fenomena el nino & la nina

27
KATA PENGANTAR Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat kita Indonesia sering dibuat bingung dengan perubahan cuaca atau iklim yang membingungkan. Di satu sisi pada saat musim kemarau berlangsung sangat lama dan di sisi lain pada saat musim penghujan berlangsung sangat pendek. Bahkan pada saat kita sekolah, Bapak Ibu guru (khususnya bidang studi Geografi) memberi pengetahuan bahwa musim penghujan mulai bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau dimulai bulan April s/d September. Tetapi kenyataanya tidak terjadi pada bulan-bulan itu, bahkan tahun 2009 musim penghujan di banyak kota di Indonesia terjadi akhir bulan Desember bahkan pada bulan Juli 2010 di Indonesia khususnya Surabaya masih terjadi hujan.Fenomena alam apa yang sebenarnya terjadi di negara kita ?Banyak para ahli cuaca dan iklim menyebut peristiwa ini dengan nama peristiwa EL Nino dan La Nina Fenomena alam ini cukup menjadi perbincangan beberapa tahun terakhir. Beberapa bencana alam dalam rentang area yang luas banyak disebut disebabkan ulah fenomena ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum dan khususnya pada saya sendiri agar kira nya bisa menambah wawasan dan membuka cakrawala kita akan peliknya permasalahan lingkungan hidup yang harus di hadapi di jaman sekarang

Upload: wulan-dwi

Post on 13-Dec-2014

222 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fenomena El Nino & La Nina

KATA PENGANTAR

Beberapa tahun terakhir ini, masyarakat kita Indonesia sering dibuat bingung dengan perubahan cuaca atau iklim yang membingungkan. Di satu sisi pada saat musim kemarau berlangsung sangat lama dan di sisi lain pada saat musim penghujan berlangsung sangat pendek. Bahkan pada saat kita sekolah, Bapak Ibu guru (khususnya bidang studi Geografi) memberi pengetahuan bahwa musim penghujan mulai bulan Oktober s/d Maret dan musim kemarau dimulai bulan April s/d September. Tetapi kenyataanya tidak terjadi pada bulan-bulan itu, bahkan tahun 2009 musim penghujan di banyak kota di Indonesia terjadi akhir bulan Desember bahkan  pada bulan Juli 2010 di Indonesia khususnya Surabaya masih terjadi hujan.Fenomena alam apa yang sebenarnya terjadi di negara kita ?Banyak para ahli cuaca dan iklim menyebut peristiwa ini dengan nama peristiwa EL Nino dan La Nina Fenomena alam ini cukup menjadi perbincangan beberapa tahun terakhir. Beberapa bencana alam dalam rentang area yang luas banyak disebut disebabkan ulah fenomena ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum dan khususnya pada saya sendiri agar kira nya bisa menambah wawasan dan membuka cakrawala kita akan peliknya permasalahan lingkungan hidup yang harus di hadapi di jaman sekarang

Page 2: Fenomena El Nino & La Nina

BAB ILATAR BELAKANG

El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya Suhu Permukaan Laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino dalam bahasa Spanyol sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”.

Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya Suhu Permukaan Laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya Suhu Permukaan Laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina yang berarti “anak perempuan”. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino ditandai dengan anomali suhu muka laut di daerah tersebut negatif(lebih dingin dari rata-ratanya). La Nina secara umum akan menyebabkan curah hujan di Indonesia bertambah.

Pola terjadinya badai La Nina dan El Nino memang tidak sesering fenomena umum cuaca seperti hujan atau panas. Fenomena ini terjadi karena sifat anomali air yang sukar untuk diprediksi bagaimana pergerakannya. Meskipun banyak teknologi yang mulai mencari solusi tetapi fenomena alam yang jarang terjadi ini menjadi bahan wacana yang penting bagi masyarakat

Page 3: Fenomena El Nino & La Nina

BAB IIPENDAHULUAN

Sebelum dapat membahas lebih jauh tentang fenomena anomali cuaca El Nino dan La Nina, ada baiknya kita mengetahui dulu sedikit banyak tentang angin dan arus laut yang sangat berperan penting dalam proses terjadinya fenomena tersebut.

A. AnginAngin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara yang tinggi. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah tersebut. Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan angin musim.

1. Angin lokal:

1.) Angin darat dan angin laut (angin ini terjadi di daerah pantai).Angin laut: terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat. Angin darat: terjadi pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.

2.) Angin lembah dan angin gunungPada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.

3.) Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panasAngin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

2. Angin musim:

1.) Angin PassatAngin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.

Page 4: Fenomena El Nino & La Nina

2.) Angin Anti PassatUdara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.

3. Angin BaratSebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, terutama pada daerah lintang 60o LS.

5. Angin Muson (Monsun)Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

B. Arus SamuderaUntuk mengetahui tentang arus samudera kita terlebih dahulu harus mengerti tentang Arus Laut , karena sangat erat hubungannya arus laut dan arus samudera dan apabila kita tidak terlebih dahulu mempelajari arus laut untuk memahami arus samudera nanti kita akan keliru.

Arus LautArus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Contoh-contoh gerakan itu seperti gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus dari pengaruh angin ke pengaruh gaya coriolis dikenal dengan spiral ekman.

Menurut letaknya arus dibedakan menjadi dua yaitu arus atas dan arus bawah: Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut Arus bawah adalah arus yang bergerak di bawah permukaan laut.

Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Sedangkan yang mempengaruhi arus bawah atau arus yang ada didasar yaitu salinitas, densitas dan mineral-mineral yang terkandung di dalamnya.

Page 5: Fenomena El Nino & La Nina

Berikut ini adalah persebaran arus laut di dunia:Di Samudera Pasifik1) Di sebelah utara khatulistiwa

(a) Arus Khatulistiwa Utara.(b) Arus Kuroshio.(c) Arus Kalifornia..(d) Arus Oyashio.

2) Di sebelah selatan khatulistiwa(a) Arus Khatulistiwa Selatan.(b) Arus Humboldt atau Arus Peru.(c) Arus Australia Timur.(d) Arus Angin Barat,

b. Di Samudera Atlantik1) Di sebelah utara khatulistiwa

(a) Arus Khatulistiwa Utara..(b) Arus Teluk Gulfstream.(c) Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur.(d) Arus Labrador.(e) Arus Canari.

2) Di sebelah selatan khatulistiwa(a) Arus Khatulistiwa Selatan.(b) Arus Brazilia.(c) Arus Benguela.(d) Arus Angin Barat.

c. Di Samudera Hindia1) Di sebelah utara khatulistiwa

Arus laut samudera ini keadaannya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun melainkan berganti arah dalam ½ tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut.(a) Arus Musim Barat Daya.(b) Arus Musim Timur Laut.

2) Di sebelah selatan khatulistiwa(a) Arus Khatulistiwa Selatan.(b) Arus Maskarena dan Arus Agulhas.(c) Arus Angin Barat.

Page 6: Fenomena El Nino & La Nina

BAB IIIPROSES TERJADINYA FENOMENA EL NINO DAN LA NINA

A. Fenomena El Nino

El Nino merupakan suatu gejala alam di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur yaitu memanasnya suhu permukaan laut di wilayah tersebut. Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang mempunyai dampak sangat luas dengan gejala yang berbeda-beda, baik bentuk dan intensitasnya. Walaupun El Nino dianggap sebagai faktor pengganggu dari sirkulasi monsun yang berlangsung di Indonesia namun pengaruhnya sangat terasa yaitu timbulnya bencana kekeringan yang meluas.

Pada saat berlangsung El Nino, terjadi penguatan angin baratan di Pasifik barat daerah equator mulai dari sebelah utara Irian hingga Pasifik Tengah. Awal musim hujan di Jawa lebih lambat dibandingkan dengan rata-ratanya ketika terjadi El Nino dan lebih cepat dari rata-ratanya ketika terjadi La Nina. El Nino sangat mempengaruhi curah hujan pada saat musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di Indonesia. Fenomena ini memiliki periode 2-7 tahun

El-Nino  akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal. Pembentukan El-Nino dikaitkan dengan pola sirkulasi samudera pasifik yang dikenal sebagai osilasi selatan sehingga disebut juga El Nino-Southern Oscillation (ENSO) yang merupakan fenomena yang ditimbulkan oleh interaksi laut-atmosfer. El-Nino merupakan fenomena global dari sistem interaksi laut dan atmosfer yang ditandai dengan memanasnya suhu muka laut di Pasifik Equator atau anomali suhu muka laut di daerah tersebut positif (lebih panas dari rata-ratanya). Pada saat yang bersamaan terjadi perubahan pola tekanan udara yang mempunyai dampak sangat luas dengan gejala yang berbeda-beda, baik bentuk dan intensitasnya.

Fenomena El Nino secara umum akan menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, besar pengurangannya tergantung dari lokasi dan intensitas El-Nino tersebut. Namun demikian, karena luasnya wilayah Indonesia serta posisi geografisnya yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El-Nino. Pada tahun normal, tekanan permukaan rendah berkembang di wilayah utara Australia dan Indonesia dan tekanan tinggi melalui sistem pantai Peru . Akibatnya, angin pasat melalui Samudera Pasifik bergerak sangat kuat dari barat ke timur. Di timur aliran angin pasat membawa permukaan air hangat ke barat, sehingga badai membawa

Page 7: Fenomena El Nino & La Nina

badai konvektiv ke Indonesia dan pesisir Australia. Sepanjang pantai Peru, kolam air dingin terbawa sampai ke permukaan untuk menggantikan kolam air hangat yang diambil di sebelah barat. Untuk lebih jelasnya Perhatikan gambar 1.1 :

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat Normal

Keadaan Perairan Samudera Pasifik saat terjadi El Nino

Keterangan: El-Nino akan terjadi apabila perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan suhu dan kelembaban pada atmosfer yang berada di atasnya. Kejadian ini mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut. Bagian barat Samudra Pasifik tekanan udara meningkat sehingga menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, sehingga di beberapa wilayah Indonesia terjadi penurunan curah hujan yang jauh dari normal.

Page 8: Fenomena El Nino & La Nina

B. Fenomena La Nina

La Nina merupakan kebalikan dari El Nino ditandai dengan anomali suhu muka laut di daerah tersebut negatif(lebih dingin dari rata-ratanya). La Nina secara umum akan menyebabkan curah hujan di Indonesia bertambah.

Fenomena ini diawali dengan menguatnya Angin Pasat Tenggara, sedangkan suhu muka laut di tropis barat Pasifik lebih hangat dan di tropis timur Pasifik (wilayah Peru dan Equador) jauh lebih dingin. Akibatnya atmosfer di tropis barat Pasifik mendapat uap air yang tinggi. Hal ini menyebabkan hujan lebat dan banjir di Indonesia dan Asia Tenggara, sedangkan di wilayah Pasifik timur terjadi kemarau dan kekeringan. La Niña cenderung terjadi lebih lama dibandingkan dengan El Niño.Untuk lebih jelas perhatikan Gambar 1.3:

Keadaan Samudera Pasifik saat terjadi La Nina

Keterangan: Suhu permukaan laut di Pasifik tengah dan timur menjadi lebih tinggi dari biasa pada waktu-waktu tertentu, walaupun tidak selalu. Keadaan inilah yang menyebabkan terjadinya fenomena La-Nina (Gambar di atas). Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.

C. Hubungan Keterkaitan Fenomena El Nino dan La Nina

Kejadian El-Nino tidak terjadi secara tunggal tetapi berlangsung secara berurutan pasca atau pra La-Nina. Hasil kajian dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El-Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali). La-Nina hanya 15 kali (rata-rata 6 tahun sekali). Dari 15 kali kejadian La-Nina, sekitar 12 kali (80%) terjadi berurutan dengan tahun El-Nino. La-Nina mengikuti El-Nino hanya terjadi 4 kali dari 15 kali kejadian sedangkan yang

Page 9: Fenomena El Nino & La Nina

mendahului El-Nino 8 kali dari 15 kali kejadian. Secara umum, hal ini menunjukkan bahwa peluang terjadinya La-Nina setelah El-Nino tidak begitu besar. Kejadian El-Nino 1982/83 yang dikategorikan sebagai tahun kejadian El-Nino yang kuat tidak diikuti oleh La-Nina.

D. Info Fenomena El Nino dan La Nina Terkini

Untuk memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada periode mendatang adalah melihat tiga kemungkinan kejadian yaitu kondisi normal, ada El Nino ataukah muncul La Nina. Ada tiga cara yang dapat dilakukan:

Pertama melihat prediksi curah hujan beberapa bulan mendatang, Kedua melihat prediksi anomali suhu muka laut (Sea Surface Temperatur

Anomaly (SSTA) Ketiga melihat Indeks Osilasi Selatan (Southern Ocilation Indeks (SOI))

lewat Tabel di bawah yakni melihat nilai beda tekanan atmosfer antara Tahiti dan Darwin.

Sea Surface Temperature Anomaly (SSTA)Saat Terjadi El Nino

Sea Surface Temperature Anomaly (SSTA)Saat Terjadi La Nina

Page 10: Fenomena El Nino & La Nina

BAB IVFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB FENOMENA EL NINO DAN LA NINA

El Nino dan La Nina adalah merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar laut Pasifik. El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur.

A. Beberapa Faktor-faktor Penyebab:

Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik. Melemahnya angin passat (trade winds) di selatan pasifik yang

menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal. Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh

pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.

Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik. Terakumulasinya zat-zat beracun/polutif (seperti karbon monoksida,

nitrogen oksida dan lain-lain) di lapisan atmosfir bumi.

B. Publisitas Tentang Penyebab El Nino dan La Nina

Alasan bahwa tidak banyak publisitas tentang penyebab El Nino dan La Niña adalah bahwa para ahli, ilmuwan dan sebagainya tidak begitu memahami asal-usul peristiwa dalam artian segala perkiraan masih memiliki kemungkinan-kemungkinan lain dimana suatu teori bisa saja berubah atau bahkan muncul teori lain. Bagaimanapun, para ahli, ilmuwan dan sebagainya telah bekerja cukup keras untuk mengetahui penyebab fenomena ini dari sejak waktu yang lama. Mereka memiliki pemahaman yang cukup bagus tentang bagaimana fenomena ini berevolusi begitu memulai, dan yang memungkinkannya untuk membuat perkiraan enam sampai sembilan bulan ke depan untuk beberapa daerah. Ini adalah informasi yang dipublikasikan karena pengetahuan cukup aman. Tentu saja, ada berbagai teori, dan banyak ilmuwan yang bekerja pada berbagai aspek dari kejadian, yang mungkin akan memperpanjang keterampilan prediksi keluar lagi beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Faktanya adalah, pada beberapa titik selama dua dekade terakhir para ilmuwan telah berhasil memikirkan teori apa yang menyebabkan El Niño. Sayangnya, alam telah menunjukkan bahwa teori-teori yang paling lengkap pun dapat memiliki berbagai kendala.

Alasan utama hal ini begitu sulit adalah proses yang menyebabkan El Niño dan La Niña melibatkan kompleksitas penuh interaksi laut-atmosfer dalam skala global. Saat ini suhu permukaan diketahui berperan dalam mengendalikan sirkulasi atmosfer, pemahamannya cukup akurat tentang bagaimana suasana bekerja (setidaknya dalam teori) telah dikembangkan. Dengan pemahaman dasar, model

Page 11: Fenomena El Nino & La Nina

atmosfer bisa membuat ramalan cuaca jangka pendek, karena perubahan laut yang cukup lambat. Namun, apabila kita menganggap fenomena jangka panjang seperti El Niño dan La Niña, tidak cukup untuk menentukan suhu permukaan laut tersebut; kita harus mempertimbangkan bagaimana laut akan berkembang di bawah angin, dan kemudian bagaimana laut diubah akan mengubah angin, dan sebagainya, Hal ini sangat rumit dan sensitif. Mengingat bahwa untuk waktu yang lama ahli meteorologi hanya berbicara dengan ahli meteorologi, dan kelautan hanya untuk ahli kelautan. Sekarang kita benar-benar pada tahap awal bisa memikirkan masalah ini saling berkaitan erat antar Ilmu-ilmu pengetahuan yang lain.

Page 12: Fenomena El Nino & La Nina

BAB VDAMPAK DAN PENGARUH FENOMENA EL NINO DAN LA NINA

PADA LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHIDUPAN MANUSIA

A. Dampak Terhadap Lingkungan Hidup

El Nino :Naiknya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat El Nino, menyebabkan pembentukan awan yang intensif. Hal ini yang menjadikan curah hujan yang tinggi di kawasan pasifik tengah dan timur. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat terjadi kekeringan yang jauh dari normal.

La Nina :Turunnya tekanan udara di pasifik tengah dan timur saat La Nina, menjadi hambatan terbentuknya awan di daerah ini, sehingga mengalami kekeringan. Sedangkan sebaliknya, di daerah pasifik barat curah hujan sangat tinggi. Hal ini menimbulkan banjir yang parah di Indonesia.

Beberapa Contoh Kasus

1. Tidak Menentunya Pergantian Musim

La Nina menyebabkan curah hujan di indonesia meningkat pada saat musim kemarau serta menyebabkan majunya awal musim hujan. Sedangkan El Nino menyebabkan musim kemarau benar-benar seperti sangat kering. Hal ini membuat para ahli menjadi semakin sulit untuk memprediksi musim dan cuaca yang berubah-ubah dan tidak menentu dengan pola-pola anomali spesial.

2. Bencana Banjir, KekeringanDampak yang ditimbulkan oleh anomali alam ini memang cukup luar biasa dalam rentang area yang luas antara lain kekeringan, kekurangan pangan dan banjir. Beberapa bencana kekeringan dan banjir yang terjadi di Indonesia juga disebabkan oleh El Nino atau La Nina.

Page 13: Fenomena El Nino & La Nina

3. Kebakaran Hutan

Musim kemarau dan kekeringan yang panjang sebagai akibat dari badai El Nino telah melanda sebagian belahan bumi, termasuk diantaranya Indonesia. Badai El Nino yang kering menyebabkan hutan tropis mengalami kekeringan, curah hujan yang rendah menyebabkan serasah dan pohon-pohon menjadi kering, yang menyebabkan mudahnya terjadi kebakaran hutan karena banyaknya tersedia bahan bakar.

B. Dampak Terhadap Kehidupan Manusia

Meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin di perairan, mengakibatkan perairan yang tadinya subur akan ikan menjadi sebaliknya. Hal ini menyebabkan nelayan kesulitan mendapatkan ikan di perairan.

Namun, dampak yang paling jelas adalah berhembusnya udara panas ke beberapa belahan dunia dan negara. Indonesia salah satu yang pernah merasakan dampak dari badai El Nino berupa naiknya suhu beberapa kawasan di Indonesia. Negara lain yang pernah mengalami juga ialah Bolivia dan Amerika Serikat (California). Fenomena ini juga diduga kuat menyebabkan banyak bencana alam seperti banjir besar dan kekeringan.

Page 14: Fenomena El Nino & La Nina

1. Bencana Banjir, KekeringanDampak yang ditimbulkan oleh anomali alam ini memang cukup luar biasa dalam rentang area yang luas antara lain kekeringan, kekurangan pangan dan banjir. Beberapa bencana kekeringan dan banjir yang terjadi di Indonesia juga disebabkan oleh El Nino atau La Nina.

2. Berkurangnya Produksi Pangan dan Musim Buah Yang Tidak Menentu

Karena saat awal kejadian El Nino biasanya bertepatan dengan masa pembakaran lahan pertanian di daerah-daerah yang melakukan sistem perladangan berpindah, maka kondisi tersebut menyebabkan timbulnya kebakaran serta banyak menghasilkan asap yang sebarannya sangat luas serta dengan konsentrasi yang tinggi dan waktu tinggal asap tersebut di udara yang cukup lama. Pada bidang pertanian kejadian El Nino menyababkan penurunan rata-rata kehilangan peluang produksi pangan selama tahun 1968-2000 sekitar 1.79 juta ton atau sekitar 3.06 % dari seluruh peluang produksi pangan.

C. Beberapa Kasus Bencana Yang Cukup Serius

1. Banjir Besar Bolivia Februari 2008Secara nyata yang bisa diamati adalah dampak El Nino dan La Nina di Bolivia pada Februari 2008 silam. Banjir besar akibat luapan air dari badai La Nina ini telah merenggut korban harta benda dan jiwa yang cukup banyak, bahkan dinyatakan sebagai bencana nasional. Banjir ini telah merenggut 55 jiwa, Tiga masih hilang dan 59.900 kepala keluarga di seantero negara Amerika Latin itu terkena dampak banjir tersebut, Otoritas Pertahanan Sipil Bolivia mengatakan dalam suatu pernyataan. Tujuh di antara sembilan provinsi Bolivia yang dihantam banjir hebat, yaitu Cochabamba, Beni, Santa Cruz, Potosi, La Paz dan Chuquisaca. Banjir juga menghancurkan 44.100 hektar hasil panen dan merusak 108 rumah warga.

Page 15: Fenomena El Nino & La Nina

2. Kebakaran Hutan Di Indonesia Tahun 1997/1998

Kebakaran yang terjadi bersamaan dengan kehadiran El-Nino pada tahun 1997/1998 menurut Environmental Emergency Project 1998 telah menimbulkan kerugian senilai Rp. 797 milyar. Sementara menurut perhitungan World Wildlife Funds kerugian pada perkebunan saja akibat kebakaran pada tahun 1997/1998 di Indonesia mencapai Rp 1,17 trilyun.

Kebakaran hutan yang cukup besar seperti yang terjadi pada tahun 1997/98 menimbulkan dampak yang sangat luas disamping kerugian material kayu, non kayu dan hewan. Dampak negatif yang sampai menjadi isu global adalah asap dari hasil pembakaran yang telah melintasi batas negara. Sisa pembakaran selain menimbulkan kabut juga mencemari udara dan meningkatkan gas rumah kaca.

Asap tebal dari kebakaran hutan berdampak negatif karena dapat mengganggu kesehatan masyarakat terutama gangguan saluran pernapasan. Selain itu asap tebal juga mengganggu transportasi khususnya tranportasi udara disamping transportasi darat, sungai, danau, dan laut. Pada saat kebakaran hutan yang cukup besar banyak kasus penerbangan terpaksa ditunda atau dibatalkan. Sementara pada transportasi darat, sungai, danau dan laut terjadi beberapa kasus tabrakan atau kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda.

Kerugian karena terganggunya kesehatan masyarakat, penundaan atau pembatalan penerbangan, dan kecelakaan transportasi  di darat, dan di air memang tidak bisa diperhitungkan secara tepat, tetapi dapat dipastikan cukup besar membebani masyarakat dan pelaku bisnis. Dampak kebakaran hutan Indonesia berupa asap tersebut telah melintasi batas negara terutama Singapura, Brunai Darussalam,  Malaysia dan Thailand.

Page 16: Fenomena El Nino & La Nina

C. Beberapa Dampak Positif Fenomena El Nino dan La Nina

Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa tidak semua anomali ini menimbulkan dampak negatif. Sebuah riset menunjukkan bahwa El Nino menurunkan intensitas dan jumlah badai Atlantik dan tornado yang melintasi bagian tengah Amerika Serikat.

Menurut sebuah penelitian yang disiarkan oleh edisi jurnal Geophysical Research Letters .Mereka meneliti sejumlah dampak pada curah hujan dari kebanyakan 54 letusan pada 800 tahun lalu dengan mengukur pengaruh pertumbuhan pepohonan. Pertumbuhan lingkaran yang kecil dan tipis menunjukkan curah hujan yang kecil dan jika hal itu sebaliknya maka menunjukkan curah hujan yang besar.

Para peneliti yang diketuai oleh Kevin Anchukaitis dari badan pengamatan mengatakan, penelitian mereka tidak menilai kaitan erat antara atmosfir serta samudera Sejumlah temuan, kata para peneliti, dapat membantu memperbaiki beberapa peraga berikutnya yang digunakan oleh para ilmuwan yang mencoba memahami beberapa dampak global dari perubahan iklim dan pengaruh besar lainnya. Sebagai contoh, mereka menjelaskan bahwa mungkin terdapat kaitan erat antara dampak letusan dan fenomena cuaca El Nino serta La Nina yang memicu kemarau atau banjir di beberapa bagian Asia dan Australia.

Peristiwa cuaca El Nino atau La Nina yang kuat dapat menangkal dampak letusan, mengurangi pengeringannya dan memberikan efek yang melembabkan atau sebaliknya, yang dalam kondisi tertentu, hal itu dapat memperburuk dampak yang menimbulkan bencana banjir atau kemarau yang parah.dan juga tantangan peraga iklim yang ada.

Page 17: Fenomena El Nino & La Nina

KESIMPULAN DAN SARAN

Seringnya terjadi anomali atau penyimpangan ini kemungkinan disebabkan oleh efek pemanasan global, sehingga proses penyeimbangan panas atau suhu bumi sebagai faktor penggerak cuaca juga mengalami perubahan sehingga mengakibatkan munculnya siklon-siklon tropis yang tidak pada waktu dan tempatnya. Sesungguhnya fenomena ini sudah berjalan dalam waktu yang panjang, tetapi baru dapat diidentifikasi dalam beberapa tahun terakhir. Selama kurun 78 tahun telah terjadi 23 kali gejala El Nino dan 15 kali La Nina. El Nino sendiri terjadi dengan selang antara 3 sampai 7 tahun.

Anomali iklim el nino umumnya terjadi pada musim kemarau dan menimbulkan dampak penurunan curah hujan, musim kemarau yang lebih panjang dan penurunan ketersediaan air irigasi untuk berbagai kegiatan pertanian manusia, konsekuensi dari fenomena tersebut adalah produksi pangan cenderung turun. Sebaliknya, anomali iklim la nina umumnya terjadi pada musim hujan dan menimbulkan peningkatan curah hujan. meskipun kejadian la nina dapat menimbulkan banjir dan merangsang peningkatan serangan hama dan penyakit di daerah yang sensistif.

Dalam rangka mengantisipasi fenomena iklim, terutama el nino, diperlukan kebijakan penanggulangan yang bersifat menyeluruh dan meilbatkan banyak pihak yang relevan mengingat fenomena anomali iklim dan konsekuensinya meliputi berbagai aspek yang sangat luas. pada intinya kebijakan penanggulangan anomali iklim perlu menempuh beberapa upaya yaitu:

Mengembangkan sistem deteksi dini anomali iklim yang meliputi waktu kejadian, lama kejadian, tingkat anomali, potensi dampak terhadap sebaran wilayah rawan

Mengembangkan sistem diseminasi informasi anomali iklim secara cepat dengan jangkauan yang luas kepada petani dan berbagai pihak serta instansi terkait

Meningkatkan kesadaran diri akan bahaya Pemanasan Global yang merupakan salah satu penyebab fenomena El Nino dan La Nina. Karena Seluruh masalah lingkungan hidup pada dasarnya saling berkaitan dan sel

Page 18: Fenomena El Nino & La Nina

KATA PENUTUP

Peristiwa El Nino dan La Nina merupakan fenomena alam yang terjadi di peairan samudera pasifik. Yang kedua-duanya menyebabkan bencana pada daerah di sekitar perairan samudera pasifik. Daerah satu mengalami curah hujan yang sangat tinggi sehingga menyebabkan banjir, sedangkan daerah satunya mengalami kekeringan yang luar biasa. Yang menakutkan peristiwa El Nino dan La Nina tidak dapat dihindari akan tetapi dapat terdeteksi, sehingga negara-negara yang berada di sekitar samudera pasifik sebaiknya melakukan persiapan untuk mitigasi bencana.Kerusakan lingkungan hidup pada akhirnya adalah buah tangan dari segala aktifitas manusia di Bumi yang tidak mengindahkan prinsip pelestarian dan kebijakan dalam mengelola Sumber Daya Alam. Untuk itu kesadaran dari dalam diri setiap manusia adalah hal pertama dari daftar barisan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan alam yang lebih jauh, selain melakukan tindakan nyata dan pemanfaatan tekonologi yang ada untuk memprediksi suatu anomali cuaca dan menanggulanginya

Page 19: Fenomena El Nino & La Nina

DAFTAR PUSTAKA

Irawan, B. 2006. Fenomena Anomali Iklim El Nino dan La Nina Kecenderungan Jangka Panjang dan Pengaruhnya terhadap Produksi Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi.

Gutman, G., I. Csiszar, and P. Romanov. 2000. Using NOAA/AVHRR Products to Monitor El Niño Impacts: Focus on Indonesia in 1997–98. Bulletin of the American Meteorological Society.

Aldrian, E., and R.D. Susanto. 2003. Identification of Three Dominant Rainfall Regions within Indonesia and Their Relationship to Sea Surface Temperature. Int. J. Climatol.

Hamada, J., M.D. Yamanaka, J. Matsumoto, S. Fukao, P.A. Winarso, and T. Sribimawati. 2002. Spatial and temporal variations of the rainy season over Indonesia and their link to ENSO. J. Meteor. Soc. Japan.

Mulyanto, H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Jakarta: Graha Ilmu

http://www.oseanografi.blogspot.com[Di akses Pada Tanggal 11 Mei 2011]

http://www.geography.about.com ”global problems and issues elnino lanina”[Di akses Pada Tanggal 11 Mei 2011]

http://www.kompas.com[Di akses Pada Tanggal 11 Mei 2011]

http://balitklimat.litbang.deptan.go.id[Di akses Pada Tanggal 11 Mei 2011]

http://www.bmg.go.id[Di akses Pada Tanggal 11 Mei 2011]

http://www.ipcc.ch “Intergovernmental Panel On Climate Change”[Di akses Pada Tanggal 13 Mei 2011]