strategi pengembangan agribisnis kentang di …

104
i STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN BANTENG ZAINUDDIN 105960104411 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 04-May-2022

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

i

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI

KABUPATEN BANTENG

ZAINUDDIN

105960104411

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI KABUPATEN

BANTAENG

ZAINUDDIN

105960104411

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Agribisnis Kentang di

Kabupaten Bantaeng

Nama Mahasiswa : Zainuddin

Nomor Induk Mahasiswa : 105960104411

Konsentrasi : Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si Reni Fatmasari, S.P., M.Si.

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir. H. Saleh Molla, MM Amruddin S.Pt.,M.Si

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

iv

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Agribisnis Kentang di

Kabupaten Bantaeng

Nama Mahasiswa : Zainuddin

Nomor Induk Mahasiswa : 105960104411

Program studi : Agribisnis

Konsentrasi : Penyuluh dan Komunikasi Pertanian

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Ir. Muh. Arifin Fattah, M. Si

Ketua sidang

2. Reni Fatmasari, SP., M. Si

Sekretaris

3. Prof. Syaifuddin, M.Si

Anggota

4. Ir. H. Saleh Molla, MM

Anggota

Tanggal lulus :…………………………………

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI

KABUPATEN BANTAENG

adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun

kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juli 2015

ZAINUDDIN

105960104411

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kepada Sang Khalid Sang Pencipta Alam

Semesta beserta isinya, dialah Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun

skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi

Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya dan para

pengikutnya.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak akan tersusun

dengan baik tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari semua pihak, sehingga

pada kesempatan ini Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ayahanda Ir. H. M. Saleh Molla, MM. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Ayahanda Amruddin S.Pt., M.Si. selaku Ketua Prodi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ayahanda Ir. Muh. Arifin Fattah, M.Si. selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan serta perhatian

yang sangat berarti bagi penulis. Ibunda Reni Fatmasari, SP., M.Si. selaku

pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing

penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ayahanda Prof. Syaifuddin, M. Si.

selaku penguji I yang meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan

bimbingan serta perhatian yang sangat berarti bagi penulis. Dan Ayahanda

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

vii

Ir. H. Saleh Molla, MM. selaku penguji II yang meluangkan waktu untuk

memberikan arahan dan bimbingan bagi penulis.

4. Bapak /Ibu Dosen serta staf tata usaha Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan

dan pengalaman, serta rekan-rekan mahasiswa khususnya rekan seangkatan.

5. Yang terpenting dan teristimewa kepada Ibunda Ralipa dan Ayahanda

Baco, dengan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada beliau, sembah sujud penulis bagi ibunda

dan ayahanda kehadapan beliau yang tekun, sabar, tabah dan mau mengerti

penulis. Kepada seluruh staf dan pegawai kantor Desa Bonto Lojong yang

telah melayani penulis dengan sangat baik .

Penulis sadar bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan di luar batas

kemampuan penulis oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi selajutnya.

Makassar, Juli 2015

Zainuddin

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

viii

ABSTRAK

ZAINUDDIN (1059 6010 4411). Strategi Pengembangan Kentang di Kabupaten

Bantaeng. Di bawah bimbingan MUH. ARIFIN FATTAH dan RENI

FATMASARI.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan dan mengetahui Strategi

pengembangan Agribisnis Kentang. Penelitian ini di laksanakan di Desa Bonto

Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan yang di

laksanakan selama 2 bulan, yakni Juni sampai Juli 2015.populasi penelitian adalah

petani Kentang yang berjumlah sebanyak 210 orang. Penarikan sampel dari

populasi di lakukan dengan cara sengaja (purposive sampling ). Untuk mencapai

tujuan penelitian, data yang di peroleh di analisis dengan menggunakan analisis

SWOT. Hasil penelitian di peroleh rumusan strategi, sebagai berikut : Strategi SO,

yaitu : (1) memanfaatkan banyaknya jumlah petani yang berusahatani kentang dan

(2) memanfaatkan luas areal penanaman Kentang untuk memenuhi permintaan

Kentang. Untuk Strategi WO, yaitu : (1) meningkatkan pengetahuan dan

pendidikan petani, sarana prasarana produksi serta menambah fasilitas teknologi

budidaya dan pasca panen. Untuk Strategi ST, yaitu : (1) memanfaatkan tingkat

produktivitas Kentang sebagai tanaman Komsumsi dan Ekspor, (2) meningkatkan

penyuluhan mengenai ketatnya standar kualitas yang di tetapkan oleh

industri/pedagang, dan (3) pengawalan harga dari pemerintah agar tidak terjadi

permainan harga sehingga petani tidak mengalami kerugian. Untuk Strategi WT,

yaitu : (1) meningkatkan Pendidikan, Pengetahuan petani dalam menerapkan

teknologi budidaya untuk meningkatkan jumlah produksi, serta (2) meningkatkan

jumlah sarana teknologi budidaya memenuhi standar kualitas yang di tetapkan

oleh pedagang/industri dan juga mampu mengurangi resiko yang timbul akibat

persaingan harga yang fluktuatif.

Kata kunci : Strategi, Pengembangan, Kentang.

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 4

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ............................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 6

2.1 Sayuran Dataran Tinggi ............................................................. 6

2.2 Strategi pengembangan .............................................................. 8

2.3 Kerangka Pikir ........................................................................... 16

III. METODE PENELITIAN ................................................................ 18

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

x

3.1 Tempat dan Waktu ..................................................................... 18

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel ................................................ 18

3.3 Sumber Data .............................................................................. 18

3.4 Analisis Data .............................................................................. 19

3.5 Definisi Operasional ................................................................ 21

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 24

4.1 Letak Geografis ........................................................................... 24

4.2 Keadaan Tanah dan Iklim .......................................................... 24

4.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 25

4.4 Penduduk Menurut Usia .............................................................. 26

4.5 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................... 27

4.6 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................................. 28

4.7 Keadaan Penggunaan Lahan ....................................................... 29

4.8 Keadaan Sarana dan Prasarana................................................... 30

4.9 Kelembagaan ............................................................................... 32

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 34

5.1 Identitas Responden .................................................................. 34

5.1.1 Umur Responden .............................................................. 34

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden ........................................ 36

5.1.3 Pengalaman Berusahatani Responden .......................... 37

5.2 Gambaran Umum Usaha Tani Kentang .................................. 38

5.2.1 Sumberdaya Usahatani .................................................. 38

5.2.2 Kenerja Usahatani ......................................................... 40

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

xi

5.3 Strategi Pengembangan Kentang ................................................ 45

VI. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 65

6.1 Kesimpulan ................................................................................ 65

6.2 Saran .......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

xii

DAFTAR TABEL

No Halaman

Teks

1. Perkembangan Luas Panen Produksi dan Produktivitas Tanaman

Kentang di Kabupaten Bantaeng (ha) tahun 2008 – 2012 .............. 3

2. Matriks Analisis SWOT ................................................................. . 21

3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Bonto Lojong ,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2014 ................................ 26

4. Jumlah Penduduk Menurut Usia di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2014 ................................ 27

5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bonto

Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2014 ................... 28

6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bonto

Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2014 ................... 29

7. Luas dan Pola Penggunaan Lahan di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2014 ................................ 30

8. Jenis Sarana dan Prasarana yang terdapat di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng ,2014 ................................ 31

9. Kisaran umur Responden di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere,

Kabupaten Bantaeng, 2015 .............................................................. 35

10. Identitas Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa

Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2015 ....... 36

11. Identitas Petani Responden Menurut Pengalaman Berusahatani di

Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng,

2015 .................................................................................................... 37

12. Identitas Petani Responden Menurut Penggunaan Lahan di Desa

Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2015 ........ 38

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

xiii

13. Rata-rata biaya yang di gunakan dan pendapatan per hektar yang di

peroleh melalui usaha tani kentang di desa bonto lojong, kec. Ulu

uere kab. Bantaeng, 2015 ................................................................... 40

14. Perkembangan Luas Panen Produksi dan Produktivitas Tanaman

Kentang di Kabupaten Bantaeng Tahun 2010– 2014 ........................ 54

15. Matriks SWOT .................................................................................. 63

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

xiv

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir .................................................................................. 17

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

Teks

1. Kuesioner Penelitian .......................................................................... 71

2. Identitas Responden di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere,

Kabupaten Bantaeng, 2015............... 75

3. Kondisi Usahatani Kentang di Desa Bonto Lojong, Kecamatan

Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2015 .................................................. 77

4. Modal Usahatani Kentang di Desa Bonto Lojong, Kecamatan

Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2015 ................................................... 79

5. Produksi dan Pemasaran Kentang di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2015 ................................ 81

6. Pendapatan Usahatani Kentang di Desa Bonto Lojong,

Kabupaten Bantaeng .......................................................................... 83

7. Dokumentasi Kegiatan ....................................................................... 85

8. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................ 90

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

` Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan

pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas yang berperan

sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin dan mineral.

Produksi sayuran di Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya

tercatat 44 kg/kapita/tahun (Suwandi, 2009). Laju pertumbuhan produksi sayuran

di indonesia berkisar antara 7,7-24,2%/tahun. Peningkatan produksi terutama di

sebabkan oleh perubahan luas area tanam.

Di Sulawesi Selatan, rata-rata konsumsi sayuran baru mencapai 35,43

kg/kapita/tahun, masih jauh dari standar konsumsi harapan sehat sebesar 75

kg/kapita/tahun (Asaad et al,2010). Menurut dinas Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura Sulawesi Selatan (2009), produksi sayuran di Sulawesi Selatan pada

tahun 2009 tercatat 260.995 ton, menurun 1.810 ton atau 0,89% di bandingkan

dengan produksi tahun 2006 yang mencapai 262.776 ton. Penurunan tersebut

terjadi sejak tahun 2006 jika di bandingkan dengan produksi tahun 2005 sebesar

207.032 ton.

Pengembangan agribisnis sayuran dapat di tinjau dari dua sisi, yaitu

berkelanjutan dari segi usaha maupun pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan (Wirjosentono 2003). Menurut BPS Sulawesi Selatan (2008), lahan

yang berpotensi untuk pengembangan sayuran cukup luas, dari 1.411.446 ha lahan

pertanian terdapat 178.734 ha (16,8%) yang sesuai untuk pengembangan sayuran

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

2

atau tanaman semusim. Hingga saat ini, pertanian memiliki peran cukup

signifikan dalam perekonomian daerah.

Salah satu agribisnis yang memiliki prospek yang cerah adalah agribisnis

hortikultura. Menurut Irawan (2003), sejalan dengan pertumbuhan jumlah

penduduk, peningkatan pendapatan rumah tangga dan membaiknya kesadaran

masyarakat tentang gizi; kebutuhan akan sayur dan buah diperkirakan terus

mengalami peningkatan.

Kentang (Solanum Tuberosum) merupakan salah satu komoditi pangan

yang penting di dunia. Di Indonesia kentang dikonsumsi sebagai sayur dan

belakangan ini sudah mulai dikonsumsi sebagai makanan alternatif yang disukai

dalam bentuk french fries atau potato chips sebagai makanan ringan. Menurut Edi

Syafril dkk (2003) kentang merupakan komoditas hortikultura yang paling

berpeluang untuk pengembangan agribisnis dan agroindustri dibandingkan dengan

komoditas hortikultura lainnya. Besarnya peluang ini disebabkan harga kentang

relatif stabil, potensi bisnisnya tinggi, segmen usaha dapat dipilih sesuai dengan

modal, pasar terjamin dan pasti. Selain itu kentang memiliki sifat daya simpan

lebih lama daripada sayuran lain seperti bawang merah, kubis, dan buncis.

Kabupaten Bantaeng adalah salah satu daerah yang berpotensi

pengembangan produksi kentang di Sulawesi Selatan dengan potensi

pengembangan luas area panen tertinggi yang pernah dicapai adalah 665 hektar,

dan produksi 10.214 ton pada tahun 2008.

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

3

Tabel 1. Perkembangan Luas Panen Produksi dan Produktivitas Tanaman Kentang

di Kabupaten Bantaeng Tahun 2008 – 2012.

No. Tahun

Tanaman Kentang

Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas

(ton/ha)

1 2008 665 10.214 152,30

2 2009 596 9.152 153,55

3 2010 455 6.860 150,76

4 2011 602 8.294 137,77

5 2012 692 10.324 149,19

Rata-rata 602 8.9688 148,714

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Bantaeng (2008 – 2012).

Data Dinas Pertanian Kabupaten Bantaeng 5 tahun terakhir (2008 - 2012),

menunjukkan luas area panen cenderung menurun. Fluktuatifnya luas area panen

komoditas kentang di Kabupaten Bantaeng pada tahun 2009 dan 2010 antara lain

disebabkan, serangan hama dan penyakit terutama penyakit busuk daun, penyakit

bercak kuning dan penyakit layu fusarium, dan hama Trips. Dalam hal ini tidak

semua kentang yang ditanam dapat dipanen, karena terjadinya serangan hama dan

penyakit juga meningkatnya curah hujan yang cukup tinggi akibatnya gagal

panen. Adanya komoditas pesaing, yaitu komoditas yang harganya lebih mahal

pada saat - saat tertentu seperti bawang merah, wortel dan lain-lain. Sistem tanam

dan pola tanam tidak hanya didasarkan pertimbangan teknis produksi namun juga

telah didasarkan ekspektasi akan harga komoditas apa yang paling

menguntungkan. Kemudian pada tahun 2011 dan 2012 luas area panen komoditas

kentang mengalami peningkatan karena sebagian petani telah menggunakan benih

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

4

kentang kultur jaringan yang menghasilkan benih kentang G4 yang tidak mudah

diserang hama penyakit sehingga produksinya meningkat.

Menurut Barmin (2010), kedepan Agribisnis sayuran harus berorientasi

pasar khususnya Kentang, karena konsumen makin menuntut atribut yang lebih

rinci dan lengkap pada produk pertanian. Pembangunan agribisnis sayuran

introduksi khususnya kentang perlu di lakukan dengan mempertimbangkan

potensi sumber daya lahan dan agro-ekosistem melalui pendekatan resouerce base

dan perencanaan wilayah yang terintegrasi. Oleh karna itu, perlu di susun strategi

yang tepat dan terencana agar pengembangan agribisnis Kentang di Bantaeng

memberi kontribusi nyata terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis merasa terdorong untuk

melaksanakan penelitian mengenai “Strategi Pengembangan Agribisnis

Kentang di Kabupaten Bantaeng”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah pokok yang

menjadi objek penelitian ini adalah Bagaimana strategi pengembangan agribisnis

Kentang di Kabupaten Bantaeng.

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang ingin di capai dalam

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi pengembangan Kentang dan

menganalisis : kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

5

Sedangkan kegunaan yang di harapkan, dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai pengembangan

Agribisnis Kentang.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah/instansi dalam mengambil

kebijakan terkait dengan pengembangan Agribisnis Kentang di Kabapaten

Bantaeng.

3. Sebagai bahan acuan untuk peneliti-peneliti selanjutnya dalam melakukan

penelitian lanjutan yag lebih mendalam.

4. Sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti.

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kentang

Kentang (Solanum tuberosum L) termasuk jenis tanaman sayuran semusim,

berumur pendek dan berbentuk perdu/semak. Kentang termasuk tanaman semusim

karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati. Umur tanaman kentang

antara 90-120 hari tergantung dari varietasnya.

Kebutuhan kentang nasional terus meningkat setiap tahunnya. Namun

sayang, sampai sekarang produksi dari petani belum mampu menutup kekurangan

itu. Hingga akhirnya, kentang dari negeri seberang pun terus berdatangan,

misalnya Cina. Inilah yang sempat di keluhkan para petani kentang di pegunungan

Dieng beberapa waktu lalu. Produktivitas yang rendah tersebut, salah satunya di

sebabkan oleh benih bermutu yang kurang. Bayangkan saja, benih berkualitas

bagus hanya mampu di di sediakan para penangkar dan balai benih, tidak lebih

dari 5% dari total kebutuhan benih nasional. Itupun di bantu benih impor.

Atas kondisi itu, banyak pihak yang ternyata malah ingin meraup

keuntungan dengan menjual bibit palsu dengan kualitas yang sangat rendah. Benih

tersebut bukannya menghasilkan, tetapi hasilnya jelek sehingga petani yang akan

di rugikan. Meski demekian sesungguhnya, peluang pasar kentang konsumsi

cukup menjanjikan. Peningkatan permintaan kentang membuktikan semakin be

kembangnya pasar lokal dan ekspor.

Di pasar lokal, kentang di manfaatkan untuk sayuran dan industri olahan

makanan ringan. Sedangkan pasar ekspor datang dari Malaysia dan Singapura.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

7

Jangankan untuk ekspor, untuk menutupi kebutuhan dalam negeri sendiri masih

kurang. Namun, jika di kelola dengan baik dan tepat, misalnya dengan menanam

benih yang berkualitas, teknik pemupukan yang tepat, pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT) yang benar, maka semakin akan mensejahterahkan

karna peluang keuntungan dari budidaya kentang masih terbuka lebar (Nurul

Idawati, 2012).

Lebih lanjut di kemukakan Nurul Idawati (2012) bahwa Kondisi

Lingkungan Tumbuh Kentang :

1. Iklim : Kentang yang dapat tumbuh di daerah tropis dan tetap membutuhkan

daerah/lokasi yang berhawa dingin dan sejuk.

2. Suhu Udara dan Kelembaban : Tanaman kentang memerlukan suhu udara

ideal yang berkisar antara 15 – 18°C pada malam hari dan 24 – 32°C pada

siang hari.

3. Ketinggian Tempat : Ketinggian yang ideal untuk pertumbuhan tanaman

kentang adalah antara 1000 – 1500 meter di atas permukaan laut.

4. Curah Hujan dan Angin : Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kentang

adalah 1500 milimeter per tahun dan turun secara terus menerus sepanjang

hari atau terputus – putus pada hari tertentu saja. Angin juga berpengaruh

terhadap tanaman kentang.

5. Sifat Tanah : Tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur atau

sedikit mengandung pasir dan mengandung humus yang tinggi.

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

8

2.2. Strategi Pengembangan

2.2.1 Konsep Strategi

Adanya perubahan lingkungan, baik lingkungan makro maupun

lingkungan mikro akan di perhadapkan dengan kondisi sistem internal dari sebuah

organisasi akan memaksa organisasi yang bersangkutan untuk mengambil sikap

dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. Sikap tersebutlah yang akan

menentukan arah yang akan di lalui oleh sebuah organisasi untuk sampai pada

tujuan yang telah di tetapkan. Sikap inilah pada dasarnya di sebut sebagai strategi

(Rangkuti,2000).

Pandi Tjiptono (2000) mengemukakan bahwa strategi berasal dari kata

yunani strategeia yang berarti seni atau ilmu yang menangani sumber-sumber

yang tersedia dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Lebih spesifik,

Mulyadi (2001) mendefenisikan strategi sebagai pola tindakan utama yang di pilih

mewujudkan visi organisasi melalui misi atau dengan kata lain bahwa strategi

membentuk pola pengambilan keputusan dalam mewujudkan visi organisasi.

Hamel dan Prahalad (1995) dalam Rangkuti (2000) mengemukakan bahwa

strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan

terus menerus dan di lakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang di

harapkan oleh pelanggan di masa depan.

Pengertian strategi dari Alfred Chandler (2014), yaitu strategi merupakan

penetapan sasaran dan tujuan jangka panjang suatu perusahaan atau organisasi dan

alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan tesebut. Sedangkan menurut Kenichi

Ohmae (2014), strategi adalah keunggulan bersaing guna mengubah kekuatan

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

9

perusahaan atau organisasi sehingga menjadi sebanding atau melebihi kekuatan

pesaing dengan cara yang paling efisien.

Strategi terkadang sering di samakan dengan taktik padahal keduanya

berbeda. Strategi lebih bersifat dinamis karena merupakan sebuah proses sehingga

mengikuti perubahan yang terjadi. Taktik lebih bersifat tetap karena di lakukan

pada suatu waktu saja. Selain itu strategi juga memiliki pilihan alternatif yang

lebih banyak daripada taktik (Senja Nilasari, 2014).

2.2.2 Strategi Pengembangan

Peningkatan ekonomi kalangan petani juga harus di dasarkan pada

pengembangan komoditas yang di tunjang pemanfaatan sumber daya lokal,

kelompok usaha dan peningkatan sumber daya petugas dan petani itu sendiri.

Selain itu, juga harus di tunjang oleh pengembangan pemasaran produksi

pertanian baik di pasar lokal maupun internasional serta melakukan prinsip

ifesiensi di setiap gerakan pembangunan pertanian sehingga akan menjadi sumber

pendapatan bagi petani.

Strategi pengembangan agribisnis Kentang di Bantaeng di arahkan pada

upaya pengembangan produksi sesuai kebutuhan, penciptaan, pola tanam/pola

produksi yang merata sepanjang tahun, peningkatan daya saing, peningkatan

kemampuan SDM dan kesempatan kerja, penguatan kelembagaan petani,

permodalan dan pemasaran, serta pengoptimalan pengguanaan lahan secara lestari

dan dukungan sarana dan prasarana. Sasarannya adalah terpenuhinya produksi

Kentang yang sesuai standar mutu dan gizi, aman di komsumsi, dan terciptanya

lingkungan yang nyaman. Pemgembangan agribisnis di arahkan pada upaya

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

10

peningkatan pendapan petani, terutama yang berbasis ekonomi kerakyatan di

pedesaan (Saptana et al, 2002; Sutrisno, 2003). Untuk memenuhi kebutuhan

tersebut, pemerintah memprioritaskan strategi pengembangan Kentang melalui

ekstensivikasi di daerah yang sesuai dan di verifikasi di setra produksi.

2.2.3 Perencanaan Strategis

Sebuah organisasi dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi

ancaman eksternal dan merebut peluang melalui suatu perencanaan. Proses

analisis, perumusan dan evaluasi strategis ini menurut Rangkuti (2000) disebut

sebagai perencanaan strategis. Lebih lanjut di kemukakan Rangkuti (2000) bahwa

perencanaan strategis sangat penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan

memilih produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang

optimal dari sumber daya yang ada. Strategi yang mantap dapat di capai dengan

memadukan dan memperhatikan peluang (opportunities) serta ancaman-ancaman

(traths) yang berasal dari lingkungan, baik sekarang maupun ramalan masa depan

dengan berbagai kekuatan (strength) dan kelemahan-kelemahan (weakness).

Dalam litratur bisnis, kegiatan ini di anggap sebagai pengenalan situasi yang di

sebut dengan analisis SWOT.

Analisis SWOT (SWOT Analysis) adalah suatu metode perencanaan

strategis yang di gunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor yang menjadi

kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan

ancaman (threats) yang mungkin terjadi dalam mencapai suatu tujuan dari

kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala yang lebih

luas. Untuk keperluan tersebut di perlukan kajian dari aspek lingkungan baik yang

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

11

berasal lingkungan internal maupun eskternal yang mempengaruhi pola strategi

institusi/lembaga dalam mencapai tujuan (LPEM-FE,2007).

Start dan Hovland (2002) mengemukakan bahwa analisis SWOT adalah

instrumen perencanaan strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka

kekuatan dan kelemahan dan kesempatan eskternal dan ancaman, instrumen ini

memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk

melaksanakan sebuah strategi.

Wibsono (2010) mengemukakan Analisis SWOT merupakan salah satu

metode yang paling sering di gunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk

mencapai strategi yang akan di lakukan,dengan menggambarkan kondisi dan

mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor

internal (dalam) dan faktor esktrnal (luar) yaitu strengths, weakness,

opportunities, dan treats. Mengemukakan meskipun dari sejarah dan

penggunaannya saat ini SWOT banyak di pakai di dunia bisnis dalam menetapkan

suatu perencanaan strategis perusahaan (strategic planning) namun pada beberapa

analisa di temukan pula penggunaan SWOT untuk kepentingan kebijakan

publik/public policy (LPEM-FE-UI,2007).

Analisis SWOT bertujuan menganalisis potensi/kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman agribisnis Kentang di bantaeng. Potensi dan kelemahan

merupakan faktor internal. Sedangkan peluang ancaman merupakan faktor

eksternal. Analisis SWOT di gunakan untuk merumuskan strategi kegiatan.

Analisis di lakukan untuk memaksimalkan kekuatan (strength), peluang

(opportunities), serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

12

(threats). Proses pengambilan keputusan selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan. Dengan demikian perencanaan strategis harus

menganalisis faktor-faktor strategi kegiatan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman) sesuai kondisi saat ini.

Lingkungan di artikan sebagai tempat yang tidak terlepas suatu kondisi,

situasi, dan peristiwa yang mempengaruhi perkembangan setiap usaha. Setiap

pengelolaan usaha di upayakan sedapat mungkin menyederhanakannya melalui

penyelidikan/abservasi terhadap berbagai faktor lingkungan. Oleh karna itu, perlu

di tetapkan kriteria untuk mempelajari lingkungan internal dan eksternal.

Lingkungan memiliki pengaruh nyata terhadap kemungkinan keberhasilan

dan kegagalan agribisnis sehingga timbul peluang dan ancaman usaha. Melalui

analisis peluang maka strategi usaha dapat di susun dengan memperhatikan

analisis faktor internal, yang terdiri dari unsur kekuatan dan kelemahan usaha tani.

Dengan demikian, identifikasi kekuatan dan kelemahan di arahkan untuk

mengeksploitasi peluang dan mengatasi ancaman.

Sebagai suatu kegiatan ekonomi, usahatani Kentang tidak terlepas dari

pengaruh lingkungan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri

atas pendidikan Sumber Daya Manusia, produktivitas, modal, tenaga kerja, dan

pengalaSman berusahatani, sedangkan faktor eksternal meliputi kelembagaan,

pemasaran, infrastuktur, dan kebijakan pemerintah.

Pengembangan agribisnis kentang perlu di awali dengan identifikasi

lingkungan internal maupun eksternal. Identifikasi tersebut perlu di lakukan untuk

menentukan faktor-faktor yang dianggap berpotensi untuk terjadi dan

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

13

mempengaruhi agribisnis Kentang. Faktor internal dapat berupa kekuatan maupun

kelemahan tergantung pengaruhnya terhadap organisasi. Faktor eksternal dapat

berupa peluang dan ancaman.

Penyusunan strategi pengembangan agribisnis Kentang yang di maksud

adalah langkah-langkah yang dapat di ambil dari petani Kentang Kabupaten

Bantaeng dalam bentuk perencanaan usahatani sebagai upaya untuk menambah

pendapatan dan pengembangan komoditi Kentang. Sasarannya tidak lain untuk

meningkatkan kesejahteraan seluruh petani yang menanam komoditi Kentang.

Untuk keperluan perumusan strategi pengembangan Agribisnis Kentang di

Kabupaten Bantaeng di perlukan kajian dari aspek lingkungan baik berasal dari

lingkungan intenal (faktor-faktor yang dapat di kendalikan oleh petani) maupun

eksternal (faktor-faktor yang berasal dari luar kendali petani sayuran dataran

tinggi) yang mempengaruhi pola strategi pengembangan komoditas Kentang

dalam mencapai tujuan. Faktor-faktor lingkungan internal dalam menyusun

strategi pengembangan agribisnis Komoditi Kentang di Kabupaten Bantaeng

adalah terdiri dari kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang di

miliki daerah ini seperti kepemilikan sumber daya (alam, manusia, teknologi,

kelembagaan dan finansial). Sedangkan faktor-faktor lingkungan eksternal adalah

terdiri dari peluang (Opportunities) dan ancaman (threats) yang ada terkait dengan

pengembangan agribisnis komoditi Kentang di Kabupaten Bantaeng seperti

persaingan daerah lain, permintaan pasar industri/ekspor, dan sebagainya.

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

14

Kombinasi dari beberapa faktor lingkungan yang terkait dengan

pengembangan agribisnis Kentang, maka akan di peroleh empat golongan strategi

di antaranya :

a. Strategi S-O : strategi ini memaksimalkan kekuatan untuk meraih

peluang. Misalnya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia,

menurut Maddolangan (2005), petani yang berpendidikan akan lebih

mudah menyerap materi pelatihan di bandingkan dengan petani yang

tidak berpendidikan.

b. Strategi W-O : strategi meminimalkan kelemahan/hambatan suatu

wilayah/petani untuk meraih peluang. Misalnya lahan di Kabupaten

Bantaeng sangat cocok untuk pengembangan pertanian khususnya

Kentang namun terkendala dari segi sarana dan prasarana pertanian,

misalnya ketersediaan alat dan mesin pertanian yang masih sangat

minim di tigkat petani. Oleh karena itu di perlukan penguatan sarana

usaha pertanian (pengembangan kios saprodi melalui Koperasi,

BUMDes, Kelompok Tani dan/atau Gapoktan, perbaikan jalan usaha

tani, penyedian irigasi, pemanfaatan alat dan mesin pertanian).

c. Straegi S-T : strategi memaksimalkan kekuatan untuk mengatasi

ancaman. Misalnya, iklim dan kondisi lahan yang masih sangat subur

merupakan sebuah kekuatan bagi petani dalam rangka meningkatkan

hasil produksi pertanian khususnya Kentang. Akan tetapi sampai

dengan saat ini, masyarakat terkendala dalam hal penyediaan bibit

unggul yang tahan terhadap hama dan penyakit dengan hasil produksi

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

15

yang tinggi. Diperlukan sebuah intervensi langsung melalui bantuan

dari pemerintah dalam hal penyediaan bibit unggul. Sebagaimana telah

diketahui dalam penyediaan bibit sayur-sayuran khususnya Kentang,

Kabupaten Bantaeng telah melakukan penangkaran bibit sendiri tetapi

belum dapat dilakukan secara maksimal dan belum mampu menutupi

jumlah kebutuhan petani. Akan tetapi yang menjadi ancaman utama

bagi petani berdasarkan pengamatan secara langsung adalah

keterbatasan jumlah pupuk yang tersedia dipasaran dan penggunaan

bahan kimia dalam proses pemeliharaan Kentang masih sangat tinggi.

Diperlukan waktu yang cukup dalam mengubah paradigma berfikir

serta kapasitas masyarakat dalam membuat serta memanfaatkan pupuk

organik dalam berusaha tani.

d. Strategi W-T : strategi ini di lakukan untuk meminimalkan kelemahan

untuk mengatasi pengaruh ancaman dari luar. Strategi ini bersifat

defensif atau bertahan, misalnya persaingan harga, perluasan informasi

pasar dan meminimalkan pemakaian input kimia. Hal ini dapat

dilakukan apabila ada intervensi langsung dari pemerintah dan

diperlukan dukungan serta partisipasi aktif dari petani dalam rangka

merealisasikan hal tersebut.

Sebagai upaya untuk menerapkan strategi-strategi yang telah di rumuskan,

maka perlu di lakukan langkah-langkah strategis dalam bentuk tindakan-tindakan

prioritas berangkat dari permasalahan-permasalahan yang di hadapi dalam

pengembangan Agribisnis Kentang di Kabupaten Bantaeng

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

16

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi dari kelemahan-kelemahan

(faktor internal) dan ancaman-ancaman (faktor eksternal), dapat di tetapkan

sasaran-sasaran yang menjadi dasar untuk merumuskan tindakan-tindakan

prioritas yang dapat di lakukan dalam jangka pendek. Seluruh strategi dan

tindakan-tindakan prioritas yang di hasilkan akan dapat di peroleh gambaran yang

lebih komprehensif untuk merumuskan straegi pengembangan agribisnis Kentang

di Kabupaten Bantaeng yang akan menjadi acuan dalam menyusun perencanaan

terkait dengan pengembangan Agribisnis Kentang.

Dari uraian-uraian di atas dapat di lihat skema kerangka pemikiran dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Penelitian Strategi Pengembangan Agribisnis Sayuran

Dataran Tinggi Di kabupaten Bantaeng.

FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL

KELEMAHAN KEKUATAN ANCAMAN PELUANG

PETANI

USAHA TANI

KENTANG

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

17

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

18

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini di laksanakan di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere,

Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi ini di lakukan secara

sengaja (purposive sampling) dengan dasar pertimbangan bahwa lokasi tersebut

yang berada di Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu daerah sentra produksi

sayuran dataran tinggi khususnya Komoditi Kentang . Penelitian ini di laksanakan

selama 2 bulan yaitu, bulan Mei sampai Juni 2015.

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah petani Komoditi Kentang. Jumlah populasi

petani Komoditi Kentang di lokasi penelitian adalah sebanyak 210 orang.

Penarikan sampel petani dari populasi di lakukan dengan segaja (purposive

Sampling) dengan pertimbangan dari segi pengalaman berusahataninya di atas 5

tahun. Sampel yang di tarik dari populasi adalah sebanyak sehingga 30 orang.

3.3 Sumber Data

Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Data primer, yakni data yang merupakan hasil wawancara dan di peroleh

melalui wawancara dengan responden yaitu, petani sayuran dataran tinggi.

b. Data sekunder, yakni data yang sudah tersedia dan dapat di peroleh oleh

peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengar. Sumber data sekunder

berupa data-data statistik badan pusat statistik, laporan dari dinas pertanian

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

19

tanaman pangan dan hortikultura, badan ketahanan pangan, dinas perindustrian

dan perdagangan, laporan hasil-hasil penelitian perguruan tinggi dan lembaga

penelitian, dan sebagainya.

3.4 Analisis Data

Semua data yang akan di kumpulkan berupa catatan lapangan, komentar

peneliti, uraian informan peneliti, dokumen-dokumen berupa laporan, artikel, dan

sumber data lainnya yang terkait dengan perkembangan agribisnis sayuran dataran

tinggi di kabupaten bantaeng selanjutnya di analisis secara kualitatif.

Denzin dan Lincoln (1998) dalam Salam (2011) menjelaskan kata

“kualitatif dalam istilah “penelitian kualitatif” bahwa studi-studi kualitatif

memberikan penekanan pada proses dan makna yang tidak di uji dan tidak di ukur

secara ketat dalam arti kuantitas, jumlah, intensitas, atau frekuensi. Berangkat

dari pendapat tersebut, maka penelitian ini tetap memerlukan bantuan angka-

angka seperti untuk mendeskripsikan suatu fenomena maupun gejala yang di teliti,

meskipun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.

Analisis kualitatif yang di gunakan terhadap data yang di peroleh pada

penelitian ini adalah analisis terhadap situasi pengembangan agribisnis komoditas

Kentang di kabupaten bantaeng terdiri dari :

Analisis faktor internal untuk mengidentifikasikan kekuatan-kekuatan (strengths)

yang di miliki oleh petani Kentang di Kabupaten Bantaeng yang dapat di

manfaatkan dalam pengembangan agribisnis Kentang, serta mengidentifikasi

kelemahan-kelemahan (weakness) yang di hadapi oleh petani Kentang yang akan

menghambat pengembangan komoditas Kentang.

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

20

Analisis faktor eskternal untuk mengidentifikasi peluang-peluang (opportunities)

yang dapat diraih oleh petani Kentang di Kabupaten Bantaeng dalam

pengembangan Kentang di masa yang akan datang dan mengidentifikasikan

ancaman-ancaman (threats) yag munkin akan menghambat pengembangan

Kentang.

Setelah analisis faktor internal dan eskternal di lakukan, selanjutnya di

buat pemetaan analisis SWOT dengan menggunakan tabel matriks seperti yang di

tampilkan di bawah ini :

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

21

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT.

SWOT

Analysis

Analysis Internal

Kekuatan

(strenghts)

Kelemahan

(weeknes)

Analysis

Eksternal

Peluang

(opportunities)

S-O strategies :

Bagaimana

membangun

metodologi yang

baru yang sesuai

dengan kekuatan

institusi

W-O strategies :

Bagaimana

menghubungkan

kelemahan

kelemahan untuk

mendapatkan

peluang-peluang

baru

Ancaman

(Threats)

S-T strategies :

Bagaimana

menggunakan

kekuatan-

kekuatan internal

yang ada untuk

bertahan dari

ancaman

W-T strategies :

Bagaimana

membuat

strategi untuk

menghindari

kelemahan yang

mungkin

menjadi sasaran

ancaman dari

luar

3.5 Defenisi Operasional

1. Petani Kentang adalah warga masyarakat desa di Kecamatan Ulu Ere Desa

Bonto Lojong yang mengusahakan komoditas Kentang.

2. Produksi Kentang adalah banyaknya hasil yang di peroleh dari kegiatan

budidaya Kentang yang di hitung dalam bentuk fisik (kg).

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

22

3. Pendapatan Kentang adalah nilai produksi usaha tani/perdagangan industri

Kentang setelah di kurangi dengan biaya yang di keluarkan dalam

menghasilkan produksi yang di nyatakan dalam rupiah/thn (Rp/Thn).

4. Strategi pengembangan Kentang adalah serangkaian rencana yang tepat untuk

di laksanakan sebagai wujud memajukan dan mengembangkan Komoditi

Kentang.

5. Lingkungan internal adalah adalah segala aspek dan potensi yang terkait

dengan pengembangan Komoditi Kentang yang berada dalam kewenangan

petani untuk mengembangkannya.

6. Kekuatan (strenghts) adalah hal-hal yang positif yang di miliki oleh petani

Kentang dan berada dalam otoritas pengendalian yang dapat mendukung

pengembangan komoditi Kentang.

7. Kelemahan (Weaknesses) adalah hal-hal bersifat negatif yang di milki oleh

petani Kentang dan berada dalam otoritas pengendalian yang dapat menekan

pengembangan komoditi Kentang.

8. Lingkungan eksternal adalah segala aspek dan potensi yang terkait dengan

pengembangan komoditi Kentang di luar kewenangan (otoritas) petani

sayuran di Kabupaten Bantaeng untuk mengaturnya.

9. Peluang (Opportunities) adalah hal-hal bersifst positif dan berada di luar

otoritas pengendalian petani Kentang di Kabupaten Bantaeng yang dapat

mendukung pengembangan komoditas Kentang.

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

23

10. Ancaman (treats) adalah hal-hal yang bersifat negatif dan berada di luar

otoritas pengendalian petani Komoditi Kentang di Kabupaten Bantaeng yang

dapat menekan pengembangan komoditas Kentang.

11. Strategi W – O adalah strategi yang di hasilkan dengan memanfaatkan

berbagai kekuatan (strengths) yang di miliki oleh petani Komoditi Kentang di

Kabupaten Bantaeng untuk meraih berbagai peluang (opportunities).

12. Strategi S – O adalah strategi yang di hasilkan dengan memperbaiki berbagai

kelemahan (weaknesses) yang di miliki oleh petani Komoditi Kentang di

Kabupaten Bantaeng untuk meraih berbagai peluang (opportunities).

13. Strategi W – T adalah strategi yang di hasilkan dengan memanfaatkan

berbagai kekuatan (strengths) yang di miliki oleh petani komoditi Kentang di

Kabupaten Bantaeng untuk menekan berbagai ancaman (treats).

14. Strategi S – T adalah strategi yang di hasilkan dengan memperbaiki berbagai

kelemahan (Weaknesses) yang di miliki oleh petani Komoditi Kentang di

Kabupaten Bantaeng untuk menekan berbagai ancaman (treats).

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

24

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Bonto Lojong adalah salah satu desa di Kecamatan Ulu Ere yang

berada di sebelah utara Kabupaten Bantaeng. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan + 2,5

km dan jarak dari ibu kota Kabupaten + 23 km. Jarak tempuh wilayah Desa

Bonto Lojong dari Ibu kota Kabupaten Bantaeng + 35 menit. Desa Bonto Lojong

memiliki luas wilayah 1.917 ha, dengan potensi alam yang sangat produktif

seperti lahan pertanian, perkebunan dan hutan.

Adapun batas-batas desa sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Gowa, Kabupaten Sinjai

Sebelah Selatan : Desa Bonto Tannga, Desa Bonto Bulaeng

Sebelah Timur : Kab. Bulukumba, Desa Kayu Loe

Sebelah Barat : Kab. Jeneponto, Desa Bonto Marannu

4.2 Keadaan Tanah dan Iklim

Desa Bonto Lojong merupakan wilayah dataran tinggi dengan ketinggian

1300-1500 dpl. Daerah dataran didominasi oleh perbukitan dengan kemiringan

lereng secara umum berada di atas 40 %, oleh karena itu kondisi hidrologi sangat

di pengaruhi oleh kondisi tanahnya. Jenis tanah di Kabupaten Bantaeng di bagi

dalam 3 jenis yaitu Andosol seluas ± 3948 ha, Regosol seluas ± 2755,30 ha, dan

Latosol ± 4585,39 ha. Sedangkan jenis tanah di Desa Bonto Lojong sendiri adalah

Latosol dengan kedalaman efektif tanah 30-60 cm sehingga sangat cocok untuk

pengembangan lahan perkebunan. Daya serap air sekitar 60-90 cm, ini

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

25

menunjukkan bahwa tingkat kesuburan tanah sangat baik. Kondisi tanah

berbentuk perbukitan dan pegunungan pada umumnya berbutir halus dan kasar,

bantuan pembentuknya berupa batuan gunung api tersier.

Iklim di Desa Bonto Lojong menurut Schmide Ferguson adalah iklim tipe

C dengan rata-rata curah hujan setiap tahunnya sebanyak 1.503 mm/tahun, dengan

jumlah hari hujan setiap tahunnya sebanyak 108 hari hujan. Jumlah bulan basah 8

bulan, bulan kering 4 bulan. Suhu udara pada siang hari bervariasi antara 15-20°c

dan pada malam hari antara 15-19°c.

4.3 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

kemampuan kerja dan juga sangat menentukan dalam klasifikasi pembagian kerja.

Untuk kaum pria memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan kaum wanita,

waulupun kadang ada beberapa pekerjaan yang dapat di kerjakan oleh kaum pria

maupun kaum wanita. Dengan demikian jenis kelamin dapat memberikan

pengaruh terhadap taraf hidup kehidupan seseorang. Untuk lebih jelasnya

mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Bonto Lojong

dapat di lihat pada Tabel 3 :

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

26

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, 2014.

No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

1419

1547

47,84

52,16

Total 2966 100

Sumber : Kantor Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu ere, Kabupaten Bantaeng,

2014.

Tabel di 3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Desa Bonto Lojong

adalah sebanyak 2966 jiwa. Dari jumlah tersebut sebagian besar berjenis kelamin

perempuan, sebanyak 1547 orang, selebihnya berjenis kelamin laki-laki sebanyak

1419 orang.

4.4 Penduduk Menurut Usia

Desa Bonto Lojong mempunyai jumlah penduduk sebanyak 2.966 jiwa

dan di golongkan dalam beberapa kelompok umur. Umur dapat mempengaruhi

kemampuan kerja seseorang secara fisik, penduduk yang usianya masih muda,

relatif memiliki kemampuan fisik yang lebih kuat dalam meningkatkan

aktivitasnya di bandingkan dengan penduduk yang usianya lebih tua. Selain itu,

umur yang relatif mudah memiliki kecenderungan kemampuan untuk mencari

informasi dan menerima inovasi yang berkaitan dengan aktivitas usahataninya

untuk lebih berkembang. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Desa

Bonto Lojong dapat di lihat pada Tabel 4 :

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

27

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Usia di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu

Ere, Kabupaten Bantaeng, 2014.

N0. USIA LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0-5 Tahun 113 290 403

2 6-12 Tahun 256 250 506

3 13-21 Tahun 427 394 821

4 22-45 Tahun 501 494 995

5 46-60 Tahun 58 63 121

6 61 Tahun Keatas 64 56 120

Jumlah 1419 1547 2966

Sumber : Kantor Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng,

2014.

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbesar berada pada

kelompok umur 22 – 45 tahun sebanyak 995 orang, dari jumlah penduduk yang

ada di Desa Bonto Lojong. Sedangkan jumlah terendah berada pada kelompok

usia 60 tahun ke atas sebanyak 120 orang.

4.5 Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan dan pengalaman pada umumnya mempengaruhi cara berfikir

dan perilaku individu dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Semakin tinggi

tingkat pendidikan dan banyaknya pengalaman, individu maupun masyarakat akan

lebih dinamis dan inovatif. Pendidikan dapat di peroleh melalui pendidikan

formal, informal maupun nonformal. Melalui pendidikan, kualitas hidup

seseorang dapat di tingkatkan dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Untuk

meningkatkan tingkat intelektual, maka pendiudikan sangat di butuhkan. Jumlah

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

28

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa Bonto Lojong dapat di lihat

pada Tabel 5 :

Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, 2014.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Belum/Tidak sekolah 928 52,79

2 Tamat SD/sederajat 719 40,90

3 Tamat SLTP/sederajat 48 2,74

4 Tamat SMU/sederajat 46 2,61

5 Tamat Akademi/sederajat 17 0,96

Total 1758 100

Sumber : Kantor Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng,

Kabupaten Bantaeng, 2014.

4.6 Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan salahg satu faktor yang menentukan tingkat

kesejahteraan hidup seseorang. Mata pencaharian antara satu penduduk dengan

penduduk yang lain akan berbeda berdasarkan tingkat keterampilan dan

kesempatan kerja yang di miliki setiap individu. Penduduk di Desa Bonto Lojong

bukan hanya berpropfesi sebagai petani, namun mata pencaharian penduduk di

sana bermacam-macam. Untuk mengetahui jumlah penduduk berdasarkan mata

pencaharian di Desa Bonto Lojong dapat di lihat pada Tabel 6 :

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

29

Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng, 2014.

No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 8 1,3

2. Pedagang 6 1,0

3. Tukang Kayu 2 0,3

4. Sopir 13 2,0

5. Buruh Tani 24 3,9

6. Petani 569 91,5

7. Total 622 100%

Sumber data : Masyarakat Desa Bonto Lojong (hasil sensus sosial)

Oleh : KPM dan Fasduk, Tahun 2014.

Tabel 6 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Bonto

Lojong antara lain : Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu 8 orang (1,3%). Pedagang,

yaitu 6 orang (1,0%). Tukang Kayu, yaitu 2 orang (0,3%). Sopir, yaitu 13 orang

(2,0%). Buruh Tani, yaitu 24 orang (3,9%). Dan yang menempati mata

pencaharian penduduk paling banyak di Desa Bonto Lojong adalah Petani, yaitu

569 orang (9,5%).

4.7 Keadaan Penggunaan Lahan

Desa Bonto Lojong memiliki luas lahan 4.038 ha dengan alokasi pemanfaatan

lahan unuk egalan/kebun, pekarangan dan hutan. Pola penggunaan lahan di Desa

Bonto Lojong secara ringkas di uraikan pada Tabel 7:

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

30

Tabel 7 . Luas dan Pola Penggunaan Lahan di Desa Bonto Lojong, Kecamatan

Uluere, Kabupaten Bantaeng 2014.

No Jenis Penggunaan Luas (ha) Persentase (%)

1 Sawah - -

2 Tegal/kebun 861.98 44.96

3 Pekarangan 11.19 0.59

4 Lain-lain 1043.83 54.45

Total 1917 100

Sumber :Dinas pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng,2014

Tabel 7 menunjukkan bahwa lain-lain menenpati urutan pertama terluas

yaitu 1043.83 ha (54.45%). Lain-lain yang di maksud adalah bangunan, jalan

raya, selokan, gunung, dan seterusnya. Sedankan jumlah lahan paling sempit

berada pada penggunaan lahan untuk pekarangan yaitu seluas 11.19 ha (0,59).

Luas lahan pertanian tersebut, di dominasi oleh tanaman hortikultura

seperti kentang, kubis, wortel, dan bawang merah. Oleh karena itu Desa Bonto

Lojong termasuk salah satu daerah pengembangan tanaman hortikultura yang

menjadi andalan Kabupaten Bantaeng.

4.8 Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana di suatu daerah sangat penting untuk

menunjang kelancaran aktivitas masyarakat pada umumnya, serta kegiatan

kegiatan ekonomi pada khususnya. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di

di Desa Bonto Lojong dapat di lihat pada Tabel 8:

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

31

Tabel 8. Jenis Sarana dan Prasarana yang terdapat di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng, 2014

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1

2

3

4

Sarana Pendidikan

TK

SD

Sarana Peribadatan

Masjid

Mushollah

Sarana Kesehatan

Posyandu

Pustu

Sarana Umum dan Pemerintahan

Kantor Desa

1

2

11

-

1

1

1

Total 17

Sumber : Kantor Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng,

2014.

Tabel 8 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Bonto

lojong masih belum memadai sehingga masyarakat sulit untuk melaksanakan

kegiatannya sehari-hari baik kegiatan sosial budaya, maupun ekonomi. Hal ini

dapat di lihat dari kurangnya sarana pendidikan, sehingga banyak anak-anak yang

putus sekolah dan tidak lanjut ke SLTP. Begitupun sarana kesehatan yang ada di

Desa Bonto Lojong yang hanya ada 2, yakni PUSTU dan POSYANDU yang di

tempatkan di pusat Kota Desa Bonto Lojong sehingga masyarakat sulit

menjangkaunya karna wilayahnya yang luas yang terbagi atas empat Dusun.

Hanya prasarana perhubungan darat dan sarana peribadatan yang yang memadai.

Olehnya itu dengan demikian sarana dan prasarana belum cukup menunjang

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

32

kegiatan masyarakat di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten

Bantaeng.

4.9 Kelembagaan

Kelembagaan berasal dari kata lembaga, yang berarti aturan dalam

organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya agar dapat

berinteraksi satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Selain

itu lembaga juga dapat di artikan sebagai aturan dalam sebuah kelompok sosial

yang sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, politik dan ekonpomi. Desa

Bonto Lojong terdapat beberapa kelembagaan antara lain :

a. Kelompok Tani

Terdapat 14 kelompok Tani yang sudah terbentuk. Kelompok Tani i

nantinya akan merata 4 kelompok di setiap dusun. Pengurus inti terdiri dari ketua

1 orang, sekertaris 1 orang dan bendahara 1 orang dan lainnya menjadi angota,

setiap kelompok berjumlah 20 anggota. Keberadaan kelompok tani ini membantu

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dalam bidang pertanian tanaman

hortikultura, tanaman jangka panjang dan pupuk. namun masyarakat masih

merasa berat karena kontribusi cukup tinggi terhadap penyediaan benih

hortikultura tersebut. Sehingga kelompok masih perlu penguatan manajemen

pengelolaan dan mensosialisasikannya pada masyarkat.

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

33

b. BPD (badan Permusayawaratan Desa)

BPD merupakan lembaga penampung dan penyalur aspirasi masyarakat

dan lembaga legislasi di mana BPD sebagai pembuat aturan bersama pemerintah

desa yang dapat mengatur pengelolaan kebijakan pemerintahan desa.

C. LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), secara struktural Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Desa Bonto Lojong yang di pimpin satu orang ketua,

satu orang sekertaris dan di bantu orang bendahara serta beberapa devisi.

Meskipun keberadaan LPM baru terbentuk pada tanggal 20 Mei 2000. Namun

diharapkan lembaga ini dapat melakukan pembaharuan di segala bidang dalam hal

pemberdayaan masyarakat Desa Bonto Lojong sehingga masyarakat tau bahwa

LPM bukan hanya lembga pelengkap struktural desa atau lembaga papan nama

akan tetapi mampu menjalankan peran dan fungsinya serta tanggung jawab yang

diamanahkan kepada pengurus karang taruna.

D. PKK (Badan Kesejahteraan Keluarga)

Pengurus kelompok PKK di tingkat desa di pimpin oleh satu orang ketua,

satu orang sekertaris dan satu orang bendahara serta di bantu oleh kelompok kerja

pada tingkat dusun dan tingkat rukun tetangga, terdapat beberapa kelompok dasa

wiswa yang dipimpin satu orang ketua. Kelompok ini beranggotakan ibu-ibu di

masing-masing dusun. Masyarakat mengharapkan kelompok ini aktif agar peran

dan fungsi PKK dikenal luas oleh masyarakat.

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Responden

Identitas petani responden menggambarkan keadaan dan kondisi status

petani responden dalam usaha taninya. Dengan adanya identitas petani responden

maka akan memudahkan dalam menganalisis usahataninya. Identitas responden

meliputi nama responden, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman

berusaha tani, dapat di lihat pada lampiran 1, Identitas petani responden akan di

bahas berkut ini.

5.1.1. Umur

Umur akan sangat berpengaruh dalam kegiatan berusaha tani. Hal tersebut

berhubungan dengan kemampuan bekerja dan cara berfikir petani dalam

menerima inovasi baru. Pada umumnya petani yang berumur muda mempunyai

kemampuan fisik lebih kuat dan responsif terhadap penerapan inovasi baru di

bandingkan petani yang berumur tua. Adapun tingakat umur petani responden

dapat di lihat padal Tabel 9 :

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

35

Tabel 9. Identitas Petani Responden Menurut Umur di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 <36 10 33,3

2 36-45 12 40

3 >46 8 26,7

Jumlah 30 100

Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015

Dari Tabel 9. Pada sample responden di lokasi penelitian di peroleh data

bahwa usia petani termudah adalah 27 tahun, dan usia petani tertua adalah 55

tahun. Dengan data tersebut terlihat bahwa umur petani responden berkisar <36

sebanyak 10 orang dengan persentase 33,33%, usia 36-45 sebnyak 12 orang

dengan persentase 40,00%, dan usia >46 sebanyak 8 orang dengan persentase

26,67%. Hal ini menjelaskan bahwa responden umumnya berada pada tingkat

umur produktif. Wulandari (dalam Ekawati, 2009) menjelaskan bahwa menurut

teori kependudukan, usia produktif berada pada kisaran 15-60 tahun dan usia non-

produktif berkisar 0-14 tahun. Hal ini berarti bahwa petani responden yang berada

di Desa Bonto Lojong masih tergolong produktif. Dengan tingginya tingkat umur

produktif petani responden ini, di harapkan mampu untuk membangun pertanian

di desa ini. Hal ini karena dengan usia yang masih produktif, petani memiliki

potensi untuk melaksanakan kegiatan usaha taninya dengan baik.

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

36

5.1.2 Tingkat Pendidikan

Pendidikan umumnya akan mempengaruhi cara berfikir petani dan turut

mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola usahataninya. Pendidikian petani

yang relatif tinggi menyebabkan petani akan ;lebih dinamis mengikuti

perkembangan teknologi. Tingkat pendidikan petani responden dapat di lihat pada

Tabel 10.

Tabel 10. Identitas Petani Responden Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Bonto

Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 SD/sederajat 19 63,33

2 SMP/sederajat 9 30,00

3 SMA/sederajat 2 6,67

Total 30 100

Sumber :Data primer setelah diolah, 2015

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidkan petani

responden yang tertinggi pada tingkat SD/sederajat, yang berjumlah 19 orang

dengan persentase 63,33%, SMP/sederajat berjumlah 9 orang dengan persentase

30,00%, SMA/sederajat sebanyak 2 orang dengan persentase 6,67%. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat penerimaan inovasi petani responden rendah

sehingga mempengaruhi hasil produksi dan pendapatan yang di peroleh.

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

37

5.1.3 Pengalaman Berusaha Tani

Pengalaman berusaha tani yang di maksud adalah terhitung sejak

melepaskan diri dari keluarga dan menusahakan sendiri usaha taninya.

Pengalaman hidup petani merupakan pelajaran besar untuk menuju ke tingkat

pengembangan usahataninya. Tabel 13 menunjukkan pengalaman berusaha tani

dari petani responden.

Tabel 11. Identitas Petani Responden Menurut Pengalaman Berusahatani di Desa Bonto

Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng.

No Pengalaman berusahatani (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)

1 5 – 20 19 63,33

2 20 – 35 11 36,67

Jumlah 30 100

Sumber : Data primer setelah diolah, 2015

Tabel 11 menunjukkan bahwa petani responden telah berusaha tani selama

kurang dari 5 – 20 tahun dan lebih dari 20 – 35 tahun dengan persentase 63,33 %

dan 36, 67%. Melihat waktu yang sudah terbilang sangat cukup lama dalam

berusahatani, menandakan bahwa pengalaman yang dan keterampilan yang di

miliki sangat cukup matang. Sehingga dalam bertindak sangat berhati-hati

mengingat sudah cukup lama pengalaman yang telah di dapatkan, dan juga

diutinjau dari hasil wawancara bersama responden dapat di ketahui petani yang

memulai mengembangkan kentang minimal selama 5 - 20 tahun dan maksimal

selama 20 - 35 tahun.

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

38

5.2 Gambaran Umum Usahatani Kentang

5.2.1. Sumberdaya Usahatani

a. Luas Lahan

Pada dasarnya luas lahan yang di kelola oleh petani responden sangat

berpengaruh terhadap kegiatan usahataninya baik terhadap jenis komoditi maupun

pada pola usahataninya itu sendiri. Total luas lahan yang di miliki oleh seluruh

petani responden adalah 18,8 ha dengan nilai rata-rata 0,63 ha/petani. Luas lahan

yang di miliki petani responden dapat di lihat pada tabel 12.

Tabel 12. Identitas Petani Responden Menurut Penggunaan Lahan di Desa Bonto

Lojong, Kec.Uluere, Kabupaten bantaeng, 2015

No Luas lahan (ha) Jumlah (orang) Persentase (%)

1

2

3

0,10-0,50

0,60-1,00

1,10-1,50

19

7

4

63,33

23,00

13,33

Total 30 100

Sumber :Data Primer Setelah Diolah, 2015

C. Tenaga Kerja

Penggunaan tenaga kerja pada proses produksi merupakan faktor yang

penting dalam jumlah yang cukup bukan saja di lihat dari tersedianya tenaga kerja

tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula di perhatikan. Setiap proses

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

39

produksi di perlukan tenaga kerja yang di sesuaikan dengan kebutuhan sampai

tingkat tertentu sehingga jumlah optimal (soekarwati, 2003).

Dari hasil wawancara dengan petani responden di peroleh keterangan

bahwa tenaga kerja yang di gunakan oleh petani untuk memproduksi kentang

mulai dari persiapan lahan sampai pasca panen adalah keluarga. Untuk persiapan

lahan, penanaman, dan pemeliharaan kentang petani biasanya menggunakan

tenaga kerja keluarga. Untuk panen dan pasca panen kentang, petani pun hanya

menggunakan tenaga kerja keluarga dengan sistem gotong royong (a’rera’).

D. Pendapatan Usahatani Petani Kentang

Berusaha tani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi di

lapangan pertanian, pada akhirnya akan di nilai dari biaya yang di keluarkan dan

penerimaan yang di peroleh. Selisih dari keduanya merupakan pendapatan dari

kegiatan usahatannya.

Dalam melakukan kegiatan usahatani kentang, petani mengeluarkan biaya

dan mengharapkan penerimaan yang di peroleh dari bertanam kentang. Biaya

yang di keluarkan petani antara lain sarana produksi, upah tenaga kerja/ongkos

tenaga kerja. Sedangkan penerimaan usaha tani adalah hasil penjualan produksi

yang di peroleh yang kemudian di jual sesuai dengan harga kentang yang berlaku

di daerah penelitian.

Peneriamaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang di peroleh

dengan harga jual. Jumlah produksi adalah hasil yang di peroleh dari cabang

usahatani yang di usahakan, sedangkan harga jual adalah nilai atau harga dari

usaha persatuan produksi. Suatu usahatani di katakan berhasil apabila situasi

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

40

pendapatan memenuhi persyaratan yaitu cukup untuk membayar semua sarana

produksi,serta biaya ongkos tenaga kerja atau bentuk alainnya selama proses

produksi.

Adapun jenis biaya yang di gunakan oleh petani dan tingkat pendapatan

yang di peroleh dapat di lihat pada tabel 18. Menunjukkan bahwa rata-rata

penerimaan (nilai produksi) petani responden adalah sebesar Rp 26.384.666

sedangkan rata-rata total biaya yang di keluarkan per musim tanam adalah sebesar

Rp 7.386.133.- jadi, rata-rata pendapatan bersih yang di peroleh petani responden

per hektar adalah Rp 20.914.666.-

Tabel 13.

Tabel 14. Rata-rata Biaya Yang di gunakan dan Pendapatan Per Hektar Yang di

Peroleh Melalui Usahatani Kentang di Desa Bonto Lojong, Kec. Ulu

uere, Kabupaten Bantaeng.

No Uraian Nilai perhektar

1 Jumlah produksi (kg) 4.314.666

Harga (Rp) 6200

Penerimaan (Rp) 26.746.800

2 Biaya variabel (vc)

Sarana produksi (bibit dan

pupuk)

3.786.133

Upah/biaya tenaga kerja 3.600.000

Total biaya variabel 7.386.133

3 Biaya tetap (fc)

Nilai penyusutan alat -

4 Total biaya (tc) -

5 Pendapatan bersih 19.360.667

Sumber :data primer setelah di olah,2015

5.2.2 Kenerja Usahatani

Proses produksi kentang di mulai dengan budidaya tanaman kentang itu

sendiri. Budidaya kentang di lakukan dengan pengolahan lahan terlebih dahulu,

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

41

penanaman bibit, pemeliharaan, kemudiaan pemanenan. Untuk lebih jelasnya

teknik budiadaya kentang di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten

Bantaeng adalah sebagai berikut :

A. Persiapan Lahan

Menurut informasi dari petani responden bahwa setiap melakukan

pergantian tanaman, lahan harus di olah kembali untuk membersihkan tanaman

pengganggu (gulma) dan memperbaiki struktur tanah supaya gembur sehingga

layak di tanami kembali. Bekas tanaman sebelumnya dan tanaman pengganggu

yang telah di bersihkan harus segera di singkirkan di tepi lahan agar tidak

mengganggu pertumbuhan tanaman kentang. Sistem pengolahan tanah prinsipnya

sama dengan tanaman hortikultura yang lain. Perbedaaanya terletak pada dosis

pemberian pupuk dan cara pemeliharaan tanaman.

B. Penanaman

Hasil yang baik dari tanaman budidaya tidak terlepas dari teknik

penanaman yang sesuai dengan jenis tanaman. Hal-hal yang berpengaruh selama

kegiatan penanaman adalah pengaturan waktu tanam, pengaturan jarak tanam, dan

cara menanam. Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut dii harapkan tanaman

tumbuh baik dan mampu berproduksi lebih tinggi. Itulah yang di lakukan oleh

petani Responden yang ada di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Uluere, Kabupaten

Bantaeng.

1. Pengaturan Waktu Tanam

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

42

Waktu tanam yang sesuai sangat berpengaruh terhadap

produktivitas tanaman. Di indonesia di kenal dengan dua musim, yaitu

musim kemarau dn penghujan. Keduanya mnyebabkan kondisi agroklimat

yang berbeda dan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman

dan kehidupan biotis lainnya, seperti kehidupan hama dan jasad-jasad

renik lain yang bersifat merugikan. Oleh karena itu, pengaturan waktu

tanam harus mempertimbangkan kondisi lingkungan dan aspek ekonomis,

terutama faktor biotik yang mengganggu.

Berdasarkan hasil wawancara dari Petani Responden bahwa

puncak penanaman kentang paling banyak adalah pada musim kemarau.

Tepatnya pada akhir musim penghujan sekitar April-Juni. Karna daerah

Bonto Lojong tidak memiliki pengairan. Oleh karena itu, Petani menanam

pada bulan April-Juni. Penanaman kentang pada bulan musim penghujan

sangat berisiko pada hama dan penyakit, sehingga petani lebih memilih

banyak menanam kentang bulan menjelang musim kemarau. Petani

Responden menanam bibit kentang pada pagi hari.

2. Pengaturan Jarak Tanam

Jarak tanam pada penanaman kentang sangat bervariasi tergantung

varietasnya. Untuk Daerah Bonto Lojong varietas kentang yang di tanam

yaitu Granola. Dengan jarak tanam antara 6-8 cm dan jarak antar peletakan

umbi pada umbi yang lain yakin 20-30 cm.

3. Cara Menanam

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

43

Cara penanaman yang di lakukan oleh petani di Desa Bonto lojong,

yakni umbi bibit di letakkan mendatar dengan tunas menghadap ke atas.

Dengan kedalaman tanam sekitar 8 cm – 10 cm, segera di tutup dengan

tanah dari sebelah kanan dan kiri lubang tanam.

C. Pemeliharaan

Perawatan tanaman masih tetp di perlukan untuk menjaga agar

pertumbuhannya normal dan tanaman kentang tetap sehat. Selama fase

pertumbuhan dan pembentukan umbi, banyak faktor yang menghambat baik dari

dalam tanaman itu sendiri maupun faktor lingkungan tumbuhnya. Kegiatan

pemeliharaan tanaman kentang meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pemupukan

Kentang memerlukan pupuk organik dalam jumlah yang banyak

untuk pertumbuhan dan perkembangannya agar di peroleh produksi yang

tinggi. Itualah yang di lakukan oleh petani pada saat sebelum penananan

kentang. Pada saat umur kentang berumur ± 20 hari petani membrikan

lagi pupuk nonorganik (Urea, Za, KCL).

2. Penyiangan dan Pembumbunan

Kegiatan penyiangan yang di lakukan oleh Petani Responden di

lakukan bersama-sama dengan perbaikan selokan maupun pembmbunan

permukaan bedengan sehingga memberikan banyak manfaat.

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

44

3. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kentang di

perlukan karna tanaman rentang hama dan penyakit seperti, Hama Ulat

Grayak, Hama kutu Daun, Hama Orong-Orong, dll. Sedangkan penyakit

yang biasa menyerang tanaman kentang seperti, Busuk Daun, Layu

Bakteri, Fusarium, Bercak Kering, dll. Pengendalian hama dan penyakit

yang di lakukan oleh petani kentang di Desa Bonto Lojong yaitu dengan

melakukan penyemprotan terhadap hama kentang dengan racun kontak

seperti, Matador, Curacron, dll. Sedankan untuk penyakit, petani

melakukan penyemprotan selama 2-3 kali selama satu minggu dengan

menggunakan pestisida jenis, Nemispor, D-45 dan Atonik, agar tanaman

kentang tidak terserang penykit.

D. Panen dan pasca panen

a. Panen

Berdasarkan keterangan dari petani Responden di tempat penelitian bahwa

Pemanenan Kentang mualai pada umur 90-120 hari. Dan teknik

pemanenan yaitu dengan mencangkul terlebih dahulu tanah di sekitar

umbi, lalu kemudian mengambil umbi kentang dengan menggunakan alat

tradisional yang terbuat dari bambu (sendok bambu).

b. Pasca Panen

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

45

Penanganan pasca panen yang di lakukan oleh petani kentang di

tempat penelitian yaitu meliputi :

1. Pembersihan

2. Sortasi dan Grading

3. Penyimpanan

4. Pengemasan dan Pengangkutan

E. Pemasaran

Pasar adalah tempat untuk melakukan transaksi atau tukar-menukar barang

dengan barang lain (nilai uang). Pasar dapat tercipta karena adanya produsen atau

penjual dan kosumen atau pembeli. Bentuk-bentuk pasar untuk komoditas kentang

banyak sekali macamnya, misalnya, pasar umum, pasar swalayan (supermarket),

warung-warung kecil, restoran-restoran, dan lain-lain. Bahkan pasar bisa tercipta

di kebun produksi. Dengan demikian, pasar memiliki fungsi penting untuk

penyampaian barang dari produsen ke konsumen. Kegiatan penyampaian barang-

barang tersebut dengan segala aturan permainannya di sebut pemasaran atu

tataniaga.

Transaksi penjualan kentang di Desa Bonto Lojong terjadi di rumah petani

sendiri. Para pengusaha /pedagang pengumpul membeli kentang dari petani , lalu

kemudian di pasarkan ke pedagang/industri,yang ada di luar kota/daerah.

5.3 Strategi Pengembangan Kentang

Terjadinya berbagai perubahan dalam segala aspek kehidupan, termasuk

dalam bidang ekonomi yang di tandai dengan ketatnya persaingan terutama dalam

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

46

pengembangan dan pemasaran komoditas-komoditas hasil pertanian, menuntut

peran serta pemerintah untuk mengambil sikap dan tindakan dalam menghadapi

perubahan tersebut. Sikap dan tindakan inilah yang di maksud dengan strategi.

Termasuk dalam hal ini adalah perlunya pemerintah Kabupaten Bantaeng

menentukan strategi-strategi yng perlu di ambil dalam pengembangan komoditas

kentang yang berasal dari Kabupaten Bantaeng.

Strategi pengembangan Kentang di Kabupaten Bantaeng di lakukan

dengan memadukan faktor-faktor pada lingkungan eksternal Kabupaten Bantaeng

yang berada di luar kewenangan Pmerintah Kabupaten untuk mengaturnya terkait

peluang (opportunities) dan ancaman (threaths) yang ada dengan kondisi

lingkungan internal Kabupaten Bantaeng yang berada di dalam kewenangan

pemerintah kabupaten untuk mengaturnya terkait kekuatan (strength) dan

kelemahan (weakness) yang di miliki. Dalam berbagai literatur perpaduan

berbagai faktor tersebut di kenal sebagai pengenalan situasi yang di kenal dengan

istilah analisis SWOT. Hal ini sejalan yang di kemukakan oleh LPM FE-UI

(2007) yang mengemukakan bahwa analisa SWOT (SWOT analysis) adalah suatu

metode perencanaan strategis yang di gunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor

yang menjadi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) yang munkin terjadi dalam mencapai suatu

tujuan dari kegiatan proyek/kegiatan usaha atau institusi/lembaga dalam skala

yang lebih luas. Untuk keperluan tersebut di perlukan kajian dari aspek

lingkungan baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal yang

mempengaruhi pola strategi institusi lembaga dalam mencapai tujuan.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

47

I. Analilis Faktor Internal

Analisis faktor internal bertujuan untuk menemukan berbagai kekuatan

(strenghts) yang di miliki oleh Kabupaten Bantaeng, khususnya Kecamatan Ulu

Ere, Desa Bonto Lojong pada berbagai aspek yang terkait dengan strategi

pengembangan komoditas kentang untuk di mamfaafkan. Selain itu menemukan

kelemahan-kelemahan (weakness) yang di miliki oleh Kabupaten Bantaeng pada

berbagai aspek yang terkait dengan pengembangan komoditas kentang khususnya

untuk segera di benahi.

a. Kekuatan (strenghts)

Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang biasa di

gunakan untuk menggerakkan institusi kedepan. Suatu kekuatan hanya akan

menjadi keunggulan kompotitif bagi suatu institusi apabila kekeuatan tersebut

terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan tersebut di

butuhkan atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada institusi

lain juga terdapat kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki kemampuan

utama yang sama, maka kekuatan harus di ukur dari berbagai kekuatan relatif

suatu institusi di bandingkan dengan instutusi yang lain. Sehingga dapat di

simpulkan bahwa tidak tidak semua kekuatan yang di miliki institusi harus di

paksa untuk di kembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu penting

jika di lihat dari lingkungan yang lebih luas (LPEM-FE-, 2007). Kekuatan yang di

maksud di sini adalah potensi sumberdaya dan kondisi yang di miliki oleh

Kabupaten Bantaeng terkait dengan srtrategi pengambangan komoditas kentang

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

48

yang dapat di jadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan komoditas

kentang di Kabupaten Bantaeng.

Berikut ini di urtaikan berbagai kekuatan yang di miliki oleh komoditas kentang :

1. Tingginya tingkat produktivitas usahatani kentang

Usahatani kentang di Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, kabupaten

Bantaeng dapat di kategorikan tinggi. Sesuai dengan data yang di peroleh dari

hasil observasi lapangan dengan melalui pengisian kusioner menunjukkan bahwa

produktifitas usahatani kentang di peroleh bahwa rata-rata nilai jumlah produksi

usaha tani kentang di lokasi penelitian adalah panen adalah 4.314,67 ton.

2. Banyaknya jumlah petani yang berusahatani kentang

Komoditas kentang (khususnya varietas Granola) merupakan komoditas

yang baru di kenal dan di usahakan oleh petani di Desa Bonto Lojong,

Kecamatan UluEre, Kabupaten Bantaeng. Bahkan komoditas ini dapat di katakan

sebagai komoditas utama yang hampir di budidayakan oleh petani di mana saja

dalam wilayah Kabupaten Bantaeng khususnya Kecamatan Ulu Ere. Jadi

wajarlah jika jumlah petani yang mengusahakan komoditas kentang dapat di

katakan cukup banyak. Hingga saat ini belum ada data yang jelas dari instansi

terkait mengenai jumlah petani kentang yang ada di Kabupaten Bantaeng. Namun

jika di diestimasi dari 569 petani yang berada di Desa Bonto Lojong, yang

menjadikan kentang sebagai komoditas utama terdapat 75%.

3. Usia petani kentang masih produktif.

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

49

Umur akan sangat mempengaruhi dalam kegiatan berusaha tani. Hal

tersebut berhubungan kemampuan bekerja dan cara berfikir petani dalam

menerima inovasi baru. Pada umumnya petani yang berumur muda mempunyai

kemampuan fisik lebih kuat dan responsif terhadap penerapan inovasi baru di

bandingkan petani yang berumur tua. Terlihat bahwa umur petani responden

yakni <36 sebanyak 10 0rang dengan persentase 33,3%, dan umur 36-45

sebanyak 12 orang dengan persentase 40,00, sedangkan umur >46 sebanyak 8

orang dengan persentase 26,7 %. Ini menunjukkan bahwa usia petani responden

masih produktif.

4. Luasnya areal penanaman komoditas kentang

Pada dasarnya luas lahan yang di kelolah oleh petani responden sangat

berpengaruh terhadap kegiatan usahataninya baik terhadap jenis komoditi

maupun pada pola usaha tani itu sendiri. Total luas lahan yang di miliki oleh

seluruh petani responden adalah seluas 18,8 ha dengan nilai rata-rata 0,63 ha.

5. Tingginya tingkat pengalaman petani dalam berusahatani kentang

Pada umumnya petani dalam berusaha tani senantiasa berpedoman pada

pengalaman berusahatani terdahulu. Pengalaman berusaha tani dari seorang petani

berpengaruh terhadap pola pengelolaan usahataninya, karena terdapat

kecenderungan bahwa petani yang memiliki pengalaman usahatani yang cukup

lama juga memiliki kemampuan berusahatani yang lebih baik. Sebagaimana

terlihat pada Tabel 11 bahwa rata-rata pengalaman petani responden yakni 17,46

tahun.

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

50

b. Kelemahan (weakness)

Hal-hal yang menjadi lawan dari kekuatan adalah kelemahan. Sehingga

sama dengan kekuatan, tidsk semua kelemahan dari institusi harus di paksa untuk

di perbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan

sekitar (LPEM-FE-UI, 2007). Kelemahan yang di maksud di sini adalah

keterbatasan sumberdaya dan kondisi yang di miliki oleh komoditas kentang dan

juga Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten Bantaeng terkait dengan

pengembangan komoditas kentang yang dapat menghambat dalam pengembangan

komoditas kentang di Kabupatyen Bantaeng.

Berikut ini di uraikan berbagai kelemahan yang di miliki oleh komoditas kentang:

1. Tingkat pendidikan petani masih rendah

Pendidikan pada umumnya akan mempengaruhi cara berfikir petani dan

turut mempengaruhi keberhasilan dalam mengelolah usaha taninya. Pendidikan

petani yang relatif tinggi menyebabkan petani akan lebih dinamis mengikuti

perkembangan teknologi. Tingkat pendidikan petani dapat di lihat pada tabel 12.

Berdasarkan tabel 12 bahwa tingkat pendidikan petani responden yakni SD 19

orang dengan persentase 63,33%. SMP 9 orang dengan persentase 30,00%. Dan

SMA 2 oang dengan persentase 6, 67%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan petani yang ada di Desa Bonto Lojong masih relatif rendah.

2. Rendahnya tingkat pengetahuan petani terhadap IPTEK

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

51

Ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakikatnya sangat membantu

manusia dalam mengakses informasi. Salah satu contoh dengan perkembangan

zaman maka muncullah alat elektronik sebagai alat komonikasi yang di sebut

handpone. Hal ini sangat memudahkan bagi para manusia yang menggunakannya

dalam hal positif, begitupun para petani yang mampu menggunakan Handpone

untuk kebutuhan pengembangan usahataninya. Namun sesuai fakta di lapangan

bahwa petani responden pengetahuannya terhadap alat komonikasi ini masih

minim, sehingga menyulitkan dalam memasarkan produksi usahataninya.

3. Keterbatasan jenis dan jumlah sarana teknologi budidaya kentang

Salah satu faktor penghambat sehingga petani kentang sulit untuk

menghasilkan kentang yang berkualitas adalah karena keterbatasan sarana

teknologi pengelolaan usahatani kentang, meskipun pada hakikatnya banyak

tersedia di sentra-sentra produksi. Sarana teknologi untuk panen yang di gunakan

cenderun alat tradisional seperti cangkul, sabit, dll.

Sehingga umbi kentang pada saat di panen banyak mengalami kerusakan

sperti, terkelupas dan terpotong-potong, padahal pedagang/industri sangat ketat

persyaratan kualitas kentang.

4. Benih bermutu yang sulit di peroleh oleh petani kentang

Di sisi lain faktor penghambat sehingga produksi kentang menurun adalah

di sebabkan karna benih kentang itu sendiri. Pada tahun-tahun sebelumnya, yakni

pada tahun 2010-2013 produktivitas kentang di Bantaeng mengalami peningkatan

karna benih bermutu yang di tanam petani mudah di dapatkan sebab penangkar

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

52

benih Kentang berada di Desa Bonto Lojong dan berjalan dengan baik. Akan

tetapi pada tahun 2014 produktivitas kentang di Bantaeng mengalami penurunan

selama penangkar benih Kentang beralih fungsi menjadi Taman Bunga. Faktor

inilah sehingga petani sulit untuk mendapatkan benih yang bermutu yang tahan

terhadap serangan hama dan penyakit. Sesuai hasil wawancara dari beberapa

petani responden bahwa dia hanya mampu membeli 10-20 kg benih G2 dengan

harga yang cukup mahal yakni 25000/kg yang di datangkan dari Jawa dan itupun

sangat sulit di dapatkan.

II. Analisis Faktor Eksternal

Berbeda dengan faktor-faktor lingkungan internal yang merupakan faktor

yang dapat di kendalikan, faktor lingkungan eksternal perlu mendapatkan prioritas

lebih dalam penentuan strategi, karena pada umumnya faktor-faktor ini berada di

luar kendala institusi (LPEM-FE-UI, 2007). Analisis faktor eksternal bertujuan

untuk menemukan berbagai peluang (opportunitiess) yang dapat di raih oleh

komoditas kentang dan juga Desa Bonto Lojong, Kecamatan Ulu Ere, Kabupaten

Bantaeng pada berbagai aspek yang terkait dengan pengembangan komoditas

kentang. Selain itu analisis ini bertujuan untuk mengedentifikasi ancaman-

ancaman (treath) yag merupakan faktor penghambat pada berbagai aspek yang

terkait dengan pengembangan komoditas kentang.

a. Peluang (opportunities)

Perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar selalu datang bersama

peluang. Peluang dapat bersumber dari ketakterdugaan, ketidakserasian,

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

53

kebutuhan proses, struktur pasa dan industri, demografi, perubahan dalam

persepsi dan pengetahuan baru. Berikut ini beberapa peluang yang dapat di raih

oleh petani Kabupaten Bantaerng terkait dengan pengembangan komoditas

kentang.

1. Sumber Daya Alam mendukung dari segi komparatif

Kabupaten Bantaeng adalah salah satu Kabupaten yang ada di Sulawesi

Selatan yang sangat bagus untuk pengembangan sayuran khususnya kentang.

Kabupaten bantaeng memiliki wilayah pegunungan yang sangat cocok untuk

pengembangan kentang dan itu berada di Kecamatn Uluere, tepatnya di Desa

Bonto Lojong. Desa Bonto Lojong memiliki keunggulan tersendiri dari daerah

atau Desa lain, sebab di tinjau dari ktinggian tempat Desa Bonto Lojong berada

pada ketinggian 1300-1500 dpl, dan itu sangat cocok untuk pengembangan

komoditi Kentang. Dari segi iklim juga sangat mendukung, testur tanah yang

gembur dll.

2. Infrastruktur yang mendukung

Pada umumnya infrastruktur akan mempengaruhi keberhasilan dalam

mengelola usaha tani. Infrastruktur yang memadai akan sangat membantu petani

dalam melakukan akses terhadap apa yang mereka usahakan. Sesuai fakta dan

hasil wawancara dari Petani Responden bahwa infrastruktur di Daerah tersebut

sangat mendukung, sebab jalan usahatani sudah terpenuhi sehingga petani tidak

lagi tekendala walaupun kebun mereka jauh dari rumah. Dan bukan hanya jalan

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

54

usahatani saja untuk akses ke pasar pun lancar sehigga petani tidak lagi khawatir

dalam hal pemasaran hasil usaha taninya.

3. Tingkat konsumsi akan kentang meningkat khususnya kentang goreng

Di Indonesia kentang dikonsumsi sebagai sayur dan belakangan ini sudah

mulai dikonsumsi sebagai makanan alternatif yang disukai dalam bentuk french

fries atau potato chips sebagai makanan ringan. Faktanya di restoran-restoran

besar seperti KFC, M’Donals dll, kentang goreng sangat di minati oleh

pengunjung, di warung-warung kecil, sampai pada acara-acara pesta lainnya

komsumsi akan kentang goreng sangat tinggi.

4. Tingginya permintaan pasar dan tingkat harga kentang untuk ekspor

Kebutuhan kentang untuk konsumsi dan untuk keperluan industri, setiap

tahunnya mencapai 9546 ton, pada 5 tahun terakhir ini, dari mulai tahun 2010-

2014. Sebagaimana yang terdapat pada tabel 15 di bawah ini:

Tabel 15. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Tanaman Kentang di

Kabupaten Bantaeng Tahun 2010– 2014

No. Tahun Tanaman Kentang

Luas Panen (ha) Produksi (ton)

1 2010 455 6.860

2 2011 602 8.294

3 2012 692 10.324

4 2013 860 12.659

5 2014 652 9.593

Jumlah 3261 47.730

Rata-rata 652,2 9.546

Sumber : Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten

Bantaeng (2010– 2014).

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

55

Melihat data-data di atas tadi jelas budidaya kentang maupun proses

produksi kentang menunjukkan prospek yang cukup menggembirakan.

b. Ancaman

Tidak semua masalah yang di hadapi oleh sebuah organisasi berada dalam

kewenanganya untuk menyelesaikan, meskipun masalah tersebut secara langsung

maupun tidak langsung menjadi faktor penghambat dalam mencapai tujuan.

Masalah yang di maksud di anggap sebagai sebuah ancaman. Berikut ini di

uraikan beberapa ancaman yang di hadapi petani kentang di Kabupaten Bantaeng

dalam pengembangan komoditas kentang.

1. Penetapan standar kualitas yang ketat oleh industri/pedagang

Umumnya pedagang besar/industri ekspor sebelum melakukan pembelian

kentang dari pedagang pengumpul sudah menetapkan standar kualitas yakni harus

bersih, besar dan serta tidak lecet. Bilamana persyaratan ini tidak sesuai maka

akan ada potongan harga dari pedagang. Misalnya, harga kentang untuk

kebutuhan ekspor 7000 namun, umbi kentang tidak bersih akibat penanganan

pasca panen yang kurang bagus maka harganya lebih rendah dari harga standar

dan bahkan tidak di beli. Hal ini sangat mempegaruhi pengembangan usaha tani

kentang di Bonto Lojong. Berdasarkan data di lapangan yang di peroleh dari

petani responden bahwa pedagang pengumpul sangat ekstra hati-hati ketika ingin

membeli kentang, bilamana kualitas kentang tidak sesuai standar yang telah di

tetapkan oleh industri/pedagang besar maka, ada potongan harga.

2. Harga komoditas kentang berfluktuasi

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

56

Salah satu faktor di luar usahatani yang dapat mempengaruhi produksi

usaha tani adalah aspek yang menyangkut pemasaran termasuk di dalamnya

adalah harga hasil produksi. Hanya saja umumnya petani tidak berdaya dalam

menentukan harga hasil produksinya sebagaimana pendapat yang di kemukakan

oleh Hernanto (1991) bahwa petani yang serba terbatas berada pada posisi yang

lemah dalam penawaran dan persaingan, karena penentuan harga bukan pada

petani atau dengan kata lain petani harus terpaksa menerima apa yang menjadi

kehendak pembeli. Berdasarkan data yang di peroleh dari petani dan pedagang di

lokasi penelitian, tingkat harga Kentang yang berlaku di wilayah ini selama tahun

2014 berkisar antara Rp 5000 – Rp 6000 per kilogram. Tingkat harga ini masih

relatif rendah di bandingkan dengan tingkat harga yang berlaku pada sentra-sentra

pengembangan komoditas kentang di indonesia. Berfluktuasinya tingkat harga

kentang yang berlaku di Kabupaten Bantaeng.

III. Analisis Strategi Pengembangan Kentang

Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal sebagaimana yang telah

di uraikan, maka faktor tersebut selanjutnya di analisis dengan menggunakan

matriks analisis SWOT (Strenghts – Weaknees – Opportunities – Threats) untuk

merumuskan strategi pengembangan kentang di Kabupaten Bantaeng. Strategi-

strategi yang di rumuskan, yakni :

1. Strategi SO, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang di miliki

Kentang untuk mengambil manfaat dari peluang-peluang (O) yang ada,

terutama dalam pengembangan kentang;

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

57

2. Strategi WO, dengan mengatasi kelemahan-kelemahan (W) yang di miliki

kentang untuk meraih peluang-peluang (O) yang ada, terutama dalam

pengembangan kentang;

3. Strategi ST, dengan memanfaatkan kekuatan-kekuatan (S) yang di miliki

kentang untuk menghindari ancaman-ancaman (T), terutama dalam

pengembangan kentang;dan

4. Strategi WT, dengan mengurangi kelemahan-kelemahan (W) yang di miliki

kentang dan menghindari ancaman-ancaman (T) yang ada.

Analisis faktor-faktor internal dan eskternal yang di tuangkan ke dalam

matriks SWOT dengan rumusan strategi-strategi yang dapat di ambil dalam

kaitannya dengan pengembangan kentang di Kabupaten Bantaeng, secara lengkap

dapat di lihat pada tabel 15.

Berdasarkan analisis SWOT yang di lakukan dengan menggunakan

matriks sebagaimana yang tertera pada tabel 14, maka di peroleh strategi yang

dapat di lakukan untuk mengembangkan kentang di Kabupaten Bantaeng.

Strategi- strategi di kelompokkan berdasarkan Strategi SO, WO, ST dan WT

sebagaimana di uraikan berikut ini.

1. Strategi SO

SO-1. Memaksimalkan produktivitas usaha tani kentang, yang merupakan

tanaman konsumsi dan ekspor sehingga menarik para petani untuk

mengembangkan kentang.

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

58

Tingginya produktivitas dan harga jual kentang di Kabupaten Bantaeng

sehingga menambah daya tarik para petani untuk berusaha tani dan

mengembangkan komoditas kentang, dengan alasan agar mampu menambah

pendapatan dan mendongkrak perekonomian petani kentang.

SO-2. Memanfaatkan banyaknya jumlah petani yang berusahatani kentang

agar mampu menutupi permintaan untuk di ekspor

Banyaknya petani yang berusahatani kentang di Kabupaten Bantaeng

masih tetap harus di tingkatkan lagi, karena jumlah permintaan kentang setiap

tahunnya semakin meningkat karena merupakan tanaman ekspor yang paling

produktif.

SO-3. Memanfaatkan luas areal penanaman kentang untuk memenuhi

permintaan kentang

Luasnya areal penanaman kentang di Kabupaten Bantaerng semestinya di

manfaatkan oleh Kabupaten Bantaeng agar mampu memenuhi kebutuhan petani

Kentang agar permintaan kentang mampu di penuhi sehingga mampu

mensejahterahkan petani kentang karena bertambahnya penghasilannnya karena

telah berusahatani kentang.

SO-4. Memanfaatkan usia petani yang masih produktif dan pengalaman yang

di miliki untuk mengembangkan kentang dengan potensi alam dan

ifrastruktur yang mendukung

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

59

Usia petani yang masih produktif serta pengalaman yang di miliki oleh

petani kentang seharusnya di dukung dan lebih di tingkatkan lagi oleh Kaupaten

Bantaeng melihat potensi alam dan ifrastruktur yang sangat mendukung untuk

pengembangan agribisnis kentang.

2. Strategi WO

WO-1. Meningkatkan pengetahuan dan pendidikian petani, sarana dan

prasarana produksi khususnya benih serta bertambah fasilitas

teknologi budidaya dan pasca panen untuk mengatasi kualitas kentang

demi memenuhi permintaan ekspor

Tingginya permintaan komsumsi akan kentang goreng dan ekspor akan

komoditas kentang merupakan peluang yang harus di capai oleh Kabupaten

Bantaeng sebagai salah satu sentra produksi di Sulawesi Selatan. Hal ini perlu di

lakukan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani dalam teknis

budidaya, penanganan dan manajemen pengelolaan usahatani. Peningkatan

pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan pasca panen akan memberikan

dampak terhadap tersalurnya produksi kentang dengan tingkat harga yang

menguntungkan semua pihak terutama petani sebagai produsen. Peningkatan

kualitas kentang ini perlu pula di dukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana

penanganan pasca panen seperti lantai dan sebagainya.

Ketatnya persyaratan kualitas yang di gunakan oleh pedagang/industri

menuntut petani sebagai produsen untuk dapat memenuhinya agar tingkat harga

yang di terima dapat lebih memadai. Hanya saja petani kentang memiliki

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

60

keterbatasan yang tidak hanya pengetahuan dan keterampilan, namun juga pada

ketersedian prasarana pengelolaan hasil terutama dalam penanganan pasca panen.

Keterbatasan prasarana penanganan pascapanen perlu di fasilitasi oleh Pemerintah

Kabupaten Bantaeng melalui penyediaan gudang penyimpanan. Pengelolaan

prasarana pascapanen ini dapat di serahkan kelembagaan di tingkat petani seperti

gapoktan atau dapat pula di kelola langsung oleh pemerintah Kabupaten dengan

membentuk Sub-terminal agribisnis Bantaeng di Kecamatan/kluster yang menjadi

sentra pengembangan Bantaeng.

3. Strategi ST

ST-1. Memanfaatkan tingkat produktivitas kentang sebagai tanaman ekspor

untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, meskipun harganya

fluktuatif.

Komoditas kentang yang terkenal sebagai tanaman ekspor dan bernilai jual

tinggi sangat menarik perhatian para petani di Bantaeng untuk menjadikannya

sebagai komoditas utama, hanya terkadang menemukan masalah dalam

pemasarannya, sehngga di butuhkan pengawalan yang serius dan nyata dari

pemerintah Kabupaten pada khususnya dan Provensi pada umumnya untuk

melakukan pengawalan dan penetapan harga standar agar dapat mengurangi

resiko kerugian bagi para petani dan pedagang kentang.

ST-2. Meningkatkan upaya penyuluhan mengenai ketatnya standar kualitas

yang di tetapkan oleh industri/pedagang

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

61

Kelemahan produk kentang yang di hasilkan oleh petani di Kabupaten

Bantaeng adalah rendahnya kualitas utama yang utamanya di sebabkan oleh

penanganan pasca panen yang kurang tepat. Akibat dari rendahnya kualitas

tersebut adalah tingginya potongan harga yang di terima oleh petani dan berakibat

rendahnya tingkat pendapatan yang mereka terima. Untuk mengatasi kelemahan

ini peranan kelembagaan petani sebagai wadah belajar bagi petani sangat di

butuhkan terutama terkait dengan informasi mengenai teknologi penanganan

pascaanen yang baik melalui pelatihan-pelatihan.

ST-3. Mengawal harga dari pemerintah agar tidak terjadi permainan harga

sehingga petani tidak mengalami kerugian

Luasnya areal penanaman kentang di Kabupaten Bantaeng seharusnya di

kawal baik oleh pemerintah agar para petani kentang tidak mengalami kerugian

yang di sebabkan oleh permainan harga oleh pedagang pengumpul sehingga

menimbulkan kerugian oleh para petani kentang.

4. Strategi WT

WT-1. Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan petani dalam menerapkan

teknologi budidaya untuk meningkatkan jumlah produksi agar dapat

memenuhi penetapan standar yang di tetapkan oleh industri dan

pedagang

Salah satu hambatan yang di peroleh oleh petani dalam memperoleh

pendapatan yang memadai adalah rendahya tingkat harga yang yang di tetapkan

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

62

harga oleh pedagang pengumpul akibat rendahnya kualitas kentang yang di

hasilkan. Penyebab utama rendahnya kualitas kentang yang di hasilkan oleh petani

adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan

pascapanen, di samping keterbatasan keterbatasan pengusaan teknologi

pascapanen. Olehnya, untuk mengurangi resiko pemotongan harga yang di terima

oleh petani dari pedagang pengumul, perlu di bekali dengan pengetahuan dan

keterampilan dalam menangani pascapanen melalui pelatihan dan penyuluhan.

WT-2. Meningkatkan jumlah sarana produksi (benih) dan teknologi

pengelolahan hasil untuk memenuhi standar kualitas yang di tetapkan

oleh pedagang/industri dan juga mampu mengurangi resiko yang

timbul akibat persaingan harga yang fluktuatif

Sangat di perlukan peningkatan jumlah sarana teknologi pengolahan hasil

untuk memenuhi standar kualitas yang di tetapkan oleh pedagang/industri

sehingga petani kentang tidak menemukan kerugian karena kentangnya tidak

terjual akibat standar yang kurang memadai.

Tabel 15. matriks SWOT :

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

Tabel 16. Matriks SWOT

Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) Ancaman (Treath)

Faktor Internal

Sumber Daya

Alam

mendukung

dari segi

komparatif

Infrastruktur

mendukung

Tingkat konsumsi

akan kentang

meningkat

khususnya kentang

goreng

Tingginya

permintaan dan

tingkat harga

kentang untuk untuk

de ekspor

Penetapan standar

kualitas yang ketat

oleh industri/pedagang

Harga komoditas

kentang yang fluktuasi

Kekuatan (Strenght) O 1 O 2 O 3 O 4 T 1 T 2

Tingginya tingkat

produktivitas usaha

tani kentang

S1

Banyakya jumlah

petani kentang yang

berusaha tani kentang

S2

Usia petani kentang

masih produktif

S3

Luasnya areal penanaman komoditas

kentang

S4

Tingginya tingkat

pengalaman petani

dalam berusaha tani

kentang

S5

Kelemahan

Strategi SO

SO-1 : Memaksimalkan produktivitas usaha tani kentang yang merupakan

tanaman ekspor sehingga menarik para petani untuk

mengembangkan kentang (S1 : O1)

SO-2 : Memanfaatkan banyaknya jumlah petani yang berusaha tani

kentang serta pengalaman yang dmilliki oleh petani agar mampu

menutupi permintaan untuk ekspor (S2,S5 : O2)

SO-3 : Memanfaatkan luas areal luas areal penanaman kentang agar

mampu memenuhi penrmi ntaan kentang (S4 : O2)

SO-4 : Memanfaatkan usia petani yang masih produktif dan pengalaman

yang di miliki untuk mengembangkan kentang dengan potensi alam

dan ifrastruktur yang mendukung (S3, S4 : O1, O2)

Strategi ST

ST-1 : Memanfaatkan tingkat produktivitas

kentang sebagai tanaman ekspor

untuk mendapatkan penghasilan yang

lebih, meskipun harganya fluktuatif

(S1 : T2)

ST-2 : Memanfaatkan banyaknya jumlah petani

yang masih produktif yang berusahatani

kentang serta pengalaman yang di milki agar adanya penyuluhan mengenai

ketatnya standar kualitas yang di

tetapkan oleh industri/pedagang (S2, S3

: T1)

ST-3 : Mengawal harga dari pemerintah agar

tidak terjadi permainan harga

sehingga petani tidak mengalami

kerugian ( S3 : T2)

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

64

(Weaknes)

Tingkat pendidikan

petani masih rendah

W1

rendahnya tingkat

pengetahuan petani

terhadap IPTEK

W2

Keterbatasan jenis dan

jumlah teknologi

pengelolaan budidaya

kentang

W3

Benih bermutu yang

sulit di peroleh oleh

petani kentang

W4

Strategi WO

WO-1 : Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan, sarana dan prasarana

produksi setan menambah fasilitas teknologi budidaya dan pasca

panen untuk mengatasi kualitas kentang demi memenuhi

permintaan ekspor (W1, W2, W3, W4 : O3,O4)

Strategi WT

WT-1 :Meningkatkan pendidikan dan

pengetahuan petani dalm menerapkan

teknologi budidaya serta akses

informasi untuk meningkatkan

jumlah produksi agar dapat memenuhi

penetapan harga yang di terapkan oleh

industri/pedagang (W1,W2 : T1)

WT-2 : Meningkatkan jumlah sarana produksi

(benih) teknologi pengelolaan

budidaya untuk memenuhi standar

kualitas yang di tetapkan oleh

pedagang/industri dan juga mampu

mengurangi resiko yang timbul akibat

persaingan harga yang fluktuatif (W3,

W4 : T1, T2)

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka kesimpulan dari

penelitian ini adalah strategi yang perlu di lakukan adalah :

STRATEGI SO

Memaksimalkan produktifitas kentang, yang merupakan tanaman

komsumsi dan ekspor sehingga menarik para petani untuk mengembangkan

kentang, memanfaatkan banyaknya jumlah petani yang berusahatani kentang agar

mampu menutupi permintaan kentang untuk di ekspor, dan pemanfaatan luas areal

penanaman kentang untuk memenuhi permintaan kentang, serta memanfaatkan

usia petani yang masih produktif dan pengalaman yang di miliki untuk

mengembangkan kentang dengan potensi alam dan ifrastruktur yang mendukung.

STRATEGI WO

Meningkatkan pengetahuan dan pendidikan petani, sarana dan prasarana

produksi (benih) serta menambah fasilitas teknologi budidaya dan pasca panen

untuk mengatasi kualitas kentang demi memenuhi permintaan ekspor.

STRATEGI ST

Memanfaatkan tingkat produktifitas kentang sebagai tanaman konsumsi

dan ekspor untuk mendapatkan penghasilan yang lebih, meskipun harganya

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

66

fluktuatif, memanfaatkan banyaknya jumlah petani yang masih produktif yang

berusahatani kentang agar adanya penyuluhan mengenai ketatnya standar kualitas

yang di tetapkan oleh industri/pedagang, dan mengawal harga dari pemerintah

agar tidak terjadi permainan harga sehingga petani tidak mengalami kerugian.

STRATEGI WT

Meningkatkan pendidikan dan pengetahuan petani dalam menerapkan

teknologi budidaya untuk meningkatkan jumlah produksi agar dapat memenuhi

penetapan standar yang di tetapkan oleh industri dan pedagang, dan meningkatkan

jumlah sarana produksi (benih) dan sarana teknologi pengolahan hasil untuk

memenuhi standar kualitas yang di tetapkan oleh pedagang/industri dan juga

mampu mengurangi resiko yang timbul akibat harga yang fluktuatif.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan sesuai hasil penelitian adalah

sebagai berikut :

1. Pemerintah Kabupaten Bantaeng perlu segera menetapkan peraturan Daerah

(Ranperda) mengenai jaminan terhadap harga dasar pembelian kentang, untuk

menjamin tingkat pendapatan para pelaku pemasaran, khususnya petani.

2. Koordinasi diantara Satua Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terkait dengan

pengembangan komoditas Kentang perlu di tingkatkan dalam rangka

melaksanakan berbagai program sebagai tindak-lanjut dari strategi, tindakan

prioritas, arah dan program pengembangan kentang di Kabupaten Bantaeng.

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

67

3. Petani perlu menetapkan teknik budidaya yang tepat agar dapat meningkatkan

produksi dan produktivitas usahataninya dengan tetap memperhatikan

konservasi lahan, serta meningkatkan kualitas kentang hasil produksinya

dengan menerapkan teknik budidaya dan pascapanen sesuai anjuran.

4. Diakui bahwa penelitian ini belum mampu mengungkap keseluruhan aspek

yang berkaitan dengan strategi pengembangan kentang di Kabupaten Bantaeng,

oleh karna itu kelanjutan dan kesempurnaan pembahasannya masih

memerlukan penelitian lebih lanjut dengan pembahasan yang tentunya lebih

komprehensif.

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

68

DAFTAR PUSTAKA

Barmin. 2010. Budidaya Sayuran Umbi. Penerbit Cv Ricardo. Jakarta.

Bambang Cahyono. 2004. Budidaya dan Analisis Usaha tani Tomat. Penerbit

KANISIUS. Yokyakata

Hotden Leonardo Nainggolan, dan Johndikson, 2012. Pengembangan Sistem

Agribisnis Dalam Rangka Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. (on-

line)https://www.google.co.id/search. Diakses pada tanggal 06 April

2015. Makassar.

Muh. Taufik. 2012. Strategi Pengembangan Agribisnis Sayuran Di Sulawesi

Selatan. Jurnal Litbang Pertanian, 31 (2), 2012. Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan. Makassar.

Muliadi. 2001 Balanced Score Card : Alat Mengenai Konteporer Untuk

Melipatgandakan Kenerja Keungan Perusahaan. PT. Salemba Emban

Patria, Jakarta.

Nurul Idawati. 2012. Pedoman Lengkap Bertanam kentang. Penerbit Pustaka Baru

Press. Yokyakarta.

LPEM FE – UI. 2007. Metodologi Penelitian : analisa SWOT. Lampiran I Studi

Penyusunan RPJP Kabupaten Aceh Tambang 2007-2027

(Http://Bappedatamiang.go.id/uploadfiles/RPJP2007/Lampiran

1_Metodolgi_Penelitian_Analisa_SWOT.pdf , Di akses Pada Tanggal

06 April 2015).

Pandi Tjiptono. 2000. Strategi Bisnis. Penerbit Andi. Yokyakarta.

Rangkuti, 2000. Analisis SWOT: Teknik Membaca Kasus Bisnis. PT Gramedia Pustaka

Utama,Jakarta.

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

69

Setijo Pitojo, 2013. Penangaran Benih Bawang Merah. Penerbit KANISIUS.

Yokyakarta.

Start, D.dan Ingie Hovland, 2002. Analisis SWOT(kekuatan,

kelemahan,kesempatan,

ancaman)http://www.smeru.or.id/report/training/menjembatani

penelitian dan kebijakan/untuk cso/file/82.pdf. Di akses pada tanggal

04 April 2015. Makassar.

Senja Nilasari, 2014. Manajemen Strategi Itu Gampang. Penerbit Dunia Cerdas.

Jakarta Timur.

Wibisoso, Agus, 2010. Analisis Swot. (Http://Agus Wibisono.com/2010/Analisis-

SWOT-Strength-Weakness-Opportunity-Threat/,= Di Akses pada

Tanggal 06 April 2015).

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

70

LAMPIRAN

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

71

Lampiran 1. Kusioner Penelitian

KUSIONER

I. IDENTITAS RESPONDEN.

1. Nama =

2. Umur = ............tahun

3. Jenis kelamin = L/P

4. Tingkat pendidikan = ............tahun

5. Pengalaman berusahatani :

- Sayuran Dataran Tinggi (kentang) = ........tahun

II. KONDISI USAHATANI SAYURAN DATARAN TINGGI (KENTANG)

A. Lahan

1. Luas Lahan = .........Ha

2. Status kepemilikan = Milik/Sakap/Sewa

3. Jarak dari rumah = ...........Meter

4. Apa masalah yang di hadapi terkait dengan lahan?

..........................................................................................................................

..........................................................................................................................

B. Tenaga Kerja

1. Dalam satu kali tanam apakah Bapak/Ibu membutuhkan tenaga kerja?dan

berapa orang?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

72

2. Dalam penggunaan tenaga kerja, apakah Bapak/ibu memberi upah atau

tidak?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

3. Sumber tenaga kerja yang Bapak/Ibu gunakan itu dari mana?

......................................................................................................................

......................................................................................................................

4. Apa masalah yang terkait dengan tenaga kerja?

......................................................................................................................

.....................................................................................................................

C. Modal Usaha Tani

1. Sumber permodalan yang Bapak/Ibu gunakan dalam satu kali penanaman

itu dari mana?

.....................................................................................................................

.....................................................................................................................

2. Jumlah modal yang di siapakan dalam sekali penanaman : Rp..........

D. Produktivitas

1. Dalam satu kali panen berapa jumlah produksi (kg) yang Bapak/Ibu

peroleh?

.......................................................................................................................

......................................................................................................................

2. Apakah hasil produksi yang Bapak/I peroleh langsung di jual atau di

simpan?

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

73

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Apakah ada masalah terkait produksi?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

E. Pemasaran

1. Lokasi pemasaran dari produksi kentang yan Bapak/i peroleh dimana dan

kepada siapa?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

2. Apakah ada persyaratan kentang yang Bapak/Ibu ingin jual?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

3. Dalam penjualan dari hasil usahatani kentang milik bapak/Ibu, berapa

tingkat harga?

........................................................................................................................

........................................................................................................................

4. Bagaimana cara transaksi yang bapak gunakan dalam sistem penjualan

dari hasil produksi yang bapak usahakan?

.......................................................................................................................

.......................................................................................................................

5. Apakah ada masalah yang terkait dengan pemasaran?

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

74

........................................................................................................................

.......................................................................................................................

III. SARAN

1.

2.

3.

4.

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

75

Lampiran 2. Identitas Responden

No Nama Responden Umur (thn) Jenis Kelamin Tingkat

pendidikan (thn)

Pengalaman Usahatani

kentang (thn)

Komoditas

1 H.Baco 49 Laki-laki SD 25 1,2,3,4

2 H. Mahmud 45 Laki-laki SD 25 1,2,3

3 H. Sawwala 42 Laki-laki SMP 20 1,2,3

4 Harin 36 Laki-laki SD 18 1,2,3

5 Baco 50 Laki-laki SD 17 1,2

6 H. Jamadi 55 Laki-laki SD 30 1,2,3

7 Supu 52 Laki-laki SD 33 1,2,3

8 Soha 45 Laki-laki SD 26 1,2,3

9 Mantan 43 Laki-laki SD 24 1,2,3

10 Sahiri 32 Laki-laki SD 10 1,2,3

11 Bohari 42 Laki-laki SD 17 1,2

12 Caning 29 Laki-laki SD 10 1,2

13 Upa 42 Laki-laki SD 16 1,2,3

14 Abba 45 Laki-laki SD 18 1,2

15 Jumani 30 Laki-laki SD 10 1,2

16 Johan 48 Laki-laki SD 19 1,2

17 Hamid 52 Laki-laki SMP 30 1,2

18 H. Hakimi 53 Laki-laki SMP 33 1,2,3

19 Malik 32 Laki-laki SMP 11 1,2

20 H. Sawing 43 Laki-laki SD 25 1,2

21 Naso 32 Laki-laki SMP 12 1,2

22 Umar 33 Laki-laki SMP 10 1,2

23 Isdarianto 35 Laki-laki SMA 7 1,2

24 Abbasa 52 Laki-laki SD 33 1,2

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

76

25 Ramli 38 Laki-laki SD 13 1,2

26 Cai 33 Laki-laki SD 12 1,2

27 Ansar 40 Laki-laki SMP 20 1,2,3

28 Tiar 30 Laki-laki SMP 10 1,2,3

29 Jamal 27 Laki-laki SMA 10 1,2,3

30 Baso 41 Laki-laki SMP 20 1,2,3

Total 1217 524

Rata-rata 40,56 17,46

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

77

Lampiran 3. Kondisi Usahatani Kentang

No Luas lahan (ha) Status kepemilikan Jarak dari rumah (m) Masalah lahan

1 1,50 Sendiri 30 Tidak ada masalah

2 1,00 Sendiri 2000 Jauh

3 1,00 Sendiri 500 Tidak ada masalah

4 0,30 Sendiri 50 Tidak ada masalah

5 1,00 Sendiri 1000 Jauh

6 1,30 Sendiri 100 Tidak ada masalah

7 0,40 Sendiri 30 Tidak ada masalah

8 0,50 Sendiri 10 Tidak ada masalah

9 0,30 Sendiri 150 Tidak ada masalah

10 0,50 Sendiri 200 Tidak ada masalah

11 0,40 Sendiri 70 Tidak ada masalah

12 0,50 Sendiri 100 Tidak ada masalah

13 0,30 Sendiri 1000 Jauh

14 0,40 Sendiri 1500 Jauh

15 0,50 Sendiri 500 Lumayan jauh

16 0,60 Sendiri 1000 Jauh

17 0,30 Sendiri 300 Tidak ada masalah

18 1,00 Sendiri 200 Tdak ada masalah

19 1,00 Sendiri 230 Tidak ada masalah

20 1,50 Sendiri 500 Lumayan jauh

21 1,00 Sendiri 30 Tidak ada masalah

22 0,30 Sendiri 10 Tidak ada masalah

23 0,40 Sendiri 10 Tidak ada masalah

24 0,40 Sendiri 20 Tidak ada masalah

25 0,30 Sendiri 15 Tidak ada masaalah

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

78

26 0,30 Sendiri 30 Tidak ada masalah

27 0,50 Sendiri 20 Tidak ada masalah

28 0,40 Sendiri 1000 Jauh

29 1,00 Sendiri 1500 Jauh

30 0,50 Sendiri 10 Tidak ada masalah

Total 18,8 12115

Rata-rata 0,63 403,83

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

79

Lampiran 4. MODAL USAHA TANI

NO S.Permodalan S.permodalan Luar Jumlah Modal (Rp)

1 Sendiri - 23.900.000

2 Sendiri - 13.600.000

3 Sendiri - 18.310.000

4 Sendiri - 4.400.000

5 Sendiri - 4.840.000

6 Sendiri - 7.600.000

7 Sendiri - 2.600.000

8 Sendiri - 4.140.000

9 Sendiri - 2.400.000

10 Sendiri - 8.920.000

11 Sendiri - 3.640.000

12 Sendiri - 7.920.000

13 Sendiri - 2.125.000

14 Sendiri - 2.720.000

15 Sendiri - 8.490.000

16 Sendiri - 2.150.000

17 Sendiri - 8.800.000

18 Sendiri - 19.000.000

19 Sendiri - 6.975.000

20 Sendiri - 21.400.000

21 Sendiri - 7.900.000

22 Sendiri - 5.380.000

23 Sendiri - 4.770.000

24 Sendiri - 3.295.000

25 Sendiri - 2.430.000

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

80

26 Sendiri - 2.054.000

27 Sendiri - 6.020.000

28 Sendiri - 3.750.000

29 Sendiri - 4.600.000

30 Sendiri - 6.105.000

Total - 219.934.000

Rata-

rata

- 7.332.000

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

81

Lampiran 5. Produksi dan pemasaran

No produksi

(kg)

Lokasi

pemasaran

Harga (Rp) Persyaratan kentang Cara transaksi Masalah produksi

1 9000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai Harga kentang tidak menentu

2 8000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

3 12000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

4 1200 P.pengumpul 7000 Besar dan bersih Tunai -

5 11000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Kredit -

6 4500 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Kredit -

7 1500 p.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

8 3100 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Kredit -

9 1100 P.pengumpul 7000 Besar dan bersih Tunai -

10 7500 P.pengumpul 7000 Besar dan bersih Kredit -

11 2000 P.pengumpul 7000 Besar dan bersih Kredit -

12 6000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Kredit -

13 1000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Kredit -

14 900 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

15 7000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

16 2700 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

17 1000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

18 10500 P.pengumpul 7000 Besar dan bersih Tunai -

19 2700 P.pengumpul 6000 Sedang Tunai -

20 12000 P.pengumpul 6000 Sedang Kredit -

21 3640 P.pengumpul 8000 Besar dan bersih Tunai -

22 1200 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

23 1300 p.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

82

24 1400 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

25 1050 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai --

26 1000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Kredit -

27 3500 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

28 1600 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

29 8000 P.pengumpul 6000 Besar dan bersih Tunai -

30 2000 P.pengumpul 7000 Besar dan bersih Tunai -

Total 129.440 186.000

Rata-

rata

4.314,67 6200

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

83

Lampiran 9. Pendapatan

No Nama Produksi (kg) Harga (Rp) Nilai Produksi (Rp) Total Biaya Pendapatan bersih (Rp)

1 H. Baco 9000 6000 54.000.000 23.900.000 30.100.000

2 H. mahmud 8000 6000 48.000.000 13.600.000 34.400.000

3 H. sawwala 12000 6000 72.000.000 18.310.000 53.690.000

4 Harin 1200 7000 8.400.000 4.400.000 4.000.000

5 Baco 11000 6000 66.000.000 4.840.000 61.160.000

6 H.jamadi 4500 6000 27.000.000 7.600.000 19.400.000

7 Supu 1500 6000 9.000.000 2.600.000 6.400.000

8 Soha 3100 6000 18.600.000 4.140.000 14.460.000

9 Mantang 1100 7000 7.700.000 2.400.000 5.300.000

10 Sahiri 7500 7000 52.500.000 8.920.000 43.580.000

11 Bohari 2000 7000 14.000.000 3.640.000 10.360.000

12 caning 6000 6000 36.000.000 7.920.000 28.080.000

13 Upa 1000 6000 6.000.000 2.125.000 3.875.000

14 Abba 900 6000 5.400.000 2.720.000 2.680.000

15 Jumani 7000 6000 42.000.000 8.490.000 33.510.000

16 Johan 2700 6000 16.200.000 8.800.000 7.200.000

17 Hamid 1000 6000 6.000.000 2.150.000 3.850.000

18 H. Hakimi 10500 7000 63.000.000 19.000.000 44.400.000

19 Abdul malik 2700 6000 16.200.000 6.975.000 9.225.000

20 H.Sawing 12000 6000 72.200.000 21.400.000 50.600.000

21 Naso 3640 6000 21.840.000 8.900.000 13.940.000

22 Umar 1200 6000 7.200.000 5.380.000 1.820.000

23 Isdarianto 1300 6000 9.000.000 4.770.000 4.230.000

24 Abbasa 1400 6000 8.400.000 3.295.000 5.105.000

25 Ramli 1050 6000 6.300.000 2.430.000 3.870.000

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

84

26 Cai 1000 6000 6.000.000 2.540.000 3.460.000

27 Ansar 3500 6000 21.000.000 6.020.000 14.980.000

28 Tiar 1600 6000 9.600.000 3.750.000 5.850.000

29 Jamal 8000 6000 48.000.000 4.600.000 43.400.000

30 Baso 2000 7000 14.000.000 6.105.000 7.895.000

Total 129.440 186.000 791.540.000 221.854.000 627.437.00 0

Rata-rata 4.314.666 6200 26.746.800 7.386.133 19.360.667

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

85

Lampiran 7 : dokumentasi Kegiatan

Wawancara Dengan Responden

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

86

Gambar Bibit Kentang Yang Siap d Tanam

Gambar Lahan yang Belum Di Bersihkan

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

87

Gambar Lahan Yang Sudah Di Bajak dan Dibersihkan

Gambar Pembuatan Alur Tanam

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

88

Gambar Pemberian Pupuk Kandang

Gambar Peletakan Bibit Dalam Lobang

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KENTANG DI …

89

Gambar Pada Saat Selesai Di Timbung

Gambar Setelah Penyiangan Dan Pembumbungan