strategi pencapaian target spm bidang ketahanan pangan...

30
Bunga Rampai Administrasi Publik Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 27 STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN DI KABUPATEN SAMOSIR 1 Samiaji Peneliti Muda Pusat Inovasi Pelayanan Publik Email : [email protected] LATAR BELAKANG Dalam rangka desentralisasi, Pemerintah Pusat telah menyerahkan urusan pemerintahan tertentu kepada Pemerintah Daerah sehingga kewajiban untuk menyediakan pelayanan terssebut beralih ke daerah. Namun dengan prinsip otonomi daerah dalam negara kesatuan, otonomi dalam pelaksanaan urusan tersebut tentulah dibatasi oleh keberadaan negara sebagai insitusi tertinggi yang terbentuk dari konsensus masyarakat dalam teritori tertentu, dengan konstitusi dan pengaturan tertentu yang disusun dan disepakati bersama untuk mengatur kehidupan bersama. Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan melakukan kontrol atas pelaksanaan urusan tersebut. Sehingga Negara menetapkan regulasi tertentu untuk tujuan tersebut adalah hal yang umum. Hal ini karena pada dasarnya Negara, secara moral maupun legal mempunyai kewajiban kewajiban untuk menjamin warganya, di setiap wilayah bagian negara , mendapat pelayanan dengan kualitas dan standar tertentu melalui berbagai regulasi. 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam penyusunan strategi pencapaian SPM pada 8 (delapan) SPM di Kabupaten Samosir, kerjasama PKKOD- LAN dan Pemerintah Kabupaten Samosir pada tahun 2013, dengan anggota Tim : Adi Suryanto, Elly Fatimah, Suryanto, Pujiatmo Subarkah, Samiaji, Erna Irawati, Hartoto, Renny Savitri, Widya Puspitaayu Sutisna dan Meita Ahadiyati Kartikaningsih.

Upload: ngokien

Post on 03-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 27

STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN

PANGAN DI KABUPATEN SAMOSIR1

Samiaji Peneliti Muda Pusat Inovasi Pelayanan Publik

Email : [email protected]

LATAR BELAKANG

Dalam rangka desentralisasi, Pemerintah Pusat telah menyerahkan

urusan pemerintahan tertentu kepada Pemerintah Daerah sehingga

kewajiban untuk menyediakan pelayanan terssebut beralih ke daerah.

Namun dengan prinsip otonomi daerah dalam negara kesatuan, otonomi

dalam pelaksanaan urusan tersebut tentulah dibatasi oleh keberadaan

negara sebagai insitusi tertinggi yang terbentuk dari konsensus masyarakat

dalam teritori tertentu, dengan konstitusi dan pengaturan tertentu yang

disusun dan disepakati bersama untuk mengatur kehidupan bersama.

Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan melakukan kontrol atas

pelaksanaan urusan tersebut. Sehingga Negara menetapkan regulasi

tertentu untuk tujuan tersebut adalah hal yang umum. Hal ini karena pada

dasarnya Negara, secara moral maupun legal mempunyai kewajiban

kewajiban untuk menjamin warganya, di setiap wilayah bagian negara ,

mendapat pelayanan dengan kualitas dan standar tertentu melalui berbagai

regulasi.

1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam penyusunan strategi

pencapaian SPM pada 8 (delapan) SPM di Kabupaten Samosir, kerjasama PKKOD-

LAN dan Pemerintah Kabupaten Samosir pada tahun 2013, dengan anggota Tim :

Adi Suryanto, Elly Fatimah, Suryanto, Pujiatmo Subarkah, Samiaji, Erna Irawati,

Hartoto, Renny Savitri, Widya Puspitaayu Sutisna dan Meita Ahadiyati Kartikaningsih.

Page 2: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

28 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

Jaminan untuk mendapat pelayanan dengan kualitas dan standard

tertentu tersebut salah satunya dapat dicapai dengan menerapkan Standar

Pelayanan Minimal. Secara logis, standar pelayanan minimal dapat

diterapkan untuk mencapai berbagai tujuan. Pertama, untuk dapat

memberikan definisi yang jelas tentang pelayanan yang dimaksud. Kedua,

memberikan informasi untuk melakukan perencanaan dalam memberikan

pelayanan bagi masyarakat di tingkat lokal. Di samping itu informasi

tersebut juga dapat menjadi patok banding (benchmark) dalam melakukan

monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan publik. Selanjutnya, dengan

adanya standar ini juga memungkinkan Pemerintah Pusat untuk

memberikan penekanan pada pelayanan yang menjadi prioritas nasional.

Terakhir, standar yang ada dapat menjadi elemen yang diperlukan untuk

memperkirakan kebutuhan pembiayaan untuk menyediakan pelayanan.

Dalam implementasi SPM dimaksud, Pemerintah Daerah dihimbau

agar segera melakukan setidaknya lima langkah sebagai berikut: Pertama,

menjadikan SPM yang telah ditetapkan sebagai acuan dalam dokumen

perencanaan dan penganggaran di daerah, dengan tujuan menjamin

optimalisasi penerapan dan pencapaian indikator SPM dimaksud. Kedua,

menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan

pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM

sesuai dengan Peraturan Menteri/Kepala Lembaga Non Kementerian

dimaksud; Ketiga, rencana pencapaian SPM tersebut, perlu disinkronkan

dan diintregrasikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah

(Renstra SKPD); Keempat, target tahunan pencapaian SPM dituangkan

dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Perangkat

Daerah (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan

Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) dengan

memperhatikan kemampuan keuangan daerah sesuai dengan peraturan

Page 3: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 29

perundang-undangan. Kelima, dalam rangka penerapan SPM di daerah

Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat melakukan koordinasi dengan

Kementerian/LPNK dan Kementerian Dalam Negeri c.q Direktorat Jenderal

Otonomi Daerah.

Oleh karena itu, dalam upaya mendukung percepatan pencapaian

SPM, diperlukan suatu strategi pencapaian standar pelayanan minimal.

Dengan adanya strategi ini diharapkan akan memudahkan sinkronisasi dan

intregrasi pencapaian standar pelayanan minimal dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi

Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Dengan adanya strategi ini

dapat memudahkan pemerintah kabupaten/kota untuk memperkirakan

kebutuhan pembiayaan untuk penyediaan pelayanan dasar.

Terkait dengan penyelenggaraan SPM, khususnya Bidang Ketahanan

Pangan di Kabupaten Samosir, pada tahun 2013, Lembaga Administrasi

Negara c.q Pusat Kajian Kinerja Otonomi Daerah melakukan pendampingan

dalam penyusunan strategi pencapaian target Standar Pelayanan Minimal di

delapan bidang, dimana salah satunya adalah Bidang Ketahanan Pangan.

Penyelenggaraan SPM ketahanan pangan mencakup tiga aspek

penting ketahanan pangan, yang dapat digunakan sebagai indikator

pencapaian standar pelayanan ketahanan pangan, yaitu (a) ketersediaan

pangan, yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi

kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya serta aman, (b)

distribusi pangan, adalah pasokan pangan yang dapat menjangkau ke

seluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah tanggan

dan (c) konsumsi pangan, adalah setiap rumah tangga dapat mengakses

pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi yang beragam, bergizi

dan seimbang serta preferensinya.

Permasalahan yang ada dalam penerapan dan pencapaian target SPM

Bidang Ketahanan Pangan di Kabupaten Samosir adalah : 1) belum

Page 4: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

30 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

tersedianya hasil analisis ketersediaan pangan sebagai dasar perencanaan

dan pelaksanaan program, 2) pemahaman dan komitmen pemerintah

daerah masih rendah dalam kelembagaan pangan sebagai unit kerja dan

DKP sebagai lembaga koordinatif dalam penanganan ketahanan pangan di

daerahnya, 3) terbatasnya kualitas dan kuantitas SDM penyuluh, 4) pola

pikir dan perilaku petani masih berorientasi pada produksi sehingga kualitas

dan harga yang diterima petani masih relative rendah dan 5) masih

rendahnya kesadaran petani untuk berkelompok.

TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :

1. Memberikan arah percepatan pencapaian SPM bidang ketahanan

pangan di Kabupaten Samosir

2. Menjadi pedoman bagi seluruh stakeholders terkait

3. Mensinergikan sumber daya (resources) dalam percepatan pencapaian

SPM bidang ketahanan pangan di Kabupaten Samosir

Adapun Sasaran dari kegiatan ini adalah Tersusunnya Strategi

pencapaian target SPM pada Kabupaten Samosir dalam bidang ketahanan

pangan.

METODE PERUMUSAN

Perumusan strategi percepatan pencapaian SPM dibangun

berdasarkan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari

responden dengan melalui diskusi terbatas. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari literatur-literatur yang terkait dengan kajian penelitian, data

sekunder dikeluarkan oleh dinas/intansi terkait yang ada di Kabupaten

Samosir, Renstra, APBD, RPJM, Kabupaten Dalam Angka, dan

sebagainya. Data sekunder ini dijaring dengan menggunakan instrumen

pedoman review dokumen (document review).

Page 5: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 31

Analisis data dilakukan melalui beberapa tehnik, yakni :

1. Analisis Perkembangan Pencapaian SPM

Analisis perkembangan pencapaian SPM dilakukan dengan menampilkan

tren pencapaian SPM berbagai bidang dari tahun ke tahun yang dikaji

secara deskriptif analitik. Analisis perkembangan pencapaian dilengkapi

dengan analisa gap (kesenjangan) antara pencapaian yang ada dan

kesesuaian dengan target yang ditetapkan dalam SPM.

2. Analisis SWOT

Perumusan strategi juga mempertimbangkan hasil analisis SWOT yang

umum digunakan untuk memperhitungkan alternatif strategi dan

kebijakan. Pengumpulan data dilakukan dengan Focus Group Discussion

(FGD) guna mengelaborasi masukan – masukan terkait penerapan SPM

pada Kabupaten Samosir. Di samping itu, FGD juga dilakukan untuk

mendapatkan survei internal tentang strengths (kekuatan) dan

weaknesses (kelemahan), serta survei eksternal atas opportunities

(peluang/kesempatan) dan threats (ancaman).

KONSEP STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Dalam konteks pelayanan publik di daerah, kebijakan desentralisasi

dan otonomi daerah ditujukan untuk meningkatkan kualitas

penyelenggaraan pemerintahan daerah, kesejahteraan rakyat dan

pemberdayaan masyarakat. Karena itu pemerintah daerah harus

menyediakan pelayanan publik yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sesuai dengan Pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2004, Pemerintah Pusat

menyelenggarakan urusan pemerintahanan yang meliputi politik luar negeri,

pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

Pada ayat (5) Undang-Undang tersebut dinyatakan pula bahwa

pemerintah juga menyelenggarakan urusan pemerintahan di luar enam

urusan pemerintahan tersebut. Sedangkan pada Pasal 11 Undang-Undang

Page 6: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

32 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

ini dinyatakan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi

berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi dengan

memperhatikan keserasian hubungan antar susunan pemerintahan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah, yang diselenggarakan berdasarkan kriteria eksternalitas,

akuntabilitas dan efisiensi terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib didefinisikan sebagai urusan daerah otonom yang

penyelenggaraannya diwajibkan oleh pemerintah. Hal ini berarti pemerintah

menetapkan urusan mana yang merupakan urusan dasar yang menjadi

prioritas penyelenggaraan dan mana yang merupakan urusan pilihan.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

propinsi merupakan urusan dalam skala propinsi, sedangkan urusan wajib

yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota

merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota. Penyelenggaraan urusan

pemerintahan yang bersifat wajib, baik untuk pemerintahan propinsi

maupun untuk pemerintahan kabupaten dan kota sebagaimana disebutkan

di atas harus berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Urusan yang bersifat pilihan adalah urusan-urusan yang dapat dipilih

untuk diselenggarakan oleh pemerintahan daerah berdasarkan kriteria

pembagian urusan pemerintahan sebagaimana disebutkan di atas. Urusan

yang bersifat pilihan tersebut meliputi urusan pemerintahan yang secara

nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang

bersangkutan. Dalam penyelenggaraan urusan pilihan tersebut,

pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota

dapat memilih bagian urusan pemerintahan pada bidang-bidang tertentu

seperti pertanian, kelautan, pertambangan dan energi, kehutanan dan

perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian, kesehatan,

pendidikan, ketenagakerjaan, dan berbagai bidang lainnya.

Page 7: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 33

Adanya pembagian urusan pemerintahan memberi petunjuk bahwa

terdapat urusan-urusan pemerintahan tertentu yang penyelenggaraannya

dibagi-bagi antara pemerintah, pemerintahan daerah propinsi, dan

pemerintahan daerah kabupaten/kota. Dengan demikian penyelenggaraan

urusan pemerintahan tersebut melibatkan pemerintah, pemerintahan

daerah propinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota secara bersama-

sama. Pembagian dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut

merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara pemerintah dan

pemerintahan daerah propinsi, kabupaten dan kota atau antar

pemerintahan daerah yang saling terkait, tergantung dan sinergis sebagai

satu sistem pemerintahan.

Sesuai dengan deskripsi di atas, UU No. 32 Tahun 2004

mengamanatkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

bersifat wajib dilaksanakan dengan berpedoman pada SPM yang

dilaksanakan secara bertahap. SPM dimaksud akan dijabarkan oleh masing-

masing kementrian/lembaga terkait untuk menyusun SPM masing-masing.

SPM didefinisikan sebagai tolok ukur untuk mengukur kinerja

penyelenggaraan urusan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan

dasar kepada masyarakat.

SPM merupakan alat untuk mengukur kinerja pemerintahan daerah

dalam penyelenggaraan pelayanan dasar. Tingkat kesejahteraan

masyarakat akan sangat tergantung pada tingkat pelayanan publik yang

disediakan oleh pemerintah daerah. SPM sangat diperlukan oleh

pemerintah daerah dan masyarakat sebagai konsumen pelayanan itu

sendiri. Bagi pemerintah daerah suatu SPM dapat dijadikan sebagai tolok

ukur (benchmark) dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk

menyediakan pelayanan tertentu. Sedangkan bagi masyarakat SPM akan

menjadi acuan dalam menilai kinerja pelayanan publik, yakni kualitas dan

kuantitas suatu pelayanan publik yang disediakan oleh pemerintah daerah.

Page 8: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

34 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

Berkenaan dengan penyelenggaraan SPM sebagai turunan dari PP

Nomor 65 Tahun 2005, maka diterbitkan Permendagri Nomor 6 Tahun

2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar

Pelayanan Minimal, dimana ruang lingkup dari Permendagri tersebut

meliputi: a) Jenis pelayanan dasar yang berpedoman pada SPM, b) Indikator

SPM, c) nilai SPM, d) Batas waktu pencapaian SPM, dan e)

Pengorganisasian penyelenggaraan SPM.

Sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) PP No. 65 Tahun 2005, penyusunan

SPM oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dilakukan melalui

konsultasi yang dikoordinasi oleh Menteri Dalam Negeri. Konsultasi tersebut

dilakukan dengan tim konsultasi yang terdiri dari unsur-unsur Departemen

Dalam Negeri, Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/

Kepala Bappenas, Departemen Keuangan, Kementrian Negara

Pemberdayaan Aparatur Negara, dengan melibatkan Menteri/Pimpinan

LPND terkait, yang dibentuk dengan Kepmendagri. Hasil konsultasi tersebut

dikeluarkan oleh masing-masing Kemtenterian/Lembaga sebagai Peraturan

Menteri yang bersangkutan.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN

Pelayanan dasar bidang ketahanan pangan adalah pelayanan dasar

untuk mewujudkan ketersediaan pangan yang cukup, aman, bermutu,

bergizi dan beragam serta tersebar merata di seluruh wilayah dan

terjangkau oleh daya beli masyarakat. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

bidang ketahanan pangan yang diselenggarakan oleh pemerintah

kabupaten/kota terdiri atas : 1) ketersediaan dan cadangan pangan, 2)

distribusi dan akses pangan, 3) penganekaragaman dan keamanan pangan

dan 4) penanganan kerawanan pangan.

Untuk indikator dan target capaian standar pelayanan minimal bidang

ketahanan pangan menurut Petaturan Menteri Pertanian Nomor

Page 9: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 35

65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota adalah sebagai

berikut :

Table.1

Indikator dan Target Capaian Standar Pelayanan Minimal

Bidang Ketahanan Pangan Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.

65/Permentan/OT.140/12/2010

Sumber : Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 Tahun 2010

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN KURUN

WAKTU 2009-2012

Target capaian indikator SPM Bidang Ketahanan Pangan dalam kurun

waktu 2009-2012 dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pelayanan ketersediaan dan cadangan pangan

Pencapaian pelayanan dasar ketersediaan pangan dan cadangan

pangan dioperasionalkan melalui indicator ketersediaan energi dan

protein per kapita, dan indicator penguatan cadangan pangan. Capaaian

masing-masing indicator dalam penerapan SPM Bidang Ketahanan

Pangan sebagaimana uraian berikut :

No. Jenis Pelayanan Dasar dan Indikator Target SPM

Tahun Nilai

1. Pelayanan Ketersediaan dan Cadangan Pangan

Ketersediaan energi dan protein per kapita 2015 90%

Penguatan Cadangan Pangan 2015 60%

2. Pelayanan Distribusi dan Akses Pangan

Ketersediaan informasi pasokan, harga dan

akses pangan di daerah

2015 90%

Stabilitas harda dan pasokan pangan 2015 90%

3. Pelayanan Penganekaragaman dan keamanan pangan

Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 2015 90%

Pengawasan dan Pembinaan Keamanan

Pangan

2015 80%

4. Pelayanan Penanganan Kerawanan Pangan

Penanganan Kerawanan pangan 2015 60%

Page 10: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

36 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

a. Ketersediaan energi dan protein per kapita

Ketersediaan energi dan protein perkapita adalah tingkat

ketersediaan energi dan protein per kapita. Tingkat ketersediaan

energi adalah sebesar 2.200 Kkal/kapita/hari dan protein sebesar

57 gram/kapita/hari.

Capaian indicator ketersediaan energi dan protein kurun waktu

2009-2012 sebagaimana diagram berikut :

Diagram. 1

Capaian Indicator Ketersediaan Energi dan Protein Perkapita

Tahun 2009-2012

sumber: PKKOD, data diolah (2013)

Meskipun target untuk indicator ketersediaan energi dan protein per

kapita pada tahun 2015 sebesar 90%, akan tetapi capaian indicator

ini dari 2009-2012 telah melampaui target nasional, dimana pada

tahun 2009 capaiannya adalah 117,5%, tahun 2010 tingkat capaian

120,8%, tahun 2011 tingkat capaian 121,65% dan tahun 2012

tingkat capaiannya sebesar 129,23%.

b. Penguatan cadangan pangan

Cadangan pangan merupakan salah satu komponen penting dalam

Page 11: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 37

ketersediaan pangan, karena cadangan pangan merupakan sumber

pasokan untuk mengisi kesenjangan antara produksi dan kebutuhan

dalam negeri atau daerah dari waktu-ke waktu.

Capaian indicator penguatan cadangan pangan dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram. 2

Capaian Indicator Penguatan Cadangan Pangan

Tahun 2009-2012

sumber : PKKOD (data diolah) 2013

Hingga tahun 2012, capaian untuk indicator penguatan cadangan

pangan SPM Bidang Ketahanan Pangan masih jauh dibawah capaian

target nasional. Tahun 2009 capaian indicator ini adalah 35%, tahun

2010 sebesar 39,87%, tahun 2011 sebesar 42,87% dan tahun 2012

adalah sebesar 41,07%.

2. Pelayanan distribusi dan akses pangan

Pencapaian standar pelayanan minimal distribusi pangan dan akses

pangan di operasionalkan melalui indicator ketersediaan informasi

pasokan, harga dan akses pangan serta indicator stabilisasi dan

pasokan harga.

Page 12: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

38 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

a. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah

Informasi pasokan, harga dan akses pangan adalah kumpulan data

harga pangan, pasokan pangan dan akses pangan yang dipantau dan

dikumpulkan secara rutin atau periodic oleh provinsi maupun

kabupaten/kota untuk dapat digunakan sebagai bahan untuk

membuat analisis perumusan kebijakan yang terkait dengan masalah

distribusi pangan.

Capaian target untuk indicator ketersediaan pasokan, harga dan

akses pangan di daerah sebagaimana diagram berikut :

Diagram.3

Capaian Indicator Ketersediaan Informasi Pasokan, Harga dan

Akses Pangan di Daerah Tahun 2009-2012

sumber : PKKOD, data diolah, 2013

Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa capaian indicator

ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah

pada kurun waktu 2009-2012 telah melampaui target nasional

sebesar 90% pada tahun 2015. Tahun 2009, capaian targetnya

sebesar 152%, tahun 2010, 2011 dan 2012 capaian indicator ini

adalah sebesar 156,04%.

Page 13: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 39

b. Stabilitas harga dan pasokan pangan

Guna mencegah terjadinya gejolah harga pangan dan penurunan

pasokan pangan disuatu wilayah, maka pemerintah akan melakukan

pemantauan dan melakukan intervensi secara cepat dan tepat.

Harga dinyatakan stabil jika gejolah harga pangan di suatu wilayah

kurang dari 25% dari kondisi normal. Sedangkan pasokan pangan

dinyatakan stabil jika penurunan pasokan pangan disuatu wilayah

berkisar antara 5% - 40%.

Capaian target untuk indicator ini dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram. 4

Capaian Indicator Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan Tahun

2009-2012

sumber : PKKOD, data diolah, 2013

Untuk indicator stabilitas harga dan pasokan pangan kurun waktu

2009-2012 tingkat capaiannya masih jauh dibawah target nasional.

Pada tahun 2009, tingkat capaiannya adalah 45%, tahun 2010

capaiannya sebesar 63,75%, tahun 2011 capaiannya sebesar

44,52% dan tahun 2012 target capaian indicator ini sebesar 36,15%.

3. Pelayanan Penganekaragaman dan Keamanan Pangan

Pelayanan panganekaragaman dan keamanan pangan terdiri dari dua

Page 14: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

40 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

indicator, yaitu indicator skor pola pangan harapan (PHH) dan indicator

pengawasan dan pembinaan keamanan pangan.

a. Pencapaian skor pola pangan harapan (PHH)

Nilai capaian peningkatan skor pola pangan harapan (PHH) adalah

komposisi sekelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat

memenuhi energi dan zat gizi lainnya, dimana dengan semakin

tingginya skor PPH, maka konsumsi pangan semakin beragam,

bergizi dan seimbang.

Capaian untuk indicator skor pola pangan harapan (PHH)

sebagaimana diagram berikut :

Diagram. 5

Capaian Indicator Skor Pola Pangan Harapan (PHH)

Tahun 2009-2012

sumber : PKKOD, data diolah, 2013

Secara umum capaian untuk indicator pola pangan harapan masih

jauh dibawah target nasional. Untuk tahun 2009, tingkat capaian

sebesar 42%. Tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi sebesar

43,2%, tahun 2011 menjadi sebesar 45,3% dan untuk tahun 2012

mencapai 47,1%.

Page 15: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 41

b. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan

untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia

dan benda lain yang mengganggu,merugikan dan membahayakan

manusia.

Capaian indicator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

kurun waktu 2009-2012 dapat dilihat pada diagram berikut :

Diagram.6

Capaian Indicator Pengawasan dan Pembinaan

Keamanan Pangan Tahun 2009-2012

sumber : PKKOD, data diolah, 2013

Jika merujuk pada target nasional pencapaian SPM Bidang

Ketahanan Pangan terutama untuk indicator pembinaan dan

pengawasan keamanan pangan masih jauh dari target nasional yang

telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Capaian tahun 2009 sebesar

43%, tahun 2010 capaiannya sebesar 50%, tahun 2011 besaran

capaianya adalah 55% dan tahun 2012 capaian target nya sebesar

60%

Page 16: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

42 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

4. Pelayanan Penanganan Kerawanan Pangan

Penanganan rawan pangan dilakukan pertama melalui pencegahan

kerawanan pangan untuk menghindari terjadinya rawan pangan disuatu

wilayah sedini munkin dan kedua melakukan penanggulangan

kerawanan pangan pada daerah yang rawan kronis melalui program-

program sehingga rawan pangan di wilayah tersebut dapat tertangani

dan penanggulangan daerah rawan pangan transien melalui bantuan

sosial.

Untuk capaian indicator penanganan daerah rawan pangan dapat dilihat

pada table berikut :

Diagram.7

Capaian Indicator Penanganan Daerah Rawan Pangan

Tahun 2009-2012

sumber : PKKOD, data diolah, 2013

Tabel diatas memperlihatkan capaian dari indicator penanganan daerah

rawan pangan pada kurun waktu 2009-2012. Target nasional untuk

indicator ini adalah 60% pada tahun 2015. Pada tahun 2009 dan 2010

capaian untuk indicator ini adalah sebesar 50%. Namun pada tahun

2011 dan 2012 capaian indicator ini sudah melampaui target nasional,

yaitu sebesar 100%.

Page 17: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 43

GAP CAPAIAN SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN

Sampai dengan kurun waktu 2012, realisasi capaian SPM bidang

Ketahanan Pangan dan gap nya di Kabupaten Samosir sebagaimana

tergambar pada tabel berikut ini :

Tabel. 2

Realisasi Capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan

dan Gap nya

No. Indikator Capaian

Tahun 2012

Target/Tahun

Capaian Gap

1. Ketersediaan energi dan

protein per kapita

129,23% 90%/2015 +39,23%

Penguatan cadangan

pangan

41,06% 60%/2015 -18,93%

2 Ketersediaan informasi

pasokan, harga dan akses

pangan di daerah

156,04% 90%/2015 +66,04%

Stabilitas harga dan

pasokan pangan

36,15% 90%/2015 -53,85%

3 Skor Pola Pangan Harapan

(PPH)

47,10% 90%/2015 --42,90%

Pengawasan dan

pembinaan keamanan

pangan

60% 80%/2015 -20%

4. Penanganan daerah rawan

pangan

100% 60%/2015 +40%

sumber : PKKOD, 2013 (data diolah)

Tabel diatas memperlihatkan capaian target SPM terhadap indikator-

indikator didalam SPM Bidang Ketahanan Pangan. Untuk indikator

ketersediaan energi dan protein per kapita, capaian tahun 2012 adalah

129,23%, hal ini telah melampaui target nasional yang dicanangkan

sebesar 90% tahun 2015. Indikator penguatan cadangan pangan, capaian

tahun 2012 adalah 41,06% dari target nasional sebesar 60%, sehingga

terdapat gap sebesar 18,93% yang harus dicapai sampai dengan tahun

2015.

Page 18: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

44 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

Untuk indikator ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses

pangan di daerah, capaian tahun 2012 adalah 156,04% atau sudah

melampaui target nasional sebesar 90% pada tahun 2015. Tingkat capaian

untuk indikator stabilitas harga dan pasokan pangan pada tahun 2012

adalah 36,15%, dengan demikian masih ada gap sebesar 53,85% untuk

mencapai target nasional tahun 2015 sebesar 90%.

Untuk indikator skor pola pangan harapan (PHH) tingkat capaian pada

tahun 2012 adalah 47,10%, dengan demikian ada gap sebesar 42,90%

untuk mencapai target nasional 90% tahun 2015. Sementara itu tingkat

capaian untuk indikator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan,

capaian tahun 2012 adalah 60% sedangkan target nasional adalah 80%,

dengan demikian masih ada gap sebesar 20%.

Untuk indikator penauggulangan daerah rawan pangan tingkat

capaian pada tahun 2012 adalah 100%, sedangkan target nasional yang

harus dicapai pada tahun 2015 adalah 60%. Dengan demikian gap nya

adalah +40%.

ANALISIS STRATEGI PENCAPAIAN SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN

Analisis SWOT dilakukan untuk mengatahui peta kekuatan (strength),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan tantangan (threath)

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir

dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Analisis diawali dengan

mengkaji faktor internal sebagaimana terangkum pada table dibawah ini.

1. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan atau IFAS (Internal Factors Analysis

Summary)

Hasil survei internal tentang Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan

(Weaknesses) yang mempengaruhi pencapaian SPM bidang ketahanan

di Kabupaten Samosir terangkum pada tabel berikut:

Page 19: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 45

Tabel 3.

Internal Factors Summary (IFAS)

No. IFAS Bobot Nilai Skor Peringkat rata-

rata

Kekuatan

1. UU No. 7 Tahun 1996

tentang Ketahanan

Pangan

0,2 3 0,6 3 1,00

2. Program kerja Badan

Ketahanan Pangan

dan Pelaksana

Penyuluhan

0,3 4 1,2 2

3. Adanya penyuluh yang

memiliki kemampuan

dan pengalaman

dalam pengembangan

ketahanan pangan

melalui penyuluhan

pertanian, perikanan

dan kehutanan

0,4 5 2,0 1

4. Adanya dukungan dari

legislatif dan eksekutif

maupun tokoh

masyarakat

0,1 2 0,2 4

Kelemahan

1. Terbatasnya jumlah

penyuluh pertanian,

peternakan,

perikanan dan

kehutanan

0,4 - 3 - 1,2 2 -

0,92

2. Pada umumnya

penyuluh masih

membutuhkan

peningkatan

kemampuan dan

keterampilan alam

penguasaan sistem

perencanaan,

pemrograman dan

teknis pelaksanaan

0,2 - 4 - 0,8 3

3. Belum tersedianya

sumber informasi

tentang potensi

daerah yang akurat

0,1 - 2 - 0,2 4

Page 20: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

46 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

No. IFAS Bobot Nilai Skor Peringkat rata-

rata

4. Belum lengkapnya

pedoman umum dan

teknis pelaksanaan

kegiatan

0,3 - 5 - 1,5 1

Dari tabel di atas terdapat 4 (empat) faktor Kekuatan (Strength) yang

diidentifikasi. Secara keseluruhan, factor Kekuatan mendapat nilai rata-

rata 1,00. Kekuatan diantaranya adalah : (1) Adanya penyuluh yang

memiliki kemampuan dan pengalaman dalam pengembangan

ketahanan pangan melalui penyuluhan pertanian, perikanan dan

kehutanan, (2) Program kerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan, (3) UU No. 7 Tahun 1996 tentang Ketahanan Pangan dan

(4) Adanya dukungan dari legislatif dan eksekutif maupun tokoh

masyarakat.

Sementara untuk faktor kelemahan memperoleh skor rata-rata 0,92.

Beberapa kelemahan yang teridentifikasi dalam pencapaian SPM bidang

Ketahanan Pangan di Kabupaten Samosir dalam kurun 2009-2012

yakni: (1) Belum lengkapnya pedoman umum dan teknis pelaksanaan

kegiatan, (2) Terbatasnya jumlah penyuluh pertanian, peternakan,

perikanan dan kehutanan, (3) Pada umumnya penyuluh masih

membutuhkan peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam

penguasaan sistem perencanaan, pemrograman dan teknis pelaksanaan

dan (4) Belum tersedianya sumber informasi tentang potensi daerah

yang akurat.

2. Identifikasi Peluang dan Ancaman atau EFAS (Eksternal Factors Analysis

Summary)

Identifikasi terhadap factor eksternal dilakukan melalui pengkajian

peluang dan tantangan yang melingkupi Badan Ketahanan Pangan dan

Page 21: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 47

Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir. Faktor eksternal yang

mencakup Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) termuat pada

table berikut.

Tabel. 4

External Factors Analysis Summary (EFAS)

No. IFAS Bobot Nilai Skor Peringkat rata-

rata

Peluang

1. Tersedianya peraturan

pendukung

0,4 5 2,0 1 0,97

2. Terbukanya jaringan

kerja global

0,2 4 0,8 3

3. Tersedianya program

pelatihan manajemen

dan teknis

0,1 2 0,2 4

4. Otonomi daerah yang

memberikan

kesempatan bagi

daerah untuk dapat

berkreasi dan inovatif

0,3 3 0,9 2

Ancaman

1. Munculnya badan atau

usaha swasta yang

menguasai pasar

pertanian, perikanan

dan peternakan

0,4 5 2,0 1 1,00

2. Tuntutan dan desakan

masyarakat akan

pengembangan

pertanian, perikanan

dan peternakan yang

unggul dan bersaing

0,1 2 0,2 4

3. Tuntutan

pengembangan

pertanian, perikanan

dan peternakan dan

kehutanan yang

bertaraf internasional

0,2 3 0,6 3

4. Iklim yang kurang

mendukung

0,3 4 1,2 2

Page 22: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

48 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

Secara keseluruhan untuk faktor peluang mendapat skor rata-rata 0,97.

Beberapa peluang yang dimiliki Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan antara lain: (1) Tersedianya peraturan pendukung, (2)

Otonomi daerah yang memberikan kesempatan bagi daerah untuk dapat

berkreasi dan inovatif, (3) Terbukanya jaringan kerja global dan

(4)Tersedianya program pelatihan manajemen dan teknis.

Sedangkan untuk faktor ancaman mendapat skor rata-rata 1,00.

Beberapa ancaman/tantangan yang dihadapi Badan Ketahanan Pangan

dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir diantaranya (1)

Munculnya badan atau usaha swasta yang menguasai pasar pertanian,

perikanan dan peternakan, (2) Iklim yang kurang mendukung, (3)

Tuntutan pengembangan pertanian, perikanan dan peternakan dan

kehutanan yang bertaraf internasional dan (4) Tuntutan dan desakan

masyarakat akan pengembangan pertanian, perikanan dan peternakan

yang unggul dan bersaing.

3. Pemilihan Faktor Kunci Yang Penting

Langkah pertama, dalam pemilihan faktor kunci ini telah dilakukan pada

saat identifikasi faktor internal dan eksternal sebagaimana tersebut di

atas. Hasil skoring untuk keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut:

S = 1,00, W = 0,92, O = 0,97 dan T = 1,00.

Langkah kedua, dari hasil scoring tersebut digunakan untuk menentukan

peta kekuatan badan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan.

Dari hasil skoring diketahui S > W dan O < T. Peta kekuatan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 23: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 49

Dari gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa posisi kekuatan

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten

Samosir berada dalam Kuadran II, artinya meski menghadapi berbagai

ancaman, organisasi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi

yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi

diversifikasi;

Langkah ketiga adalah merumuskan strategi pencapaian SPM Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan yang dapat digambarkan

dalam matriks sebagai berikut:

IFAS

EFAS

KEKUATAN (S)

KELEMAHAN (W)

PELUANG (O) Asumsi S-O

Memanfaatkan adanya

penyuluh yang

memiliki kemampuan

dalam pengembangan

Asumsi W-O

memanfaatkan peluang

tersedianya peraturan

pendukung untuk

mengatasi munculnya

badan usaha swasta yang

P E T A K E K U A T A N S T R A T E G I S

O

W

T

Kuadran I

(SO, Agresif)

Kuadran II

(ST, Diversifikasi)

Kuadran IV

(WT, Defensif)

Kuadran III

(WO, turn-Around)

S = 1,00 W = 0,92

O = 0,97

T = 1,00

1.00 1,00

Page 24: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

50 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

ketahanan pangan

melalui penyuluhan

pertanian, perikanan

dan kehutanan

Memanfaatkan

program kerja Badan

Ketahanan Pangan

dan Pelaksana

Penyuluhan

menguasa pasar

pertanian, perikanan dan

peternakan

ANCAMAN (T) Asumsi S-T

Memanfaatkan program

kerja Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan guna

merespons tuntutan dan

desakan masyarakat

akan pengembangan

pertanian, perikanan dan

peternakan yang unggul

dan bersaing

Asumsi W-T

Meningkatkan jumlah

penyuluh pertanian,

peternakan, perikanan

dan kehutanan

Mengoptimalkan

ketersediaan sumber

informasi tentang

potensi daerah yang

akurat

Pilihan strategi yang dipilih adalah menggunakan asumsi S-T, yakni

strategi memanfaatkan program kerja Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan guna merespons tuntutan dan desakan

masyarakat akan pengembangan pertanian, perikanan dan peternakan

yang unggul dan bersaing. Peluang yang dimiliki BKPP diantaranya

adalah tersedianya peraturan pendukung dan terbukanya jaringan

global. Adapun kelemahannya antara lain, terbatasnya jumlah penyuluh

pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan serta belum

tersedianya sumber informasi tentang potensi daerah yang akurat.

STRATEGI PENCAPAIAN SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN

Setelah mengetahui gap capaian kinerja SPM yang harus diraih, maka

langkah selanjutnya adalah menyusun strategi untuk mencapai visi dan misi

Page 25: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 51

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Samosir.

Adapun strategi yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian standar

pelayanan minimal di bidang Ketahanan Pangan meliputi :

1. Peningkatan Kesejahteraan Petani

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dalam

mendorong pelayanan aparat pemerintah di bidang pertanian, perikanan

dan kehutanan maka perlu dilakukan revitalisasi penyuluh pertanian

maupun pelatihan untuk meningkatkan kemampuan petugas penyuluh

pertanian, perikanan dan kehutanan.

Tujuan :

Tujuan dari strategi ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan daya

saing masyarakat pertanian, terutama petani yang tidak dapat terjangkau

akses terhadap sumberdaya usaha pertanian.

2. Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat

Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan pada

program pokok intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi maupun

rehabilitasi.

Tujuan :

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan usaha

pengembangan dan produksi komoditas dalam memfasilitasi

peningkatan dan keberlanjutan Ketahanan Pangan untk menambah

penghasilan petani.

3. Peningkatan Pemasaran Hasil produksi Pertanian/Pekebunan

Pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan yang meningkat

menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan pembangunan pertanian.

Page 26: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

52 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

Tujuan :

Tujuan dari kegiatan/program ini adalah untuk memfasilitasi pemasaran

hasil produksi pertanian/ perkebunan sehingga petani mendapatkan

hasil dari secara maksimal.

4. Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Modern

Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/ perkebunan

diharapkan mampu meningkatkan usaha agribisnis petani.

Tujuan :

Tujuan dari program ini adalah untuk memfasilitasi berkembangnya

usaha agribisnis yang mencakup usaha di bidang agribisnis hulu, on

farm, hilir dan usaha jasa serta pendukungnya.

5. Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Penyuluhan Lapangan

Pembangunan pertanian hanya akan berhasil apabila didukung oleh

ketersediaan data dan informasi pertanian. Oleh karena itu, keberadaan

penyuluh pertanian lapangan dalam menyediakan data dan informasi

pertanian sangat dibutuhkan

Tujuan :

Program ini bertujuan untuk pemberdayaan penyuluh pertanian yang

diwujudkan dalam suatu pengembangan sistem informasi pertanian

untuk masyarakat yang meliputi serangkaian kegiatan pengumpulan data

potensi lahan, komoditi, panen, iklim dan informasi pasar pertanian yang

up to date sehingga penyuluhan lebih maksimal.

6. Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan

Untuk meningkatkan produksi peternakan perlu adanya penerapan

teknologi peternakan.

Page 27: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 53

Tujuan :

Tujuan dari kegiatan ini adalah agar terwujud produksi peternakan yang

dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat.

7. Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan

Guna meningkatkan produksi pengembangan sistem penyuluhan

perikanan perlu adanya penerapan teknologi perikanan.

Tujuan :

Tujuan dari program ini adalah guna meningkatkan produksi pertanian

oleh masyarakat petani/peternak ikan.

8. Peningkatan Produksi Hasil Pertanian/Perkebunan

Agar kesejahteraan petani dapat tercapai, maka salah satu langkah

adalah dengan meningkatkan produksi hasil pertanian/perkebunan.

Tujuan :

Tujuan dari program ini adalah agar produksi pertanian/perkebunan

dapat meningkat dan seiring dengan itu, kesejahteraan petani akan ikut

meningkat.

9. Program Peningkatan Informasi Penyuluhan

Untuk peningkatan informasi penyuluhan kepada masyarakat petani

perlu dilakukan dengan penyuluhan yang optimal dengan berbagai

media.

Tujuan :

Tujuan dari program ini adalah agar masyarakat petani tidak tertinggal

informasi yang terkait dengan pertanian, perikanan, peternakan,

perkebunan dan kehutanan.

Page 28: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

54 | Lembaga Administrasi Negara, 2014

Penutup

Pelaksanaan urusan bidang ketahanan pangan di lingkungan

pemerintahan daerah didasarkan pada PP No. 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, PP No. 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM, dan Peraturan Menteri

Pertanian Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/

Kota.

Di Pemerintah Kabupaten Samosir, urusan ketahanan pangan

dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan.

Sebagai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang relatife baru, Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan memang masih terkendala

dengan beberapa hal menyangkut minimnya SDM baik jumlah maupun

kualitas, minimnya sarana-parsarana serta keterbatasan alokasi anggaran

untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Namun demikian, kendatipun dihadapkan pada kelemahan dan

tantangan yang demikian, keberadaan Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan memiliki kekuatan dan peluang yang cukup besar.

Salah satu kekuatan (strength) yang menjadikan SKPD ini kuat adalah

adanya perintah konstitusi (UUD) dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996

tentang Pangan yang mengamanatkan pembangunan pangan

diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang

memberikan manfaat secara adil dan merata.

Berdasarkan analisis SWOT dan skoring yang telah dilakukan, maka

peta kekuatan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

berada pada Kuadran II, artinya meski menghadapi berbagai ancaman,

organisasi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus

Page 29: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

Lembaga Administrasi Negara, 2014 | 55

diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi;

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1996 tentang Pangan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi

dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standard Pelayanan Minimal

Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 65/Permentan/OT.140/12/210

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan

Provinsi dan Kabupaten/Kota

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal

Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 21 Tahun 2007 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

Samosir

Lembaga Administrasi Negara, 2003, Standard Pelayanan, Pusat Kajian

Manajemen Pelayanan, Jakarta.

Page 30: STRATEGI PENCAPAIAN TARGET SPM BIDANG KETAHANAN PANGAN …inovasi.lan.go.id/uploads/download/1424445271_Bunga-Rampai_5... · 1 Tulisan ini merupakan hasil kegiatan pendampingan dalam

Bunga Rampai Administrasi Publik

56 | Lembaga Administrasi Negara, 2014