status karies dan kualitas hidup lansia di kabupaten … · status karies dan kualitas hidup lansia...

70
STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi DISUSUN OLEH : ERIENE PATABANG J 111 12 110 BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI

KABUPATEN WAJO TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Gigi

DISUSUN OLEH :

ERIENE PATABANG

J 111 12 110

BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

2015

Page 2: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Eriene Patabang

Nim : J 111 12 110

Adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar

yang telah melakukan penelitian dengan judul STATUS KARIES DAN

KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN

2015 dalam angka menyelesaikan studi Program Pendidikan Strata Satu.

Dengan ini menyatakan bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Makassar 22 Oktober 2015

Nuraeda A , S.Sos

Page 3: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin
Page 4: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Status Karies dan Kualitas Hidup Lansia Di Kabupaten Wajo Tahun

2015

Oleh : Eriene Patabang / J 111 12 110

Telah Diperiksa dan Disahkan

Pada Tanggal 22 Oktober2015

Oleh :

Pembimbing

Prof. Dr. Drg. Rasmidar Samad, MSNIP : 19570422 198704 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin

Dr.drg. Bahruddin Thalib, M.Kes, Sp.ProsNIP. 19640814 199103 1 002

Page 5: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

viii

ABSTRAK

Pertumbuhan populasi lanjut usia di Indonesia, khususnya di Kabupaten Wajo, saatini mulai melampaui pertumbuhan kelompok usia lain. Seiring dengan bertambahnyausia terjadi penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisik yangmeningkatkan gangguan penyakit dan ketidakmampuan. Karies gigi dan kehilangan gigiakibat karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi yang paling menonjol pada lansia.Masalah ini dapat menyebabkan perubahan pada kualitas hidup terkait kesehatan mulutmereka mencakup aspek fisik, fungsional, sosial, dan emosional. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui status karies dan kualitas hidup lansia di Kabupaten Wajo. Jenispenelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Subjek adalah 190 orang lansiayang berusia 60 tahun ke atas. Tiap subjek diukur kualitas hidup terkait kesehatanmulutnya menggunakan kuesioner Oral Health Impact Prpfile (OHIP) yang dibacakan,sedangkan status karies gigi subjek di ukur menggunakan instrumen Decay MissingFilled Teeth (DMF-T). Hasil penelitian yang menggambarkan status karies dankualitas hidup lansia menunjukkan bahwa kehilangan gigi akibat karies yang palingtinggi ditemukan pada kualitas hidup buruk dan karies gigi yang paling tinggi ditemukanpada kualitas hidup sedang sedangkan tambalan atau tumpatan gigi yang paling tinggiditemukan pada kualitas hidup buruk. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa jikasemakin tinggi nilai DMF-T maka semakin tinggi juga nilai OHIP atau dengan kata lainsemakin parah status karies gigi, maka semakin buruk juga kualitas hidup seseorang.

Kata kunci : Status karies, kualitas hidup, lansia.

Page 6: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

ix

ABSTRACT

The growth of the elderly population in Indonesia, especially in Wajo District, areexceed the growth of other age groups. As the increasing of the age, decline in organfunction and physical changes occur and increase diseases and disability. The majordental health problems in the elderly are dental caries and tooth loss due to dental caries.This problems may cause changes in their oral health -related quality of life that coversphysical, functional, social, and emotional aspects. This study aimed to identify cariesstatus and quality of life of the elderly in Wajo District. This research uses a cross-sectional design. Subjects were 190 elderly people aged 60 years and over. Each subjectwas interviewed about the oral health -related quality of life using correspondingquestionnaires Oral Health Impact Prpfile (OHIP) and dental caries status was measuredusing the Decay Missing Filled Teeth (DMF-T) instrument. The result of research thatdescribes status of caries and quality of life of the elderly showed that the loss of teethdue to caries was highest in bad life quality and dental caries was founded highest inmoderate life quality, than the dental filling was highest founded in the person with badlife quality. The conclusion of this research is that the higher score of DMF-T than thehigher scre of OHIP or in other words the worse the satua of caries than the worse thelife quality of a person.

Keywords: Caries status, life quality, elderly.

Page 7: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan

berkat, kekuatan kasih dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “ Status Karies Dan Kualitas Hidup Lansia Di

Kabupaten Wajo “. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para

pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu

kedokteran gigi masyarakat.

Dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, namun

berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai belah pihak sehingga akhirnya, penulisan

skripsi ini, dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M. Kes., Sp. Pros, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin yang telah memberikan kepercayaan

kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin.

Page 8: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

v

2. Prof. Dr. drg. Rasmidar Samad, M.S, selaku dosen pembimbing penulisan

skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan,

petunjuk, serta bimbingan bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Prof. Dr. drg. Sherly Horax, MS selaku penasehat akademik yang senantiasa

member dukungan, nasihat, motivasi dan semangat. Sehingga penulis berhasil

menyelesaikan jenjang perkuliahan dengan baik.

4. Kedua orang tua tercinta, Yulius Ruru dan Naomi Upa Patabang, serta

saudara-saudaraku Eklesai Sepanya Patabang, Ella Natalia Patabang, Eben

Haedzer Patabang, dan Efraim Patabang. Rasa terimah kasih dan

penghargaan yang terdalam dari lubuk hati, penulis berikan kepada mereka

semua yang senantiasa telah memberikan doa, dukungan, bantuan, didikan,

nasihat, perhatian, semangat, motivasi, dan cinta kasih yang tak ada habis-

habisnya. Yang pasti, saya sungguh bersyukur dan bahagia memiliki kalian

semua berada disisiku. Tiada apapun atau siapapun di dunia ini yang dapat

menggantikan kalian. Sekali lagi terima kasih.

5. Seluruh dosen yang bersedia memberikan ilmu, serta staf karyawan FKG

Universitas Hasanuddin, khususnya kak Edy, Kak Tri, Kak Eda dan Pak

Amir, yang telah banyak membantu penulis selama kegiatan perkuliahan dan

penyelesaian skripsi.

Page 9: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

vi

6. Segenap keluarga besar Mastikasi 12, terima kasih untuk kekompakan dan rasa

persaudaraan yang telah kalian tunjukkan dan yang senantiasa membantu serta

memberikan semangat. Sangat bangga bisa menjadi bagian dari kalian semua.

7. Teman- taman terdekatku Gavrilla, Rizki Bungalia Ahmad, Anni Satria,

Gariella Wika Tandiarrang dan Siti Mutmainnah terimah kasih untuk

semangat, motivasi, dukungan, doa dan waktu yang telah diberikan.

8. Teman- teman gerejaku Adelia Saraswati, kak Anet, cece Litha, kak Treis,

kak Tari, Kak Pita, dan semua teman-teman youth GMS Makassar, terimah

kasih untuk semangat, motivasi, dukungan dan doa yang telah diberikan.

9. Teman-teman poskoh KKNku Utary Fauzah Gamal, Kurniawaty, Adit, kak

Radinal, dan Muh. Syafaat, terima kasih untuk kalian semua yang telah

memberikan saya motivasi, dukungan, dan doa.

10. Teman- teman seperjuangan Andi Riska Ulfasari yang telah sama-sama

melewati suka dan duka, terima kasih untuk kerjasama, doa, bantuan, dan

semangat.

11. Teman-teman skripsi bagian IKGM Rizki Bungalia Ahamad, Sakinah

Hidayati, Cisilia Septiani, Punggawa, Adrian Yohanes, dan ALif Fadli

terimah kasih untuk semangat, motivasi, dukungan dan doa yang telah diberikan.

12. Seluruh responden yang bersedia meluangkan waktu untuk menjadi subjek

penelitianku ditengah-tengah kesibukan kuliahnya. Terima kasih.

Page 10: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

vii

13. Kak Rini terimah kasih untuk bantuannya, semangat, motivasi, dukungan, doa

dan waktu yang telah diberikan.

14. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang

namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis berharap kiranya Tuhan berkenan membalas segala kebaikan dari segala

pihak yang telah bersedia membantu penulis. Akhirnya dengan segenap kerendahan hati,

penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan

pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi

kedepannya, juga dalam usaha peningkatan perbaikan kualitas kesehatan Gigi dan Mulut

Masyarakat. Amin

Makassar, Oktober 2015

Eriene Patabang

Page 11: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….... i

LEMBAR PENGESAHAN ……...………………………………………………....., ii

PERNYATAAN …………………………………………………………………....... iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….. iv

ABSTRAK …………………………………………………………………………... viii

DAFTAR ISI ……...……………………………………………………………....... x

DAFTRA GAMBAR …………………………………………………………..…..... xiv

DAFTAR TABEL …………………………………………………………...……..... xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang ……………………………………………………………….... 1

1.2. Rumusan masalah ……………………………………………………………... 4

1.3. Tujuan penelitian ……………………………………………………………... 4

1.4. Manfaat penelitian …………………………………………………………… 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lansia ………………………………………………………………………….. 5

2.1.1. Definisi lansia ………………………………………………………….. 5

Page 12: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

xi

2.1.2. Proses penuaan ………………………………………………………… 6

2.1.3. Klasifikasi lansia ………………………………………………………. 7

2.1.4. Karakteristik lansia ……………………………………………………. 8

2.1.5. Perubahan pada lansia ………………………………………………… 8

2.1.6. Kesehatan umum lansia ……………………………………………….... 11

2.1.7. Kesehatan rongga mulut lansia ……………………………………….... 11

2.2. Karies gigi …………………………………………………………………….. 12

2.2.1. Definisi karies gigi pada lansia ………..………………………………. 12

2.2.2. Penyebab karies gigi lansia ….………….……………………….......... 14

2.2.3. Karies gigi pada lansia ………..………………………………….......... 16

2.2.3. Pengukuran karies gigi ………..………………………………….......... 16

2.3. Kualitas hidup ……………………………………………………………….... 18

2.3.1. Definisi kualitas hidup ……………………………………………….... 18

2.3.2. Faktor penentu kualitas hidup ………………………………………..... 19

2.3.3. Kualitas hidup lansia yang menggunakan gigitiruan ………………..... 20

2.3.4. Kualitas hidup lansia yang tidak menggunakan gigitiruan ………….... 20

2.4. Hubungan karies gigi dengan kualitas hidup lansia ……………………..….... 21

BAB III KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka teori ……………………………………………………………….... 22

3.1. Kerangka konsep …………………………………………………………….... 23

Page 13: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

xii

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian ………………………………………………………………. 24

4.2. Rancangan penelitian …………………………………………………………. 24

4.3. Tempat dan waktu penelitian …………………………………………………. 24

4.3.1. Tempat penelitian …………………………………………………….... 24

4.3.2. Waktu penelitian ……………………………………………………….. 24

4.4. Populasi dan sampel penelitian ……………………………………………….. 24

4.4.1. Populasi penelitian …………………………………………………….... 24

4.4.2. Sampel penelitian ………………………………………………………. 25

4.5. Metode sampling …………..………………………………………………….. 25

4.6. Kriteria sampel ………………………………………………………………… 27

4.6.1. Kriteria inklusi ………………………………………………………….. 27

4.6.2. Kriteria eklusi …………………………………………………………... 27

4.7. Variabel penilitian ….……………………………………………………........ 27

4.8. Definisi operasional variabel ………………………………………………….. 27

4.9. Kriteria penilaian …………………………………………………………….... 28

4.10. Alat dan bahan ……………………………………………………………….. 31

4.11. Analisis data ………………………………………………………………..... 32

4.12. Prosedur penelitian …..….………………………………………………….... 32

BAB V HASIL PENELITIAN …………………………………………………….... 33

BAB VI PEMBAHASAN ………………...…………………………………………. 39

Page 14: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

xiii

BAB VII PENUTUP

7.1. Kesimpulan ……...……………………………………………………………. 43

7.2. Saran ………………………………………………………………………..... 43

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..… 45

Page 15: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1 Profil lansia ……….……...………………………………………. 6

Gambar 2.2.1 Karies gigi ………………...……………………………...………. 12

Gambar 2.2.2 Penyebab karies gigi menurut teori John Gordon .....…….……… 14

Page 16: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.9 Instrumen OHIP 14 ……..………………………………….............. 30

Tabel 5.1 Distribusi karakteristik sampel penelitian ……………………......... 34

Tabel 5.2.a Distribusi kualitas hidup secara keseluruhan ………....................... 35

Tabel 5.2.b Distribusi keparahan karies gigi secara keseluruhan ………............ 35

Tabel 5.3 Distribusi nilai kualitas hidup perdimensi berdasarkan jenis kelamin,

usia dan pengguna gigitiruan ………..……………………............. 36

Tabel 5.4 Distribusi nnilai D, M, F, dan DMF-T berdasarkan jenis kelamin, usia,

dan pengguna gigitiruan ……......................................................... 38

Tabel 5.5 Distribusi status karies gigi berdasarkan kualitas hidup sampel lanjut

usia …………………………………...……………………………… 38

Page 17: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Lansia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan

manusia. 1 Menurut Undang-undang nomor 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2 tentang

kesejahteraan lansia, lansia merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun

ke atas.2 Dengan bertambahnya usia seseorang, maka penuaan pun tidak dapat

dihindari berjalan secara terus – menerus, dan berkesinambungan yang selanjutnya

akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis , dan biokimia pada tubuh

sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.

Menjadi tua di tandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai

gejala-gejala kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput,

rambut beruban, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan

menjadi lamban dan kurang lincah. Seiring dengan bertambahnya usia, maka tubuh

akan mengalami berbagai masalah kesehatan maupun kesehatan gigi dan mulut.1

Kesehatan merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. 3 Kesehatan gigi

merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh

secara keseluruhan.4 Kesehatan gigi atau kesehatan mulut merupakan keadaan rongga

mulut termaksud gigi geligi dan struktur serta jaringan pendukungnya yang bebas

dari penyakit dan rasa sakit yang berfungsi secara optimal menjadikan rasa percaya

diri serta hubungan interpersonal dalam tingkatan paling tinggi.

Page 18: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

penyakit dan rasa sakit yang berfungsi secara optimal menjadikan rasa percaya diri

serta hubungan interpersonal dalam tingkatan paling tinggi.

Gigi merupakan bagian dari tubuh yang berfungsi untuk proses pengunyahan,

memotong, menghaluskan makanan dan membantu pembentukan konsonan

berbicara dan penyangga rahang secara keseluruhan. Selain itu, gigi juga berfungsi

sebagai estetika wajah. Fungsi gigi dapat berkurang dalam peranannya jika terjadi

gangguan pada kesehatan gigi. Keadaan mulut yang buruk, misalnya banyak gigi

yang hilang sebagai rusak atau trauma yang tidak dirawat maka akan menganggu

fungsi dan aktifitas rongga mulut sehingga akan mempengaruhi status gizi serta akan

mempunyai dampak pada kualitas hidup lansia. 5 Kualitas hidup lansia merupakan

suatu komponen yang kompleks mencakup usia harapan hidup, kepuasan dalam

kehidupan, kesehatan psikis dan mental, fungsi kognitif kesehatan dan fungsi fisik,

pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial dan jaringan sosial.6

Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada lansia, yaitu masalah

kehilangan gigi akibat karies gigi. Karies gigi berasal dari bahasa latin yang artinya

lubang gigi. Karies gigi umumnya disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk

sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi plak yang mengandung berbagai

macam bakteri diataranya streptococcus mutans sebagai penyebab utama penyakit

karies gigi. 7 Karies gigi merupakan proses demineralisasi yang disebabkan oleh

suatu interaksi antara mikroorganisme, ludah, bagian-bagian yang berasal dari

makanan dan email.5 Karies ini paling sering terjadi pada dewasa muda dan tua

sehingga apabila tidak dirawat maka akan bertambah buruk dan dapat menimbulkan

Page 19: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

rasa sakit yang berpotensi menyebabkan kehilangan gigi. 8 Di Indonesia berdasarkan

Riskesdas tahun 2007 diketahui pravalensi kehilangan gigi pada kelompok usia 55-

64 tahun sebesar 5,9% dan pada usia 65 tahun sebesar 17,6% . Sedangkan pravalensi

karies gigi sebesar 90,90% penduduk Indonesia.5

Dalam ilmu kesehan, mulut merupakan bagian dari tubuh yang tidak boleh

dipisahkan karena kesehatan mulut akan mempengaruhi kesehatan umum. Kesehatan

gigi dan mulut mempengaruhi orang secara fisik dan psikologi. Pada lansia masalah

kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi adalah peningkatan karies gigi.

Peningkatan status karies sangat erat kaitannya dengan bertambahnya umur

seseorang. Pengaruh umur terhadap status karies gigi disebabkan oleh beberapa hal,

yaitu berkurangnya produksi air ludah dan lebih lama terpapar makanan dan

minuman manis dalam proses pengunyahan yang dapat menyebabkan kerusakan gigi

semakin banyak dan semakin parah. 3 Dari faktor tersebut, maka dapat

mempengaruhi kesehatan umum lansia kesejahteraan tubuh secara umum dan sangat

mempengaruhi kualitas hidup lansia termasuk fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa

percaya diri. Gangguan kesehatan mulut akan berdampak pada kinerja seseorang. 9

Menurut Caglayan menyatakan bahwa status kesehatan gigi dan mulut lansia yang

dihubungkan dengan secara teliti dengan kualitas hidup didapatkan bahwa

permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang serius menurunkan kualitas hidup para

lansia.5 Terutama pada mayarakat yang bertempat dari suatu daerah masalah

kesehatan gigi dan mulut semakin meningkat. Pada umumnya, masyarakat dalam

daerah mempunyai masalah kesehatan gigi dan mulut yang memburuk dan

Page 20: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

cenderung membiarkan masalah kejadian tersebut seperti karies terjadi. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya kesadaran dan ketidakpedulian akan pentingnya

kesehatan gigi dan mulut yang berkurang pada masyarakat daerah.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti ingin mengetahui status karies dan

kualitas hidup lansia di Kabupaten Wajo.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalahnya,

yaitu bagaimana status karies dan kualitas hidup lansia di Kabupaten Wajo ?

1.3. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui status karies dan kualitas hidup lansia di Kabupaten Wajo .

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk mengatahui gambaran

status karies dan kualitas hidup lansia di Kabupaten Wajo.

Page 21: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lansia

2.1.1. Definisi Lansia

Lansia sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal

yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan

kenyataan yang tidak dapat dihindari. 6 Menurut Undang-undang Nomor 13 tahun 1998

pasal 1 ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, lansia adalah seseorang yang telah

mencapai usia 60 tahun ke atas. 9

Lansia merupakan periode yang telah mencapai masa tua dalam ukuran fungsi dan

menunjukan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala

kemunduran fisik antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban,

pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan

kurang lincah. 1

Pada proses pertumbuhan dan perkembangannya lansia memerlukan penanganan

yang serius terutama dalam berperilaku hidup sehat sehingga dalam menjalani

kehidupannya lansia tetap adaptif.10

Page 22: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

T

Gambar 2.1. Profil lansia(Sumber : Available from http://artikelkesehatanwanita.com/perawatan-gigi-untuk-lansia.html.

Accessed April 2, 2015)

2.1.2. Proses Penuaan

Proses menua merupakan suatu kondisi yang wajar dan tidak dapat dihindari dalam

fase kehidupan.11 Tahap dewasa merupakan tahap tubuh yang mencapai titik

perkembangan yang maksimal. Setelah itu, tubuh mulai menyusut di karenakan

berkurangnya jumlah sel-sel yang ada dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh

mengalami penurunan fungsi secara perlahan-lahan. Dengan perubahan yang terjadi

tersebut maka akan berpengaruh terhadap seluruh aspek kehidupannya termasuk

kesehatannya.10 Seiring dengan proses penuaan, maka tubuh akan mengalami berbagai

masalah antara lain masalah fisik-biologik, psikologik dan sosial. Secara biologis lansia

mengalami proses penuaan yang secara terus menerus dan ditandai dengan menurunnya

daya tahan fisik sehingga lansia semakin rentan terhadap penyakit yang dapat

menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan karena terjadinya perubahan dalam struktur

dan fungsi sel, jaringan serta sistem organ termasuk terjadinya perubahan anatomi,

morfologi dan fungsional pada rongga mulut.8

Page 23: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2.1.3. Klasifikasi Lansia

Klasifikasi lansia berikut ini terbagi menjadi lima, yaitu 12 :

1. Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia 45-59 tahun.

2. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3. Lansia risiko tinggi

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4. Lansia potensial

Lansia yang mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan

barang/jasa.

5. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada

bantuan orang lain.

Menurut WHO klasifikasi lanjut usia meliputi 6 :

1. Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45 – 59 tahun

2. Usia lanjut (elderly), kelompok usia 60 – 70 tahun

3. Usia lanjut tua (old), kelompok usia antara75 – 90 tahun

4. Usia sangat tua (very old), kelompok usiadiatas 90 tahun.

Page 24: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro dalam jurnal Rusli (2012)

pengelompokan usia sebagai berikut 8 :

1. Usia dewasa muda 18 atau 29-25 tahun

2. Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun

3. Lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun.

2.1.4. Karakteristik Lansia

Menurut Budi Anna Keliat , lansia memiliki karakteristik sebagai berikut 12 :

1. Berusia lebih dari 60 tahun ( sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang

kesehatan)

2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit dari

kebutuhan biopsikososial sampai spiritual serta dari kondisi adaptif hingga kondisi

maladaptif.

3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

2.1.5. Perubahan pada lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, yaitu 6 :

1. Perubahan fisik

2. Perubahan mental

3. Perubahan psikososial

4. Perkembangan spiritual.

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan perubahan

psikososialnya. Pengaruh yang muncul akibat berbagai perubahan pada lansia tersebut

Page 25: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

jika tidak teratasi dengan baik cenderung akan mempengaruhi kesehatan lansia secara

menyeluruh.11

Secara umum, perubahan yang terjadi pada rongga mulut lansia antara lain 13 :

a. Perubahan makroskopik gigi

Perubahan makroskopik gigi antara lain :

1. Terjadi perubahan bentuk dan warna

2. Gigi aus dan terjadi atrisi

3. Gigi berubah warna karena ketebalan dentin berkurang, hilangnya translusensi,

pigmentasi dari cacat anatomis, produk korosi, dan OH yang buruk.

b. Perubahan anamel

Perubahan anamel antara lain :

1. Penurunan permeabilitas enamel

2. Enamel manjadi lebih rapuh sesuai pertambahan usia

3. Kandungan nitrogen dalam enamel meningkat dengan usia

4. Terjadi atrisi, abrasi dan erosi pada enamel.

c. Perubahan sementum

Perubahan sementum antara lain :

1. Sementum secara bertahap meningkat ketebalannya sesuai dengan usia

2. Sementum menjadi lebih rentan terhadap resorbsi

3. Ada peningkatan kandungan fluoride dan magnesium pada sementum sesuai

dengan usia.

Page 26: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

d. Perubahan dentin

Perubahan dentin antara lain :

1. Pembentukan dentin sekunder secara fisiologis

2. Dentin sklerosis

3. Ruang pulpa berkurang sesuai dengan usia

4. Penghambatan tubukus dentin oleh deposisi bertahap dari dentin peritubular.

e. Perubahan pulpa

Perubahan pulpa antara lain :

1. Perbedaan antara pulpa gigi individu tua dengan gigi individu muda lebih

berserat dan sel-sel berkurang

2. Suplai darah pada gigi berkurang sesuai dengan usia

3. Pravalensi pulp stone meningkat sesuai dengan usia.

f. Perubahan jaringan periodontal

Perubahan jaringan periodontal antara lain :

1. Jaringan ikat gingiva menjadi lebih padat dan bertekstur kasar pada penuaan

2. Penurunan jumlah fibroblas

3. Penurunan kandungan serat.

g. Perubahan kelenjar saliva

Penurunan dalam menghasilkan aliran saliva yang normal konsekuensinya

menyebabkan terjadinya xerostomia.

Perubahan-perubahan rongga mulut yang terjadi pada lansia antara lain mulut kering,

warna pucat pada mukosa mulut, penipisan mukosa, atrisi, dan kehilangan gigi.14

Page 27: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2.1.6. Kesehatan umum lansia

Proses menua cenderung menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun

kesehatan jiwa secara khusus pada lansia.5 Secara fisik pertambahan usia dapat berarti

semakin melemahnya manusia secara fisik dan kesehatan.6

Seiring dengan bertambahnya usia, sistem kekebalan akan semakin berkurang.3

Terjadinya penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai perubahan fisik. Penurunan ini

terjadi pada semua tingkat seluler, organ, dan sistem. Hal ini mengakibatkan terjadinya

peningkatan kejadian penyakit pada lansia baik akut maupun kronik. Meningkatnya

gangguan penyakit pada lanjut usia maka dapat menyebabkan perubahan pada kualitas

hidup lanjut usia. Penyakit-penyakit kronis tersebut seperti penyakit kardiovaskular,

hipertensi, kanker dan diabetes yang banyak dijumpai pada lansia. Di negara

berkembang penyakit kronik dan ketidakmampuan (disability) pada lansia banyak terjadi

namun dapat dikurangi dengan upaya health promotion untuk meningkatkan kualitas

hidup .15

2.1.7. Kesehatan rongga mulut lansia

Kesehatan gigi atau sering disebut kesehatan mulut adalah keadaan rongga mulut

termaksud gigi geligi dan struktur serta jaringan pendukungnya yang bebas dari penyakit

dan rasa sakit yang berfungsi secara optimal menjadikan rasa percaya diri serta

hubungan interpersonal dalam tingkatan paling tinggi.5 Akan tetapi, pada keadaan lanjut

usia biasanya terjadi penurunan tingkat kebersihan gigi dan mulut dan juga

berkurangnya gigi geligi yang berakibat pada kehilangan gigi.16 Masalah kesehatan gigi

Page 28: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

dan mulut yang sering terjadi pada lansia, yaitu terjadinya peningkatan karies gigi dan

penyakit periodontal. 5

Penyakit mulut merupakan salah satu kondisi kronik yang paling banyak dijumpai

pada lansia. Penekanan bahwa kesehatan mulut tidak hanya berupa gigi yang sehat tetapi

integral pada kesehatan umum.15 Pada keadaan mulut yang buruk, misalnya banyaknya

gigi hilang sebagai akibat rusak atau trauma yang tidak dirawat maka akan menganggu

fungsi, dan aktifitas rongga mulut sehingga akan mempengaruhi status gizi serta akan

berdampak pada kualitas hidup.5

2.2. Kearies gigi

2.2.1. Definisi karies gigi pada lansia

Gambar 2.2.1 karies gigi(Sumber : Available from http://www.callehagman.se/tag/karies/. Accessed April 2, 2015)

Karies gigi berasal dari bahasa latin yang artinya lubang gigi. Hal ini ditandai

dengan rusaknya email dan dentin secara progresif yang disebabkan oleh aktivitas

metabolisme bakteri dan plak. Karies adalah penyakit infeksi pada gigi yang paling

Page 29: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

sering terjadi pada dewasa muda dan tua sehingga apabila tidak dirawat maka akan

bertambah buruk dan dapat menimbulkan rasa sakit yang berpotensi menyebabkan

kehilangan gigi.8 Karies gigi merupakan proses demineralisasi yang disebabkan oleh

suatu interaksi antara mikroorganisme, ludah, bagian-bagian yang berasal dari makanan

dan email.5 . Karies gigi memliki dampak yang luas, meliputi keterbatasan fungsi, rasa

sakit fisik, ketidaknyamanan psikis, disabilitas fisik, psikis dan sosial. 4

Penyakit ini bersifat progresif dan jika tidak diobati maka dapat berkembang sampai

ke pulpa dan lubang yang telah terbentuk tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh

melaui proses penyembuhan dan menyebabkan peradangan pada pulpa gigi sehingga

menimbulkan rasa sakit dan ketidaknyamanan dan bahkan sampai kehilangan vitalitas

kemudian kehilangan gigi. 4

Pada lansia masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi,yaitu karies gigi.

Karies gigi pada lansia merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut di berbagai

negara. Di Indonesia berdasarkan Riskesdes tahun 2007 karies gigi menyerang 90,90%

penduduk dengan DMFT sebesar 6,44. Peningkatan karies sangat erat kaitannya dengan

bertambahnya umur seseorang. 17

Page 30: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2.2.2. Penyebab karies gigi pada lansia

Gambar 2.2.2. Penyebab karies gigi menurut teori John Gordon(Sumber : Available from http://kesling.com/2011/04/teori-john-gordon.html. Accessed April

2, 2015)Penyebab karies gigi dipengaruhi oleh faktor yaitu host, agent, dan environment serta

waktu atau lamanya proses interaksi antar faktor tersebut. 18

1. Host ( Gigi )

Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklusal gigi memiliki lekuk

dan fissur yang bermacam -macam dengan kedalaman yang berbeda-beda. Gigi dengan

lekukan yang dalam merupakan daerah yang sulit dibersihkan dari sisa makanan yang

melekat sehingga plak akan mudah berkembang dan dapat menyebabkan karies gigi.18

Karies gigi sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik. Karies pada gigi

permanen ditemukan pada permukaan pit dan fissure.18

Kawasan gigi yang memudahkan perlekatan plak sangat mungkin diserang karies.

Kawasan-kawasan yang mudah diserang karies tersebut, yaitu 19:

a. Pit dan fissur pada permukaan oklusal molar dan premolar, pit bukal molar, dan

pit palatal insisivus.

b. Permukaan halus didaerah approksimal sedikit dibawah titik kontak.

c. Email pada tepian didaerah leher gigi sedikit diatas tepi gingival.

Page 31: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

d. Permukaan akar yang terbuka yang merupakan daerah tempat melekatnya plak

pada pasien dengan resesi gingiva karena penyakit periodontium.

e. Tepi tumpatan terutama yang kurang atau mengemper.

f. Permukaan gigi yang halus yang berdekatan dengan gigitiruan atau jembatan.

2. Agent ( Mikroorganisme )

Mikroorganisme sangat berperan menyebabkan karies. Streptococcus mutans dan

Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang terdapat pada plak gigi dan merupakan

bakteri utama penyebab terjadinya karies. Plak adalah suatu massa padat yang

merupakan kumpulan bakteri yang tidak terkalsifikasi, melekat erat pada permukaan

gigi, tahan terhadap pelepasan dengan berkumur atau gerakan fisiologis jaringan lunak.

Plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi dan tambalan. Perkembangannya paling

baik pada daerah yang sulit untuk dibersihkan, seperti daerah tepi gingival, pada

permukaan proksimal dan di dalam fisur. Bakteri yang kariogenik tersebut akan

memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat yang sangat kuat sehingga mampu

menyebabkan demineralisasi.18

3. Environment

Lingkungan gigi terdiri dari saliva. Dalam keadaan normal, gigi selalu dibasahi oleh

saliva karena kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung pada lingkungannya

maka peran saliva sangat besar. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih

dini karena banyak mengandung ion kalsium dan fosfat. Kemampuan saliva dalam

melakukan remineralisasi meningkat jika ada ion fluor. Selain mempengaruhi komposisi

Page 32: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

mikroorganisme di dalam plak, saliva juga mempengaruhi pHnya. Kaerena itu, jika

aliran saliva berkurang atau menghilang maka karies mungkin akan tidak terkendali. 19

4. Waktu

Karies merupakan penyakit yang berkembangnya lambat dan keaktifannya berjalan

bertahap serta merupakan proses dinamis yang ditandai oleh periode demineralisasi dan

remineralisasi. Kecepatan karies anak-anak lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan

kerusakan gigi orang dewasa.18

Pada lansia penyebab karies gigi terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu penyakit

sistemik, berkurangnya produksi air ludah dan lebih lama terpapar makanan dan

minuman manis dalam proses pengunyahan yang dapat menyebabkan kerusakan gigi

semakin banyak dan semakin parah.17

2.2.3. Karies gigi pada lansia

Seiring dengan meningkatnya usia seseorang, maka jumlah karies gigi pun semakin

meningkat. Hal ini dapat disebabkan karena pada lansia biasanya terjadi penurunan

tingkat kebersihan gigi sehingga masalah kesehatan gigi pada lansia, seperti penyakit

karies gigi semakin meningkat. Mayoritas karies gigi pada lansia, yaitu karies akar. 5

2.2.4. Pengukuran karies gigi

Pengukuran karies gigi terdiri dari indeks DMF-T (Decay Missing Filled Teeth)

untuk gigi permanen, indeks RCI (Root Caries Indeks) untuk mengukur karies akar, dan

indeks UTN untuk melihat kebutuhan perawatan.5.

Page 33: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

1. Indeks DMF-T (Decay Missing Filled Teeth).

Indeks DMF-T merupakan indeks yang digunakan pada gigi permanen untuk

menunjukkan banyaknya gigi yang terkena karies. D (Decayed) merupakan lubang pada

gigi akibat dekalsifikasi jaringan email gigi yang terlihat keputih-putihan atau

kecoklatan dengan ujung sonde terasa menyangkut pada kavitas dan M (Missing)

merupakan hilangnya gigi permanen karena telah tanggal atau dicabut, maupun karies

gigi permanen yang diindikasikan untuk pencabutan, seperti jika mahkota gigi tidak ada

atau hanya tinggal akar sedangkan F (Filling) merupakan tambalan atau tumpatan pada

gigi permanen baik secara tetap maupun berupa tambalan sementara.5

2. Indeks RCI ( Root Caries Indeks )

Indeks RCI ( Root Caries Indeks ) merupakan indeks untuk mengukur karies akar.

Kriteria penilaiannya, adalah

1 jika utuh dengan akar terbuka ;

2 jika akar gigi yang mengalami karies ;

3 jika akar gigi yang ditumpat mengalami karies ;

4 jika akar gigi yang ditumpat tidak mengalami karies ;

5 jika sisa akar dan 6 jika akar gigi yang tidak terpapar.

3. Indeks UTN

Indeks UTN merupakan indeks untuk melihat kebutuhan perawatan dalam suatu

populasi.

Page 34: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

UTN = Rerata D x 100%

Rerata D + Rerata F

2.3. Kualitas hidup

2.3.1. Definisi kualitas hidup

Kualitas hidup menurut World Health Organization (WHO) merupakan persepsi

seseorang dalam konteks budaya dan norma yang sesuai dengan tempat hidup orang

tersebut serta berkaitan dengan tujuan, harapan, standar dan kepedulian selama

hidupnya. Kualitas hidup pada lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

status kesehatan mulut.15

Kualitas hidup lansia merupakan suatu komponen yang kompleks mencakup usia

harapan hidup, kepuasan dalam kehidupan, kesehatan psikis dan mental, fungsi kognitif,

kesehatan dan fungsi fisik, pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan sosial dan

jaringan sosial.6 Pada umumnya, warga lanjut usia menghadapi kelemahan, keterbatasan

dan ketidakmampuan sehingga kualitas hidup pada lanjut usia menjadi menurun.11 Akan

tetapi, segala potensi yang dimiliki oleh lansia bisa dijaga, dipelihara, dirawat dan

dipertahankan bahkan diaktualisasikan untuk mencapai kualitas hidup lansia yang

optimal (optimum aging). Kualitas hidup lansia yang optimal bisa diartikan sebagai

kondisi fungsional lansia berada pada kondisi maksimum atau optimal sehingga

memungkinkan mereka bisa menikmati masa tuanya dengan penuh makna,

membahagiakan, berguna dan berkualitas.6

Page 35: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2.3.2. Faktor penentu kualitas hidup

Hidup lansia yang berkualitas merupakan kondisi fungsional lansia pada kondisi

optimal sehingga mereka bisa menikmati masa tuanya dengan penuh makna,

membahagiakan dan berguna. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia

untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yaitu 6 :

1. Kemampuan menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemunduran

yang dialami.

2. Adanya penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut.

3. Lingkungan yang menghargai hak-hak lansia serta memahami kebutuhan dan

kondisi psikologis lansia dan tersedianya media atau sarana bagi lansia untuk

mengaktualisasikan potensi dan kemampuan yang dimiliki.

Penelitian menemukan, faktor usia mempunyai hubungan yang secara statistik

signifikan dengan kualitas hidup. Lansia yang berusia 70 tahun ke atas memiliki

kemungkinan untuk berkualitas hidup lebih buruk daripada lansia berusia kurang dari 70

tahun. Semakin tua umur semakin buruk kualitas hidup. Hal ini disebabkan karena

dengan bertambahnya umur terdapat penurunan fisik, perubahan mental (penampilan,

persepsi dan ketrampilan psikomotor berkurang), perubahan psikososial antara lain

pensiun, akan kehilangan finansial, status, teman atau kenalan, pekerjaan atau kegiatan,

merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam cara hidup seperti kesepian,

hidup sendiri, perubahan ekonomi, penyakit kronis dan ketidakmampuan, hilangnya

kekuatan dan ketegapan fisik. 6

Page 36: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2.3.3. Kualitas hidup lansia yang menggunakan gigitiruan

Menurut penelitian menyimpulkan bahwa lansia yang menggunakan gigitiruan dapat

berpengaruh terhadap kualitas hidup. Berikut ini penelitian yang pernah dilakukan pada

lansia pengguna gigitiruan oleh Sinta Winarso dalam Program Pendidikan Dokter

Spesialis (2010) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pada kualitas

hidup sebelum dan sesudah pemakaian gigitiruan. Pada lansia penggunaan gigitiruan

sangat penting untuk memperbaiki keadaan agar tidak menjadi lebih parah.20

Dalam pemenuhan kesehatan pada umumnya dan kesehatan gigi dan mulut

khususnya terutama untuk mempertahankan fungsi kunyah diperlukan gigitiruan.

Gigitiruan yang biasanya disebut protesa bisa dalam bentuk gigi tiruan cekat (fixed) atau

pun gigi tiruan lepasan (removable). Namun, pembuatan gigi tiruan tersebut dapat

dikatakan secara ekonomi membutuhkan biaya tambahan yang relatif cukup mahal.21

2.3.4. Kualitas hidup lansia yang tidak menggunakan gigitiruan

Kesehatan mulut yang buruk berdampak negatif terhadap kualitas hidup pada usia

lanjut, dan membutuhkan program kesehatan mulut secara intensif.15 Mengganti gigi

yang hilang dengan gigitiruan bagi lansia sangat penting karena lansia dengan

kehilangan gigi geligi dan tidak diganti maka akan mempengaruhi proses pengunyahan,

berbicara dan estetika sehingga berpengaruh terhadap menurunnya kualitas hidup.20

Page 37: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2.4 Hubungan karies gigi dengan kualitas hidup lansia

Penyakit mulut merupakan salah satu kondisi kronik yang paling banyak dijumpai

pada lansia terutama pada karies gigi. 15 Pada keadaan mulut yang buruk, misalnya

banyaknya gigi yang hilang akibat karies yang tidak dirawat maka akan mengganggu

fungsi, dan aktivitas rongga mulut sehingga akan mempengaruhi status gizi serta akan

berdampak pada kulaitas hidup terutama pada lansia.5 Meningkatnya usia dihubungkan

dengan meningkatnya karies gigi pada lansia. Pada lansia masalah kesehatan gigi dan

mulut yang sering terjadi adalah peningkatan karies gigi dan penyakit periodontal.

Mayoritas karies gigi yang biasa terjadi pada lansia adalah karies akar. Hal ini

disebabkan karena adanya penurunan tingkat kebersihan rongga mulut pada lansia

sehingga jumlah kerusakan gigi, seperti karies semakin meningkat pada lansia.5

Page 38: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB III

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

3.1. Kerangka teori

Keterangan: Variabel sebab

Variabel akibat

Lansia

Penyebab

1. Host ( gigi )2. Agent ( mikroorganisme )3. Environtment ( berkurangnya saliva )

Karies pada lansia

Pengukuran karies

DMF-T

Kualitas hidup

Karakteristik

1. Usia lebih dari 60 tahun2. Kebutuhan dan masalah bervariasi dari

sehat sampai sakit

Perubahan

1. Fisik2. Mental3. Psikosologis4. Perkembangan spiritual5. Rongga mulut

1. Perubahan kesehatan rongga mulut

Dampak

Kehilangan gigi

Kehilangan

Page 39: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

3.2. Kerangka konsep

Keterangan :

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Kualitas hidup

Pengukuran OHIP-14

1. Keterbatasan fungsi

2. Rasa nyeri fisik3. Ketidaknyamanan psikis4. Ketidakmampuan fisik5. Ketidakmampuan psikis6. Ketidakmampuan sosial7. Handicap

KariesPenyebab karies

1. Host ( gigi )2. Agent ( mikroorganisme )3. Environtment ( berkurangnya saliva )

)

Dampak

Kehilangan gigi

Kehilangan

Pengukuran

DMF-T

Page 40: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif.

4.2. Rancangan penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode cross sectional study.

4.3. Tempat dan waktu penelitian

4.3.1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wajo Sukawesi Selatan.

4.3.2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015.

4.4. Populasi dan sampel penelitian

4.4.1 Populasi penelitian

Populasi penelitian ini adalah lansia yang berusia 60 tahun ke atas yang

berdomisili di Kabupaten Wajo.

4.4.2. Sampel penelitian

Sampel penelitian adalah 190 lansia.

Page 41: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

4.5. Metode sampling

Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah staritified random

sampling.

𝑛1 = 𝑛2 =𝑍1−𝛼 2⁄

2 𝑃(1 − 𝑃)𝑁

𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍1−𝛼 2⁄2 𝑃(1 − 𝑃)

𝑛1 = 𝑛2 =𝑍1−0.05 2⁄

2 𝑥 0.5(1 − 0.5)5620

0.12(5620 − 1) + 𝑍1−0.05 2⁄2 𝑥 0.5(1 − 0.5)

𝑛1 = 𝑛2 = 95

Keterangan :

N = Populasi (5620)

P = Proporsi Populasi Lansia (karena tidak diketahui ditetapkan P = 0.5)

α = interval kepercayaan (95%)

d = derajat kesalahan (0.1)

Lansia di Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe terdiri dari beberapa kelurahan, yaitu :

Proporsi

𝑛𝑊𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔𝑝𝑎𝑙𝑒𝑛𝑛𝑎𝑒 =425

5620 𝑥 190 = 14

𝑛𝑆𝑖𝑡𝑎𝑚𝑝𝑎𝑒 =174

5620 𝑥 190 = 6

𝑛𝐴𝑡𝑎𝑘𝑘𝑎𝑒 =414

5620 𝑥 190 = 14

𝑛𝑀𝑎𝑑𝑑𝑢𝑘𝑘𝑒𝑙𝑙𝑒𝑛𝑔 =748

5620 𝑥 190 = 25

𝑛𝑆𝑖𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛𝑔 =284

5620 𝑥 190 = 10

Page 42: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

𝑛𝑃𝑎𝑑𝑑𝑢𝑝𝑝𝑎 =314

5620 𝑥 190 = 11

𝑛𝑃𝑎𝑡𝑡𝑖𝑟𝑜𝑠𝑜𝑚𝑝𝑒 =219

5620 𝑥 190 = 7

𝑛𝐶𝑒𝑚𝑝𝑎𝑙𝑎𝑔𝑖 =202

5620 𝑥 190 = 7

𝑛𝐵𝑢𝑙𝑢𝑝𝑎𝑏𝑏𝑢𝑙𝑢 =337

5620 𝑥 190 = 11

𝑛𝐿𝑎𝑝𝑜𝑛𝑔𝑘𝑜𝑑𝑎 =545

5620 𝑥 190 = 18

𝑛𝑇𝑒𝑑𝑑𝑎𝑜𝑝𝑢 =406

5620 𝑥 190 = 14

𝑛𝑆𝑎𝑙𝑜𝑚𝑒𝑛𝑟𝑎𝑙𝑒𝑛𝑔 =227

5620 𝑥 190 = 8

𝑛𝐿𝑎𝑒𝑙𝑜 =199

5620 𝑥 190 = 7

𝑛𝑊𝑎𝑡𝑎𝑙𝑙𝑖𝑝𝑢𝑒 =320

5620 𝑥 190 = 11

𝑛𝑇𝑒𝑚𝑝𝑒 =471

5620 𝑥 190 = 16

𝑛𝑀𝑎𝑡𝑡𝑖𝑟𝑜𝑡𝑎𝑝𝑝𝑎𝑟𝑒𝑛𝑔 =335

5620 𝑥 190 = 11

4.6. Kriteria sampel

4.6.1. Kriteria inklusi

1. Lansia yang bergigi meskipun memakai gigitiruan

2. Adanya karies dalam rongga mulut

3. Lansia yang dapat berkomunikasi dan kooperatif

4.6.2. Kriteria eklusi

Page 43: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

1. Menderita penyakit sistemik yang tidak terkontrol

2. Menolak menjadi subjek penelitian

4.7. Variabel penelitian

Variabel menurut fungsinya :

1. Variabel sebab : Status karies

2. Variabel akibat : Kualitas hidup lansia

4.8. Definisi operasional variabel

1. Status karies merupakan status kondisi gigi yang mengalami kerusakan atau

lubang gigi yang disebabkan karena adanya aktivitas metabolisme bakteri dan

plak yang apabila tidak dirawat akan menyebabkan kehilangan gigi terutama

paling sering

terjadi pada lansia yang dapat diukur berdasarkan indeks DMFT (Decay Missing

Filled Teeth).5

2. Kualitas hidup merupakan penilaian kualitas hidup seseorang yang dinilai dengan

dirinya sendiri yang dapat diukur dengan menggunakan kuisioner OHIP-14.5

4.9. Kriteria penilaian

Kriteria penilaian pada penelitian ini adalah

1. Karies gigi

Untuk melihat karies gigi diukur dengan menggunakan indeks DMF-T (Decay

Missing Filled Teeth) untuk gigi permanen. 5

D (Decayed) Jika 5 :

Page 44: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

a. Lubang pada gigi akibat dekalsifikasi jaringan email gigi yang terlihat

keputih-putihan atau kecoklatan dengan ujung sonde terasa menyangkut pada

kavitas.

b. Semua gigi yang mengalami karies

c. Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen

M (Missing) Jika 5 :

a. Hilangnya gigi permanen karena telah tanggal atau dicabut

b. Adanya karies gigi permanen yang diindikasikan untuk pencabutan, seperti

jika mahkota gigi tidak ada atau hanya tinggal akar.

F (Filling) Jika 5 :

a. Tambalan atau tumpatan pada gigi permanen baik secara tetap maupun

berupa tambalan sementara.

b. . Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar.

DMF-T merupakan penjumlahan indeks D-T, M-T, dan F-T yang menunjukkan

banyaknya kerusakan gigi yang pernah dialami oleh seseorang karena karies baik

berupa D (Decay) yaitu gigi berlubang atau karies, M (Missing) yaitu gigi dicabut

dan F (Filling) yaitu gigi yang ditumpat.5

Menghitung populasi = Rata-rata DMF

Jumlah populasi

Ktiteria penilaianya berdasarkan WHO, yaitu 5 :

1. Sangat rendah (0,0-1,1);

2. Rendah (1,2-2,6);

3. Sedang (2,7-4,4);

Page 45: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

4. Tinggi (4,5-6,5);

5. Sangat Tinggi (>6,6).

2. Kulaitas hidup

Untuk mengukur kualitas hidup digunakan indeks Oral Health Impact Profile

(OHIP-14) yang mencakup 7 dimensi dan 14 pertanyaan yang telah teruji ke

validitasannya.5

Tabel 4.9. Instrumen OHIP 14

No Dimensi OHIP-14 0 1 2 3 4

1 Keterbatasan Fungsional

a. Pernahkah anda merasa kesulitan untuk berbicara setelah

menggunakan gigi palsu?

b. Pernahkah anda merasa kesulitan untuk menikmati makanan

anda setelah menggunakan gigi palsu.

2 Rasa Sakit Fisik

a. Pernahkah anda merasakan adanya sakit/nyeri hebat didalam

mulut setelah menggunakan gigi palsu?

b. Pernahkah anda mengalami rasa tidak nyaman ketika makan oleh

karena masalah pada gigi palsu anda?

3 Ketidaknyamanan Psikis

a. Pernahkah anda merasa cemas akibat Masalah dari gigi palsu

anda?

b. Pernahkah anda merasa tegang oleh karena adanya masalah pada

gigi palsu anda?

4 Ketidakmampuan Fisik

a. Pernahkah anda merasa tidak puas

untuk makan makanan tertentu karena adanya masalah dari gigi

palsu anda?

b. Pernahkah anda merasa sedikit akan oleh karena adanya masalah

pada gigi palsu anda?

5 Ketidakmampuan Psikis

a. Pernahkah anda merasa kesulitan untuk bersantai setelah

menggunakan gigi palsu?

b. Pernahkah anda merasa malu karena adanya masalah yang

ditimbulkan oleh gigi palsu anda?

6 Keterbatasan Sosial

a. Pernahkah anda merasa terganggu oleh orang lain karena adanya

masalah pada gigi palsu anda?

b. Pernahkah anda menjadi kesulitan untuk melakukan pekerjaan

sehari-hari anda karena adanya masalah dari gigi palsu anda?

Page 46: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

7 Keterhambatan a. Pernahkah anda merasa seluruh Kehidupan anda menjadi tidak

memuaskan karena adanyamasalah yang ditimbulkan oleh gigi

palsu anda?

b. Pernahkah anda merasa bahwa Seluruh aktivitas dan seluruh

pekerjaan anda menjadi terganggu karena adanya masalah dari

gigi palsu anda?

Sumber : David Locker. Functional and psychosocial impacts of oral disorders in canadian

adults:a national population survey. JCDA; 2009: 75:521a– 521e.5

Pada setiap dimensi terdiri dari dua pertanyaan dengan menggunakan skala

Likert. Kategori dari setiap pertanyaan, yaitu 5 :

0 = tidak pernah

1= sangat jarang

2 = kadang-kadang

3 = sering, dan

4 = sangat sering.

Jumlah skor keseluruhan, yaitu 56. Skor yang lebih tinggi mengindikasikan

kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan mulut yang rendah. Pembagian

kategori kualitas hidup berdasarkan perhitungan interval skor nilai tertinggi dan nilai

terendah, yaitu 5 :

1. Baik = 0 - 18

2. Sedang = 19 – 37

3. Buruk = 38- 56

4.10. Alat dan bahan

1. Kuesioner OHIP-14

2. Surat persetujuan menjadi subjek penelitian (Consent Form)

Page 47: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

3. Alat diagnostik (mirror / kaca mulut )

4. Alat tulis (pulpen, papan ujian)

5. Hand scoen dan Masker

7. Betadine dan Air

4.11. Analisis data

1. Jenis data : Data primer .

2. Penyajian data :Disajikan dalam bentuk tabel dan uraian.

3. Pengeolahan data :Menggunakan software SPSS versi 18.0 for windows

4.12. Prosedur penelitian

1. Pengambilan data penduduk lansia di BPS Kabupaten Wajo.

2. Penentuan sampel berdasarkan kriteria inklusi

3. Sampel diberi Informed Consent oleh peneliti mengenai persetujuannya

berpartisipasi dalam penelitian ini.

4. Pada sampel tersebut dilakukan pemeriksaan rongga mulut untuk melihat karies

gigi lansia meskipun memakai gigitiruan..

5. Selanjutnya responden diberikan kuesioner OHIP-14

6. Menghitungan kuesioner OHIP-14 berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan pada sampel.

7. Setelah diperoleh data dari Kuesioner OHIP-14 maka dilakukan analisis data

lalu di tarik kesimpulan.

Page 48: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB V

HASIL PENELITIAN

Telah dilakukan penelitian mengenai gambaran status karies gigi terhadap

kualitas hidup lanjut usia (lansia). Penelitian observasional deskriptif ini dilakukan di

Kabupaten Wajo pada bulan Mei 2015. Sampel penelitian merupakan masyarakat

lansia yang telah berusia 60 tahun atau lebih dan berdomisili di Kabupaten Wajo,

serta telah memenuhi kriteria seleksi sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini

ditetapkan melalui rumus besar sampel, yakni sebesar 190 orang, yang dibagi dalam

beberapa kelurahan.

Status karies gigi dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indeks

keparahan karies gigi, yaitu indeks DMF-T. Adapun, kualitas hidup diukur dengan

menggunakan indeks OHIP-14. Indeks DMF-T diukur melalui pemeriksaan klinis

langsun g, sedangkan indeks OHIP-14 diukur dengan menggunakan kuisioner. Hasil

jawaban dari kuisioner akan diskorkan dan dikonversikan ke dalam kategori kualitas

hidup. Semakin tinggi skor tersebut, maka keluhan terganggunya kualitas hidup

semakin parah. Hal yang sama juga diterapkan pada indeks DMF-T, yaitu semakin

tinggi nilai DMF-T, maka semakin parah karies gigi sampel. Penelitian ini juga

mengambil data dasar sampel, seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, dan status

penggunaan gigitiruan sampel penelitian. Seluruh hasil penelitian selanjutnya dikum

pulkan, dicatat, dan dilakukan pengolahan, serta analisis data dengan menggunakan

program SPSS versi 18 (SPSS Inc., Chicago, IL, USA). Hasil penelitian ditampilkan

Page 49: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

mengambil data dasar sampel seperti usia jenis kelamin,pendidikan,dan status pengg

unagigitiruan sampel penelitian.Seluruh hasil penelitian selanjutnya dikumpulkaan,

dicatat, dan dilakukan pengolahan, serta di analisis data dengan menggunakan pro

gram SPSS versi 18 ( SPSS Inc., Chicago, IL, USA ). Hasil penelitian ditampilkan

dalam tabel distribusi sebagai berikut

Tabel 5.1. Distribusi karakteristik sampel penelitianKarakteristik sampel penelitian Frekuensi (n) Persen (%)Jenis kelamin

Laki-laki 86 45.3Perempuan 104 54.7

Usia60 – 69 tahun 137 72.170 – 79 tahun 30 15.880 – 89 tahun 23 12.1

PendidikanTidak sekolah 59 31.1Sekolah Dasar (SD) 47 24.7Sekolah Menengah Pertama (SMP) 33 17.4Sekolah Menengah Atas (SMA) 34 17.9Diploma (D3) 2 1.1Sarjana (S1) 15 7.9

Pengguna gigitiruanMenggunakan gigitiruan 91 47.9Tidak menggunakan gigitiruan 99 52.1

Total 190 100

Tabel 5.1. memperlihatkan distribusi karakteristik sampel penelitian. Penelitian

ini terdiri dari 86 laki-laki (45.3%) dan 104 perempuan (54.7%) dengan jumlah

sampel penelitian secara keseluruhan mencapai 190 orang. Jumlah sampel terbanyak

memiliki usia dengan rentang 60 – 69 tahun, yakni sebanyak 137 orang (72.1%),

sebaliknya jumlah sampel paling sedikit berada pada rentang usia 80 – 89 tahun.

Pendidikan sampel penelitian yang paling banyak adalah tidak sekolah dengan

jumlah 59 orang (31.1%), sedangkan yang paling sedikit adalah pendidikan diploma

(D3) dengan jumlah dua orang (1.1%). Dalam penelitian ini, terdapat 91 orang

Page 50: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

(47.9%) yang menggunakan gigitiruan dan 99 orang (52.1%) lainnya tidak

menggunakan gigitiruan.

Tabel 5.2a. Distribusi kualitas hidup secara keseluruhanKualitas Hidup Frekuensi (n) Persen (%) Mean ± SDNilai Kualitas Hidup (OHIP-14)

Dimensi Keterbatasan Fungsi 190 100 3.19 ± 2.50Dimensi Rasa Sakit Fisik 190 100 3.97 ± 2.01Dimensi Ketidaknyamanan Psikis 190 100 3.32 ± 2.93Dimensi Disabilitas Fisik 190 100 3.46 ± 2.12Dimensi Disabilitas Psikis 190 100 2.18 ± 2.06Dimensi Disabilitas Sosial 190 100 1.36 ± 1.81Dimensi Keterhambatan 190 100 1.10 ± 1.86Kualitas Hidup Keseluruhan 190 100 18.58 ± 10.23

Kategori Kualitas Hidup KeseluruhanKualitas Hidup Baik 112 58.9Kualitas Hidup Sedang 68 35.8Kualitas Hidup Buruk 10 5.3

Total 190 100

Tabel 5.2b.Distribusi keparahan karies gigi DF-T secara keseluruhanJumlah orang (n) Persen(%) Nilai D Nilai F Nilai DF-T Kategori

Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD

190 100 2.47 ± 3.80 0.54 ± 1. 05 3.13 ± 4.34 Sedang

Tabel 5.2a dan5.2b menunjukkan distribusi kualitas hidup dan keparahan karies

gigi secara keseluruhan. Dari hasil pengamatan pada tabel 5.2a. memperlihatkan

bahwa dimensi kualitas hidup yang memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi adalah

dimensi rasa sakit fisik, dengan nilai mencapai 3.97. Adapun, dimensi dengan nilai

rata-rata yang paling rendah adalah dimensi keterhambatan, yaitu hanya 1.10. Secara

keseluruhan, rata-rata nilai kualitas hidup mencapai 18.58. Bila nilai kualitas hidup

dikonversikan kedalam kategori, maka akan diperoleh 112 orang (58.9%) dengan

status kualitas baik dan hanya 10 orang (5.3%) yang memiliki status kualitas hidup

buruk. Pada hasil pengamatan tabel 5.2b. memperlihatkan bahwa pada variabel

Page 51: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

keparahan karies gigi DF-T, diperoleh nilai rata-rata D sebesar 2.47, nilai rata-rata F

sebesar 0.54 dan nilai rata-rata DF-T sebesar 3.13. Hal ini menunjukkan bahwa pada

populasi sampel penelitian secara keseluruhan, rata-rata individu memiliki 3 gigi

yang mengalami kerusakan akibat karies, yaitu decay atau filling dengan kategori

sedang sedangkan pada kehilangan gigi atau missing tidak ada. Hal ini disebabkan

karena pada lansia hilangnya gigi bukan disebabkan karena karies akan tetapi karena

penyakit periodontal.

Tabel 5.3. Distribusi nilai kualitas hidup per dimensi dan keseluruhan berdasarkan jenis kelamin, usia,dan

pengguna gigitiruan

Jenis Kelamin, nusia

fffusia

Nilai Kualitas Hidup Berdasarkan Masing-Masing Dimensi OHIP total Kategori

Mean ±SD

Dimensi1

Dimensi2

Dimensi3

Dimensi4

Dimensi5

Dimensi6

Dimensi7

Mean ±SD

Mean ±SD

Mean ±SD

Mean ±SD

Mean ±SD

Mean ±SD

Mean ±SD

Jenis kelamin

Laki-laki 863.41 ±2.50

4.20 ±1.98

3.67 ±3.78

3.67 ±2.21

2.01 ±2.11

1.08 ±1.42

0.69 ±1.36

18.73 ± Baik9.41

Perempuan 1043.01 ±2.51

3.78 ±2.02

3.03 ±1.94

3.29 ±2.03

2.32 ±2.03

1.60 ±2.06

1.44 ±2.13

18.46 ± Baik10.91

Usia

60 – 69 tahun 1373.04 ±2.51

3.95 ±2.03

3.39 ±3.21

3.40 ±2.18

2.09 ±2.01

1.34 ±1.76

1.07 ±1.77

18.29 ± Baik10.21

70 – 79 tahun 303.73 ±2.46

4.13 ±1.87

3.33 ±2.07

3.90 ±1.37

2.20 ±2.12

1.43 ±1.85

1.13 ±1.99

19.87 ± Sedang10.09

80 – 89 tahun 233.35 ±2.57

3.87 ±2.09

2.91 ±2.02

3.26 ±2.51

2.65 ±2.34

1.39 ±2.06

1.22 ±2.21

18.65 ± Baik10.84

Tabel 5.3 menunjukkan distribusi nilai kualitas hidup per dimensi dan

keseluruhan berdasarkan jenis kelamin dan usia. Hasil pengamatan menunjukkan

bahwa kelompok laki-laki memiliki gangguan kualitas hidup yang lebih tinggi pada

dimensi 1 (keterbatasan fungsi), dimensi 2 (rasa sakit fisik), dimensi 3

(ketidaknyamanan psikis), dan dimensi 4 (disabilitas fisik). Pada dimensi 5

(disabilitas psikis), dimensi 6 (disabilitas sosial), dan dimensi 7 (dimensi

keterhambatan), kelompok perempuan mengalami gangguan kualitas hidup yang

Page 52: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa laki-

laki memiliki nilai kualitas hidup secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Berdasarkan usia, usia 70-79 tahun memiliki nilai OHIP yang paling

tinggi pada dimensi 1, 2, 4, dan 6, usia 60-69 tahun memiliki nilai paling tinggi pada

dimensi 3, sedangkan usia 80-89 tahun memiliki nilai rata-rata OHIP paling tinggi

pada dimensi 5 dan 7. Jadi, secara keseluruhan bahwa usia 70-79 tahun memiliki

nilai kualitas hidup yang paling tinggi diantara lainnya.

Tabel 5.4. Distribusi status karies gigi berdasarkan kualitas hidup sampellanjut usia

Status kariesKualitas hidup

Jumlah Nilai PBaik Sedang Buruk

n (%) n (%) n(%)Rendah 50 (58.8%) 30 (35.3%) 5 (5.9%) 85 (100%)Sedang 3 (8.8%) 4 (11.8%) 27 (79.4%) 34 (100%)Tinggi 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0.000*

Jumlah 53 (100%) 34 (100%) 32 (100%) 119 (100%)

*Chi-square test: p<0.05

Tabel 5.4. memperlihatkan distribusi status karies gigi berdasarkan kualitas hidup

sampel penelitian, yaitu lanjut usia di Kabupaten Wajo. Status karies gigi dalam

penelitian ini dinilai dengan menggunakan indeks keparahan karies gigi, yaitu indeks

DMF-T, sedangkan kualitas hidup dinilai dengan menggunakan indeks OHIP-14.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa status karies gigi yang rendah memiliki

kualitas hidup baik sebanyak 50 orang (58.8%), sedang sebanyak 30 orang (35.3%),

buruk sebanyak 5 orang (5.9%) dan status karies gigi yang sedang memiliki kualitas

hidup baik sebanyak 3 orang (8.8%), sedang sebanyak 4 orang (11.8%), buruk

sebanyak 27 orang (79.4%) sedangkan pada status karies tinggi tidak ada lansia yang

memilki kualitas hidup baik, sedang maupun buruk. Dari hasil uji statistik maka

Page 53: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

diperoleh nilai p:0.000 (p<0.05) yang berarti bahwa terdapat hubungan antara status

karies dan kualitas hidup lansia.

Page 54: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB VI

PEMBAHASAN

Lanjut usia merupakan periode yang telah mencapai masa tua. Seiring dengan

bertambahnya usia, maka terjadi pula penurunan fungsi organ tubuh dan berbagai

perubahan fisik. 15 Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan kejadian penyakit pada

lansia, baik akut maupun kronik. Meningkatnya gangguan penyakit pada lanjut usia

dapat menyebabkan perubahan pada kualitas hidup lanjut usia. 15 Kualitas hidup pada

lansia dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status kesehatan mulut.

Gangguan mulut yang sering dijumpai pada lansia, yaitu karies gigi. 15

Mayoritas karies gigi pada lansia merupakan karies akar. 5

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo

pada tabel 5.1.memperlihatkan distribusi frekuensi karakteristik sampel berdasarkan

jenis kelamin bahwa kebanyakan sampel penelitian berjenis kelamin perempuan, yaitu

sebanyak 104 (54,7 %) dibandingkan dgn laki-laki sebanyak 86 ( 45,3 %) . Hal tersebut

menunujukkan usia harapan hidup di Indonesia ialah 72 tahun yang mana usia harapan

hidup perempuan (74 tahun) lebih tinggi dari pada laki-laki (68 tahun).22 Selain itu,

sampel perempuan yang lebih banyak dari sampel laki-laki dapat disebabkan oleh karena

sebagian besar perempuan lebih memilih menetap di rumah sebagai ibu rumah tangga

daripada bekerja di luar sedangkan sampel laki-laki sebagian besar memilih bekerja

diluar sehingga sampel yang ditemui di lokasi penelitian sebagian besar berjenis

kelamin perempuan dan berdasarkan distribusi

Page 55: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

besar memilih bekerja diluar sehingga sampel yang ditemui di lokasi penelitian

sebagian besar berjenis kelamin perempuan dan berdasarkan distribusi karakteristik

sampel pada kelompok usia secara keseluruhaan jumlah sampel terbanyak pada kategori

usia elderly, yaitu pada usia 60 – 74 tahun. Hal ini sesuai dengan gambaran usia harapan

hidup pada lansia di Indonesia yang berada pada kategori elderly, yaitu 72 tahun

sehingga usia lansia yang banyak ditemui pada saat melakukan penelitian di Kecamatan

Tempe Kabupaten Wajo, yaitu berada pada rentang usia antara 60-74 tahun. 22

Berdasarkan distribusi karakteristik sampel pada tingkat pendidian, menunjukkan bahwa

jumlah sampel terbesar ditemukan pada yang tidak sekolah dari jumlah sampel secara

keseluruhan sedangkan jumlah sampel paling sedikit ditemukan pada tingkat

pendidikan tinggi atau Diploma (D3).Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tingkat

pendidikan pada lansia di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo sangat rendah sehingga

hal tersebut dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan terhadap pentingnya menjaga

kesehatan gigi dan mulut berkurang. Pada tingkat pendidikan yang rendah kemungkinan

untuk terjadinya kehilangan gigi lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendidikan

tinggi. 8 Berdasarkan karakteristik sampel pada pengguna gigitiruan diperoleh 190 lansia

yang terdiri dari 91 lansia pengguna gigitiruan dan 99 lansia bukan pengguna gigitiruan.

Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan lansia tidak menggunakan gigitiruan. Hal ini

disebabkan dari secara ekonomi pembuatan gigitiruan yang membutuhkan biaya cukup

mahal sehingga ditemukan lebih sedikit yang tidak menggunakan gigitiruan

dibandingkan yang menggunakan gigitiruan.

Page 56: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

Pada tabel 5.2 distribusi kualitas hidup dan keparahan karies gigi secara keseluruhan

berdasarkan kualitas hidup bahwa dari tujuh ketujuh dimensi kualitas hidup yang

dirasakan oleh responden, menunjukkan bahwa sampel yang paling banyak ditemukan,

yaitu dimensi rasa sakit fisik sedangkan yang paling sedikit ditemukan, yaitu dimensi

keterhambatan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ratmini

sebelumnya yang memiliki dampak secara signifikan, yaitu dimensi rasa sakit fisik.

Rasa sakit ini disebabkan karena adanya nyeri hebat dalam mulut yang biasanya

disebabkan oleh karies pada lansia. Bedasarkan keparahan karies, bahwa karies gigi

pada lansia yang paling banyak ditemukan. Hal ini sesuai dengan hasil Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) 2007 bahwa pravalensi karies gigi pada lansia, yaitu sebesar 90,90

% penduduk Indonesia.5

Pada tabel 5.3. memperlihatkan distribusi nilai kualitas hidup perdimensi

berdasarkan jenis kelamin dan usia,. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa

laki-laki memiliki nilai kualitas hidup secara keseluruhan lebih tinggi dibandingkan

perempuan dan berdasarkan dengan usia menunujukkan bahwa usia 70-79 tahun

memiliki nilai kualitas hidup yang paling tinggi diantara lainnya. Hal ini sejalan dengan

penelitian Oktavianus, faktor usia mempunyai hubungan yang secara statistik signifikan

dengan kualitas hidup. Lansia yang berusia 70 tahun ketas memiliki kemungkinan untuk

berkualitas hidup lebih buruk daripada lansia yang kurang dari 70 tahun. Semakin tua

umur seseorang maka semakin buruk pula kualitas hidupnya.6 Hal ini disebabkan karena

dengan bertambahnya umur terdapat penurunan fisik, perubahan mental (penampilan,

Page 57: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

persepsi dan keterampilan psikomotorik berkurang ), perubahan psikososial antara lain

pensiun, pekerjaan atau kegiatan, merasakan atau sadar akan kematian, perubahan dalam

cara hidup seperti kesepian, hidup sendiri, perubahan ekonomi, penyakit kronis dan

ketidakmampuan, hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. 6

Pada tabel 5.4. yang menunjukkan distribusi status karies gigi berdasarkan kualitas

hidup sampel lanjut usia menujukkan bahwa terdapat hubungan antara status karies dan

kualitas hidup lansia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh

Caglayan bahwa terdapat hubungan antara status kesehatan gigi lansia terutama pada

karies dengan kualitas hidup seseorang.5

Page 58: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

BAB VII

PENUTUP

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang status karies dan kualitas hidup lansia di

Kabupaten Wajo Kecamatan Tempe , maka dapat diperoleh kesimpulan, yaitu :

1. Lansia dengan status karies yang rendah memilki kualitas hidup yang baik

sebanyak 58.8%, sedang sebanyak 35.3%, buruk sebanyak 5.9% dan pada status

karies yang sedang memilki kualitas hidup yang baik sebanyak 8.8%, sedang

sebanyak 11.8%, buruk sebanyak 79.4% sedangkan pada status karies tinggi tidak ada

lansia yang memilki kualitas hidup baik, sedang maupun buruk.

2. Terdapat hubungan antara status karies dan kualitas hidup lansia di Kabupaten

Wajo.

7.2. Saran

1. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai status karies gigi dengan

kualitas hidup lansia yang terkait dengan kesehatan mulut di Kabupaten Wajo yang

melibatkan variabel lain, seperti penyakit periodontal, resesi gingival, dan hilangnya

tulang alveolar pada lansia.

Page 59: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

2. Sebaiknya lansia lebih memperhatikan dan memelihara kesehatan mulut dengan

selalu menjaga kebersihan mulut agar terhindar dari karies gigi dan penyakit

periodontal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Page 60: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

45

DAFTAR PUSTAKA

1. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia lanjutdan perawatannya. Jakarta : Salemba Medika ; 2012. pp. 32, 46

2. Undang-undang RI nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.Available from: http://bpkp.go.id/uu/filedownload/2/45/438.bpkp.

3. Radiah, Mintjelungan C, Mariati NW. Gambaran status karies dan polapemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada mahasiswa asal Ternate di Manado.Jurnal e-Gigi (Eg) 2013 ; 1(1) : 46, 49.

4. Tulangow JT, Mariati NW, Mintjelungan C. Gambaran status karies murid sekolahdasar negeri 48 Manado berdasarkan status sosial ekonomi orangtua. Jurnal e-Gigi(Eg) 2013 ; 1(2) : 86.

5. Ratmini NK, Arifin. Hubungan kesehatan mulut dengan kualitas hidup lansia. JurnalIlmu Gizi 2011 ; 2(2) : 140-5.

6. Sutikno E. Hubungan antara fungsi keluarga dan kualitas hidup lansia. JurnalKedokteran Indonesia. 2011 ; 2(1) : 73-7.

7. Notohartojo IT, S Made Ayu L, R Woro, N Olwin. Nilai karies gigi pada karyawankawasan industry di Pulo Gadung Jakarta. Jurnal Media Penelitian DanPengembangan Kesehatan 2011 ; 21 (4) : 166.

8. Anshary MF, Cholil, Arya WI. Gambaran pola kehilangan gigi sebagian padamasyarakat desa Guntung Ujung Kabupaten Banjar Dentino Jurnal KedokteranGigi 2014 ; II(2) : 138-9, 189-90, 193-4.

9. Senjaya AA. Menyikat gigi tindakan utama untuk kesehatan gigi. Jurnal SkalaHusada 2013 ; 10 (2) : 194.

10. Pratikwo S, Pietojo H, Widjanarko B. Analisi pengaruh faktor nilai hidup,kemandirian, dan dukungan keluarga terhadap perilaku sehat lansia di KelurahanMedono kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 2006 ;1 (2) : 73.

11. Yuliati A, Baroya1 N, Ririanty M. Perbedaan kualitas hidup lansia yang tinggal dikomunitas (the different of quality of life among the elderly who living atcommunity and social services). e-Jurnal Pustaka Kesehatan 2014 ; 2 (1) :87-8.

Page 61: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

46

12. Maryam RS, Ekasari MF, Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I. Mengenal usia lanjutdan perawatannya. Jakarta : Salemba Medika ; 2008. pp. 33.

13. Garg N, Garg A. Textbook of endodontics 2nded. New Delhi: Jaypee BrothorsMedical Publisher ; 2010. pp 495-7.

14. Riadiani B, Dewi RS, Ariani N, Gita F. Tooth loss and perceived masticatoryability in post-menopausal women. Journal of Dentistry Indonesia 2014 ; 21 (1) :11.

15. Wangsarahardja K, Dharmawan OV, Kasim E. Hubungan antara status kesehatanmulut dan kualitas hidup pada lanjut usia. Jurnal Universa Medicina 2007 ; 26 (4) :186-90.

16. Watuna FF, Wowor MP, Siagan KV. Gambaran rongga mulut pada lansia pemakaigigitiruan sebagian lepasan di Panti Werda Kabupaten Minahasa. Jurnal e-Gigi (Eg)2015 ; 3(1) : 95.

17. Salim Oktavianus CH, Sudharma NI, Kusumaratna RK, Hidayat A. Validitas danreliabilitas World Health Organization Quality of Life-BREF untuk mengukurkualitas hidup lanjut usia. Jurnal Universa Medicina 2007 ; 26(1) : 29-30.

18. Ramayanti S, Purnakarya I. Peran makanan terhadap kejadian karies gigi. JurnalKesehatan Masyarakat 2013 ; 7 (2) : 90.

19. Kidd E, Joyston S. Dasar-dasar karies penyakit dan penanggulangannya. Jakarta :EGC ; 1991. pp 5-9.

20. Emini. Gigitiruan dan perilaku ibadah. Jurnal Health Quality 2013 ; 4 (1) : 28-30.

21. Mintjelungan CN, Gunawan PN, Lumentut RAN. Status penyakit periodontal dankebutuhan perawatan pada lanjut usia. Jurnal e-Gigi (eG) 2013 ; 1 (2) :79-80.

22. Wijayanti. Hubungan kondisi RTT lansia terhadap kondisi sosial lansia. JurnalIlmiah Perancang Kota dan Permukiman 2008 ; 7(1) : 38,42.

23. Zainab S, Ismail NM, Norbanee TH, Ismail AR. The prevalence of denture wearingand the impact on the oral health related quality of life among elderly in KotaBharu, Kelantan. Arch Orofac Sci 2008 ; 3(1) : 17 – 22.

Page 62: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

47

24. Mack F, Schwahn C, Feine JS, Mundt T, Bernhardt O, John U, et al. The impact oftooth loss on general health related to quality of life among elderly Pomeranians :results from the study of health in Pomerania (SHIP-0). Int J Prosthodont 2005 ; 18(1) : 414 – 19.

Page 63: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

LAMPIRAN

Page 64: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin
Page 65: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin
Page 66: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin
Page 67: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin
Page 68: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin
Page 69: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin

DOKUMENTASI PENELITIAN

Pada saat pemberian kuesioner OHIP dan pemerikaan rongga mulut untuk melihat

karies gigi pada lansia.

Page 70: STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN … · STATUS KARIES DAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI KABUPATEN WAJO TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Hasanuddin