studi kelayakan perumahan

72
 i STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROPERTI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN CITRA ALAM MANDIRI SUKOHARJO Study of Property Investment Feasibility  at Citra Alam Man diri Suko harjo Residential Development Project SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarja na Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh : ANTON NUR ABADI NIM. I 1108506 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: a8yss

Post on 08-Oct-2015

247 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Study Kelayakan Investasi Perumahan

TRANSCRIPT

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user i

    STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROPERTIPROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN

    CITRA ALAM MANDIRISUKOHARJO

    Study of Property Investment Feasibility

    at Citra Alam Mandiri Sukoharjo Residential Development Project

    SKRIPSI

    Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana TeknikPada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

    Universitas Sebelas MaretSurakarta

    Disusun oleh :

    ANTON NUR ABADINIM. I 1108506

    JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2012

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user ii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user iv

    MOTTO

    Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang

    bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula

    diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.

    (QS. Al Ikhlas : 1 4)

    Dan minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan shalat, dan sesungguhnya

    yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, yaitu

    orang-orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa

    mereka akan kembali.

    (QS. Al Baqarah : 45- 46)

    Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang

    yang berilmu beberapa derajat.

    (QS. Al Mujaadilah : 11)

    Ilmu itu didapat dengan belajar.

    (Rasulullah saw.)

    Apabila aku didatangi oleh suatu hari dan tidak bertambah ilmuku pada hari itu

    yang dapat mendekatkan diriku kepada Allah Azza wa Jalla, maka tidak ada

    keberkahan bagiku dalam terbitnya matahari pada hari itu.

    (Rasulullah saw.)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user v

    PERSEMBAHAN

    Allah SWT dan Rasululllah Muhammad saw.

    Semua keluargaku tercinta yang selalu mendoakan

    Sahabat-sahabat yang memberi dorongan

    Teman-teman S1 Teknik Sipil Non Reguler UNS 08

    Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user vi

    ABSTRAK

    ANTON NUR ABADI, 2012. Studi Kelayakan Investasi Properti Proyek Pembangunan Perumahan Citra Alam Mandiri Sukoharjo, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Bisnis properti berarti mengeluarkan atau menanamkan modal dalam bentuk tanah atau ditambah bangunan, keuntungannya berupa proteksi daya beli terhadap inflasi dan mendapatkan nilai tambah dari pengembangannya, seperti dijadikan bangunan komersial atau perumahan.

    Proyek pembangunan perumahan sering diidentikkan dengan perusakan lingkungan akibat perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu, diperlukan rencana pembangunan yang berwawasan lingkungan berdasarkan hasil analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang bertujuan agar lingkungan dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Proyek pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri ini mempertaruhkan modal besar dalam jangka panjang, sehingga selain diperlukan perencanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan juga diperlukan perencanaan anggaran biaya yang akurat. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah dampak proyek pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri terhadap lingkungan, untuk mengetahui perencanaan anggaran biaya dan untuk mengetahui kelayakan investasi bila ditinjau secara finansial.

    Berdasarkan hasil penelitian, dampak yang timbul akibat proyek pembangunan Citra Alam Mandiri antara lain : debu beterbangan akibat mobilitas kendaraan berat, peningkatan kebisingan akibat pengoperasian kendaraan berat, peningkatan erosi tanah, dampak terhadap aspek sosial, misalnya kecemburuan sosial akibat benturan atau konflik antar penduduk, perubahan iklim mikro akibat pembukaan lahan perumahan, penurunan kualitas air permukaan akibat kegiatan MCK dari penghunian. Perencanaan anggaran biaya proyek pembangunan Citra Alam Mandiri Ngemplak dihitung dari biaya pembelian lahan, biaya pembangunan konstruksi dan infrastruktur penunjang, biaya proses pengeringan tanah, biaya notaris, biaya pajak dan biaya marketing. Perencanaan anggaran biaya tersebut dibuat untuk mengetahui besar biaya modal yang dibutuhkan atau dengan kata lain untuk mengetahui harga pokok penjualan, setelah itu baru ditambahkan dengan keuntungan yang ingin diperoleh. Ditinjau dari sisi finansial, investasi pada proyek pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri ini adalah feasible(layak). Hasil NPV adalah positif, sehingga investasi layak untuk diterima. Nilai IRR = 43,38 % > rate of interest = 15 %, sehingga investasi layak diterima. Nilai BCR = 1,46 > 1, sehingga investasi layak diterima. Berdasarkan hasil analisis terhadap berbagai kemungkinan resiko yang disimulasikan, nilai IRR masih lebih tinggi dari angka rate (15 %).

    Kata kunci : kelayakan investasi, evaluasi, properti.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user vii

    ABSTRACT

    ANTON NUR ABADI, 2012. The Evaluation of Property Investment Feasibility at Citra Alam Mandiri Sukoharjo Residential Development Project, Thesis, Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, Surakarta.

    Property business means spend or invest capital in the form of land or plus building, the profit is buying power protection against inflation and gains added value from its development, like commercial buildings or residential.

    Residential development project usually similar with the environment destruction because the changing of land usement. Because of that, environmental development poject plan need to based on environmental impact analysis results, so the environment able to support continuous development project. Citra Alam Mandiri residential development project consumes a big capital in long term period, so inspite of environmental development project plan its important to make financial plan. The objective of this research is to analyze the environmental impact of Citra Alam Mandiri residential development project, analyzing financial plan and investment feasibility.

    Based on the research results, the impacts of Citra Alam Mandiri development project are flying dust caused by heavy duty vehicle mobility, rises of noise caused by heavy duty vehicle operational, land erosion, the impact of social aspect like social jealously caused by inhabitant conflict, the changing of micro iclimate caused by land clearing for residential project, water surface quality decrease caused by inhabitant activity. The Citra Alam Mandiri financial development project plan counted from land purchasing, construction and infra structure development, the expense to change land usement policy, notary, tax, marketing. The financial plan was made to estimate capital value or in another words is to estimate the primary sale value, after that, the benefit can be added. The result of financial analysis, the investment of Citra Alam Mandiri residential development project is feasible. NPV obtained positive value, so the investment is feasible. Result of IRR = 43,38 % > rate of interest = 15 %. Result of BCR = 1,46 > 1 indicate that the investment is feasible. The result of sensitivity analysis to any possibilities risk which had simulated, indicate that IRR was still larger than 15 %.

    Keywords : investment feasibility, evaluation, property

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat,

    dan karunia-Nya, maka skripsi Studi Kelayakan Investasi Properti Proyek

    Pembangunan Perumahan Citra Alam Mandiri ini dapat terselesaikan.

    Meskipun jauh dari kesempurnaan, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan dalam bidang

    pengembangan penelitian selanjutnya di Jurusan Teknik Sipil UNS.

    Dalam penyusunan laporan ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang

    telah memberi bantuan, saran, arahan dan dorongan. Oleh karena itu, penulis

    mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    2. Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

    Surakarta.

    3. Bapak Ir. Sugiyarto, MT., dan Ir Suyatno K., MT., selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi atas arahan dan bimbingan yang telah diberikan.

    4. Bapak Ir. Sunardi W., MSi., selaku Dosen Pembimbing Akademik.

    5. Bapak/Ibu dosen pengujii skripsi.

    6. Rekan-rekan mahasiswa Teknik Sipil Non Reguler 2008 atas kerjasama dan

    bantuannya.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,

    saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan

    skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang

    membutuhkan.

    Surakarta, Mei 2012

    Penulis

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. iii

    MOTTO ............................................................................................... iv

    PERSEMBAHAN ................................................................................ v

    ABSTRAK ............................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

    DAFTAR ISI ........................................................................................ ix

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xii

    DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2

    1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 2

    1.4 Tujuan penelitian ............................................................................. 3

    1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 3

    BAB 2 LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka............................................................................... 4

    2.2 Dasar Teori ....................................................................................... 5

    2.2.1 Konsep Dasar Perumahan .............................................................. 5

    2.2.2 Pelaku Pembangunan Perumahan .................................................. 6

    2.2.3 Permasalahan Umum Perumahan ................................................... 8

    2.2.4 Tahapan Pembangunan Perumahan Berwawasan Lingkungan ........ 12

    2.2.4.1 Pemilihan Lokasi dan Pembebasan Tanah ................................... 12

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user x

    2.2.4.2 Perancangan ............................................................................... 12

    2.2.4.3 Proses Konstruksi........................................................................ 16

    2.3 Pembangunan Perumahan dan Kaitannya Terhadap Lingkungan ...... 17

    2.3.1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ...................... 17

    2.3.1.1 Konsep dan Landasan Hukum Mengenai AMDAL...................... 17

    2.3.1.2 Definisi Dampak dan Tujuan Digunakannya AMDAL Sebagai

    Kontrol Terhadap Lingkungan..................................................... 18

    2.3.1.3 Peruntukkan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan................. 20

    2.3.1.4 Metodologi AMDAL Dalam Proyek Konstruksi.......................... 21

    2.3.2 AMDAL Dalam Pembangunan Perumahan .................................... 25

    2.3.3 Kinerja Biaya Proyek Perumahan................................................... 28

    2.3.3.1 Definisi Biaya ............................................................................. 28

    2.3.3.2 Klasifikasi Biaya Proyek ............................................................. 29

    2.3.3.3 Analisa Finansial......................................................................... 31

    2.4 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 33

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 34

    3.2 Lokasi Penelitiaan ............................................................................ 35

    3.3 Waktu Penelitian .............................................................................. 35

    3.4 Sumber Data ..................................................................................... 35

    3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36

    3.6 Tahapan Penelitian dan Analisa Data ................................................ 36

    3.7 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 37

    3.8 Bagan Alir Metode Penelitian ........................................................... 38

    BAB 4 ANALISIS dan PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Tentang AMDAL ............................................................... 39

    4.2 Analisis Penjualan ............................................................................ 39

    4.2.1 Pemilihan Lokasi ........................................................................... 39

    4.2.2 Analisis Kompetitor ...................................................................... 40

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xi

    4.2.2.1 Peta Persaingan Usaha................................................................. 40

    4.2.2.2 Analisis Harga............................................................................. 40

    4.2.3 Analisis Permintaan ....................................................................... 41

    4.2.4 Target Market ................................................................................ 42

    4.2.5 Strategi Penjualan .......................................................................... 42

    4.6 Analisis Finansial.............................................................................. 43

    4.6.1 Rencana Anggaran Biaya ............................................................... 43

    4.6.2 Perhitungan Harga Jual .................................................................. 44

    4.6.3 Proyeksi Pendapatan ...................................................................... 47

    4.6.4 Proyeksi NPV, IRR, BCR .............................................................. 47

    BAB 5 KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 51

    5.2 Saran ................................................................................................. 52

    PENUTUP .............................................................................................. 53

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 54

    DAFTAR LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Mekanisme Pelaksanaan AMDAL dan UKL/UPL Dalam

    Proses Perijinan ..................................................................... 27

    Gambar 2.2 Mekanisme Pembahasan Prosedur Penilaian Dokumen

    AMDAL dan UKL/UPL ........................................................ 28

    Gambar 2.3 Persyaratan Administrasi ...................................................... 28

    Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian ............................................................ 38

    Gambar 4.1 Peta Lokasi Perumahan ......................................................... 40

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Permasalahan Umum Lingkungan Perumahan .......................... 11

    Tabel 4.1 Harga Jual Perumahan disekitar Lokasi Perumahan .................. 41

    Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya ......................................................... 44

    Tabel 4.3 Perhitungan Harga Jual Perumahan .......................................... 46

    Tabel 4.4 Perhitungan Pendapatan atas Penjualan Unit Rumah ................. 47

    Tabel 4.5 Perhitungan NPV, IRR, BCR .................................................... 48

    Tabel 4.6 Arus Kas ................................................................................... 49

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran A : Gambar dan Form Penelitian

    Lampiran B : Surat-surat Skripsi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB I

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Bisnis properti berarti mengeluarkan atau menanamkan modal dalam bentuk tanah

    atau ditambah bangunan, keuntungannya berupa proteksi daya beli terhadap

    inflasi dan mendapatkan nilai tambah dari pengembangannya (seperti dijadikan

    bangunan komersial atau perumahan).Properti merupakan investasi terbaik,

    karena karakteristik properti berbeda dengan bisnis lainnya. Lambat laun tanah

    akan semakin sempit dan mahal karena jumlah penduduk terus membengkak.

    Rumah-rumah baru akan terus dibangun, terutama di kota-kota besar dan negara

    berkembang. Hal inilah yang menjadi dasar bagi developer untuk

    mengembangkan bisnis properti ini.

    Semakin besarnya peluang bisnis properti di kota Solo dan sekitarnya dilirik oleh

    para developer baik dari dalam kota Solo sendiri ataupun pengembang dari luar

    kota, salah satu developer yang mengembangkan bisnis perumahan adalah CV.

    Arfa Mandiri dengan proyek pembangunan kompleks perumahan Citra Alam

    Mandiri yang berlokasi di desa Gonilan, kecamatan Kartasura, kabupaten

    Sukoharjo.

    Proyek pembangunan perumahan sering di identikkan dengan perusakan

    lingkungan akibat perubahan tata guna lahan. Oleh karena itu, diperlukan rencana

    pembangunan yang berwawasan lingkungan.yang bertujuan agar lingkungan

    dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Dengan kata lain, perubahan

    lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan,baik yang direncanakan maupun

    yang terjadi diluarrencana, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan

    lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia pada tingkat kualitas hidup

    yang lebih tinggi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Proyek pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri ini mempertaruhkan modal

    besar dalam jangka panjang, Sehingga selain diperlukan perencanaan

    pembangunan yang berwawasan lingkungan juga diperlukan perencanaan

    anggaran biaya yang akurat.

    Berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut, penulis mencoba untuk

    melakukan penelitian tentang perencanaan pembangunan proyek perumahan Citra

    Alam Mandiri ini. Penelitian mencakup dampak terhadap lingkungan dan

    perencanaan anggaran biaya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Agar penelitian lebih terarah, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai

    berikut :

    1. Apakah dampak proyek pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri

    terhadap lingkungan ?

    2. Bagaimanakah perencanan anggaran biaya pada proyek pembangunan

    perumahan Citra Alam mandiri?

    3. Apakah proyek pembangunan kompleks perumahan Citra Alam Mandiri

    ini layak untuk dijalankan bila ditinjau dari segi finansial ?

    1.3 Batasan Masalah

    Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

    1. Penelitian dilakukan pada lingkup proyek pembangunan kompleks

    perumahan Citra Alam Mandiri yang berlokasi di desa Ngemplak,

    kecamatan kartasura, kabupaten Sukoharjo.

    2. Data berupa data primer, yang didapat dari hasil pengamatan dan

    wawancara di lapangan.

    3. Data sekunder diperoleh dari referensi buku, majalah dan internet

    4. Analisis mencakup dampak proyek pembangunan perumahan terhadap

    lingkungan dan analisis finansial.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    1.2 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jawaban atas permasalahan yang telah

    dirumuskan diatas yaitu :

    1. Untuk mengetahui apakah dampak proyek pembangunan perumahan Citra

    Alam Mandiri ini terhadap lingkungan.

    2. Untuk mengetahui bagaimanakah perencanaan anggaran biaya pada proyek

    pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri.

    3. Untuk mengetahui apakah proyek pembangunan perumahan Citra Alm

    Mandiri ini layak untuk dijalankan apabila ditinjau dari segi finansial.

    1.3 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

    1. Bagi mahasiswa :

    Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perencanaan pembangunan

    yang berwawasan lingkungan dan perencanaan anggaran biaya pada proyek

    perumahan.

    2. Bagi pihak developer :

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan bahan kajian dalam

    proses perencanaan pembangunan perumahan yang berwawasan lingkungan

    dan perencanaan anggaran biaya yang akurat.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB II

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user 4

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Tinjauan Pustaka

    Berdasarkan kutipan dari jurnal internasional, The Building Stock As a Reseach

    Object, Land is a non renewable and limited resourse. It cannot be consumed

    but only has a changed use. Lahan atau tanah adalah sumber daya alam yang

    tidak dapat diperbaharui dan terbatas. Lahan atau tanah ini hanya bisa digunakan

    dengan cara dialih fungsikan. (Niklaus Kohler and Uta Hassler, Karlsruhe

    University, Germany).

    Tanah yang merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui serta

    terbatas inilah yang mendasari pesatnya laju pertumbuhan sektor properti di kota

    Solo dan sekitarnya. Pembangunan permukiman dan perumahan, menengah ke

    atas dan menengah ke bawah, naik secara signifikan. Pembangunan perumahan

    menengah ke bawah tahun 2004 mencapai 800 unit, tahun 2005 meningkat

    menjadi 1.600 unit. Tahun 2006 mencapai 3.000 unit. Sedangkan pembangunan

    perumahan menengah atas tahun 2004 sekitar 500-600 unit, tahun 2005 dibangun

    sekitar 1.000 unit. tahun 2006 dibangun sekitar 1.500 unit. Tahuntahun

    berikutnya terus mengalami peningkatan yang signifikan. (REI Surakarta).

    Dalam UU no. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, perumahan

    dan permukiman dibedakan sebagai berikut :

    1. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,

    dapat merupakan kawasan perkotaan dan pedesaan, berfungsi sebagai

    lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri

    kehidupan dan penghidupan.

    2. Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai

    lingkungan tempat tinggal atau hunian plus prasarana dan sarana lingkungan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    3. Permukiman adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada

    didalamnya. Perumahan merupakan wadah fisik, sedang permukiman

    merupakan paduan antara wadah dengan isinya yaitu manusia yang hidup

    bermasyarakat dan berbudaya didalamnya. Bagian permukiman yang disebut

    sebagai wadah tersebut, merupakan paduan tiga unsur yaitu alam (tanah, air,

    udara), lindungan (shells) dan jaringan (networks), sedang isinya adalah

    manusia dan masyarakat. Alam merupakan unsur dasar dan di alam itulah

    diciptakan lindungan (rumah dan gedung lainnya) sebagai tempat manusia

    tinggal, serta menjalankan fungsi lain. Sedangkan jaringan, seperti misalnya

    jalan dan jaringan utilitas, merupakan unsur yang memfasilitasi hubungan

    antar sesama, maupun antar unsur yang satu dengan yang lain. Secara lebih

    sederhana dapat dikatakan bahwa permukiman adalah paduan antar unsur. (T.

    Kuswartojo, 1997)

    2.2 Dasar Teori

    2.2.1 Konsep Dasar Perumahan

    Urusan perumahan, umumnya dilihat sebagai urusan pembangunan unsur buatan

    dalam kaitannya dengan unsur sosial ekonomi masyarakat yang bersifat

    kuantitatif, yaitu untuk memenuhi kekurangan rumah yang sehat dan layak akibat

    kenaikan jumlah penduduk. Masalah perumahan juga dipersempit menjadi sebatas

    membuat komoditi rumah, sehingga segala sesuatunya kemudian diterjemahkan

    lebih dari sudut suplai. Perumahan lebih merupakan urusan produsen yaitu

    bagaimana membuat komoditi sesuai dengan pasar potensial yang

    menguntungkan. (T. Kuswartojo, 1997)

    Adapun prasarana dalam lingkungan perumahan berdasarkan Keputusan Menteri

    Pekerjaan Umum no. 20/KTPS/1986 tentang Pedoman Teknik Pembangunan

    Perumahan Sederhana tidak bersusun disebutkan bahwa :

    1. Jalan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    Jalan adalah jalur yang direncanakan atau digunakan untuk lalu lintas

    kendaraan dan orang. Prasarana lingkungan yang berupa jalan lokal sekunder

    yaitu jalan setapak dan jalan kendaraan memiliki standar lebar badan jalan

    minimal 1,5 meter dan 3,5 meter.

    2. Air limbah

    Air limbah adalah semua jenis air buangan yang mengandung kotoran dari

    rumah tangga. Prasarana untuk air limbah pemukiman antara lain septictank

    dan bidang resapan.

    3. Air hujan

    Setiap lingkungan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air hujan yang

    mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan

    bebas dari genangan air.

    4. Air bersih

    Air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan untuk keperluan rumah

    tangga setiap lingkungan perumahan harus dilengkapi dengan prasarana air

    bersih yang memenuhi standar persyaratan.

    5. Suplai listrik

    Untuk perumahan dan penerangan jalan umum.

    6. Jaringan telepon

    Pembangunan perumahan sederhana sebaiknya dilengkapi dengan jaringan

    telepon umum yang sumbernya diperoleh dari Telkom.

    2.2.2 Pelaku Pembangunan Perumahan

    Kebutuhan perumahan bagi penduduk perkotaan di Indonesia saat ini pada

    umumnya dilaksanakan secara informal yang mencapai 85% dari total

    pembangunan rumah, sisanya sebesar 15% dilaksanakan secara formal oleh

    pemerintah melalui Perum Perumnas, swasta terutama melalui Persatuan

    Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) dan koperasi. (Menpera, 1990)

    Evaluasi terhadap pembangunan perumahan dan permukiman selama periode

    Orde Baru menunjukan bahwa diantara ketiga pelaku pembangunan perumahan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    yaitu swasta yang diwakili oleh para pengembang anggota REI, pemerintah yang

    diwakili oleh Perumnas dan masyarakat yang diwakili oleh koperasi, maka pihak

    swasta secara konsisten selalu berhasil memenuhi target pembangunan rumah,

    bahkan melebihi target dan sekaligus menjadi pemeran utama pembangunan

    perumahan di Indonesia.

    Dari Pelita ke Pelita, REI telah menunjukan peningkatan peran sertanya hingga

    akhirnya menjadi pemeran utama dalam pembangunan perumahan dan

    pemukiman. Bila pada Pelita II peran REI hanya mencapai 5% dari total

    pembangunan rumah maka selanjutnya mulai Pelita III sampai Pelita VI REI

    menjadi pemeran utama, dengan ratarata 70% dari total pembangunan rumah

    setiap Pelita. Kini, bahkan peran swasta dalam pembangunan perumahan dan

    pemukiman semakin besar dimana ratarata mencapai 95% dari total

    pembangunan rumah formal setiap tahun. (Seminar REI, 2007)

    Pengembang swasta sebagian besar tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI),

    asosiasi semacam ini dapat meningkatkan profesionalisme pembangunan

    permukiman, tapi di lain pihak dapat berarti menggabungkan kekuatan sektor

    swasta. Pengusaha seringkali membentuk suatu komunitas nasib bersama dan

    saling membantu menciptakan kondisi yang dapat mengintensifkan penggunaan

    tanah disuatu tempat diwaktu yang akan datang melalui aksi kolektif dan dengan

    beraliansi dengan bisnis lain. Aspek lain dari pasar real estate adalah bahwa pasar

    tersebut pada dasarnya bersifat bekas-pakai", bangunan dan tanah dapat

    dijualbelikan berulang kali. Tidak hanya tanah, akan tetapi semua struktur yang

    ada diatasnya dapat mempunyai umur yang relatif tak terbatas, harga pasarannya

    tidak akan turun karena penggunaan yang terus menerus. Hal ini berkaitan dengan

    suplai lahan yang sebenarnya bersifat tetap dan karena sifat monopolistis dari

    tempat itu. Oleh karena itu, semakin banyak uang masuk ke pasar real estate,

    tidak hanya akan meningkatkan jumlah struktur baru, akan tetapi juga

    meningkatkan harga tanah dan mungkin pula meningkatkan harga bangunan yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    sebelumnya stabil. Adanya tingkat investasi yang lebih tinggi dapat mendorong

    seluruh struktur harga menjadi naik.

    Kekhasan komoditi tempat/lahan dirumuskan sebagai berikut :

    1. Tidak dapat dikonsumsi secara perorangan, demikian juga tidak dapat

    diproduksi secara perorangan pula.

    2. Kemampuan pemakai untuk mengganti pilihan komoditi mempunyai

    keterbatasan, demikian pula produsen tidak dapat menambahkan produk baru

    untuk memenuhi permintaan. Sebenarnya tempat/lahan tidak pernah benar-

    benar dikonsumsi, karena mempunyai ketahanan yang panjang dan juga tidak

    benar-benar diproduksi. Karakteristik ini mengindikasikan bahwa penggunaan

    dan distribusi tempat bukanlah cerminan sederhana dari jumlah preferensi

    konsumen tertentu yang menawar secara bebas barang-barang dari produsen

    yang otonom. Perilaku lokasi tidak dapat dijelaskan sebagai tanggapan

    terhadap sinyal harga tanpa ada kesadaran kekuatan kelembagaan yang secara

    menerus mengatur harga dan menstrukturkan kemampuan orang.

    Berdasarkan hal-hal di atas, tampak bahwa sektor swastapun bukanlah sektor yang

    dapat dinilai efisien dalam pengadaan perumahan, karena pasar tersebut

    mempunyai keunikan tersendiri, kemampuannya yang besar, bahkan untuk ikut

    menentukan keputusan pembangunan suatu wilayah dapat berdampak negatif jika

    tujuan mencari labanya tidak terkendali. (T. Kuswartojo, 1997)

    2.2.3 Permasalahan Umum Perumahan

    Pembangunan perumahan tidak jarang menimbulkan permasalahan umum bagi

    berbagai pihak yang terlibat, bagi perancang, pengembang dan investor.

    Peraturan-peraturan pengendalian pembangunan seringkali dipandang sebagai

    penghambat. Akan tetapi, ketiadaan peraturan dapat mendorong pengembang

    yang kurang bertanggungjawab melakukan hal yang merugikan masyarakat.

    Pembangunan daerah pinggir kota, misalnya, karena adanya kebutuhan akan

    rumah baru maka dianggap pembangunan perumahan akan menjadi lebih efisien

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    dan ekonomis bila dilakukan dalam skala besar, karena itu perlu tanah yang luas

    dan murah agar harga rumah terjangkau. Tanah yang tersedia luas dan harganya

    murah berada dipinggiran kota, sehingga daerah pinggiran kota, terutama kota

    besar ditebari oleh berbagai kawasan perumahan baru. Akibatnya, transportasi

    meningkat dan kemacetan menjadi menyebar ke semua penjuru kota. Sistem

    jaringan lain antar perumahan pun seringkali kurang diperhatikan. Akhirnya

    pemukiman pun tidak lagi nyaman dihuni, karena kemacetan lalu-lintas,

    kekurangan air bersih dan banjir. (T. Kuswartojo, 1997)

    Berkaitan dengan masalah izin, izin perencanaan dan mendirikan bangunan yang

    dikeluarkan pemerintah daerah, umumnya belum berdasarkan informasi yang

    akurat tentang kondisi lingkungan yang bersangkutan. Hal ini mudah dimengerti,

    karena untuk menyusun peraturan yang tepat dan spesifik menurut kondisi

    lingkungan setempat, diperlukan data lingkungan dan peta yang menggunakan

    skala yang kecil, sehingga gambaran daerah lebih terwakili. Perubahan bentang

    alam mungkin lolos dari pemeriksaan perizinan, karena belum ada peraturan yang

    jelas untuk itu. Seringkali kawasan sudah mulai dipersiapkan untuk dibangun,

    bersamaan dengan pemrosesan izin persiapan membangun ini dapat mencakup

    perubahan bentang alam yang mungkin mempunyai dampak ekologis lingkungan.

    Kelemahan peraturan ditambah lagi dengan kurangnya upaya untuk mengawasi

    dan memantau pembangunan yang berlangsung. Akibatnya, pembangunan

    seringkali disenafaskan dengan perusakan lingkungan. Memang ada pemecahan

    setempat seperti misalnya sumur dan pompa untuk air bersih, septic tank untuk

    pembuangan limbah padat, namun pemecahan ini dinilai tidak baik secara

    lingkungan. Penggunaan individual terhadap air, akan menyebabkan tidak

    terkendalinya penggunaan air. Kualitas air baku yang jelek dengan kuantitas

    terbatas, juga akan menyebabkan masyarakat berpendapatan rendah tidak

    mempunyai akses terhadap air bersih. Sanitasi setempat, juga dapat berpengaruh

    negatif terhadap kualitas air. Akses dan jaringan jalan yang baik diperlukan,

    sekaligus memancing pertumbuhan dan perubahan penggunaan lahan yang

    mendorong lahirnya kemacetan dan permasalahan baru. Pembuangan sampah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    pun memerlukan tindakan terpadu, mulai dari rumah tangga sampai kepada

    tempat pembuangan akhir. Jika mekanisme pembuangan ini tidak berjalan baik,

    maka kebersihan lingkungan akan menjadi permasalahan. (T. Kuswartojo, 1997)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    Pembangunan baru, berarti peningkatan jumlah angkutan, sampah, air hujan dan

    air kotor, serta limbah padat, peningkatan ini akan masuk ke sistem kota. Dampak

    ini sering kurang dipertimbangkan. Sistem jejaring yang dinilai dalam perizinan

    umumnya adalah jejaring internal, akan tetapi bagaimana sambungannya ke

    sistem kota sering kurang teranalisis baik.

    Tabel. 2.1 Permasalahan umum lingkungan perumahan

    (Sumber : Teori Penelitian, 2008)

    No Kriteria Utama Permasalahan

    1 Water and sewageAir bersih Berkurangnya air tanah

    Kontaminasi air bersih

    Terhambatnya penyaluran air bersih

    Kekurangan air bersih

    Air kotor Pencemaran air tanah dan lingkungan sekitarPenyumbatan saluran

    Over-loading saluran

    Limpasan Air hujan Vegetasi rusakOrganik berantakan

    Perubahan karaktristik permukaan lahan

    Berkurangnya jumlah air tanah

    Meningkatnya erosi tanah

    Sedimentasi lumpur

    Longsor

    Genangan air

    Rusaknya jalan

    Over-loading saluran

    Kerusakan infrastruktur

    2 Waste managementPenumpukan sampah

    Bau yang menyengat

    Muncul penyakit

    Menghambat aliran air

    Kontaminasi air tanah

    Asap dari proses pembakaran

    3 Atmospheric changeand air quality Solar radiation

    Temperatur tinggiPresipitasi rendahAngin yang cenderung besar

    4 Transportation planningand traffic management Kemacetan

    Polusi udara

    Pemborosan energi

    Asap dan debu

    Kecelakaan

    Waktu yang tebuang

    5 Land use and urban formVegetasi rusak

    Perubahan tata guna lahan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    2.2.4 Tahapan Pembangunan Perumahan Berwawasan Lingkungan

    2.2.4.1 Pemilihan Lokasi dan Pembebasan Tanah

    Hal yang pertama dilakukan dari proses pengembangan lingkungan buatan adalah

    pemilihan lokasi dan pembebasan tanah. Dalam panduan perencanaan perumahan

    dan permukiman, persyaratan lokasi umumnya mengacu kepada hal-hal yang

    menyangkut kesesuaian dengan peraturan dan keamanan serta keselamatan

    penghuni, seperti misalnya sesuai dengan rencana kota tentang peruntukan lahan,

    mudah dicapai, harus bebas banjir, kondisi lahan stabil, tidak di dekat

    sumber pencemar, aksesibilitas baik dan ada sumber air.

    Pada pembangunan baru permukiman bagi masyarakat berpendapatan menengah

    dan tinggi, penting untuk memperhitungkan dampak bangkitan transportasi dari

    pembangunannya. Bangkitan kendaraan dari permukiman baru, mungkin terlalu

    besar bagi kapasitas jalan yang tersedia, sehingga akhirnya menumbuhkan

    kemacetan. Sebetulnya, besaran prasarana dasar, yaitu jalan, saluran air hujan,

    saluran air bersih, saluran air kotor yang ada atau yang lama, yang kemudian

    fungsinya berubah menjadi jalur utama untuk kawasan yang bersangkutan, perlu

    diperbaiki agar kapasitasnya meningkat. Akan tetapi, jaringan diluar lahan

    pengembang, biasanya bukan tanggung jawab pengembang yang bersangkutan,

    melainkan tanggung jawab pemerintah setempat. (T. Kuswartojo, 1997)

    2.2.4.2 Perancangan

    Permukiman mencakup unsur lindungan atau gedung-gedung dan sistem jejaring.

    Kedua unsur tersebut terpadu dalam satu rancangan yang lazim disebut sebagai

    perencanaan tapak. Perencanaan tapak ini dapat menyangkut kawasan

    keseluruhan, tetapi juga rencana tapak bangunan individual. Rencana tapak ini

    sangat penting karena akan berakibat langsung pada perubahan bentang alam,

    penggalian, potong dan papas, penebangan pepohonan dan lain sebagainya. Pada

    pemukiman, perubahan ini akan menyangkut wilayah yang luas, sehingga penting

    untuk ditelaah secara tersendiri. Perencanaan tapak adalah seni menyusun suatu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    lingkungan fisik luar dalam detail yang lengkap. Tujuan perencanaan ini secara

    khusus antara lain :

    1. Pemenuhan kebutuhan fungsional

    2. Komunikasi yang optimum

    3. Kesempatan untuk mengadakan pilihan

    4. Penghematan biaya

    5. Kesehatan dan kenikmatan

    6. Penyesuaian dengan keadaan sekeliling. (Kevin Lynch, 1997)

    Faktorfaktor dalam analisa site perlu dipelajari untuk menentukan keberhasilan

    dalam perencanaan site, faktor tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, antara

    lain :

    1. Keadaan pada permukaan tanah, batu-batu yang terletak pada permukaan

    tanah, adanya tanah yang lunak atau pasir yang mudah menyerap air, tanda-

    tanda bahaya tanah longsor, daerah bekas rawa-rawa yang diurug, daerah

    bekas danau, tanah retak dan sebagainya.

    2. Sifat-sifat permukaan tanah atau bentuk topografi, sehingga bisa

    dipertimbangkan dalam perencanaan naik turunnya jalan, aliran utilitas,

    penggunaan tanah, penyusunan bangunan.

    3. Pengikliman dan akustik. Tiap site memiliki iklim yang hampir sama dengan

    daerah sekitarnya, sehingga dapat mempengaruhi perencanaan orientasi

    struktur, peralatan ruangan, penyusunan penangkal sinar matahari, material

    yang digunakan, penghijauan secara umum.

    4. Lingkungan buatan manusia, seperti:

    Jalan-jalan menuju fasilitas luar Hubungan site dengan sistem lalu lintas umum Penggunaan tanah dalam site tersebut dan sekelilingnya Status sosial ekonomi masyarakat Penempatan dan kapasitas dari fasilitas site. (Kevin Lynch, 1997)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    Perencanaan site juga diperlukan dalam design perumahan untuk :

    Memilih dan menganalisa lokasi Membentuk rencana penggunaan lahan Mengorganisasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki Mengembangkan bentuk visual dan konsep material Mengubah lahan dengan perencanaan grade Menyediakan drainase yang baik Mengembangkan detail konstruksi yang diperlukan. (Harvey R., 1979)

    Faktor-faktor yang harus juga harus dipertimbangkan dalam design perumahan,

    yaitu :

    1. Faktor alam, antara lain :

    Geologi, proses geologi apa yang mempengaruhi lokasi tersebut,bentuknya dan tipe lapisan batuan dibawah permukaan tanah.

    Fisiografi, asal mula dari permukaan lahan tersebut, apakah dari volcanic,glacial atau proses erosi.

    Survey topografi sehingga dihasilkan peta topografi yang menunjukan lokasi dan ketinggian serta vegetasi, relief dan proses buatan manusia.

    Analisa slope, untuk mengenali area dilokasi sehingga bisa diperuntukan untuk membangun jalan, parkir dan area bermain.

    Hidrologi adalah pola drainase permukaan dan dibawah permukaan yang mempengaruhi lokasi, sehingga dapat digunakan sebagai rencana saluran

    drainase.

    Jenis tanah, lokasi tersebut memiliki jenis tanah apa. Vegetasi tumbuh-tumbuhan yang berada dilokasi tersebut, juga sebagai

    indikasi jenis tanah dan mikroiklim daerah tersebut.

    Ekologi tumbuhan, meliputi tipe, pola, distribusi tumbuhan. Ekosistem, adalah bumi, air, udara dan sinar matahari yang berinteraksi

    dengan tumbuhan dan binatang didaerah tersebut.

    Kehidupan hewan yang berhubungan dengan ekologi tumbuhan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    Iklim yaitu keadaan cuaca dalam beberapa waktu diwilayah tersebut.2. Faktor sosial-ekonomi, diperlukan market analisis, apakah termasuk besar di

    wilayah tersebut.

    3. Faktor estetika, yaitu :

    Natural features, seperti batuan, air atau tumbuhan. Spatial pattern, seperti pemandangan alam sekitar. . (Harvey R., 1979)

    Luas terbangun hendaknya mempertimbangkan bagaimana dampak luasan

    tertutup lahan kepada alam, karena ada kaitannya dengan larian air. Sebelum ada

    pemahaman terhadap adanya keterkaitan yang saling mempengaruhi antara

    berbagai unsur ekosistem, alam umumnya diperlakukan sebagai obyek,

    bagaimana unsur tersebut dapat bermanfaat bagi manusia. Dalam perancangan

    arsitektur, misalnya alam lebih dilihat untuk kepentingan struktur dan estetika

    bangunan atau ruang, agar pengguna bangunan atau sarana tersebut merasa aman

    dan nyaman.

    Ketika manusia mendirikan bangunan atau sarana ruang lainnya, maka dia sedang

    mengintervensi kondisi ekologi ditempat tersebut. Curahan air hujan tidak dapat

    menyerap ke tanah, karena tanah ditutup bangunan dan atau perkerasan. Vegetasi

    yang dapat menahan air hujan dan melepaskannya kembali melalui penguapan ke

    udara mungkin menjadi sangat berkurang. Perubahan bentang alam dengan papas

    dan isi (cut & fill), mungkin memotong aliran air tanah permukaan. Akibatnya air

    larian yang berpotensi sebagai penyebab banjir menjadi semakin besar dan ada

    daerah yang mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih karena sumber air

    menjadi hilang.

    Produk perancangan adalah dokumen gambar dan dokumen tertulis yang disebut

    spesifikasi. Spesifikasi umumnya menjelaskan bagaimana cara mewujudkan

    unsur-unsur dan bagian-bagian bangunan serta lingkungan yang ada dalam

    dokumen gambar untuk kepentingan pekerjaan konstruksi. Untuk

    pengkonstruksian permukiman yang berwawasan lingkungan diperlukan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    penjelasan yang lebih rinci tentang bagaimana perubahan alam harus

    diperlakukan. Misalnya, berapa luas tanah yang boleh dibuka (land clearence),

    untuk waktu berapa lama, alat apa yang boleh digunakan dalam pembukaan tanah

    dan lain sebagainya. Penjelasan seperti tersebut di atas penting, karena masa

    konstruksi rawan dengan perubahan lingkungan yang dapat berakibat negatif

    terhadap lingkungan. Misalnya mungkin mendorong terjadinya banjir serta

    longsor yang dapat merugikan masyarakat setempat.

    2.2.4.3 Proses Konstruksi

    Rancangan yang berwawasan lingkungan dapat merupakan awal yang baik bagi

    pengembangan permukiman terencana. Akan tetapi, yang akan lebih menentukan

    tercapainya tujuan adalah implementasinya. Perkiraan atau dugaan terhadap suatu

    peristiwa atau gejala, terjadi atau tidaknya, barulah tampak pada tahapan ini.

    Bagian rancangan yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan ekologis,

    seperti misalnya pengubahan bentang alam dan penggunaan alat-alat besar,

    perubahan ekologisnya sendiri baru akan terjadi pada tahap konstruksi. Oleh

    karena itu, pengawasan dan pemantauan jelas diperlukan, agar rencana yang

    berwawasan lingkungan tidak diubah ke arah yang sebaliknya, pada waktu

    pelaksanaan. Kegiatan ini umumnya meningkatkan jumlah dan frekuensi

    kendaraan berat yang akan menambah beban kepada jalan dan lalu-lintas,

    meningkatnya jumlah penduduk sekitar lokasi akibat hadirnya pekerja konstruksi,

    tersedianya peluang kerja, adanya peluang peningkatan perdagangan pekerja atau

    proyek.

    Hadirnya kegiatan ikutan umumnya bersifat positif. Sedangkan adanya sejumlah

    pendatang, terutama pekerja konstruksi dapat berpengaruh negatif atau positif,

    tergantung kepada kesesuaian kondisi sosial budaya. Kondisi lingkungan alami

    yang mungkin berubah, umumnya berasal dari kegiatan penggalian dan

    penimbunan, serta penghilangan berbagai macam flora dan fauna. Tanah yang

    dibiarkan terbuka tanpa pepohonan akan mudah menimbulkan erosi yang

    menyebabkan pendangkalan sungai, serta banjir ke daerah yang lebih rendah.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    Kegiatan galian dan timbunan yang tidak dilakukan secara cermat dapat

    membahayakan penduduk setempat yang menggunakan areal konstruksi untuk

    lalu lintas atau tempat bermain misalnya. Timbunan bisa longsor, galian dapat

    menyebabkan orang terperosok atau tergenang air yang mungkin menyebabkan

    anak tenggelam. Bahaya ini kemungkinan besar dapat terjadi mengingat informasi

    yang dimiliki oleh pekerja konstruksi umumnya terbatas, sehingga kurang

    menyadari resiko-resiko dari kegiatan yang dilakukannya kepada pihak lain.

    Karena itu, pengawasan pekerjaan mutlak dilakukan.

    2.3 Pembangunan Perumahan dan Kaitannya Terhadap Lingkungan

    2.3.1 Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

    2.3.1.1 Konsep dan Landasan Hukum Mengenai AMDAL

    Secara formal konsep Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berasal

    dari undang-undang NEPA 1969 di Amerika Serikat. Dalam undang-undang ini,

    AMDAL dimaksudkan sebagai alat untuk merencanakan tindakan preventif

    terhadap kerusakan lingkungan yang mungkin akan ditimbulkan oleh suatu

    aktivitas pembangunan yang sedang direncanakan.

    Di Indonesia, analisis mengenai dampak lingkungan tertera dalam Pasal 16

    Undang-Undang No. 4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

    Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pelaksanaannya diatur dengan Peraturan

    Pemerintah (PP) No. 29 tahun 1986 yang mulai berlaku pada 5 Juni 1987. PP No.

    29 tahun 1986 kemudian dicabut dan diganti dengan PP No. 51 tahun 1993.

    Di dalam undang-undang, baik dalam UU No. 4 1982, maupun dalam NEPA

    1969, dampak diartikan sebagai pengaruh aktivitas manusia dalam pembangunan

    terhadap lingkungan. Hal ini dapat dimengerti karena tujuan undang-undang

    tersebut adalah untuk melindungi lingkungan terhadap pembangunan yang tidak

    bijaksana. Hal yang harus dipelajari bukan saja dampak pembangunan terhadap

    lingkungan melainkan juga dampak lingkungan terhadap pembangunan. Dengan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    demikian usaha kita di dalam proses pembangunan tidak saja melindungi

    lingkungan, melainkan juga menyelamatkan pembangunan. Konsep AMDAL

    yang mempelajari dampak pembangunan terhadap lingkungan dan dampak

    lingkungan terhadap pembangunan juga didasarkan pada konsep ekologi yang

    secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara

    mahluk hidup dengan lingkungannya. AMDAL merupakan bagian ilmu ekologi

    pembangunan yang mempelajari hubungan timbal balik atau interaksi antara

    pembangunan dan lingkungan. (Otto Soemarwoto, 1997)

    2.3.1.2 Definisi Dampak dan Tujuan Digunakannya AMDAL Sebagai

    Kontrol Terhadap Lingkungan

    Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) bertujuan agar lingkungan

    dapat mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Dengan kata lain, perubahan

    lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan maupun

    yang terjadi di luar rencana, tidak akan menurunkan atau menghapus kemampuan

    lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia pada tingkat kualitas hidup

    yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini hasil akhir AMDAL haruslah berupa

    rencana pengelolaan lingkungan.

    Rencana pengelolaan lingkungan tersebut terdiri atas dua bagian, yaitu :

    1. Rencana penanganan dampak

    2. Rencana pemantauan dampak

    Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas.

    Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun biologi.

    Dalam konteks AMDAL, penelitian dampak dilakukan karena adanya rencana

    aktivitas manusia dalam pembangunan. Dampak pembangunan menjadi masalah

    karena perubahan yang disebabkan oleh pembangunan selalu lebih luas daripada

    yang menjadi sasaran pembangunan yang direncanakan. Secara umum dalam

    AMDAL, dampak pembangunan diartikan sebagai perubahan yang tidak

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    direncanakan yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan. Dampak dapat

    bersifat biofisik, dapat juga bersifat sosial, ekonomi dan budaya. Sasaran

    pembangunan ialah untuk menaikkan kesejahteraan rakyat, tetapi pembangunan

    itu dapat mengakibatkan dampak primer biofisik, sosial, ekonomi dan budaya.

    Dampak primer ini akan mempengaruhi sasaran kesejahteraan yang ingin dicapai.

    Dapat juga menimbulkan dampak sekunder, tersier dan seterusnya, yang masing-

    masing dapat bersifat biofisik, sosial, ekonomi dan budaya. Dampak sekunder,

    tersier dan seterusnya juga akan mempengaruhi sasaran yang dicapai. Untuk dapat

    melihat bahwa suatu dampak atau perubahan telah terjadi, harus mempunyai

    bahan pembanding sebagai acuan. Salah satu acuan ialah keadaan sebelum

    terjadinya perubahan.

    Di dalam AMDAL dijumpai dua jenis batasan tentang dampak, yaitu :

    1. Dampak pembangunan terhadap lingkungan ialah perbedaan antara kondisi

    lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah

    pembangunan.

    2. Dampak pembangunan terhadap lingkungan ialah perbedaan antara kondisi

    lingkungan yang diperkirakan akan ada tanpa adanya pembangunan.

    Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan apakah dampak itu baik (positif)

    atau buruk (negatif). Salah satu faktor penting dalam penentuan itu ialah apakah

    seseorang diuntungkan atau dirugikan oleh sebuah proyek pembangunan tertentu.

    Penilaian merupakan pertimbangan nilai dan karena itu bersifat subjektif,

    meskipun penilaian itu dilakukan oleh pakar sekalipun. Mengingat hal itu, konflik

    selalu terjadi, karena itu, seyogyanya AMDAL mencakup pula usaha untuk

    mengatasi atau paling sedikit memperkecil konflik tersebut. Perlu kiranya

    dikemukakan lagi bahwa dampak adalah perubahan lingkungan yang disebabkan

    oleh kegiatan pembangunan yang tidak direncanakan. (Otto Soemarwoto, 1997)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    2.3.1.3 Peruntukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

    Metode untuk melakukan AMDAL bagi rencana kebijaksanaan dan undang-

    undang atau produk hukum lainnya belum banyak berkembang. Oleh karena itu,

    penelitian dalam bidang ini pun sangat diperlukan, baik mengenai prosedur

    maupun tekniknya. Metode yang telah banyak berkembang adalah AMDAL untuk

    proyek. Karena itu, peranan AMDAL dalam perencanaan boleh dikata masih

    terbatas pada perencanaan proyek. Hal ini pun umumnya masih terbatas pada

    proyek yang bersifat fisik, misalnya pembangunan bendungan, jalan raya,

    pelabuhan dan pabrik. Perlu kiranya ditekankan, AMDAL sebagai alat dalam

    perencanaan harus mempunyai peranan dalam pengambilan keputusan tentang

    proyek yang sedang direncanakan. AMDAL tidak banyak artinya apabila

    dilakukan setelah diambil keputusan untuk melaksanakan proyek tersebut. Pada

    lain pihak juga tidak benar untuk menganggap AMDAL adalah satu-satunya

    penentu dalam pengambilan keputusan tentang proyek itu. Yang benar, AMDAL

    merupakan masukan tambahan untuk pengambilan keputusan, disamping

    masukan dari bidang teknik, ekonomi dan lain-lainnya.

    Pertanyaan yang timbul tentulah apakah semua rencana proyek lalu harus

    melakukan AMDAL, sedangkan menurut undang-undang yang diharuskan

    hanyalah rencana proyek yang diperkirakan akan mempunyai dampak penting

    terhadap lingkungan saja. Petunjuk umum itu juga terdapat di dalam UU No. 4

    tahun 1982, yaitu penjelasan pasal 16 dan pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 51

    tahun 1993. Petunjuk umum itu harus digunakan untuk melakukan AMDAL sejak

    dini dalam perencanaan proyek, sementara itu, dalam Keputusan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup No. 11/MENLH/3/94 tahun 1994 telah ditentukan jenis-jenis

    proyek yang diharuskan disertai oleh AMDAL. Pelaksanaan AMDAL tidak

    sekedar untuk memenuhi persyaratan peraturan saja, oleh karena itu, perlu

    dilakukan usaha agar AMDAL benar-benar dapat menjadi alat perencanaan

    program dan proyek untuk mencapai tujuan pembangunan yang berwawasan

    lingkungan. Pengalaman menunjukkan, AMDAL hingga sekarang masih belum

    efektif digunakan dalam proses perencanaan. (Otto Soemarwoto, 1997)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    Sebab-sebab tidak efektifnya AMDAL ialah :

    1. Pelaksanaan AMDAL yang terlambat, sehingga tidak dapat lagi

    mempengaruhi proses perencanaan tanpa menyebabkan penundaan

    pelaksanaan dan menaikkan biaya proyek.

    2. Kurangnya pengertian pada sementara pihak tentang arti dan peranan

    AMDAL sehingga AMDAL dilaksanakan sekedar untuk memenuhi peraturan

    undang-undang atau bahkan disalahgunakan untuk membenarkan suatu

    proyek.

    3. Belum cukup berkembangnya teknik AMDAL untuk dapat dibuat menjadi

    relevan dan dengan rekomendasi yang spesifik dan jelas.

    4. Kurangnya keterampilan pada komisi AMDAL untuk memeriksa laporan

    AMDAL.

    5. Belum adanya pemantauan yang baik untuk mengetahui apakah rekomendasi

    AMDAL yang tertera dalam RKL benar-benar digunakan untuk

    menyempurnakan perencanaan dan dilaksanakan dalam implementasi proyek.

    2.3.1.4 Metodologi AMDAL Dalam Proyek Konstruksi

    Metode AMDAL dalam proyek konstruksi antara lain adalah :

    1. Penapisan

    Penapisan bertujuan untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus

    dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Langkah ini sangat

    penting bagi pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah

    proyeknya akan terkena AMDAL. Hal ini berkenaan dengan rencana anggaran

    biaya dan waktu. Seperti diamanatkan dalam pasal 16 Undang-undang No. 4

    tahun 1982, hanya rencana proyek yang diperkirakan akan mempunyai

    dampak penting terhadap lingkungan saja yang diwajibkan untuk dilengkapi

    dengan analisis mengenai dampak lingkungan. Dalam keadaan ekstrem

    penentuan diperlukan atau tidak diperlukannya AMDAL adalah mudah.

    Misalnya, rencana untuk mendirikan sebuah gedung sekolah dasar jelaslah

    tidak memerlukan AMDAL. Sebaliknya rencana untuk membangun sebuah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) jelas memerlukan AMDAL. Letak

    kesulitannya ialah menentukan diperlukan atau tidak diperlukannya AMDAL

    untuk rencana proyek yang ada di antara kedua hal tersebut. Di Indonesia,

    penapisan dilakukan dengan ketentuan dalam keputusan Menteri Negara

    Lingkungan Hidup Kepmen 11/MENLH/4/1994.

    2. Pelingkupan

    Pelingkupan (scooping) ialah penentuan ruang lingkup studi ANDAL, yaitu

    bagian AMDAL yang terdiri atas identifikasi, perkiraan dan evaluasi dampak.

    Pelingkupan ANDAL tampaknya adalah suatu hal yang lumrah yang tidak

    perlu dibicarakan. Akan tetapi jika dilihat laporan AMDAL, di dalam maupun

    di luar negeri, batas penelitiannya sering tidak jelas. Sebab terjadinya

    kekaburan batas dan fokus itu ialah keharusan dilakukannya ANDAL secara

    komprehensif. Pelingkupan memegang peranan yang sangat penting dalam

    penentuan data yang harus dikumpulkan yang diperlukan untuk menyusun

    garis dasar. Setiap kali data akan dikumpulkan haruslah ditanyakan perlukah

    data tersebut untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, apabila

    pelingkupan telah dijalankan dengan baik, penelitian akan menjadi terfokus,

    data yang dikumpulkan hanya terbatas pada yang diperlukan saja, biaya,

    tenaga dan waktu dapat digunakan dengan efektif dan efisien. Dari uraian di

    atas, tampak bahwa untuk dapat melakukan pelingkupan haruslah dilakukan

    identifikasi dampak. Pada tahap pertama diusahakan untuk mengidentifikasi

    dampak selengkapnya. Dari semua dampak yang teridentifikasi ini kemudian

    ditentukan dampak mana yang penting. Dampak penting inilah yang

    dimasukkan ke dalam ruang lingkup studi ANDAL, sedangkan dampak yang

    tidak penting dikeluarkan.

    3. Kerangka acuan

    Kerangka acuan (KA) ialah uraian tugas yang harus dilaksanakan dalam studi

    ANDAL. Kerangka acuan dijabarkan dari pelingkupan, sehingga KA memuat

    tugas-tugas yang relevan dengan dampak penting. Dengan KA yang demikian,

    studi ANDAL menjadi terfokus pada dampak penting. Karena KA didasarkan

    pada pelingkupan dan pelingkupan mengharuskan adanya identifikasi dampak

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    penting, maka pemrakarsa haruslah mempunyai kemampuan untuk melakukan

    identifikasi dampak penting itu, baik sendiri ataupun dengan bantuan

    konsultan. Di dalam studi ANDAL dilakukan pula identifikasi dampak. Jika

    pelaksana ANDAL adalah konsultan yang membantu pemrakarsa dalam

    penyusunan KA, tidaklah akan terjadi perbedaan antara dampak penting yang

    diidentifikasi dengan yang tertera dalam KA. Tetapi jika konsultannya lain,

    dalam proses identifikasi dampak itu dapat terjadi teridentifikasinya dampak

    penting yang tidak termuat dalam KA. Dalam hal ini konsultan ANDAL

    seyogyanya merundingkan dengan pihak pemrakarsa agar dilakukan pekerjaan

    tambah. Sebaliknya juga dapat terjadi adanya dampak yang semula dianggap

    sebagai penting dan karena itu dimuat dalam KA, tetapi kemudian ternyata

    tidak penting, dalam hal ini seyogyanya diusulkan untuk dilakukan pekerjaan

    kurang. Menurut Kepmen, KA harus disetujui oleh instansi yang berwenang,

    baik dalam hal pekerjaan kurang maupun pekerjaan tambah. Persetujuan harus

    bersifat resmi yang disetujui tidak saja oleh pemrakarsa, melainkan juga oleh

    instansi yang berwenang.

    4. ANDAL

    Di dalam studi, ANDAL hanya diperkirakan dan dievaluasi dampak penting

    yang teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam KA sehingga

    penelitian ANDAL terfokus pada dampak penting saja, dampak yang tidak

    penting diabaikan. Besarnya dampak haruslah diperkirakan dengan

    menggunakan metode yang sesuai dalam bidang yang bersangkutan. Besar

    dan penting dampak mempunyai konsep yang berbeda. Nilai besar dampak

    menunjukkan besarnya perubahan yang terjadi karena kegiatan yang

    dipelajari. Nilai penting dampak menunjukkan nilai yang diberikan pada

    dampak tersebut untuk pengambilan keputusan. Umumnya nilai penting

    dampak bersifat kualitatif, misalnya tinggi, sedang atau rendah. Banyak usaha

    dilakukan untuk membuat nilai kualitatif ini menjadi kuantitatif, misalnya

    dengan pemberian skala atau angka skor. Antara besar dan penting dampak

    dapat terdapat hubungan. Misalnya, makin besar dampak makin penting pula

    dampak tersebut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    5. Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan

    Di Indonesia, PP No. 51 tahun 1993 memisahkan AMDAL dari perencanaan

    pengelolaan lingkungan dan perencanaan pemantauan lingkungan, namun

    ketiganya disajikan sekaligus oleh pemrakarsa kepada instansi yang

    bertanggung jawab. Pemisahan RKL dari RPL sebenarnya tidaklah tepat,

    sebab pemantauan lingkungan adalah bagian pengelolaan lingkungan sehingga

    sistematik yang lebih tepat ialah rencana pengelolaan lingkungan yang terdiri

    atas rencana penanganan dampak dan rencana pemantauan lingkungan.

    Rencana pengelolaan lingkungan bukanlah merupakan rancang bangun

    rekayasa (engineering design) penanganan dampak, melainkan menguraikan

    prinsip dan persyaratan tindakan yang harus diambil dalam penanganan

    dampak. Pelaksana telaah ANDAL bukanlah konsultan rekayasa (engineering

    consultant), melainkan memberikan masukan kepada konsultan rekayasa

    tentang bangunan tersebut. Hal ini menunjukkan perlunya keterpaduan antara

    ANDAL dengan telaah kelayakan rekayasa dan telaah kelayakan ekonomi.

    Dalam pengelolaan lingkungan, pemantauan merupakan komponen yang

    esensial. Pemantauan diperlukan sebagai sarana untuk memeriksa apakah

    persyaratan lingkungan dipatuhi dalam pelaksanaan proyek. Informasi yang

    didapatkan dari pemantauan juga berguna sebagai peringatan dini, baik dalam

    arti positif maupun negatif, tentang perubahan lingkungan yang mendekati

    atau melampaui nilai ambang batas serta tindakan apa yang perlu diambil,

    juga untuk mengetahui apakah perkiraan yang dibuat dalam ANDAL sesuai

    dengan dampak yang terjadi. Oleh karena itu, pemantauan sering juga disebut

    post audit dan berguna sebagai masukan untuk memperbaiki ANDAL di

    kemudian hari dan untuk perbaikan kebijaksanaan lingkungan.

    6. Pelaporan

    Setelah semua pekerjaan selesai, hasil penelitian ditulis dalam bentuk laporan.

    Pada umumnya laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu ringkasan eksekutif

    (executive summary), laporan utama (main report) dan lampiran (appendix).

    Pembagian laporan dalam tiga bagian dimaksudkan untuk dapat mencapai dua

    sasaran kelompok pembaca. Sasaran pertama ialah para pengambil keputusan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    pada pihak pemrakarsa maupun pemerintah yang berkepentingan dengan proyek

    tersebut. Para pengambil keputusan ini sibuk dan tidak mempunyai waktu untuk

    mempelajari laporan yang terinci. Tugas mereka tidaklah untuk melihat rincian,

    melainkan untuk melihat pokok-pokok permasalahan. Bagi merekalah

    diperuntukkan ringkasan eksekutif. Laporan ini singkat dan berisi pokok

    permasalahan, cara pemecahannya dan rekomendasi tindakan yang harus diambil.

    Bahasa laporan harus sederhana dan mudah dimengerti, juga perlu diperjelas

    dengan tabel atau grafik ringkasan. Laporan utama diperuntukkan bagi para

    pelaksana proyek dan teknisi yang memerlukan keterangan terinci. Laporan harus

    dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik isi maupun format dengan

    bahasa yang harus dapat dimengerti dengan mudah oleh pakar dalam bidang yang

    berbeda-beda. (Otto Soemarwoto, 1997)

    2.3.2 AMDAL Dalam Pembangunan Perumahan

    Menurut ketentuan, untuk pembangunan skala besar diwajibkan melakukan

    analisis mengenai dampak lingkungan. Untuk proyek skala kecil, umumnya tidak

    perlu dilengkapi dengan studi AMDAL, kecuali ada peraturan atau ketetapan lain

    yang mewajibkan AMDAL untuk setiap perubahan lingkungan yang akan terjadi.

    Ini mungkin terjadi, misalnya apabila lingkungan daerah pembangunan bersifat

    sensitif, artinya perubahan yang sekecil apapun mungkin berpotensi merusak

    lingkungan.

    Peraturan tak wajib AMDAL bagi skala kecil, sebenarnya menguntungkan

    pengembang, akan tetapi tidak daerah yang bersangkutan. Daerah tersebut dapat

    saja dibangun oleh banyak pengembang kecil, sehingga perubahan lingkungan

    yang terjadi menjadi sama besar dengan pembangunan skala besar. Dalam hal ini

    peran institusi publik setempat sangat penting untuk memantau dan mengevaluasi

    setiap perubahan yang terjadi dan segera melakukan tindakan jika dipandang

    perlu. Umumnya pengembang kurang memperhitungkan dampak dan kaitan

    pembangunan perumahan, misalnya pada transportasi, serta sistem jejaring

    lainnya. Pengembang rumah sederhana atau rumah sangat sederhana, umumnya

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    terdorong untuk mencari lahan murah, agar harga rumah pun menjadi murah.

    Akibatnya, lokasi yang diperolehnya jauh dan memerlukan ongkos relatif mahal

    untuk menuju ke lokasi tersebut. Akhirnya rumah tersebut menjadi mahal bukan

    karena harganya, melainkan karena lokasinya. Penghuni mungkin harus

    mengeluarkan ongkos transportasi yang lebih besar, ke tempat kerja, berbelanja,

    ke sekolah anak-anak dan lain sebagainya. Sehingga keseluruhan pengeluaran

    menjadi tidak terjangkau. Kondisi ini makin sulit, jika pengembangan dilakukan

    dalam skala kecil atau jika penghuni belum banyak jumlahnya. Tapi pada

    permukiman baru yang sudah mulai padat penghuni, sering terjadi muncul

    angkutan umum yang tempat perhentiannya di mulut jalan akses. Kondisi ini

    dapat mengganggu kelancaran lalu-lintas, sekaligus mengganggu mobilitas

    penghuni perumahan. (Otto Soemarwoto, 1997)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    Gambar 2.1 Mekanisme Pelaksanaan AMDAL dan UKL/UPL Dalam Proses Perijinan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    Gambar 2.2 Mekanisme Pembahasan Prosedur Penilaian Dokumen AMDAL danUKL/UPL.

    Gambar 2.3 Persyaratan Administrasi

    2.3.3 Kinerja Biaya Proyek Perumahan

    2.3.3.1 Definisi Biaya

    Secara umum, biaya (cost) didefinisikan sebagai suatu pengorbanan atau nilai

    tukar guna mendapatkan manfaat, termasuk didalamnya pengeluaran yang tidak

    termasuk pemborosan atau pengorbanan yang tak dapat dihindarkan. Biasanya,

    konsep biaya dan pengklasifikasiannya selalu dihubungkan dengan harga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    produksi, misal penentuan harga pokok produk untuk mendapatkan laba pada

    suatu pabrikasi. (Yusuf Latief, 2001)

    Pada proyek konstruksi, konsep beban bisa diidentikkan dengan biaya. Konsep

    biaya dipakai sebagai dasar penyusun anggaran sehingga diperoleh alat bantu bagi

    manajemen dalam mencapai tujuan akhir proyek konstruksi. Daur hidup biaya

    untuk suatu unit perumahan terdiri atas biaya inisial dan biaya pengoperasian.

    Biaya pengoperasian termasuk biaya energi, biaya-biaya pemeliharaan dan

    pemeliharaan baik bagian luar dan bagian dalam dari unit rumah. Biaya inisial

    suatu unit perumahan terdiri dari biaya-biaya dari studi kelayakan dan studi

    pengembangan, desain, konstruksi, pembangunan dari infrastruktur, administrasi,

    marketing, dan pembiayaan. Beberapa aspek biaya ini secara langsung

    dihubungkan dengan suatu satuan, sedangkan yang lain seperti desain dan

    konstruksi dari infrastruktur, dibagi bersama antar beberapa satuan-satuan di

    dalam suatu proyek. Jika dirinci biaya tersebut terdiri dari :

    1. Lahan

    2. Bahan bangunan

    3. Buruh

    4. Infrastruktur

    5. Perencanaan dan design

    6. Regulasi perijinan

    7. Biaya financing dan marketing (M. Ziarral, 1999)

    2.3.3.2 Klasifikasi Biaya Proyek

    Perkiraan biaya (cost estimate) memegang peranan penting dalam

    penyelenggaraan proyek. Taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa

    besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya

    memiliki fungsi sebagai pengendalian sumber daya seperti material, tenaga kerja,

    pelayanan, maupun waktu. Sebelum pembangunan proyek selesai dan siap

    dioperasikan, diperlukan sejumlah besar biaya atau modal yang dikelompokkan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    menjadi modal tetap (fixed capital) dan modal kerja (working capital) atau dengan

    kata lain biaya proyek atau investasi = modal tetap + modal kerja.

    Modal tetap adalah bagian dari biaya proyek yang dipakai untuk membangun

    suatu proyek konstruksi yang diinginkan, mulai dari pengeluaran studi kelayakan,

    sampai tahap implementasi dan operasional proyek. Modal tetap dibagi menjadi

    biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tidak langsung (Indirect Cost). Biaya

    langsung (Direct Cost) adalah seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik

    proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan diproyek dan

    biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek tersebut.

    Biaya langsung ini juga biasa disebut dengan biaya tidak tetap (Variabel Cost),

    karena sifat biaya ini jumlahnya tidak tetap tiap bulannya, tetapi berubah-ubah

    sesuai dengan kemajuan pekerjaan. Biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah

    seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung yang dibebankan kepada proyek.

    Biaya ini biasanya terjadi diluar proyek. Biaya ini tiap bulannya besarnya relatif

    tetap dibanding biaya langsung, oleh karena itu juga sering disebut dengan biaya

    tetap (Fix Cost). Biaya tetap perusahaan ini didistribusikan pembebanannya

    kepada seluruh proyek yang sedang dalam pelaksanaan. Oleh karena itu, setiap

    menghitung biaya proyek, selalu ditambah dengan beban biaya tetap perusahaan

    (dimasukkan dalam mark up proyek). Beberapa contoh yang termasuk dari biaya

    ini antara lain gaji tetap dan tunjangan bagi tim manajemen, gaji tunjangan bagi

    lembaga bidang engineering, inspektor, penyelia, konstruksi lapangan, kendaraan

    atau peralatan konstruksi, termasuk biaya pemeliharaan, pembelian bahan bakar,

    minyak pelumas, dan suku cadang, pembangunan fasilitas sementara, termasuk

    perumahan darurat tenaga kerja, penyediaan listrik, fasilitas komunikasi

    sementara, biaya transport, biaya administrasi yang berupa biaya operasional

    perusahaan yang dibebankan kepada proyek seperti listrik, telepon, pembelian alat

    tulis kantor (ATK), tinta printer, pengeluaran umum, meliputi konsumsi rapat,

    dokumentasi, administrasi dan lain-lain. (Iman Soeharto, 1995)

    Biaya tak langsung ini sering disebut dengan biaya overhead atau sering juga

    disebut sebagai mark up, yaitu biaya yang digunakan untuk menutupi hal-hal

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    seperti overhead kantor pusat, risiko yang tidak dapat diperkirakan (contingency)

    dan keuntungan perusahaan (profit). Jenis biaya ini adalah biaya yang harus

    dikeluarkan tetapi harus dikendalikan, walaupun dibandingkan biaya langsung,

    nilainya relatif kecil. Sedangkan biaya risiko, sedapat mungkin dihindari. Untuk

    risiko-risiko yang harus diterima dan jelas jumlahnya atau dapat diperkirakan

    sudah dimasukkan dalam biaya langsung, begitu juga risiko yang dapat dialihkan

    kepada pihak lain. Sedangkan rencana keuntungan usaha, sifatnya harus

    dipertahankan, yaitu dengan cara mengendalikan risiko.

    2.3.3.3 Analisa Finansial

    Analisa finansial mencakup proyeksi kas, payback period, NPV (Net Present

    Value), IRR (Internal Rate of Return) dan BCR (Benefit Cost Ratio). Payback

    period, NPV dan IRR adalah beberapa cara untuk menilai sebuah keputusan

    investasi. Meskipun ketiga cara melihat dari sudut pandang yang berbeda,

    ketiganya menunjukkan seberapa berharganya sebuah investasi. (Peni R.

    Pramono, 2008).

    Proyeksi kas sangat penting karena mencerminkan keluar masuknya uang dan

    pada akhirnya menunjukkan apakah investasi ini layak dikerjakan. Hal-hal yang

    diteliti antara lain adalah kewajaran investasi awal, kewajaran hasil dari keluar

    masuknya kas, besarnya profit atau keuntungan.

    Payback Period melihat dari sisi waktu, kapan sebuah investasi mencapai titik

    impas atau kapan modal yang ditanamkan akan kembali. Payback Period dihitung

    dari tahun terakhir sebelum nilai akumulasi positif ditambah dengan jumlah yang

    belum terlampaui, dibagi dengan perolehan pada tahun berikutnya.

    Net Present Value (NPV) adalah angka yang menunjukkan sisa antara kas masuk

    dan kas keluar dari sebuah investasi. Proyeksi kas memperhitungkan apa yang

    didapat dan dikeluarkan pada tahun kesekian, sedangkan NPV menggunakan nilai

    saat ini, oleh karena itu diperlukan angka rate untuk memperhitungkan nilai uang

    terhadap waktu. Hal ini dimaksudkan agar nilai yang diperhitungkan dari kas yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    keluar masuk ditahun kesekian tersebut dinilai dengan acuan yang sama. Yang

    dipakai sebagai angka rate adalah tingkat pengembalian modal atau biaya modal.

    NPV dihitung dengan cara mendiskontokan aliran kas di masa datang (future cash

    flow) dengan angka rate. NPV diperoleh dengan cara mengurangkan pengeluaran

    investasi awal dengan dengan aliran kas di masa depan yang di-present value-kan.

    nn

    i

    CF

    i

    CF

    i

    CFCFNPV

    )1(...

    )1()1( 221

    0 .............................................. (2.1)Dimana :

    i = angka rate

    n = umur proyek

    CF = cash flow

    Apabila :

    NPV positif = investasi layak (diterima)

    NPV negatif = investasi tidak layak (ditolak)

    IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai nol. Atau

    dengan kata lain adalah ukuran yang menyatarakan aliran kas bersih di masa

    datang (future net cash flow) dengan pengeluaran investasi awal. IRR dinyatakan

    dalam persen, proyek yang memiliki nilai IRR yang besar adalah proyek yang

    potensial untuk diterima.

    nn

    IRR

    CF

    IRR

    CF

    IRR

    CFCF

    )1(...

    )1()1( 221

    0

    ........................................ (2.2)

    Apabila :

    IRR > rate of interest = investasi layak (diterima)

    IRR < rate of interest = investasi tidak layak (ditolak)

    BCR merupakan cara mengevaluasi suatu proyek dengan membandingkan nilai

    sekarang (present value) dari seluruh manfaat/keuntungan yang diperoleh dengan

    nilai sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    nn

    i

    B

    i

    B

    i

    BBB

    )1(...

    )1()1( 221

    0

    .............................................. (2.3)

    nn

    i

    C

    i

    C

    i

    CCC

    )1(...

    )1()1( 221

    0

    ............................................... (2.4)

    C

    BBCR

    Dimana :

    i = angka rate

    n = umur proyek

    B = benefit

    C = cost

    Apabila :

    BCR > 1 = investasi layak (diterima)

    BCR < 1 = investasi tidak layak (ditolak)

    2.4 Kerangka Pemikiran

    Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan

    dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis

    mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL). Perumahan Citra Alam Mandiri

    yang berlokasi di desa Ngemplak kecamatan Kartasura wajib mempunyai

    perencanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Proyek pembangunan

    perumahan ini mempertaruhkan modal besar dalam jangka panjang, maka perlu

    diperhitungkan rencana anggaran biaya yang akurat.

    Untuk menganalisis dampak proyek pembangunan perumahan terhadap

    lingkungan, maka perlu dilakukan observasi dilapangan. Sedangkan untuk biaya

    pembangunan perumahan perlu perhitungan secara akurat dengan

    mempertimbangkan berbagai faktor.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB III

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik

    deskriptif. Menurut Sumanto (1995) yang dimaksud analisis deskriptif adalah

    penelitian dengan mengumpulkan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan

    dengan status atau kondisi obyek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian.

    Ketentuan-ketentuan yang dijadikan acuan dalam analisis deskriptif, antara lain :

    1. Analisis deskriptif dibatasi hanya pada taraf pengumpulan fakta-fakta saja,

    untuk menguraikan suatu keadaan.

    2. Di dalam analisis deskriptif diperlukan perencanaan agar uraian tersebut

    benar-benar sudah mencakup seluruh persoalan dalam setiap fasenya.

    3. Data yang deskriptif biasanya dipergunakan sebagai dasar yang langsung

    untuk membuat keputusan-keputusan.

    4. Setelah menganalisis data, orang yang melakukan penelitian biasanya

    mencoba untuk meramalkan akibat dari suatu tindakan. (J.Supranto, 1993),

    Singgih Santoso (2008) menyatakan bahwa analisis statistik deskriptif lebih

    berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta penyajian hasil

    peringkasan tersebut. Data-data statistik yang bisa diperoleh dari hasil sensus,

    survei, atau pengamatan lainnya umumnya masih acak, mentah, dan tidak

    terorganisir dengan baik. Data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan

    teratur, baik dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar untuk berbagai

    pengambilan keputusan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau

    memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

    sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

    berlaku untuk umum. (Sugiyono, 1994).

    3.2 Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan kompleks perumahan Citra

    Alam Mandiri, yang berlokasi di desa Ngemplak, kecamatan Kartasura, kabupaten

    Sukoharjo.

    3.3 Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan selama 10 hari pada jam kerja (pukul 08.00-16.00 WIB)

    dengan pengamatan pada ruang lingkup kompleks perumahan Citra Alam

    Mandiri.

    3.4 Sumber Data

    Data berasal dari wawancara dengan pihak developer dan survey pada ruang

    lingkup kompleks perumahan Citra Alam Mandiri.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    3.5 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan

    data- data yang akan digunakan untuk penelitian, hasil dari proses pengumpulan

    data tersebut kemudian dianalisis sesuai dengan persoalan yang dihadapi, yaitu

    sesuai dengan tujuan penelitian dan obyek yang diselidiki.

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

    dengan pihak developer untuk mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan

    dengan penelitian, serta observasi (pengamatan) langsung di lapangan. Disamping

    itu juga mencari data sekunder, berupa data yang mengacu dari penelitian yang

    pernah dilakukan, literatur-literatur, majalah, surat kabar, internet, dan berbagai

    sumber yang relevan dengan judul penelitian.

    3.6 Tahapan Penelitian dan Analisis Data

    Tahap dan prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Tahap persiapan

    Langkah yang dilakukan yaitu merumuskan masalah penelitian dan

    menentukan tujuan penelitian kemudian menentukan metode yang dipakai

    dalam penelitian.

    2. Tahap pengumpulan data.

    a. Survey lapangan untuk melihat apakah proyek yang ada memenuhi syarat

    untuk dijadikan lokasi penelitian serta melakukan proses perijinan kepada

    pelaksana dan pemilih proyek.

    b. Menentukan zona yang akan diamati.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    3. Tahap penelitian atau scoring data.

    Langkah yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melakukan wawancara dengan

    pihak developer dan melakukan pengamatan pada ruang lingkup kompleks

    perumahan Citra Alam Mandiri.

    4. Tahap analisis data

    Langkah yang dilakukan yaitu menganalisis data penelitian dengan

    menggunakan analisis statistik deskriptif, mengevaluasi kompetitor, pemilihan

    lokasi, strategi pemasaran, pemasaran dan perhitungan finansial.

    5. Tahap pembahasan hasil analisis

    Langkah yang dilakukan yaitu melakukan evaluasi dan pembahasan dari hasil

    analisis kelayakan investasi properti pada proyek pembangunan kompleks

    perumahan Citra Alam Mandiri.

    3.7 Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

    peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar menjadi sistematis. Adapun

    instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan dan alat tulis.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    3.8 Bagan Alir Metode Penelitian.

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

    RUMUSAN MASALAH

    KESIMPULAN DAN SARAN

    SELESAI

    MULAI

    LATAR BELAKANG DANIDENTIFIKASI MASALAH

    KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    KAJIAN LAPANGAN

    ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    BAB IV

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    BAB 4

    ANALISIS dan PEMBAHASAN

    4.1 Analisis Tentang AMDAL

    Sesuai dengan aturan tentang penggunaan AMDAl dalam pembangunan proyek

    perumahan, Menurut keputusa Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

    11/MENLH/3/94 tahun 1994 tentang jenis usaha yang wajib di lengkapi dengan

    analisis mengenai dampak lingkungan, maka pembangunan perumahan citra alam

    mandiri ini tidak diwajibkan AMDAL.

    4.2 Analisis Penjualan

    4.2.1 Pemilihan Lokasi

    Proyek pembangunan perumahan Citra Alam Mandiri terletak di dukuh ,

    kecamatan Kartasura, kabupaten Sukoharjo. Area perumahan menempati lahan

    seluas 2438 m2, dengan batas-batas sebagai berikut :

    Sebelah utara : Selokan Sebelah selatan : Jalan Sebelah barat : Sawah Sebelah timur : Sawah

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    Citra Alam Mandiri Jl. Ahmad Yani, Kartasura

    Gambar 4.1 Peta Lokasi Perumahan Citra Alam Mandiri

    4.2.2 Analisis Kompetitor

    4.2.2.1 Peta Persaingan Usaha

    Kompetitor pada penelitian ini dibatasi pada developer dengan produk perumahan

    yang sekelas dengan perumahan Citra Alam Mandiri, yaitu dengan kisaran tipe

    perumahan mulai dari tipe 45 sampai dengan tipe 55 m2. Sedangkan dari segi

    jarak, dibatasi dalam radius maksimal 2 km dari perumahan Citra Alam Mandiri.

    4.2.2.2 Analisis Harga

    Analisis harga jual perumahan yang direncanakan harus mempertimbangkan

    harga jual perumahan lainnya yang telah ada terlebih dahulu. Selain itu, juga

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    didasarkan atas pertimbangan posisi produk dibandingkan dengan perumahan

    lainnya.

    No. Nama Perumahan Type

    (LB/LT)

    Harga

    (Rp.)

    1 Gren Residence 1 45/100 m2 140.000.000,00

    2 Gren Residence 2 45/100 m2 145.000.000,00

    3 Ndalem Kirana 45/78 m2 139.815.000,00

    4 Graha Pesona 50/80 m2 165.000.000,00

    5 Citra Gowanan 45/100 m2 150.000.000,00

    Tabel 4.1 Harga Jual Perumahan di sekitar Lokasi Penelitian

    Apabila dibandingkan dengan perumahan lain di sekitar lokasi penelitian, harga

    jual perumahan Citra Alam Mandiri relatif lebih mahal, yaitu Rp. 175.000.000,00

    dengan tipe rumah 47/100 m2. Meskipun demikian, perumahan Citra Alam

    Mandiri memiliki keunggulan dibandingkan pihak kompetitornya, yaitu berada

    pada lokasi yang lebih strategis. Hal ini diindikasikan aksesbility yang lebih

    unggul dibandingkan denagn kompetitor yang lainnya yaitu lebih dekat dengan

    jalur angkutan umum stasiun gawok dan jalan Slamet Riyadi Kartasura.

    4.2.3 Analisis Permintaan

    Permintaan produk perumahan dapat diketahui dari tingkat hunian (occupancy)

    dari kawasan perumahan lain yang telah ada. Berdasarkan hasil pengamatan di

    lapangan, Green Residence 1 dan 2 merupakan kawasan hunian yang occupancy-

    nya paling tinggi, mencapai 85 %. Ndalem Kirana memiliki tingkat occupancy

    paling rendah, yaitu sekitar 35 %, tapi hal ini wajar mengingat perumahan tersebut

    baru mulai dipasarkan. Kawasan perumahan yang lain memiliki tingkat

    occupancy berkisar antara 55 % sampai dengan 75 %.

    Berdasarkan tingginya tingkat occupancy kawasan perumahan di atas, maka

    keputusan pihak developer untuk mengembangkan perumahan Citra Alam

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    Mandiri dengan tipe rumah 47/100 m2 sudah tepat, mengingat posisi produk lebih

    unggul apabila dibandingkan dengan pihak kompetitor.

    4.2.4 Target Market

    Perumahan yang dikembangkan oleh CV. Arfa Mandiri adalah tipe 50/80 m2

    dengan harga jual Rp. 175.000.000,00. Dengan asumsi, pembeli atau konsumen

    menggunakan fasilitas KPR (Kredit Pemilikan Rumah) sebesar 70 % dari harga

    jual, maka fasilitas KPR yang digunakan adalah sebesar Rp. 122.500.000,00.

    Berdasarkan harga tersebut, dengan asumsi bunga KPR sebesar 7,8 % per tahun

    (Sumber : Bank Syariah Mandiri Solo) dengan jangka waktu pinjaman 10 tahun,

    maka angsuran yang dibayar oleh konsumen adalah sebesar Rp. 1.817.000,00 per

    bulan.

    Secara umum, alokasi dana angsuran biasanya sekitar 40 % dari pendapatan, maka

    target market pembeli perumahan adalah kelompok yang berpenghasilan diatas

    Rp. 4.550.000,00 per bulan.

    4.2.5 Strategi Penjualan

    Beberapa strategi penjualan yang digunak