standar operasional mers
TRANSCRIPT
STANDAR OPERASIONAL MERS-CoV(MIDDLE EAST RESPIRATORY
SYNDROME CORONA VIRUS)
Pengertian :Penyakit spesifik yang disebabkan oleh novel corona virus,dengan
gambaran klinis sakit ringan sampai dengan berat mulai dari common
cold sampai sindroma pernafasan akut berat (SARS). Penderita terutama
berasal dari timur tengah.
Tujuan : 1. Penatalaksanaan MERS-CoV bagi tenaga medis
2. Dalam rangka antisipasi pencegahan dan pengendalian MERS-
CoV terutama pasca Kepulangan jamaah haji di Indonesia
3. Menerapkan Kewaspadaan Standar
Kebijakan : 1. Petugas kesehatan (Rumah sakit, Puskesmas, Klinik kesehatan dan
Dokter praktek) agar mencermati setiap pasien yang datang ke
fasilitas Kesehatan yang membawa Health Alert Card (HAC) atau
kartu kewaspadaan Kesehatan Jemaah haji ( K3JH).
2. Memperketat pemeriksaan pada pasien dengan gejala baik klinis,
Radiologis atau histopatologis
3. Jika fasilitas kesehatan mendapati pasien yang memenuhi kriteria di atas
agar segera melaporkan ke Kementrian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan
Provinsi DKI Jakarta dan berkonsultasi dengan tim dokter Rumah Sakit
Rujukan (terlampir) untuk kebutuhan perawatan dan pemeriksaan.
Prosedur : 1. Anamnesis : demam suhu ≥ 380 , batuk dan sesak, ditanyakan pula
riwayat berpergian dari negara timur tengah 14 hari sebelum onset.
Pemeriksaan Fisik : Sesuai dengan gambaran pneumonia
Radiologi : foto thoraks dapat ditemukkan infiltrat, konsolidasi sampai
gambaran ARDS
Laboratorium : ditentukkan dari pemeriksaan PCR dari swab tenggorok
dan sputum
2. Terapi Oksigen pada pasien ISPA berat :
Berikan terapi oksigen pada pasien dengan tanda tanda depresi
nafas berat, hipoksemia ( SpO2 < 90%) atau shock.
Mulai terapi oksigen dengan 5 liter/menit lalu titrasi sampai
SpO2 ≥ 90% pada orang dewasa yang tidak hamil dan SpO2 ≥
92%-95% pada pasien hamil.
Pulse oxymetri, oksigen, selang oksigen dan masker harus
tersedia disemua tempat yang merawat pasien ISPA berat.
3. Berikan antibiotic empiric untuk mengobati pneumonia
Pada pasien pneumonia komuniti (CAP) dan diduga terinfeksi
MERS- CoV dapat diberikan antibiotic secara empiric secepat mungkin
sampai tegak diagnosis, kemudian disesuaikan berdasarkan hasil uji
kepekaan
4. Gunakan manajemen cairan konservatif pada pasien ISPA berat tanpa
Shock
Pada Pasien ISPA berat harus hati-hati dalam pemberian cairan
intravena, karena resusitasi cairan secara agresif dapat memperburuk
osigenasi, terutama dalam situasi terdapat keterbatasan ventilasi
mekanis.
5. Jangan memberikan kortikosteroid sistemik dosis tinggi atau terapi
tambahan lagi lainnya untuk pneumonitis virus diluar konteks uji
klinis.
6. Pemantauan secara ketat pasien dengan ISPA berat bila terdapat
Tanda-tanda perburukkan klinis, seperti gagal nafas, hipoperfusi
Jaringan, shock dan memerluka perawatan intesif (ICU)
7. Pencegahan dan pengendalian infeksi :
Pencegahan tranmisi droplet
Pencegahan standar pada setiap pasien yang diketahui atau
dicurigai memiliki infeksi pernafasan akut, termasuk pasien
dengan dicurigai, probable/ terkonfirmasi MERS-CoV
Dimulai dasri triase pada pasien dengan gejala infeksi pernafasan
akut yang disertai demam
Pengaturan ruangan dan pemisahan tempat tidur minimal 1 meter
antara setiap pasien yang tidak menggunakan alat pelindung diri
(APD).
Pastikkan triase dan ruang tunggu berventilasi cukup
Terapkan etika batuk
Pencegahan airborne digunakan untuk prosedur yang
menimbulkan penularan aerosol ( intubasi trakea, pemasangan
ventilasi non invasif, trakeostomi dan bantuan ventilasi dengan
ambu bag sebelum intubasi )
8. Kewaspadaan Standar
Kebersihan tangan dan penggunaan alat pelindung diri (APD)
untuk menghindari kontak langsung dengan darah pasien, cairan
tubuh, sekret ( termasuk sekret pernafasan ) kulit lecet/luka.
Kontak dengan pasien yang mengalami gejala pernafasan
( misalnya batuk/bersin) pada saat memberikan pelayanan,
gunakan pelindung mata karena semprotan sekresi dapat
mengenai mata
Pencegahan jarum suntik atau cedera benda tajam
Peneglolaan libah yang aman ; pembersihan dan disinfeksi
peralatan serta pembersihan lingkungan
Instalasi terkait : 1. Posko KLB Kemenkes RI
2. Dinkes Provinsi DKI Jakarta ( Seksi wabah dan surveilens)
3. Sudinkes (Petugas Surveilens)
4. Rumah sakit rujukan (RS Persahabatan, RSPAD Gatot Subroto