suara ungu juli 2011

16
Meningkatkan Mutu Menuju Kampus Terpadu BULETIN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Pertama di Indonesia Usai dikukuhkan sebagai guru besar, Pratomo Widodo kini merupakan profesor pembelajaran germanistik pertama di Indonesia. Hal 11 Pameran Seni Rupa Apresiasi sekaligus upaya menjembatani persahabatan manusia dan alam. Hal 4 JULI 2011 VOLUME 1 NOMOR 2 BAHASA SASTRA SENI SUARA UNGU Oleh Azwar Anas N iat Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, untuk terus meningkatkan fasilitas yang bermutu tampaknya amat serius. Hal ini dibuktikan de- ngan berdirinya gedung-gedung baru yang ditujukan untuk men- dukung sarana perkuliahan. Sa- lah satunya adalah Gedung Pu- sat Layanan Akademik (PLA) dan Gedung Kuliah 1 (GK1). Mulai tahun 2010 lalu, FBS te- rus meningkatkan pembangun- an. Hadrinya bangunan-bangun- an baru tersebut ditujukan un- tuk menunjang proses perkuli- ahan agar lebih kondusif. Keku- rangan ruangan atau bahkan berebut ruangan diharapkan ti- dak akan terjadi lagi. “Yang pas- ti, agar kita tidak lagi kekurang- an ruang kuliah seperti yang kemarin,” ujar PD II menyoal masalah pembangunan di FBS yang semakin meningkat. Hal serupa juga disampaikan oleh Mudzakkir Ketua Sub bagi- an Umper FBS UNY, “Pemba- ngunan ini dimaksudkan untuk mendukung proses perkuliahan agar lebih kondusif.” Selain itu Mudzakkir juga menambahkan bahwa di tahun ini (2011-red) FBS mempunyai beberapa plan- ning untuk membangun ge- dung-gedung baru seperti Labo- ratorium Seni rupa, Gedung Pu- sat Kegiatan Mahasiswa (PKM), dan Gerbang FBS. “Kalau yang pembangunan Laboratoriun seni rupa dan kerajinan, su- dah dimulai se- jak Juni lalu, “Nek ruangane enak, belajare kan enak,” ujar Sri Harti Widyastuti, Pembantu Dekan II FBS UNY. Sri Harti Widyastuti Gedung Kuliah 1 FBS UNY FOTO-FOTO: HUMAS FBS UNY

Upload: virga-renitasari

Post on 06-Apr-2016

256 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Meningkatkan Mutu Menuju Kampus Terpadu

TRANSCRIPT

Page 1: Suara Ungu Juli 2011

Meningkatkan Mutu Menuju Kampus Terpadu

Buletin Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri YogYakarta

Pertama di IndonesiaUsai dikukuhkan sebagai guru besar, Pratomo Widodo kini merupakan profesor pembelajaran germanistik pertama di Indonesia. Hal 11

Pameran Seni RupaApresiasi sekaligus upaya menjembatani persahabatan manusia dan alam. Hal 4

juLi 2011 volume 1 nomor 2

BahaSa SaSTRa SenI

suara ungu

Oleh Azwar Anas

Niat Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta, untuk terus meningkatkan fasilitas

yang bermutu tampaknya amat serius. Hal ini dibuktikan de­ngan berdirinya gedung­gedung baru yang ditujukan untuk men­dukung sarana perkuliahan. sa­lah satunya adalah gedung Pu­sat Layanan akademik (PLa) dan gedung Kuliah 1 (gK1).

Mulai tahun 2010 lalu, FBs te­rus meningkatkan pembangun­

an. Hadrinya bangunan­bangun­an baru tersebut ditujukan un­tuk menunjang proses perkuli­ahan agar lebih kondusif. Keku­rangan ruangan atau bahkan berebut ruangan diharapkan ti­dak akan terjadi lagi. “Yang pas­ti, agar kita tidak lagi kekurang­an ruang kuliah seperti yang kemarin,” ujar PD II menyoal masalah pembangunan di FBs yang semakin meningkat.

Hal serupa juga disampaikan oleh Mudzakkir Ketua sub bagi­an umper FBs unY, “Pemba­ngunan ini dimaksudkan untuk

mendukung proses perkuliahan agar lebih kondusif.” selain itu Mudzakkir juga menambahkan bahwa di tahun ini (2011­red) FBs mempunyai beberapa plan­ning untuk membangun ge­dung­gedung baru seperti Labo­ratorium seni rupa, gedung Pu­sat Kegiatan Mahasiswa (PKM), dan gerbang FBs.

“Kalau yang pembangunan Laboratoriun seni rupa dan kerajinan, su­dah dimulai se­jak Juni lalu,

“nek ruangane enak, belajare kan enak,” ujar sri Harti Widyastuti, Pembantu Dekan II FBs unY.

Sri Harti Widyastuti

Gedung Kuliah 1 FBS uNY

Foto-Foto: humas FBs unY

Page 2: Suara Ungu Juli 2011

2 suara ungu juli 2011

Pelindung: Prof. dr. Zamzani, m.Pd. (dekan FBs unY) Penasihat: drs. suhaini m saleh, m.a. (Pembantu dekan i), dra. sri harti Widyastuti, m.hum. (Pembantu dekan ii), drs. herwin Yogo Wicaksono, m.Pd. (Pembantu dekan iii) Pengarah: drs. Yudi sutama, m.Pd. (kabag tu) Pemimpin umum: drs. Wien Pudji Priyanto, m.Pd. (ketua humas) Pemimpin Redaksi: sismono la ode Sekretaris Redaksi: virga renitasari, s.Pd. Redaktur Pelaksana: azwar anas Staf Redaksi: Febi Puspitasari, scholastica Wahyu Pribadi, diyan Fatimatuz Zahro Perwajahan: ms lubis Fotografer: hariyono Distribusi dan Sirkulasi: sugeng tri Wuryanto, s.Pd., sariyem.

Alamat Redaksi: kantor humas, gedung Pusat layanan akademik lantai ii Fakultas Bahasa dan seni, kampus unY karang­malang Telepon: 0274­550583 Faks: 0274­548207 E-mail: [email protected] Penerbit: humas FBs unY.

BERITA UTAMA

sudah ditender, dan direncana­kan akan selesai di 2011 ini.” ujar Mudzakkir. sementara un­tuk gedung Pusat Kegiatan Ma­hasiswa akan dimulai setelah pembangunan Laboratorium se­ni rupa dan Kerajinan selesai. Letaknya bersebelahan.

PKM ini, kata sri Harti Widy­astuti sebagai ganti dari PKM lama yang kondisinya kurang mendukung proses belajar ma­hasiswa. “untuk itu akan digan­ti dengan bangunan yang lebih besar, tiga lantai. Ya, mirip stu­dent Center unY gitulah,” gurau Widyastuti.

Menuju Kampus Terpaduselain upaya meningkatkan

mutu fasilitas, pembangunan di FBs juga dimaksudkan untuk menciptakan kampus FBs Ter­padu. Jika pada 2010 lalu, ba­

aktivitas kuliah di gedung Kuli­ah 1. gedung tiga lantai yang se­lesai di bangun pada bulan Ma­ret, 2011 lalu dan mampu me­nampung 300 dan 500 orang rencananya akan dilengkapi de­ngan fasilitas Perpustakaan dan penambahan Laboratorium praktik untuk jurusan seni Tari. “Karena pada prinsipnya kita benar­benar ingin member ak­ses yang mudah dan efi­si­en un­tuk teman­teman mahasiswa,” tutur Wdiyastuti.

sementara itu rhea Yustitie, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman 2007, mengaku cukup senang dengan hadirnya ba­ngunan terpusat seperti gedung

Suasana di lobi Gedung Kuliah 1 FBS (foto kiri), Laboratorium Seni Rupa dan Kerajinan yang tengah dibangun (foto kanan).

rangkali kita masih mengenal sebutan FBs barat dan FBs ti­mur. akan tetapi di 2011 ini ti­dak ada lagi istilah yang demi­kian. FBs barat adalah kampus FBs yang gedungnya berada di sebelah barat Desa Karangma­lang. Begitu juga sebaliknya FBs Timur adalah kampus FBs yang letaknya di sebelah timur Desa Karangmalang.

“nah, yang begitu kan repot banget. Harus bolak­balik ke ba­rat dan timur. Oleh karena itu, pembangunan ini juga dalam rangka memindahkan FBs men­jadi satu. semuanya terpusat da­lam satu wilayah. Tidak ada lagi FBs Barat ataupun Timur,” ujar Widyastuti pembantu Dekan II sekaligus staf pengajar jurusan Pendidikan Bahasa Daerah.

salah satu bukti yang dapat kita simak adalah, terpusatnya

Foto-Foto: humas FBs unY

Page 3: Suara Ungu Juli 2011

3suara ungu juli 2011

Seorang mahasiwa seni ru­pa 2008 yang tidak mau di­sebutkan namanya, berceri­

ta dengan malu­malu. Akibat ulah­nya yang tidak mematuhi tata ter­tib pada pertengahan Mei lalu, ia harus tersiram air dari alat pende­teksi asap dan menjadi pusat per­hatian banyak mahasiswa saat se­buah alarm memindainya seba­gai pengganggu keselamatan.

Siang itu ia bermaksud meng­ikuti kuliah di salah satu ruang di Gedung Kuliah 1 lantai 3. Sambil menuggu dosen datang, ia me­nyalakan sebatang rokok. Akan tetapi, tanpa sadar ia merokok persis di bawah teknologi milik GK1 bernama smoke detector. Teknologi yang sengaja dipasang untuk mendeteksi asap. Tujuan­nya mencegah gedung dari ke­bakaran.

“Ya kalau tepatnya ada air, alat itu juga bisa nyemprot setelah mengeluarkan bunyi sirine,” jelas Mudzakkir Kasubag Umper FBS.

Alhasil, mahasiswa Seni rupa tersebut tersebut basah kuyup.

“Malulah mas, kalau basahnya sih nggak apa­apa, tapi sirinenya itu, jadi bikin orang pada ngeli­hat­i­n,” akunya sambil mengenang.

Di temui di kantornya, Pem­bantu Dekan II Sri Widyastuti men­jelaskan fungsi dan tujuan alat tersebut. Katanya, smoke detect­or merupakan salah satu alat un­tuk menjaga keselamatan. “Sebu­ah gedung mesti ada unsur safe­ty­nya. Selain hydran, alat pende­teksi kebakaran juga perlu,” je­lasnya.

Widyastuti kemudian menam­bahkan bahwa sistem keamanan GK1 tidak berhenti dalam pende­teksi kebakaran saja. Di samping fasilitas penangkal gangguan pe­tir, di setiap ruang pada jurusan masing­masing juga akan dipa­sang kamera CCTV. “Ini sudah di­pasang dibeberapa titik, masih ada beberapa lagi yang perlu di­pasang. Jadi siapa­siapa yang masuk di kantor jurusan akan te­rekam oleh kamera tersebut,” ujarnya. Azwar

Kuliah 1. Ia tidak perlu lagi bo­lak­balik ke barat ataupun ke ti­mur untuk melakukan aktivitas perkuliahan.

“senang juga sih. selain ru­angannya besar, gedung Kuliah 1 juga memberi kemudahan terhadap proses perkuliahan,” ujar mahasiswa bertubuh gem­pal ini.

sama halnya dengan Lilin, mahasiswa sastra Inggris 2008 yang menilai gedung Kuliah 1 dari segi estetisnya. Menurut­nya gedung Kuliah 1 adalah ge­dung pertama yang paling ba­gus yang ada di FBs. “nyaman juga sih, dibandiing waktu ma­sih jadi IKM dulu. apalagi ru­angannya gede dan kondusif,” tambah Lilin.

Smoke Detector amankan Gedung FBS

gedung Kuliah 1 merupakan gedung baru kepunyaan FBs. gedung ini selesai dibangun pa­da Maret dan baru diresmikan pada Juli 2011 lalu. gK1 adalah bentuk transformasi dari ge­dung IKM yang tidak terselesai­kan. namanya berubah menja­di gedung Kuliah 1 karena FBs harus mencari sumber dana la­in guna merampungkannya.

Widyastuti berpesan tak ha­nya pada mahasiswa, tapi juga seluruh sivitas akademika, un­tuk memanfaatkan dan menja­ga fasilitas yang ada seperti mi­lik sendiri. “Harapannya, fasili­tias ini bisa dijaga dan dirawat seperti halnya milik kita sendi­ri. Tapi, fungsi dan kegunaan­nya bersama­sama.”

Selain upaya meningkatkan mutu fasilitas, pembangunan

di FBS juga dimaksudkan

guna menciptakan kampus FBS

Terpadu.

Gedung Kuliah 1 lantai 3 FBS yang dilengkapi

smoke detector.

humas FBs unY

Page 4: Suara Ungu Juli 2011

� suara ungu juli 2011

Oleh Febi Puspitasari

senIn (7/6), rektor unY, Prof. Dr. rochmat Wahab, M.Pd. me­resmikan pembukaan Pameran dan seminar nasional seni ru­pa Dosen, alumni, dan Mahasis­wa (DaM ) dalam rangka Dies natalies unY ke­�7. Pameran ini diselenggarakan oleh Jurus­an Pendidikan seni rupa de­ngan menampilkan 100 karya dari dosen Jurusan Pendidikan seni rupa, mahasiswa, alumni, dan perupa Yogyakarta di audi­torium unY. Turut Hadir Dekan FBs Prof. Dr. Zamzani, M. Pd, Dekan FIK sumaryanto, M. Kes., dan Ketua Panitia Dies natalies unY erwin setyo K., M.si.

Dalam sambutannya, roch­mat Wahab memberikan apre­siasi terhadap penyelenggaraan pameran dan seminar seni ru­pa DaM. “Kegiatan seni telah menjadi unggulan unY dan pe­nyelenggaraan pameran ini menjadi media apresiasi terha­dap keagungan seni,” ungkap­nya, “Penyelenggaraan kegiatan ini semoga menjadi secercah ha­

Melihat Persahabatan Lewat Karya Seni

rapan dan semangat agar ada generasi kedua dan ketiga sete­lah amri Yahya, alumni dan do­sen unY yang juga Perupa na­sional dan Internasional.”

Dalam Pameran yang telah diselenggarakan kedua kalinya ini, pihak panitia mengambil te­ma memayu hayuning bawono. “Tema ini memberikan pesan agar manusia selalu bersahabat dengan alam,” terang sigit Wah­

yu nugroho, M. si., Ketua Pani­tia Pameran dan seminar seni rupa. Tema yang mengambil unsur kehidupan manusia de­ngan segala elemen kehidupan­nya terwujud pada 100 karya pameran dalam bentuk seni lu­kis, seni patung, seni mix me­di­a, fotografi­, dan i­nstalasi­. Be­berapa karya seperti karya B. Muria Zuhdi, dosen Jurusan Pendidikan seni rupa ini meng­gunakan bahan dasar Lumpur Lapindo dalam 6 karya instalasi yang disulap menjadi hidangan makan pagi hingga makan ma­lam untuk Indonesiaku.

selain itu, lukisan karya ah­mad su’udi yang berjudul No Money No Justice juga menarik pengunjung dengan gambar ko­in­koin dan perpaduan warna hasil kreativitas sang pelukis. Lukisan The Colourful of Rain dan Gatotkaca vs Ironman, pa­tung Ngajeni, dan fotografi­ Har­moni Alam adalah beberapa ju­dul yang juga menambah ke­unikan hasil kreativitas perupa unY yang dipamerkan di audito­rium.

Di samping sebagai media apresiasi, kegiatan ini diharapkan mampu menjembatani persahabatan manusia dan alam.

Rektor uNY tengahmenggoreskan warna di atas kanvas.

EVENT

Foto-Foto: humas FBs unY

Page 5: Suara Ungu Juli 2011

5suara ungu juli 2011

PaMeRan LuKIS III

Seni Tak Terbatas RuangBeLasan sketsel berjejer rapi di halaman timur ge­dung Pusat Layanan aka­demik (PLa) FBs unY pa­da akhir Juni (2�/6) lalu. ada sekitar 68 lukisan de­ngan beragam tema terpa­jang apik. selain tema yang beragam, teknik lu­kis dan aliran yang ditam­pilkan juga bervariasi.

Lukisan­lukisan tersebut adalah karya 3� mahasis­wa Pendidikan seni rupa angkatan 2008. seperti di­tuturkan Kristian nicho, pameran yang dipimpin­nya ini adalah bentuk uji­an akhir mata kuliah Lu­kis III. Ketua HIMa seni rupa 2010 ini juga menu­turkan, pemilihan tempat yang tidak biasa ini dise­babkan ruang Pameran se­dang direnovasi.

“Yang penting karya ka­mi dapat diapresiasi,” lan­jutnya. Pendapat ini di­amini Dewi Muftichah, “Thinking out of the box, ke­terbatasan harus disiasati dengan kreativitas.”

Kegiatan ini didukung penuh sang dosen peng­ampu, susapto Murdowo, M.sn. “Dibandingkan ta­hun sebelumnya, mereka lebih kreatif dan berani da­lam berekspresi,” ungkap­nya. Pameran ini memang bertujuan agar mahasiswa makin percaya diri dalam menciptakan karya seni. Penilaian seni rupa tak bi­sa dipukul rata karena kar­ya tiap mahasiswa memi­liki keunikan Diyan

PeKan Ilmiah Mahasiswa na­sional (PIMnas) dapat dikata­kan ajang paling bergengsi ba­gi mahasiswa. ajang kompetisi kreativitas ini diikuti mahasis­wa dari berbagai jurusan di se­luruh Indonesia. Tahun ini, dua tim PKM (Program Kreati­vitas Mahasiswa) FBs unY ber­hasil terpilih untuk mengikuti PIMnas XXIV yang diselengga­rakan di universitas Hasanud­din Makassar 19­23 Juli 2011.

Dalam rangka mempersiapkan kedua tim terse­but FBs menye­lenggarakan pem­bekalan sekaligus pelepasan bagi ke­dua tim. acara pembekalan di­laksanakan rabu (13/7) di ru­ang sidang FBs unY. selain ber­latih memberikan presentasi, kedua tim mendapatkan perta­nyaan, feedback, dan saran­sa­ran dari dewan juri layaknya kompetisi sebenarnya.

Tim pertama mempresentasi­kan tema “Pemberdayaan sang­gar Tari Pradnya Widya FBs unY dalam Mempromosikan Ta­ri Tradisional Yogyakarta seba­gai Media sosialisasi Tarian Dae­

Pelepasan Tim PIMnaS FBSrah bagi Wisatawan di Kawasan Malioboro Yogyakarta”. Tim yang diketuai Maria Wulandari, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris ini berangkat dari kekha­watiran akan punahnya tari tra­disional dan berusaha melesta­rikannya.

sementara tim kedua yang di­ketuai annisa nurul Ilmi (Pen­didikan Bahasa Inggris) meng­angkat tema “Pelatihan Bahasa

Inggris dengan Teknik Communi­cative Language Teaching (CLT) ba­gi Peserta Didik Panti sosial Bina netra (PsBn) Yog­yakarta guna Me­nambah Daya sa­

ing Penyedia Jasa Pemijatan di Yogyakarta”.

selepas sesi tanya jawab, feedback, dan saran dari juri, akhirnya kedua tim dinyatakan siap berangkat dan dilepas oleh Dekan FBs unY, Prof. Dr. Zam­zani. “rasa percaya diri menja­di modal yang utama. anda ha­rus yakin betul apa yang dilaku­kan adalah sesuatu yang benar dan bermanfaat,” pesan Zamza­ni. “semoga ini tidak menjadi beban, namun menjadi tang­gung jawab moral dan komit­men dalam rangka membawa nama baik lembaga,” pungkas Zamzani. Diyan

Dua tim dari FBS siap berkompetisi di PIMnaS XXIV.

Tim Senam FBS sedang memperagakan salah satu gerakan senam.

humas FBs unY

Page 6: Suara Ungu Juli 2011

6 suara ungu juli 2011

EVENT

Oleh Diyan F Zahro

KeMIrIPan Indonesia dan Ma­laysia disebabkan banyak fak­tor, mi­salnya geografi­s, hi­stori­s, serta sosiologis yang berdekat­an. Tapi kondisi ini belakangan terganggu adanya hegemoni po­litik terhadap kebudayaan.

Menyadari hal itu, kongsi an­tara Malaysia dan Indonesia me­lalui universitas negeri Yogya­karta­universiti Kebangsaan Ma­laysia (unY­uKM) sangat diper­lukan. Tujuannya agar alam Ja­wa dan alam Melayu tidak ha­

KonGSI uny-uKM

Masa Depan Pengkajian Jawa-Melayu

nya disuarakan oleh dunia ba­rat, serta generasi muda Jawa dan Melayu tidak tercerabut da­ri budayanya sendiri.

Persoalan di atas mengemuka dalam seminar bertajuk “Masa Depan Pengkajian Indonesia­Ja­wa­Melayu” yang berlangsung selasa (5/7) di gedung PLa FBs unY. Prof. Ding Choo Ming dari uKM mengungkapkan bahwa globalisasi memang membuat dunia semakin indah dan mena­rik, namun keindahan tersebut seakan­akan hanya terdapat da­lam kebudayaan barat.

Padahal bangsa pribumi me­miliki karya budaya yang tidak kalah indah, misalnya Hikayat Hang Tuah yang diciptakan se­zaman William shakespeare.

sesi selanjutnya, Prof. Dr. su­minto a. sayuti menjelaskan pentingnya melakukan pema­haman terhadap humanisme klasik dan positivisme historis untuk menunjang pembangun­an ketahanan budaya. “Kongsi Indonesia­Malaysia yang dimak­sud berada dalam konteks keta­hanan budaya di tingkat regio­nal dan lokal sekaligus, sehing­ga kita bisa berbicara di hadap­an “barat” secara egaliter dan berani,” jelasnya.

seminar ini berlanjut keesok­annya dengan Diskusi Imple­mentasi rancangan Mou unY­uKM di ruang sidang rektorat unY yang dihadiri Pembantu rektor I dan II unY.

Venny Indria ekowati, s. Pd. selaku panitia mengungkapkan bahwa pada 18 Juli diadakan penandatangan Mou antara unY­uKM. “Tujuan seminar ini memang mencari arah Mou dan program apa saja yang da­pat dilakukan untuk melihat masa depan pengkajian Jawa­Melayu,” tutur dosen FBs yang melanjutkan pendidikan s2 di uKM Malaysia.

KaMIs (30/6) menjadi hari yang menggembirakan bagi 59 mahasiswa FBs. Mereka di­nyatakan berhasil menyele­saikan masa studi dan telah mengikuti Yudisium yang dise­lenggarakan di ruang seminar gedung PLa FBs.

Lima mahasiswa dinyata­kan lulus dengan predikat

Cumlaude. Mereka adalah De­wanti ratna P dari Pendidikan Bahasa Inggris, anggar aprili­anti dari Pendidikan Bahasa Jawa, nugraheni nurita M da­ri Pendidikan Bahasa Jawa, nurun nisa dari Pendidikan Bahasa Jawa, dan terakhir eni Purwanti dari Bahasa dan sas­tra Inggris.

Menjelang akhir acara, De­kan FBs, Prof. Dr. Zamzani, berpesan pada para peserta untuk tak menunda­nunda melakukan sesuatu karena akan selalu ada hal berikut yang harus dikerjakan. “Ke­suksesan anda sekarang ada­lah awal dari kesuksesan beri­kutnya,” paparnya. Virga

yudisium Juni 2011, awal Kesuksesan Berikutnya

Jawa maupun Melayu merupakan dua budaya besar nusantara yang harus dikembangkan.

Prof. Ding Choo Ming sedang memaparkan perkembangan sastra melayu.

humas FBs unY

Page 7: Suara Ungu Juli 2011

7suara ungu juli 2011

engLIsH for Holidays (eFH) adalah program tahunan yang diadakan Jurusan Pen­didikan Bahasa Inggris FBs unY dan telah berlangsung 1� tahun. ajang ini menyedia­kan lingkungan dan aktivitas bernuansa Bahasa Inggris yang mendekatkan peserta dengan alam selama liburan akhir semester.

“Di samping sebagai prog­ram liburan anak yang mea­ningful, eFH juga memfasili­tasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang mengam­bil kelas english for Children untuk latihan mengajar,” ung­

kap nurhidayantoro, M,Pd., Ketua Panitia eFH 2011.

Tahun ini, eFH mengusung tema “getting Closer to na­ture” dengan nuansa cheerful­ness, friendliness, dan care. rangkaian kegiatan disusun secara matang sejak tanggal 27 Juni­9 Juli 2011. Para pe­serta diajak bermain sambil belajar dalam kegiatan Cam­pus grand Tour, Class activi­ties, Outbond, aksi go green dengan penanaman pohon oleh peserta, Barbecue, Field Trip dan diakhiri dengan pe­nampilan kreasi seni dalam Closing Ceremony. Diyan

Liburan yang edukatif dan Fun

sIaPa tak mengenal Mackie Messer? Ia adalah perampok de­ngan setumpuk kejahatan. Di si­si­ lai­n, Messer juga pri­a flam­boyan yang diperebutkan Polly Peachum dan Lucy. akhirnya ia tertangkap dan dihukum ma­ti. namun sebelum eksekusi ber­langsung, datanglah surat dari Buckingham. Ia bebas dari se­gala tuduhan, bahkan diangkat menjadi pejabat.

Demikianlah kisah “Die Drei­groschenoper” yang dipentas­kan mahasiswa Pendidikan Ba­hasa Jerman Kelas reguler swa­dana angkatan 2008, 17 Juni 2011 lalu. Pementasan yang ber­tempat di Lab. Karawitan FBs ini merupakan ujian akhir mata kuliah Literatur II yang diampu akbar setiawan M. Hum.

akbar mengatakan, selain memberi pemahaman tentang karya sastra Jerman, teater ini juga dipersembahkan kepada Ketua Jurusan PB Jerman, Prof. Dr. Pratomo Widodo, yang kini resmi menjadi Profesor germa­nistik pertama di Indonesia.

Dalam sambutannya, Prato­mo bercerita tentang kekagum­an peserta seminar asosiasi germanistik Indonesia 2010 la­lu saat menyaksikan suguhan teater mahasiswa PB Jerman. Ia juga berharap suatu saat PB Jer­man unY mendapat kesempat­an untuk dapat tampil di goet­he Haus Jakarta.

Pementasan yang disutradari Yulistia Lugita sandri ini meng­angkat drama karya Bertolt Brecht. Brecht adalah sastra­wan kenamaan Jerman yang produktif, baik dalam puisi mau­pun drama. Ia juga pencetus “episches Theater”, jenis drama baru yang melibatkan penonton untuk berpikir bagaimana ce­rita berjalan. Diyan

Drama di akhir Mata Kuliah

KaMIs (16/6), FBs menyambut kedatangan 26 mahasiswi KKL dari Prodi Pendidikan seni Ta­ri FKIP universitas Lampung di ruang seminar gedung PLa FBs. Hadir dalam acara terse­but Dekan FBs, Pembantu De­kan II dan III, serta Ketua dan dosen Jurusan Pendidikan se­ni Tari.

Persembahan tari Klono To­peng oleh novian, Mahasiswa seni Tari unY yang berasal da­ri Lampung, memikat hadirin di awal acara penyambutan. Ketua Prodi Pendidikan seni Tari unila, Dwiyana Habsary, menyampaikan rasa bangga atas sambutan FBs unY kali ini. acara dilanjutkan dengan penampilan empat mahasiswi seni Tari unila yang memba­wakan tari Piring.

Dekan FBs unY, Prof. Dr. Zamzani dalam sambutannya menjelaskan, “saat ini, eksis­tensi tari semakin diakui, dan minat terhadap Prodi seni Tari pun semakin meningkat dari

tahun ke tahun. Buktinya bebe­rapa mahasiswa rela berdiri untuk sekadar menyaksikan penampilan tari karena tidak mendapatkan kursi.” Lebih lanjut, Zamzani juga menyam­paikan harapannya tentang akan dibentuknya sebuah aso­siasi Prodi seni Tari sehingga terdapat kegiatan rutin untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan. Virga

Kunjungan universitas Lampung

humas FBs unY

Page 8: Suara Ungu Juli 2011

8 suara ungu juli 2011

Oleh Febi Puspitasari

Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah menyelenggarakan se­minar dan Temu alumni Pendi­dikan Bahasa Jawa pada 2� Ju­ni 2011 di gedung PLa lantai 3. seminar nasional bertema Ino­vasi Pembejaran Bahasa, sastra dan Budaya Jawa Berbasis Pen­didikan Karakter ini menghadir­kan pembicara utama Drs. sut­risna Wibawa, M. Pd., Prof. Dr Djoko suryono, M. a., dan Prof Dr. Prudentia, MPss.

Di sesi pertama, sutrisna me­nyampaikan makalah berjudul Pendidikan Karakter dan Imple­mentasinya dalam Pembelajar­an Bahasa, sastra, dan Budaya Jawa. “Fungsi pokok pembela­jaran bahasa Jawa dalam pendi­dikan karakter adalah sebagai alat komunikasi, edukasi, dan kultural,” katanya.

Menurutnya, bahasa sebagai alat komunikasi diarahkan agar siswa dapat berbahasa Jawa de­ngan baik dan benar, mengan­dung nilai hormat dan sopan santun. Bahasa sebagai alat edu­kasi adalah pendidikan nilai­ni­lai lokal Jawa melalui khasanah bahasa dan sastra Jawa. selan­

Membangun Karakter Lewat Pembelajaran Bahasa dan Budaya Jawa

jutnya, bahasa memenuhi fung­si kultural untuk menggali kem­bali nilai­nilai budaya Jawa se­bagai upaya untuk membangun identitas bangsa.

Pembantu rektor II ini juga menerangkan tentang berbagai strategi Pembelajaran dalam pengajaran Bahasa, sastra, dan Budaya Jawa. “Pembelajaran ba­hasa Jawa hendaknya tidak se­kadar meaning getting, tetapi be­rupa proses meaning making,” katanya.

Dengan pola semacam itu, sis­wa tidak dijejali dengan sepe­rangkat kaidah untuk dimenger­

ti secara kognitif, tapi juga di­arahkan dalam pengembangan aspek afektif.

selain itu, sarana teknologi ju­ga mesti banyak dimanfaatkan. ”Video berisi program bahasa, sastra, dan budaya daerah se­perti wayang, upacara tradisio­nal, lagu­lagu daerah, program komputer, dan internet akan mengemas pembelajaran jadi lebih menarik,” ungkapnya de­ngan yakin.

“Fungsi pokok bahasa Jawa dalam pendidikan karakter adalah sebagai alat komunikasi, edukasi, dan kultural," ujar sutrisna Wibawa.

Sutrisna Wibawa memaparkan implementasi dan perkembangan terkait budaya jawa.

EVENT

AgendA

English for Holidays, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, 27 Juni­9 Juli, FBS UNY. Workshop Pengembangan Metodologi Penelitian Sastra, Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, 1 Juli, Ruang Sidang gedung PLA FBS UNY. Workshop Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya,

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4­5 Juli, Gedung PLA lantai 3 dan Gedung Kuliah I FBS UNY. Seminar Kerjasama indonesia Malaysia, FBS UNY dan Universiti Kebangsaan Malaysia, 5­6 Juli, Ruang Seminar gedung PLA FBS dan Ruang Sidang Rektorat lantai

2 UNY. Arisan jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, 9 Juli, Umbul Sidomukti. Pembekalan dan Pelepasan Tim PiMNAS FBS uNY 2011, 13 Juli, Ruang Sidang gedung PLA FBS UNY. Seminar Pendidikan Memajukan Pendidikan dan Riset indo-nesia melalui Kerjasama

internasional, ACIKITA, 20 Juli, Ruang Seminar gedung PLA FBS UNY. Registrasi Mahasiswa Lama, Semester Gasal 2011/2012. Forum Eks FPBS (Dekanat, Kajur, Kaprodi), 21­23 Juli, UPI Bandung. Yudisium FBS, 29 Juli, Ruang Seminar gedung PLA FBS UNY.

humas FBs unY

Page 9: Suara Ungu Juli 2011

9suara ungu juli 2011

LintAs

Lawatan ke ThailandKamis (30/6), Ketua BEM FBS Ikh­wanul Habibi melawat ke Prince of Songkla University, Thailand. Bersa­ma mahasiswa berprestasi UNY la­innya, mereka mempelajari bagai­mana aktivitas ormawa di mancane­gara, khususnya HUSO (Humanities and Social Science Organisation). HUSO berkedudukan di kampus Pattani dan bersifat nonindepen­den. Universitas menyediakan da­na, sarana, prasarana, serta meng­atur semua kinerja organisasi. Dari kunjungan tersebut dapat dipela­jari bahwa ormawa nonindependen ternyata mampu mendukung uni­versitas dengan berbagai macam kegiatan. resiko friksi antarorgani­sasi juga dapat diminimalisir seka­ligus bisa meningkatkan kesolidan antarorganisasi. Diyan

MGMP-PBSI Sharing IlmuRabu (20/7), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PB­SI), HIMA PBSI, bersama Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Cilacap mengadakan seminar ten­tang pengajaran Bahasa Indonesia di Cine Club FBS, UNY. Acara yang dihadiri sekitar 60 guru Bahasa In­donesia SMA se­Cilacap ini meman­datkan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan Kastam Syamsi, M.Ed. sebagai pembicara. PBSI UNY dianggap me­miliki banyak guru besar yang mam­pu membagi ilmunya, serta dinilai memiliki SDM yang dapat memfa­silitasi para peserta yang haus in­formasi. Di samping itu, tak sedikit pula dari guru Tim MGMP Kabupa­ten Cilacap ini dulunya merupakan alumni PBSI. Diyan

Selamat atas terbitnya

Suara ungu

Suara Ungu adalah suara nurani civitas akademika. Semoga Suara Ungu lahir sebagai penyambung lidah rakyat FBS yang selalu ingin perubahan yang terus­menerus. Zulfi Hendri, S.Pd, M.Sn., Dosen Pendidikan Seni Rupa FBS uNY

Terima kasih telah dihadirkan Suara Ungu, semoga bisa menjadi titian informasi, menerangkan yang masih gelap dan menjelaskan yang masih samar. istiyani Nuryanti, S. Pd., Staf Subag Kemahasiswaan FBS uNY

Selamat atas terbitnya Suara Ungu. Semoga dapat menjadi wadah informasi dan kreativitas FBS demi kemajuan FBS. Keep up the good work! Zayin Adib Muhammad, S. Pd., Alumni PBi 2003 FBS

Semoga mampu menyampaikan kebijakan dari dekanat secara tepat kepada mahasiswanya. Setidaknya, mampu membuat mahasiswa dekat dan kenal dengan dekanat. Yang penting isinya berimbang aja dan pesan yang disampaikan jelas. Resa, Mahasiswa PBSi 2008, Ketua uKMF Kreativa

Buletin Fakultas Bahasa dan Seni universitas Negeri Yogyakarta

humas FBs unY

Page 10: Suara Ungu Juli 2011

10 suara ungu juli 2011

FBS Career CenterBerharap menjadi pusat data pengembangan karir alumni FBs unY.

humas FBs unY

Oleh Virga Renitasari

TerHITung sejak Mei tahun ini, Fakultas Bahasa dan seni memiliki sebuah lembaga baru, yaitu FBs Career Center yang ter­letak di Front Office gedung PLa FBs unY. Lembaga yang berna­ung di bawah subag Kemahasis­waan ini berfungsi sebagai me­diator yang memberikan layan­an informasi lowongan pekerja­an dari berbagai instansi. FBs Career Center juga bergerak di bidang pengembangan karier, menjalin hubungan kemitraan, mengadakan pelatihan sDM, serta menjaring alumni dengan cara pendaftaran alumni.

Jenis kegiatan yang ditawar­kan FBs Career Center antara la­in on campus job interview, job fair, pelatihan dan training pe­ngembagan sDM, Informasi dan konsultasi, dan tracer study.

sebagai lembaga yang berusa­ha memberi pelayanan informa­si kepada alumni, FBs Career Center mempunyai visi menjadi pusat pengembangan karir dan

enterpreneurship yang mampu mengantarkan alumni FBs unY untuk dapat mengaplikasikan il­munya dalam bentuk pekerjaan atau usaha yang sesuai dengan kompetensinya.

“Career Center didirikan un­tuk mengantisipasi alumni kita dalam menggapai pekerjaan,” kata Herwin Yogo Wicaksono,

M. Pd., Pembantu Dekan III FBs unY. sebelumnya dalam dua tahun ini, FBs telah memberi­kan semacam pembekalan bagi alumni. “Pada dasarnya alumni yang baru saja lulus belum begi­tu tahu bagaimana menghadapi dunia pekerjaan dan tantangan kedepannya. Karena itu, kami memberi pembekalan bagi me­reka,” lanjut Herwin.

selain menjalin kerjasama untuk mempersiapkan alumni, FBs Career Center juga mempu­nyai kerja khusus yaitu memi­nimalkan masa tunggu alumni hingga mendapatkan pekerjaan dalam tiga bulan. “selama ini, masa tunggu masih bervariasi,” kata suryati, s. Pd., Manajer FBs Career Centre.

sebelumnya, kegiatan yang berkaitan dengan pembekalan maupun alumni ditangani bagi­an Kemahasiswaan. Kini de­ngan adanya lembaga baru di­harapkan pelayanan informasi bagi alumni bisa lebih lengkap. seperti disampaikan Herwin, “Harapannya, FBs Career Center bisa mendapatkan dukungan yang lebih baik untuk tahun yang akan datang sehingga men­dapatkan fasilitas yang lebih ba­ik lagi untuk menyelenggara­kan kegiatannya.”

raPaT Dewan Dosen dalam rangka pemilihan anggota se­nat universitas Wakil Dosen Fakultas diselenggarakan sela­sa (28/6) di ruang seminar ge­dung PLa FBs. acara dihadiri Dekan, Pembantu Dekan I, II, dan III, serta sebagian besar dosen FBs unY.

awalnya, ada lima bakal calon yang diajukan. Mereka adalah Hardiyanto, M. Hum., siti nurbaya, M. si., Dr. suwar­di, suwarno, M. Pd., dan Dr. Tadki­roatun Musfi­roh, M.

Hum. Tapi, salah satu bakal ca­lon, Tadkiroatun, dinyatakan gugur karena tidak hadir.

setelah pembacaan nama­nama bakal calon oleh Prof. Dr. Zamzani selaku pimpinan sidang, peserta segera melak­sanakan proses pemilihan.

Hasilnya, total suara 119, de­ngan 116 sah, 1 abstain, dan 2 tidak sah. suara terbanyak diperoleh suwarno, M. Pd. de­ngan jumlah 3� , disusul Dr. suwardi dengan 32 suara. urutan ketiga siti nurbaya, M.

si. dengan 28 suara, dan ter­akhir Hardiyanto, M. Hum. de­ngan 22 suara.

sebelumnya, saat menungu kehadiran peserta rapat, De­kan FBs meluncurkan buletin “suara ungu” edisi perdana di depan anggota senat dan pa­nitia pelaksana. Zamzani me­nyatakan suara ungu secara resmi sebagai buletin FBs dan mengharapkan suara ungu bi­sa menjadi media komunika­si dan publikasi kiprah FBs unY. Virga

Pemilihan anggota Senat universitas Wakil Dosen Fakultas

KABAR PLA

Page 11: Suara Ungu Juli 2011

11suara ungu juli 2011

Guru Besar Pembelajaran Germanistik Pertama di Indonesia

PRaToMo WIDoDo

Prof Dr Pratomo WidodoOleh Diyan F Zahro

FBs unY menjadi saksi hi­dup Pratomo Widodo. Ca­ra berpikirnya sederha­na, namun ia tidak mem­

batasi kecemerlangan prestasi yang diraihnya. Kini ia tak ha­nya guru Besar pertama bidang Pembelajaran germanistik un­tuk prodi Pendidikan Bahasa Jerman FBs unY saja, tapi juga di Indonesia.

Berawal dari ajakan teman untuk menjadi guide, kecintaan Pratomo terhadap bahasa Jer­man kian subur. “saya makin keras belajar bahasa Jerman bu­kan karena tuntutan prestasi akademik, melainkan karena standar kuali­fi­kasi­ untuk beker­ja sebagai pemandu wisata,” ke­nangnya. Melalui pariwisata, be­ragam manfaat ia rasakan sejak masih di semester �. namun tan­pa di­sadari­, tekanan kuali­fi­kasi­ kemampuan berbahasa dalam praktik pemanduan wisata jus­tru secara cepat mengangkat prestasi akademiknya.

selama menjadi pramuwisata, Pratomo mempelajari penting­nya pemahaman budaya dari bahasa asing yang dipelajari. Itulah sebabnya pembelajaran germanistik di Jurusan Pendi­dikan Bahasa Jerman FBs unY tidak hanya mencakup keteram­pilan berbahasa saja, tapi juga aspek linguistik dan interkul­tural. “semakin orang menge­nal budaya asing, maka ia sema­kin mencintai budayanya sendi­ri,” tuturnya.

Lebih lanjut ia menambah­kan, “Kecakapan mengatasi per­

setelah dikukuhkan jadi guru besar, Pratomo menjadi Profesor pertama bidang Pembelajaran germanistik Indonesia.

soalan kebahasaan yang ditim­bulkan perbedaan budaya ini­lah yang harusnya dimilki tiap calon guru bahasa Jerman.”

Pratomo mengaku tak me­nyangka telah mencapai gelar guru Besar. Puluhan tahun si­lam ia melangkahkan kaki ke jenjang Diploma 3 IKIP Yogya­karta hanya karena terkesan pa­da guru bahasa Jerman ketika di sMa. Bahkan teman­teman­nya pun mengernyitkan dahi ke­tika mengetahui pilihan studi­nya. namun Pratomo tetap ya­kin menjalani hingga pada 1985 ia terbang ke Muenchen dalam rangka Sandwich Bachelor Program.

Lulusan s3 ugM ini menja­lani hidup sebagai dosen de­ngan sederhana sesuai dengan tridharma perguruan tinggi. Walaupun begitu, beragam aktivitas yang dilakukannya tidak pernah main­main. Beberapa waktu lalu, ia tergabung dalam tim pe­nelitian unsur inter­kulturalisme dalam buku ajar di univer­sitas Bayreuth. “Per­

bedaaan budaya membuat tiap­tiap bahasa memilki cara sendi­ri dalam mengungkapkan satu realita sehingga kadang ungkap­an dalam buku ajar (Lehrwerk) tidak dapat langsung dipahami,” ujarnya.

secara pribadi, suami Dra. Henny Purwati ini merasa de­ngan gelar guru Besar, capaian prestasi akademiknya sudah se­lesai. namun Ketua Ikatan guru Bahasa Jerman Indonesia ini berkomitmen terus meningkat­kan kualitas tenaga pengajar bahasa Jerman di Indonesia gu­na memenuhi standar interna­sional.

Ia berpesan agar pembelajar bahasa Jerman tak takut meng­hadapi masa depan. “Manfaat­kan tiap peluang. Tiap tahun pasti ada satu mahasiswa kita yang meraih beasiswa DaaD, bahkan tahun ini ada dua maha­siswa yang mengikuti sommer­kurs di Jerman,” ungkapnya sambil tersenyum bangga.

FIGUR

Lahir: Banyumas, 30 September 1961 jabatan Akademik: Guru Besar Pendidikan: S3 Linguistik UGM Kegiatan: Ketua IGBJI, Ketua Jurusan PB Jerman FBS UNY, Asesor BAN PT, Anggota AGI, Sekretaris Senat FBS UNY.

hu

ma

s F

Bs

un

Y

Page 12: Suara Ungu Juli 2011

12 suara ungu juli 2011

APRESIASI

Meskipun bulan agus­tus sebulan lagi, teta­pi tidak salah jika mulai sekarang kita

menunggunya. Mengapa demi­kian? Karena bulan agustus adalah bulan yang cukup ber­sejarah bagi kita dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mengingat, pada 17 agustus 19�5 lalu kita telah de­ngan lantang menyatakan diri ‘orang­orang merdeka’. Jika di­hitung sampai hari ini, ternyata sudah 66 tahun kita hidup seba­gai orang­orang merdeka. Per­tanyaannya, apakah kita sudah benar­benar merdeka? Tentu, jawabnya tidak cukup dengan ‘Mari kita bertanya pada rum­put yang bergoyang!’

ada dua kata yang dekat de­ngan kita merdeka, yang jika saja tidak disikapi secara arif, eksesnya akan meng­ancam generasi pe­nerus, generasi kita ke depan. Kedua kata itu adalah ‘modernisasi’ dan ‘globalisasi’. Moder­nisasi telah diterje­mahkan secara ber­lebihan, yakni kehi­dupan modern de­ngan pola Barat. re­alisasinya, semua yang datang dari Ba­rat dianggap lebih terhormat, bergengsi, bagus, hebat, benar, cocok, dan seterusnya, sehingga ukuran seperti itulah yang digu­nakan sebagai indikator hidup modern. Perilaku modern men­jadi perilaku yang kebarat­ba­ratan.

Dampak negatif dari pola hi­dup seperti itu, sudah tentu ma­kin jauhnya generasi kita atas

orang Merdeka?

apa yang disebut kearifan lokal, nilai­nilai lokal, dan budaya sen­diri (yang adiluhung). Jika itu di­abaikan, yang akan terjadi ada­lah kita akan memiliki generasi penerus yang tercerabut dari akar budaya sendiri.

secara jujur harus diakui, ti­dak serta­merta semua yang da­tang dari Barat (luar) mesti bu­ruk dan sebaliknya yang ber­asal dari dalam sendiri secara otomatis baik. Kebaikan dan ke­burukan ada di mana­mana.

Karena itulah, kita perlu me­nyadari arti pentingnya Panca­sila, way of life bangsa —salah satunya adalah ‘Ketuhanan Yang Maha esa’—sebagai instru­men utama untuk memfi­lter pe­ngaruh negatif yang datang dari Barat (luar). sayangnya, orang­orang Indonesia sekarang, ja­ngankan menghayati Pancasila, hafal pun tidak.

Keadaan tadi diperparah oleh masuknya globalisasi yang telah membuat batas­batas du­nia makin cair. Meski ada be­berapa pihak yang mencoba mengi­denti­fi­kasi­ si­si­­si­si­ posi­ti­f globalisasi, tetap saja batas­ba­tas kewilayahan nyata berubah menjadi sekat­sekat yang sangat imajiner. Yang terjadi, Indone­sia tidak lebih dari pasar yang harus mau menyerap produk­produk Barat, tetapi tidak berla­ku sebaliknya. roda­roda buda­ya global yang garang itu sangat dimungkinkan untuk memargi­nalkan budaya­budaya lokal, ke­arifan­kearifan lokal, yang sela­ma ini kita ipuk­ipuk, kembang­kan, dan pertahankan.

Iming­iming kemudahan de­ngan label two in one, three in

one, four in one, bah­kan sekarang sudah sampai pada five in one, pun berbagai ke­mudahan akses lain­nya, sengaja disusup­kan oleh manusia­manusia global ke rumah­rumah kita untuk meninabobok­an anak­cucu kita. Targetnya jelas, gene­rasi penerus dibuat hidup dalam ketak­berdayaan, tak pu­nya militansi, tak pu­nya semangat juang

tinggi, tak ada etos kerja kuat, tak tahan uji, tak tahan banting, dan kehilangan jati diri.

Yang terjadi kemudian tidak sekedar akulturasi budaya, dan/atau asosiasi budaya, tetapi su­dah mengarah ke degradasi budaya. Memprihatinkan! Salah kedaden, ke depan bangsa ini mungkin akan menjadi orang asing di rumah sendiri.

OlehSumaryadi

Kita mesti menyelamatkan masa depan bangsa. Ke dalam, berikan

pencerahan pada generasi muda akan jatidiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk individu, dan sebagai anggota

masyarakat. Ke luar, tanamkan nilai agamis-religius dan sosial-budaya

secara komplementer.

Page 13: Suara Ungu Juli 2011

13suara ungu juli 2011

Fenomena itu makin tampak saja. Betapa budaya malu sudah tidak lagi dimiliki anak­anak bangsa ini. Korupsi berjamaah, penyalahgunaan wewenang, pe­maksaan kehendak plus keke­rasan dan anarkis, telah menja­di menu sedap tiap saat.

Kita saksikan di mana­mana mahasiswa yang mestinya ber­predikat intelektual (muda), da­lam menyelesaikan masalah bu­kan lagi mengedepankan sikap inteleknya, justru lebih memilih premanisme. Juga, ada tokoh­tokoh yang dengan bangganya melakukan kebohongan­kebo­hongan publik. (Orang­orang de­wasa yang gemar bohong mung­kin pada masa kecilnya oleh orang tua atau gurunya sering diberi cerita ‘Kancil Nyolong Ti­mun’.) Pun, di sana ada praktek­praktek upaya menggapai sesua­tu dengan strategi ‘menghalal­kan segala cara’. semua itu pem­belajaran yang sangat tidak se­dap bagi generasi penerus bang­

sa ini. generasi yang sedang mencari bentuk ternyata diben­tuk oleh situasi dan kondisi yang tidak kondusif.

Yang juga tampak adalah upa­ya untuk keluar dari carut­ma­rut bangsa ini sebagai akibat di­del­nya pendidikan budi pekerti pada masa itu dalam konteks pendidikan formal. Di samping, pendidikan nasionalisme dan agama tampaknya cenderung kognitif. untuk itu, diwacana­kanlah isu ‘pendidikan karak­ter’ (sebagai program ‘nguyak la­yangan pedhot’!). sayangnya, isu strategis itupun masih ditang­kap simpang siur oleh stakehold­ers, baik di tataran konsep mau­pun implementasi. Celakanya, itu dimarakkan dengan peman­dangan atas manusia­manusia dewasa yang tak mampu mem­berikan contoh­teladan yang simpatik.

Tidak ada pilihan lain, kecua­li kita mesti melakukan sesuatu untuk menyelamatkan masa de­

pan bangsa. Ke dalam, kita be­rikan pencerahan kepada gene­rasi muda akan jatidiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan (mesti setia dan taat kepada­nya), seba­gai makhluk individu (tidak arif jika selalu mengedepankan ego­nya), dan sebagai anggota ma­syarakat (mesti sadar hidup da­lam kolektivitas di negeri plu­ralitas). Ke luar, kita tanamkan kepada generasi kita nilai­nilai agamis­religius dan nilai­nilai sosial­budaya secara komple­menter. Insya allah!

drs. sumaryadi, m.Pd., dosen jurusan Pendidikan seni tari

FBs unY, ketua umum dewan kebudayaan kabupaten sleman, dan sekjen Badan Pembina seni

mahasiswa indonesia diY.

kirimkan esai anda tentang bahasa, sastra, dan seni ke [email protected] berikut foto dan identitas diri.

mY-

Wo

rld

-or

de

r.d

ev

ian

tar

t.c

om

Page 14: Suara Ungu Juli 2011

1� suara ungu juli 2011

Bathik saka BapakCerpen Btara Kawi

SASTRA

Kreppp”

Kertas surat kang le­bar dijereng iku banjur dilempit maneh. Pardi

ngarasakake pipine dadi srana banyu anget kang tumetes saka pojoking pandelengane.

“Di, bathik iki mung tandha tresna saka bapak lan ibumu. Ing bathik iki, kasemat samuba­rang tresnane bapak karo ibu.”

Luhe Pardi saya ndadra. ning ora let suwe, Pardi dikagetake swara saka njaba. Pardi gage ngelapi luhne.

“Weh, lha kok suwi le mbukak lawang, ana apa ta Di?” Wong lanang kang nembe wae teka mau pitakon sinambi ngumbar esem marang Pardi.

“ngapurane Win, iki mau aku lagi maca novel. nganti lali aku ana wong meh mretamu.”

nadyan isih sedhih, Pardi nyo­ba mesem.

Dhasar Pardi lan Wiwin iku pancen kanca kenthel. Bocah sakloron iku pancen kuliah sak universitas nanging beda jurus­an. Pardi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Daerah. Lha yen Wiwin kuwi mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin.

Ora rinasa surup tumeka nge­dhunake kelir ireng. Wiwin nyu­wun pamit amarga arep ngram­pungake tugas kuliah.

sinambi ngaso ing ndhuwur kasur, Pardi mbukak paket ki­riman saka bapake. alon­alon, Pardi mbukak kiriman kuwi. Je­bul isine bathik. Warnane soklat kanthi motif Cuwiri. Dheweke dadi kelingan, kuwi bathik saka Ibune kanggo bapake nalika pan­jenengane dirawat ing rsuD.

Kalodhangan kuwi jebul te­mu pungkasan watara dheweke

kalayan Ibune. Ingkang Maha Kwaos kagungan kersa mangsu­li Ibune.

5 minggu wis kalampahan saka wiwitane Pardi nampa ba­thik. senenge Pardi karo ba­thike ora jamak­jamak. saben dina anggere ora kotor banget mesthi bathike dingo. Kanca­kancane sakjane ya dha gumun karo polahe Pardi.

sanadyan kabeh kuwi linirwa, ning ana bab wigati kang mbru­dhel ing pikirane Pardi. Wis meh rong minggu iki, ningrum, ke­nya kang rumaket banget karo Pardi ora mbalesi nalika di­sms.

atine Pardi gresah­greseh mi­kir bab kuwi. Pancen ningrum iki durung dadi pacare. ning, marga rumaket banget wis kaya wong pacaran kang ndadekake polah kang ditindakake ning­rum iki menehi beban.

awan kuwi nalika surya ceme­ther ing ubun­ubun, Pardi mara ing Fakultas Teknik. Wigatine meh pethuk karo Wiwin.

“e,e,e Kakang Pardi. Wonten wigatos menapa dene pun Ka­kang purun prapta ing mriki?” Wiwin miwiti takon karo ngem­pet ngguyu.

“e bocah iki. aku lagi ora bu­tuh guyon! Pikiranku lagi pe­teng.”

“Ya apa, wis tinimbang saya mumet sirahmu lan panas ati­mu. ayo, saiki nang kantin”

Dilit ngkas, Pardi lan Wiwin wis teka nang kantin. Pardi mba­bar crita.

“Lha yen ngono kudune kowe kang marani dheweke Di.

“ning kan rumakete aku karo dheweke kowe ya wis ngerti ta Win? Kok sajak aneh banget?”

“Ya mbokmenawa kuwi, dhe­weke butuh luwuh digatekke.”

celeBs2daY1.all.co.uk

Page 15: Suara Ungu Juli 2011

15suara ungu juli 2011

The waxen wings, melted by the sun, Has ended his effort to reach the freedom Land, To reap the Fruits in the deserted days he sowed.Cursing he’s now for the stern forsaken show.

You see him then: Hanging on the edge above, just with one hand,Covered utmost in the cloudy shame,roaring Your names loudly, sighing severely—“as sisyphus, is’t all about the endless game?”

The Vain Visionary of Mankind

kirimkan cerpen dan puisi anda ke [email protected] berikut identitas diri.

Budhi arahoto, alumnus sastra inggris unY.

Oleh Budhi Arahoto

PUisi

alas! It’s, hence:Waiting, vainly, Your Hand for him to hang—as Love I spell, while Life here I lament—This hopeless Lover lies in the sea, as whenIcarus flew, Icarus sank.

du

eY

sd

ra

Win

gs

.co

m

Pardi meneng sedhela. Ing ba­tine kaya ana adu kuwat watara kepengine ngluwehake prakara iki apa ngrampungi kanthi becik.

“Ya, saranmu meh dakcobane Win.”

Dina iku Pardi kangsen karo ningrum meh ketemuan ing ta­man kampus.

sore kang padha nglangute ka­layan pikirane Pardi. Ora nya­na, jebul ningrum wis teka ing kono.

“Kok kowe wis teka gasik, rum?”

“Ora papa mas, mung kepe­ngin wae”

“Oh iya, bocah ayu pancen pi­ye­iye oleh kok”

godhane Pardi marang ning­rum jebul ora gawe rubah ulat pasuryane ningrum. niyate kang pengin apikan srana alon­alon buyar.

“robahing sikapmu kuwi ma­rang aku kuwi marga apa sakja­ne ta, rum?”

ningrum ditakoni meneng wae.“apa ana lepat kang ndade­

kake kahananmu dadi mengko­no?”

“Jujur mas, aku ora ngerti po­lahmu kok kaya mengkono. sa­

ben dina bathikan, gek bathike kuwi­kuwi wae. aku jeleh mas.”

“rum, ngertia. Iki bathik saka bapakku. Bathik iki tandha tres­nane Ibu marang Bapak. Bapak maringi iki supaya aku tansah enget marang tresnane Bapak lan Ibu saengga bisa dadi obo­ring baktiku.”

“ning apa ya kudu sak eks­trim kuwi, Mas? Iku rak mung tandha tresna.

“Dadi mung ngono rum. apa kowe mung seneng weruh nja­baku?”

“nek iya ngapa, Mas? aku du­du wong wadon jaman biyen. aku mardika nentokake pepi­nginanku.”

Dhebat mau gawe pasuryane ningrum saya peteng. Luh­luh lekas tumetes.

“ning iki wis dadi putusanku rum. Iki bathik kang mbathik Ibuku langsung. Diwenehake na­lika panjenengane nemahi kasi­dan jati”

“arepa prinsipmu ngono. aku ora bisa nrima.”

“Wis sesambungan iki pinung­kas ing kene wae. awake dhewe dadi kanca wae. Wis ana priya liya kang cedhak karo aku”

“sapa? Oh, dadi bathikku iki kok dadekake alasan ta?”

“Karepmu wae mas, kang ce­tha wis takblakake kabeh apa anane. urusen dhewe uripmu”

ningrum menyat ninggalake Pardi. Pardi wis ora bisa omong apa­apa maneh. Iki pancen iki wis dadi prinsipe. Pardi rada sesek dhadhane. Pengin rasane dheweke nangis, pengin nyan­dhareke awak lan pikire ing pangkone swargine simboke. ning simboke wis prapteng alam abadi. Mung kari tandha tresnane kang banget gedhene kang sajiwa ing lekuking motif bathike.

alon­alon Pardi ninggalake taman. angin ngelus kulite, nge­lus balung lan otote kang keta­man laraning tresna. Pardi te­rus lumaku sinambi kadhang­kala ngremet bathike. Bathik tandha tresnane Bapak lan sim­boke.

Yogyakarta, Oktober 2010

Btara kawi, nama pena jefrianto, mahasiswa Pendidikan

Bahasa daerah unY.

Page 16: Suara Ungu Juli 2011

Lapar yang Tak TerpenuhiAcrylik on canvas, 130 x 170, 2011

iming-iming = Pembodohan Acrylik on canvas, 130 x 170, 2010

xxx Acrylik on canvas, 170 x 130, xxx

Kesempatan untuk Melangkah Acrylik on canvas, 180 x 140, 2011

Lukisan-lukisan agustian eko Saputro

IMageSuaRa unGu

Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Angkatan 2008 ini mengaku lukisannya beraliran Pop Surealis. Karya­karyanya pernah dipamerkan dalam "Science and Artvocacy" di Galangan Voc. Jakarta, "Indonesian Heritage Society" di Senayan Jakarta dan "Self Holo" di Galeri Biasa Yogyakarta.