rancangan kebijakan umum apbd [kua] serta...

77
RANCANGAN RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA [PPAS] PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA [PPAS] KABUPATEN REMBANG TAHUN 2017 KABUPATEN REMBANG TAHUN 2017 RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA [PPAS] KABUPATEN REMBANG TAHUN 2017

Upload: vuongbao

Post on 02-Feb-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

RANCANGANRANCANGANKEBIJAKANUMUMAPBD[KUA]SERTAKEBIJAKANUMUMAPBD[KUA]SERTAPRIORITASDANPLAFONANGGARANSEMENTARA[PPAS]PRIORITASDANPLAFONANGGARANSEMENTARA[PPAS]KABUPATENREMBANGTAHUN2017KABUPATENREMBANGTAHUN2017

RANCANGANKEBIJAKANUMUMAPBD[KUA]SERTAPRIORITASDANPLAFONANGGARANSEMENTARA[PPAS]KABUPATENREMBANGTAHUN2017

Page 2: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BAPPEDAKABUPATENREMBANGJl.P.DiponegoroNo.85Rembang59211

PEMERINTAHKABUPATENREMBANG

http://www.bappeda.rembangkab.go.id

Page 3: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

DENGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN REMBANG

NOMOR : 019.6/ 606 /2016

TANGGAL : 16 November 2016

TENTANG

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KUA)

TAHUN ANGGARAN 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : H. Abdul Hafidz

Jabatan : Bupati Rembang

Alamat Kantor : Jl. P. Diponegoro No. 90 Rembang

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Rembang

2. a. Nama : H. Majid Kamil MZ

Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

b. Nama : H. Gunasih, SE

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

c. Nama : H. M. Bisri Cholil Laquf

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

d. Nama : Sumarsih

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kabupaten Rembang

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) diperlukan Kebijakan Umum APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan

Pemerintah Daerah untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar penyusunan prioritas dan plafon

anggaran sementara APBD Tahun Anggaran 2017.

Page 4: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Berdasarkan hal tersebut diatas, para pihak sepakat terhadap Kebijakan Umum APBD yang

meliputi asumsi – asumsi dasar dalam penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2017, Kebijakan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah,

yang menjadi dasar dalam penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara dan APBD Tahun

Anggaran 2017.

Secara lengkap Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2017 disusun dalam Lampiran yang

menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Prioritas dan

Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2017.

Rembang, 16 November 2016

BUPATI REMBANG

Selaku,

PIHAK PERTAMA

H. Abdul Hafidz

PIMPINAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN REMBANG

Selaku,

PIHAK KEDUA

H. Majid Kamil MZ

KETUA

H. Gunasih, SE

WAKIL KETUA

H. M. Bisri Cholil Laquf

WAKIL KETUA

Sumarsih

WAKIL KETUA

Page 5: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.1 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

1.1. Latar Belakang

Pembangunan daerah dilaksanakan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan

bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat baik dalam aspek pendapatan,

kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing,

maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. Pembangunan daerah yang baik didasarkan

pada perencanaan yang bertumpu pada penetapan prioritas pembangunan berbasiskan pada

keinginan/aspirasi rakyat. Sesuai dengan amanat Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Undang - Undang Nomor

9 tahun 2015, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah serta

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, maka rencana pembangunan yang akan dianggarkan

dalam APBD terlebih dahulu dibuat kesepakatan antara Pemerintah Daerah dengan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam bentuk Nota Kesepakatan tentang Kebijakan Umum

Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKebijakan Umum APBD (KUA) adalah dokumen yang

memuat kebijakan pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk

periode 1 (satu) tahun. KUA Kabupaten Rembang Tahun 2017 disusun dengan mendasarkan pada

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang Tahun 2017 sebagaimana

tertuang dalam Peraturan Bupati Rembang Nomor 27 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2017. RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2017

disusun melalui beberapa pendekatan perencanaan yaitu teknokratis, partisipatif, politis, atas -

bawah dan bawah-atas (top- down/bottom up) melalui proses Musyawarah Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang. RKPD disusun untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.

Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) merupakan

amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang

pelaksanaannya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dimana Kebijakan Umum APBD merupakan dokumen yang memuat

(a) Gambaran kondisi ekonomi makro termasuk perkembangan indikator ekonomi makro daerah;

(b) Asumsi dasar penyusunan APBD Tahun Anggaran 2017 termasuk laju inflasi, pertumbuhan

PDRB dan asumsi lainnya terkait dengan kondisi ekonomi daerah; (c) Kebijakan pendapatan

PENDAHULUAN BAB I

Page 6: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.2 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

daerah yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan besaran pendapatan daerah untuk

Tahun Anggaran 2017 serta strategi pencapaiannya; (d) Kebijakan belanja daerah yang

mencerminkan program dan langkah kebijakan dalam upaya peningkatan pembangunan daerah

yang merupakan manifestasi dari sinkronisasi kebijakan antara pemerintah daerah dan pemerintah

serta strategi pencapaiannya; (e) Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan

surplus anggaran daerah sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan daerah dalam rangka

menyikapi tuntutan pembangunan daerah serta strategi pencapaiannya.

Dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum APBD didasarkan pada Peraturan Bupati

Rembang Nomor 27 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten

Rembang Tahun 2017 dan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016, serta Peraturan Pemerintah Nomor 18

Tahun 2016 tentang perangkat Daerah.

Rencana pembangunan daerah Kabupaten Rembang tahun 2017 dituangkan dalam bentuk

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang Tahun 2017 merupakan RKPD

transisi dimana RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021 merupakan dokumen perencanaan

jangka menengah untuk periode 5 (lima) tahun kedua, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan

Daerah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021 dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan

daerah yang diperlukan sebagai pedoman bagi penyusunan RAPBD Tahun 2017. Penyusunan KUA

Tahun 2017 juga harus mempertimbangkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan dan Susunan

Perangkat Daerah Kabupaten Rembang terbaru, dimana terdapat perubahan yang signifikan

terhadap pembentukan Perangkat Daerah.

Permasalahan pembangunan daerah merupakan “expectation gap” antara kinerja

pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan atau antara apa yang ingin dicapai di

masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan sedang dibuat. Potensi permasalahan

pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara

optimal dan kelemahan yang tidak diatasi. Permasalahan pembangunan daerah yang akan menjadi

agenda utama untuk ditangani melalui program dan kegiatan selama satu tahun mendatang

dikelompokkan berdasarkan urusan, yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Pendidikan

1) Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam menyekolahkan anaknya ke lembaga

PAUD, dari jumlah peserta PAUD tahun 2015 sebesar 15.289 anak sementara jumlah

penduduk pada usia 0 - 3 tahun di Kabupaten Rembang tahun 2015 sebesar 37.355

anak, artinya masih ada 22.066 orang penduduk usia 0 - 3 tahun yang yang belum

terlayani. APK PAUD 3 – 6 tahun pada tahun 2015 meningkat menjadi 72,36%.

2) Belum tercukupinya kertersediaan lembaga PAUD. Jumlah lembaga PAUD seharusnya

sebanyak 1.245 lembaga untuk melayani penduduk usia 0 – 3 tahun sebanyak 37.355

orang. Jumlah yang tersedia pada tahun 2015 sebanyak 850 unit, sehingga masih ada

kekurangan sebanyak 395 unit lembaga PAUD.

Page 7: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.3 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

3) Belum optimalnya angka capaian APM jenjang pendidikan dasar baik SD sederajat

maupun SMP sederajat, data tahun 2015, APM SD sederajat sebesar 86,90% sedangkan

APM SMP sederajat baru 76,50%. Angka tersebut masih dibawah target MDGs dan juga

PUS/EFA (Pendidikan Untuk Semua/Education for All) sebesar 100%;

4) Masih adanya angka putus sekolah untuk SD dan SMP sederajat. Angka putus sekolah

jenjang pendidikan SD sederajat 0,01% pada tahun 2015, meskipun angka putus

sekolah SD sederajat Kabupaten Rembang sudah di bawah Angka Putus Sekolah

Nasional yaitu 0,15%. Sedangkan angka putus sekolah SMP sederajat tahun 2015

sebesar 0,19%, angka ini sedikit lebih baik dari target nasional sebesar 0,22% ;

5) Angka melanjutkan sekolah belum optimal. Angka Melanjutkan dari SMP sederajat ke

SMA sederajat pada tahun 2015, sebesar 86,24%, kondisi ini dibawah target yang

ditetapkan oleh Renstra Kemendikbud yaitu 90%.

6) Masih rendahnya kualitas pendidik pada jenjang pendidikan PAUD dan SD/MI. Hal

tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya persentase pendidik dengan kualifikasi

S1/D4, untuk pendidik PAUD pada tahun 2015 sebesar 1,75%, dan SD/MI sebesar

87,31%. Sementara untuk capaian SMP/MTs 92,33% dan SMA/SMK 96,17%, sudah

cukup baik namun masih perlu untuk ditingkatkan. Sebagaimana Resntra Kementrian,

target persentase guru dalam jabatan berkualifikasi akademik S1/D4; untuk SD 82%,

SMP 98% dan SMA 100%.

7) Belum adanya dukungan tenaga kependidikan (tenaga administrasi) dalam

penyelenggaran pendidikan di tingkat Sekolah Dasar (Hampir seluruh SD belum

memiliki tenaga administrasi).

8) Belum meratanya distribusi tenaga guru (PNS) pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar

(SD).

2. Kesehatan

1) Tingginya Angka Kematian Ibu. Kematian ibu merupakan isu nasional dan menjadi

target dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Kabupaten Rembang memiliki

kasus kematian yang cukup tinggi tahun 2011 sampai dengan 2015, kasus kematian ibu

cenderung mengalami penurunan yaitu berturut-turut 11 kasus, 13 kasus, 17 kasus, 14

kasus dan tahun terakhir 8 kasus. Jumlah kasus tersebut masih belum memenuhi target

penurunan angka kematian ibu sebesar 2 kasus;

2) Meningkatnya penyakit menular dan penyakit tidak menular. Pertumbuhan penduduk

dan mobilitas penduduk yang tinggi menyebabkan tingkat penularan penyakit seperti

TB dan HIV AIDS. Sedangkan rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

menyebabkan tingginya kasus DBD. Angka kejadian TB/100.000 penduduk sebesar 90

pada tahun 2015, meningkat dari angka kejadian 75,98 pada tahun 2011. Sedangkan

angka kesakitan DBD 113,15/100.000 penduduk pada tahun 2015, jauh lebih tinggi

dibandingkan tahun 2011 sebesar 16,23;

3) Tingginya kasus kematian bayi dan balita. Tahun 2015, AKB 134 kasus (14,86/1.000

KH) dan AKABA 162 kasus (18,08/1000 KH). Kondisi ini lebih tinggi dibandingkan

Page 8: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.4 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

tahun 2014, jumlah kelahiran hidup sebanyak 8.999 bayi, jumlah bayi yang meninggal

sebanyak 125 bayi dengan Angka Kematian bayi (AKB) sebesar 13,89/1.000 KH;

4) Belum optimalnya mutu pelayanan kesehatan dasar karena seluruh Puskesmas pada

tahun 2016 ini belum terakreditasi ;

5) Kurangnya kualitas dan kuantitas SDM dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini

dapat dilihat rasio dokter per satuan penduduk 10,05 per 100.000 penduduk. Adapun

target indikator Indonesia sehat, adalah 40 dokter per 100.000 penduduk.

6) Masih rendahnya cakupan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS). Pada tahun 2015 cakupan rumahtangga berperilaku hidup bersih dan sehat

baru sebesar 77,1%.

3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

1) Belum optimalnya sistem drainase di perkotaan karena banyak saluran drainase (36%)

yang rusak / tersumbat ;

2) Belum semua rumah tangga terlayani air minum, total rumah tangga yang mampu

mengakses air minum hanya 74,34%. Cakupan pelayanan air minum target Sustainable

Development Goals (SDGs) pada tahun 2019 mencapai 100%;

3) Belum terintegrasinya pembangunan jaringan air minum. Belum adanya fasilitasi

pembangunan jaringan air berbasis embung sungai dan sumur bawah tanah yang

disambungkan dengan instalasai pengolahan air minum.

4) Belum semua jalan kondisinya baik, persentase kondisi jalan dalam kondisi baik baru

mencapai 48,98% pada tahun 2015;

5) Belum terpenuhinya target RTH publik, karena dari target 20% baru mampu mencapai

11,75% ;

6) Belum optimalnya pengendalian tata ruang. Hal ini terjadi karena perubahan pola dan

struktur tata ruang pada dokumen RTRW yang tersedia.

7) Kurangnya ketersediaan air baku baik air irigasi maupun air industri. Tahun 2015

kapasitas maksimal ketersediaan air baku baru sebesar 8.101.319.000 m3 untuk irigasi

dan industri.

4. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

1) Masih terdapat kawasan kumuh yang belum tertata dan tersentuh program penataan

lingkungan; Terdapat 47 desa/kelurahan tersebar di 4 kecamatan di wilayah pesisir

termasuk wilayah permukiman kumuh.

2) Belum optimalnya penyediaan rumah oleh Pemerintah Daerah, selama ini sebagian

besar kebutuhan rumah dipenuhi oleh perorangan maupun swasta.

3) Masih adanya rumah tidak layak huni. Jumlah rumah tidak layak huni pada tahun 2015,

sebesar 59.453 unit.

5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan Masyarakat

1) Masih terjadinya kejadian kriminal di wilayah Kabupaten Rembang. Kasus kriminal

Page 9: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.5 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tahun 2015 sebesar 351 kasus kriminal, menurun dibandingkan dengan kejadian tahun

2014 terjadi sebanyak 354 kasus, namun penurunannya belum signifikan. Adapun

angka kriminalitas tahun 2015 5,12% lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya

5,32%;

2) Belum optimalnya peran serta ormas atau LSM dalam peningkatan wawasan

kebangsaan di masyarakat.

6. Sosial

1) Masih adanya PMKS yang belum terdata dan belum tertangani, PMKS yang

mendapatkan bantuan sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar 40% pada tahun

2015;

2) Rendahnya aksesibilitas pelayanan dan rehabitilasi kesejahteraan sosial, yang

tertangani baru 50% ;

3) Minimnya persentase panti sosial yang menyediakan sarana prasarana pelayanan

kesejahteraan sosial. Pada tahun 2015 jumlah panti sosial di Kabupaten Rembang

sebanyak 9 unit dan baru mencapai 63,12% yang menyediakan sarana prasarana

pelayanan kesejahteraan sosial;

7. Tenaga Kerja

1) Masih relatif tingginya angka TPT. Capaian TPT tahun 2015 sebesar 4,51%.

2) Masih tingginya pencari kerja yang belum mampu ditempatkan, dimana TPAK/

persentasenya pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2015 baru mencapai

66,97%.

8. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1) Masih adanya ketimpangan gender dalam masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari

data 2014 Capaian IPG Kabupaten Rembang yaitu sebesar 86,04 dari kondisi ideal 100,

sementara itu apabila dibandingkan dengan IPG Provinsi Jawa Tengah angka tersebut

lebih rendah. Angka IPG provinsi sebesar 91,89 ;

2) Masih sedikitnya lembaga PUG yang aktif dalam upaya pencapaian kesetaraan gender

yaitu 4 dari 62 lembaga yang ada ;

3) Masih tingginya kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan. Jumlah kasus

kekerasan anak dan perempuan pada tahun 2015 sebanyak 12 kasus.

4) Rendahnya akses perempuan terhadap sumberdaya pembangunan daerah, hal ini

didindikasikan dengan rendahnya keterlibatan perempuan di DPRD yaitu hanya 22,22%

tahun 2015 ;

5) Rendahnya partisipasi perempuan di lembaga pemerintah, pada tahun 2015 hanya

mencapai 3,14%, dibandingkan tahun sebelumnya kondisinya tidak ada perubahan

(stagnan);

6) Rendahnya capaian kedudukan perempuan sebagai pemimpin di lembaga

pemerintahan, hal ini bisa ditunjukan data tahun 2015 hanya ada 1 pejabat perempuan

Page 10: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.6 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

eselon 2, 23 pejabat eselon 3, 128 pejabat eselon 4, dan 26 pejabat eselon V. Kondisi

tersebut jauh dibandingkan jumlah pejabat laki-laki ;

7) Rendahnya perempuan sebagai tenaga manager, profesional, administrasi, teknisi.

Tahun 2011 persentase perempuan sebagai tenaga profesional sebesar 45,14% sudah

menunjukkan angka keseimbangan, namun kondisinya terus menurun hampir setiap

tahun dan pada tahun 2015 mencapai angka 37,22 %, merupakan capaian yang terkecil

selama lima tahun terakhir ;

8) Rendahnya keberdayaan perempuan ditunjukan dengan semakin menurunnya angka

IDG dari tahun 2011 sd 2014 yaitu dari 66,97 menjadi 66,43, capaian IDG tersebut jauh

di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 74,46;

9) Belum tersedianya secara lengkap data terpilah gender pada seluruh PD sebagai dasar

untuk perencanaan program kegiatan maupun pengambilan kebijakan.

10) Masih minimnya jumlah Desa Ramah Anak. Penetapan Desa Gunem sebagai desa

percontohan perlindungan anak, perlu diikuti dengan desa-desa lain guna

meningkatkan capaian indikator KLA.

9. Pangan

1) Masih rendahnya kualitas konsumsi pangan penduduk dan belum sesuai dengan pola

konsumsi pangan yang aman, beragam dan bergizi seimbang. Hal ini ditandai dengan

dengan skor PPH pada tahun 2015 sebesar 86,8 angka ini belum ideal karena terdapat

ketergantungan yang cukup tinggi terhadap konsumsi beras dan terigu.

2) Belum optimalnya pengelolaan cadangan pangan melalui sistem CPPD (Cadangan

Pangan Pemerintah Daerah) dan CPM (Cadangan Pangan Masyarakat). Sampai saat ini

Kabupaten Rembang belum mempunyai CPPD.

3) Meningkatnya ancaman penggunaan bahan kimia dan bahan tambahan pangan

berbahaya pada produk pangan, sehingga memerlukan pengawasan mutu dan

keamanan pangan ;

10. Pertanahan

1) Masih banyaknya bidang tanah yang belum bersertifikat. Bidang tanah yang

bersertifikat dari tahun 2011 sd 2015 adalah 38,7% dari total 365.502 bidang tanah di

Kab. Rembang.

11. Lingkungan Hidup

1) Masih rendahnya penanganan sampah, ditunjukkan dengan kondisi penanganan

sampah pada tahun 2015 baru mencapai 72% artinya masih ada 28% sampah yang

belum tertangani;

2) Masih rendahnya pengelolaan sampah pada sistem pengangkutan, ditunjukkan dengan

kondisi pengangkutan sampah pada tahun 2015 baru mencapai 55% artinya 45%

sampah masih belum terangkut;

Page 11: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.7 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

3) Rendahnya aktivitas pemantauan terhadap status baku mutu air, dari 43 titik wajib

pantau baru 3 titik yang mendapatkan pemantauan pada tahun 2015;

4) Masih lemahnya sistem pengawasan terhadap pelaksanaan AMDAL; Hal ini ditandai

dengan Masih banyaknya perusahaan yang belum menyusun dan melaksanakan

RKL/RPL maupun UKL/UPL.

5) Masih banyaknya usaha dan/atau kegiatan yang belum memenuhi persyaratan

administrasi dan teknis pencegahan pencemaran air.

6) Indeks Kualitas Lingkungan hidup belum tercapai sesuai dengan standar nasional yaitu

68,5 pada tahun 2019, kondisi pada tahun 2014 baru mencapai 63,45.

7) Masih terbatasnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dari tahun 2011 sd 2015 jumlah

TPA hanya 1 unit.

8) Belum optimalnya upaya rehabilitasi hutan mangrove. Hutan mangrove yang

direhabiltiasi baru mencapai 116 ha.

9) Masih adanya lahan kritis yaitu sebesar 560 ha pada tahun 2015.

12. Kependudukan dan Catatan Sipil

1) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen kependudukan. Hal

tersebut dapat dilihat dari masih rendahnya cakupan penduduk yang memiliki KTP

sebesar 87,52%, bayi ber-akte kelahiran 96,45% dan rasio kepemilikan akta lahir

sebesar 81% tahun 2015. Hal tersebut masih berada cukup jauh dibawah target yang

diharapkan seperti yang termuat dalam SPM ;

2) Belum optimalnya informasi administrasi kependudukan yang diselenggarakan. Tahun

2015 hanya mampu tercapai 85,50% meskipun trennya selalu meningkat dari tahun ke

tahun.

13. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

1) Belum optimalnya peran kelembagaan masyarakat desa dalam upaya pemberdayaan

masyarakat ;

2) Belum optimalnya pemberdayaan PKK dan Posyandu. Jumlah PKK aktif 309 dan

Posyandu aktif 1.225 pada tahun 2015.

3) Masih rendahnya swadaya masyarakat dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat

desa. Hal ini dapat dilihat dari persentase swadaya masyarakat terhadap program

pemberdayaan masyarakat yaitu sebesar 0,4% pada tahun 2015.

4) Kesiapan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa dalam penerapan undang-undang

tentang desa masih belum optimal.

5) Belum optimalnya kapasitas pemerintahan desa dalam penyelenggaraan administrasi

pemerintahan desa.

14. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

1) Belum optimalnya pelaksanaan program Keluarga Berencana, dilihat dari masih

rendahnya cakupan peserta KB aktif MKJP pada tahun 2016 16 61,% dan cakupan

Page 12: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.8 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

peserta aktif pria 1,14%;

2) Masih tingginya angka Cakupan Pasangan Usia Subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi

(Unmet Need) dan Drop Out (DO), pada tahun 2015 mencapai angka sebesar 6,93%;

3) Tingginya cakupan PUS dengan usia di bawah 20 tahun. Hal ini ditunjukan bahwa

cakupan PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun sebesar 3,68% pada tahun 2015.

Selain itu data tersebut dari tahun 2011 – 2015 cenderung meningkat.

4) Masih rendahnya cakupan tribina pada desa/kelurahan untuk meningkatkan ketahanan

keluarga. Cakupan tribina pada tahun 2015 baru sebesar 83,80%.

15. Perhubungan

1) Ketersediaan Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) yang belum memadai, baik yang

melayani penumpang dalam kabupaten maupun yang menghubungkan antar

kabupaten;

2) Masih tingginya jumlah angka kecelakaan di Kabupaten Rembang. Pada tahun 2015

mencapai jumlah 408 angka kecelakaan.

3) Masih kurangnya ketersediaan fasilitas jalan pada jalan kabupaten/kota. Terdapat 67%

fasilitas perlengkapan jalan termasuk rambu, marka dan guardrail dan PJU di tahun

2015.

4) Masih rendahnya jumlah persentase kapal yang bersertifikasi. Pada tahun 2015 baru

28,78% kapal yang bersertifikasi.

5) Belum optimalnya pelaksanaan pembangunan dan kegiatan operasional Pelabuhan

Rembang Terminal Sluke.

6) Lemahnya pengawasan terhadap kendaraan berat yang melintas di Kabupaten

Rembang.

7) Belum optimalnya pemanfaatan pangkalan truk,

8) Rendahnya ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan. Pada tahun 2015 ketersediaan

fasilitas perlengkapan jalan sebesar 67%.

16. Komunikasi dan Informatika

1) Belum optimalnya pemanfaatan website milik pemerintah daerah maupun Perangkat

Daerah untuk penyebarluasan informasi pembangunan kepada masyarakat luas. pada

tahun 2015 perangkat daerah yang memiliki website baru sebesar 86,97%, dan

informasi yang disajikan belum up to date.

2) Belum optimalnya sistem informasi terpadu yang mengarah pada e-Government dan

penerapan blueprint e-Government belum optimal. Jumlah aplikasi e-goverment di

lingkup pemerintah daerah kabupaten/kota adalah 20 aplikasi pada tahun 2015.

3) Kurangnya sumberdaya manusia yang memiliki komptensi di bidang teknologi

informasi.

4) Belum adanya unit pengaduan online terpadu.

5) Masih terbatasnya jumlah jaringan komunikasi, baru terdapat 58 jaringan komunikasi

pada tahun 2015.

Page 13: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.9 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

17. Koperasi dan UMKM

1) Masih terdapat koperasi yang tidak aktif. Pada tahun 2015 sebesar 21,00% koperasi

yang tidak aktif dari total 554 koperasi.

2) Masih rendahnya peluang UMKM untuk meningkatkan skala usaha melalui peningkatan

asset dan omzet;

3) Rendahnya partisipasi UMKM mengikuti pameran promosi produk. Pada tahun 2015

hanya 6 UMKM atau 0,01% dari total 39.363 UMKM yang ada bisa mengikuti pameran

promosi produk.

4) Belum optimalnya pengembangan UMKM yang berbasis ekonomi kreatif.

18. Penanaman Modal Daerah

1) Kurangnya promosi potensi Kabupaten Rembang kepada calon investor ;

2) Belum optimalnya peningkatan nilai investasi. Hal ini diindikasikan oleh minimnya

jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA, hanya sebanyak 20 investor dengan

nilai investasi 3,478 T pada tahun 2015.

3) Masih kurangnya kegiatan fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama

kemitraan investasi. Pada tahun 2015 hanya berjumlah 3 kegiatan fasilitasi.

19. Kepemudaan dan Olahraga

1) Belum optimalnya pembinaan atlet olahraga prestasi.

2) Masih rendahnya jiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh generasi muda. Jumlah

KUPP/KWP (Kelompok Wirausaha Pemuda) hanya berjumlah 22 kelompok pada tahun

2015, belum ada perkembangan dari tahun 2011 dengan angka yang sama.

3) Belum optimalnya kegiatan pembinaan terhadap organisasi kepemudaan dan kegiatan

kepemudaan yang ada.

4) Kurangnya penyelenggaraan event olahraga.

5) Belum tercukupinya sarana dan prasarana pengembangan pemuda dan olahraga.

20. Statistik

1) Belum lengkapnya data yang disajikan dalam buku statistik daerah sesuai dengan

kebutuhan informasi pembangunan daerah ;

2) Belum tepatnya waktu penerbitan buku statistik daerah.

3) Belum tersedianya database yang berisi data dan informasi yang valid dan up to date.

21. Persandian

1) Pengelolaan persandian belum optimal karena belum sepenuhnya ditangani tenaga ahli

persandian sehingga persandian masih sebatas sarana komunikasi antar instansi

pemerintah.

22. Kebudayaan

Page 14: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.10 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

1) Belum optimalnya pelaksanaan pelestarian benda cagar budaya di Kabupaten Rembang,

karena saat ini benda cagar budaya yang dilestarikan baru 6,3% (2015), karena belum

optimalnya pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pelestarian

dan Pengelolaan Benda Cagar Budaya (BCB) di Kabupaten Rembang.

2) Masih rendahnya pembinaan kelompok kesenian dimana dari jumlah kelompok

kesenian yang ada 311 kelompok, yang terbina baru 65 %;

3) Belum tersedianya Gedung Kesenian/ sarana dan prasarana yang representatif untuk

menampung aktivitas seni.

4) Masih sedikitnya jumlah dan kualitas kegiatan penyelenggaraan seni tradisi dan budaya.

Tahun 2015 hanya terdapat 18 penyelenggaraan kegiatan.

23. Perpustakaan

1) Masih rendahnya minat masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan daerah. Tahun

2015 hanya sebanyak 16.819 pengunjung;

2) Masih sedikitnya jumlah perpustakaan di tingkat kecamatan dimana hanya terdapat 2

Unit dari 14 Kecamatan di Kabupaten Rembang, dan jumlah perpustakaan kelililing

hanya 1 unit di tahun 2015 yang melayani seluruh wilayah kabupaten.

3) Masih terbatasnya jumlah pustakawaan yang tersertifikasi.

24. Kearsipan

1) Masih kurangnya SDM pengelola kearsipan (arsiparis) baik tenaga terampil maupun

ahli. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah tenaga arsiparis kategori terampil yang hanya 2

(dua) orang dan belum adanya arsiparis kategori ahli ;

2) Terbatasnya sarana dan prasarana penyelenggaraan perpustakaan dan arsip daerah;

hal ini terlihat dari gedung penyimpanan arsip yang kurang representatif, Kendaraan

perpustakaan keliling, bahan pustaka dan sarana penunjang lainnya. Untuk gedung dan

ruangan yang tersedia baru dapat menampun 70% arsip yang ada; peralatan yang

tersedia baru 60%.

3) Rendahnya duplikasi arsip ke dalam bentuk digital, tahun 2015 hanya mencapai 15%.

4) Rendahnya pengelolaan arsip secara baku. Capaian 2015 sebesar 31,9%.

25. Kelautan dan Perikanan

1) Belum optimalnya pembinaan kelompok nelayan, baik itu kelompok nelayan tangkap,

kelompok pembudidaya, maupun kelompok pengolah ikan, hal ini ditunjukan bahwa

cakupan pembinaan kelompok baru mencapai 32% pada tahun 2015.

2) Rendahnya produksi perikanan budidaya. Pada tahun 2015 produksi perikanan

budidaya baru mencapai 7.477 ton .

3) Masih rendahnya konsumsi ikan per kapita penduduk Kabupaten Rembang. Konsumsi

ikan perkapita per tahun sebesar 24 kg/th, masih di bawah angka target nasional 35

kg/kapita / tahun.

4) Masih rendahnya kesadaran masyarakat nelayan untuk menggunakan alat tangkap

Page 15: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.11 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

yang ramah lingkungan.

5) Belum optimalnya rata-rata pendapatan nelayan. Capaian rata-rata pendapatan

nelayan 2015 sebesar RP. 2.380.175,- per kapita perbulan

6) Masih terbatasnya sarana dan prasarana TPI. Hal ini disebabkan karena masih

kurangnya sarana pokok untuk tambat labuh kapal perikanan.

26. Pariwisata

1) Menurunnya jumlah kunjungan wisata pada destinasi wisata. Pada tahun 2015 jumlah

kunjungan wisata pada destinasi wisata Kabupaten Rembang sebanyak 727.453 orang,

turun cukup banyak dibandingkan tahun 2013, yaitu sebesar 2.345.107 orang.

2) Masih rendahnya lama tinggal dan pengeluaran wiswatawan di Kabupaten Rembang.

Pada tahun 2015 rata-rata lama tinggal wisatawan baru mencapai 1 hari.

3) Belum optimalnya pengembangan destinasi wisata dalam satu kawasan wisata dan

pengembangan desa wisata;

4) Kurangnya tenaga profesional di bidang pariwisata khususnya pelaku usaha pariwisata

termasuk jasa perhotelan ;

5) Masih rendahnya kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD. Pada tahun 2015

kontrisbusi sektor pariwisata terhadap total PAD sebesar 0,66%.

6) Belum berkembangnya usaha pendukung pariwisata yang berbasis ekonomi kreatif.

27. Pertanian

1) Kualitas produk pertanian belum optimal dan pembangunan jaringan pemasaran masih

terbatas;

2) Belum optimalnya produktivitas pangan utama padi, yaitu antara 4, 61 ton/ha – 6,10

ton/ha;

3) Minat masyarakat untuk bekerja di sektor pertanian dan perkebunan semakin

menurun;

4) Belum optimalnya pengembangan kawasan sentra komoditas unggulan;

5) Belum terbangunnya kawasan agro industri dan agro politan;

6) Terbatasnya jumlah dan kemampuan penyuluh dan kelompok tani mengenai teknik

penyuluhan dan budidaya pertanian / pengembangan agribisnis pertanian;

7) Masih tingginya biaya produksi dalam usaha peternakan;

8) Masih rendahnya penerapan teknologi pertanian.

28. Perdagangan

1) Belum optimalnya pengembangan sarana dan prasarana perdagangan khususnya

pasar tradisional sesuai standar;

2) Belum tersedianya pusat perdagangan bagi agrobisnis dan hasil peternakan;

3) Masih lemahnya perlindungan konsumen di Kabupaten Rembang ;

4) Belum optimalnya ekspor komoditas dari Kabupaten Rembang. Nilai eksport yaitu

pada tahun 2015 sebesar US$ 18.983.364,60

Page 16: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.12 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

5) Belum optimalnya dukungan pemerintah daerah terhadap usaha UMKM dalam

menghadapi MEA dan CAFTA.

29. Perindustrian

1) Belum optimalnya pembinaan dan faslitasi pengembangan Industri kecil dan

Menengah ; Pada tahun 2015 cakupan IKM yang dibina sebesar 1,1%.

2) Lemahnya akses modal bagi industri kecil.

3) Jumlah IKM yang mendapatkan fasilitasi perijinan menurun, dari 40 IKM tahun 2013

menjadi 25 IKM pada tahun 2015.

4) Belum adanya kawasan industri yang dikelola secara modern.

30. Perencanaan Pembangunan Daerah

1) Belum optimalnya ketersediaan perencanaan pembangunan sektoral yang memadai;

2) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah sesuai

ketentuan perundang-undangan.

3) Masih rendahnya kesesuaian perencanaan pembangunan daerah dengan

penganggarannya.

31. Satpol PP

1) Belum optimalnya upaya penjagaan ketertiban, ketenteraman dan pencegahan tindak

kejahatan;

2) Belum optimalnya penanganan tindak pidana kriminal dan penanganan kasus penyakit

masyarakat;

3) Belum optimalnya patroli yang dilakukan oleh petugas Satpol PP;

4) Masih terbatasnya jumlah anggota Satpol PP;

5) Memudarnya pelaksanaan Siskamling pada masing-masing kelurahan/desa;

6) Masih terbatasnya jumlah pembinaan politik daerah.

32. Sekretariat Daerah

1) Penataan peraturan perundangan belum sepenuhnya sesuai dengan tata peraturan

perundangan yang baru, dengan jumlah Perda yang ditetapkan dari tahun 2011 – 2015

sebanyak 40 Perda;

2) Belum semua unit-unit pelayanan PD memiliki pedoman standar pelayanan publik

(SPP) dan melaksanakan evaluasi pelayanan publik (pengukuran IKM) secara berkala;

3) Belum semua unit aktifitas PD telah menyusun, menetapkan dan menerapkan SOP

(standar operasional prosedur);

4) Belum optimalnya pelaksanaan koordinasi pembangunan daerah.

5) Belum optimalnya evaluasi atas efektifitas pelaksanaan produk hukum daerah (Perda

dan Perkada).

6) Belum adanya roadmap reformasi birokrasi.

7) Belum optimalnya pelaksanaan PATEN di masing masing kecamatan.

Page 17: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.13 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

33. Sekretariat DPRD

1) Belum optimalnya kinerja pelaksanaan fungsi-fungsi DPRD.

34. Kepegawaian

1) Masih kurangnya kompetensi dan profesionalisme SDM aparatur sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya;

2) Belum optimalnya manajemen ASN (Aparatur Sipil Negara).

35. Keuangan Daerah

1) Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah secara berdaya guna dan berhasil

guna dengan sistem informasi manajemen (SIM) yang bersifat terpadu;

2) Belum optimalnya intensifikasi pajak daerah dan ekstensifikasi serta intensifikasi

retribusi daerah.

3) Belum optimalnya inventarisasi dan pemanfaatan aset dan barang milik daerah.

4) Belum tercapainya opini BPK dengan kategori WTP atas pelaporan keuangan daerah.

36. Inspektorat Daerah

1) Meningkatnya regulasi yang baru dalam pelaksanaan pengawasan sehingga

memerlukan pemahaman dari pemeriksa dan obyek pemeriksaan (PD);

2) Masih kurangnya kapasitas SDM pemeriksa sehingga tingkat kelulusan dalam diklat

penjenjangan belum optimal;

3) Masih kurangnya kuantitas APIP (Aparatur Pengawas Internal Pemerintah).

4) Belum optimalnya SPIP (Sistem Pengawasan Internal Pemerintah) pada masing masing

PD.

Hal lain yang akan dan terus mendapatkan perhatian adalah optimalisasi perencanaan,

penganggaran dan pemanfaatan Dana Desa baik yang bersumber dari APBN maupun APBD Tingkat

II, dengan tren alokasi dana yang terus meningkat setiap tahunnya mensyaratkan peningkatan

pemahaman akan pengelolaan yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan betul-betul

dimanfaatkan sebesar - besarnya untuk kesejahteraan warga di Desa.

Penyusunan KUA Tahun Anggaran 2017 ini juga merupakan bagian dari upaya pencapaian

visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten

Rembang Tahun 2016 - 2021 yang dijabarkan dalam jangka pendek dalam Rencana Kerja

Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2017. KUA Tahun Anggaran

2017 ini nantinya menjadi petunjuk dan ketentuan umum yang disepakati sebagai pedoman

penyusunan PPAS Tahun Anggaran 2017. Adapun garis besar Kebijakan Umum penyusunan APBD

Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2017 adalah sebagai berikut:

1) APBD merupakan kerangka kebijakan publik yang memuat hak dan kewajiban pemerintah

daerah dan masyarakat yang tercermin dalam rencana pendapatan, belanja dan

pembiayaan. Program/Kegiatan direncanakan dengan melibatkan partisipasi masyarakat,

sehingga anggaran merupakan hasil sinergi Musrenbang Kabupaten Rembang Tahun 2016,

Page 18: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.14 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Rembang tahun 2017, Renja PD, arah

kebijakan Bupati Rembang serta prioritas pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan

Pemerintah Pusat tahun 2017;

2) Capaian target pembangunan daerah Tahun 2017 diselaraskan dengan target RPJMD

Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021;

3) Belanja hibah dan Bantuan Sosial disesuaikan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4) APBD Tahun Anggaran 2017 disusun dengan pendekatan kinerja yang berpedoman pada

prinsip efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan

memperhatikan azas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat;

5) Sesuai tema RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016 – 2021 Tahun 2017 “Memperkuat

sinergitas pembangunan infrastruktur dan konektifitas antar wilayah untuk pengembangan

potensi wilayah, serta Perwujudan Pemerintahan yang Amanah”, maka arah kebijakan

keuangan daerah difokuskan pada pemerataan dan kualitas pembangunan infrastruktur

jalan dan jembatan, peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan irigasi, sanitasi layak

serta melanjutkan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan dukungan

infrastruktur yang memadai dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian

lingkungan hidup. Pada tahap ini juga difokuskan pada penguatan pondasi pemerintahan

yang amanah yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten

Rembang. Pembangunan difokuskan pada peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan

pemerintahan, perwujudan Good Governance, peningkatan partisipasi masyarakat dan

swasta dalam pembangunan serta peningkatan pelayanan publik yang berkualitas,

efektif,akuntabel, transparan dan partisipatif.

1.2. Tujuan Penyusunan KUA Tahun 2017

Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten

Rembang Tahun 2017 bertujuan untuk :

1. Memberikan arah bagi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan pada tahun 2017 agar

berdayaguna dan berhasilguna;

2. Mengoptimalkan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ;

3. Meningkatkan koordinasi antara eksekutif dan legislatif dalam memantapkan penyusunan

perencanaan anggaran yang transparan dan akuntabel.

1.3. Dasar Hukum Penyusunan Kebijakan Umum APBD Tahun 2017

1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);

Page 19: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.15 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

2. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4286);

3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

4. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggungjawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4400);

5. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik IndonesiaNomor 4421);

6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah ;

7. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

8. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang -

Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82);

9. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran

Negara Republik IndonesiaNomor 4505);

11. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 204 tentang Desa;

12. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang - Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4574);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4575);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4576);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

Page 20: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.16 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

17. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaandan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kepada;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21);

21. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 114);

22. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,Pengundangan, dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang - undangan;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagaimana beberapa kali telah diubahterakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah

dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rembang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Rembang;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rembang Tahun 2005– 2025;

Page 21: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.17 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

30. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangungkan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021

31. Peraturan Bupati Rembang Nomor 27 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Kabupaten Rembang Tahun 2017;

1.4. Sistematika Dokumen Kebijakan Umum APBD Tahun 2017

Sistematika Dokumen Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Rembang Tahun 2017

sebagai beikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)

1.2 Tujuan Penyusunan KUA

1.3 Dasar (Hukum) Penyusunan KUA

1.4 Sistematika Dokumen Kebijakan Umum APBD (KUA)

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

2.1 Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah Pada Tahun Sebelumnya

2.2 Rencana Target Ekonomi Makro Pada Tahun Perencanaan (Tahun 2017)

BAB III ASUMSI - ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

3.1 Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBD

3.2 Laju Inflasi

3.3 Pertumbuhan PDRB

3.4 Lain - Lain Asumsi

BAB IV KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA, DAN PEMBIAYAAN DAERAH

4.1 Pendapatan Daerah

4.2 Belanja Daerah

4.3 Pembiayaan Daerah

BAB V PENUTUP

Page 22: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.18 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Page 23: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.1

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

2.1. Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Daerah tahun sebelumnya

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang tahun 2015 (angka sementara) mencapai

5,49%, yang ditunjukkan melalui laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas

Dasar Harga Konstan 2010. Pertumbuhan riil sektoral tahun 2015 relatif stabil dari tahun-tahun

sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi tahun 2014 terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan

kegiatan sosial, yaitu tumbuh 17,90%, kemudian lapangan usaha informasi dan komunikasi tumbuh

17,16%, dan lapangan usaha industri pengolahan tumbuh 15,04%. Lebih jelasnya perkembangan

pertumbuhan PDRB ADHK tahun 2010 menurut lapangan usaha di Kabupaten Rembang selama

2011-2014 terdapat pada tabel 2.1. berikut :

Tabel 2.1.

Pertumbuhan PDRB ADHK Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Rembang

Tahun 2011 - 2014 (%)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014 Pertanian,kehutanan dan perikanan 4,34 3,52 4,22 -5,65 Pertambangan dan penggalian -2,82 4,22 5,58 6,51 Industri pengolahan 4,67 11,03 10,03 15,04 Pengadaan Listrik dan Gas 13,52 11,31 10,21 5,36 Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 1,15 -0,15 -0,20 1,99 Konstruksi 6,59 6,15 -4,40 14,65 Perdagangan Besar dan Eceran, Rerparasi Mobil dan sepeda Motor

6,32 0,85 3,14 4,05

Transportasi dan Pergudangan 4,44 6,66 10,54 10,55 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,31 5,04 6,47 11,18 Informasi dan Komunikasi 11,68 9,73 10,09 17,16 Jasa Keuangan dan asuransi 4,58 3,99 5,63 6,25 Real Estate 6,56 3,90 4,70 6,38 Jasa Perusahaan 10,35 5,68 16,68 7,15 Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

2,35 1,18 0,83 0,67

Jasa Pendidikan 18,40 16,69 15,97 14,86 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,53 11,97 8,42 17,90 Jasa Lainnya 2,48 1,68 7,86 9,38 PDRB 5,19 5,32 5,41 5,15 Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2015

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang memberikan gambaran

mengenai dampak dari kebijaksanaan pembangunan yang telah diambil oleh pemerintah,

khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi salah satu tolok

ukur keberhasilan pembangunan daerah yang secara riil tergambar dari pertumbuhan PDRB atas

dasar harga konstan dari tahun ke tahun.

KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB II

Page 24: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.2

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Pertumbuhan ekonomi selama kurun waktu 2011-2014 relatif stabil namun

menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten

Rembang sebesar 5,19% dan pada tahun 2015 naik menjadi 5,49%. Pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Rembang pada tahun 2015 berada di atas pertumbuhan ekonomi Nasional (4,79%)

maupun Jawa Tengah (5,40%). Grafik Perbandingan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang

dengan Jawa Tengah dan Nasional tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut :

Sumber:BPS Kabupaten Rembang Tahun 2016

Gambar 2.1.

Grafik Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi (%)

Kabupaten Rembang dengan Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2011 - 2015 (%)

2.1.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha Kabupaten

Rembang dalam kurun waktu empat tahun (2011-2014) mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Nilai kontribusi PDRB ADHK tahun 2010 pada tahun 2011 sebesar Rp.8.808.303,000.000,-

mengalami kenaikan menjadi Rp. 10.282.184.000.000,- pada tahun 2014. Nilai kontribusi PDRB

ADHK tahun 2010 pada tahun 2014 yang tertinggi berasal dari sektor Pertanian Kehutanan, dan

Perikanan sebesar 29,10%, Industri Pengolahan sebesar 20,84%, dan Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 13,68%. Sedangkan nilai kontribusi terendah

berada di sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang sebesar 0,05% dan

Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 0,09%. Nilai PDRB dan kontribusi menurut lapangan usaha

ADHK tahun 2010 Kabupaten Rembang Tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut ini :

Page 25: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.3

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel 2.2.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Berdasarkan Harga Konstan (2010)

Kabupaten Rembang Tahun 2001 - 2014 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha 2011 2012 2013 2014

(Rp) / Juta (Rp) / Juta (Rp) / Juta (Rp) / Juta

Pertanian Kehutanan, dan Perikanan

2.939.405,00 3.042.784,00 3.171.162,00 2.992.145,00

Pertambangan dan Penggalian

265.176,00 276.356,00 291.766,00 310.768,00

Industri Pengolahan

1.525.025,00 1.693.227,00 1.863.046,00 2.143.284,00

Pengadaan Listrik dan Gas

7.120,00 7.925,00 8.734,00 9.202,00

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang

5.457,00 5.449,00 5.438,00 5.546,00

Konstruksi 667.530,00 708.583,00 677.378,00 776.630,00 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

1.299.711,00 1.310.768,00 1.351.958,00 1.406.725,00

Transportasi dan Pergudangan

318.345,00 339.534,00 375.321,00 414.922,00

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

270.421,00 284.037,00 302.419,00 336.232,00

Informasi dan Komunikasi

102.700,00 112.697,00 124.070,00 145.366,00

Jasa Keuangan dan Asuransi

348.945,00 362.871,00 383.295,00 407.252,00

Real Estate 91.186,00 94.743,00 99.192,00 105.521,00 Jasa Perusahaan 21.336,00 22.547,00 26.308,00 28.189,00 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

376.447,00 380.889,00 384.053,00 386.622,00

Jasa Pendidikan 313.253,00 365.529,00 423.906,00 486.880,00 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

84.275,00 94.361,00 102.304,00 120.619,00

Jasa Lainnya 171.970,00 174.863,00 188.600,00 206.282,00 PDRB ADHK 8.808.303,00 9.277.163,00 9.778.950,00 10.282.184,00 Sumber: PDRB Kabupaten Rembang Menurut Lapangan Usaha 2010 – 2014 (series), BPS

Kabupaten Rembang, 2015

Page 26: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.4

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

2.1.3 Inflasi

Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau stagnan.

Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran inflasi atau deflasi. Jika terjadi inflasi

tinggi akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, yakni turunnya tingkat daya beli

masyarakat sebab nilai uang yang dibelanjakan turun, sebaliknya jika tidak ada inflasi bahkan

terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi perkembangan ekonomi dan bila terjadi

deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi dan akibat selanjutnya akan

menimbulkan resesi ekonomi.

Laju inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di suatu daerah.

Selain itu, inflasi merupakan indikator perkembangan harga barang atau jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat. Perkembangan angka inflasi di Kabupaten Rembang tergolong rendah karena berada

pada angka di bawah dua digit. Selama empat tahun terakhir (2011-2014) perkembangan angka

inflasi Kabupaten Rembang mengalami kondisi fluktuatif. Pada tahun 2011 di Kabupaten Rembang

hanya 2,73 %, ditahun 2012 sampai 2014 inflasi mengalami kenaikan berturut-turut adalah 4,28%,

6,88% dan 7,59%. Inflasi Kabupaten Rembang mengalami penurunan kembali pada tahun 2015

yang lalu sebesar 2,66% lebih rendah dibanding inflasi Nasional sebesar 3,35% dan Provinsi Jawa

Tengah sebesar 2,73%. Grafik Perbandingan Laju inflasi Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa

Tengah dan Nasional tahun 2011-2015 dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut ini.

Sumber:Kabupaten Rembang Dalam Angka Tahun 2016

Gambar 2.2.

Grafik Perbandingan Laju Inflasi (%)

Kabupaten Rembang dengan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional

Tahun 2011 - 2015

Kabupaten Rembang pada tahun 2015 mengalami inflasi sebesar 2,66 persen. Angka ini

lebih rendah dibanding inflasi Jawa Tengah sebesar 2,73 persen dan lebih rendah dibanding inflasi

Kota Semarang sebesar 2,56 persen. Jika dibandingkan dengan inflasi nasional, angka inflasi

Kabupaten Rembang juga lebih rendah, dengan angka inflasi nasional sebesar 3,35 persen. Kudus

sebagai sister city penghitungan inflasi Rembang tahun dasar 2012, pada tahun 2015 mengalami

inflasi sebesar 3,28 persen. Dalam enam tahun terakhir, inflasi Kudus selalu di atas inflasi Rembang,

Semarang dan Jawa Tengah. Hanya di tahun 2012, inflasi Semarang lebih tinggi dibanding inflasi

Kudus.

Page 27: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.5

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Sumber : Indeks Konsumen dan Inflasi Kabupaten Rembang,

BPS Kabupaten Rembang, 2015

Gambar 2.3.

Grafik Inflasi Nasional, Jawa Tengah, Semarang, Rembang dan Kudus

Tahun 2007 - 2015 (%)

Selama tahun 2015 Kabupaten Rembang mengalami delapan bulan inflasi dengan inflasi

tertinggi terjadi pada bulan Desember yaitu sebesar 0,83 persen. Inflasi relatif tinggi juga terjadi di

Juli yaitu sebesar 0,82 persen. Sementara inflasi terendah pada Maret yaitu sebesar 0,08 persen.

Kebijakan pemerintah untuk menurunkan harga premium dan solar pada Januari 2015, menjadikan

deflasi pada Januari dan Februari 2015 cukup signifikan. Penurunan harga BBM ini dengan

sendirinya berdampak langsung pada inflasi pada sektor transportasi dan komunikasi dan

berdampak secara tidak langsung pada inflasi sektor - sektor yang lain.

Kelompok bahan makanan memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kabupaten

Rembang tahun 2015 yakni 1,09 persen; diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok &

tembakau dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,01 persen dan 0,50

persen. Kelompok sandang; kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga

memberi andil inflasi kurang dari 0,35 persen. Sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan memberi sumbangan deflasi sebesar 0,68 persen.

Sumber : Indeks Konsumen dan Inflasi Kabupaten Rembang,

BPS Kabupaten Rembang, 2015

Gambar 2.4.

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Tehadap Inflasi Tahun 2015

Page 28: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.6

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi di daerah, pemerintah daerah

dapat melakukan intervensi melalui instrumen kebijakan fiskal dengan mengenakan pajak untuk

mengurangi permintaan agregat, menekan pengeluaran pemerintah untuk mendorong keandirian

masyarakat serta mengurangi eknomi biaya tinggi untuk memperlancar distibusi barang dan jasa.

2.2. Target Ekonomi Makro pada Tahun 2017

Tema yang dicanangkan dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah tahun

2017 adalah “Memperkuat sinergitas pembangunan infrastruktur dan konektifitas antar wilayah

untuk pengembangan potensi wilayah, serta Perwujudan Pemerintahan yang Amanah”, sesuai tema

pada RPJMD Kabupaten Rembang Tahun kedua.

Pada tahap ini, pembangunan difokuskan pada pemerataan dan kualitas pembangunan

infrastruktur jalan dan jembatan, peningkatan kualitas dan kuantitas pembangunan irigasi, sanitasi

layak serta melanjutkan pembangunan pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan dukungan

infrastruktur yang memadai dengan tetap memperhatikan daya dukung dan kelestarian lingkungan

hidup.

Pada tahap ini juga difokuskan pada penguatan pondasi pemerintahan yang amanah yang

menjadi dasar dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Rembang. Pembangunan difokuskan

pada peningkatan kualitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, perwujudan Good

Governance, peningkatan partisipasi masyarakat dan swasta dalam pembangunan serta

peningkatan pelayanan publik yang berkualitas, efektif, akuntabel, transparan dan partisipatif.

Dalam tahapan ini memfokuskan Perencanaan pembangunan Kabupaten Rembang Tahun

2017 dilaksanakan secara sinergis, berkesinambungan dan sesuai ketentuan yang berlaku, dengan

memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

1. Mempedomani RPJPD Kabupaten Rembang Tahun 2005 - 2025;

2. Mempedomani RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021;

3. Memperhatikan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019

serta menyikapi dinamika kebijakan pembangunan nasional;

4. Memperhatikan capaian kinerja Tahun 2016 dan rencana target capaian Tahun 2017;

5. Memperhatikan dan mengantisipasi perkembangan dinamika lingkungan strategis internal

maupun eksternal;

6. Meningkatkan sinergitas dan kesinambungan kebijakan antara Pemerintah, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Dengan mempertimbangkan RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021, target

capaian kinerja Tahun 2017 dan isu strategis daerah Tahun 2017 maka dirumuskan arah kebijakan

pembangunan daerah Tahun 2017 sebagaimana berikut:

a. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2017 diproyeksikan sebesar 5,56 persen;

b. Inflasi ditargetkan pada kisaran 3,0 persen sampai dengan 5,0 persen;

c. Jumlah penduduk miskin berkisar antara 16,0 persen sampai dengan 17,0 persen;

d. Tingkat pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 4,0 persen sampai dengan 5,5 persen.

e. Percepatan penurunan tingkat kemiskinan menjadi 17% pada Tahun 2017

Page 29: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.7

KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel 2.3.

Prediksi Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Rembang Tahun 2017

No Indikator Makro Ekonomi Target

1 PDRB Juta Rupiah( ADHK 2010 ) 3.054.548,66

2 PDRB / kapita ADHK 2010 4.577.530

3 Laju Pertumbuhan Ekonomi ( %) 5,56

4 Inflasi ( % ) 3,37

5 Angka Kemiskinan (%) 16,11

6 Angka Pengangguran (%) 4,20

7 IPM 68,1

8 IPG 86,7

9 IDG 67,5

Sumber : Bappeda (Hasil Analisis)

Page 30: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

III.1 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

3.1 Asumsi Dasar Yang digunakan Kebijakan Umum APBD Tahun 2017

Dalam penyusunan Rancangan APBD Kabupaten Rembang tahun anggaran 2017

memperhatikan beberapa asumsi dasar sebagai berikut :

3.1.1. Kondisi Eksternal

a. Rencana Kerja Pemerintah Tahun (RKP) 2017 sebagai penjabaran tahun kedua dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 merupakan kesinambungan

upaya pembangunan yang terencana dan sistematis dan dilaksanakan masing - masing maupun

seluruh komponen bangsa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia secara

optimal, efisien, efektif dan akuntabel dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup

manusia dan masyarakat secara berkelanjutan. Sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 25

Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka RKP memuat prioritas

pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro, program-program kementerian/lembaga,

lintas kementerian, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan

yang bersifat indikatif.;

b. Sembilan agenda (Nawa Cita) yang merupakan rangkuman program-program yang tertuang

dalam Visi - Misi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla dijabarkan dalam

strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015 – 2019 yang terdiri dari empat

bagian utama yakni: (1) norma pembangunan; (2) tiga dimensi pembangunan; (3) kondisi

perlu agar pembangunan dapat berlangsung; serta (4) program - program quick wins. Tiga

dimensi pembangunan dan kondisi perlu dari strategi pembangunan memuat sektor - sektor

yang menjadi prioritas dalam pelaksanaan RPJMN 2015 - 2019 yang selanjutnya dijabarkan

dalam Rencana Kerja Pemerintah 2017. Keterkaitan antara dimensi pembangunan dengan

Nawa Cita dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Dimensi Pembangunan Manusia dengan

prioritas: sektor pendidikan dengan melaksanakan Program Indonesia Pintar; sektor kesehatan

dengan melaksanakan Program Indonesia Sehat; perumahan rakyat; melaksanakan revolusi

karakter bangsa; memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia; dan

melaksanakan revolusi mental. Program - program pembangunan dalam dimensi ini adalah

penjabaran dari Cita Kelima, Cita Kedelapan, dan Cita Kesembilan dari Nawa Cita (Agenda

Pembangunan Nasional RPJMN 2015 - 2019). (2) Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan

dengan prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, kemaritiman,

pariwisata, industri dan iptek. Program - program pembangunan dalam dimensi ini adalah

penjabaran dari Cita Pertama, Cita Keenam, dan Cita Ketujuh dari Nawa Cita, (3) Dimensi

Pembangunan Pemerataan dan Kewilayahan dengan prioritas pada upaya pemerataan antar

kelompok pendapatan, pengurangan kesenjangan pembangunan antarwilayah. Program -

program pembangunan dalam dimensi ini merupakan penjabaran dari Cita Ketiga, Cita Kelima,

ASUMSI – ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III

Page 31: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

III.2 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

dan Cita Keenam dan (4) Kondisi Perlu yang memuat program untuk peningkatan kepastian

dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi, tata kelola dan

reformasi birokrasi. Program - program pembangunan untuk menciptakan kondisi perlu ini

merupakan penjabaran dari Cita Pertama, Cita Kedua, dan Cita Keempat. Dengan demikian

semua agenda pembangunan nasional yang merupakan penjabaran Nawa Cita telah tertuang

dalam prioritas pembangunan yang terkandung baik dalam ketiga dimensi pembangunan

maupun pembangunan kondisi perlu yang akan dilaksanakan tahun 2017;

c. Penyusunan RKP 2017 dilakukan mengikuti tahapan, mekanisme, dan proses penyusunan

sesuai dengan tata aturan yang berlaku sehingga rencana kerja menghasilkan rancangan yang

sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Koordinasi dan

sinkronisasi rancangan kerja kementerian/ lembaga (renja K/L) dengan renja pemerintahan

daerah dilakukan agar program kerja menjadi efisien, efektif, fokus, dan memiliki dampak

langsung bagi tercapainya target pembangunan nasional;

d. Pertumbuhan ekonomi daerah tidak terlepas dari fenomena pertumbuhan ekonomi Nasional,

fluktuasi ekonomi yang terjadi dalam skala Nasional sangat berpengaruh terhadap

perkembangan ekonomi di daerah (nilai tukar rupiah ditetapkan Rp. 13.500,-/dolar, suku

bunga BI 7,5%, dan pertumbuhan ekonomi 5,33% dan inflasi 3-6 %;

3.1.2. Kondisi Internal

a) Pertumbuhan ekonomi yang tinggi jika tidak disertai dengan pemerataan pembangunan akan

berdampak terhadap ketimpangan pendapatan dan ketimpangan pembagian porsi

pembangunan.Dalam rangka untuk menciptakan pemerataan perlu adanya kebijakan strategis

melalui APBD dengan mengacu pada nilai manfaat dan keberlanjutan. Keberpihakan APBD

terhadap kepentingan masyarakat diwujudkan dalam program kegiatan satuan unit kerja yang

berorientasi terhadap kepentingan publik, sehingga melalui penyaluran dana Dana Hibah, CSR

dan lain - lain program pemberdayaan yang langsung kepada masyarakat dan

Kelurahan/Kecamatan diharapkan dapat menjadi stimulan peningkatan produktifitas

masyarakat;

b) Perencanaan pendapatan merupakan perkiraan yang terukur secara residual yang dapat

diperoleh di setiap sumber pendapatan. Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD

merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum

penerimaannya. Sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas efisiensi pengeluaran;

c) Perkiraan penerimaan dari dana perimbangan cenderung konstan, dengan memperhatikan

peraturan perundangan yang ada dan baru dicatat sebagai penerimaan sepanjang telah

ditetapkan dalam anggaran pemberi bantuan;

d) Belanja yang dianggarkan merupakan batas efisiensi pengeluaran. Belanja daerah harus

digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah

kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan. Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi

kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,

Page 32: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

III.3 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan

sosial. Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

yang telah ditetapkan. Belanja daerah diperkirakan naik dengan adanya beberapa kebijakan

pemerintah pusat yang harus dilaksanakan oleh daerah;

e) Pemerintah daerah masih menghadapi permasalahan pokok pada tahun 2017 untuk

mengurangi kemiskinan menjadi sebesar 18% dan pengangguran terbuka berada pada kisaran

5%;

f) Sebagaimana dimaklumi bahwa pembentukan modal dan PDRB Kabupaten Rembang secara

teoritis dan statistik tidak hanya dipengaruhi oleh variabel investasi APBD Kabupaten Rembang

semata tetapi juga dipengaruhi oleh variabel lain seperti dana Dekonsentrasi, APBD Provinsi,

APBN, Swasta, Swadaya masyarakat dan sumber-sumber pembiayaan lainnya, sehingga

kebijakan penganggaran yang komprehensif dan peka terhadap perubahan lingkungan harus

selalu dipertimbangkan.

3.2. Lain - lain Asumsi

a) Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat mengikat dan belanja

yang bersifat wajib untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan pelayanan dasar

masyarakat sesuai dengan kebutuhan Tahun Anggaran 2017;

b) Penggunaan DBHCHT diarahkan untuk melaksanakan pembinaan industri, pembinaan

lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai dan pemberantasan barang kena

cukai palsu (cukai ilegal) sesuai Peraturan Mentari Keuangan yang dijabarkan dengan

keputusan gubernur;

c) Dalam rangka peningkatan bidang pendidikan, alokasi anggaran fungsi pendidikan

diupayakan sekurang - kurangnya 20% dari belanja daerah, termasuk dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dari APBD;

d) Dalam rangka peningkatan bidang kesehatan, alokasi anggaran urusan kesehatan sekurang

- kurangnya 10 % dari total belanja APBD di luar gaji;

e) Program dan Kegiatan yang dibiayai dari dana transfer dan sudah jelas peruntukannya

seperti Dana Darurat, Dana Bencana Alam, DAK Fisik dan DAK Non Fisik dan bantuan

keuangan yang bersifat khusus serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/

atau mendesak lainnya, yang belum cukup tersedia dan/ atau belum dianggarkan dalam

APBD, dapat dilaksanakan mendahului Penetapan Peraturan Daerah tentang Perubahan

APBD, dengan persetujuan Pimpinan DPRD;

f) Mendorong kegiatan dalam bentuk kerjasama antar pemerintah dan/ atau swasta sesuai

peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Page 33: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.1 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

4.1. Kebijakan Perencanaan Pendapatan Daerah tahun anggaran 2017

Penyusunan anggaran tahun 2017 ini secara umum disusun secara rasional dengan

memperhatikan kondisi keuangan daerah dan skala prioritas pembangunan Daerah, dalam hal ini

belanja daerah tidak akan melampaui kemampuan pendapatan dan pembiayaan daerah. Prinsip

dalam pengelolaan keuangan maka pendapatan daerah diproyeksikan pada besaran pendapatan

yang optimis tercapai, sedangkan pada sisi belanja adalah merupakan batas tertinggi yang dapat

dibelanjakan.

4.1.1 Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2017 merupakan

perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya.

4.1.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal -

hal sebagai berikut :

1) Penganggaran pajak daerah dan retribusi daerah :

a. Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang berpedoman

pada Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012 tentang

Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin

Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

b. Perkiraan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2017 yang berpotensi memberikan

pengaruh terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta

realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya.

c. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10%

(sepuluh persen), termasuk yang dibagihasilkan pada kabupaten/kota,

dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta

peningkatan moda dan sarana transportasi umum sebagaimana diamanatkan

dalam Pasal 8 ayat (5) Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009.

d. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun

bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh persen)

untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh

aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 31 Undang -

Undang Nomor 28 Tahun 2009.

e. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Penerangan Jalan sebagian dialokasikan

untuk penyediaan penerangan jalan sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 56

ayat (3) Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009.

KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN

PEMBIAYAAN DAERAH

BAB IV

Page 34: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.2 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

f. Pendapatan yang bersumber dari Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan

Tenaga Kerja Asing (IMTA) dialokasikan untuk mendanai penerbitan dokumen

izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan, biaya dampak

negatif dari perpanjangan IMTA, dan kegiatan pengembangan keahlian dan

keterampilan tenaga kerja lokal dan diatur dalam peraturan daerah sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2012.

g. Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim kepada Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (PD) atau Unit Kerja pada PD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan

Keuangan-Badan Layanan Umum Daerah (PPKBLUD), dianggarkan pada akun

pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah,

obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi

Pelayanan Kesehatan.

2) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan

rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan

memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam

jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah. Pengertian

rasionalitas dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan:

a. Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi pemupukan laba (profit

oriented) adalah mampu menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka

meningkatkan PAD; dan

b. Bagi perusahaan daerah yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum (public

service oriented) adalah mampu meningkatkan baik kualitas maupun cakupan

layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3) Penganggaran Lain - lain PAD Yang Sah:

a. Pendapatan hasil pengelolaan dana bergulir sebagai salah satu bentuk investasi

jangka panjang non permanen, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok

PAD, jenis Lain - lain PAD Yang Sah, obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir,

rincian obyek Hasil Pengelolaan Dana Bergulir dari Kelompok Masyarakat

Penerima.

b. Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan pada akun

pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa

Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai

peruntukannya.

c. Pendapatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan

Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah daerah yang belum menerapkan PPK-

BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada

Page 35: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.3 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

FKTP Milik Pemerintah Daerah dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor

900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014 Hal Petunjuk Teknis Penganggaran,

Pelaksanaan dan Penatausahaan serta Pertanggungjawaban Dana Kapitasi

Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP Milik Pemerintah Daerah.

4.1.1.2. Dana Perimbangan

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan

memperhatikan hal - hal sebagai berikut :

1) Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

Penganggaran Dana Bagi Hasil (DBH) Pendapatan DBH-Pajak yang terdiri atas

DBH-Pajak Bumi dan Bangunan (DBH- PBB) selain PBB Perkotaan dan Perdesaan,

DBH-Pajak Penghasilan (DBH-PPh) dan DBH-Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT)

dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Perkiraan Alokasi DBH-

Pajak Tahun Anggaran 2015. Apabila Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum

ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada: (1) Realisasi

pendapatan DBH-Pajak 3 (tiga) tahun terakhir yaitu Tahun Anggaran 2013, Tahun

Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2011; atau (2) Informasi resmi dari Kementerian

Keuangan mengenai daftar alokasi transfer ke daerah Tahun Anggaran 2017.

Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan tentang perkiraan alokasi DBH-Pajak di

luar DBH-CHT ditetapkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran

2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DBH Pajak

dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau

dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2017. Penggunaan DBH-CHT diarahkan untuk meningkatkan

kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi

ketentuan di bidang cukai dan/atau pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai

illegal) sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang dijabarkan dengan keputusan

gubernur.

2) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) :

DAU dialokasikan sesuai Peraturan Presiden tentang Dana Alokasi Umum Daerah

Provinsi, Kabupaten, dan Kota Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Presiden

dimaksud belum ditetapkan, maka penganggaran DAU didasarkan pada :

a. Alokasi DAU daerah provinsi, kabupaten dan kota Tahun Anggaran 2017 yang

diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan; atau

b. Surat Edaran Menteri Keuangan setelah Rancangan Undang-Undang tentang

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2017 disetujui

bersama antara Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(DPR-RI).

Apabila Peraturan Presiden atau informasi resmi oleh Kementerian Keuangan

atau Surat Edaran Menteri Keuangan dimaksud belum diterbitkan, maka penganggaran

Page 36: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.4 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

DAU tersebut didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran 2014. Apabila Peraturan

Presiden atau informasi resmi oleh Kementerian Keuangan atau Surat Edaran Menteri

Keuangan tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun

Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DAU

dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau

dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2016.

3) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK):

DAK dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun

Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum ditetapkan,

maka penganggaran DAK didasarkan pada:

a. Alokasi DAK daerah provinsi dan kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 yang

diinformasikan secara resmi oleh Kementerian Keuangan; atau Surat Edaran

Menteri Keuangan setelah Rancangan Undang - Undang tentang APBN Tahun

Anggaran 2017 disetujui bersama antara Pemerintah dan DPR-RI. Penyediaan

dana pendamping atau sebutan lainnya hanya diperkenankan untuk kegiatan yang

telah diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, seperti DAK sebagaimana

diamanatkan Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004, penerimaan hibah dan

bantuan luar negeri sepanjang mempersyaratkan dana pendamping dari APBD

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang

Hibah Daerah.

b. Daerah penerima DAK Tahun Anggaran 2017 dapat melakukan optimalisasi

penggunaan DAK dengan merencanakan dan menganggarkan kembali kegiatan

DAK Tahun Anggaran 2017 dalam APBD Tahun Anggaran 2017 untuk kegiatan

DAK bidang yang sama dengan mengacu pada petunjuk teknis yang telah

ditetapkan sepanjang akumulasi nilai kontrak kegiatan bidang DAK tersebut lebih

kecil dari pagu bidang DAK tersebut, sesuai maksud Pasal Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 183/PMK.07/2013 tentang Pelaksanaan dan

Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah. Sisa DAK yaitu dana DAK

yang telah disalurkan pemerintah kepada pemerintah daerah dan tidak

seluruhnya habis digunakan, sedangkan target kinerja kegiatan DAK sudah

tercapai dan/atau target kinerja kegiatan DAK belum tercapai, dianggarkan dalam

APBD Tahun Anggaran 2017 dengan ketentuan: (1) Apabila target kinerja

kegiatan DAK sudah tercapai, sisa DAK dimaksud dianggarkan dalam APBD Tahun

Anggaran 2017 untuk menambah volume/target capaian program dan kegiatan

pada bidang DAK yang sama dan/atau untuk mendanai kegiatan pada idang DAK

tertentu sesuai prioritas nasional dengan menggunakan petunjuk teknis tahun

anggaran sebelumnya atau petunjuk teknis Tahun Anggaran 2017. (2) Dalam hal

target kinerja kegiatan DAK belum tercapai, sisa DAK dimaksud dianggarkan

dalam APBD Tahun Anggaran 2017 untuk mendanai kegiatan yang sesuai pada

Page 37: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.5 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

bidang DAK yang sama sesuai prioritas nasional dengan menggunakan petunjuk

teknis tahun anggaran sebelumnya. Kegiatan yang dibiayai dari sisa DAK harus

selesai dan dapat dimanfaatkan pada akhir tahun anggaran berkenaan.

4.1.1.3. Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari Lain-Lain Pendapatan

Daerah Yang Sah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Penganggaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dialokasikan sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Bantuan

Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan

dimaksud belum ditetapkan, penganggaraan dana BOS tersebut didasarkan pada

alokasi dana OS Tahun Anggaran 2015. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut

diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan,

maka pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi Dana BOS dimaksud pada

peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan

dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun

Anggaran 2015;

2) Penganggaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) dialokasikan sesuai dengan Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru

Pegawai Negeri Sipil Daerah Tahun Anggaran 2017. Dalam hal Peraturan Menteri

Keuangan dimaksud belum ditetapkan, penganggaraan TPG tersebut didasarkan pada

alokasi TPG Tahun Anggaran 2015 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran

2014. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut diterbitkan setelah peraturan

daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah

harus menyesuaikan alokasi TPG dimaksud pada peraturan daerah tentang

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi

pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015.

Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan tersebut diterbitkan setelah peraturan daerah

tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus

menyesuaikan alokasi Dana Otonomi Khusus dimaksud pada peraturan daerah

tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi

pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017;

3) Penganggaran Penganggaran Dana Otonomi Khusus dialokasikan sesuai dengan

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Otonomi

Khusus Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Menteri Keuangan dimaksud belum

ditetapkan, maka penganggaran Dana Otonomi Khusus tersebut didasarkan pada

alokasi Dana Otonomi Khusus Tahun Anggaran 2015 dengan memperhatikan realisasi

Tahun Anggaran 2014. Dalam hal Peraturan Menteri Keuangan tersebut diterbitkan

setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka

pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi Dana Otonomi Khusus dimaksud

pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau

Page 38: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.6 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

dicantumkan dalam LRA bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2017;

4) Penganggaran Dana Insentif Daerah (DID) dialokasikan sesuai dengan Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Insentif Daerah

Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut diterbitkan

setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka

pemerintah daerah harus menyesuaikan alokasi DID dimaksud pada peraturan

daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA

bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran

2015;

5) Penganggaran Dana Transfer lainnya dialokasikan sesuai dengan Peraturan Menteri

Keuangan mengenai Pedoman Umum dan Alokasi Dana Transfer lainnya Tahun

Anggaran 2017. Apabila Peraturan Menteri Keuangan tersebut diterbitkan setelah

peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah

daerah harus menyesuaikan alokasi Dana Transfer lainnya dimaksud pada peraturan

daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA

bagi pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran

2017. Pendapatan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota yang bersumber dari dana

transfer lainnya, penggunaannya harus berpedoman pada masing - masing

Peraturan/Petunjuk Teknis yang melandasi penerimaan dana transfer lainnya

dimaksud;

6) Penganggaran pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak

Daerah yang diterima dari pemerintah provinsi didasarkan pada alokasi belanja Bagi

Hasil Pajak Daerah dari pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2017. Dalam hal

penetapan APBD kabupaten/kota Tahun Anggaran 2017 mendahului penetapan

APBD provinsi Tahun Anggaran 2017, penganggarannya didasarkan pada alokasi

Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2015 dengan memperhatikan realisasi Bagi

Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2014, sedangkan bagian pemerintah

kabupaten/kota yang belum direalisasikan oleh pemerintah provinsi akibat

pelampauan target Tahun Anggaran 2014, ditampung dalam peraturan daerah

tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi

pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017;

7) Pendapatan daerah yang bersumber dari bantuan keuangan, baik yang bersifat umum

maupun bersifat khusus yang diterima dari pemerintah provinsi atau pemerintah

kabupaten/kota lainnya dianggarkan dalam APBD penerima bantuan, sepanjang

sudah dianggarkan dalam APBD pemberi bantuan. Apabila pendapatan daerah yang

bersumber dari bantuan keuangan tersebut diterima setelah peraturan daerah

tentang APBD Tahun Anggaran 2017 ditetapkan, maka pemerintah daerah harus

menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada peraturan daerah tentang

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 atau dicantumkan dalam LRA bagi

pemerintah daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017.

Page 39: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.7 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Dalam hal bantuan keuangan tersebut diterima setelah penetapan peraturan daerah

tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, maka bantuan keuangan tersebut

ditampung dalam LRA pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota

penerima bantuan;

8) Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah, pemerintah

daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam

negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat

dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak

ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian

pendapatan dimaksud. Untuk kepastian pendapatan hibah yang bersumber dari

pemerintah daerah lainnya tersebut didasarkan pada perjanjian hibah antara Kepala

Daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku pemberi dengan Kepala Daerah/pejabat

yang diberi kuasa selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang

bersumber dari pihak ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak

ketiga selaku pemberi dengan Kepala Daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku

penerima. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan

pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang

Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode

rekening berkenaan;

9) Penganggaran pendapatan yang bersumber dari sumbangan pihak ketiga, baik dari

badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat maupun

perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau

pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan dalam

APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud. Dari aspek teknis

penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan pada akun pendapatan,

kelompok pendapatan Lainlain Pendapatan Daerah Yang Sah, dan diuraikan ke dalam

jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode rekening berkenaan;

10) Dalam hal pemerintah daerah memperoleh dana darurat dari pemerintah

dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok Lain - lain Pendapatan Daerah Yang

Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan Dana Darurat.

4.1.2. Belanja Daerah

Penganggaran Belanja daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan

pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Belanja

penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak

serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan

Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Pemerintah daerah menetapkan target

capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun

Page 40: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.8 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran

dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus

memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki korelasi langsung dengan keluaran

yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan

target kinerjanya.

4.1.2.1 Belanja Tidak Langsung

Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal - hal sebagai berikut:

4.1.2.1.1. Belanja Pegawai:

1) Penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD)

disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang - undangan serta

memperhitungkan rencana pemberian THR, pemberian gaji 13 dan 14;

2) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai

formasi pegawai Tahun 2017;

3) Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan

pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress

yang besarnya maksimum 2,5% (dua koma lima persen) dari jumlah belanja pegawai

untuk gaji pokok dan tunjangan;

4) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan pada APBD

Tahun Anggaran 2017 dengan mempedomani Undang - Undang Nomor 40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang - Undang Nomor 24 Tahun

2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden

Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan

Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Terkait dengan hal

tersebut, penyediaan anggaran untuk pengembangan cakupan penyelenggaraan

jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota

DPRD serta PNSD di luar cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang

disediakan oleh BPJS, tidak diperkenankan dianggarkan dalam APBD;

5) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala

Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD serta PNSD dibebankan

pada APBD dengan mempedomani Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang

- Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2013

tentang Perubahan Kesembilan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993

tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan

Presiden Nomor 109 Tahun 2013 tentang Penahapan Kepesertaan Program Jaminan

Sosial;

6) Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus memperhatikan kemampuan

keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan kriterianya

Page 41: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.9 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan kepala daerah sebagaimana diatur

dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006,

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

7) Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah;

8) Tunjangan profesi guru PNSD dan dana tambahan penghasilan guru PNSD yang

bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2017 melalui dana transfer ke daerah

dianggarkan dalam APBD pada jenis belanja pegawai, dan diuraikan ke dalam obyek

dan rincian obyek belanja sesuai dengan kode rekening berkenaan.

4.1.2.1.2. Belanja Bunga

Bagi daerah yang belum memenuhi kewajiban pembayaran bunga pinjaman, baik

jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang supaya dianggarkan

pembayarannya dalam APBD Tahun Anggaran 2017.

4.1.2.1.3. Belanja Subsidi

Pemerintah daerah dapat menganggarkan belanja subsidi kepada

perusahaan/lembaga tertentu yang menyelenggarakan pelayanan publik, antara lain

dalam bentuk penugasan pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service

Obligation). Belanja Subsidi tersebut hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga

tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya

belinya terbatas. Perusahaan/lembaga tertentu yang diberi subsidi tersebut

menghasilkan produk yang merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup

orang banyak. Sebelum belanja subsidi tersebut dianggarkan dalam APBD Tahun

Anggaran 2015, perusahaan/lembaga penerima subsidi harus terlebih dahulu dilakukan

audit sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan

Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 41 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.

4.1.2.1.4. Belanja Hibah dan Bantuan Sosial

Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD

mempedomani peraturan kepala daerah yang telah disesuaikan dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Pemberian Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan

Dan Belanja Daerah, serta pelaksanaan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah pasal 298 tentang penerima Hibah dan Bansos.

Page 42: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.10 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

4.1.2.1.5. Belanja Bagi Hasil Pajak

1) Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumberdari pendapatan

pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus mempedomani

Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009. Tata cara penganggaran dana bagi hasil

tersebut harus memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada Tahun

Anggaran 2017, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2015 yang belum

direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota ditampung dalam Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2015 atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah

yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015.

2) Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf c dan ayat (3) Undang - Undang

Nomor 6 Tahun 2014, pemerintah kabupaten/kota menganggarkan belanja Bagi

Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah kepada pemerintah desa paling sedikit

10% (sepuluh per seratus) dari pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota.

3) Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan Bagi Hasil Pajak Daerah dari

pemerintah provinsi untuk pemerintah kabupaten/kota dan pendapatan Bagi Hasil

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dari pemerintah kabupaten/kota untuk

pemerintah desa dalam APBD harus diuraikan ke dalam daftar nama pemerintah

kabupaten/kota dan pemerintah desa selaku penerima sebagai rincian obyek

penerima bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah sesuai kode rekening

berkenaan.

4.1.2.1.6. Belanja Bantuan Keuangan

1) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota dapat menganggarkan

bantuan keuangan kepada pemerintah daerah lainnya yang didasarkan pada

pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan

pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya dan/atau menerima

manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut, sesuai kemampuan keuangan

masing - masing daerah. Pemberian bantuan keuangan dapat bersifat umum dan

bersifat khusus. Bantuan keuangan yang bersifat umum digunakan untuk

mengatasi kesenjangan fiskal dengan menggunakan formula antara lain variabel:

pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan luas wilayah

yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Bantuan keuangan yang bersifat

khusus digunakan untuk membantu capaian kinerja program prioritas pemerintah

daerah penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan penerima bantuan. Pemanfaatan bantuan keuangan yang

bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi bantuan.

2) Bantuan keuangan kepada partai politik dianggarkan pada jenis belanja bantuan

keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian

obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan. Besaran

penganggaran bantuan keuangan kepada partai politik berpedoman kepada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata

Page 43: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.11 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan

Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24

Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam

APBD, Pengajuan, Penyaluran, dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan

Bantuan Keuangan Partai Politik.

3) Dalam rangka pelaksanaan Pasal 72 ayat (1) huruf b dan ayat (2) Undang - Undang

Nomor 6 Tahun 2014, pemerintah kabupaten/kota menganggarkan alokasi dana

untuk desa dan desa adat yang diterima dari APBN dalam jenis belanja bantuan

keuangan kepada pemerintah desa dalam APBD kabupaten/kota Tahun Anggaran

2015 untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta

pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Selain itu, pemerintah

kabupaten/kota menganggarkan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk pemerintah desa

dalam jenis belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa paling sedikit 10%

(sepuluh per seratus) dari dana perimbangan yang diterima oleh kabupaten/kota

dalam APBD Tahun Anggaran 2015 setelah dikurangi DAK sebagaimana diatur

dalam Pasal 72 ayat (4) dan ayat (6) Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014.

Selanjutnya, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota memberikan bantuan

keuangan lainnya kepada pemerintah desa, sebagaimana diatur dalam Pasal 72

ayat (1) huruf e Undang - Undang Nomor 6 Tahun 2014. Dari aspek teknis

penganggaran, dalam APBD pemberi bantuan keuangan, belanja bantuan keuangan

tersebut harus diuraikan daftar nama pemerintah daerah/desa selaku penerima

bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan keuangan sesuai kode

rekening berkenaan.

4.1.2.1.7. Belanja Tidak Terduga

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan

mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2015 dan kemungkinan adanya kegiatan

- kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh

pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan

yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan

tanggap darurat bencana, penanggulangan bencana alam dan bencana sosial, yang tidak

tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2015, termasuk

pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun - tahun sebelumnya.

Page 44: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.12 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

4.1.2.2. Belanja Langsung

Penganggaran belanja langsung dalam APBD digunakan untuk pelaksanaan urusan

pemerintahan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penganggaran belanja

langsung dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat

dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan

keberpihakan pemerintah daerah kepada kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja untuk

setiap program dan kegiatan mempedomani SPM yang telah ditetapkan, Analisis Standar Belanja

(ASB), dan standar satuan harga. ASB dan standar satuan harga ditetapkan dengan keputusan

kepala daerah dan digunakan sebagai dasar penyusunan RKA-PD dan RKA-PPKD. Selain itu,

penganggaran belanja barang dan jasa agar mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan

usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan

sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan

pemerintah daerah memperhatikan hal - hal sebagai berikut :

4.1.2.2.1. Belanja Pegawai

Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium

bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas

dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu

pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud.

Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD

dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non

PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap

efektifitas pelaksanaan kegiatan dimaksud dengan memperhatikan pemberian

Tambahan Penghasilan bagi PNSD dan pemberian Insentif Pemungutan Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah sesuai ketentuan. Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD

dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

4.1.2.2.2. Belanja Barang dan Jasa

1) Pemberian jasa narasumber/tenaga ahli dalam kegiatan dianggarkan pada jenis

Belanja Barang dan Jasa dengan menambahkan obyek dan rincian obyek belanja

baru serta besarannya ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.

2) Penganggaran uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat hanya

diperkenankan dalam rangka pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat

perlombaan atau penghargaan atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut

dianggarkan pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekening berkenaan.

3) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang

didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi PD, jumlah pegawai dan volume

pekerjaan serta memperhitungkan estimasi sisa persediaan barang Tahun Anggaran

2017.

4) Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang

tidak mampu sesuai dengan Undang - Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang -

Page 45: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.13 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012

tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor

12 Tahun 2013 sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun

2013, yang tidak menjadi cakupan penyelenggaraan jaminan kesehatan melalui BPJS

yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah dapat menganggarkannya dalam

bentuk program dan kegiatan pada PD yang menangani urusan kesehatan pemberi

pelayanan kesehatan.

5) Penganggaran belanja yang bersumber dari dana kapitasi Jaminan Kesehatan

Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah

yang belum menerapkan PPK-BLUD mempedomani Peraturan Presiden Nomor 32

Tahun 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun 2014 tentang

Penggunaan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional Untuk Jasa Pelayanan

Kesehatan dan Dukungan Biaya Operasional Pada FKTP Milik Pemerintah Daerah

dan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/2280/SJ tanggal 5 Mei 2014.

6) Penganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

milik pemerintah daerah dialokasikan pada masing - masing PD sesuai amanat Pasal

6 ayat (3) Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan besarannya sesuai dengan

masing - masing peraturan daerah.

7) Pengadaan barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada

tahun anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.

Pengadaan belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak

ketiga/masyarakat pada tahun anggaran berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar

harga beli/bangun barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak

ketiga/masyarakat ditambah seluruh belanja yang terkait dengan

pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan.

8) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi

banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri,

dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta

memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan

dengan substansi kebijakan pemerintah daerah. Hasil kunjungan kerja dan studi

banding dilaporkan sesuai peraturan perundang - undangan. Khusus penganggaran

perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun

2005 tentang Perjalanan Dinas Luar Negeri dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pedoman Perjalanan Dinas Ke Luar Negeri Bagi

Pejabat/Pegawai di lingkungan pimpinan serta Anggota DPRD.

9) Dalam rangka memenuhi kaidah - kaidah pengelolaan keuangan daerah,

penganggaran belanja perjalanan dinas harus memperhatikan aspek

pertanggungjawaban sesuai biaya riil atau lumpsum, khususnya untuk hal - hal

sebagai berikut: (a) Sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya

riil, Komponen sewa kendaraan hanya diberikan untuk Gubernur/Wakil Gubernur,

Bupati/Wakil Bupati, Walikota/Wakil Walikota Pimpinan DPRD Provinsi; (b) Biaya

Page 46: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.14 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

transportasi dibayarkan sesuai dengan biaya riil; (c) Biaya penginapan dibayarkan

sesuai dengan biaya riil; Dalam hal pelaksana perjalanan dinas tidak menggunakan

fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya, kepada yang bersangkutan diberikan

biaya penginapan sebesar 30% (tiga puluh persen) dari tarif hotel di kota tempat

tujuan sesuai dengan tingkatan pelaksana perjalanan dinas dan dibayarkan secara

lumpsum, (d) Uang harian dan uang representasi dibayarkan secara lumpsum.

Standar satuan harga perjalanan dinas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah,

dengan mempedomani besaran satuan biaya yang berlaku dalam APBN sebagaimana

diatur dengan peraturan perundang - undangan, Penyediaan anggaran untuk

perjalanan dinas yang mengikutsertakan non PNSD diperhitungkan dalam belanja

perjalanan dinas. Tata cara penganggaran perjalanan dinas dimaksud mengacu pada

ketentuan perjalanan dinas yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

10) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau

sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumberdaya manusia Pimpinan dan

Anggota DPRD serta pejabat/staf pemerintah daerah, yang tempat

penyelenggaraannya di luar daerah harus dilakukan sangat selektif dengan

mempertimbangkan aspek - aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang akan

diperoleh dari kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau

sejenisnya guna pencapaian efektifitas penggunaan anggaran daerah. Dalam rangka

orientasi dan pendalaman tugas Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi dan DPRD

Kabupaten/Kota agar berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57

Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman Tugas Anggota DPRD

Provinsi danDPRD Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2011 tentang Pedoman Orientasi dan Pendalaman

Tugas Anggota DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

11) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan pelatihan,

bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk menggunakan fasilitas aset

daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah.

12) Penganggaran pemeliharaan barang milik daerah yang berada dalam

penguasaannya mempedomani Pasal 46 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 27

Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Pasal 48

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah.

4.1.2.2.3. Belanja Modal

1) Pemerintah daerah harus memprioritaskan alokasi belanja modal pada APBD Tahun

Anggaran 2017 untuk pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana yang

terkait dengan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

2) Penganggaran untuk pengadaan kebutuhan barang milik daerah dan pemeliharaan

barang milik daerah menggunakan dasar perencanaan kebutuhan dan pemeliharaan

Page 47: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.15 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah

Nomor 27 Tahun 2014 dan Pasal 7 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17

Tahun 2007. Selanjutnya, untuk pengadaan barang milik daerah juga

memperhatikan standar sarana dan prasarana kerja berdasarkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana

Kerja Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana

Kerja Pemerintahan Daerah. Khusus penganggaran untuk pembangunan gedung

dan bangunan milik daerah mempedomani Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun

2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

3) Penganggaran pengadaan tanah untuk kepentingan umum mempedomani

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pengadaan

Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya Operasional dan Biaya Pendukung

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Yang Bersumber Dari APBD.

4) Penganggaran belanja modal digunakan untuk pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pengadaan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12

(dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan. Nilai asset tetap

berwujud yang dianggarkan dalam belanja modal sebesar harga beli/bangun aset

ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset

sampai aset tersebut siap digunakan, sesuai maksud Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2)

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana diubah

beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun

2011.

4.1.2.2.4. Surplus/Defisit APBD

1) Surplus atau defisit APBD adalah selisih antara anggaran pendapatan daerah

dengan anggaran belanja daerah.

2) Dalam hal APBD diperkirakan surplus, penggunaan surplus tersebut diutamakan

untuk pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian

pinjaman kepada pemerintah pusat/pemerintah daerah lain dan/atau pendanaan

belanja peningkatan jaminan sosial. Pendanaan belanja peningkatan jaminan sosial

tersebut diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan pelayanan dasar

masyarakat yang dianggarkan pada PD yang secara fungsional terkait dengan

tugasnya melaksanakan program dan kegiatan tersebut.

Page 48: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.16 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

3) Dalam hal APBD diperkirakan defisit, pemerintah daerah menetapkan penerimaan

pembiayaan untuk menutup deficit tersebut, yang bersumber dari sisa lebih

perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil

penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, dan/atau

penerimaan kembali pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.

4) Pemerintah Daerah wajib mempedomani penetapan batas maksimal defisit APBD

Tahun Anggaran 2017 yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan melaporkan

posisi surplus/deficit APBD kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan

setiap semester Tahun Anggaran 2015. Pelanggaran terhadap ketentuan dimaksud,

dapat dilakukan penundaan atas penyaluran dana perimbangan.

4.1.3. Pembiayaan Daerah

Secara rinci kebijakan pembiayaan Kabupaten Rembang tahun 2017 adalah sebagai berikut:

4.1.3.1. Penerimaan Pembiayaan

1) Penerimaan dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) dihitung hanya

menampung sisa anggaran dari kegiatan/proyek yang tidak dapat terserap anggarannya;

2) Penerimaan dari pinjaman daerah tidak dianggarkan pada Tahun 2017;

3) Penerimaan pihak ketiga dari Uang Jasa Bongkar direncanakan sesuai perkembangan

perizinan reklame;

4) Penerimaan kembali kredit bergulir diasumsikan berdasarkan realisasi tahun 2016.

4.1.3.2 Pengeluaran Pembiayaan

1) Penyertaan modal kepada perusahaan daerah dialokasikan berpedoman pada peraturan

daerah atau ketentuan lain yang mengatur mengenai penyertaan modal;

2) Pembayaran utang pokok diprioritaskan pada pembayaran utang pokok yang jatuh

tempo pada tahun 2017 serta tunggakan tahun sebelumnya.

4.2. Target Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2017

4.2.1. Target Pendapatan Daerah Meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan

Lain - Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

4.2.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pada tahun 2017 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan naik sebesar Rp.

34,592,585,655,- dari tahun 2016 yaitu Rp.180,807,678,500,- menjadi Rp.

215,400,264,155,-, dengan rincian :

Page 49: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.17 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel 4.1.

Proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) KUA Tahun 2017

NO URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun

2017 SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

1.1 Pendapatan Asli Daerah 180,807,678,500 215,400,264,155 34,592,585,655

1.1.1 Pajak Daerah 38,153,500,000 45,678,500,000 7,525,000,000

1.1.2 Retribusi Daerah 27,853,821,500 21,133,688,500 (6,720,133,000)

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

6,340,000,000 8,215,000,000 1,875,000,000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

108,460,357,000 140,373,075,655 31,912,718,655

4.2.1.2. Dana Perimbangan

Penerimaan dana perimbangan untuk tahun 2017, dengan mempertimbangkan

realisasi penerimaan Dana Perimbangan pada Tahun 2017, penerimaan dana

perimbangan untuk tahun 2017 ditargetkan sebesar Rp. 863,620,472,211,- atau

turun sebesar Rp. 106,667,712,789.- dari tahun 2016. Penurunan proyeksi

Pendapatan dalam Rancangan KUA PPAS Tahun 2017 dikarenakan belum

memperhitungkan potensi pendapatan yang bersumber dari DAK Fisik dan DAK Non

Fisik (APBN), adapun rancangan Dana Perimbangan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2.

Proyeksi Dana Perimbangan KUA Tahun 2017

NO URAIAN APBD 2016 KUA – PPAS Tahun 2017

SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

1.2 Dana Perimbangan 970,288,185,000 863,620,472,211 (106,667,712,789)

Dana Transfer Umum

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

28,052,000,000 21,449,240,000 (6,602,760,000)

1.2.2 Dana Alokasi Umum 785,380,985,000 842,171,232,211 56,790,247,211

Dana Transfer Khusus -

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 156,855,200,000 - (156,855,200,000)

1.2.4 Dana Alokasi Khusus Non Fisik

Disisi lain, Rancangan lain - lain pendapatan yang sah pada Tahun 2017

ditargetkan sebesar Rp. 470,101,802,000,- atau naik sebesar Rp. 29,630,973,000

dibandingkan Tahun 2016. Kenaikan tersebut sebagian besar dari Dana Bagi Hasil

Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya.

Page 50: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.18 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel 4.2

Proyeksi Pendapatan KUA Tahun 2017

NO URAIAN APBD INDUK 2016 KUA PPAS 2017 BERTAMBAH

(BERKURANG)

1 2 3 4 5 = 4-3

1 PENDAPATAN DAERAH 1,596,566,692,500 1,554,122,538,366 (42,444,154,134)

1.1 Pendapatan Asli Daerah 180,807,678,500 215,400,264,155 34,592,585,655

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 38,153,500,000 45,678,500,000 7,525,000,000

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 27,853,821,500 21,133,688,500 (6,720,133,000)

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

6,340,000,000 8,215,000,000 1,875,000,000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

108,460,357,000 140,373,075,655 31,912,718,655

1.2 Dana Perimbangan 970,288,185,000 863,620,472,211 (106,667,712,789)

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

28,052,000,000 21,449,240,000 (6,602,760,000)

1.2.2 Dana Alokasi Umum 785,380,985,000 842,171,232,211 56,790,247,211

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 156,855,200,000 - (156,855,200,000)

-

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

445,470,829,000 475,101,802,000 29,630,973,000

1.3.1 Pendapatan Hibah 1,566,904,000 1,566,904,000 -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya

75,549,967,000 99,318,019,000 23,768,052,000

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

368,353,958,000 374,216,879,000 5,862,921,000

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

- -

Upaya - Upaya Pemerintah Daerah dalam Mencapai Target

Dalam rangka untuk mencapai target pendapatan sebagaimana tersebut diatas maka upaya

yang akan ditempuh adalah:

1) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak daerah dan retribusi daerah serta lain - lain

pendapatan yang sah sesuai dengan potensi pungutan;

2) Menyelenggarakan pelayanan prima melalui pengadaan sarana prasarana yang

memberikan kenyamanan dan keamanan serta memberikan pelayanan yang cepat dan

sederhana dengan didukung teknologi informasi yang memadai;

3) Pemantapan kelembagaan. sistem dan Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah;

4) Pengembangan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan

Pemerintah Pusat/Provinsi. PD Penghasil. serta mitra kerja dan Unit Kerja terkait lainnya

untuk mengoptimalkan penerimaan pendapatan dan pelayanan masyarakat;

5) Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah agar memberikan kontribusi

Pendapatan kepada Pemerintah Daerah;

6) Peningkatan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan pembagian dalam

Dana Perimbangan.

Page 51: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.19 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

4.2.1.3. Belanja Daerah

Kebijakan Terkait dengan Perencanaan Belanja Daerah Meliputi Perkiraan

Belanja Daerah Dengan berpedoman pada prinsip - prinsip penganggaran berbasis

kinerja, belanja daerah tahun 2017 disusun dengan pendekatan anggaran

performance based yang berorientasi pada pencapaian input yang direncanakan.

Belanja daerah tahun 2017 akan di pergunakan untuk mendanai pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten sesuai dengan amanat Undang -

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang terdiri dari

urusan wajib. urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau

bidang tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah Pusat, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.

Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban

daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar. pendidikan.

kesehatan. fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan

sistem jaminan sosial. Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan belanja tidak

langsung. Belanja langsung adalah belanja yang terkait langsung dengan

pelaksanaan kegiatan dan dapat diukur dengan capaian prestasi kerja yang telah

ditetapkan dengan fokus kegiatan pada pencapaian program prioritas daerah.

Kelompok belanja langsung ini terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa

serta belanja modal. Belanja yang bersifat strategis, dengan nilai yang besar dapat

dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku.

Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan

kegiatan yang dilaksanakan dan sukar diukur dengan capaian prestasi kerja yang

ditetapkan. Adapun yang termasuk dalam belanja tidak langsung adalah Belanja

Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan

Keuangan kepada Desa dan Belanja Tidak Terduga. Adapun rencana belanja tidak

langsung tersebut adalah sebagai berikut:

1) Belanja Pegawai

a. Belanja Gaji ;

b. Tunjangan Penghasilan Pegawai;

c. Gaji Bupati dan Wakil Bupati;

d. Gaji Anggota DPRD.

2) Bunga yaitu untuk membayar bunga pinjaman yang sudah jatuh tempo.

3) Hibah

4) Bantuan Sosial akan diberikan kepada masyarakat, lembaga swadaya

masyarakat, lembaga keagamaan, lembaga kemasyarakatan secara selektif dan

tidak terus menerus.

5) Belanja bagi hasil akan diberikan kepada desa yang secara berkelanjutan

mendukung upaya pencapaian dalama pembayaran pajak.

Page 52: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.20 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

6) Belanja bantuan keuangan

a. Insentif kepada Kepala Desa dan Perangkat desa;

b. Alokasi Dana Desa;

c. Bantuan Keuangan kepada Partai Politik.

7) Belanja tidak terduga direncanakan sebagai dana cadangan untuk kegiatan

bencana alam.

Kebijakan Umum APBD Tahun 2017 disusun dengan semangat yang kuat dan

fokus untuk melaksanakan program prioritas daerah sebagaimana diamanatkan

dalam RKPD Kabupaten Rembang Tahun 2017 serta dipergunakan sebesar -

besarnya untuk perbaikan kesejahteraan rakyat banyak. Disamping itu Pemerintah

juga akan melakukan efisiensi dan bahkan penghematan belanja barang yang tidak

produktif dan tidak prioritas, termasuk perjalanan dinas dan berbagai program -

program yang dianggap kurang bermanfaat. Pemerintah juga melakukan penajaman

belanja modal yang benar - benar sesuai dengan prioritas yang bertujuan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja dan

mengurangi kemiskinan. dengan memotong belanja modal yang kurang produktif

seperti pembangunan dan renovasi gedung pemerintah. Sumber dana yang ada

digunakan untuk belanja modal yang produktif yaitu pembangunan jalan, jembatan,

irigasi dan sarana prasarana perhubungan serta infrastruktur penting lainnya.

Sejalan dengan itu, juga dilakukan penyempurnaan baik dalam perencanaan dan

penganggaran alokasi belanja pemerintah daerah, maupun dalam perencanaan

rencana kerja dan anggaran PD.

Berdasarkan berbagai pertimbangan dan langkah - langkah kebijakan yang akan

ditempuh untuk mencapai sasaran pembangunan sebagaimana tertuang dalam

RKPD tahun 2017 tersebut, maka kebijakan yang diambil dalam Rancangan APBD

tahun 2017 adalah Anggaran belanja pemerintah Kabupaten Rembang direncanakan

jumlahnya mencapai Rp. 1,731,069,268,368,- adapun Outcome yang diharapkan dari

alokasi anggaran belanja pemerintah Kabupaten Rembang 2017 tersebut adalah

tercapainya pertumbuhan PDRB yang didorong oleh investasi pemerintah sebesar

20 persen serta pengeluaran pemerintah berupa belanja modal pemerintah setidak -

tidaknya 30%. Dengan stimulasi investasi sektor pemerintah tersebut. diharapkan

sasaran pertumbuhan ekonomi +- 5% di tahun 2017 dapat tercapai. Selain itu.

alokasi anggaran belanja pemerintah Daerah tahun 2017 tersebut diharapkan juga

akan dapat memberikan dampak pada berkurangnya tingkat pengangguran terbuka

sekitar 4,20% dari angkatan kerja dan berkurangnya angka kemiskinan sekitar

16,11%.

Page 53: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.21 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel 4.4.

Proyeksi Belanja KUA Tahun 2017

NO URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun

2017 SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

2. BELANJA DAERAH 1,937,216,565,110 1,731,069,268,368 (206,147,296,742)

-

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,151,214,323,000 1,098,095,502,721 (53,118,820,279)

2.1.1 Belanja Pegawai 808,954,601,000 735,747,865,000 (73,206,736,000)

2.1.2 Belanja Bunga 37,000,000 - (37,000,000)

2.1.3 Belanja Subsidi - - -

2.1.4 Belanja Hibah 8,237,928,000 30,015,835,500 21,777,907,500

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6,470,000,000 11,525,000,000 5,055,000,000

2.1.6 Belanja Bagi HasilPropinsi/Kabupaten/Kota dan Partai Politik

6,455,961,000 6,455,961,000 -

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Partai Politik

320,058,833,000 313,350,841,221 (6,707,991,779)

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000 1,000,000,000 -

-

2.2 Belanja Langsung 786,002,242,110 632,973,765,647 (153,028,476,463)

-

Jumlah Belanja 1,937,216,565,110 1,731,069,268,368 (206,147,296,742)

Surplus (devisit) (340,649,872,610) (176,946,730,002) 163,703,142,608

Upaya - Upaya Pemerintah Daerah dalam Kebijakan Belanja

1) Kebijakan Belanja berdasarkan Satuan Kerja Perangkat (PD)

Kebijakan Belanja PD Kabupaten Rembang tahun 2017 merupakan pelaksanaan alokasi

belanja program - program daerah didasarkan pada sinkronisasi dan integrasi kebijakan

menurut urusan pemerintahan serta telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Rembang

dengan memperhatikan hal - hal sebagai berikut :

a. Alokasi belanja ditetapkan berdasarkan indeks relevansi anggaran dengan

berpedoman pada RKPD tahun 2017 dengan merujuk pada prioritas pembangunan

daerah tahun 2017

b. Proporsi belanja difokuskan pada target pencapaian Indek Pembangunan Manusia

dengan tiga indikator yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Daya beli.

c. Proporsi anggaran diprioritaskan pada program prioritas daerah Tahun 2017

Berdasarkan kebijakan belanja tersebut maka pagu dari masing - masing PD adalah

sebagaimana tabel berikut :

Page 54: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.22 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel 4.5.

Pagu Masing - Masing Perangkat Daerah (PD) Tahun 2017

No. SKPD

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA LANGSUNG

JUMLAH

1 2 6 7 8=6+7

1 Dinpendikpora 506,720,533,000 80,280,996,700 587,001,529,700

2 Dinas Kesehatan 48,733,454,000 58,418,547,184 107,152,001,184

3 RSUD Dr R. SOETRASNO 25,088,890,000 102,205,367,000 127,294,257,000

4 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang

19,822,933,000 88,224,500,000 108,047,433,000

5 Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman

45,035,000,000 48,013,000,000 93,048,000,000

6 Bappeda 3,473,933,000 5,604,500,000 9,078,433,000

7 Dinas Perhubungan 5,714,844,000 16,338,000,000 22,052,844,000

8 Dinas Komunikasi Dan Informatika

- 1,356,000,000 1,356,000,000

9 Dinas Lingkungan Hidup 2,747,592,000 6,822,200,000 9,569,792,000

10 Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil

2,996,636,000 1,486,866,000 4,483,502,000

11 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

11,082,313,000 4,490,000,000 15,572,313,000

12 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana

6,204,433,000 8,362,752,000 14,567,185,000

13 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Ukm

10,045,813,000 18,275,769,000 28,321,582,000

14 Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

1,490,586,000 2,879,500,000 4,370,086,000

15 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat

5,125,577,500 2,129,002,000 7,254,579,500

16 Satpol Pp 3,525,496,000 4,621,500,000 8,146,996,000

17 Badan Penanggulangan Bencana Daerah

2,162,127,000 5,372,000,000 7,534,127,000

18 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 10,277,495,000 - 10,277,495,000

19 Bupati Dan Wakil Bupati 767,037,000 - 767,037,000

20 Setda 297,316,629,221 43,268,737,061 340,585,366,282

a Setda (Bagian Kesejahteraan Rakyat)

11,777,400,000 17,255,000,000 29,032,400,000

b Setda (Bagian Organisasi Kepegawaian)

- 570,000,000 570,000,000

c Setda (Bagian Umum) 13,633,383,000 17,740,500,000 31,373,883,000

d Setda (Bagian Humas) - 1,300,000,000 1,300,000,000

e Setda (Bagian Tata Pemerintahan) 271,905,846,221 2,105,212,061 274,011,058,282

f Setda (Bagian Hukum) - 1,915,000,000 1,915,000,000

g Setda (Bagian Adm Perekonomian)

- 958,025,000 958,025,000

h Setda (Bagian Adm Pembangunan) - 1,425,000,000 1,425,000,000

21 Sekretariat Dprd 3,918,796,000 30,478,291,000 34,397,087,000

22 Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

16,575,821,000 16,287,467,000 32,863,288,000

a (Skpd) 15,575,821,000 16,287,467,000 31,863,288,000

b (Ppkd) 1,000,000,000 - 1,000,000,000

23 Inspektorat Kabupaten 3,360,065,000 5,440,000,000 8,800,065,000

24 Bkd 3,767,503,000 6,149,500,000 9,917,003,000

25 Kecamatan Rembang 5,297,447,000 4,295,326,000 9,592,773,000

26 Kecamatan Kaliori 2,090,850,000 623,244,000 2,714,094,000

27 Kecamatan Sulang 1,855,144,000 3,954,200,000 5,809,344,000

Page 55: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.23 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

28 Kecamatan Sumber 1,725,568,000 698,139,000 2,423,707,000

29 Kecamatan Bulu 1,686,054,000 695,150,000 2,381,204,000

30 Kecamatan Lasem 2,037,944,000 689,731,600 2,727,675,600

31 Kecamatan Pancur 2,077,469,000 684,400,000 2,761,869,000

32 Kecamatan Sluke 1,525,858,000 885,770,000 2,411,628,000

33 Kecamatan Pamotan 1,668,157,000 677,500,000 2,345,657,000

34 Kecamatan Gunem 1,677,129,000 548,887,000 2,226,016,000

35 Kecamatan Sale 1,582,351,000 764,450,000 2,346,801,000

36 Kecamatan Kragan 1,953,432,000 852,830,460 2,806,262,460

37 Kecamatan Sedan 1,757,607,000 762,593,000 2,520,200,000

38 Kecamatan Sarang 2,164,526,000 522,960,000 2,687,486,000

39 Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan

2,048,742,000 3,025,082,000 5,073,824,000

40 Dinas Pertanian Dan Pangan 23,331,835,000 28,103,500,000 51,435,335,000

41 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata 3,025,298,000 6,724,130,000 9,749,428,000

42 Dinas Kelautan Dan Perikanan 4,636,585,000 21,961,377,642 26,597,962,642

JUMLAH 1,098,095,502,721 632,973,765,647 1,731,069,268,368

4.2.1.4. Pembiayaan Daerah

4.2.1.4.1. Kebijakan penerimaan pembiayaan

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah dimaksud untuk menutup

selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Adapun kebijakan

Penerimaan Pembiayaan Daerah. meliputi :

1). Sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) diprediksikan dari

pelampauan penerimaan PAD. pelampauan penerimaan dana perimbangan.

pelampauan penerimaan lain - lain pendapatan daerah yang sah. sisa

penghematan belanja atau akibat lainnya. kewajiban kepada pihak ketiga

sampai akhir tahun belum terselesaikan. kegiatan lanjutan.

2). Penerimaan kembali pemberian pinjaman terdiri dari dana talangan

pengadaan pangan dan dana bergulir.

4.2.1.4.2. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan Daerah berupa penyertaan modal sebesar

Rp.6,190,000,000.-

Tabel. 4.6.

Pembiayaan Daerah KUA Tahun 2017

NO

URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun

2017 SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

3. PEMBIAYAAN DAERAH -

-

3.1 Penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SILPA)

352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

Page 56: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.24 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

NO

URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun

2017 SELISIH

-

Jumlah penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

-

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

12,270,000,000 6,190,000,000 (6,080,000,000)

3.2.3 Pembayaran pokok utang 55,000,000 - (55,000,000)

-

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

Pembiayaan Netto 340,649,872,610 176,946,730,002 (163,703,142,608)

-

Page 57: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.25 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Tabel. 4.7.

Pendapatan. Belanja dan Pembiayaan Daerah KUA Tahun 2017

NO URAIAN APBD INDUK 2016 KUA PPAS 2017 BERTAMBAH

(BERKURANG)

1 2 3 4 5 = 4-3

1 PENDAPATAN DAERAH 1,596,566,692,500 1,554,122,538,366 (42,444,154,134)

1.1 Pendapatan Asli Daerah 180,807,678,500 215,400,264,155 34,592,585,655

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 38,153,500,000 45,678,500,000 7,525,000,000

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 27,853,821,500 21,133,688,500 (6,720,133,000)

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

6,340,000,000 8,215,000,000 1,875,000,000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

108,460,357,000 140,373,075,655 31,912,718,655

1.2 Dana Perimbangan 970,288,185,000 863,620,472,211 (106,667,712,789)

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

28,052,000,000 21,449,240,000 (6,602,760,000)

1.2.2 Dana Alokasi Umum 785,380,985,000 842,171,232,211 56,790,247,211

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 156,855,200,000 - (156,855,200,000)

-

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 445,470,829,000 475,101,802,000 29,630,973,000

1.3.1 Pendapatan Hibah 1,566,904,000 1,566,904,000 -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya

75,549,967,000 99,318,019,000 23,768,052,000

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 368,353,958,000 374,216,879,000 5,862,921,000

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

- -

-

2. BELANJA DAERAH 1,937,216,565,110 1,731,069,268,368 (206,147,296,742)

-

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,151,214,323,000 1,098,095,502,721 (53,118,820,279)

2.1.1 Belanja Pegawai 808,954,601,000 735,747,865,000 (73,206,736,000)

2.1.2 Belanja Bunga 37,000,000 - (37,000,000)

2.1.3 Belanja Subsidi - - -

2.1.4 Belanja Hibah 8,237,928,000 30,015,835,500 21,777,907,500

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6,470,000,000 11,525,000,000 5,055,000,000

2.1.6 Belanja Bagi HasilPropinsi/Kabupaten/Kota dan Partai Politik

6,455,961,000 6,455,961,000 -

2.1.7 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Partai Politik

320,058,833,000 313,350,841,221 (6,707,991,779)

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000 1,000,000,000 -

-

2.2 Belanja Langsung 786,002,242,110 632,973,765,647 (153,028,476,463)

-

Jumlah Belanja 1,937,216,565,110 1,731,069,268,368 (206,147,296,742)

surplus (devisit) (340,649,872,610) (176,946,730,002) 163,703,142,608

-

-

3. PEMBIAYAAN DAERAH -

-

3.1 Penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

Page 58: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.26 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

NO URAIAN APBD INDUK 2016 KUA PPAS 2017 BERTAMBAH

(BERKURANG)

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)

352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

-

Jumlah penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

-

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

12,270,000,000 6,190,000,000 (6,080,000,000)

3.2.3 Pembayaran pokok utang 55,000,000 - (55,000,000)

-

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

Pembiayaan Netto 340,649,872,610 176,946,730,002 (163,703,142,608)

-

3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

- - -

4.3. Kebijakan Pembangunan Daerah Dan Prioritas Pembangunan Nasional Yang Akan Dilaksanakan

Di Daerah

4.3.1. Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2017

Dalam rangka meningkatkan sinergitas pembangunan Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota,

maka perencanaan pembangunan Kabupaten Rembang Tahun 2017 disusun dengan

memperhatikan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional sebagai langkah harmonisasi

arah kebijakan pembangunan Presiden dan Wakil Presiden RI periode Tahun 2014 - 2019 serta

memperhatikan pula permasalahan pembangunan dan isu strategis daerah. Langkah operasional

untuk mewujudkan keterpaduan tersebut, sebagai berikut :

1) Mempedomani RPJPD Kabupaten Rembang Tahun 2005 - 2025;

2) Mempedomani RPJMD Kabupaten Rembang Tahun 2016 -2021;

3) Memperhatikan arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2015 - 2019

serta menyikapi dinamika kebijakan pembangunan nasional;

4) Memperhatikan capaian kinerja Tahun 2016 dan rencana target capaian Tahun 2017;

5) Memperhatikan dan mengantisipasi perkembangan dinamika lingkungan strategis internal

maupun eksternal;

6) Meningkatkan sinergitas dan kesinambungan kebijakan antara Pemerintah, Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Page 59: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.27 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

4.3.2. Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah

Tabel 4.8.

Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah

NO

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

NASIONAL 2017

PRIORITAS PEMBANGUNAN

JAWA TENGAH 2017

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

KABUPATEN REMBANG

2017

1 Menghadirkan kembali

negara untuk melindungi

segenap bangsa dan

memberi rasa aman pada

seluruh warga negara;

Peningkatan pengendalian

pemanfaatan ruang dalam

upaya pemulihan daya

dukung dan daya tampung

lingkungan serta pengurangan

potensi ancaman bencana;

Peningkatan pengendalian

pemanfaatan ruang dalam

upaya pemulihan daya

dukung dan daya tampung

lingkungan serta

pengurangan potensi

ancaman bencana

2 Membangun tata kelola

Pemerintahan yang bersih,

efektif, demokratis dan

terpercaya;

Peningkatan pelayanan

publik, penyelenggaraan tata

kelola pemerintahan dan

penciptaan kondusivitas

wilayah.

Peningkatan pelayanan

publik, penyelenggaraan

tata kelola pemerintahan

dan penciptaan

kondusivitas wilayah;

3 Membangun Indonesia

dari pinggiran dengan

memperkuat daerah -

daerah dan desa dalam

kerangka Negara

Kesatuan;

Optimalisasi pembangunan

infrastruktur dan

pengembangan teknologi

guna meningkatkan daya

saing daerah;

Optimalisasi pembangunan

infrastruktur dan

pengembangan teknologi

guna meningkatkan daya

saing daerah;

4 Memperkuat kehadiran

Negara dalam melakukan

reformasi sistem dan

penegakan hukum yang

bebas korupsi,

bermartabat dan

terpercaya

Akselerasi dalam

melaksanakan tata kelola

pemerintahan yang baik

dan perwujudan reformasi

birokrasi

5 Meningkatkan kualitas

hidup manusia dan

masyarakat Indonesia

Percepatan pengurangan

kemiskinan dan

pengangguran berdimensi

kewilayahan;

Peningkatan kualitas hidup

masyarakat dan perluasan

cakupan layanan sosial dasar;

Pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Rembang Tahun

2017 diproyeksikan sebesar

5 % +- 1%;

Percepatan penurunan

tingkat kemiskinan menjadi

16,11% pada Tahun 2017

yang didukung

pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas dan inflasi yang

terkendali melalui

pengurangan beban

pengeluaran dan

peningkatan pendapatan

masyarakat miskin;

Pembangunan pendidikan

melalui peningkatan

ketersediaan dan kualitas

sarana prasarana

pendidikan, peningkatan

akses dan pemerataan

pendididikan termasuk bagi

warga miskin;

Page 60: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.28 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

NO

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

NASIONAL 2017

PRIORITAS PEMBANGUNAN

JAWA TENGAH 2017

PRIORITAS

PEMBANGUNAN

KABUPATEN REMBANG

2017

Pembangunan kesehatan

melalui pemenuhan akses

dan mutu pelayanan

kesehatan bagi Ibu, bayi,

anak, remaja, lanjut usia

dan masyarakat miskin.

6 Meningkatkan

produktivitas rakyat dan

daya saing di pasar

internasional

Peningkatan perekonomian

daerah berbasis potensi

unggulan daerah;

Meningkatkan keterkaitan

dan keserasian

pembangunan antar sektor,

wilayah serta pelaku

pembangunan secara lebih

terpadu dan

berkesinambungan berbasis

pengembangan potensi

kawasan utamanya sebagai

upaya pemantapan

kesiapan dalam

implementasi Masyarakat

Ekonomi ASEAN

7 Mewujudkan kemandirian

ekonomi dengan

menggerakkan sektor -

sektor strategis ekonomi

domestik

Pengembangan kawasan

pesisir dan sentra

perikanan melalui

peningkatan kapasitas dan

akses terhadap sarana

produksi, infrastruktur,

teknologi dan pasar

perikanan, penegakan

hukum terkait unregulated

and unreported fishing;

8 Melakukan revolusi

karakter bangsa

Mengurangi disparitas

infrastruktur antar

wilayah, peningkatan

kinerja dan cakupan

pelayanan jaringan irigasi,

prasarana sumberdaya air,

pelabuhan, pengembangan

moda transportasi, sanitasi

dan air bersih untuk

meningkatkan daya saing

dan pemerataan

pembangunan antar

wilayah

9 Memperteguh

kebhinekaan dan

memperkuat restorasi

sosial

Membangun keterbukaan

informasi dan komunikasi

publik dengan pelibatan

seluruh stakeholder dan

komunitas masyarakat

berkebutuhan khusus guna

mendorong peran aktif

masyarakat dan menjamin

hak masyarakat dalam

pengambilan kebijakan

publik sebagai mekanisme

check and balances’

Page 61: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.29 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Page 62: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.30 KEBIJAKAN UMUM APBD TAHUN 2017

Dalam rangka menjamin terwujudnya sinergitas pelaksanaan Kebijakan Umum APBD Tahun

2017, perlu dilakukan pengelolaan pembangunan yang membutuhkan disiplin perilaku amanah

pada semua tingkatan. Dengan demikian diharapkan dapat tercapainya sasaran secara efektif dan

efisien, sehingga visi dan misi Pemerintah Kabupaten Rembang segera akan menjadi kenyataan

sesuai dengan tujuan. sasaran dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja

Pemerintah Daerah.Untuk menjabarkan Kebijakan Umum APBD Tahun 2017 ditindaklanjuti

dengan penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara. yang menggambarkan program dan

kegiatan yang akan dibiayai dari APBD Kabupaten Rembang Tahun Anggaran 2017.

Demikian kesepakatan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun

2017 sebagai dasar penyusunan dan pembahasan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara.

PENUTUP

BAB V

Page 63: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

NOTA KESEPAKATAN

ANTARA

PEMERINTAH KABUPATEN REMBANG

DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN REMBANG

NOMOR : 019.6/ 607 /2016

TANGGAL : 16 November 2016

TENTANG

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

TAHUN ANGGARAN 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : H. Abdul Hafidz

Jabatan : Bupati Rembang

Alamat Kantor : Jl. P. Diponegoro No. 90 Rembang

bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Rembang

2. a. Nama : H. Majid Kamil MZ

Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

b. Nama : H. Gunasih, SE

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

c. Nama : H. M. Bisri Cholil Laquf

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

d. Nama : Sumarsih

Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Rembang

Alamat : Jl. P. Diponegoro No. 88 Rembang

Sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(DPRD) Kabupaten Rembang

Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) perlu disusun Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang disepakati

bersama antara DPRD dengan Pemerintah Daerah, untuk selanjutnya dijadikan sebagai dasar

penyusuna Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2017.

Page 64: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Berdasarkan hal tersebut diatas, dan mengacu pada kesepakatan antara DPRD dan Pemerintah

Daerah tentang Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2017, para pihak sepakat terhadap

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang meliputi rencana pendapatan dan penerimaan

pembiayaan daerah Tahun Anggaran 2017, Prioritas Belanja Daerah, Plafon Anggaran Sementara

per urusan dan Perangkat Daerah, Plafon Anggaran Sementara program dan kegiatan, Plafon

Anggaran Belanja tidak langsung dan rencana pengeluaran pembiayaan daerah Tahun Anggaran

2017.

Secara lengkap Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Tahun Anggaran 2017 disusun dalam

Lampiran yang menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Nota Kesepakatan ini.

Demikian Nota Kesepakatan ini dibuat untuk dijadikan dasar dalam penyusunan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2017.

Rembang, 16 November 2017

BUPATI REMBANG

Selaku,

PIHAK PERTAMA

ttd

H. Abdul Hafidz

PIMPINAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN REMBANG

Selaku,

PIHAK KEDUA

ttd

H. Majid Kamil MZ

KETUA

ttd

H. Gunasih, SE

WAKIL KETUA

ttd

H. M. Bisri Cholil Laquf

WAKIL KETUA

ttd

Sumarsih

WAKIL KETUA

Page 65: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.1

PPAS TAHUN 2017

PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA (PPAS)

KABUPATEN REMBANG TAHUN 2017

1.1. Latar Belakang

Pemerintah Daerah melaksanakan bidang kewenangan urusan wajib pelayanan dasar dan

non dasar serta urusan pilihan sebagaimana amanat Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah pasal 1 ayat 5, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Secara lebih

spesifik pembagian urusan dimaksud diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan

Daerah.

Penyelenggaraan urusan tersebut diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan,

dimana penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan

atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah, sedangkan penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban

anggaran pendapatan dan belanja Negara.

Berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, yang ditegaskan

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pokok - Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah, pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem

yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD dimana merupakan keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan

pengawasan keuangan daerah, komponennya meliputi: (a) asas umum pengelolaan keuangan

daerah; (b) pejabat-pejabat yang mengelola keuangan daerah; (c) struktur APBD; (d) penyusunan

RKPD, KUA, PPAS, dan RKA-SKPD; (e) penyusunan dan penetapan APBD; (f) pelaksanaan dan

perubahan APBD; (g) penatausahaan keuangan daerah; (h) pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD; (i) pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD; (j) pengelolaan kas umum daerah;

(k) Pengelolaan piutang daerah; (l) Pengelolaan investasi daerah; (m) Pengelolaan barang milik

daerah; (n) Pengelolaan dana cadangan; (o) Pengelolaan utang daerah; (p) Pembinaan dan

pengawasan pengelolaan keuangan daerah; (q) penyelesaian kerugian daerah; (r) pengelolaan

keuangan badan layanan umum daerah; (s) pengaturan pengelolaan keuangan daerah.

PENDAHULUAN

BAB I

Page 66: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.2

PPAS TAHUN 2017

Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) pada proses perumusan

RAPBD Kabupaten Rembang Tahun 2017 ditujukan untuk meningkatkan optimalisasi anggaran,

dimana Pemerintah Kabupaten Rembang menyusun program/kegiatan yang berbasis pada

pertumbuhan ekonomi. Struktur anggaran yang optimal dapat dicapai apabila seluruh komponen

pendapatan daerah dan belanja diukur dalam sebuah proyeksi kinerja pemerintah secara

menyeluruh. Pencapaian kinerja yang dimaksud adalah pengukuran tingkat output dari satu

program dan atau kegiatan, Optimalisasi anggaran juga memerlukan dukungan politik (political

will) dari pimpinan dalam hal ini Pengambil kebijakan dan Perangkat Daerah, yang akan

berimplikasi pada produktifitas dan kinerja aparatur pemerintah yang berwibawa,

bertanggungjawab, efiasien, akuntabel dan transparan.

Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) memuat komponen – komponen prioritas

dan plafon untuk pencapaian kinerja yang diharapkan pada setiap bidang kewenangan pemerintah

daerah yang akan dilaksanakan dalam satu tahun anggaran. Komponen prioritas dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi fungsi yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah berpedoman pada Undang – Undang Nomor 17 Tahun

2003 tentang Keuangan Negara, Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Undang – Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedomen

Pengelolaan Keuangan Daerah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015

tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017.

1.2. Tujuan Penyusunan Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (PPAS)

Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Kabupaten Rembang Tahun 2017

bertujuan untuk untuk menentukan skala prioritas pembangunan daerah, menentukan prioritas

program untuk masing - masing urusan serta menyusun plafon anggaran sementara untuk masing -

masing program/kegiatan.

1.3. Dasar Penyusunan Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (PPAS)

1. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999

Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3857);

2. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4286);

3. Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

Page 67: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.3

PPAS TAHUN 2017

4. Undang - Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaandan Tanggungjawab

Keuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4400);

5. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(SPPN) (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik IndonesiaNomor 4421);

6. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah ;

7. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5049);

8. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang -

Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82);

9. Undang – Undang Nomor 6 Tahun 204 tentang Desa;

10. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang - Undang

Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran

Negara Republik IndonesiaNomor 4505);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4574);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4575);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4576);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaandan Pengawasan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah Kepada;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Page 68: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

I.4

PPAS TAHUN 2017

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4737);

19. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21);

20. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 114);

21. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,Pengundangan, dan

Penyebarluasan Peraturan Perundang - undangan;

22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan,Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah, sebagaimana beberapa kali telah diubahterakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah

dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial;

25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;

26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman

Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

27. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Rembang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Kabupaten Rembang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata kerja Perangkat

Daerah Kabupaten Rembang;

28. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Rembang Tahun 2005 – 2025;

29. Peraturan Daerah Kabupaten Rembang Nomor 2 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangungkan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Rembang Tahun 2016 - 2021

30. Peraturan Bupati Rembang Nomor 27 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD) Kabupaten Rembang Tahun 2017;

Page 69: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.1

PPAS TAHUN 2017

Pada tahun 2017 pendapatan daerah Kabupaten Rembang diproyeksikan sebesar

Rp.1,554,122,538,366,- dengan rincian:

2.1. Pendapatan Asli Daerah

Pada tahun 2017 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan naik sebesar Rp. 32,325,585,655,-

dari tahun 2016 yaitu Rp.180,807,678,500,- menjadi Rp. 213,133,264,155,-, dengan rincian :

Tabel 2.1.

Proyeksi Pendapatan Asli Daerah PPAS Tahun 2017

NO URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun 2017 SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

1.1 Pendapatan Asli Daerah 180,807,678,500 215,400,264,155 34,592,585,655

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 38,153,500,000 45,678,500,000 7,525,000,000

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 27,853,821,500 21,133,688,500 (6,720,133,000)

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

6,340,000,000 8,215,000,000 1,875,000,000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

108,460,357,000 140,373,075,655 31,912,718,655

2.2. Dana Perimbangan

Penerimaan dana perimbangan untuk tahun 2017 diperkirakan sebesar Rp.

863,620,472,211,- dengan rincian :

Tabel 2.2.

Proyeksi Dana Perimbangan PPAS Tahun 2017

NO URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun 2017

SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

1.2 Dana Perimbangan 970,288,185,000 863,620,472,211 (106,667,712,789)

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

28,052,000,000 21,449,240,000 (6,602,760,000)

1.2.2 Dana Alokasi Umum 785,380,985,000 842,171,232,211 56,790,247,211

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 156,855,200,000 - (156,855,200,000)

2.3. Lain – Lain Pendapatan yang sah

Lain - lain pendapatan yang sah untuk tahun 2017 ditargetkan sebesar Rp.

475,101,802,000,- dengan rincian :

Tabel 2.3.

Proyeksi Lain - Lain Pendapatan yang Sah PPAS Tahun 2017

RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN

DAERAH

BAB II

Page 70: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.2

PPAS TAHUN 2017

NO URAIAN APBD 2016 PPAS TAHUN 2017 SELISIH

1 2 3 4 5=4-3

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

445,470,829,000 475,101,802,000 29,630,973,000

1.3.1 Pendapatan Hibah 1,566,904,000 1,566,904,000 -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya

75,549,967,000 99,318,019,000 23,768,052,000

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

368,353,958,000 374,216,879,000 5,862,921,000

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

- -

Penerimaan Pembiayaan Daerah, yaitu sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya

(SiLPA) diprediksikan dari pelampauan penerimaan PAD, pelampauan penerimaan dana

perimbangan, pelampauan penerimaan lain - lain pendapatan daerah yang sah, sisa penghematan

belanja atau akibat lainnya, kewajiban kepada pihak ketiga sampai akhir tahun belum terselesaikan,

kegiatan lanjutan. Adapun SILPA untuk tahun 2017 diperkirakan sebesar Rp. 183,136,730,002,-

Adapun sisi Pengeluaran Pembiayaan Daerah penyertaan modal investasi daerah sebesar Rp.

6,190,000,000,-

Tabel 2.4.

Target Pendapatan, Belanja dan Penerimaan Pembiayaan Daerah PPAS Tahun 2017

NO URAIAN APBD INDUK 2016 KUA PPAS 2017 BERTAMBAH

(BERKURANG)

1 2 3 4 5 = 4-3

1 PENDAPATAN DAERAH 1,596,566,692,500 1,554,122,538,366 (42,444,154,134)

1.1 Pendapatan Asli Daerah 180,807,678,500 215,400,264,155 34,592,585,655

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 38,153,500,000 45,678,500,000 7,525,000,000

1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 27,853,821,500 21,133,688,500 (6,720,133,000)

1.1.3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

6,340,000,000 8,215,000,000 1,875,000,000

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

108,460,357,000 140,373,075,655 31,912,718,655

1.2 Dana Perimbangan 970,288,185,000 863,620,472,211 (106,667,712,789)

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

28,052,000,000 21,449,240,000 (6,602,760,000)

1.2.2 Dana Alokasi Umum 785,380,985,000 842,171,232,211 56,790,247,211

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 156,855,200,000 - (156,855,200,000)

-

1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

445,470,829,000 475,101,802,000 29,630,973,000

1.3.1 Pendapatan Hibah 1,566,904,000 1,566,904,000 -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya

75,549,967,000 99,318,019,000 23,768,052,000

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

368,353,958,000 374,216,879,000 5,862,921,000

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya

- -

Page 71: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

II.3

PPAS TAHUN 2017

NO URAIAN APBD INDUK 2016 KUA PPAS 2017 BERTAMBAH

(BERKURANG)

-

2. BELANJA DAERAH 1,937,216,565,110 1,731,069,268,368 (206,147,296,742)

-

2.1 Belanja Tidak Langsung 1,151,214,323,000 1,098,095,502,721 (53,118,820,279)

2.1.1 Belanja Pegawai 808,954,601,000 735,747,865,000 (73,206,736,000)

2.1.2 Belanja Bunga 37,000,000 - (37,000,000)

2.1.3 Belanja Subsidi - - -

2.1.4 Belanja Hibah 8,237,928,000 30,015,835,500 21,777,907,500

2.1.5 Belanja Bantuan Sosial 6,470,000,000 11,525,000,000 5,055,000,000

2.1.6 Belanja Bagi HasilPropinsi/Kabupaten/Kota dan Partai Politik

6,455,961,000 6,455,961,000 -

2.1.7

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Partai Politik

320,058,833,000 313,350,841,221 (6,707,991,779)

2.1.8 Belanja Tidak Terduga 1,000,000,000 1,000,000,000 -

-

2.2 Belanja Langsung 786,002,242,110 632,973,765,647 (153,028,476,463)

-

Jumlah Belanja 1,937,216,565,110 1,731,069,268,368 (206,147,296,742)

surplus (devisit) (340,649,872,610) (176,946,730,002) 163,703,142,608

-

-

3. PEMBIAYAAN DAERAH -

-

3.1 Penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SILPA)

352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

-

Jumlah penerimaan Pembiayaan

352,974,872,610 183,136,730,002 (169,838,142,608)

-

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

3.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

12,270,000,000 6,190,000,000 (6,080,000,000)

3.2.3 Pembayaran pokok utang 55,000,000 - (55,000,000)

-

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan

12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

Pembiayaan Netto 340,649,872,610 176,946,730,002 (163,703,142,608)

-

3.3 Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan

- - -

Page 72: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

III.1

PPAS TAHUN 2017

Prioritas belanja daerah Kabupaten Rembang tahun 2017 disusun berdasarkan Kebijakan

Umum Anggaran tahun 2017 serta berpedoman pada prinsip - prinsip penganggaran, maka belanja

daerah tahun 2017 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

pencapaian input yang direncanakan. Belanja daerah tahun 2017 akan di pergunakan untuk

mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri

dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang

tertentu dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten dan Kota.

Belanja penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan

meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang

diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan

fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Selain itu pada prinsipnya

agenda pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam mendukung agenda pembangunan

nasional dan provinsi, oleh Karena itu sinergitas dan konsistensi serta sinkronisasi kebijakan

pembangunan menjadi hal yang mendasar untuk dapat dilaksanakan dalam setiap tahapan proses

kebijakan pembangunan di daerah. Perwujudan visi misi dalam kebijakan pembangunan

diarahkan dalam rangka pencapaian tujuan - tujuan yang telah ditetapkan dan mampu

menjabarkan agenda-agenda pembangunan, baik secara lokal, regional maupun nasional. Sejalan

dengan hal tersebut sinkronisasi kebijakan diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai

kewenangan masing-masing yang diorientasikan melalui pencapaian strategi pembangunan yang

pro-growth, pro-job, pro-poor dan pro-environment serta pengembangan program - program

percepatan pengurangan kemiskinan melalui: Program bantuan sosial berbasis keluarga, Program

pemberdayaan masyarakat, Program pemberdayaan usaha kecil dan mikro, dan program pro

rakyat. Oleh karena itu dalam rangka pencapaian sasaran prioritas pembangunan nasional, dalam

penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS), Pemerintah Kabupaten Rembang

mensinkronkan kebijakan pemerintah daerah dengan prioritas pembangunan nasional.

Prioritas program dan plafon anggaran APBD Tahun Anggaran 2017 diarahkan :

1. Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung

dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang meliputi :

1). Belanja Pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, penerimaan

lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dan biaya

pemungutan pajak daerah;

2). Belanja bunga;

3).Belanja Hibah;

4). Bantuan sosial;

PRIORITAS BELANJA DAERAH

BAB III

Page 73: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

III.2

PPAS TAHUN 2017

5). Belanja bagi hasil meliputi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah;

6).Belanja bantuan keuangan kepada Propinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa

7). Belanja tidak terduga.

2. Belanja langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan

program dan kegiatan, yang meliputi :

1). Belanja Pegawai;

2). Belanja Barang dan Jasa;

3). Belanja Modal.

Berdasarkan uraian di atas Prioritas Program Dan Plafon Anggaran Sementara Perangkat

Daerah Tahun 2017 adalah sebagaimana dalam daftar lampiran.

Page 74: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

IV.1

PPAS TAHUN 2017

Plafon anggaran sementara tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Plafon Anggaran Sementara Tahun 2017

No. SKPD

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA LANGSUNG JUMLAH

1 2 3 4 5

1 Dinpendikpora 506,720,533,000 80,280,996,700 587,001,529,700

2 Dinas Kesehatan 48,733,454,000 58,418,547,184 107,152,001,184

3 RSUD Dr R. SOETRASNO 25,088,890,000 102,205,367,000 127,294,257,000

4 Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang

19,822,933,000 88,224,500,000 108,047,433,000

5 Dinas Perumahan Dan Kawasan Permukiman

45,035,000,000 48,013,000,000 93,048,000,000

6 Bappeda 3,473,933,000 5,604,500,000 9,078,433,000

7 Dinas Perhubungan 5,714,844,000 16,338,000,000 22,052,844,000

8 Dinas Komunikasi Dan Informatika - 1,356,000,000 1,356,000,000

9 Dinas Lingkungan Hidup 2,747,592,000 6,822,200,000 9,569,792,000

10 Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil 2,996,636,000 1,486,866,000 4,483,502,000

11 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa 11,082,313,000 4,490,000,000 15,572,313,000

12 Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana

6,204,433,000 8,362,752,000 14,567,185,000

13 Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Dan Ukm

10,045,813,000 18,275,769,000 28,321,582,000

14 Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dan Tenaga Kerja

1,490,586,000 2,879,500,000 4,370,086,000

15 Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat

5,125,577,500 2,129,002,000 7,254,579,500

16 Satpol Pp 3,525,496,000 4,621,500,000 8,146,996,000

17 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2,162,127,000 5,372,000,000 7,534,127,000

18 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 10,277,495,000 - 10,277,495,000

19 Bupati Dan Wakil Bupati 767,037,000 - 767,037,000

20 Setda 297,316,629,221 43,268,737,061 340,585,366,282

a Setda (Bagian Kesejahteraan Rakyat) 11,777,400,000 17,255,000,000 29,032,400,000

b Setda (Bagian Organisasi Kepegawaian) - 570,000,000 570,000,000

c Setda (Bagian Umum) 13,633,383,000 17,740,500,000 31,373,883,000

d Setda (Bagian Humas) - 1,300,000,000 1,300,000,000

e Setda (Bagian Tata Pemerintahan) 271,905,846,221 2,105,212,061 274,011,058,282

f Setda (Bagian Hukum) - 1,915,000,000 1,915,000,000

g Setda (Bagian Adm Perekonomian) - 958,025,000 958,025,000

h Setda (Bagian Adm Pembangunan) - 1,425,000,000 1,425,000,000

21 Sekretariat Dprd 3,918,796,000 30,478,291,000 34,397,087,000

PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN

URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

BAB IV

Page 75: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

IV.2

PPAS TAHUN 2017

No. SKPD

BELANJA

BELANJA TIDAK LANGSUNG

BELANJA LANGSUNG JUMLAH

1 2 3 4 5

22 Badan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah

16,575,821,000 16,287,467,000 32,863,288,000

a (Skpd) 15,575,821,000 16,287,467,000 31,863,288,000

b (Ppkd) 1,000,000,000 - 1,000,000,000

23 Inspektorat Kabupaten 3,360,065,000 5,440,000,000 8,800,065,000

24 Bkd 3,767,503,000 6,149,500,000 9,917,003,000

25 Kecamatan Rembang 5,297,447,000 4,295,326,000 9,592,773,000

26 Kecamatan Kaliori 2,090,850,000 623,244,000 2,714,094,000

27 Kecamatan Sulang 1,855,144,000 3,954,200,000 5,809,344,000

28 Kecamatan Sumber 1,725,568,000 698,139,000 2,423,707,000

29 Kecamatan Bulu 1,686,054,000 695,150,000 2,381,204,000

30 Kecamatan Lasem 2,037,944,000 689,731,600 2,727,675,600

31 Kecamatan Pancur 2,077,469,000 684,400,000 2,761,869,000

32 Kecamatan Sluke 1,525,858,000 885,770,000 2,411,628,000

33 Kecamatan Pamotan 1,668,157,000 677,500,000 2,345,657,000

34 Kecamatan Gunem 1,677,129,000 548,887,000 2,226,016,000

35 Kecamatan Sale 1,582,351,000 764,450,000 2,346,801,000

36 Kecamatan Kragan 1,953,432,000 852,830,460 2,806,262,460

37 Kecamatan Sedan 1,757,607,000 762,593,000 2,520,200,000

38 Kecamatan Sarang 2,164,526,000 522,960,000 2,687,486,000

39 Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan 2,048,742,000 3,025,082,000 5,073,824,000

40 Dinas Pertanian Dan Pangan 23,331,835,000 28,103,500,000 51,435,335,000

41 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata 3,025,298,000 6,724,130,000 9,749,428,000

42 Dinas Kelautan Dan Perikanan 4,636,585,000 21,961,377,642 26,597,962,642

JUMLAH 1,098,095,502,721 632,973,765,647 1,731,069,268,368

Page 76: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

V.1

PPAS TAHUN 2017

Adapun rencana pembiayaan Daerah Kabupaten Rembang Tahun 2017 disajikan

dalam tabel berikut ini :

Tabel 5.1.

Rencana Pembiayaan Daerah PPAS Tahun 2017

NO

URAIAN APBD 2016 KUA - PPAS Tahun

2017 SELISIH

1 2 4 6 7=6-5

3. PEMBIAYAAN DAERAH -

-

3.1 Penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 168,791,342,502 (184,183,530,108)

3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)

352,974,872,610 168,791,342,502 (184,183,530,108)

Jumlah penerimaan Pembiayaan 352,974,872,610 168,791,342,502 (184,183,530,108)

-

3.2 Pengeluaran Pembiayaan 12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

3.2.1 Pembentukan dana cadangan -

3.2.2 Penyertaan modal (investasi) daerah 12,270,000,000 6,190,000,000 (6,080,000,000)

3.2.3 Pembayaran pokok utang 55,000,000 (55,000,000)

3.2.4 Pemberian Pinjaman daerah - - -

Urusan Kas dan Perhitungan

Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 12,325,000,000 6,190,000,000 (6,135,000,000)

Pembiayaan Netto 340,649,872,610 162,601,342,502 (178,048,530,108)

RENCANA PEMBIAYAAN DAERAH

BAB V

Page 77: RANCANGAN KEBIJAKAN UMUM APBD [KUA] SERTA …rembangkab.go.id/haribawana/uploads/2017/00/kua-ppas/kua-ppas-20… · Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

VI.1

PPAS TAHUN 2017

Demikian Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Tahun Anggaran

2017 untuk menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten Rembang dalam menyusun

RAPBD Tahun Anggaran 2017.

PENUTUP

BAB VI