subjektif-obje

5
SUBJEKTIF Dokumen Farmasi Pasien (DFP) Nama pasien : Ny. EP Usia : 37 tahun Alamat : Purwokerto Jenis kelamin : P BB/TB : 45 kg/- Tgl MRS : 07/06/10 No. RM :061XXX Keluhan utama (Subjektive) :Pasien rujukan datang dengan keluhan mulai tadi pagi mengalami kekakuan mulut, gigi gathok, susah makan dari kemarin, kaki berat kalau buat berjalan , kesadaran menurun (tidur terus), terpasang infus RL+DC (sudah 1 minggu) Riwayat penyakit dahulu : - Riwayat pengobatan : - Diagnosis : Myastenia gravis Data klinik (Objektive) TTV 7/6 8/6 9/6 10/6 11/6 12/6 Normal Keterangan TD 130/ 80 130/ 80 120/ 80 140/8 0 120/8 0 110/7 0 120/80 Meningkat pada tgl 07,08,10 dan menurun pada tanggal 12 N 72 50 88 88 80 60 60 - normal

Upload: reza-satria

Post on 12-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhehe

TRANSCRIPT

Page 1: SUBJEKTIF-OBJE

SUBJEKTIF

Dokumen Farmasi Pasien (DFP)

Nama pasien : Ny. EP

Usia : 37 tahun

Alamat : Purwokerto

Jenis kelamin : P

BB/TB : 45 kg/-

Tgl MRS : 07/06/10

No. RM :061XXX

Keluhan utama (Subjektive) :Pasien rujukan datang dengan keluhan mulai tadi pagi mengalami kekakuan mulut, gigi gathok, susah makan dari kemarin, kaki berat kalau buat berjalan , kesadaran menurun (tidur terus), terpasang infus RL+DC (sudah 1 minggu)

Riwayat penyakit dahulu : -

Riwayat pengobatan : -

Diagnosis : Myastenia gravis

Data klinik (Objektive)

TTV 7/6 8/6 9/6 10/6 11/6 12/6 Normal KeteranganTD 130/80 130/80 120/80 140/80 120/80 110/70 120/80 Meningkat pada

tgl 07,08,10 dan menurun pada tanggal 12

N 72 50 88 88 80 60 60 - 90 normalRR 20 20 24 24 16 21 16 - 20 Meningkat pada

tgl 09, 10dan 12Suhu 36,5 36,5 36,8 36,8 37 36,5 36,5 -

37,5Normal

GCS 356 15 3+5+6=14. menurun

Laboratorium

Page 2: SUBJEKTIF-OBJE

Pemeriksaan Satuan 7/6 Normal KeteranganHb g/dL 14,8 13,8-17,5 NormalLeukosit /µL 7750 3800-9800 NormalHct % 44 40,7-50,3 NormalEritrosit 106/µL 8,9 4,3-5,9 MeningkatTrombosit /µL 333000 150000 –

400000Normal

MCV fL 84,2 80 – 97,6 NormalMCH pg 28,2 27 – 33 NormalMCHC % 33,5 33 – 36 NormalRDW % 13,8 10 – 15 NormalMPV fL 9,5 13 menurunBasofil % 0,1 0-1 MenurunBatang % 0 3 – 5 menurunSegmen % 73 50 – 70 MeningkatLimfosit % 20,1 25 – 35 MnurunMonosit % 6,2 4 – 6 MeningkatGDS Mg/dl 91 <200 NormalNa Mmol/L 136 137-145 MenurunK Mmol/L 2,8 3,6-5 MenurunCl Mmol/L 108 98-107 MEningkatTot protein Gr/dl 6,04 6,6-8,7 MnurunAlbumin Gr/dl 3,9 3,6-5 NormalGlobulin Gr/dl 2,14 2,3-3,5 MenurunBerat jenis 1,015 1,015-

1,025Normal

SN 9Leukosit 500 3800-9800 MenurunNitrit +Protein 75 <30 mg/dl MeniingkatGlukosa normalBilirubin -Eritrosit 250 3,5-5x106 MenurunSedimen erit 10-20 <5 MEnigkattSed. Leu 50-60 0-4 meningkatSed. Epitel 1-2 +1 NormalBakteri +4 + ada

(Tatro,2003; Tefferi, 2001).

Adanya peningkatan pada tekanan daraha dan RR dikarenakan miastenia gravis menyebabkan gangguan pada otot, sehingga terjadi ketidakseimbangan pada parameter tersebut. Sedanglan penurunan angka GCS terjadi karena misatenia gravis menggangu system saraf sehingga terjadi penurunan kesadaran.

Page 3: SUBJEKTIF-OBJE

Antibodi secara langsung menolak protein-protein asing yang disebut antigen yang menyerang tubuh termasuk juga bakteri dan virus. Antibodi menolong tubuh untuk melindungi dirinya dari protein-protein asing ini. Sistem imun pada orang dengan Myasthenia Gravis membuat antibodi melawan reseptor pada persimpangan neuromuscular. Antibodi tidak normal dapat ditemukan dalam darah pada banyak orang-orang dengan Myasthenia Gravis. Antibodi menghancurkan reseptor dengan lebih cepat dibanding tubuh bisa menggantikan mereka lagi. Kelemahan otot terjadi ketika asetilkolin tidak dapat menggerakkan reseptor pada persimpangan neuromuskular.

Peningkatan jumlah eritrosit dapat disebabkan konsumsi obat seperti : (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat) (Chernecky CC & Berger BJ,2008) . Pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya radang dapat diduga sebagai gangguan autoimun. Misalnya, pengendapan laju eritrosit (ESR) seringkali meningkat, karena protein yang dihasilkan dalam merespon radang mengganggu kemampuan sel darah merah (eritrosit) untuk tetap ada di darah. Sering, jumlah sel darah merah berkurang (anemia) karena radang mengurangi produksinya

Inflamasi merupakan salah satu proses pertahanan non spesifik, dimana jika ada patogen atau antigen yang masuk ke dalam tubuh dan menyerang suatu sel, maka sel yang rusak itu akan melepaskan signal kimiawi yaitu histamin Signal kimiawi berdampak pada dilatasi(pelebaran) pembuluh darah dan akhirnya pecah. Sel darah putih jenis neutrofil,acidofil dan monosit keluar dari pembuluh darah akibat gerak yang dipicu oleh senyawa kimia(kemokinesis dan kemotaksis). Karena sifatnya fagosit,sel-sel darah putih ini akan langsung memakan sel-sel asing tersebut sehingga jumlah monosit dalam darah meningkat

Pada miastenia gravis , konduksi neuromuskular terganggu, Jumlah asetilkolin berkurang, mungkin akibat cedera autoimun. Antibodi terhadap protein neuroreseptor asetilkolin ditemukan dalam penderita miastenia gravis. Miastenia gravis secara makroskopis otot-ototnya tampak normal. Jika ada atropi, akibat otot yang tidak dipakai. Secara mikroskopis pada beberapa kasus dapat ditemukan infiltrasi limfosit dalam otot dan organ organ lain, tetapi pada otot rangka tidak dapat ditemukan kelainan yang konsisten (price and wilson,1995 dalam Muttaqin,2000;229). Adanya infiltrasi limfosit yakni kebocoran limfosit akan menyebabkan penurunan limfosit.

Dua molekul asetilkolin terikat pada sebuah reseptor kemudian reseptor ini akan mengalami perubahan bentuk dengan membuka saluran dalam reseptor yang memungkinkan aliran kation yakni Na+ dan K+ melintasi membran. Masuknya ion Na+ akan menimbulkan depolarisasi membran otot sehingga terbentuk potensial end plate. Keadaan ini selanjutnya akan menimbulkan depolarisasi membran otot di dekatnya dan terjadi potensial aksi yang ditransmisikan disepanjang serabut saraf sehingga timbul kontraksi otot. Pada penderita miastenia gravis, sel antibodi tubuh atau kekebalan akan

menyerang sambungan saraf yang mengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmiter yang mengantarkan rangsangan dari saraf satu ke saraf lainnya. Jika reseptor mengalami gangguan maka akan menyebabkan

defisiensi, sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot terganggu dan menyebabkan kelemahan otot. Pada pasien miastenia gravis terjadi penurunan asetilkolin dan terjadi kelemahan otot. Sehingga akan terjadi penurunan Na dan K.

Page 4: SUBJEKTIF-OBJE

Sebagian besar penderita mengalami disfungsi otonom (mulut kering,konstipasi, retensi urin). Ada nya retensi urin di bagian bladder menyebabkan peningkatan sedimentasi eritrosit dan leuikosit pada urin, dan ketidakseimbangan pada parameter globulin dan protein total.

Price and Wilson, 1995. Patofisiologi:Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Jakarta:EGC.

Tefferi ayalew., md ed. 2001. Primary Hematology. Totowa. NJ: Humana Press.