standar operasional prosedur ( s o p ) tentang...(9) memorandum atau surat-surat antara polri atau...

37
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI SUBBAG HUMAS DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG Tanjungpinang, 03 September 2018

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang

TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI SUBBAG HUMAS

DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018

Page 2: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI SUBBAG HUMAS DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian Resor, perlu menetapkan Peraturan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kepulauan Riau tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian

informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Tata Cara Pemberian Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Polda Kepulauan Riau;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17

Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah ( Polda dan perubahannya;

Page 3: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun

2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik; 8. Reformasi Birokrasi Polda Kepulauan Riau; 9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025; 10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -

2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA

KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG TENTANG TATA CARA PEMBERIAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang

adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres;

Page 4: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang Polda Kepulauan Riau yang selanjutnya disingkat Kasubaghumas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan pada Kabidhumas yang bertanggung jawab kepada Kapolres Tanjungpinang, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabagops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang ;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga di luar Polda Kepulauan Riau dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2 Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang khususnya pada Bagian Humas Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,

efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.

Page 5: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan pemberi informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kasubbag Humas Polres Tanjungpinang , Pengemban PID Satker dan Kasi Humas Polsek juga dapat didampingi oleh atasan personel yang bersangkutan.

(2) Pelaksana bantuan pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan / atau PNS Polri yang bertindak sebagai Pejabat Pemberi Informasi / Kuasa Pemberi Informasi / Pendamping berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PERMOHONAN

Pasal 5

(1) Permohonan diajukan kepada Kapolda dengan ketentuan sebagai berikut : a. untuk kepentingan institusi / dinas diajukan oleh Kasatker yang

bersangkutan; b. untuk kepentingan anggota Polri dan PNS Polri yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugas diajukan oleh yang bersangkutan, dan / atau Kasatkernya;

c. untuk kepentingan pribadi anggota Polri dan PNS Polri diajukan oleh yang bersangkutan ;

(2) Semua informasi dan data bersumber dari Satker Polres Tanjungpinang dan dari

satker Kewilayahan.

Page 6: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

5

Pasal 6

(1) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis kepada Kabidhumas disertai dengan berkas informasi;

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipertimbangkan oleh

Kabidhumas dapat atau tidak diberikan bantuan informasi dan dokumentasi;

Pasal 7 Jenis informasi yang dilaksanakan : (1) Informasi yang wajib disediakan diumumkan secara berkala, antara lain : a informasi yang berkaitan dengan Polres Tanjungpinang; b informasi mengenai kegiatan dan kinerja Polres Tanjungpinang; c informasi mengenai Laporan keuangan Polres Tanjungpinang; d informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (2) Informasi yang wajib diumumkan secara merta merta, antara lain :

Informasi yang terkait dengan ancaman hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.

Pasal 8

Informasi yang wajib tersedia setiap saat, antara lain : (1) Daftar seluruh Satfung, Polsek Jajaran yang berada dibawah penguasannya, tidak

termasuk informasi yang dikecualikan; (2) hasil keputusan Polres Tanjungpinang dan pertimbangannya; (3) Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya; (4) Rencana kerja proyek termasuk didalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Polres

Tanjungpinang; (5) Perjanjian Polres Tanjungpinang dengan pihak ketiga; (6) Informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat Polres Tanjungpinang dalam

pertemuan yang terbuka untuk umum; (7) Prosedur kerja Polres Tanjungpinang yang berkaitan dengan pelayanan

masyarakat dan / atau; (8) Laporan mengenai pelayanan akses informasi Polres Tanjungpinang sebagaimana

diatur dalam undang-undang.

Page 7: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

6

Pasal 9 informasi yang dikecualikan, dirumuskan setelah dilakukan uji konsekuensi ( apabila dibuka untuk umum akan menimbulkan kerugian yang lebih besar ), berupa : (1) Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik

dapat menghambat penegakan hukum; (2) Informasi yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi publik

dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

(3) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi

publik dapat membahayakan keamanan Negara; (4) Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan kekayaan alam

Indonesia; (5) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi

publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional; (6) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi

publik dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri; (7) Informasi publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi fakta otentik yang

bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang; (8) Informasi publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada pemohon informasi

publik dapat mengungkapkan rahasia pribadi; (9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya

dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi atau pengadilan; (10) Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-undang.

BAB IV

PELAKSANAAN

Pasal 10

Cara pengumpulan dan pengolahan informasi, antara lain : Pengumpulan dan pengolahan secara manual dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) Pengumpulan :

a). Mencatat informasi dan data yang diterima dari Satker Polres Tanjungpinang dan Satfung kedalam buku register;

Page 8: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

7 b). Mengelompokkan informasi dan data yang diterima dari satker Polres

Tanjungpinang dan satfung kedalam file dokumen dan buku register informasi.

2) Pengelolahan :

a) Menganilsa dan memverifikasi informasi dan data yang diterima dari Sub Satker Polres Tanjungpinang dan Jajaran kedalam file dokumen dan buku register informasi;

b) Mengelompokkan informasi dan data sesuai dengan jenis informasi yang diterima dari Sub Satker Polres Tanjungpinang dan jajaran kedalam file dokumen dan data base computer.

Pasal 11

Mengumpulkan File informasi (gudang penyimpangan / data base), antara lain : Melaksanakan penyimpanan informasi dan data melalui file dokumen manual dan IT dilakukan berdasarkan : 1) Informasi secara berkala; 2) informasi secara serta merta; 3) informasi setiap saat; 4) informasi yang dikecualikan.

Pasal 12

Pemutakhiran data dan informasi : (1) Pemutakhiran data dan informasi dilakukan pada setiap hari kerja, kecuali

dibutuhkan secara mendesak; (2) Data yang diterima dari Sub Satker Polres Tanjungpinang dan jajaran kemudian

dilakukan evaluasi dan verifikasi. (3) Hasil evaluasi dan verifikasi dilaporkan dalam bentuk tertulis sesuai format yang

telah ditentukan.

Pasal 13 Penghapusan (disposal) dan informasi (1) Penghapusan data dan informasi dilakukan setelah data dan informasi tidak valid,

tidak up date (mutakhir) dan dalam batas waktu tertentu; (2) Penghapusan data dan informasi dilakukan setelah mendapat persetujuan dari

pejabat pengelola informasi dan dokumentasi.

Page 9: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

8 BAB V

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 14

(1) Analisa dan verifikasi terhadap data dan informasi dilakukan dengan cara pengecekan kepada sumber informasi.

(2) Aturan pengumpulan / pengolahan data dan informasi mengacu kepada Perkap. (3) Ketentuan waktu pengumpulan / pengolahan data dan informasi dilakukan pada

jam kerja dilaksanakan pukul 08.00 S/D selesai, pada hari libur disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan situasi.

(4) Ketentuan terhadap kelalaian dalam pengumpulan data dan informasi diberlakukan

peraturan Kapolres Tanjungpinang tentang disiplin anggota Polres Tanjungpinang. (5) Rapat koordinasi dan evaluasi dilaksanakan secara rutin setiap bulan oleh PPID

Polres Tanjungpinang dan Sub Satker Jajaran Polres Tanjungpinang.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15 Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang Pada tanggal : 03 September 2018

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550

Page 10: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang

TATA CARA PELAYANAN INFORMASI DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018

Page 11: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

TATA CARA PELAYANAN INFORMASI BIDANG HUMAS DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian Wilayah, perlu menetapkan Peraturan Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian

informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Tata Cara Pelayanan Informasi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian Republik Indonesia Kewilayahan (Polres/ta) dan perubahannya;

Page 12: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun

2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik; 8. Reformasi Birokrasi Polda Kepulauan Riau; 9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025; 10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -

2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA

SUB BAGIAN HUMAS RESOR TANJUNGPINANG TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang

adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daerah Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada di bawah Kabag Ops Polres Tanjungpinang;

Page 13: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan pada Subbag humas yang bertanggung jawab kepada Kapolres, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabag Ops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang Polda Kepulauan Riau;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga di luar Polres Tanjungpinang Polda Kepulauan Riau dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2 Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang khususnya pada Tata cara pelayanan informasi Subbag Humas Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,

efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.

Page 14: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan pemberi informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kabag Ops, Kasubbag Humas , Pengemban PID Satker dan Kasi Humas Polsek juga dapat didampingi oleh atasan personel yang bersangkutan.

(2) Pelaksana bantuan pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan / atau PNS Polri yang bertindak sebagai Pejabat Pemberi Informasi / Kuasa Pemberi Informasi / Pendamping berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PELAYANAN INFORMASI

Pasal 5

(1) Persiapan pelayanan informasi sebagai berikut : a. Mempersiapkan personil / petugas pelayanan informasi dengan Sprin

Kasatker; b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pelayanan baik berupa buku register

dan blanko tanda penerimaan permohonan informasi; c. Menyusun jadwal piket pelayanan informasi ;

Pasal 6

(1) Pelaksanaan pelayanan informasi sebagai berikut;

a. Pejabat PID mencatat identitas pemohon informasi publik, subjek dan informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh pemohon informasi publik;

b. Pejabat PID mencatat permintaan informasi yang diajukan secara tertulis maupun tidak tertulis oleh pemohon disertai alasan pemohon informasi;

c. Pejabat PID memberikan tanda bukti penerimaan permintaan informasi.

Page 15: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

5 d. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau

melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan permintaan;

e. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor nomor pendaftaran dapat diberikan saat penerimaan permintaan;

f. Pejabat PID dalam memberikan informasi kepada pemohon berkoordinasi dengan pengemban PID satker atau satuan kewilayahan paling lambat 10 hari kerja setelah permintaan dari permohonan informasi.

Pasal 7

(2) Tanggung jawab pelayanan informasi;

a. PPID wajib mendokumentasikan informasi dan data yang diperoleh dalam bentuk hard/soft copy, foto dan atau rekaman atau audio visual;

b. PPID Polres Tanjungpinang wajib mengirimkan informasi berkala, serta merta dan setiap saat kepada PPID polri melalui internet atau e-mail atau mengirim secara tertulis;

c. Pengemban PID Satker Polres Tanjungpinang maupun Satfung dan humas Polsek wajib mengirimkan informasi berkala, serta merta dan setiap saat kepada PPID Polres Tanjungpinang melalui internet, e-mail atau mengirim secara tertulis;

e. PPID wajib melaporkan ke atasan PPID terkait pemohon informasi yang masuk perhari, perminggu, perbulan dan pertahun.

f. PPID bertanggung jawab terhadap akurasi informasi yang disampaikan kepada pemohon informasi.

Pasal 8

(1) Pelayanan informasi disampaikan dalam bentuk : a Penyampaian informasi publik sebagai berikut : 1) Pemberian informasi dan data secara langsung; 2) Pemberian informasi melalui jaringan teknologi informasi.

b Penyampaian informasi dan data secara langsung kepad publik oleh pelayanan informasi dalam bentuk :

1) Tulisan 2) Laporan 3) Gambar 4) Grafik 5) Rekaman

(2) Penyampaian akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan informasi dapat diperoleh melalui :

a. Internet; b. Multimedia Messages System (MMS); c. Pesan singkat (Short Messages System/SMS) dan d Faksimile (3) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah : a. Secara berkala; b. Serta merta dan

Page 16: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

6 c. Setiap saat. (4) Kewajiban pelayanan informasi setiap tahun yaitu mengumumkan layanan

informasi berupa jumlah permintaan informasi yang diterima, waktu yang diperlukan, jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi serta alasan penolakan informasi.

BAB IV

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 9

(1) PPID Polres Tanjungpinang dapat meminta tambahan informasi dan data dari

pengemban PID satker Polres Tanjungpinang dan kewilayahan; (2) Untuk informasi yang dikecualikan dapat diberikan setelah ada kebijakan dari

pimpinan; (3) Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi yang diminta pemohon

disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10 Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang Pada tanggal : 03 September 2018

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550

Page 17: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018

Page 18: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI BIDANG HUMAS DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan dokumentasi Subbag Humas pada Tingkat Kepolisian Resor, perlu menetapkan Peraturan Kepala Subbag Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian

informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Pengumpulan dan Pengolahan Informasi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17

Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian Republik Indonesia dikewilayahan ( Polres dan perubahannya;

Page 19: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

2 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun

2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik; 8. Reformasi Birokrasi Polda Kepulauan Riau; 9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025; 10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -

2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA

SUBBAG HUMAS POLRES TANJUNGPINANG TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang

adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan Wilayah Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas adalah unsur pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada di bawah Kabag Ops;

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan pada Subbag Humas yang bertanggung jawab kepada Kapolda Kepulauan Riau, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabag Ops;

Page 20: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

3

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga di luar Polres Tanjungpinang dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang khususnya pada pengumpulan dan pengolahan informasi dan dokumentasi Bidang Humas Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,

efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.

Page 21: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan pemberi informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh , Kasubbag, Pengemban PID Satker dan Kasi Humas Polsek juga dapat didampingi oleh atasan personel yang bersangkutan.

(2) Pelaksana bantuan pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan / atau PNS Polri yang bertindak sebagai Pejabat Pemberi Informasi / Kuasa Pemberi Informasi / Pendamping berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PENGUMPULAN INFORMASI

Pasal 5

(1) Sumber informasi sebagai berikut : a. Semua informasi dan data bersumber dari Satker Polres Tanjungpinang; b. Semua informasi dan data bersumber dari Sub Satker Jajaran.

Pasal 6

(1) Jenis informasi ;

a. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala: 1) Informasi yang berkaitan dengan Polres Tanjungpinang; 2) Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Polres Tanjungpinang; 3) Informasi mengenai Laporan Keuangan Polres Tanjungpinang; 4) Informasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. b. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta:

- Informasi yang terkait dengan ancaman hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.

Page 22: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

5

c. Informasi yang wajib tersedia setiap saat : 1) Daftar seluruh Polsek , seluruh satfung Polres Tanjungpinang yang

berada dibawah penguasaannya tidak termasuk informasi yang dikecualikan

d. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan permintaan;

e. Pejabat PID dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor nomor pendaftaran dapat diberikan saat penerimaan permintaan;

f. Pejabat PID dalam memberikan informasi kepada pemohon berkoordinasi dengan pengemban PID satker atau satuan kewilayahan paling lambat 10 hari kerja setelah permintaan dari permohonan informasi.

Pasal 7

(2) Tanggung jawab pelayanan informasi;

a. PPID wajib mendokumentasikan informasi dan data yang diperoleh dalam bentuk hard/soft copy, foto dan atau rekaman atau audio visual;

b. PPID Polres Tanjungpinang wajib mengirimkan informasi berkala, serta merta dan setiap saat kepada PPID polri melalui internet atau e-mail atau mengirim secara tertulis;

c. Pengemban PID Satker Polres Tanjungpinang maupun Satfung dan Polsek Jajaran wajib mengirimkan informasi berkala, serta merta dan setiap saat kepada PPID Polres Tanjungpinang melalui internet, e-mail atau mengirim secara tertulis;

e. PPID wajib melaporkan ke atasan PPID terkait pemohon informasi yang masuk perhari, perminggu, perbulan dan pertahun.

f. PPID bertanggung jawab terhadap akurasi informasi yang disampaikan kepada pemohon informasi.

Pasal 8

(1) Pelayanan informasi disampaikan dalam bentuk : a Penyampaian informasi publik sebagai berikut : 1) Pemberian informasi dan data secara langsung; 2) Pemberian informasi melalui jaringan teknologi informasi.

b Penyampaian informasi dan data secara langsung kepada publik oleh pelayanan informasi dalam bentuk :

1) Tulisan 2) Laporan 3) Gambar 4) Grafik 5) Rekaman

(2) Penyampaian akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan informasi dapat diperoleh melalui :

a. Internet; b. Multimedia Messages System (MMS); c. Pesan singkat (Short Messages System/SMS) dan

Page 23: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

6 d Faksimile. (3) Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah : a. Secara berkala; b. Serta merta dan c. Setiap saat. (4) Kewajiban pelayanan informasi setiap tahun yaitu mengumumkan layanan

informasi berupa jumlah permintaan informasi yang diterima, waktu yang diperlukan, jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi serta alasan penolakan informasi.

BAB IV

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 9

(1) PPID Polres Tanjungpinang dapat meminta tambahan informasi dan data dari

pengemban PID satker Polres Tanjungpinang dan jajaran ; (2) Untuk informasi yang dikecualikan dapat diberikan setelah ada kebijakan dari

pimpinan; (3) Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan informasi yang diminta pemohon

disesuaikan dengan ketentuan peraturan yang berlaku.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 10 Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang Pada tanggal : 03 September 2018

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550

Page 24: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang

PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018

Page 25: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI BIDANG HUMAS DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian Resor, perlu menetapkan Peraturan Kepala Subbag Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian

informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Pengumpulan dan Pengolahan Informasi di lingkungan Polda Kepulauan Riau;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17

Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian Republik Indonesia Daerah ( Polda dan perubahannya;

Page 26: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia;

5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik; 8. Reformasi Birokrasi Polda Kepri; 9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025; 10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -

2014.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA

SUB BAGIAN HUMAS KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang

adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daerah Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres;

Page 27: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan pada Subbag humas yang bertanggung jawab kepada Kapolres Tanjungpinang, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabagops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga di luar Polres Tanjungpinang dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2 Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang khususnya pada Penyelesaian sengketa informasi terhadap pelayanan informasi dan dokumentasi Subbag Humas Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,

efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.

Page 28: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3

Penyelesaian Sengketa Informasi dibatasi pada pelaksanaan tugas PPID dan Pengemban PID dalam penyelesaian sengketa informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang.

Pasal 4

Penyelesaian sengketa informasi sebagai pedoman pelaksanaan tugas bagi PPID Polres Tanjungpinang dan Pengemban PID Satker Polres maupun Polsek Jajaran dalam melaksanakan penyelesaian sengketa informasi yang terjadi dilingkungan Polres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI

Pasal 5

(1) Penyebab terjadinya Sengketa Informasi sebagai berikut :

a. Penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 UU RI No. 14 Tahun 2008;

b. Tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 UU RI No. 14 Tahun 2008;

c. Tidak ditanggapinya permintaan informasi; d. Permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta; e. Tidak dipenuhinya permintaan informasi; f. Pembiayaan yang tidak wajar; g. Penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam UU RI No. 14

Tahun 2008.

Pasal 6

(2) Persiapan penyelesaian sengketa informasi sebagai berikut :

a. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) melaksanakan registrasi terhadap keberatan dari pemohon informasi.

b. PPID melakukan pengecekan terhadap arsip dan data pemohon informasi yang diterima.

c. PPID melakukan analisa dan evaluasi terhadap arsip permohonan informasi yang dimaksud

Page 29: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

5

d. Setelah jelas permasalahannya, PPID berupaya memenuhi kembali

data/informasi sesuai permintaan pemohon dan apabila upaya ini dianggap belum selesai maka PPID melanjutkan ke proses pelaksanaan penyelesaian sengketa informasi.

BAB IV PELAKSANAAN

Pasal 7

(3) Mekanisme Penyelesaian Sengketa Informasi :

a. PPID menerima dan meneliti keberatan yang diajukan oleh pemohon informasi paling lambat 30 hari kerja.

a. PPID melaporkan kepada atasan PPID tentang adanya keberatan dari pemohon informasi.

b. PPID menyiapkan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh pemohon informasi dengan data pendukung.

c. PPID harus sudah memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh pemohon informasi dengan memberikan alasan-alasan dan tangggapan yang sudah disetujui oleh atasan PPID dalam jangka waktu paling lambat 30 hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis dari pemohon informasi publik.

d. PPID mempersilahkan kepada pemohon informasi untuk meneruskan kepada Komisi Informasi apabila pemohon tidak puas terhadap sengketa informasi, apaboila pemohon informasi puas sengketa dianggap selesai.

e. PPID mewakili lembaga publik dalam menangani dampak hukum berupa gugatan PTUN berkoodinasi dengan Bidkum Polda.

f. PPID secara managerial bertanggungjawab kepada atasan PPID dengan membuat laporan secara berkala dan insidentil.

BAB V

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 8

(1) Upaya penyelesaian sengketa informasi publik diajukan kepada Komite Informasi sesuai kewenangannya, apabila tanggapan atasan pejabat pengelolah informasi dan dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan pemohon informasi publik.

(2) Upaya penyelesaian sengketa informasi publik diajukan dalam waktu paling lambat

14 hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 ayat 2 UU RI No. 14 Tahun 2008.

Page 30: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

6 (3) Apabila putusan Komisi Informasi tidak diterima pemohon akan diteruskan gugatan

kepengadilan paling lambat 14 hari kerja gugatan dapa diajukan ke : a. Pengadilan Negeri b. Pengadilan Tata Usaha Negara.

(4) Apabila gugatan tidak diterima pemohon, pemohon mengajukan gugatan ke

Mahkamah Agung dalam waktu paling lama 14 hari kerja. (5) Sesuai dengan Bab X pasal 47 ayat (1) UU RI No. 14 tahun 2008 tentang KIP

bahwa pengajuan gugatan dilakukan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) apabila yang digugat adalah Badan Publik Negara, pengajuan gugatan dilakukan Pengadilan Negeri, apabila yang digugat adalah badan publik selain Badan Publik Negara.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 9

Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Tanjungpinang Pada tanggal : 03 September 2018

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.I.K., M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550

Page 31: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang

TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF SUBBAG HUMAS

DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

Tanjungpinang, 03 September 2018

Page 32: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DERAH KEPULAUAN RIAU RESOR TANJUNGPINANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P )

TENTANG

TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF SUBBAG HUMAS DI LINGKUNGAN POLRES TANJUNGPINANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

Menimbang : a. bahwa untuk bantuan pemberian informasi dan dokumentasi Bidang Humas pada Tingkat Kepolisian Kewilayahan, perlu menetapkan Peraturan Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang tentang Standar Operating Prosedure (SOP);

b. bahwa pelaksana fungsi kehumasan dalam pemberian

informasi dan dokumentasi di lingkungan Polres Tanjungpinang dilaksanakan oleh Subbag Humas Polres Tanjungpinang;

c. dengan berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dasn b, perlu ditetapkan Standar Operasional Prosedur ( S O P ) tentang Tata Cara Pemberian Informasi dan Dokumentasi di lingkungan Polda Kepri;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia (lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168);

2. Peraturan Kepala Kepolisian negara Republik Indonesia

Nomor 22 tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja pada tingkat Kepolisian Daerah;

3. Keputusan Kapolri No.Pol. : Kep/54/X/2002 tanggal 17

Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi pada tingkat Kepala Kepolisian Republik Indonesia Kewilayahan(Polres/ta dan perubahannya;

Page 33: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

2

4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun

2002 tentang Kepolisian negara Republik Indonesia; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun

2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2009 tentang Pelayanan Publik; 8. Reformasi Birokrasi Polda Kepri; 9. Grand Strategi Polres Tanjungpinang 2005 – 2025; 10. Rencana Strategi Polres Tanjungpinang Tahun 2015 -

2020.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) KEPALA

KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Polres Tanjungpinang

adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daerah Kota Tanjungpinang;

2. Sub Bagian Hubungan Masyarakat yang selanjutnya disingkat Subbag humas adalah unsur pengawas dan pembantu pimpinan pada tingkat Polres yang berada di bawah Kapolres;

Page 34: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

3

3. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Tanjungpinang yang selanjutnya disingkat Kasubbag humas Polres Tanjungpinang adalah pimpinan pada Subbag humas yang bertanggung jawab kepada Kapolres Tanjungpinang, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kabag ops;

4. Hubungan adalah perwujudan saling berkaitan antar unsur-unsur pengemban fungsi-fungsi dalam suatu organisasi;

5. Tata Cara Kerja adalah aturan-aturan yang harus diikuti dalam melaksanakan kerja di lingkungan organisasi sesuai dengan struktur dan hubungan fungsional antar komponen organisasi tersebut;

6. Satuan Fungsi adalah bagian dari suatu unit organisasi yang melaksanakan kegiatan sejenis dan merupakan penjabaran tugas pokok organisasi;

7. Hubungan Vertikal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka komando, pengendalian dan pelaporan yang bersifat berjenjang dari atas ke bawah dan sebaliknya;

8. Hubungan Horizontal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi dalam rangka koordinasi yang bersifat sejajar, mendatar atau setingkat dan dapat meliputi antar fungsi;

9. Hubungan Diagonal adalah keterkaitan antar komponen / fungsi secara fungsional yang sifatnya tidak vertikal dan dapat menjangkau eselon lain yang lebih tinggi maupun antar instansi / fungsi di lingkungan Polres Tanjungpinang;

10. Hubungan Lintas Sektoral adalah hubungan kerja sama dengan instansi/lembaga di luar Polres Tanjungpinang dalam rangka kegiatan dan pelaksanaan fungsi teknis yang menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 2

Tujuan Peraturan ini:

(1) sebagai pedoman kerja bagi pejabat pemberi informasi dilingkungan Polres Tanjungpinang khususnya pada Penyelenggaraan Dialog Interaktif terhadap tugas pelayanan informasi dan dokumentasi Subbag Humas Polres Tanjungpinang dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi sehari-hari yang telah ditetapkan; dan

(2) terselenggaranya kelancaran hubungan kerja dan koordinasi secara harmonis,

efektif dan efisien guna menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas.

Page 35: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

4

BAB II

HAK DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 3 Yang berhak mendapat bantuan informasi dan dokumentasi adalah setiap anggota Polri yang bertugas di Polres Tanjungpinang dan media pemberi informasi serta masyarakat yang membutuhkan informasi.

Pasal 4

(1) Bantuan dan Pemberi Informasi yang pelaksanaannya dilakukan oleh Subbag Humas Polres Tanjungpinang yang bekerjasama dengan media terkait guna memberikan informasi secara langsung atau tidak melalui siaran Dialog Interaktif.

(2) Pelaksana bantuan Pemberi informasi dan dokumentasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh anggota Polri dan atau PNS Polri yang bertindak sebagai Pejabat Pemberi informasi atau pendamping berdasarkan Surat Perintah dari Kapolres Tanjungpinang.

BAB III

TATA CARA PENYELENGGARAAN DIALOG INTERAKTIF

Pasal 5

(1) Persiapan penyelenggaraan Dialog Interaktif sebagai berikut : a). Mempersiapkan personel / Petugas penyelenggaraan Dialog Interaktif

dengan Sprin Kasatker. b). Mempersiapkan sarana dan prasarana pelayanan baik berupa buku, majalah , Koran serta sumber lain. c). menyusun jadwal kegiatan pelayanan Dialog Interaktif. d). Meminta saran atau masukan dari narasumber

Pasal 6

(1) Pelaksanaan Penyelenggaraan Dialog Interaktif sebagai berikut :

1) Melakukan atau memberikan informasi kepada masyarakat tentang situasi kamtibmas yang terjadwal diwilayah hukum Polres Tanjungpinang melalui siaran langsung Dialog Interaktif.

2) Melakukan persiapan baik berupa materi untuk informasi dan dokumentasi. 3) Pejabat PID mencatat permintaan Informasi yang diajukan secara tertulis

maupun tidak tertulis oleh pemohon disertai alasan informasi. 4) Dalam hal permintaan, Pejabat PID disampaikan secara langsung melalui

surat elektronik, nomor pendaftaran dapat diberikan saat penerimaan permintaan.

Page 36: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

5

5) Dalam memberikan informasi kepada pemohon, Pejabat PID berkoordinasi dengan pengemban PID Satker atau satuan kewilayahan paling lambat sepuluh hari kerja setelah permintaan dari permohonan informasi.

Pasal 7 (1) Tanggung jawab pelayanan penyelenggaraan Dialog Interaktif sebagai berikut :

a) PPID wajib mendokumentasikan informasi dan data yang diperoleh dalam bentuk pemberian informasi melalui Dialog Interaktif bersama masyarakat dengan pemberian informasi baik berita Kamtibmas maupun berita program kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia.

b) PPID Polres Tanjungpinang bertanggung jawab terhadap akurasi yang disampaikan kepada pemohon informasi.

Pasal 8

(1) Pelayanan Informasi disampaikan dalam bentuk : a. Penyampaian informasi publik sebagai berikut :

1) Pemberian informasi dan data secara langsung 2) Pemberian informasi melalui jaringan teknologi informasi 3) Melaksanakan program Dialog Interaktif

b. Penyampaian informasi dan data secara langsung kepada publik dan masyarakat oleh pelayanan informasi dalam bentuk : 1) Pemberitahuan langsung 2) Tanya jawab 3) Pengumuman

Pasal 9

Penyampaian akses informasi dan data melalui teknologi informasi dan dokumentasi serta pelayanan informasi dapat diperoleh melalui siaran langsung Dialog Interaktif.

Pasal 10

Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan adalah : a) Informasi Secara Berkala b) Informasi secara serta merta, dan c) Informasi melalui siaran langsung

Pasal 11

Kewajiban pelayanan informasi setiap pelaksanaan Dialog Interaktif, wajib memberikan layanan informasi berupa jumlah permintaan informasi yang diterima, jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi serta alasan penolakan informasi setiap kegiatan Dialog Interaktif.

Page 37: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( S O P ) Tentang...(9) Memorandum atau surat-surat antara Polri atau intra Polri yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan komisi informasi

6

BAB IV

KETENTUAN TAMBAHAN

Pasal 12 (1) PPID Polres Tanjungpinang dapat meminta tambahan informasi dan data dari

pengemban PID Satfung Polres Tanjungpinang dan Polsek Jajaran. (2) Untuk informasi yang dikecualikan dapat diberikan setelah ada kebijakan dari

pimpinan. (3) Narasumber menyiapkan bahan materi dengan memberikan informasi sesuai

kondisi keadaan wilayah setempat.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13 Standar Operasional Prosedur ( S O P ) ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tanjungpinang

Pada tanggal : 03 September 2018 KEPALA KEPOLISIAN RESOR TANJUNGPINANG

UCOK LASDIN SILALAHI, S.H., S.I.K., M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP.77010550