strategi menghadapi acfta (desspa).docx

10
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STRATEGI MENGHADAPI ACFTA (ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT) MELALUI BLUE OCEAN STRATEGY MENCIPTAKAN BARANG BERNILAI GUNA TINGGI BIDANG KEGIATAN PKM-AI DISUSUN OLEH : Desspa A! P!spa"a#$a %&' '%%%% '&*+ UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG &'%

Upload: desspa-ayu-pusparatna

Post on 07-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAMSTRATEGI MENGHADAPI ACFTA (ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT) MELALUI BLUE OCEAN STRATEGY MENCIPTAKAN BARANG BERNILAI GUNA TINGGI

BIDANG KEGIATANPKM-AIDISUSUN OLEH : Desspa Ayu Pusparatna 12030111140268

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014STRATEGI MENGHADAPI ACFTA (ASEAN-CHINA FREE TRADE AGREEMENT) MELALUI BLUE OCEAN STRATEGY MENCIPTAKAN BARANG BERNILAI GUNA TINGGIDesspa Ayu PusparatnaUniversitas Diponegoro Semarang

ABSTRAKACFTA adalah momentum untuk kebangkitan usaha di Indonesia, karena dengan adanya persaingan dengan barang asal China, maka pengusaha akan semakin kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas barang yang mereka perdagangkan agar dapat menyaingi produk dari luar. Untuk menemukan konsep apakah strategi menciptakan barang bernilai guna tinggi dengan memanfaatkan impor barang modal seperti mesin dan bahan baku penolong yang murah untuk kemudian diekspor akan membuat industri di Indonesia berdaya saing tinggi. Metode pendekatan dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui telaah kritis (critical appraisal), yaitu dengan mengkritisi berbagai tulisan dan dokumen yang relevan dengan persoalan. Analisis yang digunakan dengan melakukan analisis komparatif. Hasil menunjukkan bahwa ACFTA menciptakan peluang bagi Indonesia untuk membangkitkan daya saing industri untuk semakin kreatif dan inovatif untuk bidang kerajinan, serta industri pengolah sumber daya alam. Dalam menciptakan inovasi mengenai produk yang bernilai guna tinggi dapat menerapkan Blue Ocean Strategy. Namun, tidak semua industri dapat menerapkan blue ocean strategy ini. Terutama untuk UMKM yang masih minim modal, teknologi, dan suku bunga yang tinggi.

Kata kunci : ACFTA, Strategi, Inovasi

ABSTRACTACFTA is the momentum for the revival of business in Indonesia , due to competition with goods from China, then the employer will be more creative and innovative in improving the quality of the goods they trade in order to compete with products from outside. To discover whether the concept of strategy in order to create high -value goods by using capital goods such as machinery and auxiliary raw materials are cheap to be exported will make the industry highly competitive in Indonesia. Method qualitative design approach through critical examination (critical appraisal ) , ie by critiquing various writings and documents relevant to the issue . The analysis used to conduct comparative analysis. The results showed that the ACFTA creates an opportunity for Indonesia to raise the competitiveness of the industry for more creative and innovative to the field of handicrafts, as well as industrial processing of natural resources. In creating the innovation of high -value products in order to apply the Blue Ocean Strategy . However, not all industries can apply the blue ocean strategy. Especially for SMEs are still minimal capital, technology , and high interest rates.Keywords : ACFTA, Strategy, Inovation

PENDAHULUANLatar Belakang

ASEAN-China Free Trade Agreement (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN dengan China untuk membentuk suatu kawasan perdagangan bebas dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya. AFTA itu sendiri adalah kawasan perdagangan bebas ASEAN dimana tidak ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) maupun hambatan non tarif bagi negara-negara anggota ASEAN. ACFTA diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2010. Indonesia bersama negara-negara ASEAN dan China dalam perekonomiannya melakukan kegiatan perekonomian kawasan perdagangan pasar bebas. Akibat nya terjadi pro dan kontra dampak yang akan di timbulkan dari kegiatan ini Tujuan dariASEAN-China Free Trade Agreement(ACFTA) adalah membukaakses pasar yang selebar-lebarnya, sehingga memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak yang lebih kurang sama besarnya, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan melalui proses negosiasi yang dilakukan dengan cararequestdanoffer.Survei LSI kepada publik mengenai kekhawatiran terhadap perjanjian perdagangan ASEAN-China, yakni mayoritas publik justru mengkhawatirkan akibat dampak dari perdagangan bebas tersebut. Sebanyak 75,7% publik khawatir perdagangan bebas itu membuat pasar Indonesia dipenuhi oleh produk-produk dari China.Mayoritas publik (78,2 persen) juga khawatir perdagangan bebas itu membuat banyak perusahaan Indonesia akan tutup akibat tidak mampu bersaing dengan produk-produk dari China (kajian Bulanan LSI, Edisi No.22, Juli 2010).Ternyata temuan survei LSI tersebut menunjukkan bahwa publik cenderung mempersepsikan berlakunya ACFTA secara negatif. Publik menilai adanya perdagangan bebas ASEAN-China justru dapat membahayakan pasar dalam negeri dan ini jelas dapat merugikan neraca perdagangan Indonesia. Artinya China yang justru diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas dan bukannya Indonesia.Menurut Apindo, FTA akan membuat 7,5 juta pekerja industri manufaktur kehilangan pekerjaannya. Beberapa pengamat melihat ACFTA hanya akan merugikan Indonesia karena hanya akan membuat defisit perdagangan dengan Cina semakin membesar. Selain itu, ACFTA akan menghancurkan industri manufaktur lokal.Banyak masyarakat yang mengkhawatirkan ACFTA akan merugikan produsen dalam negeri yang akan berdampak banyaknya perusahaan yang akan gulung tikar. Hal ini mengingat harga barang asal China jauh lebih murah dibandingkan dengan produksi Indonesia, sehingga produk Indoneisia kalah bersaing. Beberapa pihak lain berpendapat bahwa ACFTA ini adalah momentum untuk kebangkitan usaha di Indonesia, karena dengan adanya persaingan dengan barang asal China, maka pengusaha akan semakin kreatif dan inovatif dalam meningkatkan kualitas barang yang mereka perdagangkan agar dapat menyaingi produk dari luar.Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menilai perjanjian kerja sama perdagangan bebas ACFTA secara umum lebih menguntungkan Indonesia. Ekspor Indonesia ke China pun terus mengalami peningkatan, bahkan pada tahun 2009, ekspor nonmigas Indonesia ke negara itu telah mencapai 9,1%. Dari segi impor, bahwa impor produk China oleh Indonesia dari 2004 sampai 2009 terbesar berupa golongan barang modal dan bahan baku penolong, bukan barang konsumsi. Barang dan bahan baku penolong ini selanjutnya dimanfaatkan oleh industri di dalam negeri. Indonesia dapat mengakses mesin atau barang modal lainnya maupun bahan baku penolong dengan harga yang lebih murah karena adanya fasilitas bea masuk yang lebih rendah, sehingga harganya lebih murah.

Rumusan Masalah1. Apakah ACFTA menciptakan peluang bagi Indonesia untuk membangkitkan daya saing industri untuk semakin kreatif dan inovatif?2. Bagaimana cara pengusaha memanfaatkan peluang perdagangan bebas ASEAN-China?3. Apakah strategi menciptakan barang bernilai guna tinggi dapat menyelamatkan semua jenis industri Indonesia?Tujuan PenelitianUntuk menemukan konsep apakah strategi menciptakan barang bernilai guna tinggi dengan memanfaatkan impor barang modal seperti mesin dan bahan baku penolong yang murah untuk kemudian diekspor akan membuat industri di Indonesia berdaya saing tinggi .

Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini adalah membantu para pengusaha kecil dan menengah serta industri dalam negeri memperoleh inspirasi dan melihat peluang yang positif dari adanya impor barang modal dan bahan baku penolong China yang murah yang kemudian akan membantu proses produksi untuk tidak sekedar ekspor bahan baku mentah, tetapi dapat mengolah sumber daya alam untuk dijadikan barang jadi bernilai guna tinggi.METODOLOGI PENELITIANAlat yang digunakan untuk menguji penelitian, yaitu dengan menggunakan data statistik yang diperoleh dari website www.kemendag.go.id dan bahan yang akan diuji adalah sumber daya alam yang akan diteliti. Metode yang digunakan dengan menggunakan metode pengumpulan data dengan menggunakan metode sekunder, yaitu dengan informasi yang terdapat di internet, melalui situs resmi kementrian perdagangan Indonesia dan kementrian perindustrian Indonesia. Metode pembahasan dilakukan secara deskriptif analisis untuk menggambarkan berbagai hal terkait dengan judul. Metode pendekatan dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui telaah kritis (critical appraisal), yaitu dengan mengkritisi berbagai tulisan dan dokumen yang relevan dengan persoalan. Analisis yang digunakan dengan melakukan analisis komparatif dan menggunakan blue ocean strategy.Uji dilakukan dengan melihat potensi pasar Cina yang besar, tetapi dan melihat kemungkinan untuk meningkatkan ekspor ke Cina. Hal tersebut merupakan analisaRevealed Comparative Advantage(RCA), karena pertama jenis analisa ini sifatnyastatic, kita hanya melihat posisi pada tahun tertentu saja atau paling jauh comparative static. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil menunjukkan bahwa ACFTA menciptakan peluang bagi Indonesia untuk membangkitkan daya saing industri untuk semakin kreatif dan inovatif untuk bidang kerajinan meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Serta industri pengolah sumber daya alam. Melalui ACFTA, ASEAN memiliki akses untuk dapat masuk ke pasar domestik China yang begitu besar dan luas, memberikan peluang peningkatan ekspor dengan tingkat tarif yang lebih rendah, disamping juga peningkatan kerjasama antara pelaku bisnis, akses pasar jasa, regional production base, pasar regional sekaligus global, arus investasi, dan terbukanya transfer teknologi.Tahun 2010 rakyat Indonesia sudah mempersiapkan diri menghadapi ACFTA dengan segala kemampuan setiap individu dan institusi. ACFTA akan membuat daerah ekonomi dengan 1,7 milyar konsumen, GDP total sebanyak 2 bilyun dollar dan total perdagangan 1,23 trilliun. Dan seperti FTA lain, ACFTA akan meningkatkan perdagangan ASEAN dengan China, sehingga laju peningkatan diharapkan akan naik setelah ACFTA diberlakukan. Industri kreatif Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan konsumen sebanyak 1,7 milyar tersebut.Industri kreatif yang berbasis pada teknologi dan produk kerajinan tangan cukup besar peluangnyadalam memenangkan persaingan yang ada di ACFTA dan bahkan berpeluang meraup keuntungan yang sangat besar.Industri Kreatif menempatkan kreativitas dan inovasi menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk bidang kerajinan meliputi barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, aksesoris, pandai emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Industri kerajinan saat ini termasuk dalam 10 klaster industri unggulan di Indonesia berdasarkan pada Roadmap 2010 Industri Nasional. Industri ini saat ini merupakan penggerak penciptaan lapangan kerja dan kemiskinan. Strategi untuk menciptakan barang bernilai guna tinggi dengan menerapkan blue ocean strategy dapat diterapkan. Dalam menciptakan inovasi mengenai produk yang bernilai guna tinggi dapat menerapkan Blue Ocean Strategy, yaitu sebuah strategi untuk melepaskan kita dari sebuah kondisi yang disebut Red Ocean(Lautan Merah). KondisiRed Oceanadalah sebuah kondisi dimana terjadi persaingan yang sangat ketat untukmendapatkan pasar yang sama dengan kompetitor. PadaBlue OceanStrategy persaingan nyaris tidak ada, karena diawali dengan berani tampil beda tadi. Karena sudah tergolong beda dengan kompetitor sebelumnya, sehingga pasar yang tertarik dengan produk kita tergolong khusus juga. Inilah yang menyebabkan permintaan menjadi lebih tinggi.

Sumber : http://kemenperin.go.id/statistik/peran.php?ekspor=1

Sampel dilakukan misalnya melalui ekspor kelapa sawit Indonesia ke Cina. Tidak berarti bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif terhadap Cina karena Cina tidak bisa karena iklimnya menanam kelapa sawit, Indonesia harus berionovasi dan kreatif, tidak hanya mampu ekspor bahan mentahnya saja, tetapi juga harus dikejar ekspor barang-barang hasil olahan industri yang mempunyai nilai tambah yang tinggi.Dari segi produksi, strategi yang dilakukan para pemain dapat memanfaatkan hal ini untuk membeli barang modal untuk meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia seperti mesin untuk mengolah bahan mentah tersebut dengan harga yang murah dari Cina tersebut. Tidak hanya mempekerjakan karyawan yang banyak, tetapi lebih diutamakan untuk mempekerjakan karyawan dengan sumber daya manusia yang berkualitas untuk menciptakan produk bernilai guna tinggi pula. Dengan demikian Indonesia dapat melakukan ekspor ke Negara lain untuk menjual produk uniknya.Tetapi banyak kendala yang dihadapi oleh UKM, terutama dalam biaya dan teknologi, masih minimnya jumlah UKM yang dapat mengeksporproduknya ke luar negeri, masih minimnya modal yang dimiliki para perajin UKM, pengerjaan masih banyak dilakukan dengan cara manual; biaya modal masih terlalu tinggi; dan suku bunga pinjaman perbankan yang tinggi dibandingkan suku bunga yang berlakudi ChinaSelain itu masyarakat Indonesia yang lebih bangga memakai produk impor dengan notabene menjaga prestise, dan sebenarnya kualitas produk China tidak lebih baik daripada kualitas produk Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia sendiri juga harus disadarkan untuk menggunakan produk dalam negeri dengan slogannya Kami cinta produk buatan Indonesia

KESIMPULANACFTA tidak hanya dipandang sebagai ancaman untuk industri Indonesia, tetapi sebagaimana kesepakatan yang dibuat untuk menguntungkan kedua belah pihak maka terdapat pula peluang yang dapat diciptakan untuk membangkitkan daya saing industry di Indonesia dengan menjadi industry yang kreatif dan inovatif.Momentum untuk memanfaatkan bea masuk non tarif ke negara China yang mana jumlah penduduknya sangat besar, menjadikan peluang untuk industri Indonesia melakukan ekspor. Apabila China dapat menjual produk yang murah ke Indonesia, produk yang dijual tersebut dapat dijadikan modal untuk melakukan proses produksi yang murah. Seperti, misalnya barang modal berupa mesin produksi yang murah serta bahan baku penolong.Cara yang dilakukan pengusaha Indonesia untuk melakukan ekspor ke China yakni dengan melakukan blue ocean strategy yang tidak mempunyai kompetitor namun permintaannya cukup besar. Daerah dapat melakukan strategi dengan keunggulan daerahnya mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi.Namun, tidak semua industri dapat menerapkan blue ocean strategy ini. Karena industry yang mendukung hanya industri pengolah sumber daya alam. Sementara untuk industri lainnya tidak dapat menerapkan strategi ini. Terutama untuk UMKM yang masih minim modal, teknologi, dan suku bunga yang tinggi.Selain itu, terdapat faktor lain yang penting untuk menghadapi ACFTA ini. Yaitu mental masyarakat Indonesia yang lebih senang terhadap barang impor, terlebih lagi barang murah. Mereka seharusnya mementingkan produk Indonesia yang kualitasnya lebih baik daripada produk China.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.asc.ui.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=62:menghadapi-tantangan-cina-dalam-acftahttp://destyapurwaningtyas.blogspot.com/2010/03/strategi-menghadapi-perdagangan.htmlhttp://economy.okezone.com/read/2011/05/03/279/452598/acfta-dua-persoalan-empat-solusi/largehttp://inspirasitabloid.wordpress.com/2011/07/04/meningkatkan-daya-saing-produk-pertanian-menghadapi-acfta-3/