stragulasi
DESCRIPTION
strangulasiTRANSCRIPT
Asfiksia merupakan gabungan kompleks pada keadaan hipoksemia (kurangnya oksigen dalam darah), hiperkapnia (peningkatan karbondioksida dalam darah) dan iskemik jaringan yang mengakibatkan metabolisme anaerobic dan jika tidak dipulihkan akan berakhir dengan kematian.
Penjeratan atau strangulasi merupakan asfiksia mekanik dibidang forensik yang sering dijumpai. Korban kematian karena asfiksia mekanik termasuk yang sering diperiksa oleh dokter. Umumnya urutan ke 3 sesudah kecelakaan lalu lintas dan trauma mekanik.
Pada kasus kematian akibat penjeratan, daya jerat atau tekanan pada leher berasal dari daya selain berat badan si korban. Hampir semua kasus yang mati akibat penjeratan merupakan kasus pembunuhan.
Penjeratan adalah penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai stagen, kawat, kabel, kaos kaki dan sebagainya, melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat, sehingga saluran pernafasan tertutup.
Jenis - jenis Strangulasi dikelompokkan menjadi : Strangulasi sejati ( menggunakan tali )Strangulasi manual ( menggunakan tangan )Mugging ( menggunakan kaki, lutut, siku, atau benda
keras lainnya ) Bansdola ( menggunakan 2 buah bambu, satu bambu
diletakkan di bagian anterior dan yang lain di bagian posterior leher.
asfiksia dan vagal reflexyang menyebabkan terhentinya denyut jantung, otak tidak mendapat oksigen cukup oleh karena jeratannya sangat kuat menekan semua pembuluh darah yang menuju ke otak atau karena terjadinya patah atau dislokasi ruas tulang leher yang berakibat putusnya sumsum tulang belakang.
Gambaran post mortem Pada pemeriksaan luar jenazah
ditemukan: jejas penjeratan yang melingkar di bagian bawah leher, dibawah kartilago tiroid, dasar jejas pucat, lunak dan agak kemerahan
Mukosa laring dan trakea menebal dan berwarna merah
Laserasi otot dan fraktur tulang tiroid Kongesti yang luas pada daerah laring, trakea
dan bronkus Cincin trakea kadang mengalami fraktur. Pada paru dapat dijumpai kongesti, bercak
perdarahan, ruptur septum interalveolar dan pada penyayatan akan keluar darah
Bila jerat masih ditemukan melingkari leher, maka jerat tersebut harus disimpan dengan baik sebab merupakan benda bukti dan dapat diserahkan kepada penyidik bersama- sama dengan visum et repertummya.
Terdapat dua jenis jerat, yaitu simpul hidup (lingkar jerat dapat diperbesar atau diperkecil) dan simpul mati (lingkar jerat tidak dapat diubah). Simpul harus diamankan dengan melakukan pengikatan dengan benang agar tidak berubah pada waktu mengangkat jerat.
Untuk melepaskan jerat dari leher, jerat harus digunting serong (jangan melintang) pada tempat yang berlawanan dari letak simpul, sehingga dapat direkonstruksikan kembali dikemudian hari. Kedua ujung jerat harus diikat sehingga bentuknya tidak berubah.
Pola jejas dapat dilihat dengan menempelkan transparent scotch tape pada daerah jejas di leher, kemudian ditempelkan pada kaca obyek dan dilihat dengan mikroskop atau dengan sinar ultra violet.
Bila jerat kasar seperti tali, maka bila tali bergesekan pada saat korban melawan akan menyebabkan luka lecet disekitar jejas jerat, yang tampak jelas berupa kulit yang mencekung berwarna coklat dengan perabaan kaku seperti kertas perkamen (luka lecet tekan). Pada otot- otot leher sebelah dalam tampak banyak resapan darah.
o LeherTidak sejelas jejas gantungArahnya horizontalKedalamannya reguler (sama), tetapi jika ada
simpul atau tali disilangkan maka jejas jerat pada tempat- tempat tersebut lebih dalam atau lebih nyata.
Tinggi kedua ujung jejas jerat tidak sama
o Lecet/ memar :Pada peristiwa pembunuhan sering ditemukannya
adanya lecet- lecet atau memar – memar disekitar jejas.
Kelainan tersebut terjadi karena korban berusaha membuka jeratan
o KepalaTerlihat tanda- tanda asfiksiaKongesti dan bintik- bintik perdarahan pada daerah
diatas jejas. Jika kematiannya karena reflex maka tanda- tanda tersebut diatas tidak ditemukan.
o Tubuh bagian Dalam
Leher bagian dalam terdapat :Resapan darah pada otot dan jaringan ikatFraktur dari tulang rawan (terutama tulang rawan
thyroid), kecuali pada korban yang masih muda dimana tulang rawan masih sangat elastis.
Kongesti pada jaringan ikat, kelenjar limfe dan pangkal lidah
o Paru- paruSering ditemukan edema paru- paruSering ditemukan adanya buih halus pada jalan nafas
Bunuh diri (self strangulation). Hal ini jarang dan menyulitkan diagnosis. Pengikatan dilakukan sendiri oleh korban dengan simpul hidup atau bahan hanya dililitkan saja, dengan jumlah lilitan lebih dari satu.
Pembunuhan. Pengikatan biasanya dengan simpul mati dan sering terlihat bekas luka pada leher.
Kecelakaan. Dapat terjadi pada orang sedang bekerja dengan selendang dileher dan tertarik masuk kemesin.
penggantungan penjeratan
Jejas jerat Oblik, tidak berupa lingkaran utuh yang
melingkari leher, letaknya diatas
kartilago tiroid
Melintang, berupa lingkaran
utuh yang melingkari seluruh
bagian leher, letaknya
dibawah atau tepat pada
kartilago tiroid
Pinggiran jejas Berbatas tegas Tidak berbatas tegas disertai
memar
Otot leher Memar lebih sedikit Memar lebih banyak
Jaringan dibawah
jejas
Putih, keras dan berkilat Lunak dan berwarna
kemerahan
Arteri karotis Bisa mengalami kerusakan pada
penggantungan yang dijatuhkan dari
tempat tinggi
Sering mengalami kerusakan
Tulang hyoid Sering fraktur Jarang
Perdarahan Perdarahan dari hidung, telinga dan
mulut jarang terjadi
Sering
Kartilago tiroid Perdarahan dr hidung, telinga & mulut jarang terjadi
sering
penggantungan penjeratan
Wajah Pucat, jarang terlihat
petekie
Mengalami kongesti dan
sering tampak petekie
Leher Tertarik dan menjadi
lebih panjang
Tidak
Tanda asfiksia Tidak begitu jelas Lebih jelas, misalnya
perdarahan petekie
Air liur Sering tampak mengalir
dari sudut bibir
Tidak terjadi
Paru- paru Sering ditemukan bulla
emfisema
Jarang
Incontinensia urine
&
feses
Jarang terjadi Lebih sering
Cairan sperma Sering ditemukan pada
glands penis
Jarang
Kematian pada kasus- kasus penjeratan umumnya karena mati lemas, dengan demikian tanda- tanda mati lemas merupakan kelainan yang dominan. Selain karena mati lemas / asfiksia, kematian pada kasus penjeratan dapat oleh karena hal lain / mekanisme kematian lain, seperti reflek vagal yang menyebabkan terhentinya denyut jantung, otak tidak mendapat oksigen cukup oleh karena jeratannya sangat kuat menekan semua pembuluh darah yang menuju ke otak atau karena terjadinya patah / dislokasi ruas tulang leher yang berakibat putusnya sumsum tulang belakang.
Penjeratan dengan mempergunakan tangan sendiri adalah merupakan hal yang tidak mungkin, oleh karena dengan adanya tekanan pada leher akan menyebabkan terjadinya kehilangan kesadaran dan dengan sendirinya tekanan pada leher tersebut akan berhenti.