makalah stimulasi

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap anak. Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan,mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 1 Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Upload: lhynda-yulyani

Post on 23-Oct-2015

829 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

materi ASKEB neonatus tentang stimulasi perkembangan dan pertumbuhan pada neonatus,BBL, balita dan anak prasekolah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah stimulasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya

berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu pertumbuhan dan

perkembangan. Dan untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada

potensi biologik seseorang yang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling

berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan bio-fisiko-psiko sosial dan perilaku. Proses

yang unik dan hasil akhir yang berbeda-beda yang memberika ciri tersendiri pada setiap

anak.

Oleh karena itu, tumbuh kembang harus menjadi perhatian bagi pemerintah,

tenaga kesehatan, dan masyarakat khususnya supaya anak Indonesia dapat mencapai

kesehatan yang optimal. Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah

dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu

memperhatikan,mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh

kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat

tergantung kepada orang dewasa atau orang tua. Periode penting dalam tumbuh

kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan

mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini

perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional, dan

intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya.

Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Pada

masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar

potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi diusahakan

sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak

bayi masih dalam kandungan. Untuk bisa merawat dan membesarkan anak secara

maksimal tentu kita perlu mengetahui banyak hal yang berkaitan dengan anak itu

sendiri, yang pada gilirannya akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi kita dalam

merawat dan membesarkan buah hati kita.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 1Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 2: Makalah stimulasi

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari stimulasi pertumbuhan dan perkembangan secara berkala pada

neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah?

2. Apa tujuan dari stimulasi pertumbuhan dan perkembangan secara berkala pada

neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah?

3. Sebutkan tahap-tahap stimulasi pertumbuhan dan perkembangan?

4. Sebutkan macam-macam atau cara stimulasi dimulai dari komunikasih, bermain

dan teman sebaya?

1.3 Tujuan Masalah

1. Memahami dan mengetahui pengertian dari stimulasi pertumbuhan dan

perkembangan secara berkala pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

2. Memahami dan mengetahui tujuan dari stimulasi pertumbuhan dan perkembangan

secara berkala pada neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

3. Memahami dan mengetahui tahap-tahap stimulasi pertumbuhan dan perkembangan

4. Memahami dan mengetahui macam-macam atau cara stimulasi dimulai dari

komunikasih, bermain dan teman sebaya

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 2Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 3: Makalah stimulasi

BAB II

PEMBAHASAN

STIMULASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SECARA BERKALA

PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH

2.1 PENGERTIAN STIMULASI

Menurut (dr. Kusnandi Rusmi,Sp.A(k) MM, 2010), Stimulasi adalah upaya orang

tua atau keluarga untuk mengajak anak bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih

sayang. Aktifitas bermain dan suasana cinta ini pentig guna merangsang seluruh sistem

indera, melatih kemampuan motorikhalus dan kasar, kemampuan berkomunkasi serta

perasaan pikiran si anak. Seperti di jelaskan pakar dan konsultan tumbuh kembang anak .

rangsangan atau Stimulasi sejak dini adalah salah satu faktor eksternal yang sangat

penting dalam menentukan kecerdasan anak. Selain stimulasi ada faktor eksternal lain

yang ikut mempengaruhi kecerdasan seorang anak yakni kualitas asupan gizi, pola

pengasuhan yang tepat dan kasih sayang terhadap anak.

Menurut (Dinkes,2009), Orang tua harus selalu memberikan rangsang / stimulasi

kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa

dan personal sosial. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan

dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan

berjalan optimal. Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan keterlambatan

perkembangan anak, karena itu para orang tua atau pengasuh harus diberi penjelasan

cara-cara melakukan stimulasi kepada anak-anak.

Menurut Siswono, 2004 stimulasi adalah suatu upaya merangsan anak untuk

memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun ketermpilan baru ternyata sangat penting

dalam upaya peningkatan kecerdasan anak. Stimulasi dapat dilakukan pada anak sejak

calon bayi masih berwujud janin, sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Di

dalam kandungan janin sudah dapat bernafas, menendang , menggeliat, bergerak,

menelan menghisap jempol, dan lainnya.

Menurut Suherman, 2000 Stimulasi juga dilakukan orang tua (keluarga) setiap

ada kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip

stimulasi.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 3Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 4: Makalah stimulasi

Menurut Dr Soedjatmiko, SpA(K), MSi, dokter spesialisanak konsultan tumbuh

kembang, stimulasi dini adalahrangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru

lahir.Stimulasi dipercaya dapat memengaruhi pertumbuhan,yang penting untuk kecepatan

proses pembelajaran dan memori.

Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan

sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk merangsang semua

sistem indera (pendengaran, penglihatan, perabaan, pembauan, pengecapan). Selain itu

harus pula merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak

berkomunikasi, serta merangsang perasaan yang menyenangkan bayi dan anak-anak.

Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa anak yang kurang kasih sayang dan kurang stimulasi akan

mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangannya serta kesulitan dalam

berinteraksi dengan orang lain. Stimulasi yang diberikan pada anak selama tiga tahun

pertama (golden age) akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan

otaknya dan menjadi dasar  pembentuk kehidupan yang akan datang. Semakin dini

stimulasi yang diberikan, maka perkembangan anak akan semakin baik. Semakin banyak

stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas sehingga

perkembangan anak semakin optimal. Disebutkan juga bahwa jaringan otak anak yang

banyak mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80% pada usia 3 tahun.

Sebaliknya, jika anak tidak pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengecil

sehingga fungsi otak akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan anak

menjadi terhambat

2.2 TUJUAN STIMULASI

Tujuan Stimulasi Pada Anak

Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk membantu anak

mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai dengan yang diharapkan.

Tindakan ini meliputi berbagai aktifitas untuk merangsang perkembangan anak, seperti

latihan gerak, berbicara, berfikir, kemandidian dan sosialisasi. Stimulasi dilakukan

orangtua dan keluarga setiap ada kesempatan atau sehari hari, secara berkala dan terus –

menerus. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi ( Suherman, 2000 ).

Adapun prinsip dari stimulasi adalah sebagai berikut :

1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 4Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 5: Makalah stimulasi

2. Selalu tujukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku

orang-orang yang terdekat dengan anak.

3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

4. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.

5. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap 4

(empat) aspek kemampuan dasar anak.

6. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.

7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

8. Berikan selalu pujian bila perlu hadiah atas keberhasilannya. 

2.3 TAHAP-TAHAP STIMULASI

A. Tahapan Stimulasi Sesuai Usia

1. Usia 0 - 3 bulan    

Berikan si kecil stimulasi yang mengutamakan rasa nyaman aman, dan

menyenangkan. Anda bisa menstimulasinya dengan cara memeluk, menggendong,

menatap mata bayi, berbicara atau mengajaknya tersenyum. Mainan yang

digantung dengan warna-warna menarik dan mengeluarkan bunyi-bunyian juga

merupakan stimulasi yang menyenangkan bagi si kecil. Menjelang akhir usia 3

bulan, cobalah melatihnya tengkurap, telentang atau menggulingkannya ke kanan

dan kiri. Rangsang si kecil untuk meraih dan memegang mainan, jika tangannya

sudah cukup kuat.

Agar keterampilan motorik bayi tumbuh dan berkembang secara optimal, Anda

perlu memahami tahap-tahap perkembangannya dan memberikan stimulasi

(rangsangan) yang tepat sesuai dengan tahapan usia bayi. Hal ini penting karena

jika terjadi keterlambatan atau gangguan pada kemampuan motoriknya bisa segera

terdeteksi dan dikoreksi.

Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan menjadi dua yaitu motorik

kasar dan motorik halus :

a. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup

keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat

leher dan duduk.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 5Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 6: Makalah stimulasi

b. Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak

otot-otot kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk,

menggambar dan menulis.

Pada saat bayi baru lahir,saat itu refleks tubuh bayilah yang bekerja

sempurna. Gerakan refleks adalah gerakan-gerakan yg terjadi secara otomatis,

tanpa bayi sadari. Seiring dengan waktu, gerak refleks ini akan tergantikan

dengan gerak motor kasar. Beberapa gerak refleks yang dimiliki bayi adalah :

1. Refleks menghisap (sucking reflex)

Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting

susu ke ujung mulut bayi.

2. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)

Bayi Anda akan otomatis menggenggam jari Anda ketika Anda

menyodorkan jari telunjuk kepadanya.

3. Refleks leher (tonic neck reflex)

Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan tungkai sisi

ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

4. Refleks mencari (rooting reflex)

Ketika pipi bayi Anda disentuh maka otomatis mulutnya akan terbuka dan

memalingkan wajahnya ke arah sentuhan.

5. Refleks Moro (Moro reflex)

Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk dalam ketegori

gerakan motor. Menurut para ahli, refleks moro ini termasuk reaksi

emosional yg timbul dari kemauan atau kesadaran bayi dan akan hilang

dengan sendirinya dalam waktu yg singkat. Refleks moro ini timbul ketika

bayi dikejutkan secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras. Bayi

melakukan gerakan refleks dengan melengkungkan punggungnya dan

mendongakkan kepalanya ke arah belakang. Bersamaan dengan gerakan

tersebut, kaki dan tangan bayi digerakkan ke depan. Reaksi yang berlangsung

sesaat ini pada umumnya diiringi dengan tangisan yang keras.

2. Usia 3 - 6 bulan  

Rangsang si kecil untuk tengkurap, telentang, bolak- balik, serta duduk.

Anda bisa menambahkan stimulasi dengan mengajaknya bermain "cilukba". Pada

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 6Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 7: Makalah stimulasi

rentang usia 3-6 bulan kebanyakan bayi sudah mulai menunjukkan polah tingkah

yang mengundang gemas yang melihatnya, karena pada renatng usia tersebut

kondisi fisik sang buah hati sudah mendukung untuk melakukan beragam aktifitas,

seperti:

1. Berbalik dari telungkup ke telentang

2. Mengangkat kepala setinggi 900

3. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil

4. Menggenggam pensil

5. Meraih benda yang ada di dalam jangkauannya

6. Memegang tangannya sendiri

7. Berusaha memperluas pandangan

8. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

9. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

10. Tersenyum ketika melihat mainan / gambar yang menarik saat bermain sendiri.

3. Usia 6 - 9 bulan 

Di usia ini, Anda bisa mulai meningkatkan stimulasi, dengan cara melatih

tangan anak bersalaman, duduk dan berdiri sambil berpegangan. Penting juga bagi

Anda untuk mulai membiasakan diri membacakan dongeng untuk si kecil sebelum

tidur. dalam memberikan stimulasi pada bayinya, ada 4 hal cara stimulasi

bayi yang benar benar harus diperhatikan, yaitu :

Pertama adalah bicaralah selalu padanya,apa pun yang Anda lakukan

ajaklah bayi Anda berbicara. Tataplah matanya dan bicaralah perlahan-lahan.

Bayi  sedang mendengarkan suara maupun kata - kata yang Anda ungkapkan dan

bayi pun belajar untuk meresponnya.

Kedua adalah biarkan bayi bermain di lantai, tentunya lantai harus bersih

dan aman, seringlah menaruh bayi dilantai untuk merangsangnya lebih leluasa

bergerak dan bisa mengontrol gerakannya. Jangan sering menggendong atau

menaruh bayi dikereta dorongnya. Meski aman baginya namun tidak membantunya

mengembangkan otot - otot geraknya.

Ketiga adalah berikan aktivitas fisik, berrmainan permainan yang

menggunakan fisik akan membantu perkembangan dan kerja otot - otot tubuhnya.

Orang tua bisa membantu, misalnya, meletakan bayi dalam posisi terlentang

kemudian menggerakan kedua kakinya seolah membuat gerakan mengayuh sepeda.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 7Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 8: Makalah stimulasi

Bisa juga dengan menegakkan bayi sambil kita pegang tubuhnya, lalu biarkan ia

melakukan loncatan - loncatan dengan kedua kakinya atau bermain di lantai

dengan merangkak dan mengejarnya.

Keempat adalah dengan memberikan pujian, setiap kali bayi menunjukan

kemajuan pesat berilah pujian, ia pasti sering dan bersemangat untuk selalu

mencoba serta mengulang kembali kemampuannya.

4. Usia 9 - 12 bulan

Pada retang masa mur 9-12 bulan si kecil sudah menunjukkan beberapa

aktifitas: 

• Mengangkat badannya ke posisi berdiri

• Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada kursi

• Dapat berjalan dengan dituntun

• Mengulurkan lengan / badan untuk meraih mainan yang

diinginkan

• Menggenggam erat pensil

• Memasukkan benda ke mulut

• Mengulang menirukan bunyi yang didengar

• Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti

• Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa

saja

• Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan

• Senang diajak bermain ”CILUK BA”

• Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum

dikenal.

Dari hal-hal yang bisa dilakukan si kecil maka Mulailah mengajar si

kecil memanggil mama-papa atau ibu-ayah, kakak atau adik. Anda juga sudah

bisa melatih si kecil untuk berdiri, berjalan dengan berpegangan, meminum dari

gelas, menggelindingkan bola, dan bermain memasukkan mainan ke wadah.

5. Usia 12 - 18 bulan  

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 8Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 9: Makalah stimulasi

si kecil bermain bersama menyusun kubus, menyusun potongan gambar

sederhana, memasukkan dan mengeluarkan benda kecil dari wadahnya, atau

bermain boneka. Ajari juga ia cara menggunakan peralatan makan dan memegang

pensil lalu biarkan ia mencoret-coret kertas dengan pensil warna. Lanjutkan

stimulasi dengan melatihnya berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur,

memanjat tangga, menendang bola,melempar dan menangkap bola, melepas

celana, mengerti dan melakukan perintah sederhana, menyebutkan nama, dan

menunjukkan benda-benda.

6. Usia 18 - 24 bulan  

Di usia ini mulailah merengasang si kecil dengan memintanya

menyebutkan, dan menunjukkan bagian tubuh seperti mata, hidung, telinga, dan

mulut.  Minta pula ia menyebutkan nama-nama binatang, gambar atau benda-benda

di sekitar rumah. Cobalah membiasakan mengajak si kecil berbicara tentang

kegiatan sehari-hari (makan, minum, mandi, main, dan sebagainya). Latih ia  ia

menggambar garis, mencuci tangan, memakai celana, baju, melempar bola, dan

melompat.,selain itu bisa melatih keseimbangan berdiri dengan satu kaki

bergantian,melatih anak menggambar bulatan dan segitiga, Melatih anak mau

menceritakan apa yang dilihatnya, Melatih anak tentang kebersihan diri (buang air

kecil/besar pada tempatnya), melatih anak bernyanyi.

7. Usia 2 - 3 tahun  

Saatnya Anda mengajari si kecil untuk mengenal warna, menghitung benda,

menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin, tinggi-rendah, banyak-sedikit),

menggambar garis, lingkaran dan manusia. Ajari pula cara memakai baju,

menyikat gigi, buang air kecil dan besar di toilet. Stimulasi juga bisa diberikan

dengan mengajaknya latihan berdiri satu kaki, menyebutkan nama teman, bermain

kartu, boneka, dan masak-masakan, Melatih anak menyusun balok.

8. Usia 3 tahun ke atas 

Stimulasi yang bisa Anda berikan pada si kecil lebih mengarah pada

pengembangan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan bahasa serta untuk

kesiapan sekolahnya.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 9Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 10: Makalah stimulasi

Ajari ia melakukan motorik kasar seperti berlari, senam sehat, lalu latih

juga motorik halusnya seperti memegang pensil dengan baik, menulis, mengenal

huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah sederhana, buang air kecil

dan besar di toilet, berbagi dengan teman, serta kemandirian. Tidak hanya di

rumah, stimulasi juga bisa dilakukan di kelompok bermain dan taman kanak-

kanak.

2.4 MACAM-MACAM STIMULASI

A. KOMUNIKASI

Jalinlah komunikasi dengan sang buah hati sesering mungkin, bisa

menceritakan apa saja untuk mendukung pengetahuan bahasa dan mengembangkan

pikirannya, tentunya bercerita tentang hal-hal ringan saja, ajaklah anak untuk

berbicara. Salah satu contoh berkomunikasih adalah:

1. Ceritakan kesibukan Kita. 

Ceritakan dengan lantang apa saja yang sedang di kerjakan dan lemparkan

pertanyaan-pertanyaan untuk batita. “Teruslah bicara, walaupun nampak konyol

karena batita tak bisa menjawab,” usul Pam Quinn, terapis wicara di RS

Rehabilitasi Schwab, Chicago.

2. Jadi ‘role model’. 

Bila batita Anda mengatakan “cucu” untuk susu, gunakan pengucapan yang

benar ketika Anda merespon, “Ini susumu.” Kembangkan penguasaan bahasanya

dengan menambahkan kata-kata baru, misalnya “Susumu warnanya putih, enak

sekali.” Strategi ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga

mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi ucapannya.

“Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak nyaman. Bahkan anak seusia

itupun dapat mulai merasa bahwa apapun yang dilakukannya selalu salah di mata

ibu,” kata Pam lagi.

3. Berlagak “bodoh”. 

Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan kebutuhannya

sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat bermain, ia menggulirkan

bola dan Anda tahu ia ingin Anda mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 10Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 11: Makalah stimulasi

Anda tidak mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, “Ibu harus

apa?” Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.

4. Tetap nyata. 

Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara dalam bahasa

slang atau bahasa pergaulan yang tak dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua

wajib berbicara dalam kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang

akan membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat yang

bermakna.

5. Mengenalkan anggota tubuh

Ajaklah bayi berkomunikasi dengan mengenalkan anggota tubuh. Misalnya

menunjuk kepala, pundak, hidung, kaki, mata dan sebagainya. Memperlihatkan

cerita bergambar, atau kumpulan gambar buah, hewan dan benda sehari-hari. Latih

gerak motorik tangan dengan membuat garis, berlatih mencuci tangan sendiri,

latihan melempar bola.

6. Menggunakan Bahasa Isyarat

Membangun rasa percaya dan meningkatkan interaksi. Secara psikologis

bayi akan merasa lebih dekat dengan orang yang berkomunikasi. Dengan mengerti

apa yang dikomunikasikan bayi, orangtua menjadi lebih mengetahui kebutuhan

yang diinginkan bayi saat itu.

Mendorong berkomunikasi lebih awal. Sebenarnya bayi usia muda, dengan

kemampuan pergerakan koordinasi mulut yang belum sempurna, mempunyai

keterbatasan dalam berbahasa. Meskipun terdapat beberapa parameter kemampuan

bahasa yang dapat dinilai dengan bunyi-bunyian yang keluar dari mulut atau mimic

muka dan posisi tubuh bayi. Dengan keterbatasanya tersebut tampaknya bahasa

isyarat dapat digunakan untuk alternatif dalam berkomunikasi. Kesulitan

berkomunikasi dengan anak akan menimbulkan perasaan yang cemas dan frustasi

baik pada anak dan orangtua. Seringkali orangtua tidak mengetahui keinginan

anak, sebaliknya anak sulit mengungkapkan keinginannya. Apalagi ungkapan yang

membingungkan tersebut disertai tangisan yang hebat. Dengan bahasa isyarat

kesenjangan komunikasi dapat diminimalkan, pada akhirnya membuat perasaan

orangtua lebih nyaman bila keinginan anak dapat dipahami.

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 11Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 12: Makalah stimulasi

B. PERMAINAN

Menurut para ahli, idealnya Mama memiliki cara-cara kreatif untuk terus

menstimulasi anak. Adakalanya Anda juga kehabisan ide. Kabar baiknya,  Alvin N.

Eden, MD., penulis buku Positive Parenting: Raising Healthy Children from Birth

to Three Years, memberikan beberapa rekomendasi alat apa saja yang perlu Anda

miliki untuk bisa menstimulasi si 2-3 tahun dengan optimal. Ini dia beberapa di

antaranya:

1. Sepeda roda tiga. Ajarkan anak untuk mengayuh pedalnya, juga mengarahkan

setangnya. Tentu dampingi ia selalu saat mencoba.

2. Gerobak sorong roda satu (wheelbarrow). Anak bisa membawa mainan untuk

dibawa ke ruang lain (atau untuk dibereskan). Jangan lupa memastikan

gerobaknya bersih. 

3. Perlengkapan memanjat, bisa berupa tangga, pagar, tali pengaman, dll. Tentu

saja Anda harus mengawasi ketika anak bermain panjat-panjatan, bukan lalu

melarangnya sama sekali. 

4. Perkakas dan meja kerja. Ketika anak berusaha memalu paku mainan atau

memasang sekrup, sebetulnya dia sedang mengasah keterampilan motorik

halusnya.

Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya.

Berikut contoh permainan pada stimulasi anak:

1. Main senyum, cium, dan suara (0-3 bulan)

Pada periode yang sangat awal ini, rangsang

penglihat, peraba, pencium, dan pendengar

penting untuk perkembangan otak atau kognisi

bayi. Stimulasi seperti mendaratkan ciuman ke

kening, pipi, mata, atau bagian tubuh yang

lain, mengelus-elus, memberikan senyuman

terindah, mengajak bicara, dan mendengarkan musik, membantu si buah hati

belajar sense of sensations, sensasi. Hasilnya, bayi mampu memberikan

senyum balasan di umur 6 atau 8 minggu. Otak bayi diajak belajar

menginterpretasikan berbagai hal seperti ekspresi wajah atau suara dan

membantu mengembangkan ukuran otaknya dua kali lipat. Bayi akan

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 12Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 13: Makalah stimulasi

mengurangi perhatian pada rangsang yang berulang dan akan menambah

perhatiannya saat rangsang itu berubah. 

2. Main gerak dan tebak (Usia 3-6

bulan).

Di usia 4 bulan, bayi mulaimengenal dan

menjalani rutinitas seperti bangun, tidur,

atau makan. Anda dapat mengenalkan

rutinitas lain yang membantu

perkembangan otaknya seperti mengikuti

aktivitas bermain sambil gym atau

aktivitas motorik.

Kegiatan ini membantu bayi belajar sebab-akibat, misalnya ia dapat

menggapai mainan yang terjuntai di atasnya bila ia duduk dan merentangkan

tangannya ke atas. Selain itu, bermain belajar mengenal anggota tubuh dari

cermin juga seru. Anda menunjuk lalu mengucapkan bagian tubuh apa

secara jelas dan perlahan. Misalnya “Ini apa? (sambil menyentuh matanya)

Ini mata.” Meski ia masih dalam tahap bergumam atau bubble, perlahan ia

belajar mengucap satu akhiran kata, misalnya “ta” dari “ma-ta”. Bayi pun

bisa memperlajari anggota tubuh dan belajar bicara. 

3. Main  “Petak Umpet”(Usia 6-9 bulan)  

Pencapaian kekonstanan atau objek

permanen sebuah benda bisa diraih pada

periode usia ini. Maksud dari konstan yaitu

pemahaman bahwa benda sebenarnya tetap

ada walaupun tidak terlihat.

Umumnya, bayi akan berusaha terus

mencari, menemukan benda yang

disembunyikan. Berhubung dia sedang

belajar merangkak, tentu bayi akan mencari dengan cara merangkak.

Biarkan ia merangkak sesukanya.

Aktivitas ini dapat menstimulasi koordinasi otak kiri dan kanannya.

Bermain Cilukba, menutup benda dengan sapu tangan, atau sembunyi di

bawah selimut bisa menjadi permainan sederhana yang menstimulasi

otak bayi untuk pemahaman objek permanen. 

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 13Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 14: Makalah stimulasi

4. Bermain kreatif

Dalam periode usia ini terjadi peningkatan

mobilitas dan pengenalan lingkungan sekitar. Ia 

semakin aktif dan cenderung mencoba

memberikan stimulus pada orang lain. Misalnya ia

mulai menarik perhatian Anda dengan menarik-

narik pakaian Anda, menggapai dan mengambil

barang-barang di sekitarnya, atau meniru suara

Anda. Ia paham situasi yang ia rasakan. Kalau ia merasa sedang tidak

mendapat perhatian Anda, langsung ia mencari perhatian! Idenya sangat

fantastis.

Memanfaatkan situasi ini, Anda bisa mengajaknya bermain yang

menstimulasi kreativitasnya serta mengenalkan perintah-perintah sederhana.

Misalnya meminta dia  menyusun balok kemudian meruntuhkannya,

menaruh barang di tempatnya, atau bermain tepuk-tepuk tangan sambil

bernyanyi. Kira-kira bangunan seperti apa yang dibuatnya atau bagaimana

ritme tepukannya?

C. TEMAN SEBAYA

Mengajak anak bertemu dan bermain dengan teman sebaya merupakan salah

satu cara untuk menstimulasi kecerdasan anak dalam bersosialisasi. Melatih anak

bersosialisai sebenarnya dapat dilakukan di rumah. Misalnya anak diajak berkenalan

dengan anak sebaya di sekitar rumah,  atau  diajak ke playground  agar bayi bisa

melihat anak-anak seusianya. Memasukkan anak ke sekolah bayi bisa menjadi pilihan

bila anak tinggal di rumah  dengan lingkungan sekitar  tidak ada playground atau

teman sebaya, sehingga  ia harus di rumah saja. Pada usia dini 0-6 tahun, otak

berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan

menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Itulah masa-masa

yang dimana perkembangan fisik, mental maupun spiritual anak akan mulai terbentuk.

Karena itu, banyak yang menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak

(golden age).

Nah, oleh karena itu, kita sebagai orang tua hendaknya memanfaatkan masa

emas anak untuk memberikan pendidikan karakter yang baik bagi anak. Pada usia dini

inilah, karakter anak akan terbentuk dari hasil belajar dan menyerap dari perilaku kita

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 14Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 15: Makalah stimulasi

sebagai orang tua dan dari lingkungan sekitarnya. Pada usia ini perkembang mental

berlangsung sangat cepat. Pada usia itu pula anak menjadi sangat sensitif dan peka

mempelajari dan berlatih sesuatu yang dilihatnya, dirasakannya dan didengarkannya

dari lingkungannya. Oleh karena itu, lingkungan yang positif akan membentuk

karakter yang positif dan sukses. Seperti mengajak anak – bermain dengan teman

sebayanya dengn tetap mendapat pengawaaaasan dari orang tua, memberikan

tontonan yang sesuai dengan usia anak, sewajanya anak – anak menonton film untuk

anak – anak, mendengarkan lagu – lagu anak – anak.

Biasakan anak bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

lingkungan baik dan sehat akan menumbuhkan karakter sehat dan baik, begitu pula

sebaliknya. Sewajarnya lah anak – anak bergaul dengan teman- teman seusianya,

sehingga karakter anak akan terbentuk sesuai dengan usianya, dan kemampuannya

bersosialisasi atau berinteraksi dengan orang disekelilingnya menjadi sealami

mungkin. Sehingga tidak terjadi hal – hal seperti anak yang minder/penakut saat

bertemu orang selain dari keluarganya dikerenakan jarang keluar dan bermain dengan

anak – anak lain seusianya. Dan tidak ada anak – anak yang karakter emosionalnya

lebih dewasa dari usianya dan kehilangan masa-masa bermain yang menyenangkan

dengan teman – temannya.

BAB III

PENUTUP

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 15Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 16: Makalah stimulasi

A. Kesimpulan

Menurut (dr. Kusnandi Rusmi,Sp.A(k) MM, 2010), Stimulasi adalah upaya orang

tua atau keluarga untuk mengajak anak bermain dalam suasana penuh gembira dan

kasih sayang. Aktifitas bermain dan suasana cinta ini pentig guna merangsang seluruh

sistem indera, melatih kemampuan motorikhalus dan kasar, kemampuan

berkomunkasi serta perasaan pikiran si anak.

Tahapan Stimulasi Sesuai

1. UsiaUsia 0 - 3 bulan    

2. Usia 3 - 6 bulan  

3. Usia 6 - 9 bulan 

4. Usia 9 - 12 bulan

5. Usia 12 - 18 bulan  .

6. Usia 18 - 24 bulan  

7. Usia 2 - 3 tahun  

8. Usia 3 tahun ke atas 

Adapun macam-macam stimulasi yakni komunikasi, permainan, dan teman sebaya.

Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan

perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya

B. Saran

Orang tua seharusnya lebih memperhatikan perkembangan anaknya dengan cara

stimulasi saat masih dalam usia kritis, terlebih lagi saat dalam usia emas atau golden

age. Dimna stimulasi ini harus sesuai dengan usia anaknya. Orang tua bertanggung

jawab atas perkembangan anaknya pada masa yang akan datang. Oleh karena itu,

orang tua harus berhati-hati dalam mendidik anaknya serta dalam melakukan

intervensi harus benar-benar tepat. Jika stimulasi yang diberikan tidak tepat maka

akan sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk memperbaiki pengaruh stimulasi

tersebut pada usia selanjutnya. Untuk itu manfaatkan masa usia kritis anak atau

golden age, agar anak bisa berkembang seoptimal mungkin kearah yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 16Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan

Page 17: Makalah stimulasi

Djauhar,Ismail.2010.Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas. Gadjah

Mada : Yogyakarta

Djaiihar Ismail (1996): Tatalaksana penyimpangan tumbuh kembang balita dan Stimulasi di

tingkat pelayanan dasar. Bandung, 25 Maret - 27 Maret 1996.

Moersintowarti, NB (1996): Askeb neonatus dan balita, Bandung : 25 Maret - 27 Maret 1996.

Moersintowarti, NB (1996): Klink Tumbuh Kembang Anak, suatu sarana pemantauan.

Kongres Nasional Emu Kesehatan Anak X, Bukittinggi, 16-20 Jun 1996.

Satgas Instrumen Komite Tumbuh Kembang Anak Indonesia (1995): Pedoman Deteksi Dini

Penyimpangan Tumbuh Kembang Balita bagi petugas.

Www.google.com

http://carapedia.com/stimulasi_dini_mengembangkan_kecerdasan_anak_info3870.html

http://health.kompas.com/read/

2013/05/19/21525991/8.Cara.Stimulasi.Kecerdasan.Multipel.pada.Bayi

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Balita/

stimulasi.perkembangan.bicara.balita.12.tahun/001/001/814/27/3s

A S K E B 4 2A K E B I D A N A N | 17Kel. 11, Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan