standar operasional mers

6
STANDAR OPERASIONAL MERS-CoV(MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS) Pengertian :Penyakit spesifik yang disebabkan oleh novel corona virus,dengan gambaran klinis sakit ringan sampai dengan berat mulai dari common cold sampai sindroma pernafasan akut berat (SARS). Penderita terutama berasal dari timur tengah. Tujuan : 1. Penatalaksanaan MERS-CoV bagi tenaga medis 2. Dalam rangka antisipasi pencegahan dan pengendalian MERS-CoV terutama pasca Kepulangan jamaah haji di Indonesia 3. Menerapkan Kewaspadaan Standar Kebijakan : 1. Petugas kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas, Klinik kesehatan dan Dokter praktek) agar mencermati setiap pasien yang datang ke fasilitas Kesehatan yang membawa Health Alert Card (HAC) atau kartu kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji ( K3JH). 2. Memperketat pemeriksaan pada pasien dengan gejala baik klinis, Radiologis atau histopatologis

Upload: fatika-berliantari-cq

Post on 28-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar Operasional Mers

STANDAR OPERASIONAL MERS-CoV(MIDDLE EAST RESPIRATORY

SYNDROME CORONA VIRUS)

Pengertian :Penyakit spesifik yang disebabkan oleh novel corona virus,dengan

gambaran klinis sakit ringan sampai dengan berat mulai dari common

cold sampai sindroma pernafasan akut berat (SARS). Penderita terutama

berasal dari timur tengah.

Tujuan : 1. Penatalaksanaan MERS-CoV bagi tenaga medis

2. Dalam rangka antisipasi pencegahan dan pengendalian MERS-

CoV terutama pasca Kepulangan jamaah haji di Indonesia

3. Menerapkan Kewaspadaan Standar

Kebijakan : 1. Petugas kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas, Klinik kesehatan dan

Dokter praktek) agar mencermati setiap pasien yang datang ke

fasilitas Kesehatan yang membawa Health Alert Card (HAC) atau

kartu kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji ( K3JH).

2. Memperketat pemeriksaan pada pasien dengan gejala baik klinis,

Radiologis atau histopatologis

3. Jika fasilitas kesehatan mendapati pasien yang memenuhi kriteria di atas

agar segera melaporkan ke Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan

Provinsi DKI Jakarta dan berkonsultasi dengan tim dokter Rumah Sakit

Rujukan (terlampir) untuk kebutuhan perawatan dan pemeriksaan.

Page 2: Standar Operasional Mers

Prosedur : 1. Anamnesis : demam suhu ≥ 380 , batuk dan sesak, ditanyakan pula

riwayat berpergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset.

Pemeriksaan Fisik : Sesuai dengan gambaran pneumonia

Radiologi : foto thoraks dapat ditemukkan infiltrat, konsolidasi sampai

gambaran ARDS

Laboratorium : ditentukkan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok

dan sputum

2. Terapi Oksigen pada pasien ISPA berat :

Berikan terapi oksigen pada pasien dengan tanda tanda depresi

nafas berat, hipoksemia ( SpO2 < 90%) atau shock.

Mulai terapi oksigen dengan 5 liter/menit lalu titrasi sampai

SpO2 ≥ 90% pada orang dewasa yang tidak hamil dan SpO2 ≥

92%-95% pada pasien hamil.

Pulse oxymetri, oksigen, selang oksigen dan masker harus

tersedia disemua tempat yang merawat pasien ISPA berat.

3. Berikan antibiotic empiric untuk mengobati pneumonia

Pada pasien pneumonia komuniti (CAP) dan diduga terinfeksi

MERS- CoV dapat diberikan antibiotic secara empiric secepat mungkin

sampai tegak diagnosis, kemudian disesuaikan berdasarkan hasil uji

kepekaan

4. Gunakan manajemen cairan konservatif pada pasien ISPA berat tanpa

Shock

Pada Pasien ISPA berat harus hati-hati dalam pemberian cairan

intravena, karena resusitasi cairan secara agresif dapat memperburuk

Page 3: Standar Operasional Mers

osigenasi, terutama dalam situasi terdapat keterbatasan ventilasi

mekanis.

5. Jangan memberikan kortikosteroid sistemik dosis tinggi atau terapi

tambahan lagi lainnya untuk pneumonitis virus diluar konteks uji

klinis.

6. Pemantauan secara ketat pasien dengan ISPA berat bila terdapat

Tanda-tanda perburukkan klinis, seperti gagal nafas, hipoperfusi

Jaringan, shock dan memerluka perawatan intesif (ICU)

7. Pencegahan dan pengendalian infeksi :

Pencegahan tranmisi droplet

Pencegahan standar pada setiap pasien yang diketahui atau

dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien

dengan dicurigai, probable/ terkonfirmasi MERS-CoV

Dimulai dasri triase pada pasien dengan gejala infeksi pernafasan

akut yang disertai demam

Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter

antara setiap pasien yang tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD).

Pastikkan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup

Terapkan etika batuk

Pencegahan airborne digunakan untuk prosedur yang

menimbulkan penularan aerosol ( intubasi trakea, pemasangan

ventilasi non invasif, trakeostomi dan bantuan ventilasi dengan

ambu bag sebelum intubasi )

Page 4: Standar Operasional Mers

8. Kewaspadaan Standar

Kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung diri (APD)

untuk menghindari kontak langsung dengan darah pasien, cairan

tubuh, sekret ( termasuk sekret pernafasan ) kulit lecet/luka.

Kontak dengan pasien yang mengalami gejala pernafasan

( misalnya batuk/bersin) pada saat memberikan pelayanan,

gunakan pelindung mata karena semprotan sekresi dapat

mengenai mata

Pencegahan jarum suntik atau cedera benda tajam

Peneglolaan libah yang aman ; pembersihan dan disinfeksi

peralatan serta pembersihan lingkungan

Instalasi terkait : 1. Posko KLB Kemenkes RI

2. Dinkes Provinsi DKI Jakarta ( Seksi wabah dan surveilens)

3. Sudinkes (Petugas Surveilens)

4. Rumah sakit rujukan (RS Persahabatan, RSPAD Gatot Subroto