stm.docx
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan PTK, karena (1) peneliti akan melihat langsung
meningkatkatnya hasil belajar struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat
dan (2) memperoleh gambaran tentang pemahaman subyek penelitian yang muncul selama
proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya Moleong (2001) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut: (1) peneliti bertindak sebagai instrument utama, karena disamping
sebagai pengumpul data dan penganalisis data, peneliti juga terlibat secara langsung dalam
proses penelitian, (2) mempunyai latar alami, data yang diperoleh dan diteliti akan
dipaparkan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, (3) hasil penelitian bersifat deskriptif,
karena data yang dikumpulkan tidak menggunakan angka-angka melainkan berupa kata-kata
atau kalimat, (4) lebih mementingkan proses daripada hasil, (5) adanya batas permasalahan
yang ditentukan dalam fokus penelitian, dan (6) analisis data cenderung bersifat induktif.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan, karena peneliti berada di sekolah dari
awal penelitian, menganalisis keadaan dan melihat kesenjangan, kemudian merumuskan
rencana tindakan dan ikut melaksanakan rencana tersebut serta memantaunya. Dalam
penelitian ini, peneliti akan berpartisipasi aktif dan terlibat langsung dalam proses penelitian
semenjak awal serta memberikan kerangka kerja secara teratur dan sistematis tentang
penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat dengan pokok bahasan struktur bumi.
B. Prosedur Penelitian
Mengikuti prinsip dasar penelitian yang dikemukakan oleh Madya (Muliasa: 2001),
tahap penelitian tindakan mencakup 5 tahap:
1. Tahap Penjajakan
Tahap penjajakan dilakukan untuk mengetahui tempat penelitian serta subyek penelitian,
agar penelitian berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.
2. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dilakukan kegiatan untuk merefleksi awal, menetapkan dan
merumuskan rancangan tindakan, serta memberikan arahan dan bimbingan kepada
pengamat dan teman sejawat tentang sistem pembelajaran.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan penelitian tindakan ini dilakukan sesuai dengan jenis penelitan yang dipilih
yaitu penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif di mana dalam kegiatan penelitian
ini akan melalui 3 siklus kegiatan. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) tahap
invitasi; (2) tahap eksplorasi; (3) tahap solusi; dan (4) tahap aplikasi.
4. Tahap Observasi
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pemberian tindakan yaitu siswa (subyek
penelitian) dan guru (peneliti) selama kegiatan pembelajaran akan diamati dan
didokumentasikan. Pengamatan ini dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan
pedoman observasi.
5. Tahap Refleksi
Refleksi adalah serangkaian tindakan dalam penelitian yang mencakup kegiatan
menganalisis, memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan hasil pengamatan. Peneliti
serta pengamat akan menganalisis dan merenungkan hasil tindakan. Hasil dari refleksi ini
menjadi informasi tentang sesuatu yang terjadi dan yang perlu dilakukan selanjutnya.
Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk perencanaan berikutnya.
Gambar 2. Bagan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang di adaptasi dari Kemmis & Taggart
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pembelajaran 2010-2011 di kelas V SDN 008
Sebatik Barat.
D. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 008 Sebatik Barat tahun pelajaran 2010-
2011 yang berjumlah 27 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari:
1. Lembar observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar Struktur Bumi
2. Tes. Bentuk tes isian bersifat individu. Soal dibuat oleh peneliti dan 5 disesuaikan
dengan indikator yang telah dirumuskan. Digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan rincian sebagai berikut:
1. Hasil isian lembar observasi dianalisis tingkat keaktifan siswa. Peneliti
mengadakan analisis dengan cara sebagai berikut:
∑ keaktifan siswa
P = X 100 %
Seluruh siswa
Tabel 2. Kreteria Hasil Lembar Observasi
Keterangan Persen (%)
Sangat Baik 85 - 100
Baik 70 - 84
Cukup 55 - 69
Kurang 40 - 54
Sangat Kurang < 40
Sumber: Hoehi Nasution: 2002,6.11
2. Hasil tes tertulis dianalisis tingkat pemahaman konsep pendekatan sains
teknologi masyarakat. Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa,
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes yang dapat dirumuskan:
Dengan: = Nilai rata-rata
= Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
G. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dihentikan apabila rata-rata nilai siswa
pada kompetensi meningkatkan hasil belajar struktur bumi melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat telah tercapai dari KKM yang telah ditentukan ≥ 60.
H. Jadwal Pelaksanaan
Penelitian ini akan dilaksanakan selama Empa bulan, yang secara rinci jenis
kegiatannya seperti diuraikan dalam tabel terlampir. dapat dilihat pada lampiran 15.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian terdiri atas keberhasilan guru menggunakan pendekatan sains
teknologi masyarakat dalam pembelajaran struktur bumi dan hasil belajar struktur bumi siswa
kelas V SDN 008 Sebatik Barat Kabupaten Nunukan.
1. Tindakan Siklus 1
Berdasarkan hasil tes awal diperoleh informasi bahwa dari 5 soal yang diberikan
kepada 27 siswa (100%) tidak satupun yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Sehingga masih perlu untuk mengingatkan siswa tentang materi struktur bumi. Dapat dilihat
pada lampiran 2
Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tindakan pada siklus I ini telah disusun.
Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran memuat: (1) Identitas Rencana Pembelajaran yang
meliputi mata pelajaran, pokok bahasan, sub pokok bahasan, kelas/semester, dan waktu; (2)
Standar Kompetensi; (3) Kompetensi Dasar; (4) Indikator; (5) Tujuan Pembelajaran; (6)
Materi Pembelajaran; (7) Metode Pembelajaran; (8) Kegiatan Pembelajaran; (9) Alat dan
Sumber; (10) Penilaian. Untuk mengamati aktivitas guru (peneliti) dan siswa selama
pembelajaran berlangsung digunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan dapat dilihat
pada Lampiran 6.
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I, peneliti bertindak sebagai
guru. Pembelajaran dalam setiap tindakan disesuaikan dengan tahap pembelajaran
berdasarkan pada belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat yaitu tahap invitasi,
tahap eksplorasi, tahap solusi dan tahap aplikasi. Adapun rencana pembelajaran I dapat
dilihat pada Lampiran 3
Deskripsi pembelajaran untuk keberhasilan belajar melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat pada struktur bumi disajikan sebanyak 2 (tiga) kali tindakan pembelajaran.
Evaluasi yang diberikan adalah tes secara tertulis. Selama proses pembelajaran pengamat
melaksanakan tugas pengamatan sesuai lembar pengamatan. Dapat dilihat pada lampiran 7
Tindakan siklus pertama dilaksanakan satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35
menit dengan tahapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, tahap solusi, dan tahap aplikasi. Dengan
kompetensi dasar adalah mendeskripsikan struktur bumi. Tujuan pembelajaran yang
diharapkan pada siklus pertama adalah siswa dapat menggambarkan secara sederhana
lapisan-lapisan bumi, siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kestabilan bumi, siswa dapat menunjukkan cara pencegahan kerusakan di bumi. Pada siklus
pertama diharapkan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains
teknologi masyarakat dapat dilaksanakan.
Pelaksanaan pembelajaran struktur bumi pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan
bahwa keberhasilan guru menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat dalam
pembelajaran struktur bumi pada siklus pertama menunjukkan bahwa penyajian materi
dengan menggunakan media gambar longsoran tanah dinilai tidak efisien dalam
menyampaikan informasi berkaitan dengan struktur bumi. Hal ini berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. tanah yang longsor di pinggir jalan
Kegiatan terpenting dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains
teknologi masyarakat adalah bagaimana siswa dapat mengungkapkan pendapat tentang
masalah yang terjadi disekitar siswa. Pada tahap invitasi, peneliti menyampaikan masalah
aktual yang sedang terjadi dengan longsoran tanah yang dekat dengan keseharian siswa.
Memasuki tahap eksplorasi, guru memberikan umpan balik kepada siswa melalui gambar
yang diperlihatkan pada tahap invitasi untuk mengeksplor sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang diberikan oleh guru (peneliti).
Dari umpan balik tersebut, pada tahap solusi siswa dibagi dalam tujuh kelompok
untuk mendiskusikan masalah-masalah aktual yang dapat menyebabkan kerusakan di muka
bumi dan solusi apa yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan diskusi ini
berlangsung lebih kurang 20 menit. Selama kegiatan diskusi, peneliti mengamati,
mendengarkan, dan mencatat semua aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Setelah siswa
menemukan solusi dari masalah yang mereka temukan kemudian pada tahap aplikasi siswa
melakukan aksi nyata dilapangan.
Setelah siswa menerima materi melalui pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat, selanjutnya kepada mereka diadakan kuis
perorangan. Kuis dilakukan secara bersama-sama dalam kelas. Soal yang diberikan berbentuk
essai. Soal tes tindakan I dapat dilihat pada Lampiran 4.
Hasil kerja siswa pada siklus I menunjukkan bahwa data hasil belajar struktur bumi
dari 27 siswa hanya 9 siswa (33,33%) yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
dengan benar. Hasil kerja siswa pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 5.
Berdasarkan pengamatan, dan tes, tujuan pembelajaran yang diharapkan pada siklus I
belum tercapai. Berdasarkan data pada siklus I bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran
struktur bumi yang terdiri atas: invitasi, eksplorasi, solusi, dan aplikasi dikategorikan belum
berhasil. Hal ini disebabkan karena siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh guru
sehingga apa yang diharapkan pada pembelajaran struktur bumi dengan menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat pada siklus I tidak tercapai dengan baik. Selain itu,
siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan pendapat atau keinginan yang ada dalam
pemikiran mereka karena siswa terbiasa mendapatkan informasi sepenuhnya dari guru dalam
arti guru mendominasi setiap proses pembelajaran dari awal sampai akhir pembelajaran dan
siswa tidak diberi kesempatan untuk memberikan pandangannya.
.
Berdasarkan hasil analisis data siklus I dilakukan perenungan (refleksi). Refleksi
dilakukan terhadap pembelajaran struktur bumi berdasarkan pendekatan sains teknologi
masyarakat. Sehingga pada siklus pertama dapat disimpulkan bahwa pencapaian hasil belajar
struktur bumi dikategorikan Sangat Kurang. Guna meningkatkan keberhasilan guru
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat pada pembelajaran struktur bumi, maka
guru mengubah media yang digunakan dengan menggunakan model struktur bumi.
Berdasarkan data pada siklus pertama menunjukkan bahwa hasil belajar struktur bumi
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat yang terdiri atas: tahap invitasi,
eksplorasi, solusi, dan aplikasi dikategorikan Sangat Kurang. Hal ini disebabkan karena siswa
belum dapat memahami pembelajaran dengan menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat dengan baik. Dapat kita lihat pada grafik siklus 1
2. Tindakan Siklus 2
Hasil analisis dan refleksi pada tindakan I, subjek penelitian belum mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Karena itu, pembelajaran dilanjutkan dengan pembelajaran
tindakan II. Pembelajaran tindakan II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2 x 35 menit. Kompetensi dasar adalah mendeskripsikan struktur bumi. Tujuan
pembelajaran adalah siswa dapat menggambarkan secara sederhana lapisan-lapisan bumi,
siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan bumi dan siswa
dapat menunjukkan cara pencegahan kerusakan di bumi.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan dengan mengubah
media yang digunakan yaitu dengan menggunakan model struktur bumi karena pada
pembelajaran sebelumnya media gambar berupa longsoran tanah dinilai tidak efisien dan
tidak mewakili apa yang disampaikan kepada siswa. Model struktur bumi tampak seperti
gambar dibawah ini:
Gambar 4. model struktur bumi
Selengkapnya rencana pelaksanaan pembelajaran tindakan II dapat dilihat pada
lampiran 7. Seperti halnya dalam tindakan I, peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan inti
dalam pembelajaran struktur bumi dengan menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat terlihat pada tahap pelaksanaannya.
Pada tahap invitasi peneliti menyampaikan masalah aktual kepada siswa kemudian
siswa diminta untuk mengamati model struktur bumi yang dalam buku. Dari pengamatan
siswa dan dari presentasi guru (peneliti), mereka diminta untuk mengungkapkan apa yang
menjadi pendapat atau keinginan mereka. Selanjutnya pada tahap eksplorasi, siswa kemudian
mempelajari masalah baru lainnya untuk kemudian didiskusikan bersama pada tahap solusi
dan memberikan solusi terbaik dari masalah yang mereka temukan sendiri. Selanjutnya pada
tahap aplikasi, siswa melakukan aksi nyata dilingkungan mereka sendiri sesuai dengan
pemahaman yang dimilikinya.
Untuk memastikan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan belajar menggunakan
pendekatan sains teknologi masyarakat berlangsung, selanjutnya dilaksanakan kuis
perorangan. Kuis diberikan secara bersama-sama di dalam kelas. Soal yang diberikan
berbentuk essai dan materi tes ekuivalen dengan materi pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Soal tes tindakan II dapat dilihat pada lampiran 10.
Nilai tes kemudian dibandingkan dengan nilai sebelumnya untuk melihat apakah ada
peningkatan. Peningkatan nilai dapat dijadikan salah satu indikasi meningkatnya pengetahuan
dan pemahaman siswa sebagai hasil belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat.
Hasil kerja siswa pada siklus II menunjukkan bahwa data hasil belajar struktur bumi
dari 27 siswa sebanyak 25 siswa (92,59%) yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar.
Hasil kerja siswa pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 11.
Hasil analisis dan refleksi pada pembelajaran siklus II kemudian didiskusikan dan
dianalisis bahwa penyajian pada tahap presentasi untuk menyajikan materi struktur bumi
dengan menggunakan model struktur bumi berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
Siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan karena
sesuai dengan keseharian siswa itu sendiri. Hasil tes tindakan II menunjukkan kemajuan,
siswa sebagai subjek penelitian memperoleh nilai sesuai dengan yang diharapkan, walaupun
masih ada 2 siswa yang mendapat nilai kurang. Hal ini terjadi karena siswa kurang
mengamati apa yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan, siswa dapat memahami materi dengan baik.
Walaupun ada beberapa hal yang kurang dipahami oleh siswa yaitu mengenai pemanasan
global karena baru pertama kali siswa mendengar hal ini. Telah terjadi umpan balik yang
cukup baik antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dalam arti siswa
telah berani untuk mengungkapkan pendapatnya.
Berdasarkan data pada siklus kedua menunjukkan bahwa hasil belajar struktur bumi
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat yang terdiri atas: tahap invitasi,
eksplorasi, solusi, dan aplikasi mengalami perkembangan yang berarti yaitu dari kualifikasi
Sangat Kurang (SK) menjadi kualifikasi Baik (B). dapat dilihat pada grafil siklus 2
Grafik 1: Hasil Pos Tes pada siklus 1
Grafik 2: Hasil Pos Tes pada siklus 2
Grafik 3: Peningkatan pada siklus 1 & 2
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil penelitian, terungkap bahwa perencanaan yang sudah
dirancang guru telah terdapat unsur-unsur (1) pokok bahasan, (2) indikator pembelajaran, (3)
alat bantu mengajar atau media/gambar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, (4)
teknik dan pengalaman belajar siswa serta guru yang berupa kegiatan belajar mengajar
(KBM), (5) materi pembelajaran, (6) tersedianya alat evaluasi belajar dan lembar observasi
proses pembelajaran struktur bumi. Semua terdapat dalam semua perencanaan yang telah
dirancang oleh guru baik pada siklus I, siklus II.
Sebelum melaksanakan pembelajaran di kelas, guru telah membuat model rancangan
pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat dalam bentuk
rencana pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Dubin (1993) yang menyatakan bahwa
untuk dapat memusatkan perhatian siswa di kelas, program pengajaran sangat vital bagi guru.
Hamalik (2001) menyatakan bahwa perencanaan mengajar dibuat untuk membantu guru
mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa, minat siswa, dan mendorong motivasi belajar siswa.
Pada siklus I, direncanakan model pembelajaran dengan menggunakan media
longsoran tanah. Siklus II, direncanakan menggunakan model struktur bumi, menggambarkan
struktur bumi dan pencemaran limbah industri yang dapat menyebabkan kerusakan di bumi
serta mendemostrasikan secara berkelompok.
Kegiatan belajar struktur bumi pada siklus I belum terlaksana dengan baik. Hal ini
disebabkan siswa kurang memahami materi yang diajarkan oleh guru selain itu media yang
digunakan belum sepenuhnya sejalan dengan materi yang diajarkan. Akibatnya kemampuan
siswa dalam menyerap dan memberikan pandangan/pendapat belum sampai pada tahap yang
diinginkan. Kondisi pembelajaran pada siklus I berpengaruh pada hasil tes formatif siswa.
Dari 27 orang siswa hanya 9 siswa (33,33%) yang mampu menjawab pertanyaan dengan
baik. Sehingga perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa pada siklus II
dengan berpedoman pada rambu-rambu keberhasilan yang telah ditargetkan.
Tahap pelaksanaan pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat dengan menggunakan model struktur bumi, menggambarkan struktur bumi dan
pencemaran limbah industri yang dapat menyebabkan kerusakan di bumi serta
mendemostrasikan secara berkelompok pada siklus II mengalami peningkatan dari 27 orang
siswa sebanyak 25 siswa (92,59%) yang menjawab pertanyaan dengan baik. Keberhasilan
siswa ditandai oleh kemampuan mereka mengungkapkan pendapat/pandangan tentang
masalah yang disuguhkan dan memberikan solusi/jalan keluar terhadap masalah yang
dihadapi serta mengungkapkan perasaan mereka.
Setelah siswa memahami struktur bumi, guru membimbing siswa melakukan kegiatan
berdiskusi kelompok. Kegiatan ini sejalan dengan pendapat Bernard (Masniladevi: 2003)
bahwa diskusi adalah hasil kolaborasi dan manfestasi hasil pemahaman terhadap bacaan yang
baru dibaca. Selanjutnya Crafton (Masniladevi: 2003) menyatakan bahwa berdiskusi dapat
mendorong siswa untuk memperluas pengalaman terhadap bacaan yang dibacanya.
Kegiatan melaporkan hasil kerja/diskusi berlangsung dengan baik. Pada tahap ini
siswa diberi kesempatan melaporkan dan memberikan tanggapan hasil kerja kelompok.
Dalam kegiatan ini dikembangkan keterampilan berbahasa dan berinteraksi antara siswa
dengan siswa, dan siswa dengan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Beach dan Marshall
(1991) bahwa dalam proses pembelajaran ada tiga hal yang berinteraksi secara dinamis, yaitu
guru, siswa, dan teks. Interaksi ketiga hal tersebut dapat mengembangkan potensi siswa.
Seperti yang dikemukakan Huck (Faisal,dkk: 2007) bahwa berinteraksi secara dinamis dapat
membantu perkembangan kognitif, bahasa, moral, dan sosial anak.
Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan tes. Pelaksanaan tes dalam penelitian
ini terdiri atas evaluasi hasil. Kegiatan memberikan evaluasi hasil pada tahap ini berlangsung
dengan baik. Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan pada setiap akhir siklus I dan siklus
II. Evaluasi hasil dilaksanakan untuk menilai dampak pelaksanaan proses belajar struktur
bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) dengan hasil belajar.
Pelaksanaan evaluasi sejalan dengan pendapat Usman dan Setiawati (1995) bahwa evaluasi
yang dilakukan secara berkelanjutan sampai peristiwa khusus dicatat/dinilai secara lengkap.
Penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dan terus menerus dapat memberikan
data yang mencerminkan keadaan siswa yang sebenarnya.
Dalam kegiatan evaluasi formatif, guru berupaya mengetahui kemajuan hasil belajar
siswa. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Tompkins (Faisal,dkk: 2007) bahwa
evaluasi hasil bukan hanya sekedar mengoleksi pekerjaan siswa tetapi sebagai alat untuk
mendokumentasi kemajuan belajar siswa.
Pelaksanaan tes dimaksudkan untuk mengukur perolehan pemahaman struktur bumi
yang telah dipelajari siswa selama proses pembelajaran. Hasil tes diwujudkan dalam bentuk
angka yang disebut dengan skor. Tes dapat menggambarkan prestasi dan bakat tes (Roekhan
dan Martutik, 1991). Fungsi tes merupakan informasi tentang tercapai tidaknya tujuan
pembelajaran yang diharapkan selama berlangsungnya pembelajaran.
Pada siklus I, siklus II terungkap bahwa tes hasil belajar struktur bumi yang dilakukan
guru sesuai dengan maksud untuk menggambarkan hasil belajar siswa. Hasil tes
menunjukkan peningkatan mulai dari siklus I, siklus II. Dengan demikian pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) dalam pembelajaran struktur bumi terbukti berhasil.
Berdasarkan pembahasan pada tahapan pelaksanaan struktur bumi dapat dikatakan
bahwa kegiatan guru dalam pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dalam
keberhasilan hasil belajar siswa mengalami perkembangan dari siklus I, dari 27 siswa
sebanyak 9 siswa (33,33%) yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar,
pada siklus II mengalami peningkatan signifikan dari 27 siswa sebanyak 25 siswa (92,59%).
Hal ini sejalan dengan pendapat Degeng (1989/1990) bahwa keberhasilan pembelajaran
biasanya diukur dengan tingkat pencapaian hasil belajar pada tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat dalam
penelitian ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu: (1) presentasi kelas, (2) invitasi, (3)
eksplorasi, (5) solusi, dan (6) aplikasi.
Pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Presentasi Kelas (Class Presentation)
Kegiatan presentasi kelas yang dimaksud adalah pembelajaran yang dilakukan di
depan kelas secara klasikal oleh peneliti. Belajar melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat, kegiatan pembelajarannya dimulai dengan menyajikan materi. Penyajian materi
ditekankan pada tujuan yang ingin dicapai dan apa yang akan dilaksanakan siswa dalam
belajar baik secara individu maupun kelompok. Kegiatan ini dilakukan untuk memotivasi
rasa ingin tahu siswa tentang materi yang akan dipelajari. Motivasi belajar sangat penting
peranannya dalam mempersiapkan siswa untuk belajar. Siswa yang termotivasi akan lebih
siap untuk belajar dan akan mencapi hasil belajar yang lebih baik. Siswa yang siap untuk
belajar akan belajar lebih banyak daripada siswa yang tidak siap. Hal ini sesuai dengan
pendapat Orton (Masniladevi: 2003) bahwa siswa yang termotivasi, tertarik dan mempunyai
keinginan untuk belajar lebih banyak.
Penyampaian tujuan dan tugas-tugas pembelajaran sebelum membahas materi
bertujuan untuk memberi arahan tentang apa yang harus dikuasai dan dicapai siswa dalam
pembelajaran, dan agar siswa tidak mengalami kesulitan. Hal ini penting dilakukan sesuai
dengan konsep belajar, bahwa tujuan yang jelas akan dapat membantu siswa dalam belajar
(Slavin,1994). Hal ini sesuai dengan pendapat Kemp (Masniladevi: 2007) bahwa tujuan yang
disampaikan akan dapat membantu dan mengarahkan siswa pada ukuran keberhasilan mata
pelajaran yang ditetapkan.
Menurut Degeng (1989) penyampaian tujuan memberi pengaruh yang berarti pada
kemampuan siswa dalam menampilkan prilaku belajar yang diharapkan. Penyampaian tujuan
penting dilakukan agar pembelajaran lebih efisien. Di samping itu, menyampaikan tujuan
berarti bersikap terbuka. Mengajar dengan sikap terbuka berarti mengajarkan kepada siswa
dua hal, yaitu: (1) melatih siswa melihat persoalan dari sudut pandang yang berbeda, dan (2)
melatih siswa menghargai pendapat orang lain yang berbeda dengannya, serta mau
mempertimbangkan alasan yang diajukan orang. Dengan demikian siswa diharapkan mau
memahami dan mengerjakan tugas yang diberikan.
Terkait dengan upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, maka
sangat perlu untuk mengaitkan pembelajaran yang telah lalu dengan pembelajaran saat ini
kepada siswa. Keterkaitan yang terbentuk akan menumbuhkan suatu pemahaman bagi diri
siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hudojo (1998) bahwa informasi baru akan dikaitkan
dengan informasi sebelumnya sehingga menyatu dalam skemata yang dimiliki siswa.
2. Invitasi
Pada kegiatan ini dipilih salah satu dari alternatif dimana guru mengemukakan issue
atau masalah aktual yang sedang berkembang di masyarakat sekitar yang terkait dengan
materi pembelajaran yang dipelajari dan dapat diamati/dipahami oleh peserta didik serta
dapat merangsang siswa untuk bisa ikut mengatasinya.
Issue atau masalah digali dari pendapat atau keinginan siswa dan yang ada kaitannya
dengan konsep sains yang akan dipelajari. Untuk merangsang minat siswa terhadap masalah
tersebut dapat ditempuh dengan cara membacakan berita atau artikel di surat kabar serta
menunjukkan gambar-gambar tentang kerusakan yang dapat mempengaruhi struktur bumi.
3. Eksplorasi
Melalui kegiatan ini, siswa melalui aksi dan reaksinya sendiri berusaha
memahami/mempelajari situasi baru atau yang merupakan masalah baginya. Dapat ditempuh
dengan cara membaca buku, majalah, koran, mendengarkan berita di radio, melihat TV,
diskusi dengan sesama teman atau wawancara dengan masyarakat maupun melakukan
observasi langsung di lapangan.
Secara berkelompok siswa ditugasi untuk mengkaji berbagai hal yang menyangkut
struktur bumi serta kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan
masyarakat setempat pada khususnya yang dapat berpengaruh terhadap struktur bumi.
Pengkajian atau pengumpulan informasi dapat ditempuh dengan berbagai macam cara,
seperti mengumpulkan dan menganalisa artikel-artikel yang terkait dari majalah atau surat
kabar, membaca buku-buku di perpustakaan maupun mencermati berita dari TV dan radio
maupun melakukan observasi langsung di lapangan.
4. Solusi
Pada kegiatan ini siswa menganalisis terjadinya fenomena dan mendisikusikan
bagaimana cara pemecahan masalah berdasarkan hasil eksplorasi yang diperoleh siswa.
Dengan kata lain siswa mengenal dan membangun konsep baru yang sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat. Untuk itu guru perlu memberikan umpan balik/peneguhan pada siswa.
Untuk mengetahui bagaimana kerangka pikir siswa dalam memahami dan memecahkan
masalah siswa diminta menuangkan dalam jaringan yang menunjukkan keterkaitan antara
konsep dan ide-ide yang dipikirkan.
5. Aplikasi
Pada tahap ini siswa mendapat kesempatan untuk menggunakan konsep yang telah
diperoleh. Dalam hal ini siswa mengadakan aksi nyata dalam mengatasi masalah lingkungan
yang dimunculkan pada tahap invitasi. Selain itu juga, siswa diminta menentukan pilihan
mana yang akan diaplikasikan di masyarakat sekitar dan dalam pelaksanaannya guru perlu
mengarahkan siswa.
Dalam aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat (STM) terdapat kadar aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran
sebagai petunjuk keberhasilan belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat
terhadap struktur bumi di SD. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap aktivitas
siswa dan guru dalam pembelajaran melalui pendekatan sains teknologi masyarakat, kadar
aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran telah berjalan dengan baik. Selanjutnya
berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan belajar
mengajar, diperoleh gambaran bahwa siswa begitu termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran. Dengan demikian belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat dapat
membangkitkan keaktifan siswa.
Aktivitas guru banyak tertuju pada aktivitas yang memberi peluang pada siswa untuk
belajar secara aktif, seperti mengamati kegiatan siswa, memberi bimbingan/petunjuk
kegiatan, memotivasi siswa.
Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap suasana kelas menunjukkan bahwa guru
dan siswa antusias terhadap belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat.
Keantusiasan guru mengelola pembelajaran ternyata sesuai dengan hasil pengamatan
aktivitas guru, yaitu guru tidak pernah melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan KBM.
Keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga tercermin dari hasil pengamatan
aktivitas siswa, yaitu sedikit siswa melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan KBM.
Dapat dilihat pada grafik 4 keaktifan dan grafik 5 psikomotor
Setiap akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes formatif. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui dampak proses pembelajaran melalui pendekatan sains teknologi masyarakat
(STM) terhadap keberhasilan siswa dalam memahami pembelajaran struktur bumi melalui
pendekatan sains teknologi masyarakat.
Indikator dalam menentukan penggunaan pendekatan sains teknologi masyarakat
(STM) di SD adalah pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai,
dapat dinyatakan bahwa siswa telah melakukan belajar melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam hal ini, hasil belajar sudah sesuai dengan yang diharapkan karena dalam
belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat (STM) siswa telah mampu belajar
dalam situasi yang berbeda, sehingga siswa lebih berani untuk mengungkapkan
pendapat/pandangan terhadap situasi atau masalah yang dihadapkan pada siswa dan mencari
solusi atas masalah yang ditemukan oleh siswa itu sendiri.
Grafik 4 : Persentase Keaktifan siswa
Grafik 5: Persentase Psikomotor Siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa belajar
melalui pendekatan sains teknologi masyarakat berhasil dalam pembelajaran struktur bumi.
Indikator yang menunjukkan hasil belajar melalui pendekatan sains teknologi masyarakat
untuk materi struktur bumi adalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran struktur bumi melalui pendekatan sains teknologi masyarakat
dikondisikan agar siswa mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan
karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang
mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi.
2. Hasil belajar struktur bumi pada siswa kelas V SDN 008 Sebatik Barat Kabupaten
Nunukan mengalami peningkatan dengan menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat dan mencapai indikator yang ditetapkan yaitu nilai KKM 60
B. Saran
1. Pihak pemerhati pendidikan atau pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
disarankan untuk lebih memperhatikan perkembangan dunia pendidikan anak serta
memberikan sosialisasi tentang berbagai inovasi dalam pembelajaran khususnya pada
pembelajaran sains di SD.
2. Pihak guru sains disarankan untuk lebih mengembangkan pengetahuannya mengenai
berbagai ilmu dalam dunia sains menerapkan belajar melalui pendekatan sains teknologi
masyarakat dalam pembelajaran struktur bumi maupun pada pembelajaran sains lainnya.
3. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan apresiasi kepada guru sains agar lebih
inovatif dan kreatif dalam pembelajaran sains serta memperbanyak literatur di sekolah
agar berguna bagi perkembangan pembelajaran guru maupun calon guru di sekolah dasar.
4. Pihak peneliti disarankan untuk lebih mengembangkan penelitiannya terutama dalam
pengajaran sains di SD atau mengembangkan lagi pembelajaran melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat pada materi-materi lain dalam pembelajaran sains sehingga
menambah khasanah pendidikan sains di SD.