studi tentang financial leverage, profitabilitas, dan ...€¦ · akademi akuntansi keuangan dan...

22
Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016 STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN POLITICAL TIE YANG DIMILIKI PERUSAHAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT BANK DI INDONESIA EKO SUPRIYATNO ABSTRACT This study uses bank loan data to examine the effect of the political relationship (political tie) between the company and the government to the assessment of companies financial leverage and profitability in the bank lending decisions in Indonesia. Bank loan data are credit that the public company received from 2005 to 2010, where in 2005 an era of reform after the holding of presidential first elections by the people in 2004. The numbers of samples are 1465 observations. Political tie proxies in this study are determined from (1) the commissioners and directors of companies included as politically exposed person categories according to Bank Indonesia (2) the company is a State-Owned Enterprises (SOEs). Financial leverage and profitability of firms in this study using the indicators of debt-to- tangible net worth and net profit margin in the period prior to obtaining credit. This study uses moderated regression analysis (MRA). The study found a political tie affect corporate profitability assessment in bank lending decisions. Firms with lower profitability evident receive larger bank loan because they have a political tie (rent-seeking hypothesis). However, this study found a political tie does not affect the assessment of financial leverage in bank's lending decisions. This also supports Faccio (2010), Fisman (2001), and Backman (2001) researches conducted in Indonesia. Indonesia condition which has a weak institutional regulation and high information asymmetry is beneficial for companies that have a political tie. This leads to more trusted political tie as an indicator of the profitability. Keywords: Political Tie, Financial Leverage, Profitability, Bank Loan, Rent-seeking Hypothesis, Politically Exposed Person, State-Owned Enterprises (SOEs). PENDAHULUAN Latar Belakang Asimetri informasi yang berasosiasi dengan transparansi laporan keuangan yang rendah diduga merupakan penyebab utama hampir kolapsnya bank di USA (Bhattacharya, Desai, dan Venkataraman, 2009). Dalam industri perbankan asimetri informasi terjadi antara perusahaan dengan bank. Bank dalam memberikan kredit pada dasarnya mempunyai keterbatasan informasi mengenai perusahaan karena informasi mengenai perusahaan tidak tersedia secara bebas dan terbuka (Wijaya, 2010: 59). Penelitian oleh Leuz dan Oberholzer-Gee (2003) menyatakan bahwa Indonesia memiliki tingkat mandatory disclosure dan low transparancy facilities yang rendah. Hal ini merupakan kondisi yang menguntungkan bagi perusahaan yang memiliki hubungan politik dengan pemerintah, karena semakin sedikit informasi akuntansi yang dapat diperoleh mengenai perusahaan tersebut, semakin tinggi nilai dari suatu hubungan politik bagi perusahaan tersebut. Hal ini dibuktikan dari penelitian Chaney, Faccio, dan Parsley (2010) bahwa kualitas earnings yang dilaporkan oleh perusahaan yang 1

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN POLITICAL TIEYANG DIMILIKI PERUSAHAAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT BANK DI INDONESIA

EKO SUPRIYATNO

ABSTRACT

This study uses bank loan data to examine the effect of the politicalrelationship (political tie) between the company and the government to theassessment of companies financial leverage and profitability in the bank lendingdecisions in Indonesia. Bank loan data are credit that the public company receivedfrom 2005 to2010, where in 2005 an era of reform after the holding of presidential first electionsby the people in 2004. The numbers of samples are 1465 observations.Political tie proxies in this study are determined from (1) the commissioners anddirectors of companies included as politically exposed person categories accordingto Bank Indonesia (2) the company is a State-Owned Enterprises (SOEs). Financialleverage and profitability of firms in this study using the indicators of debt-to-tangible net worth and net profit margin in the period prior to obtaining credit. Thisstudy uses moderated regression analysis (MRA).

The study found a political tie affect corporate profitability assessment in banklending decisions. Firms with lower profitability evident receive larger bank loanbecause they have a political tie (rent-seeking hypothesis). However, this studyfound a political tie does not affect the assessment of financial leverage in bank'slending decisions. This also supports Faccio (2010), Fisman (2001), and Backman(2001) researches conducted in Indonesia. Indonesia condition which has a weakinstitutional regulation and high information asymmetry is beneficial for companiesthat have a political tie. This leads to more trusted political tie as an indicator of theprofitability.

Keywords: Political Tie, Financial Leverage, Profitability, Bank Loan, Rent-seekingHypothesis, Politically Exposed Person, State-Owned Enterprises (SOEs).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Asimetri informasi yangberasosiasi dengan transparansilaporan keuangan yang rendah didugamerupakan penyebab utama hampirkolapsnya bank di USA (Bhattacharya,Desai, dan Venkataraman, 2009).Dalam industri perbankan asimetriinformasi terjadi antara perusahaandengan bank. Bank dalam memberikankredit pada dasarnya mempunyaiketerbatasan informasi mengenaiperusahaan karena informasimengenai perusahaan tidak tersediasecara bebas dan terbuka (Wijaya,

2010: 59). Penelitian oleh Leuz danOberholzer-Gee (2003) menyatakanbahwa Indonesia memiliki tingkatmandatory disclosure dan lowtransparancy facilities yang rendah.Hal ini merupakan kondisi yangmenguntungkan bagi perusahaan yangmemiliki hubungan politik denganpemerintah, karena semakin sedikitinformasi akuntansi yang dapatdiperoleh mengenai perusahaantersebut, semakin tinggi nilai darisuatu hubungan politik bagiperusahaan tersebut. Hal ini dibuktikandari penelitian Chaney, Faccio, danParsley (2010) bahwa kualitas earningsyang dilaporkan oleh perusahaan yang

1

Page 2: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

memiliki hubungan politik denganpemerintah, lebih rendah dibandingperusahaan yang tidak memilikihubungan politik dengan pemerintah.

Terdapat beberapa alasanuntuk mempercayai bahwaperusahaan yang memiliki hubunganpolitik dengan pemerintah (political tie)memperoleh keputusan kredit bankyang lebih menguntungkan dibandingperusahaan yang tidak memilikihubungan politik dengan pemerintah.Fisman (2001) dan Faccio (2002)menyatakan bahwa hubungan politikyang kuat menghasilkan businessopportunities dan meningkatkan nilaiperusahaan. Salah satu penjelasanyang mungkin adalah perusahaanyang memiliki kedekatan denganpemerintah berpotensi lebih besarmemperoleh proyek-proyekpemerintah dibanding perusahaanyang tidak memiliki hubungan politikdengan pemerintah. Dine (2005),Fishman (2001), Johnson dan Mitton(2003) menyatakan bahwa hubunganpolitik yang dimiliki perusahaan dapatdilihat sebagai reputation ofprofitability karena perusahaan yangmemiliki hubungan politik denganpemerintah memiliki kinerja yang lebihbaik atau profit yang tinggi dibandingperusahaan yang tidak memilikihubungan politik dengan pemerintah,pada kondisi regulasi institusional yanglemah. Hal ini menyebabkanperusahaan yang memiliki political tietidak tergantung pada pinjaman bank.

Pandangan lain menyatakanbahwa perusahaan yang memilikipolitical tie memiliki kemampuanmengalihkan pinjaman bank bagimereka, tanpa mempertimbangkanapakah perusahaan ini memilikiproyek yang menguntungkan atautidak, dan kemampuan ini disebut„rent-seeking’ hypothesis (Zheng danZhu, 2009). Penelitian yangmendukung pandangan ini adalahpenelitian Chaney, Faccio, dan Parsley(2010), yang menemukan bahwakualitas earnings yang rendahberasosiasi dengan cost of debt yang

lebih tinggi hanya pada perusahaanyang tidak memiliki political tie. Hal inididukung dengan penelitian IndonesiaCorruption Watch (ICW) untuksemester I tahun 2007, sektorperbankan mengakibatkan kerugiannegara Rp 2,1 triliun, dan tindakkorupsi di industri perbankan dinilaiyang paling besar dan palingmerugikan negara(www.antikorupsi.org). Bahkan nilaikorupsi di sektor perbankan jauh lebihbesar dibanding sektor pemerintahpusat dan daerah yang mencapai Rp219 miliar. Padahal aturan-aturanyang dikeluarkan Bank Indonesiasangat ketat, bahkan beberapapakar perbankan memandang bahwaperbankan nasional over regulated(Wijaya, 2010 dan Arafat, 2010),namun karena kurangnya supervisiyang benar, korupsi masih sangatbesar di sektor perbankan nasional(Wijaya, 2010: 58).

Informasi yang digunakan dalampengambilan keputusan kreditdibedakan menjadi 2, yaitu: soft danhard information (Petersen, 2004)Tingginya tingkat asimetri informasi diIndonesia menyebabkan hardinformation bersaing dengan softinformation dalam keputusanpemberian kredit bank. Hal ini sesuaidengan yang diungkapkan Rivai danVeithzal (2006: 306), bahwa dalamanalisis kredit, analis juga menilaipolitical power yang digunakan untukmenopang pemasaran produkperusahaan. Bank pemerintah yangseharusnya menjadi role model bagibank swasta, tenyata banyakdigunakan sebagai kendaraan politikpemerintah. Penelitian Laporta et al(2002) dan Kane (1977) dalam Wijaya(2010: 64–65), menemukan bahwabank pemerintah lebih mengutamakankepentingan politik pemerintahdaripada pertimbangan bisnis secaraekonomi. Bahkan penelitian Backam(2001) dari Leuz & Oberholzer-Gee(2003), menyatakan bahwaperusahaan Indonesia yang memilikihubungan politik dengan rezim mantan

2

Page 3: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

presiden Soeharto memiliki aksespendanaan yang menguntungkan,terutama dari bank pemerintah. Hal inimemberikan indikasi bahwa preferensikredit lebih banyak terjadi di bankpemerintah dibanding bank swasta.

Rumusan masalah penelitian iniadalah: (1). Apakah non-earningsinformation (rasio financial leverage),earnings information (rasioprofitabilitas), dan jenis bankberpengaruh terhadap keputusanpemberian kredit bank? (2). Apakahnon-earnings information (rasiofinancial leverage), earningsinformation (rasio profitabilitas), danjenis bank berpengaruh terhadapkeputusan pemberian kredit bankdengan political tie sebagai variabelmoderasi? Adapun penelitian inibertujuan menguji pengaruh financialleverage, profitabilitas, dan political tieyang dimiliki perusahaan, terhadapkeputusan pemberian kredit bank diIndonesia. Penelitian ini juga mengujisensitifitas penilaian rasio financialleverage atau rasio profitabilitasperusahaan yang memiliki political tie.Pada akhirnya, penelitian ini jugamenguji apakah preferensi kredit dibank pemerintah lebih besar daripadabank swasta, ataukah preferensi kreditmemang hanya terjadi di bankpemerintah.

LANDASAN TEORIPolitical Tie

Khwaja dan Mian (2004)melakukan penelitian mengenaipolitical tie yang dimiliki perusahaandan pengaruhnya terhadap keputusankredit bank di Pakistan yangmenguntungkan perusahaan.Penelitian ini menemukan bahwaperusahaan yang memiliki political tiememperoleh kredit dua kali lebihbesar dan memiliki potensi default50% lebih besar dibanding perusahaanyang tidak memiliki hubungan politikdengan pemerintah. Preferensitersebut terjadi pada bank pemerintah,namun tidak terjadi pada bank swasta.Kekuatan hubungan politik tersebut

ditentukan oleh kekuasaan yangdimiliki politisi perusahaan dan apakahpartainya memegang kekuasaanpemerintahan pada saat kreditdiberikan. Hal senada juga muncul darihasil penelitian Yeh dan Shu (2010)mengenai preferensi kredit bank diTaiwan, bahwa perusahaan yangmemiliki political tie dengan partaiyang berkuasa, menikmati kredit tanpajaminan pada masa kekuasaan partaitersebut. Penelitian ini jugamenemukan bahwa good governancemenghalangi perusahaan untuk terlibatdalam hubungan politik danmemperoleh preferensi kredit bank.

Penelitian terhadap preferensikredit bank di Cina oleh Zheng dan Zhu(2009) menemukan bahwa perusahaanyang memiliki political tie memilikisensitifitas lebih kecil dalam penilaianprofitabilitas dan tangibility dibandingperusahaan yang tidak memilikihubungan politik. Konsekuensinyaadalah perusahaan yang memilikipolitical tie lebih tidak efisien dalammelakukan investasi dibandingperusahaan yang tidak memilikihubungan politik. Hubungan antarapolitical tie dalam kredit denganefisiensi investasi semakin kuat untukperusahaan yang dimiliki pemerintahdan perusahaan dengan tingkatpertumbuhan yang rendah.

Beberapa penelitian mengenaikeuntungan yang diperolehperusahaan yang memiliki political tiedi Indonesia antara lain dilakukan oleh:1. Chaney, Faccio, dan Parsley

(2010) menemukan bahwakualitas earnings yang rendahberasosiasi dengan cost of debtyang lebih tinggi hanya padaperusahaan yang tidak memilikipolitical tie. Hal ini berartiperusahaan yang memilikipolitical tie menghadapi lebihsedikit konsekuensi negatif(misal: memperoleh jumlah kredityang lebih kecil) akibat kualitaspengungkapan yang rendah.

2. Fisman (2001) menemukan

3

Page 4: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

bahwa perusahaan yang memilikihubungan politik dengan mantanPresiden Soeharto kehilanganlebih banyak return pada masarumor kesehatannya memburukdibanding perusahaan yangtidak memiliki hubungan politik.Fisman berpendapat bahwahubungan politik merupakan faktorutama penentu profitabilitas padanegara-negara di Asia Tenggara.Hal inilah yang menjadi penyebabkrisis di Asia Tenggara tahun 1997.

3. Penelitian Faccio (2010), yangmelakukan analisis cross country(termasuk Indonesia) mengenaiperusahaan yang memiliki politicaltie, menemukan bahwa leveragedan market share lebih tinggi padaperusahaan yang memilikihubungan politik denganpemerintah. Namun kinerjanyalebih buruk dibanding perusahaanyang tidak memiliki hubunganpolitik dengan pemerintah.

Analisis Kredit dalam Keputusan Pemberian Kredit Bank

Analisis kredit adalah kajianyang dilakukan untuk mengetahuikelayakan dari suatu permasalahankredit. Dalam menganalisis kreditterdapat pertimbangan kualitatif dankuantitatif, namun diperbolehkan untukmenggunakan salah satu saja, misal:menilai kondisi ekonomi menggunakankualitatif karena data tidak tersedia.Menurut Rivai dan Veithzal (2006:289), terdapat 6 prinsip dalam analisiskredit (6 C‟s analysis), yaitu:Character, Capital, Capacity, Collateral,Condition of Economy, dan Constraint.Character merupakan prinsip utama,bila prinsip ini tidak terpenuhi, makakredit langsung ditolak (Rivai danVeithzal, 2006: 293). Aspek-aspekanalisis kredit dan perhitungan kreditmeliputi: Aspek yuridis, aspekpemasaran, aspek manajemen danorganisasi, Aspek teknis, Aspekkeuangan, Aspek jaminan, dan Aspeksosial ekonomi dan analisis dampak

lingkungan (Rivai dan Veithzal, 2006:294),

Perusahaan yang MemilikiHubungan Politik denganPemerintah Sebagai High- riskClient

Menurut Peraturan BankIndonesia No 11/28/PBI/2009 tentangprogram anti pencucian uang danpencegahan pendanaan terorisme,ditetapkan bahwa nasabah (individuatau perusahaan) yang memilikihubungan politik denganpemerintah (politically exposedperson) tergolong berisiko tinggiterhadap kemungkinan pencucianuang dan terorisme.

“Politically exposed personadalah orang yang mendapatkankepercayaan untuk memilikikewenangan publik diantaranya adalahpenyelenggara negara sebagaimanadimaksud dalam peraturanperundang-undangan yang mengaturtentang Penyelenggara Negara,dan/atau orang yang tercatat sebagaianggota partai politik yang memilikipengaruh terhadap kebijakan danoperasional partai politik, baik yangberkewargaan negara Indonesiamaupun yang berkewargaan asing.”

Nasabah yang tergolongpolitically exposed person, yaitu: (1)presiden, (2) pejabat setingkatmenteri, (3) gubernur, (4) direkturperusahaan BUMN, (5) ketua daneksekutif partai politik, (6) pejabatsenior TNI atau polisi, (7) pejabatsenior di mahkamah dan jaksa agung,(8) pejabat yang ditunjuk denganperaturan presiden, (9) Anggotakeluarga (istri/suami, orang tua,saudara kandung, anak, menantu, dancucu) dari pejabat yang telahdisebutkan di atas. Selain itu UU No 28Tahun 1999 mendefinisikanpenyelenggara negara sebagai: (1)pejabat negara pada lembaga tertingginegara, (2) pejabat negara padalembaga tinggi negara, (3) menteri, (4)gubernur, (5) hakim, dan (6) pejabat

4

Page 5: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

lain yang memiliki fungsi strategis.Peraturan ini baru mulai berlaku sejakbulan Juni 2009, sedangkan penelitianini dilakukan untuk tahun 2005 – 2010,sehingga ada kemungkinan analiskredit masih menggunakan political tiedalam keputusan pemberian kreditbank.

Pengaruh Non-earningsInformation dan EarningsInformation terhadap KeputusanPemberian Kredit Bank

Zmijewski dalam Palepu et al(2004: 10-14), menjelaskan bahwafaktor yang paling berguna dalammemprediksi kebangkrutan untuk satutahun ke depan adalah profitabilitasdan volatility (earnings information)dan financial leverage (non- earningsinformation). Menurut Scott (2009:403), manajemen laba adalah pilihankebijakan akuntansi yang dilakukanmanajemen, atau tindakan yangmempengaruhi earnings, untukmencapai tujuan pelaporan keuangantertentu. Tujuan perusahaanmelakukan manajemen laba antaralain untuk memperoleh kredit dalamjumlah besar, dengan caramemberikan informasi bahwa kondisikeuangan perusahaan baik. Hal inididukung Huyghebaert et al (2007)bahwa perusahaan yang baru berdiricenderung melakukan income-increasing saat mengajukan pinjamanbank pertama kali. Menurut Jiambalvo(1996) yang dikutip oleh Richardson(1998) bahwa manajemen laba dapatdihambat dengan mempersempitasimetri informasi (disclosure) danpenerapan Generally AcceptedAccounting Principles (GAAP) olehauditor. Hal ini didukung olehpenelitian Bannister dan Wiest (2001)yang menemukan bahwa auditorindependen memiliki kemampuanuntuk menghambat pilihanmanajemen. Becker et al (1998) danVan-Tendeloo dan Vanstraelen (2005)juga menemukan bahwa kualitas auditmenghambat manajemen laba.Mandatory disclosure yang rendah

(Leuz dan Oberholzer-gee, 2003) danpraktek akuntansi serta auditing diIndonesia yang buruk, tidak mampumenghambat manajemen laba diIndonesia. Menurut hasil observasi TimBank Dunia terhadap praktek akuntansidan auditing di Indonesia(w w w.b a p e p a m . g o.i d ), ditemukanbahwa profesi audit di Indonesia tidakmemiliki sistem pengawasan publikyang independen untuk mengawasikualitas pengendalian internal KAP,kualitas assurance, serta penyelidikandan pemberian sanksi disiplin bagianggota profesi yang melanggar.

Pengaruh Hard Informationdan Soft Information terhadapKeputusan Pemberian Kredit Bank

Menurut Foster (1986: 594),rendahnya kualitas earningsmenyebabkan analis kredit mencarisumber informasi lain sebagaikompensasi perbedaan metodeakuntansi dan terkandungnyamanajemen laba dalam laporan labarugi perusahaan (hard information).Salah satu sumber informasi lain yangdipertimbangkan adalah softinformation, yaitu hubungan politikdengan pemerintah yang dimilikiperusahaan. Menurut Rivai danVeithzal (2006: 306), analis kredit jugamenilai kebijakan dan strategipemasaran perusahaan, antara lain:political power yang digunakan untukmenopang pemasarannya, apakahkebijakan dan strategi pemasarancukup andal untuk merebut pangsapasar. Hal ini juga mendukungpendapat Dinc (2005), Fishman(2001), Johnson dan Mitton (2003)menyatakan bahwa hubungan politikyang dimiliki perusahaan dapat dilihatsebagai reputation of profitabilitykarena perusahaan yang memilikihubungan politik dengan pemerintahmemiliki kinerja yang lebih baikdibanding perusahaan yang tidakmemiliki hubungan politik denganpemerintah, pada kondisi regulasiinstitusional yang lemah.

5

Page 6: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Hasil observasi praktekakuntansi dan audit di Indonesia olehTim Bank Dunia pada tahun 2005(w w w . b a p e p a m . g o.i d ) menemukanbahwa laporan keuangan auditedbukan faktor utama bagi perusahaandalam memperoleh persetujuan kreditbank dan investasi lainnya. Tjondro(2007) juga menemukan bahwa levelof assurance dan reputasi kantorakuntan publik tidak berpengaruhterhadap keputusan pemberian kreditbank di Indonesia. Hal ini memberikanindikasi bahwa analis kredit tidakberpersepsi bahwa laporan keuanganaudited memiliki kualitas earningsyang lebih baik dibanding laporankeuangan yang unaudited. Analiskredit lebih mempertimbangkan softinformation, seperti political tie,sebagai sumber informasi profitabilitasperusahaan.

Political Tie MempengaruhiPenilaian Financial Leverage danProfitabilitas dalam KeputusanPemberian Kredit Bank

Informasi mengenai hubunganpolitik dengan pemerintah yangdimiliki perusahaan dipertimbangkanoleh analis kredit sebagai earningsinformation karena rendahnya kualitasearnings dalam laporan laba rugiperusahaan. Berdasarkan argumentersebut, maka hubungan politikdengan pemerintah memperlemahpenilaian profitabilitas dalamkeputusan pemberian kredit bank.Pandangan kedua menyatakan bahwahubungan politik dengan pemerintahsering diasumsikan mampumengalihkan pinjaman bank bagiperusahaan tanpamempertimbangkan apakahperusahaan memiliki proyek yangmenguntungkan atau tidak, disebutrent-seeking hypothesis (Zheng danZhu, 2009). Penelitian Chaney, Faccio,dan Parsley (2010) menemukan bahwakualitas earnings yang rendahberasosiasi dengan cost of debt yanglebih tinggi hanya pada perusahaanyang tidak memiliki hubungan

politik. Hal ini berarti perusahaanyang memiliki hubungan politikmenghadapi lebih sedikit konsekuensinegatif akibat kualitas pengungkapanyang rendah. Seharusnya padaperusahaan yang memiliki kualitaspengungkapan yang rendah, makaberpotensi untuk memperoleh jumlahkredit yang lebih rendah, tingkat bungayang lebih tinggi, serta nilai jaminanyang lebih besar, akibat loan officertidak memiliki banyak informasimengenai perusahaan, sehinggadapat dikategorikan high risk.Namun menurut penelitian Chaney,Faccio, dan Parsley (2010), hal ini tidakberlaku bagi perusahaan yang memilikihubungan politik dengan pemerintah.Berdasarkan argumen tersebut, makahubungan politik dengan pemerintahdapat memperlemah atau memperkuatpenilaian financial leverage dalamkeputusan pemberian kredit bank.

Political Tie Memiliki PengaruhLebih Besar di Bank PemerintahDibanding Bank Swasta

Berdasarkan hasil kajianakademis, bank pemerintah lebihtidak efisien dibanding bank swasta,dan lebih banyak digunakan untukkepentingan politik pemerintah. Misalpenelitian Bonin et al (2004)menyatakan bahwa bank pemerintahlebih tidak efisien dibanding bankswasta. Hal senada diungkapkanYeyati et al (2004). Laporta et al(2002) dan Kane (1977) bahkanmenyatakan bahwa bank pemerintahlebih banyak digunakan untukkepentingan politik. Berdasarkanpenelitian terhadap bank pemerintah diIndonesia, ditemukan bahwaperusahaan Indonesia yang memilikihubungan politik dengan rezimSoeharto memiliki akses pendanaanyang menguntungkan, terutama daribank pemerintah (Backman, 2001).

RERANGKA KONSEPTUAL DANPENGEMBANGAN HIPOTESIS

Rerangka Konseptual Penelitian

6

Page 7: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Financial Leverage

ProfitabilitasKeputusan Pemberian Kredit Bank

Political Tie

Jenis Bank

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Asimetri informasi yangdisebabkan buruknya kualitas praktekaudit di Indonesia menjadi insentifbagi perusahaan untuk terlibatdalam manajemen laba. Pada kondisiasimetri informasi yang tinggi, analiskredit mencoba mencari informasi lain(soft information) yang lebihrelevan dibanding laporankeuangan (hard information). Politicaltie sebagai salah satu soft informationdipertimbangkan oleh analis kreditdalam keputusan pemberian kreditbank terutama di negara yang tingkattransparansinya rendah, sepertiIndonesia. Hubungan antar variabeldijelaskan dengan rerangka konseptualpada Gambar 1Gambar 1: Rerangka Konseptual

Pengembangan HipotesisBerdasarkan landasan teori dan

empiris di atas, maka hipotesispenelitian yang dapat dirumuskanadalah:H1: Non-earnings information

(rasio financial leverage)berpengaruh terhadapkeputusan pemberian kreditbank.

H2: Non-earnings information(rasio financial leverage)berpengaruh terhadapkeputusan pemberian kreditbank dengan political tiesebagai variabel moderasi.

H3: Earnings information (rasioprofitabilitas) berpengaruhterhadap keputusanpemberian kredit bank.

H4: Earnings information (rasioprofitabilitas) berpengaruhterhadap keputusan

pemberian kredit bankdengan political tie sebagaivariabel moderasi.

H5: Jenis bank berpengaruhterhadap keputusanpemberian kredit bank.

H6: Jenis bank berpengaruhterhadap keputusanpemberian kredit bankdengan political tie sebagaivariabel moderasi.

Model AnalisisModel analisis yang digunakan

dalam penelitian ini merupakanreferensi dari penelitian Sharma,Durand, Gur-Arie (1981) yangdikembangkan denganmenambahkan beberapa variabelindependen dan variabel kontrolyang mungkin mempengaruhi jumlahkredit. Penelitian ini menggunakan 3model analisis,

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan datasekunder perusahaan publik yangterdaftar di PT Bursa Efek Indonesia,yaitu: laporan keuangan tahunan.Periode yang diteliti adalah periodesetelah jatuhnya rezim Soeharto atauera reformasi, karena pada rezimSoeharto perusahaan yang memilikihubungan politik dengan pemerintahterbukti menikmati preferensi kreditbank. Periode yang diteliti adalahtahun 2005 sampai tahun 2010.Tahun 2005 dipilih karena pada tahunitu pemerintahan era reformasidimulai, dimana presiden pertamakalinya dipilih oleh rakyat melaluipemilu tahun 2004.

Populasi, Sampel, Besar Sampel,dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian iniberjumlah 423 perusahaan go publicyang diambil dari w w w.id x . c o.i d .Dalam menentukan jumlah sampelterdapat beberapa kriteria yangdigunakan, yaitu:

a. Perusahaan bukanlahlembaga keuangan atau

7

Political Tie

Page 8: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

pembiayaan. Objek yangditeliti dalam penelitian iniadalah keputusanpemberian kredit bankbagi perusahaan(perusahaan), sehinggalembaga keuangan danpembiayaan tidak relevandengan topik ini.

b. Perusahaan memiliki minimal 3tahun data laporan keuangan yangdipublikasikan. Hal ini dikarenakanperbandingan rasio untuk beberapatahun, misal: 3 tahun, akanmenunjukkan angka rasio yang

lebih berarti dibanding angkarasio 1 tahun saja (Rivai danVeithzal, 2006: 349).

Berdasarkan kriteria di atas, makajumlah target populasi yang diperolehadalah 309 perusahaan, dan semuaperusahaan diambil sebagai sample.Dari 309 perusahaan, diperoleh 1813pemberian kredit bank. Sebanyak 142pemberian kredit diberikan oleh bankasing di luar negeri, sedangkansebanyak 35 pemberian kreditmerupakan pinjaman sindikasi.Keduanya tidak relevan dalampenelitian ini. Selain itu debt-to-tangible net worth (DTN) yangnegatif juga dikeluarkan dari sampelkarena perusahaan dengan ekuitasnegatif dianggap dalam tahaprestrukturisasi utang. Sehinggapemberian kredit yang memenuhisyarat untuk diuji sebesar 1465observasi. Tabel 1 berikut inimenjelaskan rincian sampelperusahaan dan jumlah observasi yangdiuji dalam penelitian ini:

Definisi Operasional VariabelDefinisi operasional variable dapatdilihat di table 2.

Data kredit bank diperoleh darilaporan keuangan audited yaitu notesto financial statement bagian utangbank jangka pendek dan jangkapanjang.

Tabel 3 Definisi Operasional VariabelKontrol

Sumber: Olahan (2011)

Teknik Analisis DataBerikut ini adalah tahap-tahap pengolahan data:1) Menyeleksi semua perusahaan go

publik dari daftarcompany profileIDX 2010.2) Melakukan rekap data utang

bank, rasio DTN, rasio NPM,jenis bank, rasio tangibilitas,ukuran perusahaan, ukuranbank, relation lending, tahunpemberian kredit, dan jenisindustri perusahaan yangmemperoleh kredit.

3) Mengumpulkan data mengenaibiografi dewan komisaris dandewan direksi perusahaan yangmenjadi sampel danmenentukan perusahaan yangmemiliki political tie.

4) Melakukan uji asumsi klasik danModerated Regression Analysis(MRA) untuk menentukanpolitical tie sebagai puremoderator atau quasimoderator variable.

8

Variabel Dependen

Variabel Deskripsi Proksi Skala

Keputusanpemberian kredit bank

Jumlah kreditbaru yang diberikan oleh bank pada periode t.

Ln Pagumaksimal

utangbankt

Rasio

Page 9: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

5) Melakukan analisis hasilpengujian ModeratedRegression Analysis (MRA),dengan kriteria pengujian:

1) Jika nilai signifikansi <0.05, maka disimpulkanbahwa H0 ditolak dan H1diterima, begitu jugasebaliknya.

2) Jika koefisien political_tie*NPMsignifikan negatif, makahubungan politik denganpemerintahmemperlemah penilaianprofitabilitas dalamkeputusan pemberiankredit bank (‘rent-seeking’ hypothesis).Jika koefisien political_tie*NPMsignifikan positif, makahubungan politik denganpemerintah memperkuatpenilaian financialleverage dalamkeputusan pemberiankredit bank (reputation ofprofitability).

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASILPENELITIAN

Deskripsi Umum Sampel PenelitianPenelitian ini dilakukan terhadap

309 perusahaan go public yangterdaftar di Bursa Efek Indonesiapada tahun 2011. Tabel 4 dan Tabel5 berikut menyajikan gambaranumum data (observasi) yang diujidalam penelitian berdasarkan tahundan jenis industriBerdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5jumlah observasi yang paling banyakdiuji dalam penelitian adalah tahun2008 dan jenisindustri yang palingbanyak menerimapemberian kreditadalah perusahaandagang dan jasa.

Berdasarkan Tabel6, rata-rata utang

bank yang diberikan adalah Rp 52,6miliar dengan jumlah minimum sebesarRp70,6 juta dan maksimum sebesarRp9,06 triliun. Rata-rata DTNperusahaan yang diteliti sebesar 4.32dengan jumlah minimum danmaximum sebesar 0.00 dan 322.27.Hal ini berarti bahwa perusahaan yangditeliti rata- rata memiliki jumlahutang 4 kali lebih besar dibandingmodalnya. Dari sisi NPM, rata-rataperusahaan yang diteliti memiliki rasio7% dari total penjualan. Ukuranperusahaan yang diteliti mulai dariyang memiliki total aset Rp 9,1 miliarsampai dengan total aset mencapaiRp97,56 triliun, dengan rata-rata totalaset Rp 1,4 triliun. Ukuran bank yangditeliti mulai total aset Rp 413 miliar)sampai dengan total aset Rp 408triliun, dengan rata-rata ukuran bankRp 48,7 triliun.

5.3 Moderated Regression Analysis(MRA)

Moderated Regression Analysis(MRA) dimulai dengan menentukanapakah political tie merupakan variabelmoderator, pure moderator atau quasimoderator. Menurut Sharma, Durand,dan Gur-Arie (1981), kriteriapenentuan adalah (lihat gambar 2):

a. Jika model ke-2 dan modelke-3 berbeda signifikan, danpolitical tie berinteraksisignifikan dengan predictorvariable, maka political tieadalah variabel moderator.

b. Jika model ke-1 dan modelke-2 tidak berbedasignifikan, tetapi keduanyaberbeda dengan model ke-3, dan political tie tidakberinteraksi signifikan

dengancriterionvariable,makapolitical tieadalah puremoderatorvariable.

c. Jika model

9

Descriptive Statistics

N Minimum

Maximum

MeanStd.Devi

UTANG BANK

DTN NPM

TANGIBILITA

1,465

1,465

1,

70,560,000

0.00

-10.2

9

9,058,872,100,00

1

322.27

2.04

52,619,366,29

2

4.32

0.07

1.789

23.02

0.46

*

**

Page 10: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

ke-1, model ke-2, danmodel ke-3 berbeda satudengan lainnya, danpolitical tie berinteraksisignifikan dengan criterionvariable, maka political tieadalah quasi moderatorvariable.

Sumber: Sharma, Durand, Gur-Arie(1981)

Hasil pengujian Moderated RegressionAnalysis (MRA) adalah sebagai berikut:1. Uji asumsi klasik: Berdasarkan hasil

uji asumsi klasik, ketiga modelregresi memenuhi uji asumsinormalitas dan heterokedastisitas.2. Dari hasil pengujian regresi

model ke-1, 2, dan 3,diperoleh bahwa political tieadalah pure moderator variable.

3. Model Summary pada Modelke-3: R square menunjukkanangka 0.288. Hal ini berartisebesar 28,8% keputusanpemberian kredit bank dapatdijelaskan oleh debt to tangible-net-worth (DTN), net profitmargin (NPM), jenis bank,tangibilitas, ukuran perusahaan,ukuran bank, relation lending,tahun, jenis industri, P*DTN,P*NPM, P*jenis bank,P*tangibilitas, P*ukuranperusahaan, P*ukuran bank,P*relation lending, P*tahun,P*jenis industri, sedangkansisanya 71,2% dijelaskan olehvariable lain.

4. Anova pada Model ke-3: Dari uji

ANOVA, didapat F hitung adalah18.690 dengan tingkatsignifikansi 0,000. Oleh karenanilai signifikansi (0,000) < 0,05,maka model regresi dapatdigunakan untuk memprediksikeputusan pemberian kreditbank.

5. Koefisien Regresi pada Modelke-3: Berdasarkan tabelcoefficients, P*NPM,P*Industri_3, P*Industri_7,berpengaruh signifikanterhadap keputusan pemberiankredit bank. Hal ini dilihat darinilai signifikansi variabel-variabel tersebut kurang dari0.05.

Analisis Hasil Pengujian1. Pengaruh Non-earningsInformation (Rasio FinancialLeverage) terhadap KeputusanPemberian Kredit

Hasil pengujian menunjukkannon-earnings information (rasiofinancial leverage) tidak berpengaruhterhadap utang bank, hal ini dapatdilihat dari nilai probabilitas (0.225) >0.05. Hasil penelitian ini bertentangandengan penelitian yang dilakukanZmijewski, yang diambil dari Palepu etal (2004: 10-14), yang menjelaskanbahwa faktor yang paling bergunadalam memprediksi financial distressuntuk satu tahun kedepan adalahfinancial leverage dan profitabilitas.Alasan yang mungkin adalah: Bankirmemiliki pandangan yang berbedamengenai financial leverage suatuperusahaan yaitu sudut pandang costof capital dan business cycle(Estenson, 1996).2. Pengaruh Non-earningsInformation (Rasio FinancialLeverage) terhadap KeputusanPemberian Kredit dengan PoliticalTie sebagai Variabel Moderasi

Hasil pengujian secara interaksimenunjukkan P*DTN juga tidakberpengaruh terhadap utang bank halini dapat dilihat dari nilai probabilitas(0.482) > 0.05. Alasan yang mungkin

10

Page 11: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

adalah political tie tidakdipertimbangkan dalam penilaianfinancial leverage. Rivai dan Veithzal(2006: 306) menjelaskan bahwa analiskredit menilai kekuatan political tieperusahaan dalam menopang strategipemasaran perusahaan (reputation ofprofitability). Jadi political tie tidak adaketerkaitan dengan penilaian financialleverage.3. Pengaruh Earnings Information(Rasio Profitabilitas) terhadapKeputusan Pemberian Kredit Bank

Hasil pengujian menunjukkanrasio profitabilitas (NPM) berpengaruhnegatif terhadap utang bank, hal inidapat dilihat dari nilai probabilitas0.06 (signifikan pada 10%). Alasanyang mungkin adalah pengajuanjumlah kredit bank tergantung daridemand perusahaan (debitur). Padaperusahaan dengan net profit margintinggi, perusahaan lebihmengutamakan sumber pendanaaninternal, yaitu: retained earnings.Selain itu perusahaan memilikikesempatan lebih besar untukmemperoleh pendanaan daripenerbitan saham dan obligasi.Logikanya semakin tinggiprofitabilitas perusahaan, semakinrendah ketergantungan perusahaanpada utang bank. Beberapa penelitianyang mendukung antara lain: (a).Penelitian ICRA Indonesia (2011) yangmenyatakan bahwa pada tahun non-krisis pasar utang dan ekuitas sama-sama menguntungkan, sehinggaperusahaan memiliki opsi lain untukmemenuhi kebutuhan keuangannya,dengan kata lain perusahaanmengurangi demand terhadappermintaan kredit bank. Hal ini dapatdilihat dari data saham IPO dan rightissue di tahun 2009 (Rp 13 triliun)dan 2010 (Rp 73,5 triliun), sedangkanpenerbitan obligasi perusahaan ditahun 2009 (Rp 27,2 triliun) dan 2010(Rp36,6 triliun); (b). PenelitianPrastowo dan Chawwa (2009)menemukan bahwa karakteristikperusahaan yang melakukan IPO,right issue, dan menerbitkan obligasi

ternyata berbeda.4. Pengaruh EarningsInformation (Rasio Profitabilitas)terhadap Keputusan PemberianKredit dengan Political Tiesebagai Variabel Moderasi

Hasil pengujian secarainteraksi menunjukkan P*NPM jugaberpengaruh negatif terhadap utangbank, hal ini dapat dilihat dari nilaiprobabilitas 0.007 (signifikan pada1%). Pada hasil pengujian interaksi(P*NPM) menunjukkan pengaruhnegatif yang lebih kuat dibandingpengujian secara independen. Hal inidapat dilihat pada angka beta(absolut) pada Tabel 7.

Tabel 7 Hasil Pengujian RegresiNPM terhadap Keputusan

Pemberian Kredit Bank secaraIndependen dan Interaksi

Sumber: olahan (2011)

Berdasarkan Tabel 7 nilai beta(absolut) P*NPM (0.087) > beta(0.045), artinya perusahaan denganNPM rendah memperoleh kredit bankyang lebih besar apabila memilikipolitical tie. Hal ini berarti rent-seekinghypothesis (Zheng dan Zhu, 2009)terbukti. Untuk mengetahui apakahpolitical tie dapat memperkuat ataumemperlemah pengaruh rasioprofitabilitas terhadap keputusanpemberian kredit, maka dilakukanpengujian partial derivative. Hasilmenunjukkan bahwa adanya politicaltie akan memperkuat (negatif)pengaruh profitabilitas terhadapkeputusan pemberian kredit. Dengankata lain perusahaan denganprofitabilitas yang rendah dan memilikipolitical tie akan memperoleh kredityang lebih besar. Penyebabnya adalahkondisi Indonesia yang memilikiregulasi institusional yang lemah,merupakan hal yang menguntungkanbagi perusahaan yang memilikipolitical tie. Kondisi asimetri informasiyang tinggi turut meningkatkan nilaidari political tie yang dimilikiperusahaan. Hasil ini didukung oleh

11

Page 12: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

penelitian Faccio (2010) yangmelakukan analisis cross-country,termasuk Indonesia, menemukanbahwa leverage dan market sharelebih tinggi pada perusahaan yangmemiliki political tie. Ternyata kondisiseperti pada rezim Soeharto (Fisman,2001 dan Backman, 2001) belumberubah sepenuhnya pada jamanreformasi seperti sekarang ini.

5. Pengaruh Jenis Bank terhadapKeputusan Pemberian Kredit

Hasil pengujian menunjukkanjenis bank tidak berpengaruh terhadaputang bank. Hal ini dapat dilihat darinilai probabilitas (0.154) > 0.05.Alasan yang mungkin adalah bankpemerintah menunjukkan kinerja yangmakin baik dan efisien. Selain itu bankpemerintah juga lebih berhati-hatidalam menyalurkan kredit. Hal iniditunjukkan dengan masuknya 3 bankpemerintah (Mandiri, BRI, dan BNI)dalam 2000 peringkat perusahaanterbesar dan terbaik versi ForbesGlobal di tahun 2011 (10 peringkatperusahaan terbesar di Indonesia).

6. Pengaruh Jenis Bank terhadapKeputusan Pemberian Kreditdengan Political Tie sebagaiVariabel Moderasi

Hasil pengujian secara interaksimenunjukkan P*jenis bankberpengaruh negatif terhadap kreditbank, artinya political tie yang dimilikiperusahaan pengaruhnya lebih besardi bank swasta dibanding bankpemerintah. Hal ini dilihat dari nilaiprobabilitas (0.081) signifikan pada10%. Untuk mengetahui apakahpolitical tie dapat memperkuat ataumemperlemah pengaruh jenis bankterhadap keputusan pemberian kredit,

maka dilakukan pengujian partialderivative. Tahap pengujian partialderivative adalah:

Tabel 8 Regresi Interaksi JenisBank dan Political Tie

Sumber: Olahan (2012)

Table 8 menunjukkan bahwaadanya political tie akan memperkuat(negatif) pengaruh jenis bankterhadap keputusan pemberiankredit. Dengan kata lainperusahaan yang memiliki political tieakan memperoleh kredit yang lebihbesar di bank swasta dibanding bankpemerintah. Alasan yang mungkinadalah: (a). Bank pemerintah lebihefisien dan lebih berhati-hati (prudent)dalam memberikan kredit dibandingbank swasta. Hal ini didukung denganmasuknya 3 bank pemerintah (Mandiri,BRI, dan BNI) dalam 2000 peringkatperusahaan terbesar dan terbaik versiForbes Global di tahun 2011 (10peringkat perusahaan terbesar diIndonesia); (b). Menurut Latif Adam(2012), pengamat ekonomi dariLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI), porsi nasabah yang memilikitabungan lebih dari Rp 2 milyar hanya7% dari total nasabah bank, danmenguasai tabungan di perbankansekitar 45%. Nasabah ini sering“memeras” bank swasta untukmemberikan bunga yang tinggi (di atastingkat bunga yang ditetapkanLembaga Penjamin Simpanan).Sebaliknya bank pemerintahcenderung lebih kebal terhadap“pemerasan” ini karena sumber danadiperoleh dari tabungan pemerintah.Hal ini dapat dilihat dari ditunjuknyaBank BNI sebagai bank operasional 1oleh kementerian keuangan dalampenyaluran dana-dana APBN(Megasari, 2011). Selain itu jumlahbank swasta jauh lebih banyakdibanding bank pemerintah, sehinggapersaingan antar bank swasta jugamenjadi lebih tinggi.

7. Pengaruh Tangibilitas terhadap

12

ModelUnstandar

dizedCoefcient

StandardizedCoefc

t SigB Std.Error

Beta

(Constant)

POLITICA

LTIE

JENISBAN

13.406

-1.32

2

0.21

1.458

0.15

0.228

-0.361

0.05

-0.068

-0.90

7

1.426

0.365

0.154

Page 13: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Keputusan Pemberian KreditHasil pengujian menunjukkan

tangibilitas tidak berpengaruhterhadap utang bank. Hal ini dapatdilihat dari nilai probabilitas (0.506) >0.05. Beberapa alasan yang mungkinadalah: (a). Jaminan utama untukjenis kredit investasi dan kreditmodal kerja tidak hanya terbatas padaaset tetap, tetapi juga persediaan danpiutang dagang (Rivai dan Veithzal,2006: 391); (b). Penilaian aset untukjaminan kredit umumnya dilakukanoleh appraisal dengan menggunakanfair value. PSAK 16 yang wajibditerapkan sejak tahun 2008memberikan pilihan bagi perusahaango public untuk menerapkan cost ataufair value. Hal ini menyebabkan angkanet fixed asset di neraca untuk setiapperusahaan memiliki dasar yangberbeda.

8. Pengaruh Tangibilitas terhadapKeputusan Pemberian Kreditdengan Political Tie sebagaiVariabel Moderasi

Hasil pengujian secara interaksimenunjukkan P*tangibilitas tidakberpengaruh terhadap utang bank. Halini dapat dilihat dari nilai probabilitas(0.119) > 0.05. Alasan yang mungkinadalah tangibilitas merupakan rasioaktiva tetap yang dimiliki perusahaansaat ini dibandingkan total seluruhaktiva, sedangkan analis kreditmemandang political tie sebagaikebijakan dan strategi pemasaranperusahaan (Rivai dan Veithzal, 2006:306), sehingga sifatnya lebih padapenilaian prospek profitabilitasperusahaan di masa mendatang, tidakpada kondisi perusahaan saat ini. Jadipolitical tie tidak ada keterkaitandengan penilaian tangibilitasperusahaan.

9. Pengaruh Ukuran Perusahaanterhadap Keputusan PemberianKredit

Hasil pengujian menunjukkanukuran perusahaan berpengaruh positif

terhadap utang bank. Hal ini dilihatdari nilai probabilitas (0.000) < 0.05.Alasan yang mungkin adalah ukuranperusahaan lebih sering digunakansebagai proksi ukuran jaminan yangdimiliki perusahaan (Hamada, 2008).Rivai dan Veithzal (2006: 380),menyatakan bahwa jaminan perbankanmerupakan suatu upaya untukmemperoleh pelunasan kredit yangdiberikan kepada perusahaan. Semakinbesar ukuran perusahaan, makasemakin besar asset perusahaanyang dapat dijadikan jaminan untukutang bank, sehingga resikoterjadinya gagal bayar juga lebih kecil.

10. Pengaruh UkuranPerusahaan terhadap KeputusanPemberian Kredit dengan PoliticalTie sebagai Variabel ModerasiHasil pengujian secara interaksimenunjukkan P*ukuran bank tidakberpengaruh terhadap utang bank. Halini dilihat dari nilai probabilitas (0.261)> 0.05. Alasan yang mungkin adalahbank melihat ukuran perusahaansebagai nilai jaminan yang dapatdisediakan perusahaan saat inidalam pengajuan kredit. Rivai danVeithzal (2006: 380), mengatakanumumnya bank mempunyai patokanbahwa nilai jaminan harus lebih tinggidari jumlah kredit yang disetujui.Apabila dikemudian hari terjadi gagalbayar, maka pihak bank dapatmenjual jaminan tersebut. Di sisi lainanalis kredit memandang political tiesebagai kebijakan dan strategipemasaran perusahaan (Rivai danVeithzal, 2006: 306), sehingga sifatnyalebih pada prospek profitabilitasperusahaan di masa mendatang.

11. Pengaruh Ukuran Bankterhadap Keputusan PemberianKredit

Hasil pengujian menunjukkanukuran bank berpengaruh positifterhadap utang bank. Hal ini dapatdilihat dari nilai probabilitas (0.000) <0.05. Menurut De Haas, Ferreira, dan

13

Page 14: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Taci (2009), ukuran bankmempengaruhi jumlah kredit. Bankbesar memperoleh keuntungan lebihdengan memberikan pinjamankepada perusahaan besar, karenakeuntungan yang mereka perolehmelebihi biaya memproses informasicalon debitur (economic scale). Selainitu bank kecil terkendala aturanperbankan yang membatasi jumlahkredit kepada calon debitur, sehinggamereka lebih 23ocus pada perusahaankecil dan menengah. Di Indonesiadiatur mengenai Batas MaksimumPemberian Kredit (BMPK) yangbertujuan agar pemberian kredit tidakterpusat pada peminjam ataukelompok tertentu (Rivai dan Veithzal,2006: 281). Menurut Peraturan BankIndonesia no 7/3/PBI/2005 pasal 11menyatakan bahwa BMPK ditetapkansebesar 20% - 25% dari modal bank.

12. Pengaruh Ukuran Bankterhadap Keputusan PemberianKredit dengan Political Tiesebagai Variabel Moderasi

Hasil pengujian secarainteraksi menunjukkan P*ukuranbank tidak berpengaruh terhadaputang bank. Hal ini dilihat dari nilaiprobabilitas (0.261) > 0.05. Political tietidak mempengaruhi penilaian analiskredit terhadap ukuran bank, karenaketentuan BMPK merupakan suaturegulasi yang harus dipenuhi, apabilabank tidak ingin dikenakan sanksidari Bank Indonesia. Batas BMPKadalah 20%-25% dari modal banksaat memberikan kredit (kondisi saatini). Di sisi lain analis kreditmemandang political tie sebagaikebijakan dan strategi pemasaranperusahaan (Rivai dan Veithzal, 2006:306), sehingga sifatnya lebih padaprospek profitabilitas perusahaandi masa mendatang.

13. Pengaruh Relation Lendingterhadap Keputusan PemberianKredit

Hasil pengujian menunjukkan

relation lending tidak berpengaruhterhadap utang bank. Hal ini dapatdilihat dari nilai probabilitas (0.907) >0.05. Hal ini bertentangan denganpenelitian Hamada (2008) di Indonesia,bahwa bank lebih mengandalkanrelation lending dalam memberikankredit kepada perusahaan kecil danmenengah. Alasan yang mungkinadalah sebagai berikut: (a). Dalammemberikan pinjaman kepadaperusahaan besar (go public), banktidak mengandalkan pada relationlending karena asimetri informasi padaperusahaan go public tidak sebesarpada perusahaan kecil dan menengah;(b). Bank mulai mengurangipenggunaan teknik relation lendingdalam keputusan kredit. Hal ini sesuaidengan penelitian Hamada dan Konishi(2010) di Indonesia, yangmenemukan bahwa setelahrestrukturisasi perbankan, relatedlending berkurang.14. Pengaruh Relation Lendingterhadap Keputusan PemberianKredit dengan Political Tie sebagaiVariabel Moderasi

Hasil pengujian secara interaksimenunjukkan P*relation lending jugatidak berpengaruh terhadap utangbank. Hal ini dapat dilihat dari nilaiprobabilitas (0.489) > 0.05. Alasanyang mungkin adalah political tietidak dipertimbangkan dalampenilaian relation lending. Rivai danVeithzal (2006: 306) menjelaskanbahwa analis kredit menilai kekuatanpolitical tie perusahaan dalammenopang strategi pemasaranperusahaan. Jadi political tie tidak adaketerkaitan dengan penilaian relationlending.15. Pengaruh Tahun terhadapKeputusan Pemberian Kredit

Hasil pengujian menunjukkantahun tidak berpengaruh terhadaputang bank. Hal ini dapat dilihat darinilai probabilitas (0.769) > 0.05.Alasan yang mungkin adalah karenapemberian kredit tergantung daridemand perusahaan. Justru pada tahun

14

Page 15: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

krisis (2006 dan 2008) rasioundisbursed loan terhadap total kreditlebih kecil dibanding tahun non-krisis.Hal ini menunjukkan bahwa pada tahunkrisis perusahaan lebih banyakmengajukan kredit bank dibandingtahun non-krisis.16. Pengaruh Tahun terhadapKeputusan Pemberian Kreditdengan Political Tie sebagaiVariabel Moderasi

Hasil pengujian secara interaksimenunjukkan P*tahun juga tidakberpengaruh terhadap utang bank. Halini dapat dilihat dari nilai probabilitas(0.963) > 0.05. Alasan yang mungkinadalah political tie tidakdipertimbangkan dalam penilaiantahun pemberian kredit. Rivai danVeithzal (2006: 306) menjelaskanbahwa analis kredit menilai kekuatanpolitical tie perusahaan dalammenopang strategi pemasaranperusahaan. Jadi political tie tidak adaketerkaitan dengan penilaian tahunpemberian kredit.17. Pengaruh Industri terhadapKeputusan Pemberian Kredit

Hasil pengujian menunjukkanjenis industri: basic, miscellaneous,consumer goods, dan infrastructureindustry berpengaruh positif terhadaputang bank, artinya keempat industriini memperoleh kredit bank yanglebih besar dibanding industri lainnya.Hal ini dapat dilihat dari nilaiprobabilitas industri tersebut < 0.05.Alasan yang mungkin adalah keempatindustri tersebut memiliki siklus bisnisyang cenderung stabil dengan labayang juga relatif stabil tiap tahunnya.

18. Pengaruh Industri terhadapKeputusan Pemberian Kreditdengan Political Tie sebagaiVariabel Moderasi

Hasil pengujian menunjukkanP*basic industry dan P*infrastructureindustry berpengaruh negatif terhadapkredit bank (signifikan pada 5% dan1%), sedangkan P*mining industryberpengaruh positif terhadap kredit

bank (signifikan pada 10%). Hal iniberarti basic dan infrastructureindustry memperoleh kredit yang lebihkecil apabila perusahaan tersebutmemiliki political tie, sedangkanmining industry memperoleh kredityang lebih besar apabila perusahaanmemiliki political tie.

Untuk mengetahui apakahpolitical tie dapat memperkuat ataumemperlemah pengaruh basic industryterhadap keputusan pemberian kredit,maka dilakukan pengujian partialderivative.

Adanya political tie akanmemperkuat (negatif) pengaruh jenisbank terhadap keputusan pemberiankredit. Dengan kata lain basicindustry yang memiliki political tieakan memperoleh kredit yang lebihrendah. Bila dilihat dari datapenelitian, basic industry yangmemiliki political tie dan menerimakredit dari bank adalah PT Tjiwi Kimia(kertas), PT Semen Gresik (semen),PT Sorini Agro Asia (kimia), PTArwana Citramulia (keramik), dan PTUnggul Indah Cahaya (kimia).Perusahaan-perusahaan ini tergolongperusahaan besar dan profitable di pasarnya, sehingga ada kemungkinandemand perusahaan terhadap kredit bank lebihkecil. Jadi bukan karena industri inidianggap lebih berisiko olehperbankan.

Untuk mengetahui apakahpolitical tie dapat memperkuat ataumemperlemah pengaruhinfrastructure industry terhadapkeputusan pemberian kredit, makadilakukan pengujian partial derivative.

Tabel 10 Regresi InteraksiInfrastructure Industry dan

Political Tie

15

Page 16: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Sumber: Olahan (2012)

Adanya political tie akanmemperkuat (negatif) pengaruhinfrastructure industry terhadapkeputusan pemberian kredit. Dengankata lain infrastructure industry yangmemiliki political tie akan memperolehkredit yang lebih rendah karenasebagian besar perusahaaninfrastruktur adalah perusahaan BUMN(Nahadi dan Sunarsip, 2006), sehinggapeminjaman sebagian besar didanaibank pemerintah. Akibatnya kredityang diberikan bank swastacenderung lebih kecil apabilaperusahaan tersebut memiliki politicaltie. Selain itu risiko bisnis infrastrukturyang tinggi, misal: panjangnyajangka waktu proyek, masalahpembebasan lahan, dan potensimunculnya dampak sosial,menyebabkan bank swasta cenderunglebih berhati- hati dalam memberikankredit (Nahadi dan Sunarsip, 2006).

Untuk mengetahui apakahpolitical tie dapat memperkuat ataumemperlemah pengaruh miningindustry terhadap keputusanpemberian kredit, maka dilakukanpengujian partial derivative.

Tabel 11 Regresi Interaksi MiningIndustry dan Political Tie

16

ModelUnstandar

dizedCoeficient

Standardize

dt SigB Std.

ErrorBeta

(Constant)

POLITIC

13.406

-1.458 -0.361 -

0.900.365

INDUSTRI_7

0.732

0.241 0.13 3.038

0.002

P*Industri_7

-0.96

8

0.356 -0.135 -2.721

0.007

ModelUnstandar

dizedCoeficient

s

Standardized

Coeficients

t Sig

B Std.Error

Beta(Constan

t)

POLITICA

LTIE

INDUSTR

I_2

13.406

-1.32

2

-0.06

1.458

0.232

0.370

-0.361

-0.1

0.058

-0.90

7

-0.29

6

0.365

0.767

0.09

Page 17: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Sumber: Olahan (2012)

Berdasarkan table 11 dapatdiartikan bahwa adanya political tieakan memperkuat (positif) pengaruhmining industry terhadap keputusanpemberian kredit. Dengan kata lainmining industry yang memiliki politicaltie akan memperoleh kredit yang lebihtinggi. Alasan yang mungkin adalahindustri mining terkait erat denganpolitik. Marwan Batubara( w w w. re publ i k a . c o.id), seorangpengamat energi, menyatakan bahwaijin usaha pertambangan di kabupatenmeningkat setiap kali terjadi pemilihankepala daerah. Hal ini juga terjadi ditingkat provinsi. Jadi dapat dikatakanbahwa hampir sebagian besar industrimining yang exist dan profitablememiliki political tie, sehingga merekamemperoleh kredit dalam jumlah yanglebih besar.

5.4 Keterbatasan PenelitianPenelitian ini memiliki beberapa

keterbatasan, yaitu:1) Data kredit bank yang diteliti

hanya perusahaan go publik, tidaktermasuk perusahaan menengahdan kecil, sehingga penelitian initidak dapat memberikan gambaranyang utuh mengenai keputusanpemberian kredit bank umum diIndonesia.2) Data kredit bank yang diteliti

tidak secara langsung diperolehdari bank, tetapi dari sumberlain, yaitu: laporan keuanganaudited. Hal ini menyebabkankeakuratan data menjadi lebihrendah karena data diperolehdari pihak ketiga.

3) Beberapa laporan keuanganaudited tidak mencantumkanjangka waktu kredit bank,sehingga tahun perolehan kreditbank didasarkan padapenandatanganan akta notarisyang tercantum di laporankeuangan audited. Adakemungkinan terjadi selisih

waktu antara penandatangananakta dan pencairan kredit.

4) Model regresi tidak memenuhirobustness test, sehingga adakemungkinan terjadi bias padahasil penelitian.

SIMPULAN DAN SARANSimpulan

Berdasarkan analisis danpembahasan hasil penelitian,maka secara keseluruhan dapatdisimpulkan bahwa:

1. Earning information (rasioprofitabilitas) berpengaruhnegatif terhadap keputusanpemberian kredit,sedangkan non-earningsinformation (rasio financialleverage) tidak berpengaruhterhadap kredit bank.Penjelasannya adalahperusahaan yangmengajukan pinjaman bankdalam jumlah besar adalahperusahaan yang “sakit”atau memiliki profitabilitasyang rendah, sedangkanperusahaan denganprofitabilitas yang lebihtinggi memperolehpendanaan dari retainedearnings, pasar saham, danpasar obligasi, sehinggaketergantungan pada kreditbank lebih rendah. Rasiofinancial leverage tidakberpengaruh terhadapkredit bank karena financialleverage tidak dapatdianalisis secaraindependen tanpamemperhatikan rasioReturn-on-asset (ROA).Selama financial leveragemengalami peningkatan,tetapi masih dalam bataswajar, dan ROA jugamenunjukkan peningkatan,maka rasio ROE jugameningkat. Hal ini tentuberbeda apabilapeningkatan financial

17

Page 18: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

leverage tidak diikutipeningkatan ROA. Selain ituanalisis siklus bisnis jugaturut mempengaruhipenilaian rasio financialleverage oleh analis kredit.

2. Perusahaan “sakit” (rasioprofitabilitas rendah) yangmemiliki political tieternyata lebih diuntungkan,karena mereka memperolehkredit yang lebih besardibanding perusahaan“sakit” yang tidak memilikipolitical tie (rent-seekinghypothesis). Penyebabnyaadalah kondisi Indonesiayang memiliki regulasiinstitusional yang lemah,merupakan hal yangmenguntungkan bagiperusahaan yang memilikipolitical tie. Kondisi asimetriinformasi yang tinggi turutmeningkatkan nilai daripolitical tie yang dimilikiperusahaan. Hasil penelitianini menunjukkan jenis banktidak mempengaruhijumlah kredit yangdiberikan, artinya bankpemerintah saat ini lebihefisien dan lebih berhati-hatidalam memberikan kredit.Hal ini terbukti darimasuknya Bank Mandiri,BRI, dan BNI dalam 2000perusahaan terbaik di duniaversi Forbes Global 2000pada tahun 2011 (10perusahaan terbesar diIndonesia).

3. Penelitian inimenemukan bahwapolitical tie yangdimiliki perusahaanpengaruhnya lebih besar dibank swasta dibanding bankpemerintah. Ada beberapaalasan yang mungkin yaitu:

a. Bank pemerintahlebih efisien dan lebihberhati-hati (prudent)

dalam memberikankredit dibanding bankswasta.

b. KarakteristikperbankanIndonesia yangcenderungoligopolistikmenyebabkannasabah “kakap”sering memeras bankswasta untukmemberikan bungayang tinggi.Sebaliknya bankpemerintahcenderung lebih kebalterhadap“pemerasan” inikarena sumber danabank diperoleh daritabunganpemerintah. Selain itujumlah bank swastajauh lebih banyakdibanding bankpemerintah, sehinggapersaingan antarbank swasta jugamenjadi lebih tinggi.

4. Penelitian ini menemukanbasic dan infrastructureindustry yang memilikipolitical tie berpengaruhnegatif terhadap kreditbank, sedangkan miningindustry yang memilikipolitical tie berpengaruhpositif terhadap kredit bank.

5. Hasil penelitian ini jugamembuktikan bahwaukuran perusahaanmerupakan variabel yangpengaruhnya paling kuatdalam keputusanpemberian kredit bank. Halini dilihat dari nilai betavariabel ini paling tinggi. Halini berarti dalammenentukan jumlah kredit,bank lebih mengutamakannilai jaminan yang mampudisediakan perusahaan,

18

Page 19: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

karena apabila perusahaanmengalami gagal bayar,maka bank dapat menjualjaminan tersebut sebagaiganti pelunasan.

Saran1) Perusahaan yang diteliti

tidak hanya terbatas padaperusahaan go publik,tetapi termasuk jugaperusahaan menengah dankecil, sehingga kita dapatmemperoleh gambarankeseluruhan mengenaianalisis kredit bank umumdi Indonesia.

2) Data kredit bank, seperti:pagu kredit, jangka waktukredit, dan jaminan,sebaiknya diperoleh daribank yang bersangkutanatau Bank Indonesia. Hal inidapat meningkatkankeakuratan data yangdigunakan dalam penelitian.

3) Menambah jumlah datayang diteliti, agar modelregresi memenuhirobustness test. Dalammemenuhi model yangrobust, tidak disarankanuntuk membuang outlierkarena hal itu bertentangandengan tujuan daripenelitian.

DAFTAR PUSTAKAAnonimus. 2011. Dari 2000

Perusahaan Terbesar Dunia 2010,10 Asal Indonesia.w w w.s e kolnet. c om diaksestanggal 3 Januari 2012.

---------------. 2008. S iap a k a h Pe g a w a i N e g e ri d a n P e n y e l e n g g a ra N e g a r a ? . http://idtpk.wordpress.com

diakses tanggal 10 April 2010.--------------. 2007. Korupsi Perbankan

Paling Besar.w w w . a nt i koru p si . o r g diaksestanggal 11 Desember tahun2010.

Arafat, W. 2010. KepatuhanPerbankan yang Sejati.w w w . g c t e c h - ins t i t ute. c omdiakses tanggal 10 Pebruari2010.

Bank Indonesia. 2010. Regulation ofBank Indonesia No 12/3/PBIConcerning The Application ofAnti-Money Laundering andPrevention of Terrorism FinancingProgram For Non-Bank ForeignExchange Traders.w w w.bi . g o.id d iakses tanggal 18April 2011.

-----------------. 2009. Peraturan BankIndonesia No 11/28/PBI TentangPenerapan Program AntiPencucian Uang dan PencegahanPendanaan Terorisme Bagi BankUmum. w w w.bi. g o.id diaksestanggal 18 April 2011.

-----------------. 2005. Peraturan BankIndonesia No 7/3/PBI TentangBatas Maksimum PemberianKredit Bank Umum. w w w.bi. g o.iddiakses tanggal 18 April 2011.

Bannister, J.W. 2001. EarningsManagement and AuditorConservatism: Effects of SECEnforcement Actions.w w w. e me r a ld i nsi g ht . c om diaksestanggal 15 Maret tahun 2011.

Becker, C. 1998, The Effect ofAudit Quality on EarningsManagement. ContemporaryAccounting Research, Spring.

Bhattacharya, N., Desai, H., danVenkataraman, K. 2009.Earnings Quality andInformation Asymmetry.ht t p: / /pap e rs.ss r n. c om diaksestanggal 3 Juli 2010.

Bodie, Z., A.Kane, and A.J.Marcus.2009. Investments (Eighth Ed).New York: McGraw-Hill.

Boubakri, N., et al. 2009. PoliticalConnections and The Cost ofEquity Capital.w w w. c i t e s e e r x .is t .psu. e dudiakses tanggal 14 Januari 2011.

Chaney, P.K., M Faccio., and DParsley. 2010. The Quality ofAccounting Information in

19

Page 20: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Politically Connected Firms.ht t p: / /pap e rs.ss r n. c om diaksestanggal 5 Desember tahun 2010.

Dinc, S. 2005. Politicians andBanks: Political Influences onGovernment-owned Banks inEmerging Markets. Journal ofFinancial Economics. No. 77: 453-479.

East Asia and Pacific Region of TheWorld Bank. 2005. Report on TheObservance of Standards andCodes (ROSC) Republic ofIndonesia: Accounting andAuditing w w w.b a p e p a m . g o.iddiakses tanggal 5 Desembertahun 2010.

Estenson, L. 1996. How a BankerLooks at Financial Leverage.w w w.u w cc .wis c . e du diaksestanggal 3 Januari 2012.

Faccio, M. 2010. DifferencesBetween Politically Connectedand Non-Connected Firms: ACross Country Analysis.ht t p: / /pap e rs.ss r n. c om diaksestanggal 5 Desember tahun 2010.

------------. 2002. Politically ConnectedFirms. ht t p: / /pap e rs.ss r n. c omdiakses tanggal 5 Desembertahun 2010.

Fisman, R. 2001. Estimating The Valueof Political Connections.w w w2 . g sb.c o lu m bia. e du . c omdiakses tanggal 5 Desembertahun 2010.

Foster, G. 1986. Financial StatementAnalysis (Second Ed). NewJersey: Pearson Prentice Hall.

Hamada. 2008. Bank Borrowing andFinancing of Medium-sized Firmsin Indonesia. www . ir.id e . g o.jpdiakses tanggal 2 Maret 2011.

Hamada, M., and M.Konishi. 2010.Related Lending and BankPerformance: Evidence fromIndonesia. w w w .id e . g o.jp diaksestanggal 18 Januari 2011.

Huyghebaert, N., H V Bauwhede., danM Willekens. 2007. BankFinancing as an Incentive forEarnings Management inBusiness Start-ups.

ht t p: / /pap e rs.ss r n. c om diaksestanggal 15 Maret tahun 2011.

Johnson, S., dan T Mitton. 2003.Cronyism and Capital Control:Evidence from Malaysia. Journalof Financial Economics No. 67:351-382.

Khwaja, A.I., dan A Mian. 2004. DoLenders Favor PoliticallyConnected Firms? w w w.ss r n. c omdiakses tanggal 5 Desembertahun 2010.

Koconegoro, H. 2011. Bank Loans:Performance in 2010,Expectation for 2011, andImpact on Credit Quality ofBanking Sector.w w w .ic ra indonesia . c om diaksestanggal 24 Desember 2011.

Laporta, R., F Lopez-de-Silanes.,dan A Shleifer. 2002.Government Ownership ofBanks. Journal of Finance No.57: 256-301.

Leuz, C., dan F Oberholzer-gee. 2003.Political Relationship, GlobalFinancing and CorporateTransparency.w w w. f ic. w h a rton.up e n n. e dudiakses tanggal 2 Juli tahun2010.

Megasari, D. 2011. BNI Kelola DanaAPBN Dinas PerhubunganSejumlah Provinsi.ht t p: / /keu a n g a n.kontan . c o.iddiakses tanggal 15 Februari2012.

Nahadi, B., dan Sunarsip. 2006.Keterlibatan BUMN dalamPembangunan Infrastruktur.w w w.i e i.o r .id diakses tanggal 5Januari 2012.

Palepu, Krishna G., P. Healy., dan V.Bernard. 2004. Business Analysis& Valuation: Using FinancialStatements, 3th edition. Ohio:Thomson.

Petersen, Mitchell A. 2004.Information: Hard and Soft.ht t p: / /pa p e rs.ss r n. c om diaks e sta n g g a l 5 D e s e mber tahun 2010.

Prastowo, N.J., dan T.Chawwa. 2009.Kondisi Pasar Keuangan dan

20

Page 21: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari

Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue

ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari 2016

Implikasinya terhadap AnimoPenerbitan Saham danObligasi Korporasi.w w w. b i. g o.id diakses tanggal 23Desember 2011.

Richardson, V. 1998. InformationAsymmetry and EarningsManagement: Some Evidence.ht t p: / /pap e rs. s srn. c om diaksestanggal 15 Maret tahun 2011.

Rivai, V., dan A.P. Veithzal. 2006.Credit Management Handbook.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Scott, W. 2009. Financial AccountingTheory (Fifth Ed). Toronto:Pearson Prentice Hall.

Sharma, S., R.M.Durand, andO.Gur-Arie. 1981. Identificationand Analysis of ModeratorVariables. Journal of MarketingResearch (pre-1986). No.18: 291.

Santoso, S. 2011. Mastering SPSSVersi 19. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo.

Tjondro, E. 2007. Pengaruh Level ofAssurance, Reputasi Kantor

Akuntan Publik, Struktur Modal,dan Ukuran Bank MempengaruhiKeputusan Pemberian Kredit Bank.Jurnal Akuntansi dan KeuanganUniversitas Kristen Petra volNopember.

Van-Tendeloo, B., dan A Vanstraelen.2005. Earnings Management andAudit Quality inEurope: Evidencefrom The Private ClientSegment Market.ht t p: / /pap e rs.ss r n. c om diaksestanggal 15 Maret tahun 2011.

Wijaya, K. 2010. Analisis KebijakanPerbankan Nasional. Jakarta: PTElex Media Komputindo.

Yeh, Yin-Hua., Pei-Gi Shu., dan Yu-HuiSu. 2010. Political Connection,Corporate Governance andPreferential Bank Loan.ht t p: / /pap e rs.ss r n . c om diaksestanggal 5 Desember tahun 2010.

Zheng, Y.N., dan Y Zhu. 2009.Bank Lending

21

Page 22: STUDI TENTANG FINANCIAL LEVERAGE, PROFITABILITAS, DAN ...€¦ · Akademi Akuntansi Keuangan dan Perbankan Indonesia Jurnal Ilmiah Revenue ISSN : 2442 - 8493 Vol. 2 No. 2, Januari