studi rumah limas di kota palembang

49
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Di kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, salah satu jenis rumah tradisional yang dimiliki oleh masyarakat setempat adalah Rumah Limas. Rumah ini disebut demikian karena bentuk atapnya yang menyerupai limas atau piramida terpenggal. Rumah Limas merupakan rumah tradisional yang telah ada sejak masa lampau. Rumah Limas terkenal karena corak, dan bentuk kepadatan seni ukir didalamnya juga disertai dengan kemilauan warna cat parado emas, serta penataan ruang yang mencerminkan tingginya tingkatan budaya suku bangsa yang memilikinya (Heryani, 1994:2). Pada mulanya, fungsi rumah Limas adalah sebagai tempat kediaman bangsawan atau golongan priayi. rumah Limas dibuat seperti rumah panggung, hal ini dikarenakan kondisi lahan di Palembang merupakan daerah yang cenderung digenangi air, banyak terdapat anak-anak sungai Musi yang berada di dalam kota. Sebelum masa kolonial, rumah berorientasi ke sungai, akan tetapi setelah kolonial membangun jalan, maka rumah menghadap ke ruas jalan. Secara garis besar Rumah Limas terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian depan,  bagian ten gah dan bagian belakan g. Pada bagian depan biasanya t erdapat dua tangga yang dipasang pada sisi kanan dan dan kiri dengan anak tangga berjumlah ganjil. Bagian dalam berupa pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan  berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi “ruang pamer” untuk menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Bagian dinding ruangan dihiasi dengan ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna keemasan. Ruang bagian belakang digunakan sebagai dapur yang digunakan sebagai tempat memasak dan tempat menyimpan bahan-bahan makanan yang tersedia. Makna rumah Limas bagi kota Palembang dan masyarakatnya menjadi sangat menarik untuk dieksplorasi. Rumah Limas menjadi salah satu saksi dalam pergerakan

Upload: dinda-alya-shafira

Post on 13-Apr-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 1/49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Di kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, salah satu jenis rumah tradisional

yang dimiliki oleh masyarakat setempat adalah Rumah Limas. Rumah ini disebut

demikian karena bentuk atapnya yang menyerupai limas atau piramida terpenggal.

Rumah Limas merupakan rumah tradisional yang telah ada sejak masa lampau. Rumah

Limas terkenal karena corak, dan bentuk kepadatan seni ukir didalamnya juga disertai

dengan kemilauan warna cat parado emas, serta penataan ruang yang mencerminkan

tingginya tingkatan budaya suku bangsa yang memilikinya (Heryani, 1994:2). Pada

mulanya, fungsi rumah Limas adalah sebagai tempat kediaman bangsawan atau

golongan priayi. rumah Limas dibuat seperti rumah panggung, hal ini dikarenakan

kondisi lahan di Palembang merupakan daerah yang cenderung digenangi air, banyak

terdapat anak-anak sungai Musi yang berada di dalam kota. Sebelum masa kolonial,

rumah berorientasi ke sungai, akan tetapi setelah kolonial membangun jalan, maka

rumah menghadap ke ruas jalan.

Secara garis besar Rumah Limas terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian depan,

 bagian tengah dan bagian belakang. Pada bagian depan biasanya terdapat dua tangga

yang dipasang pada sisi kanan dan dan kiri dengan anak tangga berjumlah ganjil.

Bagian dalam berupa pelataran yang luas. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan

 berkumpul jika ada perhelatan. Ruang tamu sekaligus menjadi “ruang pamer” untuk

menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Bagian dinding ruangan dihiasi dengan

ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna keemasan. Ruang bagian belakangdigunakan sebagai dapur yang digunakan sebagai tempat memasak dan tempat

menyimpan bahan-bahan makanan yang tersedia.

Makna rumah Limas bagi kota Palembang dan masyarakatnya menjadi sangat

menarik untuk dieksplorasi. Rumah Limas menjadi salah satu saksi dalam pergerakan

Page 2: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 2/49

adat dan istiadat di Kota Palembang. Rumah Adat merupakan identifikasi mutlak

sebagai sebuah perwujudan identitas budaya dan kebudayaan sebuah bangsa atau etnis

yang menempati sebuah kawasan. Oleh karena itu, penulis mencoba mengkaji rumah

limas dalam beberapa aspek kegiatan eksplorasi yang dilakukan untuk kembali

mengingat dan melestarikan rumah Limas di Kota Palembang.

1.2. PERMASALAHAN

Adapun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam laporan ini adalah:

1.  Bagaimanakah kajian gubahan massa yang ada pada rumah limas Palembang

dan apa saja makna terkait bentukannya?

2.  Bagaimanakah bentukan fungsional dari dalam rumah limas Palembang dan

hubungannya terhadap aspek sejarah dan budaya Palembang?

3.  Apa saja unsur dekoratif khas yang ada pada rumah limas Palembang dan

 bagaimanakah makna yang terkandung di dalamnya?

4.  Bagaimanakah sistem struktur dan konstruksi yang bekerja pada rumah limas

Palembang?

1.3. TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan dan penyusunan laporan ini adalah:

1.  Mengetahui lebih mengenai kajian bentukan gubahan massa bangunan rumah

limas Palembang dan unsur filosofis yang ada pasa masa bangunannya

2.  Memahami lebih jauh bentukan ruang dan makna yang ada di dalam rumah

limas Palembang

3.  Mengetahui jenis unsur dekoratif yang khas pada rumah limas dan memahami

arti dari setiap ornament tersebut

4.  Mengetahui dan memahami sistem struktur dan konstruksi yang bekerja pada

rumah limas

Page 3: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 3/49

1.4. METODOLOGI

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan penulis

adalah:

- Waktu : 17 April 2015

- Tempat : Jl. KH Azhari, Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan

1.5. SUMBER DATA

Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, penulis perlu mencari sumber-sumber

data yang diperlukan. Untuk mendapatkan data-data tersebut, penulismenggunakan

 beberapa metode, di antaranya:

1. Studi lapangan (observasi), dilakukan dengan penelusuran langsung kelapangan

dimana studi kasus yang diangkat akan dibaha, yaitu rumah limas kediaman ibu

Musnah

2. Wawancara, dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait serperti pemilik rumah

ataupun keturunannya sekarang

3. Tinjauan Pustaka melalui buku dan jurnal terkait rumah tradisional khususnya

rumah limas serta melalui internet.

Page 4: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 4/49

BAB II

TINJAUAN UMUM RUMAH LIMAS

2.1. TINJAUAN GEOGRAFIS

Palembang merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dan secara

geografis terletak antara 2°52′ sampai 3°5′ Lintang Selatan dan 104°37′ sampai

104°52′ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan air laut. Luas

wilayah Kota Palembang sebesar 400,61 km2 yang secara administrasi terbagi atas 16

kecamatan dan 107 kelurahan. Kota Palembang merupakan ibukota Propinsi Sumatera

PETA LOKASI.

sumber : www.google.co.id/Peta+Indonesia/-Peta+Sumatera/-Peta+Palembang/

Page 5: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 5/49

Selatan dengan batas wilayah yaitu di sebelah utara, timur dan barat dengan Kabupaten

Banyu Asin; sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim.

Menurut www.palembang.go.id, 

“Keadaan alam kota Palembang merupakan daerah tropis lembah

nisbi, dengan suhu rata-rata sebagian besar wilayah Kota Palembang 21° –  

32° Celsius, curah hujan 22 –  428 mml per tahun. Dari segi kondisi hidrologi,

 Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi dua bagian besar disebut

Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Pada aliran sungai-sungai tersebut ada yang

dibangun kolam retensi, sehingga menjadi bagian dari sempadan sungai. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut.

 Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air

Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota

 Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya

merupakan ranting pohon. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan

bahwa, daerah yang dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar.” 

PETA LOKASI.sumber :

https://www.google.co.id/maps/search/Jl.+K.H.+Azhari,+9%2F10+Ulu,+South+Sumatra/

FOTO KEADAAN RUMAH LIMAS YANG DISURVEY.Sumber: Dokumentasi Pribadi. 2015.

Page 6: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 6/49

Lokasi Kota Palembang yang disurvey berada di kawasan 9-10 Ulu. Lokasi ini

masih sangat kental terasa suasana khas tradisional Kota Palembang, tepatnya di Jalan

KH. Azhari. Rumah limas yang disurvey berada di dalam salah satu lorong dan

mengarah ke dekat sungai. Kondisi tanah di sekitar bangunan merupakan kondisi

rawa-rawa dengan banyaknya air yang menggenang di bawah bangunan, mungkin hal

ini dikarenakan adanya kedekatan lokasi dengan wilayah sekitar sungai. Jalanan

menuju ke lokasi dan di sekitar lokasi sudah menggunakan cor beton yang ditinggikan

sehingga tidak terganggu oleh keadaan rawa di sekitarnya.

2.2. Tinjauan Sosial Budaya

Kawasan di Jl KH. Azhari ini masih termasuk ke dalam kawasan Kampung Arab

sehingga masyarakat yang tinggal disini masih merupakan keturunan campuran

Arab-Indonesia. Tak jarang pula beberapa keluarga di kawasan ini masih merupakan

kerabat dan sanak  saudara dari satu keturunan yang sama. Beberapa keluarga bahkan

memiliki marga Arab di belakang namanya, seperti Al-Habsyi, Sahab,dan lain-lain.

Hubungan sosial di dalam masyarakat di kawasan ini cukup terlihat ketika usai pelaksanaan sholat Jumat (saat survey dilaksanakan adalah pada hari Jumat). Ketika

usai shalat Jumat, kaum laki-laki khususnya yang berusia tua memiliki kebiasaan

 berkumpul di salah satu rumah. Pada hari itu kebetulan rumah yang digunakan adalah

rumah yang disurvey. Kaum laki-laki berkumpul menghabiskan waktu sepulang dari

SAAT KAUM LAKI-LAKI BERKUMPULSEUSAI SHALAT JUMAT

sumber : Dokumentasi Pribadi. 2015.

Page 7: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 7/49

masjid dengan bersantai sambil mengobrol dan bersenda gurau. Biasanya tempat yang

dijadikan area berkumpul adalah area di bawah rumah panggung dan teras. Sedangkan

sosialisasi bagi kaum perempuan biasanya lebih terjadi di dalam rumah dalam satu

keluarga itu saja. Umumnya mereka berkumpul di area belakang rumah yaitu di dapur,

sembari memasak dan menyiapkan makanan.

2.3 POTENSI RUMAH LIMAS DI KAWASAN 9-10 ULU

Potensi rumah tradisional di kawasan ini tidak begitu banyak. Menurut

narasumber yang kami wawancara hanya terdapat lima sampai enam rumah limas di

kawasan ini. Bangunan rumah limas di kawasan ini masih terjaga seperti aslinya bahkan bagian luar rumah tidak direnovasi dan tidak diperbagus lagi. Bagian yang

mengalami renovasi biasanya hanya di dalam rumah yang tidak terlihat misalnya di

 bagian ruang keluarga, dapur, dan wc / kamar mandi. Kawasan ini tidak cukup

mendapat perhatian dari pemerintah atau dinas pariwisata dan budaya. Tetapi lebih

lanjut kawasan ini harus mendapatkan perhatian yang lebih lagi baik dari masyarakat

maupun pemerintah untuk menjaga aspek historis dan aspek budaya yang ada di kota

Palembang.

Page 8: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 8/49

BAB III

KAJIAN RUMAH LIMAS 9-10 ULU

3.1 KAJIAN GUBAHAN MASSA

3.1.1 GAMBARAN UMUM RUMAH LIMAS

A.  Sejarah Rumah Limas

Rumah Limas adalah rumah adat khas Sumatera Selatan. Disebut dengana nama

demikian karena bentuk atapnya yang khas. Beberapa sumber mengatakan bahwa kata

“limas” pada Rumah Limas berasal dari kata “Lima Emas”. Arti Lima Emas

diidentifikasikan dengan lima sifatnya yaitu sebagai keagungan dan kebesaran, rukundamai, adab yang sopan santun, aman, subur sentosa serta makmur sejahtera. Kelima

sifat emas ini diekspresikan dengan lima Kekijing   (tingkatan lantai) pada Rumah

Limas.

Rumah Limas juga sering disebut rumah Bari, yang berarti rumah kuno atau

lama. Selain penamaan di atas, banyak juga orang yang mengatakan bahwa nama limas

 berasal dari bentuk atap rumah tersebut yang berbentuk limas. Karena cara pembuatan

dan pengadaan materialnya yang mahal, maka Rumah Limas hanya bisa dibangun oleh

orang yang berkuasa saja. Berkuasa di sini diartikan sebagai penguasa atau orang yang

kaya.

Bentukan rumah limas sendiri merupakan rumah panggung dengan tiang-tiang

kolom yang panjang dan menerus hingga ke tanah. Hal ini tentu saja dikarenakan pada

awalnya rumah limas dibangun sebagai kebutuhan masyarakat untuk memiliki rumah

tinggal yang dapat tahan di daerah berair khususnya di sekitar atau di Sungai Musi.

Kemudian seiring berjalannya waktu rumah ini mulai digunakan juga di darat dengan

kondisi yang sama yaitu panggung di atas tanah, mengingat kondisi tanah banyak yang

merupakan daerah rawa-rawa.

Tentu saja karena rumah limas adalah rumah tradisional atau rumah adat

Sumatera Selatan maka ada banyak sekali ragam jenis rumah yang dimiliki dan

 berbeda-beda di setiap daerah. Namun bentuk umum dari rumah limas sendiri adalah

Page 9: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 9/49

atap limasan (biasanya dua tingkat limas), berdiri di atas tiang-tiang atau biasa disebut

cagak , dan bentukan lantai pada ruang tidak rata atau bertingkat-tingkat. Bentukan

lantai ini disebut kekijing atau kijing . Bentukan tidak rata atau bertingkat ini didasarkan

 pada tata aturan struktur keturunan yang berkembang di masyarakat. Biasanya

tamu-tamu pada jaman dahulu hanya bisa diterima sampai ke bagian teras atau ruang

 penerima yang berada di depan saja sedangkan bagian belakang tetap terjaga

 privasinya. Tak hanya lantai yang bertingkat, sebagian rumah limas juga memiliki

lantai datar. Rumah dengan lantai sejajar ini disebut dengan rumah ulu.

B.  DATA SURVEY RUMAH LIMAS

Lokasi yang disurvey terletak di seberang Ulu II Kota Palembang, tepatnya di

Jalan KH. Azhari. Di jalan ini suasana tradisional Palembang masih sangat terasa.

Masih banyak ditemui bentukan rumah panggung di kawasan ini baik yang sudah

dirubah menjadi lebih modern ataupun yang masih asli seperti sedia kala. Selain rumah

tradisional panggung yang biasa terdapat pula rumah limas di kawasan ini karena

kawasan ini masih termasuk bagian dari Kampung Arab. Dinamakan demikian karena

 banyak ditinggali oleh masyarakat dengan keturunan Arab atau campuran. Menurut

informasi dari warga setempat, bangunan limas di kawasan ini yang asli dan masihdigunakan hanya sekitar lima sampai enam rumah saja.

PETA LOKASI.Sumber :

https://www.google.co.id/maps/@-2.9887844,104.7696886 

,16z?hl=en

RUMAH LIMAS YANGDI SURVEY.

Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

Page 10: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 10/49

Data Pemilik Rumah

 Nama : Syarifah Musnah Al Habsyi / Musnah

Agama : Islam

Umur : 50 th

Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Jumlah Keluarga : 7 orang (3 Keluarga)

Rumah limas yang disurvey ditinggali oleh keturunan langsung dari pemilik

asli rumah ini. Rumah ini ditinggali oleh tiga keluarga kecil. Rumah limas ini

merupakan rumah limas kekijing   dengan perbedaan lantai yang mencapai 5 tingkat

sampai ke puncaknya kemudian turun lagi sebanyak 3 tingkatan. Rumah ini memiliki

sisi yang panjang ke belakang. Bagian depan rumah menghadap ke darat dan bagian

 belakang menghadap ke sungai. Bangunan ini memiliki atap limasan dengan puncak

limasan berada di tengah ruang pusat bangunan. Bangunan hanya memiliki satu tangga

di depan. Bagian belakang rumah sudah direnovasi khususnya di bagian dalam dengan

 penggunaan material baru juga penambahan ruang yang baru.

Ketinggian per lantai rumah kurang lebih 3 meter dari lantai. Masing-masing

tingkatan kekijing   sekitar 30 cm ke atas atau ke bawah. Terdapat lebihan atap atau

teritisan selebar 1 m di luar bangunan. Setiap teritisan ini disanggah oleh batang kayu

secara diagonal.

RUMAH LIMAS YANG DI SURVEY.Sumber : Dokumentasi Pribadi, 17

 April 2015.

Page 11: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 11/49

Material rumah yang digunakan sama seperti kebanyakan rumah limas yakni

material kayu. Kayu yang biasa digunakan misalnya kayu merbau, mentawai, atau

kayu ulin. Material tambahan yang digunakan adalah beton untuk pondasi dan bagian

 belakang rumah berupa wc/kamar mandi. Material struktural seperti kolo, balok, dan

rangka atap juga masih menggunakan konstruksi kayu. Konstruksi kayu ini digunakan

tanpa paku alias menggunakan teknik sambungan kayu. Bahkan untuk lantai yang

mencapai panjang 6 meter masih digunakan kayu utuh yang lurus dan panjang. Begitu

 juga dengan jendela dan pintu yang masih menggunakan kayu juga. Di beberapa

 bagian rumah khususnya yang bagian tambahan material jendela sudah diganti dengan

 pemasangan kaca dan adanya teralis besi yang tidak ditemukan pada rumah limas

 jaman dulu.

 Finishing  bangunan di bagian depan dilakukan dengan pengecatan dengan

warna kuning gading dan coklat. Sementara di bagian lain dibiarkan terekspos material

aslinya. Material penutup atap yang digunakan adalah material genteng tanah liat

dengan warna merah bata atau oranye. Material ini umum digunakan pada bangunan

rumah limas. Di bagian dalam plafon yang digunakan rumah ini adalah plafon kayu.

Hal yang menarik dari rumah limas adalah ukuran papan kayu yang digunakan untuk

lantai, dinding, serta plafon, biasanya memiliki ukuran yang sama, misalnya di rumah

ini yang digunakan adalah ukuran papan kayu dengan lebar 18,5 cm dengan ketebalan

3 cm dan panjang yang menyesuaikan dengan kebutuhan.

Rumah ini telah berumur lebih dari 100 tahun, keadaan luar rumah dibiarkan

seperti aslinya sehingga tampak seperti rumah tua lama. Bangunan hany dihuni di

lantai atasnya saja sedangkan ruangan bawah tetap dibiarkan kosong kecuali di bagian

 belakang yang ditambahkan dinding bata namun tidak diselesaikan dan dibiarkan

terbengkalai. Kondisi fisik lingkungan di sekitar rumah limas ini pun sedikit kurang

 baik karena berada pada rawa-rawa dan tumbuhan di sekitarnya tidak diperhatikan

secara berkala sehingga seperti tidak terawat. Keadaan ini sangat disayangkan

mengingat rumah limas merupakan salah satu peninggalan sejarah dan budaya yang

Page 12: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 12/49

ada di Sumatera Selatan khususnya di Palembang sehingga semestinya dilestarikan

 baik bangunannya sendiri maupun lingkungannya.

3.1.2. FILOSOFI RUMAH LIMAS

Seperti rumah tradisional dan rumah adat lainnya, rumah limas dibangun dengan

kepercayaan tertentu sehingga banyak unsure filosofis yang terkandung pada rumah

ini. Filosofi tersebut sangat berkaitan erat dengan adat istiadat, sejarah, dan budaya

yang berkembang di masyarakat.

Dari segi arsitektur, bentuk rumah Rumah Limas terdiri dari bentuk ruang

 persegi dan persegi panjang dengan arah hadap rumah ke timur dan barat atau dalam

falsafah disebut menghadap ke arah matoari edop dan matoari mati. Dalam

 pemahaman kalangan masyarakat Palembang, matoari edop berarti “matahari

terbit” atau secara filosofi diartikan sebagai “awal mula kehidupan manusia”.

Sementara matoari mati  jika diterjemahkan secara leksikal berarti “matahari

tenggelam” dan dalam artian lain bermakna sebagai tanda dari “akhir  kehidupan atau

kematian”. Secara personal, sebagai pengingat siklus kehidupan manusia dari lahir

hingga mati. Jika dilihat dari tata letak ruang penandaan arah tersebut menunjukkan

adanya pembagian bangunan depan dan belakang.

Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut

tenggalung . Makna filosofis dibalik pagar kayu itu adalah untuk menahan supaya anak

 perempuan tidak keluar rumah. Bangunan rumah limas berdiri di atas tiang-tiang

TAMPAK DEPAN RUMAHLIMAS YANG DI SURVEY.

Sumber : Ilustrasi Pribadi.2015.

Page 13: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 13/49

cagak . Maksudnya adalah menghindari keadaan pasang surut air Sungai dan adaptif

terhadap kondisi tanah yang berawa. Selain itu kondisi bawah rumah yang dibiarkan

kosong tanpa ruang dan dinding masif juga dimaksudkan agar udara masuk melalui

 bagian bawah bangunan sehingga suhu di dalam ruang dapat turun menjadi lebih

dingin.

Bentuk atap rumah limas sebenarnya hampir mirip dengan rumah adat joglo

yang berada di Jawa. Atapnya memusat di tengah dengan tingkat kemiringan tertentu,

 biasanya 45-60 derajat. Kemudian apabila memperhatikan bentukan atapnya maka

dapat terlihat ornamen khasa yang berada di pinggirnya. Ada banyak ornament yang

 biasanya menghiasi atap rumah limas namun pada rumah ini hanya ada satu ornamen

saja, yaitu ornament tanduk kambing. Ornamen ini dinamakan demikian karena

 bentuknya yang menyerupai tanduk kambing. Ornamen ini biasanya terdiri atas 1-5

 buah di masing-masing sisi atap. Ornamen tanduk kambing ini menunjukkan strata

sosial yang dimiliki oleh si pemilik rumah. Semakin banyak ornamen yang terpasang

maka semakin tinggi pula strata sosialnya. Seperti yang terlihat bahwa rumah ini

memiliki 3 buah tanduk kambing di masing-masing sisi puncaknya, artinya bangunan

tersebut dimiliki oleh orang dengan strata sosial menengah. Selain itu, biasanya pada

rumah limas dapat ditemui ornamen atau dekorasi di pinggir teritisan atapnya, namun

 pada rumah ini tidak ditemui ornamen tersebut.

SILUET TAMPAK SAMPING RUMAH LIMAS.Sumber : Ilustrasi Pribadi. 2015.

GARANGDEPAN

RG GAGAJAH

RG

PENERIMA

RG

BENGKALIS

RG

KELUARGA

PAWON/

DAPUR

GARANG

BELAKANG

Page 14: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 14/49

Dapat dilihat bahwa bila dilihat dari siluet tampak sampingnya rumah limas ini

menggunakan sistem kekijing   pada lantai rumahnya. Sistem keikijing   pada rumah

limas ini mencapai jumlah lima tingkatan hingga ke puncaknya. Filosofi dari tingkatan

ini juga berkaitan dengan struktur keturunan masyarakat asli Palembang.  Kijing  

(undakan) pertama merupakan teras paling rendah merupakan tempat berkumpul

golongan Kemas (Kms). Sedangkan kijing   kedua, lebih tinggi dari kijing pertama,

memiliki enam pintu dibentangi karpet hijau merupakan tempat berkumpul para

Kiagus (Kgs) dan Massagus (Mgs). Memasuki kijing   ketiga yang kononnya milik

golongan Raden dan keluarganya inilah, nuansa khas Palembang bergitu kental. Selain

itu bentukan rumah limas yang luas dengan ruang dalam yang juga luas

menggambarkan tingginya tingkat sosial dan gotong royong penduduk sekitarnya.

Pada bangunan rumah limas ini dapat terlihat adanya kesamaan proporsi rumah

 pada bagian atas dan bawah sedangkan pada bagian atap proporsinya menjadi sedikit

melebar ke arah horizontal.

TAMPAK SAMPING KIRI (ATAS) DAN KANAN(BAWAH) RUMAH LIMAS.

Sumber : Ilustrasi Pribadi. 2015.

Page 15: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 15/49

Apabila kita seolah-olah membuka tampak bangunan dan menggambarkan

tiang-tiang kolom di bawah bangunan maka pada bagian yang terbuka di bagian bawah

 bangunan (berwarna hitam) akan terlihat pola kotak-kotak berulang.

Sedangkan apabila kita meneruskan garis-garis dari tiang kolom ke bagian atas

 bangunan yang membagi bagian tampak samping bangunan menjadi ruang-ruang di

dalam bangunan maka akan terlihat kembali pola kotak-kotak yang berulang dengan

urutan bentuk yang sama dengan alur kekijing yang naik turun.

3.1.3. ELEMEN PADA FASADE 

A. BUKAAN

- PINTU

Terdapat 4 pintu utama yang membagi ruang dalam rumah limas, pintu pertama :

Identifikasi : - Pintu ini merupakan pintu masuk

utama,

-Bentukannya senada dengan kerang

kerang penutup dinding

-Pintu yang menghubungkan ruang

 penerima dengan ruang bengkalis

- Memiliki ketinggian (-+) 2 meter

Analisa :

Pintu di bagian depan rumah limas baik yang di teras/garang maupun yang di

depan ruang penerima, memiliki sifat yang lebih terbuka dengan adanya kerang-kerang

PINTU KERANG.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

POLA TERGAMBAR PADA RUMAH LIMAS.

Sumber : Ilustrasi Pribadi. 2015.

Page 16: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 16/49

yang senada dengan penutup dinding, hal ini merupakan ssalah satu ciri khas dari

rumah limas, makna dari pintu yang sama dengan penutup dinding ini adalah, agar

sirkulasi udara tetap terjadi namun keamanan dari pemilik rumah bisa terjamin, dengan

 pintu utama yang merupakan akses untuk masuk ke pintu selanjutnya seperti ini, maka

 pemilik rumah bisa melihat dan mengetahui siapa dan apa yang berada di depan rumah

mereka.

Pola yang terbentuk pada pintu di antara teras dan ruang pembuka terdapat

unsur garis vertikal dan terdapat pula pola garis secara diagonal.

Pintu utama kedua

Identifikasi : - Pintu yang menuju ruang bengkalis

- Ketinggian pintu sama dengan ketinggian dinding

- bentukan pintu polos tanpa ada ciri khusus

Analisa :Pintu kedua ini merupakan pintu yang mengakses ruang penerima dengan

ruang bengkalis, pintu ini sudah masuk kedalam bagian dari interior rumah, apabila

 pinttu ini dibuka, maka ruang penerima dan gerbang seolah menjadi satu bagian ruang.

Pintu utama ketiga

PINTU KERANG.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

PINTU UTAMA.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

Page 17: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 17/49

 

Identifikasi : - Pintu berwarna coklat tua dengan 2 bukaan

- memiliki ciri bahwa di badan pintu terdapat kaca

- terdapat ventilasi di atas di atas pintu

- bentukan pintu lebih terbentuk dan khas

- masuk kepintu ini menaiki satu tingkat ketinggian

Analisa :

Pintu di bagian depan ruang gagajah dan pintu kamar memiliki bentukan pintu

yang lebih cantik dengan penambahan material kaca dan bentukan lengkung di bagian

atasnya. Pintu ini dapat dikatakan sebgai elemen pembatas ke dalam ruang privat, dan

terdapat tingkatan ketinggian walau hanya 5 cm.

Pintu keempat

Identifikasi : - pintu terakhir yang membagi ruang di dalam rumah limas

- berupa pintu geser

- ketinggian sama dengan dinding

- bentukan ketika pintu ditutup senada dengan pola dinding

Analisa :

PINTU MENUJU KE RUANGGAGAJAH.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

PINTU MENUJU KE DAPUR.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

Page 18: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 18/49

Pintu ini merupakan pintu terakhir yang menjadi akses dalam pembagian

rumah limas, ketika kita memasuki pintu ini maka kita akan megalami beda level

ketinggian sekitar 30cm, bentukannya lebih sederhana, namun kesamaan dari keempat

 pintu pembagi ini adalah, bukaan yang lebar dan memiliki 2 daun pintu, baik yang

dibuka ataupun geser.

Pintu-pintu penunjang

1.

Identifikasi : - pintu berada sejajar dengan pintu utama kedua

- jenis pintu ini terbagi di sisi kanan dan kiri dari pintu

kedua

- memiliki pola persegi terbagi empat.

Analisa :Pintu di bagian depan ruang bengkalis lebih tertutup namun memiliki kesan

megah karena ukurannya yang lebih besar dari pintu umumnya. Pintu ini tadinya

merupakan pintu utama juga yang mengakses ke bengkalis, namun berhubung

 berubahnya zaman dan penghuni rumah, maka intu ini tidak di gunakan lagi dan

sengaja ditutup, dengan tujuan efektivitas dan keamanan.

2. 

Identifikasi : - pintu berada setelah memasuki pintu ketiga di ruang gegajah

PINTU SAMPING.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

PINTU KAMAR.Sumber : DokumentasiPribadi, 17 April 2015.

Page 19: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 19/49

  - merupakan pintu kamar dengan dua bukaan

- kesamaan pada bentukan ventilasi

- pintu sebelah kiri memiliki kaca dan kanan dengan kesan

megah yang polos

Analisa :

Pintu kamar ini memiliki bentukan yang sangat megah karena besar dan lebar,

lokasinya tepat berada setelah kita memasuki pintu ketiga di ruang gegajah, dan

lokasinya yang berhadapan.

Jendela

Identifikasi : - terdiri dari dua sisi

- tidak menggunakan kaca

- lebar dan besar

- bentukan semua jendela sama

Analisa :

Jendela yang masih asli dalam rumah limas ini menjadi elemen pembatas ruang

antara bagian dalam dan bagian luar. Terdapatnya garis-garis vertikal (teralis)menjadikan elemen yang sifatnya terbuka ini menjadi sedikit lebih tertutup dan

memiliki privasi.

JENDELA RUANG BENGKALIS.Sumber : Dokumentasi Pribadi,

17 April 2015.

JENDELA RUANG GAGAJAH.Sumber : Dokumentasi Pribadi,

17 April 2015.

JENDELA RUANG KELUARGA.Sumber : Dokumentasi Pribadi,

17 April 2015.

Page 20: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 20/49

Atap bangunan

Identifikasi : - Atap bangunan rumah ini berbentuk limas yang

terpancung pada bagian atasnya.

- Pada ujungujung bubungan terdapat tanduk kambing atau daun

 pandan pada sisi kanan dan kirinya.

- Jumlah tanduk ini menunjukkan tingkatan sosial dari pemilik

rumah, semakin banyak jumlah tanduk menunjukan tingkat sosial

 pemilik rumah.

- Rumah ini berbentuk memanjang ke belakang dengan ukuran ke

 belakang mencapai 40m.

Analisa :

Atap bangunan rumah ini berbentuk limas yang terpancung pada bagian

atasnya. Pada masing-masing ujung bubungan terdapat lima buah tanduk kambing atau

daun pandan pada sisi kanan dan kirinya.Atap rumah limas berbentuk piramida

terpenggal, dengan sudut kemiringan atap utama antara 45 derajat hingga 60 derajat,

dan kemiringan atap pada bagian depan antara 10 derajat, hingga 20 derajat. Di bagian

atas atap limas terdapat ornamen berupa simbar dan tanduk. simbar diartikan sebagai

mahkota rumah dengan hiasan bunga melati, yang melambangkan kerukunan dan

keagungan rumah adat limas tersebut. sedangkan tanduk berfungsi sebagai penghias

atap, namun jumlah tanduk tersebut mempunyai arti tersendiri, biasanya disebut

KEADAANRUMAH.Sumber :DokumentasiPribadi,17 April 2015.

Page 21: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 21/49

tanduk kambing. Beberapa sumber mengatakan bahwa jumlah tanduk kambing

menunjukkan tingkat sosial, atau derajat kebangsawanan dari si pemilik rumah.

3.2. KAJIAN FUNGSIONAL

3.2.1. Dimensi Ruang dan Rumah

Rumah ini memiliki panjang 22,5 meter dan lebar 10 meter. Dalam rumah Limas

ini terdapat beberapa ruang, yaitu terdiri dari:

a.  Teras luar, memiliki ukuran panjang 3,70 meter dan lebar 1,40 meter yang

difungsikan sebagai ruang duduk.

 b.  Teras dalam, memiliki ukuran panjang 10,00 meter dan lebar 2,30 meter yang

 berfungsi sebagai ruang pembuka dibagian depan rumah.

c.  Ruang depan, memiliki ukuran panjang 10,00 meter dan lebar 5,50 meter yang

 berfungsi sebagai tempat menerima tamu.

Denah

Skala 1:100

Gambar 2.1.1 Denah Rumah Limas

Page 22: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 22/49

d.  Ruang transisi, memiliki ukuran panjang 2,60 meter dan lebar 4,50 meter yang

terletak di antara dua kamar.

e.  Kamar 1 dan kamar 2, memiliki ukuran yang sama, yaitu dengan panjang 3,70

meter dan lebar 4,50 meter.

f.  Ruang keluarga, memiliki ukuran panjang 10 ,00 meter dan lebar 5,00 meter.

g.  Dapur, memiliki ukuran panjang 10,00 meter dan le bar 5,20 meter serta

 berfungsi juga sebagai ruang cuci.

3.2.2 Jenis dan Jumlah Ruang

Rumah ini tidak memiliki ruang pada lantai bawahnya, hanya berupakolom-kolom penopang rumah saja. Hal ini dikarenakan rumah dibangun di atas tanah

rawa, sehingga pada bagian bawah ini tidak dimanfaatkan sebagai ruang. Sedangkan

 pada lantai atas terdapat beberapa ruang, yaitu teras luar, teras dalam, ruang depan,

ruang transisi, dua buah kamar, ruang keluarga, dan dapur. Dapur tidak hanya

difungsikan sebagai ruang masak saja, namun terdapat juga ruang cuci.

Ruang yang ada pada rumah ini tidak memiliki nama khusus seperti yang ada

 pada rumah Limas umumnya. Seperti yang kita ketahui nama-nama ruang pada RumahLimas memiliki istilah khusus, yaitu sebagai berikut:

a.  Garang, merupakan bagian teras yang menjadi pembuka dibagian depan

rumah. Grang pada rumah ini disebut teras luar.

 b.  Jogan, merupakan ruang penerima yang menjadi tempat menerima tamu.

Pada rumah ini disebut ruang depan.

c.  Bengkilas, merupakan ruangan kosong yang menjadi ruang penerus dari

ruang penerima. Namun pada rumah ini disebut ruang transisi (Gambar2.2.1).

d.  Gegajah, merupakan ruang tertinggi dari rumah Limas yang menjadi inti

 bangunan.

Page 23: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 23/49

e.  Amben, merupakan ruang transisi antarkamar dan menjadi ruang

 berkumpul keluarga (Gambar 2.2.2).

f.  Pangkeng, merupakan sebutan untuk kamar tidur (Gambar 2.2.3)

g.  Pawon, biasa disebut sebagai dapur bersih.

Gambar 2.2.1 Ruang Transisi

Gambar 2.2.2 Ruang Keluarga

Gambar 2.2.3 Ruang Kamar

Page 24: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 24/49

3.2.3 Arah Pengembangan Fungsi Rumah

Rumah Limas ini pada bagian bawahnya tidak memiliki fungsi apapun dari jaman dahulu hingga sekarang. Hanya saja didekat lantai bawah terdapat kamar mandi.

Sedangkan pada lantai atas terdapat beberapa ruang, yaitu teras luar, teras dalam, ruang

depan, ruang transisi, dua buah kamar, ruang keluarga, dan dapur. Dapur tidak hanya

difungsikan sebagai ruang masak saja, namun terdapat juga ruang cuci. Penghuni yang

ada di rumah ini berjumlah tujuh orang meliputi ayah, ibu, satu anak, menantu, 1

keponakan, dan dua orang cucu.

Pada lantai atas merupakan ruangan asli dari rumah limas tersebut. Akan tetapi, penamaan ruang-ruang yang ada tidak menggunakan istilah nama ruang Rumah Limas.

Fungsi ruang masih sama seperti aslinya, hanya saja pada jaman sekarang penggunaan

ruang tersebut sudah tidak dibedakan lagi antara laki-laki dan perempuan.

Rumah yang sudah berusia lebih dari 100 tahun ini telah banyak mengalami

 perubahan berupa renovasi penggantian kayu-kayu yang telah lapuk pada bagian depan

rumah, namun kayu pada kekijing   tidak diganti karena kondisi yang masih baik.

Rumah limas ini masih membutuhkan ruang tambahan berupa dua buah kamar tiduragar bisa menampung semua anggota keluarga yang ada. Saat ini kamar yang ada tidak

mencukupi kebutuhan.

Menurut infomasi yang didapat dari pemilik rumah, awalnya area tangga bukan

terletak di daerah teras luar yang sekarang namun terletak di daerah teras depan yang

sekarang. Teras luar yang sekarang merupakan ruang tambahan dari rumah tersebut.

Penambahan tersebut dilakukan saat renovasi rumah yang dilakukan beberapa tahun

silam.

Gambar 2.3.1 Jendela pada

sisi kiri ruang

Page 25: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 25/49

 

Menurut pemilik rumah, rumah ini tidak akan terasa panas saat siang hari

karena penghawaan yang cukup baik. Pada masing-masing sisi samping ruangan

terdapat jendela dengan ukuran yang lebar sehingga pergantian udara di dalam ruangan

terkontrol sangat baik. Selain itu, bagian bawah rumah yang tidak difungsikan sebagai

ruang menjadi faktor lain rumah terasa dingin karena adanya pergantian sirkulasi udara

 pada kolong bawah rumah.

Pemilik rumah juga mengatakan bahwa tidak ada persyaratan khusus apabila

ingin masuk ke ruangan di dalam rumah ini. Hal ini disebabkan karena mereka sudah

mulai meninggalkan kepercayaan dari nenek moyang mereka. Pengaruh

 perkembangan jaman modern juga yang menyebabkan mereka mulai tidak mengikuti

tradisi lama.

3.3. Kajian Ornamen

3.3.1 Filosofi Umum Ornamen

Ornamen Nusantara membentuk suatu ornamen yang bersifat tradisional yang

memiliki kekhasan dan keragamannya sesuai masing-masing dengan memiliki

 perbedaan dan persamaan, misal jenis motif ornamen, pola susunan, pewarnaan,

 bahkan nilai simbolisnya.

Gambar 2.3.2 Jendela pada

sisi kanan ruang

Page 26: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 26/49

Jenis-jenis ornamen Nusantara berdasarkan motif hiasnya dapat dikelompokkan

menjadi motif geometris, motif manusia, motif binatang, motif tumbuh-tumbuhan,

motif benda-benda alam, motif benda-benda teknologis dan kaligrafi.

a.  Dari segi perkembangan historis terdapat ornamen prasejarah, tradisional

klasik atau kerakyatan pengaruh Hindu-Budha, Islam, Kolonial dan lain-lain.

 b.  Dari segi kekhususan motif hias atau langgam yang berlatar belakang

kedaerahan atau kesukuan ada motif Jawa, Bali, Kalimantan dan lain-lain.

c.  Dari segi gaya bentuknya ada motif bergaya realis, dekoratif dan abstrak.

Berikut merupakan motif ornamen Nusantara, yaitu :

1.  Motif Geometris

Motif geometris merupakan motif tertua dalam ornamen karena sudah dikenal

sejak zaman dulu. Motif geometris berkembang dari bentuk titik, garis, atau

 bidang yang berulang dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit.

Hampir di seluruh wilayah nusantara ditemukan motif ini. Bentuk ornamen

geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung, jlamprang dan

tumpal.

2. Motif Hias Manusia

Motif hias manusia sudah ada sejak kebudayaan prasejarah. Motif ini padaumumnya melambangkan gambaran nenek moyang terkait dengan pemujaan

leluhur dan simbol gaib untuk penolak bala.

( sumber gambar:Aneka Motif

Geometri.http://www.slideshare.net/azmynic

s/gambar-ornamen-21601490.  12 Mei 2015.

Jam 13:11)

Page 27: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 27/49

Motif ini dapat ditemui hampir di seluruh Nusantara diterapkan pada kayu,

logam, tulang, kain dan lain-lain. Jenisnya ada motif sosok utuh, motik kedok

dan kala, motif mamuli dan bagian tubuh lainnya, dan motif wayang.

3. Motif Binatang

Motif binatang ini dengan berbagai jenis dan ragamnya dari bianatang yang

hidup di darat, air, binatang yang dapat terbang sampai binatang imajinatif atau

hasil rekaan semata. Pada umumnya merupakan biantang yang hidup di daerah

masing-masing, kecuali binatang imajinatif yang terkait dengan kepercayaan,

 binatang mitologi pengaruh dari luar dan bentuk khayal lainnya. Motif binatang

terdapat 3 motif, yaitu :

a. Motif binatang yang bisa terbang misal burung merak, enggang, garuda,

 phonix, ayam jantan/jago, kelelawar.

(Sumber gambar :

http://www.pasarjogja.com/images/kain/KAIN-229-

KAIN-BATIK-KATUN-MOTIF-BURUNG-TERBA

 NG.jpg . 12 Mei 2015 . jam 13:19)

( sumber gambar :Motif hias manusia.

http://2.bp.blogspot.com/--wtWo8

7trU/Uf6LIy6avoI/AAAAAAAAnCE/qq2j

 

Page 28: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 28/49

 b. Motif binatang air dan melata misal ikan dan ular, udang, naga, buaya,

 biawak dan kadal, siput, lipan dan kalajengking.

c. Motif binatang darat antara lain kerbau, kuda, gajah, kelinci, anjing, singa,

harimau.

4. Motif Tumbuh-tumbuhan

Motif tumbuh-tumbuhan atau flora pada zaman prasejarah belum berkembang.

Motif tumbuh-tumbuhan berkembang setelah datang pengaruh Islam sekitar

abad ke -15. Sebaliknya motif manusia atau binatang mulai surut. Motif flora

 berpadu dengan motif benda-benda alam misal bebatuan, bukit/gunung dan

awan. Motif hias tumbuh-tumbuhan diterapkan secara luas sebagai ornamen

yang dipahatkan pada batu untuk hiasan candi, benda-benda produk misal

tanah liat/keramik, kain bersulam, bordir, tenun, batik, emas, perak, kuningan

dan lain-lain. Motif hias tumbuh-tumbuhan misal motif hias bunga, patra, lung

dan sulur, serta motif hias pohon hayat.

5. Motif Hias Benda Alam

Motif hias benda alam dan pemandangan diciptakan dengan mengambil

inspirasi dari alam, misalnya benda-benda langit (matahari, bulan, bintang dan

awan), api, air, gunung, perbukitan, bebatuan dan lain-lain.

( sumber gambar:Aneka Motif

Geometri.http://www.slideshare.net/azmynics/gambar-ornamen-21

601490.  12 Mei 2015. Jam 13:11)

Page 29: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 29/49

  6. Motif Benda Teknologis

Benda-benda teknologis yakni benda-benda buatan manusia juga tidak luputmenjadi motif hias yang menarik. Pada umumnya motif ini tidak mempunyai

arti tertentu, kecuali merupakan bagian dari informasi atau narasi yang akan

disampaikan berkenaan dengan penggunaan atau peralatan yang dimaksud atau

 pembuatan benda tersebut. Kaligrafi merupakan tulisan indah atau seni

tulis-menulis dan tidak hanya terbatas pada huruf Arab, walau pun yang

 berkembang pesat adalah kaligrafi huruf Arab.

7. Motif Hias Abstrak

Motif hias abstrak menunjuk pada motif yang tidak dikenali kembali obyek asal

yang digambarkan atau memang benar-benar abstrak karena tidak

menggambarkan obyek-obyek yang terdapat di alam maupun obyek khayalan

gubahan obyek alam serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca.

Motif hias abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan

geometris. Sekalipun tidak banyak jumlahnya motif ini dapat ditemui pada

 batik, tenun, maupun ukir-ukiran.

3.3.2. Filosofi Ornamen Rumah Limas

Ornamen pada Rumah Limas dulunya di pengaruhi faktor budaya luar, seperti dari

 pengaruh budaya Hindu-Budha yang memiliki ukiran bunga teratai atau binatang

sesuai dengan kepercayaan Hindu-Budha.

Perkembangan pengaruh tersebut sedikit demi sedikit menghilang karena budaya Islam

masuk ke wilayah kota Palembang. Sehingga, ornamen-ornamen yang dulu nya

menandakan kepercayaan Hindu dan Budha, telah tergantikan oleh ukiran bunga dan

daun sebagai simbol tersebut. Motif ini mirip dengan Arabesque Simbar / Paku tanduk

simbar menjangan.

Page 30: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 30/49

Dan simbol-simbol tersebut perlahan mengantarkan pemahaman siapa pun yang

memasuki rumah Limas pada kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah SWT

dan kesadaran akan keagungan-Nya. Serta pada keberadaan utusan-Nya demi

tertatanya kehidupan di dunia dan akhirat, dan pada para khalifah yang memiliki peran

 penting dalam penyebaran agama Islam.

3.3.2.1. Perletakan Ornamen Rumah Limas Ulu 9-10

Ornamen pada rumah Limas ini terletak di arah Ulu 9-10 Palembang.

Berikut merupakan denah perletakan ornamen :

Denah Rumah Limas

3.3.2.2. Detail Ornamen

1. Data Detail Ornamen A1

a.  Posisi : Rangka Dinding

 b.  Dimensi : 25cm x 4,5cm

Page 31: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 31/49

c.  Foto Ornamen :

Ukiran di List Kolom

d.  Sketsa Ornamen :

e.  Filosofi Ornamen :

Ornamen ini merupakan motif tumbuh-tumbuhan, yaitu tanaman „paku tanduk

simbar‟ . 

4,5 cm

25 cm

Page 32: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 32/49

Ornamen ini memiliki filosofi yaitu mengantarkan pemahaman siapapun yang

memasuki rumah Limas pada kesadaran bahwa manusia adalah ciptaan Allah

SWT dan kesadaran akan keagungannya.

2. Data Detail Ornamen A2

a.  Posisi : Ventilasi Kamar

 b.  Dimensi : 110cm x 57cm

c.  Foto Ornamen :

Ventilasi Pintu Kamar

d. Sketsa Ornamen :

3. Data Detail Ornamen A3

a.  Posisi : Pagar Rumah

 b.  Dimensi : 286CMx 62 cm

57 cm

110 cm

Page 33: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 33/49

c.  Foto Ornamen :

d. Sketsa Ornamen :

108 cm

110 cm

178 cm

110 cm

Ukiran pintu pagar (atas) Ukiran pintu pagar (bawah)

Page 34: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 34/49

4. Data Detail Ornamen A4

a.  Posisi : Pintu b.  Dimensi : 200cmx67cm

c.  Foto Ornamen :

d. Sketsa Ornamen :

200 cm

67 cm

Pintu Masuk menuju ruang keluarga

Page 35: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 35/49

e. Filosofi Ornamen

Bentuk ornamen ini menyerupai atap kubah masjid yang menandakan bahwa penghuni rumah memiliki kepercayaan Islam.

5. Data Detail Ornamen atap bangunan

a.  Posisi : Atap

 b.  Dimensi : 135cmx67cm

c.  Foto Ornamen :

d. Sketsa Ornamen :

10 meter

Atap Rumah Limas kawasan 9-10 Ulu Palembang

Page 36: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 36/49

e. Filosofi Ornamen :

Tanduk Kambing/Daun Pandan menunjukkan tingkatan sosial dari pemilikirumah, semakin banyak jumlah tanduk menunjukkan tingkat sosial pemilik

rumah semakin tinggi.

3.4. KONSTRUKSI BANGUNAN

4. 1. Pondasi

Material : Kayu Unglen

Jumlah : 58 titik

Ukuran Pondasi : 30 cm x 30 cm x 30 cm

Isometri Pondasi :

( Sumber: wawancara dengan bapak Amin Al Habsyi

sebagai pemilik rumah )

Page 37: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 37/49

Pereletakan Pondasi:

Pada bangunan rumah Limas ini menggunakan sistem Umpak yang sering dipakai

 pada rumah Jawa. Kolom bangunan diletekkan pada kayu yang terdapat didalam

tanah yang tepat dibawah bangunan. Sistem ini dapat berfungsi sebagai penahan

 beban lateral bangunan yang terjadi dikarenakan musibah banjir di daerah tersebut.

Pengait/penyambung Antara kolom/tiang bawah dan pondasi menggunakan sistem

 jepit, sehingga rumah tidak lari kemana- mana. Kayu menggunakan kayu unglen,

kayu ini relative kuat ini didukung karena kayu yang hanya terkena air tanah.

Tanpa terkena sinar matahari.

4.2. Kolom Bawah Bangunan 

Material : Kayu Unglen

Dimensi : 21 cm x 8 cm

Tinggi Kolom :

Jenis Pondasi

Umpak

Page 38: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 38/49

38

  Kolom A : 100 cm

  Kolom B : 120 cm  Kolom C : 150 cm

  Kolom D : 180 cm

  Kolom E : 210 cm

  Kolom F : 180 cm

  Kolom G : 150 cm

Posisi Kolom :

Kolom A

Kolom

Kolom

Kolom

Kolom

Kolom

Kolom

Page 39: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 39/49

39

Foto Kolom dan Detail Sambungan:

Sistem kolom Rumah panggung seperti rumah tradisional yang berada dirawa

 pada umumnya. Panggung ini tidak hanya berfungsi sebagai struktur, melainkan

 pengaplikasian panggung ini dikarena tanah yang bersifat basah, sehingga dapat

menghindari kelembaban tersebut dari penghuni rumah.

( Detail sambungan Kolom C)

( Detail sambungan Kolom D)

Page 40: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 40/49

40

Pengaplikasian sistem kolom bawah ini secara keseluruhan tidak menggunakan

 paku, melainkan sistim jepit. Terdapat beberapa bagian yang dicoak/ dipotong

sehingga kayu pembalokan tidak lari.

4.3. Balok Lantai

Material : Kayu Unglen

Dimensi : Balok Induk: 8 cm x 12 cm, Balok Anak: 5 cm x 7 cm

Pola Balok :

Perletakan Balok Anak

Perletakan Balok Induk

Page 41: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 41/49

41

Foto dan Detail Sambungan:

Dalam bangunan ini secara keselurahan menggunakan kayu pada rumahnya,

terutama pada struktur bangunan. Untuk sistem pembalokan terdapat 2 jenis

 balok, yaitu balok induk (8cm x 12cm) dan balok anak (5cm x 7cm). untuk

 pembalokan juga tidak menggunakan paku, melainkan sistim jepit. Sambungan

Antara balok anak dan balok induk bervariasi tergantung pada ukuran balokanak, jika balok anak melebihi ukuran rata-rata maka balok anak akan dicoak

sehingga membentuk sambungan. Balok anak dibuat relatif rapat sehingga

dapat menahan beban vertikal

Detail sambungan antara balok Induk dan balok anak

Page 42: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 42/49

42

4.4.. Lantai

Material : Kayu TembesuDimensi : - Lantai (1) : 20 cm x 300 cm x 3 cm

- Lantai (2) : 20 cm x 200 cm x 3 cm

Perbedaan Ketinggian Lantai : - Teras (1) ke Teras (2) : 20 cm

-  Teras (2) ke R. Tamu (1) : 30 cm

-  R. Tamu (1) ke R. Tamu (2) : 30 cm

-  R. Tamu (2) ke R. Keluarga : 30 cm

-  R. Keluarga ke Dapur : 30 cm

-  Dapur ke R. Cuci : 30 cm

Pola Lantai:

Page 43: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 43/49

43

Foto dan Detail Sambungan:

Sambungan antara balok dan lantai hanya menggunakan material paku

Page 44: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 44/49

44

4.5. Dinding

Material : Kayu UnglenDimensi : 30 cm x 3 cm

Pola Dinding

Teradapat balok-balok dinding yang cukup banyak, pada pembalokan dibagi

menjadi bagian sehingga dapat menahan beban dinding yang lebih besar. Untuk

kerangka dinding menggunakan sistim jepit juga. Sedangkan dinding dipaku

kepada kerangkan dinding tersebut. Pemilihan material kayu ini juga dapat

menjaga suhu dalam bangunan, hal ini dikarenakan udara dapat masuk dan keluar

disela-sela papan/ dinding bangunan

Foto dan Detail Sambungan:

Page 45: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 45/49

45

4.6. Kusen Pintu, Ventilasi dan Jendela 

Pada rumah ini, terdapat beberapa bukaan/ jendela dan pintu sehingga suhu udaradalam ruangan cukup dingin. Kusen pada rumah ini terpisah dari rangka dinding,

sehingga dapat dicabut tanpa harus mengganggu konstruksi dinding. Kusen pada

 bangunan ini dibuat seperti bingkai, kusen sebagai bingkai dan jendela, pintu,

ventilasi menjadi isinnya.

Material : - kusen :

Pintu : Kayu Unglen

Jendela : Kayu Unglen

Dimensi : - Kusen : 10 cm x 5 cm

- Pintu : 30 cm x 3 cm

- Jendela : 30 cm x 2 cm

Penghalang Jendela : 3 cm x 3 cm

- Ventilasi : 3 cm x 2 cm

Ukuran Pintu : - Pintu 1 : 210 cm x 90 cm

- Pintu 2 : 210 cm x 60 cm

Ukuran Jendela : 148 cm x 127 cm

Ukuran Ventilasi : 120 cm x 30 cm

60 cm x 30 cm

Page 46: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 46/49

46

Perletakan Pintu, Jendela dan Ventilasi:

Foto:

Page 47: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 47/49

47

4.7. Plafon 

Material : Kayu Unglen

Dimensi : 30 cm x 3 cm

Plafon pada bangunan ini menggunakan papan, fungsi plafon tidak hanya

sebagai estetika pada bangunan melainkan dapat mereduksi panas matahari.

Pola plafon mengikuti kasau sehingga menjadi pola linear. Struktur plafon

menopang kepada kasau bangunan tersebut.

Foto:

Page 48: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 48/49

48

4.8. Penutup Atap

Material : Genteng

Dimensi : 24 cm x 33 cm

Penutup atap menggunakan material genteng, untuk pola atap secara

keseluruhan seperti pada rumah pada umumnya, hanya saja pada rumah Limas

ini pada genteng-gentengnya terdapat pengait untuk mengaitkan genteng ke

kasau.

Foto dan Detail Sambungan:

Pola penutup atap

Page 49: Studi Rumah Limas di Kota Palembang

7/25/2019 Studi Rumah Limas di Kota Palembang

http://slidepdf.com/reader/full/studi-rumah-limas-di-kota-palembang 49/49

4.9  Kesimpulan

Pada bangunan rumah Limas ini, dominan menguunakan struktur

kayu. Sistem struktur memperhatikan kondisi iklim sekitar baik kelembababan

tanah, hujan, banjir, dll. Sistem pondasi menggunakan pondasi umpak dengan

material kayu yang ditanam di dalam tanah. Sistem konstruksi bangunan

 banyak menggunakan sistem jepit sehingga lebih efisien. Pada rumah Limas ini

sedikit menggunakan sambungan antar kayu, dalam artian pada entang yang

 panjang kayu yang dipakai juga merupakan kayu yang panjang sehingga minim

sambungan, hal ini juga dikarenakan pada zaman dahulu kayu yang panjang

masih mudah didapat.