studi daya dukung biofisik kawasan rekreasi kebun raya bogor · madrasah ibtidaiyah (mi) dan lulus...

79
STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR Oleh : YAYAT RUHIYAT A34201018 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: vuongmien

Post on 12-Mar-2019

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

Oleh :

YAYAT RUHIYAT A34201018

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

RINGKASAN YAYAT RUHIYAT. Studi Daya Dukung Biofisik Kawasan Rekreasi Kebun

Raya Bogor (Dibawah bimbingan BAMBANG SULISTYANTARA).

Pengetahuan mengenai daya dukung dalam pemanfaatan tempat rekreasi

berdasarkan azas kelestarian sumberdaya merupakan hal yang sangat penting.

Khususnya dalam pengusahaan obyek rekreasi, pengaturan pengunjung, dan

pengelolaan obyek rekreasi agar tempat atau kawasan rekreasi tersebut dapat

tepelihara dan ekosistem alaminya dapat terjaga dengan baik. Pada dasarnya nilai

daya dukung suatu obyek rekreasi besarnya ditentukan oleh tiga faktor yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu keadaan pengunjung, keadaan sumberdaya

alam dan keadaan pengelola yang ikut serta dalam melestarikan ekosistem Kebun

Raya Bogor.

Daya dukung biofisisk adalah kemampuan fisik biologis lingkungan untuk

membatasi penggunaan rekreasi. Berbagai penelitien telah dibuat untuk melihat

dampak penggunaan rekresi terhadap vegetasi dan tanah, terhadap air, dan

terhadap satwa liar. Penelitian ini juga sebagai lanjutan dari penelitian sebelumnya

pada tahun 1993, dengan pertimbangan kemungkinan adanya dampak dari area

terbangun terhadap daya dukung kawasan.

Kerusakan sumberdaya alam, ekosistem dan kawasan rekreasi karena

dilampauinya daya dukung diantaranya disebabkan oleh tekanan dari pengunjung

terhadap sumber daya yang ada di kawasan Kebun Raya. Peningkatan jumlah

pengunjung atau lonjakan pengunjung itu akan berakibat terhadap kerusakan

vegetasi, pemadatan tanah, terganggunya satwa, dan juga berbagai bentuk

pencemaran bagi kawasan tersebut. Kebun Raya Bogor sebagai salah satu

kawasan tempat rekreasi yang banyak diminati oleh masyarakat dan pada saat ini

tidak terlepas dari gangguan oleh pengunjung dan seiring dengan didirikannya

area terbangun dan area yang berganti fungsi dalam waktu yang cukup lama. Oleh

karena itu perlu dilakukan suatu studi mengenai daya dukung. Studi ini bertujuan

untuk mengetahui daya dukung kawasan rekreasi Kebun Raya Bogor berdasarkan

pertimbangan faktor biofisik diantaranya adalah kepekaan vegetasi, kelangkaan

satwa dan kemiringan lereng.

Page 3: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Bogor yang terletak di dalam

Wilayah Kotamadya Bogor. Penelitian ini dibatasi hanya pada blok-blok rekreasi

berupa areal koleksi tanaman, areal terbangun dan jalur sirkulasi. Penelitian ini

bersifat deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan metode survei. yang

dianalisis adalah daya dukung biofisik di kawasan Kebun Raya Bogor.

Ada dua jenis data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer yang dikumpulkan meliputi: 1) Kepekaan vegetasi, 2) Kemiringan lereng,

3) Fasilitas rekreasi utama dan penunjang yang tersedia, 4) Kepadatan pengunjung

(orang/luas areal/hari), dan 5) Akibat-akibat aktivitas pengunjung. Data skunder

mencakup: 1) Kelangkaan satwa, 2) Jumlah pengunjung, 3) Jenis tanah, 4) Peta

Kebun Raya Bogor, 5) Peta topografi Kebun Raya Bogor, dan 6) Panjang dan luas

jalan setapak dan jalan kendaraan. Daya dukung untuk setiap areal dinyatakan

dalam peringkat daya dukung, dan secara kualitatif ditentukan dengan cara

“overlay” peta dari ketiga faktor yang diamati, dimana daya dukung ditentukan

berdasarkan peringkat daya dukung terkendali dari ketiga faktor yang diteliti.

Ditinjau dari kepekaan vegetasi, 65% luasan areal tanaman koleksi Kebun

Raya Bogor berdaya dukung tinggi dan 35% berdaya dukung sedang. Berdasarkan

kelangkaan satwa, 93% luasan areal tanaman koleksi berdaya dukung tinggi dan

7% berdaya dukung sedang. Ditinjau dari kemiringan lereng, terdapat 86% luasan

areal tanaman koleksi berdaya dukung tinggi, 12% berdaya dukung sedang dan

2,1% berdaya dukung rendah. Daya dukung Kebun Raya secara grafis (Overlay

dari ketiga faktor yang diamati) menunjukan bahwa sebagian besar areal tanaman

koleksi di Kebun Raya Bogor memiliki daya dukung tinggi 56,2%, kurang lebih

39,4% luasan areal tanaman koleksi berdaya dukung sedang dan kurang lebih

4,4% berdaya dukung rendah. Dengan demikian, tindakan pencegahan terhadap

vandalisme terutama pada areal yang berdaya dukung sedang dan rendah ini yang

harus diutamakan, karena kemampuan Kebun Raya Bogor untuk menampung

pengunjung harus dibatasi. Kehadiran satwa langka di Kebun Raya Bogor

menyebabkan menurunnya daya dukung yang sekaligus merupakan daya tarik

bagi para pengunjung untuk menyaksikan atraksi dan kehidupan bebas satwa

langka tersebut di alam terbuka.

Page 4: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI

KEBUN RAYA BOGOR

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Oleh

Yayat Ruhiyat

A34201018

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 5: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

LEMBAR PENGESAHAN Judul : Studi Daya dukung Biofisik Kawasan Rekreasi Kebun Raya

Bogor Nama : Yayat Ruhiyat NRP : A34201018

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr.Ir.Bambang Sulistyantara, MAgr. NIP. 131 578 797

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, MAgr. NIP. 131 124 019

Tanggal disetujui :

Page 6: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 08 november 1981 di Tasikmalaya,

sebagai anak ke enam, putra dari pasangan Bapak Oong Rosidin dan Ibu Entin

Surtini.

Pada tahun 1989, penulis memasuki Sekolah Dasar setara dengan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah

Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya penulis memasuki sekolah

menengah pertama di SMP Negri 1 Jamanis pada Tahun 1995 sampai tahun 1998.

pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas

di SMU Pasundan 2 Tasikmalaya dan lulus pada tahun 2001.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama di Institut

Pertanian Bogor pada tahun 2001 melalui program USMI. Pada tahun yang sama

penulis masuk dalam Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya

Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Page 7: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat, Karunia dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi dengan Judul “Studi Daya dukung BioFisik

Kawasan Kebun Raya Bogor” (studi kasus Kebun Raya Bogor, Bogor Jawa

Barat). Ini sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang

tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah membantu proses penelitian dan

penulisan skripsi ini, yang antara lain adalah :

1. Keluarga tercinta mamah, Bapak, Aa Dede Rustandi, Teh Riska yang

penulis cintai atas kasih sayang, motivasi dan do’anya.

2. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, MAgr. selaku Dosen pembimbing

akademik dan pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan

perhatiannya dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Sudjati Budi Susetyo, S.P. sebagai Kepala Bidang Konservasi Ex

situ dan sebagai pembimbing di Kebun Raya Bogor.

4. Ir. Rismita Sari, M.Sc. sebagai Kepala Subbidang Registrasi Koleksi dan

sebagai pembimbing di Kebun Raya Bogor.

5. Dra. Yuzammi, M.Sc. sebagai Kepala Subbidang Koleksi Pembibitan, dan

sebagai pembimbing dari pihak Kebun Raya Bogor.

6. Bapak Iteng pembimbing di Kebun Raya Bogor.

7. Semua teman-teman Arsitektur Lanskap khususnya angkatan 38 (Asril,

Gin-gin, Yuliananto, Sandi) dan angkatan 39 (Yudi, Zenal).

Page 8: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................i DAFTAR ISI...................................................................................................... ii DAFTAR TABEL..............................................................................................vi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

Latar Belakang .......................................................................................... 1 Tujuan ....................................................................................................... 2 Kegunaan .................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 4 Konsep daya dukung................................................................................. 4 Daya dukung biofisik ................................................................................ 5 Areal rekreasi ............................................................................................ 6 Kebun Raya Bogor.................................................................................... 7

METODOLOGI ................................................................................................. 8 Tempat dan Waktu .................................................................................... 8 Desain Penelitian....................................................................................... 8 Jenis dan Cara pengumpulan data ............................................................ 11 Analisis data ............................................................................................. 13 Batasan Istilah .......................................................................................... 14

KONDISIS UMUM LOKASI PENELITIAN .................................................. 15 Sejarah kebun Raya Bogor....................................................................... 15 Keadan Umum Kebun Raya Bogor...........................................................16 Letak Geografis........................................................................................ 18 Aksesibilitas dan Sirkulasi ....................................................................... 18 Koleksi Kebun Raya Bogor.............................................................. ....... 19 Tata Batas Koleksi Tanaman ................................................................... 28 Pemeliharaan Koleksi Tumbuhan............................................................. 30 Satwa........................................................................................................ 30 Topografi.................................................................................................. 31 Iklim..........................................................................................................31 Geologi......................................................................................................32 Tugas dan Fungsi Kebun Raya ................................................................ 33 Peran Kebun Raya Bogor dalam pembangunan....................................... 34

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 36 Kunjungan Wisatawan ............................................................................. 36 Data Jumlah dan Ragam Pengunjung .............................................. 36 Penyebaran Pengunjung................................................................... 37 Pengelolaan Pengunjung .................................................................. 41

Page 9: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Sarana dan Prasarana................................................................................ 43 Pengelolaan Sarana dan Prasarana ................................................... 46 Peningkatan Sarana dan Prasarana................................................... 46 Kepekaan Vegetasi................................................................................... 50 Daya dukung Berdasarkan Kepekaan Vegetasi ............................... 50

Kelangkaan Satwa.................................................................................... 56 Daya dukung Berdasarkan Kelangkaan Satwa ................................ 56

Topografi.................................................................................................. 61 Daya dukung Berdasarkan Kemiringan Lereng............................... 61

Daya dukung Kebuhn Raya Bogor .......................................................... 64 Daya dukung dengan cara Overlay .................................................. 64

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 66 Kesimpulan. ............................................................................................. 66 Saran......................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 68

Page 10: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota merupakan pusat aktivitas pembangunan dan perekonomian yang

secara langsung menjadi pusat sarana dan prasarana serta tempat mencari

pengalaman baru (Soegiarto 1989). Aktivitas pembangunan yang tidak diiringi

dengan kesesuaian lahan serta daya dukung lingkungan dapat menyebabkan

kerusakan ekosistem, baik secara sementara maupun kerusakan yang bersipat

permanen. Peningkatan kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan

pengetahuan masyarakat pada saat ini mengakibatkan makin meningkatnya

permintaan rekreasi. Tempat-tempat rekreasi baik berupa taman maupun tempat

hiburan selalu dipenuhi oleh pengunjung terutama pada hari libur guna memenuhi

kebutuhan sekunder mereka. Peningkatan jumlah pengunjung ini perlu mendapat

perhatian khusus karena hal ini berarti semakin meningkatkan tekanan terhadap

sumber daya tempat rekreasi, terutama tempat-tempat rekreasi alami.

Sebagai contoh dapat dikemukakan tempat rekreasi kawah Papandayan dan

kawah Ciwidey di Jawa Barat (Soemarwoto,1983). Suhu yang rendah, tanah yang

kurang subur dan adanya gas yang beracun antara lain uap belerang, menjadikan

ekosistem tersebut rapuh. Jika terjadi kerusakan pohon dan tumbuhan maka

kerusakan tersebut akan pulih secara perlahan-lahan karena keadaan tersebut.

Jenis tumbuhan yang dapat hidup di daerah seperti itu sangat terbatas. yaitu jenis

tumbuhan yang khas Vaccinium dan jenis paku-pakuan Heliopteris insica dan

Seguea feei. Jumlah wisatawan ke daerah itu harus dibatasi dan diadakan

pengawasan yang ketat. Karena keberadaan sampah anorganik lambat membusuk,

pembuangan sampah juga harus diawasi (Soemarwoto,1983).

Pengetahuan mengenai daya dukung penting agar pengelolaan obyek rekreasi

dapat berkelanjutan. Pada dasarnya nilai daya dukung suatu obyek rekreasi

besarnya ditentukan oleh tiga faktor yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.,

yaitu keadaan pengunjung, keadaan sumber daya dan keadaan pengelola

(Knudson,1983).

Sumber daya baik flora, fauna, dan tipe ekosistem yang khas dan fasilitas

rekreasi merupakan daya tarik utama suatu tempat rekreasi. Salah satu sumber

Page 11: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

masalah kerusakan sumber daya alam adalah kerena dilampauinya daya dukung

yaitu tekanan dari pengunjung terhadap sumber daya tersebut. Bentuk kerusakan

sumber daya biofisik yang terlihat akibat tekanan pengunjung misalnya kerusakan

vegetasi, pemadatan tanah, terganggunya satwa, dan berbagai bentuk pencemaran.

Pencegahan kerusakan sumber daya alam oleh para pengunjung, dapat

dilakuka pembatasan pengunjung yang datang ke tempat rekreasi tersebut.

Apabila jumlah pengunjung dibatasi maka akan tercapailah kelestarian,

keserasian, dan keseimbangan antara pegunjung dengan sumber daya yang ada di

kawasan tersebut.

Kebun Raya di tengah-tengah kota Bogor selain merupakan paru-paru kota

juga merupakan tempat rekreasi yang potensial dan sudah ternama di Indonesia

bahkan sampai keluar negeri. Kebun raya ini tidak pernah berhenti dikunjungi

baik pada hari kerja maupun pada hari-hari libur. Kebun raya ini membentang

pada area yang bervariasi ditinjau dari faktor biofisiknya. Pada setiap kawasan

dari Kebun Raya itu sendiri memiliki tingkat kepekaan yang berbeda. Kondisi ini

menunjukkan bahwa Kebun Raya juga tidak terlapas dari adanya tekanan dan

gangguan dari para pengunjung yang dapat menyebabkan kerusakan biofisknya.

Lonjakan jumlah pengunjung Kebun Raya selalu terjadi pada hari-hari libur1).

pengunjung dengan jumlah yang lebih itu merupakan tekanan terhadap sumber

daya alam yang akan mengakibatkan kerusakan fisik dan mengurangi keindahan

visual Kebun Raya tersebut. Kerusakan yang terjadi sekalipun itu relatif kecil,

tetapi bagi pengelola Kebun Raya sangat merugikan. Hal ini mengingat fungsi

Kebun Raya sebagai tempat dan obyek penelitian dan pendidikan tanaman tropis

serta konservasi yang sering dikunjungi oleh ahli botani dari dalam dan luar

negeri.

Tujuan

Studi ini bertujuan untuk mengetahui daya dukung biofisik terhadap

pengunjung pada Kawasan Kebun Raya Bogor dengan identifikasi kepekaan

vegetasi, keberadaan satwa, dan kemiringan lereng.

1) Konsultasi penulis dengan pengelola Kebun Raya Bogor (2 September 2006)

Page 12: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Kegunaan

Dengan diketahuinya daya dukung biofisik kawasan rekreasi Kebun Raya

Bogor ini maka diharapkan hasilnya dapat bermanfaat dan sebagai acuan bagi :

1. Perencanaan Kebun Raya yang berguna sebagai bahan pertimbangan

pengembangan rancangan di kawasan Kebun Raya Bogor.

2. Pengelola Kebun Raya Bogor sebagai pedoman dalam menentukan tingkat

dan cara pengelolaan untuk mencapai pemanfaatan dan hasil yang optimal.

3. Kawasan-kawasan yang sejenis yang berguna sebagai panduan

pengelolaan untuk menjaga kelestarian kawasan.

4. Arsitek Lanskap berguna sebagai pedoman dalam merencanakan suatu

tapak untuk kegiatan rekreasi alam.

Page 13: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Daya dukung

Konsep daya dukung merupakan konsep dalam mengelola sumber daya yang

merupakan pembatasan penggunaaan dari suatu area yang menyimpan beberapa

faktor alam dan lingkungan yang ada (Odum,1971). Hendee, Stankey dan Lucas

(1978) menyatakan bahwa daya dukung adalah konsep dasar dalam pengelolaaan

sumber daya alam yang merupakan batas penggunaan suatu area yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor alami untuk daya tahan terhadap lingkungan,

misalnya makanan, tempat berlindung, atau air. Knudson (1980) menyatakan

bahwa daya dukung merupakan penggunaan secara lestari dan produktif sumber

daya yang dapat diperbaharui.

Batasan daya dukung untuk populasi manusia menurut Soerianegara (1977)

adalah jumlah individu yang dapat didukung oleh satuan luas sumber daya dan

lingkungan dalam keadaan sejahtera. Jadi daya dukung mempunyai dua komponen yaitu besarnya populasi manusia dan luasnya sumber daya dan

lingkungan yang dapat memberikan kesejahteraan kepada populasi manusia.

Lime dan Stankey (1971) menyebutkan bahwa daya dukung rekreasi adalah

sifat pemakaian yang dapat ditopang oleh tingkat perkembangan area tertentu

tanpa menyebabkan kerusakan yang berlebihan baik pada lingkungan fisik

maupun pada pengalaman pengunjung . Sedangkan Basuni dan Soedargo (1988)

mengemukakan bahwa daya dukung rekreasi merupakan sumber daya rekreasi

untuk mempertahankan fungsi dan kualitasnya guna memberikan pengalaman

rekreasi yang diinginkan.

Menurut Chubb dan Ashton dalam Hendee et al (1978) dalam pengelolaaan

rekreasi istilah daya dukung menjadi sederhana. Secara umum, daya dukung

digunakan dalam dua cara yang berbeda. Pertama, daya dukung digunakan untuk

menggambarkan kemampuan fisik bioligis lingkungan untuk menahan

penggunaan rekreasi. Berbagai penelitian telah dibuat dampak penggunaan

rekreasi terhadap vegetasi dan tanah, terhadap air dan satwa liar. Kedua, daya

dukung telah digunakan untuk memperlihatkan jumlah penggunaan yang

konsisten dengan beberapa ukuran secara kualitatif dalam pengalaman

Page 14: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

rekreasional (Wagar dalam Hendee et al,1978). Penelitian daya dukung sosial

diarahkan pada suatu dampak akibat peningkatan penggunaan terhadap

pengalaman rekreasional dan dampak konflik antara kelompok pengguna rekreasi.

Kemampuan lingkungan Sumber daya alam, selain itu tingkah laku

pengunjung atau pengguna rekreasi juga menentukan besar kecilnya daya dukung

dari suatu area rekreasi wisata alam. Menurut Christiansen (1977) area rekreasi

harus dicegah dari berbagai bentuk pencemaran yang ditimbulkan terutama oleh

para pengunjung itu sendiri. Hal itu akan berpengaruh terhadap kenyamanan

pengunjung, serta memelihara sumber daya alam, seperti satwa liar dan vegetasi

serta berbagai bentuk sampah sisa makanan, minuman, dan lain sebagainya.

Tiga hal yang dapat mempengaruhi daya dukung kawasan rekreasi

menurut Knudson (1980) dan Douglas (1975) adalah: (1) karakteristik sumber

daya (geologis dan tanah, topografi, vegetasi, iklim, air dan hewan), (2)

karakteristik pengelolaan (kebijaksanaan dan metode pengelolaaan), (3)

karakteristik pemakai (psikologi, perlengkapan dan pemakaian).

Knudson (1980) menyatakan bahwa perubahan rancangan fasilitas pada

tapak, tipe penggunaan, atau teknik pengelolaan dapat meningkatkan daya

dukung.

Daya dukung Biofisik

Soemarwoto (1983) mengemukakan bahwa daya dukung lingkungan

dinyatakan dalam jumlah pengunjung persatuan luas per satuan waktu. Lebih

lanjut dikemukakan bahwa baik luas maupun waktu tidak dapat dirata-ratakan,

karena penyebaran pengunjung dalam ruang dan waktu tidak merata. Karena itu

daya dukung lingkungan daerah rekreasi tidak dapat dihitung berdasarkan rata-

rata luas daerah dan rata-rata setiap bulan atau tahun, tetapi harus memperhatikan

setiap lokasi dan waktu yang penting. Daya dukung lingkungan pariwisata

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu tujuan wisatawan dan faktor lingkungan biofisik

lokasi pariwisata.

Faktor biofisik, baik yang alami maupun buatan manusia mempengaruhi

kuat atau rapuhnya suatu ekosistem yang akan menentukan besar kecilnya daya

dukung suatu kawasan atau tempat wisata lainnya. Ekosistem yang kuat

Page 15: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

mempunyai daya dukung yang tinggi, yaitu dapat menerima wisatawan atau

pengunjung yang datang dalam jumlah yang besar, karena tidak mudah rusak

dengan cepat dan pulih dari kerusakan (Soemarwoto, 1983).

La Page dalam Lime dan Stankey (1971) menunjukan akibat penggunan

tempat rekreasi pada tanah, vegetasi dan komponen fisik yang lain dari sumber

daya yang ada. Kerusakan pada penutup tanah terjadi bukan hanya diakibatkan

penginjakan vegetasi, tetapi juga karena pemadatan tanah akibat injakan oleh

pengunjung, pertumbuhan akan rusak dan stabillitas pohon terganggu. Vegetasi

yang rentan harus diganti dengan spesies yang lebih tahan.

Rekreasi yang didasarkan pada pengamatan hewan juga harus melihat

daya dukung kawasannya. Wisatawan yang berlebihan akan mengganggu hewan,

merusak habitat hewan dan dapat mengurangi persediaan air untuk hewan.

Menurut Lyle dalam Hasan (1989) ada lima hal yang perlu diperhatikan untuk

menciptakan lingkungan yang aman bagi binatang, yaitu : (1) kebutuhan

kehidupan liar, (2) kebutuhan akan makanan, (3) kebutuhan tempat berlindung,

(4) kebutuhan air dan (5) kebutuhan lingkungan teritorial.

Area rekreasi

Area rekreasi adalah suatu tempat dilakukannya aktivitas rekreasi. Basuni

dan Soedargo (1988) menyatakan bahwa dilihat dari sudut tempat dimana

kegiatan rekreasi dilakukan, maka ada rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan

dan di luar ruangan yang disebut juga rekreasi alam. Gold (1980) mendefinisikan

area rekreasi alam sebagai suatu area yang potensial untuk aktivitas rekreasi yang

berhubungan dengan sumber daya alam seperti pantai, gurun, badan-badan air,

gunung atau area untuk berburu.

Menurut Knudson (1980) dan Gold (1980) suatu tempat yang

menyediakan kesempatan tempat rekreasi termasuk sumber daya atau suplai

rekreasi. Tapak rekreasi adalah suatu luasan spesifik lahan atau air dalam suatu

Area rekreasi yang terutama digunakan untuk tempat rekreasi.

Page 16: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Kebun Raya Bogor

Berdasarkan SK Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia No.

1151/M/2001 Kebun Raya Bogor ditetapkan sebagai Pusat Konservasi Tumbuhan

(PKT), berstatus Eselon II, di bawah Kadeputian Ilmu Pengetahuan Hayati – LIPI.

Sedangkan Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Bali

masing–masing berstatus sebagai UPT Balai Konservasi Tumbuhan (Eselon III)

di bawah koordinasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Ruang

lingkup tugas dan fungsi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI

diuraikan dengan jelas dalam Keputusan Presiden RI No 103 Tahun 2001.

Kebun raya adalah tempat sumber daya gen yang sangat kaya. Karena itu

kerusakan kawasan sangat penting dan perlu diperhatikan seperti erosi Sumber

daya gen. Kerusakan lingkungan mengancam kepunahan banyak jenis tanaman

langka yang dikonservasi di Kebun Raya. Menurut Soemarwoto (1983)

kepunahan jenis merupakan erosi gen, kepunahan jenis mengurangi kekayaan

sumber daya.

Menurut Soemarwoto (1983) Kebun Raya merupakan koleksi hidup

tumbuhan. Fungsi utama Kebun Raya adalah untuk menyimpan jenis dalam

keadaan hidup. Koleksi hidup itu sewaktu-waktu dapat digunakan. Lebih lanjut

Soemarwoto membagi kebun raya menjadi dua nilai yang masing-masing

mempunyai tujuan yaitu satu tidak mempunyai nilai ekonomi yang bertujuan

untuk kepentingan ilmiah dan dua mempunyai nilai ekonomi. Kebun Raya Bogor

ditetapkan sebagai kawasan koleksi tanaman yang mempunyai nilai non ekonomi.

Pusat Konservasi Tunbuhan Kebun Raya Bogor meningkatkan jumlah

koleksi tanaman, pada tahun 2006 pihak setempat melakukan kegiatan eksplorasi

flora ke kawasan hutan konservasi di Sumatra Barat dan Sumatra Selatan sesuai

dengan kerangka kegiatan yang direncanakan tahun 2003. Hasil analisis

menunjukan bahwa kegiatan tersebut berjalan dengan baik. Meskipun demikian

masukan dari berbagai pihak yang menekankan perlunya perencanaan dan

prioritas jenis tumbuhan yang akan dikoleksi melalui studi pustaka dan spesimen

herbarium yang lebih mendalam harus diperhatikan dengan baik dan benar.

Page 17: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

METODOLOGI

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Bogor yang memiliki luas 87 ha

yang terletak di dalam Wilayah Kotamadya Bogor (lihat Gambar 1). Penelitian ini

dibatasi hanya pada blok-blok rekreasi. Pelaksanaan penelitian di lapang

dilakukan pada bulan Januari 2006 dan berakhir pada bulan Juli 2007.

Disain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dan pengumpulan data dilakukan dengan

metode survei. Data yang akan dianalisis meliputi daya dukung biofisik di area

rekreasi Kebun Raya Bogor. Unit penelitian meliputi area koleksi tanamam yang

ada di Kebun Raya.

Faktor-faktor biofisik yang diamati dan diduga mempengaruhi daya

dukung suatu area rekreasi adalah (1) kepekaan vegetasi, (2) kemiringan lereng,

dan (3) kelangkaan satwa (Knudson, 1980 dan Douglas, 1975).

Keterangan dari keempat hal tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1. Kepekaan vegetasi merupakan ukuran kualitatif ketahanan vegetasi

terhadap gangguan pengunjung, dinyatakan dengan klasifikasi tidak peka,

agak peka, cukup peka, peka, dan sangat peka.

2. Kemiringan lereng adalah ukuran kecuraman lereng pada suatu area,

dinyatakan dengan klasifikasi kelas lereng A, B, C, D, E dan F.

3. Kelangkaan satwa adalah status kelangkaan satwa, dinyatakan dengan

klasifikasi kategori 1, 2, 3, 4 dan 5.

Faktor-faktor biofisik yang mempengaruhi daya dukung Kebun Raya

ditelusuri sebagai berikut:

1. Kepekaan vegetasi.

Kepekaan vegetasi merupakan ukuran kualitatif ketahanan vegetasi

terhadap gangguan, dan diklasifikasikan seperti pada table 1.

Page 18: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 1. Peta Lokasi Kebun Raya Bogor

Tanpa Skala Sumber : Bapeda Kota Bogor Keterangan : = Kebun Raya Bogor

Tabel 1. Klasifikasi Kepekaan Vegetasi2)

Tidak Peka *

Agak Peka

**

Cukup Peka

**

Peka ***

Sangat Peka

*** Vegetasi tidak langka

Vegetasi tidak langka

Vegetasi agak langka

Vegetasi Langka Vegetasi sangat langka

Perakaran dalam (Tunggang)

Perakaran tidak dalam (Serabut)

Perakaran tidak dalam (Serabut)

Perakaran tidak kokoh

Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif sangat sulit

Batang berduri, beracun dan kokoh

Batang mudah bertunas

Batang semu Batang sukulen Sangat menarik

Toleransi tanaman tinggi terhadap ganguan

Tidak beracun dan tidak berduri

Toleransi tanaman terhadap gangguan kurang tinggi

Toleransi tanaman rendah terhadap gangguan

Pertumbuhan vegetatif cepat

Toleransi tanaman tinggi terhadap gangguan

Pertumbuhan vegetatif lambat

Pertumbuhan vegetatif lambat

Penampilan tidak menarik

Pertumbuhan vegetatif dan reproduktif cepat

Ada faktor pembatas pertumbuhan reproduktif

Masa reproduktif sangat sulit

Beraroma tidak disukai3)

Penampilan tidak menarik

Beraroma tidak disukai3)

Beraroma disukai3)

Page 19: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Dapat berupa semak, Perdu dan pohon

Beraroma tidak disukai3)

Dapat berupa semak, Perdu dan Pohon

Dapat berupa semak, Perdu dan Pohon

Dapat berupa semak, Perdu dan pohon

Sumber : * Daya Dukung Tinggi ** Daya Dukung Sedang *** Daya Dukung Rendah 2) Konsultasi penulis dengan Bapak Iteng, ahli tanaman/pengelola

Kebun Raya Bogor. 3) Tanaman tertentu tidak ditentukan oleh aromanya, seperti keunikan

bunga bangkai yang aromanya tidak disukai tetapi belum tentu tidak peka.

2. Kemiringan Lereng

Nilai kemiringan lereng diperoleh dari perhitungan kelas lereng

dari peta topografi. Kriteria kelas lereng yang digunakan adalah

klasifikasi kelas lereng menurut USDA (Abdullah, 1998) yaitu:

kelas A (datar, 0-3%), kelas B (sedikit miring, 3-8%), kelas C

(miring, 8-16% ), kelas D (moderat curam, 16-30%), kelas E

(curam 30-65% ), dan kelas F (sangat curam 65%). Berdasarkan

direktorat Tata Guna Lahan (1983) kelas lereng dapat dihitung

dengan rumus berikut:

L.S100 x CI d =

dimana d = jarak antara garis “contour” (mm)

CI = “contour interval” (in)

L = lereng (%)

S = ska1a

3. Klasifikasi Kelangkaan Satwa

Klasifikasi kelangkaan satwa dibagi dalam lima katagori, yaitu

katagori (1) satwa yang telah mendekati kepunahan (endangered),

katagori (2) satwa yang populasinya jarang atau terbatas dan

mempunyai resiko untuk punah (restricked/rare), katagori (3) satwa

yang mengalami penurunan pesat di alam (depleted/vulnerable),

katagori (4) satwa yang belum dapat ditetapkan tingkat

Page 20: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

kelangkaannya karena karena kekurangan data (undeterminate)

(Dephut, 1978) dan katagori 5) satwa tidak langka.

Daya dukung biofisik secara kualitatif ditentukan dengan cara “overlay”

peta kepekaan vegetasi, kemiringan lereng, dan kelangkaan satwa. Setelah daya

dukung untuk setiap area diketahui maka daya dukung kebun raya dapat

dinyatakan dalam bentuk peringkat daya dukung (Tabel 2).

Tabel 2. Peringkat Daya dukung Biofisik pada Studi Daya dukung Biofisik di Area Rekreasi Kebun Raya Bogor

Faktor Biofisik

Vegetasi Kemiringan Lereng Kelangkaan Satwa

Peringkat Daya dukung

Biofisik Tidak Peka Cukup Peka Agak Peka Peka Sangat Peka

Kelas A+B Terbesar Kelas C+D Terbesar Kelas E+F Terbesar

Katagori 5 Katagori 4 Katagori 1,2,3

Tinggi Sedang Rendah

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Ada dua jenis data yang diambil yaitu data primer dan data sekunder. Data

primer yang dikumpulkan meliputi: (1) kepekaan vegetasi, yaitu: diperoleh

dengan cara survei ke area koleksi tanaman yang disesuaikan dengan klasifikasi

kepekaan vegetasi setelah itu dikonversikan kedalam peringkat daya dukung. (2)

kemiringan lereng, diperoleh dengan survei lapang yang diteliti adalah nilai

kemiringan pada tapak atau kawasan yang dikategorikan kedalam lereng kelas A-

F selanjutnya dikonversikan kedalam peringkat daya dukung. (3) fasilitas rekreasi

utama dan penunjang yang tersedia, diperoleh dengan survei lapang yang

ditunjang dengan data sekunder dari Kebun Raya Bogor. (4) jumlah penyebaran

pengunjung per-area, diperoleh dengan survei lapang dan penghitungan

pengunjung dilakukan pada waktu yang telah ditentukan yaitu pada saat

pengunjung ramai pada pukul 12.00. (5) akibat-akibat aktivitas pengunjung, yaitu

diperioleh dengan melihat kondisi tapak atau kondisi area koleksi tanaman yang

dapat mengakibatkan kerusakan vegetasi dan terganggunya satwa sehingga dapat

mempengaruhi daya dukung pada kawasan rekreasi.

Page 21: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Jenis data sekunder yang diperoleh mencakup: (1) kelangkaan satwa, yang

diperoleh studi pustaka atau laporan tahunan yang diterbitkan setiap akhir tahun

oleh pihak Kebun Raya Bogor dan juga diperoleh dari kantor Zoologi. (2) jumlah

pengunjung, diperoleh dari hasil penjualan karcis masuk Kebun Raya Bogor dan

ditunjang dengan laporan dari subbidang konservasi dari buku tahunan yang

diterbitkan. (3) jenis tanah, di Kebun Raya Bogor diperoleh dari Pusat Penelitian

Tanah di Bogor. (4) peta Kebun Raya Bogor, diperoleh dari kantor konservasi

Kebun Raya Bogor. (5) peta topografi Kebun Raya Bogor, yaitu diperoleh dari

kantor Konservasi Kebun Raya Bogor dan terdapat pada Master Plan Kebun Raya

Bogor. dan (6) panjang dan luas jalan setapak dan jalan kendaraan, yaitu diperoleh

dari Kantor Konservasi Kebun Raya Bogor yang terdapat juga dalam laporan

tahunan yang diterbitkan pihak Kebun Raya Bogor..

Data kriteria kepekaan vegetasi diperoleh dengan cara wawancara kepada

responden yaitu, satu orang dari jurusan Biologi (FMIPA), dan dua orang dari

pusat konservasi Kebun Raya Bogor yang ahli dalam bidang koleksi tanaman.

Data fasilitas rekreasi diperoleh melalui survei lapang dan penghitungan tempat

sampah, W.C (fasilitas utama), bangku/meja, gazebo, kantin, musholla (fasilitas

penunjang) per unit area koleksi tanaman. Kemiringan lereng diperoleh dengan

suvei tapak pada kawasan dan perhitungan kelas lereng A-F dan dari peta

topografi (skala 1:1500). Penyebaran pengunjung dan akibat-akibat kelebihan

pengunjung diperoleh melalui pengamatan langsung yaitu dapat dilihat dari akibat

yang ditimbulkan oleh prilaku pengunjung yang melakukan Vandalisme dan

pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya dan juga ditunjang dari data

sekunder dari kantor konservasi Kebun Raya Bogor.

Data sekunder diperoleh dan studi pustaka dan sumber data tersebut yaitu

Kantor Kebun Raya Bogor (fasilitas utama yaitu panjang dan luas jalan setapak

dan jalan kendaraan, peta kawasan Kebun Raya dan peta topografi Kebun Raya

Bogor), Kantor Zoologi (jenis satwa yang terdapat di Kebun Raya Bogor), dan

Pusat Penelitian Tanah di Bogor (jenis tanah Kebun Raya Bogor) serta Jurusan

Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

(status kelangkaan satwa Kebun Raya Bogor).

Page 22: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Analisis Data

Analisis data yaitu pengolahan terhadap data yang berhasil dikumpulkan,

yang digunakan untuk menentukan daya dukung biofisik pada kawasan Kebun

Raya Bogor. Daya dukung biofisik Kebun Raya ditentukan dengan cara deskriptif

melalui “overlay” peta kepekaan vegetasi, peta kemiringan lereng, dan peta

kelangkaan satwa. Dalam analisis ketiga faktor tersebut, daya dukung ditentukan

oleh peringkat daya dukung terkendali dari ketiga faktor tersebut

Penentuan kepekaan vegetasi merupakan penilaian tiga orang responden

yang memahami masalah tersebut. Responden dipilih secara “purposive” yaitu

metode penentuan sampel secara tertuju berdasarkan keahlian. Satu orang

responden berasal dari Jurusan Biologi (Khoerudin, Sp), FMIPA-IPB yang

bertugas dalam menentukan kriteria kepekaan vegetasi dan dua orang responden

merupakan staf ahli dari Kebun Raya Bogor yang telah terbiasa menangani

masalah tanaman koleksi (Dr. Iteng Sudrajat) dan bertugas dalam membimbing

dalam menentukan kriteria kepekaan vegetasi, kemiringan lereng, dan kelangkaan

satwa. Data diolah dengan menggunakan median karena bersifat kualitatif atas

kriteria-kriteria kepekaan yang telah ditentukan, sehingga tiap unit pengamatan

merupakan suatu penilaian yang dianggap homogen.

Analisis dampak kelebihan pengunjung diamati dengan melihat

kerusakan yang terjadi pada area koleksi. Bentuk kerusakannya yaitu kerusakan

pada vegetasi dan sarana fisik serta berserakannya sarnpah. Penyebaran

pengunjung Kebun Raya diketahui dengan cara melakukan penghitungan jumlah

pengunjung pada setiap area koleksi pada pukul 12.00 WIB yang diketahui

merupakan waktu puncak ledakan pengunjung. Dengan demikian maka kepadatan

pengunjung per luasan area dapat diketahui, sedangkan jumlah pengunjung

diperoleh dari kantor pengelola karcis masuk Kebun Raya Bogor dan juga

ditunjang dari kantor konservasi Kebun Raya Bogor dan dpat dilihat dari laporan

tahunan yang diterbitkan oleh pihak Kebun Raya Bogor.

Page 23: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Batasan Istilah

1. Daya dukung biofisik adalah kemampuan fisik biologis lingkungan untuk

menahan penggunaan rekreasi. Faktor-biofisik di Kebun Raya yang

menentukan daya dukung biofisiknya adalah kepekaan vegetasi, kemiringan

lereng, dan kelangkaan satwa.

2. Area rekreasi di Kebun Raya adalah tempat-tempat kegiatan rekreasi

dilakukan, yang meliputi area koleksi tanaman. Area seperti perkantoran,

kebun bibit, perumahan pegawai, dan museum tidak dianggap sebagai area

rekreasi.

3. Akibat-akibat kelebihan pengunjung adalah perusakan (vandalisme) yang

dilakukan pengunjung yang berpengaruh secara fisik maupun visual. Jenis

perusakan yaitu membuang sampah sembarangan, memetik bunga,

mencorat-coret, mematahkan ranting, mengambil tanaman, memindahkan

papan nama, tanda larangan dan menempelkan poster.

Page 24: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

KONDISI UMUM Sejarah Kebun Raya Bogor

Sejarah berdirinya Kebun Raya Bogor (KRB) bermula dari inisiatif Prof. Dr. C.

G. Reinwardt pada tanggal 18 Mei Tahun 1817 dengan nama S’Lands

Plantetuin Buitenzorg dan Hortus Botanicus Bogoriensis, botanis Jerman yang

berada di Indonesia pada awal abad ke-19. Kemudian menulis surat yang

disampaikan kepada G. A. G. P Baron van der cappellen, Gubernur Jendral

Hindia Belanda di Batavia, memohon sebidang tanah untuk penelitian guna

memanfaatkan berbagai tumbuhan serta lokasi koleksi tanaman bernilai

ekonomi, yang berasal dari kawasan Indonesia dan mancanegara.

Pada perkembangannya, ketika masa pimpinan J. E. Teyjsman (1981) Kebun

Raya Bogor mulai dikembangkan menjadi pusat penelitian botani yang penting

di Asia Tenggara. Kedudukan Kebun Raya sekarang adalah unit pelaksana

teknis (UPT) Balai Pengembangan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu

Penelitian Indonesia (LIPI). Kebun Raya Bogor atau nama lengkapnya Pusat

Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI berada di bawah Ilmu

Pengetahuan Hayati LIPI. Kebun Raya Bogor merupakan pusat Kebun Raya

yang mempunyai tiga cabang yaitu Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya

Purwodadi, dan Kebun Raya Eka Karya Bedegul Bali. Kebun Raya Bogor juga

berisi kelompok tumbuhan yang membentuk komunitas dan mempunyai daya

tarik tersendiri dan merupakan sumber yang sangat berharga untuk kegitan

konservasi, penelitian, pendidikan dan rekreasi.

Selama pertumbuhan dan perkembangannya Kebun Raya Bogor mengalami

pergantian pimpinan, dan kelembagaanya mengalami perpindahan dari

departemen satu ke departemen lainnya. Hasil kerja yang dihasilkan selama

perkembangannya antar lain, (1) pendeskripsian tumbuhan dan mendatangkan

tumbuhan dari luar negri pada masa pimpinan C. G. C. Reinwardt; (2)

pemberian label pada semua tanaman serta penerbitan katalog tanaman yang

pertama pada masa pimpinan Dr. Blume; (3) pengelompokan tanaman

berdasarkan klasifikasi tumbuhan yaitu menurut famili pada masa pimpinan J.

E. teysmann; (4) mengorientasikan Kebun Raya Bogor tidak hanya pada

Page 25: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

penelitian botani murni namun berangsur-angsur mengarah kepada penelitian

botani terapan atau pertanian dibawah pimpinan Dr. R. H. C. C. Scheffer; (5)

mengembangkan Kebun Raya Bogor yang semula berorientasi pada penelitian

botani saja menjadi lembaga besar yang kegiatan penelitiannya mencakup

bidang botani, pertanian, hortikultura dan zoology, bahkan juga biologi

perikanan dan Ilmu Kelautan dibawah pimpinan Dr. Melchior Treub. Pada saat

itu Kebun Raya Bogor menjadi pusat studi ilmu pengetahuan alam menjadi

kenyataan. Maka berdirilah sejarah yang merupakan lambang pusat studi

botani, studi biologi dan pertanian di Asia Tenggara.

Setelah Indonesia merdeka maka Kebun Raya Bogor menjadi hak milik

Negara Indonesia dan pada tahun 1949-1959. Pimpinan Kebun Raya Bogor

beralih ketangan putera bangsa pertama yaitu Prof. Ir. Setyodiwiryo dengan

nama ‘s Lands Plantetiun te Buitenzorg berganti nama menjadi LPPA

(Lembaga Pusat Penyelidikan Alam). Karena tidak adanya staf-staf ahli yang

tetap, maka beliau mendirikan Akademi Biologi pada tahun 1955 yang

membawahi tiga anak lembaga yaitu Museum Zoologi Bogor (MZB),

Herbarium Bogor (HB), dan Pusat Penelitian Botani (PPB).

Fungsi penting sebuah Kebun Raya Bogor juga bergema hingga keberbagai

penjuru Tanah Air, terbukti dengan semakin banyaknya minat dari beberapa

daerah untuk mendirikan Kebun Raya. Pembangunan Kebun Raya di setiap

propinsi bertujuan untuk melestarikan kekayaan jenis tumbuhan di kawasannya

sekaligus menunjang pembangunan dibidang pendidikan dan pariwisata. Proses

pembangunan Kebun Raya yang melibatkan berbagai pihak yang terkait ikut

mewarnai aktivitas Kebun Raya Bogor.

Keadaan Umum Kebun Raya Bogor

Area Kebun Raya Bogor terdiri dari area koleksi tanaman, jalur sirkulasi,

lapangan parkir, museum, kebun pembibitan, rumah kaca, perkantoran dan rumah

pegawai (Gambar 2). Area-area tersebut dibuka untuk umum, kecuali perkantoran

dan rumah pegawai. Areal koleksi tanaman yang dapat dikunjungi oleh

pengunjung berjumlah 202 Area atau sekitar 53 hektar (60,92%), sedangkan

Page 26: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

DEP

AR

TEM

EN A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

AP

FAK

ULT

AS

PER

TAN

IAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N B

OG

OR

2008

STU

DI D

AY

A D

UKU

NG

KA

WA

SA

N R

EK

RE

AS

I KE

BU

N R

AYA

BO

GO

R

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PET

A L

OKA

SI P

ENE

LITI

AN

JUD

UL

GA

MB

AR

Yay

at R

uhiy

atA

3420

1018

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MAg

r.13

1 57

8 79

7

TAN

GG

AL

- Jan

uari

2008

SKA

LA

NO

. 1

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

eliti

an

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g K

onse

rvas

i3.

Pus

litba

ng B

iolo

gi4.

Her

bariu

m5.

Kan

tor K

ebun

Ray

a6.

Pus

at P

enel

itian

Tan

ah7.

Ged

ung

Pene

rima

tam

u8.

Per

pust

akaa

n Pe

rtani

an9.

Per

sem

aian

10. I

stan

a

320

1632

64m

11. R

umah

Peg

awai

12. R

umah

Ang

grek

13. P

erin

gata

n La

dy R

affle

s14

. Per

inga

tan

Teys

man

Blo

k V

eget

asi

Blo

k Su

ngai

dan

Kol

am

Blo

k B

angu

nan

Page 27: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

pembibitan dan rumah kaca hanya digunakan untuk yang mempunyai

kepentingan khusus seperti penelitian, membeli bibit dan sebagainya.

Letak Geografis

Secara Administrasi Kebun Raya Bogor termasuk dalam wilayah

Kecamatan Bogor Tengah. Batas-batas Kebun Raya Bogor meliputi :

Sebelah Utara dibatasi oleh Jalan Jalak Harupat.

Sebelah Selatan dibatasi oleh Jalan Otto Iskandardinata.

Sebelah Timur dibatasi oleh Jalan Pajajaran.

Sebelah Barat dibatasi oleh Jalan Ir. H Djuanda.

Luas Kebun Raya Bogor adalah sebesar 87 hektar. Terletak antara 1060

47’ 40’’-1060 48’ 10’’ Bujur Timur dan 60 25’40’’-60 36’ 20’’ Lintang Selatan.

Terdapat diketinggian 215-250 meter di atas permukaan laut (mdpl). Serta

mempunyai ketinggian rata-rata 190 m, maksimal 350 m dan jarak dari Jakarta

kurang lebih 60 kilometer.

Aksesibiitas dan Sirkulasi

Jalan yang mengelilingi Kebun Raya Bogor terbagi dalam dua Jurusan

yaitu ke arah Jakarta melalui tol Jagorawi dan Cibinong, ke arah Bandung melalui

tol Ciawi dan Puncak. Kondisi jalan sangat baik sehingga dapat dilalui oleh semua

jenis kendaraan.

Untuk dapat mencapai Kebun Raya Bogor dengan kendaraan umum sangat

mudah. Lokasinya 300 m dari terminal bis dan 1 km dari Stasiun. Akses untuk

mencapai kawasan sangat mudah karena tersedia angkutan umum yang dapat

mengantarkan pengunjung sampai ke pintu masuk utama sebelah timur.

Pada mulanya Kebun Raya Bogor memiliki tiga pintu gerbang yang bisa

dimasuki seiring dengan perkembangan kawasan, dibuat kembali satu pintu di

sebalah utara dan semua pintu gerbang ini di pergunakan atau dibuka hanya untuk

hari libur saja sadangkan untuk hari biasa atau hari kerja hanya satu pintu yang

dibuka yaitu pintu gerbang utama di sebelah timur kawasan yang berhadapan

dengan pasar Bogor.

Page 28: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Koleksi Kebun Raya Bogor

Koleksi Kebun Raya Bogor memiliki koleksi 223 famili, 1.259 marga,

3.423 jenis, dan 13.563 spesimen berdasarkan registrasi tanaman periode tahun

2006. Beberapa jenis koleksi merupakan koleksi unik, spesifik, dan langka seperti

tanaman tua yang berumur lebih dari 100 tahun, tanaman eksotik, atraktif seperti

pohon raja, teratai raksasa, bunga bangkai raksasa, koleksi anggrek, koleksi

palem, dan koleksi polong-polongan.

Tanaman koleksi selanjutnya diklasifikasi berdasarkan kelompok famili,

marga, jenis, dan spesimen yang terdiri atas petak atau lebih dikenal dengan vak.

Berdasarkan pengelolaaannya Kebun Raya Bogor dibagi menjadi dua wilayah

yaitu wilayah kebun 1 dan wilayah kebun 2. Setiap wilayah pada dasarnya

dikelola oleh satu orang pengawas, 6 orang pengamat, dan 1 orang petugas khusus

yang membantu pengawas dan teknisi lapangan. Wilayah kebun tersebut antara

lain adalah:

A. Wilayah Kebun 1

Wilayah kebun 1 terbagi menjadi 6 lingkungan yaitu:

1. lingkungan I

Koleksi tanaman pada lingkungan wilayah kebun 1 pada dasarnya

didominasi oleh tanaman palem (famili Arecaceae) (Gambar 3) dan terdapat

tanaman bambu (famili Gramineae) yang merupakan kelompok dari pinang-

pinangan dan kelompok rumput-rumputan. Plot-plot dari famili arecaceae

terdapat pada vak-vak (blok-blok) sebagai berikut: vak XIII A, vak XIII C, vak

XII E, vak XII C, vak XII D, dan vak X D. Plot tanaman famili Gramineae

terdapat pada vak-vak sebagai berikut: vak XIV B, vak XIV C, dan Vak XIII M.

Page 29: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 3. Areca Hutckinsoniana Area XIII A (16 Juli 2006)

2. Lingkungan II

Lingkungan ini sering disebut dengan istilah bostin karena pada kebun

wilayah ini terdapat beberapa jenis koleksi tanaman. Jenis di kebun wilayah ini

merupakan kumpulan dari seluruh tanaman koleksi yang terdapat di Kebun Raya

Bogor dan pada setiap famili ditanam satu jenis tanaman. Kebun ini didominasi

oleh tanaman famili Zingiberaceae yang merupakan kelompok tanaman yang

berasal dari jamu-jamuan. Beberapa tanaman dari kelompok jamu-jamuan yaitu:

jahe, kapulaga, kunyit, temulawak, kecombrang, dan gandasuli. Plot tanaman ini

terdapat pada vak XI B dan XII B.

3. Lingkungan III

Pada lingkungan kebun ini terdapat beberapa jenis koleksi tanaman dari

kelompok famili:

Famili Elaocarpaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XII N.

Famili Verbenaceae, merupakan kelompok tanaman jati-jatian

beberapa jenis tanamannya adalah: rami, lantana, sunkai dan legundi.

Koleksi tanaman ini terdapat pada vak XI G,dan XI H.

Famili Gramineae, merupakan tanaman jenis rumput-rumputan berupa

bambu, rumput dan alang-alang. Tanaman koleksi ini terdapat pada

vak XIII K.

Famili Myristticaceae, merupakan tanaman kelompok pala-palaan.

Salah satu jenis tanamannya adalah pala. Tanaman ini terdapat pada

vak XI A.

Page 30: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Famili Araliaceae, merupakan kelompok tanaman mangkokan. Salah

satu jenis tanamannya adalah kedongdong laut. Tanaman ini terdapat

pada vak XIII J.

4. Lingkungan IV

Pada kebun koleksi IV terdapat beberapa koleksi tanaman dari kelompok

suku:

Famili Sapindaceae, merupakan tanaman kelompok rambutan. Beberapa

jenis tanamannya adalah: leci, rambutan, klengkeng, matoa, kapulasan,

dan lerak. Koleksi tanaman ini terdapat pada vak III I dan III J.

Famili Agavaceae, merupakan kelompok tanaman hanjuang-hanjungan.

Beberapa jenis tanamannya adalah: timbak raja, dan sisal. Koleksi

tanaman ini terdapat pada vak II A (Gambar 4).

Famili Fabaceae, merupakan kelompok tanaman polong-polongan.

Beberapa jenis tanamannya adalah: kempas, kaliandra, angsana, dan

sengon. Koleksi tanaman ini terdapat pada vak I A sampai dengan vak I K.

Gambar 4. Family Agavaceae (Area II A) (16 juli 2006)

Famili Meliaceae, merupakan kelompok tanaman duku-dukuan. Beberapa

jenis tanamannya adalah: kenari, duku, pacar culan, dan langsat. Koleksi

tanaman ini terdapat pada vak III A, III C, dan III E.

Famili Pandanaceae, merupakan kelompok tanaman Pandan. Beberapa

jenis tanamannya adalah: pandan duri, dan pandan laut. Koleksi tanaman

ini terdapat pada vak II D.

Famili Flacourtiaceae, Koleksi tanaman ini terdapat pada vak IV F.

Page 31: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Famili Magnoliaceae, merupakan kelompok tanaman cempaka-

cempakaan. Beberapa jenisnya adalah: cempaka. Koleksi ini terdapat pada

vak IV F.

Famili Ebenaceae, Beberapa jenis tanamannya adalah: eboni, dan bisbul.

Koleksi ini terdapat pada vak IV D.

Famili Annonaceae, merupakan kelompok tanaman nangka. Jenisnya

adalah: srikaya, sirsak, kenanga, dan kiburahol. Koleksi ini terdapat pada

vak IV G dan vak H.

Famili Dilleniaceae, merupakan kelompok tanaman sempur-sempuran.

Berapa jenisnya adalah: sempur, dan kiasahan. Koleksi ini terdapat pada

vak IV G.

Famili Sapotaceae, merupakan kelompok tanaman sawo-sawoan. Jenisnya

adalah sawo. Koleksi ini terdapat pada vak IV B, dan vak IV C.

Famili Podocarpaceae, Koleksi tanaman ini terdapat pada vak V F.

Famili Penaceae, merupakan tanaman yang memiliki daun seperti jarum.

Jenisnya adalah pinus. koleksi ini terdapat pada vak V F.

Famili Apocynaceae, merupakan kelompok tanaman kamboja. Jenisnya

adalah: alamanda, pulai, bintaro, jelutung dan kayu rapet. Koleksi ini

terdapat pada vak IV A.

Famili Icacinaceae, Koleksi tanaman ini terdapat pada vak III G.

Famili Rubiaceae, merupakan kelompok tanaman kopi- kopian. Jenisnya

adalah: kaca piring, kopi, kina, mengkudu, soka dan gambir. Koleksi ini

terdapat pada vak IV E, V D, V E, dan V L.

Famili Rutaceae, merupakan tanaman jeruk-jerukan. Jenisnya kemuning,

inggu, jeruk keprok, dan jeruk sukade. Koleksi ini terdapat pada vak III C.

Famili Liliaceae, merupakan kelompok tanaman bawang-bawangan.

Jenisnya adalah: lilia, hanjuang, dan sedap malem. Koleksi ini terdapat

pada vak II C.

5. Lingkungan V

Pada kebun koleksi lingkungan V terdapat taman Mexico yang ditanami

dengan jenis Kaktus (famili Euphorbiaceae). Pada lingkungan ini terdapat lima

Page 32: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

koleksi kolam air dan kolam tersebut terdapat beberapa jenis tanaman air salah

satunya yaitu teratai.

6. Lingkungan VI

Pada kebun koleksi lingkungan VI terdapat beberapa tanaman koleksi dari

suku:

Famili Gramineae, merupakan tanaman dari kelompok rumput-rumputan.

Jenisnya adalah bambu. Koleksi ini terdapat pada vak V M.

Famili Arecaceae, merupakan tanaman kelompok pinang-pinangan.

Jenisnya adalah palem. Koleksi ini terdapat pada vak II F, vak V H, vak V

K, vak V J, vak V M, dan vak V G.

Famili cycadaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada Vak II E.

Famili Bromimeliaaceae, merupakan kelompok tanaman nenas-nenasan.

Koleksi ini terdapat pada vak V H.

B. Lingkungan Kebun Wilayah II

Wilayah II terdapat 6 lingkungan yaitu:

1. Lingkungan VII

Pada Kebun koleksi lingkungan VII terdapat beberapa kelompok jenis

tanaman dari kelompok:

Famili Bombacaceae, merupakan kelompok tanaman duri-durian. Jenisnya

adalah: durian, kayu balsa, randu, dan kapuk. Koleksi ini terdapat pada vak

XVI H.

Famili Asclepiadaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVI A.

Famili Loganiaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVI B.

Famili Malvaceae, merupakan kelompok kapas-kapasan. jenisnya bunga

raya, kembang sepatu, waru kapas. Koleksi terdapat pada vak XVI G.

Famili Bignoniaceae, merupakan kelompok tanaman tui-tuian. Jenisnya

adalah: jaka randa, bunga terompet, dan buah lilin. Koleksi ini terdapat

pada vak XV G

Famili Convulvulaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XV H.

Page 33: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Famili Acanthaceae, merupakan kelompok tanaman jeruju-jerujuan.

Jenisnya adalah: asistasia remek daging, landep, dan keji beling. Koleksi

ini terdapat pada vak XV F.

Famili Verbenaceae, merupakan kelompok tanaman jati-jatian. Jenisnya

adalah: jati, sungkai dan legundi. Koleksi ini terdapat pada vak XV E, dan

vak XV F.

Famili Euphorbiaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XV B, dan

vak XV C.

Famili Pipereaceae, merupakan kelompok tanaman sirih-sirihan. Jenisnya

adalah: lada, sirih, dan cabe jawa. Koleksi ini terdapat pada vak XV D.

Famili Moraceae, merupakan kelompok tanaman beringin-beringinan.

Jenisnya adalah: ara, rami, sukun, nangka, dan tabat barito. Koleksi ini

terdapat pada vak XV B.

Famili Dioscoraceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XV B.

Famili Gentianaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XV A.

Famili Flacourtiaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XV A.

Famili Liliaceae, merupakan kelompok tanaman bawang-bawangan.

Jenisnya adalah: lilia, dan hanjuang. Koleksi ini terdapat pada vak XV A.

Famili Pandanaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi pandan-

pandanan. Jenisnya adalah: pandan duri, dan pandan laut. Koleksi ini

terdapat pada vak XIX Z.

Famili Gramineae, merupakan kelompok tanaman koleksi rumput-

rumputan. Jenisnya adalah: bambu, dan rumput. Koleksi ini terdapat pada

vak XIX Z.

2. Lingkungan VIII.

Pada lingkungan kebun wilayah VIII terdapat beberapa jenis koleksi

tanaman dari famili:

Famili Annonaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi nangka-

nagkaan. Jenisnya adalah: burahol. Koleksi ini terdapat pada vak XX D.

Famili Myristicaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi pala-palaan.

Jenisnya adalah: pala. Koleksi ini terdapat pada vak XX C.

Page 34: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Famili Lauraceae, merupakan kelompok tanaman koleksi medang-

medangan. Jenisnya adalah: kayu manis, dan kayu ulin. Koleksi ini

terdapat pada vak XX A, dan XX B.

Famili Polypodiaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XX i, dan

vak XIX C.

3. Lingkungan IX.

Pada lingkungan kebun ini terdapat beberapa jenis koleksi tanaman dari

famili:

Famili Myrtaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi jambu-jambuan.

Jenisnya adalah: jambu air, cengkeh, pienta, eucalyptus. Koleksi ini

terdapat pada vak V A, vak V B, dan vak V C.

Famili Lechtidaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi putat-putatan.

Jenisnya adalah: keben, putat, benon, dan besole. Koleksi ini terdapat pada

vak IV H.

Famili Annonaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi nangka-

nangkaan. Jenisnya adalah: Kiburahol. Koleksi ini terdapat pada vak IV H.

Famili Myristaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi pala-palaan.

Jenisnya adalah: pala. Koleksi ini terdapat pada vak IV H.

Famili Bombacaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi duri-durian.

Jenisnya adalah: durian, kayu balsa, randu, dan kapuk. Koleksi ini terdapat

pada vak IV I.

Famili Guttiferae, merupakan kelompok tanaman koleksi manggis-

manggisan. Jenisnya adalah: manggis, geronggongan, dan nagasari.

Koleksi ini terdapat pada vak V A, dan vak VI C.

Famili Elaeocarpaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak VI C.

Famili Anacardiaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak VI C, vak

VII A, dan vak VII E.

Famili Burceraceae, merupakan kelompok tanaman koleksi kenari-

kenarian. Jenisnya adalah: kedondong, garuga, dan kenari. Koleksi ini

terdapat pada vak VI B, dan vak VI E (Gambar 5).

Page 35: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 5. Canarium kipella Area VI E (Juli 2006)

Famili lithraceae, merupakan kelompok tanaman koleksi bungur-

bunguran. Jenisnya adalah: bungur, bungur jepang, pacar jawa dan

sidowayah. Koleksi ini terdapat pada vak VII D.

Famili Moraceae, merupakan kelompok tanaman koleksi beringin-

beringinan. Jenisnya adalah: ara, rami, sukun, dan nangka. Koleksi ini

terdapat pada vak VII G, vak VII F, vak VIII B, dan vak VIII C.

Famili Dipterocapaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi meranti-

merantian. Jenisnya adalah: meranti, keruing, tengkawang dan kayu kuku.

Koleksi ini terdapat pada vak VII B, vak C, dan vak D.

Famili Fagaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi pasang-

pasangan. Jenisnya tanamannya adalah: pasang dan majakere. Koleksi ini

terdapat pada vak VIII B.

Famili Casuarinaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak VIII G.

Fanili Lauraceae, merupakan kelompok tanaman koleksi medang-

medangan. Jenisnya adalah: kayu manis dan kayu ulin. Koleksi ini

terdapat pada vak IX D, dan vak IX E.

Famili Euphorbiaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak VIII E, vak

VIII F, vak IX A, dan vak IX C.

4. Lingkungan X.

Pada lingkungan ini terdapat beberapa jenis koleksi tanaman dari

kelompok famili:

Famili Asclepiadaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVI C.

Page 36: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Famili Apocynaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi kamboja-

kambojaan. Jenisnya adalah: pulai, bintaro, jelutung, dan kayu rapat.

Koleksi ini terdapat pada vak XVI A, dan vak XVI C.

Famili Dilleniaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi sempur-

sempuran. Jenisnya adalah: sempur. Koleksi ini terdapat pada vak XVI E.

Famili Schisandraceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVI E.

Famili Annonaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi nangka-

nangkaan. Jenisnya adalah: burahol. Koleksi ini terdapat pada vak XVI D.

Famili Connaraceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVII F.

Famili Vitaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVII F.

Famili Menispermaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVII i.

Famili Olacaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVII H.

Famili Celatraceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVII G.

Famili Fabaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi polong-

polongan. Jenisnya adalah: kaliandra, angsana, dan sengon. Koleksi ini

terdapat pada vak XVII D, vak XVII E, dan vak XVIII D.

Famili Oleaceae, koleksi tanaman ini terdapat pada vak XVII B.

Famili Rubiaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi kopi-kopian.

Jenisnya adalah: kaca piring, kopi, kina, soka dan gambir. Koleksi ini

terdapat pada vak XVII C.

Famili Combretaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi ketapang-

ketapangan. Jenisnya adalah: ketapang, combretum, kalumpit, dan wudani.

Koleksi ini terdapat pada vak XVIII D.

5. Lingkungan XI

Pada lingkungan ini terdapat beberapa jenis koleksi tanaman dari famili:

Famili Musaceae, merupakan kelompok tanaman koleksi pisang-pisangan.

Jenisnya adalah: pisang-pisang serat. Koleksi ini terdapat pada vak XXIII.

Famili Strelitziaceae, beberapa jenis tanaman ini adalah: pisang hias, dan

helikonia. Koleksi terdapat pada vak XXIII.

Famili Annonaceae, merupakan kelompok nangka-nangkaan. Beberapa

jenis tanaman ini adalah: burahol. Koleksi ini terdapat pada vak XX D.

Page 37: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Famili Apocynaceae, merupakan kelompok kamboja-kambojaan. Beberapa

jenis tanaman ini adalah: bintaro, jelutung, dan kayu rapat. Koleksi ini

terdapat pada vak XX D.

6. Lingkungan XII.

Pada lingkungan ini terdapat beberapa jenis koleksi tanaman dari famili:

Famili Gramineae, kelompok rumput-rumputan. Jenis tanaman ini adalah:

rumput, dan bambu. Koleksi terdapat pada vak XXIV A (Gambar 6), dan

vak XXIV C.

Famili Dipterocarpaceae, merupakan kelompok meranti-merantian.

Beberapa jenis tanaman ini adalah: meranti, keruing, dan tengkawang.

Koleksi terdapat pada vak XXV A.

Famili Rutaceae, merupakan kelompok jeruk-jerukan. Beberapa jenis

tanaman ini adalah: kemuning, jeruk keprok, dan jeruk sukade. Koleksi

terdapat pada vak XXIV A.

Gambar 6. Dendrocalamus asper Area XXIV A (Juli 2006)

Tata Batas Kawasan Koleksi tanaman.

Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas pengawas kawasan, Kebun

Raya Bogor dibagi menjadi 2 wilayah. Wilayah kebun tersebut dibatasi oleh

sungai ciliwung yang melintasi kawasan. Selain dibatasi oleh sungai, kedua

wilayah tersebut juga dibatasi oleh jalan aspal yang menuju gerbang istana Bogor.

Area Kebun Raya Bogor dengan area luar dibatasi oleh pagar besi dengan tinggi

+ 3 meter. Dalam pengelolaan tanaman koleksi, pada setiap wilayah kebun terbagi

menjadi 6 lingkungan kebun koleksi tanaman, sehingga dengan 2 wilayah di Area

Page 38: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Kebun Raya Bogor berarti terdapat 12 lingkungan kebun koleksi tanaman. Setiap

lingkungan, dibatasi oleh vak-vak (blok-blok) yang berfungsi untuk

mempermudah dalam pengelolaan kebun. Vak-vak tersebut ditata berdasarkan

nomor angka romawi yang dimulai dari vak I sampai dengan vak XXV.

Sedangkan untuk memudahkan lokasi tanaman koleksi, vak tersebut ditata

kembali berdasarkan Abjad.

Vak-vak (blok-blok) pembatas yang ada di Kebun Raya Bogor, terbuat

dari semen yang berukuran yaitu: panjang 20 cm, lebar 16 cm, dan tinggi 55 cm.

Vak tersebut berwarna hijau dan warna merah dan vak tersebut diletakkan secara

vertikal di atas permukaan tanah. Batas-batas setiap lingkungan kebun koleksi

disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Batas-batas Lingkungan Kebun Koleksi No Lingkungan kebun koleksi (LKK) Vak-Vak pembatas

1. Lingkungan kebun koleksi I dengan batas II Vak XII A, vak XVII A, vak XII C, vak XII D, vak X D(LK I).berbatasan dengan vak X F, vak X G, vak XII B (LK II).

2. Lingkungan kebun koleksi I dengan II. Vak XIV A, vak XIII M, vak XIII L, vak XIII A, vak XII A, dan vak XII E(LK I). Berbatasan dengan vak XIII K, vak XI A (LK III).

3. Lingkungan kebun koleksi II dengan III. Vak XI B, vak XI C, (LK II). Berbatasan dengan vak XI H, vak XI G, vak XI D (LK III)

4. Lingkungan kebun koleksi III dengan IV. Vak XI D, vak III A, vak XIII E, vak XIII F (LK III). Berbatasan dengan vak III B, vak III K, vak III I, vak IV A, vak IV B, dan vak IV D (LK IV)

5. Lingkungan kebun koleksi IV dengan V. Vak II D, vak II C, vak II O (LK IV). Berbatasan dengan vak II P, vak II O, vak II i, dan vak VIII (LK V)

6. Lingkungan kebun koleksi IV dengan VI. Vak V E, vak V F, vak III L, vak III G, vak I H, vak I K, vak II D (LK IV).berbatasan dengan vak II E, vak II H, vak II K, vak II M, vak V H, dan vak V K (LK VI)

7. Lingkungan kebun koleksi V dengan VI. Vak II Q koleksi kolam air LK V). Berbatasan dengan vak II E, vak II F, vak V H, vak V G (LK VI).

8. Lingkungan kebun koleksi VII dengan VIII. Vak XV A, vak XIX Z, vak XV E, vak XV H, vak XVI H, vak XVI G (LK VII). Berbatasan dengan vak XIX A, vak XIX C, vak XIX M, vak XIX N, vak XIX P, vak XX G, vak XX E (LK VIII).

9. Lingkungan kebun koleksi VII dengan X. Vak XVI G, XVI H, vak XVI A (LK VII).berbatasan dengan vak XVI C, vak XVI E, XVI F (LK X).

10. Lingkungan kebun koleksi VIII dengan XI. Vak XX D, vak XX G (LK VIII).

Page 39: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Berbatasan dengan vak XXII, dan vak XX D LK XI).

11. Lingkungan kebun koleksi IX dengan VI. Vak V B, vak V C (LK IX).berbatasan dengan vak vak V K, vak V J, vak V L (LK VI).

12. Lingkungan kebun koleksi IX dengan XI. Vak VI D, vak VI B, vak VI E, vak VII G, vak VIII A, vak VIII B, vak VIII G, vak IX D (LK IX). Berbatasan dengan vak XVI F, XVI D, vak XVII I, vak XVII C, vak XIII A, vak XIII D (LK XI).

13. Lingkungan kebun koleksi X dengan XI. Vak XVI C, vak XVII A, XVII B, XVII C, vak XVIII B, vak XVIII C, vak XVIII D (LK X). Berbatasan dengan vak XXII, dan vak XXIII (LK XI)

14. Lingkungan kebun koleksi XI dengan XII. Vak XXI A (LK XI). Berbatasan dengan vak XXIV A, XXIV B (LK XII).

Pemeliharaan Koleksi Tumbuhan

Dalam meningkatkan mutu konservasi terdapat beberapa pokok kegiatan

diantaranya, berupaya meningkatkan pemeliharaan tumbuhan koleksi selalu dalam

kondisi prima maka memerlukan suatu pemeliharaan yang intensif dengan

mengembangkan dan menerapkan teknologi budidaya tanaman yang sesuai.

Subbidang pemeliharaan koleksi dalam memasuki tahun 2006 mencanangkan

bahwa tahun 2006 merupakan tahun ”pemeliharaan koleksi per individu” sehingga

dengan demikian peningkatan kualitas pertumbuhan setiap individu tumbuhan

koleksi baik yang berada di dalam kebun (outdoor) maupun di rumah kaca

(indoor) akan mendapat perhatian yang lebih serius, disamping itu pemeliharaan

kerapihan, kebersihan, serta keindahan kebun, taman dan rumah kaca serta

peningkatan kualitas dan kuantitas kompos harus selalu dipertahankan bahkan

ditingkatkan. Pada tahun 2006 di sektor kebersihan dan kerapihan kebun belum

bisa mencapai 100%, hal ini berhubungan dengan semakin berkurangnya SDM

yang ada karena sebagian menjalani pensiun sementara penggantinya belum ada.

Satwa

Satwa liar yang hidup di Kebun Raya Bogor terdiri dari mamalia, aves,

reptile, dan ampibi. Jenis mamalia yang banyak menjadi perhatian para

pengunjung adalah kalong (Pteropus vampirus L) yang hidup bergelantungan,

Page 40: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

jenis burung yang dapat dilihat seperti burung kowak maling (Nycticorax

nyticorax), gagak kampong (Corvus enca), kepodang (Oriolus chinensis),

meniting (Alcedo meniting), dan kutilang (Pycnonotus aurigaster) (Van Balen,

1984 dalam A Kurnia dan Widya, 2003).

Topografi

Kemiringan lahan Kebun Raya Bogor mengarah ke sungai ciliwung yang

membelah kebun Raya. Keadaan topografi Kebun Raya Bogor secara umum

termasuk datar dengan kemiringan (3 -15) % dan sebagian kecil (16-31)% dekat

pinggiran sungai. Kawasan Kebun Raya ini dilalui oleh sungai Ciliwung dengan

anak sungai Cibatok. Dengan kemiringan tersebut, tapak Kebun Raya Bogor

memiliki aliran drainase alami dan berakhir di sungai ciliwung.

Iklim

Suhu udara rata-rata harian minimum 250 C pada pagi hari dan maksimum

270 C pada siang hari pada keadaan cuaca cerah. Kelembaban udara tinggi dan

hanya tejadi sedikit perubahan suhu musiman. Lama penyinaran tertinggi terjadi

pasa bulan Agustus dan terendah terjadi pada bulan Januari.

Curah Hujan rata-rata 3191 mm pertahun dengan Hari Hujan rata-rata 221

pertahun dengan 12 bulan basah. Curah hujan tertinggi >600 mm/bulan yang

terjadi pada bulan Januari, dengan hari hujan rata-rata lebih kecil dari 10 hari

perbulan. Menurut Schmidt dan Ferguson (1951), Bogor termasuk tipe curah

hujan A.

Tabel 4. Klimatologi Bogor dari Bulan Januari sampai Desember 2007 (1 tahun) Bulan Curah Hujan(mm) Hari Hujan (Hari)

Januari

640 28

Feruari

434 28

Maret

138 24

April

164 26

Mei

324 16

Page 41: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Juni

173 12

Juli

131 9

Agustus

191 9

September

126 8

Oktober

152 10

November

355 25

Desember

363 26

Rata-rata

3191 221

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Stasiun Klimatologi Klas I, Bogor (2007)

Geologi

Jenis tanah yang ada di Kebun Raya Bogor terdiri dari latosol coklat

kemerahan yang meliputi seluruh kawasan kecuali di bantaran sungai ciliwung

dan anak sungainya yang berjenis tanah aluvial kelabu. Sifat umum latosol coklat

kemerahan memiliki solum tanah sedang sampai dalam, warna coklat sampai

merah kekuningan, termasuk horizon B yang kaya dengan sesquioksida berwarna

tercerah, tekstur halus, struktur remah sampai gumpal lemah, konsisitensi gembur

sampai agak teguh, tata air dan tata udara sangat baik, permeabilitas dan drainase

sedang sampai agak cepat, tanah bereaksi agak masam, kadar zat organik dan zat

hara tanaman rendah sampai agak tinggi, cadangan mineral rendah sampai sangat

rendah, kadar fraksi liat agak tinggi sampai tinggi.

Soepardi (1983) menyebutkan bahwa tanah latosol mempunyai

produktivitas yang baik dan relatif lebih subur daripada jenis tanah lainya di

Indonesia. Selain itu granular yang terbentuk dapat merangsang drainase dalam

dengan baik, sehingga memudahkan tanah tersebut meyerap air. Dikatakan juga

bahwa hambatan produksi pada latosol relatif sedikit, sehingga usaha pertanian di

tanah ini dapat dikatakan cukup berhasil.

Aluvial kelabu merupakan tanah tanpa perkembangan profil atau dengan

perkembangan lemah. Endapan-endapan sungai waktu banjir menimbun

permukaan aluvial kelabu tersebut. Bahan induk terdiri dari endapan sungai

berupa campuran pasir dan liat yang diangkut dari bagian hulu sungai. Di

Page 42: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

beberapa tempat terdapat batu-batu besar di permukaan tanah. Sifat aluvial kelabu

tersebut adalah berwarna kelabu sampai coklat, batas antara lapisan-lapisan tidak

tampak jelas, teksturnya halus kadang–kadang berkerikil dan berbeda-beda pada

tempat-tempat tertentu, strukturnya remah sampai gumpal di lapisan atas

sedangkan lapisan bawah pejal, konsistensinya agak lekat (basah) gembur sampai

agak teguh (lembab), agak masam, kadar zat organik dan hara tanaman sedang

sampai rendah, dan cadangan mineralnya rendah.

Bahan induk tanah latosol coklat kemerahan adalah Tuf Volkan

Intermedier dan iklim sebagai faktor pembentuknya, bercurah hujan 2000-7000

mm/tahun dan proses pembentukannya melalui proses laterisasi (Ferralisasi).

(Soepraptohardjo,1976).

Tugas dan Fungsi Kebun Raya Bogor

Ruang lingkup tugas dan fungsi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya

Bogor –LIPI diuraikan dengan jelas dalam keputusan Presiden Republik

Indonesia nomor 103 Tahun 2001, serta keputusan Ketua Lembaga LIPI nomor

1151/M/2001 (Bab IV. Pasal 157-169) (Laporan pengelolaan Kebun Raya

Bogor, 2003 dalam A Kurnia, tahun 2003)

Tugas

Tugas pokok Kebun Raya adalah melakukan inventarisasi dan konservasi

tumbuhan tropika yang mempunyai nilai pengetahuan dan nilai ekonomi untuk

dikoleksi dalam bentuk kebun botani. Selain itu Kebun Raya Bogor juga

mengkaji, menggali dan meneliti potensi untuk pemanfaatan yang

berkelanjutan.

Fungsi

Sebagai pusat konservasi tumbuhan, Kebun Raya Bogor mempunyai

fungsi diantaranya sebagai berikut :

Page 43: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

1. Konservasi ex-situ ; yaitu melakukan eksplorasi tumbuhan di kawasan

hutan, mendata atau registrasi, mengkoleksi dan melestarikannya.

2. Penelitian, meliputi bidang :

- Taksonomi, yaitu memberi kepastian nama tanaman atau

sertifikasi, inventarisasi dan evaluasi.

- Biosistematik, yaitu mempelajari hubungan kekerabatan antara

tumbuhan.

- Botani terapan, yaitu penelitian mengenai manfaat tanaman.

- Hortikultura, meliputi penelitian adaptasi tanaman, cara

budidayanya dan pengembangan ilmu pertamanan.

3. Pendidikan ; terutama di bidang ilmu botani, pertamanan dan lingkungan

hidup.

4. Pariwisata ; Kebun Raya Bogor merupakan salah satu tempat kunjungan

wisatawan yang sangat potensial.

5. Penemuan serta pengumpulan jenis-jenis tanaman langka yang hampir

punah di Indonesia.

Kebun Raya Bogor dikembangkan untuk kepentingan ilmu pengetahuan

dan teknologi dengan memilih atau menyeleksi jenis-jenis, khususnya flora

langka untuk dikembangkan. Dengan penataan lanskap yang yang baik, serta

kelengkapan koleksinya, banyak masyarakat di sekitarnya maupun

mancanegara memanfaatkan Kebun Raya Bogor sebagai tempat rekreasi.

Akhirnya kawasan tersebut berkembang sebagai obyek wisata yang

mempunyai daya tarik tersendiri.

Peran Kebun Raya Bogor dalam Pembangunan

Peranan Kebun Raya Bogor dalam masa pembangunan ini dapat ditinjau

dari berbagai sudut. Pertama dari segi preservasi (pengawetan) sumber genetik

tumbuh-tumbuhan dengan intensifikasi penebangan pohon-pohon hutan untuk

memperoleh devisa dalam jangka pendek, maka banyak sekali jenis tumbuh-

tumbuhan yang belum dikembangkan menjadi tanaman ekonomi seperti rotan,

pohon sumber getah/resin, buah-buahan hutan, anggrek liar dan lain

Page 44: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

sebagainya. yang sudah dipergunakan oleh masyarakat setempat untuk sumber

kehidupan akan musnah tanpa ada kesempatan untuk melaksanakan kegiatan

konservasi.

Jenis tumbuhan lain yang sama sekali belum diketahui oleh kita tentang

kegunaannya yang dapat hilang tanpa pernah disentuh oleh tangan manusia.

Oleh karena itu, pihak Kebun Raya Bogor melakukan pengawetan secara

selektif terhadap sumber ini untuk dipergunakan dalam perkembangan dan

pembangunan jangka panjang. Ditinjau dari segi kegiatan penelitian, pihak

Kebun Raya turut menggali informasi-informasi yang masih tersembunyi

tentang daya guna sumber nabati kita, yang tentunya disediakan dalam rangka

pembangunan dan perkembangan bangsa untuk masa kini dan untuk masa yang

akan datang.

Sebagai objek pariwisata baik langsung maupun tidak langsung, pihak

kebun raya mempunyai andil dalam usaha meningkatkan devisa negara. Hal ini

dibuktikan dengan bertambahnya wisatawan asing yang berkunjung ke Kebun

Raya Bogor. Dalam masa otonomi daerah, Kebun Raya Bogor juga tiap tahun

memberikan kontribusinya untuk Kodya Bogor yaitu dari pendapatan karcis.

Page 45: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kunjungan Wisatawan

Kebun Raya Bogor merupakan tempat rekreasi yang banyak dikunjungi

wisatawan sepanjang tahun, baik oleh wisatawan asing maupun wisatawan

domestik. Pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor pada hari minggu

atau hari libur biasanya lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Ragam

pengunjung yang masuk baik dengan rombongan maupun perorangan

mempunyai keperluan yang berbeda, diantaranya : kuliah lapang, penelitian,

rekreasi umum, rekreasi tamu dinas/tamu negara, karya wisata, pembuatan film

dan lain-lain.

Data Jumlah dan Ragam Pengunjung Kebun Raya Bogor

Jumlah pengunjung yang datang ke Kebun Raya bogor diketahui dari

rekapitulasi jumlah penjualan karcis masuk. Diketahui jumlah pengunjung

yang masuk Kebun Raya Bogor pada hari libur yaitu 133.776 orang, dan

jumlah pengunjung yang masuk pada hari kerja yaitu 132.275 orang (periode

Januari- Juli 2007). Setiap hari kerja senin sampai dengan sabtu kendaraan roda

empat diperkenankan masuk sedangkan untuk kendaraan roda dua hanya bisa

parkir di depan pintu gerbang utama Kebun Raya. Jumlah pengunjung yang

menggunakan kendaraan roda empat yang masuk ke Kebun Raya selama tahun

2007 yaitu 16.475 mobil, dan dari tempat parkir roda dua yaitu 5863 motor

(Tabel 5)

Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah penjualan karcis Masuk Kebun Raya Bogor Tahun 2007

No Bulan Hari Libur Hari kerja Mobil Motor Kolektif (X 10)

1. Januari 27.325 22.164 2.614 1.029 775

2. Februari 15.031 16.752 1.974 827 704

3. Maret 15.836 18.690 2.381 905 1.232

Page 46: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

4. April 33.593 25.679 3.531 1.010 2.004

5. Mei 30.177 26.455 3.288 1.226 1.350

6. Juni 7.529 17.000 2.042 701 1.379

7. Juli 4.285 5.535 645 165 480

JUMLAH 133.776 132.275 16.475 5.863 79.240 Keterangan:

Untuk bulan juli terhitung mulai dari tanggal 30 Juni – 3 Juli 2007 Dihitung menurut pengadministrasian karcis Oleh Suciyasno dengan NIP. 320005910

Sumber : Kantor Seksi Jasa Ilmiah Kebun Raya Bogor

Ragam keperluan pengunjung Kebun Raya Bogor pada tahun 2005-2006

bervariasi mulai dengan keperluan pendidikan di lapang sampai keperluan

hiburan atau rekreasi. Jumlah pengunjung Kebun Raya Bogor dengan berbagai

keperluan selama tahun 2007 menurun bila dibandingkan dengan jumlah

pengunjung pada tahun 2006. Jumlah pengunjung pada tahun 2006 yaitu

957.479 orang, sedangkan jumlah pengunjung pada tahun 2007 yaitu 909.313

orang (Tabel 6)

Tabel 6. Ragam keperluan Pengunjung Kebun Raya Bogor Tahun 2006 dan 2007 No Tujuan pengunjung

2006 2007

1. Rekreasi 892.974 855.180

2. Karya Wisata 54.715 42.073

3. Kuliah lapang 5.891 3.338

4. Kunjungan tamu Negara/Dinas 1.434 182

5. Penelitian 15 166

6. Film 1.250 7.250

7. Lain-lain 1.200 1.124

Jumlah 957.479 909.313

Page 47: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Sumber : Laporan Tahunan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor

Tahun Anggaran 2006

Penyebaran Pengunjung

Hasil survey dan perhitungan jumlah pengunjung di setiap area tarnyata

ada sejumlah area tanaman koleksi Kebun Raya Bogor yang tidak dikunjungi.

Area-area ini diantaranya meliputi vak II, IX, X, XIII, XIV, XV, XVII, XVII, dan

XIX. Area yang tidak pernah dikunjungi ini dengan sendirinya tidak mempunyai

data kepadatan pengunjung per hektar. Data rangking kepadatan pengunjung ini

diperoleh dari pembagian luasan vak atau area yang dituju dengan rata-rata jumlah

pengunjung yang terdapat pada area tersebut, dengan demikian rangking

kepadatan pengunjung Kebun Raya dapat dikategorikan mulai dari rangking 1

sampai dengan 173.

Area–area tersebut dapat digolongkan ke dalam sepuluh rangking tertinggi

dan sepuluh terendah (table 7). Sedangkan peta penyebaran pengunjung pada

setiap area dapat dilihat pada gambar 3. Area yang menduduki kepadatan tertinggi

terdapat pada area III H dengan kepadatan pengunjung 717.94 orang berarti,

dalam 1 hektar atau 1 orang dalam 14 meter persegi. Sedangkan kepadatan

terendah terdapat pada area XXIII A dengan kepadatan pengunjung 6.48 orang

berarti, dalam 1 hektar atau 1 orang dalam 1 543 meter persegi.

Tabel 7. Kepadatan Pengunjung Di Area Koleksi Tanaman Kebun Raya Bogor sepuluh tertinggi dan sepuluh terendah (Dalam 1 Hari). No Area Rata-rata

jumlah pengunjung

Luas (m2)

Kepadatan (Orang/Ha)

Rangking

Kepadatan

1. IIIH 42 590 717.94 1

2. XIIIE 48.2 855 563.74 2

3. XIIIJ 199.2 4 116 483.96 3

4. XIIIF 107.25 2250 476.66 4

5. VIII E 10.2 225 453.33 5

6. XID 37.6 832.5 451.65 6

7. XVE 50.2 1 125 446.22 7

Page 48: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

8. VJ 15.2 316 375.30 8

9. IH 4 112.5 355.55 9

10. Z 79.75 2 506.5 318.17 10

11. IB 4 3 303 12.11 164

12. IXD1 9.8 8 167.5 11.99 165

13. XIXA 2 1 732.5 11.54 166

14. IV1 4 3 487.5 11.46 167

15. IIN 2 1 786. 5 11.19 168

16. VIIN 2 2 236 9.38 169

17. XIX J 3.4 4 061.25 8.37 170

18. VIIIB 4.8 6 592.5 7.28 171

19. IXC 3.2 4 725 6.77 172

20. XXIIIA 4 6 165 6. 48 173

Area-area yang banyak dikunjungi oleh users dalam jumlah besar (diatas

100 orang) yaitu area XX D1, XX D2, XX G,XXI A, dan XXII. Letak area-area

ini saling berdekatan satu sama lain di sisi sebelah timur Kebun Raya Bogor. Area

XX D1, XX D2, XXI A, dan XXII berada di kiri kanan jalan Astrid (Astrid

Avenue), sedangkan area XX G berupa taman Astrid (Gambar 7). Lapangan

rumput tampak mendominasi area-area ini, sedang pohon adalah sebagai batas

pinggirnya. Pengunjung area-area ini sebagian besar adalah anak-anak dengan

aktivitas bermain-main yang datang berekreasi secara berkelompok atau bersama

keluarga. Di Area XXII terdapat masjid yang selalu dipenuhi oleh pengunjung,

terutama pada waktu-waktu sembahyang dilakukan.meskipun pengunjung banyak

mendatangi area ini, kepadatanya rendah yang disebabkan luasan area ini yang

sangat besar dibandingkan area lainnya.

Area III H, XIII E dan XIII F yang memiliki kepadatan tertinggi terletak di

sekitar kolam gunting, ke arah pulau di tengah kolam gunting, dan ke arah Istana

Bogor. Selain itu, pengunjung dapat menikmati sajian atraktif dari satwa-satwa

yang terdapat di pulau tengah Kolam gunting dan hewan air yang sering kali

muncul ke permukaan kolam. Area-area ini juga merupakan tempat yang sejuk

Page 49: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

karena berada di sekitar kolam, teduh sepanjang hari yang membuat pengunjung

betah berekreasi. Aktivitas rekreasi yang banyak dilakukan para pengunjung yaitu

duduk-duduk di bangku dan di atas rumput sambil menikmati pemandangan dan

bermain-main di pinggir kolam. Tempat sampah yang ada selalu penuh dalam

beberapa jam sebagai akibat dari jumlah pengunjung yang terdapat pada area

tersebut.

Pengunjung yang ingin melakukan aktivitas rekreasi yang berupa

permainan bersama kelompoknya biasanya memilih area XIII J yang berada di

samping kiri jalan kenari I. Area ini berdekatan dengan kolam gunting dan cukup

luas untuk melakukan aktvitas rekreasi dengan leluasa meskipun dengan beberapa

kelompok, semua aktiivitas dapat dilakukan pengunjung yang terdiri dari anak-

anak sampai orang dewasa.

Gambar 7. Taman Astrid (Area XX G) (16 Juli 2006)

Salah satu contoh area yang tidak pernah dikunjungi adalah area II H.

Seluruh area luasan ini dipenuhi oleh tanaman koleksi sehingga para pegunjung

tidak bisa memasuki ke dalam area tersebut. Area IX D2 dan IX E1 yang juga

tidak dikunjungi disebabkan karena letaknya jauh di tepi perbatasan area Kebun

Raya dekat halaman Istana Bogor, sepi, secara visual kurang menarik dan terkesan

kotor oleh sampah kebun.

Area yang berupa taman yang telah tertata dengan baik ternyata kurang

diminati oleh pengunjung. Contoh taman yang kurang diminati oleh para

pengunjung adalah taman Teisjman, taman Meksiko/ kaktus dan taman Pancasila.

Hal ini disebabkan karena letak area tersebut terdapat di tepi jalan raya (polusi,

bising), suasana panas dan kurang alami.

Page 50: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Setiap melakukan penghitungan jumlah pengunjung, terhitung di dalam

area koleksi tanaman sekitar 44%-47% dari total pengunjung pada hari itu.

Penyebaran pengunjung Kebun Raya tidak merata di setiap area. Area yang

banyak dikunjungi adalah area yang luas hamparan rumputnya, cukup teduh dan

memiliki kualitas visual yang menarik dan alami. Pengunjung Kebun Raya pada

umumnya datang secara berkelompok dan kebanyakan berusia masih muda dan

dikonversikan ke dalam peta Zonasi penyebaran pengunjung. (Gambar 8).

Pengelolaan Pengunjung

Sumber dana Kebun Raya Bogor didapat antara lain dari APBN, proyek

penelitian dan pengembangan, karcis masuk, shooting film, dan dari lokasi

pemotretan. Sumber dari penjualan karcis adalah sumber dana paling besar

sehingga sumber dana ini yang digunakan bagi pengembangan pelayanan

pengunjung.

Dalam memberikan pelayanan bagi pengunjung, pihak Kebun Raya

memberikan pelayanan pemandu bagi pengunjung khusus yang dianggap tamu,

sedangkan bagi pengunjung biasa yang ingin memakai jasa pemanduan tersedia

juga pemandu (guide) wisata. Pada umumnya jasa pemandu lebih banyak

digunakan oleh wisatawan mancanegara, hal ini disebabkan oleh keterbatasan

pengetahuan tentang Kebun Raya Bogor dan keterbatasan waktu kunjungan.

Page 51: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

PRO

GR

AM

STU

DI A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

APFA

KU

LTA

S PE

RTA

NIAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N BO

GO

R20

08

STU

DI D

AY

A D

UK

UN

GK

AW

ASA

N R

EKR

EA

SI K

EBU

N R

AYA

B

OG

OR

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PE

TA Z

ON

ASI

BE

RD

AS

AR

KAN

FA

SIL

ITAS

JUD

UL

GA

MB

AR Yay

at R

uhiy

atA

3420

1018

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MAg

r.13

1 57

8 79

7

TAN

GG

AL

11 J

anua

ri 20

08

SKA

LA

NO

.

3

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

450

22,5

4590

m

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

eliti

an

10. I

stan

a11

. Rum

ah P

egaw

ai12

. Rum

ah A

nggr

ek13

. Per

inga

tan

Lady

Raf

fles

14. P

erin

gata

n Te

ysm

an

Ters

edia

fasi

litas

uta

ma

dan

penu

njan

g

Han

ya te

rsed

ia fa

silit

asut

ama

atau

pen

unja

ng

Tanp

a fa

silit

as

Ban

guna

n

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g Ko

nser

vasi

3. P

uslit

bang

Bio

logi

4. H

erba

rium

5. K

anto

r Keb

un R

aya

6. P

usat

Pen

eliti

an T

anah

7. G

edun

g P

ener

ima

tam

u

8. P

erpu

stak

aan

Per

tani

an9.

Per

sem

aian

Gambar 8. Peta Zonasi Kepadatan Pengunjung di Area Kebun Raya Bogor

Page 52: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Sarana dan Prasarana

Kebun Raya adalah koleksi tumbuhan yang penampilannya terpadu

dengan arsitektur lanskap, sehingga dapat menyajikan panorama alam yang indah

dan sarat dengan nuansa keilmuan. Selain itu setiap tumbuhan koleksi Kebun

Raya Bogor selalu dilengkapi dengan data-data baku mengikuti sistem standar

perkebun-rayaan sekala iInternasional. Sejak tahun 1996, Kebun Raya Bogor

menggunakan sistem pendataan Botanical Garden Recorder (BG recorder) untuk

melengkapi sistem pendataan konvensional peninggalan Belanda. Oprasional

sistem ini perlu didukung dengan peralatan komputer yang memadai.

Kebun Raya Bogor sering dikunjungi oleh wisatawan domestik dan

mancanegara dengan tujuan rekreasi, studi, penelitian dan lain-lain. Untuk

melayani kebutuhan para pengunjung pihak Kebun Raya Bogor menyiapkan

sarana dan prasarana perlengkapan standar tempat wisata. Kondisi sarana

prasarana ini masih harus ditingkatkan kualitasnya.

Dari tahun ketahun Kebun Raya Bogor melakukan koleksi tumbuhan ke

berbagai wilayah nusantara. Sebagian dari hasil koleksi itu sejak tahun 2004

ditanam di Ecopark dalam kompleks kawasan Cibinong Science Centre-LIPI,

Cibinong. Ecopark yang arti harfiahnya kebun ekologi adalah suatu kebun yang

penataannya menerapkan konsep ekologi dan diharapkan dapat menjadi sarana

peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan suatu

ekosistem secara lestari. Sebagai pendukung kegiatan ecopark yang memiliki luas

area 26 ha tersebut Kebun Raya Bogor membangun sarana dan prasarana, antara

lain gedung pusat informasi, rute-rute untuk pejalan kaki, danau beserta dengan

biota airnya, 400 bibit tumbuhan Kebun Raya Bogor hasil eksplorasi, serta sarana

dan prasarana pemeliharaan, seperti pembibitan, rumah tinggal pengelola, dan

sarana tranportasi.

Untuk menunjang fungsi Kebun Raya Bogor di bidang pendidikan,

penelitian dan rekreasi, maka terdapat fasilitas umum dan fasilitas rekreasi serta

fasilitas khusus (tabel 8).

Page 53: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Tabel 8. Fasilitas dan Utilitas Kebun Raya Bogor No

Sarana dan Prasarana

Jumlah

Ukuran

Keterangan

1. Jalan Utama Panjang 7 428 m Lebar 3 m - 5 m

Diaspal

2. Jalan Madya Panjang 1 468 m Lebar 2 m - 3 m

Diaspal

3. Jalan setapak Panjang 15 688 m Lebar 0,5 m – 5 m

Konstruksi bebatuan yang tertata dengan Rapi

4. Shelter/pondok teduh

38 3,5 m x 3,5 m Bentuk bervariasi, disesuaikan dengan tata lingkungan

5. Jembatan

23 Bentuk dan ukuran bervariasi

6. Tempat duduk beton

154 2 m x 0,5 m Bentuk dan ukuran sama

7. Loket karcis 3 3 m x 3 m Terletak di sebelah timur, utara dan selatan kawasan

8. Pondok Wisata 1 12 m x 14 m Bentuk disesuaikan dengan tata lingkungan

9. Pintu gerbang 4 Terletak di sebelah utara, timur,barat dan selatan kawasan

10. Bengkel dan Gudang

1 960 m2 Bentuk disesuaikan dengan tata lingkungan

11. Lapangan Tenis

1 520 m2

12. Kantor Kebun Raya

1 1300 m2 Terbagi atas kantor Kepala,Tata Usaha, Kantor satpam,dan ruang seminar

13. WC/Toilet 12 4 mx 5 m Tersebar,terletak pada pusat kegiatan

14. Tempat Sampah 180 0,5 m3 Tersebar,terletak pada pusat kegiatan

15. Perpustakaan

1 150 m2

16. Rumah Pegawai

13 150 m2

17. Pusat Informasi 1 5 mx 5 m Terletak berdampingan dengan pintu utama di sebelah selatan

18. Monumen/tugu

9 Letak tersebar

19. Laboratorium Botani

1 500 m2

20. Rumah Anggrek 1 3 128 m2 Terdiri dari rumah kaca,laboratorium penelitian dan persemaian anggrek

21. Kolam buatan 5 Bentuk dan ukuran bervariasi,letak tersebar.guna konservasi tumbuhan air dan keindahan

22. Taman 4 Ukuran bervariasi,tersebar di selatan,timur,utara dan barat kawasan

23. Mushala 3 10 m x 10 m Bentuk disesuaikan dengan tata lingkungan

24. Masjid

1

Page 54: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

25. Kantor Satpam 1 3 m x 3 m Berdampingan dengan kantor Kebun Raya

Sumber : Widagdo, 2006

Peta ketersediaan fasilitas rekreasi di Kebun Raya dibedakan atas kriteria

ketersediaan fasilitas utama dan penunjang (Gambar 5). Fasilitas utama meliputi

jalur sirkulasi, tempat sampah dan W.C. Fasilitas-fasilitas rekreasi penunjang

meliputi bangku, meja, gazebo, kantin masjid dan mushalla.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun di lapangan diperoleh gambaran

faktor ketersediaan fasilitas seperti berikut ini. Sebanyak 37 area (18%) atau

seluas 12.42 hektar (23.43%) memiliki baik fasilitas rekreasi utama maupun

penunjang, 58 area (29%) atau seluas 17.16 hektar (32.38%) memiliki fasilitas

rekreasi utama saja atau fasilitas rekreasi penunjang saja, dan 107 area (53%) atau

seluas 23.46 hektar (44.26 %) tidak memiliki fasilitas apapun dan dapat dilihat

pada gambar 9.

Jalan aspal terdapat di jalur sirkulasi utama, sedangkan jalan setapak yang

diperkeras dengan batu maupun jalan tanah terdapat diantara area-area koleksi

tanaman. Jalur sirkulasi di dalam area koleksi terdapat hanya pada taman-taman,

yaitu pada taman Teisjman, taman Pancasila, dan taman Meksiko/kaktus, serta

terdapat di area koleksi tanaman terna dan berfungsi sebagai pembatas antar

bedeng koleksi tanaman. Lapangan parkir di dalam Kebun Raya terdapat di depan

gedung anggrek, di depan kantor Zoologi, dan di depan museum Zoologi.

Fasilitas-fasilitas rekreasi yang terdapat di dalam area koleksi tanaman adalah

tempat sampah, bangku, meja, gazebo, WC, kantin masjid dan mushalla.

Fasilitas terdapat lengkap (tempat sampah dan atau Wc serta fasilitas

lainnya) pada 37 area saja. Fasilitas penunjang yang ada berupa bangku dan atau

meja, gazebo sebagai tempat istirahat dan atau kantin, dan tempat beribadah.

Dilihat dari segi lokasi area di Kebun Raya, area yang memiliki fasilitas

lengkap ini adalah area yang terletak di tepi atau di dekat jalur sirkulasi utama

(jalan aspal). Sebanyak 58 area yang memiliki fasilitas utama saja atau fasilitas

penunjang saja. Tidak tersedianya fasilitas rekreasi pada 107 Area menunjukan

masih sedikitnya fasilitas rekreasi yang tersedia di Kebun Raya Bogor.

Page 55: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Sebagian area-area ini letaknya berdekatan dengan area lain yang memiliki

fasilitas lengkap atau hanya memiliki fasilitas penunjang saja, sehingga tidak

tersedianya fasilitas rekreasi pada area tersebut masih bisa diantisipasi. Akan

tetapi terdapat juga pengelompokan area-area yang tidak memilikia fasilitas.

Contoh area ini adalah di bagian utara berdekatan dengan komplek Istana Bogor

dan area di bagian sudut tenggara. Jumlah pengunjung yang sedikit pada area

yang memiliki kualitas visual kurang menarik tersebut merupakan alasan tidak

disediakannya tempat sampah. Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapang, jalur-

jalur sirkulasi utama sangat padat pengunjung sehingga pada hari libur

pengunjung tidak diperkenankan membawa masuk mobilnya (gambar 10). Dari

segi kualitas visualnya area di tepi jalur sirkulasi utama ini lebih menarik.

Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pengelolaan sarana dan prasarana Kebun Raya Bogor ditangani langsung

oleh petugas pengawas kawasan. Petugas pengawas melakukan koordinasi dengan

para pengamat lapangan untuk melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana yang

terdapat pada setiap taman dan kebun koleksi. Kegiatan pengeloaannya

mencakup:

1. Kegiatan pemeriksaan sarana dan prasarana

2. Kegiatan perbaikan sarana dan prasarana

3. Kegiatan penambahan dan pemeliharaan sarana dan prasarana

Kegiatan perbaikan sarana dan prasarana, petugas pengawas langsung

melakukan koordinasi kepada sub bagian umum, yang selanjutnya sub bagian

umum langsung menghubungi unit bengkel. Fungsi unit bengkel adalah untuk

memperbaiki sarana dan prasarana yang ada di Kebun Raya Bogor. Untuk

kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana pihak Kebun Raya Bogor langsung

ditangani oleh petugas lapangan dengan membersihkan fasilitas yang ada.

Peningkatan Sarana dan Prasarana

Peningkatan sarana dan prasarana Kebun Raya Bogor pada tahun 2006

dilakukan sesuai dengan kebutuhan untuk pencapaian sasaran yang telah

ditentukan. Dalam pengadaan sarana dan prasarana tersebut terdapat faktor

Page 56: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

penentu yang berkaitan dengan kesiapan dana, terutama bila pendanaanya

bersumber dari PNBP. Hasil PNBP Kebun Raya dalam jumlah besar terutama

diperoleh pada masa liburan nasional, misalnya pada hari raya Lebaran.

Pencapaian kinerja pengadaan sarana dan prasarana yang sumber pendanaanya

dari DIPA PKT Kebun Raya Bogor dapat mencapai 100%. Renovasi kantor yang

merupakan hibah Departemen PU mulai direalisasikan tahun 2006 dan

dijadwalkan selesai pada akhir tahun 2007.

Page 57: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

PRO

GR

AM

STU

DI A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

AP

FAK

ULT

AS

PER

TAN

IAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N B

OG

OR

2008

STU

DI D

AY

A D

UKU

NG

KAW

ASAN

REK

RE

ASI K

EBU

N R

AYA

BO

GO

R

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PET

A ZO

NA

SI B

ERD

ASA

RK

AN F

ASIL

ITAS

JUD

UL

GA

MB

AR Yay

at R

uhiy

atA

3420

1018

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MAg

r.13

1 57

8 79

7

TAN

GG

AL

11 J

anua

ri 20

08

SKA

LA

NO

.3

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

450

22,5

4590

m

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

eliti

an

10. I

stan

a11

. Rum

ah P

egaw

ai12

. Rum

ah A

nggr

ek13

. Per

inga

tan

Lady

Raf

fles

14. P

erin

gata

n Te

ysm

an

Ters

edia

fasi

litas

uta

ma

dan

penu

njan

g

Han

ya te

rsed

ia fa

silit

asut

ama

atau

pen

unja

ng

Tanp

a fa

silit

as

Ban

guna

n

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g Ko

nser

vasi

3. P

uslit

bang

Bio

logi

4. H

erba

rium

5. K

anto

r Keb

un R

aya

6. P

usat

Pen

eliti

an T

anah

7. G

edun

g P

ener

ima

tam

u8.

Per

pust

akaa

n P

erta

nian

9. P

erse

mai

an

Gambar 9. Peta Zonasi Ketersediaan Fasilitas Rekreasi Kebun Raya Bogor

Page 58: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 10. Pengunjung dengan Kendaraan di Pintu utama (16 Juli 2006)

Tempat sampah sebagai fasilitas utama memang sangat dibutuhkan di

Kebun Raya. Banyak pengunjung yang datang untuk berekreasi perlu diantisipasi

dengan menyediakan tempat sampah yang memadai. Tempat sampah yang ada

umumnya di letakan di tepi-tepi jalur sirkulasi, di dekat bangku dan gazebo, serta

tempat lain yang biasanya merupakan tempat berkumpulnya pengunjung. Bentuk

tempat sampah yang ada terdiri dari empat bentuk yaitu tong, kotak dari semen,

tabung fiber glass dan bentuk batang pohon yang berlubang di tengahnya yang

diisi dengan tong.

Pada hari kerja kegiatan pengangkutan sampah dilakukan pada pagi hari

setelah dilakukan penyapuan area. Sedangkan pada hari libur kegitan

pengangkutan sampah dilakukan secara terus menerus. Dalam setiap kali

pengangkutan bagian kebersihan mengerahkan kendaraan bak terbuka yang

mengelilingi area untuk mengangkut sampah yang telah dikumpulkan oleh para

petugas penyapu. Apabila hal ini tidak di lakukan maka sampah akan banyak

bertebaran di area yang akan meninmbulkan gangguan yang tidak diinginkan.

Pengunjung tampak ramai pada area XX G (taman Astrid) yang sebagian

besar adalah anak-anak dengan aktivitas bermain-main yang datang berekreasi

secara berkelompok. Fasilitas yang ada di area ini berupa bangku dan tempat

sampah yang selalu penuh dalam beberapa jam saja sehingga petugas kebersihan

selalu siap di tempat. Selain itu pada area ini juga terdapat kafetaria yang cukup

banyak dikunjungi oleh para pengunjung. Berdasarkan wawancara dengan kepala

Page 59: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

kebersihan di Kebun Raya Bogor diketahui bahwa pada area taman Astrid ini

sampahnya selalu paling banyak.

Area dengan fasilitas yang banyak dibutuhkan oleh para pengunjung di

area XXII. Pada area ini terdapat masjid yang selalu dipenuhi oleh para

pengunjung, terutama pada waktu-waktu sembahyang dilakukan. Tersedianya

W.C. di kebun raya juga sangat dibutuhkan oleh para pengunjung Kebun Raya

yang sangat banyak sehingga para pengunjung tidak perlu melepaskan hajad di

semak-semak atau di balik pohon-pohon. Pada area-area yang biasanya banyak

dikunjungi hendaknya disediakan W.C. fungsi gazebo sebagai tempat bertaduh

sangat dibutuhkan pada saat hari hujan atau saat terik panas matahari yang sangat

menyengat. Berdasarkan pengamatan, banyak pengunjung Kebun Raya yang

basah kuyup dan kesulitan mencari tempat berteduh karena kurangnya fasilitas

seperti gazebo, akhirnya para pengunjung memilih berteduh di bawah pohon-

pohon yang banyak terdapat di Kebun Raya.

Ditinjau dari ketersediaan fasilitas rekreasi, sebagian besar area koleksi

Kebun Raya Bogor tidak memiliki fasilitas. Fasilitas rekreasi utama yang

dibutuhkan di Kebun Raya Bogor adalah tempat sampah. Dengan demikian maka

pihak Kebun Raya Bogor perlu menyediakan fasilitas dan melakukan penambahan

jumlah tempat sampah dan petugas kebersihan untuk menghindari berserakannya

sampah di dalam area rekreasi Kebun Raya Bogor.

Kepekaan Vegetasi

Daya dukung Berdasarkan Kepekaan vegetasi

Tanaman koleksi Kebun Raya Bogor Terdiri dari penutup tanah, semak,

perdu, dan pohon dari berbagai famili dan berbagai bentuk morfologi. Famili dan

morfologi tanaman koleksi yang berbeda ini memiliki tingkat kepekaan terhadap

gangguan pengunjung yang berbeda pula. Oleh karena itu, penilaian kepekaan

vegetasi, yang dilakukan dengan mengelompokan area-area koleksi tanaman

berdasarkan vegetasi-vegetasi dominan yang tidak peka, agak peka, cukup peka,

peka dan sangat peka pada setiap unit area tanaman koleksi yang dianggap

homogen.

Page 60: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Penilaian kepekaan vegetsi Kebun Raya Bogor terhadap gangguan

pengunjung oleh responden yang dipilih secara purposive menunjukan bahwa

vegetasi di Kebun Raya terdiri atas kriteria tidak peka, agak peka, dan cukup

peka. Dari survei klasifikasi ini Kebun Raya tidak memiliki vegetasi yang

tergolong peka dan sangat peka (Tabel 9).

Area-area dengan daya dukung ini tersebar pada seluruh luasan Kebun

Raya Bogor. Area di sebelah barat aliran sungai ciliwung umumnya mempunyai

daya dukung tinggi sampai sedang yang tersebar di seluruh area Kebun Raya.

Tabel 9. Daya dukung Kebun Raya Bogor Berdasarkan Kepekaan Vegetasi.

Luas Daya dukung Jumlah Blok Ha %

Tinggi

164 34,5 65

Sedang

38 18,54 35

Rendah

0 0 0

Total

202 53.04 100.00

Hasil perhitungan peta Kebun Raya Bogor yang didasarkan atas kepekaan

vegetasi (Gambar 11) lebih banyak kawasan dengan daya dukung tinggi. Area

yang mempunyai daya dukung tinggi disebabkan karena vegetasi pada area tidak

langka, perakaranya dalam, batangnya kokoh, berduri dan atau beracun, toleransi

terhadap gangguan pengunjung tinggi, pertumbuhan vegetatif cepat, penampilan

menarik, dan sebagian besar adalah pohon.

Page 61: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

PRO

GR

AM

STU

DI A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

AP

FAK

ULT

AS

PER

TAN

IAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N B

OG

OR

2008

STU

DI D

AYA

DU

KUN

GKA

WA

SAN

RE

KR

EAS

I KEB

UN

RAY

A B

OG

OR

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PET

A Z

ON

AS

I BE

RD

ASAR

KAN

SAT

WA

JUD

UL

GA

MB

AR Yay

at R

uhiy

atA

3420

1018

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MAg

r.13

1 57

8 79

7

TAN

GG

AL

11 J

anua

ri 20

08

SKA

LA1:

45

m

NO

.5

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

450

22,5

4590

m

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

elitia

n

10. I

stan

a11

. Rum

ah P

egaw

ai12

. Rum

ah A

nggr

ek13

. Per

inga

tan

Lady

Raf

fles

14. P

erin

gata

n Te

ysm

an

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g Ko

nser

vasi

3. P

uslit

bang

Bio

logi

4. H

erba

rium

5. K

anto

r Keb

un R

aya

6. P

usat

Pen

eliti

an T

anah

7. G

edun

g P

ener

ima

tam

u8.

Per

pust

akaa

n Pe

rtani

an9.

Per

sem

aian

Day

a du

kung

ting

gi

Day

a du

kung

sed

ang

Day

a du

kung

rend

ah

Ban

guna

n

Gambar 11. Peta Zonasi Daya Dukung Berdasarkan Kepekaan Vegetasi

Page 62: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Berdasarkan pengamatan di lapang, vegetasi yang termasuk area dengan

daya dukung tinggi ini antara lain merupakan famili Dipterocarpaceae,

Meliaceae, Leguminosaceae, Podocarpaceae, Moracaceae, Lauraceae,

binoniaceae, Bombacaceae, Malvaceae, pinaceae, dan Palmaceae. Tanaman-

tanaman dari famili diatas umumnya berupa pohon yang tinggi dan besar yang

memiliki batang yang kokoh dan sudah berumur tua, sehingga pada jenis tanah

latosol coklat kemerahan cukup baik untuk pertumbuhan tanaman dan sudah stabil

pada tempat tumbuhnya.

Pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas rekreasi pada area tersebut

tanpa menyebabkan kerusakan yang berlebihan pada lingkungan fisik dan tanpa

mengganggu stabilitas pohon, dengan demikian maka area-area tersebut dapat

menampung pengunjung yang lebih banyak dibandingkan dengan area yang lain.

karena area ini tidak mudah rusak dan cepat pulih kembali dari kerusakan akibat

gangguan pengujung tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemarwoto (1983)

yang menyatakan bahwa ekosistem yang kuat otomatis akan mempunyai daya

dukung tinggi, yaitu dapat menerima wisatawan dalam jumlah yang besar.

Pada area dengan daya dukung tinggi terdapat beberapa tanaman koleksi

yang tergolong peka yaitu Amorphophalus tiatanium yang merupakan tanaman

berbunga menarik karena mirip bunga bangkai yang berukuran besar (Gambar

12). Tanaman peka ini seharusnya ada pada area dengan daya dukung rendah,

tetapi karena adanya tindakan preventif dengan pemagaran maka menambah

toleransi gangguan pengunjung dan digolongkan pada area yang yang mempunyai

daya dukung tinggi. Selain itu, daya tarik tanaman ini (saat berbunga) hanya dapat

dinikmati pada waktu tertentu saja dan pihak Kebun Raya menjadikan tanaman

ini untuk promosi dan untuk menarik pengunjung atau wisatawan yang

berkunjung. Oleh karena Itu sebaiknya tanaman ini dipindahkan pada area yang

mempunyai daya dukung sedang misalnya area XI B (tidak ada area dengan daya

dukung rendah), dengan membuat pemagaran agar bisa menjamin tanaman ini

bebas dari Vandalisme. Selain itu, pemindahan ini akan memudahkan bagi

pengelola Kebun Raya untuk melakukan pengelolaan dan pengawasan karena

pada area yang baru tersebut vegetasi-vegetasinya memiliki tingkat kepekaan

yang hampir sama dengan Amorphophalus titanium.

Page 63: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 12. Amorphopalus titanium di Area XI D (juli 2006)

Area dengan peringkat daya dukung sedang terdapat hampir di setiap

wilayah Kebun Raya yaitu pada bagian barat, selatan, tengah dan timur karena

vegetasi yang hampir merata. Area dengan daya dukung sedang disebabkan

karena vegetasi area tersebut penampilanya menarik, tidak langka dan mudah

dibudidayakan, perakaran tidak dalam, toleransi terhadap gangguan pengunjung

kurang tinggi, tidak bracun dan tidak berduri, pertumbuhan vegetatif cepat, dan

sebagian besar area yang mempunyai daya dukung sedang berupa semak. Oleh

Karen itu, pada area ini tingkat kerusakan akibat gangguan pengunjung akan

semakin besar. Contoh tanaman pada area yang mempunyai daya dukung sedang

ini misalnya Zingiberaceae, Marantaceae, Apocynaceae, Convolvulaceae,

Araceae, Euphorbiaceae (Agak Peka) dan Nymphaceae, Pteridophytaceae,

Cycadaceae, Agavaceae, Cactaceae, Selaginelaceae, Cyatheaceae, Zamiaceae

(Cukup Peka).

Hasil pengamatan di lapang pada area dengan daya dukung sedang,

bentuk-bentuk gangguan area ini seperti penorehan batang, pemetikan daun,

bunga, dan penginjakan oleh pengunjung (vandalisme). Pada Area II O yang

merupakan area dengan koleksi tanaman kaktus, di area ini terdapat banyak

batang-batang kaktus ditoreh tulisan-tulisan sehingga merusak fisik tanaman dan

merusak keindahanya (Gambar 13). Tanaman koleksi dari famili Zingiberaceae,

Bromeliaceae, Musaceae, Strelitceae dan tanaman air yang sering dipetik

bunganya, sedangkan tanaman yang berjenis paku-pakuan dan maranta dirusak

daunnya. Tanaman dari famili Zamiaceae yaitu Encephalartos laurantianus yang

merupakan koleksi unik karena mempunyai batang yang mirip dengan ular

Page 64: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

raksasa yang menjalar dengan panjang batang sekitar 4,5 meter dan lingkar batang

sekitar 2 meter dan daunnya mirip dengan daun palem maka oleh pengunjung

sering dimanfaatkan sebagai tempat duduk dan dinaiki. Tanaman koleksi ini sudah

berusia sangat tua (100 tahun) dan merupakan salah satu koleksi kebanggaan

Kebun Raya Bogor. Semua bentuk-bentuk gangguan pada area tanaman koleksi di

Kebun Raya Bogor akan sangat merugikan karena merupakan laboratorium dan

sekaligus museum hidup bagi berbagai jenis tanaman tropis dan tanman langka

dari berbagai penjuru dunia.

Kepekaan vegetasi jika dihubungkan dengan penyebaran pengunjung,

maka area-area yang ramai atau dipenuhi oleh para pengunjung adalah area

dengan daya dukung tinggi. Kenyataan ini tentu tidak mengkhawatirkan, karena

area yang mempunyai daya dukung tingggi mampu menampung pengunjung

dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan area yang memiliki daya

dukung sedang.

Gambar 13. Vandalisme pada batang kaktus di Area II O (Juli 2006)

Area dengan daya dukung sedang mempunyai jumlah pengunjung yang

relatif rendah bahkan ada area yang tanpa pengunjung. Namun area ini umumnya

terdapat di tepi jalur sirkulasi utama (Jalan aspal) (lihat Gambar 3). pada jalur

sirkulasi utama dilalaui oleh para pengunjung yang datang dengan jumlah yang

cukup padat terutama pada hari-hari libur. Karena itu, kemungkinan adanya

gangguan dari para pengunjung yang terabaikan sangat besar. Maka pihak Kebun

Raya perlu melakukan tindakan preventif untuk menjaga kelestarian tanaman

koleksi dengan melakukan pengawasan terutama terhadap tanaman yang langka,

Page 65: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

meningkatkan kesadaran pengunjung dengan leaflet, signboard atau dengan

peringatan disaat pengunjung memasuki Kebun Raya, serta memberikan sangsi

yang tegas terhadap setiap pengunjung yang melakukan vandalisme.

Daya dukung yang tinggi berdasarkan kepekaan vegetasi sebagian besar

berada di seluruh kawasan atau area dan tanaman koleksi yang ada di Kebun Raya

Bogor sehingga memiliki kemampuan kawasan untuk menampung pengunjung

dengan jumlah cukup banyak tanpa mengalami tingkat kerusakan yang tinggi,

sehingga pihak Kebun Raya sendiri tidak akan mengalami kerugian.

Kelangkaan Satwa Daya dukung Berdasarkan Kelangkaan Satwa

Adanya satwa di Kebun Raya terutama di Kebun Raya Bogor tidak dapat

dielakan karena adanya saling ketergantungan antara tumbuhan dengan satwa,

misalnya dalam penyerbukan, penyediaan makanan, perlindungan dan lain-lain.

Di Kebun Raya Bogor dapat dijumpai hampir semua golongan satwa, mulai dari

jasad renik, sampai satwa menyusui, namun satwa dari jenis monyet telah

ditiadakan oleh pihak Kebun Raya Bogor karena dianggap sangat mengganggu

para pengunjung bahkan bisa membahayakan dan mengancam keselamatan.

Berdasarkan wawancara dengan ahli-ahli satwa di kantor Zoologi Bogor

maka satwa-satwa penting yang diperkirakan mempengaruhi daya dukung Kebun

Raya terdiri dari mamalia, aves, amphibi, insekta dan reptil. Satwa-satwa ini

memiliki status kelangkaan yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan

pengklasifikasian status kelangkaan satwa-satwa berdasarkan habitatnya dalam

menentukan daya dukung Kebun Raya Bogor.

Satwa yang ada di Kebun Raya Bogor mempunyai ruang gerak meliputi

seluruh area atau kawasan, sehingga untuk menggolongkan area tanaman koleksi

yang didasarkan atas kelangkaan satwa sangat sulit dilakukan. untuk satwa yang

memiliki habitat tertentu seperti amphibi dan reptil yang habitatnya dekat dengan

daerah sekitar air dan semak-semak, serta aves mempunyai area tertentu (seperti

dipulau kolam gunting) sebagai habitat dan relung (niche) atau tempat bertelur

dan tidur. Maka daya dukung Kebun Raya yang didasarkan atas kelangkaan satwa

diplotkan pada area dimana habitat dan tempat khusus itu berada.

Page 66: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Penilaian kelangkaan satwa yang dilakukan dengan cara membedakan

satwa-satwa tersebut yang dibagi ke dalam 4 kategori satwa langka (dephut, 2006)

dan satu kategori yang termasuk satwa tidak langka, ini menunjukan bahwa

satwa-satwa yang ada di Kebun raya Bogor sebagian besar adalah memeliki status

satwa tidak langka. Dengan demikian sebagian besar area atau kawasan Kebun

Raya memiliki daya dukung tinggi (Tabel 10). Peta zonasi daya dukung

berdasarkan kelangkaan satwa dapat dilihat pada Gambar 14.

Tabel 10. Daya dukung Kebun Raya Berdasarkan Kelangkaan Satwa. Luas Daya dukung Jumlah Blok

Ha % Tinggi

195 49,1 93

Sedang

7 3,9 7

Rendah

0 0 0

Total

202 53.04 100.00

Kebun Raya Bogor memiliki kekayaan satwa yang termasuk kelas status

tidak langka cukup tinggi. Misalnya, pada kolam gunting (di halaman belakang

istana Bogor) terdapat pulau kecil yang merupakan habitat beraneka jenis burung.

selain itu, di area lain terdapat satwa yang cukup atraktif dan enak ditonton,

seperti kalong (pteropus vampyrus), Bajing dan sebagainya. Kalong bergantungan

di cabang-cabang sebuah pohon yang tidak berdaun, sehingga pohon tersebut

nampak hidup “berdaun Kalong”. Jika masa pindah, kalong-kalong tersebut

formasi yang atrakltif (Area V F). Satwa-satwa yang ada di Kebun Raya masih

tergolong dalam kategori 4 yaitu langka tetapi belum dapat ditetapkan

kelangkaannya. Satwa-satwa ini sebagian besar adalah satwa dari kelas aves dan

amphibi. Satwa dari kelas aves meliputi burung raja udang (Alcedo miniting),

burug kipasan (Ripidura javanica), burung sesap madu (Anthreptes malacencis),

burung klaces (Arachnothera longirostis, Arachnotera affinisi) (Gambar 15) dan

burung sesap madu (Nectarinia jugularis).

Page 67: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

PRO

GR

AM

STU

DI A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

AP

FAK

ULT

AS

PER

TAN

IAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N B

OG

OR

2008

STU

DI D

AY

A D

UK

UN

GK

AWAS

AN

REK

RE

AS

I KE

BUN

RAY

A B

OG

OR

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PE

TA Z

ON

ASI

BER

DA

SA

RK

AN S

ATW

AJU

DU

L G

AM

BA

R Yay

at R

uhiy

atA

3420

1018

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MAg

r.13

1 57

8 79

7

TAN

GG

AL

11 J

anua

ri 20

08

SKA

LA1:

45

m

NO

.5

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

450

22,5

4590

m

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

eliti

an

10. I

stan

a11

. Rum

ah P

egaw

ai12

. Rum

ah A

nggr

ek13

. Per

inga

tan

Lady

Raf

fles

14. P

erin

gata

n Te

ysm

an

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g K

onse

rvas

i3.

Pus

litba

ng B

iolo

gi4.

Her

bariu

m5.

Kan

tor K

ebun

Ray

a6.

Pus

at P

enel

itian

Tan

ah7.

Ged

ung

Pen

erim

a ta

mu

8. P

erpu

stak

aan

Per

tani

an9.

Per

sem

aian

Day

a du

kung

ting

gi

Day

a du

kung

sed

ang

Day

a du

kung

rend

ah

Ban

guna

n

Gambar 14. Peta Zonasi Daya Dukung Kebun Raya Berdasarkan Kelangkaan Satwa

Page 68: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 15. Burung Klaces (Arachnothera longirostis) di Area XI D/XIII E

Berdasarkan hasil pengamatan dari kelas amphibi terdapat hanya satu jenis

yaitu katak gembong (Rana macrodon). Satwa ini dikategorikan berdasarkan

status kelangkaan satwa yang diplotkan kedalam habitat dimana satwa itu berada

dan termasuk dalam peringkat daya dukung sedang.

Gangguan yang dilakukan pengunjung dapat berupa gangguan langsung

seperti pelemparan terhadap satwa atau gangguan yang bersifat tidak langsung

seperti suara-suara bising yang berasal dari peralatan elektronik atau bising dari

suara kendaraan, tape dan radio karena satwa langka juga merupakan status satwa

yang peka terhadap perubahan habitatnya. Perubahan atau gangguan yang kecil

saja dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan atau bahkan bisa menyebabkan

kematian, sehingga satwa itu punah4). Tanpa disadari, kehadiran pengunjung ke

Kebun Raya Bogor secara tidak langsung menyebabkan perubahan habitat-habitat

satwa langka yang ada di Kebun Raya tersebut, misalnya dengan merusak

vegetasi, tanah, dan mencemari air yang dapat menyebabkan satwa-satwa tersebut

migrasi ketempat lain yang lebih aman atau bias juga menyebabkan kematian.

Hasil pengamatan menunjukan bahwa kebanyakan pengunjung Kebun

Raya Bogor melakukan berbagai bentuk gangguan terhadap satwa yang ada di

kawasan baik secara langsung maupun tidak langsung diantaranya dapat berupa

pelemparan batu pada bajing, kalong, burung-burung yang sedang bertengger di

tajuk-tajuk pohon, di pulau kolam gunting, dengan tujuan memperoleh objek

pemotretan ataupun dapat menikmati kalong atau burung-burung yang sedang

berterbangan. Bentuk gangguan yang lain yaitu menggilas satwa yang sedang

menyebrangi jalan. Ganguan tidak langsung yang dilakukan pada satwa adalah

Page 69: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

membunyikan radio/tape, atau berbagai alat musik dan teriakan teriakan

kegembiraaan yang keras pada saat melakukan permainan. Bentuk-bentuk

ganguan ini tentu saja mengganggu keberadaan habitat satwa yang ada di Kebun

Raya, dan dapat menyebabkan satwa stress (terutama satwa peka), dapat

menyebabkan pecahnya telur-telur dan matinya anak-anak burung dan akhirnya

akan mengakibatkan satwa bermigrasi ketempat lain yang lebih aman atau

kemungkinan bisa mengakibatkan kematian4).

Tindakan menjadikan Kebun Raya sebagai tempat rekreasi harus diikuti

dan dilakukan dengan tindakan pengawasan dan pengelolaan yang cermat.

Sebaiknya pengunjung yang membawa masuk kendaraan, membawa segala

bentuk bunyi-bunyian (radio, tape, dan alat musik) dan berteriak teriak di dalam

kawasan Kebun Raya menempati area khusus yang sudah diplot oleh pihak Kebun

Raya sebagai area yang tidak mengganggu kehidupan satwa langka. Selain itu

pengunjung yang ada dikawasan atau sebelum masuk kawasan sangat diharapkan

agar tidak membawa dan melakukan segala bentuk gangguan terhadap semua

satwa yang ada di Kebun Raya. Oleh karena itu pengelola Kebun Raya harus

memberikan informasi (melalui leaflet atau signboard dan sebagainya) tentang

adanya atraksi satwa (kapan dan dimana) bagi siapa saja dan kepada pengunjung

yang ingin menyaksikannya.

Perkembangan kota yang semakin meningkat akan diikuti semakin

sempitnya habitat dan ruang gerak satwa, maka Kebun Raya merupakan salah satu

habitat bagi satwa-satwa yang semakin terdesak dan kehilangan tempat berpijak.

Kebun Raya juga mempunyai peranan tersembunyi sebagai laboratorim zoology

terbuka. Tersedianya habitat yang aman bagi satwa di kawasan Kebun Raya yaitu

dengan adanya peraturan yang berlaku dan akan menjamin kelangsungan hidup

satwa. Karena itu Kebun Raya dapat menjadi suatu tempat rekreasi bagi manusia

untuk menikmati suasana alam dari kicauan burung-burung dan kemilaunya warna

warni kupu-kupu dan tanaman bunga yang ada di kawasan koleksi Kebun Raya

Bogor.

Kebun Raya Bogor selanjutnya akan menjadi habitat bagi satwa langka

dan tidak langka, dimana habitat satwa langka meliputi area sekitar aliran air,

pada pulau di tengah kolam gunting, area XI dan juga area XII B. Kehadiran

4) Konsultasi penulis dengan Ahli Zoologi di Kantor Zoologi Bogor, tanggal 16 juli 2006

Page 70: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

satwa di Kebun Raya Bogor selain dapat menyebabkan menurunnya daya dukung

kawasan juga dapat menjadikan daya tarik bagi para pengunjung untuk

menyaksikan atraksi dan kehidupan satwa bebas dan langka di alam terbuka.

Topografi Daya dukung Berdasarkan Kemiringan Lereng

Kemiringan lereng dinilai dan didapat dari perhitungan kelas lereng dari

peta topografi dan diklasifikasikan menjadi kelas lereng A sampai F. berdasarkan

klasifikasi kemiringan lereng di kebun raya diperoleh hasil bahwa semua kelas

lereng (A-F) terdapat disana. klasifikasi kelas lereng yang dikonversikan kedalam

persentase peringkat daya dukung berdasarkan kemiringan lereng (Tabel 11).

Area atau kawasan yang mempunyai daya dukung tinggi umumnya

terletak di bagian barat dan selatan serta tengah. Pada bagian utara yang

berbatasan dengan istana Bogor (area VII D dan VIII D) dan pada area di tepi

sungai ciliwung (area VI D) dan anak sungainya (area XIX N) serta area V L

merupakan area dengan daya dukung rendah dan dengan kemiringan lereng yang

curam, dan dapat dilihat pada peta zonasi Kebun Raya bogor berdasarkan

kemiringan lereng (Gambar 16).

Tabel 11. Daya dukung Kebun Raya Bogor Berdasrkan Kemiringan Lereng. Luas

Daya dukung

Jumlah Blok Ha % Tinggi

153 45,3 86

Sedang

43 6,6 12

Rendah

6 1,1 2,1

Total

202 53,04 100

Berdasarkan pengamatan di lapang yang dilakukan terhadap penyebaran

pengunjung diketahui bahwa area dengan kepadatan pengunjung yang tinggi

ternyata menempati atau terdapat pada area dengan daya dukung sedang ditinjau

dari kemiringan lereng. Area ini yaitu Area III H dan Area V J. Kemiringan lereng

Page 71: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

pada area tersebut tidak membahayakan terhadap kelestarian tapak walaupun

dalam jumlah pengunjung yang banyak.

Area atau kawasan daya dukung rendah hasil pengamatan dan perhitungan

berdasarkan kemiringan lereng bahwa kepadatan pengunjung juga tergolong

sedang, sedangkan area yang tidak dapat dijangkau oleh para pengunjung dalam

jumlah banyak yaitu Area XIX N. Aktivitas rekreasi yang berlebihan atau jumlah

pengunjung yang banyak pada daerah ini akan membahayakan kelestarian tapak

dan para pengunjung cenderung akan terancam keselamatanya.

Berdasarkan hasil pengamatan dilapang bahwa area-area dengan daya

dukung yang bervariasi ini oleh pihak pengelola Kebun Raya telah dubuatkan

jalan setapak, dengan adanya jalan ini maka akan semakin mempermudah akses

para pengunjung untuk mendatangi area yang akan memberikan kualitas visual

dan pengalaman rekreasional yang sangat menarik.

Pada area dengan daya dukung yang rendah arus pengunjung yang masuk

dalam jumlah banyak harus dicegah baik melalui desain lanskap seperti menanami

area tersebut dengan tanaman-tanaman penutup tanah atau tanaman barier yang

akan berfungsi sebagai pencegah erosi, meniadakan fasilitas utama sehingga

pengunjung tidak tertarik, ataupun dengan tidak memberi akses terhadap para

pengunjung untuk mendekati apalagi sampai datang ke tempat tersebut. Hal yang

sebaliknya yang dapat dilakukan terhadap area-area yang memiliki daya dukung

tinggi.

Fasilitas rekreasi dapat dibuat dan diletakan pada area yang mempunyai

daya dukung tinggi dengan tujuan untuk menarik perhatian para pengunjung yang

datang. Pengunjung bebas untuk melakukan berbagai aktivitas rekreasi yang

disukai pada tenpat tersebut. Dengan demikian berdasarkan kemiringan lereng

sebagian besar Kebun Raya Bogor memiliki daya dukung yang tinggi dan aman

bagi para pengunjung. Pada area yang curam (daya dukung rendah) hendaknya

dijaga agar seluruh permukaan lereng tetap tertutup dengan vegetasi tanah dan

dapat berfungsi sebagai pencegah erosi juga tidak dapat dijangkau oleh

pengunjung karna akan membahayakan bahkan bisa mengancam keselamatan.

Page 72: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 16. Peta Zonasi Daya dukung Kebun Raya Bogor Berdasarkan Kemiringan Lereng

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

PRO

GR

AM

STU

DI A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

AP

FAK

ULT

AS

PER

TAN

IAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N B

OG

OR

2008

STU

DI D

AY

A D

UKU

NG

KAW

ASAN

REK

RE

AS

I KE

BUN

RAY

A B

OG

OR

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PET

A ZO

NA

SI B

ERD

ASA

RK

AN L

ER

ENG

JUD

UL

GA

MB

AR Y

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MA

gr.

131

578

797

TAN

GG

AL

11 J

anua

ri 20

08

SKA

LA

NO

.

6

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

450

22,5

4590

m

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

eliti

an

10. I

stan

a

11. R

umah

Peg

awai

12. R

umah

Ang

grek

13. P

erin

gata

n La

dy R

affle

s

14. P

erin

gata

n Te

ysm

an

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g Ko

nser

vasi

3. P

uslit

bang

Bio

logi

4. H

erba

rium

5. K

anto

r Keb

un R

aya

6. P

usat

Pen

eliti

an T

anah

7. G

edun

g P

ener

ima

tam

u

8. P

erpu

stak

aan

Per

tani

an

9. P

erse

mai

an

Day

a du

kung

ting

gi

Day

a du

kung

sed

ang

Day

a du

kung

rend

ah

Ban

guna

n

Page 73: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Daya dukung Kebun Raya Bogor

Daya dukung Kebun Raya Bogor dengan Cara Overlay

Daya dukung Kebun Raya secara grafis dapat ditentukan dengan metode

overlay. Hasil pengamatan dan perhitungan menunjukan bahwa sebagian besar

area tanaman koleksi di Kebun Raya Bogor memiliki daya dukung yang sangat

tinggi (table 12). Dengan demikian Kebun Raya Bogor sebagai tempat rekreasi

memiliki potensi untuk menampung jumlah pengunjung yang cukup besar. Hasil

pengamatan bahwa daya dukung biofisik kawasan Kebun Raya Bogor yang

ditentukan dengan cara “overlay” dari peta kepekaan vegetasi, kemiringan lereng,

dan kelangkaan satwa mempunyai daya dukung yang tinggi (Gambar 17).

Tabel 12. Daya dukung Kebun Raya Bogor dengan cara Overlay. Luas

Daya dukung

Jumlah blok Ha % Tinggi

125 29,8 56,2

Sedang

68 20,9 39,4

Rendah

9 2,7 4,4

Total

202 53.04 100.00

Dapat dilihat dari gambar 13, menunjukan bahwa area-area yang memiliki

daya dukung yang seragam berkoloni. Kenyataan ini sangat menguntungkan pihak

Kebun Raya karena akan membantu dalam mengarahkan para pengunjung.

Kelompok area yang mempunyai daya dukung tinggi itu dapat diplot sebagai area

tujuan utama pengunjung dimana pada area tersebut aktivitas rekreasi dapat

dilakukan dengan lebih leluasa. Dengan demikian maka gangguan yang

diakibatkan oleh pengunjung terhadap vegetasi, satwa dan lereng pada area

dengan daya dukung rendah dapat dikurangi.

Hasil pengamatan dan perhitungan dianalisis secara kualitatif dari bagian

Penyebaran pengunjung terhadap kepekaan vegetasi, kelangkaan satwa dan

kemiringan lereng, bahwa Kebun Raya Bogor secara keseluruhan juga para

pengunjung yang datang ternyata berada pada kawasan yang mempunyai daya

dukung tinggi.

Page 74: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Gambar 17. Peta Zonasi Daya dukung Kebun Raya dengan Overlay

Luas

= 8

70 0

00 m

LEG

END

A

PRO

GR

AM

STU

DI A

RSI

TEK

TUR

LA

NSK

AP

FAK

ULT

AS

PER

TAN

IAN

INST

ITU

T PE

RTA

NIA

N B

OG

OR

2008

STU

DI D

AYA

DU

KUN

GK

AWAS

AN R

EKR

EAS

I KE

BUN

RAY

A B

OG

OR

JUD

UL

STU

DI

PETA

INSE

RT

PET

A ZO

NA

SI B

ERD

ASA

RKA

N O

VER

LAY

JUD

UL

GA

MB

AR Y

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

DIR

AN

CA

NG

DIS

ETU

JUI

Dr.

Ir. B

amba

ng S

ulis

tiyan

tara

, MAg

r.13

1 57

8 79

7

TAN

GG

AL

11 J

anua

ri 20

08

SKA

LA

NO

.7

DIG

AM

BA

RY

ayat

Ruh

iyat

A34

2010

18

OR

IEN

TASI

450

22,5

4590

m

2S

atua

n D

alam

Met

erLo

kasi

Pen

eliti

an

10. I

stan

a

11. R

umah

Peg

awai

12. R

umah

Ang

grek

13. P

erin

gata

n La

dy R

affle

s

14. P

erin

gata

n Te

ysm

an

1. P

intu

Uta

ma

2. G

edun

g Ko

nser

vasi

3. P

uslit

bang

Bio

logi

4. H

erba

rium

5. K

anto

r Keb

un R

aya

6. P

usat

Pen

elitia

n Ta

nah

7. G

edun

g P

ener

ima

tam

u

8. P

erpu

stak

aan

Perta

nian

9. P

erse

mai

an

Day

a du

kung

ting

gi

Day

a du

kung

sed

ang

Day

a du

kung

rend

ah

Ban

guna

n

Page 75: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kebun Raya Bogor ditinjau dari kepekaan vegetasi, 65% luasan area

tanaman koleksi mempunyai daya dukung tinggi. Berdasarkan kelangkaan satwa,

luasan area tanaman koleksi mempunyai daya dukung tinggi yaitu sebesar 93%

dan berdasarkan kemiringan lereng terdapat 86% luasan kawasan berdaya dukung

tinggi.

Daya dukung Kebun Raya secara grafis menunjukan bahwa 56,2% area

tanaman koleksi di Kebun Raya Bogor memiliki daya dukung yang tinggi.

Terdapat 39,4% luasan area tanaman koleksi berdaya dukung sedang dan 4,4.%

berdaya dukung rendah. Areal-areal yang berdaya dukung sedang dan rendah ini

perlu diperhatikan supaya areal-areal tersebut tidak rusak dan kelestariannya tetap

terajaga dan berkelanjutan. Dengan demikian, tindakan pencegahan terhadap

vandalisme terutama pada area yang berdaya dukung sedang dan rendah ini harus

diutamakan, karena kemampuan kawasan Kebun Raya Bogor untuk menampung

pengunjung terbatas.

Kehadiran satwa langka di Kebun Raya selain menyebabkan menurunnya

daya dukung adalah merupakan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk

menyaksikan atraksi dan kehidupan bebas satwa langka di alam terbuka.

Area-area yang paling banyak dikunjungi oleh para pengunjung dalam

jumlah yang besar (>100 Orang) terletak di sisi timur Kebun Raya Bogor yaitu

terdapat pada area XX D1, XX D2, XX G, XXI A, dan area XXII.

Saran

Pada area-area yang mempunyai daya dukung rendah sebaiknya tidak

disediakan fasilitas-fasilitas untuk kepentingan dan kenyamanan pengunjung

sehingga arus pengunjung memasuki area tersebut dapat secara tidak langsung

dicegah, sebaiknya penambahan fasilitas-fasilitas atau area-area terbangun yang

akan menyebabkan menurunnya daya dukung kawasan Kebun Raya Bogor

dikurangi.

Page 76: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Tanaman dengan status vegetasi peka yang merupakan faktor utama

penyebab daya dukung Kebun Raya rendah dianjurkan dipindahkan pada area

yang mempunyai daya dukung tinggi.

Pihak Kebun Raya perlu melakukan tindakan preventif untuk menjaga

kelestarian ekosistem kawasan dengan melakukan pengawasan terutama terhadap

tanaman yang langka, meningkatkan kesadaran kepada para pengunjung melalui

leaflet, signboard, dan peringatan disaat para pengunjung memasuki Kebun Raya,

serta memberikan sanksi yang tegas terhadap setiap pengunjung yang melakukan

vandalisme.

Page 77: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,T.S.1988.Survey Tanah. Pustaka Buana. Bandung.261p.

Arifin, H. S. 1992. Beberapa Pemikiran Pengembangan Agrowisata pada Kawasan Cagar Budaya Betawi di Condet, Jakarta Timur. Makalah Seminar Wisata Agro. IPB. Bogor.

Bahar, H. 1989. Peranan Pendidikan Pariwisata dalam Pengembangan Agrowisata

di Indonesia Basuni, S. dan Soedargo. 1988. Beberapa pengertian dan terminologi dalam

rekreasi. Media Konservasi, No. 2 (1): 4-6. Christiansen, M.L. 1977. Park Planning Hand Book, Fundamentals of physical

Planning for Park dan recreation Areas. Jhon Wiley & Sons. New York. 413p. Departemen Kehutanan.1978. Pedoman Pengelolaaan Satwa langka. Direktorat

Jendral Kehutanan. Direktorat Kehutanan dan pengawetan Alam, Bogor. 205p.

Direktorat Tata Guna Tanah. 1983. Pemetaan Kemampuan Tanah. Tata cara kerja,

Buku 1. Edisi keempat. Direktorat Tata Guna Tanah, Direktorat Jendral agraria, Departemen Dalam Negri, Jakarta. 15p.

Douglas, R.W. 1975. Forest recreation. Pergamon Press.New York. 362p.

Gold, S.M. 1980. Recreation Planning and Design. Mc. Graw Hill Book Co. New York. 322p.

Hardjowigeno, dan J. Dai. 1994. Evaluasi lahan untuk pariwisata. Laporan teknis

No. 9. Centre for Soil and Agroclimate Research. Bogor. Hasan,C.1989. Persepsi pengunjung terhadap taman safari Indonesia, Cisarua-

Bogor. Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor. (tidak dipublikasi).

Hendee J,C, G.H. Stankey and R.C. Lucas. 1978. Wilderness management. Forest

service USDA. Washington. D.C. 381p. Knudson, D.M. 1980. Outdoor recreation. MacMillan publ. Co. New York. 655p.

Laurie, M. 1986. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan (edisi Indonesia). Penerbit Intermatra. Bandung. 133 hal.

Lime, D.W. and George H. Stankey. 1971. Carriying Capacity: Maintaining

Outdoor recreation quality. In recreation: Symposium Proceedings.Syracuse.N.Y., p: 174-184.

Page 78: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Nurisjah, S dan Q. Pramukanto. 1996. Penuntun praktikum Perencanaan Lanskap. Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third edition. W.B. Saunders

company. Philadelphia. 374p. Priyatna, T. T. 1992. Perencanaan Lansekap daerah penerima utama kampus

Institut Pertanian Bogor-Darmaga. Skripsi tidak dipublikasikan. Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Simonds, J. O. 1983. Landscape Architecture. McGraw-Hill Pub. Co. New York. 31p.

Siswantinah, W. 1987. Persepsi pengunjung tentang lingkungan rekreasi dan

beberapa faktor yang mempengaruhinya. Studi Taman Mini Indonesia Indah dan Kebun Raya Cibodas. Thesis dalam Ilmu Pengolahan Sumber daya Alam dan Lingkungan. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor. 115 hal.

Soemarwoto, O. 1983. Ekologi lingkungan hidup dan pembangunan. Penerbit

Djambatan. Jakarta. 355p.

Soemarwoto, O. 1991. Ekologi lingkungan hidup dan pembangunan. Penerbit Djembatan. Jakarta.

Spillane, J. J. 1994. Ekonomi pariwisata, sejarah & prospeknya. Penerbit kanisius.

Yogyakarta. UPT Balai Pengembangan Kebun Raya. 1990. Laporan tahunan periode Januari-

Desember 2005. Bogor. 125p. UU No. 9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan.

Page 79: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR · Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan lulus pada tahun 1995 di Madrasah Ibtidaiyah Sindang Raja Jamanis Tasikmalaya. Selanjutnya

Filename: yayat ruhiyat_A34201018.doc Directory: E:\1\Data#2\SKRIPSI_S1\YAYAT RUHIYAT\final Template: D:\Documents and Settings\Bambang S\Application

Data\Microsoft\Templates\Normal.dot Title: STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN

REKREASI Subject: Author: Bambang S Keywords: Comments: Creation Date: 1/30/2008 4:14 PM Change Number: 2 Last Saved On: 1/30/2008 4:26 PM Last Saved By: Bambang S Total Editing Time: 8 Minutes Last Printed On: 1/30/2008 4:27 PM As of Last Complete Printing Number of Pages: 78 Number of Words: 16.904 (approx.) Number of Characters: 96.358 (approx.)