status n tinjauan pustaka partus spontan
DESCRIPTION
sTRANSCRIPT
PRESENTASI KASUS
MEKANISME PERSALINAN SPONTAN
Moderator :
Dr. Bambang Çantayuda, Sp.OG
Presentan:
Budiyanto
Kelompok Penyusun : Opponent
1. Budiyanto 1. Tony Yulianto
2. Eddy Chandra 2. Freciyana
3. Sylvi 3. Siti Nurain
4. Desty Saduwa 4. Rosaida
5. Fairuz Nurliyana 5. Rizki Aprilia
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA – RSUD KOJA
PERIODE 17 Mei 2010 – 24 Juli 2010
JAKARTA 2010
IDENTITAS PASIEN
IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
Nama lengkap : Ny. A Nama Lengkap: Tn. S
Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 12 Maret 1975 Tempat/tanggal lahir: Jakarta, 5 Mei 1972
Jenis Kelamin: Perempuan Jenis Kelamin: Laki-laki
Suku Bangsa : Jakarta Suku Bangsa: Jakarta
Status Perkawinan : Menikah Status Pernikahan: Menikah
Agama : Islam Agama: Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan: Karyawan
Pendidikan : SD Pendidikan: SD
Alamat: Jl. Bambu Kuning RT 02/02 Kelurahan
Marunda
Alamat: Jl. Bambu Kuning RT 02/02 Kelurahan
Marunda
Anamnesis
Masuk RSUD Koja pada tanggal : 21 Mei 2010, pukul 20.00 WIB
Diambil dari autoanamensis pada tanggal : 21 Mei 2010, pukul 20.10 WIB
Keluhan Utama
Mules-mules sejak 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan
Keluar air berwarna jernih, tidak berbau sejak 1 hari SMRS.
Riwayat Kehamilan Sekarang
Nyonya A usia 35 tahun datang dengan keluhan mules-mules sejak 20 Mei 2010 pukul
23.00. Os menyangkal adanya cairan atau darah yang keluar dari kemaluannya. Os mengaku
mules yang dirasakan makin lama makin sering dan makin kuat. Os mengaku tidak ada cairan
atau darah yang keluar dari kemaluannya.
Os mengatakan ini kehamilan ke-4 dan mengaku tidak pernah mengalami keguguran
sebelumnya. Os mengaku memeriksakan kehamilannya secara teratur di Puskesmas dengan
hasil USG janin tunggal dengan letak memanjang dan presentasi bokong. Os mengatakan hari
pertama haid terakhirnya adalah 5 September 2009.
Riwayat Kehamilan Dahulu
Os mengatakan kehamilan pertamanya ditolong oleh bidan dengan cara persalinan
pervaginam pada tahun 2000 dan melahirkan anak perempuan dengan berat badan 2200 gram
dan panjang badan 49 cm.
Os mengatakan kehamilan ke duanya ditolong oleh bidan dengan cara persalinan
pervaginam pada tahun 2001 dan melahirkan bayi perempuan dengan berat badan 2200 gram
dan panjang badan 49 cm.
Os mengatakan kehamilan ke tiganya ditolong oleh bidan dengan cara persalinan
pervaginam pada tahun 2006 dan melahirkan bayi laki-laki dengan berat 2200 gram dan
panjang badan 50 cm.
Riwayat Penyakit Dahulu
Os mengatakan tidak ada riwayat operasi sebelumnya. Os tidak memiliki riwayat DM,
asma, hipertensi dan penyakit jantung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengatakan tidak ada riwayat asma, alergi, DM, hipertensi dan jantung pada
keluarganya.
Riwayat Keluarga Berencana
Os sebelum hamil ini menggunakan KB pil selama 2 tahun.
Riwayat Antenatal
Os memeriksakan kehamilannya secara teratur di Puskesmas oleh Bidan.
Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, dengan suami sekarang sudah menikah 4 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 162 cm
Berat badan : 75 kg
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,50C
Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sklera Ikterik -/-
Jantung : BJ I-II regular murni, Gallop -, Murmur -
Paru-paru : suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen : perut membuncit, linea nigra +, striae gravidarum +
Ekstremitas : varices -/-, edema --/++
STATUS OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
o Inspeksi : Abdomen tampak membesar, tampak linea nigra, dan striae gravidarum
o Palpasi :
o Leopold I : tinggi fundus uterus 2 jari di bawah processus xiphoideus (35 cm).
Teraba bagian bulat, keras, dan melinting.
o Leopold II : teraba bagian keras memanjang seperti papan di sebelah kanan
o Leopold III : teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
o Leopold IV : konvergen, 2/5 bagian bokong masuk PAP
o HIS : 3 kali dalam 10 menit, selama 30 detik, kualitas kuat
o TBJ : (35-12) X 155=3565 gram
o Auskultasi : DJJ : 148 kali/menit
Pemeriksaan Dalam
o Vaginal Toucher:
o Portio teraba tebal dan lunak
o Pembukaan 3 cm
o Ketuban (+)
o Presentasi bokong
RESUME
Nyonya A berusia 35 tahun datang dengan keluhan mules-mules sejak 20 Mei 2010
pukul 23.00. Os menyangkal adanya cairan atau darah yang keluar dari kemaluannya. Os
mengaku mules yang dirasakan makin lama makin sering dan makin kuat. Os mengaku tidak
ada cairan atau darah yang keluar dari kemaluannya. Os mengatakan ini kehamilan ke-4 dan
mengaku tidak pernah mengalami keguguran sebelumnya. Os mengaku memeriksakan
kehamilannya secara teratur di Puskesmas dengan hasil USG janin tunggal dengan letak
memanjang dan presentasi bokong. Os mengatakan hari pertama haid terakhirnya adalah 5
Oktober 2009.
Pada pemeriksaan luar didapatkan hasil:
o Inspeksi : Abdomen tampak membesar, tampak linea nigra, dan striae gravidarum
o Palpasi :
o Leopold I : tinggi fundus uterus 2 jari di bawah processus xiphoideus (35 cm).
Teraba bagian bulat, keras, dan melinting.
o Leopold II : teraba bagian keras memanjang seperti papan di sebelah kanan
o Leopold III : teraba bagian bulat, lunak, dan tidak melenting
o Leopold IV : konvergen, 2/5 bagian bokong masuk PAP
o HIS : 3 kali dalam 10 menit, selama 30 detik, kualitas kuat
o TBJ : (35-12) X 155=3565 gram
o Auskultasi : DJJ : 148 kali/menit
Pada pemeriksaan dalam (vaginal toucher) didapatkan pembukaan sebesar 3 cm, portio
tebal lunak, pembukaan 3 cm, ketuban (+), presentasi bokong.
DIAGNOSA
Ibu : G4P3A0, hamil aterm, inpartu kala I fase laten
Janin : tunggal, hidup, letak memanjang, presentasi bokong
PENATALAKSANAAN
Rencana diagnosis
1. CTG
2. USG
3. Lab: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
Rencana Terapi
1. Pro partus spontan presentasi bokong
2. Pemasangan catheter
3. Observasi His, DJJ
4. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap 30 menit
5. Observasi kemajuan persalinan 4 jam kemudian
Rencana Pendidikan
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang jenis-jenis presentasi pada kehamilan
dan tindakan yang akan dilakukan serta resiko-resiko yang akan terjadi.
PROGNOSIS
Kehamilan
Ibu : dubia ad bonam
Janin : dubia ad bonam
Persalinan
Ibu : dubia ad bonam
Janin : dubia ad bonam
FOLLOW UP
22 Mei 2010 pukul 00.00 WIB
S: keluhan mules semakin sering dan keluar cairan jernih yang tidak dapat ditahan
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Suhu : 36° C
Status Obstetrikus
His : 3 kali dalam 10 menit dan tiap his berlangsung 40 detik
DJJ : 148 kali permenit regular
VT : portio tipis lunak, pembukaan 7 cm, ketuban (-), presentasi bokong, Hodge IV
A: Ibu : G4P3A0 hamil aterm, inpartu kala I fase aktif
Janin: tunggal, hidup, letak memanjang, presntasi bokong
P: Observasi TTV His, dan DJJ,
Observasi kemajuan persalinan 3 jam kemudian
Pro partus spontan presentasi bokong
FOLLOW UP
22 Mei 2010 pukul 2.33 WIB
S: Os merasa lemas sehabis melahirkan
O:
Status generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Nadi : 76 kali/menit
Pernafasan : 24 kali/menit
Suhu : 36.5° C
Bayi
Lahir spontan presentasi bokong dengan Apgar Score 6/7 dengan jenis kelamin laki-
laki-laki, berat badan 3100 gram dan panjang badan 49 cm. Anus (+) dan cacat (-).
A: Ibu : P4A0 Post Partus Spontan (bracht)
P : Inj. Syntocinon 10 IU IM
Pimpin kala III
Evaluasi 15 menit
FOLLOW UP
22 Mei 2010 Pukul 2.40 WIB
S: Pasien merasa kelelahan
O: Plasenta lahir spontan lengkap
TFU : 2 jari di bawah pusat
Ruptur perineum (-)
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 36,7ºC
A : P4A0 post partus spontan (bracht)
P : Observasi perdarahan pervaginam
Obervasi KU dan TTV pasien, jika sudah stabil pindah ke RPKK
Medikamentosa
Asam mefemanat 3 x 500 mg
Amoxycillin 3 x 500 mg
Inbion 2 x 1
TINJAUAN PUSTAKA
MEKANISME PERSALINAN SPONTAN
Definisi
Partus adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. Partus immaturus kurang dari 28 minggu lebih dari 20 minggu
dengan berat janin antara 500-1000 gram. Partus prematurus adalah suatu partus dari hasil
konsepsi yang dapat hidup tetapi belum cukup bulan. Berat janin antara 1000 sampai 2500
gram atau tua kehamilan antara 28 minggu sampai 36 minggu. Partus postmaturus atau
serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan.
Partus spontan adalah partus pervaginam yang sepenuhnya dibantu oleh tenaga dari ibu
dan his tanpa induksi dengan presentasi diluar presentasi belakang kepala.1
Mekanisme Persalinan
Pada mekanisme persalinan ada 4 kunci utama yang perlu dikuasai yaitu1 :
1. Letak
Untuk mengemukakan bagaimana sumbu ibu terhadap sumbu janin. Umpamanya : letak
memanjang, letak melintang.
2. Sikap
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin terhadap sumbunya khususnya terhadap
tulang punggungnya. Contoh: Flexi, Defleksi.
3. Posisi
Dipakai untuk menetapkan apakah bagian janin yang ada dibagian bawah uterus
sebelah kiri, sebelah kanan, sebelah depan atau sebelah belakang. Contoh : ubun-ubun
kecil kiri depan.
4. Presentasi
Digunakan untuk menentukan pada pemeriksaan bagian janin yang ada di bagian bawah
uterus. Contoh : presentasi kepala, presentasi bokong.
Dengan demikian yang dapat dikatakan persalinan spontan pervaginam adalah
persalinan sungsang.
Jenis pimpinan persalinan sungsang :
a. Persalinan spontan (spontaneous breech)
Janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara
Bracht.
b. Manual aid (partial breech extraction;assistes breech delivery)
Janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan
tenaga penolong.
c. Ekstraksi sungsang (total breech extraction)
Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai persalinan spontan dengan cara braht
menurut definisi di atas.
Persalinan Sungsang Spontan (Spontaneous breech --> cara Bracht)
Terdapat perbedaan antara persalinan belakang kepala dengan presentasi sungsang.
Pada presentasi belakang kepala, bila kepala sudah lahir maka sisa tubuh janin akan mengalami
proses persalinan selanjutnya.
Pada presentasi sungsang, lahirnya bokong dan bagian tubuh janin tidak selalu dapat
diikuti dengan peralinan kepala secara spontan. Dengan demikian maka pertolongan persalinan
sungsang pervaginam memerlukan keterampilan khusus dari penolong.2
Persalinan spontan (spontan bracht) terdiri dari 3 tahapan :
1. Tahap pertama
Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong sampai pusar (scapula depan). Disebut fase
lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokong yaitu bagian janin yang tidak
berbahaya.
2. Tahap kedua
Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat
karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga
kemungkinan tali pusat terjepit. Oleh karena itu, fase ini harus segera diselesaikan dan
tali pusat segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat bernapas lewat mulut.
3. Tahap ketiga
Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala lahir. Disebut fase lambat
karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi (uterus) ke dunia luar
yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan-lahan
untuk menghindari terjadinya perdarahan intra cranial.
Mekanisme Persalinan Spontan (cara Bracht)
Engagement dan desencus bokong terjadi melalui masuknya diameter bitrochaenteric
bokong melalui diameter oblik panggul.
Panggul anterior anak umumnya mengalami desencus lebih cepat dibandingkan panggul
posterior. Pada saat bertemu tahanan jalan lahir, terjadi putaran paksi dalam sejauh 45 derajat
dan diiukuti pemutaran panggul anterior kearah arkus pubis sehingga diameter bitrochaenteric
menempati diameter anteroposterior pintu bawah panggul.
Setelah putaran paksi dalam desencus bokong terus berlanjut sampai perineum
teregang sehingga bokong dan panggul anterior terlihat pada vulva.
Melalui gerakan lateralofleksi tubuh janin panggul posterior janin lahir melalui
perineum. Tubuh anak menjadi lurus sehingga panggul anterior lahir dibawah arcus pubis.
tungkai dan kaki dapat lahir secara spontan atau atas bantuan penolong persalinan.
Setelah bokong lahir, terjadi puaran paksi luar bokong sehingga punggung berputar
kearah anterior dan keadaan ini menunjukan bahwa saat itu diameter bisacromial bahu sedang
melawati diameter obliq pintu atas panggul.
Bahu selanjutnya mengalami desencus dan mengalami putar paksi dalam sehingga
diameter bisacromial berada pada diamater anteroposterior jalan lahir.
Segera setelah bahu, kepala anak umumnya dalam keadaan flexi maksimum mask
panggul melalui diameter obliq dan kemudian dengan cara yang sama melalui putaran paksi
dalam sehngga bagian tengkuk jann berada dibawah simpisis pubis. selanjutnya kepala anak
lahir melalui gerakan fleksi.
Engagement bokong dapat terjadi pada diameter transversal panggul dengan sakrum
dianterior atau posterior. Mekanisme persalinan pada posisi transversal ini sama dengan yang
diuraikan diatas, perbedaan terdapat pada jauhnya putaran paksi dalam ( berlangsung sejauh
90 derajat ).
Kadang – kadang putaran paksi dalam sedemikian rupa sehingga punggung anak berada
diposterior dan pemutaran semacam ini sedapat mungkin dicegah karena kepala dengan dagu
didepan akan jauh lebih sulit daripada dagu dibelakang selain itu dengan arah pemutaran
seperti itu dapat terjadi hiperekstensi kepala yang sangat besar dan menyebabkan terjadinya
after coming head yang lebih besar.
Teknik persalinan spontan Bracht :
1. Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lagi
persiapan untuk ibu, janin maupun penolong. Pada pesiapan kelahiran janin harus selalu
disediakan cunam piper.
2. Ibu tidur dalam posisi litotomi, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika timbul
his, ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada waktu bokong
mulai membuka vulva disuntikkan 2-5 unit oksitosisn intra muskuler. Pemberian
oksitosin ini untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan
dalam 2 his berikutnya.
3. Episiotomi dilakukan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir,
bokong dicengkam secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang
paha, sedangkan jari-jari lain memegang panggul.
Gambar 1. bokong dicengkram secara Bracht3
4. Pada saat setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali pusat lahir dan tampak
sangat teregang, tali pusat dikendorkan terlebih dahulu.
5. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin untuk mengikuti
gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
mengikuti gerakan ini tanpa melakukan tarikan sehingga gerakan tersebut hanya
disesuaikan dengan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan
hiperlordosis ini, seorang asisten melakukan ekspresi kristeller pada fundus uteri sesuai
dengan sumbu panggul.
Gambar 2. hiperlordosis4
Maksud ekspresi kristeller ini adalah2 :
a. Agar tenaga mengejan lebih kuat sehingga fase cepat dapat segera diselesaikan.
b. Menjaga agar kepala janin tetap dalam posisi flexi
c. Menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala janin
sehingga tidak terjadi lengan menjungkit.
6. Dengan gerakan hiperlordosis ini berurutan lahir pusar, perut, bahu dan lengan, dagu,
mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7. Janin yang baru lahir diletakkan diperut ibu. Seorang asisten menghisap kendir dan juga
penolong memotong tali pusat.
Keuntungan persalinan spontan
1. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi bahaya infeksi.
2. Cara ini adalah cara yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi
trauma pada janin.
Kerugian
1. 5-10% persalinan secara bracht mengalami kegagalan, sehingga tidak semua persalinan
letak sungsang dapat dipimpin secara brancht.
2. Persalinan secara bracht mengalami kegagalan terutama dalam keadaan panggul
sempit, janin besar, jalan lahir kaku misalnya pada primigravida, adanya lengan
menjungkit atau menunjuk.2
ANALISIS MASALAH
Pada kasus ini, dilihat dari definisi merupakan kehamilan dengan letak sungsang,
dimana keadaan janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri dan bokong dibagian
bawah kavum uteri. Sesuai dengan teori yang ada bahwa diagnosis ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan fisik yang telah dilakukan. Pada pemeriksaan Leopold ditemukan bahwa Leopold I
dif undus akan teraba bagian yang keras dan bulat yakni kepala. Leopold II teraba punggung disisi
kanan. Leopold III-IV teraba bokong dibagian bawah uterus.
Pada kasus ini, diagnosis letak sungsang dikuatkan lagi dengan hasil pemeriksaan
dalam yang menunjukkan bahwa pembukaan servik 7 cm, bagian terbawah janin teraba bokong
murni sebagai denominatornya dan ketuban telah pecah sebelumnya.
Telah terjadi tanda-tanda persalinan pada kasus ini seperti pembukaan servik 7 cm,
adanya his 3x dalam 10 menit dan pecahnya ketuban secara spontan. Proses persalinan pada
penderita terdapatnya his yaitu kekuatan ibu mengedan semakin sering dan semakin lama yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong bayi ke bawah. Saat bokong membuka vulva,
dilakukan episiotomi. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkram secara Bracht,
yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari-jari lain
memegang panggul. Bayi dapat melalui jalan lahir dengan murni sempurna dengan kekuatan
ibu mengedan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H; Fisiologi dan mekanisme persalinan normal; Dalam Ilmu kebidanan;
Edisi ke-3; cetakan ke 9; Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2006;
Hal: 180-191.
2. Angsas MD, Setjalilakusuma L; Persalinan sungsang; Dalam Ilmu bedah kebidanan; Edisi
pertama; cetakan ke 7;Jakarta: Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007; hal.
104-122.
3. Letak sungsang (lengkap). Edisi 2008. Diunduh dari :
http://www.scribd.com/doc/12863508/Letak-Sungsang-lengkap , 26 Mei 2010.
4. Persalinan pada presentasi sungsang. Edisi 2009. Diunduh dari
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/persalinan-pada-presentasi-
sungsang.html , 26 Mei 2010.