studi stimulasi mata tunas dorman pada cabang primer dan sekunder tanaman anggur

28
STUDI STIMULASI MATA TUNAS DORMAN PADA CABANG PRIMER DAN SEKUNDER TANAMAN ANGGUR (Vitis vinivera) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA KOTA BATU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di Indonesia sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang banyak disukai konsumen baik dalam bentuk segar maupun olahan. Tanaman anggur sudah cukup lama diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Jawa Timur sejak tahun 1882 (Winarno, 1991), Bali dan Sulawesi Tengah. Walaupun tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis namun tanaman ini dapat tumbuh di Indonesia spesifik lokasi seperti di Jawa Timur. Jumlah tanaman anggur di Jawa Timur pada awalnya meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 1988 jumlahnya tanaman anggur adalah 270.249 pohon dengan produksi sebesar 2.060 ton, meningkat pada tahun 1989 menjadi 345.761 pohon dengan produksi sebesar 2.451 ton (Anonymous, 1989). Namun nampaknya terjadi penurunan jumlah tanaman anggur yang ditandai dengan banyaknya tanaman yang ditebangi karena tanaman anggur padat karya dan padat modal. Hal ini terjadi pertama kali di Probolinggo yang merupakan daerah sentral anggur. Data terakhir menunjukkan jumlah tanaman berkisar 12.000 pohon yang telah berproduksi (Anonymous, 1998). Perawatan dalam budidaya tanaman anggur membutuhkan modal awal yang cukup tinggi serta padat karya, yang dimulai dari pemangkasan, pemupukan, penjarangan buah, pemanenan. Apabila kegitan-kegiatan diatas dilakukan dengan intensif dan menggunakan teknologi budidaya yang tepat maka usahatani atau agribisnis anggur cukup menguntungkan karena produktivitas per pohon berkisar 10-20 kg , dengan 2-3 kali panen per tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa buah anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menguntungkan (Sumarsono dkk, 2009). Memelihara tanaman anggur pada musim hujan sulit dipastikan agar tanaman tetap sehat dan dapat menghasilkan buah yang berkualitas baik seperti pada butir buah anggur varietas Kediri Kuning (Belgia) yang mudah rontok bila musim hujan. Ada

Upload: iboww-catatan-kematian

Post on 24-Jul-2015

146 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

STUDI STIMULASI MATA TUNAS DORMAN PADA CABANG PRIMER DAN SEKUNDER TANAMAN ANGGUR (Vitis vinivera) DI BALAI PENELITIAN TANAMAN JERUK DAN BUAH SUBTROPIKA KOTA BATU

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangTanaman anggur merupakan tanaman sub tropis yang sudah beradaptasi di Indonesia sejak tahun 1880. Anggur merupakan salah satu buah-buahan yang banyak disukai konsumen baik dalam bentuk segar maupun olahan. Tanaman anggur sudah cukup lama diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Jawa Timur sejak tahun 1882 (Winarno, 1991), Bali dan Sulawesi Tengah. Walaupun tanaman anggur merupakan tanaman sub tropis namun tanaman ini dapat tumbuh di Indonesia spesifik lokasi seperti di Jawa Timur. Jumlah tanaman anggur di Jawa Timur pada awalnya meningkat dari tahun ke tahun, pada tahun 1988 jumlahnya tanaman anggur adalah 270.249 pohon dengan produksi sebesar 2.060 ton, meningkat pada tahun 1989 menjadi 345.761 pohon dengan produksi sebesar 2.451 ton (Anonymous, 1989). Namun nampaknya terjadi penurunan jumlah tanaman anggur yang ditandai dengan banyaknya tanaman yang ditebangi karena tanaman anggur padat karya dan padat modal. Hal ini terjadi pertama kali di Probolinggo yang merupakan daerah sentral anggur. Data terakhir menunjukkan jumlah tanaman berkisar 12.000 pohon yang telah berproduksi (Anonymous, 1998).Perawatan dalam budidaya tanaman anggur membutuhkan modal awal yang cukup tinggi serta padat karya, yang dimulai dari pemangkasan, pemupukan, penjarangan buah, pemanenan. Apabila kegitan-kegiatan diatas dilakukan dengan intensif dan menggunakan teknologi budidaya yang tepat maka usahatani atau agribisnis anggur cukup menguntungkan karena produktivitas per pohon berkisar 10-20 kg , dengan 2-3 kali panen per tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa buah anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menguntungkan (Sumarsono dkk, 2009).Memelihara tanaman anggur pada musim hujan sulit dipastikan agar tanaman tetap sehat dan dapat menghasilkan buah yang berkualitas baik seperti pada butir buah anggur varietas Kediri Kuning (Belgia) yang mudah rontok bila musim hujan. Ada baiknya jika tanaman dipangkas sangat pendek, artinya hanya disisakan batang pokoknya yakni cabang primer dan cabang sekunder yang memiliki pertunasan bagus, sedangkan cabang tersier dan cabang-cabang yang tidak produktif dihilangkan saja. Akan tetapi, setelah di pangkas mata tunas pada cabang primer dan sekunder tanaman anggur mengalami dormansi yang apabila tidak kita perlakukan maka mata tunas - mata tunas tersebut akan dapat mengalami dormansi selamanya, sehingga pertumbuhan tanaman lambat, batang kecil atau hanya memanjang saja tanpa ada percabangan yang berkualitas untuk menghasilkan cabang buah yang baik dan sehat dan bahkan mati. Diharapkan perlakuan-perlakuan tertentu dapat membantu membangunkan mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder tanaman anggur, karena cabang primer yang tumbuh memanjang ± 60 cm - 100 cm harus segera dipangkas pada ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder) begitu juga dengan cabang sekunder yang mulai tumbuh memanjang ± 60 cm – 100 cm harus segera dipangkas agar tumbuh cabang tersier atau cabang buah. Namun pertumbuhan mata tunas pada daerah tersebut jarang terjadi sehingga petani lebih memilih untuk memelihara cabang primer sampai tumbuh cabang sekunder walaupun panjang cabang melebihi yang disarankan tanpa memikirkan bakal buah yang dihasilkan. Padahal apabila cabang primer maupun cabang sekender yang melebihi

Page 2: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

panjang yang disarankan, dapat dikatakan cabang-cabang tersebut tidak produktif. Usaha membangunkan mata tunas - mata tunas dorman tersebut bertujuan untuk memperpendek cabang tanaman agar fotosintat yang dihasilkan dapat diserap secara maksimal oleh cabang produktif tersebut dan memperoleh tanaman anggur yang cepat berbunga dan bertandan banyak, sehingga produksinya tinggi. Selain itu juga memperpendek pohon agar mudah dalam pemeliharaan dan pemungutan hasil.Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dikendalikan oleh beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Fitohormon ini ada dua jenis yakni endogen (diproduksi dalam tubuh tanaman) dan eksogen (diproduksi di luar tubuh tanaman) yang merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Namun, seringkali pemasokan fitohormon secara alami di bawah optimal, sehingga dibutuhkan sumber dari luar untuk menghasilkan respon yang dikehendaki (Gardner, 1991). Salah satu upaya untuk membangunkan mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder, perlu adanya uji coba melalui pengeratan untuk merangsang aktifnya hormon endogen tanaman dengan mengerat ruas mata tunas bagian atas dan perlakuan lainnya, yakni menyemprot ruas mata tunas dorman dengan berbagai macam ZPT untuk membantu aktifnya sel-sel tanaman. Harapannya agar cabang tanaman tidak terlalu menjalar namun produksi buah yang dihasilkan maksimal.

1.2 Identifikasi Masalah Pada Obyek ObservasiStudi stimulasi mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder tanaman anggur (Vitis vinivera) di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu ini dibatasi pada satu Varietas Bs 88 (Kediri kuning) atau Varietas Belgia. Usaha membangunkan mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder tersebut dilakukan dengan menggunakan ZPT, yaitu Auksin, Hormonik, Atonik dan perlakuan pengeratan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki batang pokok tanaman dan mempercepat pembuahan agar mutu buah yang dihasilkan berkualitas.Adapun identifikasi masalah yang ditemukan pada obyek yang diobservasi di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu adalah sebagai berikut :- Bagaimana menstimulasi mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder tanaman anggur di Balai Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika yang saat ini sudah tidak berbuah.- Bagaimana respon mata tunas dorman terhadap beberapa perlakuan (atonik, auksin, hormonik dan keratan).- Bagaimana pertumbuhan mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder setelah diberi perlakuan.- Perlakuan manakah yang menunjukkan hasil lebih cepat terhadap pertumbuhan bunga dengan adanya pemberian perlakuan tersebut.

1.3 Tujuan dan Kegunaan1.3.1. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL)a. Mencocokkan antara teori yang diperoleh dari perkuliahan dengan fakta yang ada di lapangan, khususnya tentang menstimulasi mata tunas dorman pada cabang primer dan cabang sekunder tanaman anggur di Balai Penenlitian Jeruk dan Buah Subtropika Kota Batu. b. Untuk meningkatkan wawasan keilmuan yang sudah diperoleh dibangku kuliah tentang budidaya tanaman anggur dan membandingkan dengan apa yang ada di lapang.1.3.2. Kegunaan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Page 3: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

a. Membantu pelaksanaan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika dalam mengatasi masalah tidak berbuahnya tanaman anggur pada musim hujan (tidak .b. Dari segi keilmuan, dapat menambah pengalaman bagi mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, cara penyusunan laporan ilmiah, dan menambah wawasan sebelum melakuakan penelitan untuk menyusun Skripsi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Anggur (Vitis vinifera)Tanaman anggur merupakan tanaman tropis bertipe iklim kering dan bersifat tahunan. Tanamannya kecil, langsing, dan bersifat merambat dengan bantuan alat pemegang (sulur) yang berbentuk spiral (pilin). Namun, batangnya keras, liat dan hidup hingga puluhan tahun (Sunarjono, 2008).Klasifikasi tanaman anggur sebagai berikut :Devisio : AngiospermaeKelas : DicotyledonaeOrdo : VitalisFamili : VitaceaeGenus : VitisSpesies : Vitis vinifera L. (Setiadi, 1991)

2.2 Agroekologi Tanaman anggur lebih senang hidup di dataran rendah antara 0-300 m dpl yang bertipe iklim kering (musim panas dan kelembaban udara rendah). Musim panas yang panjang dapat meningkatkan mutu buah anggur, terutama aromanya. Lama musim kemarau yang dikehendaki tanaman anggur berkisar antara 4-8 bulan. Besarnya curah hujan antara 1000-2000 mm per tahun.Tanaman tidak menyukai cuaca berkabut karena cuaca seperti itu mendorong timbulnya penyakit cendawan daun. Angin kencang dapat merusak tanaman anggur, terutama pada tanah berpasir. Sebaliknya, angin yang lembut dapat mencegah kelembaban tinggi.Tanah berpasir baik sekali untuk pertumbuhan tanaman, asalkan pengairan cukup tersedia. Derajat keasaman tanah yang diinginkan tanaman ini adalah netral (pH= 6-7). Tanah yang mengandung kapur antara 50-70 % sangat baik untuk tanaman anggur. Pada tanah lempung atau alluvial berpasir baik untuk tanaman anggur. Di Probolingo, Jawa TImur yang tanahnya

Page 4: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

terbelah pada musim kemarau, tanaman anggur dapat berbuah bagus sekali, asalkan diberi pupuk kandang tinggi.Keadaan lokasi anggur harus terbuka, tidak ada naungan. Golongan anggur Labrusca, seperti varietas Isabella lebih toleran terhadap suhu rendah (dataran tinggi hingga 1000 m dpl) dan dapat ditanam di daerah yang bertipe iklim agak basah (Sunarjono, 2008).

2.3 Morfologi Tanaman Anggura. AkarSebagai tanaman berkeping dua (dikotil), anggur mempunyai akar tunggang (Radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis). Sistem perakaran menyebar keseluruhan arah pada bagian lapisan tanah atas sedalam 1,5 m-3,0 m. akar berperan dalam pengisapan makanan. Akar tanaman anggur mudah mengalami kerusakan akibat lingkungan yang tidak cocok. Akar tanaman anggur tidak tahan (peka) terhadapan genangan air. Oleh karena itu, tanaman anggur ditanam di tanah yang drainasenya baik (Setiadi, 2003).b. Batang dan CabangBatang tanaman anggur beruas-ruas, berbuku-buku serta berkayu. Spesifikasi batang tanaman anggur tumbuh memanjat atau menjalar. Struktur batang dan percabangan terdiri atas batang utama, cabang primer, cabang sekunder, dan cabang tersier yang akan menghasilkan cabang bunga atau buah. Setiap buku batang mempunyai mata tunas. Kulit batang dan cabang yang masih muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berubah menjadi hijau kecoklat-coklatan atau coklat (Setiadi, 2003). c. DaunTanaman anggur mempunyai daun tunggal, artinya terdiri atas satu helai daun pada satu tangkai daun. Struktur daun tanaman anggur mempunyai helaian daun, tangkai daun, dan sepasang daun penumpu. Daun berbentuk bulat hingga lonjong dengan tepi berlekuk, dan biasanya mempunyai lima lekukan. Helaian daun dibedakan atas lima bentuk, yaitu : bentuk penjepit, kedat, pentagonal, lingkaran dan kidnai (Sauri dan Martulis, 1991).d. Buah dan BungaBuah anggur bentuknya bervariasi, yaitu bulat atau bundar (spherical), jorong kesamping (obiate), jorong (ellipsoidal), bulat telur (Sunarjono, 2008). Bentuk buah anggur dapat digunakan sebagai salah satu sifat dan identifikasi varietas. Buah anggur tersusun dalam tandan (malai). Bentuk malai bunga bermacam-macam, antara lain : berbentuk kerucut pendek, kerucut panjang, kerucut berpundak, silinder, silinder bersayap dan bermalai ganda. Buah terdiri dari atas kulit buah, daging buah dan biji (Setiadi, 2003).e. BijiBiji berbentuk lonjong brwarna coklat muda. Namun beberapa varietas anggur memiliki buah tidak berbiji (Sauri dan Martulis, 1991).

2.4 Anggur di IndonesiaJenis anggur yang dikenal masyarakat Indonesia, hanya ada beberapa, menurut anjuran Departemen Pertanian RI, yang cocok dengan kondisi alam Indonesia (Setiadi, 2003). Anggur yang banyak dan terkenal di Indonesia sebenarnya ada dua macam menurut tempat hidup tanaman, yaitu :a. Anggur Tipe Dataran RendahAnggur tipe dataran rendah umumnya mampu tumbuh dan berproduksi baik di daerah dengan ketinggian 0-300 m dpl. Iklim yang dikehendaki adalah iklim kering dengan jumlah bulan kering lebih dari 3,5 bulan/ tahun. Anggur tipe dataran rendah ini mensyaratkan tempat hidup dengan kondisi tanah yang porous atau tanah lempung berpasir. Beberapa varietas anggur tipe dataran rendah yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia

Page 5: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

antara lain Gros Colman, Probolinggo biru, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle, Probolinggo Putih, Golden Champion, Delaware, Muscat D’alexandria, Golden Champion, Sultana dan Thompson. Semua jenis anggur ini termasuk jenis Vitis vinifera yang berasal dari Eropa yang dikenal dengan sebutan sebagai anggur meja (karena anggur ini dimakan sebagai buah meja) (Wiryanta, 2004). Ciri-cirinya mempunyai buah yang berkulit tipis, rasanya manis, segar dan tidak sepat, bijinya mudah digigit (Sauri dan Martulis, 1991).b. Anggur Tipe Dataran Menengah sampai TinggiAnggur tipe dataran menengah sampai tinggi tumbuh baik dari dataran rendah sampai tinggi dengan iklim agak basah dan bulan kering kurang dari 3 bulan/ tahun. Anggur tipe ini bisa ditanam di tanah berat, agak berat, dan berkapur (Wiryanta, 2004).Beberapa varietas anggur tipe ini adalah Brilliant, White Malaga, Curmen, Beacon, dan Isabella. Semua jenis ini termasuk varietas Vitis labrusca yang berasla dari Amerika. Ciri-cirinya, mempunyai buah yang berkulit tebal, rasanya asam, tidak segar dan sepat (Sauri dan Martulis, 1991).

2.5 Syarat Tumbuh Tanaman AnggurBudidaya tanaman anggur dapat berproduksi secara baik, apabila kondisi-kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangannya terpenuhi:a. Faktor IklimMenurut asalnya, anggur paling baik ditanam didaerah yang bertemperatur “hangat” atau di zona 34 LS dan 49 LU. Sedangkan di daerah tropis, seperti Indonesia, mestinya anggur cocok ditanam di daerah dataran tinggi. Namun tampaknya hanya anggur tertentu saja yang dapat tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya, sekarang ini justru banyak tanaman anggur yang tumbuh dengan baik di dataran rendah, seperti di Probolinggo, Bali, dan Palu (Setiadi, 2003). Jadi bisa dikatakan bahwa anggur dapat di tanam di dataran rendah maupun dataran tinggi.Tanaman anggur yang tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah menyukai musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. (Sauri dan Martulis, 1991).b. Faktor TanahPada hakikatnya tanaman anggur dapat tumbuh dan berbuah di daerah atau tanah yang berbeda-beda sifatnya, dari tanah yang mengandung pasir hingga tanah berat. Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah tanah lempung berpasir. Prinsipnya, tanah yang akan ditanami anggur harus mengandung humus dan hara yang dibutuhkan, mudah menyerap air (tidak boleh ada air yang menggenang) dan kedalaman air tanah tidak lebih dari satu meter (Setiadi, 2003). Tanah yang cocok untuk ditanami anggur adalah tanah yang keasamannya netral (pH 7) (Sauri dan Martulis, 1991).c. Tinggi TempatTanaman anggur akan tumbuh baik apabila ditanam antara 5-1000 m dari permukaan laut, atau di daerah-daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis Vitis vinivera menghendaki ketinggian 1-300 m dari permukaan laut. Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dari permukaan laut (Sauri dan Martulis, 1991).d. PengairanTanaman anggur tidak menghendaki air yang menggenang, oleh sebab itu sangat penting untuk membuat saluran pembuangan air (drainase) (Sauri dan Martulis, 1991).

2.6 Menstimulasi Mata Tunas DormanDormansi mata tunas merupakan mekanisme adaptasi tanaman terhadap perubahan kondisi lingkungan dan merupakan ritme pertumbuhan sebagai manifestasi dari ritme endogen. Dalam kaitannya dengan pemacuan pertumbuhan dan upaya memperpendek periode tanaman

Page 6: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

sebelum menghasilkan juvenile pada tanaman, maka perlu ditemukan teknik untuk memperpendek periode dormansi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik apabila sudah dipahami ritme pertumbuhan tunas dan akar yang telah diketahui mempunyai hubungan fisiologi yang sangat erat (Hidayat R, dkk, 2005). Penyebab terjadinya dormansi adalah rendahnya atau tidak adanya proses imbibisi air, proses respirasi tertekan atau terhambat, rendahnya proses mobilisasi cadangan makanan dan rendahnya proses metabolisme cadangan makanan.Amen dalam Gardner (1991) menyatakan bahwa kebanyakan mekanisme dormansi dapat dihilangkan oleh bahan perangsang pertumbuhan. Bahan perangsang tumbuhan atau yang dikenal dengan zat pertumbuhan tanaman (ZPT) ini terdiri dari dua jenis, yaitu endogen (yang diproduksi didalam tanaman) dan eksogen (berasal dari luar). Terdapat beberapa jenis ZPT, yang meliputi :a. AuksinAuksin merupakan zat perangsang tumbuh yang mempunyai fungsi diantaranya untuk pembelahan sel, diferensiasi trakea, dominasi apical, pembentukan akar baru, pembentukan tunas, pembentukan buah partenokarpi. Oleh karena itu, auksin banyak digunakan untuk merangsang pertumbuhan diantaranya merangsang pembentukan tunas baru. Konsentrasi auksin yang efektif dalam merangsang pertumbuhan biasanya sangat rendah dan konsentrasi yang optimal untuk pertumbuhan tidak sama untuk tiap organ dan jaringan dengan sebab yang belum diketahui, konsentrasi auksin yang relatif tinggi menyebabkan pembentukan ethylene dalam tanaman dan hormon ini diketahui menghambat pertumbuhan (Greulach, 1973).Sumber lain mengatakan bahwa ada beberapa fungsi auksin pada tumbuhan sebagai berikut : (1) Perkecambahan biji, auksin akan mematahkan dormansi biji (biji tidak mau berkecambah) dan akan merangsang proses perkecambahan biji. Perendaman biji/benih dengan Auksin juga akan membantu menaikkan kuantitas hasil panen. (2) Pembentukkan akar, auksin akan memacu proses terbentuknya akar serta pertumbuhan akar dengan lebih baik. (3) Pembungaan dan pembuahan, auksin akan merangsang dan mempertinggi prosentase timbulnya bunga dan buah. (4) Mendorong Partenokarpi. Parthenokarpi adalah suatu kondisi dimana tanaman berbuah tanpa fertilisasi atau penyerbukan. (5) Mengurangi gugurnya buah sebelum waktunya. (6) Mematahkan dominansi pucuk / apikal, yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang (Anonymous, 2009).b. Giberelin Giberelin mempunyai peran dalam mendukung perpanjangan sel, aktifitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesis protein disamping ini giberelin juga mempunyai pengaruh pada aktifitas kambium, aktifitas sel dan pertumbuhan. Adapun pengaruh pemberian giberelin terhadap pembelahan sel yaitu terjadi pembelahan sel di daerah meristem batang, tumbuh kambium dan hilangnya dormansi. Pengaruh pemberian giberelin terhadap pembesaran sel yaitu tumbuh tunas lateral pada batang tanaman, asam giberelat juga mampu meningkatkan besar daun beberapa jenis tumbuhan.Giberelin dapat memanjangkan tunas dan cabang tanaman juga mempunyai daya untuk mendorong pertumbuhan vegetatif dan generatif tumbuh-tumbuhan. Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peran giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang (Anonymous, 2010).Beberapa fungsi giberelin pada tumbuhan sebagai berikut : (1) mematahkan dormansi sehingga tanaman dapat tumbuh normal (tidak kerdil) dengan cara mempercepat proses pembelahan sel. (2) meningkatkan pembungaan. (3) memacu proses perkecambahan biji. Salah satu efek giberelin adalah mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji seperti amilase, protease dan lipase dimana enzim tersebut akan merombak dinding sel endosperm

Page 7: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

biji dan menghidrolisis pati dan protein yang akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya adalah radikula yang akan menembus endosperm, kulit biji atau kulit buah yang membatasi pertumbuhan atau perkecambahan biji sehingga biji berkecambah. (4) berperan pada pemanjangan sel. Peran giberelin pada pemanjangan sel ada dua, yakni : peningkatan kadar auksin dengan memacu pembentukan enzim yang melunakkan dinding sel terutama enzim proteolitik yang akan melepaskan amino triptofan (prekusor atau pembentuk auksin) sehingga kadar auksin meningkat dan merangsang terbentuknya enzim a-amilase dimana enzim ini akan menghidrolisis pati sehingga kadar gula dalam sel akan naik yang akan menyebabkan air lebih banyak lagi masuk ke sel sehingga sel memanjang. (5) berperan pada proses partenokarpi. Pada beberapa kasus pembentukan buah dapat terjadi tanpa adanya fertilisasi atau pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi (Anonymous, 2009).c. SitokininSitokinin mempunyai peranan untuk pertumbuhan substansi yang khususnya merangsang pembelahan sel (sitokinesis) juga mengatur dan berhubungan luas dengan aktifitas-aktifitas dalam morfogenesis. Ada beberapa fungsi sitokinin pada tumbuhan sebagai berikut : (1) Pembelahan sel dan pembesaran sel. Sitokinin memegang peranan penting dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, sehingga akan memacu kecepatan pertumbuhan tanaman. (2) Pematahan Dormansi biji. Sitokinin berfungsi untuk mematahkan dormansi (tidak mau berkecambah) pada biji-bijian tanaman. (3) Pembentukkan tunas-tunas baru,turut dipacu dengan penggunaan Sitokinin. (4) Penundaan penuaan atau kerusakan pada hasil panenan sehingga lebih awet. (5) Menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman. (6) Sintesis pembentukkan protein akan meningkat dengan pemberian Sitokinin (Anonymous, 2009).Selain itu, pengeratan juga membantu merangsang pertumbuhan mata tunas dorman. Pengeratan berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada bahan stek. Karbohidrat digunakan dalam pengakaran untuk membangun kompleks makro molekul, elemen struktural dan sebagai sumber energi. Walaupun kandungan karbohidrat bahan stek tinggi, tetapi jika rasio C/N rendah maka inisiasi akar juga akan terhambat karena unsur N berkorelasi negatif dengan pengakaran stek (Hartmann, et al. 1997).

2.7 Mekanisme Kerja Hormon Secara UmumMula-mula hormon misalnya auksin bergerak menuju reseptor, kemudian oleh reseptor diteruskan ke bagian dalam sehingga terjadi transduksi sinyal dan menstimulasi ekspresi gen yang menyebabkan tanaman mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Gambar 1. Mekanisme Kinerja HormonHormon yang bergabung dengan suatu penerima (reseptor) akan mengaktifkan reaksi kimiawi untuk membuat second massengers, yang memicu terjadinya berbagai tanggapan sel terhadap sinyal awal. Pada gambar sebelumnya, reseptor berada pada permukaan sel target. Pada kasus ini, hormon masuk ke dalam sel dan berikatan dengan reseptor khusus yang beradadi dalam sel. Rangsangan lingkungan juga dapat mengawali lintasan sinyal, misalnya konversi fitokrom adalah tahap pertama dalam tranduksi sinyal yang mengarah pada tanggapan sel terhadap cahaya merah.

Page 8: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Gambar 2. Mekanisme Penyerapan Hormon di Dalam Sel (Karyanto, 2010)

2.8. Pedoman Budidayaa. Pembibitan• Pengadaan BenihPengadaan benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan). Perbanyakan tanaman anggur yang paling mudah dan murah adalah dengan menggunakan stek (Wiryanta, 2004). Bibit stek yang baik adalah yang panjangnya sekitar 25 cm terdiri atas 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur di atas satu tahun, bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm, kulitnya berwarna coklat muda dan cerah dengan bagian bawah kulit telah hijau, berair dan bebas dari noda-noda hitam. Mata tunas yang sehat berukuran besar dan tampak padat sedangkan mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih seperti kapuk (Prihatman, 2009).• Teknik Penyemaian BenihBibit disemai terlebih dahulu di dalam pot atau keranjang selama ± 5 hari. Setelah itu dipindah ke media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1 (Prihatman, 2009).• Pemeliharaan Bibit dalam SemaianSelama di persemaian selalu disiram dan jangan sampai tergenang. Penyemaian bibit di tempat teduh dan lembab selama sekitar 2 bulan (Prihatman, 2009).• Pemindahan BibitSetelah ± 2 bulan, bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke lapangan dengan memilih yang kondisinya segar dan sehat. Sebaiknya penanaman dilakukan di awal musim kemarau atau saat panas tertinggi (Prihatman, 2009).b. Pengolahan Media Tanam• PersiapanPersiapan yang perlu dilakukan adalah: a) Menentukan lokasi penanaman, b) Menentukan luas areal tanam, c) Mengatur jarak tanam, d) Membuat lubang tanam, e) Menentukan dosis pupuk kandang yang diperlukan (Prihatman, 2009).• Pembukaan LahanLahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari. Membuat teras pada tanah yang sesuai dengan kondisi lapangan, arah kemiringan lahan > 15% (Budiyati, 2008).• Pembuatan Lubang TanamLubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2. Lubang dibiarkan terkena sinar matahari selama 2-4 minggu. Pengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/ terlalu asam (Wiryanta, 2004).c. Teknik Penanaman• Penentuan Pola TanamPengaturan jarak tanam penting untuk diperhatikan agar sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m, 4 x

Page 9: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

4 m, 3 x 4 m, 3 x 5 m, 4 x 5 m, dan 4 x 6 m. Jarak tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas : a) 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon. b) 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833 pohon. c) 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666 pohon. e) 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500 pohon. f) 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416 pohon (Sauri dan Martulis, 1991).• Cara PenanamanPenanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli. Setiap tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para (Prihatman, 2009).d. Pembuatan RambatanPemasangan rambatan dilakukan sebelum tanaman dipangkas dan dibentuk. Perlu pembuatan rambatan dengan model :1. Model Para-para, tiang para-para dipasang sesuai jarak tanam anggur dengan ketinggian 2 - 3,5 m dan dipasang para-para berupa anyaman kawat atau bilah bambu atau kayu, jarak mata anyaman berukuran 40x40 cm dengan bentuk segi empat (Prihatman, 2009).2. Model Kniffin, dibuat berbentuk pagar yang sesuai dengan arah barisan tanaman dan tidak melawan arah angin. Cara membuatnya dengan memasang tiang setinggi 2 m secara berjajar. Jarak tiang tergantung dari masing-masing orang, jarak yang digunakan orang Australia rata-rata 2-3 m. Jumlah tiang yang digunakan tergantung dari luasnya kebun. Kemudian , antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan atau direntangkan dengan kawat yang dibuat bertingkat. Tinggi rentangan I 60-75 cm dari permukaan tanah. Tinggi rentangan II 60 cm dari rentangan I, dan rentangan III 60 cm dari rentangan II (Setiadi, 2003). 3. Model perdu, berupa pohon atau kayu biasa, kemudian bagian atasnya dipasang tempat penyangga sepanjang 2 m dan lebar 2 m (Prihatman, 2009).4. Model bentuk T, merupakan gabungan dari rambatan para-para dan kniffin. Jumlah rentangan kawatnya sebanyak 3-5 kawat dengan jarak antar tiang sekitar 3 m. tinggi tiang umumnya 1,2-1,5 m. Jarak antar rentangan kawat sekitar 30 cm (Setiadi, 2003).5. Model segitiga, terdiri dari 2 penyangga yang ujungnya disatukan seperti kerangka tenda. Diantara tiang tersebut direntangkan kawat yang nantinya untuk rambatan tanaman (Setiadi, 2003).e. Pemangkasan dan Pembentukan PohonUsahakan tiap pohon punya batang pokok, cabang primer, sekunder dan tersier. Awalnya tanaman anggur dibiarkan tumbuh dengan satu batang pokok sampai setinggi para-para, lalu potong batang tanaman setinggi para-para, sehingga tumbuh tunas baru (cabang primer). Dua minggu cabang yang tumbuh memanjang lebih kurang 1 meter segera dipangkas pada bagian ujungnya agar tumbuh tunas baru (cabang sekunder). Cabang sekunder yang panjang 1 meter dipangkas titik tumbuhnya agar tumbuh tunas baru (cabang tersier). Cabang tersier inilah yang menghasilkan buah. Ciri cabang siap dipangkas, ujung tunasnya mudah dipatahkan, dan apabila dipangkas meneteskan air, cabang berwarna coklat. Perhatikan ciri visual mata tunas yang dipangkas, mata tunas vegetatif bentuknya runcing dan generatif tumpul. Cara pemangkasan anggur yaitu dilakukan dengan tiga cara, yaitu : pangkas pendek yang hanya disisakan 1-2 mata, pangkas sedang hanya menyisakan sisakan 3-6 mata dan untuk pangkas panjang disisakan 7 atau lebih mata tunas (Sauri dan Martulis, 1991).f. Pemeliharaan Tanaman• Penyulaman dan PenjaranganPenyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/mati. Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian kontinyu. Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat justru merusak

Page 10: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan buah, buah yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang, (2) tidak sempurna bentuknya, (3) buah yang ada di sebelah dalam, (4) buah yang terbentuk tanpa adanya persarian (Prihatman, 2009). Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu bulan setelah pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan dilakukan bila dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak (Sauri dan Martulis, 1991). • PenyianganPenyiangan secara mekanik maupun penggunaaan herbisida dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu disekitar tanaman anggur (Budiyati, 2008).• Perempalan1. Perempalan bentuk pada anggur dilakukan mulai tanam sampai umur 1 tahun, bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan cara membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok (Prihatman, 2009).2. Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur berumur 1 tahun. Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila tidak harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, dengan meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga tanaman jadi gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempalan:- Tahap I : Maret-April, 90-110 hari.- Tahap II : Juli-Agustus, 90-110 hari.- Tahap III : November-Desember, tahap ini sering gagal.Perempalan antara bulan November-Desember, tidak memperoleh hasil. Tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak (Sauri dan Martulis, 1991).• PemupukanDosis pupuk yang diberikan pada tanaman anggur harus disesuaikan dengan umur tanamannya, yakni :Tabel 1. Pemupukan pada Tanaman Anggur Umur tanaman di lapang Pukan kg/pohon NPK (15:15:15) Urea g/pohon SP36 g/pohon KCl g/pohon Waktu pemberian0-3 bulan 50 10 7.5 - - Pukan saat tanam dan 3 bln. NPK dan urea 10 hari sekali bergantian.3-6 bulan 50 15 15 - - Pukan 6 bln. NPK dan urea 15 hari sekali bergantian.6-9 bulan 50 20 25 - - Pukan umur 9 bulan. NPK dan urea 30 hari seklai bergantian.9-12 bulan 50 25 35 - - Pukan umur 12 bulan. NPK dan urea 30 hari sekali bergiliran.1 tahun 100 - 100 80 100 Setiap 4 bulan TSP. KCl 10 hari sebelum pangkas. Urea 5 hari sebelum pangkas.2 tahun 100 - 150 120 150 Setiap 4 bln TSP. KCl 10 hari sebelum pangkas. Urea 5 hari sebelum pangkas.3 tahun 100 - 225 180 225 Setiap 4 bln TSP. KCl 10 hari sebelum pangkas. Urea 5 hari sebelum pangkas.4 tahun 100 - 350 270 350 Setiap 4 bln TSP. KCl 10 hari sebelum pangkas. Urea 5 hari sebelum pangkas.5 tahun 100 - 600 400 375 Setiap 4 bln TSP. KCl 10 hari sebelum pangkas. Urea 5 hari sebelum pangkas.7.5 tahun 100 - 1500 450 500 Setiap 4 bln TSP. KCl 10 hari sebelum pangkas. Urea 5 hari sebelum pangkas.(Budiyati, 2008)• Pengairan dan Penyiraman

Page 11: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Pengaturan pengairan tanaman anggur sangatlah penting, karena tanaman anggur tidak tahan pada air yang tergenang. Namun tanaman anggur membutuhkan pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai pemangkasan (Martulis dan Sauri). Pada musim kemarau, tanaman anggur bisa disiram setiap hari. penyiraman ini dilakukan sampai dua minggu sebelum pemangkasan. Penyiraman berikutnya dilakukan tiga hari sebelum tanaman dipangkas. Penyiraman dihentikan lagi 5-10 hari sebelum buah anggur dipanen (Wiryanta, 2004).• Waktu Penyemprotan PestisidaPenyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G/Temik 1 OG (Prihatman, 2009).• Pengaturan BungaSetelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan 5. Bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi (Prihatman, 2009).

g. Hama dan Penyakit• Hama1. Phylloxera Vitifolia (Kutu akar)Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua yang mengakibatkan tanaman anggur menjadi kering dan mati. Hama ini menyerang daun dan akar tanaman secara langsung karena hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam jaringan akar. Gejala umum yang sering terjadi adalah terbentuknya bisul-bisul kecil pada daun dan akar membengkak seperti kutil (Sauri dan Martulis, 1991).2. Kumbang Apogonia destructorBentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu (Prihatman, 2009).3. Wereng daunSerangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi kuning coklat dan gugur (Prihatman, 2009).4. Kutu daun Selain merusak daun dengan cara mengisap cairan daun, kutu daun juga menjadi vector (pembawa) virus dan cendawan. Ukuran kutu 2-3 mm dan berwarna hijau, kuning atau hitam yang sering kita jumpai di permukaan daun bagian bawah dan dapat menyebabkan pucuk atau tunas menjadi kerdil. Penyebaran kutu ini banyak dibantu oleh semut sehingga pengendaliannya juga dilakukan terhadap semut yang membawanya (Wiryanta, 2004).5. Ulat daunUlat sering menyerang daun dan buah anggur. Ulat yang menyerang daun biasanya memakan daun sehingga pertumbuhan daun terhambat. Sedangkan ulat yang menyerang buah biasanya memakan buah atau kupu-kupunya yang bertelur di buah anggur sehingga buah menjadi busuk dan beulat (Wiryanta, 2004).6. RayapSerangan rayap yang parah adalah apabila rayap menggerogoti akar tanaman anggur yang masih muda sehingga tanaman anggur menjadi layu dan kemudian mati (Sauri dan Martulis, 1991).7. Burung, kalong, bajing dan musang

Page 12: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Hama ini menyerang buah anggur yang sudah tua dan siap panen. Untuk menanggulangi serangan hama ini dilakukan pembungkusan buah menggunakan plastik atau Koran. Pembungkusan buah anggur dilakukan ketika tanaman berumur 50-60 hari sejak pemangkasan (Wiryanta, 2004).• Penyakit1. Downy Mildew (jamur)Gejalanya daun akan tampak kuning sedangkan bagian bawah terlihat ada tepung warna putih-kuning. Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi (Sauri dan Martulis, 1991).

2. Powdery MildewPada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Penyakit ini menyerang pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga tanaman menjadi kerdil dan rusak (Sauri dan Martulis, 1991).3. Penyakit busuk hitamMenyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur (Sauri dan Martulis, 1991).4. Phakospora VitisDaun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya) (Sauri dan Martulis, 1991).5. PeronosporaBila udara terlalu lembab jamur ini menyerang daun anggur dan dapat dikenali karena spora berwarna kuning di bawah daun. Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dengan waktu sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12 hari sesudah penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk hitam penyemprotan dilakukan sebelum masa berbunga, saat berbunga dan 2 minggu sebelum masa petik (Sauri dan Martulis, 1991).h. Panen dan Pascapanen• Panen1. Ciri dan Umur PanenUmur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105–110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak (Prihatman, 2009).2. Cara PanenCara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah (Prihatman, 2009).3. Periode PanenTanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen (Prihatman, 2009).4. Prakiraan ProduksiDari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur.• Pascapanen1. PengumpulanPengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah dibawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang (Prihatman, 2009).

Page 13: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

2. Penyortiran dan PenggolonganPenyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan keseragaman besar buah (Prihatman, 2009).3. PenyimpananCara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk dianginanginkan dalam ruang yang sejuk (Prihatman, 2009).4. Pengemasan dan PengangkutanCara menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini kurang baik karena banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat ditekan saat pengangkutan (Prihatman, 2009).

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu PKLPraktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Balai dan Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO) Jl. Raya Tlekung No. 1 Junrejo, Batu dengan ketinggian tempat ± 950 m diatas permukaan laut yang merupakan dataran tinggi beriklim kering. Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dimulai pada tanggal 7 Pebruari – 7 Maret 2011.

3.2. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan adalah aqua, pestisida, insektisida, zat perangsang tumbuh (ZPT) yang meliputi atonik (berbahan aktif natrium orto-nitrofenol 2,0 g/l, natrium para-nitrofenol 3,0 g/l, natrium 2-4 dinitrofenol 0,5 g/l, natrium 5 nitroguaiakol 1,0 g/l) dengan konsentrasi 2000 ppm, hormonik (campuran dari auksin, sitokinin dan giberelin) dengan konsentrasi 2000 ppm dan auksin (IAA) 0,5 ml/liter.Alat yang digunakan adalah gunting pangkas, pH meter, jet-sprayer, gergaji pangkas, kursi, kertas label, kawat merah, botol aqua, penggaris, buku data, spidol dan pena.

3.3. Cara Kerja - Memilih 5 tanaman anggur varietas BS 88 atau Kediri kuning yang sehat dan sama besar dengan cabang primer dan cabang sekunder menjulur kesegala arah dan mempunyai banyak mata tunas dorman.- Memberi tanda batas sekitar 1 m pada cabang primer dan cabang sekunder untuk memudahkan dalam pengaplikasian perlakuan serta menghitung mata tunas dorman pada

Page 14: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

masing-masing cabang yang diberi tanda batas tersebut.- Pemberian label pada cabang primer dengan kode ‘p’ dan cabang sekunder dengan kode ‘s’. Dan pemberian label perlakuan dengan kode :A = atonik (konsentrasi 2000 ppm atau setara dengan 2 cc/liter air)B = auksin (konsentrasi 2000 ppm atau setara dengan 2 cc/liter air)C = keratan (dikerat sampai tanda batas pada mata tunas dorman saja)D = hormonik (konsentrasi 2000 ppm atau setara dengan 2cc/liter air)E = kontrol (tanpa perlakuan)- Pengaplikasiaan perlakuan dilakukan dengan cara disemprot menggunakan jet-sprayer tepat pada mata tunas yang dorman dan dilakukan setiap 3-4 hari sekali sampai 5 kali aplikasi.- Pengamatan yang meliputi pertumbuhan mata tunas yang mulai muncul dan pecah pada cabang primer dan sekunder, jumlah daun yang tumbuh pada mata tunas tersebut, dan jumlah bunga yang tumbuh.Selain itu, dilakukan pula pengukuran pH tanah dan pewiwilan untuk mempercepat munculnya bunga dan buah.

keratancabang primer

Gambar 3.1 Pengeratan pada cabang tanaman Anggur3.4 Metode WawancaraUntuk menunjang perolehan data sekunder, maka metode yang digunakan adalah metode wawancara dan diskusi dengan pembimbing lapang untuk mengetahui secara jelas maksud dari pengeratan maupun pemberian ZPT pada cabang-cabang tanaman anggur yang dibudidayakan serta pengaruhnya terhadap cepat lambatnya tanaman berbunga dan berbuah.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadan Umum Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) terletak di Desa Tlekung,

Page 15: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Kecamatan Junrejo, Batu, Jawa Timur. Posisi Balitjestro berada pada 4 km dari Kota Batu dan pada ketinggian tempat ± 950 m di atas permukaan laut. Berdasarkan Surat Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 13/Permentan/OT.140/3/2006 Loka Penelitian Jeruk dan Hortikultura Subtropik yang mengalami peningkatan eselonisasi dari Eselon IV ke Eselon III dengan nama Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro). Balitjestro adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) penelitian dan pengembangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

a. Tugas dan Fungsi Balitjestro Tugas PokokMelaksanakan kegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika seperti apel, anggur, lengkeng, dan buah subtropika lain. Fungsi• Penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan tanaman jeruk dan buah subtropika.• Penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman jeruk dan buah subtropika.• Penelitian agronomi, morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman jeruk dan buah subtropika.• Penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman jeruk dan buah subtropika.• Pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika.• Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman jeruk dan buah subtropika.

4.2. Hasil Pengamatan Dari pengamatan dilapang menunjukkan bahwa prosentase munculnya tunas pada cabang primer akibat perlakuan stimulasi untuk mempercepat masa dorman pada cabang primer sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-Rata Porsentase Munculnya Mata Tunas Pada Cabang Primer Setelah Diberi Perlakuan

Perlakuan Prosentase rata-rata munculnyatunas pada cabang primer (%)Atonik (A) 0.62Auksin (B) 7.86Keratan (C) 16.07Hormonik (D) 0Kontrol (E) 2.28

Pada Tabel 2 hasil terbaik ditunjukkan oleh perlakuan C (keratan) dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya yaitu 16.07%. Sedangkan perlakuan yang tidak merespon adanya perlakuan adalah perlakaun D (hormonik) dengan prosentase rata-rata munculnya tunas di cabang primer 0% (tidak muncul tunas sama sekali).Sedangkan pengamatan di lapang menunjukkan bahwa prosentase munculnya tunas pada cabang sekunder akibat perlakuan stimulasi untuk mempercepat pertumbuhan mata tunas dorman sebagaimana pada Tabel 3.Tabel 3. Rata-Rata Prosentase Munculnya Mata Tunas Pada Cabang Sekunder Setelah Diberi Perlakuan

Page 16: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Perlakuan Prosentase rata-rata munculnyatunas pada cabang primer (%)Atonik (A) 10.63Auksin (B) 9.20Keratan (C) 22.69Hormonik (D) 3.79Kontrol (E) 5.65

Pada Tabel 3 ini, perlakuan C (keratan) menunjukkan hasil terbaik dengan prosentase rata-rata 22.69%, sedangkan perlakuan D (hormonik) menunjukkan hasil terendah dengan prosentase 3.79%. Perlakuan B (auksin) lebih dahulu muncul bunga daripada perlakuan-perlakuan yang lain. Bunga pertama muncul setelah dua minggu diberi perlakuan.

4.3 Pembahasana. Pertumbuhan Mata Tunas Dorman Tabel 2 dan Tabel 3 menunjukkan pengaruh pengeratan terhadap pecahnya mata tunas dorman pada 11 hari setelah diberi perlakaun (pada cabang primer) dan 7 hari setelah diberi perlakuan (pada cabang sekunder). Secara umum, pengeratan dapat memacu berakhirnya masa dormansi pada cabang primer dan cabang sekunder tanaman anggur dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Tujuan dari pengeratan itu sendiri adalah untuk meningkatkan kandungan karbohidrat dan menghalangi translokasi karbohidrat pada cabang primer dan cabang sekunder yang dikerat (Anonymous, 2008). Pengeratan juga berfungsi menghalangi translokasi hormon dan substansi lain yang mungkin penting untuk pengakaran, sehingga terjadi akumulasi zat-zat tersebut pada obyek yang dikerat. Dapat dijelaskan pula mekanismenya, yaitu pengangkutan karbohidrat hasil fotosintesis dari tajuk ke bagian akar menjadi terhambat sehingga terjadi timbunan zat makanan pada cabang primer dan cabang sekunder yang dikerat. Adanya penimbunan ini, ruas mata tunas yang dikerat akan terangsang untuk tumbuh dan pohon terangsang untuk berbunga dan berbuah. Prinsip pengeratan ini diadopsi dari pengalaman-pengalaman yang sudah lama dikenal oleh masyarakat seperti pelukaan atau pelilitan pada pohon atau cabang tanaman agar cepat berbunga dan berbuah.Penghentian dominasi apikal sementara dengan memotong pucuk tanaman (pewiwilan) akan mempengaruhi kondisi hormon tanaman. Melalui perlakuan ini, auksin yang terakumulasi pada daerah pucuk akan terdistribusi ke bagian meristem yang lain seperti buku di daerah dekat mata tunas. Melalui interaksinya dengan hormon lain, kondisi ini memungkinkan auksin mempengaruhi aktivitas meristem pada mata tunas untuk tumbuh. Namun distribusi hormon yang lain tersebut, terutama sitokinin dan giberelin sering kali tidak merata pada setiap buku batang ( Saptarini, 1988).Sama halnya dengan pemberian ZPT yang diharapkan akan terjadi akumulasi zat-zat makanan pada cabang-cabang yang ruas mata tunas dormannya disemprot dengan ZPT.b. Pengatur Pertumbuhan Tanaman Pemberian ZPT seperti atonik, hormonik dan auksin dalam jumlah sedikit saja telah dapat merangsang, menghambat atau sebaliknya mengubah proses fisiologis tanaman. Umumnya suatu fitohormon bertindak secara sinergis dengan hormon-hormon lainnya dalam meningkatkan suatu respon. Organ tanaman merespon macam-macam konsentrasi ZPT dengan cara yang berbeda. Secara umum ZPT menghasilkan respon yang sifatnya sebagai berikut : (1) auksin merangsang pertumbuhan dengan cara pemanjangan sel dan menyebabkan dominansi ujung; (2) giberelin meningkatkan petumbuhan meristem samping dalam daun dan antar buku; (3) sitokinin merangsang pertumbuhan dengancara pembelahan

Page 17: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

sel. Respon pengatur tumbuh pada tanaman tidak selalu berupa pertumbuhan secara fisik, namun juga perbaikan dalam proses fisiologi tanaman (Dewi, 2009). Oleh karena itu tidak selamanya hormonik (auksin, giberelin, sitokinin) sebagaimana ditunjukkan oleh Tabel 2 dan 3, tidak meberikan respon. Melainkan memberikan respon tetapi tidak begitu terlihat, mungkin karena yang hormonik lebih cenderung memacu proses fisiologis tanaman dan respon tersebut tergantung dari individu tanaman tersebut.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Perlakuan pengeratan pada cabang primer tanaman Anggur memberikan pengaruh terbaik dalam memacu munculnya mata tunas di ruas mata tunas dorman pada pengamatan hari ke-11 setelah diberi perlakaun, yakni dengan prosentase 12.5%. Begitu pula perlakuan pengeratan pada cabang sekunder tanaman Anggur, memberikan pengaruh terbaik dalam memacu munculnya mata tunas di ruas mata tunas dorman pada pengamatan hari ke-7 setelah aplikasi perlakuan. Mata tunas dorman mulai merespon adanya perlakuan yang diberikan dengan prosentase 7.84%.2. Setelah perlakuan pengeratan, perlakuan yang lebih baik pada cabang primer adalah perlakuan auksin, dan perlakuan ini lebih baik dibandingkan dengan kontrol, perlakuan atonik maupun hormonik. Sedangkan pada cabang sekunder, perlakaun atonik lebih baik daripada perlakuan auksin, kontrol dan perlakuan hormonik.5.2 Saran Untuk menstabilkan dan meningkatkan kualitas maupun kuantitas hasil yang lebih baik maka perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut tentang pengaruh aplikasi antara pengeratan dan pemberian ZPT pada mata tunas dorman serta memodifikasi iklim mikro supaya gagal panen pada musim yang tidak menentu seperti saat ini bisa diminimalisir. DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1989. Laporan Tahunan. Diperta Dati I. Jawa Timur. http://baswarsiati.wordpress.com/2009/04/30/hama-dan-penyakit-tanaman-anggur/ (diakses pada tanggal 5 Maret 2011).

Anonymous. 2008. Teknik Perbanyakan Tanaman. http://stf08.wordpress.com/teknik-perbanyakan-tanaman/ (diakses pada tanggal 24 April 2011).

Anonymous, 2009. Hormonik (Hormon Tumbuh/ ZPT) http://hijauqoe.wordpress.com/2009/01/03/hormonik-hormon-tumbuh-zpt/ (diakses pada tanggal 23 Maret 2011).

Anonymous, 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17338/4/Chapter%20II.pdf (diakses pada tanggal 16 Maret 2011).

Budiyati, E. 2008. Standart Operasional Prosedur (SPO) Anggur Dinas Pertanian Kota Kediri. Balitjestro. Malang.

Page 18: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Dewi,Intan Ratna. 2009. Rhizobacteria Pendukung Pertumbuhan Tanaman. http://Docs.Google.Com/Viewer?A=V&Q=Cache:V2ejdrpap4aj:Pustaka.Unpad.Ac.Id/Wp-Content/Uploads/2009/06/Makalah_Pgpr.Pdf+Mekanisme+Pengeratan+Pada+Tanaman&Hl=Id&Gl=Id&Pid=Bl&Srcid=Adgeesgipzlsfz0u1jwmd8kxwhched7hfpa44mws7envxqfcyhc3tccumqb_Bdxc_Oqidi4focckvgra7efmvzpsf7-Byoxgvg7yda7mrzqh_Pzre2lttetanu2dfgc4z11ofagbwesv&Sig=Ahietbre96jyo2gd6ffylbzgrg3vrceg9g (diakses pada tanggal 21 Maret 2011).

Gardner, Pierce dan Mitchel. 1991. Fisiologi tanaman Budidaya. Terjemahan Susilo H. UI Press. Jakarta.

Hidayat R, dkk. 2005. Kajian Periode Dormansi dan Ritme Pertumbuhan Tunas dan Akar Tanaman Manggis (Gracinia mangostana L.). IPB. Bogor http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:tzyxkeKn2FIJ:journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/viewFile/1516/589+mata+tunas+dorman&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESgvZRxnw2825TqM7D7OXbW01khouqZEVvSsvTgMOnWdHZYsCoGF41bRGIN0dw9vH5_xPyJzlRd65cUs8gvqUDX2AnogI0T36GjmY8_Ljo7N3w0iFXJofLO8xqGuxlZM-_POCdr3&sig=AHIEtbQByGFl4t4eqKQlwT1ieKYxONID6A ( diakses pada tanggal 15 Maret 2011).

Karyanto, A. 2010. Mekanisme Kinerja Hormon. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:infeqCpYnfIJ:blog.unila.ac.id/aguskaryantobdp/files/2010/11/Mechanism-of-Hormone-action.pdf+mekanisme+hormon+tumbuhan&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEEShuZJjnVAztRYrCuBDdN89wu_UGY4ELv-_nwqNtsw45kp-gCl46b4qjblXmSPJoI5EZOqUyn-iIgXcoz66Nj7NO3SJGqYtj-7w1W8JKatsTz_AOOmlK4Yt2-Z0 SOe_0TerE3HP&sig=AHIEtbRPtjlPxLMbt4CCTG1Lr5ri9-8zpw (diakses pada tanggal 23 Maret 2011).

Prihatman K. 2000. Sistem Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. BAPPENAS. Jakarta.

Prihatman K. 2009. Budidaya Anggur. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:gmO7hjeGY_0J:www.warintek.ristek.go.id/pertanian/anggur.pdf+budidaya+anggur&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESixzH61REFFbrm1j0uiMZJZeU7l4MPdpN51yBT6awCocZy2TgMcOc0fZ_UUnkoos_JVvXd92p5W8gp3OlFXdf2WYZdSWTXXiQZAreyj4phiS2XcmwgdHWIYtKAVSyJt23uiV03E&sig=AHIEtbQYwPI2CUlb3gzhzDPcqi0FqLuK6Q (diakses pada tanggal 25 Februari 2011).

Saptarini N . 1988. Membuat Tanaman Cepat Berbuah. Penebar swadaya. http://books.google.co.id/books?id=wRsdP88e2PMC&printsec=frontcover&dq=membuat+tanaman+cepat+berbuah&hl=id&ei=E-m5TakVhKC9A7qB5bsL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CDcQ6AEwAA#v=onepage&q&f=false (diakses pada tanggal 24 April 2011).

Sauri, H dan Martulis. 1991. Budidaya Anggur. Karya Anda. Surabaya.

Page 19: Studi Stimulasi Mata Tunas Dorman Pada Cabang Primer Dan Sekunder Tanaman Anggur

Setiadi. 2003. Bertanam Anggur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sunarjono, H. 2008. Berkebun 21 jenis Tanamana Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.Soemarsono, R.S, B. Nusantoro dan A. Suryadi. 1995. Perbandingan keuntungan usahatani anggur pada beberapa varietas unggul. Laporan Sub Balithorti. Malang.

Winarno. 1991. Asal usul tanaman anggur dan penyebarannya dalam Budidaya Tanaman Anggur. Puslitbanghorti . Jakarta.

Wiryanta, Bernard T.W. 2004. Membuahkan Anggur di Dalam Pot dan Pekarangan. Agromedia Pustaka. Jakarta.