sttdb.ps.kwn..materi

404
MATA KULIAH PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA 1. LANDASAN & TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA 2. PANCASILA DALAM KONTEK SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA 3. PANCSILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT 4. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK 5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY NASIONAL 6. PANCASILA SEBAGAI PARADIKMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA 7. APA ITU UNDANG-UNDANG DASAR 8. NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN 1

Upload: zenal

Post on 30-Sep-2015

302 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sttd

TRANSCRIPT

MARKETING SINERGY

MATA KULIAH PANCASILA DAN KEWARGANEGARAANSEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA

1. LANDASAN & TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

2. PANCASILA DALAM KONTEK SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

3. PANCSILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

4. PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

5. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY NASIONAL6. PANCASILA SEBAGAI PARADIKMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

7. APA ITU UNDANG-UNDANG DASAR

8. NEGARA DAN SISTEM PEMERINTAHAN

9. IDENTITAS NASIONAL

10. DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

11. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

12. KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

13. HAK ASASI MANUSIA

14. GEOPOLITIK

15. GEOSTRATEGI

===============================================================

BAGIAN PERTAMABAB ILANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN

PANCASILA

A. PENDAHULUAN

Bab ini akan memaparkan rasionlisasi Pendidikan Pancasila dan garis-garis besar Program pengajaran sesuai dengan kurikulum pendidikan pancasila tahun 2000 ( SK. Dirjen Dikti no. 265/dikti/kep/2000) yang kemudian disempurnakan berdasarkan surat keputusan Dirjen. Dikti no. 38/dikti 2002 tentang rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi.

Yaitu :

Pada hakekatnya pendidikan adalah upaya sadar dari suatu masyarakat dan pemerintah suatu Negara untuk menjamin kehidupan dan kelangsungan hidup generasi penerusnya sebagai bangsa dan Negara. Pendidikan yang berguna dan bermakna akan membuat mereka mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan selalu terkait dengan konteks dinamika budaya bangsa negara dan hubungan internasional. Pendidikan tinggi tidak dapat mengabaikan kehidupan yang mengglobal yang digambarkan sebagai kehidupan dinamis yang penuh dengan ketakterdugaan

Agar dapat hidup berguna dan bermakna serta mampu mengantisipasi perkembangan masa depan, warga Negara sangat memerlukan pembekalan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan seni(iptek) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan budaya bangsa.

Di Indonesia pemupukan nilai-nilai sikap dan kepribadian kepada peserta didik dilakukan melalui pendidikan Pancasila, Agama, Kewarganegaraan, ilmu social dasar, ilmu budaya dan ilmu alamiah dasar dan disebut kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK).

Pertumbuhan kesadaran, sikap, dan perilaku yang bersendikan nilai-nilai Pancasila dalam arti setiap warga Negara RI yang menguasai Iptek merupakan misi atau tanggung jawab Pendidikan Pancasila.

B. DASAR PEMIKIRAN PENDIDIKAN PANCASILA.Rakyat Indonesia melalui majelis perwakilannya menyatakan bahwa pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan, harkat, dan martabat bangsa, mewujutkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Lebih tegas lagi dinyatakan bahwa Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman serta bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil disiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Pendidikan Nasional harus menumbuhkan jiwa patriotic, mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan, kesetiakawanan social, kesadaran pada sejarah bangsa serta sikap menghargai jasa para pahlawan yang berorientasi ke masa depan.

UU NO. 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum dan isi pendidikan yang memuat Pancasila, pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan terus ditingkatkan dan dikembangkan disemua jalur, jenis dan jenjang pendidikan..

Penjelasan UU no. 2/1989 tentang system Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

perilaku yang memancarkan iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama.

Perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab.

Perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang memiliki beragam agama, kebudayaan dan kepentingan.

Perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat maupun kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat.

Perilaku yang mendukung upaya untuk mewujutkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

C. KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN :Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang harus dimiliki oleh seseorang, ia dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.

Kompetensi warga Negara yang telah mempelajari Pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang ditunjukkan oleh orang tersebut dalam memecahkan berbagai masalah hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui pemikiran yang berlandaskan falsafah bangsa.

Pendidikan Pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik yang disertai dengan perilaku berikut :

beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

berperikemanusiaan yang adil dan beradab

mendukung persatuan bangsa

mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan.

Mendukung upaya untuk untuk mewujutkan keadilan social.

D. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILAPancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia yang secara resmi disyahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia Indonesia (PPKI) pada tanggal, 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia No. 7 tanggal, 15 Februari 1946 halaman 45-48 bersama sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara RI mengalami berbagai macam interprestasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung dibalik legitimasi ideology Negara Pancasila.Pancasila tidak lagi diletakan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan penguasa pada saat itu.

Berdasarkan kenyataan tersebut, gerakan reformasi berupaya untuk mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Negara RI, yang direalisasikan melalui Ketetapan MPR tahun 1998 no. XVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi orsospol di Indonesia.

1. Landasan HistorisSuatu bangsa memiliki ideology(paham politik) dan pandangan hidupnya sendiri yang diambil dari nilai-nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri.Secara historis bahwa nilai-nilai yang hidup yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan disyahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara obyektif historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Dengan demikian asal nilai-nilai Pancasila tidak lain dari bangsa Indonesia sendiri.Setelah melalui proses sejarah yang cukup panjang, nilai-nilai Pancasila itu telah melalui pematangan sehingga tokoh-tokoh bangsa Indonesia saat akan mendirikan Negara RI menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara.

Atas dasar itulah maka sangat penting bagi para generasi penerus bangsa terutama kalangan intelektual kampus(mahasiswa) untuk mengkaji, memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatan ilmiah, yang pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan kebangsaan yang kuat berdasarkan nilia-nilai yang dimiliki sendiri.

2. Landasan culturalSetiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa memiliki suatu pandangan hidup. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah terombang-ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar negrinya.

Bangsa Indonsia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas cultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilai- nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukanlah hanya merupakan suatu hasil konseptual seseorang saja, melainkan merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai cultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis pada pendiri Negara seperti Sukarno, M.Yamin, M.Hata, Supomo dan para tokoh pendiri lainnya.Oleh karena itu para generai penerus termasuk mahasiswa sudah seharusnya untuk mendalami secara dinamis dalam arti mengembangkan sesuai dengan tuntutan zaman.3. Landasan YuridisLandasan Yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi tertuang dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang system Pndidikan Nasional.Pasal 39 telah menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.Undang-undang tersebut kemudian diperbaharui dengan UU No.20th2003 tentang system pendidikan Nasional yang pada prinsipnya sama bahwa ini kurikulum wajib memuat diantaranya Pendidikan Pancasila.Demikian juga berdasarkan PP.no.60 th.1999 tentang Pendidikan Tinggi, SK Dikti No.467/Dikti/Kep/1999 dan SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa pada pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa kelompok Mata Kulian Pendidikan Kewaeganegaraan, wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Untuk realisasinya Dirjen Dikti telah mengeluarkan SK No.38/Dikti/Kep/2002 tentang rambu-rambu Pelaksanaan mata kulian pengembangan Kepribadian.

4. Landasan FilosofisSecara filosofi dan obyektif, nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara RI.Sebelum mendirikan Negara Indonesia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, bangsa yang berperikemanusiaan yang adil dan beradap, dan bangsan yang selalu berusaha mempertahankan persatuan bagi seluruh rakyat untuk mewujutkan keadilan.Dalam hidup bernegara nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat Negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia.

Atas dasar itulah maka konsekuensinya dalam setiap aspek penyelenggaraan Negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk system peraturan perundang-undangan di Indonesia.

E. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

1. Tujuan Nasional

Tujuan Nasional sebagaimana yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kempt, yaitu :,,,, melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial ,,,,.

Tujuan Nasional sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan itu diwujutkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan Negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan perkembangan global.Dalam pelaksanaannya mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai-nilai luhur yang universal untuk mewujutkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera, maju dan kukuh kekuatan moral dan etika.

2. Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujutkan tujuan nasional.

Berdasarkan UU No. 2 Th 1989 tentang system Pendidikan Nasional pada pasal 4 yaitu Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadia yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Kemudian UU tentang Sistem Pendidikan Nasional tersebut diperbaharui dengan UU no. 20 th.2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Pasal 31 UUD 1945 yang menyatakan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.Berdasarkan itulah maka Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi sangatlah penting keberadaannya.

3. Tujuan Pendidikan Pancasila

Dalam UU no. 2 Th 1989 juga termuat dalam SK Dirjen Dikti No. 38/DIKTI/Kep/2002 dijelaskan bahwa yujuan Pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, diarahkan pada perilaku yang m endukung upaya terwujudnya keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia,

Kompetensi lulusan Pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai seorang warga Negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Sifat intelktual, tersebut tercermin pada kemahiran, ketepatan dan keberhasilan bertindak, sedangkan sifat penuh tanggung jawab diperlihatkan sebagai kebenaran tindakan ditilik dari aspek iptek, etika ataupun kepatutan agama serta budaya.

Pendidikan Pancasila yang berhasil akan membuahkan sikap mental bersifat cerdas, penuh tanggung jawab dari peserta didik dengan perilaku yang :

a) Beriman dan bertaqwa terhadp Tuhan Yang Maha Esa

b) Berperikemanusiaan yang adil dan beradap.

c) Mendukung persatuan bangsa

d) Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan

e) Mendukung upaya untuk mewujutkan keadilan sosial.

F. METODOLOGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA

Supaya pendidikan Pancasila lebih memberikan kesan dan mencapai sasaran sesuai dengan misi dan visi pendidikan Pancasila di perguruan Tinggi, maka proses pembelajarannya harus sesuai dengan konteks kemahasiswaan yang bercirikan kritis, analitis, dinamis,koonstruktif, obyektif dan kreatif yaitu al :

Pendekatan mahasiswa sebagai subyek pendidikan, mitra dalam proses pembelajaran dan sebagai umat, anggota keluarga, masyarakat, dan warga Negara

Metpde proses pembelajarannya: pembahasan secatra kritis, analitis,induktif, deduktif, melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian.

Bentuk aktifitas proses pembelajaran : kuliah tatap muka ceramah, dialog interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, seminar kecil, dan evaluasi belajar.

Motivasi menumbuhkan kesadaran bahwa proses belajar mengembangkan kepribadian merupakan kebutuhan hidup.

G. PEMBAHASAN PANCASILA SECARA ILMIAH

Pembahasan Pancasila termasuk filsafat Pancasila, sebagai suatu kajian ilmiah, harus memenuhi syarat ilmiah yakni : berobyek, bermetode, bersistem dan bersifat universal.1. Berobyek.Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai obyek yang dibedakan menjadi dua yaitu Obyek formal dan obyek material.

Obyek formal adalah sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu, atau dari sudut mana obyek material itu disorot. Obyek formal Pancasila adalah suatu sudut pandang tetentu dalam pembahasan Pancasila, atau dari sudut pandang apa Pancasila itu dibahas. Jika membahas Pancasila dari sudut pandang moral maka terdapat bidang pembahasan moral Pancasila, dari sudut pandang ekonomi maka terdapat pembahasan ekonomi Pancasila

Obyek material : yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembetukan pengetahuan itu dengan kata lain obyek material adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh disiplin ilmu, Obyek material Pancasila adalah suatu obyek yang merupakan sasaran pembahasan dan pengkajian Pancasila baik yang bersifat empiris maupun non empiris.Pancasila merupakan hasil budaya bangsa Indonesia, oleh karena itu obyek material pembahasan Pancasila dapat berupa hasil budaya bangsa yang berupa, lembaran sejarah,bukti-bukti sejarah,benda-benda sejarah, benda-benda budaya, naskah-naskah kenegaraan lainnya.

2. Beretode

Setiap pengetahuan ilmiah harus memiliki metode yaitu seperangkat cara atau system pendekatan dalam rangka pembahasan Pancasila untuk mendapatkan suatu kebenaran yang bersifat obyektif.3. Bersistem

Suatu pengetahuan ilmiah harus merupakan suatu yang bulat dan utuh, bagian-bagian dari pengetahuan ilmiah itu harus merupakan suatu kesatuan, antara bagian-bagian itu saling berhubungan, baik hubungan berupa hubungan interpelasi, maupun interdependensi. Pembahasan Pancasila secara ilmiah harus merupakan suatu kesatuan dan keutuhan, bahkan Pancasila itu sendiri dalam dirinya adalah merupakan suatu kesatuan dan keutuhanmajemuk tunggal yaitu kelima sila itu baik rumusannya, inti dan isi dari sila-sila Pancasila itu adalah merupakan suatu kesatuan dan kebulatan4. Bersifat universal

Artinya kebenarannya tidak terbatas oleh waktu, ruang, keadaan,situasi,kondisi maupun jumlah tertentu. Pancasila adalah bersifat universal, atau dengan kata lain bahwa inti, isi, essensi atau makna yang terdalam dari sila-sila Pancasila pada hakikatnya adalah bersifat universal.

(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB II

PANCASILADALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA.A. PengantarPancasila sebagai dasar Negara RI sebelum disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-niai religious.Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari Indonesia sendiri sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri Negara, untuk dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia.

Berasarkan kenyataan tesebut maka untuk memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman tentang bagaimana unsur-unsur Pancasila pada tahap pengaruh budaya Hindu, Islam, Kristen. Kemudian dilanjutkan dengan nilai-nilai Pancasila pada masa kejayaan nasional yakni masa Kerajaan Sriwijaya dan masa Kerajaan Majapahit. Kemudian untuk mendalami lebih lanjut tentang pengertian Pancasila dengan mendalam perlu diadakan beberapa pendekatan dalam melihat dan menganalisa apakah Pancasila ada dalam masyarakat Indonesia yakni pendekatan secara sosiologis, psikhis dan secara agama.

B. Unsur Pancasila pada Tahap Kebudayaan Indonesia Asli

Bahwa sebelum kebudayaan Hindu masuk dan berkembang di Indonesia , berbagai suku bangsa Indonesia telah mengenal unsur-unsur pembentukan Pancasila. Nilai-nilai kehidupan yang dapat disebut embrio nilai Pancasila memang sudah Nampak pada kebudayaan suku bangsa Indonesia.

Pada masa sebelum kebudayaan Hindu berpengaruh, orang Indonesia telah mengenal pengakuan dan pemujaan kepada kekuatan yang mengatasi manusia dalam segala aspeknya bukan sekedar animisme. Di Kalimantan misalnya orang mengenal sebutan TUH sebagai intisari kepercayaan terhadap kekuatan yang mengatasi manusia, yang kemudian menurun menjadi Tuhan, dan kemudian menjadi Ketuhanan. Di Jawa orang mengenal sebutan Hyang Paring Gesang, sedangkan di Tapanuli mengenal sebutan Ompu Debata.

Rasa kemanusiaan ditunjukkan dengan kesediaan bangsa Indonesia untuk bergaul dengan orang dari negeri jauh sehingga terbuka jalan untuk masuknya kebudayaan dari luar. Kebudayaan hindu dapat dengan mudah masuk justru adanya sikap terbuka dari orang-orang Indonesia pada jaman dulu,

Pada masa awal peradaban Indonesia manusia hidup dalam kesatuan-kesatuan kecil(suku), mereka hidup dalam kesatuan atau ikatan suku itu, ikatan suku itu dijiwai dengan oleh semangat kekeluargaan yang besar. Dalam menghadapi suatu persoalan masyarakat suku itu menggunakan cara berunding, berembuk atau musyawarah. Semangat kekeluargaan juga nampak dalam pembangunan dengan istilah gotong-royong atau di Manado disebut dengan mapalus.Organisasi masyarakat betapapun kecilnya, bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi warganya.

C. Unsur Pancasila pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya Hindu

Pengaruh Hindu menyentuh berbagai aspek kehidupan, dengan pengaruh Hindu agama orang Indonesia mengalami perkembangan, mereka secara lebih nyata memuja kekuatan yang mengatasi manusia, yang tidak lagi tanpa bentuk , melainkan sudah tercitra, seperti Brahma, Wisnu, dan Siwa, atau Abdi Budha dalam paham Budha.

Pergaulan antar bangsa yang makin intensif, diantaranya dengan orang India dan Cina, menunjukkan perikemanusiaan yang makin berkembang.Orang Indonesia menerima kehadiran orang asing untuk berkarya, juga kemudian terjadi perkawinan antar bangsa, bahkan orang dari negeri lain dapat diterima menjadi Raja ( Ajisaka) misalnya.

Pengaruh Hindu menyebabkan timbulnya ikatan masyarakat baru yakni kerajaan.Ikatan warga masyarakat diperluas, sedangkan ikatan dengan tanah diperkuat.Batas wilayah kerajaan lebih nyata dari pada batas wilayah kesukuan pada masa sebelumnya.Sikap memepertahakan daerah sendiri yang disebut tanah air sering diperlihatkan dengan perang.Meskipun kedudukan orang yang satu dibatasi oleh aturan social tertentu yaitu kasta, akan tetapi prisip musyawarah masih berjalan.Raja mempunyai dewan penasehat, sementara dikalangan masyarakat yang jauh dari istana kebiasaan lama dalam masyarakat komunal, masih hidup.Walau berkembang sikap mengabdi pada Raja, yang dianggap dewa atau keturunannya, kesejahteraan umum nampak tetap mendapat perhatian, bahkan dari Raja. Semua itu menunjukkan nilai-nilai yang menjadi embrio Pancasila tetap ada.

Keberadaan orang Indonesia bersama dengan orang-orang India dan Cina, penganut agama Hindu dan Budha memperlihatkan sikap persaudaraan mereka.Begitu juga keberadaan pemeluk agama Hindu dan Budha didaerah yang berdekatan memperlihatkan toleransi antara penduduk.Ini terlihat dari letak bangunan Hindu dan Budha di Jawa.Adanya perkawinan raja dengan putri beragama lain.Empu tantular dalam bukunya SOTASOMA yang menyatakan bahwa pada zaman Majapahit hiduplah suasana bhineka tunggal ika tan hana dharma mangrua yang artinya meskipun( berbeda tetapi tetap satu, tiada perpecahan dalam agama).

D. Unsur pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya Islam Pancasila

Perkembangan Islam di Indonesia menjadi luas setelah runtuhnya Majapahit pada abad XV.Pengaruh pertama dari penyebaran agama Islam di Indonesia adalah berkembangnya agama baru, yang mengubah pemujaan dewa menjadi pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Orang-orang Indonesia yang telah memeluk agama Islam sanggup bekerja sama dengan orang-orang yang beragama lain, sejauh hanya menyangkut agama tidak ada halangan untuk bekerja sama khususnya dalam perdagangan antar bangsa.

Kecintaan terhadap kelompok social dan daerah terus berkembang. Dan karena pada masa perkembangan Islam muncul juga kekuatan dari Barat yang sering mengancam kebebasan, maka semangat cinta kelompok dan daerah bertambah dengan semangat mempertahankan kebebasan. Islam mengajarkan ukhuwah islamiah(persaudaraan islam).Islam mengajarkan perbuatan amal(kebaikan) dan zakat.

E. Unsur Pancasila pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya Barat.

Orang Barat mulai memasuki Indonesia pada awal abad XVI, meskipun pada abad-abad sebelumnya sudah ada orang Barat yang datang ke Indonesia seperti Marco Polo. Abad XV dan XVI memang dikenal sebagai abad penjelajah, karena orang-orang Barat dengan keberanian dan kecerdikan menjelajah samudera untuk menemukan negeri-negeri baru.Penjelajahan itu dilatarbelakangi oleh berbagai factor seperti perdagangan, agama maupun sekedar petualangan.

Sikap bersahabat selalu diperlihatkan oleh orang Indonesia dalam menghadapi kedatangan orang-orang asing itu. Namun karena kemudian orang-orang asing itu melakukan tindakan untuk menguasai negeri, maka sikap bersahabat itu berubah menjadi sikap memusuhi. Ini terbukti dari peperangan yang terjadi melawan berbagai orang asing pada abad XVI dan awal abad XX.

Situasi kondisi penjajahan memberi peluang juga bagi integrasi nasional, yang secara bertahap dan pasti memberi jalan bagi pembentukan bangsa Indonsia dalam pengertian politik seperti sekarang. Orang-orang Indonesia sadar bahwa perubahan status dari orang jajahan menjadi orang merdeka hanya dapat dicapai dengan pembentukan bangsa yang satu. Pergerakan kebangsaan bukan saja bertujuan merebut kemerdekaan tetapi juga bertujuan untuk menciptakan suasana kehidupan baru yang demokratis. Meskipun demikian pemerintah jajahan dengan berbagai cara berusaha menindas pergerakan kebangsaan tetap tumbuh dan sanggup mempersenjatai diri dengan berbagai ide yang berasal dari Barat yang masuk ke Indonsia melalui penjajahan itu pula, seperti kesamaan dan kebebasan, demokrasi masionalisme dan sosialisme dalam konsepnya yang modern.F. Nilai-Nilai Pancasila pada Masa Kejayaan Nasional

Menurut sejarah kira-kira pada ababVII s/d XII bangsa Indonesia telah mendirikan kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan dan kemudian pada abad XIII s/d XVI didirikan pula kerajaan Majapahit di Jawa Timur.Kedua zaman itu merupakan tonggak sejarah bangsa Indonesia karena bangsa Indonesia pada masa itu telah memenuhi syarat-syarat sebagai suatu bangsa yang mempunyai Negara.

Menurut Mr.Mohammad Yamin, berdirinya Negara Indonesia tidak dapat dipisyahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang kepada Indonesia. Negara Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu :

Zaman Sriwijaya dibawah wangsa Sailendra (600 s/d 1400)

Negara Kebangsaan Zaman Mjapahit(1293 s/d 1525 ) Kedua tahap Negara kebangsaan tersebut adalah Negara kebangsaan lama.

Negara kebangsaan modern, yaitu Negara Indonesia merdeka.

1. Masa Kerajaan Sriwijaya.

Pada abad ke VII berdirilah kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan Wangsa Syailendra Kerajaan yang berbahasa melayu kuno dan menggunakan huruf Pallawa tersebut dikenal juga sebagai Negara Maritim yang mengandalkan jalur perhubungan laut.

Dalam system pemerintahan sudah terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda kerajaan, rohaniawan yang menjadi pengawas pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci sehingga saat itu kerajaan dapat menjalankan system negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan. Unsur-unsur yang terdapat didalam Pancasila, telah terdapat sebagai asas-asas yang menjiwai bangsa Indonesia, yang dihayati serta dilaksanakan pada waktu itu, hanya saja belum dirumuskan secara konkrit.

Pada hakikatnya , nilai-nilai budaya bangsa semasa kerajaan Sriwijaya telah menunjukkan nilai-nilai Pancasila, yaitu :

1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya umat agama Buha dan Hindu hidup berdampingan secara damai,Pada kerajaan Sriwijaya terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama Budha,

2. Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India(dinasti Harsha) Pengiriman para pemuda untuk belajar diluar negri telah tumbuh nilai- nilai politik luar negri yang bebas dan aktif

3. Nilai sila ketiga, sebagai Negara maritime Sriwijaya telah menerapkan konsep Negara kepulauan sesuai dengan konvensi wawasan nusantara.

4. Nilai Sila kempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas meliputi siam dan semenanjung melayu.

5. Nilai sila kelima, Sriwijaya manjadi pusat pelayanan dan perdagangan sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

2. Masa Kejayaan Majapahit

Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada saat pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dalam memimpin armadanya untuk mengusai nusantara, wilayah kekuasaanya dari semenanjung melayu ke Irian Barat melalui Kalimantan Utara.

Pada masa itu agama Budha dan Hindu hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama 1365, dalam kitab ini telah terdapat istilah Pancasila. Empu Tantular mengarang buku Sotasoma, dan di dalam buku ini itulah dijumpai seloka persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika , yang bunyi lengkapnya Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua. Walaupun berbeda, namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaannya yaitu Pasai justru telah memeluk agama Islam.Toleransi positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.

Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang ratu dan menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331 yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sbb : Saya baru akan berhenti berpuasa makan palapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk dibawah kekuasaan Negara.Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme Negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945.Majapahit runtuh pada permulan abad XVI dengan Sirno Hilang Kertaning Bumi (1520) dikarenakan keadaan dalam negri sendiri telah terjadi perselisihan dan perang saudara.

G. Perjuangan Bangsa Indonesia melawan Penjajah.

1. Perjuangan sebelum abad XX

Pada awal abad ke-16 mulai terdapat suasana baru diperairan Indonesia yaitu munculnya para pelaut berkulit putih dari Eropa yang diawali oleh orang-orang Portugis .Kemunculan para pelaut asing itu dipengaruhi oleh beberapa factor.

a.Dorongan ekonomi , mereka ingin meraup keuntungan yang besar dari perniagaan.Mereka ingin membeli rempah-rempah dari Maluku dengan harga rendah dan menjualnya di Eropa dengan harga tinggi.

b.Melaksanakan misi penyebaran agama Kristen.

c.Orang-orang Portugis gemar bertualang karena hidup mereka yang dinamis dan mereka ingin melihat dunia luar dari tanah airnya.

d.Kemajuan ilmu dan tehnik pelayaran menyebabkan para pelaut itu biasa berlayar sampai ke perairan Indonesia.

Dengan dorongan-dorongan inilah orang-orang Portugis dibawah pimpinan Vasco da Gama pada tahun 1496 berlayar menyusuri pantai barat Afrika Selatan , mengelilingi tanjung Harapan menuju ke India sampai ke Kalkuta lalu melanjutkan ke Asia Tenggara.Sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad XV, ketenangan perdagangan di Indonesia mulai terganggu.Acaman terhadap kemerdekaan Indonesia makin besar setelah Portugis berhasil menguasai Bandar Malaka pada tahun 1511.

a. Perjuangan Rakyat Demak Melawan Portugis.

Sejak semula Raja Demak, Raden Patah, menyadari bahaya yang mengancam.Oleh karena itu Demak berusaha untuk mempersulit Portugis. Pada tahun 1518 sampai 1521 Pati Unus memerintah Demak menggantikan ayahnya Raden Patah, selama memerintah ia selalu memusuhi Portugis. Sikap ini sangat merugikan Portugis karena Malaka selalu mengimpor beras dan garam dari Demak.Disisi lain Portugis mengincar Pulau Jawa tetapi Demak selalu berusaha menghalau mereka.

b. Perlawanan Rakyat Aceh melawan Portugis.

Rakyat Aceh dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 1636) berjuang untuk mempertahankan kedaulatan Aceh dan megusir kekuasaan Portugis dari Semenanjung Malaka.Pada tahun 1629 armada besar Aceh menyerang Malaka yang dikuasai Portugis. Sekalipun armada Aceh tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, Portugispun tidak berhasil merampas kedaulatan Aceh.Berkat persatuan dan kesatuan Aceh berhasil menggagalkan usaha penjajahan Portugis di wilayahnya.

b. Perlawanan rakyat Ternate melawan Portugis.

Dibawah pimpinan Sultan Hairun rakyat Ternate menentang dan melawan kekuasaan Portugis. Portugis terdesak dan menawarkan perdamaian dan mengajak Sultan Hairun berunding di benteng Portugis. Dalam perundingan Sultan Hairun dikianati dan dibunuh.

Rakyat Maluku marah dan mengadakan perlawanan dibawah Sultan Baabullah, Portugis terdesak dan menyerah dan diusir dari Ternate. Meskipun demikian Portugis masih diizinkan berdagang di Ambon.

2. Kebangkitan Nasional

a.Latar belakang lahirnya pergerakan nasional Indonesia.

Pendidikan dalam masyarakat Indonesia memberikan kesempatan kepada kaum cerdik pandai untuk bergerak. Pemerintah membuka sekolah-sekolah dengan system pendidikan Barat yang menghasilkan golongan cerdik pandai yang kemudian hari memegang peran penting di bidang politik. Mereka menyadari bahwa nasib nusa dan bangsa ini juga ditentukan oleh persatuan dan politik.

Pergerakan bangsa Indonesia melalui organisasi modern baru tumbuh mulai tahun 1908 yaitu saat didirikannya Budhi Utomo sebgai organisasi modern pertama.

b.Bentuk dan Strategi Organisasi Pergerakan Nasional dalam Menghadapi Kolonialisme.

1. Budhi Utomo(BU)

Dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo orgsanisasi ini didirikan oleh para mahasiswa Sekolah Dokter Pribumi ( Sutomo, Saradji, Gunawan Mangunkusumo ) pada tanggal, 20 Mei 1908 di Jakarta.Pada bulan Oktober 1908 diadakan konggres yang pertama di Yogyakarta dengan menghasilkan keutusan :

1. Budhi Utomo tidak ikut kegiatan politik.

2. Kegiatan Utamanya ditujukan pada bidang pendidikan dan budaya.

3. Ruang geraknya hanya di Jawa dan Madura.

Dalam waktu yang relative singkat anggota organisasi BU mencapai 10 000 orang pada tahun 1909, namun karena adanya ancaman pemerintah Belanda maka anggota yang bukan berasal dari pegawai negri banyak yang keluar dan pindah ke Sarikat Islam.

2. Sarikat Islam :

Berdirinya Sarikat Islam didahului oleh Sarikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1911 oleh Kyai Haji Samanhudi atas usul R.M.Tirto Adisuryo.

Tujuannya memajukan perdagangan Indonesia dan anggotanya mula-mula hanya para pedagang yang beragama Islam.

Pada tahun 1912 SDI dalam konggresnya di Surabaya diubah namanya menjadi Sarikat Islam ( SI ) dengan ketua umumnya H.Oemar Said Tjokroaminoto.

Tujuannya adalah memajukan perdagangan bangsa Indonesia, kesejahteraan rakyat dan menganjurkan cara hidup menurut ajaran agama Islam.

Pada awalnya SI bukan partai politik.

Pada tahun 1919 muncul Central Sarikat Islam ( CSI ) berkedudukan di Solo dengan H. Oemar Said Tjokroaminoto sebagai ketuanya

Pada tahun 1930 PSI berubah menjadi PSII dan H. Agus salim menjadi ketuanya.

3. Indishe Partij.Berdiri tahun 1912 oleh tiga serangkai yaitu ( Suwardi Suryaningrat, Dr. Tjiptomangunkusumo dan E.F.E. Douwes Dekker ). Partai politik ini berusaha mempersatukan kaum Belanda Indo yang merasa tidak puas dengan tindakan-tindakan pemerintah Belanda terhadap bangsa Indonesia yang menentang politik penjajahan Belanda.

Tujuan : menghidupkan rasa kebangsaan di kalangan golongan tersebut untuk bersama-sama mempersiapkan pembentukan tanah air Indonesia merdeka.4. Sumpah Pemuda.

a) Konggres Pemuda.

Sejak tahun 1926 terlihat adanya kecenderungan kearah penyatuan organisasi-organisasi yang telah ada. Organisasi tersebut bersifat nasional dan langsung memasuki gelanggang politik .

1. Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPI). Dalam konggresnya pada Mei 1926, menginginkan agar perbedaan sempit yang bersifat kedaerahan agar dikesampingkan dan berusaha menciptakan persatuan seluruh bangsa Indonesia.

Tujuannya adalah menggalang persatuan dari seluruh organisasi pemuda untuk tujuan bersama-sama melawan penjajah Belanda.

2. Pemuda Indonesia.

Pada tanggal, 27 Februari 1927 para pemuda terpelajar yang pernah belajar di luar negeri dan bekas anggota perhimpunan Indonesia. Tujuannya adalah memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia.

b) Konggres Pemuda I

Pada tanggal, 30 April s/d 2 Mei 1926 diselenggarakan di Jakarta, konggres ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda untuk mencapai Indonesia merdeka.

c) Konggres Pemuda II

Konggres ini diselenggarkan pada tanggal, 26 28 Oktober 1928 di Jakarta. Konggres ini membawa semangat nasionalisme ke tingkat yang lebih tinggi karena para utusan yang datang mengucapkan sumpah yang berbunyi sbb.:

1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

2. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putera puteri Indonesia menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Keputusan yang dicetuskan pada tanggal, 28 Oktober 1928 ini kemudian dikenal dengan nama SUMPAH PEMUDA H. Pendekatan Pancasila secara Sosiologis, Psikis, dan Agama.1. 1.Pendekatan secara sosiologis.Dengan pendekatan secara sosiologis dicoba melihat dan menganalisa apakah Pancasila itu ada dalam masyarakat atau tidak. Fakta dalam masyarakat menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia itu percaya terhadap yang gaib, terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa yaitu dengan terdapatnya agama dan tempat-tempat peribadatan dan pelaksanaan menurut petunjuk agama masing-masing.Dalam masyarakat juga terlihat adanya kemanusiaan yang adil dan beradab, sehingga antara manusia yang satu dengan anggota masyarakat lainnya itu terjalin rasa kasih sayang, dan menunjukkan perbuatan-perbuatan yang bersifat merusak hubungan dalam pergaulan atau tindas menindas sesamanya.

Dalam menjalankan segala usahanya untuk kepentingan umum dalam masyarakat itu selalu mengadakan musyawarah. Jadi prinsip musyawarah itu telah berurat berakar dalam masyarakat. Segala usaha yang dijalankan dengan prinsip musyawarah dalam masyarakat itu adalah dimaksudkan untuk terwujudnya keadilan social yang menyeluruh dan merata, sehingga lapisan masyarakat merasakan kenikmatan hidup yang lahiriah dan batiniah.

2. Pendekatan secara Psikis)Dengan pendekatan secara psikis dimaksudkan untuk mengetahui apakah Pancasila itu sesuai dengan tututan hati nurani manusia atau dengan kata lain ada dalam masyarakat atau tidak.

Menurut Prof.Jung manusia itu secara instingtif beragama atau naturaliter religiosa. Hal ini bibuktikan dalam sejarah sejak manusia ada sampai sekarang percaya terhadap yang ghaib. Terhadap penguasa alam yang tertinggi yaitu Tuhan.

Secara psikis manusia itu tidak memperkosa hak hidupnya, kemerdekaannya atau dirampas kebahagiaannya, karena mereka sadar bahwa hak-hak itu adalah hak-hak yang alamiah yang melekat pada dirinya sendiri atau pada orang lain.

Secara psikis manusia itu ingin berkumpul dan bersatu sesamanya.Tak ada orang yang mau dipisahkan /diasingkan dari masyarakatnya.

Pada tiap-tiap manusia dalam jiwanya terkandung keinginan dan harapan untuk diperlakukan secara wajar, secara manusia yang penuh keadilan dan peradaban, dan ingin dihargai pikirannya, pendapatnya agamanya serta terlepas dari pada ancaman-ancaman dan ketakutan-ketakutan baik yang datang dari dalam maupun dari luar.

Pada diri manusia terkandung kehendak adanya keadilan, kesejahteraan kebahagiaan dalam masyarakat dimana dia hidup.Tidak ada manusia yang ingin diperlakukan dengan tidak adil dan tidak ada manusia mau ditindas walaupun oleh orang tuanya sendiri. Semua oang itu ingin bebas dari penganiayaan perkosaan dan perlakuan yang tidak adil dan bebas dari pada kesengsaraan hidup.

3. Pendekatan secara Agama.

Dalam semua agama percaya bahwa manusia itu diciptakan oleh Tuhan, jadi manusia adalah hamba Allah. Manusia adalah makhluk sedang Tuhan adalah Khalik.

Dalam semua agama tidak diperintah untuk saling benci-membenci sesama manusia, saling tindas menindas atau untuk mengadakan eksploitasi manusia atas manusia atau mengadakan penjajahan manusia atas satu manusia, manusia atas bangsa atau bangsa atas bangsa.Tetapi perintah Tuhan adalah untuk kasih mengasihi, sayang menyayangi dan cinta mencintai antara sesama manusia.

Manusia diperintah oleh Tuhan bukan untuk berselisih atau bermusuh musuhan sesamanya, tetapi disuruh untuk saling menghargai saling membantu dan saling tolong menolong dalam hal kebaikan untuk terwujutnya kehidupan yang baik dengan azas persamaan, karena pada dasarnya manusia itu sama.

Manusia dihadapan Tuhan itu adalah sama, kecuali yang membedakan adalah amal perbuatannya. Dengan demikian di dalam menjalankan segala pekerjaan yang berguna untuk kepentingan umat atau bangsa harus dilaksanakan berdasarkan azas kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

Tidak ada perintah Tuhan untuk menegakkan kejahatan, immoralitas, ketidak adilan atau kesengsaraan. Tetapi Tuhan memerintahkan untuk menegakkan keadilan, kebenaran, mewujudkan moralitas, melenyapkan kesengsaraan dan menghapuskan segala perbuatan maksiat dan terkutuk.

Dengan demikian pendekatan secara agama Pancasila ada terkandung dalam setiap agama.

I. Pengertian Pancasila secara EtimologiKata Pancasila secara etimologi brasal dari bahasa Sangsekerta.Bahwa dalam Sangsekerta perkataan Pancasila memiliki dua macam arti yaitu :

panca artinya lima

syila artinya bantu sendi, alas atau dasar

Syila artinya peraturan tingkah laku yang baik yang penting atau yang senonoh.

Kata tersebut dalam bahasa Indonesia diartikan sama dengan kata susila yang berhubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologi Pancasila berarti berbatu sendi lima atau peraturan tingkah laku yang penting.

Dalam kitab suci agama Budha (Tri Pitaka) yang terdiri dari tiga macam buku ( Suttha Pitaka, Abdidama Pitaka, Vinaya Pitaka) terdapat ajaran moral dalam upaya mencapai nirwana. Ajaran moral tersebut adalah Dasasyiila, Saptasyiila, Pancasila.Pancasila berdasarkan ajaran Budha merupakan lima larangan al :

1. -orang dilarang membunuh,

2. -orang dialarang mencuri,

3. -orang dilarang berzina,

4. -orang dilarang berdosta,

5. -orang dilarang minum-minuman keras,

Pada saat masuknya kebudayaan India ke Indonesia malalui agama Hindu dan Budha, maka ajaran Pancasila masuk ke dalam kesusasteraan Jawa, terutama pada masa kerajaan Majapahit. Dalam buku Negarakertagama karangan Empu Prapanca, sarga 53 bait ke-2 berbunyi : Yatnanggegwani Pancasyiila Kertasengkarbhisekaka Krama artinya Raja menjalankan dengan setia kelima pantangan(Pancasila) begitu pula upacara-upacara ibadat dan penobatan penobatan.

Perkataan Pancasila yang berasal dari bahasa Sangsekerta kemudian menjadi bahasa Jawa Kuno yang artinya tetap sama pada jaman Majapahit. Setelah Majapahit runtuh dan agama islam masuk ke Indonesia maka ajaran2 moral tersebut(Pancasila) masih dijadikan sebagai pandangan hidup dalam masyarakat jawa yaitu dalam bentuk lima larangan( pantangan, wewaler, pamali) yang sering disebut MA-LIMA yaitu :

1. -Mateni(membunuh), maksudnya orang dilarang membunuh

2. -Maling(mencuri)maksudnya orang dilarang mencuri

3. Madon(berzina) maksudnya orang dilarang brzina

4. -Madat(minuman keras, candu)maksudnya orang dilarang minum-minuman keras menghisap candu atau sekarang Narcoba

5. -Main(judi) maksudnya orang dilarang berjudi.

Jadi istilah Pancasila yang berasal dari bahasa sangsekerta menjadi bahasa Jiwa Kuno akhirnya dijadikan istilah untuk memberi nama filsafat dasar Negara RI.

J. Pengertian Pancasila secara Historis.Proses perumusan Pancasila sebagai dasar Negara diawali dengan adanya janji Jepang yang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada bulan September 1945 Realisasi janji tersebut maka pada tanggal, 29 April 1945 dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI) atau Dokuritsu Zyunbi Tjoosakai oleh Jepang dan dilantik pada tanggal, 28 Mei 1945 dengan susunan anggota sbb.:

Ketua

: Dr.K.R.T.Rajiman Widiodiningrat

Ketua Muda : Ichibangase

Ketua Muda : R.P.Soeroso

Anggota : 60 orang tidak termasuk Ketua dan Ketua Muda

BPUPKI telah mengadakan sidang 2 kali, pertama tanggal, 25 Mei s/d 1 Juni1945 dan sidang kedua tanggal, 16 s/d 17 Juni 1945.Dalam sidang pertama telah dikemukakan usul dan pendapat oleh anggota BPUPKI mengenai dasar Negara dan rancangan UUD yang dikemukakan oleh beberapa anggota.

Pada tanggal, 29 Mei 1945 Mr.Muhammad Yamin menyampaikan Asas dan Dasar Negara yaitu :

1. -Peri Kebangsaan

2. -Peri Kemanusiaan

3. -Peri Ketuhanan

4. -Peri Kerakyatan

5. -Kesejahteraan Rakyat

Setelah selesai menyampaikan pidatonya, Muhammad Yamin menyampaikan usulan tertulis naskah Rancangan UUD dalam pembukaan RUUD itu tercantum rumusan lima azas dasar Negara yaitu :

1. -Ketuhanan Yang Maha Esa

2. -Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. -Rasa Kemnusiaan yang adil dan beradab

4. -Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. -Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tanggal, 31 Mei 1945 Prof.Dr.Soepomo menyampaikan pidato berbeda dengan usulan Mr.Muh. Yamin. Prof.Dr.Soepomo mengemukakan teori-teori Negara sbb :

1. Teori Negara perseoranganmenurut paham ini Negara adalah masyarakat hokum(legal society) yang disusun atas kontrak antara seluruh individu(contrac social). Paham Negara ini banyak terdapat di Eropa dan Amerika.2. Paham Negara kelas(Class theory) atau teory golongan:

Teory ini sebagaimana diajarkan oleh Marx, Engels dan Lenin. Negara adalah alat dari suatu golongan untuk menindas golongan lain. Negara kapitalis adalah alat dari kaum borjuis, oleh karena itu kaum Marxis menganjurkan untuk meraih kekuasaan agar kaum buruh dapat ganti menindas kaum borjuis.

3. Paham Negara integralistik yang diajarkan oleh Spinoza, AdamMulle, Hegel abad 18 dan 19 : Menurut paham ini Negara bukanlah untuk menjamin perseorangan ataupun golongan akan tetapi menjamin kepentingan masyarakat seluruhnya sebagai suatu persatuan. Negara adalah susunan masyarakat yang integral , segala golongan, bagian atau anggotannya saling berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan merupakan kesatuan organis. Menurut paham ini yang terpenting dalam Negara adalah penghidupan bangsa seluruhnya.Negara tidak memihak kepada golongan yang paling kuat atau yang paling besar, tidak memandang kepentingan seseorang sebagai pusat akan tetapi Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu persatuan.Berkaitan dengan dasar Negara Indonesia maka Dr. Soepomo mengusulkan hal-hal sebagai berikut :

a) Negara yang kita bentuk harus berdasarkan aliran pikiran kenegaraan(staatsidee) Negara kesatuan yang bersifat integralistik atau Negara nasional yang bersatu dalam arti totaliter, yaitu Negara yang tidak akan mempersatukan diri dengan golongan terbesar, akan tetapi yang mengatasi semua golongan, baik golongan besar atau kecil. Dalam Negara yang bersatu itu urusan agama diserahkan kepada golongan agama yang bersangkutan.

b) Setiap warganya dianjurkan untuk hidup berketuhanan.

c) Dalam susunan pemerintahan Negara harus dibentuk suatu Badan Permusyawaratan. Agar pimpinan Negara dapat bersatu jiwa dengan wakil-wakil rakyat secara terus menerus.

d) Sistim ekonomi Indonesia hendaknya diatur berdasarkan asas kekeluargaan, system tolong menolong dan system koperasi.

e) Negara Indonesia yang besar atas semangat kebudayaan Indonesia yang asli, dengan sendirinya akan bersifat Negara Asia Timur Raya.

1. Piagam Jakarta (22 Juni 1945)

Pada tanggal 22 Juni 1945, anggota BPUPKI mengadakan pertemuan untuk membahas pidato-pidato dan usulan-usulan mengenai dasar Negara yang telah menjadi pembahasan dalam sidang Badan Penyelidik yang kemudian dikenal sebagai Piagam Jakarta, dengan rumusan Pancasila sbb :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Inonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta yang didalamnya terdapat perumusan dan sistematika Pancasila sebagaimana diuraikan diatas, kemudian diterima oleh BPUPKI dalam sidangnya pada tanggal 14 16 Juni 1945.

2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Kekalahan Jepang terhadap Sekutu dalam Perang Dunia II membawa dampak bagi bangsa Indonesia.Berdasarkan pengumuman Nanpoo Gun (Pemerintah Tentara Jepang untuk seluruh daerah selatan) tanggal, 7 Agustus 1945, bahwa pada pertengahan bulan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritzu Zyunbi Iinkai.Dalam upaya merealisasi pembentukan panitia tersebut, pada tanggal 8 Agustus 1945 Tiga Serangkai yaitu IR.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan Dr.Radjiman Widyodiningrat berangkat ke Saigon atas panggilan Jendral Besar Terauchi, Seiko Sikikan untuk daerah selatan termasuk Indonesia.

Hasil pertemuan sbb :

1. Ir. Soekarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan , Drs.Moh.Hatta sebagai anggota.

2. Panitia Persiapan boleh mulai bekerja pada tanggal, 9 Agustus 1945

3. Cepat atau tidaknya pekerjaan Panitia iserahkan sepenuhnya kepada Panitia.

PPKI terdiri atas 21 orang termasuk ketua dan wakil ketua Tugas PPKI adalah mempersiapkan segala hal yang menyangkut kemerdekaan Indonesia.Rencana pemerintah Jepang apabila tidak terjadi perubahan , maka Indonesia akan dimerdekakan pada tanggal 24 Agustus 1945.yang akhirnya pada tanggal, 17 Agustus 1945.Pada tanggal, 14 Agustus 1945 pemerintah Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, ini berarti Pemerintah Jepang sudah tidak mempunyai kekuasaan lagi di Indonesia. Maka janji Jepang untuk memerdekakan Indonesia tidak mungkin terlaksana lagi.Akibatnya di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan ( Vacum of power) Keadaan inilah kemudian dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk memerdekakan dirinya. Lahirlah Negara Repubilk Indonesia yang berdaulat pada tanggal, 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 malam, diadakan pertemuan anggota PPKI dan beberapa pimpinan pemuda dirumah Admiral Mayeda, seorang opsir tetntara Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan Bangsa Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan. Dalam Pertemuan tersebut dibahas mengenai Naskah Proklamasi Indonesia yang akan dibacakan tanggal, 17 Agustus 1945.

Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia disusun oleh Ir Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Mr.Soebardjo, Sukarni dan Sajuti Malik, karena Naskah resmi yang dibuat tanggal 22 Juni 1945 yaitu Piagam Jakarta tidak dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut.Naskah ditulis oleh Ir. Soekarno yang didektekan oleh Drs. Moch. Hatta, dan setelah bertukar fikiran diantara kelima orang tersebut maka naskah disetujui, dan kemudian diketik rapi. Naskah inilah yang dibacakan oleh Ir. Soekarno didampingi Drs. Mooh.Hatta pada tanggal, 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi dimuka rakyat Indonesia di halaman rumah Jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta. Naskah Proklamasi Kemerdekaan selengkanya sebagai berikut :

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini meyatakan Kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l. diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnya.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno/Hatta

K. Pengertian Pancasila secara Terminologi.Untuk menyempurnakan Negara Indonesia yang baru merdeka, maka pada tanggal, 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang pertama dan menghasilkan beberapa keputusan sbb :

Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang diambil dari Piagam Jakarta setelah mengadakan beberapa perubahan atau penggantian yaitu :

Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan

dalam suatu Hukum dasar Negara Indonesia . Diganti dengan ..dalam suatu UUD Negara Indonesia.

dengan berdasar kepada ke Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Diganti dengan . Dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab diganti dengan kemanusiaan yang adil dan beradab

Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahan-bahannya diambil dari rancangan UUD dengan beberapa perubahan.

Memilih Ketua PPKI yaitu Ir. Sukarno dan Wakil Ketua PPKI yaitu Moh. Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI

Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah komite Nasional.

Pada tanggal, 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang kedua dengan menghasilkan keputusan :

1. Pembentukan Pemerintah RI yang terdiri dari 12 kementrian.

2. Pembagian wilayah Republik Indonesia kedalam 8 Propinsi dan tiap Propinsi dibagi dalam Karesidenan-karesidenan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan mengenai proses pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945 sbb :

1. Pancasila yang dibahas dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 telah diterima secara bulat sebagai dasar Negara RI.

2. Secara Yuridis formal Pancasila disyahkan menjadi dasar Negara oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal, 18 Agustus 1945, yaitu menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 sbg UUD RI

3. UUD 1945 terdapat Pembukaan yang didalamnya memuat rumusan Pancasila. Dengan demikian maka sejak tanggal, 18 Agustus 1945 Pancasila telah syah sebagai dasar Negara RI.

L. Pengertian Pancasila secara Terminologi.Untuk menyempurnakan Negara Indonesia yang baru merdeka, maka pada tanggal, 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang pertama dan menghasilkan beberapa keputusan sbb :

Menetapkan dan mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang diambil dari Piagam Jakarta setelah mengadakan beberapa perubahan atau penggantian yaitu :

Kata Mukaddimah diganti dengan kata Pembukaan

dalam suatu Hukum dasar Negara Indonesia . Diganti dengan ..dalam suatu UUD Negara Indonesia.

dengan berdasar kepada ke Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Diganti dengan . Dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab diganti dengan kemanusiaan yang adil dan beradab

Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahan-bahannya diambil dari rancangan UUD dengan beberapa perubahan.

Memilih Ketua PPKI yaitu Ir.Sukarno dan Wakil Ketua PPKI yaitu Moh.Hatta menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI

Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah komite Nasional.

Pada tanggal, 19 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang kedua dengan menghasilkan keputusan :

1. Pembentukan Pemerintah RI yang terdiri dari 12 kementrian.

2. Pembagian wilayah Republik Indonesia kedalam 8 Propinsi dan tiap Propinsi dibagi dalam Karesidenan-karesidenan.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan mengenai proses pengesahan Pancasila sebagai dasar Negara dan UUD 1945 sbb :

1. Pancasila yang dibahas dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945 telah diterima secara bulat sebagai dasar Negara RI.

2. Secara Yuridis formal Pancasila disyahkan menjadi dasar Negara oleh PPKI dalam sidangnya pada tanggal, 18 Agustus 1945, yaitu menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 sbg UUD RI

3. UUD 1945 terdapat Pembukaan yang didalamnya memuat rumusan Pancasila. Dengan demikian maka sejak tanggal, 18 Agustus 1945 Pancasila telah syah sebagai dasar Negara RI.

M. Fungsi dan Peranan Pancasila bagi Bangsa Indonesia. Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, maka Pancasila mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Fungsi dan peranan itu terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Itulah sebabnya Pancasila memiliki berbagai predikat sebagai sebutan nama yang menggambarkan fungsi dan peranannya.

Fungsi dan Peranan Pancasila diuraikan mulai yang abstrak sampai yang kongkrit :

1. -Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia

2. -Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia

3. -Pancasila sebagai dasar Negara RI

4. -Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia

5. -Pancasila sebagai perjanjian luhur

6. -Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia

7. -Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

8. -Pancasila sebagai moral pembangunan

9. -Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila,

N. Hubungan Pancasila dengan Proklamasi.Dengan memperhatikan fungsi dan peranan bagi bangsa Indonesia maka jelas Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia sebagai asas kerohanian dan dasar filsafat Negara, merupakan unsur penentu dari ada dan berlakunya tertib hokum Indonesiadan pokok kaidah Negara yang fundamental. Sedangkan Proklamasi merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia yang bertekad untuk merdeka yang disemangati oleh jiwa Pancasila.Selain itu Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hokum, pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hokum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia yaitu cita-cita mengenai kemerdekaan . Karena itu antara Pancasila dengan Proklamasi mempunyai hubungan yang erat.

Nilai-nilai itu sebagaimana pendapat R.Soeprapto adalah sebagai berikut :

1. Nilai perjuangan untuk mewujutkan persatuan dan kesatuan nasional, kebersamaandan kekeluargaan, kesetiakawanan dan keadilan social, kerukunan dan gotong royong, serta menjunjung tinggi prinsip musyawarah.

2. Nilai perjuangan untuk mewujudkan kemandirian yang bersifar interdependen dan kebebasan yang bertanggung jawab.

3. Nilai perjuangan untuk mewujudkan jati diri ke-indonesia-anciri khas Indonesia, keaslian warna-warni budaya nasional, keunggulan komperatif dan keunggulan kompetitif ke-indonesia-an.

4. Nilai perjuangan untuk mewujudkan kewibawaan dan martabat nasional di antara bangsa lain yang meliputi kehormatan, martabat. Kekuatan tawar, pengaruh, prestise, dan reputasi nasipnal di arena international disegala bidang.

(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB IIIPANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengantar

Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia yang secara resmi tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama dengan UUD 1945 diundangkan dalam berita Indonesia Tahun II Nomor 7 tahun 1946.

Suatu dasar filsafat Negara harus merupakan suatu kesatuan keseluruhan , dasar filsafat Negara boleh terdiri atas bagian-bagian ( sila-sila) tetapi bagian-bagian itu harus tidak saling bertentangan.

Pancasila yang terdiri dari atas lima sila, tidaklah merupakan kumpulan dari sila-sila yang boleh dipisah pisahkan satu dari yang lain.Pancasila dengan lima silanya haruslah diartikan sebagai suatu kesatuan yang bulat dan utuh.

B. Pengertian Filsafat.

Kata filsafat, dalam bahasa Arab falsafah yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia Kata philosophia terdiri dari kata philein yang berarti cinta(love) dan sophie yang berarti kebijaksanaan(wisdom). Sehingga secara etimologi filsafat berarti cinta kebijaksanaan ( love of wisdom ) dalam arti yang sedalam-dalamnya.Kata filsafat pertama digunakan oleh Pythagoras(582 496 SM).

Dr.I.R.J.Gred dalam bukunya Elementa Philosophiae merumuskan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang timbul dari prinsip-prinsip yang diketahui dengan kekuatan budi kodrati dengan mencari sebab musababnya yang terdalam

Kita perlu berfikir berdasarkan filsafat agar kita menemukan jawaban atas sesuatu pertanyaan secara mendasar dan menyadari bahwa sebagai manusia ciptaan Tuhan yang derajat lebih tinggi dari pada makhluk yang lainnya, kita memiliki anugerah daya cipta dan budi kodrati.

C. Mengapa Pancasila disebut Filsafat.

Pancasila memenuhi cirri-ciri sebagai filsafat.Pancasila itu masing-masing silanya saling kait mengakait merupakan suatu unified view, suatu kesatuan pandangan yang menyeluruh.Kelima silanya tersusun secara harmonis.

Beberapa pendapat yang menyatakan bahwa Pancasila adalah suatu filsafat.

1. Soediman Kartohadiprojo :

Bahwa Pancasila sebagai filsafat adalah seperti halnya buah-buahan diberikan lalu dimakan dengan keyakinan bahwa dengan makan buah-buahan itu sesuatu penyakit dapat diberantas , jadi sebagai obat.Buah-buahan itu adalah obat pula.Pancasila itu merupakan filsafat Negara (staats filosofi), karena itu dapatlah dimengerti kalau filsafat Pancasila ini dibawakan sebagai hal-hal yang berkenaan dengan manusia, sebab Negara itu adalah manusia, organisasi manusia.

2. Notonagoro,

Dalam lokakarya pengamalan Pancasila di Yogyakarta 1976 anata lain mengatakan : dinyakan dalam kalimat keempat pada pembukaan UUD 1945 Bahwa disusunlah kemerdekaan kebangsaan Iandonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ; Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kata-kata dengan berdasar kepada tersebut menentukan kedudukan Pancasila dalam Negara , dalam pengertian dasar filsafat .

Dasar filsafat asas kerohanian Negara Pancasila adalah cita- cita yang harus dijelmakan dalam kehidupan Negara.Maka dasar filsafat adalah ratio dari kehidupan Negara dan bangsa kita , dan asas kerohanian , sedangkan makna pengertian ideologi Negara adalah : 1) cita-cita Negara atau system kenegaraan; 2) ilmu pengetahuan tentang cita-cita Negara.

Notonagoro juga mengatakan bahwa kedudukan Pancasila dalam Negara Indonesia adalah sebagai dasar Negara, dalam pengertian sebagai dasar filsafat.Sifat kefilsafatan dasar Negara tersebut diwujudkan dalam rumus abstrak kelima sila Pancasila.

3. Roeslan Abdoelgani

Pancasila adalah Filsafat yang lahir sebagai collectieve-ideologies dari seluruh Bangsa Indonesia.

D. Pengertian System

Istilah system berasal dari Yunani systema yang mengandung arti keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian yang berarti pula hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara teratur.

Secara garis besar istilah system mengandung dua makna, sebagai suatu wujud benda(entitas) dan sebagai metode.Sebagai metode, system dikenal dengan pendekatan system yang pada dasarnya merupakan penerapan metode ilmiah didalam pemecahan masalah.Pendekatan system menuntut pemikiran sistemik, memandang sesuatu system sebagai bagian dari system yang lebih luas dan besar.

Definisi Sistem menurut Campbel menyatakan bahwa system itu merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan.:

Secara terminology system berarti sehimpunan unsur yang melakukan sesuatu kegiatan perorangan untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan, dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data dan/atau energy dan/atau barang didalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi dan/atau energy dan/atau barang.

Pancasila adalah sebuah system karena sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Esensi seluruh sila-silanya juga merupakan suatu kesatuan.Pancasila berasal dari kepribadian bangsa Indonesia dan unsur-unsurnya telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak dulu.

Secara garis besar Pancasila adalah suatu realita yang keberadaan dan kebenarannya tidak dapat diragukan lagi.Inti Pansacila yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan , kerakyatan dan keadilan harus menjadi pedoman dan tolak ukur bagi seluruh kegiatan kemasyarakatan dan kenegaraan Bangsa Indonesia.

E. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat.

Filsafat Negara kita ialah Pancasila yang diakui dan diterima oleh Bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup.Dengan demikian Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.

Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia.Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan, tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali.

Sebagai pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-asas Pancasila disampaikan kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan.Pancasila menunjukkan terjadinya proses ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu pengetahuan.

Pancasila menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan kita , dan nkita harus merenungkan dan menerima arti tiap-tiap sila dengan berpedoman oada uraian tokoh-tokoh nasional agar kita tidak memiliki tafsiran yang bertentangan.Dengan Pancasila sebagai filsafat Negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan Negara kita.

F. Kesatuan Nilai-nilai Pancasila sebagai Filsafat.

Pancasila merupakan kesatuan, dimana sila Ketuhanan Yang Maha Esa mempunyai ruang lingkup seluruh Indonesia.Hendaknya Negara Indonesia adalah Negara dimana warga negaranya dapat manjalankan ibadah agamanya secara leluasa.Segenap rakyat hendaknya menghilangkan egoisme agama.

Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab tidak dapat dipisahkan dari sila-sila yang lain, misalkan dengan sila ketiga.

Dalam sila persatuan Indonesia, diakui dan disadari bahwa bangsa Indonesia terdiri dari bernacam-macam suku yang mempunyai adat istiadat dan kebudayaan beraneka ragam.Perbedaan-perbedaan yang ada bukanlah merupakan hambatan akan tetapi justru menjadi pendorong untuk bersatu.

Dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan secara eksplisit menyebut istilah kerakyatan dan bukan demokrasi.Yang dimaksud hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan adalah musyawarah untuk mufakat.

Sila Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia menunjukkan tujuan bangsa Indonesia , yaitu mendapatkan social, hidup dengan bahagia, tenteram, dan sejahtera jasmani dan rohani.Selain harus menjalankan kewajiban sebagaimana layaknya warga Negara , mereka juga menerima hak untuk hidup bahagia, sejahtera, aman dan tenteram.

Dengan demikian berdasarkan azas-azas dan criteria filosofis serta beberapa pendapat tersebut di atas, system filsafat Pancasila memiliki criteria dan sifat-sifat universal dan memiliki cirri-ciri khas nasional sbb :

1. Sistematis, fundamental, universal, integral, dan radikal mencari kebenaran yang hakiki.

2. Filsafat yang monotheis dan religious yang mempercayai adanya sumber kesemestaan, yaitu TYME

3. Monodualisme dan monopluralisme atau integralistik yang mengutamakan ketuhanan, kesatuan dan kekluargaan.

4. Satu kesatuan totalitas yang bulat dan untuk antar sila-sila Pancasila.

5. Memiliki corak universal, terutama sila I dan sila II serta corak nasional Indonesia terutama sila III,IV,V

6. Idealisme fungsional (dasar dan fungsi serta tujuan idiil sekaligus)

7. Harmoni Idiil ( asas selaras, serasi dan seimbang)

8. Memiliki cirri-ciri dimensi idealitas, realitas dan fleksibilitas.

(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB IV

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK.

A. Pengantar

Pancasila Sebagai dasar Negara pada hakikatnya nilai-nilai dalam Pancasila merupakan sumber dari segala penjabaran norma, baik norma hokum, norma moral maupun norma kenegaraan lainnya.

Norma hokum adalah suatu system peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dalam pengertian inilah maka Pancasila berkedudukan sebagai sumber dari segaka sumber hokum di Negara Indonesia.

Norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk.Sopan ataupun tidak sopan, susila ataupun tidak susila. Dalam kapasitas inilah nilai-nilai Pancasila telah terjabarkan dalam suatu norma-norma moralitas ataupun norma-norma etika sehingga Pancasila merupakan system etika dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jadi sila-sila Pancasila pada hakikatnya bukanlah merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normative ataupun praktis melainkan merupakan suatu system nilainilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma moral, maupun norma hokum, yang pada gilirannya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hokum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

B. Pengertian Etika, Nilai,Moral, dan Kesusilaan.

1. Etika :

Etika adalah secara etimologi berasal dari kata Yunani etos yang berarti, watak kesusilaan atau adat.Secara terminology etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk.Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu yang menyangkut perbuatan, tingkah laku, gerakan-gerakan, kata-kata dsb.Sedangkan motif, watak suara hati sulit untuk dinilai.Perbuatan atau tingkah laku yang dikerjakan dengan kesadaran sajalah yang dapat dinilai, sedang kan yang dikerjakan dengan tak sadar tidak dapat dinilai baik buruknya.

Pembagian etika yang lain adalah etika individu dan etika social.Etika idnividu membicarakan perbuatan tingkah manusia sebagai individu.Misalnya tujuan hidup manusia .Etika social membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan orang lain.

Etika pada hakekatnya mengamati realitas moral secara kritis. Etika berusaha untuk menjernihkan permasalahan moral.Sedangkan kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia.Bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.

Norma norma moral adalah tolok ukur untuk menentukan , betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya sebagai manusia,

2. Nilai

Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri.Didalam nilai itu sendiri terkandung cita-cita, harapan-harapan , dambaan-dambaan dan keharusan.Maka bila kita bicara tentang nilai maka kita bicara tentang hal yang ideal, tentang hal yang merupakan cita-cita, harapan dambaan dan keharusan.

3. Moral,

Moral berasal dari kata mos jamaknya moresyang berarti adat atau cara hidup.Etika dan moral sama artinya tetapi dalam penilaian sehari-hari ada sedikit perbedaan.Moral atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai. Sedangkan etika dipakai untuk pengkajian system nilai yang ada.

Fran Magnis Suseno(1987) membedakan ajaran moral dan etika.

Ajaran moral adalah ajaran ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, peraturan-peraturan lisan maupun tertulis tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia menjadi manusia yang baik.Sumber langsung ajaran moral adalah pelbagai orang alam kedudukan yang berwenang, seperti orang tua, guru, para pemuka masyarakat dan agama, dan tulisan parabijak.

Etika bukan sumber tambahan bagi ajaran moral tetapi filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.

Etika adalah sebuah ilmu bukan sebuah ajaran, jadi etika dan ajaran moral tidak berada pada tingkat yang sama.Yang mengatakan bagaimana kita harus hidup, bukan etika melainkan ajaran moral.Etika mau mengerti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.

4. Norma.

Pada mulanya norma adalah alat tukang batu atau tukang kayu yang berupa segitiga.Pada perkembanganya norma berarti aturan, garis pengarah,atau aturan kaidah bagi pertimbangan dan penilaian .Nilai yang menjadi milik bersama didalam satu masyarakat dan telah tertanam dengan emosi yang mendalam akan menjadi norma yang disepakati bersama.Segala hal yang kita beri nilai, cantik atau berguna akan kita usahakan supaya diwujudkan kembali di dalam perbuatan kita.Sebagai hasil usaha itu timbulah ukuran perbuatan atau norma tindakan.Norma itu kalau telah diterima oleh anggota masyarakat selalu mengandung sanksi dan pahala.

Tidak dilakukan sesuai norma sanksi hukumam, celaan dsb.

Dilakukan sesuai dengan norma sanksi pujian, balas jasa dsb.

Ada banyak norma, ada norma-norma khusus yaitu norma yang hanya berlaku dalam bidang dan situasi yang khusus misal bola tidak boleh disentuh oleh tangan, hanya berlaku kalau dan sewaktu kita main sepak bola dan kita bukan kiper.

Disamping norma khusus ada norma umum.

Manurut Frans Magnis Suseno ada 3 macam norma :

Norma sopan santun, norma ini menyangkut sikap lahiriah manusia.Meskipun lahiriah dapat mengungkapkan sikap hati dan karena itu mempunyai kualitas moral, namun sikap lahiriah sendiri tidak mempunyai kualitas moral.Orang yang melanggar norma kesopanan karea tidak mengetahui tatakrama di daerah itu, atau dituntut oleh situasi tidak melanggar norma moral.

Norma hokum, norma hokum adalah norma yang dituntut secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan umum.Norma hokum adalah norma yang dibiarkan dilanggar.Hukum tidak dipakai untuk mengukur baik buruknya seseorang sebagai manusia melainkan untuk menjamin tertib umum.Tetapi norma hokum tidak sama dengan norma moral.

Norma moral, norma moral adalah tolak ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang.Maka dengan norma moral kita benar-benar dinilai.

5. Norma Kesusilaan.

Norma kesusilaan adalah hasil suatumenjadi yang terjadi di dalam jiwa;Perkembangan dari nafsu alamiah yang gelam sampai kepada kehendak yang sadar, yang berarti sampai kepada kesadaran keseusilaan yang telah tumbuh lengkap disebabkan karena aktivitas diri sendiri.

6. Hubungan Etika, Nilai, Moral dan Norma.

Agar nilai menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu lebih dikonkritkan lagi serta diinformulasikan menjadi lebih obyektif sehingga memudahkan manusia untuk menjabarkannya dalam tingkah laku secara kongkrit.Maka wujud yang lebih kongkrit dari nilai adalah merupakan suatu norma.Terdapat berbagai macam norma, dan dari berbagai macam norma tersebut norma hukumlah yang paling kuat keberlakuannya, karena dapat dilaksanakan oleh suatu kekuasaan ekternal misalnya penguasa baru atau penegak hokum.

Selanjutnya nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia.Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya.Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya.Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia.

C. Pengertian Etika.

Etika politik termasuk etika social yang secara harfiah berkaitan dengan bidang kehidupan politik. Dalam hubungan dengan etika politik pengertian politik harus difahami dalam pengertian yang lebih luas yaitu menyangkut seluruh unsur yang membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut masyarakat Negara.

Hukum dan kekuasaan Negara merupakan aspek yang berkaitan langsung dengan etika politik. Hukum sebagai peataan masyarakat secara normative, serta kekuasaan Negara sebagai lembaga peata masyarakat yang efektif pada hakikatnya sesuai dengan struktur sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk social.

Etika politik berkaitan dengan obyek forma etika, dan obyek material politik yang meliputi legitimasi Negara, hokum,kekuasaan serta penilaian kritis terhadap legitimasi-legitimasi tersebut.

Secara substantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subyek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai obyek etika. Etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia.

Etika politik tidak langsung mencampuri politik praktisTugas etika politik membantu agar pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif. Etika politik dapat memberikan patokan orientasi dan pegangan normative bagi mereka yang memang mau menilai kualitas tatanan dan kehidupan politik dengan tolok ukur dan martabat manusia atau mempertanyakan legitimasi moral sebagai keputusan politik.

Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatu Negara adalah adanya cita-cita the rule of low, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan hak-hak asasi manusia menurut kekhasan paham kemanusiaan dan struktur social budaya masyarakat masing-masing dan keadilan social.

D. Pancasila sebagai Nilai dasar Fundamental bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Dalam Dictionary of Sociology and Related Science, nilai secara sederhana dapat diartikan kemampuan yang dipercayai yang ada pada sesuatu benda untuk memuaskan manusia.Jadi nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri.

Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam, yaitu :

1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan material ragawi manusia.

2. Nilai vital

yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktifitas.

3. Nilai kerohanian

yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia, Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam :

a) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (ratio, budi, cipta) manuisa.

b) Nilai keindahan, atau nilai estetis , yang bersumber pada unsur perasaan(estesteis, rasa) manusia.

c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada kehendak(karsa) manusia.

d) Nilai religious, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak.Nilai religious ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan manusia.

Dalam kaitan dengan derivasi(asal mula) atau penjabarannya maka nilai dapat dikelompokkan menjadi 3 macam :

1. Nilai Dasar:Nilai dasar bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan obyektif segala sesuatu misalnya hakikat Tuhan, manusia atau segala sesuatu lainnya.Nilai dasar dapat juga disebut sebgai sumber norma yang pada gilirannya dijabarkan atau direalisasikan dalam suatu kehidupan yang bersifat praktis.

2. Nilai Instrumental.

Untuk dapat direalisasikan dalam suatu kehidupan praktis, maka nilai dasar harus memiliki formulai serta parameter atau ukuran yang jelas. Nilai instrumental inilah yang merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan didapat diarahkan.Nilai instrumental merupakan suatu eksplisitasi nilai dasar.

3. Nilai Praktis.

Nilai praktis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam suatu kehidupan yang nyata.Sehingga nilai praktis ini merupakan perwujudan dari nilai instrumental.

Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara.Apabila kita memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya adalah nilai-nilai Pancasila yaitu sebagai berikut :

a) Pokok pikiran pertama, Negara Indonesia adalah Negara persatuan yaitu Negara yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

b) Pokok pikiran kedua, manyatakan bahwa Negara hendak mewujutkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

c) Pokok pikiran ketiga, menyatakan bahwa Negara berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.

d) Pokok pikiran keempat, menyatakan bahwa Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Berdasarkan hal tersebut menunjukkan bahwa Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dapat digunakan sebagai pokok-pokok kaidah Negara yang fundamental, karena didalamnya terkandung pula konsep-konsep sbb:

Dasar-dasar pembentukan Negara, yaitu tujuan Negara, asas politik Negara(Negara RI yang berkedaulatan rakyat)

Ketentuan diadakannya UUD , yaitu . Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia dalam suatu UUD Negara Indonesia.

Nilai dasar yang fundamental suatu Negara dalam hokum mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap kuat dan tidak berubah, dalam arti dengan jalan hokum apapun tidak mungkin lagi untuk diubah.Berhubung Pembukaan UUD 1945 itu dimuat nilai-nilai dasar yang fundamental, maka Pembukaan UUD 1945 yang didalamnya terdapat Pancasila tidak dapat diubah secara hokum. Apabila terjadi perubahan berarti pembubaran Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

E. Nilai-nilai Pancasila sebagai Sumber Etika.

Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi(asal mula) peraturan perundangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hokum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara.

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara , etika politik menuntut agar kekuasaan dalam Negara dijalankan sesuai dengan: 1).Asas legalitas, yaitu dijalankan sesuai dengan hokum yang berlaku.

2)Disahkan dan dijalankan secara demokratis.

3)Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral.

Legitimasi etis mempersoalkan keabsahan kekuasaan politik dari segi norma-norma moral.Legitimasi ini muncul dalam kontek bahwa setiap tindakan Negara baik legislatif, maupun eksekutif dapat dipertanyakan dari segi norma-norma moral.Tujuannya adalah agar kekuasaan itu mengarahkan kekuasaaan ke pemakaian kebijakan dan cara-cara yang semakin sesuai dengan tuntutan-tuntutan kemanusiaan yang adil dan beradab.

Negara Indonesia adalah begara hokum, oleh karena itu keadilandalam hidup bersama sebagaimana terkandung dalam sila ke V adalah merupakan tujuan dalam kehidupan Negara.

F. Etika Politik dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

Dalam Ketetapan MPR no. VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbagsa dinyatakan pengertian etika politik dalam kehidupan berbangsa adalah merupakan rumusan yang bersumber dari ajaran agama, khususnya yang bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berfikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam kehidupan.

Dalam Tap MPR no. VI/MPR/2001 diuraikan 6 etika kehidupan berbangsa yakni :

a) Etika Sosial dan Budaya : Etika Sosial dan Budaya bertolak dari rasa kemanusiaan yang mendalam dengan menampilkan kembali sikap jujur, saling peduli, saling memahami, saling menghargai, saling mencintai, dan saling menolong di antara sesama manusia dan warga bangsa.

b) Etika Politik dan Pemerintahan : Etika Politik dan Pemerintahan dimaksudkan untuk mewujudkan pemerintah yang bersih, efisien, dan efektif serta menumbuhkan suasana politik yang demokratis yang berisikan keterbukaan, rasa bertanggung jawab, tanggap akan aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan untuk menerima pendapat yang lebih benar serta menjunjung tinggi hak asasi manusia dan keseimbangan hak dan kewajiban dalam kehidupan berbangsa.

c) Etika Ekonomi dan Bisnis :Etika Ekomoni dan Bisnis dimaksudkan agar hidup dan perilaku ekonomi dan bisnis baik oleh perorangan, institusi maupun pengambil keputusan dalam bidang ekonomi dapat melahirkan kondisi dan realitas ekonomi yang bercirikan persaingan yang jujur berkeadilan, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, daya tahan ekonomi dan kemampuan saing dan terciptanya suasana kondusif untuk pemberdayaan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil melalui kebijakan secara berkesinambungan.

d) Etika Penegakan Hukum yang berkeadilan : Etika penegakan Hukum yang berkeadilan dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa tertib social, ketenangan dan keteraturan hidup bersama hanya dapat diwujutkan dengan ketaatan terhadap hokum dan seluruh peraturan yang berpihak kepada keadilan,

e) Etika keilmuan : Etika Keilmuan dimaksudkan untuk menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan social dengan nilai-nilai agama dan budaya.

f) Etika Lingkungan : etika lingkungan menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan dan bertangung jawab.

(((((((((((((oooOooo)))))))))))))

BAB V

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A.Pengertian IdeologiIdeologi berasal dari kata Yunani idien yang berarti melihat atau suatu rencana yang dibentuk/ dirumuskan di dalam pemikiran, buah pikiran , gagasan dan kata logia yang berari ajaran. Dengan demikian idologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science desideas atau pengucapan dari yang terlihat atau pengutaraan apa yang terumus didalam pikiran sebagai hasil dari pemikiran.

Secara definitive ideology banyak ragamnya.Ideologi menurut The Advence Leaners Dictionary adalah suatu system dari pada idea-idea atau hasil pemikiran yang telah dirumuskan untuk teori politik atau ekonomi.

Walaupun berbagai variasi definisi ideology itu, namun yang jelas ideology adalah hasil dari suatu kegiatan pemikiran, dan dalam kegiatan pemikiran itu selalu menggunakan ratio.

Sebagai ideology bangsa dan Negara Indonesia Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu hasil penuangan atau pemikiran seseorang atau sekelompok orang. Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia.Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti :

1) Bidang politik, termasuk bidang hokum, pertahanan dan keamanan.

2) Bidang Sosial

3) Bidang kebudayaan

4) Bidang keagamaan. Unsur-unsur ideology.Terlepas dari berbagai ragam definisi ideology, apabila diteliti dengan cermat ada kesamaan unsur ideology yaitu :, keyakinan, mitos dan loyalitas. Keyakinan dalam arti bahwa dalam setiap ideology selalu memuat gagasan-gagasan vital, konsep-konsep dasariah yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah laku atau perbuatan manusia sebagai subyek pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan.

B.Kekuatan Ideologi/ Sifat IdeologiKebenaran pola pikir seperti terurai diatas adalah sesuai dengan sifat ideology yang memiliki tiga dimensi sebagai berikut :

1. Dimensi realita, yaitu bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung di dalam ideology tersebut secara riil hidup didalam serta bersumber dari budaya dan pengalamam sejarah masyarakat atau bangsanya.2. Dimensi Idealisme, yaitu bahwa milai-nilai dasar ideology tersebut mengandung idealisme yang memberi harapan, tentang masa depan yang lebih baik melalui pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.

3. Dinemsi fleksibelitas/dimensi pengembangan, yaitu ideology tersebut memeiliki keluwesan yang memungkinkan dan merangsang pengembangan pemikiran-pemiiran baru yang relevan dengan ideology bersangkutan tanpa menghilangkan atau mengingkari jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. C. Makna Ideologi bagi NegaraIdiologi Negara dalam arti cita-cita Negara memiliki cirri-ciri sebagai berikut :

1. Menpunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.

2. Mewujudkan satu asas kerohanian pandangan dunia, pandangan hidup yang harus dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi penerus bangsa, diperjuangkan dan dipertahankan.

Ideologi Pancasila sebagai ideology bangsa dan Negara tumbuh dan berkembang dalam pandangan hidup masyarakat dan bangsa Indonesia.D.Pancasila sebagai Ideologi terbuka :

1.Arti Ideologi Terbuka:

Secara sederhana ideology berarti suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan hasil