struktur organisasi menkokesra
TRANSCRIPT
Contoh kongkrit dari sebuah fenomena organisasi ;
Saya mengutip dari sebuah situs resmi kementrian coordinator bidang kesejahteraan rakyat, berikut data-data yang di butuhkan untuk di sinkronisasikan dengan ringkasan teori di atas dengan data yang ada kemudian akan berlanjut pada tahap analisa berikut kutipannya ;
VISI :"Terwujudnya Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat Untuk Mencapai Indonesia Sejahtera, Maju, dan Mandiri 2020"
Makna dari Visi Indonesia yang sejahtera, maju dan mandiri tersebut selaras dengan tugas dan fungsi yang menjadi tanggungjawab dan diberikan kepada Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Sejahtera dapat diartikan suatu kondisi masyarakat yang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya seperti lingkungan yang bersih, aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Maju diartikan masyarakat yang mampu bersaing, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mampu mengakses informasi, kreatif, inovatif dan profesional serta berwawasan ke depan yang luas.
Mandiri diartikan sebagai masyarakat yang mampu mengatasi masalah-masalah di bidan politik, ekonomi, sosial dan keamanan, serta mempunyai prinsip dan dapat bekerjasama dengan negara lain.
MISI
Guna mewujudkan Visi, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat menetapkan Misi. Misi diharapkan dapat terlaksana demi terwujudnya Visi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Adapun Misi Kementerian Koordinator Bidang Kesra adalah :
"Mewujudkan Koordinasi Perencanaan dan Penyusunan Kebijakan, serta Sinkronisasi Pelaksanaan Kebijakan, Pengendalian Penyelenggaraan dan Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan"
melalui koordinasi kebijakan :
1. Pembangunan kesejahteraan sosial;2. Pembangunan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup;
3. Pembangunan pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan anak;
4. Pembangunan pendidikan dan aparatur negara serta pemuda dan olahraga;
5. Pembangunan agama, budaya dan pariwisata;
6. Penanggulangan kemiskinan;
7. Pengembangan dan peningkatan sistem informasi, penyediaan tenaga, dana, sarana dan prasarana.
8. Penyelenggaraan program khusus dari Presiden dan penyelesaian masalah strategis bidang kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan.
Analisa SWOT
IDENTIFIKASI FAKTOR KEKUATAN, KELEMAHAN/KENDALA, PELUANG, TANTANGAN/ANCAMAN, DAN STRATEGI
Terselenggaranya secara efektif dan efisien dalam mengkoordinasikan percepatan terwujudnya kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan dengan prinsip demokrasi, pemerataan, dan keadilan, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang ada. Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut pada prakteknya mengkoordinasikan kegiatan secara vertikal dan horizontal.
Secara horizontal Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat berkoordinasi dengan kementerian koordinator lainnya, dan secara vertikal Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat sesuai tugas dan fungsinya mengkoordinasikan departemen/kementerian/ instansi terkait lainnya yang menjadi
tanggungjawabnya.
Dalam mengkoordinasikan baik secara horizontal maupun vertikal, terdapat hal-hal yang terkadang terjadi tumpang tindih, ketidakjelasan, ada kesan bahwa koordinator ingin mencampuri urusan rumah tangganya, dan bahkan saling berebut pekerjaan. Batasan-batasan pekerjaan koordinasi antar instansi sampai saat ini belum ada kesamaan persepsi sehingga jika berlangsung terus menerus akan menimbulkan tidak sinergis dan pemborosan. Kegiatan koordinasi yang dilakukan departemen/kementerian/instansi lain seperti dalam hal layanan kesehatan, layanan pendidikan, pemberdayaan perempuan, pengembangan daerah tertinggal, layanan kesejahteraan sosial, perumahan, penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.
Hal lain yang perlu diperjelas sehingga tidak menimbulkan permasalahan adalah keberadaan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan departemen/kementerian/instansi lain yang dikoordinasikan diatur dengan suatu Peraturan Presiden, namun ada beberapa departemen/kementerian/instansi lain yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas dan fungsi, substansinya diatur oleh suatu undang-undang seperti Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Undang-undang 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-undang 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Selain itu sebagaimana telah diutarakan sebelumnya bahwa dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat secara tidak langsung melakukan kegiatan koordinasi secara vertikal dengan berbagai Pemerintah Daerah. Sebagaimana diketahui Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah mengatur bahwa Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi kepada daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peranserta masyarakat. Sekaitan dengan hal tersebut bagaimana dengan tugas dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tentang kesejahteraan rakyat ?
Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah dalam koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan, dimana masih belum adanya ketegasan antara tugas dan fungsi yang dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan unit kerja perencanaan pembangunan nasional.
IMAGE STRUKTUR ORGANISASI ; terlampir
Tugas
Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja kementrian negara republik indonesia, kerja kementrian koordinator bidang kesejahteraan rakyat mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta mensinkronkan pelaksanaan kebijakan dibidang kesejahteraan rakyat dan penanggulangan kemiskinan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud kementrian koordinator bidang kesejahteraan rakyat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan dibidang kesejahteraan rakyat dan penangulangan kemiskinan;
2. sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang kesejahteraan rakyat dan penangulangan kemiskinan;
3. pengendalian penyelenggaraan kebijakan, sebagaimana dimaksud angka 1 dan angka 2;
4. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggungjawabnya;
5. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
6. pelaksanaan tugas tertentu yang di berikan oleh presiden;
7. penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan dibidang tugas dan fungsinya kepada presiden
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, kementrian koordinator bidang kesejahteraan rakyatmengkoordinasikan :.
1. departemen kesehatan.2. departemen pendidikan nasional.
3. departemen sosial.
4. departemen agama.
5. departemen kebudayaan dan pariwisata.
6. kementrian negara dan lingkungan hidup.
7. kementrian negara pemberdayaan perempuan.
8. kementrian negara pendayagunaan aparatur negara.
9. kementrian negara perumahan rakyat.
10.kementrian negara pemuda dan olahraga.
11. instansi lain yang dianggap perlu.
Kewenangan Kementerian Koordinator Kesra: Penetapan kebijakan secara makro untuk keterpaduan dan sinkronisasi
seluruh kebijakan lembaga Pemerintah di bidanganya.
Perumusan dan penetapan agenda dan prioritas kebijakan secara makro di bidangnya
Penyusunan rencana makro untuk menyinkrokan rencana dan program lembaga Pemerintah di bidangnya.
Penandatanganan perjanjian atau persetujuan internasional berdasarkan pelimpahan wewenang dari Presiden di bidangnya.
Penetapan putusan hasil koordinasi..
Departemen / Kementerian Yang Dikoordinasikan:
Departemen Kesehatan
Departemen Pendidikan Nasional
Departemen Sosial
Departemen Agama
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga
Pimpinan instansi lain yang dianggap perlu
Srategi Kementerian Koordinator Kesra
Untuk terselenggaranya kegiatan koordinasi, dan sinkronisasi penyiapan dan penyusunan kebijakan serata pelaksanaannya, maka strategi bidang kesejahtraan rakyat adalah sebagai berikut :
1. Koordinasi
Sesuai tugas dan fungsi kementerian koordinator, maka kegiatan koordinasimerupakan kegiatan inti yang dilaksanakan. Kegiatan koordinasi harus bersifat aktif dan tidak menunggu. Oleh karena itu, untuk terwujudnya sinkronisasi dalam penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya dibidang kesejahtraan rakyat, maka koordinasi mutlak perlu dilakukan.
2. Sosialisasi
Agar seluruh program kesejahtraan rakyat dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh instansi dan pejabat terkait serta anggota masyarakat, maka kegiatan sosialisasi perlu diselenggarakan. Kegiatan sosialisasi terhadap programkesejahtraan rakyat inidiselenggarakan bukan hanya agar diketahui dan dipahami namun dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih pelaksanaannya dengan sector lain serta diharapkan dalam pelaksanaannya program-program masing-masing sector saling mendukung sehinggadapat mewujudkan adanya Indonesia yang sejahtra, maju dan mandiri sebagaimana diharapkan.Disisi lain kegiatan sosialisasi inidiselenggarakan untuk mendapatkan suatu persepsi yang sama sehingga masing-masing komponen baik instansi lain maupun masyarakat diharapkan dapat berperan sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya.
3. Pembentukkan Kelompok Kerja
Keberadaan kelompok kerja pada hakekatnya adalah membantu dalam proses kegiatan pembangunan kesejahtraan rakyat. Oleh karena itu, dalam rangka terselenggaranya kegiatan koordinasi, sinkronisasi dalam penyiapan dan penyusunan kebujakan serta pelaksanaannya dibidang kesejahtraan rakyat, maka pembentukan kelompok kerja yang terdiri dari berbagai komponen sangat diperlukan. Disamping itu, kelompok kerja juga merupakan suatu forum untuk saling memberikan informasi sehingga diperoleh suatu persamaan persepsi yang dapat melancarkan terwujudkan kesejahtraan rakyat.
4. Kemitraan
Agar koordinasi berjalan dengan baik, diperlukan kemitraan dengan sesama departemen/kementerian lainnya sehingga terjadi sinergi karena saling mengisi atas kekurangan masing-masing. Karena tidak ada satu departemen/kemerterian-pun yang dapat mencapai tujuannya tanpa mengikutsertakan dan bekerjasama dengan instansi lain. Secara langsung atau tidak langsung semua departemen/kementerian pada kenyataannya saling membutuhkan satu sama lain. Oleh karena itu, kemitraan yang didasari dengan prinsip saling menguntungkan merupakan strategi yang penting untuk dilaksanakan. Sedangkan untuk memperluas kemitraan dalam pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi, maka keberadaan jaringan kerja merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan.
5. Pengkajian
Kegiatan pengkajian dapat dilakukan dengan menganalisis hasil pelaksanaan atau kebijakan serta melalui pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program yang diselenggarakan sebagai bahan untuk mengkoordinasikan, menyinkronkan penyiapan dan penyusunan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan dibidang kesejahtraan rakyat, maka kegiatan pengkajian
merupakan salah satu strategi yang harus dilakukan.
6. Advokasi
Bagaimanapun baiknya suatu kebijakan dan strategi yang hany disusun oleh kalangan internal, tanpa melibatkan pihak eksternal maka kebijakan dan strategi belum sempurna. Oleh karena itu kegiatan advokasi dalam bentuk pemberian masukan, arahan, penyamaan persepsi, kesepakatan atau pembimbingan perlu dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang dilakukan setiap departemen/kementerian/instansi yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang kesejahtraan Rakyat.
7. Monitoring, evaluasi, dan pengkajian
Kegiatan monitoring dilakukan untuk mengetahui apakah program atau kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Dari kegiatan monitoring akan diperoleh masukan atau informasi yang sebenarnya tentang pelaksanaan program atau kegiatan ditingkat lapangan. Sehingga dengan diketahui hasil melalui monitoring maupun evaluasi, maka akan mempermudah kegiatan koordinasi dan sinkronisasi lebih lanjut.
8. Fasilitas
Agar kegiatan koordinasi dan sinkronisasi dapat berjalan efektif dan efisien, maka upaya yang perlu dilakukan adalah memberikan fasilitasi dan kemudahan ataupun pelayanan terhadap program yang diselenggarakan oleh departemen/kementerian/instansi terkait. Untuk itu, perlu dilakukan pendekatan yang arif agar tidak terkesan ataudianggap mengintervensi tugas-tugas departemen/kementerian/instansi yang dikoordinasikan.
9. Data dan Informasi
Untuk dapat menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi sehingga pelaksanaan program ditingkat lapangan berjalan sebagaiman yang diharapkan, maka departemen/kementerian yang dikoordinasikan harus mempunyai persepsi yang sama tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan program kesejahtraan rakyat. Oleh karena itu, untuk mendapatkan persepsi yang sama dimaksud diperlukan suatu data dan informasi dari seluruh program kesejahtraan rakyat yang sedang dan akan diselenggarakan. Data dan informasi tersebut dikomunikasikan melalui berbagai kesempatan dan forum yang ada.
10. Pemberdayaan
Dalam upaya meningkatkan terwujudnya kegiatan koordinasi dan sinkronisasi maka seluruh departemen/kementerian perlu didorong untuk meningkatkan kinerja di seluruh jajarannya dalam pengelolaan dan pelaksanaan program kesejahtraan rakyat. Mendorong kepada seluruh departemen/kementerian untuk mengkoordinasikan dan menyinkronkan secara internal penyelenggaraan program dilingkungannya masing-masing. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi tumpang tindih,baik dalam penyusunan rencana maupun dalam pelaksanaannya dilapangan, disampinmg itu untuk memberikan kelekuasaan nam,un terkendali dalam pelaksanaan program-program yang menjadi kebijakannya.
11. Desentralisasi
Dalam kaitannya dengan azas desentralisasi yang dicanangkan melalui Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, koordinasi yang perlu dikembangkan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahtraan Rakyat terhadap instansi terkait adalah senantiasa mengarahkan jajaran instansi teknis dalam merumuskan kebijaksanaan agar selalu memperhatikan rambu-rambu tugas instansi pusat yang lebih bertumpu pada perumusan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM).
12. Fokus
Agar suatu program pembangunan kesejahtraan rakyat dapat berhasil secara efektif dan efisien, maka dalam pemilihan dan pelaksanaanya harus difokuskan. Memprioritaskan atau mendahulukan diantara berbagai program yang ada perlu dilakukan sehingga diharapkan dapat dicapai suatu hasil yang optimal. Memfokuskan suatu program dinaksudkan untuk mengkonsentrasikan pengelolaan, dana, daya, dan sarana yang ada.
Program Kementerian Koordinator Kesra
Sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahtraan Rakyat, maka koordinasi dan sinkronisasi penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya dibidang kesejahtraan rakyat adalah melipuiti :
Bidang Koordinasi Kesejahteraan Sosial
Urusan kerawanan social
Kerawanan social factor manusia
Kerawanan social factor alam
Pemberdayaan dan rehabilitasi social
Pemberdayaan social
Rehabilitasi social
Bantuan social
Bantuan social korban tindak kekerasan
Bantuan social PMKS
Jaminan social
Pengembangan system jaminan social
Kerjasama jaminan social
Bidang Koordinasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Peningkatan kesehatan masyarakat
Kesehatan keluarga
Kesehatan lingkungan
Gizi Masyarakat
Konsumsi makanan
Gizi
Penanggulangan Narkoba dan HIV/AIDS
Penanggulangan narkoba
Penanggulangan HIV/AIDS
Lingkungan hidup
Pengelolaan lingkungan hidup
Sosial ekonomi dan hokum lingkungan
Bidang Koordinasi Pemberdayaan Perempuan
Peningkatan kualitas hidup perempuan
Peningkatan kualitas fisik
Peningkatan kualitas non fisik
Keluarga sejahtera dan kesejahtraan anak
Peningkatan kualitas keluarga
Peningkatan kualitas dan kesejahtraan anak
Peningkatan social dan ekonomi kaluarga
Peningkatan kehidupan social keluarga
Peningkatan kehidupan ekonomi keluarga
Kesempatan kerja perempuan
Peningkatan kesempatan kerja sector formal
Peningkatan kesempatan kerja sector informal
Bidang Koordinasi Pendidikan dan Aparatur Negara
Peningkatan pengetahuan dan pendidikan
Pendidikan dasar dan menengah
Pendidikan luar sekolah dan pendidikan tinggi
Olahraga
Pemberdayaan masyarakat dibidang olahraga
Fasilitasi masyarakat yang berprestasi
Pemberdayaan masyarakat dibidang pendidikan dan olahraga
Pemberdayaan IPTEK olaraga
Generasi muda
Keterampilan pemuda
Organisasi kepemudaan
Aparatur Negara
Peningkatan kualitas pelayanan
Kelembagaan dan kesejahtraan aparatur
Bidang Koordinasi Agama, Budaya, dan Pariwisata
Pembinaan dan Pengembangan Lembaga Keagamaan
Bimbingan, penghayatan, dan pelaksanaan ajaran agama
Lembaga keagamaan
Peningkatan kerukunan kehidupan beragama
Bimbingan kerukunan umat beragama
Sarana peribadatan umat beragama
Kebudayaan
Sejarah dan purbakala
Pengambangan nilai budaya, seni, dan film
Pariwisata
Pemasaran dan kerjasama wisata
Pelayanan dan pengembangan obyek dan tujuan wisata
Bidang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Pendanaan penanggulangan kemiskinan
Perencanaan pendanaan
Advokasi pendanaan dan evaluasi
Pengembangan kesempatan kerja dan kemitraan
Pengembangan kesempatan kerja keluarga miskin
Kemitraan dan sarana usaha
Pemberdayaan pendudukmiskin dan lingkungan
Pemberdayaan penduduk miskin
Pemberdayaan lingkungan
Pemberdayaan daerah
Pendataan dan pengkajian
Advokasi penyusunan kebijakan daerah
Kesekretariatan
Pengembangan system informasi
Pelayanan penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi
Agar suatu kegiatan dapat dilihat keberhasilannya, maka perlu diberikan suatu tolok ukur yang dijadikan pedoman.
Adapun tolok ukur keberhasilan kegiatan dalam mengkoordinasikan dan menyinkronkan penyiapan dan penyusunan kebijakan serta pelaksanaannya dibidang kesejahtraan rakyat adalah :
1. Terselenggaranya koordinasi 2. Terwujudnya sinkronisasi
3. Adanya keterpaduan
4. Adanya persepsi yang sama
5. Adanya komitmen
dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan program sehingga tercapai hasil pembangunan sebagaimana yang ditentukan oleh berbagai departemen/kementerian/instansi yang dikoordinasikan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahtraan Rakyat.
Sumber : http://www.menkokesra.go.id/