studi kasus: metode pengukuran tingkat...
TRANSCRIPT
STUDI KASUS: METODE PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN
ANTARA BMT MEKAR DAKWAH DAN BMT UMJ
PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
Nina Yuliana
1113046000023
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1439 H/2018 M
ii
STUDI KASUS: METODE PENGUKURAN TINGKAT KESEHATAN
ANTARA BMT MEKAR DAKWAH DAN BMT UMJ
PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
NINA YULIANA
1113046000023
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. M. Nadratuzzaaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D
NIP. 19610241985121001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018
iv
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nina Yuliana
NIM : 1113046000023
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata Satu (S1)
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 9 Maret 2018
Nina Yuliana
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nina Yuliana
Tempat/Tanggal lahir : Tasikmalaya/ 4 Juli 1995
Agama : Islam
Alamat : Jl. Budi Mulia Rt 04 Rw 08 No. 11
Pademangan Barat Jakarta Utara 14420
Telpon/HP : 085813635931
e-mail : [email protected]
Pendidikan
- SDN 12 Pagi Jakarta 2001-2007
- SMPIT As-Syifa Boarding School 2007-2010
- SMAN 40 Jakarta 2010-2013
- S1 Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidaytullah Jakarta 2013-2018
Pengalaman Organisasi:
2013-2014 Anggota C.O.I.N.S (Center For Islamic Economic Studies)
2013-2014 Anggota HMI Ciputat
2013-2015 Anggota Himpunan Mahasiswa Program Studi Muamalat
2014-2015 Ketua Bidang Medkominfo HMPS Muamalat
vi
ABSTRACT
This study aims to measure the health of BMT using CAMELS (Capital,
Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to market risk), RGEC (Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earning, Capital) and Health Assessment
KSPPS by Deputy of Decree No. 07 / Per / Dep.6 / IV / 2016 while analyzing
factors affecting the health level of the three methods by using Tobit Regression
Analysis. The data used in this study is secondary data using financial statements
BMT Mekar da'wah and BMT UMJ Period 2012-2016. The results showed that in
CAMELS assessment both BMT Mekar Dakwah and BMT UMJ got Unhealthy
predicate, while the factors that influence the health level of BMT were CAR,
PPAP, NPM, BOPO, FDR, and CR variables only which had no significant effect
. On the overall assessment of RGEC both BMT get the predicate Healthy.
Regression results on RGEC method showed that the factors that significantly
influence the level of BMT health are FDR and NOM variables. In the health
assessment BMT period Mekar da'wah get predicate Healthy enough while BMT
UMJ get predicate Healthy enough but in 2014-2015 get the predicate Healthy.
Regression results show that the factors that affect the level of health BMT were
MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, KPS. Differences in the health level of
each method occurs because of differences in criteria assessment aspect,
assessment indicators, number of weighted values and scores used to measure
differently.
Keywords: Health Level, BMT, CAMELS, RGEC, Health Level Assessment Guidelines
by Deputy Minister of Commerce, Tobit Regression
Advisor: Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengukur tingkat kesehatan BMT menggunakan
metode CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity to
market risk), metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earning, Capital), dan Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan KSPPS oleh Deputi
Kepmenkop Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016 sekaligus menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kesehatan BMT berdasarkan tiga metode tersebut
dengan menggunakan Analisis Regresi Tobit. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder menggunakan laporan keuangan BMT Mekar
dakwah dan BMT UMJ Periode 2012-2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada penilaian CAMELS baik BMT Mekar Dakwah maupun BMT UMJ
mendapatkan predikat Tidak Sehat, sementara faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kesehatan BMT adalah variabel CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR, dan CR
hanya rasio ROA saja yang tidak berpengaruh signifikan. Pada penilaian RGEC
secara keseluruhan kedua BMT mendapatkan predikat Sehat. Hasil regresi pada
metode RGEC menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kesehatan BMT adalah variabel FDR dan NOM. Pada penilaian
kesehatan Deputi Kepmenkop periode BMT Mekar dakwah mendapatkan predikat
Cukup Sehat sementara BMT UMJ mendapatkan predikat Cukup Sehat tetapi
pada tahun 2014-2015 mendapatkan predikat Sehat. Hasil regresi menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT adalah
variabel MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, KPS. Perbedaan tingkat
kesehatan pada masing-masing metode tersebut terjadi karena adanya perbedaan
kriteria penilaian aspek, penilaian indikator, jumlah nilai pembobotan dan skor
yang digunakan untuk mengukur berbeda.
Kata kunci : Tingkat Kesehatan, BMT, CAMELS, RGEC, Pedoman Penilaian
Tingkat Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop, Regresi Tobit
Pembimbing : Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Ec, Ph.D
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan curahan rahmat dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sebagai tanda akhir dari studi S1 yang penulis tempuh
dengan judul skripsi “Studi Kasus: Metode Pengukuran Tingkat Kesehatan Antara
BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ Periode 2012-2016”.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan
tanpa dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak yang telah membantu dan
berkontribusi. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama
kepada:
1. Bapak Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Yoghi Citra Pratama M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Syariah dan Ibu Tini Anggraeni, ST., M.Si selaku Sekretaris Program
Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak AM. Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA Selaku
Sekretaris Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum dan
Tim Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum.
5. Kepada dosen pembimbing Bapak Dr. Ir. H. Muhamad Nadratuzzaman
Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D yang dengan ikhlas menyisihkan waktu, tenaga
dan pikirannya untuk penulis dengan memberikan arahan untuk
menyempurnakan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu yang bermanfaat serta
solusi atas tiap permasalahan dalam menyelesaikan penulisan skripsi.
ix
6. Kepada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ serta staff. Terutama kepada
Bapak Ismail selaku ketua pengawas BMT mekar Dakwah yang telah
mengizinkan penulis mengadakan penelitian ini serta membantu dan
memberikan data.
7. Seluruh staff Perpustakan Utama dan Perpustakan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis serta Perpustakaan Fakultas Ssyariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sehingga
membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang telah membagi ilmunya
selama masa perkuliahan semoga amalnya diterima Allah SWT serta
karyawan/karyawati UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bantuannya
9. Kepada motivasi dan semangat terbesar penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini, Orang tua dan keluargaku tercinta.
10. Untuk semua teman-teman yang selalu memotivasi penulis dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi. Khususnya Nurul,
Rahmah, Keke, Tsiqah, Tata, Asri, Almas, Dara, Ana. Serta teman
sekaligus panutan saya yaitu Ibu Kinana, teh Elly, Nadia, Ibu Melly.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan kurangnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
Karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran maupun kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 9 Maret 2018
Nina Yuliana
NIM. 1113046000023
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ………….…………………………….iii
LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………...viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………….......x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………....xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8
G. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................... 11
A. Landasan Teori ...................................................................................................... 11
1. Pengertian BMT .................................................................................................. 11
2. Pengertian Tingkat Kesehatan .......................................................................... 11
3. Metode CAMELS ................................................................................................ 12
4. Metode RGEC ...................................................................................................... 18
5. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi ............................................................. 22
B. Penelitian terdahulu ............................................................................................... 37
C. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 46
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................................. 46
B. Metode Pengumpulan Data ................................................................................ 46
D. Metode dan Analisis Data................................................................................... 47
xi
1. Metode Perhitungan CAMELS ..................................................................... 47
2. Metode Perhitungan RGEC ........................................................................... 48
3. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi ......................................................... 50
4. Analisis Regresi Tobit ..................................................................................... 52
2) Multikolinieritas .............................................................................................. 53
b) Uji Hipotesis .................................................................................................... 53
E. Hipotesis ............................................................................................................... 57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 59
A. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit ..................................................................... 59
1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode CAMELS Periode 2012- 2016) .. 59
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan CAMELS
Menggunakan Regresi Tobit .................................................................................. 61
B. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit ..................................................................... 67
1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode RGEC Periode 2012-2016) ........ 67
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan RGEC
Menggunakan Regresi Tobit .................................................................................. 69
C. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit ..................................................................... 74
1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Deputi Kepmenkop Periode .................... 74
2012-2016) ................................................................................................................ 74
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Deputi .... 76
Kepmenkop Menggunakan Regresi Tobit ............................................................ 76
D. Pembahasan Tingkat Kesehatan BMT dengan Metode CAMELS, RGEC, dan
Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop .......................... 81
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 89
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 89
B. Saran .................................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...93
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………………..95
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan……………………….... 13
Tabel 2.2: Kriteria Penetapan Peringkat KAP………………………………... 14
Tabel 2.3: Kriteria Penetapan Peringkat PPAP……………………………….. 14
Tabel 2.4: Kriteria Penetapan Peringkat NPM……………………………....... 15
Tabel 2.5: Kriteria Penetapan Peringkat ROA……………………………....... 15
Tabel 2.6: Kriteria Penetapan Peringkat NOM……………………………...... 16
Tabel 2.7: Kriteria Penetapan Peringkat BOPO………………………………. 16
Tabel 2.8: Kriteria Penetapan Peringkat LDR………………………………... 17
Tabel 2.9: Penilaian Tingkat Kesehatan CAMELS…………………………... 17
Tabel 2.10: Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPF)……………...... 18
Tabel 2.11: Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (FDR)………………. 19
Tabel 2.12: Kriteria Penetapan Peringkat Return On Asset (ROA)…………… 20
Tabel 2.13: Kriteria Penetapan Peringkat Net Operating Margin (NOM)……. 21
Tabel 2.14: Kriteria Penetapan Peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR)…... 21
Tabel 2.15: Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan
Pendekatan Risk-Based Bank Rating (RBBR)………………………………...
22
Tabel 2.16: Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan…………………………. 23
Tabel 2.17: Perhitungan Kriteria Rasio CAR………………………………… 24
Tabel 2.18: Perhitungan Rasio NPF………………………………………….. 25
Tabel 2.19: Perhitungan Rasio PAR………………………………………….. 25
Tabel 2.20: Perhitungan Rasio PPAP………………………………………… 26
Tabel 2.21: Perhitungan Kriteria Manajemen Umum………………………… 27
Tabel 2.22: Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan…………………. 27
Tabel 2.23: Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan…………………… 28
Tabel 2.24: Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva………………………… 28
Tabel 2.25: Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas……………………... 29
Tabel 2.26: Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Opr terhadap Pelayanan……….. 30
Tabel 2.27: Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap …………………...…… 30
Tabel 2.28: Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan…………………. 30
Tabel 2.29: Perhitungan Kriteria Rasio Kas………………………………….. 31
Tabel 2.30: Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan…………………………. 32
Tabel 2.31: Perhitungan Kriteria Rasio PEA…………………………………. 33
Tabel 2.32: Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto……………………. 33
Tabel 2.33: Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas…………………………. 33
Tabel 2.34: Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Ekuitas………………… 34
Tabel 2.35: Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional…………... 34
Tabel 2.36: Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah…………. 36
Tabel 2.37: Predikat Tingkat Kesehatan……………………………………… 36
Tabel 3.1 : Indikator Penilaian CAMELS……………………………………. 47
xiii
Tabel 3.2 : Indikator Penilaian RGEC……………………………………….. 48
Tabel 3.3 : Indikator Penilaian Kesehatan Koperasi…………………………. 50
Tabel 4.1 : Kategori Tingkat Kesehatan (CAMELS)………………………... 60
Tabel 4.2 : Tingkat kesehatan BMT (Metode CAMELS)…………………… 60
Tabel 4.3 : Uji Multikolineritas……………………………………………… 62
Tabel 4.4 : Hasil Uji Likelihood Ratio……………………………………...... 63
Tabel 4.5 : Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)……………………………… 64
Tabel 4.6 : Hasil Uji Regresi Tobit…………………………………………... 65
Tabel 4.7 : Kategori Tingkat Kesehatan (RGEC)…………………………..... 68
Tabel 4.8 : Tingkat kesehatan BMT (Metode RGEC)……………………….. 68
Tabel 4. 9 : Uji Multikolineritas………………………………………............ 70
Tabel 4.10: Hasil Uji Likelihood Ratio……………………………………….. 71
Tabel 4.11: Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)……………………………………. 71
Tabel 4.12: Hasil Uji Regresi Tobit…………………………………………... 72
Tabel 4.13: Kategori Tingkat Kesehatan (Kepmenkop)……………………… 75
Tabel 4.14: Tingkat kesehatan BMT (Metode Kepmenkop)…………………. 75
Tabel 4.15: Uji Multikolineritas……………………………………………… 77
Tabel 4.16: Hasil Uji Likelihood Ratio………………………………………. 78
Tabel 4.17: Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)……………………………… 79
Tabel 4.18: Hasil Uji Regresi Tobit………………………………………….. 79
Tabel 4.19: Perbandingan Tingkat Kesehatan………………………………... 81
Tabel 4.20: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan………… 86
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Pemikiran Penelitian………………………………………45
Gambar 4.1: Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan
BMT (CAMELS)………………………………………………………………......59
Gambar 4.2: Uji Normalitas (J-B test)………………………………………..……61
Gambar 4.3: Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan
BMT (RGEC)………………………………………………………………...…….67
Gambar 4.4: Uji Normalitas (J-B test)………………………………………….….69
Gambar 4.5: Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan…………………………...74
BMT (Deputi Kepmenkop)………………………………………………………...74
Gambar 4.6: Uji Normalitas (J-B test)……………………………………………..76
xv
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Rasio Kesehatan……………………………………………….95
Lampiran 2 Perhitungan Bobot Metode CAMEL.……………………………………...122
Lampiran 3 Perhitungan Komposit Metode RGEC…………………………………….126
Lampiran 4 Perhitungan Bobot Metode Deputi Kepmenkop…………………………..130
Lampiran 5 Hasil Olah Data Regresi Tobit (CAMEL)…………………………………140
Lampiran 5 Hasil Olah Data Regresi Tobit (RGEC)……………………………...……140
Lampiran 5 Hasil Olah Data Regresi Tobit (Tingkat Kesehatan Koperasi)……………140
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai lembaga
alternatif untuk melakukan transaksi bisnis skala kecil dan ekonomi semakin
dapat diperhitungkan masyarakat. BMT/KSPPS adalah salah satu wujud dari
implementasi nilai syariah dalam bentuk lembaga keuangan mikro syariah.
Kebutuhan microfinance yang kuat merupakan amanah undang-undang dan
sekaligus perwujudan dari ekonomi kerakyatan yang dibagun sebagai dasar
ekonomi bangsa.1 Peran Koperasi sangat penting dalam menumbuhkan dan
mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan
demokrasi ekonomi dengan ciri-ciri, demokratis, kebersamaan, kekeluargaan
dan keterbukaan. Andil UMKM bagi perekonomian Indonesia sudah tidak
diragukan lagi. UMKM mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar
97% dari seluruh tenaga kerja nasional dan mempunyai kontribusi terhadap
produk domestik bruto (PDB) sekitar 57%. Namun demikian, persoalan klasik
seputar pembiayaan dan pengembangan usaha masih tetap melekat pada
UMKM. Pemerintah mencatat, pada 2014, dari 56,4 juta UMK yang ada di
seluruh Indonesia, baru 30% yang mampu mengakses pembiayaan. Dari
persentase tersebut, sebanyak 76,1% mendapatkan kredit dari bank dan 23,9%
mengakses dari non bank termasuk usaha simpan pinjam seperti koperasi.
Dengan kata lain, sekitar 60%-70% dari seluruh sektor UMKM belum
mempunyai akses pembiayaan melalui perbankan.2
Berkaitan dengan hal tersebut maka BMT dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian yang lemah,
dengan memberikan pembiayaan untuk menambah modal Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM), sehingga usaha kecil mampu mengelola dan
1 Rinda Astuti, Penilaian Kesehatan Keuangan Pada KOSPIN Jasa Syariah Sebagai
Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Jurnal Penelitian, Vol. 8 No. 1 Mei 2011, h. 131-156 2 LPPI dan Bank Indonesia, Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
2015.
2
2
meningkatkan produktivitas pengusaha mikro. Dengan demikian masyarakat
kecil memiliki opsi untuk tidak lagi meminjam kepada renternir yang tidak
akan menyelesaikan masalah tapi malah mencekik masyrakat kecil. Selain itu
BMT juga merupakan financial inclusion ketika masyarakat kecil tidak mampu
mengakses lembaga keuangan seperti Bank karena keterbatasan dan beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem perbankan. BMT atau Baitul
Maal Wat Tamwil merupakan padanan kata dari Balai Usaha Mandiri Terpadu.
Baitul Maal berfungsi menampung dan menyalurkan dana zakat, infaq,
shadaqah (ZIS) dan mentasrufkan sesuai amanah. Sedangkan Baitul Tamwil
adalah pengembangan usaha-usaha produktif investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil serta mendorong kegiatan
menabung dalam menunjang kebutuhan ekonomi.3
Dalam perkembangannya, berdasarkan data yang terdapat di PBMT
pada tahun 2015 terdapat 4.500 BMT yang memberikan pelayanan terhadap
3,7 juta orang dengan aset sebesar Rp 16 triliun rupiah yang dikelola oleh
sekitar 20 ribu orang. Data yang terdapat di Kementerian Koperasi dan UKM
menunjukkan jumlah unit usaha koperasi di Indonesia mencapai 150.223 unit
usaha dimana terdapat 1,5 persen koperasi yang berbadan hukum KSPPS.4
Secara kuantitas perkembangan BMT mengalami kemajuan yang cukup pesat,
namun secara kualitas kondisinya belum tentu demikian. Masih banyak BMT
yang awalnya telah tumbuh dan berkembang kemudian mengalami
kemunduran akibat kerugian dan selanjutnya tidak dapat beroperasional
kembali. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal tersebut adalah
kurangnya persiapan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi
pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola BMT serta lemahnya
pengawasan terhadap pengelola terutama dalam manajemen dana dan juga
kurangnya rasa memiliki dari para pengurus BMT.5
3 Hertanto Widodo dkk, PAS (Panduan Akuntansi Syariah) Panduan praktis operasional
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) (Jakarta: Mizan, 1999), h.84. 4 http://www.depkop.go.id/content/read/menkop-puspayoga-langkah-perhimpunan-bmt-
indonesia-selaras-dengan-reformasi-total-koperasi/ 5 PINBUK, Pedoman Penilaian Kesehatan BMT (Jakarta: PINBUK Pusat) h. i
3
3
Keberlangsungan operasional serta pendirian BMT dalam kenyataannya
harus didukung oleh sistem pengelolaan manajemen yang handal, rasional,
efektif dan efesien sehingga kehadirannya dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam memenuhi tugasnya untuk ikut
serta memantapkan perekonomian, maka BMT harus memiliki dasar yang
kuat dan kinerja yang baik khususnya dalam bidang keuangan. BMT sebagai
lembaga keuangan mikro syariah memerlukan penilaian kinerja sesuai dengan
prestasi yang diraihnya secara berkala mengingat keberhasilan usaha BMT
akan menentukan tingkat kesehatan usahanya. Hal ini dimaksudnya agar BMT
dalam melakukan kegiatan operasional usaha baik pembiayaan, investasi dan
simpanan sesuai dengan prinsip kehati-hatian sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada anggota dan
masyarakat disekitarnya.6
Dalam rangka memperbaiki kualitas BMT harus mampu mengetahui
sedini mungkin tentang permasalahan-permasalahan yang akan dan tengah
dihadapi BMT dengan melakukan evaluasi/penilaian tingkat kesehatan BMT
secara mandiri.7 Penilaian tingkat kesehatan LKM merupakan suatu hal yang
penting untuk dilakukan, karena akan dapat diketahui kesehatan dan kinerja
dari suatu LKM tersebut. Pemerintah lewat kementerian koperasi dan UKM
masih perlu meningkatakan pemantauan terhadap BMT untuk kemajuan
lembaga tersebut. Selama ini, masih jarang penilaian yang sistematis dengan
sistem aplikasi dan software yang modern terhadap kinerja keuangan BMT.
Permasalahan klasik yang sering dihadapi BMT adalah masalah organisasi,
manajerial permodalan, dan rendahnya kualitas sumber daya manusia selain
itu citra BMT di mata masyarakat adalah rendah bila dibanding dengan
lembaga ekonomi lain. Pengukuran kinerja perlu dilakukan agar dapat
mengetahui apakah proses yang terjadi di dalam aktivitas koperasi sudah
6 Pandi Afandi, Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesehatan Keuangan
Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak kabupaten Semarang, Among Makarti, Vol. 7 No.
13 Juli 2014. 7 Ibid h. 1
4
4
efektif dan efesien. Sehingga mampu menempatkan BMT sebagai LKMS
yang tidak hanya mampu berperan penting dalam peningkatan taraf ekonomi
dan skill anggotanya melainkan mampu menunjukkan peran strategis dalam
memberdayakan ekonomi masyarakat miskin di wilayahnya.8
Tingkat kesehatan BMT adalah kinerja kualitas BMT dilihat dari
faktor-faktor penting yang sangat berpengaruh bagi kelancaran,
keberlangsungan, dan keberhasilan usaha BMT, baik untuk jangka pendek
maupun keberlangsungan dalam jangka panjang.9 Secara sederhana BMT
yang sehat adalah BMT yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan
baik. Dengan kata lain BMT yang sehat adalah BMT yang dapat menjaga dan
memelihara kepercayaan masyarakat dan dapat menjalankan fungsi
intermediasi. Untuk mengetahui tingkat kesehatan keuangan maka pengukuran
kinerja keuangan perlu dilakukan pada tiap akhir periode tertentu. Dan ini
merupakan salah satu tindakan penting yang harus dilakukan oleh koperasi
untuk mengetahui prestasi dan keuntungan yang dicapainya melalui indikator-
indikator pengukuran tingkat kesehatan BMT dengan harapan BMT dapat
beroperasi secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya sesuai
dengan peraturan yang berlaku.10
Ada berbagai macam metode untuk mengukur tingkat kesehatan BMT,
dalam melakukan penilaian terhadap BMT penulis akan mengacu pada sistem
penilaian tingkat kesehatan bank yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)
dan membatasinya menjadi tiga metode yaitu metode pendekatan CAMELS,
metode pendekatan RGEC, dan yang terakhir mengacu pada Pedoman
Penilaian Kesehatan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
8 Burhanuddin Yusuf, Analisis Tingkat Kesehatan BMT, Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Vol. 6 (1) P-ISSN: 2087-2038, h. 101-112 9 Azis M. Amin, Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan BMT (Baitul Maal Wat) 1999
(Jakarta: PINBUK) 10
Pandi Afandi, Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesehatan Keuangan
Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak kabupaten Semarang, Among Makarti, Vol. 7 No.
13 Juli 2014.
5
5
Gambar 1.1
Siklus Periode Metode: CAMEL CAMELS RGEC
CAMEL pertama kali diperkenalkan di Indonesia sejak dikeluarkannya
Paket Februari 1991 mengenai sifat kehati-hatian bank. Paket tersebut dikeluarkan
sebagai dampak kebijakan Paket Kebijakan 27 Oktober 1988 (Pakto 1988).
Kemudian pada tanggal 1 Januari 1997 CAMEL berkembang menjadi CAMELS
di Amerika. Di Indonesia CAMELS berkembang pada akhir tahun 1997 sebagai
dampak dari krisis ekonomi dan moneter. Analisis CAMELS digunakan untuk
menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia.
Analisis metode CAMELS diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Kemudian dikeluarkan PBI
No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No. 13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012
menggantikan cara lama penilaian kesehatan bank dengan metode CAMELS
dengan metode RGEC.11
Selain penilaian tingkat kesehatan yang dikeluarkan oleh Peraturan Bank
Indonesia (PBI), BMT juga dapat melakukan penilaian tingkat kesehatan
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Koperasi No 35.3/Per/M.KUKM/X/2007
tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit
Jasa Keuangan Syariah. Seiring dengan pembaharuan terhadap suatu peraturan
11
Noor Mutia, Penilaian Kesehatan Bank: CAMELS dan RGEC, (Jakarta: 2014)
Paket Februari
1991 CAMEL
Berlaku 1991
PBI No. 6/10/PBI/2004
SE No. 6/23/DPNP
CAMELS Berlaku 2004
PBI No. 13/1/PBI/2011
SE BI No.13/24/DPNP
RGEC Berlaku 2011 – saat ini
6
6
yang dikeluarkan oleh Instansi Pemerintahan menyebabkan Peraturan
Nomor:35.3/Per/M/KUKM/X/2007 sudah tidak digunakan lagi karena adanya
sebuah peraturan baru yang dikeluarkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia. Peraturan terbaru mengenai pedoman
penilaian kesehatan ini dikeluarkan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah koperasi. Ruang lingkup penilaian kesehatan koperasi simpan pinjam dan
pembiayaan syariah dan unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah koperasi ini
dilakukan terhadap beberapa aspek, yaitu aspek permodalan, kualitas aktiva
produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jati diri
koperasi dan prinsip syariah. Hasil dari penilaian tersebut akan dibagi dalam 4
(empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan dan dalam
pengawasan khusus.12
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul “Studi
Kasus: Metode Pengukuran Tingkat Kesehatan Antara BMT Mekar Dakwah
dan BMT UMJ Periode 2012-2016”
B. Identifikasi Masalah
1. BMT merupakan financial inclusion bagi pengusaha mikro yang dinilai
unbankable. Dalam perkembangannya, masih banyak BMT yang awalnya
telah tumbuh dan berkembang kemudian mengalami kemunduran akibat
kerugian dan selanjutnya tidak dapat beroperasional kembali. Sehingga
dirasa perlu untuk melakukan pengukuran terhadap kesehatan BMT
2. Mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap kesehatan BMT.
12
Fadhillah, Penilaian Kesehatan KSPSS di wilayah Tanggerah Selatan.
7
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dibahas maka penelitian akan dibatasi
sebagai berikut:
1. Pengukuran kesehatan BMT menggunakan tiga metode tingkat kesehatan.
2. Penelitian ini dilakukan pada dua BMT yaitu BMT Mekar Dakwah dan
BMT UMJ yang berada di wilayah Tanggerang Selatan periode 2012-
2016.
3. Perbedaan indikator penilaian tingkat kesehatan dengan metode
CAMELS, RGEC, dan pedoman penilaian kesehatan oleh Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.
4. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT
berdasarkan metode pengukuran CAMELS.
5. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT
berdasarkan metode pengukuran RGEC.
6. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap tingkat kesehatan BMT
berdasarkan metode pengukuran Deputi Kepmenkop.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas maka
penulis merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana hasil pengukuran tingkat kesehatan BMT Mekar Dakwah
dan BMT UMJ dengan menggunakan metode CAMELS, RGEC, dan
pedoman penilaian kesehatan oleh Deputi Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.
2. Bagaimana perbedaan tingkat kesehatan BMT dengan menggunakan
tiga metode tersebut pada periode 2012-2015.
3. Faktor apa yang paling berpengaruh pada setiap metode tingkat
kesehatan BMT?
8
8
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah penelitian di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk:
1. Untuk melakukan pengukuran tingkat kesehatan pada BMT dengan
menggunakan metode CAMELS, RGEC, dan pedoman penilaian
kesehatan oleh Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat kesehatan berdasarkan tiga
metode tingkat kesehatan BMT periode 2012-2016.
3. Untuk mengetahui faktor apa yang paling berpengaruh terhadap
tingkat kesehatan BMT pada setiap metode.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam
menerapkan teori yang telah dipelajari untuk menganalisis metode
tingkat kesehatan suatu lembaga keuangan dan dapat dijadikan
referensi untuk peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian
dengan judul yang sama/sejenis.
2. Bagi BMT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada BMT
untuk dijadikan penilaian serta evaluasi dalam proses penilaian tingkat
kesehatan BMT yang bersangkutan serta dapat menjadi pertimbangan
dalam menentukan kebijakan yang tepat bagi BMT.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman dan ilmu
pengetahuan terkait dengan metode analisis kesehatan bank yang
dilakukan pada BMT.
9
9
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini diawali dengan menguraikan latar belakang, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisi landasan teori terhadap hal-hal yang akan dibahas,
yang berisikan teori-teori mengenai gambaran umum BMT,
penjabaran metode analisis kesehatan bank yaitu CAMELS,
RGEC, dan Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016,
review studi terdahulu serta kerangka konsep pemikiran.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang sumber data dan analisisnya yang berisi
ruang lingkup penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan
sumber data, dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dari analisis data yang telah
dilakukan yaitu menganalisis perbedaan metode tingkat kesehatan
BMT menggunakan metode CAMELS (Capital, Asset,
Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk) dan
RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings,
Capital) dan Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi Bidang
Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor: 07/Per/Dep.6/IV/2016.
Serta mengetahui faktor apa yang berpengaruh terhadap metode
tingkat kesehatan pada BMT.
10
10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan berisi saran-saran yang sesuai dengan permasalahan
yang diteliti.
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian BMT
Baitul Mal wa tamwil (BMT) merupakan lembaga ekonomi atau
keuangan syariah non bank yang sifatnya informal karena lembaga ini
didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi
rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan
investasi dengan sistem bagi hasil untuk meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha kecil bawah dalam upaya pengentasan kemiskinan.13
Baitul Mal Wa Tamwil merupakan suatu lembaga yang
mempunyai dua istilah, yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih
mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang
nonprofit, seperti zakat, infak, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai
usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga
pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan
syariat islam. Lembaga ini didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi
masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank syariah atau
BPR syariah. BMT memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu masyarakat
kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta pelaku usaha yang
mengalami hambatan “psikologis” bila berhubungan dengan pihak bank.14
2. Pengertian Tingkat Kesehatan
Tingkat Kesehatan BMT adalah ukuran kinerja dan kualitas BMT
dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi kelancaran, keberhasilan, dan
13
Yuke Rahmawati, Lembaga Keuangan Mikro syariah, (Ciputat: UIN jakarta Press,
2013) h 19 14
Dr. Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015) h 316.
12
keberlangsungan utama BMT, baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Sebuah BMT perlu diketahui tingkat kesehatannya karena BMT
merupakan sebuah lembaga keuangan pendukung kegiatan ekonomi
rakyat.
Penilaian kesehatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah
adalah penilaian kinerja yang dilakukan pemerintah dan pemerintah daerah
untuk mengukur tingkat KSPPS dan USPPS Koperasi serta setiap kantor
cabang. Dijelaskan dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah Nomor 16/Per/M.KUKM/I/2015 tentang pelaksanaan
kegiatan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah oleh koperasi,
bahwa kesehatan KSPPS dan USPPS Koperasi adalah kondisi kinerja
usaha, keuangan dan manajemen koperasi yang dinyatakan Sehat, Cukup
Sehat, Dalam Pengawasan dan Dalam Pengawasan Khusus.15
Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara
profesional dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan,
sehingga diperlukannya penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
demi meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya kepada anggota dan masyarakat sekitarnya.
3. Metode CAMELS
Analisis dengan metode CAMELS digunakan untuk menganalisis
dan mengevaluasi kinerja keuangan bank umum di Indonesia. CAMELS
merupakan kepanjangan dari aspek permodalan (Capital), aspek kualitas
asset (Assets), aspek kualitas manajemen (Management), aspek rentabilitas
(Earnings), aspek likuiditas (Liquidity), aspek sensitifitas pada risiko pasar
(Sensitivity to Market Ratio). Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan
Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
15
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah oleh
Deputi Pengawasan Kementerian Koperasi.
13
9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum
Berdasarkan Prinsip Syariah. Penilaian tingkat kesehatan bank
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mencakup penilaian terhadap
faktor-faktor CAMELS yang terdiri dari:
a. Permodalan (Capital)
Rasio permodalan berfungsi untuk mengukur kemampuan bank
dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta
dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya kekayaan yang
dimiliki.16
(Ihsan, 2015) Penilaian untuk faktor permodalan dilakukan
dengan menilai rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) atau rasio
kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
terhadap ketentuan yang berlaku.
Tabel 2.1
Kriteria Penetapan Peringkat Permodalan
Rasio Peringkat
CAR ≥ 12% 1
9% ≤ CAR < 12% 2
8% ≤ CAR < 9% 3
6% < CAR < 8% 4
CAR ≤ 6% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
b. Kualitas Aset (Asset Quality)
Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset
bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang
akan muncul. Penilaian terhadap kualitas aset meliputi penilaian terhadap
rasio KAP (Kualitas Aktiva produktif) dan rasio PPAP (Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif).
16
Dwi Nur Ihsan, Manajemen Treasury Bank Syariah, (Ciputat: UIN Press 2015) h.358
14
Tabel 2.2
Kriteria Penetapan Peringkat KAP(1)
Rasio Peringkat
KAP1 ≤ 2 1
2 < KAP1 ≤ 3% 2
3% < KAP1 ≤ 6% 3
6 < KAP1 ≤ 9% 4
KAP1 > 9% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Rasio pemenuhan PPAP merupakan rasio yang mengukur kepatuhan bank
dalam membentuk PPAP untuk meminimalkan risiko akibat adanya aktiva
produktif yang berpotensi menimbulkan kerugian (Taswan, 2010:167).
Tabel 2.3
Kriteria Penetapan Peringkat KAP(2)
Rasio Peringkat
KAP ≥ 110% 1
105% ≤ KAP2 < 110% 2
100% ≤ KAP2 < 105% 3
95% ≤ KAP2 < 100% 4
KAP2 < 95% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
c. Manajemen (Management)
Penelitian Merkusiwati (2007) menggambarkan tingkat kesehatan bank
dari aspek manajemen dengan rasio Net Profit Margin (NPM), alasannya
karena seluruh kegiatan manajemen suatu bank yang mencakup
manajemen umum, manajemen risiko, dan kepatuhan bank pada akhirnya
akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba.Net Profit
15
Margin dihitung dengan membagi Net Income atau laba bersih
dengan Operating Income atau laba usaha.
Tabel 2.4
Kriteria Penetapan Peringkat NPM
Rasio Peringkat
NPM ≥ 100% 1
81% ≤ NPM < 100% 2
66% ≤ NPM < 81% 3
51% ≤ NPM < 66% 4
NPM < 51% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
d. Profitabilitas (Earnings)
Rasio profitabilitas merupakan alat untuk menganalisis atau mengukur
tingkat efisiensi usaha dan kemampuan bank dalam menghasilkan laba.
Penilaian terhadap faktor ini dapat dinilai dengan rasio-rasio berikut:
Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest
Margin (NIM) atau Net Operating Margin (NOM), dan Biaya Operasional
dibandingkan dengan Pendapatan Operasional (BOPO). ROA adalah rasio
yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total
aset.
Tabel 2.5
Kriteria Penetapan Peringkat ROA
Rasio Peringkat
ROA > 1,5% 1
1,25% < ROA ≤ 1,5% 2
0,5% < ROA ≤ 1,25% 3
0 < ROA ≤ 0,5% 4
ROA ≤ 0% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Rasio NOM (Net Operating Margin) adalah rasio untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba
16
melalui perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional
dengan rata-rata aktiva produktif.
Tabel 2.6
Kriteria Penetapan Peringkat NOM
Rasio Peringkat
NOM > 3% 1
2% < NOM ≤ 3% 2
1,5% < NOM ≤ 2% 3
1% < NOM ≤ 1,5% 4
NOM ≤ 1% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasionalya. Semakin tinggi rasio ini
mengindikasikan semakin tidak efisien biaya operasional bank tersebut.
Tabel 2.7
Kriteria Penetapan Peringkat BOPO
Rasio Peringkat
BOPO ≤ 94% 1
94% < BOPO ≤ 95% 2
95% < BOPO ≤ 96% 3
96% < BOPO ≤ 97% 4
BOPO > 97% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
e. Likuiditas (Liquidity)
Suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan
mampu membayar semua hutangnya terutama hutang-hutang jangka
pendek. Dalam hal ini yang dimaksud hutang jangka pendek adalah
17
simpanan masyarakat seperti simpanan tabungan, giro dan deposito.
Dikatakan likuid jika pada saat ditagih bank mampu membayar.17
Tabel 2.8
Kriteria Penetapan Peringkat LDR
Rasio Peringkat
FDR ≤ 75% 1
75% < FDR ≤ 85% 2
85% < FDR ≤ 100% 3
100% < FDR ≤ 120% 4
FDR > 120% 5
Sumber: SE BI No. 6/23/DPNP tahun 2004
f. Sensitivitas terhadap risiko pasar (Sensitivity to Market Risk)
Penilaian rasio sensitivitas terhadap risiko pasar didasarkan pada Interest
Rate Risk Ratio (IRRR) yang proksi terhadap risiko pasar. IRRR
menunjukkan kemampuan bank dalam mengcover biaya bunga yang harus
dikeluarkan dengan pendapatan bunga yang dihasilkan.
Hasil penilaian terhadap analisis CAMELS kemudian dituangkan
dalam bentuk angka yang diberikan bobot sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan. Bobot nilai ini diartikan sebagai nilai kredit. Dari bobot
nilai ini dapat dipastikan kondisi suatu bank. Batas minimal dan maksimal
untuk menentukan predikat suatu bank dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.18
Tabel 2.9
Nilai Kredit Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode
CAMELS
Nilai Kredit Predikat
17
Kasmir , Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004),
h. 44-45 18
Ibid, h 44-45
18
81 – 100 Sehat
66 - < 81 Cukup Sehat
51 - <66 Kurang Sehat
0 - <51 Tidak Sehat
4. Metode RGEC
Metode RGEC merupakan turunan dari Peraturan Bank Indonesia Nomor
13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Umum berdasarkan
profil risiko. Indikator penilaian yang ada dalam penilaian tingkat kesehatan
bank syariah dan unit syariah dipaparkan dalam Surat Edaran OJK Nomor
10/SEOJK.03/2014 sebagai berikut:
a. Risk Profil
Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap Risiko
inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional
Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 10 (sepuluh) jenis Risiko yaitu
Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko
Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi, Risiko Imbal
Hasil, dan Risiko Investasi. Pada aspek ini diukur dengan menggunakan rasio
Non Performing Financing (NPF) dan Financing To Deposit Ratio (FDR).
Rasio NPF adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kegagalan dari
pembiayaan, dimana NPF adalah rasio antara pembiayaan bermasalah (yang
masuk dalam kriteria pembiayaan lancar, diragukan, dan macet) dengan total
pembiayaan yang disalurkan.19
Tabel 2.10
Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (NPF)
Peringkat Komposit Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPF < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPF < 5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF < 8%
19 Otoritas Jasa Keuangan, Data Statistik Perbankan Syariah, 2014
(http://www.ojk.go.id/en/data-statistik-perbankan-syariah)
19
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF < 12%
5 Tidak Sehat 12% ≤ NPF
Sumber: Publikasi Bank Indonesia
FDR merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara
pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank dengan dana yang dihimpun oleh bank,
dalam hal ini dana pihak ketiga. FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Tabel 2.11
Kriteria Penetapan Peringkat Profil Risiko (FDR)
Peringkat Komposit Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat FDR < 75%
2 Sehat 75% < FDR ≤ 85%
3 Cukup Sehat 85% < FDR ≤ 100%
4 Kurang Sehat 100% ≤ FDR ≤ 120%
5 Tidak Sehat FDR > 120%
Sumber: Publikasi Bank Indonesia
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian faktor Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah
merupakan penilaian terhadap kualitas manajemenbank atas pelaksanaan 5
(lima) prinsip Good Corporate Governance yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran. Prinsip-prinsip Good
Corporate Governance dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance tersebut berpedoman pada ketentuan Good
Corporate Governance yang berlaku bagi Bank Umum Syariah dengan
memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.
Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip Good Corporate
Governance Bank Umum Syariah harus melakukan penilaian sendiri (self
assessment) secara berkala yang paling kurang meliputi 11 (sebelas) faktor
20
penilaian pelaksanaan Good Corporate Governance sebagaimana diatur dalam
ketentuan Good Corporate Governance yang berlaku bagi Bank Umum Syariah
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah
5) Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatanpenghimpunan dana
dan penyaluran dana serta pelayanan jasa
6) Penanganan benturan kepentingan
7) Penerapan fungsi kepatuhan
8) Penerapan fungsi audit intern
9) Penerapan fungsi audit ekstern
10) Batas Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)
11) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan
pelaksanaan Good Corporate Governance serta pelaporan internal.
c. Earning
Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja
Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan (sustainability)
Rentabilitas, manajemen Rentabilitas, dan pelaksanaan fungsi sosial. Dalam
PBI No 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum untuk
mengukur rentabilitas dapat menggunakan rasio ROA (Return On Asset) dan
NOM (Net Operating Margin).
Tabel 2.12
Kriteria Penetapan Peringkat Return On Asset (ROA)
Peringkat Komposit Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 1,5% < ROA
2 Sehat 1,25 < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
21
4 Kurang Sehat 0% < ROA ≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0% (atau Negatif)
Sumber: Publikasi Bank Indonesia
Tabel 2.13
Kriteria Penetapan Peringkat Net Operating Margin (NOM)
Peringkat Komposit Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 3% < NOM
2 Sehat 2% < NOM ≤ 3%
3 Cukup Sehat 1,5% < NOM ≤ 2%
4 Kurang Sehat 1% < NOM ≤ 1,5%
5 Tidak Sehat NOM ≤ 1% (atau Negatif)
Sumber: Publikasi Bank Indonesia
d. Capital (Permodalan)
Penilaian faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan modal
dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan
Permodalan, Bank Umum Syariah mengacu pada ketentuan yang berlaku
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bagi Bank Umum Syariah.
Untuk mengukur penilaian permodalan rasio yang digunakan adalah Rasio
CAR (Capital Adequency Ratio).
Tabel 2.14
Kriteria Penetapan Peringkat Capital Adequacy Ratio (CAR)
Peringkat Komposit Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat 12% < CAR
2 Sehat 9% < CAR ≤ 12%
3 Cukup Sehat 8% < CAR ≤ 9%
4 Kurang Sehat 6% < CAR ≤ 8%
22
5 Tidak Sehat CAR ≤ 6% (atau Negatif)
Sumber: Publikasi Bank Indonesia
Setelah semua indikator dinilai OJK berhak menurunkan Peringkat
Komposit Tingkat Kesehatan Bank peringkat tersbut dikategorikan dalam 5
peringkat yaitu Peringkat Komposit 1 (PK-1), Peringkat Komposit 2 (PK-2),
Peringkat Komposit 3 (PK-3),Peringkat Komposit 4 (PK-4), dan Peringkat
Komposit 5 (PK-5).Urutan Peringkat Komposit yang lebih kecil
mencerminkan kondisi Bank yang lebih sehat.
Tabel 2.15
Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank dengan Pendekatan
Risk-Based Bank Rating (RBBR)
Peringkat Komposit Keterangan
PK 1 Sangat Sehat
PK 2 Sehat
PK 3 Cukup Sehat
PK 4 Kurang Sehat
PK 5 Tidak Sehat
Sumber: Refmasari dan Setiawan (2014)
5. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi
Untuk mewujudkan KSPPS dan USPPS yang dikelola secara
profesional dan sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan kesehatan,
sehingga diperlukannya penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam
dan Pembiayaan Syariah dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah demi meningkatkan kepercayaan dan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat sekitarnya.
Ruang lingkup penilaian kesehatan KSPPS dan USPPS meliputi
penilaian terhadap beberapa aspek sebagai berikut:
23
a. Aspek Permodalan
Aspek pertama penilaian kesehatan KSPPS/USPPS koperasi
adalah permodalan. Penilaian ini dilakukan dengan menggunakan dua
rasio permodalan yaitu perbandingan modal sendiri dengan total aset
dan rasio kecukupan modal (CAR). Dalam Peraturan Menteri KUKM
No.16 Tahun 2015 menjelaskan bahwa modal sendiri KSPPS adalah
jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan yang disisihkan
dari sisa hasil usaha, hibah dan simpanan lain yang memiliki
karakteristik sama dengan simpanan wajib.
Rasio modal sendiri terhadap total aset dimaksudkan untuk
mengukur kemampuan KSPPS/USPPS koperasi dalam menghimpun
modal sendiri dibandingkan dengan aset yang dimiliki. Pada
KSPPS/USPPS koperasi rasio ini dianggap sehat apabila nilainya
maksimal 20%. Artinya bahwa KSPPS/USPPS koperasi telah mampu
menumbuhkan kepercayaan anggotanya, untuk menyimpan dana pada
KSPPS/USPPS koperasi.
Tabel 2.16
Perhitungan Kriteria Rasio Permodalan
Rasio
Permodalan
(%)
Nilai
Kredit
Bobot
Skor (%)
Skor Kriteria
0 0 5 0 0 – 1,25 Tidak Sehat
1,26–2,50 Kurang Sehat
2,51–3,75 Cukup Sehat
3,76–50 Sehat
5 25 5 1,25
10 50 5 1,50
15 75 5 3,75
20 100 5 5,0
Sumber: Pedoman penilaian kesehatan KSPPS
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) pada
lembaga keuangan seperti KSPPS/USPPS koperasi merupakan
kewajiban penyediaan kecukupan modal (modal minimum) didasarkan
pada risiko aktiva yang dimilikinya. Penggunaan rasio ini
dimaksudkan agar para pengelola KSPPS/USPPS koperasi melakukan
24
pengembangan usaha yang sehat dan dapat menanggung risiko
kerugian dalam batas-batas tertentu yang dapat diantisipasi oleh modal
yang ada.
Tabel 2.17
Perhitungan Kriteria Rasio CAR
Rasio CAR (%) Nilai Kredit Bobot (%) Skor Kriteria
< 6 25 5 1,25 Tidak sehat
6 - < 7 50 5 2,50 Kurang sehat
7 - < 8 75 5 3,75 Cukup sehat
≥ 8 100 5 5,00 Sehat
b. Aspek Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif adalah kekayaan KSPPS/USPPS Koperasi yang
mendatangkan penghasilan. Penilaian terhadap kualitas aktiva produktif
didasarkan pada tiga rasio, yaitu Rasio tingkat piutang dan pembiayaan
bermasalah terhadap jumlah piutang dan pembiayaan, Rasio Portofolio
terhadap piutang berisiko dan pembiayaan berisiko PAR (Portfolio
Asset Risk), dan Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Yang
Wajib Dibentuk (PPAPWD).
Untuk memperoleh rasio piutang dan pembiayaan bermasalah
terhadap piutang dan pembiayaan yang disalurkan, untuk rasio lebih
besar dari 12% sampai dengan 100% diberi nilai skor 25 dan untuk
setiap penurunan rasio 3% nilai kredit ditambah dengan 5 sampai
dengan maksimum 100 dan nilai kredit dikalikan bobot 10% maka
diperoleh skor penilaian. Contoh perhitungan sebagai berikut:
25
Tabel 2.18
Perhitungan Rasio Piutang dan Pembiayaan Bermasalah terhadap Piutang
dan Pembiayaan yang Disalurkan
Pembiayaan Bermasalah
dan Pembiayaan yang
disalurkan(%)
Nilai Bobot Skor Kriteria
>12 25 10 2,50 0 - < 2,5 Tidak Lancar
9 – 12 50 10 5,00 2,5 - < 5,00 Kurang Lancar
5 -8 75 10 7,50 5,00 - < 7,50 Cukup Lancar
< 5 100 10 10,00 7,50 – 10,00 Lancar
Mengukur rasio portofolio piutang dan pembiayaan berisiko:
Tabel 2.19
Perhitungan Rasio PAR
Rasio PAR
(%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
>30 25 5 1,25 0 -< 1,25 Sangat berisiko
26 – 30 50 5 2,50 1,25 - < 2,50 Kurang Berisiko
21 - < 26 75 5 3,75 2,50 - < 3,75 Cukup Berisiko
< 21 100 5 5,00 3,75 – 5,0 Tidak Berisiko
Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) terhadap
Penyisihan Aktiva Produktif yang wajib dibentuk (PPAPWD). Rasio ini
menunjukkan kemampuan manajemen KSPPS/USPPS koperasi menyisihkan
26
pendapatannya untuk menutupi risiko (penghapusan) aktiva produktif yang
disalurkan dalam bentuk pembiayaan dan piutang.
Tabel 2.20
Perhitungan Rasio PPAP
Rasio
PPAP (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
0 0 5 0
0- < 1,25 Macet
1,25 - <2,5 Diragukan
2,5 -< 3,75 KL
3,75 – 5 Lancar
10 10 5 0,5
20 20 5 1,0
30 30 5 1,5
40 40 5 2,0
50 50 5 2,5
60 60 5 3,0
70 70 5 3,5
80 80 5 4,0
90 90 5 4,5
c. Aspek Manajemen
Penilaian aspek manajemen KSPPS/USPPS koperasi meliputi
beberapa komponen yaitu:
a) Manajemen umum
b) Kelembagaan
c) Manajemen permodalan
d) Manajemen aktiva
e) Manajemen likuiditas
27
a) Manajemen umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai kredit
untuk setiap jawaban pertanyaan positif).
Tabel 2.21
Perhitungan Kriteria Manajemen Umum
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,25
2 0,50 0 – 0,75 Tidak baik
3 0,75 0,76 – 1,60 Kurang baik
4 1,00 1,51 – 2,25 Cukup Baik
5 1,25 2,26 – 3,00 Baik
6 1,50
7 1,75
8 2,00
9 2,25
10 2,50
11 2,75
12 3,00
b) Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai kredit untuk
setiap jawaban pertanyaan positif).
Tabel 2.22
Perhitungan Kriteria Manajemen Kelembagaan
Positif Nilai Kredit
Kriteria Bobot
1 0,50
2 1,00 0 – 0,75 Tidak baik
3 1,50 0,76 – 1,50 Kurang baik
28
4 2,00 1,51 – 2,25 Cukup baik
5 2,50 2,26 – 3,00 Baik
6 3,00
c) Manajemen permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit
untuk setiap jawaban pertanyaan positif).
Tabel 2.23
Perhitungan Kriteria Manajemen Permodalan
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria 1
0,60 0 – 0,75 Tidak baik
0,76 – 1,50 Kurang baik
1,51 – 2,25 Cukup baik
2,26 – 3,00 Baik
2 1,20
3 1,80
4 2,40
5 3,00
d) Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai kredit
untuk setiap jawaban positif).
Tabel 2.24
Perhitungan Kriteria Manajemen Aktiva
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,30
2 0,60
3 0,90
4 1,20 0 – 0,75 Tidak baik
5 1,50 0,76 – 1,50 Kurang baik
6 1,80 1,51 – 2,25 Cukup baik
7 2,10 2,26 – 3,00 Baik
8 2,40
9 2,70
10 3,30
29
e) Manajemen likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai kredit
untuk setiap jawaban pertanyaan positif).
Tabel 2.25
Perhitungan Kriteria Manajemen Likuiditas
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 0,60
0 – 0,75 Tidak baik 2 1,20
0,76 - 1,50 Kurang baik 3 1,80
1,51 – 2,25 Cukup baik 4 2,40
2,26 – 3,00 Baik 5 3,00
d. Aspek Efisiensi
Penilaian efisiensi KSPPS/USPPS koperasi didasarkan pada 3
(tiga) rasio yaitu rasio biaya operasional terhadap pelayanan, rasio aktiva
tetap terhadap total asset, rasio efisiensi pelayanan. Rasio-rasio ini
menggambarkan sampai seberapa besar KSPPS/USPPS koperasi mampu
memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan
asset yang dimilikinya, sebagai pengganti ukuran rentabilitas yang untuk
badan usaha koperasi dinilai kurang tepat. Karena koperasi tujuan utamanya
adalah memberikan pelayanan kepada anggota bukan mencari keuntungan.
Meskipun rentabilitas sering digunakan sebagai ukuran efisiensi
penggunaan modal. Rentabilitas koperasi hanya untuk mengukur
keberhasilan perusahaan koperasi yang diperoleh dari penghematan biaya
pelayanan.
30
Tabel 2.26
Perhitugan Kriteria Rasio Biaya Operasional terhadap Pelayanan
Rasio Biaya Operasional
terhadap Pelayanan (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
>100 25 4 1 Tidak efisien
85 – 100 50 4 2 Kurang efisien
69 – 84 75 4 3 Cukup efisien
0 – 68 100 4 4 Efisien
Rasio aktiva tetap terhadap total modal ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.27
Perhitungan Kriteria Rasio Aktiva Tetap Terhadap Total Modal
Rasio Aktiva Tetap Terhadap
Total Modal (%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
76 – 100 25 4 1 Tidak baik
51 – 75 50 4 2 Kurang baik
26 – 50 75 4 3 Cukup baik
0 – 25 100 4 4 Baik
Rasio efisiensi pelayanan dihitung sebagai berikut:
Tabel 2.28
Perhitungan Kriteria Rasio Efisiensi Pelayanan
Rasio Efisiensi
Pelayanan
Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
< 50 25 2 0,5 Tidak baik
50 – 74 50 2 1 Kurang baik
75 – 99 75 2 1,5 Cukup baik
>90 100 2 2 Baik
31
e. Aspek Likuiditas
Dalam usaha simpan pinjam, pemeliharaan likuiditas dimaksudkan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek, baik untuk membayar
penarikan dana simpanan anggota koperasi maupun kewajiban jangka
pendek lainnya. Penilaian kuantitatif terhadap likuiditas
KSPPS/USPPS koperasi dilakukan terhadap 2 (dua) rasio, yaitu rasio
kas dan rasio pembiayaan. Kas dan bank adalah alat likuid yang segera
dapat digunakan, seperti uang tunai dan uang yang tersimpan lembaga
keuangan syariah lain.
Tabel 2.29
Perhitungan Kriteria Rasio Kas
Rasio Kas (%) Nilai
Kredit
Bobot
(%)
Sk
or Kriteria
< 14 dan > 56 25 10 2,5 Tidak likuid
(14 – 20) dan (46 – 56) 50 10 5 Kurang likuid
(21 – 25) dan (35 – 45) 75 10 7,5 Cukup likuid
(26 – 34) 100 10 10 Likuid
Pengukuran rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima
ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.30
Perhitungan Kriteria Rasio Pembiayaan
Rasio pembiayaan
(%) Nilai Kredit Bobot (%) Skor Kriteria
< 50 25 5 1,25 Tidak likuid
51 – 75 50 5 2,50 Kurang likuid
76 – 100 75 5 3,75 Cukup likuid
>100 100 5 5 Likuid
32
f. Aspek Jati Diri Koperasi
Penilaian aspek jati diri koperasi dimaksudkan untuk mengukur
keberhasilan koperasi dalam mencapai tujuannya yaitu
mempromosikan ekonomi anggota. Aspek penilaian jati diri koperasi
menggunakan 2 (dua) rasio, yaitu:
a. Rasio Promosi Ekonomi Anggota (PEA). Rasio ini mengukur
kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan
manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan
simpanan wajib, semakin tinggi persentasenya semakin baik.
b. Rasio Partisipasi Bruto. Rasio partisipasi bruto adalah tingkat
kemampuan koperasi dalam melayani anggota, semakin
tinggi/besar persentasenya semakin baik. Partisipasi bruto adalah
kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan
jasa pada anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi
netto.
Pengukuran rasio Promosi Ekonomi Anggota ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.31
Perhitungan Kriteria Rasio PEA
Rasio PEA (%) Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
< 5 25 5 1,25 Tidak bermanfaat
5 – 7,99 50 5 2,50 Kurang bermanfaat
8 – 11,99 75 5 3,75 Cukup bermanfaat
>12 100 5 5 Bermanfaat
33
Pengukuran rasio partisipasi bruto ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.32
Perhitungan Kriteria Rasio Partisipasi Bruto
Rasio Partisipasi Bruto Nilai
Kredit
Bobot
(%) Skor Kriteria
< 25 25 5 1,25 Rendah
25 – 49 50 5 2,50 Kurang
50 – 75 75 5 3,75 Cukup
>75 100 5 5 Tinggi
g. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
Penilaian terhadap kemandirian dan pertumbuhan didasarkan
pada 3 (tiga) rasio, yaitu Rentabilitas Aset, Rentabilitas Ekuitas, dan
Kemandirian Operasional. Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum
zakat dan pajak dibandingkan dengan total aset ditetapkan sebagai
berikut:
Tabel 2.33
Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas Aset
(%) Nilai Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
< 5 25 3 0,75 Rendah
5 – 7,4 50 3 1,50 Kurang
7,5 – 10 75 3 2,25 Cukup
>10 100 3 3,00 Tinggi
34
Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota
dibandingkan total ekuitas ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.34
Perhitungan Kriteria Rasio Rentabilitas Ekuitas
Rasio Rentabilitas
Ekuitas (%) Nilai Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
< 5 25 3 0,75 Rendah
5 – 7,4 50 3 1,50 Kurang
7,5 – 10 75 3 2,25 Cukup
>10 100 3 3,00 Tinggi
Rasio kemandirian operasional yaitu pendapatan usaha
dibandingkan biaya operasional ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 2.35
Perhitungan Kriteria Rasio Kemandirian Operasional
Rasio Kemandirian Operasional
(%)
Nilai
Kredit
Bobot
(%)
Skor Kriteria
<100 25 4 1 Rendah
100- 125 50 4 2 Kurang
126 – 150 75 4 3 Cukup
>150 100 4 4 Tinggi
h. Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah
Penilaian aspek kepatuhan prinsip syariah dimaksudkan untuk menilai
sejauh mana prinsip syariah diterapkan/dipatuhi oleh KSPPS/USPPS
koperasi dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai lembaga keuangan
syariah. Penilaian kepatuhan prinsip syariah dilakukan dengan perhitungan
nilai kredit yang didasarkan kepada hasil penilaian atas jawaban
35
pertanyaan sebanyak 10 buah dengan bobot 10% berarti untuk setiap
jawaban positif 1 memperoleh nilai kredit bobot 1.
Adapun pertanyaan-pertanyaan yang dianalisa dalam aspek
kepatuhan prinsip syariah ini adalah sebagai berikut:
1. Akad dilaksanakan sesuai tata cara syariah?
2. Penempatan dana pada bank syariah?
3. Adanya Dewan Pengawas Syariah?
4. Komposisi modal penyertaan dan pembiayaan berasal dari lembaga
keuangan syariah?
5. Pertemuan kelompok yang dihadiri Pengurus, Pengawas, dan
Dewan Pengawas Syariah, Pengelola, Karyawan, Pendiri dan
Anggota yag diselenggarakan secara berkala?
6. Manajemen KSPPS/USPPS Koperasi memiliki sertifikat
pendidikan pengelolaan lembaga keuangan syariah yang
dikeluarkan oleh pihak yang kompeten?
7. Frekuansi rapat Dewan Pengawas Syariah untuk membicarakan
ketepatan pola pembiayaan yang dijalankan pengelola dalam 1
tahun?
8. Dalam mengatasi pembiayaan bermasalah digunakan pendekatan
syariah?
9. Meningkatnya titipan ZIS dari anggota?
10. Meningkatnya pemahaman anggota terhadap keunggulan sistem
syariah dari waktu ke waktu?
Dari pertanyaan-pertanyaan diatas, pembobotan penilaian pada
aspek kepatuhan Syariah ini dapat dilihat pada tabel contoh perhitungan
dibawah ini:
36
Tabel 2.36
Perhitungan Kriteria Aspek Kepatuhan Prinsip Syariah
Positif Nilai Kredit Bobot Kriteria
1 1
2 2
3 3
4 4 0 – 2,50 Tidak patuh
5 5 2,51 – 5,00 Kurang patuh
6 6 5,01 – 7,50 Cukup patuh
7 7 7,51 – 10,00 Patuh
8 8
9 9
10 10
Penetapan kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah
dilakukan berdasarkan hasil perhitungan terhadap 8 (delapan) komponen diatas
diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud dipergunakan untuk
menetapkan predikat tingkat kesehatan KSPPS/USPPS koperasi yang dibagi
dalam 4 (empat) golongan yaitu sehat, cukup sehat, dalam pengawasan, dan
dalam pengawasan khusus. Penetapan predikat tingkat kesehatan
KSPPS/USPPS koperasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.37
Predikat Tingkat Kesehatan
SKOR PREDIKAT
80,00 ≤ x ≤ 100 Sehat
66,00 ≤ x ≤ 80,00 Cukup Sehat
51,00 ≤ x ≤ 66,00 Dalam Pengawasan
0 < x < 51,00 Dalam Pengawasan Khusus
37
B. Penelitian terdahulu
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
1. Analisis
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
Koperasi
Simpan Pinjam
dan Pembiayaan
Syariah
(KSPPS) Kota
Tanggerang
Selatan,
Fadhillah
Rahmi, Skripsi
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta 2017.
Alat penelitian
menggunakan
metode
penilaian
kesehatan oleh
Deputi Bidang
Pengawasan
Kementerian
Koperasi dan
Usaha Kecil
dan Menengah
Republik
Indonesia
Nomor:
07/Per/Dep.6/I
V/2016
Dalam penelitian ini
penulis
membandingkan
beberapa metode
tingkat kesehatan
menggunakan metode
CAMELS, penilaian
risiko atau RGEC,dan
Pedoman Penilaian
Kesehatan oleh Deputi
Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
yang dilakukan pada
dua objek penelitian
yaitu BMT UMJ dan
BMT Mekar Dakwah
periode 2012-2016.
Kemudian dilakukan
pula analisis faktor-
faktor yang
berpengaruh terhadap
masing-masing metode.
Hasil penelitian ini
menunjukkan dari 8
sampel yang
dijadikan objek
penelitian pada
penelitian ini,
sebanyak 1
KSPPS/BMT berada
pada predikat tingkat
kesehatan sehat, 6
KSPPS / BMT
berada pada predikat
tingkat kesehatan
cukup sehat dan 1
KSPPS / BMT
berada pada predikat
tingkat kesehatan
dalam pengawasan.
2. Analisis Tingkat Alat penelitian Dalam penelitian ini Hasil penelitian
38
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Kesehatan
Koperasi
Syariah,
Burhanuddin
Yusuf, UIN
Syarif
Hidayatullah.
Jurnal Bisnis
dan manajemen
Vol 6 (1) P-
ISSN: 2087-
2038, E-ISSN:
2461-1182.
menggunakan
metode
CAMEL yang
disesuaikan
dengan
beberapa aspek
syariah
(berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Koperasi No
35.3/Per/M.K
UKM/X/2007)
penulis
membandingkan
beberapa metode
tingkat kesehatan
menggunakan metode
CAMELS, penilaian
risiko atau RGEC,dan
Pedoman Penilaian
Kesehatan oleh Deputi
Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
yang dilakukan pada
dua objek penelitian
yaitu BMT UMJ dan
BMT Mekar Dakwah
periode 2012-2016.
menunjukkan bahwa
KJKS BMT Al-
Munawarah
dikategorikan sebagai
koperasi cukup sehat.
Namun ada beberapa
hal yang belum
memenuhi kriteria
tingkat kesehatannya.
Kelemahan yang perlu
diperbaiki pada aspek
fungsi pengawas
syariah namun dapat
diatasi dengan
peningkatan kualitas
SDM baik pengawas,
pengurus, dan
pengelola. Dengan
demikian anggapan
bahwa Koperasi
Syariah itu tidak
professional dan tidak
baik manajemennya
adalah anggapan yang
kurang tepat.
3. Analisis
Perbandingan
Menggunakan
metode
Selain menggunakan
metode CAMELS,
Dari perhitungan
CAMELS pada tahun
39
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Tingkat
Kesehatan Bank
Dengan
Menggunakan
Metode
CAMELS Dan
RGEC Pada PT
Bank XXX
Periode 2008-
2011,
Anggrawit
Kusumawardha
ni, Fakultas
Ekonomi
Universitas
Gunadarma,
Jurnal Ekonomi
Bisnis Volume
19 No. 3,
Desember 2014
hlm 16-22
CAMEL dan
RGEC
penilaian risiko atau
RGEC. Penulis juga
menggunakan metode
yang berasal dari
Pedoman Penilaian
Kesehatan oleh Deputi
Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
Dan objek yang
dilakukan oleh peneliti
adalah BMT UMJ dan
BMT Mekar Dakwah
periode 2012-2016.
2008-2011 pada PT.
Bank XXX nilai CAR
menunjukan predikat
yang baik nilai NPL
meskipun mengalami
kenaikan namun bank
dapat mengatasi dengan
baik. Nilai NPM berada
pada keadaan yang
stabil. Nilai BOPO
menunjukan bahwa
biaya yang dikeluarkan
lebih besar sehingga
laba bank sedikit
berkurang. Nilai ROA
yang didapat pada
periode penelitian
cukup baik. Nilai LDR
yang didapat
mengalami penurunan
dan nilai sensitifitas
yang cenderung
meningkat . Yang
menjadi pebedaan
dalam metode RGEC
adalah tidak
dihitungnya kualitas
asset pada bank
40
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
sedangkan rasio NPL
dimasukkan kedalam
penilaian profil risiko
4. Analisis
Komparasi
Kinerja
Keuangan BMT
Segmented
Campus dan
BMT Non
Segmented
Campus (Studi
pada BMT
Iqtisaduna FE
UII dan BMT
Sunan Kalijaga)
Ayief
Fathurrahman,
UIN Sunan
Kalijaga.
Membandingk
an kinerja
keuangan 2
BMT
Dalam penelitian ini
selain menghitung rasio
keuangan penulis juga
membandingkan
beberapa metode
tingkat kesehatan
menggunakan metode
CAMELS, penilaian
risiko atau RGEC,dan
Pedoman Penilaian
Kesehatan oleh Deputi
Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016,
yang dilakukan pada
dua objek penelitian
yaitu BMT UMJ dan
BMT Mekar Dakwah
periode 2012-2016.
Analisis yang dilakukan
menunjukkan bahwa
rata-rata rasio keuangan
LDR BMT Sunan
Kalijaga lebih baik
dibandingkan dengan
rasio LDR BMT
Iqtisaduna FE UII.
Sedangkan pada rasio
yang lain seperti rasio
CAR, NPF, ROA,
ROE, dan BOPO
menunjukkan bahwa
rasio keuangan BMT
Sunan Kalijaga lebih
rendah kualitasnya
dibandingkan BMT
Iqtisaduna FE UII.
5 Analisis Menilai Penilaian kesehatan Hasil penelitian ini
41
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penilaian
Kesehatan
Koperasi Jasa
Keuangan
Syariah berbasis
masjid (Studi
kasus BMT At-
Taqwa
Kemanggisan
Jakarta),
Hasmayati,
Jurnal Riset
Manajemen dan
Bisnis, Vol.1,
No.2, Oktober
2016: 163-170
Kesehatan
Koperasi Studi
Kasus Pada
BMT
yang dilakukan oleh
penulis menggunakan
beberapa metode
tingkat kesehatan yaitu
metode CAMELS,
penilaian risiko atau
RGEC,dan Pedoman
Penilaian Kesehatan
oleh Deputi Bidang
Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.y
ang dilakukan pada dua
objek penelitian yaitu
BMT UMJ dan BMT
Mekar Dakwah periode
2012-2016. Kemudian
menganalisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi tingkat
kesehatan dengan
menggunakan Regresi
Tobit
menunjukkan bahwa
tingkat kesehatan
KJKS BMT At-
Taqwa melalui
perhitungan delapan
aspek menunjukkan
KJKS BMT At Taqwa
berada
pada level cukup
segat dan dengan
dipengaruhi oleh faktor-
faktor dari tujuh rasio
keuangan yang
memberikan pengaruh
terhadap tingkat
kesehatan koperasi
tersebut yaitu rasio
NPF, rasio portofolio
pembiayaan beresiko,
kelembagaan, rasio
aktiva tetap terhadap
total asset, rasio
ROE, rasio partisipasi
bruto dan rasio
partisipasi ekonomi
anggota.
6. Analisis Faktor- Menilai faktor- Dalam penelitian ini Penelitian ini
42
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
faktor yang
Mempengaruhi
Efisiensi,
Profitabilitas,
dan Tingkat
Kesehatan Bank
Syariah Periode
2009-2016, Siti
Robiah, UIN
Syarif
Hidayatullah.
faktor yang
mempengaruhi
tingkat
kesehatan
dengan metode
RBBR.
penulis
membandingkan
beberapa metode
tingkat kesehatan
menggunakan metode
CAMELS, penilaian
risiko atau RGEC,dan
Pedoman Penilaian
Kesehatan oleh Deputi
Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
yang dilakukan pada
dua objek penelitian
yaitu BMT UMJ dan
BMT Mekar Dakwah
periode 2012-2016.
Kemudian dilakukan
pula analisis faktor-
faktor yang
berpengaruh terhadap
masing-masing metode
dengan menggunakan
Regresi Tobit.
menggunakan
pendekatan parametik
Stochastic Frontier
Approach (SFA) untuk
menghitung tingkat
efisiensi, menggunakan
rasio ROA untuk
menghitung tingkat
profitabilitas, dan
menggunakan rasio
RBBR untuk
menghitung tingkat
kesehatan bank. Objek
penilitian pada 5 BUS
yaitu BMI, BSM, BMS,
dan BRIS. Hasilnya
menunjukkan bahwa
BRIS mendapatkan
tingkat efisiensi
terbesar yaitu 99,94%.
Pada tingkat
profitabilitas yang
terbesar adalah BMS
sebesar 2,06% dengan
faktor yang
mempengaruhinya yaitu
rasio NPF, FDR dan
BOPO. Sedagkan pada
43
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
analisis tingkat
kesehatan BSM
menduduki nilai
tertinggi yaitu 87,92%
dengan rasio FDR dan
ROA berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat kesehatan.
7 Analisis
Penilaian Faktor
Yang
Mempengarui
Tingkat
Kesehatan
Bank Dengan
Regresi Logit,
Titik Aryati dan
Shirin Balafif
Menganalisis
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
kesehatan
metode
CAMEL
Dalam penelitian ini
penulis
membandingkan
beberapa metode
tingkat kesehatan
menggunakan metode
CAMELS, penilaian
risiko atau RGEC,dan
Pedoman Penilaian
Kesehatan oleh Deputi
Bidang Pengawasan
Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik
Indonesia Nomor:
07/Per/Dep.6/IV/2016.
yang dilakukan pada
dua objek penelitian
yaitu BMT UMJ dan
Artikel ini membahas
dampak probabilitas
tingkat kesehatan bank
menggunakan analisis
rasio CAMEL. Metode
statistik digunakan
untuk menguji hipotesis
penelitian, yaitu regresi
Logit. Variabel
dependen yang
digunakan adalah
tingkat kesehatan bank
dan variabel
independen adalah rasio
CAMEL. Sampel terdiri
dari 60 bank sehat dan
14 bank tidak sehat
pada tahun 2005-2006.
Hasil empiris penelitian
44
No Judul
Penelitian/
Peneliti/Tahun
Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
BMT Mekar Dakwah
periode 2012-2016.
ini mengindikasikan
bahwa NPL adalah
variabel yang signifikan
yang mempengaruhi
tingkat kesehatan bank.
45
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
BAB III
Studi Kasus: Metode Pengukuran Tingkat Kesehatan
Antara BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ
Laporan Keuangan & RAT Periode 2012-2016
BMT Mekar Dakwah BMT UMJ
CAMELS RGEC Pedoman Penilaian Kesehatan
Koperasi Tahun 2016
Analisis Regresi Tobit dengan
menggunakan eviews 9
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Jarque-Berra
Uji
Multikolinearitas
Uji Hipotesis
Uji Parsial
(Likelihood Ratio)
Uji Simultan
(Uji Z-stat)
Interpretasi dan Kesimpulan
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan
dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desai penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan
terkontrol.20
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
dimana jenis data yang biasanya dinyatakan dengan satuan angka-angka, baik
diperoleh dari sumber aslinya maupun diperoleh melalui hasil pengukuran
statistik menggunakan teknik-teknik statistik yang telah dilakukan sebelumnya.21
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari dan menelaah
literatur-literatur seperti buku, jurnal, artikel, internet serta sumber informasi
lainnya yang dapat menunjang penelitian ini.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
data sekunder yang digunakan adalah laporan pertanggungawaban pengurus
yang disampaikan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dan Laporan
Keuangan BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-2016.
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari informasi yang disampaikan dalam Rapat Anggota
20
Asep Saepul Hamdi, Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan,
(Yogyakarta: Deepublish, November 2014), h. 5 21
Muhammad teguh, Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), h.12
47
Tahunan (RAT) dan Laporan Keuangan BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ
periode 2012-2016.
D. Metode dan Analisis Data
1. Metode Perhitungan CAMELS
Adapun indikator penilaian dengan pendekatan CAMELS sebagai berikut :
Tabel 3.1
Indikator Penilaian CAMELS
No Aspek yang
Dinilai
Komponen
1. Capital Rasio Permodalan berfungsi untuk mengukur
kemampuan menyerap kerugian-kerugian yang tidak
dapat dihindari lagi
Capital Adequacy Ratio
2. Asset Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva
produktif selain itu juga untuk mengantisipasi risiko
gagal bayar dari pembiayaan
Kualitas Aktiva Produktif
3. Manajemen dalam penelitian ini penilaian sistem manajemen
diproyeksikan dengan perhitungan rasio Net Profit
Margin sebagai berikut:
48
No Aspek yang
Dinilai
Komponen
4. Earning Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur
tingkat efisiensi usaha dan kemampuan dalam
menghasilkan laba.
Net Operating Margin
Return On Asset
5. Liquidity Rasio likuiditas digunakan untuk menganalisis
kemampuan dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya terutama kewajiban jangka pendeknya.
Financing to Deposit Ratio
Sumber : Dwi Nuraini Ihsan (2015)
2. Metode Perhitungan RGEC
Berikut indikator penilaian dalam pendekatan RGEC:
Tabel 3.2
Indikator Penilaian RGEC
No Aspek yang Dinilai Komponen
1. Profil Risiko Penilaian faktor profil risiko merupakan
penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dan
aktivitas operasional.
Risiko Kredit
Menggunakan indikator NPF (Non
Performing Financing)
49
No Aspek yang Dinilai Komponen
Risiko Likuiditas
Menggunakan indikator FDR (Financing to
Deposit Ratio)
2. Good Corporate
Governance
Penilaian faktor GCG merupakan penilaian
terhadap kualitas manajemen atas lima
pelaksanaan prinsip GCG yaitu
transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, profesional dan
kewajaran
3. Rentabilitas (Earning) Evaluasi kinerja rentabilitas dihitung
menngunakan indikator ROA (Return On
Asset) dan NOM (Net Operating Margin)
ROA (Return On Asset)
NOM (Net Operating Margin)
( )
4. Capital Indikator yang digunakan untuk menilai
aspek permodalan adalah rasio CAR
(Capital Adequacy Ratio)
CAR (Capital Adequacy Ratio)
Sumber : Manajemen Treasury, Dwi Nuraini Ihsan (2015)
50
3. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi
Adapun indikator penilaian berdasarkan pedoman penilaian kesehatan oleh
Deputi Bidang Pengawasan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia sebagai berikut :
Tabel 3.3
Indikator Penilaian Kesehatan Koperasi
No Aspek yang
Dinilai
Komponen
1. Permodalan Penilaiannya dilakukan dengan menggunakan dua rasio
permodalan yaitu:
a. Rasio modal sendiri terhadap total asset
b. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
2. Kualitas
Aktiva
Produktif
a. Rasio tingkat pembiayaan dan piutang bermasalah
terhadap jumlah piutang dan pembiayaan
b. Rasio portofolio pembiayaan beresiko
c. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif
3. Manajemen Komponen penilaian aspek manajemen dilakukan secara
kualitatif yang terdiri dari:
a. Manajemen umum d. Manajemen aktiva
b. Kelembagaan e. Manajemen Likuiditas
c. Permodalan
4. Efisiensi a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap
partisipasi bruto
51
No Aspek yang
Dinilai
Komponen
b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset
c. Rasio efisiensi staf
5. Likuiditas a. Cash Ratio
b. Rasio pembiayaan terhadap dana yang diterima
6. Kemandirian
dan
Pertumbuhan
a. Rentabilitas aset
b. Rentabilitas Modal Sendiri
c. Kemandirian operasional Pelayanan
7. Jatidiri
Koperasi
a. Rasio partisipasi bruto
b. Rasio pastisipasi ekonomi anggota (PEA)
MEP = Manfaat Ekonomi Partisipasi
PEA = Partisipasi Ekonomi Anggota
8. Kepatuhan
Prinsip
Syariah
Pelaksanaan prinsip-prinsip syariah dilakukan secara
kualitatif
52
4. Analisis Regresi Tobit
Penelitian ini menggunakan analisis regresi tobit dengan menggunakan
program Excel dan program Eviews 9. Regresi tobit digunakan karena data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang censored. Jika metode
ordinary least square (OLS) digunakan dengan data tersebut, maka hasil regresi
akan menjadi bias dan tidak konsisten. Model tobit juga bertujuan untuk
menemukan nilai terbaik dari masing-masing koefisien. Bila koefisien suatu
variabel ternyata positif maka probabilitas untuk semakin sehat juga semakin
tinggi. Hal ini berarti semakin tinggi nilai koefisien variabel tersebut akan
berkaitan dengan semakin tinggi probabilitas tingkat kesehatan. Sebaliknya bila
koefisien suatu variabel ternyata negatif maka probabilitas untuk semakin sehat
akan semakin kecil. Hal ini berarti semakin rendah nilai koefisien variabel
tersebut akan berkaitan dengan semakin rendah predikat tingkat kesehatan.
a) Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
Menurut Gujarati (2006) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak.
Uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji normalitas dapat
ditempuh dengan uji Jarque-Berra (J-B test). Hipotesis pengujian yang
digunakan yaitu :
H0 : α = 0, residual terdistribusi normal.
H1 : α ≠ 0, residual tidak terdistribusi normal.
Pengambilan kesimpulan dari hasil pengujian yaitu jika P-value lebih kecil
dari α, maka H0 ditolak dan jika jika P-value lebih besar dari α, maka maka
H0 diterima.
53
2) Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang menilai
kondisi adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2013). Model
regresi yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen.
Pada pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.85
agar antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model
penelitian.
b) Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk: menguji apakah variabel
independen pada model ekonomi benar mempengaruhi variabel dependen
secara signifikan, mengetahui arah dari pengaruh, dan mencari koefisien
besar signifikansi tersebut. Pengujian statistik pada model tobit berbeda
dengan regresi linier biasa. Apabila pengujian statistik serentak pada regresi
linier menggunakan uji F-stat, pada tobit model metode yang digunakan
adalah Likelihood Ratio. Pada uji parsial pun, model tobit menggunakan uji
Z-stat sementara regresi linier biasa menggunakan uji tstat.
1) Uji Likelihood Ratio (Simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel-variabel
independen secara serentak atau simultan berpengaruh terhadap variabel
dependennya. Jika pengujian Likelihood Ratio menunjukkan hasil yang
signifikan, maka secara keseluruhan variabel independen dimasukkan dalam
model atau dengan kata lain tidak ada variabel yang di keluarkan dalam
model.
Dengan alpha 5%, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
54
b. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2) Uji Z-stat (Parsial)
Untuk menguji pengaruh variable independen secara parsial
menggunakan uji Z-stat. Uji hipotesis Z-stat menggunakan persamaan regresi
ini akan menghasilkan nilai probabilitas atau p-value (sig). Nilai probabilitas
(p-value) menunjukan apakah masing- masing variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen
Dengan alpha 5%, dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. Jika p-value > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dapat dikatakan
bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika p-value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat dikatakan
bahwa variabel independen berpengaruh terhadap variabel.
c) Model Regresi Tobit
Regresi tobit merupakan analisis regresi yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan anatara variabel dependen dan variabel
independen. Variabel dependen (variabel respond) biasa yang disimbolkan
dengan Y yang berskala campuran dengan variabel independen (variabel
predictor), biasa disimbolkan dengan X. Output dari analisis regresi ini untuk
mengestimasi nilai-nilai dari variabel dependen bila nilai variabel independen
diketahui. (Nashiruddin: 1997 dalam Fadhil Muhammad naufal 2017).
Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas
nilainya, hanya variabel tidak bebas yang terbatas nilainya. (Gujarati: 547)
Analisis Tobit digunakan jika variabel tidak dependen memiliki nilai batas
atas dan batas bawah yang berkisar (0-100). Adapun Model Regresi Tobit
yang digunakan jika dituliskan fungsinya secara statistik adalah sebagai
berikut (Tobin, 1958):
55
Yt = β0 + β1Xt + ε
Dimana Yt adalah limited dependent variable, β0 adalah parameter
estimasi, β1 adalah koefisien, sementara Xt adalah indipendent variable dan ε
adalah error term dan diasumsikan terdistribusi normal. Pada penelitian ini
tingkat kesehatan diukur dengan menggunakan tiga metode penilaian
kesehatan yaitu CAMELS, RGEC, dan Pedoman Penilaian Tingkat
Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop, oleh karena itu terdapat tiga model
persamaan regresi tobit sebagai berikut:
Model I: Tingkat Kesehatan (CAMELS)
θit = β0 + β1CAR + β2PPAP + β3NPM + β4ROA + β5BOPO + β6FDR +
β7CR + εit
Dimana:
θ = Tingkat Kesehatan CAMELS
β1-β7 = Koefisien estimasi masing-masing variabel
CAR = Kecukupan modal
PPAP = Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
NPM = Net Profit Margin
ROA = Tingkat Pengembalian Aset (laba)
BOPO = Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
FDR = Komposisi Jumlah Pembiayaan
CR = Kas Lancar
ε = Residual atau error term
Dalam model regresi tersebut, θ sebagai variabel dependen. Sementara
variabel independen pada tingkat kesehatan CAMELS terdiri dari CAR,
PPAP, NPM, ROA, BOPO, FDR, dan CR.
56
Model II: Tingkat Kesehatan (RGEC)
θit = β0 + β1FDR + β2NPF + β3GCG + β4ROA + β5NOM + β6CAR + εit
Dimana:
θ = Tingkat Kesehatan RGEC
β1-β7 = Koefisien estimasi masing-masing variabel
FDR = Komposisi Jumlah Pembiayaan
NPF = Pembiayaan Bermasalah
GCG = Good Corporate Governance
ROA = Tingkat Pengembalian Aset (laba)
NOM = Net Operating Margin
CAR = Kecukupan modal
ε = Residual atau error term
Dalam model regresi tersebut, θ sebagai variabel dependen yaitu
tingkat kesehatan RGEC. Sementara variabel independen pada tingkat
kesehatan RGEC terdiri dari FDR, NPF, GCG, ROA, NOM, dan CAR.
Model III: Tingkat Kesehatan (Metode Deputi Kepmenkop)
θit = β0 + β1MDL + β2KAP + β3MNJ + β4EFS + β5LKD + β6JDK +
β7KDP + β8KPS + εit
Dimana:
θ = Tingkat Kesehatan Metode Deputi kepmenkop
β1-β8 = Koefisien estimasi masing-masing variabel
MDL = Permodalan
KAP = Kualitas Aktiva Produktif
MNJ = Manajemen
EFS = Efisiensi
LKD = Likuiditas
JDK = Jatidiri Koperasi
KDP = Kemandirian dan pertumbuhan
57
KPS = Kepatuhan Syariah
ε = Residual atau error term
Dalam model regresi tersebut, θ sebagai variabel dependen yaitu
tingkat kesehatan berdasarkan metode pedoman penilaian kesehatan koperasi
oleh Deputi Kepmenkop. Sementara variabel independen pada tingkat
kesehatan tersebut terdiri dari Aspek permodalan yang terdiri dari rasio
Modal Sendiri dan CAR. Aspek KAP yang terdiri dari rasio NPF dan PPAP.
Aspek Manajemen yang terdiri dari manajemen umum, kelembagaan,
permodalan, aset, dan likuiditas. Aspek efisiensi yang terdiri dari rasio Biaya
operasional terhadap pelayanan, Aktiva tetap terhadap total aset, dan efisiensi
staf. Aspek likuiditas yang terdiri dari rasio kas dan rasio pembiayaan. Aspek
jati diri koperasi yang terdiri dari rasio Partisipasi Ekonomi Anggota dan
Partisipasi Bruto. Aspek kemandirian dan pertumbuhan dinilai dengan rasio
rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas, dan kemandirian operasional. Terakhir
adalah aspek kepatuhan syariah yang dinilai dengan rasio kepatuhan.
E. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah
yang masih bersifat praduga yang kebenarannya harus diuji secara empiris.22
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis Model I (CAMELS):
H0 = Tidak terdapat pengaruh antara CAR, PPAP, NPM, ROA,
BOPO, FDR, dan CR terhadap tingkat kesehatan BMT.
Ha = Terdapat pengaruh antara CAR, PPAP, NPM, ROA, BOPO,
FDR, dan CR terhadap tingkat kesehatan BMT.
22
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 151
58
Hipotesis Model II (RGEC):
H0 = Tidak terdapat pengaruh antara FDR, NPF, GCG, ROA, NOM,
dan CAR CR terhadap tingkat kesehatan BMT.
Ha = Terdapat pengaruh antara FDR, NPF, GCG, ROA, NOM, dan
CAR terhadap tingkat kesehatan BMT.
Hipotesis Model II (Metode Deputi Kepmenkop):
H0 = Tidak terdapat pengaruh antara MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD,
JDK, KDP, KPS terhadap tingkat kesehatan BMT.
Ha = Terdapat pengaruh antara MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK,
KDP, KPS terhadap tingkat kesehatan BMT.
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit
1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode CAMELS Periode 2012- 2016)
Berikut adalah hasil penilaian kesehatan CAMELS pada BMT Mekar
Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-2016:
Gambar 4.1
Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan BMT (CAMELS)
Sumber: Data diolah
Berdasarkan grafik perkembangan tersebut terlihat bahwa tingkat
kesehatan BMT Mekar Dakwah mengalami peningkatan dari tahun 2012-
2013 dari 43,74% menjadi 45,01% kemudian mengalami penurunan
secara berturut dari tahun 2013-2015 dimana pada tahun 2015 mencapai
titik terendah yaitu sebesar 44,92% tetapi pada tahun 2016 kembali
meningkat ke titik tertinggi yaitu sebesar 46,62%. Sedangkan BMT UMJ
mengalami fluktuasi terhadap tingkat kesehatannya yaitu pada tahun
2012-2014 terus mengalami kenaikan dari 42,54% menjadi 47,37%
dimana pada tahun 2014 menjadi titik tertinggi bagi tingkat kesehatan
BMT UMJ kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan kembali
43.74%
45.01% 44.99% 44.92%
46.62%
42.54%
43.84%
47.37% 46.31%
46.88%
40.00%
42.00%
44.00%
46.00%
48.00%
2012 2013 2014 2015 2016
BMT Mekar Dakwah BMT UMJ
60
menjadi 46,31% dan pada tahun 2016 berhasil meningkat menjadi
46,88%.
Hasil tingkat kesehatan BMT tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Kategori Tingkat Kesehatan (CAMELS)
Nilai Kredit Predikat
81-100 Sehat
66 - <81 Cukup Sehat
51 - <66 Kurang Sehat
0 - <51 Tidak Sehat
Berdasarkan kategori tersebut maka kedua BMT tersebut dapat dikatakan:
Tabel 4.2
Tingkat kesehatan BMT (Metode CAMELS)
Tahun BMT Mekar dakwah BMT UMJ
Skor Predikat Skor Predikat
2012 43,74% Tidak Sehat 42,54% Tidak Sehat
2013 45,01% Tidak Sehat 43,84% Tidak Sehat
2014 44,99% Tidak Sehat 47,37% Tidak Sehat
2015 44,92% Tidak Sehat 46,31% Tidak Sehat
2016 46,62% Tidak Sehat 46,88% Tidak Sehat
61
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan
CAMELS Menggunakan Regresi Tobit
Pada tahap ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kesehatan camels menggunakan regresi tobit. Dalam analisis regresi tobit
penelitian ini menggunakan software Eviews 9.
a) Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan analisis grafik yaitu histogram dan Uji statistik
normalitas dapat ditempuh dengan uji Jarque-berra (J-B test). Berikut
disajikan hasil ouput normalitas;
Gambar 4.2
Uji Normalitas (J-B test)
0
1
2
3
4
5
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
Series: Residuals
Sample 1 10
Observations 10
Mean 0.000000
Median -0.008987
Maximum 0.227906
Minimum -0.096919
Std. Dev. 0.091622
Skewness 1.568844
Kurtosis 4.978199
Jarque-Bera 5.732647
Probability 0.056908
Sumber: Data diolah (Output Eviews 9)
Apabila dilakukan pengujian secara formal untuk mendapatkan
kepastian secara statistik, dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Jarque-Bera. Hipotesis nol dari uji tersebut adalah residual berdistribusi
normal. Berdasarkan output diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 5,7
dengan p-value sebesar 0,056. Oleh karena p-value lebih besar dari 0,05
62
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak dan residual
berdistribusi normal.
2) Uji Multikolineritas
Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang
menilai kondisi adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen. Pada
pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.8 agar
antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model
penelitian.
Tabel 4.3
Uji Multikolineritas
CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR
CAR 1.000000 -0.300624 0.338337 -0.666667 -0.376247 -0.110317 0.166667
PPAP -0.300624 1.000000 -0.414120 0.150446 -0.524950 -0.636662 0.190511
NPM 0.338337 -0.414120 1.000000 -0.243031 -0.411377 0.409340 -0.200143
ROA -0.666667 0.150446 -0.243031 1.000000 0.458108 -0.159723 -0.250000
BOPO -0.376247 -0.524950 -0.411377 0.458108 1.000000 0.245645 -0.155851
FDR -0.110317 -0.636662 0.409340 -0.159723 0.245645 1.000000 -0.484921
CR 0.166667 0.190511 -0.200143 -0.250000 -0.155851 -0.484921 1.000000
Sumber: Data diolah (Output Eviews 9)
Hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan bahwa tidak ada
nilai dari seluruh variabel independen yang memiliki nilai < 0.8 Maka
kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas
dalam variabel independennya.
63
b) Uji Hipotesis
1) Uji Likelihood Ratio
Uji Likelihood Ratio bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen dengan dependen secara simultan dengan signifikan
sebesar 0,05, dapat disimpulkan:
1. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat.
Tabel 4.4
Hasil Uji Likelihood Ratio
Value Df Probability
Likelihood ratio 24.77585 7 0.0008
LR test summary:
Value Df
Restricted LogL -2.149657 8
Unrestricted LogL 10.23827 1
Sumber: Data diolah
Uji LR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,0000 yaitu lebih kecil
dari nilai 0,05 sehingga Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen atau bebas berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen atau terikat.
64
2) Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Uji statistik Z berguna untuk menguji pengaruh dari masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada
tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai sig z < 0,05 maka Ho ditolak,
sedangkan jika nilai sig z > 0,05 maka Ho diterima.
Tabel 4.5
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448
CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000
PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000
NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000
ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892
BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000
FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004
CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis
secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan ada
pengaruh yang signifikan variable CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR, dan
CR terhadap PK. Sementara variabel ROA tidak berpengaruh signifikan
terhadap nilai PK.
65
c) Analisis Regresi Tobit
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Tobit
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448
CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000
PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000
NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000
ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892
BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000
FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004
CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas dapat dilihat koefisien untuk
persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam
persamaan matematis sebagai berikut:
PK = -144.2277 + 1.080516 CAR + 0.568489 PPAP + 2.563335 NPM -
23.11118 ROA + 2.871435 BOPO + 0.235976 FDR + 43.4491
CR
Dari tabel 4.6 kita dapat melihat bahwa terdapat variabel yang
memberikan pengaruh negatif maupun positif. Terlihat pula, tidak semua
variabel dalam penelitian ini memberikan pengaruh signifikan atau
pengaruh nyata.
Pada hasil regresi tobit rasio CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR, dan
CR memiliki nilai p-value lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 hal tersebut
menandakan variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan secara
statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel ROA memiliki nilai p-value
sebesar 0,0892 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,0892 >0,05)
menandakan hanya rasio ROA saja yang tidak berpengaruh signifikan.
66
Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa variabel CAR
berpengaruh signifikan terhadap kesehatan BMT (CAMELS) secara
positif, artinya jika CAR BMT meningkat sebesar 1% maka akan
menyebabkan nilai PK naik sebesar 1.080516 %.
Kemudian pada rasio PPAP juga berpengaruh signifikan secara
positif yang menandakan jika rasio PPAP meningkat sebesar 1% akan
menyebabkan nilai PK naik sebesar 0.568489%.
Pada rasio NPM menandakan pengaruh signifikansi positif dimana
jika rasio NPM meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan nilai PK
naik sebesar 2.563335%.
Pada rasio BOPO berpengaruh signifikan positif. Jika rasio ini
meningkat sebesar 1 % akan menyebabkan kenaikan PK sebesar
2.871435%.
Rasio FDR menunjukan pengaruh signifikan positif dimana ketika
rasio ini meningkat 1 % maka akan menyebabkan kenaikan PK sebesar
0.235976%.
Rasio CR juga menunjukkan pengaruh positif jika rasio ini
meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan PK sebesar
43.4491%.
67
B. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit
1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Metode RGEC Periode 2012-2016)
Berikut adalah perkembangan tingkat kesehatan dengan menggunakan
metode RGEC pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-
2016:
Gambar 4.3
Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan BMT (RGEC)
Sumber: Data diolah
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa BMT Mekar dakwah
mengalami stagnansi dari tahun 2012-2014 yaitu mendapatkan nilai komposit
sebesar 80,00% kemudian turun ke titik terendah menjadi 76,67% pada tahun
2015 dan mengalami kenaikan kembali pada tahun 2016 menjadi 80,00%.
Begitu juga dengan grafik kesehatan BMT UMJ pada tahun 2012-2013
mengalami stagnansi dengan nilai komposit sebesar 73,33% kemudian naik
menjadi 80,00% pada tahun 2014 dan kembali turun pada tahun 2015-2016
menjadi 76,67% dan 70,00%. Hal ini menunjukkan BMT UMJ mengalami
titik tertinggi pada tahun 2014 dengan nilai komposit 80,00% dan
mendapatkan titik terendah pada tahun 2016 dengan nilai komposit 70,00%.
80.00 80.00 80.00
76.67
80.00
73.33 73.33
80.00
76.67
70.00
64.00
66.00
68.00
70.00
72.00
74.00
76.00
78.00
80.00
82.00
2012 2013 2014 2015 2016
BMT Mekar Dakwah
68
Hasil tingkat kesehatan BMT tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Kategori Tingkat Kesehatan (RGEC)
Bobot Peringkat Komposit Keterangan
86-100 PK 1 Sangat Sehat
71-85 PK 2 Sehat
61-70 PK 3 Cukup Sehat
41-60 PK 4 Kurang Sehat
<40 PK 5 Tidak Sehat
Berdasarkan kategori tersebut maka kedua BMT tersebut dapat dikatakan:
Tabel 4.8
Tingkat kesehatan BMT (Metode RGEC)
Tahun BMT Mekar dakwah BMT UMJ
Skor Predikat Skor Predikat
2012 80,00 Sehat 73,33 Sehat
2013 80,00 Sehat 73,33 Sehat
2014 80,00 Sehat 80,00 Sehat
2015 76,67 Sehat 76,67 Sehat
2016 80,00 Sehat 70,00 Sehat
69
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan RGEC
Menggunakan Regresi Tobit
a) Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakuakan dengan analisis grafik yaitu histogram dan Uji
statistkc normalitas dapat ditempuh dengan uji Jarque-Berra (J-B test).
Berikut disajikan hasil ouput normalitas;
Gambar 4.4
Uji Normalitas (J-B test)
0
1
2
3
4
5
-0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04
Series: Residuals
Sample 1 10
Observations 10
Mean 0.000000
Median 0.001197
Maximum 0.034485
Minimum -0.023532
Std. Dev. 0.016311
Skewness 0.562451
Kurtosis 3.265285
Jarque-Bera 0.556576
Probability 0.757079
Sumber: Data diolah
Apabila dilakukan pengujian secara formal untuk mendapatkan
kepastian secara statistik, dapat dilakukan dengan menggunakan uji Jarque-
Bera. Hipotesis nol dari uji tersebut adalah residual berdistribusi normal.
Berdasarkan output diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 0.556 dengan p-value
sebesar 0,757. Oleh karena p-value lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak dan residual berdistribusi
normal.
2) Uji Multikolineritas
Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang
menilai kondisi adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen. Pada
70
pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.8 agar
antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model
penelitian.
Tabel 4. 9
Uji Multikolineritas
CAR FDR GCG NOM NPF ROA
CAR 1.000000 0.227020 -0.341523 0.466209 0.507407 0.034329
FDR 0.227020 1.000000 -0.158228 0.043808 -0.043093 -0.439072
GCG -0.341523 -0.158228 1.000000 -0.273887 -0.240384 0.162093
NOM 0.466209 0.043808 -0.273887 1.000000 0.423348 0.736946
NPF 0.507407 -0.043093 -0.240384 0.423348 1.000000 0.051882
ROA 0.034329 -0.439072 0.162093 0.736946 0.051882 1.000000
Sumber: Data diolah
Hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan bahwa tidak ada nilai
dari seluruh variabel independen yang memiliki nilai < 0.8 Maka
kesimpulan yang diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas
dalam variabel independennya.
b) Uji Hipotesis
1) Uji Likelihood Ratio
Uji Likelihood Ratio bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan dependen secara simultan dengan signifikan sebesar
0,05, dapat disimpulkan:
1. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau
terikat.
2. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini
berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas
tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat.
71
Tabel 4.10
Hasil Uji Likelihood Ratio
Value Df Probability
Likelihood ratio 59.29226 6 0.0000
Sumber: Data diolah
Uji LR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,0000 yaitu lebih kecil dari
nilai 0,05 sehingga Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa semua variabel
independen atau bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel
dependen atau terikat.
2) Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Uji statistik Z berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada tingkat
signifikansi 0,05. Jika nilai sig z < 0,05 maka Ho ditolak, sedangkan jika nilai
sig z > 0,05 maka Ho diterima.
Tabel 4.11
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000
CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208
FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000
GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745
NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013
NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339
ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956
Sumber: Data diolah
72
Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis
secara parsial dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan ada pengaruh
yang signifikan variable FDR dan NOM terhadap PK.
c) Analisis Regresi Tobit
Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Tobit
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000
CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208
FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000
GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745
NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013
NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339
ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956
Sumber: Data diolah
Berdasarkan pada tabel 4.12 dapat dilihat koefisien untuk
persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan
matematis sebagai berikut:
PK = 1.901775 + 0.083937 CAR + 0.133025 FDR - 0.027768 GCG -
2.855867 NOM -0.401395 NPF + 2.373145 ROA
Dari tabel 4.12 dapat kita lihat bahwa terdapat variabel yang
memberikan pengaruh negatif maupun positif. Terlihat pula, tidak semua
variabel dalam penelitian ini memberikan pengaruh signifikan atau
pengaruh nyata. Pada hasil regresi tobit hanya rasio FDR dan NOM saja
yang memiliki nilai p-value lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 hal tersebut
menandakan variabel-variabel tersebut berpengaruh signifikan secara
73
statistik pada α = 5%. Sedangkan variabel CAR, GCG, NPF, dan ROA
memiliki nilai p-value lebih besar dari nilai α (α >0,05).
Hasil penelitian menunjukkan variabel CAR memiliki nilai p-value
sebesar 0,4208 yang berarti lebih besar dari nilai α (0,4208<0,05).
Variabel FDR memiliki nilai p-value lebih kecil dari nilai α yang berarti
variabel ini berpengaruh signifikan secara positif, artinya jika nilai FDR
meningkat sebesar 1 %maka akan meningkatkan nilai PK sebesar
0,133025% yang akan menyebabkan PK semakin tinggi atau tidak sehat.
Sementara, variabel GCG memiliki nilai p-value sebesar 0,2745
yang berarti lebih besar dari nilai α. Variabel NOM memiliki nilai p-value
sebesar 0,0013. dapat diinterpretasikan bahwa variabel NOM berpengaruh
signifikan secara negatif artinya jika NOM meningkat sebesar 1 % maka
akan menyebabkan penurunan nilai PK sebesar 2.855867 %.
Variabel NPF memiliki nilai p-value sebesar 0.3339 yang berarti
lebih besar dari nilai α (α<0,05). Sedangkan variabel ROA memiliki nilai
p-value sebesar 0,00956 yang berarti lebih besar dari nilai α (α<0,05).
74
C. Analisis Tingkat Kesehatan BMT dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesehatan BMT dengan Regresi Tobit
1. Analisis Tingkat Kesehatan BMT (Deputi Kepmenkop Periode
2012-2106)
Berikut adalah grafik perkembangan tingkat kesehatan BMT berdasarkan
metode Deputi Kepmenkop pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ
periode 2012-2016:
Gambar 4.5
Grafik Perkembangan Tingkat Kesehatan BMT (Deputi Kepmenkop)
Sumber: Data diolah
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa tingkat kesehatan
BMT Mekar Dakwah mengalami penurunan dari tahun 2012-2014 yaitu
74,99% turun menjadi 73,10% turun lagi menjadi 71,75% kemudian pada
tahun 2015 mengalami kenaikan menjadi 73,85% dan mengalami penurunan
kembali menjadi 72,95%. BMT UMJ justru mengalami perkembangan yang
berbeda dengan BMT Mekar Dakwah dimana pada tahun 2012-2014
mengalami kenaikan berturut-turut kemudian pada tahun 2015 dan 2016
mengalami penurunan kembali adapun skor kesehatan yang diperoleh secara
berturut oleh BMT UMJ adalah 74,99%, 77,45%, 86,40%, 81,10%, 77,55%
dimana skor kesehatan tertinggi diperoleh pada tahun 2014 dan terendah
diperoleh pada tahun 2012.
74.39% 73.10% 71.75% 73.85% 72.95% 74.90% 77.45% 86.40%
81.10% 77.55%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
2012 2013 2014 2015 2016
BMT Mekar dakwah BMT UMJ
75
Hasil tingkat kesehatan BMT tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 4.13
Kategori Tingkat Kesehatan (Kepmenkop)
Nilai Kredit Predikat
80,00 ≤ x ≤ 100 Sehat
66,00 ≤ x ≤ 80,00 Cukup Sehat
51,00 ≤ x ≤ 66,00 Dalam Pengawasan
0 < x < 51,00 Dalam Pengawasan Khusus
Berdasarkan kategori tersebut maka kedua BMT tersebut dapat dikatakan:
Tabel 4.14
Tingkat kesehatan BMT (Metode Kepmenkop)
Tahun BMT Mekar dakwah BMT UMJ
Skor Predikat Skor Predikat
2012 74,39 Cukup Sehat 74,90 Cukup Sehat
2013 73,10 Cukup Sehat 77,45 Cukup Sehat
2014 71,75 Cukup Sehat 86,40 Sehat
2015 73,85 Cukup Sehat 81,10 Sehat
2016 72,95 Cukup Sehat 77,55 Cukup Sehat
76
2. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan Deputi
Kepmenkop Menggunakan Regresi Tobit
a) Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dilakuakan dengan analisis grafik yaitu histogram dan Uji
statistic normalitas dapat ditempuh dengan uji Jarque-Berra (J-B test).
Berikut disajikan hasil ouput normalitas;
Gambar 4.6
Uji Normalitas (J-B test)
0
1
2
3
4
5
-0.02 -0.01 0.00 0.01
Series: Residuals
Sample 1 10
Observations 10
Mean 3.91e-15
Median 0.001054
Maximum 0.013860
Minimum -0.016639
Std. Dev. 0.009020
Skewness -0.351581
Kurtosis 2.428477
Jarque-Bera 0.342114
Probability 0.842773
Sumber: Data diolah
Apabila dilakukan pengujian secara formal untuk mendapatkan
kepastian secara statistik, dapat dilakukan dengan menggunakan uji
Jarque-Bera. Hipotesis nol dari uji tersebut adalah residual berdistribusi
normal. Berdasarkan output diperoleh nilai Jarque-Bera sebesar 0,34
dengan p-value sebesar 0,84. Oleh karena p-value lebih besar dari 0,05
maka dapat dikatakan bahwa hipotesis nol gagal ditolak dan residual
berdistribusi normal.
2) Uji Multikolineritas
Multikolinieritas merupakan salah satu uji asumsi klasik yang
menilai kondisi adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
77
yang baik apabila tidak ada korelasi diantara variabel independen. Pada
pengujian multikolinearitas nilai korelasi antara variabel harus < 0.8 agar
antara kedua variabel tersebut, sehingga tidak mengganggu model
penelitian.
Tabel 4.15
Uji Multikolineritas
MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS
MDL 1.000000 -0.345045 0.621838 0.159794 0.529813 0.170406 0.680385 -0.305888
KAP -0.345045 1.000000 -0.129986 0.554766 -0.417200 -0.093013 0.086138 0.285155
MNJ 0.621838 -0.129986 1.000000 -0.034903 -0.051550 0.230941 0.340319 0.159443
EFS 0.159794 0.554766 -0.034903 1.000000 4.08E-17 0.498889 0.292866 -0.232175
LKD 0.529813 -0.417200 -0.051550 4.08E-17 1.000000 -0.107211 0.635614 -0.577350
JDK 0.170406 -0.093013 0.230941 0.498889 -0.107211 1.000000 -0.137681 0.061898
KDP 0.680385 0.086138 0.340319 0.292866 0.635614 -0.137681 1.000000 -0.202209
KPS -0.305888 0.285155 0.159443 -0.232175 -0.577350 0.061898 -0.202209 1.000000
Sumber: Data diolah
Hasil perhitungan nilai korelasi menunjukkan bahwa tidak ada nilai dari
seluruh variabel independen yang memiliki nilai < 0.8 Maka kesimpulan yang
diperoleh adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam variabel
independennya.
b) Uji Hipotesis
1) Uji Likelihood Ratio
Uji Likelihood Ratio bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen dengan dependen secara simultan dengan signifikan
sebesar 0,05, dapat disimpulkan:
1. Jika nilai Signifikan <0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.
2. Jika nilai Signifikan >0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, ini berarti
menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak
78
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen
atau terikat.
Tabel 4.16
Hasil Uji Likelihood Ratio
Value Df Probability
Likelihood ratio 76.89362 8 0.0000
Sumber: Data diolah
Uji LR diperoleh nilai signifikan sebesar 0,0000 yaitu lebih kecil
dari nilai 0,05 sehingga Ho ditolak dapat disimpulkan bahwa semua
variabel independen atau bebas berpengaruh secara simultan terhadap
variabel dependen atau terikat.
2) Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Uji statistik Z berguna untuk menguji pengaruh dari masing-
masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen dapat dilihat pada
tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai sig z < 0,05 maka Ho ditolak,
sedangkan jika nilai sig z > 0,05 maka Ho diterima.
79
Tabel 4.17
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000
MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000
KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000
MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000
EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000
LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000
JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000
KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000
KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan mengenai uji hipotesis secara
parsial dengan tingkat signifikansi 5% dapat dikatakan ada pengaruh yang
signifikan variable MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, dan KPS
terhadap PK.
c) Analisis Regresi Tobit
Tabel 4.18
Hasil Uji Regresi Tobit
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000
MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000
KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000
MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000
EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000
LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000
JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000
KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000
KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000
Sumber: Data diolah
80
Berdasarkan pada tabel 4.18 dapat dilihat koefisien untuk persamaan
regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis
sebagai berikut:
PK = - 14.47739 + 0.225985 MDL - 0.111189 KAP - 0.242791 MNJ +
0.260133 EFS -0.125873 LKD -0.291951 JDK - 0.258308 KDP +
2.334653 KPS
Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa terdapat variabel yang
memberikan pengaruh negatif maupun variabel yang memberikan pengaruh
positif. Pada metode ini dapat dikatakan bahwa seluruh variabel bebas
(Modal, KAP, Manajemen, Efisiensi, Liuiditas, Jatidiri Koperasi,
Kemandirian dan Pertumbuhan, serta Kepatuhan Syariah) berpengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Tingkat kesehatan
kepmenkop) karena secara keseluruhan semua variabel memiliki nilai p-
value sebesar 0,000 berarti lebih kecil dari nilai α (0,000<0,05).
Hasil penelitian menunjukkan variabel MDL berpengaruh signifikan
secara positif, artinya jika variabel MDL meningkat sebesar 1% maka akan
menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan sebesar 0.225985 %.
Variabel KAP berpengaruh signifikan secara negatif, artinya jika
variabel KAP meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan
tingkat kesehatan sebesar 0.111189 %.
Variabel MNJ berpengaruh signifikan secara negatif, artinya jika
variabel MNJ menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan
tingkat kessehatan sebesar 0.242791 %.
Variabel EFS berpengaruh signifikan secara positif, artinya jika
variabel EFS meningkat sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan
tingkat kesehatan sebesar 0.260133 %.
Variabel LKD berpengaruh secara negatif, artinya jika variabel LKD
menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan
sebesar 0.125873 %.
81
Variabel JDK berpengaruh secara negatif, artinya jika variabel JDK
menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan
sebesar 0.291951 %.
Variabel KDP berpengaruh secara negatif, artinya jika variabel KDP
menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan
sebesar 0.258308 %.
Variabel KPS berpengaruh secara positif, artinya jika variabel KPS
menurun sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan tingkat kesehatan
sebesar 2.334653 %
D. Pembahasan Tingkat Kesehatan BMT dengan Metode CAMELS, RGEC,
dan Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop
Berdasarkan tiga metode tingkat kesehatan yang telah dilakukan pada dua
BMT yang telah dianalisis sebelumnya dengan menggunakan CAMELS, RGEC,
dan pedoman penilaian kesehatan oleh Deputi Kepmenkop maka dapat diketahui
sebagai berikut:
Tabel 4.19
Perbandingan Tingkat Kesehatan
BMT Tahun CAMELS RGEC Kepmenkop
BMT
Mekar
Dakwah
2012 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
2013 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
2014 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
2015 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
2016 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
BMT
UMJ
2012 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
2013 Tidak Sehat Sehat Cukup Sehat
2014 Tidak Sehat Sehat Sehat
2015 Tidak Sehat Sehat Sehat
2016 Tidak Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat
Sumber: data diolah
82
Berdasarkan tabel 4.19 Diatas dapat dilihat bahwa predikat tingkat
kesehatan ketiga metode tersebut memiliki hasil yang jauh berbeda hal tersebut
terjadi karena perbedaan kriteria penilaian aspek, penilaian indikator, jumlah nilai
pembobotan dan skor yang digunakan untuk mengukur berbeda.
Pada penilaian CAMELS indikator yang digunakan adalah aspek capital,
assets, manajemen, earning, dan liquidity. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
kedua BMT tersebut mendapatkan predikat tidak sehat pada periode 2012-2016
hal ini dikarenakan terdapat kelemahan penilaian indikator dimana rasio kualitas
aktiva produktif (KAP) pada metode ini tidak dapat dihitung karena merupakan
data rahasia sehingga mempengaruhi nilai bobot pada metode ini.
Penilaian aspek permodalan pada CAMELS dihitung dengan
menggunakan rasio CAR. Pada rasio CAR BMT Mekar Dakwah mengalami
penurunan CAR setiap tahunnya tetapi masih berada pada interval 9% ≤ CAR <
12% sehingga rasio permodalannya dapat dikategorikan sehat. Rata-rata rasio
CAR BMT UMJ berada pada interval CAR ≥ 12% yaitu berada pada peringkat
komposit 1 Sangat Sehat. Aspek asset dihitung menggunakan rasio PPAP
sementara manajemen dihitung dengan menggunakan rasio NPM. Rasio ROA
BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ dapat dikatakan baik atau sehat. Rasio
BOPO pada BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ mengalami penurunan dari
tahun 2012-2015 hal tersebut diindikasikan terjadi karena adanya peningkatan
tingkat efisiensi dalam menggunakan sumber daya yang ada pada perusahaan.
Aspek likuiditas dinilai dengan menggunakan rasio FDR dan rasio CR, secara
keseluruhan rasio FDR BMT Mekar Dakwah berada pada predikat sehat karena
nilai rata-rata berada pada interval 60%<FDR<75% nilai FDR yang semakin kecil
menunjukkan semakin kecilnya rasio pemberian kredit yang diberikan kepada
nasabah, sehingga dapat mengimbangi kewajiban untuk segera memenuhi
permintaan deposan yang ingin menarik kembali uanganya. Rasio FDR pada
BMT UMJ berada diatas batas maksimal 115% yang berarti secara keseluruhan
rasio FDR mendapatkan predikat tidak sehat dimana BMT UMJ belum mampu
menjadi media intermediasi yang baik antara pihak yang membutuhkan dana
83
dengan yang memiliki kelebihan dana. Sementara rasio CR kedua BMT tersebut
dapat dikategorikan baik. Pada penilaian CAMELS dapat disimpulkan bahwa
apabila indikator kualitas aset dan likuiditas memiliki nilai yang tidak baik maka
dapat diprediksi bahwa keadaan bank tersebut berada pada posisi yang tidak sehat.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari
mengatakan bahwa, konsep tingkat kesehatan CAMELS merupakan alat analisis
yang sebagian rasionya sangat mempertimbangkan kualitas aktiva (45% dari
bobot keseluruhan) dan kecukupan modal (25% dari bobot keseluruhan) yang
kedua komponen ini digunakan untuk mengantisipasi risiko yang akan muncul.
Pada penilaian CAMELS dapat disimpulkan bahwa apabila indikator kualitas aset
dan likuiditas memiliki nilai yang tidak baik maka dapat diprediksi bahwa
keadaan bank tersebut berada pada posisi yang tidak sehat.23
Pada penilaian RGEC BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat sehat
pada periode 2012-2016. Sementara, BMT UMJ mendapat predikat sehat pada
periode 2012-2015 sementara pada tahun 2016 terdapat penurunan predikat
kesehatan menjadi cukup sehat. Penilaian Tingkat Kesehatan pada BMT Mekar
Dakwah berdasarkan hasil analisis faktor Risk Profile yang terdiri dari penilaian
risiko kredit yang diukur menggunakan rasio NPF mencerminkan bahwa secara
keseluruhan rasio NPF dapat dikategorikan sangat sehat rata-rata rasio NPF
adalah 4%. Sedangkan pada BMT UMJ juga dikategorikan baik atau sehat
walaupun setiap tahunnya mengalami fluktuasi tetapi BMT UMJ telah berhasil
meningkatkan kemampuan mengatasi pembiayaan bermasalah dari tahun ke
tahun. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa BMT Mekar Dakwah dan BMT
UMJ telah mampu mengatasi permasalahan pembiayaan bermasalah dengan baik.
Rasio Likuiditas mencerminkan bahwa secara keseluruhan BMT Mekar Dakwah
dapat dikatakan sangat baik atau sangat sehat. Sementara, BMT UMJ dapat
dikategorikan tidak baik karena memiliki FDR yang sangat tinggi sehingga dapat
mengakibatkan BMT tersebut memiliki tingkat likuiditas yang rendah, karena
23
Nadratuzzaman Hosen dan Syafaat Muhari, “Tingkat Efisiensi BPRS Di Indonesia:
Perbandingan Metode SFA Dengan DEA dan Hubungannya Dengan CAMEL” Jurnal Keuangan
dan Perbankan Vol 18, No.2 Mei 2014
84
dana yang disalurkan lebih besar dibanding modal sendiri dan dana dari
nasabah.24
Penilaian Tingkat Kesehatan Berdasarkan faktor GCG menunjukkan
bahwa baik BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ secara keseluruhan dari periode
2012-2016 berada pada peringkat komposit 2 atau dapat dikategorikan baik atau
sehat. Penilaian faktor Earning (Rentabilitas) yang diukur dengan menggunakan
rasio ROA dan NOM menunjukan bahwa BMT Mekar Dakwah mendapatkan
predikat sangat baik pada rasio ROA sedangkan rasio NOM dapat dikategorikan
tidak sehat. Sementara pada BMT UMJ rasio ROA dan rasio NOM dapat
dikategorikan sangat sehat walaupun sempat terjadi penurunan predikat NOM
pada tahun 2013. Penilaian faktor Capital (Permodalan) yang diukur dengan rasio
CAR menunjukkan bahwa BMT Mekar Dakwah dapat dikategorikan cukup baik
karena telah melebihi batas minimum kecukupan modal yaitu diatas 8%.
Sementara BMT UMJ mendapat predikat sangat baik karena rata-rata rasio CAR
berada diatas 12%. Pada penelitian yang dilakukan oleh Adam Fahmi dan Nurul
Husnah menggambarkan bahwa penilaian metode RGEC tidak hanya menilai dari
sisi pencapaian laba dan pertumbuhan saja melainkan lebih komprehensif karena
pada metode ini menggabungkan faktor pada metode CAMEL yaitu aset dengan
penilaian resiko kredit dan likuiditas dengan risiko likuiditas sedangkan
manajemen diperluas penilaiannya dengan penilaian GCG, dengan adanya
penilaian kesehatan dengan menggunakan RGEC yang mengintegrasi faktor-
faktor yang terdapat pada metode CAMEL diharapkan dapat memberikan
gambaran jelas tentang kondisi yang tidak hanya dinilai dari kinerja internal
semata, namun merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen dalam
melakukan manajemen resiko.25
Sementara pada penilaian dengan menggunakan pedoman kesehatan oleh
deputi kepmenkop menggambarkan penilaian yang menggabungkan/mengadaptasi
24
Fitrawati, Muhammad saifi dan Zahroh ZA, “Penerapan Pendekatan RGEC Dalam
Menganalisis Kinerja Bank Untuk Mengetahui Tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) Tbk. Periode 2013-2015)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol 37
No.1 Agustus 2016 25
Adam Fahmi dan Nurul Hasanah,”Analisis Perbandingan Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Setelah dan Sebelum Dierlakukan PBI No. 13/1/PBI/2011 (STUDI Kasus PT Bank X)”
Jurnal Program S1 Ekstensi Akuntansi FEUI 2013
85
indikator penilaian yang terdapat pada CAMEL kemudian ditambahkan dengan
prinsip syariah dan prinsip-prinsip kekoperasian sehingga lebih representatif
untuk menilai kesehatan pada Koperasi/BMT. Dimana pada tabel tersebut terlihat
bahwa BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat Cukup Sehat pada periode
2012-2016. Sementara BMT UMJ mendapatkan predikat Cukup Sehat pada tahun
2012-2013 kemudian berhasil meningkatkan performanya menjadi Sehat pada
periode 2014-2015 dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2016 menjadi
Cukup Sehat.
Penilaian aspek permodalan dilakukan dengan menggunakan rasio modal
sendiri dan rasio CAR, BMT Mekar dakwah secara keseluruhan mendapatkan
predikat kurang sehat pada modal sendiri dan mendapatkan predikat sehat pada
rasio CAR, sementara BMT UMJ secara keseluruhan mendapatkan predikat sehat
pada aspek permodalan walaupun terjadi penurunan rasio modal sendiri pada
tahun 2015-2016 menjadi cukup sehat. Penilaian aspek manajemen terdiri dari
manajemen umum, kelembagaan, permodalan, aset, dan likuiditas. Pada rasio ini
secara keseluruhan BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat yang cukup baik
sementara BMT UMJ mendapatkan predikat baik yang berarti BMT UMJ telah
menjalankan fungsi kegiatan manajemennya dengan baik. Penilaian aspek
efisiensi pada BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat tidak efisien pada rasio
biaya operasional terhadap pelayanan, dan mendapat predikat baik pada rasio
aktiva tetap terhadap modal dan rasio efisiensi staf. Kekurangan BMT Mekar
Da’wah pada aspek ini, terdapat pada rasio biaya operasional dan rasio efisiensi
pelayanan. Dilihat dari laporan RAT, BMT Mekar Da’wah memiliki SDM dalam
mengelola operasionalnya sebanyak 6 orang. Dari laporan keuangan BMT Mekar
Da’wah yang diperoleh, pendapatan atas partisipasi bruto naik namun dengan
beban operasional yang dikeluarkan lebih dari pendapatan partisipasi bruto yang
diperoleh, sehingga pelayanan yang diberikan BMT Mekar Da’wah tidak efisien.
Sementara BMT UMJ mendapatkan predikat cukup efisien pada rasio Biaya
operasional, predikat baik pada rasio aktiva tetap terhadap total aset, dan tidak
baik pada rasio efisiensi staf. Aspek likuiditas dinilai dengan menggunakan rasio
kas dan pembiayaan dimana pada rasio kas BMT Mekar Dakwah mendapatkan
86
predikat yang cukup fluktuatif yaitu secara keseluruhan dikategorikan cukup
likuid sementara BMT UMJ dapat dikatakan likuid. Rasio pembiayaan BMT
Mekar Dakwah dapat dikatakan cukup likuid sementara BMT UMJ dikategorikan
likuid. Pada penilaian aspek jati diri koperasi yang dinilai adalah rasio Partisipasi
Ekonomi Anggota (PEA) dan rasio partisipasi bruto. Pada rasio PEA baik BMT
Mekar Dakwah maupun BMT UMJ mendapatkan kategori bermanfaat sementara
pada rasio partisipasi bruto BMT mekar Dakwah mengalami fluktuasi tetapi
secara keseluruhan dapat dikatakan cukup. Aspek kemandirian dan pertumbuhan
dinilai dengan menggunakan rasio tiga rasio yaitu rasio Rentabilitas aset dimana
pada rasio ini BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat rendah dan BMT UMJ
mendapatkan predikat kurang. Rasio rentabilitas ekuitas BMT Mekar Dakwah
dinilai kurang sementara BMT UMJ mendapat predikat tinggi. Rasio kemandirian
operasional menunjukkan BMT Mekar Dakwah mendapatkan predikat cukup dan
BMT UMJ mengalami peringkat fluktuatif. Aspek kualitas aktiva produktif dinilai
dengan menggunakan rasio pembiayaan bermasalah dan rasio PPAP dimana rasio
pembiayaan bermasalah pada BMT Mekar Dakwah dapat dikatan lancar
sedangkan rasio PPA dinilai macet. Pada BMT UMJ menunjukkan rasio
pembiayaan bermasalah dinilai cukup lancar sementara rasio PPAP dinilai kurang
lancar.
Selanjutnya, untuk menilai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kesehatan pada ketiga metode tersebut akan dibahas sebagai berikut:
Tabel 4.20
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kesehatan
CAMELS RGEC Kepmenkop
1. Rasio CAR
2. Rasio PPAP
3. Rasio NPM
4. Rasio BOPO
5. Rasio FDR
6. Rasio CR
1. Rasio FDR
2. Rasio NOM
1. Rasio MDL
2. Rasio KAP
3. Rasio MNJ
4. Rasio EFS
5. Rasio LKD
6. Rasio JDK
7. Rasio KDP
8. Rasio KPS
87
Pada metode CAMELS dapat dilihat bahwa rasio yang berpengaruh
terhadap tingkat kesehatan BMT adalah rasio CAR, PPAP, NPM, BOPO, dan
rasio FDR hal tersebut menunjukkan bahwa dari semua rasio yang digunakan
untuk menilai kesehatan dengan menggunakan metode CAMELS hanya rasio
ROA saja yang tidak memiliki pengaruh secara signifikan. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Titik Aryati dan Shirin Balafif dengan menggunakan analisis
regresi logit pada BUS menunjukkan bahwa hanya rasio NPF saja yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan CAMEL. Sementara rasio CAR,
ROA dan FDR tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan
CAMEL.26
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh M. Nadratuzzaman Hosen
dan Rafika (2014) yang dilakukan pada BUS menunjukkan bahwa faktor yang
berpengaruh terhadap tingkat kesehatan CAMELS adalah semua variabel yang
dimasukkan yaitu CAR, KAP, ROA, FDR, dan NOM.27
Pada metode penilaian kesehatan RGEC dapat dilihat bahwa rasio yang
memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan BMT adalah rasio FDR
dan rasio NOM. Rasio FDR merupakan faktor penilaian dari risiko likuiditas
dimana rasio ini digunakan untuk menganalisis kemampuan BMT dalam
memenuhi kewajiban-kewajibannya terutama kewajiban jangka pendeknya. Rasio
FDR adalah perbandingan total pembiayaan yang diberikan dengan total Dana
Pihak Ketiga yang dapat dihimpun. FDR akan menunjukan tingkat kemampuan
BMT dalam menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh BMT yang
bersangkutan. Sementara rasio NOM (Net Operating Margin) berfungsi untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba. Semakin
besar nilai rasio ini maka pendapatan dari aktiva produktif yang dikelola oleh
BMT semakin tinggi, sehingga kemungkinan BMT mengalami kesulitan
keuangan semakin kecil.
26
Titik Aryati dan Shirin Balafif, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kesehatan Bank Dengan Regresi logit” 27
M. Nadratuzzaman Hosen dan Rafika Rahmawati, “Analisis Efisiensi, Profitabilitas
dan Kesehatan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013, Jurnal Keuangan dan
Perbankan Vol. 16 No.2 Desember 2014 ISSN 1410-8623
88
Pada metode penilaian kesehatan dengan menggunakan Pedoman dari
Deputi Kepmenkop tahun 2016 menunjukkan bahwa rasio yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan BMT adalah semua variabel bebas
yaitu MDL, KAP, MNJ, EFS, LKD, JDK, KDP, KPS. Hal tersebut menunjukan
bahwa kedelapan komponen tersebut mempengaruhi tingkat kesehatan metode
kepmenkop secara bersama-sama.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan
mengenai pengukuran tingkat kesehatan menggunakan metode CAMELS,
RGEC, dan Pedoman Penilaian Kesehatan oleh Deputi Kepmenkop pada
BMT Mekar Dakwah dan BMT UMJ periode 2012-2016, maka dapat
ditarik kesimpulan:
1. Pada penilaian tingkat kesehatan dengan metode CAMELS periode
2012-2016, diketahui bahwa BMT Mekar Dakwah mendapatkan nilai
tingkat kesehatan sebesar 43,74%, 45,01%, 44,99%, 44,92, 46,62%
dimana nilai terendah berada pada tahun 2012 dan nilai tertinggi
berada pada tahun 2016. Sementara BMT UMJ memperoleh nilai
kesehatan sebesar 42,54%, 45,01%, 47,37%, 46,31%, 46,88% dimana
nilai terendah berada pada tahun 2012 dan nilai tertinggi berada pada
tahun 2014. Dengan kesimpulan secara keseluruhan adalah kedua
BMT mendapatkan predikat Tidak Sehat. Berdasarkan hasil regresi
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kesehatan CAMELS adalah variabel CAR, PPAP, NPM, BOPO, FDR,
dan CR sementara hanya rasio ROA saja yang tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat kesehatan CAMELS.
2. Pada penilaian tingkat kesehatan RGEC periode 2012-2016, diketahui
bahwa BMT Mekar Dakwah medapatkan nilai kesehatan sebesar
80,00%, 80,00%, 80,00%, 76,67%, dan 80,00% dimana nilai tertinggi
didapatkan pada tahun 2012,2013,2014, dan 2016 yaitu berada pada
nilai yang sama sebesar 80,00%. BMT UMJ mendapatkan nilai
kesehatan sebesar 73,33%, 73,33%, 80,00%, 76,67%, 70,00% nilai
kesehatan tertinggi berada pada tahun 2014 dan terendah berada pada
tahun 2016. Dengan kesimpulan secara keseluruhan adalah kedua
90
BMT mendapatkan predikat Sehat. Hasil regresi menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesehatan
RGEC adalah variabel FDR dan NOM.
3. Pada penilaian kesehatan Deputi Kepmenkop periode 2012-2016,
menunjukkan bahwa tingkat kesehatan BMT Mekar Dakwah
mendapatkan nilai sebesar 74,99%, 73,10%, 71,75%, 73,85%, 72,95%
nilai kesehatan terbesar berada pada tahun 2012 sementara nilai
kesehatan terendah berada pada tahun 2014. BMT UMJ mendapatkan
nilai kesehatan sebesar 74,99%, 77,45%, 86,40%, 81,10%, 77,55%
nilai kesehatan terbesar berada pada tahun 2014 dan terendah pada
tahun 2012. Dengan kesimpulan secara keseluruhan adalah kedua
BMT mendapatkan predikat Cukup Sehat. Hasil regresi menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan
Kepmenkop adalah seluruh variabel bebas MDL, KAP, MNJ, EFS,
LKD, JDK, KDP, KPS.
4. Terdapat perbedaan tingkat kesehatan pada masing-masing metode hal
tersebut terjadi karena perbedaan kriteria penilaian aspek, penilaian
indikator, jumlah nilai pembobotan dan skor yang digunakan untuk
mengukur berbeda. Pada penilaian CAMELS indikator yang
digunakan adalah aspek capital, assets, manajemen, earning, dan
liquidity sementara aspek sensitivity to market risk tidak dapat
digunakan pada kasus BMT karena BMT merupakan lembaga yang
belum memiliki kelebihan modal/dana. BMT tersebut mendapatkan
predikat tidak sehat pada periode 2012-2016 hal ini dikarenakan
terdapat kelemahan penilaian indikator dimana rasio kualitas aktiva
hanya dihitung menggunakan rasio PPAP sementara untuk rasio KAP
tidak dapat dihitung karena merupakan data rahasia sehingga
mempengaruhi nilai bobot pada metode ini. dapat disimpulkan bahwa
apabila indikator kualitas aset dan likuiditas memiliki nilai yang tidak
baik maka dapat diprediksi bahwa keadaan bank tersebut berada pada
posisi yang tidak sehat. Pada penilaian RGEC secara keseluruhan baik
91
BMT Mekar Dakwah maupun BMT UMJ mendapatkan predikat
sehat. Penilian dengan metode RGEC dinilai lebih komprehensif
dibandingkan metode CAMELS karena metode ini dapat melihat
tingkat kesehatan bank secara menyeluruh melalui resiko-resiko yang
mungkin terjadi tidak hanya dilihat dari sisi keuangannya saja.
Sementara pada penilaian dengan menggunakan pedoman kesehatan
oleh deputi kepmenkop menggambarkan penilaian yang
menggabungkan/mengadaptasi indikator penilaian yang terdapat pada
CAMEL kemudian ditambahkan dengan prinsip syariah dan prinsip-
prinsip kekoperasian sehingga lebih representatif untuk menilai
kesehatan pada Koperasi/BMT. Pada metode ini secara keseluruhan
baik BMT Mekar Dakwah maupun BMT UMJ mendapatkan predikat
Cukup Sehat.
B. Saran
1. Bagi pihak manajemen BMT, berdasarkan perhitungan rasio-rasio
yang telah dilakukan dengan menggunakan tiga metode kesehatan
terlihat bahwa tidak selalu hasil dari pengukuran rasio mengalami
peningkatan hal ini diharapkan menjadi perhatian serta evaluasi bagi
pihak manajemen BMT agar pada tahun-tahun berikutnya rasio-rasio
tersebut akan tetap stabil atau bahkan mengalami peningkatan yang
signifikan. BMT sebagai lembaga nirlaba harus memperhatikan
pengelolaan bisnis yaitu memaksimalkan aset dan modal yang dimiliki
sehingga dapat terus menambah pendapatan yang tentunya akan
meningkatkan profitabilitas dan pada akhirnya dapat mengurangi
risiko-risiko yang akan merugikan. Tingkat kesehatan merupakan hal
penting yang harus diperhatikan oleh pihak manajemen BMT karena
hal tersebut menjadi indikator para nasabah untuk dapat
mempercayakan dananya kepada BMT.
2. Bagi peneliti selanjutnya, agar menambah jumlah objek penelitian dan
memperpanjang periode analisis pada koperasi di suatu wilayah,
92
sehingga dapat mengetahui trend perubahan tingkat kesehatan
koperasi disuatu wilayah dan mengetahui faktor apa saja yang
berpengaruh signifikan terhadap kesehatan BMT diwilayah tersebut.
Diharapkan untuk mengembangkan penilaian terhadap faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat kesehatan baik dari faktor internal
maupun eksternal.
93
Daftar Pustaka
Adam fahmi, Nurul Hasanah. (2013). Analisis Perbandingan Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Setelah dan Sebelum Dierlakukan PBI No. 13/1/PBI/2011
(STUDI Kasus PT Bank X). Jurnal Program S1 Ekstensi Akuntansi
FEUI .
Afandi, P. (2014). Analisis Kinerja Keuangan Untuk Mengukur Kesehatan
Keuangan Koperasi KSU BMT Arafah Kecamatan Bancak kabupaten
Semarang, Among Makarti. STIEMA Journal, 25-47.
Amin, A. M. (1999). Pedoman Penilaian Tingkat Kesehatan BMT (Baitul Maal
Wat). Jakarta: PINBUK.
Astuti, R. (2011). Penilaian Kesehatan Keuangan Pada KOSPIN Jasa Syariah
Sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah. STAIN Journal Penelitian,
131-156.
DEPKOP. (2016, November 16). Berita. Retrieved from www.depkop.go.id:
http://www.depkop.go.id/content/read/menkop-puspayoga-langkah-
perhimpunan-bmt-indonesia-selaras-dengan-reformasi-total-koperasi/
Fadhillah. (2017). Penilaian Kesehatan KSPSS di Wilayah Tanggerang Selatan.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif HIdayatullah Jakarta.
Fitrawati, Muhammad Saifi, Zahroh ZA. (2016). Penerapan Pendekatan RGEC
Dalam Menganalisis Kinerja Bank Untuk Mengetahui Tingkat Kesehatan
Bank (Studi Kasus PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Periode
2013-2015). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 37 No. 1.
Ihsan, D. N. (2015). Manajemen Treasury Bank Syariah. Ciputat: UIN Press.
Indonesia, B. (2004). Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP. Jakarta:
Bank Indonesia.
Kasmir. (2004). Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Keuangan, O. j. (2014). Artikel. Retrieved from www.ojk.go.id:
(http://www.ojk.go.id/en/data-statistik-perbankan-syariah)
Koperasi, D. P. (2016). Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjan
dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) . Jakarta: Deputi Pengawasan
Kementerian Koperasi.
LPPI dan BI. (2015). Profil Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
M. Nadratuzzaman Hosen, Rafika Rahmawati. (2014). Analisis Efisiensi,
Profitabilitas dan Kesehatan Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode
94
M. Nadratuzzaman Hosen, Syafaat Muhari. (2014). Tingkat Efisiensi BPRS Di
Indonesia: Perbandingan Metode SFA Dengan DEA dan Hubungannya
Dengan CAMEL. Jurnal Keuangan dan perbankan vol. 18 No. 2.
2010-2013. Jurnal keuangan dan Perbankan Vol. 16 No. 2 ISSN 1410-8623.
Mardani, D. (2015). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Muhammad, T. (2014). Metode Kuantitatif untuk Analisis Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta: Rajawali Press.
Mutia, N. (2014). Penilaian Kesehatan Bank: CAMELS dan RGEC. Jakarta.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
PINBUK. (2015). Pedoman Penilaian Kesehatan BMT. Jakarta: PINBUK Pusat.
Rahmawati, Y. (2013). Lembaga Keuangan Mikro Syariah. Ciputat: UIN Jakarta
Press.
Saepul, H. A. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Aplikasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Deepublish.
Titik Aryati; Shirin Balafif. (2007). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kesehatan Dengan Regresi Logit. Journal The Winners Vol. 8 No. 2.
Veranda Aga Refmasari; Ngadirin Setiawan. (2014). Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum Menggunakan Metode RGEC Dengan Cakupan Risk Profile,
Earnig, dan Capital Pada Bank Pembangunan Daerah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun 2012. Jurnal Profita.
Widodo, H., & dkk. (1999). PAS (Panduan Akuntansi Syariah) Panduan Praktis
Operasional Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Jakarta: Mizan.
Yusuf, B. (2016). Analisis Tingkat Kesehatan BMT. Jurnal Bisnis dan
manajemen, Vol. 6 (1) P-ISSN: 2087-2038, 101-112.
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1
Perhitungan Rasio Kesehatan
1. Metode CAMELS
Rasio CAR BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
Sumber: Data sekunder yang diolah
Rasio CAR BMT UMJ Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Modal 296.215.603,00 344.140.089,00 386.414.346,00 394.013.510,00 400.401.635,00
ATMR 1.177.980.040 2.010.061.188 1.966.752.485 1.855.461.479 1.991.630.309
Rasio CAR 25,15 17,12 19,65 21,24 20,10
Sumber: Data sekunder yang diolah
Rasio NPM BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Laba Bersih 46.594.041 77.099.793 108.170.128 145.172.044 105.155.853
Pendapatan
operasional 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802
Rasio NPM 15,56 21,01 22,28 21,83 14,52
Sumber: Data sekunder yang diolah
Rasio NPM BMT UMJ Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Laba Bersih 58.939.196 80.978.410 96.745.496 134.211.430 65.041.934
Pendapatan
operasional 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580
Rasio NPM 16,40 18,18 16,90 22,21 11,57
2012 2013 2014 2015 2016
Modal 139.869.725 166.340.903 202.214.075 249.165.763 275.811.892
ATMR 494.353.683 1.518.244.452 2.018.134.450 2.334.295.699 2.966.949.840
Rasio 28,29 10,96 10,02 10,67 9,30
96
Rasio ROA BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Laba
Sebelum
Pajak
46.594.041 77.099.793 108.170.128 151.716.783 111.694.049
total asset 1.945.584.276,32 2.468.289.780,90 3.089.987.542,75 3.470.088.898,85 3.941.174.275,05
Rasio ROA 2,39 3,12 3,50 4,37 2,83
Rasio ROA BMT UMJ Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Laba
Sebelum
Pajak
72.043.998 92.102.816 102.469.265 140.253.267 70.663.280
Rata-rata
total asset 1.391.339.347,83 1.687.049.662,08 1.942.214.324,00 2.239.716.961,00 2.265.555.905,00
Rasio ROA 5,18 11,05 5,28 6,26 3,12
Rasio BOPO BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
BO 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964
PO 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802
Rasio BOPO 78,11 73,56 71,37 69,97 82,21
Rasio BOPO BMT UMJ Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
BO 287.450.149 343.518.560 346.143.912 366.516.758 406.538.658
PO 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580
Rasio BOPO 79,96 77,14 60,47 60,66 72,32
Rasio FDR BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Pembiayaan 732.448.900,00 1.212.016.400,00 1.568.701.900,00 1.805.486.900,00 2.296.456.900,00
Jumlah
DPK 966.765.289,82 1.788.993.091,83 2.273.527.492,99 2.451.608.914,12 2.560.955.957,89
Rasio FDR 75,76 67,75 69,00 73,64 89,67
97
Rasio FDR BMT UMJ 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Pembiayaan 1.092.896.391,00 1.221.112.581,00 1.582.295.640,00 1.599.881.617,20 1.781.470.050,00
Jumlah
DPK 643.306.102,48 867.210.961,08 997.551.715,30 1.278.412.736,65 202.715.798,15
Rasio FDR 169,89 140,81 158,62 125,15 878,80
2. Metode RGEC
Rasio FDR BMT Mekar Dakwah 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Pembiayaan 732.448.900,00 1.212.016.400,00 1.568.701.900,00 1.805.486.900,00 2.296.456.900,00
Jumlah
DPK 966.765.289,82 1.788.993.091,83 2.273.527.492,99 2.451.608.914,12 2.560.955.957,89
Rasio FDR 75,76 67,75 69,00 73,64 89,67
Rasio FDR BMT UMJ 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah
Pembiayaan 1.092.896.391,00 1.221.112.581,00 1.582.295.640,00 1.599.881.617,20 1.781.470.050,00
Jumlah
DPK 643.306.102,48 867.210.961,08 997.551.715,30 1.278.412.736,65 202.715.798,15
Rasio FDR 169,89 140,81 158,62 125,15 878,80
Rasio ROA BMT Mekar Dakwah 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
EBIT 46.594.040,56 77.099.792,81 108.170.128,30 151.716.783,43 111.694.048,86
Total Aset 1.945.584.276,32 2.468.289.780,90 3.089.987.542,75 3.470.088.898,85 3.941.174.275,05
Rasio ROA 2,39 3,12 3,50 4,37 2,83
Rasio ROA BMT UMJ 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
EBIT 72.043.998 186.354.900 102.469.265 140.253.267 70.663.280
Total Aset 1.391.339.347,83 1.687.049.662,08 1.942.214.324,00 2.239.716.961,00 2.265.555.905,00
Rasio ROA 5,18 11,05 5,28 6,26 3,12
98
Rasio NOM BMT Mekar Dakwah 2012-2016
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan
operasional 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802
Biaya Opr 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964
DBH 18.601.017 9.110.005 14.900.868 12.229.460 28.009.557
Rata2 AP 501.997.542 1.124.348.089 1.319.870.253 1.449.866.690 1.504.106.017
Rasio NOM 0,09 0,08 0,09 0,13 0,07
Rasio NOM BMT UMJ 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan
operasional 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580
Biaya Opr 287.450.149 343.518.560 346.143.912 366.516.758 406.538.658
DBH 7.212.019 8.695.624 1.150.891 1.362.273 64.283.254
Rata2 AP 16.434.230 32.204.842 34.312.430 42.082.659 63.813.796
Rasio NOM 3,94 2,89 6,56 5,62 1,43
Rasio CAR BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
Rasio CAR BMT UMJ Periode 2012-2016
2012 2013 2014 2015 2016
Modal 296.215.603,00 344.140.089,00 386.414.346,00 394.013.510,00 400.401.635,00
ATMR 1.177.980.040 2.010.061.188 1.966.752.485 1.855.461.479 1.991.630.309
Rasio CAR 25,15 17,12 19,65 21,24 20,10
2012 2013 2014 2015 2016
Modal 139.869.725 166.340.903 202.214.075 249.165.763 275.811.892
ATMR 494.353.683 1.518.244.452 2.018.134.450 2.334.295.699 2.966.949.840
Rasio 28,29 10,96 10,02 10,67 9,30
99
Rasio GCG BMT Mekar Dakwah Periode 2012-2016
No Faktor Peringkat
(a)
Bobot (b) Nilai (a) x (b)
1. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direktur
Utama/Ketua
2 12.50% 0.25
2. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Pengurus
2 17.50% 0.35
3. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab komite
2 10.00% 0.1
4. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah
2 10.00% 0.1
5. Pelaksanaan prinsip syariah
dalam kegiatan penghimpunan
dana serta penyaluran dana
serta pelayanan jasa
2 5.00% 0.2
6. Penanganan benturan
kepentingan
2 10.00% 0.1
7. Penerapan visi, misi, dan
tujuan koperasi
2 5.00% 0.2
8. Penerapan fungsi audit intern 3 5.00% 0.3
9. Penerapan fungsi audit ekstern 3 5.00% 0.3
10. Penerapan prinsip kehati-
hatian dalam penyaluran dana
2 5.00% 0.2
11. Transparansi kondisi keuagan
dan non keuangan, laporan
pelaksanaan RAT dan
pelaporan intern
2 15.00% 0.3
Nilai Komposit 100.00% 2.4
Predikat PK 2 (Baik)
100
Rasio GCG BMT UMJ Periode 2012-2016
No Faktor Peringkat
(a)
Bobot (b) Nilai (a) x (b)
1. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direktur
Utama/Ketua
2 12.50% 0.25
2. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Pengurus
2 17.50% 0.35
3. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab komite
2 10.00% 0.1
4. Pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah
2 10.00% 0.1
5. Pelaksanaan prinsip syariah
dalam kegiatan penghimpunan
dana serta penyaluran dana
serta pelayanan jasa
2 5.00% 0.2
6. Penanganan benturan
kepentingan
2 10.00% 0.1
7. Penerapan visi, misi, dan
tujuan koperasi
2 5.00% 0.2
8. Penerapan fungsi audit intern 3 5.00% 0.3
9. Penerapan fungsi audit ekstern 3 5.00% 0.3
10. Penerapan prinsip kehati-
hatian dalam penyaluran dana
2 5.00% 0.2
11. Transparansi kondisi keuagan
dan non keuangan, laporan
pelaksanaan RAT dan
pelaporan intern
2 15.00% 0.3
Nilai Komposit 100.00% 2.4
Predikat PK 2 (Baik)
101
3. Metode Penilaian Kesehatan Koperasi
BMT Mekar Dakwah
Aspek Permodalan
Rasio Permodalan
a. Rasio modal sendiri terhadap total modal
2012 2013 2014 2015 2016
Modal
sendiri 203.516.785 241.738.531 310.737.088 302.666.103 347.781.151
Total
Aset 1.945.584.276 2.468.289.781 3.089.987.542,75 3.470.088.899 3.941.174.275
Rasio 10,46 9,79 10,06 8,72 8,82
Rasio CAR
a. Modal Inti dan pelengkap 2012
Komponen Modal Nilai (RP) Bobot
Pengakuan (%)
Modal Yang Diakui
(Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 80.000.000 100% Rp 80.000.000
b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000
Cadangan Umum Rp 593.500 100% Rp 593.500
Cadangan tujuan risiko Rp 30.808.410 50% Rp 15.404.205
Modal Sumbangan Rp 6.975.000 100% Rp 6.975.000
SHU belum dibagi Rp 46.594.041 50% Rp 23.297.020
Jumlah Rp 139.869.725
Modal Inti dan pelengkap 2013
Komponen Modal Nilai (RP)
Bobot Pengakuan
(%) Modal Yang Diakui (Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 80.000.000 100% Rp 80.000.000
b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000
Modal penyetaraan 100%
Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000
Cadangan Umum Rp 665.851 100% Rp 665.851
Cadangan tujuan risiko Rp 45.100.310 50% Rp 22.550.155
Modal Sumbangan Rp 10.975.000 100% Rp 10.975.000
SHU belum dibagi Rp 77.099.793 50% Rp 38.549.896
Jumlah Rp 166.340.903
102
Modal Inti dan pelengkap 2014
Komponen Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan
(%)
Modal Yang Diakui
(Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 80.000.000 100% Rp 80.000.000
b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000
Modal penyetaraan 100%
Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000
Cadangan Umum Rp 7.579.879 100% Rp 7.579.879
Cadangan tujuan risiko Rp 58.793.110 50% Rp 29.396.555
Modal Sumbangan Rp 17.552.576 100% Rp 17.552.576
SHU belum dibagi Rp 108.170.128 50% Rp 54.085.064
Jumlah Rp 202.214.075
Modal Inti dan pelengkap 2015
Komponen Modal Nilai (Rp) Bobot
Pengakuan (%)
Modal Yang
Diakui (Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 90.000.000 100% Rp 90.000.000
b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000
Cadangan Umum Rp 13.879.660 100% Rp 13.879.660
Cadangan tujuan risiko Rp 83.095.010 50% Rp 41.547.505
Modal Sumbangan Rp 17.552.576 100% Rp 17.552.576
SHU belum dibagi Rp 145.172.044 50% Rp 72.586.022
Jumlah Rp 249.165.763
Modal Inti dan pelengkap 2016
Komponen Modal Nilai (Rp)
Bobot
Pengakuan (%)
Modal Yang
Diakui (Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 90.000.000 100% Rp 90.000.000
b. Simpanan Wajib Rp 7.200.000 100% Rp 7.200.000
Modal penyetaraan 100%
Modal penyertaan Rp 12.800.000 50% Rp 6.400.000
Cadangan Umum Rp 25.148.199 100% Rp 25.148.199
Cadangan tujuan risiko Rp 83.095.010 50% Rp 41.547.505
Modal Sumbangan Rp 52.938.262 100% Rp 52.938.262
SHU belum dibagi Rp 105.155.853 50% Rp 52.577.926
Jumlah Rp 275.811.892
103
b. ATMR 2012
Komponen Aktiva Nilai (Rp)
Bobot
Risiko (%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 57.866.999 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank Syariah Rp 443.441.866 20% Rp 88.688.373
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 631.707.000 50% Rp 315.853.500
Pembiayaan Rp 50.710.900 100% Rp 50.710.900
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan pihak
lain
50%
Aktiva tetap dan Inventaris Rp 55.858.442 70% Rp 39.100.909
Aktiva lain-lain 70%
Jumlah Rp 494.353.683
ATMR 2013
Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot
Risiko (%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 72.917.000 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank Syariah Rp 592.856.778 20% Rp 118.571.356
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 77.450.614 50% Rp 38.725.307
Pembiayaan Rp 1.212.016.400 100% Rp 1.212.016.400
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp - 50% Rp -
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 212.759.127 70% Rp 148.931.389
Aktiva lain-lain Rp - 70% Rp -
Jumlah Rp 1.518.244.452
ATMR 2014
Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot
Risiko (%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 74.851.200 0% Rp -
Simpanan/rekening di bank
Syariah Rp 603.149.605 20% Rp 120.629.921
Simpanan/rekening di KJKS lain Rp 78.904.499 50% Rp 39.452.249
Pembiayaan Rp 1.568.701.900 100% Rp 1.568.701.900
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan pihak lain Rp - 50% Rp -
Aktiva tetap dan Inventaris Rp 413.357.685 70% Rp 289.350.380
Aktiva lain-lain Rp - 70% Rp -
Jumlah Rp 2.018.134.450
104
ATMR 2015
Komponen Aktiva Nilai (Rp)
Bobot
Risiko
(%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 79.925.919 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank syariah Rp 747.949.480 20% Rp 149.589.896
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 114.225.062 50% Rp 57.112.531
Pembiayaan Rp 1.805.486.900 100% Rp 1.805.486.900
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp - 50% Rp -
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 460.151.960 70% Rp 322.106.372
Aktiva lain-lain Rp - 70% Rp -
Jumlah Rp 2.334.295.699
ATMR 2016
Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot
Risiko (%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 77.339.200 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank syariah Rp 567.920.133 20% Rp 113.584.027
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 119.399.087 50% Rp 59.699.544
Pembiayaan Rp 2.296.456.900 100% Rp 2.296.456.900
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
50% Rp -
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 710.299.100 70% Rp 497.209.370
Aktiva lain-lain 70% Rp -
Jumlah Rp 2.966.949.840
Rasio CAR BMT Mekar Dakwah
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Modal yang
diakui 139.869.725 166.340.903 202.214.075 249.165.763 275.811.892
ATMR 494.353.683 1.518.244.452 2.018.134.450 2.334.295.699 2.966.949.840
Rasio CAR 28,29 10,96 10,02 10,67 9,30
105
Aspek Efesiensi
a. Rasio BO/Partisipasi bruto
2012 2013 2014 2015 2016
BO 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964
Partisipasi
Bruto 234.349.017 170.270.538 288.979.724 316.619.993 413.911.220
Rasio 99,80 158,53 119,92 146,95 143,89
b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset
2012 2013 2014 2015 2016
Aktiva
Tetap 55.858.442 196.942.936 393.785.903 434.650.000 681.159.000
Total Aset 1.945.584.276 2.468.289.781 3.089.987.543 3.470.088.899 3.941.174.275
Rasio 2,87 7,98 12,74 12,53 17,28
c. Rasio efesiensi staf
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Mitra Pembiayaan 700 762 846 705 761
Jumlah Staf 6 6 6 6 6
Rasio 116,67 127,00 141,00 117,50 126,83
Aspek Likuiditas
a. Cash ratio
2012 2013 2014 2015 2016
Kas + bank 501.308.865 665.773.778 678.000.805 827.875.399 645.259.333
Kewajiban
Lancar 1.285.987.181 1.979.890.312 2.722.116.843 2.684.850.500 3.103.936.157
Rasio 38,98 33,63 24,91 30,84 20,79
b. Pembiayaan terhadap dana yang diterima
2012 2013 2014 2015 2016
Total
Pembiayaan 1.334.487.923 1.312.506.067 1.496.852.872 2.104.434.520 2.545.683.034
Dana Yang
Diterima 1.286.665.500 1.980.525.734 2.723.077.529 2.685.537.254 3.104.889.000
Rasio 103,72 66,27 54,97 78,36 81,99
106
Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
a. Rentabilitas
2012 2013 2014 2015 2016
SHU sebelum
Nisbah, zakat
dan pajak
46.594.041 77.099.793 108.170.128 151.716.783 111.694.049
Total asset 1.945.584.276 2.468.289.781 3.089.987.543 3.470.088.899 3.941.174.275
Rasio 2,39 3,12 3,50 4,37 2,83
b. Rentabilitas Modal sendiri
2012 2013 2014 2015 2016
SHU bagian
anggota 11.714.131 21.836.567 21.831.941 34.272.132 31.364.583
Total modal
sendiri 203.516.785 241.738.531 310.737.088 302.666.103 347.781.151
Rasio 5,76 9,03 7,03 11,32 9,02
c. Kemandirian operasional pelayanan
2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan usaha 299.432.717 366.945.908 485.594.959 664.957.710 724.450.802
Biaya operasional
pendapatan 233.889.100 269.929.363 346.549.679 465.281.434 595.596.964
Rasio 128,02 135,94 140,12 142,92 121,63
Aspek Jati Diri Koperasi
a. Rasio partisipasi bruto
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah partisipasi bruto Rp
234.349.017
Rp
170.270.538
Rp
288.979.724
Rp
316.619.993
Rp
413.911.220
Jumlah partisipasi bruto +
Transaksi Non Anggota
Rp
299.432.717
Rp
366.945.908
Rp
485.594.959
Rp
664.957.710
Rp
724.450.802
Rasio 78,26 46,40 59,51 47,62 57,13
b. Rasio partisipasi ekonomi anggota
(PEA)
2012 2013 2014 2015 2016
MEP+SHU bagian anggota Rp
11.714.131
Rp
21.836.567
Rp
21.831.941
Rp
34.272.132
Rp
31.364.583
Total simpanan pokok +
simpanan wajib
Rp
87.200.000
Rp
87.200.000
Rp
87.200.000
Rp
97.200.000
Rp
97.200.000
Rasio 13,43 25,04 25,04 35,26 32,27
107
BMT UMJ
Aspek Permodalan
Rasio Permodalan
a. Rasio modal sendiri terhadap total modal
2012 2013 2014 2015 2016
Modal
sendiri 266.746.005 303.650.884 338.041.648 326.907.795 317.886.668
Total
Asset 1.391.339.348 1.687.049.662 1.942.214.324 2.239.716.961 2.265.555.905
Rasio 19,17 18,00 17,40 14,60 14,03
Rasio CAR
a. Modal Inti dan pelengkap 2012
Komponen Modal Nilai (RP) Bobot
Pengakuan (%)
Modal Yang
Diakui (Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 126.335.400 100% Rp 126.335.400
b. Simpanan Wajib Rp 62.850.000 100% Rp 62.850.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 25.000.000 50% Rp 12.500.000
Cadangan Umum Rp - 100% Rp -
Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -
Modal Sumbangan Rp 65.060.605 100% Rp 65.060.605
SHU belum dibagi Rp 58.939.196 50% Rp 29.469.598
Jumlah Rp 296.215.603
Modal Inti dan pelengkap 2013
Komponen Modal Nilai (RP) Bobot Pengakuan
(%)
Modal Yang Diakui
(Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 137.535.400 100% Rp 137.535.400
b. Simpanan Wajib Rp 73.500.000 100% Rp 73.500.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 15.000.000 50% Rp 7.500.000
Cadangan Umum Rp - 100% Rp -
Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -
Modal Sumbangan Rp 85.115.484 100% Rp 85.115.484
SHU belum dibagi Rp 80.978.410 50% Rp 40.489.205
Jumlah Rp 344.140.089
108
Modal Inti dan pelengkap 2014
Komponen Modal Nilai (RP) Bobot Pengakuan
(%)
Modal Yang
Diakui (Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 134.645.400 100% Rp 134.645.400
b. Simpanan Wajib Rp 94.500.000 100% Rp 94.500.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 10.000.000 50% Rp 5.000.000
Cadangan Umum Rp - 100% Rp -
Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -
Modal Sumbangan Rp 103.896.248 100% Rp 103.896.248
SHU belum dibagi Rp 96.745.496 50% Rp 48.372.748
Jumlah Rp 386.414.396
Modal Inti dan pelengkap 2015
Komponen Modal Nilai (RP) Bobot
Pengakuan (%) Modal Yang Diakui (Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 29.420.000 100% Rp 29.420.000
b. Simpanan Wajib Rp 105.510.000 100% Rp 105.510.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 133.704.900 50% Rp 66.852.450
Cadangan Umum Rp - 100% Rp -
Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -
Modal Sumbangan Rp 125.125.345 100% Rp 125.125.345
SHU belum dibagi Rp 134.211.430 50% Rp 67.105.715
Jumlah Rp 394.013.510
Modal Inti dan pelengkap 2016
Komponen Modal Nilai (RP) Bobot Pengakuan
(%)
Modal Yang Diakui
(Rp)
Modal Anggota:
a. Simpanan pokok Rp 40.980.000 100% Rp 40.980.000
b. Simpanan Wajib Rp 116.040.000 100% Rp 116.040.000
Modal penyetaraan Rp - 100% Rp -
Modal penyertaan Rp 129.204.900 50% Rp 64.602.450
Cadangan Umum Rp - 100% Rp -
Cadangan tujuan risiko Rp - 50% Rp -
Modal Sumbangan Rp 146.264.218 100% Rp 146.264.218
SHU belum dibagi Rp 65.041.934 50% Rp 32.520.967
Jumlah Rp 400.407.635
109
b. ATMR 2012
Komponen Aktiva Nilai (Rp)
Bobot
Risiko
(%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 40.667.150 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank syariah Rp 34.399.139 20% Rp 26.879.828
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 1.321.656 50% Rp 660.828
Pembiayaan Rp 1.092.896.391 100% Rp 1.092.896.391
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp 1.321.656 50% Rp 660.828
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 45.453.741 70% Rp 31.817.618
Aktiva lain-lain Rp 35.806.496 70% Rp 5.064.547
Jumlah Rp 1.177.980.040
ATMR 2013
Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot
Risiko (%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 76.091.300 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank syariah Rp 278.572.729 20% Rp 55.714.546
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 608.228 50% Rp 304.114
Pembiayaan Rp 1.876.177.310 100% Rp 1.876.177.310
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp 608.228 50% Rp 304.114
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 70.337.500 70% Rp 49.236.250
Aktiva lain-lain Rp 40.464.078 70% Rp 28.324.855
Jumlah Rp 2.010.061.188
110
2014
Komponen Aktiva Nilai (Rp)
Bobot
Risiko
(%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 283.035.312 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank syariah Rp 209.981.812 20% Rp 41.996.362
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 608.228 50% Rp 304.114
Pembiayaan Rp 1.899.712.310 100% Rp 1.899.712.310
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp 608.228 50% Rp 304.114
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 4.907.978 70% Rp 24.435.585
Aktiva lain-lain Rp 7.653.643 70% Rp 19.357.550
Jumlah Rp 1.966.752.485
ATMR 2015
Komponen Aktiva Nilai (Rp)
Bobot
Risiko
(%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 342.502.313 0% Rp -
Simpanan/rekening di
bank syariah Rp 257.171.914 20% Rp 1.434.383
Simpanan/rekening di
KJKS lain Rp 08.228 50% Rp 304.114
Pembiayaan Rp 1.599.881.617 100% Rp 1.599.881.617
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp 608.228 50% Rp 304.114
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 263.677.577 70% Rp 184.574.304
Aktiva lain-lain Rp 7.089.926 70% Rp 18.962.948
Jumlah Rp 1.855.461.479
111
2016
Komponen Aktiva Nilai (Rp) Bobot
Risiko (%)
Modal tertimbang
(Rp)
Kas Rp 93.445.400 0% Rp -
Simpanan/rekening
di bank syariah Rp 110.203.807 20% Rp 22.040.761
Simpanan/rekening
di KJKS lain Rp 608.228 50% Rp 304.114
Pembiayaan Rp 1.781.470.050 100% Rp 1.781.470.050
Penyertaan pada
koperasi,anggota dan
pihak lain
Rp 608.228 50% Rp 304.114
Aktiva tetap dan
Inventaris Rp 259.005.742 70% Rp 181.304.020
Aktiva lain-lain Rp 8.867.500 70% Rp 6.207.250
Jumlah Rp 1.991.630.309
Rasio CAR
2012 2013 2014 2015 2016
Nilai Modal yang
diakui 296.215.603 344.140.089 386.414.396 394.013.510 400.407.635
ATMR 1.177.980.040 2.010.061.188 1.966.752.485 1.855.461.479 1.991.630.309
Rasio CAR 25,15 17,12 19,65 21,24 20,10
Aspek Efisiensi a. Rasio BO/Partisipasi bruto
2012 2013 2014 2015 2016
BO
287.450.149,34
343.518.559,58
346.143.912,00
366.516.758,00
406.538.658,00
Partisipasi
Bruto
328.073.966,00
412.555.462,99
467.021.207,00
512.627.864,00
515.952.634,00
Rasio 87,62 83,27 74,12 71,50 78,79
b. Rasio Aktiva Tetap terhadap Total Aset
2012 2013 2014 2015 2016
Aktiva
Tetap 45.453.741 44.684.495 34.907.978 263.677.577 259.005.742
Total
Aset 1.391.339.348 1.687.049.662 1.942.214.324 2.239.716.961 2.265.555.905
Rasio 3,27 2,65 1,80 11,77 11,43
112
c. Rasio efesiensi staf
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah Mitra Pembiayaan 219 289 301 269 357
Jumlah Staf 6 6 6 6 6
Rasio 36,50 48,17 50,17 44,83 59,50
Aspek Likuiditas
a. Cash ratio
2012 2013 2014 2015 2016
Kas + bank 175.066.289 354.664.029 283.035.312 342.502.313 203.649.207
Kewajiban
Lancar 643.306.102 867.210.961 997.551.715 1.278.412.737 1.297.030.792
Rasio 27,21 40,90 28,37 26,79 15,70
b. Pembiayaan terhadap dana yang diterima
2012 2013 2014 2015 2016
Total
Pembiayaan 1.092.896.391 1.221.112.581 1.899.712.310 1.599.881.617 1.781.470.050
Dana Yang
Diterima 643.854.834 868.067.895 1.003.107.120 1.305.818.304 1.327.911.948
Rasio 169,74 140,67 189,38 122,52 134,16
Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
a. Rentabilitas
Aset
2012 2013 2014 2015 2016
SHU sebelum
Nisbah, zakat dan
pajak
72.043.998 92.102.817 102.469.265 140.253.267 70.663.280
Total asset 1.391.339.348 1.687.049.662 1.942.214.324 2.239.716.961 2.265.555.905
Rasio 5,18 5,46 5,28 6,26 3,12
b. Rentabilitas Modal sendiri
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016
SHU bagian
anggota 58.939.196 80.978.410 96.745.496 134.211.430 65.041.934
Total modal
sendiri 266.746.005 303.650.884 338.041.648 326.907.795 317.886.668
Rasio 22,10 26,67 28,62 41,05 20,46
113
c. Kemandirian operasional pelayanan
2012 2013 2014 2015 2016
Pendapatan usaha 359.494.148 445.307.045 572.376.950 604.183.724 562.134.580
Biaya operasional
pendapatan 287.450.149 343.518.560 346.143.912 366.516.758 406.538.658
Rasio 125,06 129,63 165,36 164,84 138,27
Aspek Jati Diri Koperasi
a. Rasio partisipasi
bruto
2012 2013 2014 2015 2016
Jumlah partisipasi
bruto 328.073.966 412.555.463 467.021.207 512.627.864 515.952.634
Jumlah partisipasi
bruto + Transaksi
Non Anggota
359.494.148 453.892.669 521.827.550 571.272.724 562.134.580
Rasio 91,26 90,89 89,50 89,73 91,78
b. Rasio partisipasi ekonomi anggota (PEA)
2012 2013 2014 2016
MEP+SHU bagian
anggota 58.939.196 80.978.410 96.745.496 65.041.934
Total simpanan pokok +
simpanan wajib 189.185.400 211.035.400 229.145.400 157.020.000
Rasio 31,15 38,37 42,22 41,42
114
Perhitungan Aspek Manajemen
DAFTAR PERTANYAAN ASPEK
MANAJEMEN
Aspek/Pertanyaan BMT Mekar Dakwah BMT UMJ
MANAJEMEN UMUM 2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1
Apakah KSPPS/USPPS Koperasi memiliki visi, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
misi dan tujuan yang jelas
Apakah KSPPS/USPPS Koperasi telah memiliki
rencana kerja jangka panjang minimal untuk 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 tahun ke depan
dan dijadikan sebagai acuan KSPPS / USPPS
Koperasi dalam menjalan usahanya
Apakah KSPPS/USPPS Koperasi memiliki kerja
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 tahunan yang digunakan sebagai dasar acuan
kegiatan usaha selama 1 tahun
4
Adakah kesesuaian antara rencana kerja jangka 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0
pendek dengan rencana kerja jangka panjang
Apakah visi, misi, tujuan dan rencana kerja
5 diketahui dan dipahami oleh pengurus, 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pengawas, pengelola dan seluruh karyawan
Pengambilan keputusan yang bersifat
6 operasional dilakukan oleh pengelola secara 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
independen sesuai kewenangannya
Pengurus dan atau pengelola KSPPS/USPPS 1 1
7 Koperasi memiliki komitmen untuk menangani 1 1 1 1 1 1 1 1
115
permasalah yang dihadapi serta melakukan
tindakan perbaikan yang diperlukan
KSPPS/USPPS koperasi memiliki tata tertib
1 1
8 kerja SDM, yang meliputi disiplin kerja, serta 0 0 0 0 0 1 1 1
didukung sarana kerja yang memadai dalam
melaksanakan pekerjaan
Pengurus KSPPS/USPPS koperasi yang
mengangkat pengelola, tidak mencampuri
9
kegiatan operasional sehari-hari yang cenderung 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 menguntungkan kepentingan sendiri, keluarga
atau kelompoknya, sehingga dapat merugikan
KSPPS/USPPS Koperasi
Anggota KSPPS/USPPS Koperasi sebagai
10
pemilik mempunyai kernampuan untuk 0 1 1 0 1 1 1 1
0 0 meningkatkan perModalan KSPPS/ USPPS
Koperasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Pengurus, Pengawas, dan Pengelola
KSPPS/USPPS Koperasi di dalarn melaksanakan
11
kegiatan operasional tidak melakukan hal-hal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 yang cenderung menguntungkan diri sendiri,
keluarga dan kelompoknya, atau berpotensi
merugikan KSPPS/USPPS Koperasi
Pengurus melaksanakan fungsi pengawasan
12 terhadap pelaksanaan tugas bengelola sesuai 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dengan tugas dan wewenangnya secara efektif
Jumlah MANAGEMEN UMUM 10 11 11 9 11 12 12 12 11 10
116
KELEMBAGAAN
Bagan Organisasi yang ada telah mencerminkan
1
seluruh kegiatan KSPPS/USPPS Koperasi dan 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 tidak terdapat jabatan kosong atau perangkapan
Jabatan
2
KSPPS/USPPS Koperasi memiliki rincian tugas 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
yang jelas untuk masing-masing karyawannya
Di dalam struktur kelembagaan KSPPS/USPPS
3 Koperasi terdapat struktur yang melakukan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
fungsi sebagai dewan pengawas syariah
KSPPS / USPPS Koperasi terbukti mempunyai
4 standar Operasional dan Manejemen (SOM) dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Standar Operasional Prosedur (SOP)
KSPPS/USPPS Koperasi telah menjalankan
5 kegiatannya sesuai SOM dan SOP 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1
KSPPS/USPPS Koperasi
KSPPS/USPPS Koperasi mempunyai sistem
6 pengamanan yang baik terhadap semua dokumen 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Penting
2 Jumlah KELEMBAGAAN 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
PERMODALAN
1
Tingkat pertumbuhan modal sendiri sama atau 0 0 1 0 1 0 0 0
0 0
lebih besar dari tingkat pertumbuhan aset
Tingkat pertumbuhan modal sendiri yang berasal
2 dari anggota sekurang kurangnya sebesar 10% 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0
dibandingkan tahun sebelumnya
117
Penyisihan cadangan dari SHU sama atau lebih
3 besar dari seperempat bagian SHU tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Berjalan
Simpanan wadi'ah, simpanan mudharabah,
4 simpanan mudharabah berjangka koperasi 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
meningkat minimal 10% dari tahun sebelumnya
Investasi harta tetap dari inventaris serta
5 pendanaan ekspansi perkantoran dibiayai dengan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
modal sendiri
Jumlah PERMODALAN 3 4 5 2 5 4 4 4 3 3
AKTIVA
1
Pembiayaan dengan kolektibilitas lancar minimal
- - -
-
- - - -
- -
sebesar 90% dari pembiayaan yang diberikan
Setiap pembiayaan yang diberikan didukung
dengan agunan yang nilainya sama atau lebih
2 besar dari pembiayaan yang diberikan, kecuali 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
pembiayaan bagi anggota sampai dengan 1 juta
Rupiah
Dana cadangan penghapusan pembiayaan sama
3 atau lebih besar dari jumlah pembiayaan macet - - - - - - - - - -
Tahunan
4
Pembiayaan macet tahun lalu dapat ditagih
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1
sekurang-kurangnya sepertiganya
5 KSPPS/USPPS Koperasi menerapkan prosedur 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
118
pembiayaan dilaksanakan dengan efektif
6
Memiliki kebijakan cadangan penghapusan
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
pembiayaan dan piutang bermasalah
Dalam memberikan pembiayaan KSPPS/USPPS
7 Koperasi mengambil keputusan berdasarkan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
prinsip kehati-hatian
8
Keputusan pemberian pembiayaan dan atau
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
penempatan dana dilakukan melalui komite
Setelah pembiayaan diberikan, KSPPS/USPPS
Koperasi melakukan pemantauan terhadap
9 penggunaan pembiayaan serta kemampuan dan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kepatuhan mudharib dalam memenuhi
Kewajibannya
10
KSPPS/USPPS Koperasi melakukan peninjauan,
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
penilaian dan pengikatan terhadap agunannya
Jumlah AKTIVA 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
LIKUIDITAS
1
Memiliki kebijakan tertulis mengenai
0 0 0 0 0 1 1 1
1 1
pengendalian likuiditas
Memiliki fasilitas pembiayaan yang akan
2 diterima dari lembaga syariah lain untuk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
menjaga likuiditasnya
3
Memiliki pedoman administrasi yang efektif
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
untuk memantau kewajiban yang jatuh tempo
119
Memiliki kebijakan pembiayaan dan piutang
4 sesuai dengan kondisi keuangan KSPPS/USPPS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Koperasi
5
Memiliki sistem informasi manajemen yang
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0
memadai untuk pemantauan likuiditas
Jumlah LIKUIDITAS 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4
120
Aspek Kepatuhan Syariah
ENTITAS
No
BMT Mekar Dakwah BMT UMJ Aspek/Pertanyaan
2012 2013 2014 2015 2016 2012 2013 2014 2015 2016
1
Akad dilaksanakan sesuai tata cara
Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Penempatan dana pada bank syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Adanya Dewan Pengawas Syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Komposisi modal penyertaan dan
4 pembiayaan berasal dari lembaga 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
keuangan syariah
Pertemuan kelompok yang dihadiri
Pengurus, Pengawas, Dewan Pengawas
5 Syariah, Pengelola, Karyawan, Pendiri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
dan Anggota yang diselenggarakan
secara berkala
Manajemen KSPPS/USPPS Koperasi
memiliki sertifikat pendidikan
6 pengelolaan lembaga keuangan syariah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
yang dikeluarkan oleh pihak yang
Kompeten
121
7
Frekuensi rapat Dewan Pengawas
Syariah untuk membicarakan ketepatan
pola pembiayaan yang dijalankan
pengelola dalam 1 tahun
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
Dalam mengatasi pembiayaan
8 bermasalah digunakan pendekatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Syariah
9 Meningkatnya titipan ZIS dari anggota 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Meningkatnya pemahaman anggota
10 terhadap keunggulan sistem syariah dari 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
waktu ke waktu
8 10 10 10 10 10 10 10 10 10
122
Lampiran 2
Perhitungan Bobot CAMELS
1. BMT Mekar Dakwah
Tahun Komponen
Faktor Rasio % NK Bobot Nilai Bobot
2012 Capital CAR 28,29 100 25% 25,00
Asset PPAP 1,77 2,77 5% 0,14
Manajemen NPM 15,56 15,56 20% 3,11
Earning
ROA 2,39 100 5% 5,00
BOPO 78,11 97,64 5% 4,88
Liquidity
FDR 75,76 43,24 5% 2,16
CR 38,98 100 5% 5,00
SUB TOTAL 45,29
PREDIKAT Tidak Sehat
2013 Capital CAR 10,96 100 25% 25,00
Asset PPAP 13,96 14,96 5% 0,75
Manajemen NPM 21,01 21,01 20% 4,20
Earning
ROA 3,12 100 5% 5,00
BOPO 73,56 91,95 5% 4,60
Liquidity
FDR 67,75 51,25 5% 2,56
CR 33,63 100 5% 5,00
SUB TOTAL 47,11
PREDIKAT Tidak Sehat
2014 Capital CAR 10,02 100 25% 25,00
Asset PPAP 14,96 15,96 5% 0,80
Manajemen NPM 22,28 22,28 20% 4,46
Earning
ROA 3,50 100 5% 5,00
BOPO 71,37 89,21 5% 4,46
Liquidity
FDR 69,00 50 5% 2,50
CR 24,91 100 5% 5,00
SUB TOTAL 47,21
PREDIKAT Tidak Sehat
2015 Capital CAR 10,67 100 25% 25,00
Asset PPAP 21 22 5% 1,10
Manajemen NPM 21,83 21,83 20% 4,37
Earning
ROA 4,37 100 5% 5,00
BOPO 69,97 87,46 5% 4,37
123
Liquidity
FDR 73,64 45,36 5% 2,27
CR 30,84 100 5% 5,00
SUB TOTAL 47,11
PREDIKAT Tidak Sehat
2016 Capital CAR 9,30 94 25% 23,50
Asset PPAP 51 52 5% 2,60
Manajemen NPM 14,52 14,52 20% 2,90
Earning
ROA 2,83 100 5% 5,00
BOPO 82,21 100 5% 5,00
Liquidity
FDR 89,67 29,33 5% 1,47
CR 20,79 100 5% 5,00
SUB TOTAL 45,47
PREDIKAT Tidak Sehat
124
2. BMT UMJ
Tahun Komponen
Faktor Rasio % NK Bobot Nilai Bobot
2012 Capital CAR 25,15 100 25% 25,00
Asset PPAP 8,00 9 5% 0,45
Manajemen NPM 16,40 16,40 20% 3,28
Earning
ROA 5,18 100 5% 5,00
BOPO 79,96 99,95 5% 5,00
Liquidity
FDR 169,89 0,00 5% 0,00
CR 27,21 100,00 5% 5,00
SUB TOTAL 43,73
PREDIKAT Tidak Sehat
2013 Capital CAR 17,12 100 25% 25,00
Asset PPAP 21 22 5% 1,10
Manajemen NPM 18,18 18,18 20% 3,64
Earning
ROA 11,05 100 5% 5,00
BOPO 77,14 96,43 5% 4,82
Liquidity
FDR 140,81 0,00 5% 0,00
CR 40,90 100,00 5% 5,00
SUB TOTAL 44,56
PREDIKAT Tidak Sehat
2014 Capital CAR 19,65 100 25% 25,00
Asset PPAP 68 69 5% 3,45
Manajemen NPM 16,9 16,9 20% 3,38
Earning
ROA 5,28 100 5% 5,00
BOPO 60,47 75,59 5% 3,78
Liquidity
FDR 158,62 0,00 5% 0,00
CR 28,37 100 5% 5,00
SUB TOTAL 45,61
PREDIKAT Tidak Sehat
2015 Capital CAR 21,24 100 25% 25,00
Asset PPAP 52 53 5% 2,65
Manajemen NPM 22,21 22,21 20% 4,44
Earning
ROA 6,26 100 5% 5,00
BOPO 60,66 75,83 5% 3,79
Liquidity
FDR 125,15 0,00 5% 0,00
CR 26,79 100 5% 5,00
SUB TOTAL 45,88
PREDIKAT Tidak Sehat
125
Tahun Komponen
Faktor Rasio % NK Bobot Nilai Bobot
2016 Capital CAR 20,10 100 25% 25,00
Asset PPAP 61 62 5% 3,10
Manajemen NPM 11,57 11,57 20% 2,31
Earning
ROA 3,12 100 5% 5,00
BOPO 72,32 90,40 5% 4,52
Liquidity
FDR 878,8 0,00 5% 0,00
CR 15,70 100 5% 5,00
SUB TOTAL 44,93
PREDIKAT Tidak Sehat
126
Lampiran 3
Perhitungan Bobot RGEC
1. BMT Mekar dakwah
Tahun Komponen
Faktor Rasio Nilai
Kriteria Kriteria Ket PK
1 2 3 4 5
2012 Risk Profile
FDR 75,76
√
Sehat Sehat
2(Sehat)
NPF 4,81 √
Sangat Sehat
GCG GCG 2,4
√
Sehat Sehat
Earnings ROA 2,39 √
Sangat Sehat
Sehat
NOM 0,09
√ Tidak Sehat
Capital CAR 28,29 √
Sangat Sehat Sangat Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1
80,00
2013 Risk Profile
FDR 67,75 √
Sangat Sehat Sangat Sehat
2(Sehat)
NPF 4,53 √
Sangat Sehat
GCG GCG 2,4
√
Sehat Sehat
Earnings ROA 3,12 √
Sangat Sehat
Sehat
NOM 0,08
√ Tidak Sehat
Capital CAR 10,96
√
Sehat Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1
80,00
2014 Risk Profile
FDR 69,00 √
Sangat Sehat Sangat Sehat
2(Sehat)
NPF 4,26 √
Sangat Sehat
GCG GCG 2,4
√
Sehat Sehat
Earnings ROA 3,50 √
Sangat Sehat
Sehat
NOM 0,09
√ Tidak Sehat
Capital CAR 10,02
√
Sehat Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1
80,00
2015 Risk Profile
FDR 73,64 √
Sangat Sehat Sangat Sehat
2(Sehat) NPF 4,04 √
Sangat Sehat
GCG GCG 3,33
√
Cukup Sehat Cukup Sehat
Earnings ROA 4,37 √
Sangat Sehat Sehat
127
Tahun Komponen
Faktor Rasio Nilai
Kriteria Kriteria Ket PK
1 2 3 4 5
NOM 0,13
√ Tidak Sehat
Capital CAR 10,67
√
Sehat Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 4 3 - 1
76,67
2016 Risk Profile
FDR 89,67 √
Sangat Sehat Sangat Sehat
2(Sehat)
NPF 4,02 √
Sangat Sehat
GCG GCG 2,4
√
Sehat Sehat
Earnings ROA 2,83 √
Sangat Sehat
Sehat
NOM 0,07
√ Tidak Sehat
Capital CAR 9,30
√
Sehat Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1
80,00
128
2. BMT UMJ
Tahun Komponen
Faktor Rasio Nilai Kriteria Ket PK
1 2 3 4 5
2012 Risk Profile
FDR 168,89 √ Tidak Sehat Kurang
Sehat
2 (Sehat)
NPF 10,04
√
Kurang Sehat
GCG GCG 2,4 √
Sehat Sehat
Earnings
ROA 5,18 √
Sangat Sehat Sangat
Sehat NOM 3,94 √
Sangat Sehat
Capital
CAR 25,15 √
Sangat Sehat
Sangat
Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 4 - 2 1 73,33
2013 Risk Profile
FDR 140,81 √ Tidak Sehat Cukup
Sehat
2 (Sehat)
NPF 7,46
√
Cukup Sehat
GCG GCG 2,4 √
Sehat Sehat
Earnings
ROA 11,05 √
Sangat Sehat Sehat
NOM 2,89
√
Sehat
Capital
CAR 17,12 √
Sangat Sehat
Sangat
Sehat
Nilai Komposit 30,00 10 8 3 - 1 73,33
2014 Risk Profile
FDR 158,62 √ Tidak Sehat Cukup
Sehat
2 (Sehat)
NPF 3,66
√
Sehat
GCG GCG 2,4 √
Sehat Sehat
Earnings
ROA 5,28 √
Sangat Sehat Sangat
Sehat NOM 6,56 √
Sangat Sehat
Capital
CAR 19,65 √
Sangat Sehat
Sangat
Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 8 - - 1 80,00
2015 Risk Profile
FDR 125,15 √ Tidak Sehat Cukup
Sehat
2(Sehat)
NPF 7,16
√
Cukup Sehat
GCG GCG 2,4 √
Sehat Sehat
Earnings
ROA 6,26 √
Sangat Sehat Sangat
Sehat
NOM 5,62 √
Sangat Sehat
Capital
CAR 21,24 √
Sangat Sehat
Sangat
Sehat
Nilai Komposit 30,00 15 4 3 - 1 76,67
129
Tahun Komponen
Faktor Rasio Nilai Kriteria Ket PK
1 2 3 4 5
2016 Risk Profile
FDR 878,80 √ Tidak Sehat Cukup
Sehat
3 (Cukup
Sehat)
NPF 4,60
√
Sehat
GCG GCG 2,4 √
Sehat Sehat
Earnings
ROA 3,12 √
Sangat Sehat Sehat
NOM 1,43
√
Cukup Sehat
Capital
CAR 20,10 √
Sangat Sehat
Sangat
Sehat
Nilai Komposit 30,00 10 8 - 2 1 70,00
130
Lampiran 4
Perhitungan Bobot Kesehatan Koperasi
1. Aspek Permodalan
BMT MD
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Modal sendiri 10,46 50 5% 2,50
Kurang
Sehat
CAR 28,29 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 7,50
2013
Modal sendiri 9,79 50 5% 2,50
Kurang
Sehat
CAR 10,96 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 7,50
2014
Modal sendiri 10,06 50 5% 2,50
Kurang
Sehat
CAR 10,02 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 7,50
2015
Modal sendiri 8,72 50 5% 2,50
Kurang
Sehat
CAR 10,67 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 7,50
2016
Modal sendiri 8,82 50 5% 2,50
Kurang
Sehat
CAR 9,30 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 7,50
BMT UMJ
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Modal sendiri 19,17 100 5% 5,00 Sehat
CAR 25,15 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 10,00
2013
Modal sendiri 18,1 100 5% 5,00 Sehat
CAR 17,12 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 10,00
2014
Modal sendiri 17,4 100 5% 5,00 Sehat
CAR 19,65 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 10,00
131
2015
Modal sendiri 14,6 75 5% 3,75 Cukup Sehat
CAR 21,24 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 8,75
2016
Modal sendiri 14,03 75 5% 3,75 Cukup Sehat
CAR 20,10 100 5% 5,00 Sehat
TOTAL 8,75
2. Aspek Manajemen
BMT MD
Tahun Komponen Hasil NK Skor Predikat
2012
Umum 10 2,5 2,5 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 3 1,8 1,8 Cukup Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik
Total 11
2013
Umum 11 2,75 2,75 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 4 2,4 2,4 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik
Total 11,85
2014
Umum 11 2,75 2,75 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 5 3 3 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik
Total 12,45
2015
Umum 9 2,25 2,25 Cukup Baik
Kelembagaan 4 2,00 2,00 Cukup Baik
Permodalan 2 1,80 1,80 Cukup Baik
Aset 8 2,40 2,40 Baik
Likuiditas 3 1,80 1,80 Cukup Baik
Total 10,25
2016 Umum 11 2,75 2,75 Baik
132
Kelembagaan 5 21,5 2,5 Baik
Permodalan 5 3 3 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 3 1,8 1,8 Cukup Baik
Total 12,45
BMT UMJ
Tahun Komponen Hasil NK Skor Predikat
2012
Umum 12 3 3 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 4 2,4 2,4 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik
Total 12,7
2013
Umum 12 3 3 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 4 2,4 2,4 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik
Total 12,7
2014
Umum 12 3 3 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 4 2,4 2,4 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik
Total 12,7
2015
Umum 11 2,75 2,75 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 3 2,4 2,4 Baik
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik
Total 12,45
2016
Umum 10 2,50 2,50 Baik
Kelembagaan 5 2,5 2,5 Baik
Permodalan 3 2,4 2,4 Baik
133
Aset 8 2,4 2,4 Baik
Likuiditas 4 2,4 2,4 Baik
Total 12,20
3. Aspek Kualitas Aktiva
BMT MD
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Pembiayaan bermasalah 4,81 100 10 10 Lancar
PPAP 1,77 2,77 5 0,14 Macet
Total 10,14
2013
Pembiayaan bermasalah 4,53 100 10 10 Lancar
PPAP 13,96 14,96 5 0,75 Macet
Total 10,75
2014
Pembiayaan bermasalah 4,26 100 10 10 Lancar
PPAP 14,96 15,96 5 0,80 Macet
Total 10,80
2015
Pembiayaan bermasalah 4,04 100 10 10 Lancar
PPAP 21 22 5 1,1 Macet
Total 11,1
2016
Pembiayaan bermasalah 4,02 100 10 10 Lancar
PPAP 51 50 5 2,5 Kurang Lancar
Total 12,5
BMT UMJ
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Pembiayaan bermasalah 10,04 50 10 5 Kurang Lancar
PPAP 8 9 5 0,45 Macet
Total 5,45
2013
Pembiayaan bermasalah 7,46 75 10 7,5 Cukup Lancar
PPAP 21 20 5 1 Macet
Total 8,5
2014
Pembiayaan bermasalah 3,66 100 10 10 Lancar
PPAP 68 69 5 3,45 Kurang Lancar
Total 13,45
2015
Pembiayaan bermasalah 7,16 75 10 7,5 Cukup Lancar
PPAP 52 53 5 2,65 Kurang Lancar
Total 10,15
2016
Pembiayaan bermasalah 4,60 100 10 10 Lancar
PPAP 61 62 5 3,1 Kurang Lancar
Total 13,1
134
4. Aspek Efisiensi
BMT MD
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Biaya Opr terhadap pelayanan 99,80 50 4 2 Kurang efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 2,87 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 116,67 100 2 2 Kurang Baik
Total 8
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2013
Biaya Opr terhadap pelayanan 158,53 25 4 1 Tidak efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 7,98 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 127 100 2 2 Kurang Baik
Total 7
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2014
Biaya Opr terhadap pelayanan 119,92 25 4 1 Tidak efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 12,74 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 141 100 2 2 Baik
Total 7
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2015
Biaya Opr terhadap pelayanan 146,95 25 4 1 Tidak efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 12,53 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 118 100 2 2 Baik
Total 7
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2016
Biaya Opr terhadap pelayanan 143,89 25 4 1 Tidak efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 17,28 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 127 100 2 2 Baik
Total 7
BMT UMJ
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Biaya Opr terhadap pelayanan 87,62 50 4 2 Kurang Efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 3,27 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 36,5 25 2 0,5 Tidak baik
Total 6,5
135
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2013
Biaya Opr terhadap pelayanan 83,27 75 4 3 Cukup Efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 2,65 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 48,17 25 2 0,5 Tidak baik
Total 7,5
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2014
Biaya Opr terhadap pelayanan 74,12 75 4 3 Cukup Efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 1,80 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 50,17 50 2 1 Kurang baik
Total 8
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2015
Biaya Opr terhadap pelayanan 71,50 75 4 3 Cukup Efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 11,77 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 44,83 25 2 0,5 Tidak baik
Total 7,5
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2016
Biaya Opr terhadap pelayanan 78,79 75 4 3 Cukup Efisien
Aktiva tetap terhadap total aset 11,43 100 4 4 Baik
Efisiensi staf 59,50 50 2 1 Kurang baik
Total 8
5. Aspek Likuiditas
BMT MD
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Kas 38,98 75 10 7,5 Cukup Likuid
Pembiayaan 103,72 100 5 5 Likuid
Total 12,5
2013
Kas 33,63 100 10 10 Likuid
Pembiayaan 66,27 50 5 2,5 Kurang Likuid
Total 12,5
2014
Kas 24,91 75 10 7,5 Cukup Likuid
Pembiayaan 54,97 50 5 2,5 Kurang Likuid
Total 10
2015 Kas 30,84 100 10 10 Likuid
Pembiayaan 78,36 75 5 3,75 Cukup Likuid
136
Total 13,75
2016
Kas 20,79 50 10 5 Kurang Likuid
Pembiayaan 81,99 75 5 3,75 Cukup Likuid
Total 8,75
BMT UMJ
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Kas 27,21 100 10 10 Likuid
Pembiayaan 169,74 100 5 5 Likuid
Total 15
2013
Kas 40,90 75 10 7,5 Cukup Likuid
Pembiayaan 140,67 100 5 5 Likuid
Total 12,5
2014
Kas 28,37 100 10 10 Likuid
Pembiayaan 189,38 100 5 5 Likuid
Total 15
2015
Kas 26,79 100 10 10 Likuid
Pembiayaan 122,52 100 5 5 Likuid
Total 15
2016
Kas 15,70 50 10 5 Kurang Likuid
Pembiayaan 134,16 100 5 5 Likuid
Total 10
6. Aspek Jatidiri Koperasi
BMT MD
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
PEA 13,43 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 78,26 100 5 5 Tinggi
Total 10
2013
PEA 25,04 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 46,40 50 5 2,5 Kurang
Total 7,5
2014
PEA 25,04 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 59,51 75 5 3,75 Cukup
Total 8,75
137
2015
PEA 35,26 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 47,62 50 5 2,5 Kurang
Total 7,5
2016
PEA 32,27 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 57,13 75 5 3,75 Cukup
Total 8,75
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
PEA 31,15 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 91,26 75 5 3,75 Cukup Likuid
Total 8,75
2013
PEA 38,37 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 90,89 75 5 3,75 Cukup Likuid
Total 8,75
2014
PEA 42,22 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 89,5 75 5 3,75 Cukup Likuid
Total 8,75
2015
PEA 49,47 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 89,73 75 5 3,75 Cukup Likuid
Total 8,75
2016
PEA 41,42 100 5 5 Bermanfaat
Partisipasi Bruto 91,78 75 5 3,75 Cukup Likuid
Total 8,75
7. Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan
BMT MD
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Rentabilitas aset 2,39 25 3 0,75 Rendah
Rentabilitas Ekuitas 5,76 50 3 1,5 Kurang
Kemandirian Operasional 128,02 75 4 3 Cukup
Total 5,25
2013
Rentabilitas aset 3,12 25 3 0,75 Rendah
Rentabilitas Ekuitas 9,03 75 3 2,25 Cukup
Kemandirian Operasional 135,94 75 4 3 Cukup
138
Total 6
2014
Rentabilitas aset 3,50 25 3 0,75 Rendah
Rentabilitas Ekuitas 7,03 50 3 1,5 Kurang
Kemandirian Operasional 140,12 75 4 3 Cukup
Total 5,25
2015
Rentabilitas aset 4,37 25 3 0,75 Rendah
Rentabilitas Ekuitas 11,32 100 3 3 Tinggi
Kemandirian Operasional 142,92 75 4 3 Cukup
Total 6,75
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2016
Rentabilitas aset 2,83 25 3 0,75 Rendah
Rentabilitas Ekuitas 9,02 75 3 2,25 Cukup
Kemandirian Operasional 121,63 75 4 3 Cukup
Total 6
BMT UMJ
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2012
Rentabilitas aset 5,18 50 3 1,5 Kurang
Rentabilitas Ekuitas 22,1 100 3 3 Tinggi
Kemandirian Operasional 125,06 50 4 2 Kurang
Total 6,5
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2013
Rentabilitas aset 5,46 50 3 1,5 Kurang
Rentabilitas Ekuitas 26,67 100 3 3 Tinggi
Kemandirian Operasional 129,63 75 4 3 Cukup
Total 7,5
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2014
Rentabilitas aset 5,28 50 3 1,5 Kurang
Rentabilitas Ekuitas 28,62 100 3 3 Tinggi
Kemandirian Operasional 165,36 100 4 4 Tinggi
Total 8,5
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2015
Rentabilitas aset 6,26 50 3 1,5 Kurang
Rentabilitas Ekuitas 41,05 100 3 3 Tinggi
Kemandirian Operasional 164,84 100 4 4 Tinggi
139
Total 8,5
Tahun Komponen Rasio NK Bobot Skor Predikat
2016
Rentabilitas aset 3,12 25 3 0,75 Rendah
Rentabilitas Ekuitas 20,46 100 3 3 Tinggi
Kemandirian Operasional 138,27 75 4 3 Cukup
Total 6,75
8. Aspek Kepatuhan Syariah
Nama BMT Tahun Positif NK Kriteria
BMT MD
2012 10 10 Patuh
2013 10 10 Patuh
2014 10 10 Patuh
2015 10 10 Patuh
2016 10 10 Patuh
BMT UMJ
2012 10 10 Patuh
2013 10 10 Patuh
2014 10 10 Patuh
2015 10 10 Patuh
2016 10 10 Patuh
BMT MD
Tahun Aspek Penilaian
Skor Predikat MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS
2012 7,5 10,14 11 8 12,5 10 5,25 10 74,39 Cukup Sehat
2013 7,5 10,75 11,85 7 12,5 7,50 6 10 73,10 Cukup Sehat
2014 7,5 10,80 12,45 7 10 8,75 5,25 10 71,75 Cukup Sehat
2015 7,5 11,10 10,25 7 13,75 7,50 6,75 10 73,85 Cukup Sehat
2016 7,5 12,50 12,45 7 8,75 8,75 6 10 72,95 Cukup Sehat
BMT UMJ
Tahun Aspek Penilaian
Skor Predikat MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS
2012 10 5,45 12,7 6,5 15 8,75 6,5 10 74,90 Cukup Sehat
2013 10 8,50 12,7 7,5 12,5 8,75 7,5 10 77,45 Cukup Sehat
2014 10 13,45 12,7 8 15 8,75 8,5 10 86,40 Sehat
2015 8,75 10,15 12,45 7,5 15 8,75 8,5 10 81,10 Sehat
2016 8,75 13,10 12,2 8 10 8,75 6,5 10 77,30 Cukup Sehat
140
Lampiran 5
Hasil Olah data Analisis Regresi Tobit CAMELS
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
Series: Residuals
Sample 1 10
Observations 10
Mean 0.000000
Median -0.008987
Maximum 0.227906
Minimum -0.096919
Std. Dev. 0.091622
Skewness 1.568844
Kurtosis 4.978199
Jarque-Bera 5.732647
Probability 0.056908
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
Uji Multikolineritas
CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR
CAR 1.000000 -0.300624 0.338337 -0.666667 -0.376247 -0.110317 0.166667
PPAP -0.300624 1.000000 -0.414120 0.150446 -0.524950 -0.636662 0.190511
NPM 0.338337 -0.414120 1.000000 -0.243031 -0.411377 0.409340 -0.200143
ROA -0.666667 0.150446 -0.243031 1.000000 0.458108 -0.159723 -0.250000
BOPO -0.376247 -0.524950 -0.411377 0.458108 1.000000 0.245645 -0.155851
FDR -0.110317 -0.636662 0.409340 -0.159723 0.245645 1.000000 -0.484921
CR 0.166667 0.190511 -0.200143 -0.250000 -0.155851 -0.484921 1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
141
Hasil Uji Regresi Tobit
Dependent Variable: PK
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt
steps)
Date: 02/15/18 Time: 02:40
Sample: 1 10
Included observations: 10
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 5 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448
CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000
PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000
NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000
ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892
BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000
FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004
CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000
Error Distribution
SCALE:C(9) 0.086920 0.019436 4.472136 0.0000
Mean dependent var 3.900000 S.D. dependent var 0.316228
S.E. of regression 0.274866 Akaike info criterion -0.247654
Sum squared resid 0.075551 Schwarz criterion 0.024673
Log likelihood 10.23827 Hannan-Quinn criter. -0.546395
Avg. log likelihood 1.023827
Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 10 Total obs 10
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
142
Hasil Uji Likelihood Ratio
Redundant Variables Test
Null hypothesis: CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR are jointly insignificant
Equation: UNTITLED
Specification: PK C CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR
Redundant Variables: CAR PPAP NPM ROA BOPO FDR CR
Value df Probability
Likelihood ratio 24.77585 7 0.0008
LR test summary:
Value df
Restricted LogL -2.149657 8
Unrestricted LogL 10.23827 1
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Dependent Variable: PK
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt
steps)
Date: 02/15/18 Time: 02:40
Sample: 1 10
Included observations: 10
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 5 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -144.2277 98.91610 -1.458081 0.1448
CAR 1.080516 0.198711 5.437619 0.0000
PPAP 0.568489 0.071279 7.975503 0.0000
NPM 2.563335 0.284806 9.000271 0.0000
ROA -23.11118 13.59851 -1.699538 0.0892
BOPO 2.871435 0.376816 7.620257 0.0000
FDR 0.235976 0.066646 3.540740 0.0004
CR 43.44912 10.16386 4.274862 0.0000
Error Distribution
SCALE:C(9) 0.086920 0.019436 4.472136 0.0000
Mean dependent var 3.900000 S.D. dependent var 0.316228
S.E. of regression 0.274866 Akaike info criterion -0.247654
Sum squared resid 0.075551 Schwarz criterion 0.024673
Log likelihood 10.23827 Hannan-Quinn criter. -0.546395
Avg. log likelihood 1.023827
Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 10 Total obs 10
143
Lampiran 7
Hasil Olah data Analisis Regresi Tobit RGEC
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
-0.03 -0.02 -0.01 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04
Series: Residuals
Sample 1 10
Observations 10
Mean 0.000000
Median 0.001197
Maximum 0.034485
Minimum -0.023532
Std. Dev. 0.016311
Skewness 0.562451
Kurtosis 3.265285
Jarque-Bera 0.556576
Probability 0.757079
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
Uji Multikolineritas
CAR FDR GCG NOM NPF ROA
CAR 1.000000 0.227020 -0.341523 0.466209 0.507407 0.034329
FDR 0.227020 1.000000 -0.158228 0.043808 -0.043093 -0.439072
GCG -0.341523 -0.158228 1.000000 -0.273887 -0.240384 0.162093
NOM 0.466209 0.043808 -0.273887 1.000000 0.423348 0.736946
NPF 0.507407 -0.043093 -0.240384 0.423348 1.000000 0.051882
ROA 0.034329 -0.439072 0.162093 0.736946 0.051882 1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan, 2016 (diolah)
144
Hasil Uji Regresi Tobit
Dependent Variable: PK
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt
steps)
Date: 02/15/18 Time: 02:03
Sample: 1 10
Included observations: 10
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 6 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000
CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208
FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000
GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745
NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013
NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339
ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956
Error Distribution
SCALE:C(8) 0.015474 0.003460 4.472136 0.0000
Mean dependent var 2.100000 S.D. dependent var 0.316228
S.E. of regression 0.034601 Akaike info criterion -3.899295
Sum squared resid 0.002394 Schwarz criterion -3.657227
Log likelihood 27.49647 Hannan-Quinn criter. -4.164843
Avg. log likelihood 2.749647
Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 10 Total obs 10
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
Hasil Uji Likelihood Ratio
Redundant Variables Test
Null hypothesis: CAR FDR GCG NOM NPF ROA are jointly insignificant
Equation: EQ01
Specification: PK C CAR FDR GCG NOM NPF ROA
Redundant Variables: CAR FDR GCG NOM NPF ROA
Value df Probability
Likelihood ratio 59.29226 6 0.0000
145
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z)
Dependent Variable: PK
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt
steps)
Date: 02/15/18 Time: 02:03
Sample: 1 10
Included observations: 10
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 6 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C 1.901775 0.054116 35.14280 0.0000
CAR 0.083937 0.104273 0.804969 0.4208
FDR 0.133025 0.004373 30.41622 0.0000
GCG -0.027768 0.025413 -1.092669 0.2745
NOM -2.855867 0.890602 -3.206670 0.0013
NPF -0.401395 0.415363 -0.966371 0.3339
ROA 2.373145 1.424048 1.666479 0.0956
Error Distribution
SCALE:C(8) 0.015474 0.003460 4.472136 0.0000
Mean dependent var 2.100000 S.D. dependent var 0.316228
S.E. of regression 0.034601 Akaike info criterion -3.899295
Sum squared resid 0.002394 Schwarz criterion -3.657227
Log likelihood 27.49647 Hannan-Quinn criter. -4.164843
Avg. log likelihood 2.749647
Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 10 Total obs 10
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
146
Lampiran 8
Hasil Olah data Analisis Regresi Tobit Kepmenkop
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
-0.02 -0.01 0.00 0.01
Series: Residuals
Sample 1 10
Observations 10
Mean 3.91e-15
Median 0.001054
Maximum 0.013860
Minimum -0.016639
Std. Dev. 0.009020
Skewness -0.351581
Kurtosis 2.428477
Jarque-Bera 0.342114
Probability 0.842773
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
Uji Multikolineritas
MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS
MDL 1.000000 -0.345045 0.621838 0.159794 0.529813 0.170406 0.680385 -0.305888
KAP -0.345045 1.000000 -0.129986 0.554766 -0.417200 -0.093013 0.086138 0.285155
MNJ 0.621838 -0.129986 1.000000 -0.034903 -0.051550 0.230941 0.340319 0.159443
EFS 0.159794 0.554766 -0.034903 1.000000 4.08E-17 0.498889 0.292866 -0.232175
LKD 0.529813 -0.417200 -0.051550 4.08E-17 1.000000 -0.107211 0.635614 -0.577350
JDK 0.170406 -0.093013 0.230941 0.498889 -0.107211 1.000000 -0.137681 0.061898
KDP 0.680385 0.086138 0.340319 0.292866 0.635614 -0.137681 1.000000 -0.202209
KPS -0.305888 0.285155 0.159443 -0.232175 -0.577350 0.061898 -0.202209 1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
147
Hasil Uji Regresi Tobit
Dependent Variable: PK
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt
steps)
Date: 02/15/18 Time: 02:02
Sample: 1 10
Included observations: 10
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 8 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000
MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000
KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000
MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000
EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000
LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000
JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000
KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000
KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000
Error Distribution
SCALE:C(10) 0.008557 0.001913 4.472136 0.0000
Mean dependent var 2.800000 S.D. dependent var 0.421637
Akaike info criterion -4.684066 Sum squared resid 0.000732
Schwarz criterion -4.381481 Log likelihood 33.42033
Hannan-Quinn criter. -5.016001 Avg. log likelihood 3.342033
Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 10 Total obs 10
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
Hasil Uji Likelihood Ratio
Redundant Variables Test
Null hypothesis: MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS are jointly
insignificant
Equation: UNTITLED
Specification: PK C MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS
Redundant Variables: MDL KAP MNJ EFS LKD JDK KDP KPS
Value Df Probability
Likelihood ratio 76.89362 8 0.0000
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)
148
Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-Z) Dependent Variable: PK
Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Newton-Raphson / Marquardt
steps)
Date: 02/15/18 Time: 02:02
Sample: 1 10
Included observations: 10
Left censoring (value) at zero
Convergence achieved after 8 iterations
Coefficient covariance computed using observed Hessian
Variable Coefficient Std. Error z-Statistic Prob.
C -14.47739 1.861695 -7.776457 0.0000
MDL 0.225985 0.005894 38.33943 0.0000
KAP -0.111189 0.003269 -34.01314 0.0000
MNJ -0.242791 0.007033 -34.52324 0.0000
EFS 0.260133 0.018946 13.73014 0.0000
LKD -0.125873 0.003241 -38.83543 0.0000
JDK -0.291951 0.010086 -28.94700 0.0000
KDP -0.258308 0.006899 -37.44262 0.0000
KPS 2.334653 0.180853 12.90913 0.0000
Error Distribution
SCALE:C(10) 0.008557 0.001913 4.472136 0.0000
Mean dependent var 2.800000 S.D. dependent var 0.421637
Akaike info criterion -4.684066 Sum squared resid 0.000732
Schwarz criterion -4.381481 Log likelihood 33.42033
Hannan-Quinn criter. -5.016001 Avg. log likelihood 3.342033
Left censored obs 0 Right censored obs 0
Uncensored obs 10 Total obs 10
Sumber: Hasil Pengolahan, 2018 (diolah)