strategi komunikasi persuasif pengurus gerakan...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI PERSUASIF
PENGURUS GERAKAN PEMUDA HIJRAH DALAM BERDAKWAH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh:
Ihat Solihat
NIM: 1113051000011
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/1439 H
i
ABSTRAK
Ihat Solihat
1113051000011
Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah
Dalam berdakwah
Gerakan Pemuda Hijrah merupakan gerakan dakwah yang berada di Kota
Bandung. Lahir berdasarkan keresahan para pendirinya terhadap taklim atau kajian
serta masjid yang sepi dari anak muda, sehingga mereka membentuk Gerakan
dakwah yang bertujuan untuk mengajak anak muda semakin taat beragama dengan
pendekatan yang kreatif dan teknik yang mampu menarik anak muda untuk
berhijrah. Berdasarkan hal tersebut, Gerakan Pemuda Hijrah perlu strategi
komunikasi persuasif dalam upayanya berdakwah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dari itu terdapat
pertanyaan-pertanyaan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu bagaimana
strategi komunikasi persuasif Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam
berdakwah?, bagaimana teknik komunikasi persuasif Pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi komunikasi
persuasif Melvin L. DefLeur dan Sandra J. Ball-Roceach. Teori ini menjelaskan
tiga pendekatan dalam komunikasi persuasif, yakni: strategi psikodinamika yang
lebih menekankan pada pendekatan emosional dan faktor koqnitif, strategi
sosiokultural mengenai faktor luar diri seseorang yakni faktor lingkungan dalam
memengaruhi perilaku, dan strategi meaning construction mengenai pemahaman
mengenai sesuatu. Terdapat beberapa teknik komunikasi persuasif dalam proses
komunikasi, yaitu: Asosiasi, Integrasi, Icing, Pay off and Fear Arousing, dan Red
Hirrring.
Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian menggunakan post-
positivisme, pendekatan kualitatif dan metode penelitian studi kasus dengan
penelitian dilakukan secara mendalam melalui berbagai sumber data secara lengkap
dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan prosedur.
Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan
dokumentasi.
Hasil penelitian yang telah dilakukan dalam strategi psikodinamika yang
melibatkan emosional dan faktor koqnitif dalam mempersuasif untuk melihat
fenomena lingkungan. Strategi sosiokultural memanfaatkan faktor lingkungan
yakni dengan hubungan pertemanan yang terjalin antara pengurus dan jemaah
untuk berdakwah. Strategi meaning construction memfokuskan lebih kepada
memberikan pemahaman kepada jemaah dengan memanipulasi pengertian tetapi
tidak merubah makna bertujuan untuk menyederhanakan dalam menyampaikan
pesan persuasifnya. Teknik komunikasi yang digunakan pun berusaha disesuaikan
dengan anak muda agar menarik bagi anak muda.
Kata kunci: Strategi, Komunikasi Persuasif, Dakwah, Pengurus, Gerakan
Pemuda Hijrah.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahi Robbil’alamin, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak berkat, sehat, dan karunia, kasih sayang serta
petunjuk yang telah membimbing setiap saat, mengajari lewat kejadian yang telah
diperbuat-Nya, untuk mempelajari lautan ilmu-Nya, dan yang terpenting untuk
menyadari, mengetahui, mengingat dan menyaksikan akan eksistensi-Nya setiap
saat.
Shalawat serta salam semoga Allah curahkan kehadirat junjungan baginda
nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat serta seluruh pengikutnya
yang senantiasa berpegang teguh terhadap ajaran dalam menjalankan agama Allah
SWT. Semoga uswatun hasanah yang beliau contohkan, menjadikan penulis
khusunya dan para pembaca pada umumnya pengikut yang senantiasa
mengikutinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis selalu mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, naik secara langsung maupun tidak langsung. Naik itu berupa
pikiran, tenaga, dorongan moril maupun materiil. Maka dari itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihal yang telah membantu
memperlancar penyelesaian skripsi ini.
1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah memberikan kemudahan akses serta penggunaan
fasilitas yang mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
iii
2. Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Serta Dr. Suhaimi, M.Si Selaku Wakil Dekan
III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Dr. Hj. Roudhonah, MA., Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi sekaligus dosen pembimbing penulis yang telah banyak sekali
memberikan pengarahan, kritik serta motivasi yang terus-menerus seraya
memberikan dukungan guna meraih masa depan yang lebih baik. Penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, semoga Allah
SWT senantiasa memberikan keberkahan, kesehatan, dan kebaikan setiap saat
kepada beliau beserta keluarga.
4. Drs. Masran, MA. Selaku Ketua Jurusan serta Fita Fathurokhmah, M.Si. Selaku
Sekertaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang telah memberikan
pandangan dan upayanya mengenai prospek jurusan Koomunikasi dan
Penyiaran Islam.
5. Ade Rina Farida, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
mengarahkan seluruh mahasiswa KPI A 2013 untuk mengikuti kegiatan
akademik, serta memberikan motivasi kepada penulis untuk tidak menyerah
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
tulus mendidik dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
7. Seluruh karyawan beserta staf Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi juga Perpustakaan Utama Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Fani Kismandar selaku pendiri Gerakan Pemuda Hijrah, Gita Sekarputri dan
Sischa selaku Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah, Teh Mia, Teh Kristino dan
Teh Elvira selaku jemaah kajian Gerakan Pemuda Hijrah. Semoga Allah SWT
selalu melindungi dan memuliakan beliau untuk mengamalkan ilmunya.
9. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Ahmadi dan Mamah Hj. Iin Nurjanah
yang tidak pernah lelah dan hentinya mendidik, mendoakan, menyayangi dan
mengasihi serta memberikan dukungan berupa semangat baik moril maupun
materil.
10. Kepada kakak-kakakku, Wira yang selalu menyemangati, Dewi Tuti Rahayu
yang selalu memberikan kasih sayangnya, Tati Maryati yang selalu memotivasi
dan memberikan semangat, ketiga kakak ipar (Nina Triana, Inu, dan Ifan
Budiman), dan kedelapan ponakan yang selalu memberikan keceriaan di dalam
keluarga.
11. Kepada guru-guru di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta atas ilmu dan
pelajaran hidup yang diberikan dan jasa yang tidak akan penulis lupakan.
12. Kepada sahabat-sahabat Rainezwa (Arlin Dwi Lestari, Annisa Nursahadah, Ai
Siti Nurrohmah, Rona Wulan Ramadhani, Marissa Puspa Dewi, Lina Oktiani
Azizah, Tuti Alawiyah, Flasindah Rizkiavi Purwoko, Winny Yuniar, Nina
Habibah, Dede Siti Jamilah, Ayu Mutia Shaliha) yang sudah memberikan
semangat dan motivasi selama penulisan skripsi ini.
13. Kepada teman-teman seperjuangan KPI 2013 khusunya kelas A, Musfiah
Saidah, Belda Eldrit Janitra, Nurratika Puri, Chairunnisa, Santika Oktaviani
Fajrin, Chika Chintya Ayu, Aanisa Natasya, Anisa Lestari, Ida Parida,
Nurkholifah, Vanny Rosa, Siti Utami, Anjani Naka Murti, dan semua teman
v
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih banyak telah
memberikan banyak inspirasi, dukungan, dan kenangan manis selama empat
tahun ini.
Demikian ucapan terimakasih yang bisa penulis berikan. Semoga Allah
senantiasa membalas semua kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan serta
meridhoi mereka. Meskipun terdapat banyak kekurangan dari penyusunan skripsi
ini, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dan bisa
menjadi amal ibadah bagi penulis.
Jakarta, 28 Desember 2017
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah .............................................................. 6
1. Batasan Masalah .............................................................................. 6
2. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1. Manfaat Akademis........................................................................... 7
2. Manfaat Praktis ................................................................................ 8
E. Metodologi Penelitian ............................................................................ 8
1. Paradigma Penelitian ....................................................................... 8
2. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 9
3. Metode Penelitian ............................................................................ 9
4. Subjek atau Objek Penelitian......................................................... 10
5. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 10
6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 10
7. Teknik Analisis Data ..................................................................... 12
F. Pedoman Penulisan ............................................................................... 13
G. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 13
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI DAN KONSEP ......................................................... 18
A. Strategi .................................................................................................. 18
B. Ruang Lingkup Komunikasi ................................................................. 19
1. Definisi Komunikasi ...................................................................... 19
vii
2. Unsur-Unsur Komunikasi .............................................................. 21
3. Tujuan Komunikasi ....................................................................... 24
C. Ruang Lingkup Komunikasi Persuasif ................................................. 25
1. Definisi Komunikasi Persuasif ...................................................... 25
2. Tahapan Komunikasi Persuasif ..................................................... 27
3. Teknik Komunikasi Persuasif ........................................................ 28
D. Strategi komunikasi persuasif menurut Melvin L. Defleur dan Sandra J.
Ball-Roceach ........................................................................................ 30
E. Ruang Lingkup dakwah ........................................................................ 33
1. Pengertian Dakwah ........................................................................ 33
2. Unsur-unsur Dakwah ..................................................................... 35
BAB III GAMBARAN UMUM GERAKAN PEMUDA HIJRAH ................. 41
A. Sejarah Gerakan Pemuda Hijrah........................................................... 41
B. Visi dan Misi komunitas Gerakan Pemuda Hijrah ............................... 45
C. Struktur Kepengurusan ......................................................................... 46
D. Kegiatan komunitas Gerakan Pemuda Hijrah ...................................... 48
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN ................................................................. 53
A. Analisi Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah
Dalam Berdakwah ................................................................................ 53
B. Teknik Komunikasi Persuasif Gerakan Pemuda Hijrah ....................... 66
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 75
A. Kesimpulan ........................................................................................... 75
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79
LAMPIRAN ......................................................................................................... 82
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Poster Kajian .................................................................................... 43
Gambar 3. 2 Shift dadakan di Terminal Cicaheum ............................................... 52
Gambar 4. 2 Poster Kajian dengan tema Pejuang Move On ................................. 67
Gambar 4. 3 Poster Kajian dengan aktor Korea Song Jong Ki ............................. 67
Gambar 4. 4 Ustadz Hanan Attaki saat ceramah pada kajian Rabu Malam ......... 70
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Struktur Kepengurusan Pusat Tahun 2017-2018 ................................. 46
Tabel 3. 2 Struktur Kepengurusan Akhwat Yayasan Pemuda Hijrah Indonesia .. 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini banyak gerakan yang terbentuk dalam berbagai aspek,
seperti sosial, keagamaan, dan gerakan-gerakan lainnya. Di Indonesia sendiri
keberadaan gerakan banyak sekali macamnya, sehingga masyarakat pun bebas
dalam memilih mana yang ingin diikuti sesuai dengan minatnya. Gerakan yang
saat ini banyak mendapat perhatian dari masyarakat adalah gerakan keagamaan
terutama gerakan dakwah Islam.
Gerakan keagamaan sekarang ini banyak didukung oleh kaum muda
yang mulai sadar dalam menyebarkan ajaran agama Islam, kaum muda sebagai
generasi penerus dari bangsa diperlukan dalam mengajak dan membangun
kesadaran masyarakat akan aturan-aturan dan perintah yang telah diterapkan
dalam agama Islam. Terdapat berbagai gerakan yang didominasi oleh kaum
muda yang berkomitmen dalam menyebarkan dakwah Islam salah satunya
adalah Gerakan Pemuda Hijrah.
Gerakan Pemuda Hijrah merupakan gerakan dakwah yang berada di
Bandung. Terbentuk pada bulan Maret tahun 2015 hasil dari pemikiran seorang
ustadz bernama ustadz Tengku Hanan Attaki, Lc. Beliau bersama beberapa
rekannya membentuk Gerakan Pemuda Hijrah dengan harapan dapat
memberikan wadah (tempat) bagi orang-orang yang ingin berhijrah
mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan belajar dan mendalami ilmu
agama Islam.
Gerakan Pemuda Hijrah lahir dengan tujuan mengajak orang sekitar
Bandung khusunya anak muda untuk ikut meramaikan masjid serta
mengadakan kajian keislaman yang dikemas dengan ringan dan dibawakan
secara renyah sehingga tidak membosankan para jemaah yang datang. Hal
tersebut diungkapkan oleh salah satu pendiri Gerakan Pemuda Hijrah yaitu Fani
Kismindar atau biasa dipanggil Inong yang di wawancara oleh Sindo Jabar.1
Gerakan Pemuda Hijrah yang sekertariatnya berada di Masjid Al
Lathiif, Jalan Saninten No. 2 Cihampit, Bandung Wetan adalah sebuah gerakan
dakwah yang mengambil target dakwahnya ialah anak muda dari berbagai latar
belakang seperti pelajar, mahasiswa, serta berbagai kelompok atau komunitas.2
Sehingga tidak heran pada kajian-kajiannya hampir semua jemaahnya adalah
anak muda yang ingin berhijrah serta memperdalam ilmu agama. Selain itu, ada
pula bebarapa orang yang berasal dari kehidupan negatif maksudnya orang-
orang yang tidak mencerminkan pemuda Islami, seperti pada salah satu
pemberitaan yang ditulis oleh Avitia Nurmatasari dalam Detik News, pada
kajian Gerakan Pemuda Hijrah tampak hadir orang-orang yang cukup punya
nama di komunitas di Kota Bandung. Ada mantan Vokalis Band Punk, pentolan
geng motor Brigez yang bahkan pernah menjadi pengedar narkoba, dan ikon
Skater Indonesia. Tetapi saat ini mereka memutuskan berhijrah dan kini fokus
untuk beribadah.3
1 M, “Mengenal Lebih Dekat Komunitas Pemuda Hijrah Masjid Al Lathiif”, diakses pada
30 Maret 2017, Pukul 08.00 WIB dari http://sindojabar.com/9791/-2/ 2 Hasil wawancara bersama Fani Kismandar pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 19.30
WIB 3 Avitia Nurmatasari, “Tentang Para Pemuda Hijrah di Masjid Al Latihiif, Skater sampai
Eks Vokalis”, diakses pada 22 Juli 2017, pukul 11.22 WIB dari http://news.detik.com/berita
3
Berhijrahnya seseorang dari hal-hal negatif menuju ketaatan kepada
Allah membuktikan bahwa manusia sejauh mana mereka mengingkari
Tuhannya dan tidak menjalankan perintah-NYA tetap mereka akan
membutuhkan agama untuk menuntun kehidupannya, seperti yang diungkapkan
oleh Ramayulis dalam bukunya psikologi agama mengenai manusia memiliki
kebutuhan yang penting dalam kehidupannya yaitu kebutuhan akan keagamaan
walaupun tidak disadarinya sehingga hal tersebut membuat manusia disebut
sebagai makhluk beragama (Homo Religius).4 Maka Gerakan Pemuda Hijrah
berperan aktif dalam mengajak orang-orang khususnya anak muda untuk
semakin dekat kepada Allah SWT dan membuat mereka tidak hanya terlihat
gaul dihadapan manusia juga gaul dihadapan Allah SWT.
Dakwah sebagai proses menyampaikan ajaran-ajaran agama dengan
tujuan untuk menuntun orang-orang mengerjakan kebaikan sesuai dengan
petunjuk yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Pengertian dakwah
diungkapan oleh Syekh Ali Mahfudz yang terdapat dalam buku metode dakwah
karya M. Munir, dkk ialah sebagai proses mengajak manusia untuk
mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka untuk
berbuat baik dan melarang untuk berbuat kejelekkan agar mereka mendapat
kebahagian di dunia dan di akhirat.5 Dakwah sebagai upaya dalam mengajak
pada kebajikan dan mencegah dari yang munkar terkandung dalam Al-Qur’an
Surat Ali Imran ayat 104:
4 Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), h. 35 5 M. Munir. Dkk, “Metode Dakwah”, (Jakarta: Predana Media, 2003), hal. 7
Artinya: Dan Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang
menyeru kepada kebajikan, menyeru (berbuat) yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”.
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah memerintahkan hendaklah
diantara manusia ada kelompok yang menyeru kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar. Dalam kegiatan berdakwah, kemampuan
berkomunikasi yang baik menjadi salah satu unsur penting yang perlu
diperhatikan terutama pada saat menyampaikan isi dakwah. Sebab dengan
begitu dakwah yang dimaksudkan dapat tersampaikan dan sasaran dakwah
dapat mudah memahami isi beserta pesan dakwah yang disampikan.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan baik itu secara langsung maupun tidak secara langsung.
Menurut Onong Uchjana Effendy mengungkapkan mengenai definisi
komunikasi sebagai upaya menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang
lain dengan tujuan memberitahu, merubah sikap atau prilaku, baik itu secara
lisan atau tidak langsung melalui media.6
Dalam kegiatan dakwahnya Gerakan Pemuda Hijrah, komunikasi
menjadi salah satu unsur penting agar pesan atau isi dakwah tersebut dapat
diterima dengan baik. Oleh karena itu, komunikasi yang dilakukan oleh
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah sangatlah berpengaruh pada perubahan sikap
serta penerapan yang disampaikan kepada jemaah.
6 Onong Uchjana effendy, “Dinamika Komunikasi”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), hal. 20
5
Dari berbagai macam komunikasi yang berpengaruh adalah komunikasi
persuasif. Komunikasi persuasif sebagai komunikasi yang bertujuan untuk
mempengaruhi orang lain dengan usahanya untuk mengubah pendapat, perilaku
dan sikapnya sesuai dengan yang harapkan oleh komunikator sebagai lawan
komunikan. Selanjutnya strategi komunikasi persuasif menjadi pendukung bagi
Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam berdakwah, teori yang digunakan
dalam mendukung penelitian ini adalah teori strategi komunikasi persuasif dari
Melvin L. DefLeur dan Sandra J-Ball Roceach yang membagi strategi
komunikasi persuasif menjadi tiga bagian yakni strategi psikodinamika, strategi
sosiokultural dan strategi meaning construction.
Dalam upaya mengajak anak muda untuk datang dalam kajiannya,
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah menggunakan media sosial sebagai sarana
menyampaikan informasi kajian, sebab media sosial sudah menjadi bagian dari
kehidupan anak muda pada masa kini, selain itu hampir semua anak muda saat
ini memiliki media sosial baik itu Instagram, Facebook, Line, WhatsApp, dan
lain sebagainya. Selain media sosial, ajakan yang mereka lakukan juga dengan
cara yang kreatif yakni membuat poster dengan desain gaya anak muda yang
lebih update serta kekinian.
Selanjutnya agar pesan-pesan yang dimaksudkan dapat diterima oleh
anak muda, pengurus Gerakan Pemuda Hijrah menggunakan tema-tema kajian
yang lebih ringan dan sedang digandrungi oleh anak muda, ditambah dengan
gaya bicara atau bahasa ustadz yang mengisi kajian pun mengikuti tren anak
muda.
Hal menarik menurut penulis mengenai penelitian Gerakan Pemuda
Hijrah ialah Gerakan pemuda Hijrah muncul sebagai gerakan dakwah yang
fokus kepada anak muda agar menjadi pemuda dan pemudi yang tepat “gaul”
tetapi tidak melupakan kewajibannya untuk beribadah kepada Allah SWT,
seperti selogannya yang tercantum pada semua media sosial milik Gerakan
Pemuda Hijrah, yaitu “banyak main, banyak ibadah, sedikit dosa”.7 Selain itu,
karena target dakwah Gerakan Pemuda Hijrah ini ialah anak muda maka pesan-
pesan dakwah dibuat dan dikemas seanak muda mungkin agar menarik mereka.
Misalnya saja undangan kajian melalui poster yang dikemas secara menarik dan
kemudian di share melalui media sosial, atau tema-tema kajian yang disajikan
merepresentasikan kehidupan anak muda seperti Surat Cinta Pengantar
Taubat, Miracle Of Istigfar, Ligh and Dark Side, dll.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis melakukan
sebuah penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus
Gerakan Pemuda Hijrah Dalam Berdakwah”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah penelitian ini pada komunikasi yang
dilakukan oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah sebagai komunikator
dalam upaya berdakwah mengajak untuk berhijrah kepada jemaah sebagai
komunikan melalui komunikasi perasuasif. Pembatasan ini dilakukan agar
penelitian menjadi fokus, terarah, serta mempermudah dalam proses
7 https://www.instagram.com./pemudahijrah/ diakses pada 2 September 2017, pukul 08.00
WIB
7
pencarian data. Selain itu, pembatasan masalah ini berguna untuk
menghindari perluasan pembahasan yang tidak berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti.
2. Rumusan Masalah
Adapun dalan pembatasan di atas, peneliti dapat merumuskan
permasalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi komunikasi persuasif pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah dalam berdakwah?
2. Bagaimana teknik komunikasi persuasif pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan serta rumusan masalah diatas, maka tujuan
penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi komunikasi persuasif pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah dalam berdakwah.
2. Untuk mengetahui teknik komunikasi persuasif pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Secara akademis skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan
yang luas mengenai dakwah. Agar mahasiswa lebih berkembang dalam
bidang ilmu keislaman, terutama seputar dakwah dan menambah referensi
baru mengenai materi strategi komunikasi persuasif dan teknik komunikasi
di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Secara praktisi skripsi ini diharapkan dapat memerikan wawasan
luas dalam perkembangan praktisi dakwah, dan memberikan motivasi bagi
para pelaku dakwah dan lembaga-lembaga dakwah dalam menyebarkan
ajaran islam baik melalui sebuah gerakan ataupun organisasi.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
post-positivisme. Postpositivisme berpendapat bahwa manusia tidak
mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat
jarak dengan realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas.8
Paradigma post-positivisme bahwa peneliti berhak menentukan jarak yang
tegas, dengan asumsi dari peneliti berhak menentukkan gambaran apapun
tentang objek yang diteliti.9
Paradigma post-positivisme menegaskan hubungan interaktif antara
penulis dan objek selama dalam penelitian penulis dapat bersifat netral,
karena aliran ini menyatakan bahwa sesuatu hal tidak dapat terlihat
kebenarannya apabila pengamat meneliti dibalik layar tanpa ikut terlibat
dengan objek secara langsung.
8 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Paktik, (Jakarta:PT.Bumi
Aksara, 2013), h. 51 9 Ibnu Hamad, “Jurnal Tesis, Membumikan kriteria kualitas penelitian” (Depok:
Universitas Indonesia, 2005), h. 3
9
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami
suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan
mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti
dengan fenomena yang diteliti.10
Penelitian Kualitatif menurut Badgon dan Taylor yang dikutip oleh
Lexy J. Moleong adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku
yang diamati.11
Pendekatan kualitatif selain dari memberikan gambaran tentang
suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu juga memberikan
gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara gejala atau lebih.12
pendekatan penelitian kualitatif ini digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai proses komunikasi persuasif yang dilakukan oleh Gerakan
Pemuda Hijrah dalam menanamkan dakwah-dakwahnya.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian fenomena yang kontemporer secara
utuh dan menyeluruh sesuai dengan kondisi sebenarnya, dengan
10 Haris herdiansyah, Metodologi penelitain Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010), h. 9 11 Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 4 12 Iwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 35
menggunakan berbagai sumber data, dan dilakukan pada kondisi yang
sebenarnya, dengan pendekatan penelitian naturalistik.13
Penelitian studi kasus dipilih oleh penulis dengan berfokus pada
fenomena dimana strategi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dapat dalam mengajak jemaah untuk
berhijrah, maka diperlukan pengumpulan data dari berbagai sumber agar
dapat mengetahui dan memahami peristiwa yang terjadi.
4. Subjek atau Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah yakni Fani Kismindar selaku pengurus
sekaligus salah satu pendiri Gerakan Pemuda Hijrah dan Gita Sekarputri
selaku kordinator kepengurusan akhwat. Sedangkan yang menjadi objek
penelitian adalah strategi komunikasi persuasif yang dilakukan oleh
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam upaya berdakwah.
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada pengurus Gerakan Pemuda Hijrah
yang sekertariatnya berada di Jalan Saninten No. 2 Cihampit, Bandung
Wetan, Bandung. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Mei 2017
sampai dengan November 2017.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan penulis
untuk mengumpulkan data dengan tujuan agar penulis mendapatkan data
13 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Paktik, h. 121
11
yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan
data yang dilakukan sebagai berikut:
a. Observasi
Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi, observasi
berarti peneliti melihat dan mendengarkan apa yang dilakukan atau
diperbincangkan para responden dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
baik sebelum, menjelang ketika, dan sesudahnya. Aktivitas yang
diamati terutama yang berkaitan dengan konsep-kunci penelitian, tanpa
melakukan intervensi atau memberi stimuli pada aktivitas subjek
penelitian.14
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan langsung
pada kegiatan pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam berdakwah.
Pengamatan yang dilakukan yakni penulis langsung ikut serta dalam
kegiatan Gerakan Pemuda Hijrah guna memperoleh data-data yang
akurat mengenai objek penelitian.
b. Wawancara mendalam
Menurut Soehartono, wawancara adalah pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada
responden oleh peneliti, kemudian jawaban-jawaban responden
tersebut dicatat atau direkam dengan alat perekam.15
Dalam penelitian ini, penulis melakukan kegiatan waancara
mendalam kepada beberapa pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dan
14 Hamidi, Metode penelitian Kualitatif pendekatan praktis penulisan proposal dan laporan
penelitian), (Malang: UMM Pers, 2010), h. 58 15 Hami M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 80
jemaah, yakni Fani Kismindar selaku pengurus sekaligus salah satu
pendiri Gerakan Pemuda Hijrah, Gita Sekarputi selaku pengurus
Gerakan Pemuda Hijrah, Kristino selaku jemaah, Mia selaku jemaah,
dan Elvira selaku jemaah.
c. Dokumentasi
Studi Dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandangan
subjek melalui suatu media tulisan dan dokumen lainnya yang ditulis
atau dibuat langsung oleh subjek yang bersangkutan.16
Studi dokumentasi dapat dijadikan sebagai data pelengkap dari
observasi dan wawancara. Data-data diambil dari beberapa sumber baik
itu artikel, buku-buku maupun sumber-sumber yang berkaitan dengan
kajian penelitian, sehingga data-data tersebut dapat menguatkan
penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Paton yang dikutip oleh Lexy J. Moleong
adalah proses mengaturan urutan data, mengorganisasikannya ke dalam
suatu pola, kategori dan satuan urutan data.17 Maksud dari teknik analisis
data yaitu proses pengumpulan data dan mengurutkannya ke dalam pola dan
mengelompokkan data.
Pengumpulan data yang didapat baik itu dari hasil observasi yang
dilakukan terhadap seluruh kegiatan serta program yang dimiliki oleh
16 Hami M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, h.
143 17 Lexy J. Moleong, MA., Metode Penelitian Kualitatif, h. 280
13
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah serta data yang berasal dari wawancara
kepada semua pihak yang terkait dengan penelitian ini seperti jemaah yang
hadir pada setiap kajian. Selanjutnya data dokumentasi yang dapat
digunakan menjadi pelengkap untuk penelitian ini. Terakhir dari analisis ini,
penulis mengecek keabsahan data yang ada agar menghasilkan data-data
yang kongkrit mengenai strategi komunikasi pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah dalam berdakwah.
F. Pedoman Penulisan
Pedoman penulisan ini menggunakan buku Pedoman Akademik,
penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) tahun
2007.
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan sumber buku
sebagai literatur dalam menyelesaikan penelitian ini, antara lain:
Buku Komunikasi Persuasif yang ditulis oleh Soleh Soemirat, H.
Hidayat Satari, dan Asep Suryana. Buku ini terbit pada tahun 2007 ini
menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan komunikasi persuasif. Mulai dari
definisi komunikasi persuasif, strategi komunikasi persuasif, unsur-unsur
komunikasi persuasif, teknik komunikasi persuasif, hingga pendekatan-
pendekatan dalam komunikasi persuasif.
Penulis juga melakukan tinjauan pustaka untuk mengkaji skripsi-skripsi
terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui apakah penelitian
yang penulis lakukan saat ini memiliki kesamaan dengan penelitian dari skripsi-
skripsi terdahulu. Adapun skripsi yang memiliki judul hampir sama dengan
penelitian penulis, antara lain:
Rohima menemukan bahwa strategi komunikasi persuasif yang
dilakukan oleh Pesantren Istiqlaliyyah dalam mempertahankan Ngahol Syekh
Abdul Qadir al-Jailani itu menggunakan tiga tahapan, karena dalam dengan hal
tersebut akan terlihat bagaimana proses yang dilakukan oleh pihak persantren
dari mulai perumusan strategi, implementasi strategi dan evaluasi. Adapun
perbedaan skripsi yang ditulis Rohima dan penulis terletak pada teori dan subjek
penelitiannya. Teori yang digunakan oleh penulis adalah teori strategi
komunikasi persuasif dari Melvin L. DefLeur dan Sandra J-Ball Roceach dan
Rohima menggunakan teori strategi dari Fred R. David. sedangkan subjek
penelitian dari penulis adalah pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dan subjek
penelitian Rohima adalah Pesantren Al-Istiqlaliyyah. Persamaan penelitian
terletak pada objek, pendekatan, dan teknik pengumpulan data.18
Bustomi Aripin menemukan bahwa komunikasi yang digunakan
Volunteer Earth Hour kepada masyarakat Kota Tanggerang dalam kesadaran
menghemat energi adalah strategi komunikasi persuasif dari Melvin L. DefLeur
dan Sandra J-Ball Roceach. Perbedaan antara penelitian penulis dan Bustomi
terletak pada subjek penelitian, dan paradigma penelitian, dalam penelitian
penulis subjeknya adalah pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dan objek
penelitian dari Bustomi adalah Volunteer Eart Hour Tangerang. Sedangkan
pradigma penelitian penulis adalah post-positivisme dan Bustomi
18 Rohima, “Strategi Komunikasi Persuasif Pesantren AI-Istiqlaliyyah Dalam
Mempertahankan Ngahol Syekh Abdul Qodir Al-Jailani”, KPI, UIN Jakarta, 2016.
15
menggunakan paradigma penelitian konstruktivisme. Persamaan penelitian
penulis dan Bustomi terletak pada pendekatan penelitian, metode penelitian,
teknik pengumpulan data dan teori yang digunakan.19
Yaumil Kurniati menemukan bahwa Pengurus HBMI menggunakan
komunikasi persuasif yang didalamnya menjelaskan bagaimana teknik dan
tahapan yang dilakukan pengurus dalam meneguhkan keyakinan muallaf.
Perbedaan penelitian antara penulis dan Yaumil terletak teori dan subjek
penelitian, teori yang digunakan penulis adalah strategi komunikasi persuasif
Melvin L. DefLeur dan Sandra J-Ball Roceach dan Yaumill menggunakan teori
social Judgement Theory, penulis menjadikan pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah sebagai subjek penelitian sedangkan Yaumil subjek penelitiannya adalah
pengurus dan muallaf HBMI wilayah Jakarta Barat. Sedangkan persamaan
antara penulis dengan Yaumil terletak pada teknik pengumpulan data dan teknik
komunikasi persuasif.20
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dan memberikan penulisan skripsi yang sistematis,
maka sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, dan dalam masing-masing
bab terdapat sub-bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menguraikan argumentasi mengenai studi ini,
serta menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah dan
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
19 Bustomi Aripin, “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang
Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”, KPI, UIN Jakarta, 2016. 20 Yaumil Kurniati, “Komunikasi Persuasif Pengurus Himpunan Bina Muallaf Indonesia
Dalam Meneguhkan Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat”, KPI, UIN Jakarta, 2017.
penelitian (paradigma penelitian, pendekatan penelitian, metode
penelitan, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisi data), pedoman
penulisan, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada bab ini berisi tentang kajian teoritis dan kerangka konseptual,
dan pembahasan teori-teori yang menunjang sebagai dasar
pemikiran untuk membahas permasalahan dalam penelitian skripsi
ini. Pada bab ini pula terdapat teori strategi komunikasi persuasif
dari Melvin L. Defleur dan Sandra J. Ball-Roceach, menjelaskan
definisi strategi menurut par ahli, definisi komunikasi beserta ruang
lingkupnya, menjelaskan definisi mengenai komunikasi persuasif
beserta ruang lingkupnya, serta menjelaskan ruang lingkup dakwah
yang termasuk didalamnya membahas mengenai definisi, dan unsur-
unsur dakwah.
BAB III Gambaran Umum
Membahas gambaran umum Gerakan Pemuda Hijrah mulai dari
sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur kepengurusan Gerakan
Pemuda Hijrah serta jadwal kegiatan dan program-program yang
dimiliki oleh Gerakan Pemuda Hijrah.
BAB IV Analisis dan Temuan Data
Dalam bab ini peneliti menjelaskan mengenai hasil temuan data dan
menganalisis data yang diperoleh dari lapangan mengenai strategi
komunikasi persuasif pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam
17
berdakwah, dan teknik-teknik komunikasi persuasif yang digunakan
oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam upaya berdakwah
kepada jemaah.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis menjelaskan kesimpulan dalam penelitian
berdasarkan temuan dan hasil analisis data yang dimiliki.
18
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KONSEP
A. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani Strategia berarti “Keahlian
Militer”. Strategi adalah konsep yang mengacu pada sebuah jaringan yang
kompleks dari pemikiran, ide-ide, pengertian yang mendalam, pengalaman,
sasaran, keahlian, memori, persepsi, dan harapan yang membimbing untuk
menyusun suatu kerangka pemikiran umum agar kita dapat memutuskan
tindakan-tindakan yang spesifik bagi tercapainya tujuan.1
Sedangkan Strategi menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya
yang berjudul “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, didefinisikan sebagai
perencanaan untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.2
Joseph A. Ilardo mendefinisikan strategi sebagai berikut: A Strategy is
a carefully plan or series of maneuvers designed to achieve a specific
goal ( strategi adalah rencana terpilih yang bersifat teliti dan hati-hati
atau seragkaian manuver yang telah dirancang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.3
Dengan kemampuan merumuskan strategi seseorang mampu
mengutarakan maksud keinginanya dengan sistematis dan tepat sasaran
1Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana Prenada Media,
2011), h. 239 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007) cet, ke 21, h. 32 3 Soleh Soemirat, dkk. Komunikasi Persuasif, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 8.24
19
sehingga lawan bicara dapat menyetujui keinginannya dan segala yang
dimaksud diharapkan tanpa harus melawan.4
Dari berbagai definisi yang telah diungkapkan diatas, penulis
menyimpulkan bahwa strategi adalah perencanaan yang telah dirancang berupa
konsep, tindakan, serta taktik pelaksaan yang dibuat untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan.
B. Ruang Lingkup Komunikasi
1. Definisi Komunikasi
Secara etimologis komunikasi atau dalam bahasa Inggris
“communication” berasal dari bahasa Latin “communicatio”, bersumber
dari “communis” yang berarti “sama”. Sama di sini adalah dalam pengertian
“sama makna”. Komunikasi minimal harus mengandung “kesamaan
makna” antara kedua belah pihak yang terlibat.5
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi diartikan
sebagai pengiriman atau penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau
lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.6
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa komunikasi yang
dilakukan hendaknya disampaikan dengan makna dan pengertian yang
dihapami secara sama antara seseorang yang memberi pesan dan orang yang
menerima pesan. Sebab dengan begitu komunikasi akan berlangsung secara
4 Endang Soelistiyowati dan Vincent Nugroho, Strategi Komunikasi Untuk Sukses Menjalin
Relasi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 16 5 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 4 6 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa”,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2013), Cet. Ke 7, h. 721
20
efektif, dan sebaliknya bila terjadi kesalahan makna dan pengertian, maka
komunikasi tidak akan efektif.
Adapun pengertian komunikasi menurut istilah (terminologi)
banyak dijelaskan oleh para ahli, antara lain:
a. Hovland, Janis dan Kelley, mengatakan bahwa komunikasi adalah
suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah
atau membentuk prilaku orang lainnya (khalayak).7
b. Definisi lain mengenai Komunikasi dikemukakan oleh Harold Laswell
yang dikutip oleh Mohammad Zamroni memberikan pengertian
komunikasi dalam pernyataan: Who says what in with channel to whom
with what effect. Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian pesan
dari komunikator yang ditujukan kepada komunikan melalui media atau
saluran yang menimbulkan efek tertentu.8
c. Everret M. Rogers, komunikasi adalah proses di mana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada penerima atau lebih, dengan maksud
mengubah tingkah laku mereka.9
d. Onong Uchjana Effendy, Komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan,
maupun tak langsung melalui media.10
7 Roudhonah, “Ilmu Komunikasi”, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), h. 21 8 Mohammad Zamroni, Filsafat Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 5 9 Deddy Mulyana, “Ilmu Komunikasi”, h. 69 10 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 5
21
Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai komunikasi
dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses dimana penyampaian
pesan dilakukan oleh komunkator sebagai pemberi pesan kepada
komunikan sebagai penerima pesan, baik itu secara langsung maupun tidak
langsung melalui media dengan tujuan untuk memberitahu, merubah sikap,
atau merubah pendapat.
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Komunikasi sebagai proses penyampaian pesan baik itu berupa
pikiran atau gagasan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang. Pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini, ide
atau peristiwa. Sedangkan lambang bisa merupakan bahasa lisan ataupun
tulisan. Dalam prosesnya komunikasi dibangun oleh beberapa unsur, yaitu:
a. Sumber (Komunikator)
Sumber sering disebut dengan banyak nama atau istilah, antara
lain: komunikator, pengirim, atau dalam bahasa Inggris disebut source,
sender, atau encoder. 11 Komunikator yakni orang yang pertama kali
menyampaikan pesan. Encoder adalah istilah lain mempunyai
pengertian yang sama dengan komunikator. Encoder dalam
menyampaikan pesan mempunyai sifat Encoding, yaitu suatu usaha
komunikator dalam menafsirkan pesan yang akan disampaikan kepada
komunikan agar komunikan dapat memahaminya.12
11 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, h. 34 12 Roudhonah, Ilmu Komunikasi , h. 46
22
b. Pesan
Pesan ialah pernyataan yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Pernyataan yang disampaikan bisa dalam bentuk verbal
(bahasa lisan atau tulisan) maupun non verbal (isyarat) yang bisa
dimengerti oleh penerima.13 Pesan seharusnya mempunyai inti pesan
yang dapat digunakan sebagai pengarah dalam mempengaruhi atau
mengubah sikap dan tingkah laku komunikan.
c. Komunikan
Communicant, communicate, receiver, recipient (komunikan)
yaitu orang yang menerima pesan dari komunikator. Komunikan akan
memberikan umpan balik (feedback) terhadap pesan yang disampaikan.
Umpan balik memaikan peran yang amat penting dalam komunikasi
sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya
komunikasi yang diutarakan oleh komunikator. Oleh karena itu, umpan
balik bisa bersifat positif atau negatif.14 Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, komunikan adalah penerima pesan dalam
komunikasi.15
d. Media
Media ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima. Media dalam pengertian di sini bisa berupa
media massa yang mencakup surat kabar, radio, film, televisi, dan
13 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, h.34 14 Marhaeni Fajar, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),
h. 59 15 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa”, h.
721
23
internet. Bisa juga berupa saluran misalnya kelompok pengajian atau
arisan, kelompok pendengar atau pemirsa, organisasi masyarakat,
rumah ibadah, pesta rakyat, panggung kesenian, serta media alternatif
lainnya seperti poster, leaflet, brosur, buku, spanduk, buletin, stiker, dan
semacamnya.16
e. Efek
Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima
pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu
menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari yang tidak setuju menjadi
setuju), perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan sebagainya.17
f. Umpan balik
Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh penerima
sebagai akibat penerimaan pesan dari sumber. Sebenarnya ada juga yang
beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah efek atau pengaruh.
Dalam bahasa Inggris umpan balik sering disebut dengan istilah
feedback, reaction, response, dan semacamnya.18
Setiap unsur di atas memiliki peran penting dalam proses
komunikasi. Bahkan keseluruhan unsur-unsur tersebut memiliki kaitan
satu sama lainnya. Artinya, jika salah satu unsur tidak ikut serta dalam
proses komuikasi maka akan berpengaruh pada komunikasi yang akan
dilakukan.
16 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, h.35 17 Deddy mulyana, “Ilmu Komunikasi”, h. 71 18 Hafied Cangara, “Perencanaan dan Strategi Komunikasi”, h.35
24
3. Tujuan Komunikasi
Secara umum Harold D Lasswel menyebutkan tujuan dari komunikasi
ada empat, yaitu:
a. Social Change, yaitu perubahan sosial. Seseorang mengadakan
komunikasi dengan orang lain, diharapkan adanya perubahan sosial
dalam kehidupannya.19
b. Attitude Change, seorang komunikasi setelah menerima pesan
kemudian sikapnya berubah, baik itu postif atau negatif. Dalam berbagai
situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar
orang lain bersikap positif sesuai keinginan kita.20
c. Opinion Change, yaitu perubahan pendapat. Seseorang dalam
berkomunikasi mempunyai harapan untuk mengadakan perubahan
pendapat.21
d. Behavior Change, yaitu perubahan prilaku. Seseorang yang melakukan
komunikasi dapat merubah perilaku serta tindakan lawan bicara atau
komunikasinya. Contohnya dalam kampanye kesehatan mengenai
merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Ketika seorang
perokok sudah mengikuti kampanye tersebut kemudian dia berhenti
merokok hal tersebut menjadikan kampanye itu dapat merubah sikap.
19 Roudhonah, “Ilmu Komunikasi”, h. 54 20 Marhaeni Fajar, “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”, h.60 21 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h.54
25
C. Ruang Lingkup Komunikasi Persuasif
1. Definisi Komunikasi Persuasif
Kata persuasi (persuasion) berasal dari bahasa Latin: Persuasio.
Kata kerjanya adalah: persuadere yang dalam bahasa Inggris: to persuade,
to induse, to believe, atau dalam bahasa Indonesia: membujuk, merayu.22
Soleh Soemirat, Hidayat Satari dan Asep Suryana dalam bukunya
“Komunikasi Persuasif” mendefinisikan persuasi, yakni melakukan upaya
untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang melalui cara-cara
yang luwes, manusiawi, dan halus, dengan akibat munculnya kesadaran,
kerelaan, dan perasaan senang serta adanya keinginan untuk bertindak
sesuai dengan yang dikatakan persuader.23
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persuasif adalah suatu
proses mempengaruhi sikap, pendapat, serta prilaku dengan cara yang halus
sehingga timbullah kesadaran untuk berubah mengikuti apa yang dikatakan
persuader atau orang yang mempersuasi.
Definisi mengenai komunikasi persuasif banyak diungkapkan oleh
para ahli, diantaraya:
a. Brembeck dan Howell mendefinisikan komunikasi persuasi sebagai
usaha sadar untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan
memanipulasi motif orang lain ke arah tujuan yang sudah ditetapkan.24
b. Phil Astrid mengartikan persuasif dalam komunikasi adalah suatu
teknik memengaruhi manusia dengan memanfaatkan atau
22 Roudhonah, Ilmu Komunikasi , h. 154 23 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h 1.26 24 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 1.24
26
menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari
komunikasi yang hendak dipengaruhi.25
c. Ilardo mendefinisikan komunikasi persuasi sebagai communicative
proses of altering the beliefs, attitude, intentions, or behavior of another
by the councscious or unconscious use of words and nonverbal
messages (persuasi adalah proses komunikatif untuk mengubah
kepercayaan, sikap, perhatian, atau perilaku baik secara sadar maupun
tidak dengan menggunakan kata-kata dan pesan non-verbal).26
d. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya yang berjudul psikologi
komunikasi mengungkapkan bahwa persuasi didefinisikan sebagai
proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan
menggunakan manipulasi psikologi sehingga orang tersebut bertindak
seperti atas kehendaknya sendiri.27
e. Menurut Mar’at komunikasi persuasif merupakan kegiatan
penyampaian suatu informasi atau masalah pada pihak lain dengan cara
membujuk. Kegiatan yang dimaksud adalah mempengaruhi sikap
emosi komunikan/persuadee.28
Berdasarkan definisi-definisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli
mengenai komunikasi persuasif, dapat disimpulkan bahwa komunikasi
persuasif adalah suatu teknik komunikasi dengan tujuan untuk
memengaruhi sikap, pendapat, dan perilaku dengan memanfaatkan data
psikologi persuade dan dilakukan secara verbal atapun non verbal. Sehingga
25 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 154 26 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h. 1.25 27 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2008, h. 14 28 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, h.1.29
27
persuade akan melakukan hal yang sesuai dengan persuader dengan
sukarela.
2. Tahapan Komunikasi Persuasif
Dalam komunikasi persuasif perlu tahapan agar tujuan dapat
tercapai secara sistematis. Formula AIDDA merupakan kesatuan singkatan
dari tahap-tahap komunikasi persuasif. penjelasannya sebagai berikut:29
a. Attantion (Perhatian)
b. Interest (Minat)
c. Desire (Hasrat)
d. Desicion (Keputusan)
e. Action (Kegiatan)
Pada proses petahapan ini dimaksudkan agar komunikasi persuasif
dimulai dengan jalan membangkitkan perhatian (Attention) terlebih dahulu.
Tanpa ada perhatian dari komunikan terhadap komunikator, komunikasi tak
akan berlangsung. Persuasi tidak dapat dilakukan. Usaha membangkitkan
perhatian ini bukan saja dalam mengemukakan pesan, tetapi juga dalam
“Appearance” yakni pemunculan ketika menghadapi komunikan. Dalam
komunikasi berhadapan seorang komunikator dengan senyum simpatik
sudah dapat membangkitkan perhatian. 30
Apabila perhatian sudah berhasil terbangkitkan, kini menyusul
upaya membangkitkan minat. Upaya ini bisa berhasil dengan mengutarakan
hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Karena itu komunikator
harus mengenal siapa komunikan yang dihadapinya. Tahap berikutnya
29 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 25 30 Roudhonah., Ilmu Komunikasi, h. 166
28
adalah memunculkan hasrat pada komunikasi untuk melakukan ajakan,
bujukan, atau rayuan komunikator. Disini imbauan emosional (emotional
appeal) perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap
berikutnya komunikan mengambil keputusan untuk melakukan suatu
kegiatan sebagaimana diharapakan daripadanya.31
3. Teknik Komunikasi Persuasif
Adapun hal yang perlu diperhatikan komunikator adalah sesuatu
yang berkaitan dengan pengolahan pesan. Maka dari itu perlu diperhatikan
teknik-teknik tertentu dalam melakukan komunikasi persuasif.
Menurut Effendy, teknik yang dapat dilakukan dalam proses
komunikasi persuasif, yaitu:
a. Teknik Asosiasi
Teknik Asosiasi adalah penyajian pesan komunikasi dengan
jalan menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang
menarik perhatian khalayak.32
b. Teknik Integrasi
Teknik Integrasi adalah kemampuan untuk menyatukan diri
dengan komunikan dalam arti menyatukan diri secara komunikatif,
sehingga tampak menjadi satu, atau mengandung arti kebersamaan dan
senasib serta sepenanggungan dengan komunikan. Kata-kata yang
digunakan komunikator dalam menyatukan diri adalah dengan kata
“kita”.
31 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 25 32 Onong uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 22
29
c. Teknik Pay Off and Fear Arousing
Teknik Pay Off and Fear Arousing yakni kegiatan
mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan hal-hal yang
menggembirakan dan menyenangkan perasaannya atau memberi
harapan (iming-iming), dan sebaliknya dengan menggambarkan hal-hal
yang menakutkan atau menyajikan konsekuensi yang buruk dan tidak
menyenangkan perasaan.33
d. Teknik Icing
Teknik Icing yaitu menjadikan sesuatu itu indah, sehingga
menarik siapa yang menerimanya. Metode icing ini juga disebut metode
memanis-maniskan atau mengulang kegiatan persuasif dengan jalan
menata rupa sehingga komunikasi menjadi lebih menarik.
Sebagai contoh, materi yang bisa saja merupakan hal-hal yang
sudah diketahui oleh masyarakat, namun untuk menarik perhatian
audience, maka dikemas sedemikian rupa dengan memberikan contoh
kegiatan sehari-hari atau dengan memberikan singkatan agar mudah
diingat.
e. Teknik Red Herring
Teknik Red Herring ialah seni seorang komunikator untuk
meraih kemenangan dalam perdebatan dengan menggelakkan
argumentasi yang lemah untuk kemudia mengalihkan sedikit demi
33 Wahyu Ilahi, “Komunikasi Dakwah”, h. 127
30
sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh dalam
menyerang lawan.34
D. Strategi komunikasi persuasif menurut Melvin L. Defleur dan Sandra J.
Ball-Roceach
Melvin L. Defleur dan Sandra J. Ball-Roceach memberikan beberapa
strategi komunikasi persuasif, antara lain:
a. Strategi Psikodinamika
Strategi Psikodinamika dipusatkan pada faktor emosional atau
faktor kognitif. Salah satu asumsi dasarnya bahwa faktor-faktor kognitif
berpengaruh besar pada prilaku manusia. Esensinya bahwa pesan yang
efektif mampu mengubah fungsi psikologis individu dengan berbagai cara,
dimana sasaran merespon secara terbuka dengan bentuk prilaku seperti yang
diinginkan persuader.
Dengan kata lain, untuk komunikasi persuasif yang efektif terletak
dalam belajar hal yang baru, dengan dasar informasi yang diberikan oleh
persuader. Asumsi tersebut akan mengubah struktur internal psikologis
individu, seperti kebutuhan, rasa takut, sikap, dan lain-lain yang hasilnya
tampak pada prilaku yang tampak.35
Pada strategi psikodinamika didasarkan oleh asumsi bahwa ciri-ciri
biologis manusia itu merupakan suatu hal yang diwariskan, terdapat
sekumpulan faktor lain yang bersifat mendasari bagian dari biologis dan
merupakan hasil belajar, seperti pernyataan dan kondisi emosional, terdapat
34 Onong uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 24 35 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, , hal. 8.27
31
sekumpulan faktor yang diperoleh atau dipelajari yang membentuk struktur
kognitif individu.
Strategi persuasif berdasarkan konsep psikodinamika. Oleh
karenanya, harus dipusatkan pada faktor emosional atau faktor kognitif, dan
rasanya sangat tidak mungkin untuk mengubah faktor-faktor biologis
(seperti tinggi, berat, sex, ras, dan lain-lain) dengan pesan persuasif. Hal
yang mungkin adalah menggunakan pesan persuasi untuk pernyataan
emosional, seperti marah dan takut.36
Asumsi selanjutnya dari strategi psikodinamika adalah faktor
kognitif berpengaruh besar terhadap perilaku manusia. Oleh karena itu,
faktor kognitif dapat dirubah yang kemudian perilaku dapat berubah.
b. Strategi Sosiokultural
Asumsi pokok dari strategi sosiokultur bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kekuatan luar diri individu. Strategi sosiokultur yang
efektif dibutuhkan karena pesan persuasif menegaskan terhadap individu
aturan-aturan bagi pelaku sosial atau syarat-syarat kultur untuk bertindak,
yang akan mengatur aktivitas, di mana komunikator mencoba untuk
memperolehnya atau jika pengertian telah dicapai, tugas berikutnya adalah
mendefinisikan kembali syarat tersebut.37
Strategi sosiokultural banyak digunakan dalam promosi produk
komersial dengan cara melalui kesamaan situasi pengadilan pendanaan.
Oleh karena itu, dalam strategi ini sering kali pengertian tentang kultur,
36 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, , hal. 8.27 37 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, hal 8.31
32
pengharapan sosial, serta semua komponen organisasi sosial ditetapkan
sebagai dasar konseptual untuk merancang strategi yang efektif bagi
penjualan barang-barang.38
Dalam mempersuasi orang agar membeli suatu produk atau
mengikuti apa yang diharapkan oleh persuader, persuader harus
mempertimbangkan pengertian budaya setempat, norma-norma
kepentingan peran, serta sosial budaya yang terdapat dalam suatu
lingkungan daerah atau kelompok.
Pada strategi sosiokultural, perilaku manusia dipengaruhi oleh
kekuatan di luar diri individu. Kekuatan yang dapat mempengaruhi manusia
adalah faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti ini harus dapat
diperhatikan pemasar sebelum mempersuasif calon nasabah. Strategi ini
dapat dikatakan referensi, dimana biasanya pemasar mendapatkan referensi
dari teman maupun keluarganya.39
Faktor lingkungan memang membantu dalam strategi persuasi ini,
sebab dengan persuader mendekati lingkungan atau orang-orang yang dekat
dengan orang yang akan dipersuasi. Maka persuasi akan lebih mudah
dilakukan.
c. Strategi Meaning Construction
Berdasarkan pemikiran Defleur dan Rokeach tersebut, tampak
bahwa yang menjadi asumsi utama strategi The Meaning Construction
adalah pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku. Apa yang luput
38 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, hal 8.35 39 Yanie Pratiwi Firdaus, “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling Dalam
Meningkatkan Nasabah Pada Produk Asuransi Umum Di Pt. Jasaraharja Putera Cabang
Pekanbaru”, JOM FISIP Vol. 3 No. 2 , (Riau: Universitas Negeri Riau, 2016), h. 10
33
merupakan elaborasi asumsi tentang predisposisi dan proses internal, seperti
perubahan sikap, disonasi kognitif, atau kejadian sosial yang rumit dan
pengharapan kultural.40
Strategi ini berawal dari konsep di mana hubungan pengetahuan dan
perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat. Persuader berupaya
memberikan pengetahuan mengenai sesuatu kepada orang yang akan di
persuasif. Sehingga pengetahuan yang didapat oleh orang yang dipersuasif
dari lingkungan sekitar atau berita-berita yang beredar menimbulkan suatu
pengertian dalam benak masyarakat bahwa hal tersebutlah yang harus
diikuti, tentunya yang diinginkan oleh persuader.
Pada strategi ini persuader berupaya untuk memanipulasi makna,
untuk mempermudah orang yang dipersuasif dalam memahaminya.
Persuader juga memberikan perumpamaan-perumpamaan terhadap suatu
makna. Namun, tidak mengurangi arti dan pengertian aslinya.
E. Ruang Lingkup dakwah
1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi bahasa “Da’wah” berarti: panggilan, seruan, atau
ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut masdar.
Sedangkan bentuk kata kerja (fi’il)nya adalah berarti: memanggil, menyeru,
atau mengajak (Da’a, Yad’u, Da’watan).41
Sedangkan dakwah menurut beberapa ahli, diantaranya:
40 Soleh Soemirat, dkk, Komunikasi Persuasif, hal 8.37 41 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011),
h. 1
34
a. Syekh Ali Mahfudz, dakwah adalah satu proses menghidupkan manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh
mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar
mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.42
b. Prof. H.M. Arifin menyatakan bahwa dakwah sebagai suatu kegiatan
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya
yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi
orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul
dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta
pengalaman terhadap ajaran agama sebagai massage yang disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.43
c. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah islam sebgai
upaya mengajak dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan di akhirat.44
d. Ahmad Ghalwasy, dakwah sebagai pengetahuan yang dapat
memberikan segenap usaha yang bermacam-macam yang mengacu
pada upaya menyampaikan ajaran islam kepada seluruh manusia yang
mencakup akidah, syariah, dan akhlak.45
e. M. Quraish Shihab, dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsafan,
atau usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik
terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan
42 M. Munir, dkk, “Metode Dakwah”, hal. 7 43 Samsul Munir Amin, “Ilmu Dakwah”, (Jakarta: Amzah, 2009),h. 4 44 Wahidin Saputra,“Pengantar Ilmu Dakwah”, 45 Wahyu Ilaihi, ”Komunikasi Dakwah”, h. 16
35
sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku
dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran lebih luas.46
Berdasarkan beberapa definisi diatas mengenai dakwah, dapat
disimpulkan bahwa dakwah merupakan seruan, ajakan, serta memberi
pemahaman kepada orang lain mengenai ajaran agama islam dengan
harapan agar mengikuti semua ajaran yang telah ditetapkan oleh agama
serta meninggalkan semua yang dilarang.
2. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku
dakwah), mad’u (mitra dakwah), materi dakwah, media dakwah, dan efek
dakwah.
a. Da’i
Dai adalah orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan
maupun tulisan, atau perbuatan yang dalam hal ini dapat dilakukan
secara individu, kelompok, atau bentuk organisasi atau lembaga.
Berdakwah pada dasarnya dapat dilakukan oleh semua pribadi muslim,
namun hal tersebut dapat dikelompokkan menjadi:47
1. Secara umum adalah setiap muslim atau muslimat yang Mukallaf
(dewasa) dimana bagi mereka kewajiban dakwah merupakan suatu
yang melekat, tidak terpisahkan dari misinya sebagai penganut
Islam, sesuai dnegan perintah: “Sampaikan walau satu ayat”.
46 M. Quraish Shihab, “Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat”, (Bandung: Mizan, 1988),Cet. Ke 17, h. 194 47 Wahyu Ilahi, “Komunikasi Dakwah”, h. 19
36
2. Secara khusus adalah mereka yang mengambil keahlian khusus
(mutakhasis) dalam bidang agama Islam, yang dikenal dengan
panggilan ulama.
b. Mad’u
Mad’u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau
manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau
dengan kata lain, manusia secara keseluruhan.48 Dari keterangan tersebut
menyatakan bahwa dakwah dapat dilakukan kepada siapapun termasuk
kepada mad’u yang bukan beragama Islam, yang membedakan ialah
tujuan dari dakwah tersebut.
Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu:49
1. Golongan cerdik cendikiawan yaitu orang yang cinta kebenaran dan
dapat berpikir secara kritis, dan cepat menangkap persoalan.
2. Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berpikir
secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-
pengertian yang tinggi.
3. Golongan yang berbeda dengan golongan di atas adalah mereka
yang senang membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu,
tidak sanggup mendalami benar.
48 M. Munir dan Wahyu Illahi, “Manajemen Dakwah”, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. Ke
2, h. 23 49 Wahyu Ilahi, “Komunikasi Dakwah”, h. 20
37
c. Materi dakwah
Dalam literatur berahasa Arab, pesan dakwah disebut Maudlu’
al-da’wah. Istilah tersebut lebih tepat dibanding dengan istilah “materi
dakwah” yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab menjadi Maddah al-
da’wah. Sebutan yang terakhir ini bisa menimbulkan kesalahpahaman
sebagai logistik dakwah. Istilah pesan dakwah dipandang lebih tepat
untuk menjelaskan “isi dakwah berupa kata, gambar, lukisan dan
sebagainya yang diharapkan dapat memberi pemahaman bahkan
perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah”.50
Pada prinsipnya, pesan apa pun dapat dijadikan sebagai pesan
dakwah selama tidak bertentangan dengan sumber utamanya, yaitu Al-
Qur’an dan Hadits. Pesan dakwah tidak berbeda dengan pokok-pokok
ajaran Islam.
Endang Saifuddin Anshari membagi pokok-pokok ajaran Islam
sebagai berikut:51
1. Akidah
Dalam pengertian istilah, akidah ialah “keyakinan
keagamaan yang dianut oleh seseorang dan menjadi landasan segala
bentuk aktivitas, sikap, pandangan, serta pegangan hidupnya.52
Akidah adalah pokok kepercayaan dalam agama Islam.
Dalam bidang akidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada
masalah-masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah
50 Moh. Ali Aziz, “Ilmu Dakwah”, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 318 51 Moh. Ali Aziz, “Ilmu Dakwah”, h. 332 52 Rubiyana, & Ade Masturi, “Pengantar Ilmu Dakwah”, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 82
38
juga meliputi masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya,
misalnya syirik (menyekutukan adanya Tuhan), ingkar dengan
adanya Tuhan dan sebagainya.53 Aspek akidah tidak hanya akan
menimbulkan keimanan kepada Tuhan, juga akan membentuk
prilaku (akhlak) manusia.
2. Syariah
Syariah adalah seluruh hukum dan perundang-undangan
yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan dengan Tuhan,
maupun antar manusia sendiri. Pengertian syariah mempunyai dua
aspek hubungan yaitu hubungan antar manusia dengan Tuhan
(vertikal) yang disebut ibadah, dan hubungan antar manusia dengan
sesama manusia (horizontal) yang disebut muamalat.54
Materi dakwah di bidang syariah ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran yang benar, serta pandangan yang jernih
dalam melihat setiap persoalan yang muncul sesuai dengan
ketentuan hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Sunnah.55
Materi dakwah yang berkaitan dengan unsur syariat perlu
menggambarkan dan menginformasikan hukum-hukum dalam
segala hal baik itu hukum yang bersifat wajib, sunnah, mubbah,
makruh, dan haram (dilarang).
53 Samsul Munir Amin, “Ilmu Dakwah”, h. 90 54 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, h. 91 55Rubiyana, & Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 84
39
3. Akhlak
Akhlak secara etimilogis berasal dari bahasa Arab , jamak
dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, dan tingkah laku atau
tabiat.56 Sedangkan menurut terminologi, Akhlak merupakan tata
aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama
manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antar manusia
dengan Tuhan, bahkan dengan alam semesta sekalipun. Menurut
Imam Al-Ghazali, akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran serta pertimbangan.57
Pada dasarnya, ketika dai menyampaikan materi dakwah
harus disesuaikan kepada mad’u sebagai objek dari dakwahnya, juga
harus melihat situasi dan kondisi mad’u. Dengan demikian, pesan-
pesan dakwah yang berisi materi dakwah tersebut dapat diterima
secara baik oleh mad’u dan pada akhirnya materi dakwah yang
disampaikan tersebut bisa diamalkan dan dipraktikan dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Media Dakwah
Media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi dakwah kepada mad’u. Dalam menyempaikan materi dakwah,
da’i dapat menggunakan berbagai media.
56 M. Munir & Wahyu Ilahi, “Manajemen Dakwah”, h. 28 57 Rubiyana, & Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 84-85
40
Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam,
yaitu:58
1. Lisan, merupakan media paling sederhana yang dapat digunakan
sebagai media dakwah yakni hanya dengan lidah dan suara.
Dakwah dengan media lisan ini dapat berupa ceramah, pidato, dan
penyuluhan.
2. Tulisan, media dakwah dengan tulisan dapat berupa buku, artikel,
spanduk, dan sebagainya.
3. Lukisan, adalah media dakwah dapat berupa gambar, karikatur,dan
sebagainya.
4. Audiovisual, media dakwah yang memanfaatkan indra
pendengaran dan penglihatan sehingga sasaran dakwah menangkap
materi dakwah menggunakan indra pendengan dan penglihatannya
sekaligus. Seperti Televisi, Film, Internet dan sebagainya.
5. Akhlak, media dakwah dengan akhlak ini adalah dengan
mencerminkan ajaran Islam secara langsung kepada sasaran
dakwah atau mad’u melalui perbuatan-perbuatan yang dilakukan
oleh da’i.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media dakwah
berbagai macamnya mulai dari lisan, tulisan, gambar, audiovisual, dan
akhlak. Dan da’i sebagai penyampai dakwah dapat memilih media
dakwah yang akan digunakan sesuai dengan keadaan dan kondisi
sasaran dakwahnya.
58 M. Munir & Wahyu Ilahi, “Manajemen Dakwah”, h. 32
41
BAB III
GAMBARAN UMUM GERAKAN PEMUDA HIJRAH
A. Sejarah Gerakan Pemuda Hijrah
Pemuda Hijrah adalah salah satu gerakan dakwah yang terdapat di Kota
Bandung. Digagas oleh Ustadz Hanan Attaki, Lc serta beberapa rekannya yaitu
Fani Kismandar atau yang akrab dipanggil Inong, serta Jerry yang saat ini
menjabat sebagai presinden atau ketua Gerakan Pemuda Hijrah.1
Beberapa tahun sebelum Gerakan Pemuda Hijrah terbentuk Ustadz
Hanan Attaki sudah sering mengisi kajian dibeberapa tempat, salah satunya di
Masjid Al Lathiif. Pada suatu waktu setelah mengisi kajian di Masjid Al Lathiif,
beliau tidak langsung pulang tetapi ikut berkumpul dengan beberapa orang,
salah satunya Fani Kismandar. Di situ ada perbincangan mengenai jumlah
jemaah kajian yang sedikit sekali terutama anak muda.2
Pembicaraan mengenai jemaah pada kajian menjadi keprihatinan
Ustadz Hanan dan hal tersebutpun dirasakan oleh Inong dan Jerry atas
permasalahan dakwah dimana saat ini, para jemaah yang hadir dalam taklim
semakin hari semakin sedikit terutama anak muda yang sudah jarang terlihat
dalam setiap kegiatan keagamaan.
Dari keprihatinan tersebutlah diadakan musyawarah untuk
mengkonsepkan bagaimana mengemas suatu dakwah tanpa merubah isinya,
mengajak orang lingkungan sekitar untuk ikut meramaikan masjid serta mencari
solusi bagaimana caranya memberikan dakwah yang “renyah” sehingga tidak
1Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31
WIB di Masjid Al Lathiif, Bandung 2 M, “Mengenal Lebih Dekat Komunitas Pemuda Hijrah Masjid Al Lathiif”, diakses pada
30 Maret 2017, Pukul 08.00 WIB dari http://sindojabar.com/9791/-2/
42
membosankan para jemaah yang datang.3 Kemudian dibentuklah Gerakan
Pemuda Hijrah pada Bulan Maret tahun 2015, dengan target dakwahnya adalah
anak muda. Karena target dakwahnya adalah anak muda maka semua
konsepnya pun dikemas mengikuti gaya anak muda dan dengan sendirinya
menarik berbagai macam komunitas anak muda. Misalnya komunitas musik,
komunitas motor, komunitas skateboard, dan sebagainya.4
Awal mula nama gerakan ini adalah Shift saja, karena saat itu istilah
hijrah dianggap belum trend seperti saat ini. Shift adalah kata lain dari
pergerakan, perpindahan, pergeseran, atau perubahan yang artinya sama dengan
hijrah. Namun, saat mendaftarkan domain media sosial nama Shift sudah
digunakan akhirnya ditambah dengan Pemuda Hijrah yang sampai saat ini lebih
dikenal dengan Gerakan Pemuda Hijrah.5
Selanjutnya, sekretariat atau markasnya bertempat di Masjid Al Lathiif
Jalan Saninten No. 2 Cihampit, Bandung. Dalam mengajak anak muda untuk
ikut kajian, Gerakan Pemuda Hijrah menggunakan konten-konten kreatif,
misalnya saja undangan kajian dengan menggunakan poster yang didesain
dengan gaya anak muda sehingga dapat menarik antusias khalayak.
3 M, “Mengenal Lebih Dekat Komunitas Pemuda Hijrah Masjid Al Lathiif”, diakses pada
30 Maret 2017, Pukul 08.00 WIB dari http://sindojabar.com/9791/-2/ 4 Hasil wawancara bersama Fani Kismindar pada tanggal 20 Agustus 2017, pukul 19.00
WIB di Masjid AL Lathiif 5 Hasil wawancara bersama Fani Kismandar pada tanggal 12 April 2017, pukul 14.47 WIB
di ruang DKM Masjid Al Lathiif
43
Gambar 3. 1 Poster Kajian6
6 https://www.instagram.com./pemudahijrah/ diakses pada 2 September 2017,
pukul 23.27 WIB
44
Selain poster-poster di atas, untuk menarik anak muda agar mau ikut
menghadiri kajian gerakan ini pun memodifikasi tema yang akan disampaikan
dengan kegemaran anak muda, tetapi dengan tidak merubah isi dakwahnya.
Misalnya “jangan baper”, “ketika cinta bertepuk sebelah tangan”, “no hard
feeling”, “nekat or fatih”, “berakit rakit dahulu kejannah kemudian” dan masih
banyak lagi.
Poster dengan tema-tema menarik ini disebarkan melalui media sosial,
sebab media sosial dekat dengan kehidupan anak muda saat ini. Berikut
beberapa media sosial yang dimiliki oleh Gerakan Pemuda Hijrah, yakni:
Instagram (@pemudahijrah), Facebook (Pemuda hijrah), Twitter
(@PemudaHijrah), Website (www.pemudahijrah.com), Channel Youtube
(Pemuda Hijrah), Line (@pemudahijrah).
Bagi jemaah yang tidak sempat untuk mengikuti kajian, Gerakan
Pemuda Hijrah menyiapkan rekaman suara dari kajian-kajian yang telah
dilaksanakan. Rekaman-rekaman tersebut dapat didengarkan dengan membuka
website nya Gerakan Pemuda Hijrah. Selain itu, Gerakan Pemuda Hijrah
membuat live streaming di Instagramnya sehingga jemaah yang tidak bisa hadir
karena jarak masih bisa ikut melihat dan mendengarkan kajian.
Pertama kali mengadakan kajian bertempat di Masjid Al Lathiif, saat itu
jemaah yang hadir kurang dari 100 orang, sampai teras masjid depan dan lantai
atas masjid tidak terisi. Karena sedikitnya jemaah yang hadir, pengurus bisa
menyediakan makan dengan menggunakan piring tetapi seiring waktu Gerakan
Pemuda Hijrah mulai dikenal dan viral terutama di media sosial, sehingga
jemaah yang datang semakin banyak bahkan melebihi kapasitas Masjid Al
45
Lathiif. Berawal dari kurang 100 orang kemudian bertambah 150, lalu 300
orang dan sempat sampai 1000 orang itu bertempat di Masjid Al Lathiif.7
Karena jemaah tidak tertampung lagi, pengurus memutuskan
memindahkan kajian ke Masjid TSB (Trans Studio Bandung) yang bisa
menampung sampai 4.000 jemaah, sampai tahun 2017 jemaah yang datang
sudah melebihi kapasitas dan akhirnya pengurus menempatkan jemaah diluar
masjid bahkan kalau dihitung-hitung jemaah yang datang jumlahnya hampir
mencapai 7.000 jemaah.8
B. Visi dan Misi komunitas Gerakan Pemuda Hijrah
Visi Gerakan Pemuda Hijrah
Visi dari Gerakan Pemuda Hijrah adalah mengisi peradaban dengan
berdakwah kepada anak muda sebagai aset masa depan umat dan bangsa untuk
menjadi sosok pemuda yang sesuai dengan tuntunan Islam yakni pemuda yang
dekat dengan Al-Quran, shalat tepat waktu, semangat mencari ilmu agama, dan
dapat menjadi generasi penerus dalam mensyiarkan Islam.
Misi Gerakan Pemuda Hijrah
Misi Gerakan Pemuda Hijrah umumnya adalah:9
1. Mengajak anak-anak muda untuk hijrah menjadi sebaik-baiknya
manusia.
2. Menumbuhkan minat anak muda untuk ikut meramaikan masjid dan
taklim.
7 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31
WIB di Masjid Al Lathiif, Bandung. 8 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31
WIB di Masjid Al Lathiif, Bandung. 9 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31
WIB di Masjid Al Lathiif, Bandung
46
C. Struktur Kepengurusan
Tabel 3. 1 Struktur Kepengurusan Pusat Tahun 2017-201810
10 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31
WIB di Masjid Al Lathiif, Bandung.
KETUA
Jerri Nurdiansyah
SEKRETARIS UMUM
Muliharjo
BENDAHARA
M. Rustam
KOOR. DIV.
PENDIDIKAN
Abi Diki
KOOR. DIV
DOKUMENTASI
M. Reza
KOOR. DIV
KREATIF
Fani Kismandar
47
Tabel 3. 2 Struktur Kepengurusan Akhwat Yayasan Pemuda Hijrah Indonesia11
11 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31,
di Masjid Al Lathiif, Bandung
Koordinator
Gita Sekarputri
Sekertaris
Selvy
Bendahara
Irma Yulia
Cyber
Rifa
Humas
Sisca
Dokument
asi
Qory
Maryam
Kenny
Sosial
Heta
Konsumsi
Yanti
48
D. Kegiatan komunitas Gerakan Pemuda Hijrah
Kegiatan-kegiatan Gerakan Pemuda Hijrah diataranya:
1. Kajian Rabu
Kajian yang rutin dilaksanakan pada setiap Rabu malam, bertempat
di Masjid TSB (Trans Studio Bandung). Mulai pada pukul 18.00 WIB
diawali dengan Sholat Magrib berjemaah kemudian dilanjut dengan
penyampaian materi oleh Ustadz Hanan Attaki, Lc. yang merupakan
founder dari Gerakan Pemuda Hijrah. Dan kajian akan berakhir pada pukul
20.30 WIB. Kajian di Masjid TSB ini yang paling banyak diminati oleh
jemaah selain karena kapasitas masjidnya yang dapat menampung ribuan
jemaah juga gaya dan bahasa Ustadz Hanan dalam menyampaikan materi
secara ringan, dan dipahami. Sehingga tidak hanya terlihat anak muda yang
menghadiri kajiannya tetapi ibu-ibu atau bapak-bapakpun terlihat mengikuti
kajian yang diisi oleh Ustadz Hanan ini.12
2. Kajian Sabtu Malam
Kajian Sabtu malam bertempat yaitu di Masjid AL-Lathiif yang
berada di Jalan Saninten, Cihampit, Bandung Wetan. Kajian dimulai pada
pukul 18.00 WIB sampai 20.30 WIB diisi oleh ustadz yang berbeda pada
setiap minggunya.13 Ustadz yang mengisi kajian diantaranya Ustadz Imam
Nuryanto, Ustadz Yusuf Burhanudin, Ustadz Nur Ikhsan, Lc dan beberapa
ustadz lainnya. Materi-materi yang disampaikan lebih banyak membahas
mengenai akhlak misalnya saja cara memaafkan kesalahan orang lain,
12 Hasil pengamatan pada Kajian Rabu Malam tanggal 2 Oktober 2017, pukul 18.30 WIB
di Masjid Trans Studia Bandung. 13 Hasil pengamatan pada Kajian Sabtu Malam tanggal 26 Agustus 2017, pukul 18.00 WIB
di Masjid Al Lathiif Bandung.
49
akhlak seorang muslim, akhlak setelah meninggalkan bulan Ramadhan,
dll.14
Kajian Sabtu malam di Masjid Al Lathiif sama dengan kajian Rabu
malam yaitu dibuka untuk umum sehingga jemaah yang datang tidak hanya
anak muda orangtua pun sering terlihat mengikuti kajian ini.
3. Ladies Day
Ladies day merupakan kajian yang diperuntukan bagi wanita. Tema-
tema yang disampaikan semuanya seputar wanita. Kajian yang diadakan
pada setiap Hari Sabtu mulai dari pukul 09.00-11.30 WIB bertempat di
Masjid Al Lathiif dan dibimbing oleh Ustadzah Haneen Akira yang
merupakan istri dari Ustadz Hanan Attaki salah satu pendiri Gerakan
Pemuda Hijrah.
4. Tarbiyah
Kegiatan tarbiyah ini merupakan tahap lanjutan bagi para jemaah
yang ingin memfokuskan untuk berdakwah. Pada tarbiyah ini jemaah
digodok bagaimana dapat menjadi da’i atau pendakwah. Setelah mengikuti
tarbiyah ini mereka dapat berdakwah namun dakwah yang dimaksudakan
tidak mesti berceramah, tetapi dakwah dapat dilakukan dengan caranya
masing-masing sesuai dengan lingkungan dan sasaran dakwahnya.
Misalnya bagi mereka yang merupakan anak band maka tetap dengan
bandnya, geng motor dengan geng motornya, atau skateboard dengan
14 Hasil pengamatan poster-poster kajian pada instagram Pemuda Hijrah
https://www.instagram.com./pemudahijrah/ pada tanggal 10 September 2017
50
skateboardnya. Mereka bisa berada dalam lingkungannya namun memiliki
misi khusus yaitu menyebarkan serta menanamkan ajaran-ajaran agama.15
Tarbiyah sebenarnya diproritaskan untuk pengurus di Gerakan
Pemuda Hijrah, dan materi yang disampaikan pada tarbiyah lebih
mendalam dibanding pada kajian Rabu malam atau Sabtu malam yaitu
seputar siroh, Fiqih, dll.16
5. Ngabuburide
Ngabuburide merupakan kegiatan rutin pada bulan Ramadhan
bertujuan untuk mengajak anak muda mau datang ke kajian serta berdakwah
dengan bentuk yang berbeda yakni dakwah yang dibuat dengan event.17
Event yang rangkaian acaranya dibuat menarik dengan menggabungkan
kajian dan unsur ulin (main). 18
Unsur ulin nya yaitu dengan mengundang beberapa komunitas-
komunitas di Bandung seperti Skateboarder, Photography, Pecinta Mobil,
BMX, dan Vespa untuk sama-sama bermain yang kemudian pada akhir
acara di isi dengan kajian dan sholat Magrib, sholat Isya dan Sholat Terawih
berjemaah.
6. Tahsin
Tahsin merupakan kegiatan pengajaran untuk jemaah yang belum
fasih membaca Al-Qur’an. Tahsin dibagi menjadi dua yaitu untuk akhwat
15 Hasil wawancara bersama Fani Kismandar, pada tanggal 12 April 2017 pukul 14.47 WIB
di ruang DKM Masjid Al Lathiif 16 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31 di
Masjid Al Lathiif, Bandung 17 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31 di
Masjid Al Lathiif, Bandung 18 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31 di
Masjid Al Lathiif, Bandung
51
dan ikhwan. Tahsin untuk akhwat bekerjasama dengan DKM Masjid Al
Lathiif dan pengajarnya berasal dari luar. Sedangkan tahsin untuk ikhwan,
pengajar langsung dari pengurus Gerakan Pemuda Hijrah.19
7. Qiyamul Lail
Qiyamul Lail merupakan salah satu kegiatan yang dimiliki oleh
Gerakan Pemuda Hijrah, diadakan setiap 2 minggu sekali yaitu pada Sabtu
malam. Kegiatan Qiyamul lail bertujuan agar anak muda bisa beribadah
mendekatkan diri kepada Allah. Sholat Qiyamul lail dilaksanakan di Masjid
Al Lathiif yang merupakan markas dari Gerakan Pemuda Hijrah. Kegiatan
ini berlanjut sampai waktu subuh datang, dan biasanya Sholat Subuh di
imami oleh imam muda yang penghafal Al-Qur’an serta memiliki suara
yang merdu dalam melantunkan ayat suci Al-Qur’an salah satunya adalah
Muzammil Hasballah.20
8. Go Shift dan Shift Dadakan
Go shift dan Shift dadakan merupakan program Gerakan Pemuda
Hijrah yang keduannya berhubungan dengan kajian. Go shift yaitu
perpindahan waktu dan tempat kajian yang biasanya dilaksanakan di
markasnya Gerakan Pemuda Hijrah yaitu di Masjid Al Lathiif untuk kajian
Sabtu Malam dan Di Masjid TSM untuk kajian Rabu Malam berpindah
tempat kajian. Program Go shift ini sudah beberapa kali dilaksanakan dan
tempat-tempat yang pernah dijadikan untuk kajian diantaranya Masjid
19 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31 di
Masjid Al Lathiif, Bandung 20 Hasil wawancara bersama Gita Sekarputri, pada tanggal 26 Agustus 2017 pukul 20.31 di
Masjid Al Lathiif, Bandung
52
Pusdai, Masjid Darul Ihsan, Sabuga ITB, Telkom University, dan beberapa
tempat lainnya.
Sedangkan Shift dadakan adalah kajian yang dilaksanakan secara
dadakan, dimana Gerakan Pemuda Hijrah datang ke beberapa daerah secara
rundom yang kemudian Ustadz Hanan Attaki akan lebih banyak melakukan
sharing dengan jemaah sesuai tema yang diangkat dan menghadirkan
beberapa bintang tamu.
Gambar 3. 2 Shift dadakan di Terminal Cicaheum21
Shift dadakan adalah program yang baru dilaksanakan sejak bulan
september lalu, baru sekitar tiga kali. Pertama dilaksanakan di Cicadas
dengan bintang tamunya para pemain bola (Persib), kedua di terminal
Cicaheum dengan guest startnya adalah personil band, pemain skateboard,
serta anggota geng motor Brigez, dan ketiga di Masjid Jamiatul Mu’Minin
dengan guest start nya adalah dewan pembina XTC Bandung dan pendiri
BFC (Bandung Figthing Club).
21 https://www.instagram.com/p/BaFsI8zjCg7/?taken-by=hanan_attaki diakses pada tanggal
30 Oktober 2017, pukul 14.35 WIB
53
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN
A. Analisi Strategi Komunikasi Persuasif Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah
Dalam Berdakwah
1. Strategi Psikodinamika
Strategi pokok dari psikodinamika pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah dalam berdakwah sebagai upaya untuk merubah pendapat terutama
perilaku anak muda agar menuju kehidupan yang lebih positif yakni dengan
mengajak untuk menjalankan perintah agama melalui pendekatan secara
emosional maupun faktor-faktor kognitif. Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah
sebagai persuader harus mampu mengutarakan pesan persuasifnya baik
secara rasional maupun menyentuh aspek emosional dari persuade. Dengan
cara rasional, komponen kognitif pada diri persuade dapat dipengaruhi.
Aspek kognitif ini, dimana pengurus memberikan pemahaman dan
pemikiran yang baru kepada persuade agar terbentuk suatu keyakinan
bahwa melaksanakan perintah agama dan mengikuti kajian agama adalah
penting untuk kehidupan dan suatu keharusan sebagai umat yang beragama.
Dalam strategi psikodinamika, pesan yang efektif sangat penting
dalam mengubah fungsi psikologis seseorang atau kelompok seperti
kebutuhan, rasa takut, sikap, dan lain-lain yang hasilnya tampak pada
perilaku sehingga dengan begitu persuade akan merespon secara terbuka
dengan bentuk perilaku seperti yang diinginkan atau sesuai dengan yang
dinyatakan persuader.
54
Dengan menjalin hubungan baik yang antara persuader dan
persuade akan membuat persuade merasa nyaman pada hubungan yang
terjalin, selain itu dengan melakukan komunikasi secara dua arah
diharapkan akan membantu dalam proses persuasif, sebab dengan tingkat
emosional yang muncul pada saat berkomunikasi akan menjadi indikator
dalam mempersuasif persuade. Selain dalam konteks hubungan emosional
yang mempengaruhi antara pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dan persuade
perlu juga unsur kepercayaan antara satu sama lain agar mudah untuk
mempersuasif.
Gerakan Pemuda Hijrah merupakan gerakan dakwah dengan market
dakwahnya adalah orang-orang atau kelompok yang kelihatannya belum
terolah oleh gerakan dakwah lain khususnya pada kalangan anak muda,
bukan anak muda yang sudah memahami tentang Islam dan yang mudah
untuk diajak ke kajian tetapi sebaliknya, anak muda yang belum paham dan
belum menjalankan perintah Islam, dengan begitu pendekatan dan metode
persuasif yang dilakukan pun perlu disesuaikan dengan anak muda yang
diistilahkan oleh Gerakan Pemuda Hijrah sebagai Bro and Sis.
Pengurus berusaha menyampaikan segala pesan menyesuaikan
dengan sasaran persuade agar pesan tersebut efektif. Misalnya saja ketika
pengurus Gerakan Hijrah ingin mengajak seorang anak band untuk datang
pada kajian (taklim), pengurus menggunakan poster undangan dengan
menambahkan unsur yang berhubungan dengan band agar menggugah
emosional persuade yang dimaksudkan. Ditambah lagi ketika poster
tersebut disebarkan oleh figur atau tokoh yang berpengaruh dalam sebuah
55
kelompok atau komunitas, sehingga hal tersebut meningkatkan
kepercayaan.
“kenapa saya memakai unsur metalika di poster tadi dan
lebih segmented. Karena saya berharap vokalisnya (ada salah satu
band disini namanya Mesin Tempur) yang akan melirik dan ketika
melihat poster tadi dia akan merasa “ini apa? ko seperti dunia saya
banget secara visual” setelah itu dia akan mulai kepo dan mulai
tanya-tanya ke temannya. Rata-rata lewat gaya poster lalu melalui
tokoh-tokoh akan sangat berpengaruh.”1
Strategi semacam ini sangat ampuh dalam mengajak kajian kepada
anggota sebuah komunitas, karena pengaruhnya bukan lagi anggota
komunitas saja tetapi masyarakat general, karena mereka melihat figur,
tokoh atau idolanya langsung yang memberitahu atau mengajak mereka.
Upaya yang seperti ini dianggap berpengaruh, karena aspek
emosional khalayak dapat dilatih, diuji serta dapat dipengaruhi. Ketika
sudah menyentuh aspek emosional, maka pengurus Gerakan Pemuda Hijrah
dalam proses mengajak anak muda mengkaji agama dan menenamkan
pesan-pesan dakwah bukanlah hal yang rumit lagi.
Dalam konteks hubungan emosional yang dapat memengaruhi
persuade, diperlukan pula komunikasi secara mendalam untuk memenuhi
faktor kognitif. Pentingnya komunikasi mendalam bertujuan memberi
pengetahuan lebih mendalam mengenai pesan dakwah yang disampaikan,
sehingga upaya mempersuasif dapat berlangsung dengan mudah.
Komunikasi secara mendalam dengan memberikan pemahaman-
pemahaman mengenai Islam dan tentunya disampaikan secara ringan agar
mudah untuk dipahami, hal tersebut dilakukan oleh ustadz melalui kegiatan
1 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 12 April 2017 pukul 14.47 WIB
56
yang menjadi agenda rutin mereka yakni kajian. Dalam hal ini, program-
program yang sudah menjadi program inti dari Gerakan Pemuda Hijrah
yakni kajian pada Rabu Malam dan Sabtu Malam yang dilaksanakan di
Masjid Al Lathiff dan Masjid Trans Studia Bandung. Karena dari kajian
tersebutlah ustadz dapat memberikan pemahaman mengenai Islam berikut
dengan penjelasan pelaksanaan dan contoh-contohnya.
“Jadi kalau mereka (jemaah) sudah jatuh cinta kepada Allah,
Islam dan Rasul dalam menjalankan syariat itu akan gampang.
Makanya kita jarang membahas tentang fiqih. Fiqih kan membahas
syariat tapi kebanyakan jemaahnya itu berasal dari ring tiga dan
empat atau sebutlah pemula. Pemula itu yang pertama kali
dibutuhkan adalah ditumbuhkan cintanya, kalau mereka sudah cinta
kepada Allah, Islam, dan Rasul, mereka akan mencari sendiri cara
sholat yang benar, mereka akan mencari sendri dimana ada qiyamul
lail, dimana ada subuh akbar itulah kalau sudah cinta sama Islam.”2
Dari uraian di atas, pertama yang disampaikan adalah dengan
membangun kecintaan kepada Allah, Islam dan Rasul mengenai
membangkitkan rasa cinta kepada Allah, Islam, dan Rasul yang hal tersebut
lebih mengarah pada aqidahnya. Setelah kecintaan kepada Allah telah
tertanam, tanpa disuruh pun mereka akan memperdalam pengetahuan
mereka baik itu cara beribadah yang benar, kegiatan-kegiatan keagamaan,
dan pengetahuan dalam memperdalam agama.
“Mengurangi main-main, kalau misalkan dulu suka ngmall
atau suka nghedon pas zaman-zaman kuliah suka makan-makan tapi
sekarang agak dikurangi ya, yang dulunya gak pernah mau tau
dengan kajian-kajian gitu sekarang banyak nyari tahu. Terus kalau
di Instagram dulu ngfollow nya gak pernah yang islami-islami dan
gak penting tapi sekarang yang di follow seperti Gerakan Pemuda
Hijrah, istiqomah seperti itu suka difollow.”3
2 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 20.13 WIB 3 Hasil wawancara dengan Elvira pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 18.30 WIB
57
Dari uraian di atas yang diungkapkan oleh Elvira selaku jemaah, hal
yang dialaminya setelah mengikuti kajian dari Gerakan Pemuda Hijrah
memberikan dirinya perubahan dalam berpikir dan bertindak, dan tanpa
perlu disuruh ia sudah mencari sendiri apa yang harus ia lakukan sebagai
seorang muslim. Sehingga hal tersebut sama dengan tujuan dari engurus
Gerakan Pemuda Hijrah.
Perubahan-perubahan yang dialami oleh jemaah salah satunya
faktornya adalah dari pembahasan disuguhkan secara sederhana dan ringan,
hal tersebut agar jemaah yang mayoritas adalah mereka yang baru
memperdalam agama (pemula) akan mudah untuk memahami apa saja
kaidah atau ajaran yang terdalam dalam agama Islam.
Intisari pada stretgi psikodinamika yang dimana aspek emosional
dan faktor koqnitif digunakan dalam mempersuasif persuade agar
mengikuti apa yang menjadi tujuan dari persuader. Hal tersebut digunakan
oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah melalui pendekatan yang dapat
menyetntuh aspek emosional anak muda mulai dari poster kajian, tema
kajian, sampai pada pembahasan yang disampaikan oleh pengurus dan
ustadz. Setelah menyentuh aspek emosional kemudian pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah memberikan pemahaman-pemahaman baru agar dapat
mempengaruhi koqnitif dari anak muda, pemahaman yang disampaikan
tentunya yang dapat merealisasikan tujuan dari Gerakan Pemuda Hijrah.
2. Strategi Sosialkultural
Strategi sosiokultural mengungkapkan bahwa perilaku manusia
dipengaruhi oleh kekuatan luar dari individu. Strategi ini menjadi strategi
58
yang digunakan pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam meningkatkan
jumlah jemaah yang hadir dalam setiap kajian. Perilaku dari calon jemaah
dipengaruhi faktor lingkungan, seperti lingkungan masyarakat, lingkungan
sesama teman atau lingkungan kerja. Faktor lingkungan seperti ini harus
dapat diperhatikan pengurus sebelum mempersuasif masyarakat yang
menjadi targetnya.
Adanya faktor-faktor tersebut memang memberikan keuntungan
bagi pengurus dalam memberikan pemahaman agama dan memudahkan
sasaran persuade untuk lebih terbuka menerima dan melakukan semua yang
dipersuasifkan oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah. Karena melalui
pendekatan lingkungan dalam hal ini adalah pertemanan akan
meningkatkan kepercayaan dari persuade.
Kaitannya dengan faktor lingkungan ini, pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah pun menggunakan lingkungan pertemanan untuk memunculkan
kepercayaan dari target persuasifnya. Pemuda Hijrah sebagai Gerakan
dakwah berwarnakan anak muda yang kemudian dengan sendirinya
menarik komunitas-komunitas anak muda khususnya yang berada di
Bandung misalnya saja ada komunitas skaterboard, surving, komunitas
motor, komunitas sepeda dan masih banyak lagi. Dari komunitas-komunitas
tersebut ada keuntungan yang dimiliki oleh Gerakan Pemuda Hijrah agar
bisa masuk untuk berdakwah kepada komunitas-komunitas tadi, yakni
beberapa figur atau icon dari komunitas tersebut.
Dalam Gerakan Pemuda Hijrah ada beberapa figur atau tokoh yang
berpengaruh di komunitas-komunitas tersebut dan sudah merapat ke
59
Gerakan Pemuda Hijrah, seperti Pevi Permana seorang tokoh skateborad
nasional, Inong atau Fani Kismandar seorang figur di skateboard sekaligus
salah satu pendiri Gerakan Pemuda Hijrah, serta Donny yang dulunya
adalah anggota band metal.4
Dengan adanya tokoh-tokoh tersebut memberikan peluang bagi
Gerakan Pemuda Hijrah dalam mendapatkan kepercayaan dari anggota
komunitas sehingga penyampaian dakwah dapat secara mudah
disampaikan. Persuasif dilingkungan permainan atau pertemanan dengan
menggunakan orang yang paling berpengaruh di lingkungan tersebut
menjadi keutungan tersendiri bagi Gerakan Pemuda Hijrah, sebab
kecendrungannya adalah apa yang diucapkan dan diperintahkan akan
mudah untuk dituruti.
“Ketika dia (sasaran dakwah) melihat tokoh-tokoh di
komunitasnya sudah merapat ke sini (Gerakan Pemuda Hijrah).
Nah alhamdulillah disini ada tokoh punk, ada tokoh metal, ada
tokoh skateboard, ada tokoh geng motor dan ketika tokoh
tersebut yang ngshare poster kajian tadi itu lebih viral dan
kecendrungan pola di anak muda itu adalah ketika tokohnya
takbir maka makmumnya takbir juga ketika tokohnya ruku maka
makmumnya juga ruku.”5
Selain itu, dari hubungan teman yang sudah dekat satu sama lain
memiliki kekuasaan persuasif yang cukup besar sehingga dituruti oleh
temannya karena kedekatan emosional yang telah terjalin diantara keduanya
dapat menimbulkan kepercayaan. Hal tersebut yang terjadi pada ketiga
jemaah yang menjadi narasumber, ketiganya berhijrah dengan bermula dari
mengikuti kajian Gerakan Pemuda Hijrah setelah diajak oleh teman.
4 Hasil wawancara dengan Gita Sekarputri Wisnuwardani pada tanggal 26 Agustus 2017
pukul 20.31 WIB 5 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 12 April 2017 pukul 14.47 WIB
60
“Perubahan yang dirasakan adalah mengurangi main-
main, kalau misalkan dulu suka ngmall atau suka nghedon pas
zaman-zaman kuliah suka makan-makan tapi sekarang agak
dikurang-kurangin, yang dulunya gak pernah mau tau dengan
kajian-kajian sekarang banyak yang mencari tahu.”6
Setelah mereka (jemaah) mulai menerima dengan dakwah yang
disampaikan oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah, perlahan mereka akan
mulai merubah kehidupan kearah yang lebih positif dan tentunya
bermanfaat bagi mereka.
“Untuk anak-anak yang baru hijrah sebenarnya tidak ada
penanganan khusus dari Gerakan Pemuda Hijrah dalam
mengajarkan agama, misalnya saja saya (Gita) termasuk orang
yang baru berhijrah di sini. Jadi saya baru pakai kerudung itu
sekitar tiga tahunan, dan kenapa aku mau kesini? Karena aku
melihat teman-teman aku yang sama kaya aku pada akhirnya
mau hijrah yang kemudian memberikan kenyaman tanpa perlu
diasuh secara spesial tapi karena kita ada teman yang serupa
sehingga menimbulkan anggapan dalam diri bahwa orang lain
saja bisa maka saya juga bisa, tadinya itu saya kalau kajian harus
nempel terus sama teman lama-lama sendiri pun bisa karena di
sini saya bertemu dengan teman-teman”.7
Bagi orang-orang yang baru berhijrah, Gerakan Pemuda Hijrah tidak
memberikan perlakuan khusus bagi mereka dalam mengajarkan agama. Hal
tersebut diungkapkan oleh salah satu narasumber, Gita sekarputri selaku
pengurus dari Gerakan Pemuda Hijrah. Gita menyatakan bahwa dia menjadi
salah satu orang yang baru berhijrah, menurutnya alasan kenapa ia mau
bergabung ke Gerakan Pemuda Hijrah adalah karena ia melihat teman-
temannya yang kemudian membuatnya ikut datang juga, dan seiring waktu
ia mulai nyaman dengan kajian akhirnya ia ikut berhijrah. Bahkan saat ini
6 Hasil wawancara dengan Elvira pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 18.30 WIB 7 Hasil wawancara dengan Gita Sekarputri Wisnuwardani pada tanggal 26 Agustus 2017
pukul 20.31 WIB
61
ia tidak lagi sebagai orang yang mendengarkan kajian saja, ia kini ikut
berkontribusi dalam pergerakan dalam menyebarkan dakwah.
Bagi jemaah yang ingin berkontribusi dalam dakwah, pengurus
Gerakan Pemuda Hijrah memiliki program tersebut yang tentunya mereka
terlebih dahulu dibekali pengetahuan agama yang lebih dalam agar bisa
berdakwah. Tarbiyah merupakan tahap lanjutan bagi jemaah yang ingin
menjadi pendakwah. Biasanya yang mengikuti tarbiyah adalah jemaah yang
sudah sering mengikuti kajian kemudian ingin berkonstribusi dan
bergabung dalam pergerakan dakwah.
Dalam tarbiyah ini, jemaah akan lebih memperdalam ajaran Islam
dan bahasan yang dipakai pada tarbiyah bukan lagi bahasan yang
disampaikan pada kajian-kajian. Setelah mereka mengikuti tarbiyah maka
mereka bisa menjadi penggerak dakwah. Namun dakwah yang dilakukan
tidak harus ceramah, mereka akan berdakwah kepada lingkungan sekitarnya
masing-masing. Misalnya mereka berasal dari komunitas atau kelompok
tertentu maka mereka akan kembali ke komunitas atau kelompok mereka
dan tetap bergaul dengan lingkungan dan teman-temannya namun ditambah
dengan misi untuk berdakwah.8
Pada program tarbiyah akan langsung dibimbing oleh beberapa
ustadz, diantaranya Ustadz Hanan Attaki yang akan membahas tentang
persepsi dakwah, Ustadz Nasrullah membahas tentang fiqih komprehensif
karena dikajian tidak dibahas tentang fiqih ini dan baru didapat pada
8 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 12 April 2017 pukul 14.47 WIB
62
program tarbiyah ini, Ustadz Rahmat membahas tentang Aqidah, dan Fani
Kismindar lebih membahas pada bagian strategi ke anak muda.9
Intisari dari strategi sosiokultural yang menyatakan bahwa ada
faktor diluar diri seseorang yang dapat merubah sikap yakni faktor
lingkungan. Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah memanfaatkan lingkungan
pertemanan dalam upayanya mempersuasif anak muda agar mau berhijrah
ke arah yang lebih baik. Faktor lingkungan pertemanan ini memberikan
peluang yang cukup besar dalam aktivitas persuasifnya pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah karena dalam hubungan kedetakan yang terjalin antar teman
yang kemudian dapat menumbuhkan kepercayaan. Hal tersebut dirasakan
oleh ketiga narasumber selaku jemaah serta salah satu pengurus yang
diwaancai oleh penulis, semuanya berhijrah karena ajakan dari teman.
3. Strategi Meaning Construction
Strategi meaning construction yang dikemukakan oleh Melvin L.
Defleur dan Sandra J. Ball-Rokeach adalah dengan memanipulasi
pengertian. Hal tersebut berawal dari konsep dimana hubungan antara
pengetahuan dan perilaku dapat dicapai sejauh apa yang dapat diingat.
Pengetahuan diberikan oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah bertujuan
untuk membentuk pengertian serta pemahaman bagi jemaah, dimana
pengetahuan tersebut didapatkan oleh persuade dari lingkungan sekitar
maupun berita-berita yang beredar sehingga menimbulkan pemahaman
9 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 20.13
WIB
63
dibenak persuade inilah yang harus diikuti, tentunya sesuai yang diinginkan
oleh persuader (pengurus Gerakan Pemuda Hijrah).
Gerakan Pemuda Hijrah memiliki cara tersendiri dalam
menyampaikan dakwahnya yakni menggunakan elemen-elemen yang
dianggap keren dan digandrungi anak muda sehingga hal tersebut
memberikan pengeruh besar dan tentunya menarik bagi anak muda.
Menurut Fani Kismindar saat diwawancarai, nilai keren di anak
muda merupakan unsur paling tinggi karena usia-usia mereka butuh
menunjukkan, butuk eksis mereka itu siapa. Ketika mereka berada dalam
masa pencarian psikologi butuh eksistensi misalnya saja bermain
skateboard, atau surving dikalangan anak muda itu hal yang keren dan
kedua permainan tersebut merupakan permainan yang positif namun
ditangan orang dari golongan kiri, skateboard dan surving dianggap keren
kalau mereka bermain sambil mabuk. Dari hal tersebut, pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah menggunakan pendekatan melalui permainan-permainan
tersebut dan mengubah makna keren itu adalah tanpa mabuk.10
Pada strategi meaning construction ini, pengurus Gerakan Pemuda
Hijrah berupaya memanipulasi suatu makna dengan tujuan memudahkan
persuade dalam memahami apa yang disampaikan oleh pengurus. Pengurus
memberikan perumpamaan secara sederhana terhadap suatu makna namun
tidak mengurangi arti dari pengertian itu sendiri, atau bahkan mengubahnya
sehingga dengan kata lain pengurus Gerakan Pemuda Hijrah mengedukasi
dengan cara yang sederhana.
10 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 12 April 2017 pukul 14.47 WIB
64
“saya menganalogikan para gerakan yang ada itu seperti
kayu putih, kayu putih itu seperti bagaimana sih baunya,
packagingnya, rupanya, dan logonya. Dengan kayu putih yang ada
sekarang market dia (kayu putih) itu siapa? Yang mau beli kayu
putih itu kebanyakan orang tua, yang butuh esensi hangatnya. Kayu
putih ini dia sadar market yang besar itu ada di anak muda nah ketika
dia ingin masuk dalam market anak muda maka dirubahlah menjadi
freshcare. Ketika jadi Fresh Car, wanginya dimodifikasi, dutanya
saja Agnes Monica dan anak muda mau beli, nah itulah kita
(Gerakan Pemuda Hijrah). Kita (Gerakan pemuda Hijrah) ibaratnya
adalah Fresh Carenya agama, dalamnya tetap kayu putih tapi
packaging dan marketnya dibuat menjadi Freshcare. Freshcare itu
cuma marketting nya karena dalamnya tetap kayu putih juga, jadi
kita itu tetep bawa konten agama secara nilai tetapi secara simbol itu
tidak display didepan (Instagram, taklim-taklim) tapi ketika mereka
sudah masuk dan mau berkontribusi lebih jauh didunia dakwah kita
(Gerakan Pemuda Hijrah) punya tarbiyah (pengkaderan). Ketika
pengkaderan itu bahasanya dirubah menjadi kayu putih, sudah tidak
lagi seperti bahasa yang digunakan di Instagram”.11
Dari uraian di atas, Gerakan Pemuda Hijrah bermaksud
memperbaharui metode dakwah dengan mengikuti gaya serta kehidupan
anak muda sehingga dengan begitu pemahaman-pemahaman mengenai
Islam yang meliputi tentang aqidah, syariah, dan akhlak dapat mudah
ditamankan kepada anak muda dan tentunya disampaikan dengan cara yang
sederhana, namun untuk lebih mendalami Islam secara mendalam persuade
dapat mengikuti tarbiyah yang pembahasan lebih mendalam.
Kelebihan dari Gerakan Pemuda Hijrah adalah pada aktivitasnya di
media sosial. Karena sesuai dengan target dari persuasifnya yakni anak
muda, diperkembangan teknologi ini sangat jarang orang yang tidak
menggunakan media sosial terutama di anak muda, hampir semua orang
tidak terlepas dari menggunakan media sosial. Hal tersebut menjadi peluang
bagi Gerakan Pemuda Hijrah untuk menyebarkan semua informasi seperti
11 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 12 April 2017 pukul 14.47 WIB
65
informasi kajian, informasi kegiatan, dan segala informasi mengenai
Gerakan Pemuda Hijrah.
Media sosial bagi kalangan anak muda menjadi hal yang populer,
sehingga pengenalan Gerakan Pemuda Hijrah melalui media sosial
sangatlah diandalkan. Bahkan, media sosial membuat Gerakan Pemuda
Hijrah semakin dikenal bahkan sampai luar kota Bandung karena jarak
akses media sosial yang luas.
Dakwah dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial ini
demikian efektif. Pertama, mereka bisa membuat kontennya sendiri sesuai
dengan apa yang ingin disampaikan. Kedua, menyajikan konten dimedia
sosial memiliki efek viral yang luar biasa jika mengusai trik dan tekniknya.12
Persuasif yang dilakukan dengan media sosial memang cukup
memberikan kemudahan bagi Gerakan Pemuda Hijrah, namun untuk lebih
memberikan pengaruh besar bagi proses persuasif. Pengurus Gerakan
Hijrah melakukan dakwah secara langsung melalui berbagai kegiatan yang
membuat pengurus dapat berinteraksi dengan jemaah, misalnya kajian, shift
dadakan, shift ulin dan lain-lain. Pada shift dadakan, pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah akan memilih tempat untuk dilaksanakannya kajian. Hal
tersebut merupakan kegiatan kunjungan yang dilakukan oleh Gerakan
Pemuda Hijrah agar lebih dekat pada masyarakat setempat. Kajian pun lebih
banyak pada dialog antara ustadz dengan jemaah serta bintang tamu yang
diundang pada kegiatan tersebut.
12Aisha Shadira, “Topik Ramadan:Geliat Dawkwah Media Sosial”,
diakses pada tanggal 2 September 2017 pukul 23.20 WIB dari
https://ramadan.tempo.co/read/news/2017/06/11/151883477/topik-ramadan-geliat-dakwah-media-
sosial
66
Kunjungan berbasis wilayah merupakan salah satu program yang
dimiliki oleh Gerakan Pemuda Hijrah. Program tersebut bernama Go-Shift,
merupakan upaya pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam melebarkan
kegiatan dakwahnya dengan mendatangi berbagai wilayah sekitar Kota
Bandung seperti Garut dan Tasikmalaya.
Intisari dari stretagi meaning construction bahwa pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah menggunakan metode dakwah yang sesuai dengan anak
muda termasuk memanfaatkan media sosial sebagai alat berdakwah kepada
anak muda, selain itu memberikan pemahaman secara sederhana dengan
mengaitkan isi dakwahnya dengan semua hal yang berkaitan dengan sasaran
persuasifnya dalam hal ini adalah anak muda.
B. Teknik Komunikasi Persuasif Gerakan Pemuda Hijrah
Berdasarkan observasi dan hasil wawancara, secara garis besar dalam
menyampaikan persuasif Gerakan Pemuda Hijrah menggunakan beberapa
teknik komunikasi persuasif. Menurut Efendy, teknik komunikasi persuasif
diantaranya:
1. Teknik Asosiasi
Teknik asosiasi menyatakan bahwa penyajian pesan komunikasi
dengan jalan menumpangkan pada suatu objek atau peristiwa yang sedang
menarik perhatian khalayak. Berkaitan dengan teknik persuasif ini,
pengurus Gerakan Pemuda Hijrah menyajikan dakwahnya melalui persuasif
dalam ajakan kajian. Ajakan pada kajian sebagai tempat untuk
memperdalam agama dilakukan dengan undangan poster.
67
Poster adalah salah satu alat yang digunakan oleh Gerakan Pemuda
Hijrah dalam menyampaikan undangan kajian. Undangan kajian dengan
menggunakan poster disebarkan melalui seluruh media sosial ynag dimiliki
oleh Gerakan Pemuda Hijrah, diantaranya instagram, facebook, twitter,
website dan sebagainya. Poster-poster undangan kajian yang disajikan
mengandung unsur ajakan, dan didesain berdasarkan fenomena yang sedang
ramai dikalangan anak muda atau menambahkan figur-figur terkenal,
misalnya saja fenomena move on dan artis korea Song Jong Ki.
Gambar 4. 1 Poster Kajian dengan tema Pejuang Move On13
Gambar 4. 2 Poster Kajian dengan aktor Korea Song Jong Ki 14
13https://www.instagram.com/p/BNfhu5_F3IU/?taken-by=pemudahijrah, diakses
pada tanggal 9 Oktober 2017, pukul 15.26 WIB. 14https://www.instagram.com/p/BNfhu5_F3IU/?taken-by=pemudahijrah, diakses
pada tanggal 9 Oktober 2017, pukul 15.26 WIB.
68
Dari poster-poster di atas, poster kedua yang menampilkan artis
korea yang diedit menggunakan kopiah dan terdapat sarung dipundaknya
sehingga memperlihatkan simbol-simbol keislaman. Kedua poster tersebut
merupakan pemberitahuan kajian yang diunggah melalui media sosial
sehingga dapat dilihat dan dibaca oleh banyak orang. Kemudian tidak hanya
poster yang menggunakan foto figur terkenal, dalam acaranya sering
menghadirkan orang-orang terkenal untuk menambah antusias dari
khalayak, seperti mengadirkan imam muda bersuara bagus yang saat ini
sedang viral di media sosial yaitu Muzammill Hasballah.
Penyajian poster sebagai undangan kajian yang didesain secara
kreatif dan menambahkan figur-figur terkenal menjadi teknik pengurus
Gerakan Pemuda Hijrah dalam mempersuasif agar orang-orang terutama
anak muda mau datang ke kajian.
“......tema dibuat sesuai dengan sesuatu yang sedang
digandrungi oleh anak muda dan itu kita coba bahas dengan bahasa
yang enak”.15
Pembahasan pada kajian pun mengangkat fenomena atau kejadian
yang sedang hangat di kalangan anak muda, hal ini agar menambah antusias
anak muda sehingga upaya persuasif yang dilakukan oleh pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah dalam berdakwah dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan.
Intisari pada teknik komunikasi persuasif asosiasi ini adalah pada
upaya pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam berdakwah dengan
15 Hasil wawancara dengan Gita Sekarputri Wisnuwardani pada tanggal 26 Agustus 2017
pukul 20.31 WIB
69
menghadirkan tokoh-tokoh yang menarik perhatian khalayak pada
kegiatan-kegiatan yang diadakan.
2. Teknik Integrasi
Teknik integrasi merupakan teknik dengan kemampuan untuk
menyatukan diri agar tampak sama dengan jemaah. Pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah berusaha menyatukan diri dengan jemaah melalui berbagai
cara salah satunya ketika kajian. Pada kajian ustadz yang mengisi
diharapkan mampu mewakili dari gaya anak muda misalnya saja dari
penampilan maupun bahasa dalam menyampaikan pesan dakwahnya.
Kajian merupakan kegiatan inti dari Gerakan Pemuda Hijrah, sebab
melalui kajian pesan dakwah dapat lebih jelas dikomunikasi kepada jemaah.
Ustadz yang berperan penting dalam menyampaikan dan menjelaskan
materi, dia harus mampu menyampaikannya secara ringan dengan bahasa
yang populer di kalangan anak muda.
Ustadz Hanan sebagai salah satu founder dari Gerakan Pemuda
Hijrah memang mampu membuat dirinya diterima oleh anak muda, baik
dari bahasa sampai pada penampilannya. Hal tersebut terlihat dari ciri khas
pakaiannya, kalau biasanya seorang ustadz saat ceramah menggunakan baju
koko dan kopiah berbeda dengan Ustadz Hanan, ia berpenampilan
selayaknya gaya anak muda yang keren dengan menggunakan kupluk di
kepala kemudian kemeja
70
Gambar 4. 3 Ustadz Hanan Attaki saat ceramah pada kajian Rabu Malam
Pada hakikatnya dalam menyakinkan seseorang terutama yang baru
berhijrah tidak mudah, dia pun harus memahami dan menerima segala hal
yang baru diajarkan terutama dalam prakteknya dalam kehidupan sehari-
hari, namun demi mewujudkan pemahaman yang baru dalam kehidupan
pada masa mendatang. Maka, diperlukan peneguhan terhadap pemahaman
dengan memberikan tidak hanya pengetahuan yang baru tetapi contoh
dalam mempraktikannya. Hal tersebut dilakukan oleh pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah. Ketika kajian, ustadz yang berperan aktif sebagai
komunikator yang menyampaikan berbagai pengetahuan kepada jemaah
mengenai segala hal yang berhubungan dengan agama. Selanjutnya
pengurus menunjukkan perilaku (akhlak) yang mencerminkan sebagai
muslim dan muslimah yang baik.
“....kalau dari kita cara mengajak jemaah untuk ikut kegiatan
itu pertama bikin nyaman dalam artian kita tuh kalau kata ustadz itu
tidak hanya menyampaikan terus bubar tapi kita harus tunjukkan
akhlak kita”.16
16 Hasil wawancara dengan Gita Sekarputri Wisnuwardani pada tanggal 26 Agustus 2017
pukul 20.31 WIB
71
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Gerakan Pemuda Hijrah
hampir tidak pernah sepi oleh jemaah. Jumlah jemaah yang hadir terus
bertambah seiring waktu, terutama ketika kajian baik itu kajian hari Sabtu
malam atau kajian hari Rabu malam. Pada kajian Rabu malam jika dirata-
rata bisa mencapai 5.000 jemaah, dan pada bulan agustus lalu sempat
mencapai 7.000 jemaah yang menghadiri kajian. Sedangkan pada kajian
Sabtu malam diperkirakan mencapai sekitar 2.000 jemaah.17
Intisari dari teknik integrasi yang dilakukan oleh pengurus Gerakan
Pemuda Hijrah lebih banyak dilakukan oleh ustadz pada saat
menyampaikan materi di kajian serta menggambarkan seperti sama dengan
jemaah menampilannya, bahasa, dan cara bergaulseperti anak muda.
3. Teknik Icing
Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah menggunakan teknik icing yakni
mengimplementasikan pesan dakwah ustadz sering kali menata pesan-pesan
yang digunakan, tentunya dengan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami
oleh kalangan anak muda sehingga menimbulkan emotional appeal pada
diri jemaah.
“Bisa jadi teman kita yang baru putus itu lebih mulia dari
yang baru jadian, jadi jangan suka membully karena yang dibully itu
bisa jadi lebih mulia dari yang membully”.18
Pembahasan di atas merupakan contoh istilah-istilah yang
digunakan ustadz dalam menyederhanakan penjelasannya agar jemaah
segera memahami materi yang disampaikan. Dan dalam menata pesan
17 Hasil wawancara dengan Fani Kismandar pada tanggal 20 Agustus 2017 pukul 20.13
WIB 18 Pengamatan langsung, kajian dengan oleh Ustadz Hanan Attaki dengan tema “math of
god”, pada tanggal 4 Oktober 2017, pukul 18.00 WIB
72
dakwah tidak disampaikan dengan bahasa agama tetapi dianalogikan
dengan bahasa-bahasa populer.
Pada isi kajian yang disampaikan ustadz sebenarnya sudah banyak
didengar oleh masyarakat, hanya saja pembahasan tersebut disampaikan
kembali dengan dikemas sedemikian rupa agar terdengar lebih fresh dan
semakin menambah antusias kaum muda untuk mendengarkan dan
memahami maksud dari isi kajian yang disampaikan oleh ustadz tersebut.
Intisari dari teknik icing ini adalah lebih banyak pada penyampaian
ustadz ketika memberikan dakwah kepada jemaah yang pesan-pesannya
ditata sedemikian rupa dan bahasa yag digunakan pun dianalogikan namun
tidak merubah maknanya.
4. Teknik Pay Off
Teknik komunikasi persuasif selanjutnya adalah teknik Pay Off.
Teknik Pay Off ini digunakan oleh pengurus Gerakan Pemuda Hijrah pada
program-program diantaranya shift ulin, ngabuburide, go-shift, shift
dadakan dan sebagainya. Program-program tersebut merupakan teknik
komunikasi persuasif dari Gerakan Pemuda Hijrah dalam menyampaikan
dakwahnya. Misalnya saja program ngabuburide, program ini salah satu
acara yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan yaitu menggabungkan
kajian dengan main, maksudnya ialah acara yang kegiatan intinya adalah
kajian dan sholat berjemaah namun diramaikan dengan berbagai komunitas
yang ada di Bandung.
Pada program ngabuburide ini pengurus GerakanPemuda Hijrah
bekerjasama dengan berbagai komunitas yang ada di Kota Bandung, tujuan
73
diundanganya komunitas-komunitas selain untuk meramaikan acara ini juga
menjadi salah satu persuasifnya pengurus Gerakan Pemuda Hijrah dalam
mengajak kaum muda Bandung agar hadir ke acara tersebut. Adanya
komunitas-komunitas ini salah satu usaha Gerakan Pemuda Hijrah dalam
mengiming-imingi agar orang-orang mau hadir pada kajian.
“tujuan dari ngabuburide adalah untuk mengajak atau bisa
juga berdakwah dengan bentuk yang berbeda, kita buatnya seperti
event. Tapi intinya untuk mengajak juga, dirangkaian acara
ngabuburide itu ada kajian tapi digabung dengan ada ulin (main) nya
juga, lalu pertemuan beberapa komunitas tapi tetap kita bungkus
dengan kajian dan Sholat Terawih berjemaah. Ngabuburide ini gak
kalah seperti konser-konser, kalau konser kan ada bintang tamunya
kita juga ada bintang tamunya yaitu Ustadz Hanan ditambah dengan
adanya bazar juga. Dikonser-konser pun sama ada bazar-bazar.
Intinya kita ingin mengajak kajian tapi di iming-imingi dulu, kita
bikin rame-rame terus have fun agar tidak kaku.”19
Teknik persuasif mengiming-imingi dengan sesuatu yang dapat
membahagiakan ini atau disebut dengan teknik komunikasi persuasif pay
off yang berarti kegiatan mempengaruhi orang lain dengan jalan melukiskan
hal-hal yang menggembirakan dan menyenangkan perasaan atau memberi
harapan. Selain dari program-program yang dilaksanakan, Teknik pay off
ini juga dipraktikkan dalam bentuk ucapan pada beberapa kajian, biasanya
hal ini dilakukan oleh ustadz saat mengisi kajian.
“Kalau kita pengen ngerasa tenang, nyaman, gak kuatir.
Carilah jaminan Allah subhana wata’ala. Salah satu jaminan Allah
itu ada di Sholat Subuh berjemaah. Kata nabi “siapa yang sholat
Subuh berjemaah” tapi tepat waktu maka dia dalam jaminan Allah.
Kalo hari itu dia meninggal? Dia dijamin gak akan masuk
neraka....”20
19 Hasil wawancara dengan Gita Sekarputri Wisnuwardani pada tanggal 26 Agustus 2017
pukul 20.31 WIB 20Pengamatan langsung pada vidgram Ustadz Hanan Attaki di Instagram,
https://www.instagram.com/hanan_attaki/, diakses pada tanggal 18 Oktober 2017, pukul 02.46
WIB.
74
Dari uraian di atas, ustadz menjelaskan hal yang menyenangkan hati
para jemaah bahwa Allah menjamin orang yang melaksanakan Sholat
Subuh berjemaah dan tepat waktu kemudian dia meninggal maka Allah
jamin dia tidak akan masuk neraka. Dari pesan-pesan dakwah yang
disampaikan, ustadz banyak menggambarkan hal-hal yang dapat
menyenangkan jemaah, karena dengan gambaran hal-hal menyenangkan
tersebut akan lebih berpengaruh bagi jemaah untuk semakin mendalami
agama dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Intisari dari teknik pay off ini adalah pada kerjasama yang
dilakukan oleh Gerakan Pemuda Hijrah dengan komunitas-komunitas yang
ada di Bandung dalam mengiming-imingi anak muda agar mau ikut pada
kegiatan. Serta menggambarkan hal yang membahagiakan pada isi dakwah
yang disampaikan.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan
penulis tentang strategi komunikasi persuasif Gerakan Pemuda Hijrah dalam
menanamkan pesan-pesan dakwah, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Strategi komunikasi persuasif yang digunakan adalah teori dari Melvin L.
Defleur dan sandra J. Ball-Roceach yang memiliki tiga pendekatan startegi,
diantaranya:
a. Strategi Psikodinamika
Gerakan Pemuda Hijrah berusaha menyampaikan pesan persuasif
dengan menggunakan pendekatan dan metode yang disesuaikan dengan
sasaran persuasif, sehingga dengan begitu pesan akan lebih efektif diterima
oleh persuade. Misalnya saja ketika pengurus GerakanHijrah ingin
mengajak seorang anak band untuk datang pada kajian (taklim), pengurus
membuat poster dengan menambahkan unsur yang berhubungan dengan
band agar menggugah emosional persuade yang dimaksudkan. Ditambah
lagi ketika poster tersebut disebarkan oleh figur atau tokoh yang
berpengaruh dalam sebuah kelompok atau komunitas hal tersebut
meningkatkan kepercayaan. Strategi seperti ini menjadi bagian penting
sebab aspek emosional khalayak diuji, dan dipengaruhi. Jika sudah
menyentuh aspek emosional maka upaya Gerakan Pemuda Hijrah dalam
mempersuasif bukan hal yang sulit.
76
b. Strategi Sosiokultural
Strategi sosiokultural memanfaatkan faktor lingkungan, yakni
kedekatan pengurus GerakanPemuda Hijrah dengan teman untuk
menyebarkan pesan dakwah, sehingga apa yang disampaikan lebih dapat
diterima oleh persuade karena memiliki sebuah keterikatan dengan
persuader dalam hal ini pengurus.
Lingkungan yang digunakan oleh Gerakan Pemuda Hijrah dalam upaya
mempersuasif adalah lingkungan pertemanan. Gerakan Pemuda Hijrah telah
merangkul beberapa komunitas yang ada di Bandung, serta dari beberapa
tokoh komunitas tersebut sudah mulai berhjrah dan bergabung di gerakan
ini. adanya beberapa tokoh besar dalam komunitas memberikan peluang
bagi Gerakan Pemuda Hijrah dalam mendapatkan kepercayaan dari anggota
komunitas sehingga penanaman pesan dakwah dapat dilakukan secara lebih
mudah.
c. Strategi Meaning Construction
Pada strategi meaning construction, Gerakan Pemuda Hijrah berupaya
memanipulasi suatu makna untuk lebih memberikan pengertian yang
sederhana agar memudahkan persuade dalam memahami apa yang
disampaikan. Pengurus Gerakan Pemuda Hijrah memberikan
perumpamaan-perumpamaan terhadap suatu makna tanpa mengurangi arti
dari pengertian tersebut, dengan kata lain pengurus mencoba mengedukasi
dengan cara yang sederhana. Misalnya saja tema-tema yang digunakan pada
kajian, semuanya dianalogikan mengikuti bahasa dan berhubungan dengan
77
kehidupan anak muda sehingga hal tersebut dapat menambah keinginan
anak muda untuk mengikuti kajian.
2. Teknik-teknik komunikasi persuasif
Dalam upaya mempersuasif, Gerakan Pemuda Hijrah menggunakan
beberapa teknik komunikasi persuasif diantaranya:
a. Teknik asosiasi
Teknik dengan menumpangkan pada peristiwa dan hal yang sedang
digandrungi, pengurus Gerakan Pemuda Hijrah melakukannya dengan
menambahkan orang-orang terkenal pada poster yang dibuat serta
menggunakan peristiwa yang sedang ramai dikalangan anak muda untuk
dijadikan pembahasan oleh ustadz pada kajian yang rutin pada setiap
minggunya.
b. Teknik integrasi
Dalam upaya menyatukan diri agar tampak sama dengan jemaah,
ustadz dan pengurus berusaha memahami apa yang menjadi kebutuhan
dan kegemaran anak muda. misalnya dari penampilan, ustadz berusaha
berpenampilan selayaknya anak muda sehingga akan muda untuk
berdakwah kepada anak muda.
c. Teknik Icing
Dalam menyampaikan pesan, kata-kata yang disampaikan telah
ditata sedemikian rupa agar memberikan pemahaman yang mudah,
sehingga menimbulkan emosional appeal pada diri masing-masing.
78
d. Teknik pay off
Melalui kegiatan-kegiatan yang bekerjasama dengan berbagai
komunitas menjadi salah satu upaya dalam mengiming-imingi
masyarakat terutama anak muda agar ikut berpartisipasi pada kegiatan
tersebut. Selain itu teknik ini dipraktikkan dalam bentuk ucapan yang
disampaikan oleh ustadz mengenai sesuatu yang dapat membahagiakan.
B. Saran
Berdasarkan pengamatan penulis secara langsung, maka beberapa saran yang
penulis sampaikan diantanya:
1. Kepada Gerakan Pemuda Hijrah yang saat ini sudah mulai banyak dikenal
oleh masyarakat dan banyaknya jemaah yang hadir pada setiap kegiatannya,
maka dioptimalkan kembali fasilitas baik itu tempat dan SDM, agar jemaah
dapat lebih nyaman dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh
ustadz.
2. Gerakan Pemuda Hijrah perlu memperhatikan struktur organisasi, dan
memperjelas visi misi yang dimiliki oleh Gerakan Pemuda Hijrah.
3. Gerakan Pemuda Hijrah diharapkan membuat evaluasi dalam setiap
kegiatan dakwahnya, agar dapat mengetahui seberapa berhasilkan persuasif
yang dilakukan Gerakan ini dalam menanamkan pesan dakwah kepada
jemaah.
4. Diharapkan agar Gerakan Pemuda Hijrah ini dapat dilegalkan, agar
kedepannya gerakan pemuda Hijrah dapat terus ada dalam menyebarkan
ajaran agama kepada anak muda.
79
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir, Drs. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah. 2009.
Amir, M. Taufiq. “Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi”. Jakarta: PT
Grafindo Persada. 2012. Cet. Ke 2.
Aziz, Moh. Ali., Prof. Dr. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenadamedia Group. 2016.
Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif (Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial lainnya). Jakarta: Kencana Prenada Media. 2011. Cet. Ke
5.
Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi
Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Cangara, Hafied. “Perencanaan & Strategi Komunikasi”. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada. 2014. Cet. Ke 2
Departemen Pendidikan Nasional. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Umum, 2013. Cet. Ke 7.
Effendy, Onong. Uchjana . Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008. Cet. Ke 21
--------------. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008.
Fajar, Marhaeni. “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik”, yogyakarta: Graha Ilmu,
2009.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Paktik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013.
Hariadi, Bambang. “Strategi Manajemen (Strategi Memenangkan Perang Bisnis)”.
Malang: Bayumedia. 2005.
Hamidi, M.Si., Prof. Dr. “Metode penelitian Kualitatif pendekatan praktis
penulisan proposal dan laporan penelitian”. Malang: UMM Pers. 2010.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika. 2010.
Hikmat, Hami. M. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi Dan
Sastra . Yogyakarta: Graha Ilmu. 2011.
Ilaihi, Wahyu. ”Komunikasi Dakwah”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.
80
Liliweri, Alo. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada
Media. 2011.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Mulyana, Deddy. “Ilmu Komunikasi”. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012.
Munir, M. Dkk.”Metode Dakwah”. Jakarta: Predana Media. 2003.
Munir, M dan Wahyu Illahi. “Manajemen Dakwah”. Jakarta: Kencana. 2009. Cet.
Ke 2.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenadamedia. 2014.
Cet. Ke 4.
Ramayulis, P. D. Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia. 2013.
Roudhonah, Dr. Hj. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Pers. 2007.
Rubiyana, MA. & Ade Masturi, MA. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010
Saputra, Wahidin. “Pengantar Ilmu Dakwah”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2011.
Shihab, M. Quraish. “Membumikan Al-Quran, Fungsi dan Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat”. Bandung: Mizan, 1988. Cet. Ke 17.
Soehartono, Iwan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004
Soelistiyowati, Endang dan Vincent Nugroho.”Strategi Komunikasi Untuk Sukses
Menjalin Relasi”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2012.
Soemirat, Soleh, dkk, Komunikasi Persuasif, Jakarta: Universitas terbuka, 2007
Zamroni, Mohammad. Filsafat Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009.
KARYA ILMIAH
Aripin, Bustomi. “Strategi Komunikasi Persuasif Volunteer Earth Hour Tangerang
Dalam Hemat Energi (Studi Kasus Masyarakat di Kota Tangerang)”. KPI.
UIN Jakarta. 2016.
Firdaus, Yanie Pratiwi. “Strategi Komunikasi Persuasif Personal Selling Dalam
Meningkatkan Nasabah Pada Produk Asuransi Umum Di Pt. Jasaraharja
81
Putera Cabang Pekanbaru”. JOM FISIP Vol. 3 No. 2 .Riau: Universitas
Negeri Riau, 2016.
Hamad, Ibnu. “Membumikan kriteria kualitas penelitian”. Depok: Universitas
Indonesia. 2005.
Kurniati, Yaumil. “Komunikasi Persuasif Pengurus Himpunan Bina Muallaf
Indonesia Dalam Meneguhkan Keyakinan Muallaf Wilayah Jakarta Barat”.
KPI. UIN Jakarta. 2017.
Rohima.“Strategi Komunikasi Persuasif Pesantren AI-Istiqlaliyyah Dalam
Mempertahankan Ngahol Syekh Abdul Qodir Al-Jailani”. KPI. UIN
Jakarta. 2016.
WEBSITE
M. “Mengenal Lebih Dekat Komunitas Pemuda Hijrah Masjid Al Lathiif”. Diakses
pada 30 Maret 2017, pukul 08.00 WIB dari http://sindojabar.com/9791-2/
Nurmatasari, Avitia. “Tentang Para Pemuda Hijrah di Masjid Al Latihiif, Skater
sampai Eks Vokalis”. Diakses pada 22 Juli 2017, pukul 11.22 WIB dari
http://news.detik.com/berita
Shadira, Aisha. “Topik Ramadan:Geliat Dawkwah Media Sosial”, diakses pada
tanggal 2 September 2017 pukul 23.20 WIB dari
http://ramadann.tempo.co//read/news/2017/06/151883477/topik-ramadan-
geliat-dakwah-media-sosil
https://www.instagram.com./pemudahijrah/ diakses pada 2 September 2017, pukul
08.00 WIB.
https://twitter.com/PemudaHijrah diakses pada tanggal 10 Oktober 2017, pukul
11.00 WIB
https://web.facebook.com/pg/pemudahijrah/community/?ref=page_interna diakses
pada tanggal 10 Oktober 2017, pukul 10.30 WIB
https://www.instagram.com/p/BaFsI8zjCg7/?taken-by=hanan_attaki diakses pada
tanggal 30 Oktober 2017, pukul 14.35 WIB
82
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Nama : Fani Kismandar (salah satu founder Gerakan Pemuda Hijrah)
Tempat : Sekretariat Masjid Al Lathiif
Tanggal : Rabu, 12 April 2017
Waktu : 14.47 – 15.30 WIB
T: Apa yang dimaksud dengan Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Pemuda Hijrah adalah gerakan yang didalamnya ada komunitas, kita adalah
gerakan yang mengambil market dakwah yang kelihatannya belum terlalu terolah
oleh gerakan dakwah yang lain. Jadi market dakwah kita itu kalau diistilahkan
terjemah bebas kita itu target dakwahnya adalah kepada Bro dan Sis bukan Akhi
dan Ukhti, kebayangkan perbedaan karakternya bagaimana?. Kalau Akhi dan Ukhti
itu sudah sholeh, sudah mengikuti kajian, sudah memahami mengenai Islam.
Sedangkan kalau Bro dan Sis itu kebalikannya yakni kurang terolah. Untuk
menjelaskan target dakwah kita (Gerakan Pemuda Hijrah) kita bikin menu untuk
bisa menarik anak muda, anak muda seperti apa? Anak muda yang bukan sudah
mengerti mengerti tentang Islam dan yang sudah menjalankan ajaran Islam tetapi
anak muda yang sebaliknya yakni belum paham dan menjalankan ajaran Islam.
Alasan Gerakan Pemuda Hijrah memilih target anak muda yang diistilahkan dengan
Bro dan Sis, karena kelihatannya merekalah yang kurang terolah dan tergarap oleh
gerakan dakwah yang ada.
T: Apa misi dari Gerkan Pemuda Hijrah?
J: Kalau diibaratkan dua jalan, ada jalan kanan dan kiri. Kanan diibaratkan dengan
jalannya orang-orang yang sholeh, sedangkan kiri itu sebaliknya yaitu jalannya
orang-orang durhaka. dari dulu keduanya itu saling tarik-menarik follower
(pengikut), kata golongan kanan ayo kita ke syurga dan golongan kiri mengatakan
ayo kita ke neraka. Dari zaman Nabi Adam, Nabi Adam berada di sisi kanan
sedangkan iblis berada di sisi kiri. Hal itu terus berlanjut sampai zaman nabi dan
rosul dan sampai sekarang masuk ke Indonesia. Gerakan dakwah itu selalu
memiliki satu misi yaitu mengajak mereka (manusia) ke sebaik-baiknya manusia.
Di kita (Indonesia) ini sudah banyak senior-senior yang menyerukan dakwah, lalu
kenapa masih perlu ada Gerakan Pemuda Hijrah ini? Karena Shift Pemuda Hijrah
ini melihat ada market atau target dakwah yang kelihatannya kurang terolah oleh
senior-senior tersebut, atau mungkin sudah pernah diolah oleh senior gerakan
dakwah tapi karena kurang paham dengan bahasa jemaahnya khususnya anak muda
makanya sampai mental. Sehingga ada yang malah fobia Islam, ada yang menjadi
malas untuk mengikutinya. Kalau dulu saya pernah berada di salah satu gerakan
dakwah, dan ketika saya datang ke tongkrongan saya orang-orang yang ada
ditrongkongan malah mengatakan “wah ada si inong pasti mau di ceramahin, males
ah mending pulang” lalu kalau posting ayat dan share hadits nah untuk anak muda
hal itu kurang efektif karena didalam pergaulan anak muda ada tiga tipe yang kita
petakan, yaitu ada yang pro, netral, dan kontra terhadap Islam. Keberadaan kita
(Gerakan Pemuda Hijrah) itu mengambil market atau target dakwah yang Netral
dan kontra terhadap Islam. Karena kalau yang pro terhadap Islam itu sudah tidak
perlu diajak-ajak lagi karena mereka sudah sholeh. Itulah singkatnya kepada kita
ada.
T: Adakah faktor penghambat yang dialami oleh Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Banyak hambatan yang dialami oleh Gerakan Pemuda Hijrah, terutama dari
guru-guru sendiri. Salah satu bentuk nyata adalah saya sering dipanggil oleh guru
senior dan ditanya “kenapa dakwah kaya gini?” dan yang saya lakukan adalah
menjelaskannya seperti yang tadi saya jelaskan sebelumnya. Background saya kan
anak main atau Bro dan Sis tadi, jadi saya kurang lebih paham bahasa kaum (anak
muda) yang seperti Bro dan Sis tadi seperti apa. Ketika saya ingin mendatangi anak
muda yang netral dan kontra pada Islam untuk bagaimana mereka mau melirik ke
golongan kanan, saya mengajak Shift Gerakan Pemuda Hijrah untuk menggunakan
metode dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh golongan kiri. Hampir
semua strategi, elemen, dan cara komunikasi yang dipakai oleh golongan kiri itulah
yang kita (Gerakan Pemuda Hijrah) gunakan. Bagaimana konseptor kiri
mempengaruhi anak muda lewat fun, food, fashion kita juga menggunakan unsur
itu untuk masuk ke anak muda. Begitulah makanya kenapa Gerakan Pemuda Hijrah
terlihat berbeda karena banyak elemen-elemen tren tadi yang kita gunakan.
Sebenarnya elemen-elemen yang digunakan itu adalah elemen-elemen netral tapi
karena konseptor golongan kiri suka membawanya lebih dari netral dan lebih ke
negatif akhirnya mereka (anak muda) nurut-nurut saja. Salah satu prilaku kasar
diluar dakwah, ada riset bisnis katanya perputaran uang yang paling besar didunia
itu adanya di anak muda dan anak muda itu membelanjakan uangnya bukan pada
barang-barang atau benda-benda yang fungsional maksudnya kenapa anak muda
beli jaket “ini” bukan karena jaketnya hangat, jaitannya rapih atau bahannya
“enakeun” tapi karena keren. Nah awarenees terhadap nilai keren itu tinggi banget
di anak muda karena usia-usia mereka butuh menunjukkan, butuh “eksis” mereka
itu siapa. Ketika dimana mereka berada dimasa pencarian psikologi butuh eksistensi
dan yang masuk itu adalah konseptor dari golongan kiri baik itu figurnya, ideologi,
produk maupun gerakannya. Misalkan figurnya itu adalah Lady Gaga, Justin
Bieber, dan macam-macamlah, lalu produknya ada Starbucks, mau permainan
seperti skateboard, surving. Skateboard dan surving itu termasuk permainan orang-
orang netral tapi ditangan mereka (golongan kiri) skateboard dan surving akan
dikatakan keren kalau mereka bermain sambil mabuk. Nah kita (Gerakan Pemuda
Hijrah) juga pakai skateboard tapi tidak sambil mabuk. Kita juga “ngopi” tapi gak
sambil gitu dan aliran dananya gak lari ke Israel. Di dalam gerakan Pemuda Hijrah,
kita kagum dengan pendekatan dan strategi yang digunakan oleh konseptor
golongan kiri tetapi bukan kontennya.
T: Bagaimana cara Gerakan pemuda Hijrah menggabungkan strategi dengan
konten dakwah?
J: Contohnya kalau diibartkan gerakan dakwah yang sudah itu adalah produk. Saya
suka menganalogikan para gerakan yang sudah ada itu seperti Kayu Putih, kayu
putih ini seperti bagaimana sih baunya, packagingnya, rupanya, logonya. Dengan
kayu putih yang ada sekarang market dia (kayu putih) itu siapa? yang mau beli kayu
putih itu kebanyakan orang tua (kakek-kakek dan nenek-nenek) yang butuh esensi
hangatnya tapi kayu putih ini dia sadar market yang besar itu ada di anak muda nah
ketika dia (kayu putih) ingin masuk dalam market anak muda maka dirubahlah
menjadi Fresh Care. Ketika jadi Fresh Car, wanginya dimodifikasi, dutanya saja
Agnes Monica dan anak muda mau beli, nah itulah kita (Gerakan Pemuda Hijrah).
Kita (Gerakan pemuda Hijrah) ibaratnya adalah Fresh Carenya agama, dalamnya
tetap kayu putih tapi packaging dan marketnya dibuat menjadi Freshcare.
Freshcare itu Cuma marketting nya karena dalamnya tetap kayu putih juga, jadi
kita itu tetep bawa konten agama secara nilai tetapi secara simbol itu tidak display
didepan (Instagram, taklim-taklim) tapi ketika mereka sudah masuk dan mau
berkontribusi lebih jauh didunia dakwah kita (Gerakan Pemuda Hijrah) punya
tarbiyah (pengkaderan). Ketika pengkaderan itu bahasanya dirubah menjadi kayu
putih, sudah tidak lagi seperti bahasa yang digunakan di Instagram.
T: Kenapa dinamakan Shift Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Shift ini ada mulai Maret 2015, dulu waktu belum tren hijrah seperti ini. Kita itu
sadar akan kondisi netral dan kontra mengenai agama. Netral dan kontra ini agak
alergi dengan istilah hijrah. Dulu itu awalnya namanya bukan Pemuda Hijrah, tetapi
Shift saja. Shift itu kata lain dari pergerakan, perpindahan, pergeseran, dan
perubahan sama saja artinya hijrah juga cuman karena dulu salah satu temen kita
mendaftarkan modein di media sosial nama Shift sudah ada yang menggunakan
maka dimasukkan Pemuda Hijrah dan mengalir sampai sekarang lebih dikenalnya
dengan nama Shift Gerakan Pemuda Hijrah. Padahal nama aslinya Shift saja, itu
dalam rangka agar bisa masuk ke kalangan anak muda sehingga dimodif istilahnya.
T: Kegiatan pertama yang dibuat oleh Shift Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Setelah dibuat nama, awalnya hanya kajian-kajian saja dan bikin poster untuk
ngundang anak-anak muda datang ke kajian setelah kajiannya mulai ramai justru
lebih banyak menu-menu mainnya seperti Shift Ulin dengan tujuan membangun
ukhuwahnya sesama pengurus dan mempersolid di pergerakan. Kemudian ada Shift
Day Out itu untuk penggerak dakwah. Penggerak dakwah ini secara baku tidak ada
nama anggotanya atau susunan pengurus. Jadi setelah kajian atau taklim diadakan
banyak anak-anak mulai suka kajian setelah itu ada yang mau berkontribusi dan
bergabung dalam pergerakan dakwah, untuk menjadi penggerak dakwah kita punya
menu tarbiyah, di tarbiyah ini digodok bagaimana untuk menjadi pendakwah.
Temen-temen yang ikut tarbiyah itulah yang menjadi penggerak dakawah.
T: Apa saja program Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Kajian yang diteruskan ke tarbiyah itu yang lebih khususnya, tarbiyah itu bisa
diikuti bagi yang mau. Ketika ada yang mau ikut dipergerakan dakwah, sok mangga
ikut tarbiyah. Setelah mengikuti tarbiyah maka bisa menjadi da’i. Dan berdakwah
itu menurut bahasanya masing-masing itu tidak hanya ceramah, mereka masih tetap
dengan lingkungannya. Misalnya mereka itu anak band maka tetap dengan
bandnya, anak motor maka tetap dengan geng motornya, skateboard tetap dengan
skateboarnya, dan tetap bergaul dengan lingkungannya dan teman-temannya tapi
dengan misi dakwah.
T: Bagaimana pengalaman yang dirasakan ketika berdakwah dilingkungan?
J: Justru untuk saya sendiri sebutlah duta-dutanya, salah satunya saya. Duta-duta
dari komunitas (skateboard, surving, dan band) itu kembali ke komunitasnya untuk
memberi pengaruh baik kepada anggotanya tapi tidak harus datang ke kajian karena
kajian itu hanya salah satunya yang penting hati, ideologi, dan pemikiran mereka
mau memahami tentang agama dan ajaran Islam. Justru saya di temen-temen
skateboard dan komunitas dulu tidak menunjukan “anak masjidnya” tapi yang
penting saya tetap menjadi teman nyaman buat mereka, saya selalu ada buat mereka
dan mereka tidak merasa terganggu dengan adanya saya itu sudah cukup. Sedang
main bareng saya pergi ke masjid itu saja sudah cukup, tidak perlu “yuk” sementara
ini.
T: Bagaimana Shift Gerakan Pemuda Hijrah dalam mengemas pesan dakwah
agar dapat diterima oleh anak muda?
J: Salah satu contohnya adalah poster-poster yang di share di Instagram. Dan
apapun pesan dakwah yang akan disampaikan kita kemas pesan tersebut seperti
Freshcare tadi. Misalnya tema kajian “Jangan Kasih Kendor” lalu dibuat visualnya.
Sebenarnya ustadz mau menyampaikan tentang Istiqomah, kalau tema kajian dibuat
Istiqomah dalam beragama itu yang akan datang ke kajian adalah Akhi dan Ukhti
bukan Bro dan Sis makanya temanya dibuat jadi “Jangan Kasih Kendor”. Lalu
bukan hanya poster undangannya yang dibuat freshcare atau menarik tapi
ustadznya pun ketika manggung atau naik mimbar harus sudah freshcare juga nah
yang baru bisa seperti itu baru ustadz yang ngisi kajian di hari Rabu ( Ustadz Hanan
Attaki) sedangkan hari Sabtu belum. Contoh lain seperti “katanya Megadeth tapi
Megi z” covernya band metal tapi dalamnya dangdut. Nah itu merupakan apa yang
mau disampaikan oleh ustadz tentang bab munafik, tapi bagaimana kalau judulnya
diganti jadi munafik muslim itu yang datang bukan anak muda, begitulah
maksudnya bagaimana mengemas pesan dakwah, dengan merubah bahasanya
dengan analogi dan diusahakan visualnya mengandung unsur humor. Visualnya
dibuat mengandung unsur humor karena sesuatu yang humor itu lebih viral, lebih
gampang diposting setelah itu ustadznya diajak ngobrol tentang insert-insert anak
muda sekarang.
T:Berapa lama proses Gerakan Pemuda Hijrah untuk menarik jemaah ikut
kajian?
J: Shift Gerakan Pemuda Hijrah ini ada dari bulan Maret 2015, kalau dihitung
sampai sekarang ya sudah 2 tahun berarti selama 2 tahun pula Gerakan Pemuda
Hijrah ini bisa mengajak anak muda ikut kajian. Sebenarnya dari satu tahun saja
sudah banyak jemaah yang ikut kajian. Sebetulnya misi Gerakan Pemuda Hijrah
adalah mengajak sebanyak-banyaknya manusia untuk kearah golongan kanan.
T: Bagaimana pendekatan yang dilakukan oleh Gerakan Pemuda Hijrah
untuk mengajak anak muda mengikuti kajian?
J: Kita mendekatinya dengan mencoba mengepung dari berbagai macam
pendekatan, pertama dengan pendekatan visual seperti tadi dijelaskan. Kenapa saya
memakai unsur metalika di poster tadi dan ini lebih segmented karena saya berharap
vokalisnya (ada salah satu band disini namanya Mesin Tempur) yang akan melirik
dan ketika melihat poster tadi dia akan merasa “ini apa? Ko ini seperti dunia saya
banget secara visual” setelah itu dia akan mulai kepo dan mulai tanya-tanya ke
temennya. Rata-rata lewat gaya, poster terus lewat tokoh-tokoh. Ketika dia (sasaran
dakwah) melihat tokoh-tokoh di komunitasnya sudah merapat ke sini (Gerakan
Pemuda Hijrah). Nah alhamdulillah disini ada tokoh punk, ada tokoh metal, ada
tokoh skateboard, ada tokoh geng motor dan ketika tokoh tersebut yang ngeshare
poster kajian tadi itu lebih viral dan kecendrungan pola di anak muda itu adalah
ketika tokohnya takbir maka makmumnya takbir juga ketika tokohnya ruku maka
makmumnya juga ruku. Sejauh ini untuk visual dan segala macamnya atau sebutlah
dakwah kreatifnya itu saya yang membuat dan eksekutornya banyak, eksekutornya
ini cabutan misalnya saya punya konsep lalu saya tanyakan ke yang lain “siapa yang
bisa eksekusi?” dan tergantung sedang ada siapa kadang yang eksekusi itu si A, B,
atau C. Tim khususnya sebenarnya ada cuman tidak tetap, konseptornya aja yang
satu cuman eksekutornya kadang “datang dan pergi” .
T: Bagaimana struktur kepengurusan di Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Disini istilah ketua adalah presiden, presidennya adalah Jerry. Ada kepengurusan
khusus disebut dengan sirot kalau di pemerintahan seperti DPR. Dalamnya
merupakan kumpulan orang-orang yang membahas konsep, mengeluarkan konsep-
konsep dan kebijakan-kebijakan yang nantinya dilaksanakan oleh pengurus atau
penggerak yang dikepalai oleh presiden tadi.
T: Siapa yang menentukan tema-tema setiap kajian?
J: (berganti) maksudnya kadang dari ustadz kadang dari kita (pengurus).
HASIL WAWANCARA
Nama : Fani Kismandar (salah satu Founder Gerakan Pemuda Hijrah)
Tempat : Teras Masjid Al Lathiif
Tanggal : Minggu, 20 Agustus 2017
Waktu : 20.13 – 20.40 WIB
T: Sejarah berdirinya Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Berdiri sejak pertengahan bulan Maret 2015. Bermula dari projek Brigez
berdzikir, dari brigez beridzikir sering kumpul lagi setelah itu dipikirkan untuk
membuat nama. Nah Maret 2015 lah dibuat nama Shift. T: Siapa pendiri Gerakan
Pemuda Hijrah?
J: Shift itu kalau diibaratkan sebuah Film, Scripwritternya adalah Ustadz Hanan
jadi awal ceritanya seperti ini, skrip ini mau disampaikan ke anak muda tapi ustadz
butuh sutradara yang bisa menterjemahkan skrip ini untuk bisa ditonton oleh anak
muda. Nah yang menjadi sutradaranya yaitu saya untuk mengatur bagaimana
lightingnya, bagaimana aktornya, bagaimana setting locationnya dan itu butuh
pelaksana juga dan pelaksananya itu adalah teman-temen yang sudah ikut tarbiyah.
Dan akhirnya syutting perlu siapin kabel, siapin kamera nah itu yang menyiapkan
adalah teman-temen pelaksana. Kalau disebut pendiri itu yang mana? Ya semuanya.
T: Apa yang dimaksud Pemuda Hijrah ini?
J: Adalah sebuah gerakan yang dengan sendirinya menarik berbagai macam
komunitas. Jadi gerakan dakwah yang berwarnakan anak muda dengan sendirinya
menarik berbagai macam komunitas anak muda. Misalnya komunitas musik,
komunitas motor, komunitas Skateboard seperti yang ada di Shift Ulin saja.
T: Bagaimana Struktur Kepengurusan Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Koorteam, tim inti, presiden, dan ketua pelaksana kemudian diikuti oleh berbagai
divisi, ada divisi gerak itu lebih kepada persiapan kajian, terus ada divisi
multimedia dan dokumentasi, ada divisi pendidikan itu untuk ke tarbiyah.
T: Berapa jumlah pengurus yang terdapat dalam Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Pengurus sekitar dibawah 50 orang dengan latarbelakang yang beragam, ada
mahasiswa, pekerja yang lebih ke bisnis dan dakwah, dan sedikit sekali yang kerja
kantoran. Rata-rata dan mayoritas umur pengurus 20 tahun keatas ya walaupun ada
juga sampai 35 tahun, cuman mayoritas berumur 20 sampai 30 tahun. Untuk
menjadi pengurus benar-benar seiring dengan berjalannya waktu dan tidak ada
rekrutment, misalnya lagi santai kemudian kenalan atau ternyata satu tongkrongan
atau ada temen di musik atau di skate yang nyambung ternyata dia punya kelebihan
entah dibidang editingkah, entah dibidang fotografi, entah dibidang nulis tiba-tiba
jadi ikut kajian ya gabung saja. Walaupun kedepannya kita mempersiapkan
rekrutmen, mempersiapkan metode, dan mempersiapkan gerbang rekrutmen tapi
metodenya seperti apa itu kita masih PR juga untuk kita. Kebayang tidak misalnya
Shift posting “dibuka rekruitmen untuk menjadi pengurus shift” yang daftar
mungkin akan ribuan orang. Nah ketika ribuan itu daftar kita belum siap untuk
menampung dan mengakomodir itu, ini yang masih dipikirin sistemnya akan seperti
apa. Apakah dari ribuan itu akan diseleksi atau bagaimana. Karena SDM nya masih
kurang sekali, dan kurang juga tempatnya.
T: Apa saja kegiatan yang dimiliki oleh Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Kajian, shift ulin, shift day out, dan ada juga tahsin. Tahsin ini kolaborasi dengan
masjid Al Lathiif, pengajar-pengajarnya teman-teman dari shift juga belajarnya itu
tahsin belajar Al-Quran, maqomat, belajar lagam. Tarbiyah ini diisi oleh pertama
Ustadz Hanan tentang persepsi dakwah, Ustadz Nasrullah tentang Fiqih
komprehensip karena di kajian tidak dapatkan tentang fiqih ini dan didapatkannya
setelah masuk tarbiyah, Ustadz Rahmat tentang aqidah, dan saya (Fani Kismandar)
bagian strategi ke anak muda.
T: Adakah metode dan pendekatan khusus yang dilakukan Gerakan Pemuda
Hijrah dalam upaya mengajak?
J: Kalau yang dibicarakan produknya untuk mengajak kajian, untuk mengajak
kajian ini format yang kita pakai adalah poster dan video. Poster dan video ini
dihubungkan lagi dengan siapa marketnya shift yaitu istilah kita itu anak muda yang
berada di ring tiga dan empat. Bagi anak muda yang berada di ring tiga dan empat
bahasanya tidak bisa kita menggunakan bahasa agama dan bahasa yang paling
universal untuk menyentuh mereka. Ketika kita mau menyampaikan pesan kepada
mereka yang berada di ring tiga dan empat itu kan harus “dicolek” dulu agar dia
melihat ke arah sini (Gerakan Pemuda Hijrah) setalah itu pesan dapat masuk ke
mereka. “dicoleknya” kalau membicarakan metodenya yang paling umum itu lewat
humor, kita berusaha sebisa mungkin ada unsur humor di poster dan video karena
humor ini universal. Setelah mereka melirik diharapkan mereka membaca caption,
dan mereka menyadari kalau ada muatan ajakan. “ko ada seperti ini” diharapkan
mereka kepo dan apalagi yang ngpost itu temannya, teman sepermainan dan
setongkrongan itu akan lebih trush.
T: Berapa jumlah jemaah yang hadir dalam setiap kajian?
J: Kita juga belum pernah ngitung kalau diperkirakan kajian yang hari Rabu itu jika
dirata-ratakan bisa sampai 5.000 jemaah, kemarin pas tanggal Agustus sempat
sampai 7.000 jemaah itu setelah lama libur dan kayaknya jemaah sudah kangen
dengan kajian. Tapi kalau dirata-rata jumlah jemaah sekitar 5.000 itu yang di kajian
Rabu. Kalau kajian Sabtu di Masjid Al Lathiif sekitar 2.000 jemaah.
T: Adakah kriteria khusus bagi Gerakan Pemuda Hijrah dalam menentukan
ustadz yang mengisi kajian?
J: Harapannya adalah ustadz yang bisa menggunakan bahasa ring tiga dan empat.
Kita (Gerakan Pemuda Hijrah) mengistilahkan pembagian market dakwah itu ada
4 ring: ring satu adalah aktivis dakwah, ring dua ini simpatisannya tapi dia bukan
konseptor dan dia juga sudah beraviliasi ke sebuah gerakan dakwah, ring tiga itu
netral (dia tidak mendukung gerakan dakwah dan tidak juga mengganggu pada
gerakan dakwah) ini adalah pasar terbesar kita (Gerakan Pemuda Hijrah), dan ring
empat adalah Islam Fobia dan mereka ini yang melawan gerakan dakwah. Jadi
kriteria ustadz yang dijadikan pengisi kajian adalah ustadz yang mengerti ring 3 dan
4 karena kalau ring 1 dan 2 kan orang-orangnya pun sudah akhi dan ukhti.
T: Apa saja tema-tema yang disampaikan pada kajian?
J: Dalam bahasa kita tuh “keep the fight”, keep the fight itu membahas lebih ke
membangkitkan rasa cinta kepada Allah, Islam dan Rasul. Jadi kalau mereka
(jemaah) sudah jatuh cinta kepada Allah, Islam, dan Rasul dalam menjalankan
syariat itu akan gampang makanya kita jarang membahas fiqih, fiqih kan syariat
tapi kebanyakan jemaahnya itu berasal dari ring 3 dan 4 atau sebutlah itu pemula.
Pemula itu yang pertama kali dibutuhkan adalah ditumbuhkan cintanya, kalau
mereka sudah cinta kepada Allah, Islam, dan Rasul mereka akan mencari sendiri
cara sholat yang benar, mereka akan cari sendiri dimana ada qiyamul lail¸dimana
ada Subuh Akbar itulah kalau sudah cinta sama Islam. Makanya yang pertama kali
dibangun adalah rasa cintanya, tema-tema cinta kepada Allah dan ini lebih ke
aqidahnya.
T: Apakah ada upaya evaluasi yang dilakukan oleh gerakan Pemuda Hijrah
kepada Jemaah?
J: Kalau evaluasi secara ilmiah seperti angket itu belum pernah dilakukan, cuman
kita melihat dari perilaku media sosial saja misalnya kita tau bahwa si A itu adalah
selebgram dari dunia ring 3 kemudian semenjak dia merepost #1minuteboster dia
sudah masuk dan sudah dapat cintanya. 1 minute boster adalah ukuran bahwa dia
itu sudah berpihak ke golongan kanan (Nur). Kalau Shift Ulin adalah ukuran dia
mengikuti trend nya shift.
Narasumber
Fani Kismandar
HASIL WAWANCARA
Nama : Gita Sekarputri Wisnuwardani
Tempat : Masjid Al Latiifh Bandung
Tanggal : Sabtu, 26 Agustus 2017
Waktu : 20.31 – 21.09 WIB
T: Siapa pendiri dari Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Founder dari gerakan pemuda Hijrah memang Ustadz Hanan Attaki. Sebenarnya
gerakan ini terbentuk bukan dari gagasan Ustadz Hanan saja tetapi atas rembukan
(musyawarah) dengan Kang Inong, dan Pres Gery. Cuman yang bisa dibilang
founder itu ya ustadz hanan Attaki ini. terbentuk dari keresahan dan kegelisan dari
setiap kepala mereka (Ustadz Hanan, Kang Inong, dan Pres Gery).
T: Apa visi dan misi dari gerakan pemuda Hijrah?
J: Misi gerakan pemuda hijrah umunya adalah mengajak anak-anak muda pada
hijrah dan pada mau main ke mesjid, dan segmentasinya adalah anak muda sama
komunitas-komunitas. Segmentasi kita itu anak-anak komunitas seperti anak-anak
scoter, sparkboard. Nah itu sebagaian segment targetnya kita juga. Banyaknya kan
kalau anak komunitas itu anak-anak muda ya seperti vespa Bandung terus
scatborder itu kan banyaknya anak muda, makanya kita juga nargetnya ke beberapa
komunitas yang ada di Bandung dan pokoknya yang berbau anak muda. Sebenarnya
kita ini bukan komunitas dan organisasinya juga bukan kita adalah gerakan yang
dinamakannya Gerakan Pemuda Hijrah dengan segmennya adalah anak muda.
T: Apakah sebelum adanya Gerakan Pemuda Hijrah ada kegiatan yang
dimiliki oleh Ustadz Hanan?
J: Ustadz hanan sudah mengisi kajian disini sudah beberapa tahun sebelum Pemuda
Hijrah sudah menjadi pengisi kajian hari rabu di sini. Sebelumnya memang sudah
pernah ngisi di Masjid Al Lathiif tapi tidak kaya sekarang yang lebih terkonsep dan
kegiatannya banyak, kalau dulu cuman taklim biasa dari DKM Masjid AL Lathiif.
Masjid Al Lathiif ngadaan taklim ya itu pengisinya Ustadz Hanan salah satunya.
Tapi itu bisa dibedakan ya bukan sebagian dari Pemuda Hijrah itu memang cuman
DKM yang mengadakan di masjid ini.
T: Perbedaan shift dengan Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Ini itu namanya Shift dan nama gerakannya Pemuda Hijrah, jadi makanya sering
disebut shift gerakan Pemuda Hijrah. Jadi yang menggerakan shift ini adalah
Pemuda Hijrah atau sederhananya nama Brandnya adalah shift dan nama
gerakannya Pemuda Hijrah. makanya kita sering menyebut shift Gerakan Pemuda
Hijrah dan itu tidak terlepas. misalnya Kalau merk dagangnya itu shift tapi
produknya isinya Gerakan Pemuda Hijrah.
T: Bagaimana komunikasi yang digunakan oleh Gerakan Pemuda Hijrah
dalam menyampaikan dakwahnya?
J: Pertama kita menggunakan sosial media utamanya, kan kita di Instagram
followersnya sudah mulai banyak sekitar jutaan itu juga salah satu media kita untuk
promosilah bisa dikatakan seperti itu yaitu promosi ke jemaah. Sebenarnya kita tuh
targetnya bisa menyebar ke seluruh Indonesia cuman untuk sekarang yang di
utamakan ya Bandung dulu, lalu Provinsi baru nanti ke seluruh Indonesia. Nah
salah satunya dengan Sosmed itu karena ya siapa yang tidak punya sosmed nah
salah satu komunikasi kita itu dari sosmed terus selain itu dari taklim-taklim dibikin
“1minute boster” nah itu juga salah satu media dan cara kita buat ke jemaah. Ya
paling dari sosmed segala informasi diberikan kaya informasi kajian, informasi
kegiatan, informasi apapun mengenai shift. Baik itu lewat website, tele, WA dll itu
semua ada. Kalau dari kita cara mengajak jemaah untuk ikut kegiatan itu pertama
bikin nyaman dalam artian kita tuh kalau ustadz itu tidak hanya menyampaikan
terus bubar tapi kita tuh harus ditunjukan dengan akhlak kita (amanat dari atas atau
Ustadz). Jadi cara kita narikin jemaah ya seoptimal mungkin kita memberikan
kenyamanan kepada jemaah supaya merasa nyaman dan betah di kajian jadi tidak
cuman mengadakan taklim kemudian jemaah datang tapi dibiarkan saja, tetapi kita
tuh harus memastikan bahwa jemaah dapat tempat duduk atau tidak terus kitanya
ramah atau tidak nah itu salah satu cara kita buat narik jemaah sih itu yaitu dari
perlakuan kita memberikan kenyamanan untuk mereka (jemaah).
T: Bagaimana tema atau isi ajaran yang disampaikan pada jemaah oleh
gerakan ini?
J: Kalau kita khususnya Ustadz hanan itu seringnya menyampaikan seputar akhlak
karena menurut Ustadz Hanan pondasi kita sebagai umat muslim itu dalam
menunjukan kepada sesama itu memang dari akhlak terlebih dahulu makanya isi
dari kajian Ustadz Hanan itu banyaknya tentang akhlak. Seperti akhlak kepada
orang tua, cara kita saat disakitin orang lain tapi tidak sakit hati, cara kita
memaafkan. Dan banyaknya sih isinya tentang akhlak.
T: Siapa yang menentukkan tema pada setiap minggunya?
J: Ada tim khusus yang akan bertugas walaupun nanti idenya dari ustadz tetapi
tetap nanti ada tim khusunya, jadi tek tok dengan ustadz dan tema dibuat sesuai
dengan sesuatu yang sedang digandrungi oleh anak muda dan itu kita coba bahas
dengan bahasa yang enak.
T: Bagaimana komunikasi persuasif yang digunakan oleh Gerakan Pemuda
Hijrah?
J: Kalau yang saya tangkap sih, misalnya adalah tema kajian di Pemuda Hijrah
tidak pernah saklek kaya misalnya fiqih sholat, atau mengenai dosa besar kita tidak
pernah menggunakan tema seperti itu. Persuasif itu ya cara dagang kita dengan
mengubah tema lebih asik dan lebih mudah dipahami seperti kemarin itu “jangan
Baper”, “lo hard Feeling” itu tuh padahal kalau dikaitkan dengan materi itu ada
tentang ithsar atau nama islaminya ithsar tetapi kita tidak menggunakan tema ithsar
itu, selalu temanya tuh dirubah lebih menarik seperti heart feeling lah atau jangan
baper lah tetapi selalu dikaitan dengan segi islaminya, dan tidak semata-mata tema
hanya membahas jangan bapernya saja. Dan kita juga tidak saklek membahas
seperti menyebutkan kitabnya “mulugul marom” tetapi selalu kita kemas lagi
dengan nama-nama yang sesuai dengan inti kajian itu agar anak muda lebih tertarik.
Soalnya yang kita digunakan itu mengenai fiqih tentang sholat 5 waktu mungkin
yang datang orang tua dan akan membosankan. Kajian Ladies day pun begitu
seperti tema pada sabtu lalu mengenai “silent is gold”. Lalu ketika akan membahas
mengenai kisah khodijah kita pun buat temanya menarik seperti “mutiara”. Semua
itu adalah cara persuasif kita.
T: Sejak kapan teknik atau Cara-cara persuasif seperti ini digunakan?
J: Begitu Pemuda Hijrah lauching atau berdiri kita sudah mengkerucut untuk
berdakwah dengan sasarannya adalah anak muda. Cuman sekarang lebih kreatif
karena sudah pengurusnya juga sudah lebih banyak. Dari awal kita sudah menjurus
ke anak muda dan menu-menunya pun sudah dipersiapkan seperti itu.
T: Hambatan seperti apa saja yang dialami?
J: Hambatan sih paling dari tempat sih ya, karena kita semakin kesini jemaah
semakin banyak. Hambatan lain seperti SDM sempet kurang tapi sekarang kita
buka Volunter. Kalau hambatan dari internal sih kita baik-baik saja dan kalau pun
ada itu juga standar seperti gimana mengkonsep poster, atau mentok ide.
T: Kalangan anak muda seperti apa yang difokuskan oleh Gerakan Pemuda
Hijrah?
J: Pada akhrinya sih sekarang beragam, yang tadinya nakal ada, yang udah sholeh
tadinya juga ada, yang tadinya STMJ (Sholat Terus Maksiat Jalan) itu juga ada,
sekarang jemaah yang sholeh pun ada. Jadi tidak hanya yang baru hijrah saja, tapi
kita sebenarnya ingin mengutamakan kepada orang-orang yang tidak mau ke masjid
jadi ingin ke masjid. Bahkan untuk sekarang tidak lagi anak muda saja yang datang
ke kajian tapi ibu-ibu, bapak-bapak pun ada. Dan pada akhrinya semuanya menjadi
satu. Tapi tujuan awal didirikannya adalah orang-orang yang khususnya anak muda
agar mau ke masjid, yang belum mengenal agama menjadi mengenal, dan intinya
bagi orang yang mau hijrah. Minimal orang itu nyaman dan mau datang ke masjid,
kan image masjid itu kan orang tua nah mau merubah image itu semua agar yang
datang ke masjid tidak bapak-bapak lagi atau kakek-kakek lagi. Dan kita ingin
merubah isi masjid itu menjadi pemuda, kita menarik pemuda yang tidak mau ke
masjid menjadi ke masjid.
T: Adakah pendekatan khusus yang dilakukan oleh Gerakan Pemuda Hijrah
dalam anak muda yang “nakal”?
J: Di Pemuda Hijrah itu saat ini sudah ada beberapa orang yang terkenal di
komunitas-komunitas atau Iconnya komunitas tersebut, seperti iconnya geng motor
itu Kang Kiki nah dengan adanya iconnya itu menjadi pintu kita untuk mengajak
teman-teman yang ada di lingkungannya dia. Kaya ayah Donny yang dulunya
adalah anggota band metal kita bukan memanfaatkan akan keberadaannya dia
sebagai icon di komunitasnya tetapi itu menjadi salah satu pintu kita untuk
mengajak yang lainnya. Jadi Ustadz Hanan itu punya kenalan-kenalan yang
merupakan pionir-pionir yang ada di komunitas. Kaya Kang Inong dan Kang Pevi
juga kebetulan “seseorang” di komunitasnya dan ini dijadikan kekuatan juga untuk
mengajak komunitas-komunitas yang mungkin susah untuk diajak namun dengan
adanya mereka sebagai icon menjadi mudah untuk mengumpulkan segala macam
komunitas. Soalnya Ustadz Hanan selalu bilang “Pemuda Hijrah ini sebenarnya
baru dan masih muda banget, bisa disebut juga masih kecil dilihat dari berdirinya
tapi bonusnya udah banyak banget” salah satu bonusnya itu kita punya kang Inong,
kita punya Kang Pevi, Ayah Donny juga dulu di sini. Pada akhirnya mereka
berangkat dari komunitas semua jadi mudah untuk mengajak anak-anak komunitas
dengan cara Ustadz Hanan yang selalu ngajarin kita untuk berakhlak yang baik.
Jadi tidak dengan cara yang keras tapi dengan cara yang lembut dan yang asik lah
intinya. Untuk anak-anak yang baru hijrah sebenarnya tidak ada penanganan khusus
dari Gerakan Pemuda Hijrah dalam mengajarkan agama, misalnya saja saya (Gita)
termasuk orang yang baru berhijrah di sini. Jadi saya baru pakai kerudung itu sekitar
tiga tahunan, dan kenapa aku mau kesini? Karena aku melihat teman-teman aku
yang sama kaya aku pada akhirnya mau hijrah yang kemudian memberikan
kenyaman tanpa perlu diasuh secara spesial tapi karena kita ada teman yang serupa
sehingga menimbulkan anggapan dalam diri bahwa orang lain saja bisa maka saya
juga bisa, tadinya itu saya kalau kajian harus nempel terus sama teman lama-lama
sendiri pun bisa karena di sini saya bertemu dengan teman-teman.
T: Apakah ada program atau kegiatan Gerakan Pemuda Hijrah yang
berkaitan dengan ibadah?
J: Di sini ada tahsin, namun tahsin untuk akhwat kita kerjasama dengan DKM
Masjid Al Lathiif dan pengajarnya diambil dari luar. Lalu untuk tahsin ikhwan itu
pengajarnya langsung dari kita.
T: Apa saja kegiatan yang dimiliki Gerakan Pemuda Hijrah?
J: 1). Kajian malam rabu, 2), kajian malam minggu, 3). Shift Day Out atau seperti
Getring yang dibuat untuk pengurus. 4). Shift Ulin dapat diikuti oleh siapa saja dan
langsung gabung saja, 5). NgabubuRide merupakan kegiatan rutin pada bulan
Ramadhan dan tahun ini merupakan tahun ke 2 Shift mengadakan ngabuburide ini
untuk yang pertama bertempat di masjid al-lathiif yang kedua di pussenif selain itu
tujuan dari ngabuburide ini adalah untuk mengajak, atau bisa juga dakwah dengan
bentuk yang berbeda nah kita bikinnya itu event. Tapi intinya untuk ngajak juga,
nah di rangkaian acaranya ngabuburide itu ada kajian tapi digabung dengan ada
ulin (main) nya juga, lalu pertemuan beberapa komunitas tapi tetap kita bungkus
dengan ada kajian dan sholat traweh berjemaah. Ngabuburide ini gak kalah seperti
konser-konser, kan kalau kita konser bintang tamunya Ustadz Hanan ditambah
dengan adanya bazar juga kan kalau konser-konser pun sama ada bazar-bazar.
Intinya kita ingin mengajak kajian tapi di iming-imingi dulu, kita bikin rame-
ramean terus have fun agar tidak kaku. 6). Tahsin, 7). Tarbiyah, dikhususkan untuk
pengurus. Kajiannya seputar Siroh, Fiqih, dan kajiannya lebih dalam.
T: Bagaimana cara agar menjadi pengurus di Gerakan Pemuda Hijrah?
J: Berawal dari voulanter, tapi sih kita belum pernah open recrutmen pengurus
sebelumnya. Sebenarnya kita yang menjadi pengurus bukan secara tiba-tiba
menjadi pengurus tetapi berawal dari jemaah yang sering mengikuti kajian dan ikut
berperan aktif dalam mempersiapkan kegiatan dari situ akhirnya kita gabung
menjadi pengurus. Kita menjadi pengurus dengan mengalir saja karena ingin
membantu, namun sekarang karena amanahnya lebih berat akhirnya kita harus lebih
konsen dan ditambah juga sudah ada menejemennya, lebih terstruktur, dan struktur
kepengurusannya sudah ada jadi kita bukan cuman bantu-bantu saja.
T: Berapa jumlah jemaah yang hadir pada awal mula kajian?
J: 100 an juga engga, masjid teras depan dan lantai atas masjid saja kosong. Dalam
masjid tempat ikwan saja tidak penuh, dan tempat akhwat pun paling ¼ yang terisi.
Dulu itu sehabis kajian suka dibagikan makan dan jemaah pun makan masih bisa
pakai piring karena saking sedikitnya jemaah. Tapi sekarang jemaah dari dulu 100
kemudian 150, lalu 300 orang dan sempat juga sampai 1.000 orang itu di Masjid Al
Latiifh tapi untuk di Masjid TSB (Trans Studio Masjid) dengan kapasitasnya 4.000
jemaah dan sekarang kalau kita buat kajian, jemaah yang datang itu sudah melebihi
kapasitas dan akhirnya kita tempatkan di luar masjid kalau dihitung-hitung jemaah
yang datang jumlahnya hampir 7000 sampai 10.000 jemaah.
T: Bagaiaman cara untuk mengetahui berhasilnya persuasif yang dilakukan
Gerakan Pemuda Hijrah kepada jemaah?
J: kalau dulu saat jemaah masih sedikit kita bisa tau karena terlihat muka-muka
jemaah yang istiqomah mengikuti kajian, cuman untuk sekarang cukup susah
karena jumlah jemaah yang terus bertambah seiring waktu. Dalam lingkup sempit
sih kita suka melihat dari lingkungan terutama teman-teman sendiri yang ternyata
sering datang ke kajian, awalnya mereka tidak menggunakan kerudung ketika
bertemu lagi sudah berkrudung dan pertemuan selanjutnya di kajian mereka sudah
banyak yang menggunakan kerudung besar.
Narasumber
Gita Sekarputri W
HASIL WAWANCARA
Nama : Kristino
Tempat : Masjid Al Lathiif Bandung
Tanggal : Sabtu, 19 Agustus 2017
Waktu : 11.30 – 11.40 WIB
T: Bagaimana latar belakang anda baik itu asal tempat tinggal dan tempat
tinggal?
J: Sebenarnya saya bukan Bandung, saya orang Solo cuman kerja disini. saya tahu
kajian ini dari teman yang sudah sebulan ikut kajian disini akhirnya saya ikut kajian
sampai sekarang.
T: Sejak kapan mengikuti kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Awalnya pada tahun 2014, dulu itu setiap rabu sore ada kajian yang biasa diisi
oleh ustadz hanan. Saya sering mengikuti sampai saat ini yang akhirnya ada
komunitas pemuda hijrah.
T: Apa yang menarik dari setiap kajiannya?
J: Kalau dari ceramah yang disampaikan Umi (ustadzah Haneen) itu beliau lembut,
bahasanya ringan dan pembahasannya berkaitan dengan hal-hal sehari jadi mudah
diterima dan menjawab apa yang menjadi pertanyaan yang berkaitan dengan
masalah sehari-hari apalagi yang sekarang itu ada #1minuteboster
T: Bagaimana pendapat anda mengenai komunitas pemuda Hijrah?
J: Bagus, ustadz Hanan juga kajiannya juga simpel, dan mudah diterima. Shift atau
Pemuda Hijrah beda dengan lainnya, kita nyaman juga mungkin karena
penyampaiannya tidak berat bahkan kemarinpun saat kajian di TSM (Trans Studio
Masjid) ada yang non muslim yang masuk islam ternyata non muslim itu sudah
lama ikut kajian komunitas pemuda Hijrah, berartikan materi dakwahnya dapat
diterima bukan hanya untuk kita yang muslim tetapi jugs non muslim.
T: Apakah ada perubahan atau manfaat yang dirasakan setelah mengikuti
kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Banyak manfaatnya dan banyak nambah pengetahuannya. Jadi komunitas
Pemuda Hijrah ini membuat saya hijrah namun hijrah yang lebih dominan kepada
hijrah akhlak dan bukan hanya sekedar hijrah dari penampilan jadi hal tersebut
kerasa sekali dan manfaat menambah ilmu itu pastilah.
T: Apakah anda mengetahui apa saja kegiatan yang dimiliki Komunitas
Pemuda Hijrah?
J: Kajian Rabu malam, ada kajian Ladies day, kajian yang sabtu malam, ada yang
Qiyamul Lail itu 2 minggu sekali, kajian tafsir yang jumat sore, terus sekarang itu
ada tahsin.
T: Kegiatan Komunitas Pemuda Hijrah yang sering anda ikuti?
J: Sebenernya kalau bisa semuanya pengen diikutin semua tapi karena waktu kerja
jadi paling bisa ikut kajian yang hari rabu sepulang dari kantor sama sabtu ini yaitu
ladies day, kebetulan kan ladies day itu free (gak kerja) tapi kalau ada waktu pasti
ikut.
Narasumber
Kristino
HASIL WAWANCARA
Nama : Mia
Tempat : Masjid Al Latiifh Bandung
Tanggal : Sabtu, 19 Agustus 2017
Waktu : 21.40 – 21.50 WIB
T: Dari mana mengetahui Komunitas Pemuda Hijrah ini?
J: Dari teman, diajak dulu sama teman ke TSM (Trans Studio Masjid) yang ada
Ustadz Hanan Attaki.
T: Sejak kapan mengikuti kajian di Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Sejak bulan April tahun ini (2017), lebih kurang sekitar 4 bulan ini
T: Pendapat anda mengenai Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Bagus banget, saya merasa beruntung bisa tinggal di Bandung terus ada
Komunitas Pemuda Hijrah dan dominannya anak muda semua yang ingin hijrah
dan berubah menjadi seseorang yang belum baik menjadi baik seperti ustadz yang
ceramah tadi “berubah dari yang udah baik menjadi lebih baik lagi” jadi ya seneng
aja Alhamdulillah bisa tinggal disini ketemu sama komunitas yang ada disini.
T: Apakah ada kajian yang anda ikuti selain kajian di Pemuda Hijrah ini?
J: Paling dulu pas di kampus, bila dibandingkan semua kajiannya bagus karena
tujuannya baik semua.
T: Bagaimana pendapat anda mengenai cara Komunitas Pemuda Hijrah
dalam menyampaikan dakwah dan mengajak anak muda untuk ikut kajian?
J: Kan kalau Pemuda Hijrah itu kekinian jadi mengikuti anak muda kaya sekarang
ngtrend di Instagram ada live di Instagram jadi meskipun kita gak bisa kesini
(tempat kajian) kita bisa nonton via instagram juga, Pemuda Hijrah di sosmed juga
aktif jadi kita bisa akses informasinya di Internet atau di browsing.
T: Seberapa sering anda mengikuti kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Pengennya sih setiap minggu ada, kan kalau setiap hari gak memungkinkan. Tapi
disempatkan dalam sebulan sekali sampai dua kali mengikuti kajian.
T: Adakah perubahan atau manfaat yang dirasakan setelah mengikuti kajian-
kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Alhamdulillah sudah ada perubahan step by step. Perubahan dalam segi ibadah
ada alarm juga dalam diri sendiri dan semakin haus dengan ilmu agama sehingga
mau-mau datang terus ke kajian dan ingin menggali lagi, merasa diri ini masih
banyak kekurangan jadi jangan berputus asa dan pengen terus belajar lah.
Narasumber
Mia
HASIL WAWANCARA
Nama : Elvira Rahmadiantri
Tempat : Masjid Al Lathiif Bandung
Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2017
Waktu : 18.30 – 19.00 WIB
T: Darimana anda mengetahui Kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Dari teman yang bernama Edo, berawal dari “snapgram” Edo mengenai kajian
ini akhirnya saya penasaran dan kemudian diajak oleh Edo ikut kajian yang ada di
TSM.
T: Bagaimana pendapat anda mengenai Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Luar biasa karena bisa mengumpulkan pemuda Bandung yang sebegitu
banyaknya untuk mendengarkan kajian.
T: Sejak anda mengikuti kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Sejak 2016 sekitar sudah setahunan.
T: Seberapa sering anda mengikuti kajian Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Tergantung kesibukan sih tapi yang paling sering sih ikut kajian yang di TSM
(Trans Studio Masjid) dari pada ke Masjid Al-Latiifh itu mungkin karena pengaruh
ustadznya juga. Dan kalau tidak sempat datang kesana paling streaming di IG
(Instagram).
T: Apa yang membuat anda ingin mengikuti kajian ini?
J: Yang pertama karena ingin hijrah soalnya kan dari awalnya suka ngumpul-
ngumpul, main, karokean ya yang begitu-begitu kenapa tidak coba kearah yang
lebih baik lagi terus yang biasanya malam minggunya kemana-mana mending
malam minggunya ke masjid. Kalau di TSM itu yang paling ditunggu-tunggunya
itu melihat pemuda-pemudi Bandung yang banyak banget dan merasa takjub sekali
subhanallah pada mau hijrah semua dan yang paling ditunggu itu paling
muhasabahnya mungkin.
T: Apa yang di maksud hijrah menurut anda?
J: Hijrah itu menjadi lebih baik dari yang sebelumnya.
T: Perubahan atau manfaat apa yang dirasakan setelah mengikuti kajian
Komunitas Pemuda Hijrah?
J: Mengurani main-main, kalau misalkan dulu suka ngmall atau suka nghedon pas
zaman-zaman kuliah suka makan-makan tapi sekarang agak dikurangin ya yang
dulunya gak pernah mau tau dengan kajian-kajian gitu sekarang banyak nyari tahu.
Terus kalau di Instagram dulu ngfollow nya gak pernah yang islami-islami dan gak
penting tapi sekarang yang di follownya seperti Pemuda Hijrah, Istiqomah suka di
follow.
Narasumber
Elvira Rahmadiantri
Foto Fani Kismandar (Salah Satu Founder Dari Gerakan Pemuda Hijrah)
Foto Bersama Gita Sekarputri Foto Bersama Siska
Foto bersama Kristino (Jemaah)
Foto Bersama Elvira (Jemaah)
Foto Bersama Mia (Jemaah)
Kegiatan Kajian Ladies day di Masjid Al Lathif
Kegiatan Shift dadakan di Terminal Cicaheum