studi analisis tajdidun nikah di kua kecamatan...

112
STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Syari’ah Oleh : ALI ROSYIDI NIM. 2103224 FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Upload: dinhcong

Post on 15-Feb-2018

249 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN SALE

KABUPATEN REMBANG

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Dalam Ilmu Syari’ah

Oleh :

ALI ROSYIDI NIM. 2103224

FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG 2008

Page 2: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

ii

ABSTRAKSI

Pernikahan yang ada di wilayan kecamatan Sale dan dilaksanakan oleh masyarakat memiliki dua bentuk yaitu: pernikahan yang dilaksanakan hanya menurut hukum fiqih dan pernikahan yang dilangsungkan menurut hukum positif. Dua bentuk pernikahan ini mempunyai perbedaan dalam syarat melaksankan pernikahan yaitu adanya syarat administratif sehingga hal ini yang menjadika adanya pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale.

Persoalan yang muncul dan menarik dari latar belakang di atas akhirnya peneliti berkeinginan untuk melakukan suatu penelitian dengan judul “Studi Analisis Tajdidun Nikah di KUA kecamatan Sale kabupaten Rembang “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Pelaksanaan tajdidun nikah yang dilaksanakan oleh KUA kecamatan Sale, 2) Pelaksanaan tajdidun nikah yang dilakukan oleh KUA kecamatan Sale menurut hukum positif dan hukum Islam.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research), kemudian dalam memperoleh data yang diperlukan menggunakan cara sebagai berikut: sumber data terbagi menjadi data primer dan data sekunder, dalam pengumpulan data di lapangan menggunakan metode wawancara, dan dokumentasi. Kemudian setelah data terkumpul dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif klinis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KUA kecamatan Sale dalam menyelenggarakan tajdidun nikah menggunakan dasar hukum pada UU No.1 Tahun 1974 pasal 26 ayat 1. Hukum dari dari adanya pelaksanaan tajdidun nikah ini adalah wajib dan alasan masyarakat melaksanakan tajdidun nikah ini adalah untuk mendapat pelegalan nikah dari KUA kecamatan Sale, sehingga ada kejelasan hukum positif yang mengayominya jika terdapat persoalan dikemudian hari.

Page 3: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp. : 4 (Empat) Eks. Kepada Yth. Hal. : Naskah Skripsi Dekan Fakultas Syari’ah

an. Sdra. ALI ROSYIDI di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi Saudara : Nama : ALI ROSYIDI NIM : 2100135 Judul : “Studi Analisis Tajdidun Nikah di KUA Kecamatan Sale

Kabupaten Rembang” Sudah selesai proses bimbingan. Selanjutnya dengan ini saya mohon kiranya skripsi Saudara tersebut dapat segera dimunaqasyahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 12 November 2007

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Siti Amanah, M.Ag. H. Moh. Arja Imroni, M.Ag. NIP. 150 218 257 NIP. 150 282 133

Page 4: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

iv

DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULAS SYARI’AH Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka 02 Telp. (024) 7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

Skripsi Saudara: Atas Nama : ALI ROSYIDI NIM : 2103224 Jurusan : AHWAL AL SYAKHSIYAH Judul Skripsi : STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN

SALE KABUPATEN REMBANG Telah dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang pada tanggal :

Semarang, 14 Januari 2008 Dan dapat diterima sebagai pelengkap ujian akhir program sarjana (S.1) Tahun Akademik 2008 guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Syari’ah.

Semarang, 30 Januari 2008

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang, Moh. Arifin, M.Hum. H. Moh. Arja Imroni, M.Ag. NIP. 150 279 720 NIP. 150 282 133 Penguji I Penguji II H. Khoirul Anwar, M.Ag. Drs. H. Musahadi, M.Ag. NIP. 150 276 114 NIP. 150 267 754

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Siti Amanah, M.Ag. H. Moh. Arja Imroni, M.Ag. NIP. 150 218 257 NIP. 150 282 133

Page 5: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

v

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran

orang lain. Kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang

dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 30 Januari 2008

Deklarator,

ALI ROSYIDI NIM.2100135

Page 6: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

vi

MOTTO

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia

menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,

dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Q.S ar-Rum : 21)

Page 7: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati baik sebagai hamba Allah dan insan akademis,

karya tulis yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

Bapak (Abdul Karim) dan Ibunda (Masrufah) tercinta yang selalu berdo’a

dan memberikan restunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini.

Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan motivasi (Erna Rosyidah dan

Ida Rosyidah) yang selalu memberiakan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Teman-teman seperjuangan dan sahabat-sahabatku sepergerakan.

Page 8: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, penulis panjatkan atas

segala limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: “Studi Analisis Ta’kidun Nikah di KUA

Kecamatan Sale Kabupaten Rembang”, dengan baik tanpa banyak menemui

kendala yang berarti.

Shalawat dan salam, semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad

SAW. beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang telah

membawa dan mengembangkan Islam hingga seperti sekarang ini.

Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini berkat adanya usaha dan

bantuan baik berupa moral maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis tidak

akan lupa untuk menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama

kepada:

1. Yth. Drs. Muhyiddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

2. Yth. Ibu Dra. Siti Amanah, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Arja

Imroni, M.Ag., selaku pembimbing II, yang sabar menanti penulis untuk

menyelesaikan penulisan skripsi dan tiada henti-hentinya selalu mengingatkan

penulis.

3. Yth. Bapak dan ibu dosen serta karyawan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

4. Bapak Abdul Karim dan Ibu Masrufah tercinta yang telah rela berjuang dan

selalu menyisihkan sebagian hasil keringatnya demi selesainya studi serta tiada

henti-hentinya dengan tulus mendoakan penulis.

5. Adik-adikku tercinta yang selalu memberikan motivasi (Erna Rosyidah dan Ida

Rosyidah) yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

ix

6. Serta berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Hanya

ucapan terima kasih yang penulis haturkan dan semoga amal ibadahnya akan

dicatat sebagai amal kebajikan yang akan dibalas kelak oleh Allah SWT.

Akhirnya, penulis sadar bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih

terdapat banyak kekurangan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada kritik dan

saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan

datang. Besar harapan penulis karya ilmiah ini dapat memperluas pemahaman kita

bersama dalam memahami makna dan substansi pendidikan yang sebenarnya.

Semoga bermanfaat.

Hanya ucapan terima kasih yang tidak terhingga yang dapat penulis

sampaikan. Semoga amal dan jasa baik dari semua pihak di atas diterima oleh Allah

SWT. Pada akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amien.

Semarang, 30 Januari 2008

Penulis

ALI ROSYIDI NIM. 2103224

Page 10: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….………………………………………………………...….

HALAMAN ABSTRAKSI ……………………………………………………..……

NOTA PEMBIMBING ………………………………………………………….....

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………………

HALAMAN DEKLARASI ……………………………………………………..….

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………………...

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………....

HALAMAN KATA PENGANTAR ……………………………………………….

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….……

BAB I PENDAHULUAN ..……………………………………………….……

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..…..

B. Perumusan Masalah…………………………………………….……

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………………

D. Telaah Pustaka………………… ……………………………..……

E. Metode Penelitian……….…………………………………………..

F. Sistematika Penulisan……………………………………………….

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TAJDIDUN NIKAH ……...............

A. Pengertian Tajdidun Nikah ……………………..…………………

B. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tajdidun Nikah ………………

C. Hukum Tajdidun Nikah ……………………………………………

D. Prosedur Tajdidun Nikah di KUA…….. ………………………….

BAB III PELAKSANAAN TAJDIDUN NIKAH DI KANTOR URUSAN

AGAMA KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG ………

A. Gambaran Umum KUA Kecamatan Sale …………………………

1. Letak Geografis KUA Kecamatan Sale ………………………

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

x

1

1

9

9

10

13

17

20

20

23

24

27

33

33

33

Page 11: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

xi

2. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas KUA Kecamtan

Sale……………………………………………………………

B. Pelaksanaan Tajdidun Nikah di KUA Kecamatan Sale …………..

1. Sebab terjadinya tajdidun nikah di KUA kecamtan Sale……..

2. Alasan KUA kecamtan Sale dalam menyelenggarakan

tajdidun nikah…………………………………………………

3. Pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamtan Sale

karena nikah sirri……………………………………………

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN TAJDIDUN NIKAH

DI KUA KECAMATAN SALE ………………………………………

A. Analisis terhadap Hukum Tajdidun Nikah di KUA Kecamatan

Sale ……………………………………………………………….

B. Analisis terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 26

ayat 2 …………………………………………………...................

C. Analisis terhadap Pelaksanaan Tajdidun Nikah di KUA

Kecamatan Sale dikarenakan Nikah Sirri ………………………...

BAB V PENUTUP …………………………………………………………….

A. Kesimpulan ………………………………………………………..

B. Saran-saran ………………………………………………………..

C. Penutup …………………………………………………………....

36

39

39

41

44

47

47

54

57

68

68

69

70

Page 12: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan adalah merupakan ikatan lahir dan batin antara seorang

pria dan seorang wanita, dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan

bahagia berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.1 Dalam membentuk suatu

hubungan yang lama dan kapan berhentinya belum diketahui oleh siapa pun

juga. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan jiwa dan mental dalam

diri setiap manusia yang akan melakukan suatu hubungan lahir dan batin

dalam artian pernikahan, karena dengan pernikahan setiap insan akan

mengalami babak baru dalam kehidupan yang semestinya akan membawa

mereka ke dalam rintangan-rintangan yang bertahap dan tingkat kesulitan

yang sudah sesuai dengan keadaan diri setiap masing-masing individu.

Hubungan yang terjadi akibat dari pernikahan adalah hubungan suami

dan istri, kemudian hubungan orang tua dan anak akan mencerminkan

hubungan kemanusiaan yang lebih terhormat, sejajar dengan martabat

manusia itu sendiri. Dalam banyak hal memang hubungan suami istri harus

berbeda dengan makhluk Allah SWT lainnya yaitu yang mempunyai tujuan

bahwa nikah adalah merupakan budaya seks, tetapi manusia menganggap seks

hanya salah satu bagian dari hasil pernikahan. Hubungan yang lebih besar dari

pernikahan yakni hubungan keluarga suami dan keluarga istri, antara

1 Departemen Agama RI, Bahan-Bahan Penyuluhan Hukum, Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999 / 2000. hlm. 13.

Page 13: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

2

kampung suami dan kampung istri, maksudnya adanya pernikahan akan

membangun hubungan komunitas sosial yang lebih luas.2

Pemuda adalah generasi penerus yang tidak bisa mengelak dan lari

dari pernikahan, ketika waktu menentukan dan kondisi lingkungan

mendorong, serta keluarga memberikan dorongan untuk melakukan suatu

pernikahan, maka masa bujang atau kesendirian akan berakhir. Masa

kesendirian yang begitu indah dan tidak ada keterkaitan dengan siapa-siapa,

kehidupan penuh dengan sukaria, permainan yang tak terbatas, penampilan

dan gaya hidup hampir mengikuti perkembangan zaman, semuanya seakan-

akan hilang ketika proses pernikahan baru akan berjalan. Perubahan-

perubahan secara cepat baik dalam mental maupun raga seakan-akan

mengajak diri seseorang untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan para

orang tua yang sudah mengalami babak baru dalam kehidupan, hal ini

dikarenakan adanya keajaiban yang akan menghampiri diri setiap orang

setelah menikah atau melaksanakan sunnah Rasul. Hadits riwayat dari Anas

bin Malik, bahwa beliau Nabi SAW., bersabda:

ال ه ق ك رضي اهللا عن ا ل ن م ه :عن أنس اب ي صلى اهللا علي ال النب قلم د صلى وأ يلكنوس ساء فمن رغب أفطروأصوم وأوأرق زوج الن ت

3 )رواه البخاري(. عن سنتى فليس منى

Artinya: Dari Anas bin Malik ra. berkata, Nabi S.A.W. bersabda: akan tetapi aku shalat, tidur, puasa, berbuka, dan aku menikahi perempuan.

2 Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004. hlm. 49. 3 Al-Imam Zainuddin bin Ahmad bin Abdullatif al-Zubaidi, Mukhtashar Shahih Bukhari,

Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiah, t.th., hlm. 429.

Page 14: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

3

Maka barang siapa membenci sunnahku, maka ia bukan termasuk golonganku. (H.R. Bukhari ).

Menurut Ahmad Rofiq, perkawinan merupakan salah satu perintah

agama kepada yang mampu untuk segera melaksanakannya, karena dengan

pernikahan dapat mengurangi maksiat penglihatan, memelihara diri dari

perbuatan zina. 4 Oleh karena itu, bagi mereka yang berkeinginan untuk

menikah tetapi belum siap dalam pembekalan, maka berpuasalah agar dapat

membentengi diri dari perbuatan tercela, yaitu zina yang merupakan dosa

besar. Allah SWT., menganjurkan dalam pernikahan yang firman-Nya ada

pada Al-Qur’an surat An-Nur ayat 32 yang berbunyi:

الأيامى منكم والصالحين من عبادآم وإمائكم إن يكونوا وأنكحوا 5)٣٢: النور (.ء يغنهم الله من فضله والله واسع عليمفقرا

Artinya: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan

orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S. An-Nur : 32).

Dari ayat di atas, bisa dipahami bahwa setiap insan yang secara lahir

sudah dewasa baik dalam bentuk postur tubuh maupun umur serta secara

batiniah bisa dikatakan siap untuk menikah, maka mereka baik secara sendiri

maupun dengan perantara orang tua diharapkan untuk bisa segera

melaksanakan pernikahan, agar hal-hal yang negatif tidak masuk dalam

kehidupannya. Dengan pernikahan juga akan mengubah hukum yang mana

4 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

hlm. 69. 5 Departemen Agama, Al-Qur'an Terjemah, Surabaya: cv. Karya utama, 2000. hlm. 549.

Page 15: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

4

semula haram untuk dilakukan berubah menjadi wajib dilakukan, dan ketika

melakukannya mendapat pahala dari Allah SWT sebagai ganti dan secara

dhahir akan lebih dihormati dalam kehidupan bermasyarakat.

Proses yang terjadi dalam pernikahan adalah suatu upaya untuk

melaksanakan perintah Allah SWT yang tata caranya sesuai dengan ketentuan

hukum Islam agar tidak salah, karena hal ini berhubungan dengan sah dan

tidaknya suatu pernikahan yang pada akhirnya berakibat pada hukum yang

akan dikenakan untuk mereka yang melaksanakannya. Perintah itu turun

sudah pasti ada prosedur yang mengaturnya, dan hal ini merupakan kewajiban

khususnya berhubungan dengan syarat dan rukun, juga harus disesuaikan

dengan aturan-aturan hukum Islam. Jumhur ulama’ dalam memandang rukun

Islam mereka menyatakan bahwa akad nikah itu sah jika memenuhi rukun

nikah, yaitu adanya pengantin putra dan putri, wali, saksi, mahar serta ijab dan

qabul.

Kondisi masyarakat sangat mempengaruhi suatu pemikiran Islam

untuk menentukan langkah dalam menghukumi suatu masalah. Mungkin

rukun yang sudah menjadi aturan sesuai dengan kondisi dan situasi pada

turunnya aturan itu, yang mana perkembangan zaman mengalami perubahan.

Sedangkan kita tahu, bahwa masyarakat setiap periode terjadi suatu perubahan

dan mengalami perkembangan yang pada akhirnya hukum harus bisa

mengatur tentang kondisi masyarakat yang serba berbeda, elastisitas atau

kelenturan dari karakter hukum perlu adanya mengikuti suatu ruang dan

waktu. Menurut an-Na’im sebagai pemikir Islam kontemporer beliau

Page 16: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

5

berpendapat, bahwa Islam itu baik untuk setiap zaman.6 Hukum Islam yang

merupakan formulasi syari’ah harus bisa menghadapi tantangan dan isu-isu

yang terjadi khususnya dalam ibadah sosial.

Rukun nikah yang menjadikan sah dan tidaknya nikah sangat

memungkinkan terjadinya perubahan ke arah perbaikan karena dipandang

kurang sesuai dalam menghadapi isu-isu tentang pernikahan zaman modern.

Menurut Imam Syaukani, bahwa rukun nikah yang ditetapkan oleh para pakar

ahli fiqih misalnya Imam Syafi’i itu sudah tidak relevan jika diterapkan di

Indonesia pada era sekarang, karena kurang memberi keadilan pada pihak

istri. Selanjutnya beliau juga berpendapat bahwa rukun nikah hasil pemikiran

para imam mujtahid mutlak harus ditambah dengan pencatatan administrasi

yang dilakukan oleh wakil dari pejabat Negara yang mengurusi tentang nikah

atau PPN (Pegawai Pencatat Nikah).7

Pemahaman masyarakat yang menitikberatkan pada fanatik ajaran

antara paham ajaran klasik dan modern menimbulkan suatu permasalahan

dalam menetapkan hukum, semisal sebagian kelompok fanatisme ajaran

klasik maka setiap gerak dan langkahnya selalu mengikuti ajaran itu.

Kemudian yang terlalu fanatisme pada perubahan ia menginginkan adanya

perkembangan dan perubahan dalam ajarannya yang selalu menyesuaikan

keadaan, model yang seperti ini selalu menjadikan perbedaan yang mana pada

6 Mulyadi Kartanegara, Pemikiran Islam Kontemporer, Yogyakarta: Jendela, 2003. hlm.

15. 7 Imam Syaukani, Rekonstruksi Epistimologi Hukum Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006. hlm. 257.

Page 17: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

6

akhirnya menimbulkan titik-titik permasalahan baik hukum, budaya dan

sosial.

Kecamatan Sale Kabupaten Rembang adalah daerah yang terdiri dari

masyarakat yang taat kepada agama Islam, kebanyakan mengikuti aturan-

aturan yang telah ditetapkan salah satu imam mujtahid mutlak yaitu Imam

Syafi’i, sebagian besar mempunyai pengaruh di Asia Tenggara, antara lain;

Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunai Darussalam. Pemikiran-pemikiran

orang-orang Sale yang berangkat dari latar belakang pendidikan pondok

pesantren akan berpengaruh terhadap hasil pemikirannya, biasanya mereka

lebih mengedepankan tekstualitas hukum daripada kontekstualitasnya. Hal ini

mengakibatkan dalam menyikapi suatu persoalan hanya dipandang dari satu

sudut pandang terjadinya hukum. Rukun nikah menurut mereka adalah yang

sudah ditetapkan oleh para ahli fiqih dan juga Kompilasi Hukum Islam tahun

1991 pasal 14, sebagai ukuran dalam sah dan tidaknya suatu pernikahan.

Kantor Urusan Agama (KUA), yang notabene wakil dari negara secara

formal mereka adalah alumni dari dunia pendidikan yang diakui dalam artian

resmi dan bersertifikat, cara pandang dalam berfikir sangat dipengaruhi oleh

latar belakang yang telah dilalui. Pemikiran-pemikiran para pejabat KUA

yang kebanyakan bersertifikat sarjana menggunakan perpaduan dari teks dan

konteksnya.

KUA secara resmi mempunyai landasan kekuatan hukum karena

adanya kekuatan Negara di balik semua itu. Menurut Mahfud, pemerintah

memegang pertahanan monopoli dalam pembangunan hukum. Produk-produk

Page 18: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

7

hukum yang dihasilkan lebih cenderung kaku dan kurang terbuka bagi

perubahan yang bersifat oprefi, yaitu hukum hanya memantulkan persepsi

sosial para pengambil kebijaksanaan sepihak, kemudian ketika intervensi

Negara dan kekuasaan semakin meluas dengan kontrol sosial yang semakin

ketat, Negara akhirnya menjadi kekuatan yang dominan dan hegemonik atas

keseluruhan proses politik, termasuk pembuatan hukum. 8 Bisa dipahami

bahwa, dalam Negara hal ini KUA sebagai salah satu lembaga hukum

mempunyai kekuatan yang bisa melemahkan kekuatan masyarakat.

KUA di Kecamatan Sale dalam menyelenggarakan tajdidun nikah

mereka hanya melaksanakan berdasarkan pada Undang-undang No.1 tahun

1974 pasal 26 tentang adanya pembaharuan nikah dari nikah yang menyalahi

aturan dalam prosedur pernikahan di KUA ke nikah yang resmi, yaitu yang

sesuai dengan prosedur pernikahan yang ada di Kantor Urusan Agama

(KUA).

Menurut Ari Suharno, bahwa tajdidun nikah yang diselenggarakan

oleh KUA kecamatan Sale berarti menganggap kalau nikah yang

awal/pertama menjadi rusak, padahal pernikahan itu sudah sesuai dengan

aturan yang berlaku dalam fiqih mengenai rukun dan syarat nikahnya.

Sehingga hukum dari nikah ini adalah sah dan tidak perlu mengadakan

pernikahan kembali di KUA, karena pihak KUA hanya bertugas sebagai

pegawai pencatat nikah yang akhirnya mengeluarkan akad nikah.

8 Marzuki Wahid, dkk., Fiqih Madzab Negara, Yogyakarta: LkiS, 2001. hlm. 181.

Page 19: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

8

Menurut para ulama telah merumuskan sekian banyak rukun dan

syarat nikah yang mereka pahami dari ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi

SAW., yaitu adanya calon suami dan istri, wali, dua orang saksi, mahar serta

ijab qabul.9 Menurut Kompilasi Hukum Islam rukun dan syarat perkawinan

adalah sama dengan apa yang ditetapkan oleh para ulama di atas. Masyarakat

di Kecamatan Sale menganggap bahwa sahnya akad nikah adalah jika syarat

dan rukunnya secara fiqih sudah terpenuhi. Menurut Quraish Shihab dalam

bukunya yang berjudul wawasan Al-Qur’an beliau berpendapat, bahwa dalam

konteks ke-Indonesiaan akad nikah yang sah adalah akad nikah yang sah

menurut agama dan Negara, karena agar membawa kemaslahatan antara

kedua belah pihak.10

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis bermaksud ingin lebih

mengetahui tentang permasalahan tentang tajdidun nikah yang diadakan oleh

KUA Kecamatan Sale dalam rangka melegalisasi (pengesahan) pernikahan

dengan jalan melakukan akad nikah kembali. Menurut hemat penulis

permasalahan ini sangat menarik untuk ditindaklanjuti, karena adanya

perbedaan persepsi antara pihak KUA di daerah tersebut dengan masyarakat

pada umumnya di wilayah Kecamatan Sale Kabupaten Rembang dengan judul

skripsi studi analisis tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale kabupaten

Rembang.

9 Hasbi Indra, Potret Wanita Sholehah, Jakarta: Penamadai, 2004. hlm. 85. 10 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1998. hlm. 204

Page 20: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

9

B. Perumusan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini tidak terlalu luas yang pada akhirnya

berakibat kurang terarah, maka berikut ini akan kami batasi permasalahannya

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale

Kabupaten Rembang?

2. Bagaimanakah pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale

menurut hukum positif dan hukum Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan tajdidun nikah di KUA Kecamatan

Sale Kabupaten Rembang.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan tajdidun nikah menurut hukum positif

dan hukum Islam.

2. Manfaat

a. Semoga penelitian ini bisa memberikan gambaran tentang gejolak

masyarakat dan ditemukan pemecahan untuk menyelesaikan

permasalahan yang sedang diteliti.

b. Dalam penelitian yang dilaksanakan bisa memberikan penambahan

khazanah karya ilmiah.

Page 21: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

10

c. Jiwa amar ma’ruf tetap terbina dalam penegaan syariat Islam yang

sesuai dengan Al-qur’an dan Al-hadits.

d. Tumbuhnya generasi-generasi muda Islam yang intelektual serta

mampu menghadapi masalah-masalah dengan dewasa dan bijak

e. Pemahaman tentang hukum yang semakin luas dan tidak selalu

menjadikan pola pikir yang fanatik terhadap salah satu mazhab.

D. Telaah Pustaka

Telaah pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap

penelitian yang ada mengenai kekurangan dan kelebihan yang ada

sebelumnya.

Telaah pustaka mempunyai andil besar dalam rangka mendapatkan

suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori-teori yang ada kaitannya

dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.

Sebelum peneliti membahas lebih lanjut tentang pelaksanaan tajdidun

nikah di KUA Kecamatan Sale Kabupaten Rembang, maka peneliti mencoba

menelaah buku-buku yang untuk dijadikan sebagai sumber informasi dan

perbandingan dalam penelitian, buku-bukunya adalah sebagai berikut:

Pertama, buku yang berjudul Nikah Sirri Tersesat di Jalan yang

Benar, karya Dra. Effi Setiawati. Di dalam buku ini terdapat hal-hal yang

membahas tentang nikah sirri dalam sub babnya membahas tentang

pernikahan tanpa payung hukum, mengungkap pengalaman perempuan.

Kemudian dalam bab yang lain diterangkan tentang penelitiannya yang

Page 22: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

11

membahas tentang gambaran Kecamatan Sumber Sari dan sejarah keberadaan

orang Madura di Kabupaten Jember, profil subjek penelitian, temuan

lapangan, persepsi subjek tentang pernikahan, alasan melakukan nikah sirri,

faktor pendukung pernikahan sirri, pelaksanaan nikah sirri, kebersamaan

suami istri dalam nikah sirri (mu'asyarah bil ma'ruf) dan dampak nikah sirri.11

Penelitian ini yang menjadikan berbeda dengan apa yang akan dibahas oleh

peneliti adalah bahwa fokus penelitian ini adalah pada pelaksanaan nikah sirri

yang dilakukan oleh masyarakat Madura yang berada di Kabupaten Jember,

kemudian peneliti akan membahas tentang pembaharuan nikah sirri yang

dilakukan oleh KUA Kecamatan Sale Kabupaten Rembang.

Kedua, Wannimag Habsul dalam bukunya yang berjudul Perkawinan

Terselubung di Antara Berbagai Pandangan. Dalam salah satu sub babnya,

buku ini membahas tentang nikah sirri, hukum diadakannya nikah sirri dan

dalil-dalil dalam menyikapi adanya nikah sirri yang diambil dari al-Qur'an dan

al-Hadits.12 Dalam kajian ini lebih terfokus pada dalil-dalil tentang adanya

permasalahan nikah sirri, sedangkan kajian yang akan dibahas oleh penulis

adalah tentang adanya pembaharuan nikah sirri dengan melakukan pernikahan

kembali.

Ketiga, Satria Effendi dalam bukunya yang berjudul Problematika

Hukum Keluarga Islam Kontemporer. Di dalam salah satu pembahasannya

adalah tentang pernikahan di bawah tangan dalam perkara yang terjadi di

11 Effi Setiawati, Nikah Sirri Tersesat di Jalan Yang Benar, Bandung, Eja Insani, 2005.

hlm. 136 12 Wannimag Habsul, Perkawinan Terselubung di Antara Berbagai Pandangan, Jakarta,

Golden Terayon Press, 1994. hlm. 23

Page 23: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

12

Pengadilan Agama kelas IA Tanjung Karang, mengenai permohonan itsbat

nikah yang akan digunakan untuk menjadikan pernikahannya diakui oleh

negara dan mendapatkan perlindungan dari negara maupun agama.13 Hal yang

menjadikan berbeda dengan yang akan dibahas penulis adalah bahwa, penulis

akan membahas pada fokus permasalahan tajdidun nikah dalam pelegalan

nikah sirri pada nikah yang resmi.

Keempat, buku yang berjudul Nikah di Bawah Tangan Karya Dadi

Nurhaedi. Dalam pembahasannya membahas mengenai penelitiannya tentang

praktik nikah sirri yang dilakukan oleh mahasiswa Yogya yang ditinju dari

sudut pandang sosiologi, fokus penelitiaannya adalah tentang masalah

praktik pernikahan sirri yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa muslim di

Yogya.14

Buku lain yang membahas tentang nikah sirri adalah buku karya

Fatihuddin Abul Yasin yang berjudul Risalatun Nikah.15 Selain itu, ada buku

karya Muhammad Arifin yang berjudul Hukum Islam Solusi Permasalahan

Keluarga.16

Dari beberapa karya ilmiah yang telah ditemukan oleh penulis

membahas tentang; nikah sirri orang Madura yang ada di kabupaten Jember,

nikah di bawah tangan mahasisiwa Jogja, perkawinan terselubung di antara

berbagai pandangan.

13 Satria Effendi M. Zen, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta,

Prenada Media, 2004. hlm. 30 14 Dadi Nurhaedi, Nikah di Bawah Tangan. Yogyakarta, Saujana. 2003.hlm.39 15 Fatihuddin Abul Yasin, Risalah Hukum Nikah, Surabaya, Terbit Terang, 2005. hlm. 65 16 Muhammad Arifin dkk., Hukum Islam Solusi Permasalahan Keluarga, Yogyakarta,

UII Press, 2005. hlm. 43

Page 24: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

13

Hal yang menjadikan berbeda dengan penelitian yang dilaksanakan

oleh peneliti adalah adanya pembaharuan nikah/tajdidun nikah yang

diselenggarakan oleh KUA kecamatan Sale dan yang melaksanakan adalah

masyarakat yang ada di wilayah kecamatan Sale. Hal ini digunakan untuk

mengantisipasi adanya plagiat atau penjiplakan hasil karya ilmiah yang sudah

ada.

E. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah merupakan cara berfikir secara sistematis

mengenai jenis-jenis persoalan yang untuk pemecahannya diperlukan

pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta, 17 persoalan-persoalan itu

membutuhkan jawaban yang hasilnya bisa diketahui setelah adanya suatu

penelitian. Peranan dari metode penelitian sangat menentukan dalam upaya

menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian.

Di dalam penelitian yang akan penulis lakukan ditinjau dari tempat

dilaksanakannya penelitian, maka jenis penelitiannya adalah penlitian

lapangan atau field research, yaitu salah satu jenis metode penelitian yang

digunakan untuk menemukan cara khusus dan realistis apa yang telah terjadi

pada suatu saat di tengah masyarakat, karena responden yang dihadapi adalah

masyarakat yang majemuk dan kelembagaan sosial.18 Dalam memperoleh data

atau informasi yang diperlukan, Maka dilakukan dengan cara sebagai berikut:

17 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1995. hlm. 4 18 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1990.

hlm. 32

Page 25: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

14

1. Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.19 Adapun

data primer dalam penelitian ini adalah: Kantor Urusan Agama

kecamatan Sale Kabupaten Rembang dan masyarakat wilayah

tersebut.

b. Data Sekunder

Yaitu karya-karya ilmiah yang dapat dijadikan sebagai penunjang

terhadap sumber data primer, misalnya buku.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

yaitu suatu penelitian yang berusaha untuk eksplorasi dan klarifikasi

mengenahi suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan

mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah

dan unit yang diteliti.20 Dalam tahap penelitian ini bertujuan untuk

menggambarkan secara cermat tentang karakteristik dari fakta-fakta

dan untuk menentukan frekuensi sesuatu yang terjadi. Maka dalam

penelitian ini penulis memfokuskan pada penggambaran fenomena

yang ada di KUA kecamatan Sale dalam permasalahan tajdidun nikah

dalam rangka pelegalan nikah sirri.

19 Rianto Adi, Metodologi Sosial dan Hukum, Jakarta: Granit, 2004.hlm. 58. 20 Maman kh, Metologi Penelitian Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006.

hlm.71.

Page 26: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

15

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah usaha mencari informasi dari

responden terhadap masalah yang akan diteliti yaitu menggunakan metode

sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah merupakan jalan komunikasi melalui kontak atau

hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data

(responden).21 Maka dalam wawancara ini, responden yang menjadi

sasaran untuk penggalian informasi adalah pejabat KUA, msyarakat

dan pegawai kecamatan yang ada di daerah kecamatan Sale. Daftar

pertanyaan yang dipakai dalam wawancara terlampir.

b. Dokumentasi

Metode ini merupakan jalan untuk mencari informasi lewat data-data

yang sudah jadi atau dokumen-dokumen yang diolah oleh perorangan

atau instansi. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan antara lain adalah

data tentang keadaan wilayah Kecamatan Sale, data tertulis mengenai

tajdidun nikah di KUA kecamatan tersebut.

Dari metode di atas yaitu wawancara dan dokumentasi, maka

penulis juga menggunakan metode lain yaitu kepustakaan. Hal ini

dikarenakan data-data kepustakaan merupakan suatu data yang digunakan

sebagai landasan teori dalam suatu penelitian. Data-data kepustakaan bisa

berupa karya-karya ilmiah yang telah disusun dalam suatu buku atau

21 Nasution, Metologi Naturalistik-Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992. hlm. 69.

Page 27: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

16

laporan-laporan penelitian yang sudah ada. Dalam data-data kepustakaan

penulis akan menggunakannya sebagai landasan teori untuk melakukan

penelitian yang akan dilakukan di KUA Kecamatan Sale Kabupaten

Rembang, yang mana data-data kepustakaan akan dimasukkan dalam bab

II sebagai landasan teori suatu penelitian.

3. Metode Analisis Data

Analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,

pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah

fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. 22 Data yang

diperoleh bersifat kualitatif, yaitu berupa kata-kata.

Dalam menganalisis data yang bersifat kualitatif menggunakan

metode analisis deskripsif klinis yaitu cara menganalisis dengan

mendiskripsikan masalah yang aktual dan mencarikan pemecahannya

setelah berkonsultasi secara kritis kepada seperangkat norma-norma umum

(dari hukum positif yang ada)23.

Tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale adalah merupakan

permasalah yan aktul dan mencarikan pemecahannya yaitu dengan

menemukan hukumnya dengan proses sebagai berikut:

22 Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2003, hlm. 191. 23 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada,2003.hlm.92.

Page 28: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

17

1. Memeriksa data-data yang telah terkumpul yang ada hubungannya

dengan pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale.

2. Mencari teori-teori dalam hukum positif dan fiqih yang

berhubungan yang berhubungan dengan tajdidun nikah.

3. Melaksanakan pemecahan masalah dari tajdidun nikah di KUA

kecamatan Sale dengan mengadakan konsultasi yang kritis kepada

teori-teori hukum yang telah ada.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistem penulisan merupakan suatu cara untuk mengolah dan

menyusun hasil-hasil penelitian dari data primer dan sekunder yang disusun

menurut ukuran tertentu, sehingga menjadi kerangka skripsi yang sistematis

dan mudah dipahami. Adapun dalam skripsi ini tersusun menjadi tiga bagian,

yaitu sebagai berikut:

1. Bagian Muka

Dalam bagian ini tersusun sebagai berikut; halaman judul, halaman nota

pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan serta

halaman kata pengantar abstraksi dan daftar isi.

2. Bagian Isi

Dalam bagian ini terdiri dari:

Bab Pertama

Merupakan bab pendahuluan yang mengantarkan pembaca memasuki

pembahasan skripsi ini. Bab ini terdiri dari; latar belakang, pokok

Page 29: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

18

permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metode penulisan dan sisitematika penulisan.

Bab Kedua

Membahas tinjauan umum tentang tajdidun nikah. Dalam tinjauan umum

tentang tajdidun nikah akan membahas tentang; pengertian tajdidun nikah,

faktor-faktor penyebab terjadinya tajdidun nikah, hukum dari tajdidun

nikah, serta prosedur tajdidun nikah di Kantor Urusan Agama (KUA).

Bab Ketiga

Membahas tentang gambaran umum Kantor Uruasan Agama (KUA)

kecamatan Sale, yang terdiri dari; letak geografis Kantor Urusan Agama

(KUA) kecamatn Sale, Struktur organisasi beserta pembagian tugas pada

KUA kecamatan Sale. Pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan

Sale kabupaten Rembang

Bab Keempat

Membahas tentang analisis terhadap hukum tajdidun nikah di KUA

kecamatan Sale, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 26 ayat 2,

pelaksanaan tajdidun nikah yang ada di KUA kecamatan Sale karena

nikah sirri.

Bab Kelima

Penutup, yang terdiri dari; kesimpulan, saran-saran dari penulis yang

terkait dengan pembahasan serta kata penutup sebagai akhir dalam

mengakhiri proses penelitian.

Page 30: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

19

3. Bagian Akhir

Dalam bagian ini terdiri sebagai berikut:

a. Lampiran-lampiran.

b. Daftar riwayat pendidikan penulis.

Page 31: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

20

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG TAJDIDUN NIKAH

A. Pengertian Tajdidun Nikah

Menurut bahasa tajdid adalah pembaharuan yang merupakan bentuk

dari jaddada-yujaddidu yang artinya memperbaharui. 1 Dalam kata tajdid

mengandung arti yaitu membangun kembali, menghidupkan kembali,

menyusun kembali, atau memperbaikinya sebagaimana yang diharapkan.

Menurut istilah tajdid adalah mempunyai dua makna yaitu; Pertama, apabila

dilihat dari segi sasarannya, dasarnya, landasan dan sumber yang tidak

berubah-ubah, maka tajdid bermakna mengembalikan segala sesuatu kepada

aslinya. Kedua, tajdid bermakna modernisasi, apabila sasarannya mengenai

hal-hal yang tidak mempunyai sandaran, dasar, landasan dan sumber yang

tidak berubah-ubah untuk disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta ruang

dan waktu.2

Menurut Masjfuk Zuhdi kata tajdid itu mengandung suatu pengertian

yang luas, sebab di dalam kata ini terdapat tiga unsur yang saling berhubungan

yaitu; Pertama, al-i’adah artinya mengembalikan masalah-masalah agama

terutama yang bersifat khilafiah kepada sumber agama ajaran Islam, yaitu Al-

Qur’an dan Al-Hadits. Kedua, al-ibanah yang artinya purifikasi atau

pemurnian agama Islam dari segala macam bentuk bid’ah dan khurafah serta

pembebasan berfikir (liberalisasi) ajaran agama Islam dari fanatik mazhab,

1 Husain Al-Habsyi, Kamus al-Kautsar Lengkap, Surabaya: YAPI, 1997, hlm. 43. 2 Abdul Manan, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006, hlm. 147.

Page 32: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

21

aliran, ideologi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama Islam.

Ketiga, al-ihya’ artinya menghidupkan kembali, menggerakkan, memajukan

dan memperbaharui pemikiran dan melaksanakan ajaran Islam. 3 Hal ini

berbeda dengan yang diungkapkan oleh Harun Nasution yang lebih

menekankan kepada penyesuaian pemahaman agama Islam sesuai dengan

perkembangan baru yang ditimbulkan akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi modern.4

Kata perkawinan itu berasal dari bahasa Arab yaitu nikah, yang berarti

pengumpulan atau bergabungnya sesuatu dengan sesuatu yang lain.5 Menurut

istilah nikah adalah suatu akad yang suci dan luhur antara laki-laki dan

perempuan yang menjadikan sebab sahnya status sebagai suami istri, dan

dihalalkannya hubungan seksual dengan tujuan mencapai keluarga sakinah,

mawaddah, penuh kasih dan sayang, kebajikan dan saling menyantuni.6

Menurut ulama Hanafiah, perkawinan adalah akad yang memberikan

faedah untuk memiliki kebahagiaan bagi seorang lelaki untuk bersetubuh

dengan perempuan sehingga bisa memperoleh kebahagiaan.7 Hal ini sejalan

dengan pemikiran ulama Syafi’iah dan Hanabilah yang memberikan suatu

pengertian perkawinan adalah merupakan suatu akad yang menggunakan lafal

nakaha atau zawwaja atau perkataan lain yang mempunyai makna sama

3 Ibid, hlm. 148. 4 Harun Nasution, Pembaharuan Hukum Islam, Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: Bulan

Bintang, 1986, hlm.11-12. 5 Muhammad Baqir Al-Habsyi, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan

Pendapat Para Ulama’, Bandung: Mizan, 2002, hlm. 3. 6 Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001, hlm. 188. 7 Abdurrahman al-Jaziri, al-fiqh ala al-Madhahib al-Arba’ah, Baerut: Dharul

fikri,t.th,hlm. 5-6.

Page 33: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

22

dengan salah satu kata tersebut dengan tujuan untuk memperoleh suatu

kebahagiaan.8

Menurut Ibrahim al-Bajuri yang merupakan salah satu pakar dalam

fikih beliau juga memberikan pengertian tentang nikah adalah akad yang

mengandung sebagian rukun-rukun dan syarat-syarat yang telah ditentukan.9

Menurut Mahmud Yunus, perkawinan adalah akad antara calon suami

dan istri untuk memenuhi hajat hidupnya yang diatur oleh syara’.10 Senada

dengan hal ini, Slamet Abidin juga memberikan sumbangan dalam

memberikan pemaknaan pada istilah pernikahan yaitu suatu akad antara

seorang pria dengan wanita atas dasar kerelaan dan kesukaan kedua belah

pihak yang dilakukan oleh pihak lain (wali) menurut sifat dan syarat yang

telah ditetapkan oleh syara’ untuk menghalalkan percampuran antara

keduanya, sehingga satu sama lain saling membutuhkan menjadi sekutu

sebagai teman hidup dalam rumah tangga.11

Menurut Abu Ishrah, bahwa nikah atau zawaj ialah;

ما لكليهما من دويح عقد يفيد حل العشرة بين الرجل والمرأة وتعاونها12.حقوق وما عليه من واجبات

Artinya: Akad yang memberi faedah hukum kebolehan mengadakan hubungan keluarga (suami istri) antara pria dan wanita serta mengadakan tolong-menolong dan memberi batas hak bagi pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masing.

8 Ibid, hlm. 5-6. 9 Ibrahim al-Bajuri, Khasyiyah Syeh Ibrahim al-Bajuri, juz II, Baerut, Darul Kitab al-

Ulumiyah, t.th., hlm. 170. 10 Abdul Hadi, Fiqih Munakahat, Semarang: Duta Grafika, 1989, hlm. 3. 11 Aminuddin, Fiqih Munakahat, Bandung: Pustaka Setia, 1999, hlm. 12. 12 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama, Ilmu Fiqih Jilid II,

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1984/1988, hlm. 49.

Page 34: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

23

Dari beberapa penjelasan tentang pengertian tajdid dan nikah yang

telah disebutkan maka dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa tajdidun nikah

adalah pembaharuan terhadap akad nikah. Arti secara luas yaitu pembaharuan,

perbaikan terhadap suatu akad yang nantinya akan menghalalkan hubungan

suami istri antara seorang laki-laki dan perempuan yang akhirnya akan

mewujudkan tujuan dari pernikahan yaitu adanya keluarga yang hidup dengan

penuh kasih sayang dan saling tolong menolong, serta sejahtera dan bahagia.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Tajdidun Nikah

Faktor yang menyebabkan terjadinya tajdidun nikah adalah sebagai

berikut:

1. Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang pernikahan.

Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974, bahwa faktor yang

menyebabkan terjadinya tajdidun nikah dijelaskan dalam pasal 26, yang

mana faktor-faktornya adalah sebagai berikut:

a. Adanya perkawinan yang dilaksanakan di hadapan Pegawai Pencatat

Nikah (PPN) yang tidak berwenang.

b. Bisa menunjukkan akte perkawinan yang dibuat oleh Pegawai Pencatat

Nikah (PPN) yang tidak berwenang.

c. Telah hidup bersama sebagai suami dan istri.13

Dari faktor-faktor mengenai penyebab tajdidun nikah yang sudah

disebutkan di atas, maka bisa difahami bahwasannya negara bertujuan

13 Undang-undang No.1 Tahun 1974 Pasal 26.

Page 35: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

24

untuk menertibkan perkawinan agar bisa dikontrol dan diawasi, kemudian

memberikan suatu perlindungan terhadap perkawinan itu.

2. Menurut Fuqaha, bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya tajdidun

nikah adalah sebagai berikut:

a. Adanya tujuan untuk ihtiyat (berhati-hati).

b. Adanya tujuan tajammul (upaya menaikkan prestise/menjaga gengsi).14

C. Hukum Tajdidun Nikah

1. Hukum tajdidun nikah menurut Fuqaha.

Menurut Sayyid Abdurrahman dalam kitabnya yang berjudul

Bughyah al-Mustarsyidin, memberikan pemaknaan tentang hukum

tajdidun nikah sebagai berikut:

يته بغيرآفء برضا من في درجته ثم زوج بعض االولياء مولمنه فال بد من رضا الجميع اآلن تجديدلابانها الزوج وأرادت ا

ومثله القاضي مع أيضا عل المعتمد وال يكتف برضا هم السابقغيبة الولى ولو تجديدا بمن رضي به الولي أوال بل هو أولى

15. بالمنع من بعض األولياء

Artinya: Telah menikahkan sebagian wali terhadap keluarganya dengan tidak adanya kesepadanan dengan kerelaan orang-orang yang ada ditingkatannya, kemudian suami mencela istrinya dan istrinya menghendaki tajdid dari suaminya, maka harus ada kerelaan dari semuanya. Menurut pendapat yang kuat dan tidak cukup dengan kerelaan sebelumnya dan yang menyamainya yaitu qadhi (hakim) ketika tidak adanya wali, meskipun diperbaharui dengan orang yang rela pada wali yang pertama tetapi tajdid itu lebih utama dicegah dari sebagian wali-wali.

14 A. Masduki Machfudh, Bahtsul Masa’il Diniyah, Malang: PPSNH, 2000. 15 Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Hasan bin Umar, Bughyah Al-Mustarsyidin,

Indonesia: Darul Khaya’, t.th, hlm. 209.

Page 36: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

25

Dari keterangan di atas bisa difahami bahwa hukum dari tajdidun

nikah itu boleh dilaksanakan, tetapi untuk lebih baiknya tidak

melaksanakan tajdidun nikah. Pelaksanaan tajdidun nikah diperbolehkan

dengan syarat harus adanya kerelaan antara si suami dan istri.

Menurut Ibnu Munir, beliau memberikan suatu hukum dari

tajdidun nikah adalah boleh, karena mengulangi lafal akad nikah di dalam

nikah yang kedua tidak merusak pada akad yang pertama. Kemudian

dikuatkan oleh argumen Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani,

menyatakan bahwa menurut jumhur ulama tajdidun nikah tidak merusak

akad yang pertama.16

Menurut A. Masduki Machfudh adalah boleh (jawaz) dan tidak

merusak pada akad yang telah terjadi, karena memperbaharui akad itu

hanya sekedar keindahan (al-tajammul) atau berhati-hati (al-ihtiyath).17

Hal ini juga diungkapkan oleh A. Qusyairi Ismail, bahwa hukum asal

memperbaharui akad nikah itu boleh karena bertujuan hati-hati (ihtiyath),

agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan atau bertujuan tajammul

(upaya menaikkan prestise/menjaga gengsi). Hukum ini bisa berubah

menjadi wajib bila ada peraturan pemerintah yang mengharuskan akad

nikahnya tercatat di kantor pencatatan sipil.18

16 Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fathul Bari (Syarah Shahih Bukhari), juz 13,

Darul Fikri, t,th., hlm. 199. 17 Masduki Machfudh, Bahstul Masa’il Diniyah, Malang: PPSNH, 2000. 18 A. Qusyairi Ismail, Tajdidun Nikah, Dalam Informatika, 19 Maret 2007.

Page 37: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

26

Menurut Abdul Aziz, bahwa hukum dari tajdidun nikah adalah

boleh dan tidak mengurangi bilangan-bilangannya talak.19 Hal ini sejalan

dengan imam Shihab yang memberikan suatu pernyataan bahwa

berhentinya seorang suami pada gambaran akad yang kedua, umpamanya

tidak adanya pengetahuan dengan berhentinya akad yang pertama dan

tidak kinayah (sindiran) kepadanya itu tampak jelas, karena dalam

menyembunyikan tajdid menuntut diri seorang suami untuk memperbaiki

ataupun berhati-hati dalam berangan-angan.20

Dari beberapa argumen tentang hukum tajdidun nikah menurut

para fuqaha di atas bisa ditarik suatu kesimpulan, bahwa hukum dari

tajdidun nikah adalah boleh dan bisa menjadi wajib ketika ada peraturan

pemerintah yang mengharuskan akad nikah dicatatkan di kantor

pencatatan sipil.

2. Menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

Undang-Undang No.1 Tahun 1974 merupakan pokok peraturan

perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan bagi yang

beragama Islam. dalam menyikapi adanya tajdidun nikah, maka Undang-

Undang No.1 Tahun 1974 memberikan sesuatu aturan yang terdapat dalam

pasal 26 ayat 2 yang berbunyi; hak untuk membatalkan yang dilakukan

oleh suami atau istri berdasarkan alasan pada ayat 1 pasal ini gugur apabila

mereka telah hidup bersama sebagai suami istri dan dapat memperlihatkan

19 Abdul Aziz, dkk., Samratus Raudhatus Shaahid, Kediri: Pon-pes Lirboyo, 1990, hlm.

145. 20 Ibid, hlm. 145.

Page 38: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

27

akte perkawinan yang dibuat pegawai pencatat perkawinan yang tidak

berwenang dan perkawinan harus diperbaharui supaya sah.21

Dalam pasal 26 ayat 2 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 yang

telah disebutkan di atas memberikan suatu pemahaman bahwa pernikahan

yang harus diperbaharui supaya sah, yaitu pernikahan yang dilangsugkan

oleh laki-laki dan perempuan kemudian mereka setelah hidup bersama

dengan ketentuan sebagai berikut; yaitu pernikahannya bisa dibuktikan

dengan akta nikah yang dibuat oleh Pejabat Pencatat Nikah yang tidak

berwenang.

Dari dua perspektif di atas, yaitu pendapat fuqaha dan Undang-

Undang No.1 Tahun 1974 tentang perkawinan memberikan hukum pada

tajdidun nikah adalah mubah dan wajib (harus).

D. Prosedur Tajdidun Nikah di KUA

Prosedur tajdidun nikah di KUA harus melalui tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1. Tahapan Administrasi di KUA.

Tahapan ini merupakan persyaratan yang harus dilaksanakan oleh

setiap orang yang akan melakukan pernikahan berdasarkan pada Bab III

KMA (Keputusan Menteri Agama) Republik Indonesia No. 477 Tahun

21 Undang-Undang No.1 Tahun 1974, Op. cit.

Page 39: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

28

2004 Tentang pencatatan nikah. 22 Syarat-syarat yang harus dipenuhi

adalah sebagai berikut:

a. Surat Persetujuan Calon Mempelai (Model N-3)

Surat ini berisi tentang pernyataan kedua mempelai untuk

melakukan pernikahan atas dasar sukarela, dengan kesadaran sendiri,

tanpa paksaan dari siapapun juga, setuju untuk melangsungkan

pernikahan. Unsur-unsur yang ada pada isi surat adalah; nama

lengkap/alias, nama orang tua, tempat dan tanggal lahir, warga negara,

agama, pekerjaan dan tempat tinggal. Hal ini berlaku untuk calon

suami dan calon istri yang hendak melangsungkan pernikahan.23

b. Akta Kelahiran atau Keterangan Asal-usul (Model N-2)

Surat ini adalah surat yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah

setempat yang isinya tentang akta kelahiran si mempelai. Unsur-Unsur

yang ada dalam surat ini adalah; nama lengkap/alias, nama orang tua,

tempat dan tanggal lahir, warga Negara, agama, pekerjaan dan tempat

tinggal.24 Hal ini baik si anak, ibu dan ayah harus jelas dan memenuhi

unsur-unsur tersebut.

c. Surat Keterangan Orang Tua (Model N-4)

Surat ini berisi tentang pernyataan bahwa orang tua itu benar-

benar orang tua dari si mempelai. Unsur-Unsur yang ada dalam surat

ini adalah sebagai berikut; nama lengkap dan alias, Tempat dan

22 KMA No. 477 Tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah. 23 Lampiran 9 KMA No. 298 Tahun 2003. 24 Lampiran 8 KMA No. 477 Tahun 2003.

Page 40: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

29

tanggal lahir, warga Negara, pekerjaan dan tempat tinggal.25 Unsur-

unsur ini berlaku baik bagi si ibu maupun si ayah agar diketahui secara

jelas.

d. Surat Keterangan untuk Menikah (Model N-1)

Surat ini adalah merupakan keterangan dari si mempelai untuk

menikah yang diketahui oleh Kepala Desa. Unsur-unsur yang ada

dalam surat ini adalah; nama lengkap dan alias, jenis kelamin, tempat

dan tanggal lahir, warga negara, agama, pekerjaan, tempat tinggal,

bin-binti, status perkawinan, dan nama atau suami terdahulu. Surat ini

dibuat si suami dan juga oleh si istri.26

e. Surat Keterangan Kematian Suami / Istri (Model N-6)

Surat keterangan ini dibuat oleh kepala desa setempat yang

bertanggung jawab di wilayah tempat tinggal atau tempat matinya

suami/istri. Surat ini berisi tentang meninggalnya istri/suami jika yang

menikah dulu sudah mempunyai istri/suami. Unsur-unsur yang ada

dalam surat ini adalah; nama lengkap/alias, bin/binti, tempat dan

tanggal lahir, warga negara, agama, pekerjaan, dan tempat tinggal.

Surat ini diperuntukkan baik untuk ibu, ayah, maupun anak yang akan

menikah.27

f. Surat Izin dan Dispensasi bagi yang Belum Cukup Umur (Model N-5)

Surat ini menyatakan tentang kebolehan orang tua untuk

memberikan izin pada putra/putrinya untuk melangsungkan

25 Lampiran 10 KMA No. 298 Tahun 2003. 26 Lampiran 7 KMA No. 477 Tahun 2004. 27 Lampiran 12 KMA No. 298 Tahun 2003.

Page 41: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

30

pernikahan. Unsur-unsur yang ada dalam surat ini adalah; nama

lengkap dan alias, tempat dan tanggal lahir, warga negara, agama,

pekerjaan, tempat tinggal.28

Syarat-syarat yang telah disebutkan itu dilampirkan pada Surat

pemberitahuan kehendak nikah (Model N-7)29 yang dilakukan oleh

calon mempelai atau orang tua atau wakilnya, kemudian surat-surat

tadi yang beserta lampirannya tentang syarat pernikahan dicatat dan

diteliti terlebih dahulu oleh pembantu pencatat nikah (pembantu PPN)

yang mewilayahi tempat tinggal calon istri menurut contoh model N-

10, kemudian baru diajukan ke Kantor Urusan Agama (KUA) oleh

pembantu PPN. Surat yang sudah sampai di KUA maka kemudian

diperiksa dan diteliti oleh PPN yang berdasarkan pada contoh daftar

pemeriksaan nikah (Model NB). 30 Selanjutnya setelah tidak ada

kekurangan dan permasalahan, maka kemudian Penghulu

mengumumkan kehendak pernikahannya.31

2. Tahap Berlangsunya Akad Nikah.

Dalam tahap ini si mempelai laki-laki dan perempuan baru

menyelenggarakan akad nikah yang dihadiri oleh Pegawai Pencatat Nikah

(PPN) atau pembantu PPN yang mewilayahi tempat tinggal calon istri dan

dihadiri oleh dua orang saksi. 32 Dalam pelaksanaan akad nikah, maka

28 Lampiran 11 KMA No. 298 Tahun 2003. 29 Lampiran 13 KMA No.298 Tahun 2003. 30 Lampiran 3 KMA No. 298 Tahun 2003. 31 Depag RI., Pedoman Pegawi Pencatat Nikah, Jakarta: 2004. hlm.8 32 Depag RI., Pedoman Pembantu Pegawai Pencatat Nikah, Jakarta: BKM pusat,

1991/1992, hlm. 306.

Page 42: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

31

semua rukun dan syaratnya harus terpenuhi. Oleh sebab itu rukun dan

syaratnya adalah sebagai berikut:

a. Calon suami Bagi calon suami yang akan menikah harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) beragama Islam 2) prianya jelas 3) layak untuk menikah 4) pria tidak memiliki hubungan mahram dengan calon istri 5) tidak ada unsur paksaan 6) tidak memiliki istri empat 7) proses akad nikah tidak sedang menjalankan haji dan umroh.33

b. Calon istri Syarat-syaratnya adalah sebagai berikut: 1) tidak berstatus istri 2) tidak dalam masa iddah 3) jelas orangnya 4) tidak semahram (dalam nasab atau persusuan).34

c. Wali nikah Syarat-syarat menjadi wali nikah adalah: 1) laki-laki 2) dewasa 3) sehat akalnya 4) tidak dipaksa 5) adil 6) tidak sedang ihram haji dan umrah

d. Dua orang saksi Syarat-syarat menjadi saksi adalah: 1) bisa mendengar 2) bisa melihat 3) paham akan bahasa akad, ijab dan qabul 4) beragama Islam 5) baligh 6) sehat akalnya 7) adil 8) merdeka 9) tidak dipaksa 10) tidak merangkap menjadi wali

e. Ijab dan qabul

33 Fatihuddin Abulyasin, Risalah Hukum Nikah, Surabaya: Terbit Terang, 2005, hlm. 25. 34 A. Ma’ruf Asrori, Tradisi Islam, Surabaya: Khalista, 2006, hlm. 99.

Page 43: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

32

Ijab adalah penyerahan yang diucapkan oleh wali dari pihak

wanita, sedangkan qabul adalah penerimaan yang diucapkan oleh

mempelai pria.35

Setelah rukun dan syaratnya terpenuhi, baik menurut fiqih maupun

peraturan pemerintah, maka pernikahannya dinyatakan sah. Karena

menurut Siti Musdah Mulia, perkawinan yang sah adalah yang sesuai

dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 yang menggabungkan antara

pasal 1 dan pasal 2 yaitu sebagai berikut; perkawinan yang sah adalah

perkawinan yang sesuai dengan peraturan agama yang dianutnya dan

dicatatkan dalam pemerintahan (KUA atau Kantor Pencatatan Sipil).36

Setelah pernikahan dilaksanakan dan dinyatakan sah, maka

keluarlah yang dinamakan akta nikah sebagai bukti tertulis bahwa telah

terjadi pernikahan antara si mempelai laki-laki dan perempuan, yang

akhirnya akan berakibat pada perlindungan hukum yang selalu mengayomi

dalam menempuh hidup berkeluarga setelah nikah.

35 Ibid., hlm. 104. 36 Siti Musdah Mulia, Muslimah Reformis, Bandung: Mizan, 2005, hlm. 363.

Page 44: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

33

BAB III

PELAKSANAAN TAJDIDUN NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

A. GAMBARAN UMUM KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

KECAMATAN SALE

1. Letak Geografis Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sale

KUA Kecamatan Sale merupakan salah satu KUA yang berada di

wilayah paling timur dari Kabupaten Rembang yang menjadikan titik

pemisah antara wilayah Propinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur. KUA

Kecamatan Sale terletak di jalan Blora No.123 Sale, merupakan letak yang

setrategis karena berada di jantung kota dari kecamatan Sale, sehingga

letak dari kantor KUA ini berdekatan dengan instansi-instansi lain sebagai

berikut:

a. Kantor Kecamatan Sale

b. Kantor BKK kecamatan Sale

c. SDN III Sale

d. Perusahaan kulit al-Kuba

Jarak antara Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sale

dengan Departemen Agama Kabupaten Rembang adalah 43 km, yang

dapat ditempuh dengan sarana transportasi dan sarana infrastruktur yang

cukup memadai. Jarak yang cukup jauh ini tidak menjadikan kendala dari

KUA Kecamatan untuk melakukan koordinasi dengan Departemen Agama

kabupaten Rembang atau dengan KUA-KUA lain yang ada di wilayah

kabupaten Rembang.

Page 45: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

34

KUA Kecamatan Sale dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

secara teritorial memiliki batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Timur : Kecamatan Jatirogo

b. Sebelah Tenggara : Kecamatan Kenduruan

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Bogorejo

d. Sebelah Barat : Kecamatan Gunem

e. Sebelah Barat laut : Kecamatan Pamotan

f. Sebelah Utara : Kecamatan Sedang

g. Sebelah Timur laut : Kecamatan Sarang

KUA kecamatan Sale dalam menjalankan tugas dan kewajibannya

memiliki daerah kewenangan yang terdiri dari 15 desa yang terbagi

menjagi 2 bagian yaitu:

a. Daerah Ngaree

Wilayah Ngaree terdiri dari 6 desa yaitu sebagai berikut:

1) Desa Mrayon, jarak tempuh dengan KUA 3 km, penduduk yang

beragama Islam berjumlah 3.585 jiwa.

2) Desa Gading, jarak tempuh dengan KUA 6 km, penduduk yang

beragama Islam berjumlah 1. 678 jiwa.

3) Desa Jinanten, jarak tempuh dengan KUA 5 km, penduduk yang

beragama Islam berjumlah 2.218 jiwa.

4) Desa Sale, jarak dengan KUA 1 km, penduduk yang beragama Islam

berjumlah 4.495 jiwa.

Page 46: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

35

5) Desa Joho, jarak dengan KUA 4 km, penduduk yang beragama

Islam bejumlah 1.152 jiwa.

6) Desa Wonokerto, jarak dengan KUA 4 km, penduduk yang

beragama Islam berjumlah 4.081 jiwa.

b. Daerah pegunungan

1) Desa Bancang, jarak dengan KUA 4 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.759 jiwa.

2) Desa Ngajaran, jarak dengan KUA 5 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.220 jiwa.

3) Desa Tahunan, jarak dengan KUA 8 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 5.539 jiwa.

4) Desa Sumbermulyo, jarak dengan KUA 8 km, penduduk yang

beragama Islam berjumlah 1.803 jiwa.

5) Desa Tengger, jarak dengan KUA 11 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.971 jiwa.

6) Desa Bitingan, jarak dengan KUA 13 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.265 jiwa.

7) Desa Pakis, jarak dengan KUA 28 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.274 jiwa.

8) Desa Rendeng, jarak dengan KUA 25 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.337 jiwa.

Page 47: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

36

9) Desa Ukir, jarak dengan KUA 24 km, penduduk yang beragama

Islam berjumlah 1.554 jiwa.

Dilihat dari wilayah kewenangan secara teritorial yang cukup luas

dan ditambah adanya penduduk yang banyak, maka dalam menjalanlankan

tugas dan kewajiban yang diemban oleh KUA kecamatan Sale yang harus

selalu mengawasi dan mengontrol khususnya dalam pernikahan, hal ini

sangat memungkinkan terjadinya suatu pernikahan yang berada di luar

kontrol dan pengawasan dari pihak KUA atau disebut dengan istilah nikah

sirri, sehingga untuk mendapatkan pelegalan nikah dari pemerintah harus

mengadakan tajdidun nikah di KUA untuk mendapatkan surat tanda bukti

telah menikah yang disebut akta nikah.

2. Struktur Organisasi Beserta Pembagian Tugas Pada KUA Kecamatan

Sale.

Struktur organisasi beserta pembagian tugas di KUA kecamatan

Sale adalah sebagai berikut:

a. Sebagai kepala KUA kecamatan Sale adalah bapak M. Amin, S.H.

yang memiliki tugas sebagai berikut:

1) Menyusun rencana kerja tahunan.

2) Melaksanakan pelayanan nikah dan rujuk.

3) Memberi penasehatan, konsultasi, nikah dan rujuk.

4) Melakukan koordinasi lintas sektoral.

5) Membina keluarga sakinah.

Page 48: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

37

6) Melakukan pendaftaran dan meneliti kelengkapan administrasi

nikah dan rujuk.

7) Memberikan rekomendasi pernikahan, perizinan perwakilan di luar

daerah.

8) Mendata, memproses, serta memberi kemudahan dalam perwakafan.

9) Berpartisipasi dalam gerakan IBSos.

b. Sebagai penghulu pertama adalah bapak M. Ali Akhyar, S.Ag yang

memiliki tugas sebagai berikut:

1) Ikut membantu tugas kepala KUA.

2) Melakukan pendaftaran dan meneliti kelengkapan administrasi

nikah dan rujuk.

3) Memberikan peringatan-peringatan pada buku model-N/pengiriman

model-ND dan NE.

4) Mencatat dan menata pernyataan-pernyataan nikah dan rujuk.

5) Mencatan surat putusan dan penetapan dari PA dan menindaklanjuti

mengirimkan model-ND.

6) Memberikan pelaporan:

a) Bulanan:

(1) NTCR

(2) F1 dan F2

(3) Model-A

(4) Bedolan

Page 49: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

38

b) Laporan triwulan:

(1) F1 – F17

(2) 1A dan 1B

(3) Data usia kawin

c) Laporan tahunan:

(1) F1 – F17

(2) Laporan pelaksanaan program kerja dan tugas kerja

7) Bendahara:

a) BP4

b) BPUMC

c) DIK.SNR

d) BEDOLAN

e) LPTQ

c. Sebagai staf adalah bapak Kusairi, S.Ag., yang memiliki tugas sebagai

berikut:

1) Membantu tugas-tugas kepala KUA.

2) Membuat dan mendata rekomendasi surat keterangan dan legalisir.

3) Menerima dan mengagendakan surat masuk dan keluar.

4) Menulis buku model-N baik PA maupun KUA.

5) Menulis data dinding dan statistik.

6) Menyiapkan buku-buku:

a) Agenda

Page 50: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

39

b) Absensi

c) Notulen rapat

d) Buku tamu

B. PELAKSANAAN TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN SALE

1. Sebab Terjadinya Tajdidun Nikah Di KUA Kecamatan Sale.

Perkawinan adalah merupakan akad (perjanjian) antara calon suami

dan istri agar dihalalkan melakukan pergaulan sebagaimana suami dan istri

dengan mengikuti norma, nilai-nilai sosial dan etika agama. Mengenai

keabsahan nikah ditentukan oleh rukun nikah, yaitu sebagai berikut:

a. Adanya calon suami

b. Adanya calon istri

c. Adanya dua orang saksi

d. Adanya wali nikah

e. Adanya ijab qabul

Di kecamatan Sale dalam melaksanakan nikah untuk mengukur sah

dan tidaknya nikah menggunakan keterangan di atas, hal ini akhirnya

menimbulkan suatu bentuk pernikahan dengan istilah nikah sirri.

Nikah sirri adalah merupakan pernikahan yang dilaksanakan oleh

sebagian warga di wilayah kecamatan Sale tanpa memberitahukan kepada

pihak KUA. Pernikahan semacam ini menurut pihak KUA telah melanggar

peraturan pernikahan yang ada. Akibat dari adanya pelanggaran ini, maka

harus diadakan pembaharuan nikah atau disebut dengan tajdidun nikah.

Page 51: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

40

Nikah sirri adalah sebagai penyebab terjadinya tajdidun nikah, hal

ini dilakukan oleh sebagian warga di wilayah kecamatan Sale antara lain

sebagai berikut:

Data Pernikahan Sirri Di Wilayah Kecamatan Sale

Nama

mempelai

pria/wanita

Yusuf Efendi

&

Sri Deni

Ahmad

Sholikhin &

Muzayanah

Sugeng

&

Warsun

Sunardi

&

Tatik

Wali nikah Darman Murtasim Wihanto Rahmad

Saksi Sugiono,

Munawir

Zawawi,

Mastur

Kastum,

Sukadi

Suprianto,

Supardi

Yang

menikahkan

Ainul Yakin Masyhari Ali Mansyur Salim

Tanggal nikah 07-02-2007 05-04-2006 20-02-2007 15-04-2006

Alasan nikah

- Menunggu

waktu

pernikahan

di KUA

- Untuk

menanggulangi

cemoohan

masyarakat

- Belum

cukup umur

bagi

mempelai

wanita

- Mencari

tanggal baik

untuk akad

nikah

- Takut untuk

melanggar

aturan agama

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa di wilayah

kecamatan Sale telah terjadi pernikahan yang dinamakan nikah sirri atau

pernikahan yang dilangsungkan oleh mempelai tanpa memberitahukan

pada pihak KUA kecamatan Sale, pernikahan ini terjadi karena berbagai

alasan yang telah tersebut di atas yaitu sebagai berikut:

a. Menunggu waktu nikah di KUA

Page 52: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

41

b. Belum cukup umur bagi si mempelai wanita

c. Mencari tanggal yang baik untuk melaksanakan akad nikah.

d. Kekhawatiran untuk melanggar aturan agama.

2. Alasan KUA Kecamatan Sale dalam menyelenggarakan Tajdidun

Nikah.

Tajdidun nikah diselenggarakan oleh KUA Kecamatan Sale

sebagai konsekuensi dari adanya pelanggaran-pelanggaran aturan

pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat, alasan KUA Kecamatan Sale

dalam menyelenggarakan tajdidun nikah adalah sebagai berikut:

a. Untuk melaksanakan UU Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 26 ayat 2.

UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan adalah

merupakan pedoman dalam hal urusan pernikahan yang dilakukan di

Indonesia, antara lain yang tetap dipakai sebagai pedoman pokok oleh

KUA Kecamatan Sale. Dalam kaitannya dengan tajdidun nikah yang

mensyaratkan harus dengan mengulang akad nikah kembali yang

diketahui oleh Petugas Pencatat Nikah (PPN) yaitu sebagai berikut; di

dalam pasal 26 ayat 2 disebutkan bahwa hak pembatalan gugur jika si

pengantin sudah hidup layaknya suami istri dan bisa menunjukkan

bukti akta nikah yang telah dibuat oleh PPN yang tidak sah, maka

pernikahan harus diperbaharui supaya sah.

Dari keterangan UU Nomor 1 Tahun 1974 pasal 26 ayat 2

tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa semua urusan

Page 53: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

42

pernikahan yang tidak diberitahukan kepada pihak KUA maka harus

diperbaharui supaya sah. Kebijakan yang diambil oleh KUA

Kecamatan Sale dalam hal adanya nikah yang tidak diberitahukan pada

pihak KUA (sirri), maka berdasarkan pada UU Nomor 1 Tahun 1974

pasal 26 ayat 2 pernikahannya harus diperbaharui.

Hal ini dilakukan karena mengingat pengaruh dari adanya

perkawinan itu sangat membutuhkan perlindungan hukum yang

bersifat memaksa. Pemaksaan yang ada dalam hukum ini akan

membawa kemaslahatan dan merupakan bentuk usaha dari pemerintah

untuk meminimalkan terjadinya pelanggaran-pelanggaran dalam

pernikahan.

b. Untuk memenuhi tugas KUA Kecamatan Sale

Tugas dari KUA yang paling utama adalah mengurusi tentang

nikah, talaq, cerai dan rujuk (NTCR), sehingga adanya payung hukum

dari negara yang mengikutinya.

KUA sebagai pengatur, pengontrol dan pengawas dalam

pernikahan yang merupakan tangan panjang dari Departemen Agama

yang ditugaskan di tengah-tengah masyarakat, sudah tentu mengetahui

adanya pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para warga di

Kecamatan Sale. Oleh karena itu, berdasarkan peraturan yang ada,

mereka mengambil suatu kebijakan yaitu memberikan sangsi dalam

pernikahan yang dilakukan di luar sepengetahuan pihak KUA dengan

harus melakukan akad nikah kembali yang diketahui oleh pihak KUA.

Page 54: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

43

Kebijakan ini diambil untuk memenuhi tugas dari KUA, karena

kebijakan itu akan membantu dalam mempermudah melaksanakan

tugas dari KUA itu sendiri, sehingga akan mewujudkan visi dan misi

dari KUA kecamatan Sale yaitu sebagai berikut:

1) Visi

Seluruh keluarga muslim bahagia dan sejahtera baik material

maupun spiritual yang mampu memahami, mengamalkan dan

menghayati nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2) Misi

Meningkatkan pelayanan prima dalam pencatatan pernikahan,

pengembangan keluarga sakinah, pembinaan jaminan produk halal,

pembinaan ibadah sosial dan kemitraan umat Islam.

Dari dua alasan KUA kecamatan Sale yang tersebut di atas dalam

menyelenggarakan tajdidun nikah adalah merupakan langkah yang tepat,

karena dengan melaksanakan UU No. 1 Tahun 1974, sehingga di samping

memenuhi hukum menurut fiqih juga memenuhi hukum positif. Begitu

juga pada perkawinan dalam masyarakat agar lebih mengetahui

pentingnya pencatatan dalam pernikahan, sehingga praktek perkawinan

yang menyimpang dari peraturan yang berlaku mulai berkurang sedikit

demi sedikit yang akhirnya sampai tidak terjadi di masyarakat.

Page 55: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

44

3. Pelaksanaan Tajdidun Nikah di KUA Kecamatan Sale Karena Nikah

Sirri.

Tajdidun nikah adalah pembaharuan nikah, hal ini merupakan

akibat adanya peraturan nikah yang tidak dilaksanakan oleh si mempelai,

kemudian sangsi yang harus dilaksanakan oleh mereka adalah

melaksanakan tajdidun nikah.

KUA kecamatan Sale adalah pihak yang menyatakan

diselenggarakan adanya tajdidun nikah, karena dia adalah merupakan

ujung tombak dari Departemen Agama yang mendapat tugas untuk

mencatat mengenai NTRC berdasarkan peraturan yang berlaku. Dalam

melaksanakan tajdidun nikah ini KUA kecamatan Sale berdasarkan pada

UU No. 1 Tahun 1974 pasal 26 ayat 2.

Proses pelaksanaan tajdidun nikah yang diselenggarakan oleh

KUA kecamatan Sale adalah sebagai berikut:

1) Si mempelai yang akan melaksanakan tajdidun nikah di KUA harus

memberitahukan dahulu kepada pihak KUA dan melengkapi syarat

administrasi sebagai berikut:

a) Surat keterangan untuk nikah (model N-1)

b) Surat keterangan asal-usul (model N-2)

c) Surat persetujuan mempelai (model N-3)

Page 56: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

45

d) Surat keterangan tentang orang tua (model N-4)

e) Surat ijin orang tua (model N-5)

2) KUA kecamatan Sale memeriksa tentang persyaratan tersebut

kemudian mengumumkan kehendak nikahnya.

3) Pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale

Pelaksanaan tajdidun nikah yang dilaksanakan oleh kedua

mempelai dengan dihadiri oleh pihak KUA yang akhirnya keluarlah

surat akta nikah dari KUA kecamatan Sale sebagai bukti otentik telah

terjadi pernikahan yang resmi dan mendapatkan perlindungan hukum

dari negara. Beberapa pelaksanaan tajdidun nikah di KUA kecamatan

Sale yang dilakukan oleh sebagian masyarakat wilayah kecamatan Sale

adalah sebagai berikut:

Data Pelaksanaan Tajdidun Nikah Di KUA Kecamatan Sale

Nama

mempelai

pria/wanita

Yusuf Efendi

&

Sri Deni

Ahmad

Sholikhin &

Muzayanah

Sugeng

&

Warsun

Sunardi

&

Tatik

Wali nikah Darman Murtasim Wihanto Rahmad

Saksi

Ainul Yakin,

Karminto

Muhtarom,

Ahmad

Mukholikin

Kastum,

Solikhin

Karnadi,

Supardi

Yang

menikahkan

PPN PPN PPN PPN

Tanggal nikah 07-03-2007 08-06-2007 08-04-2007 25-04-2007

Alasan nikah

- Untuk

meresmikan

pernikahan di

- Untuk

memperoleh

peresmian

- Untuk

pencatatan di

KUA

- Untuk

diresmikan di

KUA

Page 57: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

46

KUA dari KUA

Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa telah terjadi

tajdidun nikah yang dilaksanakan oleh sebagian masyarakat yang ada

di wilayah kecamatan Sale, karena mereka mempunyai keinginan

untuk mendapatkan peresmian dari KUA kecamatan Sale yang pada

akhirnya akan keluar surat akta nikah yang menjadikan adanya

perlindungan hukum dari negara terhadap pernikahan yang

dilaksanakan.

Page 58: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

47

BAB IV

ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN TAJDIDUN NIKAH

DI KUA KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

A. Analisis Terhadap Hukum Tajdidun Nikah di KUA Kecamatan Sale

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale adalah merupakan salah

satu komponen pemerintah yang ada di wilayah yang paling dekat dengan

masyarakat, sehingga dalam melaksanakan tugasnya sebagai instansi

pemerintah yang melakukan kegiatan sekaligus sebagai tanggung jawabnya

adalah melakukan pengawasan, pencatatan, dan mengontrol nikah/rujuk,

pemantauan pelanggaran ketentuan nikah/rujuk, pelayanan fatwa hukum

perkawinan dan bimbingan muamalah, serta pembinaan terhadap keluarga

sakinah.1

Salah satu tugas Kantor Urusan Agama (KUA) adalah pemantau

terjadinya pelanggaran ketentuan nikah/rujuk. Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan Sale yang memiliki wilayah teritorial cukup luas yang terbagi

dalam beberapa desa dan memiliki penduduk yang beragama Islam cukup

banyak, sehingga ada beberapa penduduk yang melaksanakan pernikahan

melanggar aturan perUndang-Undangan yang berlaku yang berakibat

mendapatkan sangsi dalam pelaksanaan nikah berdasarkan peraturan yang ada.

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale adalah termasuk

wilayah dari Negara Indonesia yang notabene adalah Negara hukum, sehingga

1 PMPAN Nomor: Per/62/M.PAN/ 6/2005, Tentang Jabatan Fungsional Penghulu dan

Angka Kreditnya, pasal 4.

Page 59: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

48

semua aktivitas ditentukan berdasarkan peraturan-peraturan atau perUndang-

Undangan yang berlaku, dan adanya sangsi yang berlaku terhadap

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh penduduk.2

Pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan pernikahan yang

dilakukan oleh sebagian penduduk di wilayah kecamatan Sale adalah

melaksanakan pernikahan tanpa memberitahukan kepada pihak Kantor Urusan

Agama (KUA), sehingga berakibat pada perkawinan yang tidak mendapat

pengakuan hukum yang sah yang dibuktikan tidak adanya akad nikah yang

dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang berwenang.

Pernikahan yang dilangsungkan secara illegal/tidak resmi yang

dilaksanakan oleh beberapa masyarakat di wilayah kecamatan Sale secara

hukum agama yaitu fiqih sudah dianggap sah, karena sudah memenuhi semua

syarat dan rukun nikah, yaitu sebagai berikut:

1. Syarat-syarat nikah, yaitu:

a. Adanya calon mempelai laki-laki

b. Adanya calon mempelai perempuan

c. Adanya wali nikah dari pihak perempuan

d. Adanya dua orang saksi

e. Adanya mahar dari pihak laki-laki

f. Adanya ijab-qabul.3

2 Azhari, Negara Hukum di Indonesia, Jakarta: UI-Press, 1995, hlm. 143. 3 Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001, hlm. 201.

Page 60: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

49

2. Rukun nikah, yaitu:

a. Adanya dua mempelai

b. Wali nikah

c. Dua orang saksi.

d. Ijab dan qabul.4

Pernikahan yang sudah sah menurut fiqih, tetapi belum dianggap sah

menurut hukum positif, karena belum memenuhi aturan yang berlaku dalam

perUndang-Undangan yang ada, sehingga harus melaksanakan pernikahan

kembali yang sesuai dengan aturan perUndang-Undangan yang berlaku atau

disebut dengan tajdidun nikah.

Tajdidun nikah hukum asalnya adalah mubah (boleh), dan juga bisa

berubah menjadi wajib karena berdasarkan pada tujuan dilaksanakannya

tajdidun nikah itu.

Menurut A. Masduki Machfudh, bahwa hukum tajdidun nikah itu

adalah boleh dan tidak merusak pada akad yang terjadi, karena

memperbaharui akad itu hanya sekedar keindahan (al-tajammul) atau berhati-

hati (al-ihtiyath).

Menurut Abdul Aziz, hukum dari tajdidun nikah itu adalah boleh

(jawaz) dan tidak mengurangi bilangan-bilangannya talak, sebagaimana

diungkapkan oleh imam Shihab yang merupakan salah satu guru dari

golongan ulama muta’akhirin menanggapi adanya tajdidun nikah dengan

memberikan suatu interpretasi bahwa merahasiakan dari berhentinya seorang

4 Ibid, hlm. 207.

Page 61: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

50

suami pada gambaran akad yang kedua umpamanya tidak adanya pengetahuan

dengan berhentinya akad yang pertama dan tidak sindiran (kinayah)

kepadanya tampak jelas, karena dalam menyembunyikan pembaharuan

menuntut diri seorang suami untuk memperbaiki ataupun berhati-hati untuk

berangan-angan.

Hal ini juga diungkapkan oleh imam Jamaluddin, bahwa menerima

perpisahan di dalam pergantian karena pernikahan yang kedua tidak dikatakan

akad yang hakiki, tetapi akad itu termasuk suatu gambaran akad.

Menurut Muhammad Syaifullah, bahwa tajdidun nikah itu boleh

(jawaz), karena pernikahan ini memberikan faedah yang cukup besar terhadap

kehidupan berkeluarga setelah terjadinya akad nikah dan mewujudkan

kemaslahatan yang akhirnya meminimalisir terjadinya kemafsadatan dalam

hidup setelah nikah sampai meninggal dunia.

Menurut Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Hasan bin Umar,

bahwa hukum tajdidun nikah adalah sebagai berikut:

زوج بعض االولياء موليته بغيرآفء برضا من في درجته ثم ابانها أيضا عل منه فال بد من رضا الجميع اآلن تجديدلالزوج وأرادت ا

ومثله القاضي مع غيبة الولى المعتمد وال يكتف برضا هم السابقولو تجديدا بمن رضي به الولي أوال بل هو أولى بالمنع من بعض

.األولياء

Artinya: Telah menikahkan sebagian wali terhadap keluarganya dengan tidak adanya kesepadanan dengan kerelaan orang-orang yang ada ditingkatannya, kemudian suami mencela istrinya dan istrinya menghendaki tajdid dari suaminya, maka harus ada kerelaan dari semuanya. Menurut pendapat yang kuat dan tidak cukup dengan kerelaan sebelumnya dan yang menyamainya yaitu qadhi (hakim) ketika tidak adanya wali, meskipun diperbaharui dengan orang

Page 62: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

51

yang rela pada wali yang pertama tetapi tajdid itu lebih utama dicegah dari sebagian wali-wali.

Dari keterangan di atas memberikan suatu pemahaman bahwa hukum

dari tajdidun nikah adalah boleh, biarpun di dalam keterangannya menyatakan

bahwa melaksanakan akad yang kedua lebih utama tidak dilakukan. Dari

ungkapan ini tidak melarang adanya tajdidun nikah tetapi boleh melakukan

tajdidun nikah dengan syarat harus adanya kesepakatan dari mempelai laki-

laki dan perempuan, karena bertujuan untuk kemaslahatan.

Menurut Ibnu Munir, bahwa tajdidun nikah adalah boleh karena

mengulangi lafal akad di dalam nikah dan yang lain itu tidak merusakkan akad

nikah yang pertama. Kemudian diperkuat dengan argumen Ahmad bin Hajar

al-Asqalani, bahwa menurut pendapat jumhur ulama tajdidun nikah itu tidak

merusak akad yang pertama.

Menurut A. Qusyairi Ismail, bahwa hukum asal tajdidun nikah itu

adalah boleh, karena bertujuan untuk berhati-hati agar terhindar dari hal-hal

yang tidak diinginkan atau upaya untuk menaikkan prestise/menjaga gengsi.

Hukum mubah ini bisa berubah menjadi wajib kalau ada peraturan pemerintah

yang mewajibakannya.

Dari beberapa argumentasi tentang adanya tajdidun nikah, maka bisa

dipahami bahwa melakukan tajdidun nikah itu tidak merusak akad yang

pertama, karena akad ini merupakan akad yang hakiki dan akad yang kedua

hanya sebagai gambaran terhadap akad. Hukum tajdidun nikah adalah boleh

dengan tujuan sebagai berikut:

Page 63: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

52

1. Untuk ber-tajammul.

2. Untuk berhati-hati agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

3. Untuk mewujudkan kemaslahatan dalam pernikahan.

Mengenai berubahnya Hukum tajdidun nikah dari mubah menjadi

wajib berdasarkan pada pendapat yang telah diterangkan di atas adalah

disebabkan adanya peraturan pemerintah yang mengatur tentang adanya

tajdidun nikah.

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale adalah merupakan

ujung tombak dari Departemen Agama yang mempunyai tugas pokok untuk

mengurusi nikah, talak, cerai dan rujuk (NTCR), yang semestinya dalam

menjalankan kewajibannya berdasarkan kepada aturan-aturan yang berlaku,

yaitu:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang pernikahan.

2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 9 Tahun 1974 tentang pelaksanaan

Undang-Undang perkawinan.

3. Instruksi Presiden (Inpres) No. 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum

Islam (KHI).

4. Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 477 Tahun 2004 tentang

pencatatan nikah.

Mengenai pelaksanaan tajdidun nikah yang diselenggarakan oleh

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale berdasarkan pada Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 26 ayat 2 yang menyatakan “pernikahan

yang dilangsungkan tanpa dihadiri Pegawai Pencatat Nikah (PPN) dan

Page 64: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

53

mempunyai akta pernikahan yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN)

yang tidak berwenang, maka nikahnya supaya sah harus diperbaharui”.

Masyarakat di kecamatan Sale ada beberapa yang melaksanakan

tajdidun nikah, dengan tujuan untuk melegalkan pernikahannya di Kantor

Urusan Agama (KUA) dan mendapatkan bukti yang berupa surat akta nikah,

sehingga adanya payung hukum yang selalu mengikutinya.

Dari keterangan ini menunjukkan bahwa adanya keinginan untuk

mewujudkan kemaslahatan dalam pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat

di wilayah kecamatan Sale, begitu juga Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan Sale dalam menyelenggarakan tajdidun nikah ini karena adanya

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat menggunakan dasar

pertimbangan pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinana.

Melihat adanya tujuan yang positif dari pihak masyarakat untuk

melaksanakan tajdidun nikah dan juga adanya peraturan-peraturan yang

berlaku dan mengatur tentang pernikahan yang merupakan pedoman dari

KUA kecamatan Sale dalam menjalankan tugasnya, maka hukum dari

tajdidun nikah yang diselenggarakan oleh KUA kecamatan Sale yang

objeknya pihak masyarakat adalah wajib.

Page 65: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

54

B. Analisis Terhadap Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

Pernikahan Pasal 26 Ayat 2.

Undang- Undang No. 1 tahun 1974 pasal 26 ayat 2 adalah merupakan

bagian hukum positif yang artinya bahwa Undang-Undang No. 1 Tahun 1974

tentang perkawinan pasal 26 ayat 2 merupakan Undang-Undang yang tertulis

dan berlaku mengikat secara umum serta ditegakkan melalui pemerintah.5

Hakikat dari timbulnya dari timbulnya Undang-Undang No. 1 tahun

1974 adalah merupakan keinginan masyarakat untuk menegakkan hukum

perkawinan dan menertibkannya, karena sebenarnya terbentuknya hukum ini

adalah atas inisiatif dari masyarakat yang diwakilkan kepada Majlis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakiran Rakyat (DPR).

Pelaksanaan hukum perkawinan ini akan memberikan kejelasan hukum

terhadap suatu perkawinan yang dilangsungkan oleh masyarakat.

Salah satu bukti yang menunjukkan adanya suatu kejelasan terhadap

hukum perkawinan yang dilaksanakan oleh masyarakat adalah terdapat pada

Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 26 ayat 2 yang

berbunyi:

“Hak untuk membatalkan oleh suami atau istri berdasarkan pada ayat 1

pasal ini gugur apabila mereka telah hidup bersam sebagai suami istri

dan dapat memperlihatkan akta nikah yang dibuat oleh Pegawai

Pencatat Nikah (PPN) yang tidak berwenang dan perkawinannya

harus diperbaharui supaya sah”.

5 Baqir Manan, Hukum Positif Di Indonesia, Yogyakarta: UII Press,2004,hlm.1.

Page 66: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

55

Pasal di atas memberikan suatu pemahaman bahwa dalam suatu

perkawinan terdapat hubungan antara hukum menurut fiqih dan menurut

hukum positif adalah sebagai berikut:

1. Pernyataan yang menunjukkan tentang hukum fiqih adalah terdapat dalam

potongan Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 26

ayat 2 yaitu: “Hak untuk membatalkan oleh suami atau istri berdasarkan

dalam ayat 1 pasal ini gugur”.

Potongan dari pasal di atas memberikan makna bahwa suatu

perkawinan yang dilaksanakan tanpa adanya pemberitahuan pada pihak

Kantor Departemen Agama (KUA) adalah disebut sebagai nikah sirri.

Pernikahan dengan cara semacam ini adalah sah menurut hukum

yang ada dalam fiqih karena sudah memenuhi semua syarat dan rukun

nikahnya. Hukum yang mengayominya adalah hukum fiqih.

2. Pernyataan yang menunjukkan pada hukum positif adalah terdapat dalam

potongan Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 26

ayat 2 yaitu “pasal ini gugur apabila mereka telah hidup bersama sebagai

suami dan istri serta dapat menunjukkan akta nikah yang dibuat oleh

Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang tidak berwenang dan perkawinannya

harus diperbaharui supaya sah.

Dalam potongan ayat yang telah tersebut di atas memberikan suatu

makna bahwa suatu perkawinan yang laksanakan dengan menggunakan

model pembaharuan nikah harus memenuhi syarat sbagai berikut:

Page 67: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

56

a. Antara suami dan istri telah hidup bersama layaknya orang berumah

tangga.

b. Antara suami dan istri bisa memperlihatkan bahwa mereka telah

menikah dengan menggunakan bukti yaitu surat akta nikah yang dibuat

oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang tidak berwenang.

Mengenai hukum yang akan mengikutinya adalah hukum Negara

yang bersifat memaksa dan dikeluarkan bukti tentang telah terjadinya

suatu pernikahan yang berupa surat akta nikah yang dibuat oleh Pegawai

Pencatat Nikah (PPN) yang berwenang.

Dari uraian tentang pemaknaan terhadap pasal 26 ayat 2

memberikan suatu pemahaman bahwa suatu pernikahan dianggap sah

menurut agama apabila sudah sah menurut fiqih dan juga menurut hukum

positif sehingga adanya dua hukum yang akan memberikan suatu

perlindungan terhadap pernikahan dan kehidupan setelah terjadinya

pernikahan. Dengan adanya dua perlindungan hukum ini akan

mempermudah untuk mewujudkan suatu kehidupan berkeluarga yang

penuh dengan kasih sayang, bahagia, ketenangan dan ketentraman.

Perpaduan yang terjadi antara fiqih dan hukum positif mengenai

adanya perkawinan akan lebih memberikan peluang besar terhadap

timbulnya kemaslahatan-kemaslahatan dan secara otomatis akan sedikit

memberikan terjadinya kemafsadatan dalam pernikahan atau pun dalam

kehidupan berkeluarga.

Page 68: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

57

C. Pelaksanaan Tajdidun Nikah di KUA Kecamatan Sale Dikarenakan

Nikah Sirri.

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale sebagai pelaksana

terdepan dari Departemen Agama dalam menjalankan tugasnya berdasarkan

pada peraturan per-Undang-Undangan yang berlaku. Undang-Undang No. 1

tahun 1974 adalah merupakan pokok dari Undang-Undang perkawinan yang

tertulis. Dalam Undang-Undang ini ada pasal yang membahas mengenai

adanya tajdidun nikah yaitu terdapat dalam pasal 26 ayat 2.

Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale dalam memberikan

fatwa kepada masyarakat mengenai pernikahan yang terfokus pada

permasalahan tajdidun nikah menggunakan dasar sebagai landasan hukumnya

adalah terdapat dalam Undang-Undang perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 26

ayat 2 yang menyatakan bahwa pernikahan yang dilangsungkan tanpa

memberitahukan terlebih dahulu kepada pihak Kantor Urusan Agama (KUA)

dengan sebutan nikah sirri maka harus bisa menunjukkan surat akta nikah

yang dibuat oleh Pegawai Pencatat Nikah (PPN) yang tidak berwenang maka

untuk mendapatkan pelegalan nikah dari Kantor Urusan Agama (KUA) harus

melangsungkan akad nikah kembali atau tajdidun nikah.

Dalam melaksanakan tajdidun nikah di Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan Sale maka pihak Kantor Urusan Agama (KUA) selalu menunggu

masyarakat yang akan melaksanakan pelegalan nikahnya, hal ini dikarenakan

adanya peraturan per-Undang-Undangan yang mengaturnya yaitu terdapat

dalam KMA No. 477 tahun 2004.

Page 69: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

58

Masyarakat adalah pihak yang aktif karena mereka telah melanggar

aturan yang ada dalam hukum positif yaitu melaksanakan pernikahannya

tanpa memberitahukan pada pihak Kantor Urusan Agama (KUA). Akibat yang

harus ditanggung adalah melakukan pernikahan kembali sesuai aturan yang

ada, karena pernikahannya hanya dilakukan menurut hukum fiqih saja.

Pernikahan yang hanya dilakukan menurut hukum fiqih saja akan

berakibat adanya perlindungan hukum hanya secara fiqih, yaitu adanya

ketetapan mengenai sahnya suatu pernikahan, hal ini menimbulkan suatu

kekhawatiran jika tingkat kesadaran masyarakat mulai luntur, maka terjadi

penyalahgunaan lembaga perkawinan yang dilaksanakan oleh pihak-pihak

tertentu.6

Pelaksanaan pernikahan secara fiqih yang dilakukan oleh sebagian

masyarakat di wilayah kecamatan Sale memiliki sebab-sebab yang bervariasi

yaitu berdasarkan data sebagai berikut:

Data Pernikahan Sirri Di Wilayah Kecamatan Sale

Nama

mempelai

pria/wanita

Yusuf Efendi

&

Sri Deni

Ahmad

Sholikhin &

Muzayanah

Sugeng

&

Warsun

Sunardi

&

Tatik

Wali nikah Darman Murtasim Wihanto Rahmad

Saksi Sugiono,

Munawir

Zawawi,

Mastur

Kastum,

Sukadi

Suprianto,

Supardi

Yang

menikahkan

Ainul Yakin Masyhari Ali Mansyur Salim

Tanggal nikah 07-02-2007 05-04-2006 20-02-2007 15-04-2006

6 Ahmad Rofiq, Pembaharuan Hukum Islam, Yogyakarta: Gama Media, 2001,hlm.108.

Page 70: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

59

Alasan nikah

- Menunggu

waktu

pernikahan

di KUA

- Untuk

menanggulangi

cemoohan

masyarakat

- Belum

cukup umur

bagi

mempelai

wanita

- Mencari

tanggal baik

untuk akad

nikah

- Takut untuk

melanggar

aturan agama

Dari data di atas menunjukkan bahwasannya sebab-sebab terjadinya

pernikahan yang dilaksanakan menurut fiqih atau yang disebut nikah sirri di

wilayah kecamatan Sale bervariasi, yaitu sebagai berikut:

1. Menunggu waktu hari pernikahan di KUA.

2. Untuk menanggulangi cemoohan masyarakat.

3. Salah satu si mempelai terhalang oleh peraturan per-Undang-Undangan,

karena umurnya belum mencukupi.

4. Mencari tanggal baik untuk melaksanakan akad nikah.

5. Takut melanggar aturan agama.

Dari bentuk pernikahan menurut fiqih yang telah dilakukan oleh

sebagian masyarakat yang ada di wilayah kecamatan Sale dengan berbagai

sebab, tetapi mereka tetap memiliki kesadaran hukum terhadap aturan per-

Undang-Undangan yang berlaku. Hal ini dibuktikan dengan adanya

pelaksanaan pernikahan kembali yang mereka laksanakan di kantor KUA

kecamatan Sale. Sebagai bukti adanya pelaksanaan nikah kembali ini

ditunjukkan oleh data sebagai berikut:

Page 71: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

60

Data Pelaksanaan Tajdidun Nikah Di KUA Kecamatan Sale

Nama

mempelai

pria/wanita

Yusuf Efendi

&

Sri Deni

Ahmad

Sholikhin &

Muzayanah

Sugeng

&

Warsun

Sunardi

&

Tatik

Wali nikah Darman Murtasim Wihanto Rahmad

Saksi

Ainul Yakin,

Karminto

Muhtarom,

Ahmad

Mukholikin

Kastum,

Solikhin

Karnadi,

Supardi

Yang

menikahkan

PPN PPN PPN PPN

Tanggal nikah 07-03-2007 08-06-2007 08-04-2007 25-04-2007

Alasan nikah

- Untuk

meresmikan

pernikahan di

KUA

- Untuk

memperoleh

peresmian

dari KUA

- Untuk

pencatatan di

KUA

- Untuk

diresmikan di

KUA

Dari adanya data tajdidun nikah di atas menunjukkan bahwa alasan

yang digunakan oleh masyarakat adalah sama-sama ingin mendapatkan

pelegalan pernikahan dari Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale. Hal

ini memberikan suatu pemahaman bahwa masyarakat di wilayah kecamatan

Sale mengetahui pentingnya melakukan pelegalan nikah yang akhirnya akan

dicatatkan/dituliskan pernikahannya dengan bukti dikeluarkannya surat akta

nikah dari KUA kecamatan Sale.

Mengenai pentingnya penulisan/pencatatan dalam suatu perjanjian

(akad) secara umum ditunjukkan dalam firman Allah surat al-Baqarah ayat

282-283 yaitu sebagai berikut:

Page 72: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

61

⌧ ☺ ☺

⌧ ⌧

☺ ☺

☺ ⌧ ☺

⌧ ⌧

Page 73: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

62

☺ ⌧ 7

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

⌧ ⌧ ⌦

⌧ ☺

☺ ⌦

7 Departemen Agama, Al-Qur’an Terjemah, Surabaya: al-Ikhlas, 2000, hlm. 84.

Page 74: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

63

☺ ☺ 8

Artinya : Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari dua ayat yang telah tersebut di atas bisa dipahami bahwa

menuliskan/mencatatkan suatu perjanjian (akad) memiliki manfaat yang

cukup besar, karena digunakan sebagai bukti tertulis yang menyatakan telah

terjadinya suatu perjanjian (akad). Kaitan dua ayat ini dengan pencatatan

nikah adalah, bahwa pernikahan adalah merupakan sebuah perjanjian dalam

hidup berkeluarga yang memiliki waktu cukup lama, sehingga diperlukan

adanya bukti secara tertulis dari pelaksanaan pernikahan itu yang akan

digunakan ketika muncul suatu persoalan dalam hidup berumah tangga di

kemudian hari.

Lembaga pencatatan perkawinan adalah Kantor Urusan Agama (KUA),

merupakan syarat administratif dan juga bertujuan untuk mewujudkan

ketertiban hukum serta memiliki manfaat yang cukup besar terhadap

berlangsungnya suatu pernikahan.9

Manfaat dari pencatatan nikah adalah sebagai berikut:

8 Ibid, hlm. 84 9 Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.

111.

Page 75: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

64

1. Sebagai bukti otentik untuk memperkuat komitmen pasangan suami dan

istri dalam hidup berkeluarga.

2. Untuk mengurus keperluan-keperluan penting dalam kehidupan

berkeluarga antara istri dan suami serta anak.

3. Untuk menentukan kejelasan hak waris dari anak ketika terjadi

persoalan.10

Untuk mencari akta nikah sebagai bukti terjadinya pernikahan maka

masyarakat di wilayah kecamatan Sale yang telah melaksanakan nikah sirri

kemudian melaksanakan nikah menurut hukum positif, maka harus mematuhi

aturan pernikahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Memberitahukan tentang perkawinan yang akan dilangsungkan kepada

pihak KUA dengan melengkapi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

a. Surat Persetujuan Calon Mempelai (Model N-3).

Surat ini berisi tentang pernyataan kedua mempelai untuk

melakukan pernikahan atas dasar sukarela, dengan kesadaran sendiri,

tanpa paksaan dari siapapun juga, setuju untuk melangsungkan

pernikahan. Unsur-unsur yang ada pada isi surat adalah; nama

lengkap/alias, nama orang tua, tempat dan tanggal lahir, warga negara,

agama, pekerjaan dan tempat tinggal. Hal ini berlaku untuk calon

suami dan calon istri yang hendak melangsungkan pernikahan.

b. Akta Kelahiran atau Keterangan Asal-usul (Model N-2).

10 Happy Susanto, Nikah Sirri, Jakarta: Visi Media, 2007, hlm. 100.

Page 76: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

65

Surat ini adalah surat yang diketahui oleh Kepala Desa/Lurah

setempat yang isinya tentang akta kelahiran si mempelai. Unsur-Unsur

yang ada dalam surat ini adalah; nama lengkap/alias, nama orang tua,

tempat dan tanggal lahir, warga Negara, agama, pekerjaan dan tempat

tinggal. Hal ini baik si anak, ibu dan ayah harus jelas dan memenuhi

unsur-unsur tersebut.

c. Surat Keterangan Orang Tua (Model N-4).

Surat ini berisi tentang pernyataan bahwa orang tua itu benar-

benar orang tua dari si mempelai. Unsur-Unsur yang ada dalam surat

ini adalah sebagai berikut; nama lengkap dan alias, Tempat dan

tanggal lahir, warga Negara, pekerjaan dan tempat tinggal. Unsur-

unsur ini berlaku baik bagi si ibu maupun si ayah agar diketahui secara

jelas.

d. Surat Keterangan untuk Menikah (Model N-1).

Surat ini adalah merupakan keterangan dari si mempelai untuk

menikah yang diketahui oleh Kepala Desa. Unsur-unsur yang ada

dalam surat ini adalah; nama lengkap dan alias, jenis kelamin, tempat

dan tanggal lahir, warga negara, agama, pekerjaan, tempat tinggal, bin-

binti, status perkawinan, dan nama atau suami terdahulu. Surat ini

dibuat si suami dan juga oleh si istri.

e. Surat Keterangan Kematian Suami / Istri (Model N-6).

Surat keterangan ini dibuat oleh kepala desa setempat yang

bertanggung jawab di wilayah tempat tinggal atau tempat matinya

Page 77: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

66

suami/istri. Surat ini berisi tentang meninggalnya istri/suami jika yang

menikah dulu sudah mempunyai istri/suami. Unsur-unsur yang ada

dalam surat ini adalah; nama lengkap/alias, bin/binti, tempat dan

tanggal lahir, warga negara, agama, pekerjaan, dan tempat tinggal.

Surat ini diperuntukkan baik untuk ibu, ayah, maupun anak yang akan

menikah.

f. Surat Izin dan Dispensasi bagi yang Belum Cukup Umur (Model N-5).

Surat ini menyatakan tentang kebolehan orang tua untuk

memberikan izin pada putra/putrinya untuk melangsungkan pernikahan.

Unsur-unsur yang ada dalam surat ini adalah; nama lengkap dan alias,

tempat dan tanggal lahir, warga negara, agama, pekerjaan, tempat

tinggal.

Syarat-syarat yang telah disebutkan itu dilampirkan pada Surat

pemberitahuan kehendak nikah (Model N-7) yang dilakukan oleh

calon mempelai atau orang tua atau wakilnya, kemudian surat-surat

tadi yang beserta lampirannya tentang syarat pernikahan dicatat dan

diteliti terlebih dahulu oleh pembantu pencatat nikah (pembantu PPN)

yang mewilayahi tempat tinggal calon istri menurut contoh model N-

10, kemudian baru diajukan ke Kantor Urusan Agama (KUA) oleh

pembantu PPN. Surat yang sudah sampai di KUA maka kemudian

diperiksa dan diteliti oleh PPN yang berdasarkan pada contoh daftar

pemeriksaan nikah (Model NB). Selanjutnya setelah tidak ada

Page 78: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

67

kekurangan dan permasalahan, maka kemudian Penghulu

mengumumkan kehendak pernikahannya.

2. Pelaksanaan akad nikah yang dilangsungkan berdasarkan kepada peraturan

yang berlaku kemudian keluarlah surat akta nikah dari Kantor Urusan

Agama (KUA) sebagai bukti telah terjadi pernikahan yang resmi menurut

hukum positif.

Dari uraian tentang pelaksanaan tajdidun nikah yang dilaksanakan

oleh KUA kecamatan Sale, menurut penulis apa yang telah dilakukan oleh

KUA yaitu bersifat menunggu adanya pemberitahuan dari masyarakat. Hal

ini merupakan suatu aktivitas yang wajar, karena mereka melaksanakan

berdasarkan pada peraturan per-Undang-Undangan yang ada. Masyarakat

yang selalu berperan aktif dalam pelaksanaan tajdidun nikah. Karena

mereka sadar bahwa pernikahan yang dilaksanakan hanya diakui menurut

fiqih. Sehingga untuk mendapatkan pengakuan dari hukum positif harus

mengikuti peraturan-peraturan yang ada.

Melaksanakan hukum positif berarti juga melaksanakan hukum

menurut fiqih, akibat dari pelaksanaan ini adalah dikeluarkannya tanda

bukti yang tertulis dari Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale

yang berupa surat akta nikah.

Surat akta nikah yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama

(KUA) kecamatan Sale memberikan manfaat yang cukup besar bagi

masyarakat untuk mengantisipasi adanya persoalan yang muncul dalam

kehidupan berkeluarga di kemudian hari. Hal ini yang menyebabkan

Page 79: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

68

masyarakat di kecamatan Sale selalu berperan aktif dalam melaksanakan

pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan Sale.

Page 80: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keseluruhan pembahasan mulai dari awal sampai akhir dapat

ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Tajdidun nikah yang dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA)

kecamatan Sale karena adanya nikah sirri. Dalam menyelenggarakan

tajdidun nikah ini KUA kecamatan Sale berdasarkan pada UU No.1 Tahun

1974 tentang perkawinan pasal 26 ayat 2 yang berbunyi: “Hak untuk

membatalkan oleh suami dan berdasarkan pada ayat 1 pasal ini gugur

apabila mereka telah hidup bersama sebagai suami istri dan dapat

memperlihatkan akta perkawinan yang dibuat oleh Pegawai Pencatat

Nikah (PPN) yang tidak berwenang dan perkawinannya harus diperbaharui.

2. Hukum dari tajdidun nikah yang diselenggarakan oleh KUA kecamatan

Sale adalah wajib, hal ini dikarenakan adananya peraturan per-Undang-

Undangan yang mengaturnya.

3. Pihak-pihak yang berperan atas terselenggaranya tajdidun nikah di KUA

kecamatan Sale adalah: 1) Kantor Urusan Agama (KUA) yang berperan

pasif, artinya menunggu adanya pemberitahuan dari masyarakat. 2)

Masyarakat yang berperan aktif dalam melaksanakan tajdidun nikah

karena mereka membutuhkan adanya pelegalan pernikahan dari KUA,

biarpun telah melaksanakan nikah menurut fiqih.

Page 81: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

69

4. Tajdidun nikah di KUA kecamatan Sale dilaksanakan karena ada dua

bentuk pernikahan, yaitu: 1) Pernikahan menurut fiqih atau disebut dengan

nikah sirri. 2) Pernikahan menurut hukum positif, ialah suatu pernikahan

yang dilaksanakan berdasarkan pada peraturan per-Undang-Undangan

yang berlaku.

B. Saran-saran

1. KUA Kecamatan Sale diharapkan melakukan sosialisasi secara intensif

tentang adanya tajdidun nikah kepada seluruh masyarakat agar tidak

terjadi perbedaan pemahaman dalam penafsiran tajdidun nikah ini di

tengah-tengah masyarakat.

2. KUA diharapkan selalu memantau, mengontrol, dan mengawasi

perkembangan masyarakat mulai dari kalangan muda karena mereka inilah

yang kerap membahayakan sehingga membuat terjadinya pelaksanaan

tajdidun nikah.

3. Masyarakat di wilayah kecamatan Sale diharapkan lebih bisa memahami

tentang pentingnya pencatatan nikah yang dilakukan di Kantor Urusan

Agama (KUA).

4. Pemuka agama dan tokoh masyarakat seyogyanya ikut dalam memberikan

pemahaman pada masyarakat tentang kelemahan adanya nikah yang

dilakukan tanpa sepengetahuan dari pihak KUA (sirri).

Page 82: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

70

C. Penutup

Puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang telah

memberikan petunjuk dan pertolongan, serta kesehatan jasmani dan rohani

sehingga dalam penulisan skripsi mulai dari awal sampai akhir bisa berjalan

dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan pada beliau Nabi

Muhammad S.A.W. yang telah memberikan suatu perubahan besar dan positif

dalam segala bidang, khususnya dalam ilmu dan hukum keluarga.

Dengan segala kemampuan, penulis telah berusaha dengan segenap

usaha yang ada, baik dalam pikiran, tenaga, waktu dan lain-lain untuk dapat

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Namun, karena keterbatasan

kemampuan dan pengetahuan dari penulis, sudah barang tentu berpengaruh

pada penulisan skripsi ini, sehingga penulis sadar bahwa skripsi yang telah

disusun ini masih perlu adanya perbaikan dan pembenahan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dalam

penyempurnaan penulisan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bisa

memberikan manfaat khususnya pada diri penulis dan umumnya pada siapa

saja yang membacanya. Amin…

Page 83: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

79

DAFTAR PUSTAKA Abd al-Rahman al-Syuyuthi, Jalaluddin, Al-Ashbah wa al-Nadzair, Indonesia:

Daar al-Ihya’ al-Kutub al-Arabiyah, t.th. Abdurrahman al-Jaziri, al-fiqh ala al-Madhahib al-Arba’ah, Baerut: Dharul

fikri,t.th. Abul Yasin, Fatihuddin, Risalah Hukum Nikah, Surabaya, Terbit Terang, 2005. Adi, Rianto, Metodologi Sosial Hukum, Jakarta: Granit, 2004. Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Asqalani, Fatkhul Bari (Syarah Shahih Bukhari), Jus

13, Darul Fikri, t.th. Al-Imam Zainuddin bin Ahmad bin Abdullatif al-Zubaidi, Mukhtashar Shahih

Bukhari, Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiah, t.th. Amin Summa, Muhammad, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam, Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2004. Aminuddin, Fiqih Munakahat, Bandung: Pustaka Setia, 1999. Anisah, Inayatul, Perlindungan Hukum terhadap Anak dari Perkawinan Sirri

setelah Pemberlakuan UU No.1 Tahun 1974 di Kabupaten Jember, Jurnal Penelitian STAIN Jember, Vol.4, No.3, Nopember, 2005.

Arifin, Muhammad, dkk., Hukum Islam Solusi Permasalahan Keluarga,

Yogyakarta, UII Press, 2005. Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1990. Asrori, A. Ma’ruf, Tradisi Islam, Surabaya: Khalista, 2006. Aziz, Abdul, dkk., Samrotus Roudhotus Shaahid, Kediri: Pon-Pes Lirboyo, 1999. Azizy, A. Qodri, Reformasi Bermazhab, Jakarta: Teraju, 2003. Bakker, Anton, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990. Baqir Al-Habsyi, Muhammad, Fiqih Praktis Menurut Al-Qur’an, As-Sunnah dan

Pendapat Para Ulama’, Bandung: Mizan, 2002. Danim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualtitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Page 84: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

80

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, Surabaya: CV. Karya Utama, 2000. ____________, Bahan-Bahan Penyuluhan Hukum, Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1999/2000. ____________, Pedoman Pegawai Pencatat Nikah, Jakarta: 2004. ____________, Pedoman Pejabat Urusan Agama Islam, Jakarta: Direktorat

Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2004. ____________, Pedoman Pembantu Pegawai Pencatat Nikah. Jakarta: BKM

Pusat, 1991/1992. Efendi, Satria, dan M. Zen, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer,

Jakarta, Prenada Media, 2004. Effendi, Ma’mun, Konsep Fiqih dalam Al-qur’an dan Al-hadits, Semarang: CV.

Bima Sejati, 2006. Faisal, Sanapiah, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1995. Habsul, Wannimag, Perkawinan Terselubung di Antara Berbagai Pandangan,

Jakarta, Golden Terayon Press, 1994. Hadi, Abdul, Fiqih Munakahat, Semarang: Duta Grafika, 1989. Husain Al-Habsyi, Kamus al-Kautsar Lengkap, Surabaya: YAPI, 1997. Ibrahim al-Bajuri, Khasyiyah Syeh Ibrahim al-Bajuri, juz II, Baerut, Darul Kitab

al-Ulumiyah, t.th. Indra, Hasbi, Potret Wanita Sholehah, Jakarta: Penamadai, 2004. Ismail, A. Khusyairi, Tajdidun Nikah, Dalam Informatika, 19 Maret 2007. Kartanegara, Mulyadi, Pemikiran Islam Kontemporer, Yogyakarta: Jendela, 2003. Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,

1990. KMA No. 477 Tahun 2004 tentang Pencatatan Nikah. Lampiran 10 KMA No. 298 Tahun 2003. ________ 11 KMA No. 298 Tahun 2003.

Page 85: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

81

________ 12 KMA No. 298 Tahun 2003. ________ 13 KMA No.298 Tahun 2003. ________ 3 KMA No. 298 Tahun 2003. ________ 7 KMA No. 477 Tahun 2004. ________ 8 KMA No. 477 Tahun 2003. ________ 9 KMA No. 298 Tahun 2003. Laporan program kerja KUA kecamatan Sale tahun 2006. M. Amin, kepastian hukum sebuah perkawinan dan itsbat nikah, Mimbar Jumat,

10 Mei, 2007. Machfudh, Masduki, Bahstul Masa’il Diniyah, Malang: PPSNH, 2000. Maman kh, Metologi Penelitian Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006. Manan, Abdul, Reformasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006. Mulia, Siti Muzdah, Muslimah Reformis, Bandung: Mizan, 2005. Muthohar, Abdul Hadi, Pengaruh Mazhab Syafi’i di Asia Tenggara, Semarang:

Aneka Ilmu, 2003. Nasution, Harun, Pembaharuan Hukum Islam, Pemikiran dan Gerakan, Jakarta:

Bulan Bintang, 1986. Nasution, Ladmuddin, Pembaharuan Hukum Islam dalam Mazhab Syafi’i,

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001. Nasution, Metologi Naturalistik-Kualitatif, Bandung: Tarsito.1992. Nurhaedi, Dadi, Nikah di bawah tangan. Yogyakarta, Saujana. 2003. Profil KUA Kecamatan Sale Tahun 2006. Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama, Ilmu Fiqih

Jilid II, Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 1984/1988.

Page 86: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

82

Rekap Potensi Desa Tingkat Kecamatan 2006. Rofiq, Ahmad, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2000. ____________, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, Yogyakarta: Gama

Media, 2001. Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Hasan bin Umar, Bughyah Al-

Mustarsyidin, Indonesia: Darul Khaya’, t.th. Setiawati, Effi, Nikah Sirri Tersesat di Jalan Yang Benar, Bandung, Eja Insani,

2005. Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur'an, Bandung: Mizan, 1998. Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001. Susanto, Happy, Nikah Sirri apa Untungnya, Jakarta: Visi Media, 2007. Syaukani, Imam, Rekonstruksi Epistemologi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006. Usman, Suparman, Hukum Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001. Wahid, Marzuki, dkk., Fiqih Madzab Negara, Yogyakarta: LkiS, 2001.

Page 87: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : K.H. Masyhari Status : Tokoh Agama Waktu wawancara : 05-05-2007 Hasil wawancara: 1. Bahwa ta’qidun nikah yang dilakukan oleh KUA Kecamatan Sale dalam rangka

melegalkan pernikahan sirri ke pernikahan yang yang diakui oleh negara adalah merupan keputusan yang baik karena untuk memberikan perlindungan hukum.

2. Bahwa hukum nikah yang sudah tertera dalam Fiqih merupakan suatu penjelas dari hukum pernikahan yang ada dalam al-Qur’an dan al-Hadits yang masih relevan dilaksanakan pada kondisi dan keadaan pada saat ini. Tetapi ada penambahan yaitu adanya persyaratan administrasi yang dilakukan di kantor KUA.

3. Dalam nikah sirri yang dilakukan tanpa sepengetahuan dari KUA maka ketika menikahkannya saya bertanya dulu pada si mempelai dalam hal ini calon suaminya, kapan nikahnya akan dicatatkan di kantor KUA, dalam hukumnya nikah ini (sirri) adalah syah karena sudah sesuai dengan aturan yang ada dalam ajaran agama Islam yang mana sudah tertera dalam Fiqih.

4. KUA dalam menjalankan tugasnya sudah baik, maksudnya sudah sesuai dengan apa yang seharusnya dikerjakan, tetapi dalam ongkos proses pernikahan yang diminta oleh KUA itu tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam hal ini ada ongkos lain yang digunakan dalam nikah dan itu merupakan hal yang wajar, tetapi kurang pas dengan prosedur biaya pernikahan yang ada.

5. Bahwa pencatatan nikah itu harus dilakukan karena untuk memperoleh perlindungan hukum. Contohnya dalam mengurus akta kelahiran anak dan juga jika seseorang akan beristri lebih dari satu maka harus melakukan proses pencatatan nikah di KUA.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi K.H. Masyhari NIM.2103224

Page 88: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Ainul yakin Status : Tokoh masyarakat di Kecamatan Sale Waktu wawancara : 06-05-2007 Hasil wawancara: 1. Pelaksanaan ta’qidun nikah di KUA Kecamatan Sale kebanyakan para warga

melakukannya di tempat warga yaitu di rumah si mempelai wanita atau di rumah orang yang dianggap sebagai seorang ulama di daerah itu, kemudian tidak melakukan nikah di KUA. Dalam pelaksanaannya kebanyakan masyarakat di wilayah Kecamatan Sale masih percaya dengan mitos-mitos dalam penempatan akad nikah itu.

2. Rukun nikah adalah merupakan suatau aturan yang tidak dapat dirubah biarpun zaman dan kebudayaan masyarakat itu berubah. Tetapi masyarakatlah yang harus mengikuti aturan itu. Bukan aturan yang harus menyesuaikan dengan keadaan masyarakat.

3. Nikah sirri adalah sah karena sudah merupakan nikah yang mematuhi aturan-aturan dalam Fiqih, yaitu tentang rukun nikah. Tetapi sebaiknya harus dicatatkan di KUA karena demi mendapatkan perlindungan hukum negara yang akan mengayominya.

4. Pejabat KUA jika bekerja itu seakan-akan hanya bekerja untuk tanggung jawab atasan dan untuk terjun ke bawah yaitu ke masyarakat sangat kurang karena sampai sekarang belum ada sosialisasi tentang adanya pencatatan nikah yang dilakukan oleh pejabat KUA baik dari PPN atau penghulu.

5. Pencatatan nikah adalah merupakan aturan pemerintah untuk mengetahui dan mengontrol serta memberikan status hukumnya sebagai perlindungan yang pada akhirnya akan memudahkan orang tua untuk mengurus administrasi anak-anaknya. Mengenai biaya secara umum dalam pernikahan adalah Rp.92.500; terperinci sebagai berikut: 1.Untuk KUA sebesar Rp.35.000; 2.Untuk bedolan dari KUA sebesar Rp.25.000; 3.Untuk penghulu sebesar Rp.42.500; untuk bedolan malam ada penambahan biaya yaitu untuk jarak yang paling dekat dengan KUA adalah Desa Sale biaya sebesar Rp.80.000; dengan perincian yaitu untuk pembantu PPN sebesar Rp.20.000; sedangkan untuk PPN sebesar Rp.60.000; menurut pendapat saya bahwa orang bekerja itu dihitung harian berarti sehari semalam itu sudah cukup dengan biaya Rp.92.500; sebagai honoriumnya.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Ainul Yakin NIM.2103224

Page 89: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Hadi Pramono Status : Tokoh masyarakat dikecamatan Sale Waktu wawancara : 09-05-2007 Hasil wawancara: 1. Dalam penguatan nikah yang diselenggarakan di KUA Kecamatan Sale biasaya para

orang tua itu menuakan umur dari putra atau putrinya karena biar bisa nikah menurut aturan yang ada dalam KUA ( pemerintah) dan tidak menyalahi peraturan perundang-undangan. Orang desa mempunyai anggapan bahwa kekhawatiran apabila putrinya menjadi perawan tua. Oleh sebab itulah putri dari mereka biasanya dinikahkan lebih awal. Kemudian untuk sekarang mungkin pelaksanaan nikah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan aturan perundang-undangan.

2. Tentang nikah sirri saya kurang setuju, hal ini dikarenakan akan digunakan permainan oleh yang melakukannya, biasaya pernikahan ini hanya menghadirkan ulama untuk menikahkan, biarpun secara agama itu sah tetapi pengaruhnya dalam kehidupan bisa membuat seseoarang (istri) menanggung kesusahan karena ditinggalkan oleh suaminya. Suatu contoh; orang akan melakukan pernikahan yang kedua padahal ia sudah punya istri yang sah secara negara dan agama kemudian akan menikah lagi. Karena terbentur dengan adanya prosedur yang dilalui, maka ia memilih jalur pernikahan sirri yang kemudian akan berakibat pada timbulnya ketidakadilan pada pihak istri.

3. KUA adalah merupakan tangan panjang dari departemen agama yang mengurusi tentang pernikahan, kalau mau menikah sebaiknya ke KUA karena ia yang menanganinya.

4. Bahwa pencatatan nikah yang biasanya dilakukan oleh PPN yang mana menurut suara-suara masyarakat bahwa PPN tarif tinggi. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan PP yang ada, karena itu merupakan inisiatif dari PPN itu sendiri yang menjadikan adanya penggelembungan dana yang lain.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Hadi Pramono

NIM.2103224

Page 90: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Sulaiman Status : Tokoh masyarakat dikecamatan Sale Waktu wawancara : 12-05-2007 Hasil wawancara: 1. Ta’qidun nikah dalam nikah sirri, bahwa pernikahan sirri itu adalah sah secara agama,

dalam hal ini adalah Fiqih tetapi belum sah dalam anggapan hukum. Pernikahan ini bagi suami dan istri tidak dipermasalahkan, tetapi bagi anak yang nantinya lahir akan membuat permasalahan seperti pada pembagian hak waris, jika ada permasalahan sampai pada Pengadilan. Adanya pembuatan akta kelahiran yang disyaratkan dengan bukti adanya akta nikah.

2. Mengenahi rukun nikah saya berpendapat, bahwa orang-orang yang berkedudukan di KUA sudah berkompeten dengan hal ini, tetapi saya menyoroti dalam ta’liq talaq bahwa pembayaran Rp.1000; itu sudah sesuai atau belum dalam kondisi saat ini, kalau untuk zaman sekarang itu adalah Rp.10.000;.

3. Nikah sirri menurut saya adalah sah karena sudah sesuai dengan aturan Fiqih, tetapi kalau berpendapat tentang nikah ini saya kurang setuju hal ini dikarenakan adanya beberapa kelemahan dalam konsep النسأ ل قوامون عللرجاا.Yaitu laki-laki yang kuat sebagai pemimpin dari orang perempuan itu tidak masalah. Tetapi ini cenderung habis manis sepah dibuang dan kalau bisa itu saya menentangnya. Pernikahan ini boleh dilakukan untuk menjaga dari perbuatan zina, tetapi legaliatas itu perlu dilaksanakan dan alasannya adalah laki-laki itu kesukaannya adalah nikah, cenderung habis manis sepah dibuang, pengakuan di hadapan negara untuk sang anak tidak ada, karena tidak bisa mencari akta kelahiran.

4. Keberadaan KUA adalah sangat baik keterkaitannya dengan ajaran agama islam, yang kaitannya dengan masalah hukum nikah yang artinya pemerintah mengelola, artinya dengan negara Pancasila Indonesia tidak sekuler artinya mengurusi urusan nikah. Dengan masalah revisi hukum sangat prinsip itu lebih-lebih saya mengklarifikasi dalam urusan sumber, bahwa dalam syari’at Islam umur untuk menikah itu tidak disyaratkan yang penting baligh, tetapi dalam hukum perkawinan itu ada pembatasannya yaitu 16 tahun untuk yang perempuan dan yang laki-laki adalah 19 tahun.

5. Dalam pencatatan nikah di KUA saya menanggapi positif karena merupakan suatu langkah agar pernikahannya bisa mendapatkan perlindungan hukum. Misalnya jika dalam suatu saat terjadi suatu perceraian maka anaknya mendapat nafkah sampai dewasa yang diputuskan oleh pengadilan agama.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Sulaiman NIM.2103224

Page 91: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Rohmad Basedo Status : Tokoh masyarakat di Kecamatan Sale ( PPN) Waktu wawancara : 05-05-2007 Hasil wawancara: 1. Dalam penguatan nikah yang dilakukan oleh KUA dalam rangka melegalkan nikah

sirri ke nikah yang resmi menurut pemerintah, menurut saya itu merupakan hal baik karena ada perkembangan yang lebih baik sepanjang yang dinikah sirri dalam tatanan negara itu benar dan sah, kenapa tidak sepanjang tidak ada masalah-masalah urusan administrasi kenegaraan.

2. Rukun nikah masih relevan di wilayah syari’ah, menurut saya yang perlu diperbaiki untuk di wilayah Sale adalah wali, karena menurut mereka yang menjadi wali dalam nikah itu adalah ulama atau penghulu, padahal yang lebih dekat adalah orang tuanya.

3. Nikah sirri hukumnya adalah sah, nikah ini dianggap sah menurut agama tetapi tidak sah menurut pemerintah yang mana akan mengakibatkan penderitaan bagi si wanita yaitu tidak ada status hukumnya, dan sepertinya wanita adalah bahan kelinci percobaan dan sewenang-wenangnya kaum laki-laki terhadap wanita tersebut. Saya sebagai PPN kurang setuju terhadap pernikahan ini, karena kurang memberi kemaslahatan pada kedua belah pihak yang mana tujuan keadilan tidak tercapai.

4. KUA semua bedasarkan intruksi dari atasan yaitu Departemen Agama, yang mana menurut saya KUA sebagai bidang mengurusi administrasi ini perlu adanya pembenahan-pembenahan dalam bidangnya.

5. Pencatatan nikah menurut saya adalah hanya sebagai klarifikasi, yang artinya jika si A menikah di lain tempat padahal di daerah sini sudah ada bukti pencatatan nikah, maka inilah yang akan meNIMbulkan kemaslahatan yang pada akhirnya menunjukkan kebenaran yang kemudian terhindar dari adanya kejahatan-kejahatan.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Rohmad Basedo NIM.2103224

Page 92: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Ali Munadi Status : Tokoh masyarakat dikecamatan Sale Waktu wawancara : 12-05-2007 Hasil wawancara: 1. KUA saya kira sudah baik dalam nikah sirri, misalnya si A nikah dengan si B

kemudian di’akadkan oleh ulama (kyai) karena jika syarat syahnya nikah sudah terpenuhi maka tidak masalah untuk melangsungkan pernikahan. Untuk masalah pencatatan nikah itu sebenarnya harus dilaksanakan karena nantinya untuk si anak agar tidak kesulitan, misalnya dalam mencari akta kelahiran membutuhkan akta nikah orang tua, untuk bekerja juga membutuhkan akta nikah. Maka manfaat akta nikah itu sangat banyak dalam hubungan prosedur dengan instansi terkait maupun hanya merupakan bukti otentik.

2. Menurut pendapat saya dalam menanggapi tentang rukun nikah bahwa perubahan dan perkembangan zaman itu tidak menunjang sepenuhnya. Kalau sudah namanya

)حدشرع( mengapa harus dirubah. Dengan ini karena sejarah illatnya sudah jelas, kalau nanti ada dharurat maka ini nanti dilihat sejauh mana dharuratnya.

3. KUA dituntut tidak hanya mengurusi nikah, talaq, rujuk, tetapi ada program baru yaitu tentang zakat para pegawai negeri sipil di wilayah Kecamatan Sale, dalam hal ini pegawai depad. Dalam pengumpulan dana ini nanti akan disalurkan pada fuqoro’ dan masakin, yang alhamdulillah progam baru ini bisa menghasilkan 15 ekor kambing yang akan disalurkan pada golongan fuqoro dan masakin di wilayah Kecamatan Sale, yang mana aturannya adalah sebagai berikut; kambing setelah beranak 2 ekor maka anak yang 1 ekor diminta oleh KUA dan akan dibagikan lagi pada yang lainnya. Progam ini setiap bulan akan memberikan bentuk yang berbeda mungkin yang sekarang kambing, maka untuk bulan selanjutnya akan berbeda bentuk dalam misi mengentaskan faqir miskin.

4. Keberadaan KUA diharapkan bisa untuk memberikan pelayanan yang baik dalam hal nikah, talaq, dan rujuk serta dalam progam pengelolaan zakat diharuskan 1 tahun sekali yang mungkin bisa melakukan pengelolaan yang dimulai sejak awal-awal bulan. Dalam mengurusi pernikahan KUA sekarang sangat jeli dan hati-hati karena banyaknya pemalsuan baik umur dan identitas maka dalam pernikahan sekarang disyaratkan dengan adanya akta kelahiran dan menggunakan ijazah.

Page 93: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

5. Untuk pencatatan nikah yang dulu hanya diketahui oleh RT, RW dan kemudian diajukan ke KUA, tetapi sekarang tidak karena sudah ada PPN yang bertugas mengklarifikasi adanya persyaratan nikah karena pengantisipasian adanya pemalsuan identitasnya, pembentukan PPN itu kurang lebih sudah 3 tahun yang lalu. Untuk ongkos biaya administrasi perkawinan adalah kurang lebih Rp.65.000; karena tahun lalu itu ada kecemburuan sosial antara daerah satu dengan daerah yang lain.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Ali Munadi NIM.2103224

Page 94: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Marzuki Status : PPN Waktu wawancara : 13-05-2007 Hasil wawancara: 1. Menurut pendapat saya bahwa ta’qidun nikah yang dilakukan di KUA Kecamatan

Sale itu dari nikah sirri ke nikah yang resmi tidak wajib diulang kembali akad nikahnya, karena menurut agama Islam nikah itu hanya satu. Jika itu terjadi yang menikahkan seorang kiyai yang benar-benar kiyai maka saya bertanggung jawab dengan adanya pernikahan itu, karena KUA hanya sebagai pencatatan dalam administrasinya saja.

2. Rukun nikah ada 5 yaitu; adanya dua mempelai (laki-laki dan wanita), wali, 2 orang saksi, mahar, ijab-qobul. Itu sudah merupakan ketentuan agama dan bersumber pada al-Qur’an dan hadits maka tidak bisa dirubah, kecuali jika wali tidak mau menikahkan maka yang menjadi adalah wali hakim.

3. Tidak setuju dengan adanya nikah sirri, sebab jika nikah sirri akan menyulitkan seorang anak, yang salah satunya untuk mencari akta kelahiran. Hal ini terjadi pada nikah sirri yang sudah hamil 6 bulan baru dinikahkan di KUA, kemudian dalam kurun waktu 2 bulan berlanjut sudah punya anak, kemudian saya sebagai PPN mencari akta kelahiran karena di kantor catatan sipil itu ditanyakan mengapa jarak antara selang waktu nikah dan lahir hanya 2 bulan dan hal ini secara logika tidak bisa dipercaya karena antara perkawinan sampai lahirnya anak paling cepat adalah 6-7 bulan. Dalam pelaksanaan nikah sirri yang secara agama sudah sah kemudian untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah disyaratkan harus dengan akad nikah kembali maka saya tidak setuju, karena ini hubungannya dengan agama dan dalam kitab-kitab manapun itu tidak ada secara tegas disebutkan. Secara tegas saya menolak pernyataan yang mengharuskan adanya pernikahan kembali dalam rangka melegalkan nikah sirri.

4. KUA adalah ujung tombak Departemen Agama yang ada di Indonesia dengan bukti bahwa TPQ yang mengelola KUA, BAZIZ yang mengelola KUA, dan kemarin itu sudah memberikan kambing 15 ekor pada para fakir-miskin dan alhamdulillah saya juga dapat. Yang disayangkan bahwa belum ada yang memikirkan nasib para PPN padahal tugasnya adalah sangat berat harus mengontrol dan mengawasi keadaan setiap saat. gajinya didapat jika ada pernikahan yang mana per-akadnya mendapat Rp.25.000;

Page 95: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

5. Pencatatan nikah menurut saya itu wajib dengan alasan bahwa jika terjadi sesuatau permasalahan maka akta nikah bisa digunakan sebagai bukti dan jika sudah mempunyai anak maka sangat berguna untuk mengurus akta kelahiran si anak. Biaya untuk satu kali nikah adalah Rp. 125.000; jika bedolan harus ditambah Rp.70.000;.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Marzuki NIM.2103224

Page 96: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Moh. Umar Faruq Syamsyi Status : Tokoh masyarakat (PPN) Waktu wawancara : 13-05-2007 Hasil wawancara: 1. Dalam pernikahan jika wali menghendaki untuk menikahkan maka jika syarat sahnya

sudah terpenuhi maka hukumnya sah, tetapi yang lebih baik dinikahkan di KUA, karena surat nikah itu sangat dibutuhkan, bisa dalam bepergian atau jika ada permasalahan-permasalahan yang lain. Dalam nikah sirri jika si mempelai ingin diresmikan di KUA maka hanya lapor ke PPN dan nanti PPN yang akan mengurusi di KUA tanpa adanya nikah kembali dan itu oleh KUA mendapat penghormatan yang baik karena dia sadar tentang pentingnya adanya pencatatan nikah. Menurut saya jika sesuatu dirasa masih ada ragu-ragu oleh wali maka ia meminta untuk dinikahkan maka akan dinikahkan dan jika tidak ragu-ragu maka langsung mendapat surat nikahnya.

2. Rukun nikah yang dianggap sah itu sudah memenuhui syarat di antaranya; adanya mempelai putra dan putri, wali, 2 orang saksi, mahar, ijab-qobul. Jika masalah akad maka wali kalau sudah menghendaki pada kyai, maka pak penghulu tidak berani menikahkan, maka penghulu tinggal mencatatat.

3. Nikah sirri jika antara calon istri dan calon suami tidak bisa diatur maka lebih baik dinikahkan sirri biar tidak menanggung dosa yaitu zina, karena sudah saling akrabnya bergaul dan kemudian setelah itu baru dilanjutkan ke persyaratan administrasi di KUA. Tetapi kalau bisa jangan, lebih baik nikahkan yang secara resmi di KUA, karena pemerintah mengatur agamanya, pemerintahannya dan kelestariannya.

4. KUA sudah membentuk PPN yang berfungsi mengontrol, mengawasi di sekitar daerahnya tentang pergaulan remaja sampai pada masa perkawinan dan mengatasi perkawinan-perkawinan liar.

5. Pencatatan itu sangat penting, karena si mempelai itu membutuhkan sertifikat untuk sebagai bukti otentik kalau mereka telah menikah. Untuk biaya administrasinya adalah Rp.125.000; kalau di kantor. Sedangkan kalau melakukan dengan cara bedol, maka ada tambahan biaya transportasinya sesuai dengan jauh dekatnya tempat perkawinan dengan letak KUA. Kalau di desa Mrayon biaya tambahannya adalah Rp.100.000;.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Moh. Umar Faruq Syamsyi NIM.2103224

Page 97: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : K.H. Makin Status : Pengasuh Pon-Pes Roudhotut Tolibin Kecamatan Sale Waktu wawancara : 07-05-2007 Hasil wawancara: 1. Nikah sirri menurut agama itu sah, tetapi menurut pemerintah itu belum sah sampai

sekarang. Selama saya menikahkan antara mempelai laki-laki dan perempuan karena sudah dipandang itu tidak layak dan dikhawatirkan kalau terjerumus pada jurang kenistaan (zina) maka saya nikahkan. Tetapi sekian banyak yang telah menikah ada beberapa orang yang tidak bertanggung jawab dalam artian dia sebagai seorang suami itu meninggalkan istrinya padahal si istri sudah punya anak, akhirnya dia memohon untuk bisa diceraiakan, maka suami sudah terlanjur pergi maka sekarang tidak bisa diceraikan. Untuk saat ini saya sudah merasa takut jika dimohon untuk menikahkan sirri pada masyarakat di sekitar, kecuali jika yang memohon menurut anggapan saya sudah bisa dipercaya maka saya baru mau untuk menikahkan, itu saya setelah menikahkan saya memberitahukan pada bapak Penghulu dengan alasan tadi, paling tidak saya sudah mencegah adanya kemungkaran.

2. Rukun nikah yaitu; wali, ijab dan qobul, 2 orang saksi, mempelai laki-laki dan perempuan, dan mahar. Dalam masa sekarang biasanya orang yang sebagai wali dan saksi dalam prakteknya orang-orang itu banyak yang tidak ibadah padahal syaratnya menurut agama adalah adil, kalau menurut saya wali dan saksi yang dipraktekkan untuk zaman sekarang kurang pas.

3. Masalah pencatatan nikah itu perlu dikakukan karena dikhawtirkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka bukti otentik yang berupa akta nikah itu bisa menjadi bukti dan juga jika mengurus akta kelahiran anaknya maka akta nikah juga diperlukan dan juga ketika pergi jauh akta nikah juga diperlukan sebagai SIM.

4. Keberadaan KUA sangat diperlukan karena untuk sebagai administrasi dalam pernikahan yang mana dari sekian banyak orang pasti akan membutuhkan peran dari KUA untuk membantu dalam pembuatan akta nikah.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi K.H. Makin NIM.2103224

Page 98: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Ahmad Sururi Status : Anggota DPRD wilayah Kecamatan Sale Waktu wawancara : 07-05-2007 Hasil wawancara: 1. Nikah sirri itu merupakan suatau pernikahan yang dibolehkan menurut agama dan

dilarang menurut pemerintah karena tidak ada hukum yang memaksa dan melindunginya. Nikah semacam itu boleh-boleh saja dilakukan karena ketika agama membolehkan mengapa masyarakat dilarang. Kalau dalam ta’qidun nikah yang dilakukan oleh para penghulu di KUA Kecamatan Sale dalam rangka melegalkan nikah sirri ke nikah yang resmi dengan akad nikah kembali menurut saya itu boleh, secara substansinya nikah itu sudah sah tetapi dalam hal ini KUA hanya bersifat simbolis dalam menikahkan itu.

2. Menurut saya pernikahan itu mempunyai rukun yang mana itu sudah cukup sebagai suatu aturan dalam memberikan suatu keabsahan suatu pernikahan karena pada saat ini saya kira rukun itu sudah bisa mencakup semuanya.

3. KUA menurut saya itu adanya pengoptimalan kinerjanya karena pada dasarnya tugas dari KUA adalah memajukan agama Islam tetapi kenyataannya hanya wilayah saja yang diurusi dan lebih riskan lagi pejabat-pejabatnya itu tidak tinggal di wilayah Kecamatan Sale ada yang di Sarang dan di Pamotan. Kemudian tugas dari KUA yang lain yaitu memajukan TPQ, Madrasah, saya kira belum terlaksana dan setahu saya pernah dikumpulkan satu kali para kyai-kyai untuk membahas masalah itu. Pada saat ini yang terjadi di lapangan yang bergerak dalam usaha memajukan agama adalah para Ulama, Kyai dan Ustadz.

4. Pencatatan nikah itu sangat diwajibkan karena kita hidup di Indonesia dan itu juga berfungsi antara lain untuk mencari akta kelahiran anak dan juga dalam kaidah disebutkan bahwa hal-hal yang mengikuti wajibnya sesuatu maka itu dianggap wajib. Di sini pencatatan nikah itu sebagai syarat yang mengikuti hukum pernikahan, maka hukum dari pencatatan nikah itu wajib pula.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Ahmad Sururi NIM.2103224

Page 99: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Toyyib Status : PPN Waktu wawancara : 13-05-2007 Hasil wawancara: 1. Ta’qidun nikah itu baik dan perlu karena pernikahan antara hukum agama dan

pemerintah akan seiring. Pernikahan sirri itu akan membawa dalam suatu pernikahan yang nantinya kurang maslahat karena tidak mendapat payung hukum dari negara, yang akibatnya jika akan mengurus tentang keadministrasian itu sulit. Apabila anak lahir maka akan kesulitan mengurus akta kelahiran dan juga mudah dipisahkan. Kemudian hak waris anak akan terkatung-katung, artinya tidak jelas menurut hukum.

2. Rukun nikah itu adalah ada mempelai laki-laki dan perempuan, 2 orang saksi, wali, ijab dan qobul. Kemudian masalah bacaannya, jika disesuaikan dengan bahasa adat itu lebih baik. Dengan adanya perkembangan zaman, yang penting pokok dari rukun itu tidak ditinggalkan karena berhubungan dengan hukum yang menetapkan keabsahan nikah itu sendiri.

3. Keberadaan KUA itu sebenarnya sudah lama tetapi yang untuk mengurusi masalah keagamaan perlu ditingkatkan, misalnya masalah mutu pelayanan itu untuk ditingkatkan pada waktu sekarang. Untuk karyawan KUA kalau bisa ditambah biarpun sudah dibantu dengan komputer, karena untuk melayani seluruh masyarakat di Kecamatan Sale itu sangat kurang, hal ini sebenarnya yang perlu diperhatikan oleh Departemen Agama.

4. Pencatatan nikah itu sangat perlu, karena untuk mencari akta kelahiran anak dan juga ketika pergi dan menginap di manapun akta nikah bisa digunakan sebagai SIM untuk melindungi dari pengawasan masyarakat. Ongkos administrasinya antara desa dengan desa yang lain itu berbeda, untuk di daerah Mrayon sebesar Rp.125.000;.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Toyyib NIM.2103224

Page 100: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Sukardi Status : Tokoh agama dan PPN Waktu wawancara : 11-05-2007 Hasil wawancara: 1. Nikah sirri yang selama ini saya ketahui bahwa orangnya menikah di daerah lain,

tetapi sampai saat ini saya belum pernah mengurusi pernikahan yang demikian. 2. Rukun nikah yaitu harus ada pengantin laki-laki dan perempuan. Kenyataannya

dalam kehidupan di masayarakat ada yang beranggapan bahwa antara pengantin laki-laki dan perempuan belum bisa diketemukan sebelum akad, tetapi pada waktu setelah akad hal ini baru bisa diketemukan. Ada juga yang seperti pada umumnya yang berlaku di wilayah Kecamatan Sale.

3. Saya kurang sependapat dengan adanya nikah sirri, karena kalau nantinya punya anak maka tidak bisa mencari akta lahir anak, dan dalam kehidupan di masyarakat itu juga akan mengalami kesulitan, mungkin dalam hal yang berhubungan dengan bidang keadministrasian.

4. KUA menurut saya itu karena sudah memberikan pelayanan yang baik untuk keagamaan dalam hal ini pernikahan dalam masyarakat.

5. Pencatatan nikah itu wajib, karena nanti akan banyak manfaatnya antara lain; untuk akta kelahiran, sebagai SIM, sebagai bukti kalau terjadi permasalahan dalam pernikahan di kemudian hari. Untuk ongkos pernikahan kurang lebih adalah Rp.300.000; itu yang secara lengkap.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Sukardi NIM.2103224

Page 101: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Amin Musa Status : Kepala KUA Kecamatan Sale Waktu wawancara : 08-05-2007 Hasil wawancara: 1. Yang melatarbelakangi adanya ta’qidun nikah adalah bahwa yang banyak melakukan

ta’qidun nikah yaitu adanya persyaratan yang masih belum terpenuhi dan terburu-terburu segera untuk melaksanakan pernikahan, yang artinya mereka sepakat melakukan pernikahan tanpa sepengetahuan PPN. Karena dalam pernikahan tidak diketahui oleh pihak KUA, maka ketika akan diresmikan kami sebagai PPN sekaligus kepala KUA mewajibkan untuk menguatkan perkawinannya dengan cara melaksanakan akad nikah kembali.

2. Dalam istilah ini memang kami menggunakan istilah ta’qid dan tidak tajdid tetapi substantinya sama. Kalau ta’qid itu menguatkan nikah sedangkan tajdid itu memperbaharui nikah. Dalam sisi hukum itu sama biarpun masyarakat umum dikatakan tajdid dan itu sebenarnya sama.

3. Ta’qid ini mulai terjadinya saya kurang jelas, tetapi yang pasti untuk sampai saat ini kadang-kadang itu masih ada dan juga karena pengetahuan masyarakat semakin pandai akhirnya pernikahan-pernikahan yang tidak diberitahukan pada pihak KUA sudah jarang terjadi. Kemudian yang banyak masyarakat itu memilih pernikahan-pernikahan yang secara resmi dilakukan oleh pihak KUA.

4. Peraturan ta’qidun nikah itu sesuai dengan peraturan nikah yang lain, karena pernikahannya tidak diawasi oleh pihak KUA, maka dilakukan pernikahan yang dilakukan dan diawasi oleh KUA, dan masalah penentuan waktunya itu diserahkan pada pengantin yang bersangkutan.

5. Untuk proses pelaksanaannya itu seperti pelaksanaan-pelaksanaan nikah pada umumnya.

6. Kami cuma bisa menganjurkan kalau mereka tetap tidak mau dinikahkan maka kami memilah-milah, yang artinya melihat siapa yang menikahkan. Jika itu para ulama dan kami percaya maka tidak usah diakadkan kembali.

7. Untuk menjaga kewibawaan dari KUA sendiri, bahwa kami memberikan batasan-batasan. Bahwa jika di masyarakat diadakan nikah sirri maka konsekuensinya harus diadakan nikah ulang yang diawasi oleh KUA.

8. Dalam sosialisasinya yaitu dilaksanakan pada pertemuan-pertemuan di majlis ta’lim dan di sana kami memberikan informasi bahwa dalam pernikahan jangan sampai diadakan pernikahan di bawah tangan karena resikonya sangat besar, sedangkan nikah secara resmi itu lebih dianjurkan dan juga biayanya lebih ringan serta prosesnya lebih gampang.

Page 102: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

9. Respon dari tokoh agama dengan adanya ta,qidun nikah ini yaitu mereka sangat setuju, karena jika ada nikah sirri itu akan membawa resiko yang besar dan berbahaya serta hal itu bisa terjadi kalau dalam keadaan yang dharurat.

10. Rukun nikah untuk kajian hukum secara mutlak tidak dibantah lagi, menurut saya tidak perlu diperbaiki dan diubah-ubah lagi, karena sudah merupakan aturan pokok yang harus diikuti.

11. Mengenai keabsahan nikah itu bukan tergantung dari aturan-aturan yang mencatatnya, sehingga kami meskipun dalam rukun nikah itu tidak ada pencatatan di dalam lembaran negara maka kami tetap berpijak bahwa nikah yang dianggap sah menurut negara maka harus tercatat di Akta Nikah kami. Biaya administrasi nikah mulai proses awal sampai akhir yaitu Rp.92.500; untuk bedolan ditambah Rp.25.000;, karena kami mengedepankan sebagai pelayan masyarakat.

12. Nikah sirri, karena itu bukan wilayah kami maka kami tidak akan mencampuri, tetapi kalau mereka akan melakukan ke pernikahan resmi maka harus sesuai dengan aturan yang berlaku.

13. Alasan-alasan Seperti yang terdapat dalam kitab Bughiyah al-Mustarshidin yaitu: a. Diperbolehkan untuk mengulang pernikahan, tetapi yang lebih afdhol itu harus

ditinggalkan. b. Boleh melaksanakan akad nikah yang kedua supaya lebih afdhol tidak usah

dilaksanakan akad nikah yang kedua.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Amin Musa NIM.2103224

Page 103: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Supangat Status : PPN Waktu wawancara : 07-05-2007 Hasil wawancara: 1. Saya berpendapat bahwa nikahnya bersifat mengulang, maksudnya tetap

membenarkan pernikahan yang pertama, dan saya adalah merupakan pelakunya dan tempat nikahnya di rumah bapak Naib, hanya yang membedakan yaitu adanya akta nikah yang secara resmi dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Sale.

2. Untuk rukun nikah saya kira yang perlu ada perbaikan yang penting 5 rukun itu sudah terpenuhi, yaitu adanya mempelai laki-laki dan perempuan, wali, saksi ijab dan qobul saya kira itu sudah cukup.

3. Nikah sirri kalau menurut saya itu boleh, tetapi dengan syarat bisa menjaga daripada nanti akan berbuat hal-hal yang tidak diinginkan, karena hal ini terjadi biasanya kalau persyaratan yang diajukan oleh KUA belum terpenuhi. Contoh pada umumnya nikah sirri inilah yang digunakan untuk menyelamatkan dari keduanya dari kemaksiatan.

4. KUA saya kira sudah baik, karena sudah melayani mulai dari ujung sampai kota yang ada di wilayah Kecamatan Sale dengan baik.

5. Bahwa pencatatan nikah itu lebih perlu, karena itu akan berakibat pada ahli waris dan juga nanti memudahkan mencari akta kelahiran seorang anak.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Supangat NIM.2103224

Page 104: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Machfudz Status : PPN Waktu wawancara : 05-05-2007 Hasil wawancara: 1. Nikah sirri adalah sah, karena nikah itu sudah memenuhi persyaratan rukunnya.

Untuk daerah sini (Kowang) banyak orang pemuda yang awam tentang agama. Karena jika bergaul dengan perempuan itu sangat dekat sekali akhirnya dikhawatirkan akan membawa ketidakbaikan dan juga bisa terjerumus dalam perzinaan, itulah sebabnya nikah sirri sebagai solusi terbaik. Kemudian setelah menjalankan pernikahan baru diadakan proses peresmian, dalam hal ini nikah yang tercatat di KUA.

2. KUA sangat diperlukan karena untuk melakukan admimistrasi pernikahan paling tidak juga harus ke Kantor Urusan Agama, dengan adanya hal itu saya sangat mendukung dengan apa yang diprogamkan KUA, karena demi kemajuan agama.

3. Pencatatan nikah itu wajib, karena nanti akan diperlukan untuk mencari kelahiran anak, untuk sebagai bukti jika di suatau saat terdapat permasalahan-permasalahan tentang adanya pernikahan.

4. Dalam ta’qidun nikah menurut saya itu adalah sunnah dan tidak usah dinikahkan kembali, karena jika nikahnya itu yang menikahkan adalah kyai itu akan lebih mantap, dan secara otomatis rukun nikah sudah terpenuhi dan sebaiknya tidak dinikahkan kembali. Ongkos pernikahan kurang lebih Rp.150.000;.

5. Proses pendaftaran nikah yang penting ada akte kelahiran, KTP dan ijazah.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Machfudz NIM.2103224

Page 105: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : A. Muhib Status : Tokoh agama Waktu wawancara : 08-05-2007 Hasil wawancara: 1. Nikah sirri itu baik dengan syarat nanti diakadnikahkan di KUA, karena nanti untuk

mengurus hak waris jika terjadi permasalahan tidak bisa kalau tidak nikah resmi. Untuk ta’qidun nikah di daerah Terongan istilah itu dikatakan ”mbangun nikah” yaitu melakukan nikah kembali, yang mana anggapannya adalah nikah yang dulu kurang sempurna yaitu mengenai hari dan tanggal pernikahan dalam prosesnya juga diakadkan kembali, tetapi di situ tidak dihadiri oleh penghulu/pembantu PPN.

2. Rukun nikah itu kan harus memenuhi syarat rukunnya, tetapi di daerah sini dalam hal ini wali jika tidak ada maka untuk mempermudah langsung dilimpahkan pada wali hakim.

3. Nikah sirri itu nikah yang baik daripada zina (kumpul kebo), tetapi kalau ada mempelai yang belum siap untuk nikah saya tidak berani menikahkan sirri, tetapi ada orang yang sudah menikah kemudian istri akan disirri orang lain itu terjadi, dan kalau dicari hukumnya apakah ada wanita yang sudah punya suami nikah kembali itu kan tidak ada. Nikah sirri yang berkelanjutan itu sering terjadi, dan budaya di daerah sini sering dan sebagian banyak masyarakat senang dengan nikah model sirri, karena apa ada salah satu tokoh masyarakat yang kata-katanya dipercaya (dukun), itu mengatakan bahwa tanggal baik untuk nikah itu sekarang, dan sekarang waktunya untuk wati. Itulah sebabnya akhirnya saya memberikan solusi dengan menggunakan nikah sirri tersebut.

4. Untuk pencatatan nikah itu saya setuju dengan adanya hal itu dan tidak wajib. Hal ini hanya sebagai bukti secara keadministrasian saja.

Mengetahui, Pewawancara Responden

Ali Rosyidi A. Muhib NIM.2103224

Page 106: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Ririn Status : Sekretaris kantor kecamatan Sale Waktu wawancara : 05-05-2007 Hasil wawancara: 1. Menurut saya, bahwa kecamatan Sale ini merupakan daerah hutan, karena menurut

data yang saya ketahui dari 15 desa yang ada di kecamatan Sale bahwa wilayah yang dipakai oleh pihak perhutani seluas 6.131.700.Ha.

2. Tanaman yang ada di hutan kebanyakan adalah pohon jati, karena tanahnya yang subur dan cocok untuk tanaman pohon jati dan juga harga dari hasil tanaman jati mempunyai nilai harga jual yang cukup tinggi.

3. Mengenai tempat penampungannya yaitu berada di TPK kecamatan Sale yang pastinya ada di desa Sale.

4. Mengenai kantor-kantor di kecamatan Sale ada yang swasta dan negeri. Kalau yang swasta antara lain, perusahaan kulit al-kuba, perusahan pemecah batu, perusahaan gamping, perusahaan bata, bannk-bank swasta. Kalau yang negeri yaitu kantor pos, kantor kepolisian, kantor koramil, kantor pegadaian, KUA, BRI, dan kantor Departemen Pendidikan kecamatan Sale.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Ririn NIM.2103224

Page 107: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Zainul Khanif Status : Ketua Remaja Masjid Miftahul Huda Waktu wawancara : 05 dan 06 -05-2007 Hasil wawancara: 1. Kegiatan yasin dan tahlilan yang sudah menjadi adat di daerah sini yaitu di

kecamatan Sale, dilakukan oleh para pemuda dan pemudi, ada juga yang dilakukan oleh bapak-bapak biasanya mereka yang ikut berumur berkisar 35-60 tahun.

2. Mengenai tempatnya ada yang dilakukan di masjid dan waktunya setelah sholat maghrib malam jum’at, yang dilakukan secara berjamaah waktunya berbeda-beda, misalnya seperti yang dilakukan oleh bapak-bapak di desa Mrayon yaitu dilakukan pada hari Rabu.

3. Di daerah sini kalau mengadakan acara pengajian yang besar itu masyarakat melakukan dengan kompak dan persiapannya betul-betul diperhatikan, apalagi kalau menghadirkan penceramah dari luar daerah persiapan yang dilakukan akan lebih matang.

4. Waktu pelaksanaannya untuk pengajian yang sering dilakukan menggunakan patoan pada itungan Syamsyiah (matahari) dan Komariah (bulan).

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Zainul Khanif NIM.2103224

Page 108: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Ari Suharno Status : Ketua Perkumpulan Santri Kecamatan Sale Waktu wawancara : 07 -05-2007 Hasil wawancara: 1. Membaca al-barzanji itu sudah biasa dilakukan dan sudah menjadi tradisi atau adat di

kalangan masyarakat Sale. 2. Yang melakukannya biasanya adalah remaja-remaja dan ada juga bapak-bapak, tetapi

yang sering melaksanakannya adalah pada kalangan remaja. 3. Mengenai waktu pelaksanaannya biasanya dilaksanakan pada malam Jum’at atau

malam Selasa. 4. Berbicara tentang ta’qidun nikah hal ini merupakan suatu hal yang menyatakan

bahwa nikah yang awal tidak dianggap yang mana secara otomatis menjadi fasak atau rusak.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Ari Suharno NIM.2103224

Page 109: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Mafthuh Status : Tokoh agama Waktu wawancara : 08 -05-2007 Hasil wawancara: 1. Mengenahi kebiasaan membaca manaqib pada masyarakat yang saya ketahui ada

yang selalu membaca manaqib dalam perkumpulan atau dalam keadaan sendiri-sendiri, tetapi biasanya ini dilakukan oleh masyarakat yang secara khusus mengikuti toriqoh, karena hal itu sudah merupakan kewajiban baginya.

2. Secara umum membaca manaqib yang sering dilakukan oleh masyarakat pada umumnya di masyarakat yang ada di kecamatan Sale yaitu dilakukan dengan cara bersama-sama karena ada yang mempunyai hajat dengan harapan agar mendapat barokah dari Syeh Abdul Qodir al-Jailani sehingga hajat yang diinginkan mudah terkabulkan.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Mafthuh NIM.2103224

Page 110: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : Muhtar Status : Tokoh Agama Waktu wawancara : 12 -05-2007 Hasil wawancara: 1. Bapak Amin Musa itu adalah salah satu putra dari bapak Musa yang mana bapak

Musa ini sebagai seorang guru di Madrasah Ghozaliyah Asyafi’iah di kecamatan Sarang yang letaknya ada di sekitar Pondok Pesantren di Sarang.

2. Bapak Amin Musa mulai dari kecil dia sudah sering diajak ayahnya untuk belajar membaca tentang nahwu dan sorof sehingga sudah besar dia dilatih belajar tentang fiqih tetapi ini dalam kalangan santri, karena ayahnya selalu mendidik dan mengontrol serta mengawasinya dalam belajar.

3. Ayah dari bapak Amin Musa adalah seorang yang ahli dalam bidang faro’id pada masa itu dan sebagai guru senior di Banin, sehingga sangat mempengaruhi terhadap putranya yang bernama bapak Amin tersebut.

Mengetahui,

Pewawancara Responden

Ali Rosyidi Muhtar NIM.2103224

Page 111: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

DATA HASIL WAWANCARA DI WILAYAH KECAMATAN SALE KABUPATEN REMBANG

Nama : ..................................................................................................... Status : ..................................................................................................... Waktu wawancara : ..................................................................................................... Hasil wawancara: Data keterangan tentang nikah sirri sebagai berikut:

1. Nama mempelai

a. laki-laki : .............................................................................................

b. perempuan : .............................................................................................

2. wali nikah : .............................................................................................

3. saksi

a. pertama : ............................................................................................

b. kedua : ............................................................................................

4. Yang menikahkan : ............................................................................................

5. Tanggal pernikahan : ............................................................................................

6. alasan menikah : ............................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

...............................................................................................................................................

Mengetahui

Pewawancara Responden Ali rosyidi ................................

Page 112: STUDI ANALISIS TAJDIDUN NIKAH DI KUA KECAMATAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/81/jtptiain-gdl... · Letak Geografis KUA ... Oleh sebab itu sangat dibutuhkan kematangan

Data keterangan tentang tajdidun nikah Nama mempelai

c. laki-laki : .............................................................................................

d. perempuan : .............................................................................................

7. wali nikah : .............................................................................................

8. saksi

a. pertama : ............................................................................................

b. kedua : ............................................................................................

9. Yang menikahkan : ............................................................................................

10. Tanggal pernikahan : ............................................................................................

11. alasan menikah : ............................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

................................................................................................................................................

Mengetahui

Pewawancara Responden Ali rosyidi ................................