan Inflasi di Jawa Timur (qtq) 32

    Tabel 2.3 Inflasi Jawa Timur (yoy) Per Kelompok Barang 36

    Tabel 2.4 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur 38

    Tabel 2.5 Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan II - 2013 (%yoy) 39

    Tabel 2.6 Sumbangan Inflasi 7 Kota di Jawa Timur per Kelompok Barang & Jasa Triwulan II-2013

    (%yoy)

    40

    Tabel 2.7 Perkembangan Kapasitas Utilisasi Industri Pengolahan 43

    Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Perbankan ( Bank Umum & BPR ) di Jawa Timur 47

    Tabel 3.2 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur 48

    Tabel 3.3 Perkembangan NPL per Kelompok Bank 64

    Tabel 3.4 Perkembangan Indikator Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur 69

    Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Berkantor Pusat Di Surabaya 71

    Tabel 3.6 Perkembangan Arus Uang Tunai (Inflow-Outflow) Kantor Bank Indonesia 75

    Tabel 3.7 Perputaran Kliring dan Tolakan Cek, Bilyet Giro Tw.I - 2013 79

    Tabel 4.1 Anggaran Pendapatan Daerah Prop. Jatim Triwulan I - 2013 (Juta Rupiah) 86

    Tabel 4.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2013 (Juta Rupiah) 87

    Tabel 4.3 Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jatim Tahun 2013 (Juta Rp) 89

    Tabel 4.4 Realisasi Anggaran Belanja Daerah Provinsi Jatim Tahun 2013 (Juta Rp) 91

    Tabel 5.1 Kondisi Ketenagakerjaan di Jawa Timur (2008 - 2012) 93

    Tabel 5.2 Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU Jawa Timur 96

    Tabel 5.3 Garis Kemiskinan, Jumlah & Presentase Penduduk Miskin Menurut Daerah 100

    Tabel 6.1 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Resiko 110

    Tabel 6.2 Tendensi Arah Inflasi dan Faktor Resiko 114

    DAFTAR TABEL

    iv

  • Grafik 1.1 Kontribusi PDRB Sektoral Prov. Jawa Timur 2

    Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan Prov. Jawa Timur 2

    Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Prov. Jawa Timur 3

    Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur 3

    Grafik 1.5 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 4

    Grafik 1.6 Sisi Permintaan PDRB Prov. Jawa Timur 4

    Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran 5

    Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 5

    Grafik 1.9 Perkembangan Kredit Konsumsi 6

    Grafik 1.10 Dana Simpanan Perbankan Perorangan 6

    Grafik 1.11 Survei Konsumen Keyakinan Konsumen 6

    Grafik 1.12 Survei Konsumen - Kondisi Erkonomi Saat ini 6

    Grafik 1.13 Perkembangan PMTB 7

    Grafik 1.14 InfraStruktur Transportasi Jawa Timur 7

    Grafik 1.15 Infrastruktur Pendukung Sektor Industri Pengolahan 7

    Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah Proyeksi Investasi 7

    Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Proyek Investasi 7

    Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi 10

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1.18 Perkembangan Kredit Investasi 10

    Grafik 1.19 Perkembangan Volume Penjualan semen 11

    Grafik 1.20 Perkembangan Impor Barang Modal 11

    Grafik 1.21 Perkembangan Kinerja Ekspor Jatim 12

    Grafik 1.22 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar negeri Jatim 12

    Grafik 1.23 Perkembangan Nilai Ekspor per Jenis Barang 12

    Grafik 1.24 Pertumbuhan Ekspor per jenis barang 12

    Grafik 1.25 Perkembangan Nilai Ekspor 13

    Grafik 1.26 Perkembangan Nilai Impor 13

    Grafik 1.27 Nilai Impor per Jenis Barang 13

    Grafik 1.28 Pertumbuhan Impor per jenis Barang 13

    Grafik 1.29 Pertumbuhan tiga sektor utama 14

    Grafik 1.30 Pertumbuhan Sektor pendukung 14

    Grafik 1.31 Pertumbuhan Sektor pendukung 14

    Grafik 1.32 Utilisasi kapasitas produksi 15

    Grafik 1.33 Utilisasi kapasitas produksi sektoral 15

    Grafik 1.34 Indeks realisasi Usaha 16

    Grafik 1.35 Indeks realisasi Usaha Sektoral 16

    Grafik 1.36 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di Jatim 17

    Grafik 1.37 Lama Tinggal tamu di Hotel Berbintang di Jatim 17

    Grafik 1.38 Jumlah Wisatawan Asing Melalui bandara Juanda 17

    Grafik 1.39 Konsumsi Listrik Golongan Bisnis 17

  • Grafik 1.40 Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan 18

    Grafik 1.41 Pertumbuhan Produksi Pengolahan 18

    Grafik 1.42 Perkembngan Pertumbuhan Impor barang Bahan Baku 19

    Grafik 1.43 Konsumsi Listrik Golongan industri 19

    Grafik 1.44 Luas Lahan Tanam dan Panen Padi 21

    Grafik 1.45 Luas Lahan Tanam dan PanenJagung di Jatim 21

    Grafik 1.46 Luas Lahan Puso di Jatim 21

    Grafik 1.47 Pertumbuhan Kredit & DPK Perbankan Jatim 22

    Grafik 1.48 Perkembngan NIM Perbankan Jatim 22

    Grafik 1.49 Perkembangan Fee Based Incame 22

    Grafik 1.50 Perkembangan Interest Based Income 22

    Grafik 1.51 Perkembangan Pendapatan Biaya Operasional Bank Umum 22

    Grafik 1.52 Pertumbuhan Sektor Pendukung 23

    Grafik 1.53 Volume Penjualan semen di jatim 23

    Grafik 1.54 Rata-Rata Pembangunan Properti Residensial 23

    Grafik 1.55 Rata-Rata Penjualan Properti Residensial 23

    Grafik 1.56 Arus Penumpang di Tanjung Perak 24

    Grafik 1.57 Arus Barang di tanjung Perak 24

    Grafik 1.58 Penumpang Domestik di Bandara Juanda 25

    Grafik 1.59 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 25Grafik 1.59 Penumpang Internasional di Bandara Juanda 25

    Grafik 2.1 Inflasi Jawa Timur & Nasional (yoy) 25

    Grafik 2.2 Perkembangan Inflasi Jawa Timur 25

    Grafik 2.3 Inflasi Jawa Timur (qtq) 25

    Grafik 2.4 Disagregasi Inflasi Jawa Timur (qtq) 25

    Grafik 2.5 Perbandingan Inflasi di Kawasan Jawa (yoy) 25

    Grafik 2.6 Inflasi per Kelompok Barang Tw II-2013 (mtm) 27

    Grafik 2.7 Inflasi April 2013 per Kelompok Barang 27

    Grafik 2.8 Inflasi Mei 2013 per Kelompok Barang 27

    Grafik 2.9 Inflasi Juni 2013 per Kelompok Barang 27

    Grafik 2.10 Perkembangan Harga Sub Kelompok Bumbu-Bumbuan 29

    Grafik 2.11 Perkembangan Harga Sub Kelompok Daging dan Telur 29

    Grafik 2.12 Ekspektasi Inflasi Konsumen 3&6 bulan yad 30

    Grafik 2.13 Inflasi Sub Kelompok Bahan Makanan 31

    Grafik 2.14 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan 31

    Grafik 2.15 Inflasi (qtq) Sub Kelompok Bahan Makanan Tw I-2013 & Tw II-2013 31

    Grafik 2.16 Harga Beras Internasional dan Lokal s.d. Juni 2013 33

    Grafik 2.17 Stok Setara Beras Jawa Timur 33

    Grafik 2.18 Luas Panen dan Produksi Padi Kab.Jember 34

    Grafik 2.19 Luas Panen dan Produksi Padi Prov.Jawa Timur 34

    Grafik 2.20 Inflasi Sub Kel. Bumbu-Bumbuan (qtq) 35

  • Grafik 2.21 Inflasi Sub Kel. Daging, Telur dan Hasil-Hasilnya (qtq) 37

    Grafik 2.22 Inflasi Tahunan (yoy) Sub Kelompok 2012 - 2013 37

    Grafik 2.23Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi & Transpor (yoy) 2010-2013

    37

    Grafik 2.24 Inflasi Tahunan (yoy) Kelompok Bahan Makanan Tahun 2012 - 2013 37

    Grafik 2.25 Inflasi (yoy) Kelompok Makanan Jadi, Minuman & Tembakau

    Grafik 2.26 Perbandingan Inflasi Tahunan (yoy) 7 Kota di Jawa Timur 38

    Grafik 2.27 Inflasi Jatim per Komponen (yoy) 39

    Grafik 2.28 Perbandingan Inflasi Jatim & Rata-Ratanya (yoy) 39

    Grafik 2.29 Perbandingan Disagregasi Inflasi Jawa Timur (mtm) 39

    Grafik 2.30 Disagregasi Inflasi (mtm) Jawa Timur 39

    Grafik 2.31 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 50

    Grafik 2.32 Perkembangan Capacity Utilization 50

    Grafik 2.33 Perkembangan Harga Minyak Internasional 50

    Grafik 2.34 Perkembangan Harga CPO 50

    Grafik 2.35 Perkembangan Batu Bara 51

    Grafik 2.36 Perkembangan Harga Karet 51

    Grafik 2.37 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable & Non Tradeable 52

    Grafik 2.38 Perkembangan Inflasi Inti - Exclude Gold Price 52

    Grafik 2.39 Perkembangan Inflasi Inti Tradeable - Food & Non Food 53

    Grafik 2.40Grafik 2.40 Perkembangan Inflasi Inti Manufacturing & Services 53

    Grafik 2.41 Perkembangan Inflasi Traded - Konstruksi dan Non Kontruksi 53

    Grafik 2.42 Perkembangan Inflasi Non Traded - Konstruksi dan Non Konstruksi 53

    Grafik 2.43 Indeks Keyakinan & Ekspetasi Konsumen 54

    Grafik 2.44 Ekspektasi Harga yang Akan Datang 54

    Grafik 3.1 Perkembangan LDR 49

    Grafik 3.2 Perkembangan LDR per Kelompok Bank 49

    Grafik 3.3 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (yoy) 50

    Grafik 3.4 Pertumbuhan Indikator Utama Perbankan (qtq) 50

    Grafik 3.5 Perkembangan Total Aset Bank Umum 50

    Grafik 3.6 Proporsi Aset Bank Umum 50

    Grafik 3.7 Proporsi Aset Bank Umum Per Kabupaten/Kota 51

    Grafik 3.8 Jumlah Aset Bank Umum Per Kabupaten/Kota 51

    Grafik 3.9 Pertumbuhan Aset Bank Umum Per Kabupaten/Kota (% yoy) 52

    Grafik 3.10 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 52

    Grafik 3.11 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (y-o-y) 53

    Grafik 3.12 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (qtq) 53

    Grafik 3.13 Perkembangan DPK per Jenis Simpanan 53

    Grafik 3.14 Komposisi DPK Bank Umum (%) 53

    Grafik 3.15 Perbandingan Suku Bunga Simpanan - BI Rate 54

    Grafik 3.16 Proporsi DPK Per Kabupaten/Kota 54

  • Grafik 3.17 Jumlah DPK Per Kabupaten/Kota 54

    Grafik 3.18 Pertumbuhan DPK Bank Umum Per Kabupaten/Kota (% yoy) 55

    Grafik 3.19 Pertumbuhan Kredit (yoy) 56

    Grafik 3.20 Pertumbuhan Kredit (qtq) 56

    Grafik 3.21 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan 57

    Grafik 3.22 Proporsi Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank 57

    Grafik 3.23 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan(y-o-y) 57

    Grafik 3.24 Pertumbuhan Kredit Per Jenis Penggunaan (q-t-q) 57

    Grafik 3.25 Proporsi Kredit Sektoral 58

    Grafik 3.26 Perkembangan Kredit Sektoral Dominan (yoy) 59

    Grafik 3.27 Perbandingan Suku Bunga Kredit & BI Rate 59

    Grafik 3.28 Proporsi Penyaluran Kredit Per Kabupaten/Kota 59

    Grafik 3.29 Pertumbuhan Kredit Per Kabupaten/Kota 60

    Grafik 3.30 Perkembangan Kredit UMKM 61

    Grafik 3.31 Proporsi Kredit UMKM Berdasarkan Bank 62

    Grafik 3.32 5 Besar Provinsi Penyalur KUR 63

    Grafik 3.33 Perkembangan Penyaluran KUR di Jatim 63

    Grafik 3.34 Perkembangan NPL Bank Umum 65

    Grafik 3.35 Perkembangan NPL per Jenis Penggunaan 65

    Grafik 3.36 NPL Per Sektor Ekonomi 65Grafik 3.36 NPL Per Sektor Ekonomi 65

    Grafik 3.37 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (qtq) 66

    Grafik 3.38 Perkembangan Indikator Perbankan Syariah (yoy) 66

    Grafik 3.39 Proporsi DPK Perbankan Syariah di Jatim 67

    Grafik 3.40 Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah (yoy) 67

    Grafik 3.41 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Per Jenis Penggunaan 67

    Grafik 3.42 Pangsa Pembiayaan Syariah per jenis pengunaan 67

    Grafik 3.43Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposits Ratio (FDR)

    Perbankan Syariah di Jawa Timur 68

    Grafik 3.44 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-yoy) 69

    Grafik 3.45 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga BPR (%-qtq) 69

    Grafik 3.46 Pertumbuhan Kredit BPR per-Jenis Penggunaan (yoy) 70

    Grafik 3.47 Proporsi Kredit BPR PerJenis Penggunaan 70

    Grafik 3.48 Perkembangan LDR & NPL BPR 70

    Grafik 3.49 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (yoy) 71

    Grafik 3.50 Pertumbuhan Indikator Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 71

    Grafik 3.51 Proporsi DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber KP di Surabaya 72

    Grafik 3.52Pertumbuhan DPK Per Jenis Simpanan Pada Bank Ber-KP di Surabaya (qtq) 72

    Grafik 3.53Perkembangan Kredit Per Jenis Penggunaan Pada Bank Ber-KP di Surabaya

    (qtq) 73

    Grafik 3.54 Proporsi Kredit Perjenis Penggunaan Bank Ber KP di Surabaya 73

    Grafik 3.55 Perkembangan LDR dan NPL Bank Berkantor Pusat di Surabaya 73

  • Grafik 3.56 Perkembangan Arus Uang Tunai (inflow - out flow) dalam juta rupiah 76

    Grafik 3.57 Perkembangan Net Flow Jawa Timur 76

    Grafik 3.58 Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (PTTB) 76

    Grafik 3.59 Perkembangan Transaksi Non Tunai Di Jawa Timur 77

    Grafik 3.60 Perkembangan Transaksi RTGS Di Jawa Timur 78

    Grafik 3.61 6 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Outgoing RTGS Terbesar Tw I -2013 78

    Grafik 3.626 Kota Dengan Aktivitas Transaksi Incoming RTGS Terbesar Tw I 2013 78

    Grafik 3.63 Perkembangan Transaksi Kliring di Jatim 80

    Grafik 3.64 Tolakan Transaksi Kliring di Jatim 80

    Grafik 3.65 Statistik Uang Palsu yang Ditemukan 80

    Grafik 4.1 Perkembangan APBD Provinsi Jatim 85

    Grafik 4.2 Proporsi Pendapatan Asli Daerah Provinsi Jatim 87

    Grafik 4.3 Realisasi PAD Provinsi Jatim Tahun 2013 (Juta Rupiah) 88

    Grafik 4.4 Proporsi Anggaran Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Timur 90

    Grafik 4.5 Proporsi Anggaran Belanja Langsung Provinsi Jawa Timur 90

    Grafik 4.6 Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung 91

    Grafik 4.7 Realisasi Anggaran Belanja Langsung 91

    Grafik 5.1 Penyerapan Tenaga Kerja Sisi Sektoral 93

    Grafik 5.2 Penyerapan Tenaga Kerja 94

    Grafik 5.3 Komposisi Tenaga Kerja Formal 94

    Grafik 5.4 Komposisi Bidang Tenaga Kerja Informal 94

    Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 96Grafik 5.5 Penyerapan Tenaga Kerja 3 Sektor Utama 96

    Grafik 5.6 Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral 96

    Grafik 5.7 NTP Nasional & Jawa Timur 97

    Grafik 5.8 NTP dan Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 97

    Grafik 5.9 lt Serta Pertumbuhan Nasional & Jatim 98

    Grafik 5.10 lb dan Pertumbuhanan Nasional & Jatim 98

    Grafik 5.11 NTN Nasional & Jawa Timur 99

    Grafik 5.12 NTN Serta Pertumbuhan (Nasional & Jatim) 99

    Grafik 5.13 Perkembangan Penduduk Miskin di Jawa Timur (%) 99

    Grafik 5.14 Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Makanan (%) 101

    Grafik 5.15 Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Non Makanan (%) 101

    Grafik 5.16 Pertumbuhan Pengeluaran RT dan Pertumbuhan Inflasi di Jatim (%) 102

    Grafik 5.17 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)104

    Grafik 6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 108

    Grafik 6.2 Indeks Ekspektasi Penghasilan 108

    Grafik 6.3 Estimasi realisasi usaha Tw.II-2013 110

    Grafik 6.4 Estimasi Penggunaan Tenaga Kerja Tw.II-2013 110

  • RingkasanRingkasanRingkasanRingkasan EksekutifEksekutifEksekutifEksekutif

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2013

    x

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN RINGKASAN EKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIFEKSEKUTIF

    KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

    TRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN ITRIWULAN IIIII 2012012012013333

    Assesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro EkonomiAssesmen Perkembangan Makro Ekonomi

    Pada triwulan II-2013, perekonomian Jawa Timur (Jatim) tumbuh 6,97%

    (yoy), lebih tinggi dari perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

    Wilayah IV (Jawa Timur) di kisaran 6,60% - 6,80% (yoy). Angka ini juga

    lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yaitu sebesar

    6,62% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Jatim masih di atas angka

    pertumbuhan ekonomi nasional (5,81%) maupun provinsi lainnya di

    Kawasan Jawa. Bahkan beberapa wilayah di kawasan Jawa terjadi

    perlambatan pertumbuhan seperti DKI Jakarta dan Banten.

    Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta

    (Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB) menjadi sumber pendorong

    pertumbuhan. Meningkatnya kegiatan konsumsi rumah tangga Jatim

    utamanya didorong oleh belanja kelompok non makanan terutama

    pembelian barang tahan lama sejenis peralatan rumah tangga, pakaian,

    alat tulis serta konstruksi. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jawa

    Timur menjadi salah satu pendorong meningkatnya konsumsi barang

    tahan lama karena adanya kepastian pendapatan. Kinerja investasi swasta

    periode ini didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

    sehingga turut mengkonfirmasi stabilnya kinerja investasi Jatim di atas

    level 8% (yoy).

    Ditinjau dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

    (PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masih menjadi

    sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga

    sektor tersebut, secara berurutan menyumbang pertumbuhan ekonomi

    masing-masing sebesar 2,89%, 1,56% dan 0,43%.

    Assesmen InflasiAssesmen InflasiAssesmen InflasiAssesmen Inflasi

    Inflasi IHK pada triwulan II-2013, secara tahunan, mencapai sebesar

    5,93% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional (5,90%). Sementara itu,

    secara triwulanan, inflasi Jatim sudah kembali pada pola normalnya yang

    tercatat 0,11% (nasional 1,54%), lebih rendah dibandingkan triwulan

    sebelumnya sebesar 2,87% (nasional 1,54%).

    Kinerja ekonomi Jatim meningkat sebesar 6,97% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional (5,81%).

    Inflasi IHK pada triwulan II-2013, secara tahunan, mencapai sebesar 5,93% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional (5,90%).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2013

    xi

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    Tekanan inflasi dari volatile foods yang cukup kuat pada triwulan I-2013

    terutama dari komoditas bumbu-bumbuan dan buah-buahan terlihat

    mereda memasuki awal hingga akhir triwulan II-2013. Disamping itu,

    terjadi pula penurunan harga pada komoditas emas perhiasan yang

    masuk dalam kelompok core, sebagai dampak melemahnya harga

    komoditas ini di pasar internasional.

    Namun demikian, koreksi harga dari kelompok volatile foods dan core,

    kembali tertahan dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada

    kelompok administered prices di penghujung triwulan ini, mengakibatkan

    kenaikan tarif angkutan dan berpengaruh kuat terhadap ekspektasi.

    Kenaikan BBM ini, diyakini menjadi faktor dominan pendorong utama

    inflasi pada triwulan berikutnya, selain dorongan permintaan memasuki

    tahun ajaran baru, bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

    Secara historis, inflasi Jatim selalu sejalan dengan nasional dengan tingkat

    inflasi yang relatif lebih tinggi. Berbeda dibandingkan periode sebelumnya

    dimana Jatim mengalami inflasi tertinggi di kawasan Jawa, pada periode

    ini inflasi Jatim berada di urutan ketiga tertinggi. Realisasi inflasi di

    kawasan Jawa, terendah ditempati Jawa Tengah (5,44%), DIY (5,66%),

    Jawa Timur (5,93%), Jawa Barat (6,54%) dan tertinggi terjadi pada

    Provinsi Banten (6,80%). Berdasarkan grafik di samping, inflasi bergerak

    naik yang terjadi di seluruh provinsi di Jawa sejak tahun 2011 sampai

    triwulan II-2013.

    Assesmen PerbankanAssesmen PerbankanAssesmen PerbankanAssesmen Perbankan

    Pada pertengahan tahun 2013 (Triwulan II), kinerja perbankan di Jawa

    Timur baik Bank Umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) terus

    menunjukkan perkembangan positif dalam mendukung kinerja

    perekonomian Jawa Timur. Hal tersebut tercermin dari indikator total

    aset, kredit dan DPK yang terus mengalami pertumbuhan dan didukung

    oleh tingkat risiko kredit yang rendah (kurang dari 5%). Aset Bank Umum

    dan BPR tumbuh sebesar 17,63% (yoy) hingga mencapai Rp.388,44

    triliun. Kredit tumbuh sebesar 26,16% (yoy) dari sebesar Rp.251,4 triliun

    pada Triwulan I 2013 menjadi sebesar Rp.272,05 triliun pada Triwulan II

    2013. Demikian pula dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum dan

    BPR yang mencatat pertumbuhan sebesar 12,10% (yoy) menjadi sebesar

    Rp.298,89 triliun.

    Sementara itu, perkembangan transaksi sistem pembayaran di wilayah

    Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia di Jawa Timur yang meliputi KPw

    BI Wilayah IV, Malang, Jember dan Kediri pada Triwulan II-2013

    Kinerja perbankan di Jawa Timur masih terus menunjukkan perkembangan positif dengan pertumbuhan kredit mencapai 26,16% (yoy).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2013

    xii

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    menunjukkan peningkatan, baik untuk transaksi tunai maupun transaksi

    non-tunai. Transaksi tunai mengalami net-outflow sebesar Rp.411,54

    miliar. Kondisi tersebut berbeda apabila dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang mencatat net intflow sebesar Rp.7,83 triliun. Hal serupa

    juga ditunjukkan oleh transaksi non-tunai melalui sistem BI-RTGS yang

    tumbuh mencapai 19,54% (qtq) dan Sistem Kliring Nasional Bank

    Indonesia (SKNBI) yang meningkat sebesar 5,08% dibandingkan triwulan

    sebelumnya. Peningkatan kedua transaksi non tunai tersebut turut

    mengkonfirmasi peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada

    triwulan ini.

    Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013Prospek Ekonomi, Inflasi dan Perbankan Tw III 2013

    Pada triwulan III 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diprediksi tumbuh

    pada rentang pertumbuhan 6,95%7,15% (yoy). Perekonomian Jawa

    Timur pada triwulan ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan

    sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,97% (yoy).

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan perekonomian Jawa Timur masih

    ditopang oleh tingkat konsumsi masyarakat, sebagaimana tercermin pada

    hasil survei konsumen. Pertumbuhan konsumsi periode ini didorong oleh

    momentum bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri di bulan Juli Agustus

    2013. Selain itu, tibanya liburan tahun ajaran baru dan cukup panjangnya

    cuti bersama selama lebaran turut mendorong konsumsi masyarakat,

    khususnya pada sub sektor hotel dan restoran. Komponen terbesar

    selanjutnya, yaitu investasi swasta (PMTB) diproyeksikan tumbuh stabil

    pada level tinggi seiring meningkatnya optimisme pelaku usaha

    sebagaimana dikonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

    dan liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur).

    Di sisi penawaran, seiring meningkatnya permintaan dari luar pulau dalam

    merespon lonjakan permintaan di masa tahun ajaran baru dan lebaran

    turut mendorong kinerja sektor PHR. Meskipun perdagangan luar negeri

    Jatim mengalami tekanan cukup dalam akibat pelemahan ekonomi Eropa,

    namun masih kuatnya perdagangan dalam negeri Jatim diprediksi masih

    cukup baik untuk menyokong kinerja sub sektor perdagangan besar

    Jatim.

    Mencermati perkembangan inflasi terkini dan tracking beberapa indikator

    harga, maka inflasi kota Jawa Timur pada Triwulan III-2013 diperkirakan

    secara tahunan (yoy) berada di kisaran 8,20% s/d 8,50%.

    Adanya gagal panen pada beberapa komoditas seperti tembakau dan

    bawang merah serta gagalnya pembibitan komoditas cabe, menyebabkan

    Ekonomi Jatim pada Tw III-2013 diperkirakan tumbuh pada rentang 6,95%7,15% (yoy).

    Inflasi IHK pada triwulan III-2013, diperkirakan berada di kisaran 8,20% s/d 8,50% (yoy).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2013

    xiii

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    tekanan inflasi untuk kelompok volatile food masih cukup tinggi.

    Ditambah lagi dengan masih berlanjutnya anomali cuaca di Jawa Timur

    yang akan mempengaruhi hasil panen. Selain itu, terbatasnya produksi

    lokal daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga menjadi

    potensi peningkatan inflasi. Masih berlanjutnya kebijakan kenaikan Tarif

    Tenaga Listrik (TTL) serta adanya potensi kenaikan cukai rokok menjadi

    pendorong utama meningkatnya inflasi di kelompok administered price

    meskipun pada tingkat yang relatif lebih rendah dibandingkan akhir Tw II-

    2013 dengan adanya kenaikan harga BBM. Dari sisi fundamental, potensi

    dorongan inflasi inti atau core inflation diperkirakan berasal dari

    kelompok non tradeable seiring meningkatnya kebutuhan di bidang

    pendidikan. Sedangkan dari sisi kelompok tradeable, tekanan inflasi

    diperkirakan sedikit meningkat seiring dengan pelemahan kurs Rupiah

    terhadap dollar yang mempengaruhi harga emas dunia. Peningkatan TTL

    pada Tw III-2013 berpotensi direspon masyarakat dengan peningkatan

    tarif sewa rumah serta kenaikan harga barang seiring dengan

    peningkatan biaya produksi. Faktor penahan inflasi kelompok ini adalah

    rendahnya tekanan dari output gap sebagai dampak telah berlalunya

    masa Hari Raya Idul Fitri. Para produsen diperkirakan meningkatkan

    kapasitas produksi pada akhir Tw III-2013 untuk memenuhi tingginya

    permintaan pada akhir tahun seiring dengan tibanya momen Natal dan

    Tahun Baru.

    Pada triwulan III 2013, kinerja industri perbankan di Jawa Timur

    diperkirakan sedikit mengalami perbaikan. Struktur dan pondasi sistem

    perbankan yang cukup baik diperkirakan masih dapat terjaga terutama

    ditopang oleh peningkatan fungsi intermediasi oleh perbankan.

    Penyusunan strategi pengembangan usaha yang tepat oleh perbankan

    diharapkan mampu meningkatkan peran sektor perbankan untuk

    mendorong perekonomian daerah.

    Pertumbuhan kredit oleh perbankan pada triwulan III 2013 diperkirakan

    mengalami peningkatan sekitar 26,5%. Masih terbukanya peluang

    investasi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit, khususnya

    pada sektor produktif, namun dalam batas pertumbuhan yang terjaga.

    Sektor ekonomi andalan Jatim seperti sektor perdagangan, sektor industri

    pengolahan, sektor konstruksi serta sektor transportasi dan komunikasi

    pertanian masih menjadi sektor unggulan untuk dibiayai perbankan.

    Disamping itu, kredit konsumsi juga diperkirakan masih tetap tumbuh

    stabil.

    Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan III 2013 diperkirakan meningkat di kisaran 26,5% (yoy).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2013

    xiv

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    ProspekProspekProspekProspek Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013Ekonomi dan Inflasi Tahun 2013

    Di sepanjang tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan

    tumbuh pada rentang 6,70% s.d 6,90% (yoy), lebih rendah dari angka

    perkiraan sebelumnya di kisaran 7,00% s.d 7,25%. Perkiraan

    pertumbuhan ekonomi Jatim di tahun 2013 ini masih lebih rendah

    dibandingkan tahun 2012 (7,27%-yoy), namun pertumbuhan ini diyakini

    masih yang tertinggi dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

    Dari sisi permintaan, masih tingginya konsumsi masyarakat seiring

    meningkatnya proporsi usia produktif di Jawa Timur masih menjadi

    pendorong utama pertumbuhan ekonomi Jatim. Sementara itu, berbagai

    upaya pemerintah melalui perbaikan infrastruktur, penyederhanaan

    birokrasi pengajuan izin usaha serta upaya peningkatan kerjasama

    investasi melalui kunjungan antar negara/daerah diharapkan dapat terus

    mendorong minat investor asing dan dalam negeri. Selanjutnya,

    optimisme pengusaha akan perbaikan kinerja ekspor luar negeri Jatim

    dengan berbagai strategi perusahaan dan pemerintah diharapkan terus

    mengalami perbaikan, khususnya dengan adanya insentif pemerintah

    untuk mengembangkan produk hortikultura dan pertanian organik di

    beberapa sentra produksi Jatim. Selain itu, adanya momentum PILKADA

    pada Agustus 2013 diperkirakan turut mendorong pertumbuhan ekonomi

    Jatim baik dari sisi konsumsi rumah tangga maupun pemerintah.

    Di sisi penawaran, dengan strategi penambahan Kantor Perwakilan

    Dagang oleh Pemprov Jatim ke seluruh Indonesia, diperkirakan kinerja

    subsektor perdagangan mengalami perbaikan. Meningkatnya kebutuhan

    masyarakat dalam kegiatan wisata turut mendorong kinerja subsektor

    hotel dan restoran, ditambah dengan meningkatnya peranan Kota

    Surabaya sebagai sub hub ke Indonesia Timur yang terindikasi dari

    bertambahnya jumlah hotel kelas bisnis di Surabaya. Optimisme pelaku

    usaha sektor industri pengolahan yang tercermin melalui berbagai survei

    diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun, dengan didorong berbagai

    insentif pemerintah melalui peningkatan peran serta usaha mikro, kecil

    dan menengah di Jatim. Adanya pergeseran musim diharapkan tidak

    signifikan mempengaruhi kinerja sektor pertanian dengan didukung telah

    diselesaikannya beberapa proyek irigasi serta tersedianya debit air di

    waduk pada level tinggi diharapkan mendorong kinerja sektor pertanian

    tahun ini. Sementara itu, secara keseluruhan pertumbuhan sektor lainnya

    masih relatif stabil.

    Inflasi sampai dengan akhir tahun 2013, diproyeksi bersumber dari

    kelompok administered price sebagai dampak kenaikan harga BBM, tarif

    Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Jatim diproyeksikan tumbuh pada rentang 6,70% s.d 6,90% (yoy).

    Inflasi IHK di akhir tahun 2013, diperkirakan berada di kisaran 8,30% s/d 8,60% (yoy).

  • Kajian Ekonomi Regional Wilayah Jawa Bagian Timur

    Triwulan II-2013

    xv

    Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV

    listrik serta cukai rokok. Dengan demikian inflasi Jatim pada tahun 2013

    diperkirakan secara tahunan berada di kisaran 8,30% s/d 8,60% (yoy).

    Faktor lainnya terlihat dari hasil panen pada tahun 2013 yang belum

    mencapai titik optimalnya karena adanya anomali cuaca (kemarau basah)

    yang berlangsung sepanjang tahun sehingga beberapa komoditas

    mengalami gagal panen atau panen tetapi tidak maksimal.

    Dari sisi fundamental, potensi dorongan inflasi inti diperkirakan berasal

    dari kelompok tradeable yang berasal dari kelompok perumahan dan

    pendidikan, meskipun di sisi lain tren pelemahan harga emas dunia

    (walaupun semakin berkurang) dapat menahan laju inflasi di kelompok

    ini. Cukup baiknya eskpektasi para pelaku usaha akan kondisi

    perekonomian Jawa Timur, diimbangi dengan peningkatan kapasitas

    utilisasi produksi sehingga dapat meminimalkan terjadinya output gap

    dan mendukung stabilnya inflasi kelompok ini sampai dengan akhir

    tahun 2013

  • 2012

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

    INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

    JAWA TIMUR 130.58 131.75 134.29 135.50 139.39 139.55

    - Kota Surabaya 130.32 131.39 133.80 135.02 138.95 139.09

    - Kota Malang 130.51 131.63 134.34 135.89 139.65 140.14

    - Kota Kediri 129.34 130.90 134.04 134.62 138.00 138.82

    - Kota Jember 131.12 132.22 134.39 135.86 139.66 139.33

    - Kota Probolinggo 133.59 135.90 139.28 140.56 144.54 137.07

    - Kota Madiun 134.42 135.20 137.51 138.20 142.52 144.58

    - Kota Sumenep 128.26 129.81 132.63 133.44 137.77 142.10

    LAJU INFLASI TAHUNAN (Y-O-Y)

    JAWA TIMUR 3.97 4.63 4.50 4.50 6.75 5.93

    - Kota Surabaya 4.19 4.69 4.29 4.37 6.63 5.86

    - Kota Malang 3.80 4.44 4.58 4.60 7.01 6.46

    - Kota Kediri 4.34 5.06 5.26 4.63 6.70 6.05

    - Kota Jember 2.46 4.12 4.40 4.49 6.51 5.38

    - Kota Probolinggo 3.19 4.66 5.55 5.88 8.20 5.59

    - Kota Madiun 3.36 3.93 3.91 3.51 6.04 6.39

    - Kota Sumenep 5.10 5.46 6.06 5.06 7.42 5.10

    PDRB Harga Konstan (Milliar Rp) 95,330,557 98,085,149 100,427,099 99,823,633 101,637,322 104,923,561

    - Pertanian 15,982,668 14,177,715 13,591,281 10,712,279 16,295,361 14,596,007

    - Pertambangan dan Penggalian 1,893,917 2,120,466 2,160,927 2,225,952 1,944,490 2,169,220

    - Industri Pengolahan 23,409,626 23,871,800 24,936,426 25,799,205 24,587,026 25,398,705

    - Listrik, gas, dan air bersih 1,257,835 1,320,473 1,310,535 1,349,589 1,324,308 1,381,232

    - Bangunan 2,893,702 3,224,522 3,314,209 3,408,133 3,132,579 3,564,182

    - Perdagangan, Hotel dan Restoran 30,081,571 31,799,848 32,958,742 33,535,338 32,903,774 34,637,806

    - Pengangkutan dan komunikasi 6,945,037 7,627,427 7,949,406 8,119,044 7,707,809 8,393,503

    - Keuangan, persewaan, dan jasa 5,156,525 5,439,472 5,544,158 5,662,313 5,594,390 5,857,555

    - Jasa 2,145,164 8,503,427 8,661,415 2,996,662 2,239,473 8,925,351

    Pertumbuhan (yoy)

    - Pertanian 2.76 4.68 4.36 1.95 1.96 2.95

    - Pertambangan dan Penggalian 5.09 1.66 1.01 1.11 2.67 2.30

    - Industri Pengolahan 6.23 5.74 7.21 6.17 5.03 6.40

    - Listrik, gas, dan air bersih 7.07 6.69 5.25 5.90 5.28 4.60

    - Bangunan 10.18 5.58 6.84 6.10 8.26 10.53

    - Perdagangan, Hotel dan Restoran 9.69 10.61 9.79 10.13 9.38 8.92

    - Pengangkutan dan komunikasi 13.17 8.05 8.79 9.10 10.98 10.04

    - Keuangan, persewaan, dan jasa 7.76 8.92 8.18 7.20 8.49 7.69

    - Jasa 4.75 4.96 4.63 4.97 4.40 4.96

    Pertumbuhan PDRB (yoy ) 7.27 7.31 7.41 7.09 6.62 6.97

    2013INDIKATOR

    LAMPIRAN

    INDIKATOR MAKRO EKONOMI JAWA TIMUR

    xviii

  • A. Perbankan

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

    Bank Umum :

    Total Asset (Rp. Triliun) 304.22 322.89 342.66 353.60 362.32 379.47

    DPK (Rp. Triliun) 252.81 262.25 273.66 289.09 287.82 293.80

    - Tabungan (Rp. Triliun) 109.95 116.20 122.89 134.22 130.08 133.15

    - Giro (Rp. Triliun) 42.85 43.54 46.07 47.67 46.57 45.98

    - Deposito (Rp. Triliun) 100.00 102.50 104.70 107.20 111.16 114.67

    Kredit (Rp. Triliun) - Bank Pelapor 192.75 210.06 223.51 239.48 245.21 265.35

    - Modal Kerja 112.31 123.45 129.66 139.52 142.72 153.43

    - Investasi 26.13 28.75 31.21 33.72 33.43 38.62

    - Konsumsi 54.32 57.86 62.64 66.25 69.06 73.31

    Non Performing Loan (NPL-Gross) 2.96 2.73 2.64 2.60 2.26 2.12

    Loan to Deposit Ratio - LDR (%) 76.25% 80.10% 85.07% 82.84% 85.20% 90.32%

    Kredit UMKM (Triliun Rp)-Bank Pelapor 63.21 68.87 63.65 68.53 70.40 78.65

    NPL UMKM Gross (%) 4.22 3.82 3.68 3.63 3.89 3.56

    BPR :

    Total Asset (Rp. Triliun) 6.98 7.35 8.01 8.33 8.57 8.97

    DPK (Rp. Triliun) 4.18 4.39 4.74 4.89 4.98 5.09

    - Tabungan (Rp. Triliun) 1.33 1.35 1.47 1.57 1.61 1.60

    - Deposito (Rp. Triliun) 2.85 3.03 3.27 3.32 3.38 3.50

    Kredit (Rp. Triliun) 5.15 5.57 5.81 5.94 6.19 6.70

    - Modal Kerja 3.36 3.63 3.78 3.80 4.11 4.48

    - Investasi 0.16 0.17 0.20 0.28 0.20 0.23

    - Konsumsi 1.64 1.77 1.83 1.85 1.88 1.99

    Non Performing Loan (NPL-Gross) 4.29% 4.14% 4.24% 3.39% 3.84% 3.88%

    Loan to Deposit Ratio - (LDR) % 123.38% 127.08% 123% 121% 124% 131%

    -

    SYARIAH : -

    Total Asset (Rp. Triliun) 12.01 13.14 14.08 16.57 17.27 18.74

    DPK (Rp. Triliun) 9.32 9.88 10.59 12.39 13.13 13.83

    - Giro (Rp. Triliun) 0.84 0.88 0.88 1.39 1.22 1.27

    - Tabungan (Rp. Triliun) 4.90 5.08 5.43 4.83 4.95 7.29

    - Deposito (Rp. Triliun) 3.58 3.92 4.28 6.18 6.97 5.27

    Pembiayaan (Rp. Triliun) 8.93 10.03 10.68 11.99 12.46 13.53

    - Modal Kerja 3.60 4.16 4.54 5.08 5.24 5.74

    - Investasi 1.51 1.75 1.89 2.29 2.30 2.57

    - Konsumsi 3.83 4.12 4.25 4.61 4.92 5.22

    Non Performance Financing (NPF) % 1.36 1.43 1.63 1.43 1.91 1.97

    Financing to Deposit Ratio (FDR) % 95.77 101.59 100.80 96.72 94.84 97.84

    B. SISTEM PEMBAYARAN

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

    Inflow (Rp. Triliun) 12.70 20.08 14.91 9.99 15.99 11.35

    Outflow (Rp. Triliun) 6.52 12.08 14.30 11.53 8.16 11.77

    Pemusnahan Uang (Rp- Triliun) 4.76 5.10 0.29 0.88 0.93 0.25

    Nominal Transaksi RTGS 122.21 182.77 185.10 197.88 126.58 220.10

    Volume Transaksi RTGS 141,322 172,750 146,738 189,920 79,223 170,050

    Nominal Kliring Kredit (Rp. Triliun) 44.05 46.32 38.59 46.11 36.69 49.46

    Volume Kliring Kredit (juta lembar) 1.40 1.40 1.28 1.29 1.12 1.38

    Tolakan Kliring (Rp. Juta) 632,814 638,541 637,615 979,293 964,720 774,711

    Tolakan Kliring (lembar) 20,065 19,361 23,280 21,770 25,418 21,488

    2013

    2013

    2012

    2012201220122012INDIKATOR

    INDIKATOR

    LAMPIRAN

    INDIKATOR PERBANKAN JAWA TIMUR

  • Bab 1Bab 1Bab 1Bab 1

    PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI PERKEMBANGAN EKONOMI

    MAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONALMAKRO REGIONAL

  • 1

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    1.1.1.1.1.1.1.1. KONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUMKONDISI UMUM

    Pada triwulan II-2013, perekonomian Jawa Timur (Jatim) tumbuh 6,97% (yoy) sedikit

    lebih tinggi dari perkiraan KPwBI Wilayah IV (Jawa Timur) sebelumnya yang berada pada kisaran

    6,60% - 6,80% (yoy). Dibandingkan nasional dan pertumbuhan ekonomi di Kawasan Jawa,

    ekonomi Jatim masih tumbuh lebih tinggi (lihat tabel 1). Bahkan di beberapa wilayah terjadi

    perlambatan seperti DKI Jakarta dan Banten yang mengalami perlambatan pertumbuhan

    sebesar 0,1% (yoy). Angka ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya, yaitu

    sebesar 6,62% (yoy).

    Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan investasi swasta (Pembentukan Modal

    Tetap Bruto PMTB) menjadi sumber pendorong pertumbuhan. Meningkatnya kegiatan

    konsumsi rumah tangga Jatim utamanya didorong oleh belanja kelompok non makanan

    terutama pembelian barang tahan lama sejenis peralatan rumah tangga, pakaian, alat tulis

    serta konstruksi. Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur sebagaimana

    diinformasikan pada Bab V Kesejahteraan Masyarakat menjadi salah satu pemicu meningkatnya

    konsumsi barang tahan lama dimana terdapat kepastian pendapatan dimasyarakat.

    Berdasarkan informasi anekdotal, wilayah Jawa Timur marak didirikan industri skala mikro dan

    sedang, khususnya industri makanan, minuman dan tembakau, seiring melimpahnya sumber

    daya alam dan akses infrastruktur yang memadai jika dibandingkan provinsi lainnya di Pulau

    Jawa. Peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia pada pertengahan Juni 2013 belum

    berdampak pada tingkat bunga kredit konsumsi, sehingga daya beli kelompok low income

    masih relatif stabil dengan berbagai alternatif sumber pembiayaan yang tersedia. Kinerja

    investasi swasta periode ini didominasi oleh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sehingga

    turut mengkonfirmasi stabilnya kinerja investasi Jatim di atas level 8% (yoy). Selain itu, minat

    investor asing pun terjaga di atas nilai USD 700 juta per triwulannya. Beragamnya potensi

    daerah mendorong penyebaran investasi di tingkat kab/kota, meskipun masih belum merata,

    khususnya di wilayah pesisir Selatan. Berdasarkan hasil survei dan liaison yang dilakukan Bank

    Indonesia, masih lemahnya infrastruktur wilayah Selatan menjadi salah satu penyebab

    minimnya penanaman investasi, hal ini berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat

    daerah ini masih rendah.

  • 2

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1 Kontribusi Pertumbuhan PDRB Sektoral

    Prov.Jawa Timur

    Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2 Kontribusi PDRB Sisi Permintaan

    Prov.Jawa Timur

    Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jawa

    Sementara itu ditinjau dari sisi penawaran, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

    (PHR), sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian masih menjadi sektor utama pendorong

    pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Ketiga sektor tersebut, secara berurutan menyumbang

    pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 2,89%, 1,56% dan 0,43%. Jika dibandingkan

    dengan triwulan sebelumnya, pertumbuhan sektor Industri Pengolahan dan sektor Pertanian

    mengalami peningkatan, yaitu dari 5,03% (yoy) menjadi 6,40% serta 1,96% (yoy) menjadi

    2,95%. Sementara itu, sektor PHR cenderung melambat, yaitu dari sebelumnya 10,98% (yoy)

    menjadi 10,04%. Proporsi ketiga sektor utama pada perekonomian Jawa Timur Triwulan II

    2013 masih stabil dengan pangsa mencapai 72,87%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan

    dengan proporsi ketiganya pada Triwulan I 2013 yang tercatat sebesar 74,43%. Penurunan

    proporsi ini didorong meningkatnya kinerja sektor pendukung meliputi sektor konstruksi, sektor

    pengangkutan dan komunikasi serta sektor pertambangan dan penggalian. Berbeda dengan

    triwulan sebelumnya, sektor industri pengolahan tumbuh membaik di atas level 6%, yang

    didorong pertumbuhan sub sektor tekstil dan alas kaki seiring meningkatnya konsumsi

    masyarakat menjelang tahun ajaran baru.

    I II

    DKI Jakarta 6.44 6.23 5.02 6.50 6.71 6.55 6.49 6.30

    Jawa Timur 6.11 5.94 5.01 6.68 7.22 7.27 6.62 6.97

    Jawa Barat 6.48 6.21 4.19 6.20 6.48 6.21 5.94 6.13

    Jawa Tengah 5.59 5.61 5.14 5.84 6.01 6.37 5.70 6.10

    Banten 6.04 5.77 5.45 6.08 6.43 6.13 5.76 5.66

    DKI Yogyakarta 4.31 5.03 4.43 4.88 5.16 5.33 5.06 5.71

    NASIONAL 6.35 6.01 4.63 6.20 6.46 6.23 6.02 5.81

    2013PROVINSI DI

    PULAU JAWA2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

    Sumber: BPS, diolah

    0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

    Pertanian

    Pertambangan dan Penggalian

    Industri Pengolahan

    Listrik, Gas & Air Bersih

    Bangunan

    Perdagangan, Hotel & Restoran

    Pengangkutan & Komunikasi

    Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

    Jasa-JasaTw II 2012

    Tw II 2013

    Tw I 2013

    -4.00% -2.00% 0.00% 2.00% 4.00% 6.00%

    Konsumsi Rumah Tangga

    Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

    Konsumsi Pemerintah

    Pembentukan Modal Tetap Bruto

    Perubahan Stok

    Ekspor

    Impor Tw II 2013

    Tw I 2013

    Tw II 2012

  • 3

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3Grafik 1.3 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

    Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4 Struktur Perekonomian Prov. Jawa Timur

    1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN1.2. SISI PERMINTAAN

    Dari sisi permintaan, pertumbuhan pada triwulan ini masih didorong oleh kinerja

    konsumsi rumah tangga dan investasi (PMTB), yang masing-masing menyumbang

    pertumbuhan ekonomi sebesar 4,80% (yoy) dan 1,27%. Sebagaimana diinformasikan pada

    tabel 1.2, tingkat pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan investasi mencapai 6,94% (yoy)

    dan 8,67%. Selanjutnya, peningkatan belanja pemerintah dari 0,25% (yoy) menjadi 2,83%

    diharapkan terus berlanjut hingga akhir tahun. Sementara itu, masih belum membaiknya

    transaksi perdagangan luar negeri Jawa Timur kembali melemahkan kinerja transaksi ekspor

    dan impor masing-masing pada level 6,89% dan 5,39%.

    Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Provinsi Jawa Timur

    I II III IV I II III IV I II

    Konsumsi 7.93 6.34 7.44 6.97 5.95 6.40 5.66 6.57 6.80 6.94

    Konsumsi Lemb. Swasta Nir 5.39 10.54 6.26 8.95 6.48 3.77 8.36 4.49 4.34 3.83

    Konsumsi Pemerintah -8.40 5.09 8.65 2.02 4.14 2.59 0.02 -4.06 0.25 2.83

    PMTB 6.21 8.59 13.96 10.61 2.41 5.32 4.84 8.80 8.20 8.67

    Perubahan Stok -18.08 -41.76 -87.56 -3251.34 20.84 92.73 456.32 39.86 -16.21 -19.50

    Ekspor 9.70 10.11 12.30 12.19 11.71 10.44 11.00 12.97 8.47 6.89

    Impor 5.59 6.11 8.83 9.52 8.56 10.37 9.93 10.36 6.64 5.39

    PDRB 7.17 7.29 7.29 7.11 7.27 7.31 7.41 7.09 6.62 6.97

    20132012

    SISI PERMINTAAN

    2011

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    I II III IV I II III IV I II

    2011 2012 2013

    Jasa-Jasa

    Keuangan, Persewaan &

    Jasa Perusahaan

    Pengangkutan &

    Komunikasi

    Perdagangan, Hotel &

    Restoran

    Bangunan

    Listrik, Gas & Air Bersih

    Industri Pengolahan

    Pertambangan dan

    Penggalian

    Pertanian

    Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

    5.79 5.89

    6.32

    6.44

    6.41 6.53

    5.87 5.83

    4.33

    5.01

    5.28 5.42

    5.81

    6.53

    7.14 7.20

    7.17

    7.29 7.29

    7.11

    7.27 7.31 7.41

    7.09

    6.62

    6.97

    6.03

    6.64 6.58

    5.85

    6.25 6.42 6.40

    5.18

    4.37

    4.00

    4.20

    4.58

    5.70

    6.17

    5.80

    6.90

    6.50 6.50 6.50 6.50 6.40 6.20 6.11 6.02

    5.81

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Jawa Timur Indonesia Tren-Jawa Timur

    %

    y

    o

    y

    Sumber: BPS Jatim, diolah

  • 4

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    a. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsia. Konsumsi

    Pada triwulan II 2013, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong

    utama pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Tercatat pertumbuhan konsumsi ini meningkat

    dari 6,80% (yoy) menjadi 6,94%. Tibanya tahun ajaran baru di akhir triwulan menjadi pemicu

    kenaikan konsumsi rumah tangga. Selain itu, hadirnya Surabaya Shopping Festival di sepanjang

    bulan Mei dan beberapa perayaan hari keagamaan serta cuti bersama turut mendorong

    peningkatan belanja masyarakat. Dukungan pemerintah di sektor perumahan untuk ekonomi

    menengah ke bawah menjadi bumper pertumbuhan properti residensial seiring membaiknya

    daya beli masyarakat dan stabilnya kinerja investasi swasta yang tersebar di berbagai daerah

    tingkat kab/kota.

    Membaiknya konsumsi rumah tangga Jatim pada triwulan ini turut dikonfirmasi oleh

    meningkatnya beberapa indikator konsumsi, seperti hasil survei penjualan eceran, survey

    konsumsi, jumlah konsumsi listrik rumah tangga, kredit konsumsi dan simpanan perorangan.

    Sebagaimana dapat dilihat pada grafik 1.7, salah satu indikator konsumsi rumah tangga Jatim

    yaitu indeks omset penjualan relatif stabil di atas indeks 110. Survei Penjualan Eceran (SPE) yang

    dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia turut mengkonfirmasi perkembangan ekonomi

    Jawa Timur. Hasil survei menginformasikan kenaikan tertinggi indeks penjualan barang tahan

    lama meliputi kelompok barang konstruksi (indeks 192,64), peralatan rumah tangga (374,08),

    pakaian (141,24) serta alat tulis (182,83).

    Sementara itu, indikator konsumsi listrik rumah tangga juga meningkat (lihat grafik 1.8),

    yaitu dari 816,82 juta Kwh menjadi 886.54 juta Kwh atau setara dengan peningkatan Kwh per

    pelanggan dari 102,02 menjadi 108.79. Jumlah pelanggan rumah tangga yang dilayani terlihat

    mengalami peningkatan sebesar 7,44%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2013 (4,40%

    - yoy). Kenaikan Tarif Tenaga Listrik (TTL) per tanggal 1 Januari 2013 pada kelompok konsumen

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.5555 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.6666 Sisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa TimurSisi Permintaan PDRB Prov.Jawa Timur

    -15%

    -10%

    -5%

    0%

    5%

    10%

    15%

    20%

    25%

    30%

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Konsumsi Pemerintah

    Konsumsi Rumah Tangga

    Pembentukan Modal Tetap Bruto

    %

    y

    o

    y

    -600

    -400

    -200

    0

    200

    400

    600

    800

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Net Ekspor Luar Negeri Net Ekspor Antar Pulau

    g_Net Ekspor Luar Negeri (rhs) g_Net Ekspor Antar Pulau (rhs)

    T

    r

    i

    l

    i

    u

    n

    R

    p

    %

    Y

    O

    Y

    Sumber: BPS Jatim, diolah Sumber: BPS Jatim, diolah

  • 5

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.7Grafik 1.7Grafik 1.7Grafik 1.7 Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran Indeks Penjualan Eceran

    rumah tangga hanya berlaku pada golongan pelanggan Rumah Tangga Besar (R3 daya 6600

    VA ke atas). Besaran populasi kelompok ini relatif kecil namun memiliki konsumsi cukup besar

    sehingga menyebabkan perlambatan pertumbuhan konsumsi. Konsumen golongan daya

    tersambung 450 VA dan 900 VA tidak mengalami kenaikan TTL sehingga pertumbuhan jumlah

    pelanggan rumah tangga masih cukup tinggi mengingat besarnya permintaan layanan

    sambungan listrik khususnya di daerah terpencil. Dengan mekanisme kenaikan secara bertahap

    diharapkan kebijakan ini tidak memberikan efek kejut pada tingkat konsumsi masyarakat

    namun dapat mengurangi biaya subsidi pemerintah yang tidak tepat guna.

    Sebagai salah satu sumber pembiayaan belanja rumah tangga, indikator simpanan

    perorangan terindikasi tumbuh melambat yaitu dari 14,43% (yoy) menjadi 12,81%. Arah

    perlambatan indikator ini juga mengkonfirmasi meningkatnya konsumsi rumah tangga dengan

    didorong oleh penurunan pertumbuhan simpanan jenis tabungan (dari 18,72% menjadi

    15,06%), giro (dari 8,69% menjadi 6,31%) , sedangkan deposito meningkat dari 9,36%

    menjadi 10,47%. Meningkatnya pertumbuhan deposito dipicu oleh pelemahan harga emas

    dunia, sehingga masyarakat cenderung meningkatkan kembali investasi konvensionalnya dalam

    bentuk simpanan di bank.

    Konsumsi yang masih tinggi tercermin pula dari terjaganya stabilitas pertumbuhan kredit

    konsumsi Bank Umum pada level tinggi, yaitu di atas 26% (yoy). Konsistennya pertumbuhan

    kredit ini turut mendukung pembiayaan konsumsi masyarakat pada triwulan laporan. Ke depan

    diperkirakan kinerja kredit konsumsi terjaga stabil meskipun suku bunga acuan BI Rate

    meningkat sebesar 0,75 basis poin, Disisi lain adanya Kebijakan Bank Indonesia yang mengatur

    batas maksimum suku bunga kartu kredit sebesar 2,95% per bulan diharapkan tidak

    mengganggu pertumbuhan kredit ini. Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka meningkatkan

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.8888 Konsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah TanggaKonsumsi Listrik Rumah Tangga

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    900

    1,000

    70

    80

    90

    100

    110

    120

    130

    140

    150

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Konsumsi Listrik Kwh/pelanggan

    Sumber : PLN (diolah)

    -

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    -

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Indeks Omset Riil Peralatan Rumah Tangga

    Pakaian & Perlengkapannya Makanan, Minuman, Tembakau

    Alat Tulis Konstruksi

    Barang Budaya dan Rekreasi

    Indeks

  • 6

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11112222 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Kondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat IniKondisi Ekonomi Saat Ini

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11111111 Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Survei Konsumen Keyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan KonsumenKeyakinan Konsumen

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.9999 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Kredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit KonsumsiKredit Konsumsi

    aspek perlindungan konsumen dan mendukung praktek pemberian Kartu Kredit yang lebih

    memperhatikan manajemen risiko pemberian kredit.

    Peningkatan konsumsi masyarakat dikonfirmasi berbeda oleh hasil survei konsumsi, yang

    mengindikasikan stabilnya tingkat keyakinan konsumen (IKK) di atas indeks 120, dengan

    komposisi meningkatnya kepercayaan konsumen pada kondisi ekonomi saat ini (IKE), dan

    ekspektasi konsumen (IEK) yang relatif stabil. Tingkat kepercayaan konsumen pada kondisi

    ekonomi saat ini (IKE) kembali membaik seiring meningkatnya indikator tingkat ketersediaan

    lapangan kerja saat ini. Faktor kejutan terkait kenaikan harga beberapa tarif pembentuk biaya

    produksi diperkirakan hanya bersifat temporary, mengingat sektor produktif skala menengah

    dan besar telah menganggarkan kenaikan ini di awal tahun meskipun nilai realisasinya masih

    lebih tinggi dari perkiraan awal tahun. Sementara itu, terjaganya IEK pada level 135 didukung

    oleh indikator keyakinan ketersediaan lapangan kerja 6 (enam) bulan yang akan datang dan

    stabilnya indeks ekspektasi penghasilan (indeks 131,60) serta indeks keyakinan kondisi ekonomi

    indonesia (indeks 100,60). Relatif terjaganya kondisi ekonomi di Jawa Timur dan didukung

    dengan kondusifnya iklim investasi sehingga menambah jumlah lapangan pekerjaan khususnya

    di wilayah kab/kota turut menjaga keyakinan responden dalam level optimis.

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11110000 Dana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan PeroranganDana Simpanan Perbankan Perorangan

    (10)

    -

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    -

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    gDPK Perorangan

    gGiro Perorangan (rhs)

    gTab Perorangan (rhs)

    gDep Perorangan (rhs)

    -5,00

    10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

    2012 2013

    %y

    oy

    Modal Kerja Investasi Konsumsi

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

    Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

    Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

    Indeks

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

    Indeks Penghasilan Saat Ini

    Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

    Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

    Indeks

  • 7

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11116666 Perkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek InvestasiPerkembangan Jumlah Proyek Investasi

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11117777 Perkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek InvestasiPerkembangan Nilai Proyek Investasi

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11115555 Infrastruktur Pendukung Sektor Industri PengolahanInfrastruktur Pendukung Sektor Industri PengolahanInfrastruktur Pendukung Sektor Industri PengolahanInfrastruktur Pendukung Sektor Industri Pengolahan

    Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.11114444 Infrastruktur Transportasi Jawa TimurInfrastruktur Transportasi Jawa TimurInfrastruktur Transportasi Jawa TimurInfrastruktur Transportasi Jawa Timur

    b. Investasib. Investasib. Investasib. Investasi Kinerja investasi Jawa Timur yang tercermin

    pada tingkat pertumbuhan investasi

    (Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB)

    pada triwulan II 2013 mengalami perbaikan

    dari 8,20% (yoy) menjadi 8,67%. Namun, jika

    diukur berdasarkan proporsinya terindikasi

    mulai mengalami penurunan sejak triwulan

    I-2012yang disebabkan oleh indikator

    konsumsi rumah tangga cenderung meningkat

    sehingga

    patut diwaspadai dampak lanjutan di masa mendatang atas kinerja pertumbuhan ekonomi

    Jatim, mengingat pentingnya investasi guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang sustainable.

    Turut men

    Sumber: BKPM Sumber: BKPM

    GrafikGrafikGrafikGrafik 1.11.11.11.13333 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan PMTBPMTBPMTBPMTB

    Sumber: BPS Jawa Timur, diolah

    Sumber: BPM Jatim, diolah Sumber: BPM Jatim, diolah

    -100%

    0%

    100%

    200%

    300%

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Jumlah Proyek PMA Jumlah Proyek PMDN

    Perubahan Jumlah Proyek PMA Perubahan Jumlah Proyek PMDN

    -400%

    -200%

    0%

    200%

    400%

    600%

    800%

    1000%

    1200%

    -

    2,000

    4,000

    6,000

    8,000

    10,000

    12,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Nilai Proyek PMA (USD million) Nilai Proyek PMDN (Rp miliar)

    g Nilai Proyek PMA g Nilai Proyek PMDN

    0%

    2%

    4%

    6%

    8%

    10%

    12%

    14%

    16%

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Pembentukan Modal Tetap Bruto gPMTB (rhs)

    T

    r

    i

    l

    i

    u

    n

    R

    p

    %

    Y

    O

    Y

  • 8

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Masih tingginya minat investasi ke wilayah Jawa Timur turut dikonfirmasi dari hasil

    kegiatan Liaison dan searah pula dengan rilis data Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa

    Timur akhir semester I 2013. Meskipun kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami

    perlambatan, namun diperkirakan akan membaik seiring tingginya pengajuan investasi asing

    yang didominasi sub sektor minyak dan gas di Tuban, Gresik dan Pasuruan senilai Rp. 9 Triliun.

    Meskipun penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) masih lebih tinggi dibandingkan

    Jawa Tengah, namun investor lebih memilih berinvestasi di Jawa Timur dengan adanya fasilitas

    infrastruktur pelabuhan, jalan tol dan bandara serta ketersediaan tenaga kerja yang terampil.

    Selain itu, pangsa pasar sebesar 120 juta jiwa ke wilayah Indonesia Timur menjadi daya

    tarik tersendiri, mengingat kuatnya jaringan perdagangan pengusaha Jawa Timur di wilayah ini.

    Kuatnya perdagangan antar pulau turut didukung dengan fasilitas Pemprov Jatim yang

    menyediakan Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 15 (lima belas) Provinsi yang tersebar di

    wilayah Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Hingga akhir tahun 2013, ditargetkan sebanyak

    24 (dua puluh empat) KPD didirikan, tambahan sebanyak 9 (sembilan) KPD ini menggunakan

    APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2013. Dalam pelaksanaan operasionalnya, teknis kerjasama

    dagang antar daerah diemban oleh Duta Dagang yang notabene merupakan pelaku usaha di

    kawasan yang menjadi target pemasaran produk Jatim. Sistem ini diharapkan dapat menekan

    biaya operasional sehingga tidak membebani APBD Jatim terlalu tinggi. Selain itu Pemprov

    Jatim tengah mempersiapkan perbaikan konektivitas logistik dengan memanfaatkan skema

    Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) antar Provinsi,

    khususnya di wilayah Indonesia Timur.

    Dari sisi investasi bangunan, beberapa proyek pembangunan di Jawa Timur yang

    sedang berjalan diantaranya pembangunan pabrik pengolahan susu di Kabupaten Pasuruan

    dan pembangunan pabrik baja beton. Selain itu adanya pembangunan pabrik untuk produksi

    gula di wilayah Jember dan Malang, pabrik tembakau di Kab. Bojonegoro dan Kab. Tuban serta

    pabrik pengolahan makanan laut di Kab. Sidoarjo dan Kab. Pasuruan turut mendorong realisasi

    investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode ini sehingga lebih dominan

    dibandingkan investasi Penanaman Modal Asing (PMA). Dari subsektor transportasi dan

    komunikasi turut terinformasi rencana pembelian mesin dan peremajaan alat angkut

    transportasi khususnya di sektor jasa angkutan darat dan laut.

    Guna mendukung iklim investasi di Jatim, pembangunan beberapa proyek infrastruktur

    telah dianggarkan pada tahun ini, dengan total nilai investasi sebesar Rp. 8 Triliun. Anggaran ini

    dialokasikan untuk pembangunan tiga proyek jalan tol baru dan satu proyek jalan tol

    pengganti, meliputi jalan tol Gempol-Pandaan (13,6 km), Gempol-Pasuruan (34,15 km),

  • 9

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Surabaya-Mojokerto (36,27 km) dan relokasi jalan tol Porong-Gempol (10 km). Sealin itu,

    pembangunan Pelabuhan guna mengakomodir kebutuhan transaksi perdagangan luar dan

    dalam negeri, mengingat tidak efisiennya proses bongkar muat melalui Pelabuhan Tanjung

    Perak juga terus dilakukan. Pada tanggal 29 April 2013 telah diresmikan Pelabuhan

    Penyeberangan Paciran yang dapat melayani kapal penumpang berkapasitas 500 orang dan

    100 kendaraan roda empat.

    Sementara itu, pembangunan pelabuhan Teluk Lamong tengah memasuki tahap

    finalisasi berupa proses penambahan fasilitas pengerukan kolam dermaga domestik,

    pembangunan Jembatan, fly over, kelengkapan gudang dan gedung operasional Pelabuhan.

    Berdasarkan hasil liaison ke salah satu operator pelabuhan di Jawa Timur, guna mendukung

    ketersediaan listrik di Jawa Timur, pertengahan tahun ini direncanakan pembangunan

    Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Teluk Lamong bekerjasama dengan BUMD

    setempat. Diharapkan PLTMG ini dapat beroperasi pada Mei 2014. Pembangunan fasilitas ini

    juga untuk mengakomodir kebutuhan listrik operasional kereta api monorel tanpa operator

    (Automated Container Transport ACT) di Pelabuhan Teluk Lamong guna mengurangi

    kepadatan lalu lintas antara pelabuhan Tanjung Perak dan terminal Teluk Lamong. Proyek

    lainnya yang diharapkan selesai di akhir tahun meliputi penambahan kapasitas Terminal

    Bandara Juanda senilai Rp. 946 miliar, operasional Pelabuhan Tanjung Tembaga dan Pelabuhan

    Probolinggo.

    Namun demikian, tidak dimungkiri masih terdapat beberapa kendala, khususnya dalam

    pembangunan kawasan industri di daerah. Dalam beberapa kesempatan Pemprov Jatim

    menginformasikan rencana ini masih terkendala belum terkumpulnya kelompok investor yang

    berkomitmen untuk berinvestasi pada pembangunan kawasan industri, karena prasyarat

    minimal harus berada di lahan seluas 1000 ha. Masih belum terintegrasinya kawasan pabrik di

    daerah menjadi kesulitan tersendiri bagi investor baru, khususnya untuk skala mikro dan kecil

    mengingat masih minimnya akses jalan ke daerah, meskipun potensi sumber daya alam dan

    manusia tersedia melimpah. Sebagai langkah awal, diperlukan koordinasi anggaran tingkat

    kab/kota untuk membangun infrastruktur pendukung sehingga menjadi daya tarik tersendiri

    bagi calon investor. Hal ini turut dikonfirmasi oleh hasil liaison yang dilakukan Kantor

    Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV (Jawa Timur) dimana pengusaha menyuarakan

    pentingnya ketersediaan infrastruktur di daerah serta jaminan integrasi sistem perijinan investasi

    tingkat kab/kota, provinsi hingga level nasional guna memberikan kepastian biaya dan waktu

    bagi kelompok calon investor baru.

  • 10

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.11118888 Perkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit InvestasiPerkembangan Kredit Investasi

    Sebagai salah satu sumber pembiayaan sektor produktif, kinerja penyaluran kredit

    investasi periode ini tumbuh tinggi jika dibandingkan triwulan I 2013 dari 27,96% (yoy)

    menjadi 34,32% seiring masih tingginya prospek positif perekonomian Jawa Timur yang

    disertai dengan dukungan penciptaan iklim usaha yang kondusif. Di sisi lain, kredit modal kerja

    masih relatif terjaga stabil di atas 20%, meskipun sedikit melemah dibandingkan triwulan I

    2013.

    Sementara itu, perlambatan investasi barang modal (mesin, peralatan, dll) diperkirakan

    telah berlalu terutama karena kebijakan pemerintah membebaskan bea impor mesin dan

    barang untuk pengembangan industri, dalam rangka mendukung peningkatan investasi dan

    program industri perkapalan serta industri kendaraan bermotor nasional yang terangkum dalam

    proyek MP3EI Nasional. Hal ini kemudian mendorong peningkatan investasi terutama oleh

    industri perkapalan, sebagaimana diindikasikan oleh peningkatan impor barang modal

    (Grafik 1.21).

    Selanjutnya, indikator kinerja impor barang modal terindikasi adanya pertumbuhan

    transaksi dari 0,96% menjadi 27,88% atau senilai USD 588 Juta. Tren ini turut mengkonfirmasi

    membaiknya iklim investasi di Jatim, selain faktor upaya penambahan investasi berupa lahan

    atau pabrik baru. Hasil kegiatan Liaison yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia

    Wilayah IV pun mengindikasikan hal serupa dengan bertambahnya jumlah investor baru baik

    dari dalam dan luar negeri di wilayah Jatim. Sedikit berbeda dengan triwulan sebelumnya,

    beberapa pelaku usaha mengkonfirmasi telah membaiknya kinerja penjualan ekspor di berbagai

    di negara tujuan, kecuali ke kawasan Eropa.

    -5,00

    10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 45,00 50,00

    Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II

    2012 2013

    %y

    oy

    Modal Kerja Investasi Konsumsi

  • 11

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.19191919 Perkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan SemenPerkembangan Volume Penjualan Semen

    GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.22220000 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan ImporImporImporImpor Barang ModalBarang ModalBarang ModalBarang Modal

    Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

    c. Eksporc. Eksporc. Eksporc. Ekspor----ImporImporImporImpor

    Pada pertengahan tahun 2013, tercatat transaksi perdagangan barang dan jasa Jatim

    sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan mencatatkan kinerja net ekspor

    sebesar Rp. 4,04 trilyun, namun masih dalam tren positif net ekspor sejak triwulan II-2010.

    Membaiknya kinerja ekspor impor Jatim utamanya didorong oleh peningkatan nilai net ekspor

    perdagangan antar pulau (dari Rp. 2,69 triliun menjadi Rp. 3,47 triliun) dengan didukung

    tercapainya net ekspor dari transaksi luar negeri sebesar Rp. 0,57 triliun.

    Sedikit berbeda dengan pencatatan transaksi perdagangan luar negeri yang dilakukan

    oleh BPS Jawa Timur, berdasarkan Laporan Aplikasi Permohonan Ekspor Barang (PEB) dan

    Permohonan Impor Barang (PIB) dengan sumber Bea Cukai Jawa Timur, kembali mencatatkan

    kondisi net impor sebesar USD 1291,57 juta. Meskipun transaksi ekspor luar negeri Jatim

    mengalami perbaikan dari -10,12% (yoy) menjadi -0,31%, namun meningkatnya kebutuhan

    impor (dari -4,70% (yoy) menjadi 5,51%) mengakibatkan neraca perdagangan luar negeri

    kembali defisit.

    Membaiknya transaksi ekspor luar negeri Jatim didominasi oleh jenis barang konsumsi

    yang tumbuh sebesar 11,54% lebih tingga dari periode sebelumnya pada level 1,13%, serta

    ekspor barang bahan baku yang membaik dari -14,66% (yoy) menjadi -5,53%. Sedangkan

    ekspor barang modal mengalami perlambatan dari 42,18% menjadi 17,57%. Berdasarkan

    komoditasnya, ekspor barang konsumsi didominasi oleh kelompok makanan olahan, perabot,

    perhiasan dan alas kaki. Sedangkan untuk kelompok barang bahan baku didominasi oleh

    ekspor karet mentah, kayu, lemak atau minyak hewan/nabati serta bahan kimia organik.

    Selanjutnya untuk kelompok barang modal didominasi ekspor mesin/peralatan listrik.

    -30%

    -20%

    -10%

    0%

    10%

    20%

    30%

    0

    500,000

    1,000,000

    1,500,000

    2,000,000

    2,500,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Penjualan Semen g_Penjualan Semen

    (40)

    (20)

    -

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    0

    100

    200

    300

    400

    500

    600

    700

    800

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Capital Goods g_Capital Goods (rhs)

  • 12

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    GrafikGrafikGrafikGrafik 1.1.1.1.22221111 Perkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Jatim

    GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.22222 Perkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri JatimPerkembangan Kinerja Ekspor Luar Negeri Jatim

    Peningkatan transaksi impor utamanya didorong peningkatan pertumbuhan impor untuk

    kelompok barang konsumsi (dari -9,26% (yoy) menjadi 59,13%), barang modal (dari 0,96%

    (yoy) menjadi 27,88%) serta barang bahan baku (dari -5,00% (yoy) menjadi -1,86%).

    Berdasarkan komoditasnya, impor barang konsumsi didominasi oleh kelompok aneka buah,

    aneka biji berminyak serta aneka gandum. Sedangkan untuk kelompok barang bahan baku

    didominasi oleh impor besi dan baja, aneka olahan plastik, pupuk serta bijih logam. Selanjutnya

    untuk kelompok barang modal didominasi impor mesin/pesawat mekanik serta mesin/peralatan

    listrik. Kinerja impor triwulan ini relatif membaik dibandingkan periode sebelumnya, meskipun

    demikian Pemprov Jatim telah mengupayakan perumusan kebijakan lokal sebagai insentif bagi

    sektor industri pengolahan yang memanfaatkan barang impor untuk diolah menjadi barang

    ekspor baik keluar maupun dalam negeri.

    Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.24444 Pertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis BarangPertumbuhan Ekspor Per Jenis Barang

    Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.23333 Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai Perkembangan Nilai EksporEksporEksporEkspor Per Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis BarangPer Jenis Barang

    Sumber: BPS Jatim, diolah

    (1,500)

    (1,000)

    (500)

    -

    500

    1,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    NET EKSPOR Net Capital Goods

    Net Intermediate Goods Net Consumption Goods

    (USD Juta)

    (2,000,000)

    (1,000,000)

    -

    1,000,000

    2,000,000

    3,000,000

    4,000,000

    5,000,000

    6,000,000

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2009 2010 2011 2012 2013

    Net Ekspor LN Net Ekspor Antar Pulau

    (Rp Juta)

    0

    500

    1,000

    1,500

    2,000

    2,500

    3,000

    3,500

    4,000

    4,500

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Consumption Goods

    Intermediate Goods

    Capital Goods

    (USD Juta)

    (100)

    (50)

    -

    50

    100

    150

    200

    250

    (30)

    (20)

    (10)

    -

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

    2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    g_Total Ekspor

    g_Capital Goods (rhs)

    g_Intermediate Goods (rhs)

    g_Consumption Goods (rhs)

    (%, yoy)

  • 13

    Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa TimurProvinsi Jawa Timur Triwulan II 2013

    BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

    Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.22227777 Nilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis BarangNilai Impor per Jenis Barang

    GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.28888

    Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Impor per Jenis BarangImpor per Jenis BarangImpor per Jenis BarangImpor per Jenis Barang

    1.2.1.2.1.2.1.2. SISI PENAWARANSISI PENAWARANSISI PENAWARANSISI PENAWARAN

    Dari sisi penawaran, struktur perekonomian Jawa Timur pada triwulan II-2013 secara

    keseluruhan masih didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Sektor Perdagangan, Hotel dan

    Restoran, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertanian, dengan rincian kontribusi 31,04%

    (Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran), 26,21% (Industri Pengolahan), dan 15,63%

    (Sektor Pertanian). Secara umum, jumlah kontribusi ketiga sektor utama tersebut mencapai

    72,87%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan proporsi ketiganya pada Triwulan I

    2013 yang tercatat sebesar 74,43%. Penurunan proporsi ini didorong meningkatnya kinerja

    sektor pendukung meliputi sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi serta

    sektor pertambangan dan penggalian. Berbeda dengan triwulan sebelumnya, sektor industri

    Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.26666 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai ImporImporImporImpor

    Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.25555 Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan NilaiNilaiNilaiNilai EksporEksporEksporEks