suara ungu september 2011

16
BULETIN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Kendang Gamelan FBS Ibarat bermain gamelan, Zamzani adalah pengendang. Pemimpin yang duduk sejajar dengan pemain lain. Hal 11 OSPEK Fakultas Diwarnai keceriaan sivitas akademika. Maba turut unjuk gigi soal kreativitas. Hal 4 SEPTEMBER 2011 VOLUME 1 NOMOR 4 BAHASA SASTRA SENI SUARA UNGU Oleh Azwar Anas Z ulfi Hendri, M.Sn. salah satu panitia pemilihan dekan FBS UNY telah me mantapkan kesiapannya merumuskan konsep pemilihan dekan pada periode ini. Zulfi yang juga merupakan anggota senat FBS, mengatakan persiap an yang ia lakukan jauh hari se belum hajatan krusial ini dimu lai sudah sangat matang. “Ideal nya, memang tiga bulan sebelum masa jabatan dekan lama ber akhir. Kita sudah mulai memper siapkan segalanya,” tegas Zulfi. Kesiapan tersebut meliputi sosi alisasi, penjaringan bakal calon, penyaringan calon, sidang terbu ka sampai penentuan calon ter pilih yang dilakukan dalam si dang tertutup pada 20 Septem ber 2011. Gegap Gempita Pildek FBS Inilah musim di mana sivitas akdemika Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menentukan orang nomor satu di fakultas. belum sidang terbuka pemilihan dekan digelar. Ada yang berbeda dari pemi lihan dekan untuk periode ini. Proses penjaringan bakal calon menjadi calon, biasanya mutlak dilakukan oleh senat fakultas. Ta pi, untuk periode ini pihak rek torat yang digawangi oleh rektor mempunyai andil yang besar da lam menentukan calon. “Dan al hamdulillah semuanya berjalan lancar,” ujar Zulfi. Hal ini diamini oleh Ikhwanul Khabibi, Ketua BEM FBS, “Untuk sosialisasi saya rasa cukup, pani tia melayangkan surat kepada Or mawa FBS untuk mengikuti jalan nya sidang.” Selain itu yang me narik terdapat acara bertajuk, ngangkring jelang pemilihan de kan. “Dari sini kita bisa menge nal lebih dekat calon yang akan menjadi pemimpin fakultas,” tambah Khabibi. Seperti halnya Siroj, mahasiswa yang menjabat sebagai Kepala Suku Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KM SI) 2011 ini mengaku mendapat kan surat edaran satu minggu se Aktivitas membaca koran di ruang tunggu Perpustakaan (kiri). Aktivitas membaca koran. Zulfi Hendri, panitia Pemilihan Dekan FBS UNY.

Upload: virga-renitasari

Post on 06-Apr-2016

243 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Gegap Gempita Pildek FBS

TRANSCRIPT

Page 1: Suara Ungu September 2011

Buletin Fakultas Bahasa dan seni universitas negeri YogYakarta

Kendang Gamelan FBSIbarat bermain gamelan, Zamzani adalah pengendang. Pemimpin yang duduk sejajar dengan pemain lain. Hal 11

OSPEK FakultasDiwarnai keceriaan sivitas akademika. Maba turut unjuk gigi soal kreativitas. Hal 4

september 2011 volume 1 nomor 4

BahaSa SaStra SEni

suara ungu

Oleh Azwar Anas

Zulfi Hendri, M.Sn. salah satu panitia pemilihan dekan FBS UNY telah me­mantapkan kesiapannya

merumuskan konsep pemilihan dekan pada periode ini. Zulfi yang juga merupakan anggota senat FBS, mengatakan persiap­an yang ia lakukan jauh hari se­belum hajatan krusial ini dimu­lai sudah sangat matang. “Ideal­nya, memang tiga bulan sebelum masa jabatan dekan lama ber­akhir. Kita sudah mulai memper­siapkan segalanya,” tegas Zulfi. Kesiapan tersebut meliputi sosi­alisasi, penjaringan bakal calon, penyaringan calon, sidang terbu­ka sampai penentuan calon ter­pilih yang dilakukan dalam si­dang tertutup pada 20 Septem­ber 2011.

Gegap Gempita Pildek FBSInilah musim di mana sivitas akdemika Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) menentukan orang nomor satu di fakultas.

belum sidang terbuka pemilihan dekan digelar.

Ada yang berbeda dari pemi­lihan dekan untuk periode ini. Proses penjaringan bakal calon menjadi calon, biasanya mutlak dilakukan oleh senat fakultas. Ta­pi, untuk periode ini pihak rek­torat yang digawangi oleh rektor mempunyai andil yang besar da­lam menentukan calon. “Dan al­hamdulillah semuanya berjalan lancar,” ujar Zulfi.

Hal ini diamini oleh Ikhwanul Khabibi, Ketua BEM FBS, “Untuk sosialisasi saya rasa cukup, pani­tia melayangkan surat kepada Or­mawa FBS untuk mengikuti jalan­nya sidang.” Selain itu yang me­narik terdapat acara bertajuk, ngangkring jelang pemilihan de­kan. “Dari sini kita bisa menge­nal lebih dekat calon yang akan menjadi pemimpin fakultas,” tambah Khabibi. Seperti halnya Siroj, mahasiswa yang menjabat sebagai Kepala Suku Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KM­SI) 2011 ini mengaku mendapat­kan surat edaran satu minggu se­

Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).

Aktivitas membaca koran.

Zulfi Hendri, panitia pemilihan Dekan Fbs UNY.

Page 2: Suara Ungu September 2011

2 suara ungu septemBer 2011

pelindung: prof. dr. Zamzani, m.pd. (dekan FBs unY) penasihat: drs. suhaini m saleh, m.a. (Wakil dekan i), dra. sri harti Widyastuti, m.hum. (Wakil dekan ii), drs. herwin Yogo Wicaksono, m.pd. (Wakil dekan iii) pengarah: drs. Yudi sutama, m.pd. (kabag tu) pemimpin Umum: drs. Wien pudji priyanto, m.pd. (ketua humas) pemimpin redaksi: sismono la ode sekretaris redaksi: virga renitasari, s.pd. redaktur pelaksana: azwar anas staf redaksi: Febi puspitasari, scholastica Wahyu pribadi, diyan Fatimatuz Zahro, nunggal seralati perwajahan: ms lubis Fotografer: hariyono dan pairin Distribusi dan sirkulasi: sugeng tri Wuryanto, s.pd., sariyem, djumari, tukija, a.md.

Alamat redaksi: kantor humas, gedung pusat layanan akademik lantai ii Fakultas Bahasa dan seni, kampus unY karang­malang telepon: 0274­550583 Faks: 0274­548207 e-mail: [email protected] penerbit: humas FBs unY.

BERITA UTAMA

Sebelum memasuki proses penyaringan oleh panitia, ada enam bakal calon. Mereka ada­lah Prof. Dr. Zamzani, M.Pd.; Prof. Dr. Suhardi, M.Pd.; Prof. Dr. Endang Nurhayati, M.Hum.; Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowati, M.Pd.; Prof. Dr. Pratomo Widodo, M.Pd.; dan Dr. Widyastuti Purbani, M.A. Setelah disaring, tiga calon maju pada seleksi berikutnya, yakni Endang Nurhayati (Pendidikan Bahasa Daerah), Tri Hartiti Retno­wati (Pendidikan Seni Rupa), dan Zamzani (Pendidikan Baha­sa dan Sastra Indonesia). “Ketiga­nya diseleksi langsung oleh rek­tor,” jelas Zulfi.

Sidang Penentuan Dekan Terdapat dua sidang yang ba­

kal menentukan siapa calon ter­pilih menjadi dekan. Pertama adalah sidang terbuka dan pe­nyampaian visi misi dari calon dekan. Sidang ini digelar di ru­

ang sidang PLA lantai tiga pada pukul 08.00 – 10.00 dan dihadiri oleh Prof Dr. Rachmat Wahab se­laku rektor UNY, senat fakultas, dosen, karyawan, Ketua BEM FBS dan ketua Hima jurusan selaku perwakilan dari mahasiswa FBS. Setelah itu dilanjutkan sesi tanya jawab oleh audiens yang berlang­sung dengan khdimat.

Kedua adalah sidang tertutup. Sidang ini merupakan titik pun­cak penentuan dekan terpilih yang dilakukan oleh senat fakul­tas dan rektor di ruang yang sa­ma. Senat fakultas yang berjum­lah 37 orang mempunyaI bobot suara 65 persen sedangkan rek­tor mempunyai suara 35 persen. Setelah berjalan selama hampir dua jam terdapat perolehan ma­sing­masing suara. Prof. Dr. En­dang Nurhayati, M.Hum. mem­peroleh 3 suara, Prof. Dr. Tri Har­titi Retnowati, M.Pd. memper­oleh 12 suara, dan Prof. Dr. Zam­zani, M.Pd. memperoleh suara tertinggi yakni 37 suara. Dengan demkian Prof. Dr Zamzani kem­

bali terpilih sebagi Dekan FBS pa­da periode 2011­2014.

Kembalinya Sang Dekan LamaDitemui diruangnya, Prof. Dr.

Zamzani yang waktu itu telah terpilih menjadi dekan kembali untuk periode 2011 s.d. 2015 menyikapi kemenangannya de­ngan sederhana. Ia yang mem­peroleh suara tertinggi dari ke­dua calon lainnya mengaku bah­wa terpilihnya kembali sebagai dekan adalah amanah dari yang Kuasa. “Hasil dari kemenangan ini adalah amanah, maka jika di­niati akan menjadi ibadah yang kelak dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Bapak tiga anak yang kembali menjadi orang nomor satu di FBS ini juga menjelaskan perja­lanan ke depan masih panjang. Ia yang dalam memimpin meng­anut sistem kepemimpinan terbu­ka dan akuntable mengajak selu­ruh sivitas akedemika untuk ber­sama memajukan FBS. Hal inilah yang membikin ia memperoleh banyak dukungan baik dari ka­wan­kawan maupun keluarga­nya. “Padahal sebelumnya, tidak pernah terlintas untuk menjadi pemimpin,” guraunya.

Selain itu, ia juga menambah­kan dalam kembalinya memim­pin FBS ke depan tidak akan me­mentingkan visi misi pribadi. Akan tetapi, ia akan mengutama­kan visi misi lembaganya. “Seba­gai akademisi kita harus profe­sional, urusan kantor ya kantor. Urusan rumah ya rumah. Maka jika ada mahasiswa yang datang ke rumahnya akan saya layani la­yaknya tamu,” tambahnya.

Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).

Page 3: Suara Ungu September 2011

3suara ungu septemBer 2011

Profil Calon Dekan FBS 2011

prof. Dr. endang Nurhayati, m.Hum. Pendidikan Bahasa Daerah

Visi dan misi“Sesuai visi dan misi UNY, saya merencanakan empat tahun kedepan FBS UNY mampu menyelanggarakan pendidikan dan pengajaran program kependidikan dan nonkependidikan berciri khas kearifan lokal di bidang bahasa dan seni, serta menjadi tujuan belajar para calon mahasiswa dalam dan luar negeri. Di bidang peneletian dan pengabdian pada masyarakat, FBS UNY mampu meningkatkan jumlah dan kualitas peneletian yang bertaraf lokal, nasional dan internasional. Mampu mensosialisasikan hasil peneletian lewat jurnal ilmiah dan pengabdian pada masyarakat. Di bidang tata kelolal lembaga, FBS UNY mampu menyelenggarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel.”

prof. Dr. tri Hartiti retnowati, m. pd. Pendidikan Seni Rupa

Visi dan misi“Sesuai visi UNY, saya merencanakan arah pengembangan FBS empat tahun ke depan yang mencakup akuntabilitas, efektifitas dan efesiensi sisitem pengelolaan lembaga, terbangunnya budaya kerja yang humanis, sinergis, amanah, dan menyenangkan antara dosen, karyawan, dan mahasiswa. Terbangunnya lingkungan belajar mengajar, dan lingkungan kerja yang kondusif, tercapainya tujuan Tridaharma Perguruan Tinggi. Meningkatnya prestasi mahasiswa di bidang akdemik dan ekstrkulikuler, meningkatnya kerjasama melalui universitas dengan pihak-pihak terkait, dan meningkatnya manajemen layanan akdemik, serta pengoptomalisasian perencanaan, pemrograman, pengoprasionalisasian, perawatan, dan pengendalian saran dan prasarana secara efektif dan efesien dengan mengembangkan skala prioritas.”

prof. Dr. Zamzani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Visi dan misi“Visi UNY terdapat dalam statute UNY Bab III, Pasal, yaitu “… pada tahun 2025 menjadi universitas kependidikan kelas dunia berlandaskan ketaqwaaan, kemandirian, dan kecendekiaan”. Misi UNY meliputi empat butir rumusan yang terkait dengan pendidikan, peneletian, pengabdian kepada masyarakat, dan tata kelola. FBS menjadi fakultas yang unggul dalam Tridharma Perguruan Tinggi dan memiliki jati diri kependidikan serta mampu menghasilkan tenaga akademik dan profesional benruani, cendekia, dan mandiri. Menyelenggarakan penedidikan akademik dan profesi dengan menyiapkan mahasiswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang secara khusus memiliki kemampuan akademik dalam bidang pendidikan bahasa (termasuk sastra) dan seni. Menyelenggarakan peneletian untuk menemukan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan terknologi dalam bidang Bahasa dan Seni serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Menyelenggarakan, membina, dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kehidupan manusia pada umunya dan bangsa Indonesia pada khususnya dalam bidang bahasa dan seni. Menyelengagarakan tata kelola fakultas yang baik, bersih, dan akuntabel dalam rangka mendukung pecapaian misi universitas.”

Page 4: Suara Ungu September 2011

4 suara ungu septemBer 2011

EVENT

Oleh Fitri

“MAU dibawa kemana FBS kita?” itulah tema Ngangkring Bareng Dekanat season II yang bertem­pat di Pendopo Tedja Kusuma, Rabu (14/9). Tema yang diusung tersebut sengaja dicetuskan BEM FBS UNY dalam rangka sosialisa­si dan pengenalan bakal calon Dekan FBS periode 2011­2015.

Dalam kesempatan tersebut hadir Dekan, para wakil Dekan, Ketua Panitia Pemilihan Dekan, beberapa jajaran dekanat lain, dan para Bakal Calon Dekan FBS, namun salah satu bakal calon de­kan, Prof. Dr. Tri Hartiti Retnowa­ti tidak bisa hadir dikarenakan ada tugas luar kota.

Ketua Panitia dalam sambut­annya mengatakan bahwa acara ini bukan merupakan acara de­bat melainkan sharing antara mahasiswa dan calon dekan, hal senada juga disampaikan Prof. Dr. Zamzani, M.Pd. selaku dekan FBS “Acara ini selain sosialisasi juga merupakan wadah sharing tentang apa visi dan misi para calon dekan, sekaligus para ca­lon dekan dapat mengetahui apa

Mau Dibawa ke Mana FBS Kita?

yang diinginkan mahasiswa dan para calon dekan bisa saling ber­tegur sapa untuk mengembang­kan lembaga ini.”

Bertindak sebagai moderator yaitu Muh.Ibrahim, mahasiswa PBSI angkatan 2008, pembicara yang terdiri oleh Ketua Panitia Pemilihan Dekan FBS Rohali, M. Hum. dan dua bakal calon de­kan FBS yaitu Prof. Endang Nur­hayati dari Pendidikan Bahasa Jawa dan Prof. Dr. Zamzani dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI). “Pemilihan ka­li ini merupakan pemilihan yang berbeda dengan tahun­tahun sebelumnya dikarenakan salah satu syarat yang diajukan adalah berpengalaman secara manajeri­al, misalnya pernah menjadi ke­tua atau sekretaris jurusan.

Setelah Ketua Panitia Pemilih­an menjelaskan beberapa hal terkait tata cara pemilihan yang terdiri dari 35% pihak rektorat dan 65% dari senat, tibalah gilir­an Bakal Calon Dekan memapar­kan visi­misinya. Secara garis besar visi­misi mereka tidak ja­uh dari visi misi lembaga. Untuk mengetahui secara detail, maha­

siswa diminta untuk menyaksi­kan orasi mereka pada Selasa (20/9) di Gedung PLA lantai 3 pu­kul 08.00­10.00. Di sana akan ha­dir para tamu undangan yang terdiri dari anggota senat dan 26 wakil mahasiswa.

Setelah itu, acara dilanjutkan sesi tanya jawab. Salah satu per­tanyaan yang menarik berasal dari Hamdan Nugroho, mahasis­wa angkatan 2007 tentang bagai­mana pembinaan keagamaan di FBS secara proporsional? Meng­ingat FBS terdiri dari karakter be­ragam. Mendapat pertanyaan ter­sebut, kedua Calon Dekan FBS, baik Prof. Dr. Zamzani dan Prof. Dr. Endang Nurhayati sepakat bahwa jika salah satu terpilih, mereka tak hanya memimpin sa­tu golongan saja dan menjadikan sikap saling menghormati dan toleransi sebagai kunci memba­ngun keberagaman fakultas.

Acara selesai pukul 22.00 yang ditutup dengan hiburan dari ma­hasiswa yang membawakan lagu “Mau dibawa ke Mana Hubung­an Kita?” yang diubah liriknya sehingga membuat para hadirin tertawa.

OSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.

Page 5: Suara Ungu September 2011

5suara ungu septemBer 2011

PEMBANGUNAN memang se­dang gencar dilakukan di UNY termasuk FBS sendiri. Kali ini giliran Jurusan Seni Musik yang mendapat “jatah” tersebut. Pem­bangunan pagar yang telah di­mulai awal September ini adalah program Fakultas, dalam hal ini Subag Umpeg (Umum dan Kepe­gawaian) ditunjuk sebagai pe­laksana.

“Harapan kita, kampus tidak terlalu terbuka lagi walaupun nantinya pagar yang ada tidak mengisolasi kampus dan masih memberikan akses pada orang lu­ar untuk melihat ke dalam kam­pus. Jadi, yang ditekankan di sini adalah dari segi keindahan dan keamanan,” terang Mudaqir, Ka­subag Umpeg, ketika ditemui pa­da Selasa (13/9).

Fakultas juga sudah meren­canakan untuk membuat pagar mengelilingi kampus yang akan dilaksanakan tahun depan. Ka­rena keterbatasan biaya, maka yang dibangun terlebih dahulu adalah pagar di bagian Seni Musik.

Pagar Baru FBS untuk Keamanan Fakultas

“Jadi, bukan hanya yang di ju­rusan Seni Musik saja. Nanti akan kami bangun bertahap ke selatan mengelilingi kampus, se­hingga FBS akan punya batas yang jelas dan dari segi keaman­an juga terjamin,” ujar Mudaqir lebih lanjut.

Pembangunan pagar yang awalnya tidak diketahui oleh se­bagian besar mahasiswa FBS ju­ga sempat kurang disetujui oleh segelintir mahasiswa. Tapi ka­rena pertimbangan keamanan akhirnya mahasiswa tersebut

mulai menyetujui pembangunan pagar tersebut.

“Takutnya nanti dikira ada se­kat antara teman­teman Seni Mu­sik dengan yang lain. Lagipula pagarnya menutupi kalau ada pa­gelaran di Altar Musik padahal tempatnya sempit, khawatirnya sih penontonnya jadi terbatas,” ungkap Thubany Amas, mahasis­wa Pendidikan Seni Musik. “Tapi memang dengan adanya pagar baru ini kita bisa menghindari hilangnya alat­alat musik,” lan­jutnya. Nunggal

MINGGU kedua perkuliahan, aktivitas FBS kembali bergeliat. Tepatnya Senin (12/9), puluhan mahasiswa memenuhi gedung PLA FBS lantai 1 di depan Su­bag Kemahasiswaan. Memben­tuk antrian panjang, mereka bergiliran menghadap loket la­yanan kemahasiswaan.

Mereka harus memenuhi beberapa persyaratan untuk sampai ke loket terlebih dulu, antara lain membawa KHS, KTP, kuitansi SPP, mengisi form judul PKM yang telah ditulis, nama kelompok, dan pembim­bing PKM­nya. Walaupun ha­

rus antre mereka tetap antusi­as. Wajar saja hari itu merupa­kan hari pertama pengambilan surat rekomendasi pencairan dana beasiswa tahap kedua PPA dan BBM 2011.

“Setelah mendapat surat re­komendasi dan bukti penyerah­an revisi PKM, uang baru bisa dicairkan oleh rektorat,” begitu kata Murmi, mahasiswa angkat­an 2009. Proses pencairan pun tidak asal­asalan. Sebelumnya, mahasiswa harus merevisi PKM di pertengahan Agustus kemarin. Namun, baru pukul 11.00 loket layanan surat reko­

mendasi ditutup lebih awal oleh pihak terkait dan baru di­buka lagi pukul 13.00. “Iya kok baru jam 11.00 udah ditutup, tapi gak apa­apa soalnya ini di­buka sampai tanggal 14/09,” ka­ta mahasiswi penerima beasis­wa PPA.

Para penerima beasiswa pun tidak lantas berhenti pada tahap kedua ini dalam pencair­an dana beasiswa, masih ada tahap ketiga. Jadi, dana beasis­wa mereka tidak langsung ha­bis dalam sekejap karena pro­ses pencairannya dibuat berke­sinambungan. Fitri

Dana Beasiswa PPa/BBM turun Lagi

Page 6: Suara Ungu September 2011

6 suara ungu septemBer 2011

EVENT

Oleh Febi Puspitasari

PROGRAM Wakil Rektor I dalam pengembangan kemampuan ber­bahasa Inggris mahasiswa me­nunjukkan keseriusan UNY da­lam visi menuju World Class Uni­versity. Pada 24­25 September 2011, Pusat Pelatihan dan Pe­ngembangan Bahasa (P3B) UNY menyelenggarakan tes ekuiva­lensi TOEFL untuk mahasiswa baru angkatan 2011. Bertempat di gedung kuliah I FBS, mahasis­wa FBS, FIS, FE, FIK, dan FMIPA menjadi peserta tes di hari perta­ma. Peserta tes dari FT dan FIP menyusul di hari kedua.

Melalui tes ekuivalensi TOEFL, mahasiswa mendapat gambaran tentang kemampuan bahasa Ing­gris sehingga terdorong untuk se­lalu mengembangkannya, terle­bih mengingat Bahasa Inggris su­dah menjadi salah satu penentu kualitas lulusan S1 di dunia ker­

Menuju Kualitas WCU, Mahasiswa Baru UNY Mengikuti tes Ekuivalensi tOEFL

ja. Beberapa prodi pun sudah menetapkan nilai TOEFL mini­mal 400 sebagai syarat wajib ke­lulusan.

Menyoal kemampuan maha­siswa dalam tes ekuivalensi TOE­FL, fakta per tahun menunjukan hanya 20% mahasiswa baru UNY yang mampu mendapatkan ni­lai di atas 400. “Sebaran nilai ter­

tinggi nilai tes ekuvalensi dimi­liki oleh FBS diikuti FMIPA,” ung­kap Gregorius Suharto, M. Pd, Ketua P3B. Bagi mahasiswa ba­ru yang mampu melewati nilai standar TOEFL minimal akan di­hargai sertifikat. “Namun bagi mahasiswa yang belum menda­patkan nilai TOEFL minimal, P3B tetap memberikan program

OSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.

tindak lanjut secara gratis,” te­rang Suharto. P3B menyediakan program General English, TOE­FL Preparation, English for Aca­demic Purposes, dan English for Job Seeking. Selain itu, P3B tu­rut andil dalam usaha pengem­bangan kemampuan berbahasa Inggris bagi mahasiswa melalui Speaking Club dan English De­bate.

Walaupun sebagian besar program ini dibuka secara gra­tis, minat mahasiswa dari setiap fakultas berbeda secara signifi­kan, “Mahasiswa program pen­didikan internasional biasanya lebih greget dan berminat untuk mengikuti berbagai program P3B,” aku Suharto, membanding­kan peminat program­program P3B. “Untuk itu, sudah waktu­nya kesadaran pentingnya baha­sa Inggris mendorong mahasis­wa mengevaluasi hasil tes ekui­valensi TOEFL ini demi merenca­nakan pengembangan keteram­pilan bahasanya dari sekarang,” ungkapnya memberi saran.

Hanya 20% mahasiswa baru yang mendapat

nilai di atas 400.

Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).

Page 7: Suara Ungu September 2011

7suara ungu septemBer 2011

SENIN pagi (26/9), tepat sehari sebelum wisuda, 266 alumni FBS UNY mengikuti Pembekalan Alum­ni di Ruang Seminar Gedung Ku­liah I FBS UNY.

Program rutin FBS Career Center ini bertujuan mempersi­apkan alumni supaya setelah di­wisuda memiliki kepercayaan di­ri memasuki dunia kerja. “Alum­ni FBS diharapkan benar­benar memiliki kompetensi yang kom­petitif bukan sekadar komparatif karena ke depan harus mampu berkompetisi dengan alumni la­in,” jelas Prof. Dr. Zamzani, De­kan FBS dalam sambutannya.

Getting to the Great Job, inilah tema yang diangkat dalam pem­bekalan alumni kali ini. Kiki F. Wijaya selaku Pembicara berba­gi strategi menjadi achiever seja­ti. Beberapa strateginya antara la­in, membangun kepercayaan di­ri, memilih pekerjaan sesuai mi­nat dan talenta, bekerja seperti bermain, dan berpikir untuk sela­lu memberi, bukan untuk selalu menerima.

Pembekalan selama tiga jam ini juga diisi materi seperti cara “memasarkan” diri, cara menu­lis surat lamaran, dan cara mem­buat CV yang “menjual”. Yang menarik, peserta sempat diajak duduk saling berhadapan untuk berlatih menjawab pertanyaan yang sering muncul dalam wa­wancara kerja. Trik­trik dan con­toh jawaban dalam wawancara dijelaskan Kiki kemudian.

Di akhir acara, peserta dimin­ta mengisi formulir yang berisi informasi data diri dan pekerja­an. Dengan demikian, fakultas dapat memantau apakah alumni telah mendapatkan pekerjaan atau belum, sebagai bentuk tang­gung jawab fakultas terhadap pa­ra alumninya. Virga

PELEPASAN Wisudawan Wi­sudawati FBS UNY dilaksana­kan Senin petang (26/9) di Ru­ang Seminar Gedung Kuliah I FBS UNY. Dihadiri 266 wisu­dawan/wisudawati beserta pa­ra pendampingnya, acara ber­langsung cukup khidmat.

Ketua Panitia, Ismadi, M.A., membuka acara dengan sam­butan dan harapan bagi para peserta wisuda. Tak ketinggal­an Prof. Dr. Zamzani selaku Dekan FBS UNY turut meng­ucapkan selamat atas sukses­nya para peserta wisuda men­capai tahap S­1. Beliau juga menghimbau agar wisudawan wisudawati dapat mengapli­kasikan ilmu yang didapat da­lam kehidupan sehari­hari.

Acara ini tidak hanya memi­liki jajaran Dekanat sebagai pembicara, tetapi juga dari pe­serta wisuda, orang tua wisu­dawan wisudawati, serta ma­hasiswa FBS UNY yang masih aktif. Tari Batin Kemuning yang dibawakan oleh Mahasis­wi jurusan Pendidikan Seni Ta­ri membuat hadirin bertepuk

tangan. Begitu pula dengan mahasiswa jurusan Pendidik­an Seni Musik yang meng­iringi acara Pelepasan Wisuda­wan Wisudawati ini dengan la­gu­lagu yang menghibur.

Selain itu, acara ini juga di­lengkapi dengan sesi penye­rahan piagam penghargaan kepada mahasiswa berpredi­kat cumlaude, dan lantas di­tutup dengan doa yang diba­wakan oleh Yusuf Tri Nur Cah­yo dari Pendidikan Bahasa Jerman.

FBS UNY patut berbangga hati karena kali ini memiliki 22 mahasiswa yang lulus de­ngan predikat cumlaude de­ngan IPK tertinggi 3,81. Perwa­kilan wisudawan wisudawati, Ika Sulis Setianingsih dari prodi Pendidikan Bahasa Ing­gris, menyampaikan rasa teri­ma kasih atas bimbingan pa­ra dosen selama menjalani ke­giatan perkuliahan. Tak lupa Ika mengajak teman­teman wi­sudawan agar tetap berusaha dan tidak lengah di kemudian hari. Nunggal

Getting to the Great Job

PeMBeKalaN alUMNi

Selamat Jalan Wisudawan Wisudawati FBS UNY

Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).

Page 8: Suara Ungu September 2011

8 suara ungu septemBer 2011

pendaftaran pelatihan bahasa Inggris reguler periode Oktober-Desember 2011, 5-30 September, Kantor P3B syawalan Keluarga besar Fbs UNY, 11 September, Pendopo Tedjo Kusumo syawalan HImA pendidikan bahasa Daerah, 13 September, Gedung PLA Lantai 3

Ngangkring bareng Dekanat season II, 14 September, Pendopo Tedjo Kusumo pelatihan peningkatan Kemampuan Guru dalam mengembangkan bahan Ajar bahasa Inggris berbasis teks dan Karakter—ppm prodi pendidikan bahasa Inggris, 17 September, Gedung Kuliah I pembatalan

mata Kuliah semester Gasal, 19-23 September penyampaian Visi misi dan Arah pengembangan Fbs 2011-2015 oleh bakal Calon Dekan, 20 September, Ruang Seminar PLA Workshop Guru bahasa Jerman smA/mA/smK se-DIY dan Jawa tengah, 24 September 2011, Cine Club

& Dream Lab Gedung C 15 tes Kemampuan bahasa Inggris mahasiswa baru UNY 2011, 24-25 September pembekalan Wisuda, 26 September 2011, Gedung Kuliah I FBS pelepasan Wisuda, 26 September 2011, Gedung Kuliah I FBS Yudisium, 30 September 2011, Ruang Seminar PLA.

EVENT

AgendA

Oleh Fitri

LIBUR panjang tidak membuat para mahasiswa ini melupakan tugas serta tanggung jawabnya. Sementara banyak diantara te­man­teman mereka yang sengaja menambah masa liburnya (bo­los­red) di awal perkuliahan yang masih bernuansa lebaran ini, tidak dengan aktivis­aktivis Ormawa yang ada di FBS.

Mereka telah sibuk berkutat untuk membahas agenda di de­pan mata. Contohnya saja, hari pertama masuk kuliah (5/9) Hi­ma Jerman (BDS) mengisi sore mereka dengan rapat pembahas­an makrab yang rata­rata akan dilaksanakan pada pertengahan September. “Untuk pemantapan dan persiapan matang makrab yang membutuhkan banyak hal penting, lagi pula makrab sudah di depan mata,” papar Gentur se­laku Ketua Panitia Makrab Pendi­dikan Bahasa Jerman 2011.

Begitu pula dengan Hima PB Inggris (EDSA) yang tengah sibuk membahas persiapan makrab, syawalan, EIC (English Internal Competition), serta persiapan pe­nerbitan majalah SHIELD. Hal yang sama juga dilakukan para pengurus BEM FBS 2011 setelah

aktivitas Ormawa Pasca LiburanOSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.

merampungkan agenda besar OSPEK FBS 2011. Mereka juga se­dang dalam tahap pembahasan agenda BENGKAK (Bengkel Ak­tivis).

BENGKAK sendiri melibatkan para mahasiswa baru dan bebe­rapa mahasiswa angkatan 2010

yang berkeinginan untuk meman­tapkan skill kepemimpinan me­reka. Proses pendaftaran peserta telah dilakukan sejak pelaksana­an OSPEK kemarin. Tujuan di­adakan BENGKAK sendiri dijelas­kan oleh Sekretaris BEM FBS Sil­vi Usliha, sebagai sarana untuk para mahasiswa baru terutama untuk manajerial kepemimpin­an, mengetahui seluk beluk kepe­mimpinan, serta organisasi yang ada di Kampus.

Aktivitas membaca koran di ruang tunggu perpustakaan (kiri).

Aktivitas membaca koran.

Page 9: Suara Ungu September 2011

9suara ungu septemBer 2011

TEPAT sehari setelah peringat­an kemerdekaan Republik Indo­nesia yang ke­66, sebanyak 76 mahasiswa FBS UNY merayakan keberhasilan studi mereka de­ngan mengikuti prosesi Yudisi­um yang bertempat di Ruang An­sambel FBS UNY.

Pada kesempatan ini tercatat 6 mahasiswa berhasil meraih predikat Cumlaude. Mereka ada­lah Atfalul Anam dan Ari Wahyu­ningsih dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Noviana dari Pendidikan Bahasa Peran­cis, Nur Restyani Utami, Lia Set­yawati Hanggara, dan Santi Pur­bayani dari Pendidikan Bahasa Jawa.

“Saya merasa lega dan sangat senang, apalagi predikat Cum­laude ini juga merupakan ke­banggaan bagi orang tua saya,” ungkap Lia Restiawati Hanggara. Kegembiraan pun tampak jelas di wajah Prof. Dr. Zamzani, na­mun Dekan FBS UNY ini juga meminta agar para peserta Yu­disium periode Agustus 2011 ti­dak dianggap sebagai ajang ‘cuci gudang’ bagi mahasiswa angkat­an atas.

Di akhir acara, para peserta menerima ucapan selamat dari Dekan serta Kajur atau Kaprodi yang hadir. Diyan

6 Mahasiswa Berhasil Meraih Cumlaude

YUDiSiUM aGUStUS

Page 10: Suara Ungu September 2011

10 suara ungu septemBer 2011

KABAR PLA

Oleh Virga Renitasari

USAI berpuasa Ramadhan dan berhari raya Idul Fitri, sebagian umat Islam melaksanakan tradi­si Syawalan. Minggu (11/9), FBS kembali menggelar Syawalan yang bertempat di Pendopo Te­djokusumo FBS UNY. Acara yang menjadi agenda rutin tahunan ini dihadiri Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., Wa­kil Rektor II UNY, Sutrisna Wi­bawa, M.Pd., Sivitas Akademika FBS, Purnakarya, Rekanan, serta wakil warga sekitar kampus.

Acara diawali dengan jabat ta­ngan (halal bihalal) yang sekali­gus menjadi ajang bermaaf­ma­afan. Dekan FBS Prof. Dr. Zamza­ni, M. Pd. berharap, “Semoga de­ngan semangat yang fitrah kita memiliki kesadaran untuk me­nyegerakan meminta dan mem­beri maaf, berusaha melupakan kebaikan diri sendiri dan meng­ingat kebaikan orang lain, serta mengingat kesalahan diri sendiri

ajang Silaturrahim Sivitas akademika

dan melupakan kesalahan orang lain.”

Sementara itu, Rektor dalam sambutannya juga menekankan pentingnya membersihkan diri dengan saling memaafkan, “Al­lah Swt. tidak akan menerima ibadah kita sebelum kita mem­bersihkan diri dengan saling me­maafkan karena sesungguhnya manusia adalah tempatnya ber­buat salah dan lupa. Oleh karena itu wajar sekali jika kita kadang berbuat salah yang membuat orang lain tidak nyaman.”

Inti acara Syawalan kali ini yakni tausiyah dengan tema “Hik­mah Ramadhan dan Kejujuran” yang disampaikan Kyai H. Drs. Syatori Abdul Ro’uf, Pimpinan Ponpes Mahasiswa Darus Shali­hat, Pogung, Sleman. Dituturkan bahwa Idul Fitri tidak saja men­jadi kesempatan untuk saling me­maafkan. Ada makna lain yang lebih lebih esensial dari Idul Fit­ri, yakni momentum untuk kem­bali menjadi putih.

“Saling memaafkan di antara kita sebenarnya adalah manifes­tasi dari kembalinya kita menja­di putih setelah selama satu bu­lan kita digembleng untuk bisa menahan diri dari apapun yang tidak disukai, dilarang, dan diha­ramkan oleh Allah Swt.,” jelas Syatori. Hubungan antara menja­di putih, kejujuran, dan kemam­puan untuk menahan diri juga di­jelaskan sebagai suatu siklus se­gitiga. “Dosa kita diampuni dan kita kembali menjadi putih. Aki­batnya, kita menjalani hidup se­cara jujur dan memiliki kemam­puan lebih untuk menahan diri,” tuturnya.

Selain sebagai ajang silaturra­him, Syawalan kali ini juga di­manfaatkan untuk pamitan ca­lon jemaah haji, pemberian ke­nang­kenangan bagi Purnakarya, serta perkenalan warga baru FBS. Syawalan ditutup dengan acara ramah­tamah dan sajian musik dari group band Hima Jer­man FBS UNY.

OSPEK hari kedua FBS difokuskan pada penampilan kreativitas Maba dalam mengekspresikan Indonesia.

SYaWalaN FBS

Aktivitas membaca koran di ruang tunggu

perpustakaan (kiri).

Page 11: Suara Ungu September 2011

11suara ungu septemBer 2011

Kendang Gamelan FBSZaMZani

FIGUR

Oleh Azwar Anas

Ialah Bapak 3 putra yang di­pastikan kembali menjadi De­kan FBS periode 2011­2015. Terpilih melalui pemilihan

dekan (20/9) dengan perolehan suara tertinggi dan menyisihkan 2 kandidat lainnya. Disoal keme­nangannya, Bapak 3 putra ini pun menegaskan bahwasanya re­zeki merupakan hal yang datang dari Tuhan sedangkan amanah merupakan hal yang harus dijem­put. Jadi, hasil dari kemenangan­nya diniati sebagai ibadah yang kelak dipertanggungjawabkan.

Ya, Prof.Dr.Zamzani, M.Pd. sesuai filosofi sederhana yang menginspirasi pola kepemimpin­annya tak heran dosen Pendidik­an Bahasa Indonesia ini banyak memperoleh dukungan baik dari kawan­kawan maupun keluarga­nya. Dalam memimpin, dia pun menganut sistem kepemimpinan yang terbuka dan akuntable.

Prof. Dr. Zamzani, M.Pd.

Lahir: Magelang, 5 Mei 1955 pendidikan terakhir: S3 Universitas Negeri JakartaKarya Ilmiah 2010: Posisi Wanita dalam Iklan, Pengem-bangan Kurikulum Bahasa Indonesia, Menguak Nilai Ujian Bahasa Indonesia.

Ibarat bermain gamelan, pengendang adalah pemimpin yang duduk sejajar dengan pemain lain. Tidak perlu menonjol, yang penting permainannya tetap padu padan dan menghasilkan harmoni indah.

“Sebenarnya, tidak pernah ter­lintas dalam pikir saya untuk menjadi pemimpin” bagitu kata­nya. Namun, sesuai prinsipnya yang dia ingat dari proses terben­tuknya manusia. Sebelum dilahir­kan pun, manusia telah terben­tuk untuk saling berkompetisi maka dari itu Pak Zam begitu dia akrab disapa, berpikir bahwa ma­nusia haruslah percaya diri dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal ini pulalah yang di­jadikan dasar dalam memimpin

fakultas yang telah membesar­kannya. “Membuat seseorang le­bih percaya diri dengan memoti­vasinya,” ungkapnya. Dalam kese­hariannya memimpin, Pak Zam termasuk orang yang ramah. Ba­ik dosen maupun karyawan yang ditemuinya, dibiasakan untuk sa­ling tegur sapa sehingga dalam memimpin tak ada istilah kaku.

Memimpin FBS yang terdiri akan banyak latar belakang mem­buat ia semakin membangun dan memupuk sikap saling meng­hormati terutama sikap moderat. Seperti yang pernah dikatakan dalam Pidato Pengukuhan Guru Besarnya tentang Pemahaman Lintas Budaya. “Menjadi orang Indonesia yang mengindonesia karena paham orang lain tidak sama dengan paham yang kita pahami.” Dalam memimpin sua­tu lembaga ia berkomitmen ti­dak mengedepankan visi misi pri­badi, tapi lembaganya.

Sebagai seorang akademisi ia pun harus bersikap profesional, urusan pekerjaan tetap dilaku­kan di kantor begitupun sebalik­nya. Jadi, jika ada mahasiswa yang datang ke rumahnya akan dilayani layaknya tamu. Selain aktif di kampus, ia pun aktif di kegiatan masyarakat kampung­nya, sehingga ia tidak hanya me­mimpin FBS, tetapi ia pun juga memimpin kampungnya.

Pengidola Nabi Besar Muham­mad saw. ini merupakan pemim­pin yang supel, makanya, jangan takut untuk menyapanya atau se­kedar tersenyum dengannya. Ka­rena sikap ini seriang ia lakukan kepada siapa saja: senyum, sa­lam, dan sapa.

Page 12: Suara Ungu September 2011

12 suara ungu septemBer 2011

seorang tidak dapat dengan mu­dahnya mempersalahkan bahwa yang kata happyness yang Con­rad tuliskan itu adalah sebuah kesalahan. Ia tentunya memiliki alasan tersendiri mengapa ia me­milih huruf y tersebut. Kita ha­nya tidak mengerti dan tak mau memahaminya.

Selalu ada alasan sejati di balik sesuatu.

Setiap orang tentunya memi­liki logika yang dapat membantu­nya memahami dan membuka se­gala misteri kehidupan. Akan te­tapi, beberapa orang terkadang membutuhkan sesuatu untuk memancing logikanya untuk ber­jalan dan mulai mempertanya­kan. Bukankah luar biasa, bah­wa kita dapat belajar untuk mem­pertanyakan esensi kehidupan

APRESIASI

Kebahagiaan dari Sebuah Huruf

OlehHengky

Kusuma W

Kita perlu kembali belajar untuk mempertanyakan segala sesuatu,

sebagaimana waktu kecil dahulu. tak usah terlalu peduli pada hasil atau

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. Hidup terlampau relatif dan

luas untuk kita mengerti. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah proses

berpikir yang ditimbulkan dari pertanyaan tadi.

Dari 26 huruf yang ada dalam alfabet, huruf apakah kiranya yang me­miliki pengaruh paling

besar dalam kehidupan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mung­kin masing­masing individu mempunyai alasan yang bera­gam atas jawaban mereka, yang sangatlah mungkin juga bera­gam. Sebuah buku yang telah di­filmkan, yang ditulis oleh Steve Conrad, berjudul The Pursuit of Happyness barangkali bisa sedi­kit memberikan sebuah jawaban atas pertanyaan yang dikemuka­kan di atas.

Film fenomenal ini telah meng­inspirasi banyak orang dari ki­sah sang tokoh uta­ma, Christopher Gardner, dalam mem­perjuangkan kehidup­an ia dan anaknya. Namun kiranya ada hal yang cukup jang­gal dari judul film ter­sebut. Happiness (ke­bahagiaan) harusnya dituliskan dengan hu­ruf i, dan bukan y, se­bagaimana yang ter­tera dalam judul ter­sebut. Lalu, apakah yang sebenarnya ter­jadi? Apakah itu sebu­ah kesalahan nan fa­tal, ataukah sang pe­nulis memiliki mak­sud lain dengan menuliskannya demikian?

Humpty Dumpty, sebuah ka­rakter dalam rima bahasa Ing­gris mengungkapkan “It means just what I choose it to mean—nei­ther more nor less” yang kira­ki­ra bermakna “Apa yang aku kata­kan memiliki arti apa yang aku inginkan. Tak lebih dan tak ku­rang.” Karena itulah, kiranya se­

dimulai hanya dengan sebuah huruf?

Orang­orang kini telah men­jadi begitu sibuk dan tak punya waktu untuk merenung atau memperkaya diri dengan penge­tahuan. Mereka terjebak dalam rutinitas harian dan beranggap­an bahwa sibuk adalah sesuatu yang membanggakan. Padahal, rasa ingin tahu dan pengetahuan adalah modal utama seseorang untuk mencapai kebahagiaan pri­badi. Dan pengetahuan itu ha­nya bisa didapatkan dengan me­nyisakan sedikit waktu untuk berpikir.

Karena itu pulalah, banyak ra­hasia­rahasia besar kehidupan

hanya diketahui oleh orang­orang yang berpikir dan bersike­ras menemukan ja­waban dari pertanya­an kehidupan.

Terkait dengan pe­ngetahuan, perlu di­ketahui bahwa akar dari segala ilmu yang berkembang saat ini, adalah rasa ingin ta­hu, yang kemudian mungkin dapat diwa­kili dengan istilah fi­losofi. Filosofi sering­kali dikaitkan de­ngan begitu rumit dan berkaitan de­ngan berbagai hal­

hal teoretis yang memerlukan pe­mikiran kritis untuk mengolah­nya. Akan tetapi, dasar dari filo­sofi sebenarnya sangatlah seder­hana, yaitu rasa ingin tahu dan mempertanyakan sesuatu.

Jostein Gaarder dalam novel­nya Sophie’s World menuliskan bahwa satu­satunya hal yang dibutuhkan untuk menjadi se­orang filsuf adalah kemampuan

Page 13: Suara Ungu September 2011

13suara ungu septemBer 2011

kirimkan esai anda tentang bahasa, sastra, dan seni ke [email protected] berikut foto dan identitas diri.

untuk mempertanyakan dan ber­pikir tentang sesuatu. Jadi, tak perlulah menjadi seseorang yang ‘besar’ untuk menjadi seorang filsuf.

Oleh karena itu, barangkali kita kini sebagai manusia perlu kembali belajar untuk memper­tanyakan segala sesuatu, sebagai­mana yang banyak dari kita la­kukan sewaktu kecil dahulu. Tak usahlah terlalu peduli pada ha­sil atau jawaban dari pertanya­an­pertanyaan tersebut. Hidup terlampau relatif dan luas untuk kita mengerti. Juga ada begitu ba­nyak alasan untuk pembenaran suatu hal. Yang kita butuhkan se­benarnya adalah proses berpi­kir yang ditimbulkan dari perta­nyaan tadi.

Huruf y yang disebutkan di awal tadi pun sebenarnya juga dapat mengajarkan kita untuk memahami diri dan orang lain. Setelah seseorang mampu dan terbiasa untuk mempertanyakan sesuatu, ia akan juga memperta­nyakan apa yang ada di dalam dirinya dan orang lain. Ia tidak akan lagi menilai seseorang da­

ri tampilan luarnya, dan akan mampu melihat diri orang lain secara keseluruhan, tidak hanya dari sisi penampilan, status, atau harta.

Untuk dirinya sendiri, orang yang telah biasa mempertanya­kan sesuatu pun akan sadar bah­wa penilaian masyarakat umum tak selalu benar. Ia takkan lagi ragu atau malu untuk melaku­kan sesuatu yang ia nilai benar, walau banyak orang tak sependa­pat dengannya. Masing­masing dari kita mengejar kebahagiaan dengan cara sendiri­sendiri. hal itu tidak jadi masalah, selama tidak melukai kepentingan orang lain.

Lebih jauh, dengan seringnya seseorang mempertanyakan dan dengan adanya pemahaman yang baik, seseorang pun akan mampu membuka mata untuk sebuah perubahan. Beberapa orang kini pun sangat kaku dan strict pada peraturan dan sistem yang sebenarnya kurang efek­tif. Mereka merasa nyaman de­ngan hal itu, dan merasa takut bi­la terjadi perubahan, hidup me­

reka pun berimbas pada ketidak­jelasan. Pendek kata, Mereka ta­kut pada kemungkinan adanya perbaikan.

Kebahagiaan (happiness) ada­lah sesuatu yang seluruh manu­sia cari dalam hidupnya. Mereka berjuang setiap hari, memberi­kan cinta dan senyuman pada orang­orang di sekitarnya, ada­lah demi sebuah hal tak kasat ma­ta yang bernama kebahagiaan. Beberapa mengidentikkan bah­wa harta dan tahta adalah sum­ber kebahagiaan sejati. Mereka belajar hal tersebut dari pendi­dikan dan banyak orang. Namun satu huruf, barangkali dapat mengajari kita, bahwa kebahagia­an tertinggi didapat dari dalam. Dari pemahaman akan diri dan segala sesuatu.

hengky kusuma W, mahasiswa pendidikan Bahasa inggris unY.

FastcompanY.com

Page 14: Suara Ungu September 2011

14 suara ungu septemBer 2011

SASTRA

Cerpen Latif Pungkasniar

Laut air Mata

Aku mencintai laut seba­gaimana mataku men­cintai airmata. Ibuku pernah bercerita bahwa

air laut itu berasal dari kepedih­an air mata, laut yang dulu tawar itu telah digarami air mata Hawa yang terusir dari surga. Tapi se­karang aku lebih fasih mengeja air laut, air yang mengajariku ba­nyak hal tentang penghianatan. Seperti penghianatan iblis yang menggoda Hawa.

Hawa, sumber segala hidup sekaligus sumber dari segala ke­sialan dunia. Seharusnya kita pa­ra manusia tidak berada di du­nia, kita berada di surga. Tidak ada air laut yang asin di sana,

karena Hawa belum pernah me­nangis sampai kejer di surga. Air di sana semua susu. Berbahagia­lah bagi kalian yang suka minum susu!

Air laut yang asin itu kini men­dominasi bumi, entahlah apakah banyak tangisan yang tak sang­gup diterima tanah? Lalu kemba­li ke pantai, menuju laut. Mung­kin saja begitu. Karena banyak sekali tangisan yang tak digubris sekarang ini. Apalagi tangisan rakyat jelata, tentu saja.

Tapi apakah kalian tak merasa­kan bahwa air laut semakin hari semakin asin?

Semakin hari semakin asin! Nyaris pahit malah. Tampaknya

air mata hawa mengalir lebih de­ras dibandingkan pada saat dia terusir dari surga, atau mungkin air mata hawa­hawa yang lain yang belum juga diijinkan meng­intip surga. Atau apa? ada ge­rangan apakah?

Bencana itu dimulai saat orang­orang yang rapi itu mulai memfoto daerah pinggir pantai. Bukan hal yang aneh jika yang mengambil gambar bukan orang­orang yang rapi seperti mereka, karena pantai ini meski­pun jarang, pantai ini sesekali di­datangi pelancong yang nyasar atau pelancong yang iseng, kare­na pantai disini memang kotor dan sepi.

Sampai pada beberapa waktu lalu orang­orang yang rapi itu kembali. Kali ini mereka memba­wa serta orang­orang yang lebih rapi dan lebih buncit perutnya, mengenakan jas, berkacamata bening, rambut botak; entah un­tuk mikir apa. Berbicara serius, terlihat dari dahi yang berkerut­kerut dan mulut yang komat­ka­mit cepat. Adu pendapat.

Manusia­manusia itu seseka­li mengambil sejumput pasir un­tuk dijadikan bahan obrolan. En­tah apa yang berada dalam be­nak mereka. Percakapan terka­dang diselingi gelak tawa dan hembusan rokok yang asapnya langsung dilahap angin pantai, hahaha pantai memang selalu ra­kus akan rokok!

Tak lama berselang datang seseorang yang tidak rapi, mem­bawa sebuah papan. Papan itu bertuliskan satu kalimat yang pa­da suatu saat nanti akan menim­bulkan banyak polemik.

DISINI AKAN DIBANGUN TAM­BANG PASIR

Pada mulanya tambang pasir itu berjalan dengan baik, tapi se­perti lazimnya sesuatu yang ba­ru dan asing. Tambang pasir itu

redBuBBle.com

Page 15: Suara Ungu September 2011

15suara ungu septemBer 2011

kirimkan cerpen dan puisi anda ke [email protected] berikut identitas diri.

PUISI

Wir Sind die SonneOleh Mira Setiawati

mira setiawati, mahasiswa pendidikan Bahasa Jerman unY.

mulai menuai kesetujuan dan ke­tidaksetujuan, kubu setuju ber­pendapat bahwa tambang pasir ini dapat membantu perekonomi­an masyarakat yang pada awal­nya hanyalah nelayan yang peng­hasilannya hanya seberapa, de­ngan adanya tambang pasir di desa mereka, kubu setuju berha­rap taraf hidup masyarakat bi­sa terangkat, di lain sisi kubu ti­dak setuju berangapan bahwa tambang pasir itu nantinya ha­nya akan menjadi bumerang un­tuk mansyarakat desa, kubu ini berangapan bahan tambang pa­sir itu hanyalah wujud eksploi­tasi, pengurasan sumber daya alam yang nanti justru menim­bulkan masalah bagi masyarakat pesisir nantinya. Entahlah yang benar yang mana, saya bukan hakim disini.

Sudah jelas saat ini kubu itu kini saling bertentangan, meski­pun hanya dibedakan dengan sa­tu kata saja “tidak”! ah betapa he­batnya kata­kata itu, dua kubu bisa saling bermusuhan dengan beda satu kata saja.

Persekutuan juga sudah mulai terjadi, kubu setuju bersekutu de­ngan perusahaan tambang dan kubu tidak setuju dengan berse­

kutu dengan LSM. Keadaan sema­kin meruncing, kedua kubu itu kini tidak hanya beradu argu­mentasi. Gontok­gontokan sudah menjadi pemandangan yang la­zim sekarang ini, semua meme­gang pendapatnya dengan teguh,

perpecahan terjadi seiring de­ngan perkubuan yang menguat. Suasana memanas, bagai api da­lam sekam. Semuanya bisa habis kapan saja. Tak ada yang tahu. Kehidupan pesisir yang biasanya damai dan ramah kini berubah. Keadaan tetap tenang dan diam,

tapi tatapan orang­orang disini sudah penuh dengan kecurigaan dan kebencian, terlebih tatapan kepada orang asing yang baru datang, kecurigaan jangan­ja­ngan itu karyawan tambang, atau orang LSM yang membantu kubu tidak setuju.

Pos­pos penjagaan mulai di­bangun, jam malam mulai dite­rapkan. Potensi saling serang kedua kubu mulai menjalar ke anak­anak kecil yang belum tahu apa­apa. Mereka juga mulai ber­kubu begitu juga dalam hal ber­main.

Suasana sepi, lengang dan men­cekam.

Ah, dan aku kini tahu kenapa air laut di pantai ini beranjak pa­hit. Leluhur tentu sesengukan di atas sana. Melihat anak cucunya kini berkubu dan bermusuhan. Di langit desa pesisir itu kini te­lah jatuh hujan air mata, air ma­taku. Leluhurmu.

Slogohimo, 5 September 2011

latif pungkasniar, mahasiswa pendidikan Bahasa Jerman unY.

IIchstandam östlichen HorizonteröffnetdenTagmitmirschrittmit Sicherheitentlanggehen eine kurvenreiche Straβevorbei an derHolzbrückeeinen steilenHügelgemeinsamauf dem Flurentdecken Sie dieWunderbisauchkönnen wir nicht freigegeben werdenAm westlichen Horizont sitzt du

IhrTaghatmit dem Windübergebenschließengelangen Sie zurück

IIIchstehe hierblickteweit indenHimmeldieGrenzeHorizontmeiner TräumenickGeschichteüber dieSterne, die ichbewundereüber das, wasichBlips verpasseerinnerte sichmeinLächelndorthinter demNamenwiekannich die Rechtschreibprüfung, aberzuschwerzurufen Sie mich an

air laut yang asin itu kini mendominasi

bumi, entahlah apakah banyak tangisan yang tak sanggup diterima tanah? lalu kembali

ke pantai, menuju laut. Mungkin saja begitu. Karena banyak sekali

tangisan yang tak digubris sekarang ini.

u.a

riZ

on

a.e

du

Page 16: Suara Ungu September 2011

Lukisan-lukisan Mochammad Fajar

IMAGESUara UNGU

Mahkluk aneh, ambigu, absurd, dengan tubuh setengah robot berbadan besi selalu menjadi kisah di atas kanvas dalam karya-karya mahasiswa Pendidikan Seni Rupa

angkatan 2007 ini. Bukan sekadar mengolah keanehan dunia fantasi, melainkan berangkat dari realitas yang selalu aneh dan penuh teka-teki.

satu Dua rel dan senja EOS 350D, f/11, Exposure time 1/6 Focal length 18mm, ISO 200

Dulu Aku tak berkarat EOS 30D, f/8, Exposure time 1/250, Focal length 35mm, ISO 100

bukan embun tapi Kabut Canon EOS 450D, f/8, Exposure time 1/40, Focal length 39mm, ISO 400

Opo Ilalang EOS 30D, f/5.6, Exposure time 1/800, Exposure bias-0.7step, Focal length 55mm, ISO 100