virgin coconut oil

28
Virgin Coconut Oil , dibuat dari kelapa segar tanpa melalui proses pemanasan, mengandung lauric acid dan capric acid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, ba penelitian membuktikan lauric acid dalam tubuh manusia diubah menjadi senyawa monolaurinyang dapat menanggulangi serangan virus seperti HIV , Herpes Simplex Virus 1 , Influenza dan berbagai Bakteri Patogen termasuk Listeria Monocytogenes dan Helicobacter Pyloryd . Disamping itu sebagai Lemak Jenuh Berantai Sedang atau MCFA , lauric acid berfungsi meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga dapat menambah energidan efek stimulasi sertamengontrol berat badan. Penelitian sejak 1982 telah dihasilkan Produk VCO yang istimewa da berbagai penyakit: Diabetes , Kolesterol , Hepatitis C , Vertigo , Hipertensi , Jantung Koroner , Obesitas , Kanker , Prostat , Asam Urat ,Osteoporosis , Maag , Ambeien Luar Dalam , Penuaan Dini , dan lain-lain. Oil Compotition : Pure Coconut Oil With Nutrition Value in one Softgel (in 1000 mg. oil) KANDUNGAN KADAR Lauric Acid 52,34 % Capric Acid 7,71 % Caprylic Acid 10,90 % Myristic Acid 16,06 % Palmitic Acid 6,04 % Oleate & Stearic Acid 4,06 % Linoleate 1,731 % Lain-Lain 0,62 % VCO akan membeku di bawah suhu 24 derajat Celcius, akan mencair dan jernih kembali pada suhu 24 derajat Celcius, dan kandungan serta mutu VCO tersebut tidak akan mengalami perubahan . VCO sangat resisten pada kerusakan , masa kadaluarsanya lama bisa sampai 4 tahun. Sumber dari : PT Patria Wiyata Vico Yogyakarta Jl. Bausasaran no. 73/43 Yogyakarta Telp. 62 274 557272, 548423, 554120 Fx. 62 274 546900

Upload: ghazian-saputra

Post on 21-Jul-2015

492 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Virgin Coconut Oil , dibuat dari kelapa segar tanpa melalui proses pemanasan, mengandung lauric acid dan capric acid yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, banyak penelitian membuktikan lauric acid dalam tubuh manusia diubah menjadi senyawa monolaurin yang dapat menanggulangi serangan virus seperti HIV , Herpes Simplex Virus 1 , Influenza dan berbagai Bakteri Patogen termasuk Listeria Monocytogenes dan Helicobacter Pyloryd . Disamping itu sebagai Lemak Jenuh Berantai Sedang atau MCFA , lauric acid berfungsi meningkatkan metabolisme dalam tubuh sehingga dapat menambah energi dan efek stimulasi serta mengontrol berat badan. Penelitian sejak 1982 telah dihasilkan Produk VCO yang istimewa dapat menanggulangi berbagai penyakit: Diabetes , Kolesterol , Hepatitis C , Vertigo , Hipertensi , Jantung Koroner , Obesitas , Kanker , Prostat , Asam Urat , Osteoporosis , Maag , Ambeien Luar Dalam , Penuaan Dini , dan lain-lain. Oil Compotition :Pure Coconut Oil With Nutrition Value in one Softgel (in 1000 mg. oil)

KANDUNGAN KADAR Lauric Acid 52,34 % Capric Acid 7,71 % Caprylic Acid 10,90 % Myristic Acid 16,06 % Palmitic Acid 6,04 % Oleate & Stearic Acid 4,06 % Linoleate 1,731 % Lain-Lain 0,62 % VCO akan membeku di bawah suhu 24 derajat Celcius, akan mencair dan jernih kembali pada suhu 24 derajat Celcius, dan kandungan serta mutu VCO tersebut tidak akan mengalami perubahan . VCO sangat resisten pada kerusakan , masa kadaluarsanya lama bisa sampai 4 tahun. Sumber dari : PT Patria Wiyata Vico Yogyakarta Jl. Bausasaran no. 73/43 Yogyakarta Telp. 62 274 557272, 548423, 554120 Fx. 62 274 546900

Teknik Pembuatan Virgin Coconut OilDitulis oleh BPTP Lampung Tuesday, 29 August 2006

Virgin Coconut Oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan salah satu produk diversifikasi kelapa yang akhir-akhir ini sedang menjadi primadona karena beberapa khasiatnya, disamping harganya yang tinggi cukup menggiurkan untuk diusahakan. VCO lebih banyak dimanfaatkan sebagai bahan suplemen don bahan baku farmasi serta kosmetik daripada sebagai minyak goreng. Saat ini nilai jualnya dapat meningkat lebih 500% dibanding minyak kelapa biasa yang harganya Rp. 7000/liter. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan mengkonsumsi VCO karena adanya kandungan asam lemak rantai sedang seperti asam laurat dalam VCO tersebut. Beberapa khasiat dari VCO adalah membunuh berbagai virus, bakteri, jamur dan ragi penyebab berbagai penyakit, mencegah hipertensi, diabetes, sakit jantung, kanker, lever dan mencegah pembesaran kelen jar prostat. TAHAPAN PEMBUATAN VCO Teknik pembuatan VCO dilakukan dengan cara pemanasan bertahap dan terkontrol. 1. Persiapan bahan baku Bahan utama pembuatan VCO adalah buah kelapa segar yang sudah tua atau matang dengan ciri-ciri sabut berwarna coklat dan buah belum ada yang berkecambah. Umur buah kelapa berkisar 11-12 bulan. Buah kelapa yang demikian akan menghasilkan rendemen minyak yang banyak. 2. Pembuatan santan Santan dibuat dengan cara kelapa dikupas don diparut dengan mesin pemarut kemudian diperas dengan air bersih dengan perbandingan air don kelapa 2: 1. Pemisahan suntan don ampas kelapa dilakukan dengan cara disaring menggunnkan kain atau saringan. 3. Pemisahan krim

Santan ditempatkan dalam wadah plastik atau ember plastik transparan. Penggunaan wadah /ember plastik transparan bertujuan agar bahan santan dalam wadah akan tampak dari luar. Dengan demikian pemisahan santan dengan krim akan mudah diamati. Santan didiamkan selama 3 jam. Setelah 3 jam suntan akan terpisah men jadi tiga lapisan yaitu krim (kaya minyak), lapisan tengah berupa skim (kaya protein) dan lapisan bawah berupa endapan. Bagian yang dimanfaatkan untuk pembuatan VCO adalah krim. Krim dipisahkan dengan menggunakan selang plastik kecil, satu ujung selang diletakkan pada lapisan krim dan u jung lain pada wadah penampung. 4. Pemanasan krim santan Krim merupakan bagian santan yang kaya minyak. Agar kandungan minyak dapat diambil dari krim maka diperlukan proses pemanasan pada suhu 80 - 100 C. Pemanasan dapat dilakukan di atas api menggunakan wajan yang baru (tidak bekas pengolahan produk lain). Hal ini dilakukan untuk menghindari perubahan dan warna dari minyak yang dihasilkan. Pengadukan dilakukan secara terus menerus. Lama pemanasan santan sampai diperoleh minyak yang belum matang adalah 3 jam ditandai terbentuknya blondo. Blondo yang terbentuk masih berwarna putih dan masih mengandung minyak 10 - 15 %. Untuk mengeluarkan minyak dari blondo dilakukan pengepresan blondo. Bahan minyak didinginkan dan disaring sebanyak tiga kali dengan menggunakan kertas saring. 5. Pemanasan minyak Untuk mendapatkan minyak murni, minyak yang belum matang dipanaskan kembali. Pemanasan dilakukan pada suhu 80 - 100 C sampai minyak berwarna bening. Bila masih ada blondo, blondonya berwarna coklat muda. 6. Penyaringan minyak Minyak (VCO) yang berwarna bening diangkat dan didinginkan. Setelah dingin minyak disaring dengan kertas saring dan ditampung dengan wadah kaca. Kertas saring dapat diperoleh di apotik. Agar penyaringan efisien, sebaiknya wadah penampungnya berupa gelas atau wadah kaca yang bermulut kecil. 7. Pengemasan

Setelah disaring beberapa kali (3 - 4 kali) VCO yang diperoleh berwarna bening dikemas dengan menggunakan botol-botol dari bahan plastik atau kaca dengan ukuran sesuai selera dan ditutup kedap serta dilabel. Selan jutnya VCO siap dipasarkan.

Terakhir diperbaharui ( Wednesday, 13 September 2006 )

Sumber : Prima Tani Departement Pertanian

Teknik Pembuatan Nata De Coco

Ditulis oleh BPTP Lampung Tuesday, 29 August 2006

Buah kelapa merupakan bagian paling penting dari tanaman kelapa karena mempunyai nilai ekonomis dan gizi yang tinggi. Air kelapa salah satu bagian buah kelapa yang mengandung sejumlah zat gizi yaitu protein, lemak, gula, sejumlah vitamin, asam amino, clan hormon pertumbuhan. Air kelapa dapat dimanfaatkan sebagai media untuk produksi nata de coco. Nata de coco merupakan hasil fermentasi air kelapa dengan bantuan mikroba Acetobacter xylinum, yang berbentuk padat, berwarna putih, transparan, berasa manis clan bertekstur kenyal. Selain banyak diminati karena rasanya yang enak dan kaya serat, pembuatan nata de coco pun tidak sulit dan biaya yang dibutuhkan tidak banyak sehingga dapat sebagai alternatif usaha yang dapat memberikan keuntungan. TAHAPAN PEMBUATAN NATA DE COCO 1. Persiapan media starter Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter, digunakan biakan murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini dapat dihasilkan dari ampas nenas yang telah diinkubasi ( diperam) selama 2-3 minggu. Starter yang digunakan dalam pembuatan nata sebanyak 170 ml. 2. Penyaringan dan pendidihan Untuk menghilangkan kotoran yang bercampur pada air kelapa dilakukan penyaringan air kelapa dengan menggunakan kain saring. Kemudian campurkan gula pasir ( 100 g/l air kelapa ), dengan air kelapa lalu didihkan dan dinginkan. 4. Inokulasi (Pencampuran dengan starter) Setelah dingin, pHnya diatur dengan menambahkan asam asetat atau asam cuka sekitar 20 ml hingga diperoleh kisaran keasaman (pH) 3-4. Kemudian diinokulasi dengan menambahkan starter (Acetobacter xylinum) 170 ml.

5. Fermentasi (Pemeraman) Masukkan campuran tersebut ke dalam wadah fermentasi ( baskom berukuran 34 x 25 x 5 cm ). Wadah ditutup dengan kain saring dan diletakkan ditempat yang bersih dan aman. Dilakukan pemeraman selama 8-14 hari hingga lapisan mencapai ketebalan kurang lebih 1.5 cm. 6. Pemanenan Setelah pemeraman selesai dengan terbentuk lapisan nata,lapisan nata diangkat secara hatihati dengan menggunakan garpu atau penjepit yang bersih supaya cairan dibawah lapisan tidak tercemar. Cairan dibawah nata dapat digunakan sebagai cairan bibit pada pengolahan berikutnya. Buang selaput yang menempel pada bagian bawah nata, dicuci lalu dipotong dalam bentuk kubus dan dicuci. Tuang dan rendam potongan nata de coco dalam ember plastik selama 2 - 3 hari dan setiap hari air rendaman diganti. Sesudah itu direbus selama 10 menit. Tujuan perendaman dan perebusan untuk menghilangkan rasa asam. 7. Pembuatan sirup nata Pembuatan sirup nata dengan perbandingan untuk 3 kg produk nata potongan diperlukan 2 kg gula dan 4,5 liter air. Gula dituangkan ke dalam air, panaskan sampai larut, lalu disaring. Selanjutnya nata dicampur dalam larutan sirup gula, bila perlu tambahkan essence kemudian biarkan satu malam agar terjadi penyerapan gula ke dalam potonganpotongan nata, lalu didihkan selama 15 menit. 8. Pengemasan Selanjutnya nata dikemas dalam kantong plastik atau botol selai dengan perbandingan antara padatan dan cairan 3:1, botol ditutup rapat, kemudian direbus dalam air mendidih selama 30 menit. Angkat dan dinginkan di udara dengan tutup terletak pada bagian bawah, selanjutnya botol diberi label dan siap untuk dipasarkan.

Informasi lebih lanjut, hubungi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung JI. Z. A. PagarAlam No. 1a, Rajabasa, B. ; Lampung Telp. (0721) 781776, 701328, Fax. (0721) 705273 E-mail: [email protected] diperbaharui ( Wednesday, 13 September 2006 )

Mengenal Minyak VCOSebelumnya, sebagai informasi awal, silahkan Anda pelajari beberapa informasi seputar minyak VCO (Virgin Coconut Oil), di bawah ini.

VICO LAURIC

130 ml, harga HANYA Rp 20.000 Diproses secara sentrifugal

Apa Itu Minyak Kelapa Murni (VCO) ?Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil, VCO) adalah minyak perawan yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara hiegienis tanpa sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan. Minyak kelapa murni (VCO) kami produksi dengan menggunakan berbagai mesin, sehingga menjadikan minyak VCO yang kami produksi memiliki standart kualitas

terjamin. Minyak VCO (Virgin Coconut Oil) biasa juga disebut minyak kelapa murni, minyak kelapa dara, minyak kelapa perawan, ataupun minyak kelapa asli.

Keunggulan Minyak VCO KamiKandungan Asam laurat tinggi (52,73 % * )Kandungan asam laurat menentukan kualitas minyak VCO. Semakin banyak prosesntase kandungan asam laurat, maka semakin bagus kualitas minyak VCO tersebut. Bandingkan kandungan asam laurat VCO buatan kami dengan yang lain. Asam laurat ini di dalam tubuh diubah menjadi senyawa monolaurin yang memiliki kemampuan antivirus, antibakteri, antijamur dan antiprotozoa * Asam laurat 52,73 % dianalisa oleh Sucovindo

Diolah Secara Hiegenis Dengan SentrifugalMinyak VCO kami diproses dengan metode sentrifugal

Telah ada ijin Depkes RIProduk minyak kelapa murni buatan kami, telah ada ijin dari Depkes RI. PIRT No. 205 357 301356

Rasa dan aroma Enak, Segar, Khas Buah KelapaProduk minyak kelapa murni (perawan) yang kami produksi memiliki rasa dan aroma enak, segar khas buah kelapa

Tanpa Bahan Kimia, Tanpa Bahan Pengawet, dan Tanpa Bahan Tambahan LainnyaMinyak kelapa murni kami benar-benar murni. Tanpa bahan kimia, tanpa bahan pengawet dan tanpa bahan kimia tambahan lainnya.

Bebas 'Tengik'Minyak VCO yang kami hasilkan bebas dari rasa tengik. Kami menggunakan mesin evaporator vakum untuk mengurangi kadar air, sehingga minyak VCO yang kami hasilkan bebas dari rasa tengik.

Apa Manfaat Minyak VCO Untuk Kesehatan dan Pengobatan Penyakit ?Minyak kelapa murni (dara), memiliki manfaat 'luar biasa' untuk menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Berikut ini adalah sebagian manfaat minyak VCO :

HIV / AIDS Hipertensi Aterosklerosis Diabetes Jantung Hepatitis Stroke Kolesterol Kanker Prostate Maag Ambeyen / wasir Oestoporosis Influenza Penyakit Kulit Kerontokan rambut Ejakulasi dini Obesitas Ginjal Liver (penyakit hati) Epilepsi Menghaluskan kulit Memutihkan gigi , mencegah penyakit periondontal dan pembusukan gigi

Ketombe Masuk Angin Menurunkan berat badan Meningkatkan nafsu makan Mencerdaskan anak Mendukung pertumbuhan tulang dan gigi Asam urat Flu Herpes Pankreatitis Sindrom malabsorbsi Fibrosis kistik Penyembuh luka Meredakan gejala penyakit kandung empedu Meringankan peradangan kronis Melindungi tubuh dari kanker payudara, kanker usus, dan berbagai jenis kanker Prostat jinak, pembesaran prostat Mencegah penuaan dini Membunuh jamur ragi yang menyebabkan kandida, gatal, sariawan, ruam popok, dan infeksi lain. dan lain-lain masih banyak lagi.

Itulah beberapa manfaat minyak kelapa murni (minyak kelapa perawan). Masih banyak lagi manfaat yang lain. Pada intinya, minyak VCO (minyak kelapa perawan ini bermanfaat untuk kesehatan dan pengobatan penyakit.

MEMBUAT VCO DENGAN CARA TRADISIONALJuli 5, 2007 at 9:59 am | In food Processing |

Pembuatan VCO secara tradisional sudah sejak lama dipraktikkan oleh ibu-ibu di pedesaan. Umumnya, VCO yang dihasilkan digunakan untuk minyak goreng. Di beberapa daerah, minyak ini lebih dikenal dengan nama minyak kelentik atau minyak krengseng. Pembuatan minyak kelapa ini merupakan upaya pemanfaatan buah kelapa yang dipanen dari kebunnya sendiri. Biasanya, kelapa yang sudah dipanen hanya mampu bertahan selama 1-2 bulan. Setelah itu, buah kelapa akan busuk, atau tumbuh menjadi anakan baru. Di samping itu, mahalnya harga minyak goreng baik yang berbahan baku kelapa, kelapa sawit, jagung, atau kedelai di pasaran juga menjadi alasan lain. Umumnya, ibu rumah tangga hanya memproduksi minyak kelapa dalam jumlah sedikit (misalnya 20-25 butir kelapa) dalam sekali produksi. Dari bahan baku tersebut, dihasilkan sekitar 2-3 liter minyak kelapa, tergantung dari kualitas kelapa yang digunakan dan proses pembuatannya. Frekuensi pembuatannyapun cukup lama, biasanya sampai minyak goreng tersebut habis. Alasan lain yangmembuat produksi dalam jumlah sedikit juga disebabkan karena daya simpan minyak kelapa goreng tidak bisa terlalu lama, sekitar 1-2 bulan. Hal ini disebabkan oleh adanya proses pemanasan. Di atas suhu 80 C saat proses pemanasan berlangsung, banyak kandungan antioksidan yang menguap dan hampir semua jenis protein mengalami denaturasi. Oleh karenanya, minyak kelapa mudah teroksidasi sehingga menyebabkan ketengikan. Proses pembuatan minyak kelapa murni dengan cara tradisional sangat mudah untuk diterapkan oleh petani di pedesaan. Di samping peralatan yang digunakannya sangat sederhana, teknologi prosesnya pun cenderung mudah dilakukan. Tahap yang perlu dilalui untuk terbentuknya minyak kelapa yaitu pembuatan santan kelapa. Dengan Cara pemanasan, dari santan ini akan diperoleh minyak kelapa. Pemanasan yang dilakukan sangat tergantung pada besar-kecilnya api yang digunakan. Umumnya, bersuhu sekitar 100 110 C. Suhu ini dikatakan ideal karena pada suhu tersebut air yang terdapat dalam santan akan menguap. Dengan demikian, protein yang berikatan dengan air pun akan pecah. Selanjutnya, protein akan mengalami denaturasi (rusak). Dengan demikian, protein yang mengikat lemak (minyak) dari santan kelapa akan rusak juga. Minyak kelapa ini kemudian akan bebas dari ikatan-ikatan emulsi dengan protein sebagai emulgatornya. Dengan lepasnya ikatan-ikatan tersebut, minyak akan mengumpul tersendiri. Sementara protein pun akan berkumpul menjadi satu. Protein tersebut dikenal dengan nama blondo (tahi minyak). Pada pengolahan VCO secara tradisional, blondo akan berwarna kecokelatan karena suhu yang digunakan cukup tinggi (100-110 C). Sementara air yang masih terdapat dalam santan akan menguap selama proses pemanasan. Bahan Baku Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan VCO secara tradisional yaitu daging buah

kelapa. Sementara bahan tambahan pada proses pembuatan VCO secara tradisional tidak diperlukan. Kualitas bahan (kelapa) yang digunakan akan sangat berpengaruh terhadap kualitas VCO yang dihasilkan, di samping juga dipengaruhi oleh proses produksi. Kecuali itu, kualitas bahan yang digunakan juga berpengaruh terhadap rendemen VCO yang dihasilkan. Semakin baik mutu kelapa yang digunakan, kualitas VCO yang dihasilkan juga akan semakin baik, di samping juga rendemennya semakin tinggi, demikian sebaliknya. Adapun ciri-ciri kelapa yang baik untuk digunakan sebagai bahan pembuatan VCO seperti berikut ini. a) Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida lokal. Rendemen yang diperoleh dari varietas ini akan lebih banyak dibandingkan dengan kelapa hibrida. b).Telah berumur 11-13 bulan. Umur kelapa yang akan digunakan untuk membuat VCO tidak boleh terlalu muda atau kelewat tua. Apabila terlalu muda, kandungan minyaknya masih sangat rendah sehingga rendemen yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, bila kelapa yang digunakan sudah terlalu tua, banyak kandungan minyak yang sudah diubah menjadi karbohidrat. Dengan demikian, rendemen yang dihasilkan pun akan sedikit. c) Berat kelapa berkisar 130 g/butir. Sebaiknya, ukuran kelapa dipilih yang seragam agar memudahkan dalam penanganan. d) Kulit sabut kelapa sudah berwarna cokelat. Hal ini menandakan bahwa kelapa tersebut sudah cukup tua. e) Apabila dikoclak, bunyinya akan terdengar nyaring. Tentu saja hal ini sangat berhubungan dengan jumlah air yang terdapat di dalamnya. Apabila koclak, menandakan bahwa jumlah air yang berada di dalam kelapa telah berkurang. Berkurangnya jumlah air ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi kelapa. Banyak kandungan zat-zat gizi dari air kelapa yang dipindahkan ke dalam daging buahnya. Dengan demikian kandungan zat gizi yang terdapat di dalam daging buah akan bertambah banyak, terutama kandungan minyak atau lemaknya. f) Kelapa belum berkecambah. Apabila sudah berkecambah, kelapa tersebut sudah terlalu tua sehingga kandungan gizinya banyak yang sudah berubah. g) Apabila dibelah, daging buah berwarna putih dengan ketebalan berkisar 10-15 mm. Pada pangkal kelapa, sudah terdapat benjolan kecil berwarna kekuningan, disebut gandos. Apabila gandos tersebut sudah besar, sebaiknya tidak digunakan karena kandungan minyak dalam daging buah sudah banyak berkurang. Peralatan Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan VCO secara tradisional sebagai berikut. 1) Slumbat, alat ini digunakan untuk mengupas kelapa dari sabutnya. Alat ini sering digunakan oleh petani, terutama di pedesaan. Namun, bila ada mesin untuk mengupas sabut

kelapa juga bisa digunakan agar pekerjaan mengupas kelapa menjadi lebih cepat. Di samping itu, bila anggaran sangat terbatas, parang juga bisa digunakan untuk mengupas kelapa. Namun, pengupasan kelapa dengan alat ini sangat lama. 2) Golok atau parang, alat ini digunakan untuk memecah tempurung kelapa sehingga air kelapa bisa mengalir keluar. Sebaiknya, golok atau parang yang digunakan dipilih yang berbahan besi atau baja. Tujuannya tentu saja agar proses pemecahan tempurung bisa berjalan dengan baik, di samping juga agar basil yang diperoleh terkesan rapi. 3). Ember digunakan untuk menampung air kelapa. Sebaiknya bahan ember berupa karet agar tidak mudah pecah saat diangkat atau dipindahkan bila telah terisi penuh. Ember yang digunakan tidak harus bagus, tetapi kebersihan harus tetap dijaga. 4). Penyukil digunakan untuk memisahkan daging buah kelapa dari tempurung yang menempel. Sebaiknya, penyukil terbuat dari besi agar tidak mudah berkarat. Hal yang terpenting yaitu bahwa mata pisau penyukil hams tajam agar mudah masuk ke dalam selasela daging buah dan tempurung. Selain itu, gagang (pegangan) penyukil juga harus nyaman sehingga memudahkan dalam penyukilan daging kelapa. 5).Mesin pemarut digunakan untuk memarut daging buah kelapa. Apabila tidak memungkinkan untuk mengadakan mesin pemarut, sementara bisa menggunakan parutan yang terbuat dari kayu dan dipasang mata pisau untuk memarutnya. Hal yang terpenting dari pemarut yaitu mata pisaunya, yaitu hams tajam dan tidak mudah berkarat. Bila periu, lakukan pengolesan minyak setelah dipakai, tentu saja sebelumnya harus dibersihkan dari sisa ampas yang masih menempel. Mata pisau ini juga erat kaitannya dengan tingkat kehalusan ampas kelapa yang diperoleh. Semakin halus butiran ampas kelapa tersebut, akan menghasilkan santan kelapa yang lebih banyak, demikian sebaliknya. 6). Kain saring santan digunakan untuk menyaring ampas kelapa saat memeras. Dengan demikian, ampas kelapa tidak terikut bersama dengan santan. Kain saring yang dipilih bisa berupa kain kaos sehingga air santan mudah keluar saat dilakukan pemerasan, sedangkan ampas kelapa tetap tertinggal di dalam kain tersebut. 7). Stoples digunakan untuk mengendapkan santan kelapa sampai terbentuk dua lapisan, yaitu krim (kepala santan/kanil) dan skim. Skim berisi protein yang terlarut dalam air. Stoples yang digunakan sebaiknya berwarna terang (transparan) sehingga kedua lapisan tersebut dapat dengan mudah bisa dilihat. Sementara bahan stoples bisa terbuat dari plastik agar ringan (tidak berat). 8). Selang digunakan untuk membuang skim santan. Bahan selang bisa terbuat dari karet agar mudah ditekuk dan tidak lengket bila tidak digunakan. Kran pun bisa digunakan untuk menggantikan fungsi selang. Kran air yang digunakan bisa berukuran 3/4 inci dan dipasang di dasar stoples.

9). Wajan digunakan untuk memasak kepala santan hingga terbentuk minyak. Sebaiknya, bahan wajan terbuat dari email sehingga tidak mudah gosong saat proses pemasakan dilakukan. Ukuran wajan disesuaikan dengan kapasitas produksi yang sedang dijalankan. 10). Pengaduk digunakan untuk mengaduk santan saat pemasakan dilakukan. Pengaduk bisa bempa susuk atau centong. Hal yang perlu diperhatikan, centong harus berukuran panjang agar tangan tidak merasa panas saat mengaduk santan. Di samping itu, bahan centong juga tidak berupa bahan yang mudah menghantarkan panas, misalnya besi. Kalau terbuat dari besi, bisa disambung dengan kayu agar tidak menghantarkan panas. Bahan centong juga hams tahan panas sehingga tidak mudah meleleh. 11). Kompor digunakan sebagai sumber pemanas dalam proses pemasakan santan menjadi minyak kelapa. Kompor yang digunakan bisa berbahan bakar minyak tanah atau gas. Dengan kedua kompos ini, besar-kecilnya api bisa dengan mudah diatur. Tungku juga bisa digunakan sebagai alat pemanas dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Namun, umumnya api yang dihasilkan tidak bisa diatur dengan mudah sehingga penyebaran panas tidak bisa merata. Selain itu, api yang cukup besar juga bisa membuat gosong pada wajan dan minyak kelapa yang dihasilkan. 12). Kain saring digunakan untuk menyaring minyak kelapa yang mungkin masih bercampur dengan blondo. Untuk menghasilkan minyak kelapa murni berkualitas bagus, penyaringan juga bisa dilakukan dengan kertas saring. 13). Kertas saring digunakan untuk menyaring VCO dari kotoran yang masih bisa lobos oleh penyaringan menggunakan kain. Kertas saring yang digunakan untuk menyaring VCO yang dibuat secara tradisional hanya terdiri dari satu macam, yaitu ukuran 10 mikron. Kertas saring dipotong kecil sesuai dengan ukuran corong. Kertas saring bisa dibeli di toko kimia atau apotek. Harganya bervariasi, tetapi kisarannya sekitar Rp 4.000,00. Cara Pembuatan Tahap pembuatan VCO secara tradisional dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan kelapa, pembuatan VCO, serta penyaringan. 1. Pembuatan santan kelapa: Adapun tahap-tahap pembuatan santan kelapa secara tradisional sebagai berikut. a).Kupas sabut kelapa dengan slumbat sampai sabut tersebut terpisah dari daging buah kelapa yang masih terbungkus oleh tempurung kelapa. Selain slumbat, parang atau mesin pengupas kelapa juga bisa digunakan, tergantung skala usaha yang kita inginkan, dan tentu saja juga disesuaikan dengan anggaran yang kita miliki. Pada proses ini diperoleh sabut kelapa sebagai hasil sampingnya. Sabut kelapa masih bisa diolah menjadi berbagai kerajinan tangan dan media tanam b).Belah kelapa yang masih terselubungi oleh tempurung kelapa menggunakan golok. Pada proses ini, sekaligus juga bertujuan untuk membuang air kelapa. Seperti pada sabut, air kelapa juga masih bisa digunakan untuk membuat kecap, asam, dan nata de coco.

c) Congkel daging buah kelapa yang masih melekat pada tempurung menggunakan pisau penyukil. Pada proses ini juga akan menghasilkan tempurung sebagai hasil sampingnya. Tempurung kelapa masih bisa dimanfaaatkan untuk pembuatan arang dan asap cair. d) Cuci daging buah kelapa yang sudah terkumpul di dalam ember. Pencucian sebaiknya menggunakan air mengalir agar lebih cepat bersih, di samping juga lebih bersifat higienis. e) Haluskan ukuran daging buah kelapa menggunakan pemarut. Apabila memungkinkan, bisa menggunakan mesin pemarut agar proses pemarutan bisa berjalan dengan cepat. Usahakan ukuran partikel parutan sekecil mungkin agar santan yang diperoleh lebih banyak. f) Campurkan air ke dalam hasil parutan dengan perbandingan 10 : 6. Artinya, dari hasil parutan 10 butir kelapa ditambahkan 6 liter air. Apabila jumlah air yang ditambahkan terlalu sedikit, kemungkinan masih ada sisa minyak yang tertinggal di dalam ampas kelapa. Namun, bila penambahannya terlalu banyak, hanya akan menyulitkan saat membuang air karena jumlah air dibandingkan minyak dalam santan jauh lebih banyak. g) Remas-remas santan menggunakan tangan. Tujuannya yaitu untuk mengeluarkan seluruh kandungan gizi, terutama minyak yang terdapat dalam butiran daging buah kelapa yang sudah halus. Semakin lama peremasan tentu saja akan menghasilkan minyak dalam santan yang lebih banyak. Sebaiknya peremasan dihentikan manakala air bilasan air sudah tidak berwarna putih (agak bening). Hal ini menandakan bahwa kandungan santan sudah berkurang. h) Saring santan menggunakan kain saring. Tujuannya untuk memisahkan antara santan dengan ampasnya. Peras ampas yang masih terdapat di dalam kain saring agar sisa santan yang masih terdapat di dalam ampas bisa keluar semuanya. 2. Pembuatan VCO Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional sebagai berikut: a) Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga terbentuk krim santan (kanil/kepala santan) dan skim santan. Krim santan berada di bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak. Seperti yang kita tahu, bahwa berat jenis minyak lebih ringan dibandingkan berat jenis air. Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga tingggal tersisa krim bagian atasnya. b) Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar 100-110 C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima oleh santan bisa merata. c) Matikan api kompor bila sudah terbentuk minyak dan blondo. Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam. Umumnya, minyak tersebut tidak

berwarna bening, tetapi sedikit kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan. Blondo ini masih bisa dimanfaatkan sebagi bahan pangan, misalnya untuk pembuatan kue. Saring blondo dari minyak menggunakan serok. Upayakan penyaringan berjalan dengan sempurna agar tidak ada lagi sisa blondo yang terdapat di dalam minyak. 3. Penyaringan Penyaringan dilakukan untuk memisahkan minyak dari ikutan-ikutan, berupa blondo dan kotoran lainnya. Penyaringan di sini tidak bertujuan untuk menjernihkan warna VCO. Penyaringan dilakukan dengan kain dan kertas saring. Adapun cara penyaringan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut. a) Pasang kain pada corong yang telah dihubungkan dengan botol kaca. Sedikit demi sedikit, tuang VCO ke dalamnya. Sebaiknya penyaringan dilakukan dengan hati-hati karena ditakutkan tumpah. b) Saring hasil saringan pertama dengan kertas saring. Adapun cara penyaringannya sama dengan penyaring dengan kain. Komentar: 1. pembuatan vco kaya gitu kayanya dah ga jaman dech.udah gitu boros bahan bakar.ngapain repot2 pake di panasin segala.kan bisa ngerusak kandungan terpenting dari vco itu sediri. terutama vit A dan vit E yg rawan pemanasan.saya ga yakin itu disebut vco.karena vco itu tanpa pemanasan atau pemanasan dengan suhu dibawah 70 derajat celcius. kita bisa kok membuat itu tanpa dipanasin.praktis,mudah and ringkas ga perlu pemanasan. caranya hasil dari pendiaman santan akan diperoleh krim dan skim. krim diambil dan masukkan kedalam wadah (bisa gelas yg panjang, botol Aqua yg dibalik dan lubangnya ditutup dg keran guci, botol selai,dll) trus diaduk-aduk selama kurang lebih 10 menit. pengadukan u membuat krim pecah. trus diamkan selama 24 jam atau kurang. kalo milih kelapanya bener maka dalam waktu 8 jam saja udah terbentuk blondo(diatas), minyak(ditengah),air (dibawah). kalo saya biasa pakai botol Aqua.praktis tinggal buka keran, buang airnya trus tampung minyaknya di wadah(pelan2 buang airny).tinggal disaring dech.praktis kan? dah di uji lab hasilnya oke banget.dan tahan lama. kuncinya adalah dalam pemilihan kelapa. harus kelapa yg bener2 tua.cirinya.kulitnya berwarna coklat tua.dagingnya keras.dan kalo dicongkel pake kuku dagingnya licin karena kandungan minyaknya. selamat mencoba!!!!

Pengakuan Profesor USABelum pernah terjadi dalam sejarah dimana ditegaskan pentingnya minyak laurat. MCFA dalam minyak kelapa identik dengan kandungan dalam air susu ibu, baik struktur dan efek nutrisinya. Dalam 4 dekade terakhir telah dilakukan mis-informasi dan dis-informasi yang dilakukan politisi yang membiaskan kelompok agrikultur

maupun professional, sehingga memaksa masyarakat percaya bahwa minyak jenuh itu berbahaya. Kini telah didapatkan fakta bahwa minyak jenuh bukanlah terdiri atas 1 jenis lemak, tetapi terdiri atas 3 sub groups: short (C2-C6), medium (C8-C12) dan long (C14-C24) chain fatty acids. MCFA secara ekslusif terkandung dalam minyak laurat. Jon J. Kabara. Ph. D Professor Emeritus, Michigan State University. Illinoiss, USA

Pembuatan VCO dengan metode cold centrifugeTeknologi cold sentrifuge (metode dingin - sentrifugal) digunakan pada proses pemisahan antara minyak dan air dari santan. Teknologi ini dikenal menghasilkan produk yang lebih berkualitas. Pemisahan dilakukan murni karena proses fisik, bukan proses yang dilakukan oleh bakteri. Penggunaan teknologi ini juga dapat menghasilkan minyak dalam waktu 2-3 jam. Aroma yang diperoleh dengan metode cold centrifuge akan menghasilkan aroma yang lebih segar khas kelapa, manis dan gurih. Proses ini dapat menghasilkan kadar air dari produk hingga 0,1 %. Proses ini terus dikembangkan oleh vico-bagoes yang berorientasi pada kualitas produk.

Pembuatan VCO dengan metode fermentasi (pancingan)Metode fermentasi juga dikenal dengan metode pancingan adalah proses pemisahan minyak dari santan yang dilakukan oleh bakteri secara spontan maupun dengan bakteri tertentu (pancingan). Proses pembuatannya sangat sederhana dan mudah. Anda bisa mencoba sendiri di rumah dengan membeli kelapa parut di pasar. Ambil santannya dengan air hangat. Diamkan santan pada wadah terbuka dan jaga temperatur sekeliling di kisaran 3035oC. Minyak akan memisah setelah biarkan 24-30 jam. Jika gelembung-gelembung tidak nampak, maka proses pemisahan telah selesai. Dari 10 butir kelapa anda dapat memperoleh minyak antara 700-900 cc. VCO yang dihasilkan melalui proses ini berwarna bening dan beraroma agak keras. Bila anda menggunakan fermentasi spontan, hasil yang didapatkan akan sulit stabil karena kita tidak dapat mengontrol bakteri yang aktif. Untuk skala kecil dan pembuatan rumah tangga, metode ini direkomendasikan karena membutuhkan investasi peralatan yang murah.

Pembuatan minyak kelapa / minyak goreng dengan pemanasanMinyak kelapa telah diperkenalkan oleh nenek moyang kita sebagai solusi masalah kesehatan. Minyak ini dikenal dapat memperlancar persalinan ibu serta baik untuk kulit dan rambut. Proses pembuatan minyak ini dilakukan dengan memanaskan santan dengan api sedang secara terus menerus. Dalam waktu 8-10 jam akan didapatkan minyak yang berwarna kekuningan.

Beberapa riset kandungan minyak kelapa dan VCO sama, hanya kadarnya lebih rendah. Seperti asam laurat pada minyak kelapa pada kisaran 20-25%.

Solusi kesehatan modern : VCOKehebatan Virgin Coconut Oil (VCO) telah banyak dibuktikan menyelesaikan masalah kesehatan. Kini Saatnya kita untuk sehat secara alami dengan menggunakan produk yang berkualitas dan bermutu tinggi

Zainal Gani, Dokter Umum Spesialis HerbaADA yang menilai unik tentang kepribadian dokter Zainal Gani. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang, tahun 1978 ini tidak pernah membuka praktik pribadi. Ia malah menekuni dunia pertanian dan obat-obatan tradisional. Lalu, ia memproduksi obat-obat tradisional dan makanan sehat alami dengan merek Herba Bagoes. Saat ini produk andalannya adalah Vico Bagoes alias Virgin Coconut Oil. Dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan nama menggelitik: minyak perawan. PEMINAT Virgin Coconut Oil (VCO) ternyata cukup banyak. Kita tiap harinya memproduksi sekitar 20 liter per hari, atau 500 liter lebih setiap bulannya. Pasarnya ternyata bukan hanya Malang, tetapi juga Jakarta, Semarang, Bandung, Bali, dan lain-lain. Untuk luar Jawa kurang lancar karena maskapai penerbangan tidak mau mengangkut kargo cair, tutur dokter yang kelahiran Banyuwangi tahun 1946 itu. Karena banyaknya peminat, ia juga mengadakan kursus singkat tentang cara memproduksi VCO yang benar dan bagus. Angkatan pertama sudah selesai, diikuti lima orang. Untuk angkatan kedua sudah ada yang mendaftar sebanyak 20 orang, ujarnya dalam perbincangan 24 Juni lalu. Pesertanya dari Jawa maupun luar Jawa, antara lain Riau, Kalimantan, Bali, dan Pulau Rote. Kursus dilaksanakan dalam dua hari, biayanya Rp 950.000 per orang, termasuk biaya menginap di hotel. Setelah kursus selesai, dijamin peserta bisa memproduksi VCO, kata Gani, yang juga membuka Kafe Obat Tradisional di rumah barunya, kawasan Sudimoro Blimbing, Malang, Jawa Timur. Rumah ini hasil dari usaha obat-obatan tradisional, katanya. TENTANG manfaat VCO, menurut dokter Zainal Gani, sudah banyak ahli yang tidak meragukan. Bahkan di Indonesia, khususnya Jawa, para orangtua kita dulu sudah mengenalnya meskipun tidak dijelaskan secara ilmiah. Misalnya manfaat minyak kelapa (klentik) untuk orang hamil. Sekarang bisa dijelaskan bahwa kelapa mengandung asam lemak jenuh rantai sedang (medium chain fatty acids), disingkat MCFA. Yaitu asam laurat dan asam capric. MCFA dalam minyak kelapa (klentik) berfungsi melindungi janin dari serangan virus dan mikroorganisme lain. Ini sangat bermanfaat untuk kehamilan muda. Sementara pada kehamilan tua, MCFA diubah menjadi energi yang sangat dibutuhkan saat melahirkan, sekaligus meningkatkan kuantitas dan kualitas air susu ibu. Dari beberapa literatur disebutkan, VCO bisa mengurangi risiko atheroscleroses (pengerasan pembuluh darah) dan sakit jantung, mencegah sakit kanker, diabetes, gangguan degeratif, dan mencegah terjadinya infeksi. Selain itu juga mendukung kekebalan tubuh, menunjang metabolisme, memperbaiki pencernaan, membuat kulit tetap lembut dan halus, serta berfungsi

sebagai antioksidan. VCO juga tidak menaikkan kadar kolesterol, tutur dokter yang juga berstatus sebagai ayah tiga anak itu. DOKTER Zainal Gani merintis penyebarluasan obat-obat tradisional sejak berdinas di Rumah Sakit Bersalin Arjosari (Malang) tahun 2000. Di situ ada dua apotek, satunya khusus untuk obat-obat tradisional, ujarnya. Setelah pensiun tahun 2002, ia meneruskan kegiatannya di rumah sampai sekarang ini. Herba Bagoes mengeluarkan lebih dari 25 macam produksi. Dia menambahkan, beberapa rekan sekerjanya dulu juga ada yang mengikuti jejaknya, memproduksi obat-obatan tradisional. Dan ternyata mereka yang benar-benar tekun mengerjakannya usaha ini bisa memberikan penghasilan cukup baik. Dokter yang mengaku menderita penyakit diabetes sejak usia 36 tahun itu juga punya pengalaman menarik tentang makanan. Untuk menjaga stamina fisik dan kesehatannya, selain makan obat, dia juga pernah menerapkan pola food combining. Meskipun porsi nasinya sudah diturunkan dari satu ons menjadi setengah ons, ternyata kadar gula darahnya masih tetap tinggi. Lalu ia mulai melakukan cara lain, mengganti makanan nasi dengan ubi rambat yang dipanggang. Ternyata kadar gula saya turun, dari semula 300 mg/dl (miligram/desiliter) menjadi 190 mg/dl. Dan stamina juga tetap baik, katanya. Namun, sejak setahun lalu ia mengubah lagi makanannya. Bukan ubi panggang, tetapi blondo (ampas prosesing VCO). Setelah berjalan enam bulan, kadar gulanya turun menjadi 140-150 mg/dl. Sampai sekarang sudah berjalan setahun, dan saya tetap sehat, tuturnya meyakinkan. Semua pengalaman dan pengetahuan dokter Zainal Gani tentang obat-obat tradisional tersebut disebarluaskan melalui berbagai cara. Selain kepada para langganan dan kenalannya, ia juga menerbitkan Media Sehat Alami dan secara rutin mengadakan siaran melalui sebuah pemancar radio swasta di Malang. Khusus edisi 3 Mei 2005, Media Sehat Alami mengupas tentang VCO. SELAIN tanaman obat-obatan, Zainal Gani juga pernah menekuni tanaman anggrek, jamur, jeruk, kayu mindi, serta suren. Kedua jenis tanaman kayu itu ia yakini mampu meningkatkan taraf hidup petani jika ditangani secara serius dan profesional. Mindi putih, misalnya, pada usia lima tahun bisa laku Rp 500.000 per pohon. Jika diusahakan dengan jarak tanam 3 x 3 meter, satu hektar bisa ditanami sekitar 1.111 pohon. Nilainya setelah berusia lima tahun mencapai sekitar Rp 555.500.000. Artinya, satu hektar bisa menghasilkan lebih dari Rp 100 juta per tahun, katanya. Padahal, tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang sulit dan pasarannya pun masih cukup terbuka. Karena itu, Zainal Gani berobsesi untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang tanaman ini agar para petani kita dapat memperoleh penghasilan yang baik. Keinginan ini tidak mustahil bisa dilaksanakan dengan baik karena ia sudah lebih dari 20 tahun juga menjadi anggota aktif Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kota Malang. Saat ini jabatannya di KTNA sebagai ahli andalan bidang pertanian, khususnya tanaman obat-obatan. Dokter yang pernah mengikuti wajib militer dan bekerja sekitar tiga tahun di Rumah Sakit Angkatan Darat Denpasar (Bali) ini ternyata juga pencinta lingkungan yang tangguh. Pekarangan rumahnya di Sudimoro dipenuhi berbagai jenis tanaman, baik yang bernilai obat maupun tanaman untuk percobaan seperti mindi. Limbah rumah tangganya juga diatur sedemikian rupa sehingga terjadi

proses daur ulang dan tidak mencemari lingkungan. Memang unik! (JA NOERTJAHYO,Wartawan, Tinggal di Malang)>>Disadur dari harian Kompas

Manfaat Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) Riset dan uji klinis telah membuktikan keampuhan dan khasiat virgin coconut oil (VCO)untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan kehidupan sehat lainnya. Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis, influenza, hepatitis C, cacar air, herpes dan penyakit-penyakit lainnya. Mematikan berbagai bakteri penyebab pneumonia, sakit telinga, infeksi tenggorokan, gigi berlubang, keracunan makanan, infeksi saluran kencing, meningitis, gonorrhea, luka gangren dan masih sangat banyak lainnya Mematikan jamur dan ragi yang menyebabkan candida, jock itch, kadas, athletes foot, ruam karena keringat dan popok dan infeksi lainnya. Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit lainnya. Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat. Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik dan penampilan atlit. Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin dan asam amino yang larut dalam lemak. Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah. Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh. Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan yang dihubungkan dengan diabetes. Mengurangi gangguan yang dikaitkan dengan gejala kesulitan pencernaan dan cystic fibrosis. Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium serta mendukung perkembangan tulang dan gigi yang kuat. Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis. Membantu meredakan gejala sakit saluran kandung kemih. Meredakan gejala yang dihubungkan dengan Chron's disease, ulcerative colitis dan bisul perut. Mengurangi peradangan kronis. Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh. Mendukung dan membantu fungsi kekebalan tubuh. Membantu melindungi tubuh dari kanker payudara, kanker colon dan kanker lainnya. Baik buat jantung; tidak meningkatkan cholesterol darah atau kelengketan platelet. Membantu mencegah sakit jantung, atherosclerosis dan stroke. Membantu mencegah tekanan darah tinggi. Membantu mencegah sakit periodental dan kerusakan gigi. Berfungsi sebagai antioksidan pelindung. Membantu melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya yang meningkatkan penuaan dini dan penyakit degeneratif.

Memperbaiki pendayagunaan asam lemak essensial dan melindunginya dari oksidasi. Meredakan gejala kelelahan kronis. Meredakan gejala benign prostatic hyperplasia (pembesaran prostat). Mengurangi tekanan epileptis. Melindungi tubuh dari penyakit ginjal dan infeksi kandung kemih. Membantu mencegah sakit liver. Kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain sehingga efek penggunaan maksimal untuk pengobatan jauh lebih baik. Mendukung fungsi thyroid. Meningkatkan aktifitas metabolik sehingga memberikan efek penurunan berat badan yang alamiah dan stabil (mencegah kegemukan). Mencegah infeksi topical bila dioleskan (melalui kulit). Mengurangi gejala psoriasis, eksim dan dermatitis. Mendukung keseimbangan kimiawi kulit secara alami Melembutkan kulit dan mengencangkan kulit dan lapisan lemak di bawahnya. Mencegah keriput, kulit kendor dan bercak-bercak penuaan. Memberikan penampilan rambut yang sehat dan tidak kering. Mencegah kerusakan yang ditimbulkan radiasi sinar ultra violet pada kulit. Mengendalikan ketombe. Membantu memberikan vitalitas dan terasa lebih muda. Menolak oksidasi sehingga memberikan perlindungan terhadap oksidasi berlebihan. Virgin coconut oil Pada suhu tinggi tidak membentuk zat yang berbahaya seperti pada vegetable oil lainnya. Tidak memiliki efek samping yang berbahaya bila dikonsumsi. Tidak beracun untuk dikunsumsi

Pemanfaatan Potensi Buah Kelapa dengan Membuat Virgin Coconut Oil (VCO) Guna Menambah Pendapatan Keluarga Petani SPFS (Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat)Descriptive title of the technology

Pemanfaatan Potensi Buah Kelapa dengan Membuat Virgin Coconut Oil (VCO) Guna Menambah Pendapatan Keluarga Petani SPFS (Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat)Global Farming System

Smallholder Rainfed Dry/Cold: The Smallholder Rainfed Dry/Cold Farming Systems in dry or cold low potential areas cover an enormous land area - around 3.5 billion ha - but support a relatively modest agricultural population of around 500 million. These lower potential systems are generally based on mixed crop-livestock or pastoral activities, merging eventually into sparse and often dispersed systems with very low current productivity or potential because of environmental constraints to production. Smallholder Rainfed Highland: The Smallholder Rainfed Highland Farming Systems in steep and highland areas contain an agricultural population of more than 500 million. In most cases these are diversified mixed crop-livestock systems, which were traditionally oriented to subsistence and sustainable resource management. However, these days they are characterised by intense population pressure on the resources base, which is often quite poor - averaging 3.5 persons per cultivated ha, aggravated by heavy grazing pressure on the four-fifths of the land which is not cultivated. Given the lack of road access and other infrastructure, the level of integration with the market is often low.Abstract

Buah kelapa banyak sekali manfaatnya, buah yang masih muda bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman segar, sedangkan yang sudah tua selain diambil santannya untuk campuran membuat aneka sayuran, juga tidak sedikit yang mengolahnya menjadi minyak goreng. Selain itu, ternyata buah kelapa juga bisa diolah menjadi Minyak Kelapa Murni atau lebih populer disebut VCO (Virgin Coconut Oil). Pembuatan VCO di kalangan petani masih dilakukan dalam skala home industri dengan peralatan sederhana seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani Bunga Melati di desa Selong Belanak, Praya Barat, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Setelah melalui Sekolah Lapangan dan bimbingan yang intensif oleh DST (District SPFS Team), Kelompok Wanita Tani Bunga Melati tidak saja mampu memanfaatkan potensi buah kelapa yang berlimpah menjadi VCO, juga dapat memberdayakan dirinya, sehingga dari usaha yang dikerjakan bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga.Type of technology Detail Description of technology

Buah Kelapa sudah sangat terkenal dan bisa ditemui diberbagai tempat. Penggunaannya bisa dilakukan untuk berbagai keperluan seperti : buah muda diolah menjadi minuman segar, dan yang tua diambil santannya untuk campuran membuat sayuran, bahan pembuatan aneka makanan seperti roti dan sebagainya.

Selain aneka kegunaan buah kelapa tersebut, buah yang bentuknya bulat ini juga bisa diolah menjadi Minyak Kelapa Murni atau VCO (Virgin Coconut Oil) yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti : Diabetes Millitus, Jantung Koroner, Kolestrol, Hepatitis B, Asam Urat dan lain-lain. Keampuhan VCO tersebut tidak lain karena adanya zat dominan berupa asam Laurat 50,33% yang terbukti antivirus, anti bakteri dan anti protozoa. Sedangkan kandungan lainnya adalah asam pakproat 14,23%, asam kaprat 10,25%, asam miristat 12,91% dan 4,9% asam palmiat. Mengingat banyaknya manfaat VCO untuk kesehatan dan penyembuhan berbagai macam penyakit, permintaan VCO diperkirakan akan terus meningkat, sehingga prospeknya cukup baik untuk dikembangkan. Pada tahun 2005 lalu misalnya, permintaan VCO dari Jepang mencapai 5.000 liter per bulan. Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani, melalui Sekolah Lapangan dan bimbingan intensif yang dilakukan DST di Kabupaten Praya, Nusa Tenggara Barat, buah kelapa yang dulunya dijual berupa buah kelapa masih dalam keadaan utuh untuk diambil santannya, sekarang sudah dapat diolah oleh Kelompok Wanita Tani Bunga Melati menjadi VCO. Pembuatan VCO masih dilakukan dalam skala Home Industri dengan peralatan sederhana, karena masih terbatasnya modal dan sarana kerja. Walaupun pembuatan VCO merupakan pekerjaan sambilan, namun hasilnya sudah mampu memberikan peningkatan pendapatan sekaligus kesejahteraan keluarga. Dalam hal ini peranan DST sangat penting, karena selain melakukan pembinaan secara intensif, juga membantu melakukan promosi dari mulut kemulut serta pemasaran, baik di DIstrik maupun diwarung-warung setempat, karena usaha yang dikembangkan memang masih dalam skala kecil. Bagi para petani dan nelayan yang memiliki perkebunan kelapa, apa yang dilakukan Kelompok Wanita Tani Bunga Melati mungkin bisa memberi inspirasi untuk dicontoh dan dikembangkan di daerah masing-masing. Bahan yang diperlukan Buah kelapa untuk pembuatan VCO berasal dari jenis Kelapa Dalam yang buahnya sudah tua dan kering dipohon, karena banyak mengandung minyak dan sedikit santannya. Jika kelapa kurang tua, minyaknya sedikit dan santannya banyak, sehingga lebih tepat untuk dibuat menjadi minyak goreng. Pembuatan VCO juga tidak cocok menggunakan Kelapa Gading atau Kelapa Genjah, karena kadar airnya banyak dan minyaknya sedikit. Jumlah buah kelapa yang diperlukan untuk pembuatan VCO, sangat tergantung dari berapa banyak VCO yang akan diproduksi. Sebagai ukuran, untuk membuat 1 liter VCO diperlukan 15 buah Kelapa Dalam ukuran kecil, atau 10 buah untuk ukuran besar. Jika buah kelapa yang akan diolah menjadi VCO sudah dikumpulkan, simpan di tempat yang kering selama 1 sampai 4 minggu, sehingga kadar airnya sedikit dan minyaknya banyak. Selain buah kelapa, bahan-bahan lain yang diperlukan adalah : (1) Alat Memarut Kelapa; (2) Saringan (3) Toples Plastik; (4) Selang Kecil, (5) Mixer (6) botol kemasan Cara Pembuatan 1. Kelapa dikupas dengan cara memisahkan antara daging buah dengan kulit sabut dan tempurungnya, lalu airnya dibuang. Kelapa yang sudah dikupas ditempatkan di dalam satu wadah dan siap untuk diparut. (Gambar 1) 2. Kelapa diparut dan dikumpulkan dalam wadah yang cukup besar, agar hasil parutan tidak berhamburan. (Gambar 2) 3. Parutan kelapa dicampur dengan air bersih sebanyak 3 liter, lalu diperas. Hasil perasan kelapa ditampung di dalam Toples Plastik. Proses pemerasan (Gambar 3) kelapa ini dilakukan dua kali. Jadi, ampas hasil perasan pertama dicampur lagi dengan 3 liter air

bersih, lalu diperas dan hasil perasan disaring (Gambar 4) dan ditampung di dalam Toples Plastik. (Gambar 5). Proses pemerasan ini sangat penting dan harus segera dilakukan, karena jika hasil parutan kelapa terlalu lama didiamkan rasanya akan asam dan tidak bisa menghasilkan VCO. Air hasil perasan yang ada di Toples Plastik didiamkan sekitar 2 jam, sehingga terdapat 2 lapisan (Gambar 6). Lapisan atas adalah Kanil Kepala Santan dan bagian bawah adalah air yang harus dibuang dengan selang (Gambar 7) Setelah air terbuang, santan di mixer selama setengah jam (Gambar 8). Tujuannya untuk memisahkan antara santan air dan minyak. Setelah di mixer, diendapkan sekitar 3 4 jam. Dari hasil endapan tersebut, akan tampak terjadi 3 lapisan, yaitu : lapisan pertama berada paling bawah adalah air, lapisan kedua berada ditengah adalah santan dan lapisan ketiga yang paling atas adalah minyak. Minyak yang berada di lapisan atas adalah minyak VCO, karena itu harus ditampung di tempat bersih dan hieginis (Toples Plastik atau lainnya). Cara mengambil minyak dengan memasukana selang kecil, lalu disedot dan ditampung dalam wadah yang telah disiapkan. Untuk menghindari masuknya bakteri dan membuang kadar air, lakukan penyaringan. Penyaringan ini sangat penting agar selain kadar air bisa mencapai 0,015%, juga supaya minyak tidak berbau tengik. Botol yang akan digunakan untuk VCO harus benar-benar bersih dan disterilkan terlebih dahulu. Kalau botol sudah siap, masukan VCO ke dalam botol dengan berbagai ukuran secara perlahan-lahan. Sebelum VCO di dalam botol dibawa ke pasar untuk dijual. Sebaiknya botol diberi label terlebih dahulu. Isi label antara lain berupa : nama produk, komposisi, manfaat dan tangal kadaluwarsa. Dengan adanya label diharapkan selain dapat memberikan informasi juga memberikan daya tarik bagi konsumen sehingga mau membelinya. Agar VCO bisa digunakan dalam waktu lama, tutup botol VCO rapat-rapat dan simpan di tempat kering dan terhindar dari sinar matahari. Cara penggunaan VCO untuk menjaga kesehatan atau menyembuhkan berbagai penyakit adalah : minum VCO satu sendok teh dua kali sehari. Gambar 9 menjelaskan analisa usaha pembuatan VCO berdasarkan kegiatan pembuatan VCO di Kelompok Wanita Tani Bunga Melati. Kesimpulan Dalam upaya meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan kelompok wanita tani serta optimalisasi potensi buah kelapa, pengolahan kelapa dalam yang sudah tua menjadi VCO perlu terus dilakukan walaupun dalam skala usaha home industri. Jika usaha pembuatan VCO ditekuni secara serius dan secara bertahap pengolahannya menggunakan mekanisasi, usaha ini selain sangat menguntungkan juga bisa menggerakkan roda perekonomian di pedesaan, karena tidak sedikit tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pengelolaannya.

Source(s) Information Additional External Resources

CARA PEMBUATAN VCO(Ikatan Alumni T. Nukjir UGM Angkatan 1985)

Pembuatan minyak kelapa diawali dengan pembuatan santan kelapa yang merupakan cairan hasil ekstraksi dari kelapa parut dengan menggunakan air. Bila santan didiamkan, secara pelan-pelan akan terjadi pemisahan bagian yang kaya dengan minyak (disebut krim) dengan bagian yang miskin dengan minyak(disebut skim). Krim lebih ringan dibanding skim sehingga krim berada pada bagian atas dan skim di bawah. Minyak kelapa dapat dibuat dengan berbagai cara, salah satu caranya disebut Cara Basah yang relatif sederhana. a. Cara Basah Tradisional Daging buah diparut, kemudian ditambah air dan diperas sehingga mengeluarkan santan. Setelah itu dilakukan pemisahan minyak dari santan dengan pemanasan. Santan dipanaskan sehingga airnya menguap dan tinggal padatan yang menggumpal. Gumpalan padatan ini disebut blondo (galendo). Minyak dipisahkan dari blondo dengan cara penyaringan. Blondo masih banyak mengandung minyak sehingga masih bisa diambil minyaknya dengan cara diperas. b. Cara Basah Sentrifugasi Pemisahan minyak dari santan dapat dilakukan dengan sentrifugasi. Santan diberi perlakuan sentrifugasi pada kecepatan 3000-3500 rpm sehingga terjadi pemisahan krim dari skim. Selanjutnya krim diasamkan, kemudian diberi perlakuan sentrifugasi sekali lagi untuk memisahkan minyak dari bagian bukan minyak. Pemisahan minyak dapat juga dilakukan dengan kombinasi pemanasan dan sentrifugasi. Santan disentrifugasi untuk memisahkan krim. Setelah itu krim dipanaskan untuk menggumpalkan padatan bukan minyak. Minyak dipisahkan dari bagian bukan minyak dengan cara sentrifugasi. Minyak yang diperoleh disaring untuk memperoleh minyak yang bersih. c. Cara Basah Fermentasi (Tanpa Menggunakan Api) Siapkan tabung air mineral kemudian parut beberapa buah kelapa dan diperas menjadi santan. Setelah itu santan diencerkan dengan air dan dibiarkan selama 8 jam hingga terjadi pemisahan antara santan prima dengan air. Santan prima (kental) itu, keasamannya diturunkan hingga suasana asam (pH 4,2), dengan menggunakan cuka makan. Campuran ini kemudian dibiarkan 12 - 24 jam. Dalam proses ini, santan prima terpisah menjadi tiga

bagian. Lapisan bawah berupa air, kemudian galendo dan di bagian atasnya minyak murni. Minyak disaring dengan tisu atau kain kasa halus, lewat keran yang sudah disiapkan sebelumnya. Minyak yang terkumpul, kemudian dihangatkan selama selama 15 menit ditambah antioksidan. Minyak yang dihasilkan, sudah dapat dikemas dan dikonsumsi. Proses ini masih dapat dilanjutkan ke proses pembuatan minyak berikutnya. Galendo atau blondo itu mengandung mikroba aktif untuk pembuatan minyak fermentasi. Galendo cair disemprotkan ke seluruh permukaan dalam galon dan dibiarkan hingga kering. Kemudian masukkan santan cair dan dibiarkan selama 12 jam dalam kehangatan temperatur kamar. Setelah kurun waktu itu, minyak akan terpisah sendiri. Proses selanjutnya, seperti yang pertama yaitu dipanaskan hingga panas kuku selama 15 menit, dan minyak yang dihasilkan siap dikemas. Dari POM-Depkes, diperoleh salinan lengkap hasil penelitian unsur yang dikandung oleh minyak kelentik tanpa api ini, yaitu kandungan air 0,13%, asam laurat 0,30%. Sementara kandungan logamnya, Fe 0,52 mg/kg, timbal< 0,0030, Tembaga< 0,0100, seng