suara ungu juli 2011
DESCRIPTION
Meningkatkan Mutu Menuju Kampus TerpaduTRANSCRIPT
Meningkatkan Mutu Menuju Kampus Terpadu
Buletin Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri YogYakarta
Pertama di IndonesiaUsai dikukuhkan sebagai guru besar, Pratomo Widodo kini merupakan profesor pembelajaran germanistik pertama di Indonesia. Hal 11
Pameran Seni RupaApresiasi sekaligus upaya menjembatani persahabatan manusia dan alam. Hal 4
juLi 2011 volume 1 nomor 2
BahaSa SaSTRa SenI
suara ungu
Oleh Azwar Anas
Niat Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri Yogyakarta, untuk terus meningkatkan fasilitas
yang bermutu tampaknya amat serius. Hal ini dibuktikan dengan berdirinya gedunggedung baru yang ditujukan untuk mendukung sarana perkuliahan. salah satunya adalah gedung Pusat Layanan akademik (PLa) dan gedung Kuliah 1 (gK1).
Mulai tahun 2010 lalu, FBs terus meningkatkan pembangun
an. Hadrinya bangunanbangunan baru tersebut ditujukan untuk menunjang proses perkuliahan agar lebih kondusif. Kekurangan ruangan atau bahkan berebut ruangan diharapkan tidak akan terjadi lagi. “Yang pasti, agar kita tidak lagi kekurangan ruang kuliah seperti yang kemarin,” ujar PD II menyoal masalah pembangunan di FBs yang semakin meningkat.
Hal serupa juga disampaikan oleh Mudzakkir Ketua sub bagian umper FBs unY, “Pembangunan ini dimaksudkan untuk
mendukung proses perkuliahan agar lebih kondusif.” selain itu Mudzakkir juga menambahkan bahwa di tahun ini (2011red) FBs mempunyai beberapa planning untuk membangun gedunggedung baru seperti Laboratorium seni rupa, gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), dan gerbang FBs.
“Kalau yang pembangunan Laboratoriun seni rupa dan kerajinan, sudah dimulai sejak Juni lalu,
“nek ruangane enak, belajare kan enak,” ujar sri Harti Widyastuti, Pembantu Dekan II FBs unY.
Sri Harti Widyastuti
Gedung Kuliah 1 FBS uNY
Foto-Foto: humas FBs unY
2 suara ungu juli 2011
Pelindung: Prof. dr. Zamzani, m.Pd. (dekan FBs unY) Penasihat: drs. suhaini m saleh, m.a. (Pembantu dekan i), dra. sri harti Widyastuti, m.hum. (Pembantu dekan ii), drs. herwin Yogo Wicaksono, m.Pd. (Pembantu dekan iii) Pengarah: drs. Yudi sutama, m.Pd. (kabag tu) Pemimpin umum: drs. Wien Pudji Priyanto, m.Pd. (ketua humas) Pemimpin Redaksi: sismono la ode Sekretaris Redaksi: virga renitasari, s.Pd. Redaktur Pelaksana: azwar anas Staf Redaksi: Febi Puspitasari, scholastica Wahyu Pribadi, diyan Fatimatuz Zahro Perwajahan: ms lubis Fotografer: hariyono Distribusi dan Sirkulasi: sugeng tri Wuryanto, s.Pd., sariyem.
Alamat Redaksi: kantor humas, gedung Pusat layanan akademik lantai ii Fakultas Bahasa dan seni, kampus unY karangmalang Telepon: 0274550583 Faks: 0274548207 E-mail: [email protected] Penerbit: humas FBs unY.
BERITA UTAMA
sudah ditender, dan direncanakan akan selesai di 2011 ini.” ujar Mudzakkir. sementara untuk gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa akan dimulai setelah pembangunan Laboratorium seni rupa dan Kerajinan selesai. Letaknya bersebelahan.
PKM ini, kata sri Harti Widyastuti sebagai ganti dari PKM lama yang kondisinya kurang mendukung proses belajar mahasiswa. “untuk itu akan diganti dengan bangunan yang lebih besar, tiga lantai. Ya, mirip student Center unY gitulah,” gurau Widyastuti.
Menuju Kampus Terpaduselain upaya meningkatkan
mutu fasilitas, pembangunan di FBs juga dimaksudkan untuk menciptakan kampus FBs Terpadu. Jika pada 2010 lalu, ba
aktivitas kuliah di gedung Kuliah 1. gedung tiga lantai yang selesai di bangun pada bulan Maret, 2011 lalu dan mampu menampung 300 dan 500 orang rencananya akan dilengkapi dengan fasilitas Perpustakaan dan penambahan Laboratorium praktik untuk jurusan seni Tari. “Karena pada prinsipnya kita benarbenar ingin member akses yang mudah dan efisien untuk temanteman mahasiswa,” tutur Wdiyastuti.
sementara itu rhea Yustitie, mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman 2007, mengaku cukup senang dengan hadirnya bangunan terpusat seperti gedung
Suasana di lobi Gedung Kuliah 1 FBS (foto kiri), Laboratorium Seni Rupa dan Kerajinan yang tengah dibangun (foto kanan).
rangkali kita masih mengenal sebutan FBs barat dan FBs timur. akan tetapi di 2011 ini tidak ada lagi istilah yang demikian. FBs barat adalah kampus FBs yang gedungnya berada di sebelah barat Desa Karangmalang. Begitu juga sebaliknya FBs Timur adalah kampus FBs yang letaknya di sebelah timur Desa Karangmalang.
“nah, yang begitu kan repot banget. Harus bolakbalik ke barat dan timur. Oleh karena itu, pembangunan ini juga dalam rangka memindahkan FBs menjadi satu. semuanya terpusat dalam satu wilayah. Tidak ada lagi FBs Barat ataupun Timur,” ujar Widyastuti pembantu Dekan II sekaligus staf pengajar jurusan Pendidikan Bahasa Daerah.
salah satu bukti yang dapat kita simak adalah, terpusatnya
Foto-Foto: humas FBs unY
3suara ungu juli 2011
Seorang mahasiwa seni rupa 2008 yang tidak mau disebutkan namanya, berceri
ta dengan malumalu. Akibat ulahnya yang tidak mematuhi tata tertib pada pertengahan Mei lalu, ia harus tersiram air dari alat pendeteksi asap dan menjadi pusat perhatian banyak mahasiswa saat sebuah alarm memindainya sebagai pengganggu keselamatan.
Siang itu ia bermaksud mengikuti kuliah di salah satu ruang di Gedung Kuliah 1 lantai 3. Sambil menuggu dosen datang, ia menyalakan sebatang rokok. Akan tetapi, tanpa sadar ia merokok persis di bawah teknologi milik GK1 bernama smoke detector. Teknologi yang sengaja dipasang untuk mendeteksi asap. Tujuannya mencegah gedung dari kebakaran.
“Ya kalau tepatnya ada air, alat itu juga bisa nyemprot setelah mengeluarkan bunyi sirine,” jelas Mudzakkir Kasubag Umper FBS.
Alhasil, mahasiswa Seni rupa tersebut tersebut basah kuyup.
“Malulah mas, kalau basahnya sih nggak apaapa, tapi sirinenya itu, jadi bikin orang pada ngelihatin,” akunya sambil mengenang.
Di temui di kantornya, Pembantu Dekan II Sri Widyastuti menjelaskan fungsi dan tujuan alat tersebut. Katanya, smoke detector merupakan salah satu alat untuk menjaga keselamatan. “Sebuah gedung mesti ada unsur safetynya. Selain hydran, alat pendeteksi kebakaran juga perlu,” jelasnya.
Widyastuti kemudian menambahkan bahwa sistem keamanan GK1 tidak berhenti dalam pendeteksi kebakaran saja. Di samping fasilitas penangkal gangguan petir, di setiap ruang pada jurusan masingmasing juga akan dipasang kamera CCTV. “Ini sudah dipasang dibeberapa titik, masih ada beberapa lagi yang perlu dipasang. Jadi siapasiapa yang masuk di kantor jurusan akan terekam oleh kamera tersebut,” ujarnya. Azwar
Kuliah 1. Ia tidak perlu lagi bolakbalik ke barat ataupun ke timur untuk melakukan aktivitas perkuliahan.
“senang juga sih. selain ruangannya besar, gedung Kuliah 1 juga memberi kemudahan terhadap proses perkuliahan,” ujar mahasiswa bertubuh gempal ini.
sama halnya dengan Lilin, mahasiswa sastra Inggris 2008 yang menilai gedung Kuliah 1 dari segi estetisnya. Menurutnya gedung Kuliah 1 adalah gedung pertama yang paling bagus yang ada di FBs. “nyaman juga sih, dibandiing waktu masih jadi IKM dulu. apalagi ruangannya gede dan kondusif,” tambah Lilin.
Smoke Detector amankan Gedung FBS
gedung Kuliah 1 merupakan gedung baru kepunyaan FBs. gedung ini selesai dibangun pada Maret dan baru diresmikan pada Juli 2011 lalu. gK1 adalah bentuk transformasi dari gedung IKM yang tidak terselesaikan. namanya berubah menjadi gedung Kuliah 1 karena FBs harus mencari sumber dana lain guna merampungkannya.
Widyastuti berpesan tak hanya pada mahasiswa, tapi juga seluruh sivitas akademika, untuk memanfaatkan dan menjaga fasilitas yang ada seperti milik sendiri. “Harapannya, fasilitias ini bisa dijaga dan dirawat seperti halnya milik kita sendiri. Tapi, fungsi dan kegunaannya bersamasama.”
Selain upaya meningkatkan mutu fasilitas, pembangunan
di FBS juga dimaksudkan
guna menciptakan kampus FBS
Terpadu.
Gedung Kuliah 1 lantai 3 FBS yang dilengkapi
smoke detector.
humas FBs unY
� suara ungu juli 2011
Oleh Febi Puspitasari
senIn (7/6), rektor unY, Prof. Dr. rochmat Wahab, M.Pd. meresmikan pembukaan Pameran dan seminar nasional seni rupa Dosen, alumni, dan Mahasiswa (DaM ) dalam rangka Dies natalies unY ke�7. Pameran ini diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan seni rupa dengan menampilkan 100 karya dari dosen Jurusan Pendidikan seni rupa, mahasiswa, alumni, dan perupa Yogyakarta di auditorium unY. Turut Hadir Dekan FBs Prof. Dr. Zamzani, M. Pd, Dekan FIK sumaryanto, M. Kes., dan Ketua Panitia Dies natalies unY erwin setyo K., M.si.
Dalam sambutannya, rochmat Wahab memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan pameran dan seminar seni rupa DaM. “Kegiatan seni telah menjadi unggulan unY dan penyelenggaraan pameran ini menjadi media apresiasi terhadap keagungan seni,” ungkapnya, “Penyelenggaraan kegiatan ini semoga menjadi secercah ha
Melihat Persahabatan Lewat Karya Seni
rapan dan semangat agar ada generasi kedua dan ketiga setelah amri Yahya, alumni dan dosen unY yang juga Perupa nasional dan Internasional.”
Dalam Pameran yang telah diselenggarakan kedua kalinya ini, pihak panitia mengambil tema memayu hayuning bawono. “Tema ini memberikan pesan agar manusia selalu bersahabat dengan alam,” terang sigit Wah
yu nugroho, M. si., Ketua Panitia Pameran dan seminar seni rupa. Tema yang mengambil unsur kehidupan manusia dengan segala elemen kehidupannya terwujud pada 100 karya pameran dalam bentuk seni lukis, seni patung, seni mix media, fotografi, dan instalasi. Beberapa karya seperti karya B. Muria Zuhdi, dosen Jurusan Pendidikan seni rupa ini menggunakan bahan dasar Lumpur Lapindo dalam 6 karya instalasi yang disulap menjadi hidangan makan pagi hingga makan malam untuk Indonesiaku.
selain itu, lukisan karya ahmad su’udi yang berjudul No Money No Justice juga menarik pengunjung dengan gambar koinkoin dan perpaduan warna hasil kreativitas sang pelukis. Lukisan The Colourful of Rain dan Gatotkaca vs Ironman, patung Ngajeni, dan fotografi Harmoni Alam adalah beberapa judul yang juga menambah keunikan hasil kreativitas perupa unY yang dipamerkan di auditorium.
Di samping sebagai media apresiasi, kegiatan ini diharapkan mampu menjembatani persahabatan manusia dan alam.
Rektor uNY tengahmenggoreskan warna di atas kanvas.
EVENT
Foto-Foto: humas FBs unY
5suara ungu juli 2011
PaMeRan LuKIS III
Seni Tak Terbatas RuangBeLasan sketsel berjejer rapi di halaman timur gedung Pusat Layanan akademik (PLa) FBs unY pada akhir Juni (2�/6) lalu. ada sekitar 68 lukisan dengan beragam tema terpajang apik. selain tema yang beragam, teknik lukis dan aliran yang ditampilkan juga bervariasi.
Lukisanlukisan tersebut adalah karya 3� mahasiswa Pendidikan seni rupa angkatan 2008. seperti dituturkan Kristian nicho, pameran yang dipimpinnya ini adalah bentuk ujian akhir mata kuliah Lukis III. Ketua HIMa seni rupa 2010 ini juga menuturkan, pemilihan tempat yang tidak biasa ini disebabkan ruang Pameran sedang direnovasi.
“Yang penting karya kami dapat diapresiasi,” lanjutnya. Pendapat ini diamini Dewi Muftichah, “Thinking out of the box, keterbatasan harus disiasati dengan kreativitas.”
Kegiatan ini didukung penuh sang dosen pengampu, susapto Murdowo, M.sn. “Dibandingkan tahun sebelumnya, mereka lebih kreatif dan berani dalam berekspresi,” ungkapnya. Pameran ini memang bertujuan agar mahasiswa makin percaya diri dalam menciptakan karya seni. Penilaian seni rupa tak bisa dipukul rata karena karya tiap mahasiswa memiliki keunikan Diyan
PeKan Ilmiah Mahasiswa nasional (PIMnas) dapat dikatakan ajang paling bergengsi bagi mahasiswa. ajang kompetisi kreativitas ini diikuti mahasiswa dari berbagai jurusan di seluruh Indonesia. Tahun ini, dua tim PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) FBs unY berhasil terpilih untuk mengikuti PIMnas XXIV yang diselenggarakan di universitas Hasanuddin Makassar 1923 Juli 2011.
Dalam rangka mempersiapkan kedua tim tersebut FBs menyelenggarakan pembekalan sekaligus pelepasan bagi kedua tim. acara pembekalan dilaksanakan rabu (13/7) di ruang sidang FBs unY. selain berlatih memberikan presentasi, kedua tim mendapatkan pertanyaan, feedback, dan saransaran dari dewan juri layaknya kompetisi sebenarnya.
Tim pertama mempresentasikan tema “Pemberdayaan sanggar Tari Pradnya Widya FBs unY dalam Mempromosikan Tari Tradisional Yogyakarta sebagai Media sosialisasi Tarian Dae
Pelepasan Tim PIMnaS FBSrah bagi Wisatawan di Kawasan Malioboro Yogyakarta”. Tim yang diketuai Maria Wulandari, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris ini berangkat dari kekhawatiran akan punahnya tari tradisional dan berusaha melestarikannya.
sementara tim kedua yang diketuai annisa nurul Ilmi (Pendidikan Bahasa Inggris) mengangkat tema “Pelatihan Bahasa
Inggris dengan Teknik Communicative Language Teaching (CLT) bagi Peserta Didik Panti sosial Bina netra (PsBn) Yogyakarta guna Menambah Daya sa
ing Penyedia Jasa Pemijatan di Yogyakarta”.
selepas sesi tanya jawab, feedback, dan saran dari juri, akhirnya kedua tim dinyatakan siap berangkat dan dilepas oleh Dekan FBs unY, Prof. Dr. Zamzani. “rasa percaya diri menjadi modal yang utama. anda harus yakin betul apa yang dilakukan adalah sesuatu yang benar dan bermanfaat,” pesan Zamzani. “semoga ini tidak menjadi beban, namun menjadi tanggung jawab moral dan komitmen dalam rangka membawa nama baik lembaga,” pungkas Zamzani. Diyan
Dua tim dari FBS siap berkompetisi di PIMnaS XXIV.
Tim Senam FBS sedang memperagakan salah satu gerakan senam.
humas FBs unY
6 suara ungu juli 2011
EVENT
Oleh Diyan F Zahro
KeMIrIPan Indonesia dan Malaysia disebabkan banyak faktor, misalnya geografis, historis, serta sosiologis yang berdekatan. Tapi kondisi ini belakangan terganggu adanya hegemoni politik terhadap kebudayaan.
Menyadari hal itu, kongsi antara Malaysia dan Indonesia melalui universitas negeri Yogyakartauniversiti Kebangsaan Malaysia (unYuKM) sangat diperlukan. Tujuannya agar alam Jawa dan alam Melayu tidak ha
KonGSI uny-uKM
Masa Depan Pengkajian Jawa-Melayu
nya disuarakan oleh dunia barat, serta generasi muda Jawa dan Melayu tidak tercerabut dari budayanya sendiri.
Persoalan di atas mengemuka dalam seminar bertajuk “Masa Depan Pengkajian IndonesiaJawaMelayu” yang berlangsung selasa (5/7) di gedung PLa FBs unY. Prof. Ding Choo Ming dari uKM mengungkapkan bahwa globalisasi memang membuat dunia semakin indah dan menarik, namun keindahan tersebut seakanakan hanya terdapat dalam kebudayaan barat.
Padahal bangsa pribumi memiliki karya budaya yang tidak kalah indah, misalnya Hikayat Hang Tuah yang diciptakan sezaman William shakespeare.
sesi selanjutnya, Prof. Dr. suminto a. sayuti menjelaskan pentingnya melakukan pemahaman terhadap humanisme klasik dan positivisme historis untuk menunjang pembangunan ketahanan budaya. “Kongsi IndonesiaMalaysia yang dimaksud berada dalam konteks ketahanan budaya di tingkat regional dan lokal sekaligus, sehingga kita bisa berbicara di hadapan “barat” secara egaliter dan berani,” jelasnya.
seminar ini berlanjut keesokannya dengan Diskusi Implementasi rancangan Mou unYuKM di ruang sidang rektorat unY yang dihadiri Pembantu rektor I dan II unY.
Venny Indria ekowati, s. Pd. selaku panitia mengungkapkan bahwa pada 18 Juli diadakan penandatangan Mou antara unYuKM. “Tujuan seminar ini memang mencari arah Mou dan program apa saja yang dapat dilakukan untuk melihat masa depan pengkajian JawaMelayu,” tutur dosen FBs yang melanjutkan pendidikan s2 di uKM Malaysia.
KaMIs (30/6) menjadi hari yang menggembirakan bagi 59 mahasiswa FBs. Mereka dinyatakan berhasil menyelesaikan masa studi dan telah mengikuti Yudisium yang diselenggarakan di ruang seminar gedung PLa FBs.
Lima mahasiswa dinyatakan lulus dengan predikat
Cumlaude. Mereka adalah Dewanti ratna P dari Pendidikan Bahasa Inggris, anggar aprilianti dari Pendidikan Bahasa Jawa, nugraheni nurita M dari Pendidikan Bahasa Jawa, nurun nisa dari Pendidikan Bahasa Jawa, dan terakhir eni Purwanti dari Bahasa dan sastra Inggris.
Menjelang akhir acara, Dekan FBs, Prof. Dr. Zamzani, berpesan pada para peserta untuk tak menundanunda melakukan sesuatu karena akan selalu ada hal berikut yang harus dikerjakan. “Kesuksesan anda sekarang adalah awal dari kesuksesan berikutnya,” paparnya. Virga
yudisium Juni 2011, awal Kesuksesan Berikutnya
Jawa maupun Melayu merupakan dua budaya besar nusantara yang harus dikembangkan.
Prof. Ding Choo Ming sedang memaparkan perkembangan sastra melayu.
humas FBs unY
7suara ungu juli 2011
engLIsH for Holidays (eFH) adalah program tahunan yang diadakan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBs unY dan telah berlangsung 1� tahun. ajang ini menyediakan lingkungan dan aktivitas bernuansa Bahasa Inggris yang mendekatkan peserta dengan alam selama liburan akhir semester.
“Di samping sebagai program liburan anak yang meaningful, eFH juga memfasilitasi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris yang mengambil kelas english for Children untuk latihan mengajar,” ung
kap nurhidayantoro, M,Pd., Ketua Panitia eFH 2011.
Tahun ini, eFH mengusung tema “getting Closer to nature” dengan nuansa cheerfulness, friendliness, dan care. rangkaian kegiatan disusun secara matang sejak tanggal 27 Juni9 Juli 2011. Para peserta diajak bermain sambil belajar dalam kegiatan Campus grand Tour, Class activities, Outbond, aksi go green dengan penanaman pohon oleh peserta, Barbecue, Field Trip dan diakhiri dengan penampilan kreasi seni dalam Closing Ceremony. Diyan
Liburan yang edukatif dan Fun
sIaPa tak mengenal Mackie Messer? Ia adalah perampok dengan setumpuk kejahatan. Di sisi lain, Messer juga pria flamboyan yang diperebutkan Polly Peachum dan Lucy. akhirnya ia tertangkap dan dihukum mati. namun sebelum eksekusi berlangsung, datanglah surat dari Buckingham. Ia bebas dari segala tuduhan, bahkan diangkat menjadi pejabat.
Demikianlah kisah “Die Dreigroschenoper” yang dipentaskan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman Kelas reguler swadana angkatan 2008, 17 Juni 2011 lalu. Pementasan yang bertempat di Lab. Karawitan FBs ini merupakan ujian akhir mata kuliah Literatur II yang diampu akbar setiawan M. Hum.
akbar mengatakan, selain memberi pemahaman tentang karya sastra Jerman, teater ini juga dipersembahkan kepada Ketua Jurusan PB Jerman, Prof. Dr. Pratomo Widodo, yang kini resmi menjadi Profesor germanistik pertama di Indonesia.
Dalam sambutannya, Pratomo bercerita tentang kekaguman peserta seminar asosiasi germanistik Indonesia 2010 lalu saat menyaksikan suguhan teater mahasiswa PB Jerman. Ia juga berharap suatu saat PB Jerman unY mendapat kesempatan untuk dapat tampil di goethe Haus Jakarta.
Pementasan yang disutradari Yulistia Lugita sandri ini mengangkat drama karya Bertolt Brecht. Brecht adalah sastrawan kenamaan Jerman yang produktif, baik dalam puisi maupun drama. Ia juga pencetus “episches Theater”, jenis drama baru yang melibatkan penonton untuk berpikir bagaimana cerita berjalan. Diyan
Drama di akhir Mata Kuliah
KaMIs (16/6), FBs menyambut kedatangan 26 mahasiswi KKL dari Prodi Pendidikan seni Tari FKIP universitas Lampung di ruang seminar gedung PLa FBs. Hadir dalam acara tersebut Dekan FBs, Pembantu Dekan II dan III, serta Ketua dan dosen Jurusan Pendidikan seni Tari.
Persembahan tari Klono Topeng oleh novian, Mahasiswa seni Tari unY yang berasal dari Lampung, memikat hadirin di awal acara penyambutan. Ketua Prodi Pendidikan seni Tari unila, Dwiyana Habsary, menyampaikan rasa bangga atas sambutan FBs unY kali ini. acara dilanjutkan dengan penampilan empat mahasiswi seni Tari unila yang membawakan tari Piring.
Dekan FBs unY, Prof. Dr. Zamzani dalam sambutannya menjelaskan, “saat ini, eksistensi tari semakin diakui, dan minat terhadap Prodi seni Tari pun semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Buktinya beberapa mahasiswa rela berdiri untuk sekadar menyaksikan penampilan tari karena tidak mendapatkan kursi.” Lebih lanjut, Zamzani juga menyampaikan harapannya tentang akan dibentuknya sebuah asosiasi Prodi seni Tari sehingga terdapat kegiatan rutin untuk saling berbagi informasi dan pengetahuan. Virga
Kunjungan universitas Lampung
humas FBs unY
8 suara ungu juli 2011
Oleh Febi Puspitasari
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah menyelenggarakan seminar dan Temu alumni Pendidikan Bahasa Jawa pada 2� Juni 2011 di gedung PLa lantai 3. seminar nasional bertema Inovasi Pembejaran Bahasa, sastra dan Budaya Jawa Berbasis Pendidikan Karakter ini menghadirkan pembicara utama Drs. sutrisna Wibawa, M. Pd., Prof. Dr Djoko suryono, M. a., dan Prof Dr. Prudentia, MPss.
Di sesi pertama, sutrisna menyampaikan makalah berjudul Pendidikan Karakter dan Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa, sastra, dan Budaya Jawa. “Fungsi pokok pembelajaran bahasa Jawa dalam pendidikan karakter adalah sebagai alat komunikasi, edukasi, dan kultural,” katanya.
Menurutnya, bahasa sebagai alat komunikasi diarahkan agar siswa dapat berbahasa Jawa dengan baik dan benar, mengandung nilai hormat dan sopan santun. Bahasa sebagai alat edukasi adalah pendidikan nilainilai lokal Jawa melalui khasanah bahasa dan sastra Jawa. selan
Membangun Karakter Lewat Pembelajaran Bahasa dan Budaya Jawa
jutnya, bahasa memenuhi fungsi kultural untuk menggali kembali nilainilai budaya Jawa sebagai upaya untuk membangun identitas bangsa.
Pembantu rektor II ini juga menerangkan tentang berbagai strategi Pembelajaran dalam pengajaran Bahasa, sastra, dan Budaya Jawa. “Pembelajaran bahasa Jawa hendaknya tidak sekadar meaning getting, tetapi berupa proses meaning making,” katanya.
Dengan pola semacam itu, siswa tidak dijejali dengan seperangkat kaidah untuk dimenger
ti secara kognitif, tapi juga diarahkan dalam pengembangan aspek afektif.
selain itu, sarana teknologi juga mesti banyak dimanfaatkan. ”Video berisi program bahasa, sastra, dan budaya daerah seperti wayang, upacara tradisional, lagulagu daerah, program komputer, dan internet akan mengemas pembelajaran jadi lebih menarik,” ungkapnya dengan yakin.
“Fungsi pokok bahasa Jawa dalam pendidikan karakter adalah sebagai alat komunikasi, edukasi, dan kultural," ujar sutrisna Wibawa.
Sutrisna Wibawa memaparkan implementasi dan perkembangan terkait budaya jawa.
EVENT
AgendA
English for Holidays, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, 27 Juni9 Juli, FBS UNY. Workshop Pengembangan Metodologi Penelitian Sastra, Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, 1 Juli, Ruang Sidang gedung PLA FBS UNY. Workshop Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya,
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 45 Juli, Gedung PLA lantai 3 dan Gedung Kuliah I FBS UNY. Seminar Kerjasama indonesia Malaysia, FBS UNY dan Universiti Kebangsaan Malaysia, 56 Juli, Ruang Seminar gedung PLA FBS dan Ruang Sidang Rektorat lantai
2 UNY. Arisan jurusan Pendidikan Bahasa Prancis, 9 Juli, Umbul Sidomukti. Pembekalan dan Pelepasan Tim PiMNAS FBS uNY 2011, 13 Juli, Ruang Sidang gedung PLA FBS UNY. Seminar Pendidikan Memajukan Pendidikan dan Riset indo-nesia melalui Kerjasama
internasional, ACIKITA, 20 Juli, Ruang Seminar gedung PLA FBS UNY. Registrasi Mahasiswa Lama, Semester Gasal 2011/2012. Forum Eks FPBS (Dekanat, Kajur, Kaprodi), 2123 Juli, UPI Bandung. Yudisium FBS, 29 Juli, Ruang Seminar gedung PLA FBS UNY.
humas FBs unY
9suara ungu juli 2011
LintAs
Lawatan ke ThailandKamis (30/6), Ketua BEM FBS Ikhwanul Habibi melawat ke Prince of Songkla University, Thailand. Bersama mahasiswa berprestasi UNY lainnya, mereka mempelajari bagaimana aktivitas ormawa di mancanegara, khususnya HUSO (Humanities and Social Science Organisation). HUSO berkedudukan di kampus Pattani dan bersifat nonindependen. Universitas menyediakan dana, sarana, prasarana, serta mengatur semua kinerja organisasi. Dari kunjungan tersebut dapat dipelajari bahwa ormawa nonindependen ternyata mampu mendukung universitas dengan berbagai macam kegiatan. resiko friksi antarorganisasi juga dapat diminimalisir sekaligus bisa meningkatkan kesolidan antarorganisasi. Diyan
MGMP-PBSI Sharing IlmuRabu (20/7), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), HIMA PBSI, bersama Tim MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Cilacap mengadakan seminar tentang pengajaran Bahasa Indonesia di Cine Club FBS, UNY. Acara yang dihadiri sekitar 60 guru Bahasa Indonesia SMA seCilacap ini memandatkan Prof. Dr. Suminto A. Sayuti dan Kastam Syamsi, M.Ed. sebagai pembicara. PBSI UNY dianggap memiliki banyak guru besar yang mampu membagi ilmunya, serta dinilai memiliki SDM yang dapat memfasilitasi para peserta yang haus informasi. Di samping itu, tak sedikit pula dari guru Tim MGMP Kabupaten Cilacap ini dulunya merupakan alumni PBSI. Diyan
Selamat atas terbitnya
Suara ungu
Suara Ungu adalah suara nurani civitas akademika. Semoga Suara Ungu lahir sebagai penyambung lidah rakyat FBS yang selalu ingin perubahan yang terusmenerus. Zulfi Hendri, S.Pd, M.Sn., Dosen Pendidikan Seni Rupa FBS uNY
Terima kasih telah dihadirkan Suara Ungu, semoga bisa menjadi titian informasi, menerangkan yang masih gelap dan menjelaskan yang masih samar. istiyani Nuryanti, S. Pd., Staf Subag Kemahasiswaan FBS uNY
Selamat atas terbitnya Suara Ungu. Semoga dapat menjadi wadah informasi dan kreativitas FBS demi kemajuan FBS. Keep up the good work! Zayin Adib Muhammad, S. Pd., Alumni PBi 2003 FBS
Semoga mampu menyampaikan kebijakan dari dekanat secara tepat kepada mahasiswanya. Setidaknya, mampu membuat mahasiswa dekat dan kenal dengan dekanat. Yang penting isinya berimbang aja dan pesan yang disampaikan jelas. Resa, Mahasiswa PBSi 2008, Ketua uKMF Kreativa
Buletin Fakultas Bahasa dan Seni universitas Negeri Yogyakarta
humas FBs unY
10 suara ungu juli 2011
FBS Career CenterBerharap menjadi pusat data pengembangan karir alumni FBs unY.
humas FBs unY
Oleh Virga Renitasari
TerHITung sejak Mei tahun ini, Fakultas Bahasa dan seni memiliki sebuah lembaga baru, yaitu FBs Career Center yang terletak di Front Office gedung PLa FBs unY. Lembaga yang bernaung di bawah subag Kemahasiswaan ini berfungsi sebagai mediator yang memberikan layanan informasi lowongan pekerjaan dari berbagai instansi. FBs Career Center juga bergerak di bidang pengembangan karier, menjalin hubungan kemitraan, mengadakan pelatihan sDM, serta menjaring alumni dengan cara pendaftaran alumni.
Jenis kegiatan yang ditawarkan FBs Career Center antara lain on campus job interview, job fair, pelatihan dan training pengembagan sDM, Informasi dan konsultasi, dan tracer study.
sebagai lembaga yang berusaha memberi pelayanan informasi kepada alumni, FBs Career Center mempunyai visi menjadi pusat pengembangan karir dan
enterpreneurship yang mampu mengantarkan alumni FBs unY untuk dapat mengaplikasikan ilmunya dalam bentuk pekerjaan atau usaha yang sesuai dengan kompetensinya.
“Career Center didirikan untuk mengantisipasi alumni kita dalam menggapai pekerjaan,” kata Herwin Yogo Wicaksono,
M. Pd., Pembantu Dekan III FBs unY. sebelumnya dalam dua tahun ini, FBs telah memberikan semacam pembekalan bagi alumni. “Pada dasarnya alumni yang baru saja lulus belum begitu tahu bagaimana menghadapi dunia pekerjaan dan tantangan kedepannya. Karena itu, kami memberi pembekalan bagi mereka,” lanjut Herwin.
selain menjalin kerjasama untuk mempersiapkan alumni, FBs Career Center juga mempunyai kerja khusus yaitu meminimalkan masa tunggu alumni hingga mendapatkan pekerjaan dalam tiga bulan. “selama ini, masa tunggu masih bervariasi,” kata suryati, s. Pd., Manajer FBs Career Centre.
sebelumnya, kegiatan yang berkaitan dengan pembekalan maupun alumni ditangani bagian Kemahasiswaan. Kini dengan adanya lembaga baru diharapkan pelayanan informasi bagi alumni bisa lebih lengkap. seperti disampaikan Herwin, “Harapannya, FBs Career Center bisa mendapatkan dukungan yang lebih baik untuk tahun yang akan datang sehingga mendapatkan fasilitas yang lebih baik lagi untuk menyelenggarakan kegiatannya.”
raPaT Dewan Dosen dalam rangka pemilihan anggota senat universitas Wakil Dosen Fakultas diselenggarakan selasa (28/6) di ruang seminar gedung PLa FBs. acara dihadiri Dekan, Pembantu Dekan I, II, dan III, serta sebagian besar dosen FBs unY.
awalnya, ada lima bakal calon yang diajukan. Mereka adalah Hardiyanto, M. Hum., siti nurbaya, M. si., Dr. suwardi, suwarno, M. Pd., dan Dr. Tadkiroatun Musfiroh, M.
Hum. Tapi, salah satu bakal calon, Tadkiroatun, dinyatakan gugur karena tidak hadir.
setelah pembacaan namanama bakal calon oleh Prof. Dr. Zamzani selaku pimpinan sidang, peserta segera melaksanakan proses pemilihan.
Hasilnya, total suara 119, dengan 116 sah, 1 abstain, dan 2 tidak sah. suara terbanyak diperoleh suwarno, M. Pd. dengan jumlah 3� , disusul Dr. suwardi dengan 32 suara. urutan ketiga siti nurbaya, M.
si. dengan 28 suara, dan terakhir Hardiyanto, M. Hum. dengan 22 suara.
sebelumnya, saat menungu kehadiran peserta rapat, Dekan FBs meluncurkan buletin “suara ungu” edisi perdana di depan anggota senat dan panitia pelaksana. Zamzani menyatakan suara ungu secara resmi sebagai buletin FBs dan mengharapkan suara ungu bisa menjadi media komunikasi dan publikasi kiprah FBs unY. Virga
Pemilihan anggota Senat universitas Wakil Dosen Fakultas
KABAR PLA
11suara ungu juli 2011
Guru Besar Pembelajaran Germanistik Pertama di Indonesia
PRaToMo WIDoDo
Prof Dr Pratomo WidodoOleh Diyan F Zahro
FBs unY menjadi saksi hidup Pratomo Widodo. Cara berpikirnya sederhana, namun ia tidak mem
batasi kecemerlangan prestasi yang diraihnya. Kini ia tak hanya guru Besar pertama bidang Pembelajaran germanistik untuk prodi Pendidikan Bahasa Jerman FBs unY saja, tapi juga di Indonesia.
Berawal dari ajakan teman untuk menjadi guide, kecintaan Pratomo terhadap bahasa Jerman kian subur. “saya makin keras belajar bahasa Jerman bukan karena tuntutan prestasi akademik, melainkan karena standar kualifikasi untuk bekerja sebagai pemandu wisata,” kenangnya. Melalui pariwisata, beragam manfaat ia rasakan sejak masih di semester �. namun tanpa disadari, tekanan kualifikasi kemampuan berbahasa dalam praktik pemanduan wisata justru secara cepat mengangkat prestasi akademiknya.
selama menjadi pramuwisata, Pratomo mempelajari pentingnya pemahaman budaya dari bahasa asing yang dipelajari. Itulah sebabnya pembelajaran germanistik di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FBs unY tidak hanya mencakup keterampilan berbahasa saja, tapi juga aspek linguistik dan interkultural. “semakin orang mengenal budaya asing, maka ia semakin mencintai budayanya sendiri,” tuturnya.
Lebih lanjut ia menambahkan, “Kecakapan mengatasi per
setelah dikukuhkan jadi guru besar, Pratomo menjadi Profesor pertama bidang Pembelajaran germanistik Indonesia.
soalan kebahasaan yang ditimbulkan perbedaan budaya inilah yang harusnya dimilki tiap calon guru bahasa Jerman.”
Pratomo mengaku tak menyangka telah mencapai gelar guru Besar. Puluhan tahun silam ia melangkahkan kaki ke jenjang Diploma 3 IKIP Yogyakarta hanya karena terkesan pada guru bahasa Jerman ketika di sMa. Bahkan temantemannya pun mengernyitkan dahi ketika mengetahui pilihan studinya. namun Pratomo tetap yakin menjalani hingga pada 1985 ia terbang ke Muenchen dalam rangka Sandwich Bachelor Program.
Lulusan s3 ugM ini menjalani hidup sebagai dosen dengan sederhana sesuai dengan tridharma perguruan tinggi. Walaupun begitu, beragam aktivitas yang dilakukannya tidak pernah mainmain. Beberapa waktu lalu, ia tergabung dalam tim penelitian unsur interkulturalisme dalam buku ajar di universitas Bayreuth. “Per
bedaaan budaya membuat tiaptiap bahasa memilki cara sendiri dalam mengungkapkan satu realita sehingga kadang ungkapan dalam buku ajar (Lehrwerk) tidak dapat langsung dipahami,” ujarnya.
secara pribadi, suami Dra. Henny Purwati ini merasa dengan gelar guru Besar, capaian prestasi akademiknya sudah selesai. namun Ketua Ikatan guru Bahasa Jerman Indonesia ini berkomitmen terus meningkatkan kualitas tenaga pengajar bahasa Jerman di Indonesia guna memenuhi standar internasional.
Ia berpesan agar pembelajar bahasa Jerman tak takut menghadapi masa depan. “Manfaatkan tiap peluang. Tiap tahun pasti ada satu mahasiswa kita yang meraih beasiswa DaaD, bahkan tahun ini ada dua mahasiswa yang mengikuti sommerkurs di Jerman,” ungkapnya sambil tersenyum bangga.
FIGUR
Lahir: Banyumas, 30 September 1961 jabatan Akademik: Guru Besar Pendidikan: S3 Linguistik UGM Kegiatan: Ketua IGBJI, Ketua Jurusan PB Jerman FBS UNY, Asesor BAN PT, Anggota AGI, Sekretaris Senat FBS UNY.
hu
ma
s F
Bs
un
Y
12 suara ungu juli 2011
APRESIASI
Meskipun bulan agustus sebulan lagi, tetapi tidak salah jika mulai sekarang kita
menunggunya. Mengapa demikian? Karena bulan agustus adalah bulan yang cukup bersejarah bagi kita dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Mengingat, pada 17 agustus 19�5 lalu kita telah dengan lantang menyatakan diri ‘orangorang merdeka’. Jika dihitung sampai hari ini, ternyata sudah 66 tahun kita hidup sebagai orangorang merdeka. Pertanyaannya, apakah kita sudah benarbenar merdeka? Tentu, jawabnya tidak cukup dengan ‘Mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang!’
ada dua kata yang dekat dengan kita merdeka, yang jika saja tidak disikapi secara arif, eksesnya akan mengancam generasi penerus, generasi kita ke depan. Kedua kata itu adalah ‘modernisasi’ dan ‘globalisasi’. Modernisasi telah diterjemahkan secara berlebihan, yakni kehidupan modern dengan pola Barat. realisasinya, semua yang datang dari Barat dianggap lebih terhormat, bergengsi, bagus, hebat, benar, cocok, dan seterusnya, sehingga ukuran seperti itulah yang digunakan sebagai indikator hidup modern. Perilaku modern menjadi perilaku yang kebaratbaratan.
Dampak negatif dari pola hidup seperti itu, sudah tentu makin jauhnya generasi kita atas
orang Merdeka?
apa yang disebut kearifan lokal, nilainilai lokal, dan budaya sendiri (yang adiluhung). Jika itu diabaikan, yang akan terjadi adalah kita akan memiliki generasi penerus yang tercerabut dari akar budaya sendiri.
secara jujur harus diakui, tidak sertamerta semua yang datang dari Barat (luar) mesti buruk dan sebaliknya yang berasal dari dalam sendiri secara otomatis baik. Kebaikan dan keburukan ada di manamana.
Karena itulah, kita perlu menyadari arti pentingnya Pancasila, way of life bangsa —salah satunya adalah ‘Ketuhanan Yang Maha esa’—sebagai instrumen utama untuk memfilter pengaruh negatif yang datang dari Barat (luar). sayangnya, orangorang Indonesia sekarang, jangankan menghayati Pancasila, hafal pun tidak.
Keadaan tadi diperparah oleh masuknya globalisasi yang telah membuat batasbatas dunia makin cair. Meski ada beberapa pihak yang mencoba mengidentifikasi sisisisi positif globalisasi, tetap saja batasbatas kewilayahan nyata berubah menjadi sekatsekat yang sangat imajiner. Yang terjadi, Indonesia tidak lebih dari pasar yang harus mau menyerap produkproduk Barat, tetapi tidak berlaku sebaliknya. rodaroda budaya global yang garang itu sangat dimungkinkan untuk memarginalkan budayabudaya lokal, kearifankearifan lokal, yang selama ini kita ipukipuk, kembangkan, dan pertahankan.
Imingiming kemudahan dengan label two in one, three in
one, four in one, bahkan sekarang sudah sampai pada five in one, pun berbagai kemudahan akses lainnya, sengaja disusupkan oleh manusiamanusia global ke rumahrumah kita untuk meninabobokan anakcucu kita. Targetnya jelas, generasi penerus dibuat hidup dalam ketakberdayaan, tak punya militansi, tak punya semangat juang
tinggi, tak ada etos kerja kuat, tak tahan uji, tak tahan banting, dan kehilangan jati diri.
Yang terjadi kemudian tidak sekedar akulturasi budaya, dan/atau asosiasi budaya, tetapi sudah mengarah ke degradasi budaya. Memprihatinkan! Salah kedaden, ke depan bangsa ini mungkin akan menjadi orang asing di rumah sendiri.
OlehSumaryadi
Kita mesti menyelamatkan masa depan bangsa. Ke dalam, berikan
pencerahan pada generasi muda akan jatidiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan, makhluk individu, dan sebagai anggota
masyarakat. Ke luar, tanamkan nilai agamis-religius dan sosial-budaya
secara komplementer.
13suara ungu juli 2011
Fenomena itu makin tampak saja. Betapa budaya malu sudah tidak lagi dimiliki anakanak bangsa ini. Korupsi berjamaah, penyalahgunaan wewenang, pemaksaan kehendak plus kekerasan dan anarkis, telah menjadi menu sedap tiap saat.
Kita saksikan di manamana mahasiswa yang mestinya berpredikat intelektual (muda), dalam menyelesaikan masalah bukan lagi mengedepankan sikap inteleknya, justru lebih memilih premanisme. Juga, ada tokohtokoh yang dengan bangganya melakukan kebohongankebohongan publik. (Orangorang dewasa yang gemar bohong mungkin pada masa kecilnya oleh orang tua atau gurunya sering diberi cerita ‘Kancil Nyolong Timun’.) Pun, di sana ada praktekpraktek upaya menggapai sesuatu dengan strategi ‘menghalalkan segala cara’. semua itu pembelajaran yang sangat tidak sedap bagi generasi penerus bang
sa ini. generasi yang sedang mencari bentuk ternyata dibentuk oleh situasi dan kondisi yang tidak kondusif.
Yang juga tampak adalah upaya untuk keluar dari carutmarut bangsa ini sebagai akibat didelnya pendidikan budi pekerti pada masa itu dalam konteks pendidikan formal. Di samping, pendidikan nasionalisme dan agama tampaknya cenderung kognitif. untuk itu, diwacanakanlah isu ‘pendidikan karakter’ (sebagai program ‘nguyak layangan pedhot’!). sayangnya, isu strategis itupun masih ditangkap simpang siur oleh stakeholders, baik di tataran konsep maupun implementasi. Celakanya, itu dimarakkan dengan pemandangan atas manusiamanusia dewasa yang tak mampu memberikan contohteladan yang simpatik.
Tidak ada pilihan lain, kecuali kita mesti melakukan sesuatu untuk menyelamatkan masa de
pan bangsa. Ke dalam, kita berikan pencerahan kepada generasi muda akan jatidiri sebagai makhluk ciptaan Tuhan (mesti setia dan taat kepadanya), sebagai makhluk individu (tidak arif jika selalu mengedepankan egonya), dan sebagai anggota masyarakat (mesti sadar hidup dalam kolektivitas di negeri pluralitas). Ke luar, kita tanamkan kepada generasi kita nilainilai agamisreligius dan nilainilai sosialbudaya secara komplementer. Insya allah!
drs. sumaryadi, m.Pd., dosen jurusan Pendidikan seni tari
FBs unY, ketua umum dewan kebudayaan kabupaten sleman, dan sekjen Badan Pembina seni
mahasiswa indonesia diY.
kirimkan esai anda tentang bahasa, sastra, dan seni ke [email protected] berikut foto dan identitas diri.
mY-
Wo
rld
-or
de
r.d
ev
ian
tar
t.c
om
1� suara ungu juli 2011
Bathik saka BapakCerpen Btara Kawi
SASTRA
Kreppp”
Kertas surat kang lebar dijereng iku banjur dilempit maneh. Pardi
ngarasakake pipine dadi srana banyu anget kang tumetes saka pojoking pandelengane.
“Di, bathik iki mung tandha tresna saka bapak lan ibumu. Ing bathik iki, kasemat samubarang tresnane bapak karo ibu.”
Luhe Pardi saya ndadra. ning ora let suwe, Pardi dikagetake swara saka njaba. Pardi gage ngelapi luhne.
“Weh, lha kok suwi le mbukak lawang, ana apa ta Di?” Wong lanang kang nembe wae teka mau pitakon sinambi ngumbar esem marang Pardi.
“ngapurane Win, iki mau aku lagi maca novel. nganti lali aku ana wong meh mretamu.”
nadyan isih sedhih, Pardi nyoba mesem.
Dhasar Pardi lan Wiwin iku pancen kanca kenthel. Bocah sakloron iku pancen kuliah sak universitas nanging beda jurusan. Pardi mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Daerah. Lha yen Wiwin kuwi mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin.
Ora rinasa surup tumeka ngedhunake kelir ireng. Wiwin nyuwun pamit amarga arep ngrampungake tugas kuliah.
sinambi ngaso ing ndhuwur kasur, Pardi mbukak paket kiriman saka bapake. alonalon, Pardi mbukak kiriman kuwi. Jebul isine bathik. Warnane soklat kanthi motif Cuwiri. Dheweke dadi kelingan, kuwi bathik saka Ibune kanggo bapake nalika panjenengane dirawat ing rsuD.
Kalodhangan kuwi jebul temu pungkasan watara dheweke
kalayan Ibune. Ingkang Maha Kwaos kagungan kersa mangsuli Ibune.
5 minggu wis kalampahan saka wiwitane Pardi nampa bathik. senenge Pardi karo bathike ora jamakjamak. saben dina anggere ora kotor banget mesthi bathike dingo. Kancakancane sakjane ya dha gumun karo polahe Pardi.
sanadyan kabeh kuwi linirwa, ning ana bab wigati kang mbrudhel ing pikirane Pardi. Wis meh rong minggu iki, ningrum, kenya kang rumaket banget karo Pardi ora mbalesi nalika disms.
atine Pardi gresahgreseh mikir bab kuwi. Pancen ningrum iki durung dadi pacare. ning, marga rumaket banget wis kaya wong pacaran kang ndadekake polah kang ditindakake ningrum iki menehi beban.
awan kuwi nalika surya cemether ing ubunubun, Pardi mara ing Fakultas Teknik. Wigatine meh pethuk karo Wiwin.
“e,e,e Kakang Pardi. Wonten wigatos menapa dene pun Kakang purun prapta ing mriki?” Wiwin miwiti takon karo ngempet ngguyu.
“e bocah iki. aku lagi ora butuh guyon! Pikiranku lagi peteng.”
“Ya apa, wis tinimbang saya mumet sirahmu lan panas atimu. ayo, saiki nang kantin”
Dilit ngkas, Pardi lan Wiwin wis teka nang kantin. Pardi mbabar crita.
“Lha yen ngono kudune kowe kang marani dheweke Di.
“ning kan rumakete aku karo dheweke kowe ya wis ngerti ta Win? Kok sajak aneh banget?”
“Ya mbokmenawa kuwi, dheweke butuh luwuh digatekke.”
“
celeBs2daY1.all.co.uk
15suara ungu juli 2011
The waxen wings, melted by the sun, Has ended his effort to reach the freedom Land, To reap the Fruits in the deserted days he sowed.Cursing he’s now for the stern forsaken show.
You see him then: Hanging on the edge above, just with one hand,Covered utmost in the cloudy shame,roaring Your names loudly, sighing severely—“as sisyphus, is’t all about the endless game?”
The Vain Visionary of Mankind
kirimkan cerpen dan puisi anda ke [email protected] berikut identitas diri.
Budhi arahoto, alumnus sastra inggris unY.
Oleh Budhi Arahoto
PUisi
alas! It’s, hence:Waiting, vainly, Your Hand for him to hang—as Love I spell, while Life here I lament—This hopeless Lover lies in the sea, as whenIcarus flew, Icarus sank.
du
eY
sd
ra
Win
gs
.co
m
Pardi meneng sedhela. Ing batine kaya ana adu kuwat watara kepengine ngluwehake prakara iki apa ngrampungi kanthi becik.
“Ya, saranmu meh dakcobane Win.”
Dina iku Pardi kangsen karo ningrum meh ketemuan ing taman kampus.
sore kang padha nglangute kalayan pikirane Pardi. Ora nyana, jebul ningrum wis teka ing kono.
“Kok kowe wis teka gasik, rum?”
“Ora papa mas, mung kepengin wae”
“Oh iya, bocah ayu pancen piyeiye oleh kok”
godhane Pardi marang ningrum jebul ora gawe rubah ulat pasuryane ningrum. niyate kang pengin apikan srana alonalon buyar.
“robahing sikapmu kuwi marang aku kuwi marga apa sakjane ta, rum?”
ningrum ditakoni meneng wae.“apa ana lepat kang ndade
kake kahananmu dadi mengkono?”
“Jujur mas, aku ora ngerti polahmu kok kaya mengkono. sa
ben dina bathikan, gek bathike kuwikuwi wae. aku jeleh mas.”
“rum, ngertia. Iki bathik saka bapakku. Bathik iki tandha tresnane Ibu marang Bapak. Bapak maringi iki supaya aku tansah enget marang tresnane Bapak lan Ibu saengga bisa dadi oboring baktiku.”
“ning apa ya kudu sak ekstrim kuwi, Mas? Iku rak mung tandha tresna.
“Dadi mung ngono rum. apa kowe mung seneng weruh njabaku?”
“nek iya ngapa, Mas? aku dudu wong wadon jaman biyen. aku mardika nentokake pepinginanku.”
Dhebat mau gawe pasuryane ningrum saya peteng. Luhluh lekas tumetes.
“ning iki wis dadi putusanku rum. Iki bathik kang mbathik Ibuku langsung. Diwenehake nalika panjenengane nemahi kasidan jati”
“arepa prinsipmu ngono. aku ora bisa nrima.”
“Wis sesambungan iki pinungkas ing kene wae. awake dhewe dadi kanca wae. Wis ana priya liya kang cedhak karo aku”
“sapa? Oh, dadi bathikku iki kok dadekake alasan ta?”
“Karepmu wae mas, kang cetha wis takblakake kabeh apa anane. urusen dhewe uripmu”
ningrum menyat ninggalake Pardi. Pardi wis ora bisa omong apaapa maneh. Iki pancen iki wis dadi prinsipe. Pardi rada sesek dhadhane. Pengin rasane dheweke nangis, pengin nyandhareke awak lan pikire ing pangkone swargine simboke. ning simboke wis prapteng alam abadi. Mung kari tandha tresnane kang banget gedhene kang sajiwa ing lekuking motif bathike.
alonalon Pardi ninggalake taman. angin ngelus kulite, ngelus balung lan otote kang ketaman laraning tresna. Pardi terus lumaku sinambi kadhangkala ngremet bathike. Bathik tandha tresnane Bapak lan simboke.
Yogyakarta, Oktober 2010
Btara kawi, nama pena jefrianto, mahasiswa Pendidikan
Bahasa daerah unY.
Lapar yang Tak TerpenuhiAcrylik on canvas, 130 x 170, 2011
iming-iming = Pembodohan Acrylik on canvas, 130 x 170, 2010
xxx Acrylik on canvas, 170 x 130, xxx
Kesempatan untuk Melangkah Acrylik on canvas, 180 x 140, 2011
Lukisan-lukisan agustian eko Saputro
IMageSuaRa unGu
Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa Angkatan 2008 ini mengaku lukisannya beraliran Pop Surealis. Karyakaryanya pernah dipamerkan dalam "Science and Artvocacy" di Galangan Voc. Jakarta, "Indonesian Heritage Society" di Senayan Jakarta dan "Self Holo" di Galeri Biasa Yogyakarta.