strategi pemasaran virgin coconut oil produk … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi...

109
STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS DI PT. BOGOR AGRO LESTARI) Oleh: GADING DWI CAHYANTI F34103088 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: hakien

Post on 08-Mar-2019

273 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL

PRODUK INDUSTRI KECIL

(STUDI KASUS DI PT. BOGOR AGRO LESTARI)

Oleh: GADING DWI CAHYANTI

F34103088

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Page 2: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

2

STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL

PRODUK INDUSTRI KECIL

(STUDI KASUS DI PT. BOGOR AGRO LESTARI)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian

Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh:

GADING DWI CAHYANTI

F34103088

2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Page 3: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

3

Gading Dwi Cahyanti. F34103088. Strategi Pemasaran Virgin Coconut Oil Produk Industri Kecil (Studi Kasus di PT. Bogor Agro Lestari). Di bawah bimbingan Sukardi dan Ade Iskandar. 2007

RINGKASAN

PT. Bogor Agro Lestari (PT. BAL) adalah perusahaan kerjasama antara pemerintah dan swasta yang bergerak pada bidang agroindustri. Salah satu produk yang dihasilkan PT. BAL adalah Virgin Coconut Oil (VCO) dengan merek dagang VISIO. Selama ini tingkat penjualan produk VCO dari PT. BAL mengalami penurunan. Hal ini mempengaruhi pangsa pasar PT. BAL di wilayah Bogor. Untuk mengatasi masalah tersebut, PT. BAL harus melakukan strategi pemasaran yang tepat. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghasilkan strategi pemasaran yang tepat, yaitu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman lingkungan perusahaan. Selain itu, PT. BAL perlu mengidentifikasi segmentasi pasar dan menganalisis bauran pemasaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan produk di pasar terdiri dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Faktor ini meliputi manajemen dan bauran pemasaran. Bauran pemasaran yang perlu diperhatikan adalah produk, harga, promosi, dan disribusi. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang tidak dapat dipengaruhi oleh perusahaan. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor eksternal makro dan faktor eksternal mikro. Faktor eksternal makro meliputi politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Sedangkan faktor eksternal mikro meliputi persaingan, kondisi pemasok, dan barang subsitusi. Setelah dilakukan analisa faktor internal dan eksternal perusahaan, dilakukan perhitungan nilai strategis internal dan eksternal. Sehingga, diperoleh kesimpulan bahwa PT. BAL harus melakukan strategi pemasaran pengembangan produk untuk meningkatkan pangsa pasar.

VCO merupakan produk minuman kesehatan yang sasarannya mencakup seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencari segmentasi pasar yang tepat maka pembedaan terhadap konsumen yang loyal dan tidak loyal dilakukan. Diketahui dari hasil survey yang dilakukan, konsumen yang mengkonsumsi terus–menerus (loyal) sebesar 63% dari 100 orang responden yang diuji. Informasi yang diperoleh berdasarkan usia, konsumen VCO loyal terbanyak pada level usia lebih dari umur 35 tahun sebesar 26% dari total 100 responden. Berdasarkan pekerjaan, konsumen berstatus sebagai pegawai (pegawai swasta dan pegawai negri) memiliki tingkat keloyalan terbanyak yaitu sebesar 40%. Berdasarkan pendidikan, responden berpendidikan minimal pada perguruan tinggi memiliki tingkat keloyalan terbanyak yaitu sebesar 32%. Berdasarkan penghasilan, responden yang memiliki pengeluaran pribadi lebih dari Rp 1.500.000,- mempunyai tingkat keloyalan sebesar 16%.

Dari hasil penelitian diperoleh informasi karakteristik konsumen berdasarkan alasan mengkonsumsi, responden menjawab alasan kesehatan terletak pada posisi tertinggi yaitu sebesar 57%. Berdasarkan frekuensi pemakaian, konsumen dengan pemakaian satu kali dalam sebulan terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar

Page 4: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

4

59%. Berdasarkan volume pemakaian, konsumen menjawab pemakaian VCO dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran Peneliti tidak membedakan konsumen yang loyal atau tidak. Informasi yang diperoleh dari penyebaran kuisioner terhadap atribut produk, yaitu aroma disukai terletak pada posisi tertinggi sebesar 41%, rasa lumayan disukai terletak pada posisi tertinggi sebesar 56%, warna disukai terletak pada posisi tertinggi sebesar 54%, dan kemasan lumayan disukai terletak pada posisi tertinggi yaitu sebesar 65%. Karakter produk yang diuji di atas terdiri dari aroma kelapa yang masih menyengat, rasa kelapa yang kelinyit ketika diminum sehingga menimbulkan rasa mual, warna yang bening, dan kemasan sederhana hanya berupa botol plastik bening. Strategi pemasaran yang dirancang PT. BAL untuk mendukung perluasan pangsa pasar lebih ditekankan kepada pengembangan produk dan promosi. Dari segi produk, perusahaan mengembangkan keragaman fungsi produk VCO. Selain itu, penyesuaian komponen kimia terhadap keragaman fungsi produk VCO. Dari segi promosi, PT. BAL melakukan edukasi untuk meningkatkan brand dan product awareness terhadap keragaman fungsi VCO dengan sistem Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL)

Page 5: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

5

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Bapa atas segala berkat dan

anugerah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan judul ”Strategi Pemasaran Produk Industri Kecil Virgin

Coconut Oil (Studi Kasus di PT. Bogor Agro Lestari)” sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian (STP) pada

Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam proses pembuatan Skripsi tidak

luput dari campur tangan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis juga

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada beberapa pihak :

1. Dr. Ir. Sukardi, MM dan Ir. Ade Iskandar, MSi sebagai dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Ir. Lien Herlina, MSc yang telah memberikan saran dan arahan kepada

Penulis.

3. Pak Sarwobudy dan Mbak Kartika yang telah memberikan kesempatan dan

waktu di PT. Bogor Agro Lestari kepada Penulis untuk menyelesaikan

penelitian Penulis.

4. Papa Dwi Witarto, Mama (Alm) Sri Koesmiyati, Mami Priska Pinayanti,

Kakak Danang Bayu Dewanto, Adik Bintarto Wisnu Aji, Adik Mariska

Kumalayanti, Adik Febri Krisna Raharjo, Adri Octavianus yang selalu

memberikan dukungan dan cinta kepada Penulis.

5. Temen-temen TIN’40 (Ferdyan, Helmi, Wuri, Echie, Puji, Chris, Endah,

Ichsan, Rae, Indra, Affan, Mayang, Detri, Isti, Silvi, BaHom, Lusia, Dina,

Rian Ruli, Umi, Adam) yang telah menemani dan memberikan dukungan

dengan segala bantuan dan masukannya.

6. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor yang telah memberikan

dukungan dan kesempatan Penulis untuk penyelesaian skripsi ini.

7. Paguyuban Mojang dan Jajaka Kabupaten Bogor yang memberikan keceriaan,

dukungan, dan kesempatan kepada Penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

6

8. Temen-temen TIN’40 seperjuangan yang telah bersama-sama selama lebih

kurang emat tahun ini. Kebanggaan dan rasa syukur yang terasa Penulis

panjatkan karena berada pada lingkungan TIN’40.

9. Penghuni Mega 2 (Lita, Rudy, Windy, Nora, Chibi, Neta, Endang, Maya,

Beti) atas kebersamaan yang telah dihadirkan selama 3 tahun terakhir.

10. Staf administrasi Departemen Teknologi Industri Pertanian yang telah banyak

membantu Penulis selama proses administrasi penyusunan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah membantu terwujudnya skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga

kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan untuk kesempurnaan

penulisan selanjutnya. Permohonan maaf Penulis sampaikan setulus-tulusnya

kepada semua pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan

pengetahuan masa depan.

Bogor, September 2007

Penulis

Page 7: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1 B. TUJUAN ........................................................................................ 2 C. RUANG LINGKUP....................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

A. BOTANI DAN FISIOLOGI TANAMAN KELAPA .................... 4 B. VIRGIN COCONUT OIL.............................................................. 6 C. TEKNOLOGI PROSES................................................................. 8 D. PEMASARAN ............................................................................... 10 E. STRATEGI PEMASARAN........................................................... 11 F. PREFENSI KONSUMEN.............................................................. 14 G. ANALISIS SITUASI ..................................................................... 15 H. ANALISIS SWOT ......................................................................... 19 I. MATRIKS INTERNAL-EKSTERNAL ........................................ 20

III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 22

A. KERANGKA PEMIKIRAN .......................................................... 22 B. PENDEKATAN MASALAH ........................................................ 24 C. TATA LAKSANA......................................................................... 24

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 31

A. LINGKUNGAN EKSTERNAL..................................................... 31 B. LINGKUNGAN INTERNAL........................................................ 41 C. ANALISIS SWOT ......................................................................... 62 D. STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK ................................ 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 68

A. KESIMPULAN ................................................................................ 68 B. SARAN............................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70

LAMPIRAN.................................................................................................... 72

Page 8: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penampang melintang buah kelapa........................................ 4 Gambar 2. Pohon industri tanaman kelapa ................................................... 5 Gambar 3. Diagram alir teknik press VCO ................................................... 9 Gambar 4. Diagram alir proses teknik fermentasi VCO................................ 10 Gambar 5. Saluran pemasaran barang konsumen .................................. 13 Gambar 6. Lima kekuatan yang menentukan persaingan industri ................ 19 Gambar 7. Matriks SWOT ............................................................................ 20 Gambar 8. Total Faktor Eksternal-Internal .................................................. 21 Gambar 9. Diagram alir metode penelitian ................................................... 23 Gambar 10. Bagan struktur organisasi PT. Bogor Agro Lestari ...................... 43 Gambar 11. Proses produksi VCO cara enzimatik .................................... 44

Gambar 12. Grafik usia responden berdasarkan loyalitas produk VCO 48 Gambar 13. Grafik pekerjaan responden berdasarkan loyalitas produk produk VCO................................................................................. 49 Gambar 14. Grafik pendidikan responden berdasarkan loyalitas produk produk VCO ................................................................................ 51 Gambar 15. Grafik penghasilan responden berdasarkan loyalitas produk produk VCO ................................................................................ 52 Gambar 16. Alasan responden dalam mengkonsumsi VCO............................ 53 Gambar 17. Grafik penggunaan merek VCO oleh responden di Bogor .......... 54

Gambar 18. Grafik tingkat kesukaan konsumen terhadap atribut VCO 57

Gambar 19. Grafik tingkat harga menurut konsumen terhadap harga atribut VCO ............................................................................................ 59 Gambar 20. Jalur distribusi PT. BAL produk VCO di wilayah Bogor. .. 60

Page 9: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

9

Gambar 21. Grafik tingkat ketersediaan produk VCO di wilayah Bogor 60

Gambar 22. Grafik media informasi untuk alat promosi Produk VCO .. 61

Gambar 23. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal .................. 63

Page 10: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

10

DAFTAR TABEL Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak kelapa murni ................................ 7

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan (tahun 2001-2005) dalam jutaan rupiah............................................................................ 34 Tabel 3. Tabel IHK dan Inflasi Tahun 2006 .................................................. 35

Tabel 4. Luas areal dan produksi kelapa di Indonesia (hektar) ..................... 36

Tabel 5. Informasi responden berdasarkan frekuensi pemakaian per bulan . 55

Tabel 6. Informasi responden berdasarkan jumlah pemakaian VCO per

bulan................................................................................................. 55

Page 11: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

11

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pengujian realibilitas kuisioner ................................................. 73 Lampiran 2. Uji validitas ............................................................................... 74 Lampiran 3. Tabel penentuan strategis internal dan eksternal ....................... 76 Lampiran 4. Penentuan rating strategis internal dan eksternal ..................... 78 Lampiran 5. Penentuan bobot strategis internal dan eksternal....................... 80 Lampiran 6. Informasi respoden dari hasil penyebaran kuisioner ................. 84 Lampiran 7. Chiskuer segmentasi .................................................................. 86 Lampiran 8. Nama-nama perusahaan VCO di Indonesia............................... 91 Lampiran 9. Gambar alat pengolahan VCO dan produk VCO ...................... 92 Lampiran 10. Analisis biaya usaha PT. Bogor Agro Lestari mendirikan industri VCO ............................................................................. 93 Lampiran 11. Standar APCC PT. Bogor Agro Lestari..................................... 95 Lampiran 12. Ringkasan Matriks SWOT......................................................... 97

Page 12: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

12

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kelapa merupakan salah satu komoditas yang memiliki arti ekonomi,

sosial, dan budaya bagi Indonesia yang sampai saat ini belum termanfaatkan

secara maksimal. Selain sebagai sumber devisa bagi negara, kelapa juga

merupakan tumpuan untuk berjuta-juta petani. Menurut data Coconut Statistic

Yearbook (1997) di dalam Intan (2000), luas areal kebun kelapa di Indonesia

adalah yang terbesar di dunia, yaitu seluas 3,74 juta hektar atau sebesar 31,4%

dari luas areal kebun kelapa di dunia. Pada posisi berikutnya berturut-turut

adalah Filipina dengan luas areal 3,314 juta hektar (27,7%), India dengan luas

1,886 juta hektar (15,8%), Srilanka dengan luas 0,337 juta hektar (3,1%).

Apabila buah kelapa diolah menjadi minyak goreng biasa, nilai tambah

yang diperoleh hanya 190 % dari harga kopra sedangkan bila diolah menjadi

minyak kelapa murni, nilai tambah yang diperoleh mencapai 584 % dari harga

kopra (Rindengan dan Novarianto, 2005). Dari data tersebut, buah kelapa

memiliki prospek yang bagus dalam meningkatkan pendapatan petani apabila

diolah menjadi minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil, VCO).

Salah satu perusahaan yang memproduksi VCO di Bogor adalah

PT. Bogor Agro Lestari yang terletak di jalan Tentara Pelajar. Pada

perkembangannya, perusahaan ini dituntut untuk dapat bersaing dengan

perusahaan-perusahaan VCO lainnya. Persaingan ini karena pertumbuhan

industri VCO di Indonesia tergolong cepat. Hal ini didukung oleh teknologi

yang sederhana dan modal yang tidak terlalu besar, sehingga fenomena

jenuhnya pasar tidak dapat dihindari lagi. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

indikasi secara kualitatif. Pertama, supply meningkat secara bertahap

sedangkan permintaan bergerak linear menurun dari tahun ke tahun untuk

pasar lokal. Kedua, penurunan angka penjualan yang terjadi pada industri

VCO yang mengakibatkan banyaknya industri VCO yang gulung tikar. Hal ini

disebabkan karena tidak banyak industri VCO memiliki modal yang kuat.

Ketiga, permintaan akan produk VCO semakin lama mengalami penurunan

Page 13: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

13

yang disebabkan oleh persaingan produk subsitusi yang juga sedang

berkembang.

Dalam situasi persaingan yang ketat dimana antara perusahaan satu dengan

perusahaan lainnya terlibat dalam memperebutkan pasar yang sama, maka

untuk mencapai suatu keberhasilan memenangkan persaingan sebagai usaha

mencapai tujuannya tergantung dari masing-masing perusahaan dalam

menjalankan strategi pemasarannya. Kemampuan untuk tetap bertahan dalam

perdagangan produk VCO salah satunya ditentukan oleh strategi pemasaran

yang digunakan. Dalam penyusunan strategi, PT. Bogor Agro Lestari perlu

memperhatikan sasaran bisnis perusahaan yang telah ditetapkan, yaitu situasi

lingkungan perdagangan produk VCO, kekuatan, kelemahan, peluang, dan

ancaman dari perusahaan.

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Melakukan analisa pemasaran berdasarkan situasi lingkungan internal dan

eksternal PT. Bogor Agro Lestari.

2. Melakukan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang

dihadapi di lingkungan PT. Bogor Agro Lestari.

3. Mengidentifikasi segmen dan bauran pemasaran produk VCO yang telah

ada di pasar.

4. Menentukan strategi pemasaran yang dipilih untuk mengembangkan

pangsa pasar PT. Bogor Agro Lestari.

C. RUANG LINGKUP Penelitian ini dilakukan pada sebuah industri kecil VCO di PT. Bogor

Agro Lestari yang berlokasi pada jalan Tentara Pelajar. Kondisi internal

perusahaan yang diamati terdiri dari data penjualan, pelanggan perusahaan,

dan manajemen pengelolaan produk VCO. Situasi mikro eksternal perusahaan

yang diamati meliputi pola perdagangan produk VCO, para pesaing produk

VCO, produk subsitusi produk VCO, pemasok bahan baku produk VCO ke

PT. Bogor Agro Lestari, dan konsumen produk VCO. Situasi makro eksternal

Page 14: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

14

meliputi situasi politik, ekonomi, sosial, dan keamanan. Hasil analisa

lingkungan internal dan eksternal PT. BAL akan digunakan sebagai alat

penentu strategi pemasaran yang tepat.

Page 15: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

15

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. BOTANI DAN FISOLOGI TANAMAN KELAPA

Tanaman kelapa dengan nama latin Cocos nucifera termasuk famili

Palmaceae, ordo Arceales, dan kelas Monocotyledone. Tanaman kelapa

tersebut ditemukan tumbuh pada 80 negara tropis terutama di daerah yang

dekat dengan pantai antara lain Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika

Barat, Malaysia, Filipina, Indonesia, India, Srilangka, dan Papua New Guines.

Menurut data Coconut Statistical Year Book (1997) di dalam Intan (2000),

tanaman kelapa terkonsentrasi di Asia Selatan dan Asia Tenggara terutama di

Indonesia, India, Filipina, dan Srilangka.

Menurut Ketaren (1986), buah terdiri dari sabut eksokarp dan mesokarp,

tempurung (endokarp), daging buah (endosperm) dan air buah. Tebal sabut

kelapa lebih dari lima sentimeter dan tebal daging buah satu sentimeter atau

lebih (Ketaren, 1986). Menurut Masefield (1949), buah kelapa memiliki berat

rata-rata 1-1,15 kg dan terdiri dari 30% berat serabut, 13% tempurung, 33%

daging buah, dan 24% air. Gambar penampang melintang buah kelapa dapat

dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Penampang melintang buah kelapa

Pethiyagoda (1980) membagi spesies kelapa menjadi tiga varietas yaitu

Typica nar, Nana griff, dan Aurantica liy. Di Indonesia varietas Typica nar

dan Nana griff dikenal dengan kelapa dalam sedang dan Aurantica liy dikenal

sebagai nama kelapa genjah.

Tempurung

Daging buah

Sabut

Page 16: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

16

Gambar 2. Pohon industri tanaman kelapa (www.dprin.go.id/Ind/Teknologi/Pohin).

Page 17: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

17

Pohon kelapa merupakan pohon yang paling banyak kegunaannya karena

hampir tiap bagian dari pohon tersebut dapat dimanfaatkan. Tidak berlebihan

bila pohon kelapa dikenal pula sebagai pohon kehidupan (tree of life).

Berbagai ragam industri berbahan baku kelapa telah berkembang mulai dari

yang tradisional seperti kelapa dan kopra sampai kepada pengolahan minyak

menjadi senyawa-senyawa kimia yang mempunyai nilai tambah yang

tinggi. Pohon industri dari tanaman kelapa dapat dilihat pada Gambar 2.

(www.dprin.go.id/Ind/Teknologi/Pohin).

B. VIRGIN COCONUT OIL

Buah kelapa memiliki banyak manfaat sebagai produk turunannya, salah

satunya yaitu sebagai minyak makan atau santan dalam sayur-sayuran.

Dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan, pemanfaatan minyak

kelapa juga semakin berkembang yaitu penggunaan minyak kelapa sebagai

obat-obatan. Turunan minyak kelapa yang mempunyai khasiat obat-obatan ini

dikenal sebagai VCO. Berbagai penyakit yang berasal dari virus yang belum

ditemukan obatnya dapat ditangkal dengan mengkonsumsi VCO seperti flu

burung, HIV/AIDS, hepatitis dan jenis virus lainnya. Bukan itu saja, VCO

dapat juga mengatasi kegemukan, penyakit kulit hingga penyakit yang

tergolong kronis, misalnya kanker prostat, jantung, darah tinggi, dan diabetes

(Fife, 2004)

Minyak kelapa murni atau Virgin Coconut Oil (VCO) mengandung asam

laurat yang tinggi (≥ 50%), yaitu lemak jenuh dengan rantai karbon C-12

yang lazim disebut dengan Medium Chain Fatty Acid (MCFA). Monolaurin

merupakan bentuk ubahan dari asam lemak di dalam tubuh manusia berupa

senyawa monogliserida. Monolaurin dapat merusak membran lipida (lapisan

pembungkus virus) sehingga virus dapat mengalami pemisahan antara lain

virus HIV, Herves Simplex Virus-1 (HSV-1), Vasicular Stomatitis Virus

(VSV), Visna Virus Cytomegalovirus (CMV), dan influenza. Bakteri patogen

yang dapat diinaktifkan oleh monolaurin adalah Listeria monocytogenes dan

Heliobacter pylorid (bakteri penyebab sakit maag) serta protozoa seperti

Giardia lumblia (Suhirman, 2004).

Page 18: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

18

Komponen minyak kelapa terdiri dari asam lemak jenuh (90%) dan

minyak tak jenuh (10 %). Tingginya kandungan asam lemak jenuh menjadikan

minyak kelapa sebagai sumber saturated fat. Kandungan kimia yang terdapat

dalam VCO merupakan salah satu kelebihan VCO dibandingkan jenis-jenis

minyak lainnya. Minyak kelapa tidak mengandung kolestrol, tidak bersifat

toksik, dan tidak karsinogenik. Hal ini disebabkan minyak kelapa

mengandung jenis asam lemak jenuh berantai sedang (Medium Chain

Saturated Fatty Acid, MCFA) sehingga apabila mengalami proses pemanasan

struktur kimianya tidak akan berubah dan bersifat stabil. MCFA merupakan

komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi, antara

lain mampu merangsang produksi inulin sehingga proses metabolisme glukosa

dapat berjalan normal. MCFA juga bermanfaat dalam mengubah protein

menjadi sumber energi (Fife, 2004). Asam laurat dan asam lemak jenuh

berantai pendek seperti asam kaprat, kaprilat dan miristat yang terkandung

dalam minyak kelapa murni dapat berperan positif dalam proses pembakaran

nutrisi makanan menjadi energi. (Fife, 2004). Komposisi asam lemak minyak

kelapa murni dapat dilihat pada Tabel 1.

Berbeda dengan asam lemak yang terkandung dalam minyak sayur,

minyak sayur memiliki jenis asam lemak tak jenuh sehingga apabila

mengalami proses pemanasan struktur kimianya akan berubah dan mengalami

proses polimerisasi/penggumpalan yang secara fisik nampak kental seperti oli

mobil. Disamping itu, kandungan free radicals merupakan sifat yang bersifat

toksik dan karsinogenik (Sulistyo, 2004).

Asam laurat yang terkandung dalam minyak kelapa mempunyai peranan

penting bagi kesehatan manusia. Komponen ini mempunyai kadar yang

tingginya setara dengan komponen yang ada pada air susu ibu (ASI) yaitu

kurang lebih 50%. Oleh karena itu semakin tinggi asam laurat yang

terkandung pada suatu minyak berarti kandungan tersebut dapat disamakan

dengan produk ASI (Sulistyo, 2004).

Page 19: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

19

Tabel 1. Komposisi asam lemak minyak kelapa murni Asam lemak jenuh

Asam lemak Jumlah (%)

Asam kaproat 0.5

Asam kaprilat 8.0

Asam kaprat 7.0

Asam laurat 48.0

Asam miristat 17.0

Asam palmitat 9.0

Asam stearat 2.0

Asam arakhidat 0.1

Asam dodekanoat 0

Total asam lemak jenuh 91.1

Asam lemak tak jenuh

Asam lemak Jumlah (%)

Asam palmitoleat 0.1

Asam oleat 6.0

Asam linoleat 0.1

Asam a-linoleat 0

Total asam lemak tak jenuh 6.2

Sumber: Duryatmo (2005)

C. TEKNOLOGI PROSES

Pada pengolahan minyak kelapa biasa atau minyak goreng secara

tradisional dihasilkan minyak kelapa dengan mutu yang kurang baik. Hal

tersebut ditandai dengan adanya kadar air dan asam lemak bebas yang cukup

tinggi di dalam minyak kelapa, warnanya agak kecoklatan sehingga menjadi

cepat tengik dan daya simpannya yang tidak lama.

Dengan memperbaiki teknik pengolahan minyak kelapa biasa menjadi

pengolahan minyak kelapa murni atau lebih dikenal dengan nama VCO akan

diperoleh mutu yang lebih baik. Minyak kelapa yang dihasilkan memiliki

kadar air dan kadar asam lemak bebas yang rendah, berwarna bening serta

Page 20: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

20

berbau harum dan daya simpannya menjadi lebih lama. Selain itu, minyak ini

tidak mengandung kolesterol dan mengandung asam laurat yang diubah

menjadi monolaurin sehingga bersifat antivirus.

Ada beberapa macam teknik pengolahan VCO yang berkembang di

masyarakat sekarang ini, diantaranya teknik press, teknik fermentasi, teknik

sentrifugasi, teknik membran dan teknik minyak pancing. Namun, teknologi

yang aplikatif dan nyata diterapkan di industri kecil adalah teknologi dengan

teknik sederhana dan tidak memakan banyak biaya. Dari kelima teknik yang

disebutkan di atas hanya teknik press dan fermentasi yang mampu memenuhi

keterbatasan dalam pendirian industri kecil VCO.

Pengolahan dengan Teknik Press, diawali dengan daging buah yang

dipotong-potong. Kemudian, dikeringkan sehingga diperoleh kopra lalu

dilakukan pengepresan guna mendapatkan minyak. Teknik pengolahan ini

biasanya dilakukan dalam skala besar (pabrik). Pengolahan dengan cara kering

tersebut dapat dilihat dari Gambar 3.

Gambar 3. Diagram alir Teknik Press VCO (Alamsyah, 2005)

Page 21: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

21

Pengolahan minyak kelapa dengan menggunakan enzim lazim disebut

teknik fermentasi. Teknik fermentasi dilakukan untuk meminimalkan

penggunaan panas. Caranya adalah dengan menggunakan enzim secara

langsung atau mikroba penghasil enzim tertentu untuk memecah protein yang

berikatan dengan minyak dan karbohidrat sehingga minyak dapat terpisah

secara baik. Pembuatan VCO dengan teknik fermentasi diawali dengan proses

pembuatan santan. Santan ditempatkan pada wadah yang bersih dan

selanjutnya dibiarkan 30–60 menit hingga terbentuk gumpalan krim atau

"biang santan". Krim dipisahkan ke dalam wadah yang tembus pandang

seperti stoples yang relatif besar lalu ditambahkan ragi atau larutan cuka nira

secukupnya. Campuran diaduk secara merata dan difermentasi selama 10-14

jam atau semalam. Proses fermentasi dinyatakan berjalan baik jika dari

campuran tersebut terbentuk tiga lapisan, yakni lapisan atas berupa minyak

murni (VCO), lapisan tengah berupa blondo (warna putih) dan lapisan bawah

berupa air. Kemudian, lapisan minyak dipisahkan secara hati-hati. Diagram

alir teknologi proses VCO dapat dilihat pada Gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4. Diagram alir proses Teknik Fermentasi VCO (Alamsyah, 2005)

Page 22: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

22

D. PEMASARAN

Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,

memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

perusahaan lain. Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses di dalam

individu dan kelompok mendapatkan apa saja yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas

mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan pihak lain (Kotler,

2004). Sementara itu menurut Limbong dan Sitorus (1987) di dalam Stanton

(1994), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang

ditujukan untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan,

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli

yang potensial. Menurut Hiebig dan Scott (1992), terdapat tiga dasar yang

perlu melandasi orientasi pemasaran (marketing orientation) yaitu target

konsumen yang dituju oleh industri, pesaing dalam industri, dan posisi

perusahaan dalam target konsumen pesaing.

E. STRATEGI PEMASARAN

Strategi adalah saran yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir atau

sasaran dan bukanlah sekedar suatu rencana. Menurut David (2004),

manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan,

pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang

memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus

pada upaya memadukan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi,

produksi atau operasi, penelitian, pengembangan, dan informasi komputer

untuk mencapai keberhasilan organisasi. Tujuan manajemen strategi adalah

memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru dan berbeda di masa

datang.

Strategi pemasaran adalah rencana yang disatukan, luas, terintegarasi, dan

komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari pemasaran

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang cepat dalam suatu

organisasi. Bauran Pemasaran (marketing mix) merupakan salah satu konsep

penting dalam teori pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat

Page 23: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

23

pemasaran yang digunakan secara terus-menerus untuk mencapai tujuan

pemasaran untuk mencapai sasaran pemasaran (Kotler, 2000). Bauran

pemasaran ini dibagi menjadi produk (product), harga (price), promosi

(promotion), dan tempat (place):

1. Produk

Produk merupakan elemen pertama dan yang paling penting dalam

bauran pemasaran. Menurut Kotler (2000), produk adalah segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan. Produk merupakan penawaran berwujud perusahaan kepada

pasar yang mencakup kualitas, bentuk, merek, dan kemasan produk.

2. Harga

Harga merupakan elemen penting dari bauran pemasaran walaupan

dalam proses pemasaran modern terjadi peningkatan peranan faktor bukan

harga. Harga adalah satu-satunya unsur dari empat alat bauran pemasaran

yang menghasilkan pendapatan, ketika yang lainnya menghasilkan biaya.

Harga merupakan jumlah uang yang pelanggan bayar untuk produk

tertentu. Strategi bauran harga meliputi strategi dalam penetapan harga

produk, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga serta syarat-

syarat pembayaran.

Perusahaan harus menentukan apa yang ingin dicapai dari produk yang

dipasarkannya sebelum penetapan harga dilakukan dengan

mempertimbangkan pelanggan, pesaing, dan biaya produksi. Menurut

Kotler (2000), perusahaan perlu menyesuaikan harga berdasarkan kondisi

dalam pasar, karena harga bersifat fleksibel, dapat diubah dengan cepat.

Sehingga muncul beberapa metode penetapan harga yang harus

dipertimbangkan perusahaan, yaitu penetapan harga geografis, diskon

harga dan potongan pembelian, penetapan harga promosi, penetapan harga

diskriminatif dan penetapan harga bauran produk.

3. Distribusi

Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling

tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa

Page 24: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

24

siap digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2000). Menurut Stanton (1994),

tugas saluran distribusi secara garis besar mencakup:

Mengumpulkan atau mengonsentrasikan aneka ragam produk dari

berbagai produsen.

Mengelompokkan produk-produk tersebut dalam jumlah yang sesuai

dengan keinginan konsumen.

Menyebarkan kelompok barang tersebut kepada konsumen.

Menurut Kotler (1993), saluran pemasaran barang konsumsi dari

produsen kepada konsumen dapat dilaksanakan melalui empat saluran,

dapat dilihat pada Gambar 5. Dari empat saluran tersebut, saluran yang

umum yang digunakan adalah saluran grosir-pengecer-konsumen.

Gambar 5. Saluran pemasaran barang konsumen (Kotler,1993)

4. Promosi

Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar

sasaran. Bauran promosi terdiri dari tiga alat promosi yaitu :

1) Periklanan yang merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide,

barang atau jasa secara personal oleh suatu sponsor tertentu yang

memerlukan pembayaran.

Produsen

Agen

Pengecer Pengecer

Pengecer

Grosir

Grosir

Konsumen

Page 25: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

25

2) Promosi penjualan merupakan kumpulan alat-alat insentif yang

beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk

mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih

cepat atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang.

3) Hubungan masyarakat, hubungan masyarakat ini melibatkan berbagai

program yang dirancang untuk mempromosikan dan atau menjaga citra

perusahaan atau tiap produk perusahaan.

F. PREFERENSI KONSUMEN

Menurut Engel (1994), perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan

yang secara langsung mempengaruhi seseorang dalam usaha mendapatkan,

mengkonsumsi, dan menghabiskan produk/jasa, dan proses keputusan

sebelum atau sesudah tindakan itu dilakukan. Perilaku konsumen dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1. Pengaruh lingkungan, yang meliputi lingkungan budaya, kelas sosial,

pengaruh pribadi, keluarga, dan situasi

2. Perbedaan individu, yang meliputi sumber daya konsumsi, motivasi,

keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan demografi.

3. Proses psikologis yang meliputi pembelajaran, perubahan sikap dan

perilaku.

Faktor-faktor ini kelak akan diperlukan untuk mengembangkan suatu

strategi. Perilaku konsumen merupakan tindakan yang memperlihatkan sikap

konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

menghabiskan produk dan jasa. Kegiatan konsumen tersebut dilakukan untuk

memenuhi kebutuhan konsumen tersebut. Berdasarkan kedua definisi tersebut,

dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen berdasar sifat psikologis

sehingga mendorong tindakan konsumen pada saat sebelum dan sesudah

melakukan pemenuhan kebutuhan hidupnya atau dalam mengevaluasi

kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Hubungan antara

perilaku konsumen dan strategi pemasaran biasanya akan diaplikasikan pada

suatu usaha meningkatkan kemungkinan atau frekuensi konsumen dalam

Page 26: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

26

mengkonsumsi suatu produk atau jasa terutama pada bagian segmen pasar dan

bauran pemasaran (Peter dan Olson, 1993)

G. ANALISIS SITUASI

Menurut Wheelen dan Hunger (1992), analisa situasi atau lingkungan

usaha merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategis

dengan mengintegrasikan antara peluang-peluang yang ada dengan

kemampuan atau kekuatan yang dimiliki perusahaan. Cara ini dilakukan untuk

mengatasi atau mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman dari luar

perusahaan dan mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut.

1. Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Ada tiga langkah dalam melakukan analisa internal perusahaan. Langkah

pertama adalah menganalisa aspek-aspek kunci dari operasional perusahaan.

Langkah kedua adalah mengevaluasi status perusahaan berdasarkan aspek

kunci perusahaan tersebut dengan cara membandingkan dengan kondisi

masa lampau. Langkah ketiga merupakan langkah kritis, pada langkah ini

manajemen harus mencari basis komparatif dan menganalisis kondisi faktor

internal strategis yang telah menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang

potensial dari perusahaan.

Menurut David (2004), secara tradisional aspek-aspek lingkungan

perusahaan yang hendak diamati salah satunya dilihat dari pendekatan

fungsional. Pendekatan fungsional terdiri dari akuntansi, pemasaran, dan

distribusi, penelitian, pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya

manusia dan sistem informasi manajemen.

a) Keuangan dan akutansi

Dana selalu dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan.

Oleh karena itu, faktor-faktor yang perlu diperhitungkan adalah total

sumber daya keuangan, biaya modal yang rendah dalam hubungannya

dengan industri dan para pesaing, struktur modal, hubungan yang

bersahabat dengan pemilik dan pemegang saham, kondisi pajak,

Page 27: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

27

asuransi, perencanaan keuangan, modal kerja, dan prosedur kebijakan

penilaian persediaan.

b) Pemasaran dan distribusi

Agar posisi di pasar sesuai dengan harapan, faktor-faktor yang

perlu diperhatikan antara lain adalah struktur persaingan pangsa pasar,

sistem riset pasar, bauran produk dan jasa, lini produk dan jasa, produk

baru yang kuat dan kepemimpinan jasa baru, perlindungan hak paten,

strategi harga, tenaga penjual, periklanan, kegiatan promosi, jasa purna

jual, dan jalur distribusi.

c) Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan merupakan unggulan bersaing

karena dua alasan yaitu :

1) Faktor penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru

atau produk yang ditingkatkan untuk dipasarkan.

2) Hal ini dapat pula meningkatkan proses bahan untuk mendapatkan

keunggulan biaya melalui efisiensi.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain kemampuan

penelitian dan pengembangan pengepakan, kemampuan memilih

tujuan desain dan keinginan konsumen, laba kontribusi dan fasilitas

pengujian, teknisi dan para ahli, lingkungan kerja yang cocok, dan

kemampuan untuk melaksanakan peramalan.

d) Produksi dan operasi

Kegiatan produksi dan operasi perusahaan paling tidak dapat

dilihat dari prinsip efisiensi, efektifitas, dan produktifitas. Oleh

karenanya, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah biaya operasi

total yang rendah, kapasitas untuk memenuhi permintaan pasar

fasilitas, sistem pengendalian persediaan, prosedur, kebijakan

pemeliharaan dan keluwesan operasi.

e) Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh

karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif

dikalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu

Page 28: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

28

diperhatikan adalah langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen

sumber daya manusia, ketrampilan dan motivasi kerja, produktivitas

dan sistem imbalan.

f) Sistem Informasi Manajemen

Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu dan menjadi

dasar untuk semua keputusan manajerial. Tujuan dari sistem informasi

manajemen adalah meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara

meningkatkan kualitas keputusan manajerial.

2. Analisis Lingkungan Eksternal perusahaan

Suatu unit bisnis harus memantau kekuatan lingkungan makro

(demografi, ekonomi, teknologi, politik dan hukum, alam/fisik, dan sosial

budaya) dan pelaku lingkungan mikro utama (pelanggan, pesaing, saluran

distribusi dan pemasok) yang mempengaruhi kemampuannya memperoleh

laba. Tujuan utama pengamatan lingkungan adalah untuk melihat peluang

pasar baru (Kotler, 2000).

Ditambahkan oleh Porter (1995), lingkungan mikro yang mempengaruhi

persaingan dalam suatu industri terdiri dari lima kekuatan. Lima kekuatan

tersebut merupakan ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar-

menawar dari pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, ancaman produk

pengganti, dan persaingan antar industri/perusahaan yang saling

memperebutkan posisi.

a) Perseteruan di antara perusahaan yang saling bersaing.

Perseteruan di antara perusahaan merupakan kondisi yang saling

berpengaruh. Jika perseteruan di antara perusahaan yang bersaing

meningkat maka industri tidak menarik lagi dikarenakan laba industri

menurun. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan dapat berhasil jika

strategi itu memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan perusahaan

pesaing.

b) Potensi masuknya Pesaing Baru

Menurut Kotler (1993), pesaing adalah keseluruhan barang dan jasa

maupun perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk untuk

Page 29: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

29

memperebutkan pasar yang sama. Perusahaan harus mempelajari

strategi, tujuan, kekuatan, kelemahan, dan pola reaksi pesaingnya agar

dapat mempersiapkan strategi pemasaran yang efektif. Perusahaan harus

memperoleh keunggulan strategis dengan mendapatkan posisi yang kuat

pada tawaran dibandingkan tawaran pesaing dalam ingatan konsumen.

Potensi masuknya pesaing baru merupakan elemen kedua dalam model

kekuatan Porter. Mudah tidaknya pesaing memasuki sebuah industri

tergantung dari hambatan yang dimiliki industri tersebut.

c) Potensi Pengembangan Produk Pengganti

Potensi pengembangan produk pengganti diukur melalui pangsa pasar

yang dikuasai. Produk pengganti yang layak diperhatikan adalah produk

yang fungsi dan kualitasnya mampu menandingi produk utama.

d) Kekuatan Tawar Pemasok

Pemasok merupakan lembaga atau individu yang melakukan kegiatan

penyediaan sumber daya yang diperlukan untuk operasional perusahaan

(Kotler dan Amstrong, 1997).

Pemasok memiliki kemampuan untuk mempengaruhi suatu industri.

Input yang diperoleh dari pemasok ikut menentukan mutu dan harga

produk akhir perusahaan karena pemasok dapat mempengaruhi industri

lewat kemampuannya menaikkan harga atau mengurangi mutu produk

atau pelayanan. Seringkali demi kepentingan bersama, pemasok dan

produsen saling membantu dengan memberikan harga terjangkau, mutu

yang lebih baik, pengembangan pelayanan baru, penyerahan barang tepat

waktu, dan mengurangi biaya investasi sehingga meningkatkan

kemampuan meraih laba jangka panjang bagi semua pihak yang terkait

(David, 2004).

e) Kekuatan tawar konsumen

Kekuatan tawar konsumen tergantung pada konsentrasi pembeli, jumlah

pembeli dan jumlah pembelian. Kekuatan tawar konsumen akan besar

ketika produk yang ditawarkan kepada konsumen bersifat standar dan

tidak berbeda sehingga perusahaan perlu meningkatkan pelayanan

khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan. Jika konsumen memiliki

Page 30: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

30

posisi tawar yang kuat, konsumen akan berusaha untuk memaksa agar

harga diturunkan dan meminta lebih banyak mutu dan pelayanan.

Gambar 6. Lima kekuatan yang menentukan persaingan industri (Porter, 1995)

H. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT merupakan salah satu cara mengorganisasikan temuan

audit pemasaran. Analisis SWOT adalah ringkasan audit pemasaran yang

menganalisa kekuatan dan kelemahan internal dalam hubungannya dengan

peluang dan ancaman eksternal. Menurut Rangkuti (2006), analisa SWOT

adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang memaksimalkan

kekuatan (strenghts) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Tahap formulasi strategis dalam merumuskan alternatif strategi utama

dapat dijabarkan dengan alat bantu matriks SWOT. Matriks ini dapat

dijabarkan dengan alat bantu SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan

secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi

perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan strategi

Pendatang baru

Pesaing industri (persaingan antar

industri yang telah ada)

Produk subsitusi

Pembeli Pemasok

Ancaman pendatang baru

Daya tawar-menawar pembeli

Ancaman produk atau jasa subsitusi

Daya tawar-menawar pemasok

Page 31: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

31

yang mengkombinasikan S-O (strengths-opportunities), S-T(strengths-

threats), W-O (weakness-opportunities), W-T(weakness-threats).

Internal

Eksternal

Strength (S) Weakness (W)

Opportunity (O) Strategy S-O Strategy W-O

Threaths (T) Strategy S-T Strategy W-T

Gambar 7. Matriks SWOT (Wheelen dan Hunger, 2000)

a) SO, menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengambil

peluang yang ada.

b) ST, menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari

dan mengatasi ancaman.

c) WO, strategi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari peluang

demi mengatasi kelemahan yang dimiliki.

d) WT, pada dasarnya strategi ini hanya bersifat bertahan, sehingga kegiatan

utamanya adalah meminumkan kelemahan dan menghindari ancaman.

I. MATRIKS INTERNAL – EKSTERNAL

Matriks Internal-Eksternal menempatkan perusahaan pada diagram skematik

dan disebut sebagai analisa portfolio. Matriks Internal-Eksternal dapat dibagi

menjadi 3 daerah utama yang membutuhkan strategi yang berbeda. Daerah-

daerah tersebut adalah: sel I, II. IV yang merupakan searah pertumbuhan.

Strategi intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan

produk) maupun integratif (backward integration, forward integration dan

horizontal integration) sangat tepat bila digunakan pada daerah ini. Sel III,V,VII

merupakan daerah bertahan, dimana penetrasi pasar dan pengembangan produk

adalah dua strategi yang sangat unum dikembangkan, sedangkan sel VI, VIII, IX

merupakan daerah divestasi (David, 2004).

Page 32: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

32

TOTAL FAKTOR INTERNAL Tinggi Rata-rata Lemah 4.0 3.0 2.0

I

II III

IV

V VI

T O T Tinggi A L F A 3.0 K T Rata-rata O R E K 2.0 S T E Lemah R N A L

VII VIII IX

Gambar 8. Total Faktor Eksternal-Internal (David, 2004)

Menurut Rangkuti (2006), vertical integration dilakukan dengan mengambil

alih fungsi supplier dan distributor. Pengambilalihan fungsi supplier disebut

backward integration, sedangkan pengambilalihan fungsi distributor disebut

forward integration. Dengan vertical integration biaya produksi menjadi lebih

efisien dibandingkan dengan melakukan kontrak untuk penjualan produk

maupun membeli bahan baku. Horizontal integration dilakukan dengan

mengembangkan produk di wilayah geografik atau dengan meningkatkan

jumlah produk di pasar yang telah ada. Perhitungan skor antara 1 sampai 1,99

pada sumbu horisontal menunjukkan posisi internal yang lemah, skor 2,00-2,99

menunjukkan rata-rata, sedangkan skor 3,00 sampai 4,00 menunjukkan posisi

internal yang kuat. Pada sumbu vertikal antara 1-1,99 menunjukkan posisi

eksternal yangrendah, skor 2,00-2,99 menunjukkan posisi eksternal yang

sedang, skor 3,00-4,00 menunjukkan pengaruh yang tinggi.

Page 33: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

33

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Persaingan yang terjadi pada industri VCO membuat setiap industri yang

bergerak memproduksi VCO harus selalu mengkaji ulang secara terus-

menerus strategi pemasarannya. Tingkat persaingan industri VCO yang tinggi

disebabkan teknologi yang digunakan untuk menciptakan dan mengolah

minyak kelapa untuk menjadi VCO sangat sederhana dan modal yang

diperlukan tidak besar. Hal ini menyebabkan perusahaan yang masuk semakin

banyak dan bervariasi dari tingkat rumah tangga, tingkat menengah, dan

industri besar.

Tingkat persaingan yang tinggi pada pasar VCO membawa perubahan

lingkungan dalam suatu industri secara langsung maupun tidak langsung.

Perubahan lingkungan ini mempengaruhi konsumen dalam pengambilan

keputusan dalam mengkonsumsi VCO. Sehingga, pangsa pasar pun akan

berubah dan pasar akan mengalami masa stasioner. Masa stasioner adalah

kondisi dimana perubahan pangsa pasar sudah mengalami kesetimbangan.

Perubahan ini akan menjadi suatu ancaman terutama untuk industri VCO yang

belum memiliki modal yang kuat, tetapi akan menjadi peluang untuk industri

VCO lainnya. Perusahaan perlu menganalisis lingkungan untuk mengetahui

kekuatan dan kelemahannya serta peluang dan ancaman yang dihadapinya.

Sehingga, perusahaan dapat mengambil keputusan strategi pemasaran yang

tepat.

VCO yang selama ini dijual di pasaran hanya dikenal sebagai produk

suplemen minum dalam kemasan yang berbentuk cair. Sebenarnya, khasiat

VCO banyak sekali, mulai dari produk kecantikan sampai pada kegunaan

dalam bidang farmasi baik untuk diminum atau penggunaan dioleskan pada

kulit. Multiple fungsi inilah yang seharusnya menjadi lokomotif penentuan

strategi pemasaran produk VCO yang dilakukan PT. Bogor Agro Lestari

untuk bertahan dan memperluas pangsa pasar.

Page 34: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

34

Gambar 9. Diagram alir metode penelitian

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

mengidentifikasi permasalahan PT. Bogor Agro Lestari sebagai produsen

VCO. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dan mengidentifikasi

lingkungan pemasaran PT. Bogor Agro Lestari dengan pendekatan konsep

Permasalahan : Trend Permintaan pasar mulai berubah Lingkup pasar semakin sempit Persaingan yang semakin ketat dalam usaha industri VCO

PT. Bogor Agro Lestari

Konsep Lingkup Pemasaran

Analisi lingkungan eksternal: Lingkungan Makro Lingkungan Mikro

Matriks IFE dan EFE

Matriks SWOT

Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran Terbaik

Analisis lingkungan internal Pemasaran SDM Produksi Keuangan

Page 35: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

35

lingkungan pemasaran. Langkah-langkah operasional dalam analisis strategi

pemasaran terdiri dari tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap penelitian.

Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu;

tahap pengumpulan data, tahap analisis, dan tahap pengambilan keputusan

(Rangkuti, 2006). Tahap pengumpulan data, dengan melakukan Evaluasi

Faktor Eksternal (EFE) dan Evaluasi Faktor Internal (IFE) perusahaan.

Matriks IE (Internal-Eksternal) digunakan untuk melihat kondisi dan posisi

perusahaan saat ini. Kemudian, dilakukan pemilihan alternatif strategi bagi

perusahaan menggunakan matriks SWOT. Metode Penelitian yang dilakukan

dalam skripsi ini dapat dilihat secara skematik pada Gambar 9.

B. PENDEKATAN MASALAH

Dalam penelitian ini, pendekatan masalah dimulai dari identifikasi

masalah, sehingga permasalahan yang terjadi untuk produk industri VCO

dapat dirumuskan. Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka akan

dicarikan metodologi yang tepat untuk memecahkan permasalahan yang ada

dengan tujuan, variabel-variabel dari penyelesaian yang ada. Pendekatan

masalah yang ada akan disesuaikan dengan masalah yang ada, sehingga hasil

penyelesaiannya dapat digunakan untuk permasalahan yang ada.

C. TATA LAKSANA

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan jenis penelitian studi kasus. Menurut Nazir (1988), pendekatan studi

kasus digunakan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar

belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter khas dari suatu kasus, dan hasil

yang diperoleh penggunaanya terbatas objek yang diteliti. Penelitian ini

dilakukan di PT. Bogor Agro Lestari.

1. Pengumpulan data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui metode pertanyaan

terbuka dengan menggunakan kuisioner dalam bentuk pertanyaan terbuka

Page 36: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

36

serta wawancara. Data sekunder diperoleh dari laporan manajemen PT.

Bogor Agro Lestari, Badan pusat Statistik, dan literatur yang mengarah

pada penelitian.

2. Metode penelitian

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dilakukan urutan

sebagai berikut :

a. Analisis situasi internal perusahaan dilakukan dengan observasi dan

wawancara terhadap lingkungan internal perusahaan berdasarkan data

penjualan, teknologi proses, standar VCO, dan distributor VCO

perusahaan. Selain itu, analisis internal perusahaan dilakukan dengan

penyebaran kuisoner dengan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan

data primer tentang faktor yang mempengaruhi lingkungan pemasaran.

b. Analisis eksternal dilakukan dengan observasi dan wawancara pada

pihak perusahaan berdasarkan lima kekuatan persaingan Porter yaitu

ancaman masuknya pendatang baru, kekuatan tawar-menawar pemasok,

ancaman produk pengganti dan persaingan antar perusahaan yang telah

ada.

c. Analisis bauran pemasaran merupakan salah satu cara analisis eksternal

melalui preferensi konsumen. Analisis ini dilakukan dengan cara

menyebarkan kuisioner dengan pertanyaan tertutup. Hal ini bertujuan

agar perusahaan dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen

sehingga mendapatkan konsep produk dengan jelas sesuai dengan

harapan konsumen. Analisa data pemasaran yang diperoleh melalui

kuisioner tertutup ini akan diuji realibilitas data dengan menggunakan

metoda moment product. Data yang diolah pada metoda ini adalah data

yang diperoleh dari hasil pengukuran ulang (test-retest). Perhitungan

metoda ini dilakukan dengan cara langsung.

d. Metode pemilihan sampel merupakan cara untuk menyeleksi responden

untuk dijadikan sampel. Menurut Kinnear dan Taylor (1991), terdapat

dua macam metode pengambilan sampel, yaitu probability sampling dan

non probability sampling. Dalam probability sampling, seleksi unsur

populasi untuk dijadikan sampel adalah sama atau paling tidak diketahui.

Page 37: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

37

Beberapa contoh probability sampling adalah simple random sampling,

stratified random sampling dan cluster random sampling. Pada metode

non probability sampling, seleksi unsur populasi untuk dijadikan sample

dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti. Setiap unsur dalam populasi

yang terpilih sama sekali tidak memiliki kesempatan yang diketahui.

Beberapa contoh non probability sampling adalah convenience

sampling, purposive sampling dan quota sampling. Pemilihan sample

dilakukan dengan prosedur penarikan sampel non probability dengan

metode purposive sampling. Responden dipilih secara acak tanpa ada

syarat atau batas tertentu yang ditetapkan. Jumlah responden ditentukan

berdasarkan perhitungan rumus Slovin (Umar, 2000).

Rumus Slovin:

21 NeNn

+=

Keterangan : n : jumlah sampel

N: jumlah populasi

e : nilai kritis yang digunakan yaitu 10%

e. Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal (IFE-EFE),

penilaian ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kemudian Matriks IFE-EFE

digabungkan ke dalam matriks IE. Hal ini dilakukan untuk melihat

keberadaan perusahaan pada industri tersebut sehingga dapat mengetahui

posisinya.

f. Analisis matriks SWOT digunakan untuk analisis kualitatif dalam

penyusunan strategi pemasaran. Matriks ini mengkombinasikan

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Matriks ini diambil untuk

analisis strategi pemasaran dari pencocokan matriks IE sehingga dapat

disusun sebuah strategi pemasaran berdasarkan kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman perusahaan.

g. Penentuan posisi perusahaan dan penentuan strategi yang harus

digunakan didasarkan pada perhitungan bobot dan ranking matriks IE.

Page 38: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

38

3. Metode Analisis

a) Perhitungan bobot dan ranking Matriks Internal-Eksternal

Perhitungan bobot dan ranking Matriks Internal-Eksternal digunakan

untuk menentukan posisi perusahaan. Perhitungan posisi perusahaan

diawali dengan menghitung bobot dan ranking masing-masing yang

setiap faktor diisi oleh pihak pakar internal perusahaan melalui

kuisioner. Tahapan perhitungan bobot dan nilai analisis SWOT adalah

sebagai berikut :

1. Identifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman

Dari hasil identifikasi faktor internal dan eksternal dipisahkan

menjadi kelompok-kelompok tersendiri.

2. Penentuan bobot dilakukan dengan identifikasi faktor strategis

eksternal dan internal tersebut kepada pihak manajemen atau pakar

dengan metode Paired Comparison (Kinnear, 1991). Metode

tersebut digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot

setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan

bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Bobot setiap

variabel diperoleh dengan menentukan setiap variabel terhadap

jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus

(Kinnear, 1991). Tabel penentuan tingkat bobot matriks internal

dan eksternal dapat dilihat pada Lampiran 3.

Metode Paired Comparison:

nXiai =

Keterangan : ai = bobot variabel k-i

Xi = nilai variabel ke-i

i = 1, 2, 3,...,n

n = jumlah variabel

3. Penentuan peringkat oleh manajemen atau pakar dari perusahaan

dilakukan terhadap variabel-variabel dari hasil analisis situasi

Page 39: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

39

perusahaan. Untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel

terhadap kondisi perusahaan digunakan sesuai peringkat dengan

menggunakan skala 1, 2, 3, dan 4 terhadap masing-masing faktor

strategis yang menandakan seberapa efektif strategis perusahaan

saat ini. Pemberian nilai rating pada matriks EFE untuk faktor

peluang bersifat positif yaitu dengan skala.

b) Pengukuran Reliabilitas Kuisioner

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan kebenarannya,

bila suatu alat pengukur digunakan dua kali untuk mengukur gejala

yang sama. Jika hasil yang diperoleh relatif konstan atau konsisten,

maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, realibilitas

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

derajat yang sama (Singarimbun dan Effendi, 1989)

Teknik yang digunakan untuk uji reliabilitas harga ini adalah

teknik pengukuran ulang (test-retest). Teknik ini dipilih karena tidak

membutuhkan keahlian yang profesional dan biaya yang besar.

Pelaksanaan teknik ini dilakukan dengan memberikan kuisioner

sebanyak dua kali dalam jangka waktu tertentu. Menurut Singarimbun

dan Effendi (1989) selang waktu yang baik berkisar antara 15-30 hari

atau 3-4 minggu.

Para responden dihubungi kembali dengan mendatangi tempat

kerja responden serta mendatangi rumah responden berdasarkan alamat

yang diberikan. Untuk memudahkan dalam mengukur skor total hasil

kuisioner dari setiap responden, maka dilakukan nilai pada variabel-

variabel yang ada. Pemberian ini menggunakan nilai nominal dan

ordinal. Nilai nominal diberikan pada pola pembelian, pemetaan merk

dan beberapa variabel komponen pemasaran.

Page 40: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

40

Rumus perhitungan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

( ) ( )

( )[ ] ( )[ ]2222 ∑∑∑∑∑ ∑∑

−−

−=

YYnXXn

YXXYnr

Bila hasil perhitungan menunjukkan nilai rhit (moment product)

lebih besar daripada rtabel berarti hasil perhitungan konsisten.

c) Uji validitas

Menurut Sugiyono (2003), instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak

diukur. Sedangkan hasil penelitian yang valid adalah bila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti.

Teknik yang digunakan adalah teknik Alpha Cronbach, dengan

rumus berikut :

( )

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−= ∑

2

2

11 11 t

b

kkr

σσ

Keterangan: r11 = keandalan instrumen

k = banyak butir pertanyaan

∑ 2bσ = jumlah ragam butir

2tσ = ragam total

d) Tabel Frekuensi dan Tabel Silang

Langkah pertama dalam menganalisa data adalah menyusun tabel

frekuensi. Tujuannya adalah menggambarkan karakteristik sampel

penelitian karena setiap sampel biasanya dipilih dari populasi yang

lebih luas dan tabel frekuensi ini dianggap dapat menerangkan

karakteristik dari populasi (Effendi dan Manning dalam Singaribun

dan Effendi, 1989).

Page 41: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

41

Analisis tabel silang adalah metode paling sederhana tetapi

mempunyai daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan

hubungan antar variabel. Pada analisis ini digunakan ditribusi

presentase pada sel-sel dalam tabel sebagai dasar untuk menyimpulkan

hubungan antara variabel-variabel (Effendi dan Manning dalam

Singarimbun dan Effendi, 1997), tabel silang adalah teknik untuk

membandingkan atau melihat hubungan antara dua variabel atau lebih.

Dalam tabel silang biasanya dihitung persentase responden untuk

setiap kelompok agar mudah dilihat hubungan antar variabel.

e) Uji Kebebasan (Chi-Kuadrat)

Menurut Siegel (1994), uji chi kuadrat merupakan suatu uji yang

digunakan untuk menetapkan signifikansi perbedaan-perbedaan

antara dua kelompok yang independen. Hipotesis dapat diuji dengan

formula sebagai berikut:

∑∑−

=r

k

k

j ij

ijij

EEO

x2

2 )(

Keterangan: X2 = nilai chi kuadrat

Oij = frekuensi pengamatan pada sel

kolom ke-i dan baris ke-j

Eij = frekuensi pada sel kolom e-i

n = baris ke-j

r = jumlah baris

k = jumlah kolom

Untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan bagi masing-

masing sel (Eij), jumlah total dan total kolom pada sel tertentu

dikalikan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel (n).

Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho = kedua peubah bersifat bebas

H1 = kedua peubah bersifat berhubungan

Page 42: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

42

Hipotesis nol ditolak jika nilai X2 yang diperoleh lebih dari satu

sama dengan nilai kritis chi-kudrat dari tabel dan sebaliknya

diterima bila nilai X2 kurang dari nilai kritis tabel. Derajat bebas

(db) yang digunakan dihitung dengan rumus db = (k-1) (r-1) dan

tingkat kepercayaan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah 90 %.

Page 43: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

43

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. LINGKUNGAN EKSTERNAL

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar kendali

perusahaan. Lingkungan eksternal sangat berpengaruh terhadap kondisi

perusahaan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu, kondisi

lingkungan ekstenal harus dipertimbangkan dalam penentuan strategi

perusahaan maupun pada pengembangan bauran pemasaran.

Lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu lingkungan

mikro (lingkungan tugas) dan lingkungan makro. Lingkungan mikro terdiri

dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan

perusahaan yang mempengaruhi kemampuan untuk melayani pasar,

sedangkan lingkungan makro terdiri dari kekuatan–kekuatan yang lebih

bersifat kemasyarakatan dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan

mikro perusahaan. Dalam menganalisis lingkungan pemasaran yang dihadapi

pada pasar sasaran, perusahaan perlu memperhatikan lingkungan industri

untuk mengetahui intensitas persaingan dalam industri sejenis (Umar, 1999).

1. Lingkungan eksternal makro

a. Kondisi perekonomian

Keadaan perekonomian suatu negara akan mempengaruhi kinerja

perusahaan dalam suatu industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara

dan arah perekonomian perusahaan. Lingkungan perekonomian yang

berubah harus mendapatkan reaksi yang cepat dalam pengambilan

keputusan untuk menentukan rencana pemasaran yang sesuai dengan

kondisi perkonomian. Lingkungan ekonomi juga sangat dipengaruhi oleh

interaksi ekonomi makro.

Kondisi perekonomian ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang

terus meningkat. Indikator yang sering dipakai untuk menggambarkan

tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan

perkapita atau Percapita Income. Semakin tinggi pendapatan yang

diterima penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah

Page 44: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

44

yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik. Oleh karena

pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir keluar (transfer

out) serta pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk (transfer

in) yang menjadi komponen perhitungan pendapatan regional belum dapat

dihitung maka yang dapat disajikan hanya Pendapatan Domestik Regional

Bruto (PDRB) perkapita. Angka ini diperoleh dengan cara membagi

PDRB dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.

Salah satu besaran yang menggambarkan tingkat kesejahteraan

masyarakat secara makro di suatu daerah adalah menggunakan indikator

PDRB perkapita yaitu rata-rata nilai tambah yang dihasilkan oleh setiap

penduduk. PDRB perkapita dapat dijadikan pendekatan untuk indikator

pendapatan perkapita. Indikator pendapatan perkapita sering dijadikan

sebagai base line yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kendati masih terdapat banyak kelemahan pada indikator ini, pendapatan

perkapita sampai saat ini masih banyak digunakan sebagai indikator makro

untuk menentukan maju mundurnya pembangunan di suatu kawasan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang dapat

menggambarkan kinerja perekonomian di suatu wilayah.

Sehingga, pertumbuhan ekonomi merupakan indikator makro yang sering

digunakan sebagai salah satu strategi kebijakan bidang ekonomi.

Perekonomian Nasional memasuki tahun 2005 mengalami gejolak dengan

adanya kenaikan harga BBM. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi

nasional tetap mampu tumbuh positif dengan laju sebesar 5,6%.

Peningkatan kinerja perekonomian nasional tersebut didukung oleh

kondisi sosial politik serta keamanan yang kondusif.

Dalam lima tahun terakhir (2001-2005) nilai PDRB kota Bogor

mengalami peningkatan dengan nilai di atas lima persen. Peningkatan

PDRB ditujukan pada Tabel 2 dimana pada tahun anggaran 2002 sebesar

5,47%, meningkat pada tahun anggaran berikutnya menjadi 5,72% tahun

2003, 5,74% tahun 2004, 5,76% tahun 2005. Peningkatan PDRB dari

sektor industri pengolahan dimana terlihat dari tahun anggaran 2002 yaitu

sebesar 5,73%, kemudian meningkat pada tahun anggaran berikutnya

Page 45: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

45

menjadi 6,17% tahun 2003, 6,20% tahun 2004, 6,21% tahun 2005.

Sumbangan besar dimainkan oleh sektor industri terhadap peningkatan

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal ini menandakan adanya

transformsi ke arah sektor industri. Salah satu industri yang mempunyai

kontribusi terbesar adalah berasal dari industri makanan.

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor menurut

lapangan usaha atas dasar harga konstan (tahun 2001-2005) dalam jutaan rupiah

Tahun Uraian 2001 2002 2003 2004 2005

Pertanian 10,755.40 11,094.84 11,642.98 12,193.69 12,716.02 Pertambangan dan Penggalian - - - - - Industri Pengolahan 779,846.18 827,318.66 881,718.49 940,062.95 1,002,371.58 Listrik, Gas, dan Air Bersih 85,758.27 91,743.05 98,132.83 105,087.61 112,491.06 Bangunan 227,279.58 234,466.55 244,414.67 255,205.67 266,037.24 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 908,410.21 949,697.09 988,571.26 1,029,072.26 1.071.266.44 Pengangkutan dan Komunikasi 264,303.07 281,187.90 301,110.33 322,110.33 324,684.12 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 322,515.18 358,604.84 398,668.99 441,570.29 489,525.24 Jasa-Jasa 221,565.32 232,720.65 243,925.99 255,671.20 268,139.21 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2,823,430.21 2,986,837.37 3,168,185.54 3,361,438.93 3,567,230.91

Sumber: Badan Pusat Statistik Bogor, 2006

Menurut Sagir (1995), adanya laju inflasi yang cepat disebabkan oleh

meningkatnya permintaan akan barang dan jasa yang lebih cepat bila

dibandingkan dengan pengadaan barang dan jasa tersebut. Sehingga harga

barang dan jasa pun meningkat dengan tajam (terjadi overheated

economy). Indeks Harga Konsumen adalah indeks yang menggambarkan

perubahan harga pada suatu komoditi dan kelompok pengeluaran atau

harga secara umum. Perubahan indeks dari periode yang berbeda disebut

inflasi jika meningkat dan deflasi jika terjadi penurunan. Laju inflasi

Page 46: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

46

merupakan salah satu indikator makro yang dapat menggambarkan

perekonomian secara menyeluruh terutama di bidang moneter. Laju inflasi

dipantau setiap bulan untuk evaluasi kinerja dan perencanaan

pembangunan. Dapat dilihat pada Tabel 3, inflasi Kota Bogor pada tahun

2006 mencapai 6,62%.

Secara umum perkembangan harga barang dan jasa pada tahun 2005

mengalami kenaikan yang sangat tajam. Tingkat inflasi di beberapa kota

Jawa Barat mencapai dua digit dikarenakan kenaikan harga BBM pada

bulan Maret dan Oktober. Selain itu, kebijakan moneter dengan BI rate

mencapai 12,75% mempengaruhi tingkat inflasi di Jawa Barat sampai

pada akhir 2005. Kota Bogor mengalami laju inflasi sebesar 0,536%

sepanjang tahun 2006.

Tabel 3. Tabel IHK dan Inflasi tahun 2006

Kota bogor Bulan IHK Inflasi

Januari 141.91 1.1 Februari 143.25 0.94 Maret 142.76 -0.34 April 142.45 -0.22 Mei 143.95 1.05 Juni 144.06 0.08 Juli 144.41 0.24 Agustus 145.35 0.65 September 145.94 0.41 Oktober 147.66 1.18 November 147.96 0.2 Desember 149.65 1.14 Desember'05 140.36 Laju inflasi Jan-Des 2006 6.62 Perbandingan IHK Jan-Des 2006

Sumber: Badan Pusat Statistik Bogor, 2007

b. Faktor Teknologi

Adaptasi teknologi yang menarik akan berdampak pada perencanaan

perusahaan melalui perkembangan produk, pengembangan proses

produksi, dan peningkatan pemasaran. Dua dimensi terbesar dalam suatu

Page 47: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

47

industri adalah proses dan teknologi. Kedua dimnsi tersebut

mempengaruhi energi, material, transportasi, dan areal yang digunakan.

Penggunaan teknologi PT. Bogor Agro Lestari adalah teknologi

bioproses enzimatik (Enzymatic Bioprocessing Technology). Dilihat dari

segi penggunaan mesin dan peralatan, teknologi pengolahan VCO masih

tergolong pada taraf sedang (madya). Teknologi yang dipakai pada

PT. Bogor Agro Lestari dapat dibandingkan dengan teknologi yang

digunakan untuk industri yang sejenis (VCO) yang masih menggunakan

teknologi sederhana untuk proses pengolahannya.

Teknologi yang tergolong taraf sedang ini disebabkan sulitnya

mendapatkan pinjaman dan menarik investasi. Situasi ini tercipta karena

produk yang dihasilkan merupakan barang bukan bahan makanan pokok.

Selain itu, teknologi yang digunakan dapat memanfaatkan limbah hasil

pembuatan VCO. Minyak goreng VCO merupakan hasil damping dari

pengolahan limbah VCO, mempunyai keunggulan dibandingkan dengan

minyak goreng lainnya, yaitu manfaat yang sama dengan fungsi VCOitu

sendiri. Minyak goreng yang berasal dari VCO ini mendapat banyak

pesanan dari berbagai rumah makan untuk para pecinta makanan

vegetarian, dimana minyak goreng yang dihasilkan dari hasil samping

memiliki kadar laurat tinggi.

Persaingan sesama industri VCO, PT. Bogor Agro Lestari tidak kalah

baik dari segi kapasitas produksi dan mutu produk. Dengan teknologi

bioproses enzimatik ini, PT. Bogor Agro Lestari mampu memenuhi

permintaan konsumen berdasarkan preferensi dan kebutuhan. Preferensi

konsumen dapat dilihat dari mutu atau kualitas VCO yang

dihasilkan, sedangkan kebutuhan berdasarkan tingkat permintaan

konsumen terhadap VCO.

c. Faktor Sosial

Indonesia merupakan negara berkembang yang mempunyai populasi

penduduk yang cukup besar, yaitu 230 juta jiwa. Dalam

perkembangannya, penduduk Indonesia yang sadar kesehatan akan

Page 48: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

48

semakin meningkat pula sehingga akan menaikkan jumlah permintaan

akan VCO sebagai minuman kesehatan.

Kotamadya Bogor merupakan pasar potensial bagi industri minuman

kesehatan Vigin Coconut Oil PT. Bogor Agro Lestari dalam memasarkan

produknya. Dengan kondisi jumlah penduduk Kotamadya Bogor tahun

2006 sebesar 760.329 jiwa (Badan Pusat Statistik Bogor, 2007) akan

meningkatkan pemintaan minuman kesehatan VCO. Dengan adanya

pertahanan terhadap kualitas produk dari segi produk dan promosi produk

VCO diharapkan mampu menjawab permintaan pasar. Selain itu, hasil

samping yang diciptakan mampu menjadi produk subsitusi minyak

goreng. Minyak goreng kelapa (FERCO) mempunyai kadar lemak jenuh

yang tinggi (asam laurat) dan aman dikonsumsi oleh penderita

kolestrol.

d. Faktor politik

Pemerintah selalu berkaitan dengan keberadaan regulasi-regulasi

dan dukungan-dukungan lain yang non-regulatif. Secara umum,

variabel pemerintah berkenaan dengan keberadaan regulasi-regulasi

terkait, stabilitas politik, ekonomis, dan politis. Pemerintah memberikan

deregulasi terkait seperti Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun

1945 yang merupakan landasan ideologi dan konstitusional

pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha kecil

dan menengah.

Industri VCO di PT. Bogor Agro Lestari tergolong pada industri

kecil dan menengah. Pemerintah selaku penyelenggara negara

berusaha melindungi keberadaan sektor industri kecil dan menengah

sebagai salah satu pertahanan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,

pemerintah mengeluarkan regulasi yang mendukung adanya Usaha Kecil

dan Menengah (UKM), yaitu Undang-undang Nomor 25/1992 tentang

Perkoperasian, Undang-undang Nomor 9/1995 tentang Usaha Kecil,

Undang-undang Nomor 25/2004 tentang Sistem Perencanaan

Page 49: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

49

Pembangunan Nasional, serta berbagai undang-undang, peraturan

pemerintah, Inpres dan Keppres dan Perpres lainnya yang terkait.

e. Faktor Alam

Luas areal kebun kelapa di Indonesia adalah yang terbesar di dunia,

yaitu seluas 3,74 juta hektar atau sebesar 31,4% dari luas areal kebun

kelapa di dunia. Total areal kelapa di Indonesia dapat dilihat pada Tabel

4, tersebar di seluruh wilayah di Indonesia yang perkembangan pada

setiap wilayah mengalami penurunan dimana pada tahun 2002 menurun

1%, tahun berikutnya menurun 0,67%. Namun, penurunan luas wilayah

tidak terlalu mempengaruhi penyediaan bahan baku kelapa Nasional.

Tabel 4. Luas areal dan produksi kelapa di Indonesia (hektar)

Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Propinsi Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi

D.I. Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarata Jawa Barat Banten Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa TenggaraBarat Nusa TengaraTimur Kalimantan Barat KalimantanTengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Irian Jaya

110.467 150.301

86.263 594.401 128.079 42.245 16.271 19.947

131.308 0

184.550 100.027 290.140 44.199

284.297 72.193 67.097 164.448 91.643 66.761 44.075

164.448 254.033 58.906

183.333 161.152 47.585 92.445

161.871 37.451

75.684 119.644 70.510

512.075 122.327

3.034 6.325

12.193 109.251

0 78.588 58.134

222.512 46.630

251.201 75.128

48.5 64.742

47.884 63.056 26.037 64.742

262.230 61.204

185.474 145.053 33.886 89.829

166.869 12.539

111.138 145.305 91.920

569.970 128.079 44.479 15.399 27.788

132.406 0

171.622 100.027 286.539 44.045

286.130 71.850 68.352

163.993 92.566 68.611 42.377

163.993 271.227 58.008

178.331 165.132 48.000 92.445

162.021 42.688

75.606 119.808 77.603

444.797 122.327 28.035 6.531 3.649

114.426 0

93.175 64.166

216.470 47.272

258.162 74.021 49.417 55.503 44.036 47.958 28.438 55.503

279.011 55.869

185.323 154.813 30.326 69.829

166.869 14.295

111.188 145.355 91.970

570.020 128.029 44.529 15.449 27.838

132.456 0

171.672 100.077 286.589 44.095

286.180 71.900 68.402

164.043 92.616 68.661 42.427

164.043 271.277 58.058

178.381 161.340 48.050 92.495

162.071 42.733

79.386 125.578 81.483

467.038 128.443 29.437 6.858 3.831

120.145 0

97.799 67.374

227.265 49.636

270.976 77.698 51.888 58.268 46.238 50.356 29.860 58.268

292.580 58.662

194.504 145.171 31.842 73.320

175.212 15.010

INDONESIA 3.739.451 3.012.511 3.734.057 2.968.384 3.731.565 3.098.539 Sumber: Deptan, Ditjen BP Perkebunan, 2004 Besaran angka-angka di atas menunjukkan bahwa potensi

ketersediaan bahan baku untuk membangun industri masih sangat besar..

Lahan ketersediaan bahan baku masih sangat luas dan belum

Page 50: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

50

termanfaatkan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan luas areal dan

produksi kelapa per propinsi tahun 2000-2003 terlihat pada Tabel 8.

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kelapa bagi masyarakat

Indonesia merupakan bagian dari kehidupan karena semua bagian

tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi,

sosia,l dan budaya. Di samping itu, arti penting kelapa bagi

masyarakat juga tercermin dari luas areal perkebunan rakyat yang

mencapai 98% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta

rumah tangga petani. Pengusahaan kelapa juga membuka

tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan

hasil samping yang sangat beragam.

2. Lingkungan eksternal mikro a. Lingkungan Persaingan

Pendatang baru dapat membawa kapasitas baru serta keinginan untuk

merebut pasar. Hal ini akan membawa dampak pada tertekannya

perusahaan. Faktor modal yang dibutuhkan untuk usaha ini tidak terlalu

besar yaitu fermentor, cold storage, incubator, dan blender Masuknya

pesaing atau pendatang baru dalam industri VCO sangat mudah, sehingga

akan meningkatkan persaingan dan ancaman dalam perusahaan, karena

dampaknya dapat merebut pangsa pasar. Selain itu, dalam memperoleh

pemasok industri VCO tergolong mudah terutama di wilayah Jawa Barat.

Dari data Nasional yang diperoleh, ada sekitar 40 buah industri VCO

yang terdaftar, dapat dilihat pada Lampiran 8. Dari angka perkembangan

Nasional industri tersebut, persaingan tingkat Nasional belum mencapai

kesulitan yang berarti, namun karena penggunaan teknologi yang

sederhana dan tingkat diferensiasi produk cukup kecil, sehingga

kemunculan-kemunculan produk serupa tidak dapat dihindari lagi.

Fenomena ini memunculkan penawaran lebih tinggi dari pada permintaan

Nasional terhadap produk VCO. Penawaran yang melebihi titik

keseimbangan pemintaan, membawa harga produk menurun dan kelebihan

Page 51: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

51

stock di pasar (efek kejenuhan pasar). Tingkat kejenuhan pasar

diindikasikan pada daya tawar produsen yang lemah.

Masalah daya saing dalam pasar merupakan isu kunci dan tantangan

yang tidak ringan sehingga kemampuan dan keunggulan daya saing yang

tinggi harus melekat pada produk VCO PT. Bogor Agro Lestari. Produk

VCO perlu melakukan pembedaan yang mempunyai nilai tambah. Nilai

tambah yang menjadi unggulan tidak hanya penciptaan produk yang

bernilai tinggi, tetapi juga responsif terhadap perubahan pasar. Sehingga

keunggulan yang diciptakan perusahaan dapat meningkatkan daya saing

dan keunggulan kompetitif.

Untuk memenangkan persaingan selain keunggulan produk yang

diciptakan, sarana informasi seperti majalah, surat kabar, internet dapat

digunakan perusahaan untuk mendapatkan informasi mengenai

perkembangan produk. Riset pemasaran juga diharapkan dapat

memperluas jaringan pemasaran karena dapat mengetahui sejauh mana

perkembangan pasar dan daya beli masyarakat terhadap produk VCO.

Selain itu, dari riset pemasaran dapat diperoleh informasi segala

tanggapan dan komentar dari konsumen langsung mengenai produk VCO.

b. Kondisi Pemasok

Sebagai perusahaan yang bergerak pada bidang minuman kesehatan

VCO, PT. Bogor Agro Lestari membutuhkan penyediaan bahan mentah

berupa kelapa yang berkelanjutan. Sedangkan penyediaan raw material

yang berasal dari alam sangat tergantung pada keadaan iklim. Oleh karena

itu, diperlukan penjadwalan yang tepat agar pemenuhan bahan baku untuk

produksi dapat terus terpenuhi. Sampai saat ini, PT. Bogor Agro Lestari

sangat responsif untuk mempreventifkan terjadinya gagal panen kelapa

akibat iklim.

Indonesia sebagai negara pertanian dengan luas lahan pertanian seluas

107 juta hektar dengan 97 ribu hektar lahan kelapa (Badan Pusat Statistik,

2007) dapat menjamin bahan baku kelapa Indonesia. VCO PT. Bogor

Page 52: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

52

Agro Lestari sampai saat ini menyediakan bahan baku buah kelapa yang

berasal dari Ciamis dan sekitarnya.

c . Potensi Produk Pengganti

Produk subsitusi merupakan produk pengganti yang dapat

menggantikan produk utama baik dalam keadaan tidak tersedia maupun

tersedia. PT. Bogor Agro Lestari dengan basis produk VCO merupakan

sebuah perusahaan herbal yang menyediakan produk yang berasal dari

alam. Untuk produk-produk kesehatan herbal berbahan baku alam sejenis

seperti VCO banyak ditemukan.

B. LINGKUNGAN INTERNAL

1. Sejarah Umum Perusahaan

Pada tanggal 17 Maret 2005, Bapak Joko mendirikan PT. Bogor Agro

Lestari, yang berkedudukan di jalan Sehat no.1 Kedung Badak, Kotamadya

Bogor sebagai kantor pemasaran, sedangkan pabriknya terletak di wilayah

Cibalagung Bogor. PT Bogor Agro Lestari berdiri dengan diawali dari

pembentukan Consortium Bogor agriBio yang dikepalai oleh Bapak Joko

(Peneliti LIPI). Pengembangan ini bertujuan sebagai fasilitator kerjasama

antara swasta dan pemerintahan. Pada saat yang bersamaan, produk

agribisnis VCO mulai berkembang karena memiliki manfaat dalam berbagai

industri, kemudian Bapak Joko inilah bersama dengan rekannya mendirikan

PT. Bogor Agro Lestari.

PT. Bogor Agro Lestari mempunyai visi yaitu terus berkembang untuk

menghasilkan produk dan jasa berkualitas dan misi yaitu meningkatkan nilai

tambah pada hasil pengolahan Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan untuk

kesejahteraan bersama. Berdasarkan visi dan misi yang dibangun PT. Bogor

Agro Lestari, kegiatan yang dilakukan meliputi bidang analisis, agroindustri,

dan Agri bisnis.

Awal tahun 2005, PT. Bogor Agro Lestari memproduksi produk VCO

dengan merk dagang VISIO. Selain itu, PT. Bogor Agro Lestari pada awal

Page 53: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

53

tahun 2006 memproduksi produk minyak goreng sehat dengan merk dagang

FerCo. Kemudian, PT. Bogor Agro Lestari terus mengembangkan produk

agroindustri seperti Kecap Organik, Minyak jarak/ Biodiesel, Isotonik

Drink. Aktivitas yang dilakukan oleh PT. Bogor Agro Lestari adalah sebagai

1) Food Analysis; LIPI, BBPP, Indofood, Meiji, PT. Toyota Bio, Olaga

Food, PT. ABC, Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas

Andalas, 2) Manufacture; PT. Sentra Husada Indonesia, Rajawali Nusindo

Group, PT. Famili sejahtera, PT. Tanjung Agroindusri Indonesia, PT. Amani

Mastra, 3) Consultant; Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara,

Kadin Kabupaten Minahasa Selatan, Pemerintah Daerah Kabupaten

Bulukumba 4) Supplier.

Saat ini perusahaan masih memanfaatkan teknologi sederhana untuk

mengolah produk agro industri. Produk yang dihasilkan didistribusikan ke

berbagai apotik di kawasan JaBoDeTaBek.

2. Struktur Organisasi dan Ketanagakerjaan

PT. Bogor Agro Lestari adalah suatu perusahaan yang berbadan

hukum Perseroan Terbatas. PT. Bogor Agro Lestari dipimpin direktur

sebagai penentu kebijaksanaan perusahaan, merumuskan rencana, cara kerja

pelaksanaan, dan menentukan personalia. Direktur membawahi manager

produksi, manager keuangan dan administrasi, manager marketing, dan

manager Resource and Development. Struktur tenaga kerja di PT. Bogor

Agro Lestari dapat dilihat pada Gambar 10. Kerja direktur akan diawasi

dewan komisaris sebagai penanam investasi di PT. Bogor Agro Lestari.

Struktur tenaga kerja PT. Bogor Agro Lestari dapat dilihat pada Gambar 10

dibawah ini.

Page 54: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

54

Gambar 10. Bagan struktur organisasi PT. Bogor Agro Lestari

Manager produksi membawahi quality control proses produksi, hal ini

berkaitan dengan mutu produk VCO yang akan dihasilkan. Manager

keuangan dan administrasi yang membawahi staff keuangan dan

administrasi bertugas mengatur pengadaan uang. Seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan bagian pemasaran, pelanggan, dan pemeriksaan

terhadap barang-barang yang akan dipersiapkan merupakan tanggung jawab

Manager Marketing. Manager Resource and Development bertugas mencari

dan memberi ide-ide baru dalam pengembangan produk yang akan

diluncurkan di pasar.

Tenaga kerja yang digunakan dalam industri pengolahan minyak kelapa,

pada umumnya tidak memerlukan keahlian khusus. Dengan tingkat

kapasitas produksi 600 kg minyak kelapa per sekali produksi atau sekitar

dua ton daging kelapa segar, diperlukan sekitar 5-10 orang tenaga kerja.

Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha ini dapat dibagi dalam tiga

kategori yaitu: (1) tenaga kerja tetap, yang bertanggungjawab pada proses

produksi, (2) tenaga kerja tidak tetap, yang bertanggungjawab pada proses

non produksi (seperti distribusi dan transportasi input-output), dan

(3) tenaga kerja manajemen, yang bertanggungjawab pada pengelolaan

usaha secara keseluruhan.

Page 55: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

55

3. Proses Produksi

Secara umum, proses produksi VCO di PT. Bogor Agro Lestari sedikit

berbeda dengan pengolahan minyak kelapa yang dikerjakan secara

tradisional ataupun dengan teknik yang lebih modern baik oleh industri

kecil maupun industri skala menengah atau besar. Inti dari proses produksi

VCO di PT. Bogor Agro Lestari adalah memisahkan VCO yang

merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa. VCO dapat

dipisahkan (diekstrak) langsung dari daging kelapa segar atau disebut

sebagai cara basah, sedangkan cara konvensional yang disebut cara kering

yaitu ekstraksi minyak kelapa dari daging kelapa yang terlebih dulu

dikeringkan (kopra). Kandungan minyak pada daging buah kelapa matang

diperkirakan mencapai 30%-35%.

Penggunaan daging kelapa segar sebagai bahan baku akan

menghasilkan perbedaan pada proses produksi dari perusahaan dengan

skala mikro (rumah tangga) dan perusahaan kecil yang menggunakan

peralatan yang lebih modern. Pada usaha skala mikro proses

ekstraksi dilakukan pada santan, sedangkan perusahaan dengan pabrik

skala kecil proses ekstraksi minyak dilakukan pada hasil penggilingan

kelapa.

Gambar 11. Proses produksi VCO cara enzimatik

Daging Kelapa Segar

Santan Kelapa Segar

Krim Santan Kelapa

VCO, Air, Residu Santan

VCO Kasar

VCO Murni

Ekstraksi Santan

Pemisahan Santan

Inokulasi Starter Inkubasi Enzimatik

Ekstraksi / Separasi

Filtrasi / Purifikasi

Daging Kelapa Segar

Santan Kelapa Segar

Krim Santan Kelapa

VCO, Air, Residu Santan

VCO Kasar

VCO Murni

Ekstraksi Santan

Pemisahan Santan

Inokulasi Starter Inkubasi Enzimatik

Ekstraksi / Separasi

Filtrasi / Purifikasi

Page 56: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

56

( Proses ekstraksi minyak kelapa dengan skala pabrik kecil, diawali

dengan pencucian kelapa segar sampai bersih. Kemudian, diparut dengan

penggilingan atau mesin parut. Hasil parutan (kelapa parut) dipres sehingga

mengeluarkan santan. Ampas kelapa ditambah dengan air dengan

perbandingan satu banding setengah, kemudian dipress. Proses ini diulangi

sampai lima kali. Santan yang diperoleh dari tiap kali pengepresan dicampur

menjadi satu. Santan dimasukkan ke dalam wadah pemisah krim dan skim

selama 30-60 menit. Setelah terjadi pemisahan, kran saluran pengeluaran

dari wadah pemisah dibuka sehingga skim mengalir keluar dan menyisakan

krim. Kemudian krim ini dikeluarkan dan ditampung pada wadah terpisah

dari skim. Krim dicampur dengan starter enzimatik (2,5%). Selanjutnya,

krim ini dibiarkan selama 10-12 jam sehingga terjadi proses inkubasi oleh

enzim yang terdapat pada larutan starter. Krim yang telah diinkubasi akan

terpisah menjadi tiga fasa, yaitu fasa minyak, protein dan air. Selanjutnya

dipisahkan, disaring dengan alat filtrasi minyak dan dimurnikan

menggunakan alat ekstraktor/separator guna menurunkan kadar air dan

bahan-bahan ikutan lainnya. Fasa protein dapat dipanaskan sampai airnya

menguap dan proteinnya menggumpal. Gumpalan protein ini disebut

blondo. Pemanasan ini biasanya berlangsung selama 15 menit. Blondo yang

mengapung di atas minyak dipisahkan kemudian dipres sehingga

mengeluarkan minyak. Proses pembuatan VCO pada PT. Bogor Agro

Lestari dapat dilihat pada Gambar 11.

Cara basah ini dapat dilakukan dengan alat sentrifugasi. Pada cara

sentrifugasi, santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500

rpm. Sehingga terjadi pemisahan fraksi krim dari fraksi skim. Selanjutnya

krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk

memisahkan minyak dari bagian bukan minyak. Pemisahan minyak dapat

juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan diberi

perlakuan sentrifugasi untuk memisahkan krim dari skim. Setelah itu, krim

dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak

dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang

diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih dan jernih.

Page 57: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

57

4. Kondisi keuangan dan administrasi

Faktor yang merupakan keunggulan industri kecil dan menengah adalah

aspek fisik, manajemen, keunggulan dalam menghasilkan produk dalam

jumlah tertentu, desain, variasi, fleksibilitas operasi, ongkos operasi yang

lebih rendah, pelayanan penjualan yang lebih baik, dan adanya kemampuan

industri menengah untuk bertindak cepat dalam memanfaatkan kesempatan

berkembang. Selain adanya beberapa berbagai kekuatan yang

menguntungkan pada industri kecil menengah, juga terdapat kelemahan

dalam industri tersebut.

Dari hasil pengamatan, kesulitan yang dihadapi oleh pengusaha kecil

menengah adalah keterbatasan modal, manajemen dan administrasi yang

kurang sempurna, pengetahuan pemasaran masih bersifat tradisional, kurang

pandai memanfaatkan kondisi ekstern perusahaan, kurang mampu mencari

dan menembus daerah pemasaran yang baru, kualitas produk rendah, lemah

dalam pengelolaan pinjaman dan piutang, lemah dalam ketrampilan, dan

pengetahuan teknis khususnya tentang desain produk dan tidak mampu.

5. Bauran Pemasaran

Persaingan industri VCO yang semakin meningkat mendorong

perusahaan VCO agar merumuskan strategi bauran pemasaran yang tepat.

Perumusan tersebut harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan internal

dan eksternal perusahaan. Untuk mendukung pencarian data keadaan

lingkungan usaha perusahaan, kuisioner merupakan salah satu alat yang

dapat digunakan.

Kuisioner yang disebarkan bertujuan agar strategi yang diterapkan

tepat guna dengan kondisi permasalahan yang ada terutama masalah

bauran pemasaran 4 P untuk mencapai tujuan perusahaan, yang terdiri dari

produk (product), tempat (place), harga (price), promosi (promote).

Menurut Kotler (2000), produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke

suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan. Oleh karena itu,

Page 58: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

58

dalam penelitian ini dilakukan penyebaran kuisioner yang dilakukan

bertujuan pengembangan produk VCO yang telah ada dalam pasar.

Sasaran responden tidak membedakan usia, pekerjaan, pendidikan, dan

penghasilan, karena dapat diasumsikan sasaran VCO mencakup seluruh

lapisan masyarakat. Jumlah sampel sebanyak 100 responden didapat dari

perhitungan Slovin dengan tingkat kesalahan 10%. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan kemudahan

(convenience sampling). Teknik ini dilakukan dengan memilih sampel

yang paling mudah ditemui dan telah mengkonsumsi VCO sebelumnya.

Untuk mencegah terjadinya data yang tidak valid, maka kuisioner yang

disebarkan sebanyak 120 kuisioner. Kuisioner disebarkan ke berbagai

wilayah Bogor yang dianggap mewakili, seperti institusi pendidikan,

perkantoran, pusat perbelanjaan, balai penelitian, dan apotik. Data

mengenai informasi responden dari hasil kuisioner dapat dilihat pada

Lampiran 6.

5.1. Karakteristik Responden

Produk VCO merupakan produk konsumsi umum, yang dasar

segmentasi pasarnya tidak ada pembedaan konsumen secara

demografi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini mencoba menyajikan

tingkat loyalitas konsumen berdasarkan usia terhadap produk VCO

yang bertujuan untuk melihat segmentasi usia yang cocok untuk

pengembangan produk VCO berikutnya. Pada Gambar 12, dapat

dilihat bahwa pemakaian konsumen terus-menerus (bersifat loyal)

dapat dilihat pada series ya, sedangkan pemakaian yang tidak terus-

menerus (bersifat tidak loyal) dapat dilihat pada series tidak.

Pada Gambar 12, dapat dilihat loyalitas konsumen terhadap

produk VCO yang diujikan pada berbagai usia. Dari berbagai tingkatan

usia yang diuji, ada 63 responden atau 63% yang memiliki kesetiaan

terhadap produk, sedangkan responden yang tidak memiliki kesetiaan

produk hanya 37 orang atau 37% dari 100 orang responden yang

diujikan. Hal ini menunjukkan adanya peluang untuk pengembangan

Page 59: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

59

produk VCO masa mendatang, yaitu dengan ditunjukkan angka

loyalitas responden sebesar 63%.

Konsumen produk VCO terbanyak adalah usia 15-25 tahun yaitu

sebesar 40% dari total responden yang diuji. Konsumen untuk usia 15-

25 tahun dalam mengkonsumsi VCO mempunyai kecenderungan

untuk alasan mencoba, belum sampai pada alasan faktor kesehatan.

Sehingga atribut-atribut bauran pemasaran produk (harga, distribusi,

promosi, tempat) VCO masih cukup mempengaruhi keputusan

konsumen untuk tetap mengkonsumsi atau tidak. Dapat disimpulkan,

kecenderungan responden pada segmen usia 15-25 tahun untuk

bersikap loyal terhadap produk VCO masih kurang. Kecenderungan

rendahnya tingkat loyalitas terlihat pada usia 15-25 tahun yang hanya

memiliki loyalitas sebesar 17%. Presentase ini adalah tingkat yang

paling kecil dibandingkan segmen usia lainnya, yaitu untuk usia 26-35

tahun sebesar 20% dan untuk usia > 35 tahun sebesar 26% dari 100

responden yang diujikan.

0

5

10

15

20

25

30

Informasi Responden Berdasarkan Usia (%)

Ya 17 20 26

Tidak 23 9 5

15-25 tahun 26-35 tahun > 35 tahun

Gambar 12. Grafik usia responden berdasarkan loyalitas produk VCO

Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui kuisioner, responden

dengan tingkat usia 26-35 tahun, memiliki tingkat keloyalan sebesar

20%. Hal ini disebabkan pada usia ini mulai memiliki kesadaran akan

kesehatan, tapi masih belum tinggi. Sedangkan, pada usia >35 tahun

Page 60: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

60

konsumen VCO lebih loyal, yaitu sebesar 26% responden yang loyal

terhadap produk VCO. Terlihat dari Gambar 12, semakin tua tingkat usia

responden semakin meningkat tingkat kepercayaan terhadap produk

VCO, hal ini disebabkan tingkat kesadaran akan kesehatan semakin

meningkat. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Chi-Squere

Test pada Lampiran 7 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan usia berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi konsumen

terhadap produk VCO.

Pada Gambar 13, terlihat informasi responden berdasarkan

pekerjaan. Responden dengan pekerjaan sebagai pegawai negri dan

pegawai swasta memiliki tingkat loyalitas terbesar yaitu 22% dan 18%

dari total responden yang diuji. Hal ini dikarenakan pegawai negri dan

pegawai swasta memilki daya beli dan memiliki aktivitas yang

memerlukan suplemen tambahan untuk kesehatan. Data ini cukup

membuktikan bahwa pasar potensial terletak pada usia > 35 tahun

dengan pekerjaan pegawai.

0

5

10

15

20

25

Jumlah responden

Informasi Responden Berdasarkan Pekerjaan (%)

Ya 2 22 18 7 11 3

Tidak 2 5 8 3 18 1

PengusahaPegawai

negriPegawai swasta

Ibu Rumah Tangga

Mahasiswa Lainnya

Gambar 13. Grafik pekerjaan responden berdasarkan loyalitas produk VCO

Responden dengan pekerjaaan mahasiswa memiliki tingkat

ketidakloyalan paling besar yaitu sebesar 18% dari 100 responden yang

Page 61: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

61

diuji, hal ini disebabkan pengetahuan yang dimiliki mahasiswa tentang

khasiat VCO untuk kesehatan cukup banyak namun mempunyai kendala

daya beli yang kurang sehingga mahasiswa menempati urutan tertinggi

untuk konsumen VCO yang tidak loyal atau hanya sekedar mencoba.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Chi-Squere Test pada

Lampiran 7 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi konsumen

terhadap produk VCO.

Dari Gambar 14, dapat diperoleh informasi responden dengan tingkat

pendidikan terakhir Perguruan Tinggi memiliki kapasitas terbanyak

untuk mengkonsumsi VCO yaitu sebesar 56% dari total responden yang

diuji. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dengan tingkat pendidikan

inilah memiliki pengetahuan yang lebih banyak tentang khasiat (sadar

akan kesehatan) dan berdaya beli lebih tinggi dibandingkan dengan

konsumen dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Dapat dilihat

dari Gambar 14, responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi

memiliki tingkat loyalitas yang paling tinggi yaitu sebesar 32% dari total

responden. Dan tingkat loyalitas terendah pada responden dengan

pendidikan SMP yaitu sebesar empat persen.

Responden dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi memiliki

tingkat ketidakloyan paling besar yaitu sebesar 24%. Pada Gambar 14,

terlihat bahwa responden yang memiliki tingkat ketidakloyalan dan

keloyalan paling besar terletak pada tingkat pendidikan yang sama yaitu

perguruan tinggi. Namun, responden dengan tingkat pendidikan terakhir

perguruan tinggi yang memiliki keloyalan terhadap produk VCO lebih

tinggi delapan persen dibandingkan dengan responden produk VCO

yang tidak loyal. Responden yang tidak loyal dari hasil observasi dan

wawancara adalah mahasiswa dengan tingkat pendidikan S1 dan

undergraduate, sedangkan responden yang loyal merupakan mahasiswa

dengan tingkat pendidikan lebih dari S1. Hal ini disebabkan tingkat

kesejahteraan untuk mahasiswa dengan tingkat S2 dan S3 sudah lebih

tinggi dan lebih sadar kesehatan dibanding dengan mahasiswa S1. Dari

Page 62: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

62

hasil perhitungan dengan menggunakan Chi-Squere Test pada Lampiran

7 diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan tidak

berpengaruh nyata terhadap pola konsumsi konsumen terhadap produk

VCO.

0

10

20

30

40

Jumlah Responden

Informasi Responden Berdasarkan Pendidikan (%)

Ya 5 4 17 5 32

Tidak 0 1 10 2 24

SD SMP SMA AkademikPerguruan

Tinggi

Gambar 14. Grafik pendidikan responden berdasarkan loyalita produk VCO

Dari Gambar 15, dapat dilihat responden yang paling banyak

mengkonsumsi VCO adalah masyarakat dengan tingkat

pendapatan < 500 ribu, yaitu sebesar 42%. Hal ini disebabkan dengan

pola konsumsi yang digunakan untuk responden dengan tingkat

penghasilan < 500 ribu menggunakan pola konsumsi membeli dari hasil

industri rumah tangga. Penggunaan teknologi untuk menghasilkan VCO

masih mudah dan murah sehingga akses langsung ke masyarakat untuk

memenuhi kebutuhannya akan VCO lebih mudah. Produk dari hasil

industri rumah tangga ini mempunyai karakter tanpa merek, tanpa

kemasan, dan produk yang dihasilkan tanpa standar yang jelas. Hal ini

tidak dapat ditunjukkan dengan signifikansi data, melainkan proses

wawancara. Selain itu, responden dalam menjawab pertanyaan

mempunyai kecenderungan tidak mau menjawab keadaan sebenarnya

mengenai penghasilan setiap bulannya. Sehingga data yang disajikan

terjadi bias, dimana akan terlihat responden dengan penghasilan pada

Page 63: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

63

tingkat < 500 ribu mengkonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan

responden tingkat penghasilan di atasnya.

Pada Gambar 15, dapat diperoleh informasi dari kuisioner yaitu

responden dengan penghasilan < 500 ribu lebih banyak ditemui

dibanding dengan tingkat penghasilan di atasnya Karakter pembelian

VCO responden dengan tingkat penghasilan > 500 ribu dilakukan pada

lokasi distributor resmi, seperti apotik dan toko obat. Oleh karena itu,

untuk segmen pasar dengan penghasilan < 500 ribu menjadi bahan

pertimbangan untuk persaingan produk non-brand, yang ternyata

responden dengan tingkat penghasilan < 500 ribu mengambil porsi yang

cukup banyak yaitu sebesar 42% dari 100 orang yang diuji. Karakteristik

responden berdasarkan penghasilan berdasarkan perhitungan Chi-Squere

Test pada Lampiran 7 diketahui bahwa karakteristik responden

berdasarkan penghasilan tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat

konsumsi konsumen terhadap produk VCO.

0

5

10

15

20

25

Jumlah responden

Informasi responden Berdasarkan Penghasilan

Ya 22 13 12 16Tidak 20 7 6 4

<500ribu 500ribu-1juta 1juta-1.5juta >1.5juta

Gambar 15. Grafik penghasilan per bulan responden berdasarka loyalitas produk VCO

Dari Gambar 15, tingkat loyalitas kedua terbesar setelah responden

pada tingkat penghasilan < 500 ribu terletak pada penghasilan

per bulan > 1,5juta. Sehingga dapat disimpulkan dari semua faktor

karakteristik pasar yang diuji, responden produk VCO dengan tingkat

Page 64: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

64

penghasilan > 1,5 juta, umur > 35 tahun, pekerjaan pegawai, dengan

tingkat pendidikan terakhir perguruan tinggi dapat menjadi pasar

potensial karena sudah mempunyai daya beli dan memiliki kesadaran

akan kesehatan.

5.2. Perilaku Konsumen Terhadap Produk

Produk VCO merupakan salah satu produk kesehatan herbal

berbentuk cair yang telah dikenal masyarakat umum. Masyarakat

sebagai konsumen memiliki beberapa alasan dalam mengkonsumsi VCO

yang dapat dilihat pada Gambar 16. Alasan kesehatan merupakan alasan

yang mempunyai posisi tertinggi yaitu sebesar 57%, diikuti dengan

alasan mencoba/kebetulan yaitu sebesar 32%. Alasan yang menduduki

posisi terbawah adalah alasan gaya hidup sebesar nol persen kemudian

meningkat diikuti dengan alasan lainnya sebesar empat persen, dan

alasan kecantikan sebesar tujuh persen. Dapat disimpulkan, responden

wilayah Bogor telah mengenal fungsi VCO sebagai minuman kesehatan.

Alasan Responden Mengkonsumsi VCO*

57%

7%0%

32%

4%

Kesehatan

Kecantikan

Gaya hidup

Kebetulan/mencoba

Lainnya

Gambar 16. Grafik alasan responden dalam mengkonsumsi VCO

Untuk menghasilkan produk VCO tidaklah sulit, sehingga pada pasar

VCO dapat ditemui berbagai macam merek VCO. Pada Gambar 17,

dapat dilihat bahwa merek VISIO terletak pada urutan ke-2 yaitu sebesar

21% setelah merek Lainnya sebesar 47%. Merek Lainnya merupakan

Page 65: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

65

produk yang diproduksi dalam skala rumah tangga tanpa merek,

responden yang lupa merek, dan merek produk VCO selain VECO,

VISIO dan VICO.

Penggunaan Berbagai Merek VCO

8%

24%

21%

47% VECOVISIOVICOLainnya

Gambar 17. Grafik penggunaan merek VCO oleh responden di

Bogor

Responden yang membeli dari industri skala rumah tangga

merupakan konsumen yang memenuhi kebutuhannya dengan pesanan

mendadak pada seseorang yang terbiasa membuat VCO. Karakter

industri skala rumah tangga yang dimaksud adalah proses produksi akan

dilakukan tanpa ada penjadwalan (berdasarkan pemesanan),

menggunakan cara tradisional dalam memperolehnya, tanpa

menggunakan merek dan kemasan, sistem pembelian berdasarkan sistem

kepercayaan, dan tidak ada penetapan harga. Sedangkan responden yang

menjawab lupa merek dikarenakan terlalu banyaknya merek yang

muncul di pasar dan tidak adanya difrensiasi produk yang cukup berarti

sehingga responden dapat menggunakan merek lebih daripada satu

karena responden lupa terhadap merek apa yang telah digunakan.

Sehingga perpindahan merek yang dilakukan konsumen dilakukan dalam

tingkat frekuensi sering. Untuk merek selain VECO, VISIO dan VICO

merupakan merek-merek yang pangsa pasarnya masih sedikit dan belum

banyak ditemui produknya di wilayah Bogor. Dapat disimpulkan bahwa

persaingan produk VCO sangat kompetitif. Oleh karena itu, diperlukan

strategi pemasaran yang tepat untuk mengatasi masalah ini.

Page 66: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

66

Informasi tambahan mengenai frekuensi pemakaian responden

terhadap VCO dalam jangka waktu 1 bulan dapat terlihat pada Tabel 5.

Frekuensi pemakaian terbesar pada frekuensi pemakaian satu kali

sebanyak 59%, dua kali sebanyak 24%, >empat kali sebanyak sembilan

persen, tiga kali sebanyak tujuh persen, kemudian empat kali sebanyak

satu persen. Frekuensi pemakaian VCO ini menunjukkan tanggapan

responden terhadap produk VCO yang ada di pasar sebagai minuman

kesehatan.

Tabel 5. Informasi responden berdasarkan frekuensi pemakaian per

bulan* Frekuensi Pemakaian VCO Jumlah Presentasi

satu kali 59 59% dua kali 24 24% tiga kali 7 7%

empat kali 1 1% > empat kali 9 9%

* Tergantung pada volume responden yang dibeli responden pada setiap pembelian (pada Tabel 10).

Informasi frekuensi pemakaian per bulan pada Tabel 5 berhubungan

informasi yang ditampilkan pada Tabel 6. Jumlah pemakaian dengan

volume 125ml sebanyak 64%, 250 ml sebanyak 25%, 500 ml sebanyak

tujuh persen, dan Lainnya sebanyak empat persen.

Tabel 6. Informasi responden berdasarkan jumlah pemakaian VCO per

bulan* Jumlah Pemakaian VCO Total Presentasi

125 ml 64 64% 250 ml 25 25% 500 ml 7 7% Lainnya 4 4%

Produk yang telah diciptakan dan dikembangkan oleh PT. Bogor

Agro Lestar, sampai saat ini belum mendominasi pasar VCO wilayah

Bogor dan sekitarnya. Jenis produk VCO yang dikembangkan PT. Bogor

Agro Lestari memiliki aroma, warna dan rasa minyak kelapa asli,

PT. Bogor Agro Lestari berpendapat bahwa VCO merupakan produk

Page 67: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

67

alami dan tidak seharusnya dilakukan difrensiasi dengan bahan-bahan

sintetik. Namun, kenyataannya permintaan konsumen menuntut adanya

difrensiasi produk yang menonjolkan kualitas produk. Kualitas produk

merupakan hal yang menjadi bagian penting di dalam bauran pemasaran.

Kualitas akan menentukan tingkat kepuasan konsumen dan

mencerminkan segmen pasar yang akan dimasuki.

Atribut produk adalah segala sesuatu yang melekat pada suatu

produk yang menjadikan produk tersebut terciri sehingga membedakan

produk yang satu dengan yang lain. Dari hasil penelitian, atribut produk

VCO yang dianggap mewakili kualitas dari suatu produk, yaitu warna,

rasa, aroma, dan kemasan produk yang sudah ada di pasar. Atribut VCO

yang telah dikenal masyarakat adalah aroma kelapa yang tercampur

dengan aroma sedikit tengik, rasa kelapa yang merangsang mual karena

sedikit kelinyit minum minyak, warna yang bewarna bening, dan

kemasan produk dengan botol bening sederhana.

Dari Gambar 18, dapat diperoleh informasi bahwa atribut produk

VCO berupa aroma menduduki posisi terbesar pada taraf disukai

konsumen yaitu sebesar 41%. Dengan posisi kedua terbesar ditempati

oleh responden yang mempunyai tingkat kesukaan sedang sebesar 31%.

Responden yang menjawab sangat suka terhadap aroma VCO yang ada

di pasar hanya dua persen. Atribut produk VCO berupa rasa menduduki

posisi terbesar pada taraf sedang yaitu sebesar 56%. Posisi kedua

terbesar ditempati responden yang menjawab suka terhadap rasa VCO

yang ada di pasar. Responden yang menjawab sangat suka hanya sebesar

tiga pesen. Atribut produk VCO berupa warna menduduki posisi terbesar

pada taraf disukai konsumen yaitu sebesar 54%. Posisi kedua terbesar

ditempati oleh responden yang menjawab taraf sedang menyukai warna

VCO. Sedangkan atribut produk berupa kemasan menduduki posisi

terbesar pada taraf sedang yaitu sebesar 66%. Posisi kedua terbesar

ditempati oleh responden yang menjawab suka yaitu sebesar 24%.

Sehingga dapat disimpulkan, bahwa konsumen sudah mengenal dan

menerima atribut VCO yang sudah ada di pasar. Namun, untuk

Page 68: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

68

menghindari konsumen yang tidak loyal, perlu srategi untuk

pengembangan produk.

0%10%20%30%40%50%60%70%

Jumlah Responden

Tingkat Kesukaan Konsumen Terhadap Atribut VCO

Aroma 2% 41% 31% 21% 5%Rasa 3% 19% 56% 15% 7%Warna 5% 54% 34% 5% 2%Kemasan 0% 24% 66% 9% 1%

sangat suka suka sedang tidak suka sangat tidak suka

Gambar 18. Grafik tingkat kesukaan konsumen terhadap atribut VCO

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan dapat ditemui

bahwa ada responden yang menginginkan rasa VCO dengan berbagai

rasa buah yang telah dikenal masyarakat umumnya (seperti strawberry,

jeruk, apel, dll) untuk menghindari kejenuhan konsumen dengan variasi

rasa. Selain itu, untuk menghindari rasa mual yang ditimbulkan VCO,

ada baiknya bentuk VCO dibuat dengan kapsulgel, sehingga rasa mual

yang ditimbulkan dapat tereduksi.

Untuk atribut produk aroma, responden menginginkan tidak adanya

produk yang berbau tengik. Tengik atau tidak produk VCO yang

dihasilkan berdasarkan quality control pengolahan produk yang baik,

sehingga dari segi proses produksi harus sangat diperhatikan.

Dari atribut produk untuk warna, ada responden menginginkan

variasi warna, namun responden yang menjawab dengan alternatif

variasi warna tidak banyak. Dapat disimpulkan warna yang

dipertahankan adalah bening. Selain itu, warna bening merupakan hasil

Page 69: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

69

yang baik dari proses produksi VCO yang sempurna dan konsumen

mengidentifikasikan warna bening merupakan produk VCO yang baik.

Kemasan merupakan salah satu atribut produk yang digunakan untuk

melindungi produk dari kerusakan. Selain itu, kemasan merupakan salah

satu alat promosi yang dapat digunakan produsen untuk menarik

konsumen untuk membeli. Oleh karena itu, kemasan menjadi sasaran

penting untuk pengembangan produk, diantaranya dengan variasi

kemasan, diferensiasi dari botol plastik bening sederhana, sehingga

untuk brand VISIO dikenal betul oleh masyarakat karena ciri

kemasannya.

5.3. Perilaku Konsumen Terhadap Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (1997), harga adalah jumlah uang

yang ditagihkan untuk suatu produk dan jasa, sejumlah nilai yang

dipertukarkan memiliki manfaat untuk menggunakan produk atau jasa

tersebut. Harga produk VCO merupakan penentuan dari biaya produksi

dan nilai tambah yang dihasilkan produk. Persaingan harga yang terjadi

untuk produk VCO di wilayah Bogor tidak terlalu signifikan dengan

kisaran harga Rp 20.000-25.000/125 ml.

Pada Gambar 19 dapat dilihat bahwa dari tawaran harga yang telah

disebutkan sebelumnya, responden menilai produk VCO pada titik

murah sebesar 17%, responden yang memilih harga murah ini

merupakan responden yang membeli VCO bukan dari jalur distribusi

resmi, melainkan pembelian dilakukan dengan sistem kepercayaan.

Responden yang memilih tingkat harga cukup sebesar 72%, ini

menandakan bahwa harga yang ditawarkan produk VCO di pasar telah

diterima konsumen sebagai harga yang pantas untuk sebuah produk

VCO. Untuk responden yang memilih tingkat harga mahal hanya sebesar

tujuh persen dan sangat mahal hanya sebesar empat persen.

Sehingga dapat disimpulkan, untuk dapat memenangkan persaingan

di pasar VCO harus menetapkan kisaran harga Rp20.000-Rp25.000.

Page 70: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

70

Dalam hal ini VISIO, produk yang dihasilkan PT. Bogor Agro Lestari,

terletak pada penetapan range harga yang ditawarkan pasar.

Tingkat Harga Menurut Responden

4% 7%

72%

17% 0%

Sangat mahalMahalCukupMurahSangat murah

Gambar 19. Grafik tingkat harga menurut konsumen terhadap harga

VCO

Jika penetapan harga kurang dari harga yang ditawarkan maka

kecenderungan untuk menyeimbangkan harga jual adalah dengan

mengurangi biaya produksi yang akan berimplikasi pada kualitas produk

yang dihasilkan. Sedangkan, untuk harga yang dipasang melebihi dari

harga yang ditawarkan dapat dimungkinkan akan kalah dalam

persaingan apabila tidak ada diferensiasi produk yang sebelumnya.

5.4. Perilaku Konsumen Terhadap Distribusi

Strategi distribusi dan tempat merupakan fakor untuk

meningkatkan hasil penjualan karena saluran distribusi merupakan

jalur menyampaikan produk untuk sampai ke tangan konsumen. Faktor

distribusi sangat berpengaruh dengan ditunjukkan adanya kemudahan

konsumen untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Selain itu,

faktor ketersediaan produk merupakan akses kemudahan dengan

mempertimbangkan ketersediaan produk di seluruh tempat penjualan.

PT. Bogor Agro Lestari dengan produk yang dihasilkan VISIO telah

menerapkan berbagai jalur distribusi yang tertera pada Gambar 20.

Page 71: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

71

Gambar 20. Jalur distribusi PT. Bogor Agro Lestari produk VCO di wilayah Bogor.

Jalur distribusi yang ditempuh PT. Bogor Agro Lestari diharapkan

dapat memasok kebutuhan masyarakat terhadap produk VCO dan

mereduksi masuknya pesaing melalui media distribusi lainnya. Jalur

distribusi ini akan berhubungan dengan ketersediaan produk VCO

pada wilayah Bogor.

Ketersediaan VCO di Wilayah Bogor

2%25%

30%

38%

5%

Sangat sulit didapat

Sulit didapat

Cukup

Mudah didapat

Sangat mudah didapat

Gambar 21. Grafik tingkat ketersediaan produk VCO di wilayah Bogor.

Pada Gambar 21, responden berpendapat bahwa produk VCO

mudah didapat sebesar 38%, cukup mudah didapat sebesar 30%, sulit

Page 72: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

72

didapat sebesar 25%, sangat mudah didapat lima persen, dan mudah

didapat sebesar dua persen.

Jalur distribusi yang dilakukan PT. Bogor Ago Lestari merupakan

jalur yang juga biasa digunakan oleh produk VCO lainnya. Persaingan

antar produk sejenis semakin terlihat dengan jalur distribusi yang

hampir sama, perlunya adanya pembedaan jalur distribusi agar

persaingan untuk jalur distribusi

5.5. Perilaku Konsumen Terhadap Promosi

Menurut Stanton (1994), promosi adalah semua kegiatan yang

berkaitan dengan mendesain dan mengatur tiga elemen bauran

pemasaran lainnya, yaitu produk, harga, distribusi untuk

mengkomunikasikannya dan mempengaruhi konsumen yang sudah

ada, dan konsumen yang potensial agar tetarik dan kemudian

melakukan tindakan pembelian. Menurut Kotler (2000), kegiatan

promosi dapat dijelaskan dalam bauran promosi yang terdiri dari empat

alat utama, yaitu iklan, promosi, penjualan pemasaran lengsung,

penjualan personal, dan hubungan masyarakat.

Media Responden Mendapatkan Informasi Produk VCO*

69%

7%

0%1%

13%

8% 2%Teman/Keluarga

Majalah/Koran

Radio

Televisi

Pamflet/Spanduk

Toko

Lainnya

Gambar 22. Grafik media informasi untuk alat promosi produk VCO

* Setiap responden dapat memilih lebih dari satu alasan

Page 73: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

73

Persaingan di industri VCO cukup banyak mempengaruhi

PT.BAL, di antaranya adalah dalam penguasaan pangsa pasar.

Persaingan ini turut juga ditentukan faktor promosi yang dilakukan

perusahaan untuk mengenalkan produk yang dimiliki perusahaan

kepada konsumen. Dari hasil pengujian kuisioner, promosi yang

dilakukan produk VCO kepada konsumen dilakukan melalui beberapa

media yang dapat dilihat pada Gambar 22.

Alat informasi yang digunakan produk VCO menggunakan alat

infomasi mouth to mouth dinilai paling efektif sebagai alat promosi

dengan menduduki presentase terbesar, yaitu sebesar 69%. Kekuatan

alat informasi melalui mouth to mouth ditunjukkan peran yang besar

melalui teman/keluarga. Selanjutnya media informasi pamflet/spanduk

menduduki peringkat kedua yaitu sebesar 13%, media informasi

melalui toko sebesar delapan persen, media melalui majalah/koran

sebesar tujuh persen, media lainnya sebesar dua persen. Media lainnya

adalah media melalui internet, sedangkan media melalui radio tidak

memiliki andil untuk memberikan informasi kepada konsumen

mengenai produk VCO.

C. ANALISIS SWOT

Dari informasi analisis lingkungan eksternal, internal perusahaan, dan

penyebaran kuisioner yang dilakukan. Peneliti dapat menarik sebuah

kesimpulan berupa kelemahan, kekuatan, peluang, dan kekuatan perusahaan

dalam menghadapi persaingan. Kemudian, dilakukan perhitungan dengan

menggunakan Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Evaluasi Faktor Internal

(IFE) pada pakar terhadap kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman

terhadap perusahaan sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan

terletak pada kolom V dengan faktor internal sebesar 2,6 dan faktor eksternal

2,0. Posisi PT. Bogor Agro Lestari berdasarkan Matriks Evaluasi Faktor

Internal dan Eksternal dapat dilihat pada Gambar 23.

Page 74: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

74

TOTAL FAKTOR INTERNAL

Tinggi Rata-rata Lemah

4.0 3.0 2.0

I

II III

IV

V VI

T O T Tinggi A L

F 3.0 A K T Rata-rata O R E 2.0 K S T E Lemah R N A L

VII VIII IX

Gambar 23. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal

PT. Bogor Agro Lestari berada dalam kolom moderate attractive industry,

kolom pengunaan strategi pertumbuhan konsentrasi melalui Integrasi

Horizontal. Menurut Rangkuti (2006), strategi pertumbuhan melalui integrasi

horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara

membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk dan jasa.

Tujuannya relatif lebih defensive, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan

kehilangan profit. Strategi yang diterapkan adalah konsolidasi. Strategi

pertumbuhan ini didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam

penjualan, asset, profit, atau kombinasi kegiatannya.

Perhitungan pakar dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 5. Daerah V

merupakan daerah bertahan, dimana penetrasi pasar dan pengembangan

produk adalah dua strategi yang sangat umum dikembangkan. Analisis SWOT

Page 75: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

75

disusun untuk melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga

diperoleh informasi menyusun strategi pemasaran untuk produk VCO untuk

masa mendatang. Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan, PT. Bogor Agro

Lestari diharapkan menggunakan strategi pemasaran dengan alternatif strategi

pemasaran pengembangan produk, dimana kekuatan produk dapat menutupi

kekurangan produk dan peluang produk dapat menutupi ancaman yang akan

datang.

D. STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK

1. Identifikasi kekuatan, kekurangan, peluang, dan ancaman produk VISIO

Strategi pengembangan produk VISIO pada PT. Bogor Agro Lestari

lebih difokuskan pada penempatan keragaman fungsi produk VISIO di

benak konsumen. Strategi positioning merupakan strategi yang berupaya

menempatkan suatu merek atau produk dimana produk tersebut dapat

diterima. Tujuan utama positioning dalam dunia bisnis yaitu menempatkan

produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan

produk-produk yang lain. Bentuk akhir positioning adalah persepsi

masyarakat mengenai kedudukan produk dan perusahaan terhadap

pesaingnya (Tjipto, 1997).

Dalam menempatkan posisi terdapat dua langkah yang harus dilakukan

yaitu mengidentifikasi keunggulan dan memilih keunggulan kompetitif

yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan identifikasi kekuatan, kelemahan,

ancaman, dan peluang untuk produk VCO PT. Bogor Agro Lestari

(VISIO) sebelum menyusun strategi pengembangan produk.

Kekuatan yang dimiliki VISIO adalah:

• Mutu produk VISIO sesuai dengan standar Asian Pasific Coconut

Community (APCC).

• Penambahan vitamin E sebagai zat anti oksidan.

• Teknologi proses produksi menggunakan proses enzimatik.

Kelemahan yang dimiliki VISIO adalah:

Page 76: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

76

• Content kimia yang terdapat dalam produk VISIO hanya terbatas pada

fungsinya sebagai obat-obatan.

• Belum adanya difrensiasi produk VISIO terhadap produk VCO lainnya.

• Pengemasan VISIO yang kurang menarik (hampir sama dengan VCO

lain).

• Terbatasnya atribut VISIO seperti rasa, aroma, dan warna yang tidak

memenuhi preferensi konsumen.

Peluang yang dimiliki VISIO adalah:

• Perluasan fungsi produk VISIO dengan memperhatikan content kimia

untuk fungsi-fungsi yang ditawarkan pada masyarakat.

• Peningkatan jumlah penduduk.

• Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

Ancaman yang dimiliki VISIO adalah:

• Munculnya industri yang serupa (industri VCO) dikarenakan karena

kemudahan memperoleh bahan baku dan teknologi proses.

• Memerlukan cukup banyak waktu dan dana untuk mengedukasi

masyarakat Indonesia akan keragaman fungsi VISIO selain sebagai obat-

obatan.

• Banyaknya produk subsitusi.

• Instabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang akan mengancam

keberadaan industri kecil VISIO.

2. Penyusunan strategi

Dari hasil analisis yang dilakukan melalui analisa lingkungan internal

dan eksternal perusahaan, analisa SWOT lingkungan perusahaan,

perhitungan menggunakan matriks internal dan eksternal, analisa

kekuatan, kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman produk VISIO

maka strategi pengembangan produk yang dapat dilakukan:

1. Melakukan edukasi kepada masyarakat melalui sistem Below The Line

(BTL) dan Above The Line (ATL) tentang keragaman fungsi yang

Page 77: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

77

dimiliki VISIO. Contoh edukasi kepada masyarakat yang bisa

dilakukan melalui sistem BTL adalah melalui pendidikan atau

seminar-seminar proses produksi VCO. Sedangkan contoh edukasi

sistem ATL adalah melalui penggunaan VCO sebagai salah satu

minyak untuk penyedap makanan pada restoran mewah atau

penggunaan VCO sebagai obat oles memperhalus kulit yang biasa

dipakai pada salon kecantikan. Sehingga diharapkan edukasi yang

dilakukan dapat menanamkan product awareness masyarakat terhadap

VISIO tidak hanya terbatas fungsinya sebagai obat-obatan.

2. Komponen kimia yang terdapat di dalam VISIO dilakukan

penyesuaian-penyesuaian dengan keragaman fungsi VISIO selain

fungsi kesehatan, misalnya fungsi kecantikan, fungsi penyedap

makanan dll.

Penyusunan strategi pemasaran pengembangan produk berdasarkan

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman produk VISIO. Penyusunan

strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi Strengths-

Opportunities (SO) yaitu menanamkan positioning VISIO sebagai produk

VCO yang memenuhi standar APCC, menanamkan positioning VISIO sebagai

produk yang tahan terhadap oksidasi, memperluas saluran distribusi terutama

daerah-daerah yang tepat untuk perluasan fungsi produk VISIO, seperti salon-

salon kecantikan, restoran mewah. Penyusunan strategi pengembangan

produk berdasarkan rekomendasi Strengths-Weaknesses (SW) adalah

diversifikasi fungsi produk VCO berdasarkan keterbatasan aroma, rasa, dan

warna VCO alami, promosi terus-menerus dilakukan melalui sistem BTL atau

ATL.

Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi

Strengths-Threats (ST) adalah diversifikasi content kimia yang disesuaikan

dengan keragaman fungsi produk VCO sehingga ada pembeda dengan produk

serupa, menanamkan keunggulan produk pada keragaman fungsi produk,

promosi yang terus-menerus dengan pembagian sampel ke tempat tujuan

sesuai dengan fungsi produk, bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait

Page 78: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

78

seperti salon, restoran, dan toko obat. Penyusunan strategi pengembangan

produk dapat dilihat pada Lampiran 12.

Penyusunan strategi pengembangan produk berdasarkan rekomendasi

Weaknesses-Threats (WT) adalah terus-menerus melakukan promosi sistem

ATL dan BTL, memperluas saluran distribusi. Penyusunan strategi pemasaran

produk VISIO tidak hanya terbatas dengan pengembangan produk, melainkan

keadaan lingkungan internal, eksternal perusahaan cukup membawa andil

dalam mendukung strategi pemasaran utama yang telah disebutkan

sebelumnya. Strategi pengembangan produk sebagai tujuan utama pemasaran

harus didukung dengan strategi pengembangan lingkungan perusahaan.

Empat kombinasi strategi pemasaran yang dapat dibentuk terdiri dari SO

(peluang-kekuatan), WO (peluang kelemahan), ST (ancaman-kekuatan) serta

WT (ancaman-kelemahan) lingkungan internal dan eksternal perusahaan.

Formulasi strategi pemasaran dari kombinasi WO adalah peningkatan

teknologi proses untuk memenuhi kebutuhan pasar, pemberian latihan untuk

peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Formulasi strategi pemasaran dari

kombinasi WT adalah berusaha meningkatkan kerjasama dengan distributor,

meningkatkan hubungan kemitraan dalam hal modal. Formulasi strategi

pemasaran dari kombinasi SO adalah memanfaatkan SDM yang berkualitas

untuk memperkuat jalur distribusi. Formulasi strategi ST adalah

mempertahankan tingkat harga yang relatif murah, merancang program

promosi yang berusaha untuk menanamkan image pada masyarakat.

Page 79: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

79

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari identifikasi faktor lingkungan internal, karakteristik konsumen VCO

adalah berusia > 35 tahun, berstatus pegawai, berpendidikan minimal

perguruan tinggi, dengan penghasilan >1,5 juta adalah segmentasi produk

VCO yang ada di pasar. Faktor yang dipertimbangkan dalam membeli VCO

adalah kualitas (rasa, aroma, warna), harga, kemudahan memperoleh dan

penampilan luar (kemasan).

Identifikasi lingkungan internal yang merupakan kekuatan perusahaan

adalah. manajemen dan SDM yang berkualitas, kualitas produk sesuai

standar APCC, visi dan misi perusahaan, ruang lingkup kerja yang

mendukung, harga yang terjangkau, biaya/ongkos proses produksi yang tidak

terlalu besar, produksi yang mempunya stock. Sedangkan lingkungan internal

yang merupakan kelemahan adalah strategi jaringan pemasaran yang

sederhana, fasilitas teknologi proses yang masih sederhana, tidak adanya

derifikasi produk, R&D yang kurang berkembang, modal yang terbatas

sehingga produk kurang berkembang.

Hasil identifikasi dari lingkungan eksternal yang merupakan peluang

perusahaan adalah diversifikasi fungsi VCO/keragaman produk, peningkatan

jumlah penduduk, dukungan pemerintah, peningkatan kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan, hubungan yang baik dengan pemasok. Sedangkan

ancaman dari lingkungan eksternal adalah perubahan konsumen akan cita

rasa, pertumbuhan pasar yang lambat, bertambahnya tekanan karena

persaingan, konsumen mengalami titik jenuh karena banyaknya industri yang

sama., masih terbatasnya konsumen, banyaknya produk subsitusi VCO,

instabilitas ekonomi, sosial, dan politik dalam negri.

Berdasarkan identifikasi lingkungan internal dan eksternal PT. Bogor

Agro Lestari, perusahaan terletak pada Kolom V dengan nilai faktor strategis

internal sebesar 2,6 dan faktor strategis eksternal sebesar 2,0, dimana strategi

bertahan diterapkan. Tujuannya relatif lebih defensive, yaitu menghindari

kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Strategi pemasaran yang

Page 80: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

80

disarankan apabila perusahaan terletak pada kolom ini adalah strategi

pengembangan produk.

Strategi pengembangan produk yang disarankan adalah melakukan edukasi

kepada masyarakat melalui sistem Below The Line (BTL) dan Above The Line

(ATL) tentang keragaman fungsi yang dimiliki VISIO. Sehingga diharapkan

edukasi yang dilakukan dapat menanamkan product dan brand awareness

masyarakat terhadap VISIO tidak hanya terbatas fungsi nya sebagai obat-

obatan. Selain itu, komponen kimia yang terdapat di dalam VISIO dilakukan

penyesuaian-penyesuaian dengan keragaman fungsi VISIO selain fungsi

kesehatan, misalnya fungsi kecantikan, fungsi penyedap makanan dll.

B. SARAN Beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan adalah:

1. Adanya diferensiasi produk, sehingga mencirikan produk VCO yang

dihasilkan PT. Bogor Agro Lestari sehingga dapat memperluas jaringan

pemasaran.

2. Lebih peka terhadap preferensi konsumen pada rasa, bentukan, dan

kemasan produk VCO PT. Bogor Agro Lestari.

3. Meningkatkan promosi yang dititikberatkan pada aspek fungsionalnnya.

4. Adanya saran dan peraturan penggunaan/pemakaian VCO secara tepat

sehingga fungsi VCO dapat terpakai secara baik untuk kesehatan.

Page 81: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

81

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S dan Andi N. 2005. Virgin Coconut Oil Defended Several Diseases. PT. Gramedia Pustaka, Depok.

Badan Pusat Statistik Bogor. 2006. Kota Bogor Dalam Angka. Bogor. Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Pertanian 2007. Badan Pusat Statistik,

Jakarta David, F.R. 2004. Manajemen Strategi. Konsep Versi Indonesia.

PT. Prehallindo, Jakarta. Duryatmo, S. 2005. Kombinasi VCO Dan Buah Merah. Trubus No.431, Edisi

Oktober 2005, Tahun XXXVI, Hal. 11-15, Jakarta. Engel. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1. Edisi keenam. Binarupa Aksara,

Jakarta. Fife, B. 2004. Coconut Oil Miracle. PT. Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Hiebing, R.G dan Scott W.C. 1992. The 1-Day Marketing Plan. NTC

Business Books Lincolnwood, Illinois. Intan, H. 2000. Analisis Skala Ekonomis, Nilai Tambah dan Peta Sumber Ba-

han Baku Industri Pengolahan Sabut Kelapa Nasional. Magister mana- jemen Agribisnis IPB, Bogor.

Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Lemak dan Minyak Pangan. UI-Press,

Jakarta. Kinnear, T.L and Taylor. 1991. Marketing Research-An Applied Approach 4

th ed. Mc Grow Hill, USA. Kotler, P. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan dan

Pengendalian. Jilid I dan II. Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta. -------------- dan G. Amstrong. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi

Kesembilan. Intermedia, Jakarta. --------------. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium Jilid 1 dan 2. PT.

Prenhallindo, Jakarta. --------------. 2004. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Indeks, Jakarta. Masefield, G.B. 1949. A Hand Book of Tropical Agricultural. Oxford at

Clarendan Press, London.

Page 82: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

82

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Umar, H. 1999. Riset Strategi Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Umum,

Jakarta. Pethiayagoda, U. 1980. Handbook of Coconut Cultivation. Coconut Research

Institute of Srilanka, Lumiwila. Porter, M.E. 1995. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisa Industri dan

Pesaing. Terjemahan. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Peter dan Olson. 1993. Consumen Behavior And Marketing Strategy. 3th edition. Prentice Hall International, New Jersey.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. P.T.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rindengan, B dan H. Novarianto. 2005. Minyak Kelapa Murni: Pembuatan

dan Pemanfaatan. Penerbit Swadaya, Depok. Sagir, S. 1995. Evaluasi Ekonomi 1994. Prospek Bisnis 1995 dan

Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Era Globalisasi. Makalah Seminar.

Singarimbun, M. dan S. Effendi. 1989. Metoda Penelitian Survey. Penerbit

LP3ES, Jakarta. Stanton, W.J. 1994. Prinsip pemasaran. Edisi Ketujuh Jilid II. Terjemahan.

Penerbit Erlangga, Jakarta. Suhirman. 2004. Manfaat "Virgin Coconut Oil" Bagi Kesehatan Masyarakat.

Kompas, 13 April 2005, Jakarta.

Sulistyo, J. 4 Nov 2004. Pemasyarakatan, Penerapan dan Pengembangan TTG. Di dalam: Makalah Lokakarya TTG-Badan Pemberdayaan Masya-rakat dan Penanggulangan Sosial Pemerintah; Bogor, 4 November 2004: Bogor: Gedung PKK Bogor, 2004. halaman 3-5.

Tjipto, S. 1997. Strategi Pemasaran. Andi Offset, Yogyakarta. Wheelen, T.L dan Hunger J.D .2000. Strategic Management and Business

Policy. Fourth Edition. Addison-Wesley Pubishing Company. www.dprin.go.id/Ind/Teknologi/Pohin

http://www.mentawai-online.com

Page 83: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

83

.

LAMPIRAN

Page 84: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

84

Lampiran 1. Pengujian realibilitas kuisioner Responden PengukuranI PengukuranII

1 28 31 2 48 48 3 39 40 4 38 35 5 43 42 6 39 38 7 52 53 8 53 58 9 48 55

10 53 55 11 47 45 12 39 36 13 39 41 14 34 33 15 40 37 16 41 42 17 47 46 18 37 34 19 44 44 20 30 30 21 37 40 22 40 39 23 45 43 24 44 43 25 46 50 26 42 44 27 41 42 28 39 40 29 45 41 30 50 49

Jumlah 1268 1271

Correlations

1 .934**.000

30 30.934** 1.000

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

VAR00001

VAR00002

VAR00001 VAR00002

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Keterangan : r hitung = 0,934 t table 5% = 0,361 ; r table 1% = 0,463 r hitung > r table, maka kuisioner reliable.

Page 85: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

85

Lampiran 2. Uji validitas

Correlations

1 .466**.009

30 30.466** 1.009

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Rasa

Total

Rasa Total

Correlation is significant at the 0.01 level(2 il d)

**.

Correlations

1 .667**.000

30 30.667** 1.000

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Aroma

Total

Aroma Total

Correlation is significant at the 0.01 level(2 il d)

**.

Correlations

1 .206.274

30 30.206 1.274

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Warna

Total

Warna Total

Correlations

1 .427*.018

30 30.427* 1.018

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Kemasan

Total

Kemasan Total

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Page 86: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

86

Correlations

1 .435*.016

30 30.435* 1.016

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Penggunaan

Total

Penggunaan Total

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Correlations

1 .282.131

30 30.282 1.131

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Harga

Total

Harga Total

Correlations

1 .179.343

30 30.179 1.343

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

F.Kerusakan

Total

F.Kerusakan Total

Correlations

1 .646**.000

30 30.646** 1.000

30 30

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Ketersediaan

Total

Ketersediaan Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Page 87: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

87

Lampiran 3. Tabel penentuan faktor strategis internal dan eksternal

Tabel 1. Penilaian bobot faktor strategis internal perusahaan

Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategis eksternal perusahaan

Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah:

1 adalah jika indikator horisontal kurang penting daripada

indikator vertikal.

2 adalah jika indikator horisontal sama penting daripada

indikator vertikal.

3 adalah jika indikator horisontal lebih penting daripada

vertikal.

Tabel 3. Matriks faktor strategis internal perusahaan

Faktor Strategis Internal A B C D ..... Total A B C D

........ Total

Faktor Strategis Internal A B C D ..... Total A B C D

........ Total

Faktor-faktor Strategi Internal

Bobot Rating (Bobot x Rating) = SKOR

Kekuatan - -

Kelemahan - -

Total

Page 88: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

88

Total skor dapat berkisar antara 1,0 dengan 4,0 dengan rata-rata

2,5. Total skor di bawah 2,5 menunjukkan bahwa organisasi tersebut

memiliki posisi interna yang lemah, sedangkan total skor 2,5

menunjukkan bahwa organisasi tersebut memilki potensi internal

yang kuat.

Tabel 4. Matriks Faktor Strategis Eksternal Perusahaan

1 = peluang kecil 3 = peluang tinggi

2 = peluang sedang 4 = peluang sangat tinggi

Sedangkan untuk faktor ancaman yang bersifat negatif

merupakan kebalikan dari faktor peluang, yaitu:

1 = ancaman sangat besar 3 = ancaman cukup berarti

2 = ancaman kurang berarti 4 = ancaman tidak berarti

Penentuan matriks IFE untuk faktor kekuatan yang bersifat

positif yaitu:

1 = kekuatan kecil 3 = kekuatan tinggi

2 = kekuatan sedang 4 = kekuatan sangat tinggi

Sedangkan faktor kelemahan merupakan kebalikan dari faktor

kekuatan, yaitu:

1 = kelemahan sangat berarti 3 = kelemahan cukup berarti

2 = kelemahan kurang berarti 4 = kelemahan tidak berarti

Selanjutnya nilai dari pembobotan dikalikan dengan peringkat

pada setiap faktor sehingga menghasilkan skor. Total skor

pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan situasi

perusahaan dalam matriks.

Faktor-faktor Strategi Eksternal

Bobot Rating (Bobot x Rating) = SKOR

Kekuatan - -

Kelemahan - -

Total

Page 89: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

89

Lampiran 4. Penentuan rating strategis internal dan eksternal

Rating Faktor Strategi Internal Pakar I Pakar II

Rata-rata

Kekuatan 1. Sumber Daya Manusia yang berkualitas 2. Mempunyai mutu dan kualitas produk sesuai

dengan standar APCC 3. Visi dan misi perusahaan 4. Ruang lingkup kerja yang mendukung 5. Harga yang bersaing (terjangkau) 6. Biaya/ongkos proses produksi yang tidak terlalu

besar 7. Produksi yang mempunyai kelebihan stock 8. Manajemen yang solid

4 4 3 4 4 4 2 3

4 4 3 4 4 2 2 2 4

4 4 3 4 4 3 4 2

3.5

Kelemahan

1. Pemasaran yang kurang agresif 2. Fasilitas teknologi proses yang masih sederhana 3. Perusahaan hanya mengandalkan satu produk

saja/tidak adanya derifikasi produk 4. Modal yang terbatas sehingga produk kurang

berkembang 5. R&D yang kurang berkembang

1 2 1 1 2

1 2 1 2 1

1 2 1

1.5

1.5

Penentuan nilai rating matrks IFE untuk faktor kekuatan yang bersifat positif yaitu: 1 = kekuatan yang kecil 2 = kekuatan yang sedang 3 = kekuatan yang besar 4 = kekuatan yang sangat besar Penentuan faktor kelemahan merupakan kebalikan dari faktor kekuatan, yaitu 1 = kelemahan yang sangat berarti 2 = kelemahan yang cukup berarti 3 = kelemahan yang kurang berarti 4 = kelemahan yang tidak berarti

Page 90: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

90

Penentuan Rating Strategis Eksternal (Matriks EFE)

Rating Faktor Strategi Eksternal Pakar I Pakar II

Rata-rata

Peluang 1. Jumlah penduduk yang meningkat (memperluas

pasar) 2. Derivikasi produk VCO 3. Melayani kelompok tambahan 4. Peningkatan masyarakat yang sadar akan

kesehatan 5. Hubungan yang baik terhadap pemasok

3 3 2 2 3

2 3 3 3 2

2.5

3

2.5 2.5

2.5

Ancaman

1. Konsumen yang tidak loyal 2. Banyaknya pesaing 3. Keterbatasan pengetahuan konsumen terhadap

fungsi VCO 4. Banyaknya produk subsitusi 5. Instabilitas ekonomi, sosial, dan politik dalam

negri 6. Konsumen mengalami titik jenuh karena

banyaknya industri yang sama

2 1 2 1 2 1

2 2 1 2 1 1

2

1.5 1.5

1.5 1.5

1

Penentuan nilai rating matrks EFE untuk faktor peluang yang bersifat positif yaitu: 1 = peluang yang kecil 2 = peluang yang sedang 3 = peluang yang besar 4 = peluang yang sangat besar Penentuan faktor ancaman merupakan kebalikan peluang, yaitu 1 = ancaman yang sangat berarti 2 = ancaman yang cukup berarti 3 = ancaman yang kurang berarti 4 = ancaman yang tidak berarti

Page 91: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

Lampiran 5. Penetuan bobot strategis internal dan eksternal Pakar I

Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan

Faktor penentu

A B C D E F G H I J K L M Total

Kekuatan: Sumber Daya Manusia yang berkualitas

A 2 2 2 3 2 2 3 1 3 1 2 3 26

Mempunyai mutu dan kualitas produk sesuai dengan standar APCC

B 2 2 2 3 2 2 3 1 3 1 2 3 26

Visi dan misi perusahaan C 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 2 3 25 Ruang lingkup kerja yang mendukung D 2 2 2 2 2 2 3 1 3 1 2 3 25 Harga yang bersaing (terjangkau) E 1 1 2 2 2 1 3 2 3 1 1 3 22 Biaya/ongkos proses produksi yang tidak terlalu besar

F

2

2

2

2

2

1

3

2

3

1

1

3

24 Manajemen yang solid G 2 2 2 2 3 3 3 1 3 1 1 3 26 Produksi yang mempunyai kelebihan stock H 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 3 16 Kelemahan: Pemasaran yang kurang agresif

I

3

3

3

3

2

2

3

3

3

1

2

3

31

Fasilitas teknologi proses yang masih sederhana J 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 15 Perusahaan hanya mengandalkan satu produk saja/tidak adanya derifikasi produk

K

3

3

3

3

3

3

3

3

3

3

2

3

35

R&D yang kurang berkembang L 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 29 Modal yang terbatas sehingga produk kurang berkembang

M

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12 Total 22 22 23 23 26 24 22 32 17 33 13 19 36 312

Untuk menentukan bobot setiap variabel diberikan skala: 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 92: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

92

Pakar I

Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Penentu

A B C D E F G H I J K Total

Peluang: Jumlah penduduk yang meningkat (memperluas pasar)

A

2

3

2

2

3

2

2

2

3

2

23

Derivikasi produk VCO B 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 24 Melayani kelompok tambahan C 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 20 Peningkatan masyarakat yang sadar akan kesehatan D 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 22 Hubungan yang baik terhadap pemasok E 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 21 Ancaman: Konsumen yang tidak loyal

F

1

1

1

1

1

1

1

1

3

1

12

Banyaknya pesaing G 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 24 Konsumen mengalami titik jenuh karena banyaknya industri yang sama

H

2

2

2

2

2

3

2

2

3

2

22

Banyaknya produk subsitusi I 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21 Instabilitas ekonomi, sosial, dan politik dalam negri J 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 10 Keterbatasan pengetahuan konsumen terhadap fungsi VCO K 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 21

Total 17 16 20 18 19 28 18 18 19 28 19 220 Untuk menentukan bobot setiap variabel diberikan skala: 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 93: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

93

Pakar II Tabel 1. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Perusahaan Faktor penentu

A B C D E F G H I J K L M Total

Kekuatan: Sumber Daya Manusia yang berkualitas

A

2

2

2

1

3

2

1

1

2

2

2

2

22

Mempunyai mutu dan kualitas produk sesuai dengan standar APCC

B

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

2

2

23

Visi dan misi perusahaan C 2 2 2 2 2 2 1 2 3 1 2 2 23 Ruang lingkup kerja yang mendukung D 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 26 Harga yang bersaing (terjangkau) E 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 25 Biaya/ongkos proses produksi yang tidak terlalu besar F 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 26 Manajemen yang solid G 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 23 Produksi yang mempunyai kelebihan stock H 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 1 2 21 Kelemahan: Pemasaran yang kurang agresif

I

3

2

2

1

2

2

2

2

3

2

3

3

27

Fasilitas teknologi proses yang masih sederhana J 2 2 1 1 2 2 2 2 1 3 3 3 24 Perusahaan hanya mengandalkan satu produk saja/tidak adanya derifikasi produk

K

2

2

3

2

2

2

2

2

2

1

3

3

26

R&D yang kurang berkembang L 2 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 23 Modal yang terbatas sehingga produk kurang berkembang M 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 21

Total 27 25 23 22 23 22 25 25 21 24 22 25 27 310

Untuk menentukan bobot setiap variabel diberikan skala: 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 94: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

94

Pakar II

Tabel 2. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Faktor Penentu

A B C D E F G H I J K Total

Peluang: Jumlah penduduk yang meningkat (memperluas pasar)

A

2

2

3

2

2

2

2

2

2

1

20

Derivikasi produk VCO B 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 17 Melayani kelompok tambahan C 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 17 Peningkatan masyarakat yang sadar akan kesehatan D 1 3 2 2 1 2 2 2 2 3 20 Hubungan yang baik terhadap pemasok E 2 3 2 2 2 1 3 3 2 3 23 Ancaman: Konsumen yang tidak loyal

F

2

2

2

3

2

3

2

2

2

2

22

Banyaknya pesaing G 2 2 3 2 3 1 2 2 2 2 21 Konsumen mengalami titik jenuh karena banyaknya industri yang sama

H

2

2

3

2

1

2

2

3

3

2

22

Banyaknya produk subsitusi I 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 19 Instabilitas ekonomi, sosial, dan politik dalam negri J 2 3 2 2 2 2 2 1 2 3 21 Keterbatasan pengetahuan konsumen terhadap fungsi VCO K 3 2 2 1 1 2 2 2 2 1 18

Total 20 23 23 20 17 18 19 18 21 19 22 220 Untuk menentukan bobot setiap variabel diberikan skala: 1 = Jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Page 95: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

Faktor Strategis Internal Bobot (%)

(a) Rating

(b)

(a x b) A B C D E F G H

7,8% 7,9% 7,7% 8,2% 7,6% 8,05% 7,85% 5,95%

4 4 3 4 4 3 2

3,5

0,312 0,316 0,231 0,328 0,304 0,2415 0,157

0,20825 I J K L M

9,3% 6,25% 9,8% 8,35% 5,25%

1 2 1

1,5 1,5

0,093 0,125 0,098 0,125

0,07875 Total 1,00 34,5 2,6175 = 2,6

Faktor Strategis Eksternal Bobot (%) (a)

Rating (b)

(a x b))

A B C D E

9,8% 9,3% 8,4% 9,55% 9,95%

2,5 3

2,5 2,5 2,5

0,245 0,279 0,21

0,23875 0,2375

F G H I J K

7,75% 10,25%

10% 9,05% 7,1% 8,85%

2 1,5 1,5 1,5 1,5 1

0,155 0,15375

0,15 0,13575 0,1086 0,0885

Total 1.00 20,5 2,00575 = 2,00

Page 96: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

96

Lampiran 6. Informasi responden dari hasil penyebaran kuisioner

Tabel 1. Informasi responden berdasarkan usia

Tabel 2. Informasi responden berdasarkan pekerjaan

Loyalitas Konsumen Ya Tidak

Total

Pekerjaan Pengusaha 2 2 4 Pegawai negri 22 5 27 Pegawai swasta 18 8 26 Ibu Rumah Tangga 7 3 10 Mahasiswa 11 18 29

Lainnya 3 1 4 Total 63 37 100

Tabel 3. Informasi responden berdasarkan pendidikan

Loyalitas Konsumen Total Ya Tidak

SD 5 0 5 SMP 4 1 5 SMA 17 10 27 Akademik 5 2 7

Pendidikan

Perguruan Tinggi 32 24 56 Total 63 37 100

Tabel 4. Informasi responden berdasarkan pekerjaan

Loyalitas Konsumen Total Ya Tidak

<500ribu 22 20 42 500ribu-1juta 13 7 20 1juta-1.5juta 12 6 18

Penghasilan per Bulan >1.5juta 16 4 20 Total 63 37 100

Loyalitas Konsumen Ya Tidak

Total

15-25tahun 17 23 40 26-35tahun 20 9 29

Usia

>35tahun 26 5 31 Total 63 37 100

Page 97: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

97

Lampiran 7. Uji Chi-Squere

Crosstabs

Case Processing Summary

100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Rasa * TotalAroma * TotalWarna * TotalKemasan * TotalHarga * TotalF.Kerusakan * TotalKetersediaan * Total

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Rasa * Total

Crosstab

Count

2 5 75 10 15

36 20 5617 2 19

3 0 363 37 100

sangat tidak enaktidak enaksedangenaksangat enak

Rasa

Total

Ya TidakTotal

Total

Chi-Square Tests

16.737a 4 .002 .001b .001 .00218.536 4 .001 .001b .001 .00216.173 .001b .001 .002

15.697c

1 .000 .000b

.000 .000 .000b

.000 .000

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.11.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is -3.962.c.

Page 98: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

98

Aroma * Total

Crosstab

Count

0 5 59 12 21

17 14 3135 6 41

2 0 263 37 100

sangat tidak sukatidak sukasedangsukasangat suka

Aroma

Total

Ya TidakTotal

Total

Chi-Square Tests

23.028a 4 .000 .000b .000 .00026.287 4 .000 .000b .000 .00022.771 .000b .000 .000

21.640c

1 .000 .000b

.000 .000 .000b

.000 .000

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .74.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is -4.652.c.

Warna * Total

Crosstab

Count

0 1 13 2 5

17 17 3439 16 55

4 1 563 37 100

sangat tidak sukatidak sukasedangsukasangat suka

Warna

Total

Ya TidakTotal

Total

Page 99: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

99

Chi-Square Tests

6.283a 4 .179 .162b .156 .1686.597 4 .159 .257b .250 .2646.112 .153b .147 .159

4.693c

1 .030 .042b

.039 .046 .022b

.020 .025

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

6 cells (60.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is -2.166.c.

Kemasan * Total

Crosstab

Count

0 1 14 5 9

43 23 6616 8 2463 37 100

sangat tidak menariktidak menariksedangmenarik

Kemasan

Total

Ya TidakTotal

Total

Chi-Square Tests

3.302a 3 .347 .369b .361 .3763.535 3 .316 .369b .361 .3763.220 .358b .350 .365

1.746c

1 .186 .218b

.211 .224 .119b

.113 .124

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

3 cells (37.5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is -1.321.c.

Harga * Total

Crosstab

Count

3 1 44 3 7

43 29 7213 4 1763 37 100

sangat mahalmahalsedangmurah

Harga

Total

Ya TidakTotal

Total

Page 100: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

100

Chi-Square Tests

2.005a 3 .571 .610b .602 .6182.108 3 .550 .624b .616 .6322.008 .606b .598 .614

.322c

1 .571 .630b

.622 .638 .338b

.331 .346

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.48.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is -.567.c.

F.Kerusakan * Total

Crosstab

Count

44 25 699 9 189 2 111 0 10 1 1

63 37 100

tidak pernahjarangkadang-kadangseringselalu

F.Kerusakan

Total

Ya TidakTotal

Total

Chi-Square Tests

5.284a 4 .259 .226b .219 .2336.053 4 .195 .220b .213 .2275.018 .218b .211 .225

.010c

1 .921 1.000b

1.000 1.000 .518b

.510 .526

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

5 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .37.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is -.100.c.

Page 101: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

101

Ketersediaan * Total

Crosstab

Count

2 0 217 8 2516 14 3027 11 38

1 4 563 37 100

sangat sulit didapatsulit didapatcukupmudahsangat mudah

Ketersediaan

Total

Ya TidakTotal

Total

Chi-Square Tests

7.669a 4 .105 .090b .086 .0958.261 4 .082 .111b .105 .1166.904 .110b .105 .116

.766c

1 .381 .447b

.439 .455 .225b

.218 .232

100

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided) Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (2-sided)

Sig. Lower Bound Upper Bound90% Confidence Interval

Monte Carlo Sig. (1-sided)

4 cells (40.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .74.a.

Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.b.

The standardized statistic is .875.c.

Page 102: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

102

Lampiran 8. Nama-nama perusahaan VCO di Indonesia No Nama Perusahaan Kegiatan Lokasi

1 Coconut Center Produsen, Pelatihan, Konsultasi Yogyakarta

2 Mentawai VCO Produsen Mentawai

3 Patria Wiyata Vico Produsen Yogyakarta

4 Patria Wiyata Vico Distributor

5 Red Fruit Papua Produsen VCO dan Sari Buah Merah Wamena

6 Tunggal Sejati Produsen Essential Oil Bandung

7 CV. Makmur Lestari Produsen Yogyakarta

8 Vicolia Produsen Yogyakarta

9 Walagri Kelapa Nusantara Mikroba Starter, Pelatihan, Konsultasi Bandung

10 Javacoco Produsen Semarang

11 Retalindo Produsen, Ekstrak, Shampoo Bandung

12 Dimi Ube Produsen Surabaya

13 Bakti Guna Karya Makmur Produsen Jakarta

14 alBanna Coorporation Produsen Bandung

15 Cabin Plantation Produsen Lauric Acid Madiun

16 Nurya Prima Produsen Yogyakarta

17 Bunga Mekar Produsen Banten

18 Adi Timber Jaya Produsen Semarang

19 YGS Agro Produsen Bandung

20 Mulia Insani Produsen Jakarta

21 Agi Sembilan Empat Produsen Pontianak

22 Garuda Jaua Produsen Bandung

23 Bina Agro Nusantara Produsen Yogyakarta

24 Mitra Kita Gemilang Produsen Jakarta

25 UD. Nisa Produsen Sidoarjo

26 Bina Insan Cerdas Produsen Banten

27 VICOIL Produsen Medan

28 VICON Produsen Jakarta

29 Temang Delapan Tujuh Produsen Makasar

30 Giriwangi Produsen Yogyakarta

31 CostaVCO Produsen Solo

32 Presco VCO Produsen Pekanbaru

33 Bumi Pariaman Produsen Pariaman

34 Healco Produsen Massage VCO

35 Yayasan Link Produsen Bali

36 Makasar Coconut Produsen Makasar

37 Cahaya Treader Produsen Jakarta

38 Cocony Produsen Surabaya

39 Putra Pramanca Produsen Yogyakarta

40 Botanical Element Produsen Semarang

41 Tayuban Sejahtera Produsen Yogyakarta

42 Mulia Insani Produsen Jakarta

43 Toko Mesin Produsen, Pembuat Mesin Malang

44 Reza Herbal Produsen, Rempah dan Herbal Semarang

45 Duta Utama Produsen Mataram

46 Cocoyal Produsen Sidoarjo

47 Java Produsen Bogor

48 Virjin Produsen Bogor Sumber: http://www.mentawai-online.com

Page 103: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

103

Lampiran 9. Gambar alat pengolahan VCO dan produk VCO

Page 104: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

104

Lampiran 10. Analisis biaya usaha PT. Bogor Agro Lestari mendirikan industri VCO I. Starter No Keterangan Harga Satuan Kebutuhan Jumlah Harga 1 Fermentor 5 x 200 ltr 250.000.0002 Cold Storage 2 x 8 m3 50.000.0003 Incubator 1 25.000.0004 Blender 5 10.000.000

Jumlah 335.000.000 II. Starter Peralatan No Keterangan Harga Satuan Kebutuhan Jumlah Harga 1 Pengupas 200.000 5 set 1.000.0002 Pemarut 12.000.000 2 unit 24.000.0003 Penyantan 25.000.000 2 unit 50.000.0004 Tangki Santan 100L 16.000.000 1 unit 16.000.0005 Inkubator 30.000.000 2 unit 60.000.0006 Tangki VCO Raw 100L 16.000.000 1 unit 16.000.0007 Separador 150.000.000 1 unit 150.000.0008 Deinozr 12.000.000 1 unit 12.000.0009 Packaging 30.000.00010 Boiler 25.000.000 25.000.00011 Meja belah kelapa 2.000.000 1 unit 2.000.00012 Instalansi pipa 50.000.00013 Mesin Spinning 7.500.000 2 unit 15.000.00014 Air Bersih 50.000.000

Jumlah 501.000.000 III. Investasi Bangunan No Keterangan Jumlah Harga/m2 Satuan 1 Ruang Administrasi 16 m2 500.000 80.000.0002 Ruang Tangki Inkubator 16 m2 500.000 80.000.0003 Gudang Bahan Mentah 16m2 200.000 32.000.0004 Gudang VCO raw 16m2 500.000 80.000.0005 Ruang Laboratorium dan R&D 16m2 500.000 80.000.000

Jumlah 352.000.000 IV. Biaya Overhead No Keterangan Biaya 1 Peralatan Administrasi 20.000.000 2 Listrik 1.500.000 3 Telepon 750.000 4 Kendaraan 250.000.000 5 PAM 500.000

Jumlah 273.500.000

Page 105: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

105

V. Peralatan Quality Control No Keterangan Biaya 1 Peralatan QC (1 paket) 500.000.000 VI. Operasional No Keterangan Biaya 1 Operasional (1 paket) 500.000.000 Total keseluran biaya investasi : 2.461.500.000

Page 106: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

106

Lampiran 11. Standar APCC PT. Bogor Agro Lestari

DEPARTEMEN PERTANIAN

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BB PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN LABORATORIUM PASCAPANEN BOGOR Jl. Tentara Pelajar No. 12, Bogor 16113

APCC STNDARDS FOR VIRGIN COCONUT OIL Essential Composition and quality Factors

APCC Standards BAL Identity Characteristic Relative density 0.915 - 0.920 0,92 Refractive index at 40°C 1.4480 - 1.4492 1,44 Moisture % wt. Max. 0.1 - 0.5 0,10 Insoluble impurities per cent by mass max. 0,005 0,04 Saponification Value 250 - 260 min 260,00 Iodine Value 4.1 - 11.0 5,00 Unsaponifiable matter % by mass. Max. 0.2 - 0.5 0,21 Specific gravity at 30 deg./ 30 deg. C 0.915 - 0.920 0,915 Acid Value max 0,5 0,35 Polenske Value min. 13 13,00 GLC Ranges of Fatty Acid Composition (%) C 6 : 0 0.4 - 0.6 0,50 C 8 : 0 5.0 - 10.0 7,00 C 10 : 0 4.5 - 8.0 7,00 C 12 : 0 43.0 - 53.0 50,00 C 14 : 0 16.0 - 21.0 20,00 C 16 : 0 7.5 - 10.0 7,50 C 18 : 0 2.0 - 4.0 3,00 C 18 : 1 5.0 - 10.0 5,00 C 18 : 2 1.0 - 2.5 0,00 C 18 : 3 - C 24 : 1 > 0.5 0,00

Page 107: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

107

Bogor, 6 Juni 2006 Kepala Lab. Lalu Sukarno

Colour

Water Clean

Clean

Free Fatty Acid ≤ 0.5 % 0,35 Peroxide Value ° 3 meg/Kg oil 2,00 Total Plate Count < 10 cfu 5,00

Odour and Taste Free from foreign

and rancid odou and taste Contaminants Matter volatile at 105° C 0,20% 0,10 Iron : (Fe) 5 mg/Kg 3,50 Copper 0.4 mg/Kg 0,20 Lead 0.1 mg/Kg 0,00 Arsenic 0.1 mg/Kg 0,00

Page 108: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

108

Lampiran 12. Ringkasan Matriks SWOT

Internal Eksternal

Kekuatan: Mutu produk VISIO sesuai

dengan standar Asian Pasific Coconut Community (APCC).

Penambahan vitamin E sebagai zat anti oksidan.

Teknologi proses produksi menggunakan proses enzimatik.

Kelemahan: Content kimia yang terdapat dalam produk VISIO hanya terbatas pada fungsinya sebagai obat-obatan.

Belum adanya difrensiasi produk VISIO terhadap produk VCO lainnya.

Pengemasan VISIO yang kurang menarik (hampir sama dengan VCO lain).

Terbatasnya atribut VISIO seperti rasa, aroma, dan warna yang tidak memenuhi preferensi konsumen.

Peluang: Perluasan fungsi produk

VISIO dengan memperhatikan content kimia untuk fungsi-fungsi yang ditawarkan pada masyarakat.

Peningkatan jumlah penduduk.

Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.

SO Menanamkan positioning VISIO sebagai produk VCO yang memenuhi standar APCC

Menanamkan positioning VISIO sebagai produk yang tahan terhadap oksidasi

Memperluas saluran distribusi terutama daerah-daerah yang tepat untuk perluasan fungsi produk VISIO, seperti salon-salon kecantikan, restoran mewah.

WO Diversifikasi fungsi produk VCO berdasarkan keterbatasan aroma, rasa, dan warna VCO alami,

Promosi terus-menerus dilakukan melalui sistem BTL atau ATL.

Ancaman: Munculnya industri yang

serupa (industri VCO) dikarenakan karena kemudahan memperoleh bahan baku dan teknologi proses.

Memerlukan cukup banyak waktu dan dana untuk mengedukasi masyarakat Indonesia akan keragaman fungsi VISIO selain sebagai obat-obatan.

Banyaknya produk subsitusi. Instabilitas ekonomi, sosial,

dan politik yang akan mengancam keberadaan industri kecil VISIO.

ST Diversifikasi content kimia

yang disesuaikan dengan keragaman fungsi produk VCO sehingga ada pembeda dengan produk serupa

Menanamkan keunggulan produk pada keragaman fungsi produk, promosi yang terus-menerus dengan pembagian sampel ke tempat tujuan masing-masing fungsi produk

Bekerjasama dengan pihak-pihak yang terkait seperti salon, restoran, dan toko obat

WT Terus-menerus melakukan promosi sistem ATL dan BTL

Memperluas saluran distribusi.

Page 109: STRATEGI PEMASARAN VIRGIN COCONUT OIL PRODUK … · dengan volume 125 ml terletak dalam posisi tertinggi yaitu sebesar 64%. Untuk melihat karakteristik konsumen terhadap bauran pemasaran

109