kinerja guru madrasah ibtidaiyah misbahun nasyiin...
TRANSCRIPT
KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
MISBAHUN NASYIIN KARANG TENGAH
CILEDUG TANGERANG
Oleh
IVANA MEGAWATI
NIM: 106011000108
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
MISBAHUN NASYIIN KARANG TENGAH CILEDUG
TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
IVANA MEGAWATI
106011000108
Dosen Pembimbing
Drs. H. Muarif SAM. M.Pd
NIP. 19650717 199403 1 005
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang
Tengah Ciledug Tangerang” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam
sidang Ujian Munaqasah pada tanggal 9 Maret 2011 dihadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang
Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 9 Maret 2011
Panitia Sidang Munaqosah
Ketua Panitia Tanggal Tanda Tangan
Bahrissalim, M.Ag_________ …………… …...………
NIP. 1968030.199803.1.002
Sekretaris
Drs. Sapiudin Shidhiq, M.Ag …………… ……………
NIP. 19670328.200003.1.001
Penguji I
Dr. Sururin, MA …………… ……………
NIP. 19710319.199803.2.001
Penguji II
Bahrissalim, M.Ag_________ …………… …...……….
NIP. 1968030.199803.1.002
Mengetahui :
Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP. 19571005.198703.1.003
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Maret 2011
Ivana Megawati
ABSTRAK
Nama : Ivana Megawati
Judul Skripsi : Kinerja Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin
Karang Tengah Ciledug Tangerang
Fakultas/Jurusan : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Kinerja guru adalah hasil kerja dari seorang guru dalam melaksanakan
tugas serta tanggung jawab dalam pekerjaannya sehingga terlihat prestasi guru
dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Skripsi ini
membahas tentang kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang
dibatasi dan diukur pada pengembangan guru dalam empat aspek kompetensi,
yaitu aspek pedagogik, aspek kepribadian, aspek profesional, dan aspek sosial.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang membutuhkan
cara-cara atau rumus-rumus statistik tertentu. Adapun respondennya adalah
seluruh guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang berjumlah 10 orang.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin pada aspek
pedagogik terlihat pada persiapan guru sebelum mengajar dan kualitas
keilmuannya yang cukup baik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pada
aspek kepribadian kinerja para guru terlihat cukup baik, karena mereka memiliki
kepribadian seorang guru yang mempunyai empati, melindungi dan menyayangi
siswa, disamping itu mereka pun mempunyai sifat kritis dan tegas, mampu
menguasai diri, berwibawa, disiplin dan berakhlak mulia. Disamping itu, secara
umum kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin pada aspek
profesional berada pada kategori cukup baik, diantaranya memiliki komitmen
untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, dan
memiliki kesempatan dengan belajar sepanjang hayat. Aspek yang terakhir adalah
aspek sosial yang terlihat cukup baik, hal ini terlihat dari pergaulan para guru
yang cukup baik dengan peserta didik, dengan kepala sekolah, dengan sesama
guru, orang tua siswa dan juga pergaulan yang baik dengan masyarakat. Kinerja
guru yang baik dapat meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu juga dapat
menimbulkan kepuasan kerja bagi guru itu sendiri, juga merupakan wujud dari
keberhasilan sekolah dalam mengelola sumber daya manusianya.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillâhilladzî nawwaranâ bi al’ilmi wa al’aqli. Segenap puja dan
puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga
penelitian hasil dari sebuah usaha ilmiah yang sederhana ini guna menyelesaikan
tugas akhir kesarjanaan terselesaikan dengan sebagaimana mestinya, setelah
menjalani proses akademik yang cukup panjang. Sholawat dan salam semoga
dilimpahkan oleh-Nya kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa ”uncivilized” yang
gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga
kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang
zaman.
Penelitian yang berjudul KINERJA GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH MISBAHUN NASYIIN KARANG TENGAH CILEDUG
TANGERANG ini pada dasarnya disusun untuk memenuhi persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karenanya hal ini
merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang tentu tetap disertai
akuntabilitas akademik juga, penelitian ini sebenarnya juga merupakan sebuah
karya ilmiah perdana penulis di bidang kependidikan, jadi sebenarnya tulisan ini
bukan hanya untuk memenuhi kewajiban akademik (scholar duty) saja tapi juga
merupakan sebuah bentuk dari buah pikiran dan kerja keras peneliti dalam
menyusunnya.
Cukup terharu rasanya ketika penulis telah menyelesaikan proses
akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah
banyak belajar, berfikir, berimajinasi, mencurahkan segenap kemampuan dalam
hal pemikiran, kreativitas dan ketelitian untuk memenuhi kebutuhan kurioritas
(rasa ingin tahu) penulis dalam masalah pendidikan. Dan penulis sadar akan
berbagai kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis
yang terdapat di dalam tulisan ini, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah
semata.”wamâ ûtîtum min al’ilmi illa qalîlan”.
Dalam proses penyusunan penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan
bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkan
peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah yang
membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan, bukan
hanya angan dan keinginan semata. Mereka adalah:
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak H. Bahrissalim, M. Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
dengan tekun dan sabar serta meluangkan waktu untuk membimbing
peneliti dan memberikan kritik konstruktif dalam proses penyusunan
penelitian ini.
5. Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa’I, MA. Ph. D yang telah berperan penting dalam
terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
pencerahan untuk selalu berpikir kritis-edukatif-transformatif-inovatif
menggali ayat-ayat qauliyyah dan kauniyyah selama berada di lingkungan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. K. H. Burhanudin Marzuki selaku pimpinan Pondok Pesantren Qotrun
Nada dan semua ustadz dan ustadzah yang telah mendidik dan
memberikanku bekal ilmu dunia maupun akhirat ketika menjadi santri.
8. Guru-guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang telah banyak
membantu dalam pengumpulan data untuk skripsi ini, antara lain: Bpk.
Atikullah, ibu. Robbiana, ibu. Lia, ibu. Ulfah, bpk. Andi, bpk. Ridwan,
bpk. Subhan, bpk. Mirin, bpk. Yudi, ibu. Saidah, dan ibu. Suwartiyah,
9. Almarhum Ayahanda tercinta (Alm. Yakub Nasuan) yang selalu ada dihati
dan sanubari, yang selalu hadir dalam mimpi-mimpi indahku. Kasih
sayangmu akan selalu abadi dihati keluarga ini. Kenangan indah
bersamamu akan terus menyemangati kami dalam mengarungi lautan
kehidupan yang fana. Do’a kami akan terus mengalir untuk ketenanganmu
di alam sana.
10. Ibuku tercinta (Amenah) yang senantiasa memeras keringat menitikkan air
mata untuk keluarga, mendo'akan dan memberikan perhatian, motivasi
serta kasih sayang yang tiada tara sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penelitian dengan baik.
11. Kakak-kakakku (Bang Agus, bang Apip, bang Agung, po susi, po irma)
yang selalu memberikan motivasi serta kritik yang konstruktif untukku,
khususnya po irma yang selalu menjadi sandaran hatiku dikala sedih.
12. Keponakan-keponakanku tersayang (Shalu, Raja, dan Rafi) yang selalu
menghiburku dengan canda dan tawanya dalam kepenatan dan kesulitanku
mengerjakan skripsi, dan tidak lupa juga keponakanku yang tersayang
Reza, Zahwa, Amar, dan Sabil.
13. Akhmad Jihad yang selalu menemaniku dalam penyusunan skripsi ini
dengan dorongan/motivasi, nasehat, dan masukan-masukannya yang
menjadi inspirasiku dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dengan
cinta dan kasih sayangnya yang telah mendorongku untuk semangat dalam
berusaha. Banyak pengorbanan yang sudah kita lalui dalam suka maupun
duka. Memang kita bukan makhluk yang sempurna tapi cinta menyatukan
kita dan membuat kesempurnaan dalam hidup kita. Kaulah hal terindah
dalam hidup ini yang membuatku sadar akan adanya harapan dan masa
depan. Mudah-mudahan Allah menyatukan kita dalam ikatan suci yang
takkan putus sampai ajal tiba.
14. Abi Sudirman Ketua Yayasan Panti Asuhan Darussalam Annur yang telah
membimbing dan mengajarkan aku akan sedekah yang edukatif dalam
memberikan perhatian mendalam kepada anak yatim dan dhu’afa dan telah
menjadi bapak wawasan bagiku selama menjadi pengurus di sana, dan
semua teman-teman pengurus di Yayasan Panti Asuhan Darussalam
Annur, yaitu: Wahyu, Muhasan, Wawan, Tias, Wati. Dan adik-adikku di
yayasan: Rian, Dimas, Fahri, Aklis, Jajat, Azis, Vicky, Yusuf, Dedet, Abi
(Ebreng), Indra, Akbar, Widi, Bayu, Jaya, Nandu, Dewi, Desi, indri. Dan
semua orang yang ada di yayasan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
15. Ustad Sofyan yang memberikan masukan dan do’a seorang ulama, yang
sangat membantu dalam kelancaran peneliti dalam menyusun skripsi ini.
16. Ustadz Zunni Nurrochim, M. Ag., yang telah banyak memberikan
masukan, motivasi dan do’a ketika berada di tanah suci saat menunaikan
ibadah haji.
17. Teman-teman seperjuangan dalam perjalanan panjang yang melelahkan, di
FITK Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) angkatan 2006 kelas C, dan
teman-teman di POSTAR elemen karawitan (ka indra, ka cilung, ka ica,
echi, lusi, kahfi, dede, dan teman-teman yang saya tidak bisa sebutkan
namanya satu persau) terima kasih atas bantuan dan kerja samanya yang
tak akan dilupakan.
18. Teman-teman kuliah; Hasmidar Azlina, Ade Putri, Evie L, Arip
Wicaksono, Ephee, Apit, Maria, Jimi, Agus, Ali, Encung, Juned, Ikeng,
Isma, Puji, LB, Mui, Vera, Ida Sholeh, Ida Afandi dan semua teman-teman
seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
19. Teman-teman PPKT; Ulfiyanti Ulfah, Nurfaizah, Diana, Rifa, dan Ahmad
Syifa yang menemani saat praktek mengajar di SMP Al-Mubarak dan
semua siswa SMP Al-Mubarak yang telah membantu meringankan beban
ketika praktek mengajar.
20. Guru-guru di SMP Al-Mubarak; Bpk. H. Nahrawi, pak Naidin, pak
Abdullah, bu Popon, dan guru-guru yang namanya tidak bisa saya
sebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak pelajaran yang
berharga dalam mengajar yang baik.
21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak
terlupakan bantuannya yang turut dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini mendapatkan
balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan semoga penelitian
ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri.
Tangerang, 16 Februari 2011
Penulis
Ivana Megawati
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
BAB I : PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B.Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C.Pembatasan Masalah ................................................................ 7
D.Perumusan Masalah.................................................................. 8
E.Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II : KAJIAN TEORI
A.KINERJA GURU
1. Pengertian Kinerja guru ...................................................... 9
2. Kriteria Kinerja Guru .......................................................... 16
B.PENINGKATAN KINERJA GURU
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .......... 19
2. Upaya-upaya Meningkatkan Kinerja Guru ....................... 22
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A.Tujuan Penelitian ...................................................................... 25
B.Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 25
C.Metode Penelitian ...................................................................... 26
D.Populasi dan Sampel ................................................................. 26
E.Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 26
F.Teknik Pengolahan Data ........................................................... 27
G.Instrumen Penelitian ................................................................ 27
H.Teknik Analisis Data................................................................. 29
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A.Profil Guru MI Misbahun Nasyiin
Karang Tengah Ciledug Tangerang ....................................... 30
B.Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 33
1.Aspek Pedagogik .................................................................... 34
2.Aspek Kepribadian ................................................................ 40
3.Aspek Profesional .................................................................. 48
4.Aspek Sosial ........................................................................... 54
5.Analisis Data ........................................................................... 59
BAB V : PENUTUP
A.Kesimpulan ................................................................................ 61
B.Saran ........................................................................................... 62
DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................................ 64
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1....................................................................................................... 25
2. Tabel 2....................................................................................................... 27
3. Tabel 3....................................................................................................... 29
4. Tabel 4....................................................................................................... 31
5. Tabel 5....................................................................................................... 32
6. Tabel 6....................................................................................................... 33
7. Tabel 7....................................................................................................... 34
8. Tabel 8....................................................................................................... 34
9. Tabel 9....................................................................................................... 35
10. Tabel10...................................................................................................... 35
11. Tabel 11..................................................................................................... 36
12. Tabel 12..................................................................................................... 36
13. Tabel 13..................................................................................................... 37
14. Tabel 14..................................................................................................... 37
15. Tabel 15..................................................................................................... 38
16. Tabel 16..................................................................................................... 38
17. Tabel 17..................................................................................................... 39
18. Tabel 18..................................................................................................... 39
19. Tabel 19..................................................................................................... 40
20. Tabel 20..................................................................................................... 40
21. Tabel 21..................................................................................................... 41
22. Tabel 22..................................................................................................... 41
23. Tabel 23..................................................................................................... 42
24. Tabel 24..................................................................................................... 42
25. Tabel 25..................................................................................................... 43
26. Tabel 26..................................................................................................... 43
27. Tabel 27..................................................................................................... 44
28. Tabel 28..................................................................................................... 44
29. Tabel 29..................................................................................................... 45
30. Tabel 30..................................................................................................... 45
31. Tabel 31..................................................................................................... 46
32. Tabel 32..................................................................................................... 46
33. Tabel 33..................................................................................................... 47
34. Tabel 34..................................................................................................... 47
35. Tabel 35..................................................................................................... 48
36. Tabel 36..................................................................................................... 48
37. Tabel 37..................................................................................................... 49
38. Tabel 38..................................................................................................... 49
39. Tabel 39..................................................................................................... 50
40. Tabel 40..................................................................................................... 50
41. Tabel 41..................................................................................................... 51
42. Tabel 42..................................................................................................... 51
43. Tabel 43..................................................................................................... 52
44. Tabel 44..................................................................................................... 52
45. Tabel 45..................................................................................................... 53
46. Tabel 46..................................................................................................... 53
47. Tabel 47..................................................................................................... 54
48. Tabel 48..................................................................................................... 54
49. Tabel 49..................................................................................................... 55
50. Tabel 50..................................................................................................... 55
51. Tabel 51..................................................................................................... 56
52. Tabel 52..................................................................................................... 56
53. Tabel 53..................................................................................................... 57
54. Tabel 54..................................................................................................... 57
55. Tabel 55..................................................................................................... 58
56. Tabel 56..................................................................................................... 58
57. Tabel 57..................................................................................................... 59
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah aspek yang sangat penting di dalam kehidupan anak
manusia. Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk
anak-anaknya, menginginkan anaknya menjadi orang yang pintar dan lebih sukses
dari orang tuanya. Banyak dijumpai orang-orang yang walaupun kehidupannya
menengah ke bawah, sangat mementingkan pendidikan untuk anaknya. Mereka
bekerja keras untuk menyekolahkan anaknya sampai keperguruan tinggi. Mereka
menyadari betul pentingnya pendidikan dalam kehidupan ini. Mereka
beranggapan bahwa orang yang tidak memiliki pendidikan akan sulit untuk
mencari pekerjaan, apalagi di zaman sekarang ini kemajuan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat, orang yang tidak memiliki ilmu
pengetahuan yang luas akan sulit untuk maju karena ilmu pengetahuan yang
mereka miliki terbatas.
Salah satu pilar pendukung majunya suatu bangsa adalah pendidikan. Jika
pendidikannya bagus maka akan bagus juga sumber daya manusia yang
dihasilkan. Salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
rakyat Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Hal tersebut seharusnya memberikan motivasi atau dorongan bagi setiap warga
negara Indonesia untuk bangkit dan berjuang dari keterpurukan, khususnya dalam
bidang pendidikan.
Pendidikan difahami sebagai usaha sadar untuk memungkinkan bangsa
Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya
secara optimal dan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Untuk
itu setiap warga negara Indonesia harus memiliki kemampuan melalui pendidikan
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan ikut serta berupaya memenuhi
kebutuhan masyarakat.
Berkenaan dengan hal tersebut dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI
No. 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.1
Dalam bahasa Inggris, pendidikan berasal dari kata educate (mendidik)
artinya memberi peningkatan (to elicit, to give rise to), dan mengembangkan (to
evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan
berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Dalam
pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses
dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam
pengertian yang luas dan representative (mewakili/mencerminkan segala segi),
pendidikan ialah… the total process of developing human abilities and behaviors,
drawing on almost all life’s experiences. (seluruh tahapan pengembangan
kemampuan-kemampuan dan perilaku-perilaku manusia dan juga proses
penggunaan hampir seluruh pengalaman kehidupan).2
Melalui pendidikan setiap warga negara Indonesia memperoleh
pengetahuan dasar yang diperlukan untuk dapat berperan serta dalam kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap warga negara juga dapat
berpartisipasi untuk mendukung kemajuan pendidikan dengan cara
1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas,
(Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI, 2006), h. 5. 2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995), h. 10.
menyekolahkan anak-anaknya dan membantu sekolah dalam mewujudkan tujuan
dari pendidikan tersebut.
Kemampuan sekolah untuk mencetak manusia yang unggul dan berakhlak
mulia sangat ditentukan oleh para gurunya. Guru merupakan salah satu unsur
manusiawi dalam proses belajar mengajar dan berperan aktif dalam usaha
pembentukkan sumber daya manusia dan tercapainya tujuan pembelajaran.
Seorang guru yang baik adalah guru yang mampu menguasai bahan materi yang
akan diajarkan kepada peserta didiknya dan mampu mewujudkan sarana
pembelajaran yang menyenangkan dan membuat peserta didiknya merasa nyaman
dalam menuntut ilmu. Guru yang berkepribadian tinggi adalah seorang guru yang
mampu menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik bagi para peserta didiknya,
sebagaimana pemahaman kebanyakan orang bahwa guru adalah seorang yang
digugu dan ditiru, yakni sebagai sosok yang didengar segala ucapannya dan
petuahnya serta diikuti dan diteladani dalam perbuatannya.
Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005) tentang guru
dan dosen BAB II Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan pasal 6 disebutkan bahwa:
Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3
Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak lepas dari peran
seorang guru sebagai unsur utama dalam terlaksananya sistem pendidikan. Guru
sebagai sosok pendidik harus mampu menanamkan pemahaman kepada peserta
didiknya dengan proses menyenangkan, yaitu proses dimana peserta didik tidak
merasa jenuh, bosan, dan malas dalam menerima dan memahami pelajaran yang
diajarkan. Guru memiliki tugas mengajar, mendidik, membimbing, mengarahkan,
dan juga menjadi teladan yang baik bagi peserta didiknya. Guru juga dituntut
untuk mampu menunjukkan kinerja yang baik demi tercapainya tujuan
pendidikan. Dalam hal ini guru harus bertindak maksimal dalam menjalankan
3 Undang-Undang Guru dan Dosen, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), h. 6.
strategi dan metodenya dalam proses belajar mengajar agar terlihat hasil dari
kinerjanya.
Pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional. Karena itu diperlukan
kemampuan dan kewenangan. Kemampuan itu dapat dilihat pada kesanggupannya
menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing, administrator, dan
sebagai pembina ilmu. Hal lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru adalah
kompetensi dan profesionalisme keguruan yang sampai batas tertentu sering
terlupakan oleh para guru. Seorang guru yang profesional harus memiliki
keterampilan atau kemampuan dasar dalam melaksanakan tugasnya, yaitu
kemampuan dalam menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar,
mengelola kelas, menggunakan media/sumber, menguasai landasan-landasan
kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi untuk
kepentingan pengajaran, dan lain sebagainya. Tetapi pada kenyataannya tidak
semua guru dapat menjalankan tugasnya secara profesional, salah satu
penyebabnya yaitu karena rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka,
lemahnya penguasaan mereka terhadap materi dan metode pengajaran masih
berada di bawah standar. Selain itu, ada dua buah hasil penelitian resmi yang
menunjukkan kekurangmampuan guru, khususnya guru sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah seperti terungkap di bawah ini.
Hasil penelitian Badan Litbang Depdikbud RI menyimpulkan, bahwa
kemampuan membaca para siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah.
Kesimpulan ini ditarik dari data penelitian yang cukup mengejutkan, yakni bahwa
76, 95% siswa kelas VI SD tidak dapat menggunakan kamus. Diantara yang
mampu menggunakan kamus pun ternyata hanya 5% yang dapat mencari kata
dalam kamus bahasa Indonesia secara sistematis dan benar. Menteri Koordinator
Kesra yang menyoroti hasil penelitian tahun 1993 itu menyebutkan, bahwa
kegagalan tersebut disebabkan pengajaran para guru hanya mementingkan
penguasaan huruf tanpa penguasaan makna. Bukti lain kelemahan sebagian guru
kita juga ditunjukkan oleh hasil penelitian psikologi yang melibatkan responden
sebanyak 1975 siswa SD negeri dan swasta di Jakarta. Penelitian untuk disertasi
doctor Fakultas Psikologi UI itu menghasilkan kesimpulan bahwa guru di
sekolah-sekolah dasar tersebut tidak mampu mengidentifikasi siswa berbakat.4
Sebagaimana kinerja pada umumnya, guru pada tingkat sekolah dasar atau
madrasah ibtidaiyah adalah guru yang sangat berperan penting dalam proses
belajar mengajar, karena guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan
faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Oleh karena itu seorang guru
harus memiliki kompetensi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah, apakah semua guru sudah memiliki
kompetensi? Kita memang tak perlu berburuk sangka. Namun, yang perlu
diwaspadai adalah kekurangmampuan mereka mengelola proses belajar mengajar
dan kurangnya mereka menguasai kompetensi, hal tersebut dikarenakan banyak
guru yang belum menamatkan pendidikannya sampai kejenjang strata 1 atau S1,
sehingga pemerintah harus menyekolahkan mereka lagi. Karena idealnya untuk
menjadi seorang guru harus terlebih dahulu menempuh pendidikan formal
keguruan yang diperlukan waktu lima tahun untuk memperoleh S1 untuk belajar
dan berlatih mengelola proses belajar mengajar.
Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru BAB II
Kompetensi, Sertifikasi pasal 2 disebutkan bahwa: Guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.5
Selain itu dilema yang banyak dialami oleh guru di Indonesia adalah
banyaknya guru, terutama non PNS/honorer yang memiliki pekerjaan sampingan
atau tambahan, dikarenakan penghasilan yang didapat dari mengajar tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-harinya, sehingga guru
tidak bisa secara optimal menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, karena
konsentrasinya yang terpecah antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang
lainnya.
Keberhasilan kinerja seorang guru akan terlihat apabila terdapat motivasi
kerja yang baik dari diri sendiri maupun dari orang lain. Motivasi dari kepala
4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan…, h. 222.
5 Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, (Jakarta: BP. Cipta
Jaya), h. 5.
sekolah, dan lingkungan sekitar juga dapat menentukan keberhasilan kinerja
seorang guru. Oleh karena itu, selain dari diri sendiri yang berusaha meningkatkan
kualitas kinerjanya, pihak sekolah juga harus berusaha membantu dan mendukug
tercapainya kualitas kinerja guru dan berusaha untuk mengupayakan
pemberdayaan guru-guru yang mengajar disekolahnya agar guru dapat mengajar
dengan fokus, serius, dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
Penjelasan di atas menggambarkan betapa pentingnya peran seorang guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan, karena di era globalisasi seperti sekarang
ini para guru harus memiliki kesadaran untuk meningkatkan kinerjanya agar
mampu menghadapi tantangan masa depan dan mampu meningkatkan mutu
pendidikan, baik dalam lingkup kecil maupun dalam lingkup yang luas.
Walaupun sangat disadari pentingnya guru dalam proses pembelajaran di
sekolah, namun masih banyak guru yang belum mampu menampilkan kinerja
secara maksimal. Kondisi seperti ini akan berakibat pada menurunnya minat
masyarakat terhadap sekolah tersebut, terutama bagi sekolah swasta, dan lebih
khusus lagi madrasah. Salah satu madrasah yang mengalami penurunan jumlah
siswa adalah madrasah ibtidaiyah Misbahun Nasyiin yang terletak di Karang
Tengah Ciledug Tangerang.
Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin merupakan madrasah yang sudah
lama berdiri, yaitu sejak tahun 1963. Madrasah ini didirikan atas dasar semangat
idealisme dan keinginan untuk menanamkan Pendidikan Agama Islam yang
sangat diperlukan untuk pembentukkan karakter anak dan perkembangannya di
masa yang akan datang. Sejak tahun 1969 Misbahun Nasyiin sudah banyak
menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa yang sesuai dengan harapan
agama, tetapi sudah tiga tahun belakangan ini Misbahun Nasyiin telah mengalami
penurunan siswa. Pada data yang penulis peroleh pada tahun 2008 Misbahun
Nasyiin hanya memperoleh 27 siswa, pada tahun 2009 memperoleh siswa
sebanyak 25 siswa, dan pada tahun 2010 menurun menjadi 23 siswa. Hal ini
menjadi pertanyaan besar bagi penulis, apakah ada masalah dalam proses belajar
mengajar di madrsah tersebut, ataukah kinerja guru yang kurang mendukung
jalannya proses pembelajaran. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui sejauh
mana tingkat kinerja guru di madrasah ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang
Tengah Ciledug Tangerang.
Berdasarkan latar belakang di atas, mendorong penulis untuk menelitinya
lebih lanjut dalam bentuk skripsi dengan judul: “Kinerja Guru Madrasah
Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
sebagai berikut:
1. Kurangnya persiapan guru dalam proses pembelajaran yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
2. Rendahnya kompensasi yang diterima guru sehingga berdampak pada
rendahnya kinerja guru.
3. Kurangnya penguasaan guru terhadap materi atau bahan ajar.
4. Kurangnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan metode, kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang sesuai.
5. Kurangnya penguasaan guru terhadap pengelolaan kelas.
C. Pembatasan Masalah
Kinerja guru adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendidik
para peserta didik dalam proses belajar mengajar sehingga terlihat prestasi guru
dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Seorang guru harus
memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan, dan kemampuan dalam
melaksanakan tugasnya, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
guru adalah kemampuan dalam menguasai bahan, mengelola program belajar
mengajar, mengelola kelas, dapat menggunakan metode/media pendidikan yang
sesuai, dan lain sebagainya.
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini, dan agar penelitian
ini terarah serta tidak meluas, maka perlu adanya suatu pembatasan masalah.
Adapun batasan masalah yang akan diteliti pada skripsi ini yaitu mengenai
pencapaian kinerja guru yang dibatasi dan diukur pada pengembangan guru dalam
empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
D. Perumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka masalah tersebut
dapat dirumuskan: Bagaimana kinerja guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun
Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang?
E. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
a. Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk membuat kebijakan kinerja
guru di lembaga yang dipimpinnya.
b. Para Guru
Untuk dapat meningkatkan kinerjanya dalam mendidik peserta didik dan agar
dapat dijadikan bahan introspeksi diri bagi para guru, agar lebih meningkatkan
lagi kualitas dan kuantitasnya sebagai seorang guru.
c. Dunia Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peningkatan kinerja guru di
Indonesia.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KINERJA GURU
1. Pengertian Kinerja Guru
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kinerja diartikan sebagai “sesuatu
yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, dan kemampuan kerja”.6 Sedangkan
menurut Anwar Prabu Mangkunegara istilah kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.7
Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diraih seorang guru,
tetapi keberhasilan yang salah satunya nampak dari suatu proses belajar mengajar.
Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh
kompetensi yang dimilikinya dan juga memanfaatkan serta menciptakan suasana
belajar mengajar yang menyenangkan di lingkungan sekolah.
Wibowo mengungkapkan bahwa kinerja adalah “tentang melakukan
pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut”.8 Sedangkan Yaslis Ilyas
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet. Ke-2, h. 570. 7A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), h. 67. 8 Wibowo, Manajemen Kerja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Ed. 1, h. 2.
mengatakan bahwa kinerja adalah “penampilan hasil karya personel dalam suatu
organisasi atau penampilan individu maupun kelompok kerja personel”.9 Dan
Hadari Nawawi mengartikan kinerja sebagai “kemampuan yang dimiliki oleh
individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi
pekerjaannya dalam mencapai tujuan”.10
Guru yang baik adalah guru yang memiliki kinerja yang baik, yaitu
memiliki kemampuan atau keterampilan yang dapat dikembangkan dalam
kegiatan proses belajar mengajar, dengan mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya guru akan mencapai hasil yang diinginkan.
Payaman J. Simanjuntak mendefinisikan kinerja sebagai “tingkat
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu”.11
Sedangkan Wahjo Sumijo
menjelaskan bahwa kinerja adalah “sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif
yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam suatu
unit kerja”.12
Kegiatan belajar mengajar akan mencapai hasil jika dalam proses belajar
mengajar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, seperti penguasaan
materi yang baik, pengelolaan kelas yang kondusif, mampu menggunakan metode
yang bervariasi secara tepat, dan menguasai metodologi media pendidikan yang
sesuai, sehingga memungkinkan perkembangan peserta didik secara optimal
sesuai dengan tujuan pendidikan.
Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak
didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun
kepribadian anak didik menjadi seseorang yang berguna bagi agama, nusa, dan
bangsa. Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan
ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah
orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di
9 Yaslis Ilyas, Kinerja Teori, Penilaian dan Penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan FKMUI, 2002), Cet. Ke-3, h. 87. 10
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1996), Cet.
Ke-13, h. 13. 11
Payaman J. Simanjuntak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, (Jakarta: LPFE UI, 2005),
Cet. Ke-1, h.1. 12
Wahjo Sumijo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik & Pegembangan,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-2, h. 429.
lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau atau mushala, di
rumah dan sebagainya.
N.A. Atembaun mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara
individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik,
baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.13
Guru merupakan jabatan profesional, artinya bahwa guru merupakan suatu
profesi yang dijalani oleh seseorang yang harus memenuhi syarat-syarat suatu
profesi jabatan. Seorang guru yang profesional harus memahami betul seluk beluk
pendidikan dan pekerjaan serta ilmu-ilmu pendukung lainnya agar dapat
mendukung segala aktivitasnya dalam mendidik maupun mengajar di sekolah.
Selain itu guru juga harus memiliki kompetensi atau kemampuan dan
keterampilan dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru.
Dalam pendidikan guru dikenal adanya “Pendidikan Guru Berdasarkan
Kompetensi”, mengenai kompetensi guru ini ada berbagai model cara
mengklasifikasikannya. Untuk program S1 salah satunya dikenal adanya “Sepuluh
Kompetensi Guru” yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang guru.
Sepuluh kompetensi guru itu meliputi:
1) Menguasai bahan.
Sebelum guru itu tampil di depan kelas mengelola interaksi belajar
mengajar, terlebih dahulu harus sudah menguasai bahan apa yang dikontakkan
dan sekaligus bahan-bahan apa yang dapat mendukung jalannya proses belajar
mengajar. Dengan modal penguasaan bahan, maka guru akan dapat
menyampaikan materi pelajaran secara dinamis. Dalam hal ini yang dimaksud
“menguasai bahan” bagi seorang guru, akan mengandung dua lingkup penguasaan
materi, yakni:
a. Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah.
13
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2000), h. 32.
b. Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah, yang
dimaksudkan dalam hal ini guru harus menguasai bahan sesuai dengan materi atau
cabang ilmu pengetahuan yang dipegangnya, sesuai dengan yang tertera dalam
kurikulum sekolah. Kemudian agar dapat menyampaikan materi itu lebih mantap
dan dinamis, guru harus juga menguasai bahan pelajaran lain yang dapat memberi
pengayaan serta memperjelas dari bahan-bahan bidang studi yang dipegang guru
tersebut.
2) Program belajar mengajar.
Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola program belajar
mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh guru.
langkah-langkah itu adalah:
a. Merumuskan tujuan instruksional atau pembelajaran.
Sebelum mulai mengajar, guru perlu merumuskan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran ini penting, karena dapat
menjadi pedoman atau petunjuk praktis tentang sejauh mana kegiatan belajar
mengajar itu harus dibawa.
b. Mengenal dan dapat menggunakan proses instruksional yang tepat.
Guru harus dapat menggunakan dan memenuhi langkah-langkah dalam
kegiatan belajar mengajar. Misalnya: setelah merumuskan tujuan, kemudian
guru mengembangkan alat evaluasi, merumuskan kegiatan belajar, dan begitu
seterusnya sampai tahap pelaksanaan.
c. Melaksanakan program belajar mengajar.
Dalam kegiatan penyampaian materi, guru perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut: 1) menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas, 2)
pertanyaan yang dilontarkan cukup merangsang untuk berpikir, mendidik, dan
mengenai sasaran, 3) memberi kesempatan atau menciptakan kondisi yang
dapat memunculkan pertanyaan dari siswa, 4) terlihat adanya variasi dalam
pemberian materi dan kegiatan, 5) guru selalu memperhatikan reaksi atau
tanggapan yang berkembang pada diri siswa baik verbal maupun non-verbal,
6) memberikan pujian atau penghargaan bagi jawaban-jawaban yang tepat
bagi siswa dan sebaliknya mengarahkan jawaban yang kurang tepat.
d. Mengenal kemampuan anak didik.
Dalam mengelola program belajar mengajar, guru perlu mengenal kemampuan
anak didik. Sebab setiap anak didik memiliki perbedaan karakteristik masing-
masing, termasuk kemampuannya. Dengan demikian hal ini perlu dipahami
oleh para guru agar dapat mengelola program belajar mengajar dengan tepat.
e. Merencanakan dan melaksanakan program remedial.
Dalam suatu proses belajar mengajar tentu saja semua guru berharap agar
seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar siswanya dapat berhasil dengan
baik. Salah satu usaha untuk mencapai hal itu adalah dengan pengembangan
prinsip belajar tuntas atau mastery learning.
3) Mengelola kelas.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membentuk dengan maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar
seperti yang diharapkan.14
Pengelolaan kelas meliputi dua hal, yakni:
a. Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran.
Maksudnya guru harus dapat mendisain dan mengatur ruang kelas sedemikian
rupa sehingga guru dan anak didik itu kreatif, kerasan belajar di ruang itu. Di
samping itu semua, kelas harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
Maksudnya guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku
anak didiknya agar tidak merusak suasana kelas.
4) Penggunaan media/sumber.
Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
menggunakan media, yaitu:
a. Mengenal, memilih dan menggunakan media.
14
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996), Ed. 1, Cet. Ke-4, h. 67-68.
b. Membuat alat-alat bantu yang sederhana.
c. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka proses belajar
mengajar.
d. Menggunakan buku pegangan atau buku sumber.
e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
f. Menggunakan unit micro-teaching dalam program pengalaman lapangan.
5) Menguasai landasan-landasan kependidikan.
Guru sebagai salah satu unsur manusiawi dalam kegiatan pendidikan harus
memahami hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan nasional baik dasar, arah
atau tujuan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksanaannya. Dengan memahami
itu semua guru akan memiliki landasan berpijak dan keyakinan yang mendorong
cara berpikir dan bertindak edukatif di setiap situasi dalam usaha mengelola
interaksi belajar mengajar.
6) Mengelola interaksi belajar mengajar.
Di dalam proses belajar mengajar, kegiatan interaksi antara guru dan siswa
merupakan kegiatan yang cukup dominan. Kemudian di dalam kegiatan interaksi
antara guru dan siswa dalam rangka transfer of knowledge dan bahkan juga
transfer of values, akan senantiasa menuntut komponen yang serasi antara
komponen yang satu dengan yang lain.
7) Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu menilai prestasi siswa untuk kepentingan
pengajaran. Dengan mengetahui prestasi belajar siswa, guru akan dapat
mengambil langkah-langkah instruksional yang konstruktif. Bagi guru yang
bijaksana dan memahami karakteristik siswa akan menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang lebih bervariasi serta akan memberikan kegiatan belajar yang
berbeda antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi
rendah.
8) Mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
Dalam tugas dan peranannya di sekolah guru juga sebagai pembimbing
ataupun konselor atau penyuluh. Itulah sebabnya guru harus mengenal fungsi dan
program layanan bimbingan di sekolah serta harus menyelenggarakan program
layanan bimbingan di sekolah, agar kegiatan interaksi belajar mengajarnya
bersama para siswa menjadi lebih tepat dan produktif.
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
Guru di sekolah di samping berperan sebagai pengajar, pendidik, dan
pembimbing juga sebagai administrator. Dengan demikian maka guru harus
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini sebagai upaya
pemuasan layanan terhadap para siswa.
10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna
keperluan pengajaran.15
Dalam hal ini guru juga harus memahami hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian. Hal ini dalam rangka menumbuhkan penalaran dan mengembangkan
proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran diharapkan dapat memancing baik
siswa maupun guru untuk terus dapat menjawab apa, mengapa dan bagaimana.
Dengan demikian akan menambah wawasan bagi guru dalam upaya
mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis.
Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar
menurut Suryo Subroto adalah “kesanggupan atau kecakapan para guru dalam
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik
yang mencakup segi kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai upaya
mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan
tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran”.16
Dengan demikian pengertian kinerja guru dalam skripsi ini adalah
kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang
mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendidik para peserta didik dalam
proses belajar mengajar. Seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas,
keterampilan, dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, salah satu
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam menguasai
15
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), Ed. 1, Cet. Ke-7, h. 162-178. 16
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1,
h. 19.
bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, dapat
menggunakan metode/media pendidikan yang sesuai, dan lain sebagainya.
Kinerja guru dapat diukur berdasarkan empat kompetensi, yaitu
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. Jika guru telah memiliki empat empat kompetensi tersebut
maka proses kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik, dan akan
tercapai tujuan pendidikan yang baik pula.
2. Kriteria Kinerja Guru
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen pasal 10 dijelaskan kompetensi guru yang meliputi:
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi, dan kompetensi sosial.17
Berikut ini penjelasan tentang empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang guru, yaitu:
a) Kompetensi Pedagogik.
Kompetensi pedagogik yaitu mengenai bagaimana kemampuan guru
dalam mengajar. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kemampuan ini meliputi:
kemampuan mengelola pembelajaran, yang meliputi pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.18
Sedangkan Mudzakir menyatakan bahwa terdapat beberapa syarat
pedagogik yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu: penguasaan materi
pelajaran, kemampuan menerapkan prinsip-prinsip psikologi, kemampuan
17
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
(Jakarta: BP. Karya Mandiri, 2006), h. 10. 18
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, (Jakarta: CV. Eko Jaya, 2005), h. 73.
menyelenggarakan proses belajar mengajar dan kemampuan menyesuaikan diri
dengan berbagai situasi baru.19
Keempat hal tersebut merupakan syarat utama seorang guru. hal ini sangat
penting, karena seorang guru tanpa penguasaan materi yang baik tidak akan
mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dengan baik pula. Guru dalam
mengajar, selain memiliki kemampuan intelektual berupa penguasaan materi,
teori-teori mengajar, dan sebagainya yang bersifat kognitif, hendaknya juga
menguasai dan menggunakan pendekatan-pendekatan yang bersifat afektif.
b) Kompetensi Kepribadian.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan ciri-ciri
pribadi yang mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari
guru lainnya. Kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya
dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan.20
Sedangkan Zakiah Daradjat mengatakan bahwa kepribadian yang
sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata,
yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan
aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, caranya bergaul,
berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang
ringan maupun yang berat.21
Seorang guru harus mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guru harus
berempati pada siswanya dan adakalanya juga guru harus bersikap kritis.
Berempati maksudnya guru harus dengan sabar menghadapi keinginan siswanya,
juga harus melindungi dan melayani siswanya, tetapi disisi lain guru juga harus
bersikap tegas jika ada siswanya yang berbuat kesalahan.
Menurut Moh. Uzer Usman kompetensi kepribadian guru meliputi:
19
Supardi, dkk, Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikat, (Jakarta: Diadit
Media, 2009) h. 63. 20
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik…, h. 39. 21
Zakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2005), Cet. Ke-4, h.
9.
1. Pengembangan kepribadiannya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berperan aktif dalam masyarakat dan mengembangkan sikap-
sikap terpuji.
2. Berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat guna meningkatkan
kemampuan dan wawasannya dan dengan masyarakat guna menjalankan misi
pendidikan.
3. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar, kelainan dan berbakat khusus.
4. Melaksanakan administrasi sekolah.
5. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pembelajaran.22
Sedangkan menurut E. Mulyasa kepribadian yang harus dimiliki guru
meliputi:
a. Beriman dan bertaqwa.
2. Berwawasan pancasila.
3. Mandiri penuh tanggung jawab.
4. Berwibawa.
5. Berdisiplin.
6. Berdedikasi.
7. Bersosialisasi dengan masyarakat.
8. Mencintai peserta didik dan peduli terhadap pendidikan.
c) Kompetensi Profesional.
Kompetensi profesional adalah kompetensi dasar tentang disiplin ilmu
yang dipelajarinya atau yang menjadi bidang spesialisasinya baik penguasaan
teoritis maupun praktis, kemampuan didaktis, metodik, psikologis, keterampilan
perencanaan dan pengelolaan, serta kemampuan mengevaluasi hasil belajar
mengajar.
Menurut E. Mulyasa (kemampuan mengajar) atau kompetensi profesional
guru meliputi: (1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan, (2) Menguasai
kurikulum, (3) Menguasai didaktik metodik umum, (4) Menguasai pengelolaan
22
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006), Cet. 19, h. 16-20.
kelas, (5) Mampu melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik, (6)
Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri.
Disamping kemampuan-kemampuan umum dalam mengajar, seorang guru
juga harus memiliki keterampilan khusus sebagai berikut: (1) keterampilan
bertanya, (2) memberi penguatan, (3) mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5)
membuka dan menutup pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7)
mengelola kelas, (8) mengajar kelompok kecil dan perorangan.23
d) Kompetensi Sosial.
Tugas kemanusiaan adalah salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak
bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dalam kehidupan di masyarakat
dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada
anak didiknya, dengan begitu anak didik diajarkan agar mempunyai sifat
kesetiakawanan sosial. Guru harus menempatkan diri sebagai orang tua kedua,
dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik
dalam jangka waktu tertentu. Untuk itu pemahaman terhadap jiwa dan watak anak
didik diperlukan agar dapat dengan mudah memahami jiwa dan watak anak didik.
Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas guru yang tidak kalah
pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar
masyarakat untuk menjadi warga Negara Indonesia yang bermoral Pancasila.
Memang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak didik sama halnya
dengan guru mencerdaskan bangsa Indonesia.
B. PENINGKATAN KINERJA GURU
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi
(motivation).24
a. Faktor Kemampuan.
23
E. Mulyasa, Menjadi Gur Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005), h.
191-192. 24
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber…, h. 67.
Secara psikologis, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (Knowledge dan skill). Artinya, seorang guru yang
memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya
serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu di
tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (the right man in
the right place, the right man on the right job). Dengan penempatan guru yang
sesuai dengan bidangnya maka dapat membantu dalam efektifitas suatu
pembelajaran.
b. Faktor Motivasi.
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang guru dalam menghadapi
situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.
David C. McClelland (1987) berpendapat bahwa ada hubungan yang
positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. McClelland juga
mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi tinggi,
yaitu:
1. Memiliki tanggung jawab pribadi tinggi.
2. Berani mengambil resiko.
3. Memiliki tujuan yang realistis.
4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya.
6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.25
Sedangkan menurut Kartono Kartini ada dua faktor yang mempengaruhi
kinerja guru, diantaranya yaitu:
1. Faktor dari dalam diri sendiri (intern).
Di antara faktor dari dalam diri sendiri yaitu meliputi:
25
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber…, h. 68.
a. Kecerdasan.
Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan
tugas-tugas. Semakin rumit tugas-tugas yang diemban maka semakin
tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan
tugas yang sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan akan
berakibat pada penurunan kinerjanya.
b. Keterampilan dan kecakapan.
Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan latihan.
c. Bakat.
Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya.
d. Kemampuan dan minat.
Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas
dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan yang
disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah
ditekuni.
e. Motif.
Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkan kerja seseorang.
f. Kesehatan.
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang sampai selesai. Jika
kesehatan terganggu maka pekerjaan akan terganggu pula.
g. Kepribadian.
Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi
kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja yang akan
meningkatkan kerjanya.
h. Cita-cita dan tujuan dalam bekerja.
Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka
tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana karena ia bekerja secara
sungguh-sungguh, rajin, dan bekerja dengan sepenuh hati.
2. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern).
Yang termasuk faktor dari luar diri sendiri yaitu:
a. Lingkungan keluarga.
Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja seseorang. Dan
ketegangan dalam kehidupan keluarga dapat menurunkan gairah kerja.
b. Lingkungan kerja.
Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja
secara optimal. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan itu dialami oleh
seseorang di tempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud disini
adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk
mengembangkan karir, dan rekan kerja yang kologial.
c. Komunikasi dengan kepala sekolah.
Komunikasi yang baik di sekolah adalah komunikasi yang efektif. Tidak
adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah
pengertian.
d. Sarana dan prasarana.
Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam
meningkatkan kinerjanya. Terutama kinerja dalam proses belajar
mengajar.26
2. Upaya-upaya Meningkatkan Kinerja Guru
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja
tenaga kependidikan (guru), antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kerja
kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward) dan persepsi.
1. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan.
Kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan,
terutama disiplin diri (self-discipline). Dalam kaitan ini kepala sekolah harus
mampu melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Membantu tenaga kependidikan mengembangkan pola prilakunya.
26
Kartono Kartini, Menyiapkan dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h.
22.
b. Membantu tenaga kependidikan meningkatkan standar prilakunya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat.
2. Pemberian motivasi.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan
kerja. Callahan and Clark (1998) mengemukakan bahwa motivasi adalah
tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah
tujuan tertentu. Apabila para tenaga kependidikan memiliki motivasi yang
positif maka ia akan memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin
ikut serta dalam suatu tugas atau kegiatan. Dengan kata lain seorang tenaga
kependidikan akan melakukan semua pekerjaannya dengan baik apabila ada
faktor pendorongnya (motivasi). Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk
memiliki kemampuan membangkitkan motivasi para tenaga kependidikannya
sehingga mereka dapat meningkatkan kinerjanya.
3. Penghargaan (reward).
Penghargaan sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja dan
untuk mengurangi kegiatan yang kurang produktif. Melalui penghargaan ini
tenaga kependidikan dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan
produktif. Penghargaan ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi
tenaga kependidikan secara terbuka, sehingga setiap tenaga kependidikan
memiliki peluang untuk meraihnya.
4. Menciptakan persepsi yang baik.
Persepsi adalah proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca
indera. Sedangkan Sarlito mengartikan persepsi sebagai daya mengenal objek,
mengelompokkan, membedakan, memusatkan perhatian, mengetahui dan
mengartikan melalui panca indera. Persepsi yang baik akan menumbuhkan
iklim kerja yang kondusif serta sekaligus akan meningkatkan produktivitas
kerja. Kepala sekolah perlu menciptakan persepsi yang baik bagi setiap tenaga
kependidikan terhadap kepemimpinan dan lingkungan sekolah, agar mereka
dapat meningkatkan kinerjanya.27
27
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004), Cet. Ke-4, h. 141-151.
Jadi yang dimaksud dengan kinerja guru dalam penelitian ini adalah
kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik yang
mengemban tugas dan tanggung jawab untuk mendidik para peserta didik dalam
proses belajar mengajar sehingga terlihat prestasi guru dalam mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Seorang guru harus memiliki pengetahuan
yang luas, keterampilan, dan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya, salah
satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam
menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, dapat
menggunakan metode/media pendidikan yang sesuai, dan lain sebagainya.
Peningkatan kinerja guru dapat diukur melalui empat kompetensi, yakni;
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial. jika guru telah memiliki empat kompetensi tersebut maka
proses kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan baik, dan akan
tercapai tujuan pendidikan yang baik pula. Upaya meningkatkan kinerja guru
dapat dilakukan melalui pembinaan disiplin tenaga kerja kependidikan, pemberian
motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kinerja guru melalui empat kompetensi, yakni kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial.
G. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang
Tengah Ciledug Tangerang yang berlokasi di Jl. Raden Saleh No. 37 Kel. Karang
Tengah, Kec. Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten. Adapun waktu penelitian
ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2010 dengan
jadwal sebagai berikut:
Tabel 1
NO KEGIATAN PENELITIAN
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Oktober November Desember Ket.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan BAB I 22 Okt s/d 29 Okt
2. Penyusunan Kerangka Teori BAB II 03 Nov s/d 08 Nov
3. Perumusan dan Penetapan Metode Penelitian 15 Nov s/d 25 Nov
4. Perumusan dan Penyusunan Alat Pengumpulan Data 25 Nov s/d 29 Nov
5. Penelitian Lapangan 29 Nov s/d 01 Des
6. Pengolahan Data 01 Des s/d 04 Des
7. Penyusunan Hasil Penelitian 05 Des s/d 11 Des
H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang membutuhkan cara-cara atau rumus-
rumus statistik tertentu untuk mengolah data-datanya, sehingga menghasilkan
suatu hipotesis.
I. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di Madrasah Ibtidaiyah
Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug Tangerang yang berjumlah 10 orang.
Mengingat keterbatasan jumlah populasi, maka seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian. Dengan demikian penelitian ini menggunakan sampel populasi atau
sampel jenuh.
J. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Angket. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan memberikan
beberapa pertanyaan berupa daftar pertanyaan atau pernyataan kepada seluruh
guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin untuk mengetahui kinerja guru
yang dapat diukur melalui empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
2. Wawancara. Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah.
Adapun perihal yang diwawancarai adalah tentang upaya peningkatan kinerja
guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug
Tangerang.
3. Observasi. Dengan teknik ini penulis ingin mendapatkan informasi yang lebih
lengkap dan akurat tentang pekerjaan-pekerjaan para guru di sekolah,
pengamatan terhadap cara guru mengajar di kelas, dan juga bagaimana
lingkungan dan suasana belajar mengajar di madrasah ini.
4. Dokumentasi. Adapun data yang dicari melalui dokumentasi adalah gambaran
umum dan profil madrasah, data para guru, siswa, sarana dan prasarana.
K. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data dalam penelitian ini, penulis melakukan langkah-
langkah analisa data sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah meneliti kembali catatan dari lapangan28
. Sebelum data
kuisioner itu diolah, kuisioner tersebut harus di edit terlebih dahulu agar
meningkatkan mutu pengolahan dan penganalisaan.
b. Koding
Koding adalah usaha mengklarifikasikan jawaban para responden menurut
macam-macamnya29
. Koding juga bertujuan untuk menetapkan kategori mana
yang sebenarnya tepat bagi suatu jawaban tertentu.
c. Skoring
Skoring merupakan pemberian nilai terhadap tiap-tiap item yang dipilih untuk
masing-masing item diberi skor bervariasi dari 1-4.
d. Tabulating
Langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan memindahkan jawaban
yang terdapat di dalam angket ke dalam tabulasi atau tabel.
G. Instrumen Penelitian
Agar dalam pengumpulan data lebih terarah kepada tujuan yang hendak
dicapai, maka penulis membuat kisi-kisi instrumen penelitian sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi Angket Kinerja Guru
Variabel Dimensi Indikator Item Jumlah
Kinerja
Guru
Pedagogik 1.Membuat rancangan pembelajaran.
2.Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario.
3.Menggunakan metode dan media yang sesuai
untuk pembelajaran.
1,2
3,4,5
6,7
2
3
2
28
Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka
Setia, 1998), h. 142.
29
Amirul Hadi dan Haryono, Metode Penelitian..., h. 144.
4.Menentukan alat evaluasi pembelajaran sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki siswa.
5.Menguasai materi.
6.Mengelola pembelajaran.
8,9
10,11
12,13
2
2
2
Kepribadian 1.Empati.
2.Melindungi dan menyayangi siswa.
3.Kritis dan tegas.
4.Kreatif.
5.Mampu menguasai diri.
6.Berwibawa.
7.Disiplin.
8.Berakhlak mulia.
14,15
16,17
18,19
20,21
22,23
24,25
26,27
28,29
2
2
2
2
2
2
2
2
Profesional 1.Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme.
2.Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia.
3.Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan
tugas keprofesionalan.
4.Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat.
30,31,32,
33
34,35,36
37,38
39,40
4
3
2
2
Sosial 1.Pergaulan dengan peserta didik.
2.Sikap dengan kepala sekolah.
3.Sikap dengan sesama guru.
4.Pergaulan dengan orang tua siswa.
5.Pergaulan dengan masyarakat.
41,42
43,44
45,46
47,48
49,50
2
2
2
2
2
Jumlah 50
Tabel 3
Pedoman Wawancara
Upaya Peningkatan Kinerja Guru
1. Pembinaan disiplin tenaga kependidikan
2. Pemberian motivasi
3. Penghargaan (reward)
4. Menciptakan persepsi yang baik
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh agar data-data
tersebut dapat dipahami dan dapat memberikan arti, bukan saja oleh penulis akan
tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian ini. Untuk
memudahkan dalam melakukan analisis data dilakukan prosedur sebagai berikut:
Tabel presentase (tabel distribusi frekuensi relatif), setiap data perlu
dipresentasikan setelah didistribusikan dalam jumlah frekuensi jawaban
responden untuk setiap alternatif jawaban. Untuk memperoleh frekuensi relatif
(angka presentasi) penulis menggunakan rumus:
%100xN
FP
Keterangan :
P = Angka Persentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)
N = Number of Case (jumlah responden)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Guru MI Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug
Tangerang.
Yayasan Pendidikan Islam Misbahun Nasyiin (YAPIM) awal
keberadaannya dirintis oleh seorang ulama besar bernama Habib Abdullah Thoha
Assagap (Alm), sejak tahun 1963. Atas jasa beliau dan kepercayaan masyarakat
Yayasan Pendidikan Islam Misbahun Nasyiin (YAPIM) sampai dengan saat ini
bisa berjalan. MI Misbahun Nasyiin mempunyai visi misi sebagai berikut, yaitu:
Visi Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin adalah:
“Menjadikan pendidikan agama dan kreatifitas sebagai modal dasar perbaikan
moral generasi bangsa”.
Misi:
a. Mewujudkan Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin sebagai sekolah
yang berazazkan Islam.
b. Menyeimbangkan antara IMTAQ dan IPTEK.
c. Menjadikan siswa berilmu pengetahuan yang didasari dengan akhlak yang
mulia.
d. Menciptakan harmonisasi guru dan murid sebagai wujud kehidupan yang
berakhlak mulia dengan bersumber pada Qur’an dan Hadits.
Dari visi misi di atas, guru mempunyai peran yang sangat penting dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Di samping tugas mengajar, guru
juga dituntut untuk membentuk akhlak siswa agar menjadi siswa yang berakhlakul
karimah dan berpengetahuan luas. Agar tercapai tujuan pembelajaran guru harus
memiliki empat kompetensi, yaitu: kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional, kompetensi pedagogik, dan kompetensi sosial. Di bawah ini adalah
data guru MI Misbahun Nasyiin, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4
Data Guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin30
No Nama Guru Bidang Studi Pendidikan
Terakhir
Masa
Kerja
Tugas Lain Status
1. Atikullah Kepsek / Guru IPA S1 (PAI) 17 thn Kepala Sekolah Guru Tetap
2. Lia Nurbaiti Guru Kesenian S1 (PAI) 10 thn Kepsek RA
Misbahun Nasyiin
Guru Honor
3. Nurrobbiana Guru Bahasa Arab S1 (PAI) 20 thn Ibu Rumah Tangga Guru Tetap
4. Ridwan Yahya Guru Penjaskes S1 (Ekonomi) 4 thn Mengajar di SD
Sudimara 1
Guru Honor
5. Saidah Guru Agama Islam S1 (PAI) 3 thn Mengajar Privat Guru Honor
6. Suwartiyah Guru Bahasa
Indonesia
S1 (PAI) 12 thn Ibu Rumah Tangga Guru Honor
7. Andi Marjuki Guru Komputer SMA (sedang
melanjutkan S1
jurusan TI)
5 thn Mengajar di SD
Pondok Aren 1,
dan SMP Al-Falah
Tangsel
Guru Honor
8. Ulva Auliana Guru Bahasa
Inggris
S1 (B. Inggris) 5 thn Mengajar di SD
Sudimara 5, dan
SMP 24 Tangerang
Guru Honor
9. Mirin Henrawan Guru MTK dan
Bidang Kurikulum
S1 (PAI) 6 thn Mengajar Privat PNS
10. Subhan Jaya. A Guru SKI MAK (sedang
melanjutkan S1
jurusan PPKN)
2 thn Mengajar di SD
Peninggilan 2
Guru Honor
Sumber: Observasi (diolah)
30
Grafik Guru MI Misbahun Nasyiin Tahun Ajaran 2010/2011.
a. Data Siswa
Jumlah siswa/siswi di MI Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug
Tangerang yaitu sebagai berikut:
Tabel 5
Data Siswa/Siswi MI Misbahun Nasyiin31
Jenjang
Pendidikan
Kelas Jumlah Kelas Jumlah
Murid
Madrasah
Ibtidaiyah
I 1 23
II 1 27
III 1 27
IV 1 23
V 1 15
VI 1 24
Jumlah Murid Keseluruhan 139
Dari data jumlah guru dan jumlah siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah
Misbahun Nasyiin, menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di sekolah ini
sudah cukup efektif, hal ini terlihat dari jumlah guru yang seimbang (balance)
dengan jumlah keseluruhan murid di sekolah ini.
b. Sarana dan Prasarana
Tabel 6
Sarana dan Prasarana
No. Ruang Jumlah Kondisi
1. Ruang kepala sekolah 1 Baik
2. Ruang kerja guru 1 Baik
3. Ruang kelas 5 Baik
4. Ruang computer 1 Baik
5. Musholah 1 Baik
6. Lapangan olah raga 1 Baik
7. Kamar mandi 2 Baik
31
Data Siswa/Siswi MI Misbahun Nasyiin Tahun Ajaran 2010/2011.
Dari sarana dan prasarana di atas menunjukkan bahwa Madrasah
Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup
baik, yang dapat membantu atau memudahkan guru dan murid dalam melukakan
kegiatan belajar mengajar.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah
Ciledug Tangerang ini diukur melalui empat kompetensi, yaitu: kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi
sosial. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan maka diperoleh hasil
sebagai berikut:
1. Aspek Pedagogik
Tabel 7
Menyusun RPP
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
1
Selalu 2 20%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih kadang-kadang sebanyak 5 orang
(50%), sering sebanyak 3 orang (30%), selalu sebanyak 2 orang (20%), dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa persiapan mengajar guru dalam menyusun RPP masih kurang,
hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-kadang
(50%), yang berarti menyusun RPP disekolah belum menjadi kewajiban bagi
guru-guru di MI Misbahun Nasyiin.
Tabel 8
Pemeriksaan RPP oleh kepala sekolah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
2
Selalu 4 40%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
lebih banyak yang memilih sering sebanyak 5 orang (50%), selalu sebanyak 4
orang (40%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada
jawaban dari responden. ini menandakan bahwa kepala sekolah sering memeriksa
dan menanda tangani RPP yang dibuat oleh guru di MI Misbahun Nasyiin. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering (50%).
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam menjawab
pernyataan lebih banyak memilih sering sebanyak 6 orang (60%), selalu sebanyak
3 orang (30%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan tidak pernah (0%) atau tidak
ada jawaban dari responden. Ini menunjukan bahwa disiplin di MI Misbahun
Nasyiin sudah cukup baik, hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab sering (60%). Guru masuk kelas tepat pada waktunya.
Tabel 9
Disiplin masuk kelas
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
3
Selalu 3 30%
Sering 6 60%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 10
Disiplin keluar kelas
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
4
Selalu 2 20%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Dalam tabel 10 dapat diketahui bahwa responden yang menjawab kadang-
kadang sebanyak 5 orang (50%), selalu sebanyak 2 orang (20%), sering sebanyak
2 orang (20%), dan tidak pernah 1 orang (10%). Dari data tabel di atas dapat
dilihat bahwa guru kadang-kadang keluar kelas lebih lama dari waktu yang
ditentukan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab
kadang-kadang (50%).
Tabel 11
Pemahaman siswa terhadap materi yang di ajarkan
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
5
Selalu 3 30%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih sering sebanyak 5 orang (50%),
selalu sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), dan
tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar, materi yang disampaikan oleh guru
dapat dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab sering (50%).
Selanjutnya, pada tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa responden
lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang (40%), sering 3 orang
(30%), kadang-kadang 3 orang (30%), dan tidak pernah (0%). Dari data tabel di
bawah dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran guru menggunakan materi
yang bervariasi sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal ini terlihat dari
jawaban responden yang banyak menjawab selalu (40%).
Tabel 12
Menggunakan metode yang bervariasi sesuai mata pelajaran
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
6
Selalu 4 40%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 13
Menggunakan metode yang menarik yang disukai oleh siswa
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
7
Selalu 4 40%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 13 dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak yang memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang (40%),
kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%), sering sebanyak 2 orang (20%), dan
tidak pernah 1 orang (10%). ini menandakan bahwa mayoritas responden dalam
setiap mengajar selalu menggunakan metode yang menarik yang disukai oleh
siswa. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu
(40%).
Tabel 14
Tidak memberikan tugas karena membuat siswa jenuh
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
8
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 4 40%
Tidak pernah 6 60%
JUMLAH 10 100%
Dari data di atas dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, kebanyakan memilih tidak pernah sebanyak 6 orang (60%), kadang-
kadang sebanyak 4 orang (40%), selalu dan sering (0%) atau tidak ada jawaban
dari responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak pernah
memberikan tugas kepada siswa, karena dapat membuat siswa jenuh. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab tidak pernah (60%).
Data di bawah ini menujukkan bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban sering sebanyak 5 orang (50%),
kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%), selalu sebanyak 2 orang (20%) dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di bawah ini
dapat disimpulkan bahwa guru memberikan PR kepada siswa setiap hari. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering (50%). Guru
memberikan PR kepada siswa setiap hari.
Tabel 15
Memberikan PR setiap hari
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
9
Selalu 2 20%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 16
Kurang lancar dalam menyampaikan materi
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
10
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah 8 80%
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih tidak pernah sebanyak 8 orang (80%),
kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), selalu dan sering (0%) atau tidak ada
jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran, guru tidak pernah menyampaikan materi secara tidak lancar. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab tidak pernah (80%).
Tabel 17
Dapat menjawab pertanyaan dengan baik
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
11
Selalu 6 60%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 6 orang (60%), sering sebanyak 3
orang (30%), kadang-kadang 1 orang (1%), dan tidak pernah (0%) atau tidak ada
jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru
ketika ditanya oleh siswa bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Hal ini terlihat
dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (60%).
Selanjutnya, pada data di bawah ini dapat diketahui bahwa responden
dalam menjawab pernyataan, kebanyakan memilih kadang-kadang sebanyak 5
orang (50%), selalu sebanyak 2 orang (20%), sering 2 orang (20%), dan tidak
pernah 1 orang (10%). Dari data tabel di bawah ini dapat disimpulkan bahwa
sebelum pembelajaran dimulai guru kadang-kadang mengatur tata ruang kelas
untuk pengajaran. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab
kadang-kadang (50%).
Tabel 18
Mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
12
Selalu 2 20%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Tabel 19
Menangani dan mengarahkan tingkah laku siswa
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
13
Selalu 7 70%
Sering 3 30%
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 19 dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 7 orang (70%), sering
sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang dan tidak pernah (0%) atau tidak ada
jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran guru selalu menangani dan mengarahkan tingkah laku siswa agar
tidak merusak suasana kelas. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab selalu sebanyak 70%.
2. Aspek Kepribadian
Tabel 20
Tidak perduli terhadap siswa yang terlihat murung
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
14
Selalu - -
Sering 1 10%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah 8 80%
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
kebanyakan memilih tidak pernah sebanyak 8 orang (80%), kadang-kadang 1
orang (10%), sering 1 orang (10%) dan selalu (0%) atau tidak ada jawaban dari
responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru perduli terhadap
siswa yang terlihat murung. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab tidak pernah (80%).
Dari data tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang
(40%), sering sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%),
dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di
bawah dapat disimpulkan bahwa guru membantu memberikan solusi kepada siswa
yang mempunyai masalah. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab selalu (40%).
Tabel 21
Memberikan solusi kepada siswa yang mempunyai masalah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
15
Selalu 4 40%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, kebanyakan memilih selalu sebanyak 9 orang (90%), sering sebanyak
1 orang (10%), kadang-kadang dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari
responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru memberikan
perlakuan yang sama pada setiap siswa. Hal ini terlihat dari jawaban responden
yang banyak menjawab selalu (90%). Guru memberikan perlakuan yang sama
pada setiap siswa.
Tabel 22
Memberikan perlakuan yang sama pada setiap siswa
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
16
Selalu 9 90%
Sering 1 10%
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 23
Memberikan perlindungan kepada semua siswa
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
17
Selalu 3 30%
Sering 6 60%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pernyataan pada tabel di atas menunjukkan bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban sering sebanyak 6 orang
(60%), selalu sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang 1 orang (10%) dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa siswa yang saya ajar merasa terlindungi ketika berada didekat
saya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab sering
(60%).
Tabel 24
Memberikan hukuman bagi yang tidak mengerjakan tugas
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
18
Selalu 2 20%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 4 40%
Tidak pernah 2 20%
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
kebanyakan memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 4 orang (40%), selalu
sebanyak 2 orang (20%), sering sebanyak 2 orang (20%), dan tidak pernah
sebanyak 2 orang (20%). Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru
kadang-kadang memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan
tugas. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-
kadang sebanyak 40%. Guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas.
Tabel 25
Bersikap tegas dalam menangani siswa yang bermasalah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
19
Selalu 5 50%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih jawaban selalu sebanyak 5 orang
(50%), sering sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%),
dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di
atas dapat disimpulkan bahwa dalam menangani siswa yang bermasalah guru
bersikap tegas. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab
selalu (50%). Guru bersikap tegas dalam menangani siswa yang bermasalah.
Pada tabel 26, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 9 orang
(90%), selalu 1 orang (10%), sering dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban
dari responden. Dari data tabel di bawah dapat disimpulkan bahwa setiap
mengajar kadang-kadang guru memberikan games atau permainan yang edukatif
di sela-sela pembelajaran. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab kadang-kadang (90%).
Tabel 26
Memberikan games yang edukatif di sela-sela pembelajaran
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
20
Selalu 1 10%
Sering - -
Kadang-kadang 9 90%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 27
Menggunakan media yang membuat siswa aktif dalam belajar
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
21
Selalu 1 10%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 7 70%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih kadang-kadang sebanyak 7 orang
(70%), sering sebanyak 2 orang (20%), selalu 1 orang (10%), dan tidak pernah
(0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa dalam pembelajaran, kadang-kadang guru menggunakan
media yang membuat siswa aktif dalam belajar. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang banyak menjawab kadang-kadang (70%).
Tabel 28
Memarahi siswa yang tidak mengerjakan tugas
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
22
Selalu 4 40%
Sering 1 10%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
lebih banyak memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 5 orang (50%), selalu
sebanyak 4 orang (40%), sering sebanyak 1 orang (10%), dan tidak pernah (0%)
atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa guru kadang-kadang memarahi siswa yang tidak mengerjakan tugas. Hal
ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-kadang
sebanyak 50%.
Tabel 29
Memberikan hukuman fisik
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
23
Selalu 1 10%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 7 70%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 29, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 7 orang
(70%), sering sebanyak 2 orang (20%), selalu 1 orang (10%), dan tidak pernah
(0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa guru kadang-kadang memberikan hukuman kepada siswa
dengan hukuman fisik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab kadang-kadang (70%).
Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih kadang-kadang sebanyak 5 orang
(50%), sering sebanyak 3 orang (30%), selalu sebanyak 2 orang (20%), dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa walaupun guru meninggalkan kelas tetapi siswa tetap
mematuhi peraturan dan mengerjakan apa yang guru perintahkan. Hal ini terlihat
dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-kadang (50%).
Tabel 30
Mematuhi peraturan dan mengerjakan yang diperintahkan guru
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
24
Selalu 2 20%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data tabel di bawah dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang (40%), sering
sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), dan tidak
pernah 1 orang (10%). Dari data tabel di bawah ini dapat disimpulkan bahwa guru
tidak bercanda dengan siswa, ketika dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (40%). Guru tidak
bercanda dengan siswa, ketika dalam kegiatan belajar mengajar.
Tabel 31
Tidak bercanda ketika dalam kegiatan belajar mengajar
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
25
Selalu 4 40%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Tabel 32
Tidak menghiraukan jadwal pelajaran
walaupun siswa sudah menunggu
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
26
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah 10 100%
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
kebanyakan memilih jawaban tidak pernah sebanyak 10 orang (100%), yang
memilih jawaban selalu, sering dan kadang-kadang (0%) atau tidak ada jawaban
dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak pernah
tidak menghiraukan jadwal pelajaran, walaupun siswa menunggu kedatangan
guru. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab tidak pernah
(100%).
Tabel 33
Disiplin datang ke sekolah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
27
Selalu 5 50%
Sering 2 20%
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah 1 10%
JUMLAH 10 100%
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, kebanyakan memilih jawaban selalu sebanyak 5 orang (50%), sering
sebanyak 2 orang (20%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), dan tidak
pernah 1 orang (10%). Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru
datang ke sekolah tepat waktu. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
banyak menjawab selalu (50%). Guru datang ke sekolah tepat waktu.
Tabel 34
Menjaga sikap di depan kepala sekolah, siswa, maupun guru lain
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
28
Selalu 8 80%
Sering - -
Kadang-kadang 2 20%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 34 di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 8 orang (80%),
kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%), yang memilih jawaban sering dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa guru tetap menjaga sikap sebagai guru walaupun tidak dilihat
oleh kepala sekolah, siswa, maupun guru lain. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang banyak menjawab selalu (80%).
Selanjutnya, data tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 10 orang
(100%), yang memilih jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah (0%)
atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di bawah ini dapat
disimpulkan bahwa guru mencontohkan perilaku yang baik kepada siswa. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (100%).
Tabel 35
Mencontohkan perilaku yang baik
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
29
Selalu 10 100%
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
3. Aspek Profesional
Tabel 36
Mampu mengajar dengan baik
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
30
Selalu 6 60%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih jawaban selalu sebanyak 6 orang
(60%), sering sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa guru mampu mengajar dengan baik sehingga siswa dapat
memahami apa yang diajarkan oleh guru. Hal ini terlihat dari jawaban responden
yang banyak menjawab selalu (60%).
Tabel 37
Membaca buku-buku referensi lain untuk menambah pengetahuan
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
31
Selalu 3 30%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 4 40%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
kebanyakan memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 4 orang (40%), selalu
sebanyak 3 orang (30%), sering sebanyak 3 orang (30%), dan tidak pernah (0%)
atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan
bahwa sebelum mengajar guru membaca buku-buku referensi lain untuk
menambah pengetahuan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab kadang-kadang (40%).
Pada data tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 10 orang
(100%), yang memilih jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah (0%)
atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di bawah dapat
disimpulkan bahwa walaupun honor saya kecil, tetapi saya tetap semangat
mengajar. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu
(100%).
Tabel 38
Tetap semangat walaupun honor rendah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
32
Selalu 10 100%
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 39
Menjadi guru yang profesional
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
33
Selalu 10 100%
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 39, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 10 orang (100%), dan
yang memilih jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah (0%) atau tidak
ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa saya
ingin menjadi guru yang profesional. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
banyak menjawab selalu (100%).
Tabel 40
Mengikuti pelatihan-pelatihan agar dapat memiliki
sertifikat yang profesional
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
34
Selalu 1 10%
Sering 5 50%
Kadang-kadang 4 40%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan yang memilih jawaban sering sebanyak 5
orang (50%), kadang-kadang sebanyak 4 orang (40%), selalu 1 orang (10%), dan
tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa guru mengikuti pelatihan-pelatihan agar dapat memiliki
sertifikat yang profesional. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab sering (50%).
Berdasarkan tabel di bawah ini, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 9 orang
(90%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan yang memilih jawaban sering dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di bawah
dapat disimpulkan bahwa walau dalam keadaan bagaimanapun guru tetap
melaksanakan shalat lima waktu. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang
banyak menjawab selalu (90%).
Tabel 41
Tetap melaksanakan shalat lima waktu
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
35
Selalu 9 90%
Sering - -
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 42
Berpakaian rapih di sekolah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
36
Selalu 10 100%
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Dari data tabel 42 di atas dapat dilihat bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 10 orang (100%), dan
yang memilih jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah (0%) atau tidak
ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru
berpakaian rapih di sekolah. Ini merupakan suatu contoh baik dalam diri seorang
guru yang sudah seharusnya menjadi panutan atau contoh bagi murid-muridnya.
Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (100%).
Tabel 43
Tidak terlalu perduli dengan tanggung jawab sebagai guru
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
37
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah 10 100%
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
kebanyakan memilih jawaban tidak pernah sebanyak 10 orang (100%), dan yang
memilih jawaban selalu, sering dan kadang-kadang (0%) atau tidak ada jawaban
dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa guru perduli
dengan tanggung jawabnya sebagai guru. Hal ini terlihat dari jawaban responden
yang banyak menjawab tidak pernah (100%).
Tabel 44
Menjalankan tanggung jawab dengan baik
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
38
Selalu 6 60%
Sering 4 40%
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 6 orang
(60%), sering sebanyak 4 orang (40%), dan yang memilih jawaban kadang-
kadang dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data
tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketika diberi tanggung jawab guru
menjalankannya dengan baik. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab selalu (60%).
Pada tabel di bawah ini, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih jawaban sering sebanyak 4 orang
(40%), selalu sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%)
dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di
bawah dapat disimpulkan bahwa guru siap untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
untuk menambah wawasan. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab sering (40%).
Tabel 45
Mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
39
Selalu 3 30%
Sering 4 40%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Selanjutnya, data tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 4 orang
(40%), sering sebanyak 3 orang (30%), tidak pernah sebanyak 2 orang, dan
kadang-kadang 1 orang (10%). Dari data tabel di bawah dapat disimpulkan bahwa
guru siap melanjutkan kuliah kejenjang S2 walaupun biaya sendiri. Hal ini terlihat
dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (40%).
Tabel 46
Siap melanjutkan kuliah kejenjang S2 walaupun biaya sendiri
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
40
Selalu 4 40%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah 2 20%
JUMLAH 10 100%
4. Aspek Sosial
Tabel 47
Memperlakukan siswa sebagai anak sendiri
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
41
Selalu 10 100%
Sering - -
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 47 di atas, menunjukkan bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban selalu sebanyak 10 orang (100%), dan
yang memilih jawaban sering, kadang-kadang, dan tidak pernah (0%) atau tidak
ada jawaban dari responden. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa saya
memperlakukan siswa sebagai anak sendiri. Hal ini terlihat dari jawaban
responden yang banyak memilih jawaban selalu (100%).
Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa guru-guru di MI Misbahun
Nasyiin cukup baik dalam berinteraksi dengan peserta didik yaitu hanya dalam
batas kewajaran saja. Hal ini terlihat dari tabel di bawah yang menunjukkan
bahwa responden yang menjawab pernyataan, lebih banyak yang memilih
jawaban selalu yaitu 6 orang (60%), yang memilih jawaban sering sebanyak 4
orang (40%), kadang-kadang dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari
responden.
Tabel 48
Berinteraksi dengan peserta didik dalam batas-batas kewajaran
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
42
Selalu 6 60%
Sering 4 40%
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 49
Berkonsultasi dengan kepala sekolah
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
43
Selalu 4 40%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 3 30%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, kebanyakan memilih selalu sebanyak 4 orang (40%),
sering sebanyak 3 orang (30%), kadang-kadang sebanyak 3 orang (30%), dan
tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa setiap ada siswa yang bermasalah guru berkonsultasi
dengan kepala sekolah. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab selalu (40%).
Tabel 50
Tidak suka dengan kepala sekolah yang suka mengatur
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
44
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah 9 90%
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 50, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pertanyaan, lebih banyak memilih jawaban tidak pernah sebanyak 9 orang (90%),
kadang-kadang 1 orang (10%), dan yang memilih jawaban selalu dan sering (0%)
atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa
guru berhubungan baik dengan kepala sekolah, walupun kepala sekolah suka
mengatur tetapi guru tetap menjaga hubungan baik dengan kepala sekolah. hal ini
terlihat dari jawaban responden yang memilih jawaban tidak pernah (100%).
Data tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 5 orang
(50%), sering sebanyak 3 orang (30%), tidak pernah sebanyak 2 orang (20%), dan
selalu (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di bawah dapat
disimpulkan bahwa sebelum menyampaikan materi, guru bertukar pikiran terlebih
dahulu dengan sesama guru. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab kadang-kadang (50%).
Tabel 51
Bertukar pikiran dengan sesama guru
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
45
Selalu - -
Sering 3 30%
Kadang-kadang 5 50%
Tidak pernah 2 20%
JUMLAH 10 100%
Tabel 52
Malu untuk bertukar pikiran dengan sesama guru
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
46
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah 9 90%
JUMLAH 10 100%
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban tidak pernah sebanyak 9
orang (90%), kadang-kadang 1 orang (10%), dan yang memilih jawaban selalu
dan sering (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas
dapat disimpulkan bahwa mereka tidak malu untuk bertukar pikiran dengan
sesama guru. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab tidak
pernah (90%).
Tabel 53
Dekat dengan setiap orang tua atau wali siswa
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
47
Selalu 3 30%
Sering 3 30%
Kadang-kadang 4 40%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 53 di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, lebih banyak memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 4 orang
(40%), selalu sebanyak 3 orang (30%), sering sebanyak 3 orang (30%), dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa guru dekat dengan setiap orang tua atau wali siswa. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-kadang (40%).
Tabel 54
Tidak mau menemui orang tua atau wali siswa karena sedang sibuk
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
48
Selalu - -
Sering - -
Kadang-kadang 1 10%
Tidak pernah 9 90%
JUMLAH 10 100%
Data di atas menunjukkan bahwa responden dalam menjawab pernyataan,
kebanyakan memilih jawaban tidak pernah sebanyak 9 orang (90%), kadang-
kadang 1 orang (10%), dan yang memilih jawaban selalu dan sering (0%) atau
tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
ketika ada orang tua atau wali siswa yang menghadap, guru mau menemuinya
walaupun guru sedang sibuk. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak
menjawab tidak pernah (90%).
Berdasarkan data di bawah ini, dapat diketahui bahwa responden dalam
menjawab pernyataan, lebih banyak memilih jawaban kadang-kadang sebanyak 6
orang (60%), sering sebanyak 4 orang (40%), dan yang memilih jawaban selalu
dan tidak pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. ini menandakan
bahwa responden cukup aktif dalam berorganisasi di lingkungan tempat mereka
tinggal. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab kadang-
kadang (60%).
Tabel 55
Aktif berorganisasi di lingkungan tempat tinggal
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
49
Selalu - -
Sering 4 40%
Kadang-kadang 6 60%
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Tabel 56
Dikenal di masyarakat sebagai seorang guru
No. Soal Pilihan Jawaban Frekuensi Presentasi
50
Selalu 8 80%
Sering 2 20%
Kadang-kadang - -
Tidak pernah - -
JUMLAH 10 100%
Pada tabel 56, dapat diketahui bahwa responden dalam menjawab
pernyataan, kebanyakan memilih jawaban selalu sebanyak 8 orang (80%), sering
sebanyak 2 orang (20%), dan yang memilih jawaban kadang-kadang dan tidak
pernah (0%) atau tidak ada jawaban dari responden. Dari data tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa mereka dikenal di masyarakat sebagai seorang guru. Hal ini
terlihat dari jawaban responden yang banyak menjawab selalu (80%).
C. Analisis Data
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diperoleh data kinerja guru dengan
skor tertinggi 175, skor terendah 140, dan nilai rata-rata (Mean) 163,9. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dari data tabel berikut ini:
Tabel 57
Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
No. Kelas Interval F Fkb Fka X Fx
1. 167 -175 5 10 = N 5 171 855
2. 158 – 166 3 5 8 162 486
3. 149 -157 1 2 9 154 154
4. 140 – 148 1 1 10 = N 144 144
Total ∑f=10 ∑x=631 ∑fx=1639
Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dapat dilihat
dari 10 orang responden yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 2 orang
(20%), sedangkan yang mendapat skor di atas rata-rata 8 orang (80%). Ini
menunjukkan kinerja yang cukup baik dari guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah
Misbahun Nasyiin.
Dari tabel distribusi frekuensi kinerja guru di atas dapat dilihat pula nilai
yang akan menentukan kategori tinggi rendahnya rata-rata tingkat kinerja guru,
yaitu sebagai berikut:
1. Nilai 140 – 148 = Tidak Baik
2. Nilai 149 – 157 = Kurang
3. Nilai 158 – 166 = Cukup
4. Nilai 167 – 175 = Baik
Berdasarkan ketentuan di atas dapat diinterpretasikan bahwa kinerja guru
di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah cukup baik, hal ini
terlihat dari jumlah responden yang mempunyai nilai cukup (158 - 166) sebanyak
tiga orang dan responden yang mempunyai nilai baik (167 - 175) sebanyak lima
orang. Yang berarti bahwa keseluruhan responden yang mempunyai nilai di atas
rata-rata (mean) yaitu 163,9 sebanyak tujuh orang dengan persentase 70%. Ini
menunjukkan nilai yang baik yang dapat diaplikasikan dalam menginterpretasikan
kinerja guru di MI Misbahun Nasyiin.
Berbeda dengan hasil observasi yang penulis lakukan saat penelitian (tabel
4), pada faktanya ditemukan bahwa guru di MI Misbahun Nasyiin kurang baik
dalam aspek profesionalnya karena dari sekian jumlah guru di MI Misbahun
Nasyiin yang menjadi guru bidang studi ternyata tidak sesuai dengan jurusan
pendidikan terakhirnya, hal ini dapat menyebabkan kurang efektifnya kegiatan
belajar mengajar di sekolah. Namun latar belakang pendidikan guru yang tidak
sesuai dengan bidang studi yang mereka ajarkan ternyata tidak menjadi
penghambat jalannya kegiatan belajar mengajar di MI Misbahun Nasyiin, hal ini
karena guru-guru disana dapat menjalankan tugasnya dengan baik sebagai
seorang guru bidang studi yang mereka ajarkan, dalam kegiatan proses belajar
mengajar mereka dapat menyampaikan materi pelajaran dengan tepat dan jelas,
mereka juga menguasai materi atau bahan ajar yang mereka ajarkan, selain itu
mereka juga dapat memilih dan menggunakan metode/media yang sesuai dengan
pengajaran sehingga proses kegiatan belajar mengajar di MI Misbahun Nasyiin
tetap dapat berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dari lulusan-lulusan atau alumni
MI Misbahun Nasyiin yang berprestasi yaitu ada sebagian alumni yang dapat
meneruskan pendidikannya ke SMP Negeri. Dari hasil observasi tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa walaupun guru di MI Misbahun Nasyiin kurang baik
dalam kompetensi profesionalnya tetapi mereka berupaya keras untuk bisa lebih
baik lagi dalam kompetensi pedagogiknya. Di samping itu, mereka juga selalu
mendapat dorongan dan motivasi dari kepala sekolah untuk bisa meningkatkan
kinerja mereka, sebagaimana pernyataan kepala sekolah MI Misbahun Nasyiin
sebagai berikut
“iya.. karena itu merupakan kewajiban saya sebagai kepala sekolah untuk
mengayomi para guru di sekolah ini, ketika ada seorang guru yang mengadu
kepada saya akan masalah yang dia hadapi di kelas, saya selalu memberikan
saran dan motivasi agar guru tersebut tidak pesimis dan terus semangat dalam
mengajar”32
Selain permasalahan di atas, penulis juga menemukan fakta bahwa ada
beberapa guru di MI Misbahun Nasyiin yang menjalankan tugas lain selain di MI
Misbahun Nasyiin, yaitu seperti mengajar di sekolah-sekolah lain. Hal ini mereka
lakukan karena rendahnya honor atau gaji yang mereka peroleh. Meski banyaknya
tugas yang mereka emban tetapi mereka tetap dapat menjalankan tugasnya dengan
baik. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan kepala sekolah
MI Misbahun Nasyiin penulis dapat menarik kesimpulan bahwasanya kepala
sekolah di Madrasah tersebut mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam
meningkatkan kinerja para guru. Upaya-upaya kepala sekolah MI Misbahun
Nasyiin dalam meningkatkan kinerja guru di sana yaitu dengan cara memberikan
penghargaan kepada guru-guru yang berprestasi. Sebagaimana pernyataan beliau
dalam hasil wawancara sebagai berikut
32
Wawancara dengan Bpk. Atikullah, wawancara dilakukan di kantor kepala sekolah MI
Misbahun Nasyiin pada tanggal 29 November 2010.
“…di samping itu juga sekolah memberikan apresiasi atau penghargaan
kepada guru yang berprestasi berupa tambahan uang makan dan hadiah kado..
biasanya sih isinya itu jam dinding kalo ga ya buku bacaan gitu…”33
Selain itu beliau juga menerangkan bahwasanya beliau pun mengadakan
pelatihan-pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kualitas mereka dalam
mengajar dan untuk memperluas pengetahuan guru pada saat memberikan materi
sebagai bahan tambahan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
33
Wawancara dengan Bpk. Atikullah, wawancara dilakukan di kantor kepala sekolah MI
Misbahun Nasyiin pada tanggal 29 November 2010.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dipaparkan
beberapa temuan sebagai berikut:
1. Secara umum kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin pada
aspek pedagogik berada pada kategori cukup. Aspek pedagogik tersebut
meliputi: membuat rancangan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran
sesuai skenario, menentukan alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki siswa, menguasai materi, dan mengelola kelas.
Namun dalam menggunakan metode dan media yang sesuai untuk
pembelajaran sudah tergolong baik.
2. Pada aspek kepribadian secara umum kinerja guru berada pada kategori baik,
hal ini dapat terlihat dari kepribadian yang dimiliki oleh semua responden
yaitu seperti memiliki sifat empati, melindungi dan menyayangi siswa, kritis
dan tegas, mampu menguasai diri, berwibawa, disiplin, dan berakhlak mulia.
Namun dalam aspek kepribadian yaitu khususnya dalam hal kreatifitas kinerja
guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin tergolong cukup.
3. Secara umum kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin pada
aspek profesional berada pada kategori baik. Aspek profesional tersebut
meliputi: memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia, memiliki tanggung jawab atas
pelaksanaan tugas keprofesionalan, dan memiliki kesempatan dengan belajar
sepanjang hayat. Namun dalam memliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan
idealisme berada pada kategori cukup.
4. Pada aspek sosial secara umum kinerja guru di Madrasah Ibtidaiyah
Misbahun Nasyiin berada pada kategori baik. Aspek sosial tersebut meliputi:
pergaulan dengan peserta didik, sikap dengan kepala sekolah, sikap dengan
sesama guru, pergaulan dengan orang tua siswa, dan pergaulan dengan
masyarakat.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
secara umum guru Madrasah Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin Karang Tengah
Ciledug Tangerang cukup baik. Hal ini berarti bahwa guru-guru Madrasah
Ibtidaiyah Misbahun Nasyiin perlu ditingkatkan kinerjanya, baik pada aspek
pedagogik, aspek kepribadian, aspek profesional, maupun aspek sosial.
B. Saran
1. Para guru hendaknya lebih meningkatkan kualitas persiapan dalam
pembelajaran diantaranya yaitu membuat rancangan pembelajaran setiap
akan mengajar. Di samping itu juga, guru diharapkan untuk memperhatikan
proses pelaksanaan pembelajaran sesuai skenario dan menguasai materi yang
akan disampaikan, karena pembelajaran di luar skenario akan memperluas
penjelasan yang membuat siswa tidak fokus pada materi yang dituju. Dalam
mengelola kelas dan menentukan alat evaluasi pembelajaran pun para guru di
MI Misbahun Nasyiin diharapkan dapat memilih alat evaluasi yang tepat
yang sesuai dengan kompetensi yang dimiliki siswa.
2. Dalam aspek kepribadian, guru diharapkan agar dapat kreatif dan inovatif
dalam pembelajaran, karena suasana belajar yang monoton akan membuat
siswa jenuh dan tidak semangat untuk mengikuti proses pembelajaran.
3. Guru hendaknya memiliki kompetensi profesional dalam mengajar agar dapat
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam hal ini yang perlu ditingkatkan lagi
adalah minat dan idealisme guru dalam mengajar. Karena seorang pengajar
yang tidak mempunyai minat dalam mengajar akan berpengaruh pada mutu
pengajarannya yang akan berakibat pada menurunnya tingkat kinerja guru.
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, Ed. 1, Cet. VII, 2000.
Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Ed. 1, Cet. IV, 1996.
Daradjat, Zakiah. Kepribadian Guru, Jakarta: PT. Bulan Bintang, Cet. IV, 2005.
Data Siswa/Siswi MI Misbahun Nasyiin Tahun Ajaran 2010/2011.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2000.
Grafik Guru MI Misbahun Nasyiin Tahun Ajaran 2010/2011.
Hadi, Amirul dan Haryono. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 1998.
Ilyas, Yaslis. Kinerja Teori, Penilaian dan Penelitian, Depok: Pusat Kajian
Ekonomi Kesehatan FKMUI, Cet. III, 2002.
Kartini, Kartono. Menyiapkan dan Memadukan Karir, Jakarta: CV. Rajawali,
1985.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2005.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, Cet. IV, 2004.
Nawawi, Hadari. Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Gunung Agung, Cet. XIII,
1996.
Peraturan Pemerintah R.I Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru, Jakarta: BP.
Cipta Jaya
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Jakarta: CV. Eko Jaya, 2005.
Simanjuntak, Payaman J. Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Jakarta: LPFE UI,
Cet. I, 2005.
Subroto, Suryo. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cet. 1,
1997.
Sumijo, Wahjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik &
Pegembangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. II, 2001.
Supardi, dkk. Profesi Keguruan Berkompetensi dan Bersertifikat, Jakarta: Diadit
Media, 2009.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1995.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, Cet. II, 2002.
Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, Jakarta: BP. Karya Mandiri, 2006.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas,
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI, 2006.
Usman, Moh. Uzer. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, Cet. XIX, 2006.
Wibowo. Manajemen Kerja, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
KUESIONER KINERJA GURU MI MISBAHUN NASYIIN
KARANG TENGAH CILEDUG TANGERANG
KARAKTERISTIK RESPONDEN : a. Nama :
b. Umur : …… Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)
d. Golongan :
e. Pendidikan terakhir :
f. Masa kerja : …… Tahun
g. Status Pekerjaan : PNS / Honor *) *) Coret yang tidak perlu
PETUNJUK PENGISIAN : a. Mohon diisi oleh bapak / ibu guru untuk menjawab seluruh pernyataan yang
telah disediakan.
b. Berilah tanda (x) pada salah satu jawaban; A, B, C atau D yang tersedia
dibawah ini.
c. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang salah.
Oleh sebab itu, usahakan agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.
d. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak / ibu guru atas partisipasi guna
mensukseskan penelitian ini
A. Pertanyaan penelititan
1. Setiap akan mengajar saya menyusun RPP.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
2. RPP yang saya buat diperiksa dan ditanda tangani oleh kepala sekolah.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Saya masuk kelas tepat waktu.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Saya keluar kelas lebih lama dari waktu yang ditentukan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
5. Dalam mengajar materi yang saya sampaikan dapat dipahami dan oleh
siswa.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
6. Dalam pembelajaran saya menggunakan metode yang bervariasi sesuai
dengan mata pelajaran yang diajarkan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
7. Setiap mengajar saya menggunakan metode yang menarik yang disukai
oleh siswa.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Saya tidak memberikan tugas kepada siswa, karena membuat siswa jenuh.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
9. Saya memberikan PR kepada siswa setiap hari.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
10. Dalam pembelajaran saya kurang lancar menyampaikan materi yang saya
ajarkan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
11. Ketika ditanya oleh siswa saya bisa menjawab pertanyaan dengan baik.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
12. Sebelum pembelajaran dimulai saya mengatur tata ruang kelas untuk
pengajaran.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
13. Dalam pembelajaran saya menangani dan mengarahkan tingkah laku siswa
agar tidak merusak suasana kelas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
14. Saya tidak perduli terhadap siswa yang terlihat murung.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
15. Saya membantu memberikan solusi kepada siswa yang mempunyai
masalah.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
16. Saya memberikan perlakuan yang sama pada setiap siswa.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
17. Siswa yang saya ajar merasa terlindungi ketika berada di dekat saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
18. Saya memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
19. Dalam menangani siswa yang bermasalah saya bersikap tegas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
20. Setiap mengajar saya memberikan games atau permainan yang edukatif di
sela-sela pembelajaran.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
21. Dalam pembelajaran, saya menggunakan media yang membuat siswa aktif
dalam belajar.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
22. Saya memarahi siswa yang tidak mengerjakan tugas.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
23. Saya memberikan hukuman kepada siswa dengan hukuman fisik.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
24. Walaupun kelas saya tinggal siswa tetap mematuhi peraturan dan
mengerjakan apa yang saya perintahkan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
25. Saya tidak bercanda dengan siswa, ketika dalam kegiatan belajar
mengajar.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
26. Saya tidak menghiraukan jadwal pelajaran, walaupun siswa menunggu
kedatangan saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
27. Saya datang ke sekolah tepat waktu.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
28. Saya tetap menjaga sikap saya sebagai guru walaupun tidak dilihat oleh
kepala sekolah, siswa, maupun guru lain.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
29. Saya mencontohkan perilaku yang baik kepada murid saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
30. Saya mampu mengajar dengan baik sehingga siswa dapat memahami apa
yang saya ajarkan.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
31. Sebelum saya mengajar saya membaca buku-buku referensi lain untuk
menambah pengetahuan saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
32. Walaupun honor saya kecil, saya tetap semangat mengajar.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
33. Saya ingin menjadi guru yang profesional.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
34. Saya mengikuti pelatihan-pelatihan agar dapat memiliki sertifikat yang
profesional.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
35. Walau dalam keadaan bagaimanapun saya tetap melaksanakan shalat lima
waktu.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
36. Saya berpakaian rapih di sekolah.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
37. Saya tidak terlalu peduli dengan tanggung jawab saya sebagai guru.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
38. Ketika diberi suatu tanggung jawab saya menjalankannya dengan baik.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
39. Saya siap untuk mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menambah wawasan
saya sebagai guru.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
40. Saya siap melanjutkan kuliah kejenjang S2 walaupun biaya sendiri.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
41. Saya memperlakukan siswa sebagai anak saya sendiri.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
42. Saya berinteraksi dengan peserta didik dalam batas-batas kewajaran.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
43. Setiap ada siswa yang bermasalah saya berkonsultasi dengan kepala
sekolah.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
44. Saya tidak suka dengan kepala sekolah, karena beliau suka mengatur saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
45. Sebelum menyampaikan materi, saya bertukar pikiran terlebih dahulu
dengan sesama guru.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
46. Saya malu untuk bertukar pikiran dengan sesama guru.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
47. Saya dekat dengan setiap orang tua atau wali siswa.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
48. Ketika ada orang tua atau wali siswa yang menghadap, saya tidak mau
menemuinya karena saya sedang sibuk.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
49. Saya aktif berorganisasi di lingkungan tempat tinggal saya.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
50. Saya dikenal di masyarakat sebagai seorang guru.
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
PEDOMAN WAWANCARA
KARAKTERISTIK RESPONDEN : a. Nama :
b. Umur : …… Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)
d. Golongan :
e. Pendidikan terakhir :
f. Masa kerja : …… Tahun
g. Status Pekerjaan : PNS / Honor *) *) Coret yang tidak perlu
A. PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apa upaya bapak dalam meningkatkan kedisiplinan guru di sekolah ini?
2. Apakah guru di sekolah ini sudah mempunyai disiplin diri (self-
discipline)?
3. Bagamana sikap bapak kepada guru yang tidak berdisiplin?
4. Apakah bapak selalu memberikan motivasi kepada guru untuk
meningkakan kinerja mereka?
5. Penghargaan dalam bentuk apa yang bapak berikan kepada guru yang
berprestasi?
6. Apakah setelah diberikan penghargaan guru tersebut meningkatkan
kinerjanya?
7. Apa yang memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja mereka?
8. Apakah guru di sekolah ini mencontoh cara berdisiplin anda?
9. Apa yang menyebabkan guru di sekolah ini segan dan hormat kepada
anda, apakah hanya karena anda adalah pimpinan?
HASIL WAWANCARA
(dengan Kepala Sekolah MI Misbahun Nasyiin Karang Tengah Ciledug)
KARAKTERISTIK RESPONDEN : a. Nama : Atikullah
b. Umur : 40 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)
d. Golongan : -
e. Pendidikan terakhir : S1
f. Masa kerja : 15 Tahun
g. Status Pekerjaan : PNS / Honor *) *) Coret yang tidak perlu
B. PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apa upaya bapak dalam meningkatkan kedisiplinan guru di sekolah ini?
Jawab:
“upaya saya diantaranya adalah membuat kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan peraturan sekolah ataupun disiplin khususnya disiplin
para guru. contohnya adalah saya mewajibkan para guru untuk datang lebih
awal daripada murid, kalau murid-murid diwajibkan untuk masuk kelas jam
07.00 pagi berarti guru harus datang sebelum jam tersebut… maksimal jam 7
kurang 15 guru sudah harus datang dan siap untuk mengajar. ”
2. Apakah guru di sekolah ini sudah mempunyai disiplin diri (self-discipline)?
Jawab:
“setiap guru di sini mempunyai kelebihan dan kekurangan.. kebanyakan dari
mereka sudah mempunyai disiplin diri dan bisa menerapkannya dalam
mengikuti peraturan sekolah dan menjalani kewajibannya dengan baik, tapi
masih ada beberapa guru yang masih belum bisa sepenuhnya berdisiplin untuk
bisa menjalankan kewajibannya sebagai guru di sini dengan baik”
3. Bagaimana sikap bapak kepada guru yang tidak berdisiplin?
Jawab:
“Setiap peraturan di buat untuk di taati.. begitupun disiplin sekolah yang harus
ditaati oleh murid-murid maupun guru, dan setiap dari pelanggaran disiplin
pun akan ada konsekuensi yang akan di dapatkan, dalam hal ini guru yang
melanggar disiplin di sekolah akan saya tegur untuk yang pertama kali, dan
akan saya berikan surat peringatan apabila sudah berkali-kali melanggar..
biasanya guru yang sudah saya tegur akan langsung mengerti dan tidak
mengulangi kesalahannya untuk yang kedua kali.”
4. Apakah bapak selalu memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan
kinerja mereka?
Jawab:
“iya.. karena itu merupakan kewajiban saya sebagai kepala sekolah untuk
mengayomi para guru di sekolah ini.. ketika ada seorang guru yang mengadu
kepada saya akan masalah yang dia hadapi di kelas saya selalu memberikan
saran dan motivasi agar guru tersebut tidak pesimis dan terus semangat dalam
mengajar.”
5. Penghargaan dalam bentuk apa yang bapak berikan kepada guru yang
berprestasi?
Jawab:
“setiap tahun setelah ujian akhir nasional biasanya sekolah mengadakan tour
refreshing untuk murid kelas enam yang sudah lulus dari sekolah.. di tempat
tour kita biasa mengadakan berbagai macam acara dan perlombaan..
disamping itu juga sekolah memberikan apresiasi atau penghargaan kepada
guru yang berprestasi berupa tambahan uang makan dan hadiah kado..
biasanya sih isinya itu jam dinding kalo ngga ya buku bacaan gitu… ”
6. Apakah setelah diberikan penghargaan guru tersebut meningkatkan
kinerjanya?
Jawab:
“iya… walaupun hadiahnya tidak seberapa besar tetapi hal tersebut secara
tidak langsung memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja mereka.”
7. Apa yang memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja mereka?
Jawab:
“disamping pemberian apresiasi dan hadiah kepada guru yang berprestasi..
sesuatu yang lain yang memotivasi para guru untuk meningkatkan kinerja
mereka adalah datang dari diri mereka sendiri.. yaitu keinginan untuk
mencerdaskan anak bangsa dan selalu sabar dalam mengajar anak didik
mereka.”
8. Apakah guru di sekolah ini mencontoh cara berdisiplin anda?
Jawab:
“sebagai seorang kepala sekolah saya harus mencontohkan hal baik kepada
para guru di sekolah ini.. banyak guru yang mencontoh disiplin saya ketika
datang ke sekolah, biasanya saya datang lebih dulu dari guru-guru yang lain.”
9. Apa yang menyebabkan guru di sekolah ini segan dan hormat kepada anda,
apakah hanya karena anda adalah pimpinan?
Jawab:
“salah satunya memang kadang-kadang guru menghormati saya hanya karena
saya adalah seorang pimpinan.. tetapi di samping itu juga saya harus menjaga
sikap, wibawa dan bergaul baik dengan guru-guru di sini, karena saya tidak
mau jadi pimpinan yang di takuti, tapi saya ingin jadi pimpinan yang di
hormati dan di segani karena kinerja saya yang baik.”
Perhitungan distribusi frekuensi variabel kinerja guru.
Range = Nilai tertinggi – Nilai terendah
= 175 – 140
= 35
Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 10
= 1 + 3,3 x 1
= 1 + 3,3
= 4,3
= 4
Interval kelas =
=
=
= 8, 75
= 9
Dari perhitungan di atas, maka tabel distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut:
No. Kelas Interval F Fkb Fka X Fx
1. 167 -175 5 10 = N 5 171 855
2. 158 - 166 3 5 8 162 486
3. 149 -157 1 2 9 154 154
4. 140 - 148 1 1 10 = N 144 144
Total ∑f=10 ∑x=631 ∑fx=1639
Modus = l + x i
l = 167 – 0,5
= 166,5
fa = 5 – 0 = 5
fb = 5 – 3 = 2
i = 4
Mo = 166,5 + x 4
= 166,5 + x 4
= 166,5 +
= 166,5 + 2,9
= 169,4
Median = l - x i
l = 158 - 0,5
= 157,5
Median = 157,5 – x 4
= 157,5 - x 4
= 157,5 – x 4
= 157,5 – 1 x 4
= 157,5 – 4
= 153,5
Mean = ∑
∑ fx = 1639
N = 10
=
= 163,9
i = 4
fi = 3
fkb = 2
Lampiran 3
Perhitungan rata-rata dan simpangan baku.
No.
Responden
y y - ŷ (y –
1. 175 10,2 104,04
2. 170 -5,2 27,04
3. 170 -5,2 27,04
4. 165 -0,2 0,04
5. 170 -5,2 27,04
6. 159 5,8 33,64
7. 140 24,8 615,04
8. 166 -1,2 1,44
9. 176 -11,2 125,44
10. 155 98 9,604
Total ∑y = 1646 ∑ = 1013,84
Diketahui:
ŷ =
=
= 164,6
= ∑
=
=
=112,649
S =
=
=
= 3,54
1
No. pernyataan
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
11 12
13
14 15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
1 2 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2
3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3
4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 2 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 2
5 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3
6 2 4 2 3 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 2 2 4 2 2 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4
7 4 4 4 1 4 4 4 3 2 4 2 1 4 4 2 4 3 1 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 4 2 2 4 4 2 2 4 4 3 2
8 2 3 3 2 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
9 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3
10 2 2 3 2 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 4 2 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 3
Jumlah
27
34
32
25
31
30
31
36
28
38
35 25
37
39 31
39
32
26
33
22
24
30
35
27
30
40
33
36
40
35
29
40
40
27
38
40
40
36
29
Responden
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 175
2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 170
3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 170
4 1 4 3 3 4 1 4 4 4 2 4 165
5 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 3 170
6 4 4 4 2 3 2 3 4 4 2 4 159
7 1 4 3 2 4 1 4 2 3 2 4 140
2
8 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 166
9 3 4 3 3 4 2 4 2 4 3 4 176
10 3 4 4 3 4 3 4 2 4 3 3 155
Jumlah
28
40
35
32
39
22
39
29
39
24
38
1646