mers cov kel.4pt

Upload: puji-kurniasih

Post on 14-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mers

TRANSCRIPT

TUGAS PENYAKIT TROPIK

Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV)

Oleh:Kelompok 41. Puji Kurniasih 250101121200442. Prajna Paramita 250101121200883. Frima Rifky Azzahroh 250101121301814. Siti Maryatul Kiptiyah 250101121402865. Mutia Faria Akhsanti 250101121403536. Moch Ardyan Pratama250101121303937. Vipi Nurpila 25010114140383

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGORO2015A. PENDAHULUANMiddle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah-Corona Virus adalah penyakit pada pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus baru (Mers-CoV) yang pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada tahun 2012. Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa sampai parah Sindrom Pernapasan Akut (SARS), menurut World Health Organization (WHO).1 Sedangkan menurut Centers of Diseases Control and Prevention (CDC), MERS-Cov adalah penyakit yang disebabkan oleh virus (lebih khusus, sebuahCoronavirus) disebut Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (Mers-CoV).Mers mempengaruhi sistem pernapasan (paru-paru dan tabung pernapasan).Kebanyakan pasien Mers mengembangkan penyakit pernapasan akut berat dengan gejala demam, batuk dan sesak napas.2Mers-CoV telah menyebar dari orang sakit kepada orang lain melalui kontak dekat, seperti memberi perawatan atau hidup berdampingan dengan orang yang terinfeksi.Orang yang terinfeksi akan menyebarkan Mers-CoV kepada orang lain terutama yang berada dalam regulasi kesehatan, seperti di dalam rumah sakit. Semua kasus yang dilaporkan telah berkaitan dengan negara-negara yang berada di dekat Semenanjung Arab.Kebanyakan orang yang terinfeksi tinggal di Semenanjung Arab. Beberapa orang yang terinfeksi Mers-CoV yaitu setelah adanya kontak dekat dengan orang yang terinfeksi yang baru saja melakukan perjalanan dari Semenanjung Arab. Lembaga kesehatan masyarakat terus menyelidiki kelompok kasus di beberapa negara untuk lebih memahami bagaimana Mers-CoV menyebar dari orang ke orang.3Virus tampaknya beredar luas di seluruh Jazirah Arab.Semua kasus baru-baru ini yang telah dilaporkan menyebar di luar Timur Tengah yang sebelumnya telah berkembang dan menginfeksi di Timur Tengah.Pada tahun 2013 kasus meluas hingga ke Perancis dan Inggris menyebabkan penularan dari manusia ke manusia. Negara-negara berikut juga telah melaporkan kasus Mers, untuk daerah Timur Tengah di antaranya Jordan, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yaman. Kemudian di Benua Eropa dan Afrika yaitu Perancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris (UK) lalu Tunisia dan Mesir. Sedangkan Benua Asia dan Amerika yaitu Malaysia dan Filipina serta Amerika Serikat.1Kebanyakan orang yang dikonfirmasi terinfeksi Mers-CoV memiliki penyakit pernapasan akut berat dengan gejala seperti demam, batuk, dan sesak napas. Beberapa orang juga memiliki gejala gastrointestinal termasuk diare dan mual/muntah. Bagi banyak orang terinfeksi Mers diikuti komplikasi yang lebih berat, seperti pneumonia dan gagal ginjal.Sekitar 3-4 dari setiap 10 orang dilaporkan dengan Mers telah meninggal.Sebagian besar orang yang meninggal memiliki kondisi medis yang mendasari.Beberapa orang yang terinfeksi mengalami gejala ringan (seperti gejala flu) atau tidak ada gejala sama sekali. Berdasarkan apa yang peneliti ketahui sejauh ini, orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (juga disebut komorbiditas atau memiliki kasus yang parah) kemungkinan terinfeksi dengan Mers-CoV lebih mudah.Kondisi yang sudah ada dari kasus yang dilaporkan termasuk diabetes,kanker,dan paru-paru kronis, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.Individu dengan sistem kekebalan yang lemah juga berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi Mers atau memiliki kasus yang parah.4,5Berdasarkan informasi yang kami miliki sampai saat ini, masa inkubasi untuk Mers (waktu antara ketika seseorang terkena Mers-CoV dan ketika mereka mulai memiliki gejala) biasanya sekitar 5 atau 6 hari, tetapi dapat berkisar dari 2-14 hari.3,4Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus yang direkomendasikan untuk infeksi Mers-CoV.Jadi, untuk melindungi diri sendiri dan keluarga Anda dari penyakit pernapasan, CDC merekomendasikan tindakan pencegahan sehari-hari.Cuci tangan sering;menghindari kontak dekat dengan orang-orang yang sedang sakit,hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicucidan disinfeksi permukaan yang sering disentuh.6 Walaupun vaksin pencegah Mers-Cov belum diciptakan, ada upaya-upaya pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat. Pertama, jika memang ada keperluan untuk bepergian ke negara-negara Arab, misalnya untuk beribadah, disarankan agar masyarakat fokus pada kegiatan-kegiatan peribadatan. Masyarakat tidak disarankan bepergian terlalu jauh seperti ke pusat perbelanjaan, peternakan, atau perkebunan. Karena meskipun tidak berbahaya, tempat-tempat tersebut dapat meningkatkan kemungkinan penularan virus Mers-Cov. Selain itu, masyarakat juga perlu menjaga asupan nutrisi yang seimbang serta menjaga kebersihan tangan.6,7Mers bisa menyerang siapa saja.Pasien Mers telah berkisar di usia lebih muda dari 1 sampai 99 tahun. CDC terus memonitor situasi Mers global dan bekerja dengan mitra untuk lebih memahami risiko virus ini, termasuk sumber, bagaimana menyebar, dan bagaimana infeksi bisa dicegah.CDC mengakui potensi Mers-CoV untuk menyebar lebih lanjut dan menyebabkan lebih banyak kasus secara global di Amerika Serikat Kami telah menyediakan informasi bagi wisatawan dan bekerja dengan departemen kesehatan, rumah sakit, dan mitra lainnya untuk mempersiapkan ini.2,8Sedangkan menurut dr.CevaW. Pitoyo, staf pengajar Divisi Pulmonologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan virus ini. Virus Mers-Cov bukan jenis virus yang terlalu mudah menular. Itulah mengapa kasusnya belum ada di Indonesia. Penularan virus tersebut akan semakin tinggi jika terjadi kontak yang intens dengan sumber virus, misalnya pada anggota keluarga yang dekat atau perawat yang bertemu setiap hari. Sifat virus ini berbeda dengan virus SARS yang dapat menular lewat udara.7

B. AGEN UTAMAMiddle East Respiratory Syndrome atau disingkat MERS adalah penyakit virus pada pernapasan yang disebabkan oleh corona virus yang disebut MERS-CoV. Virus ini pertama kali dilaporkan mewabah di Arab Saudi pada tahun 2012. Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada orang, corona virus dapat menyebabkan penyakit mulai dalam tingkat keparahan seperti flu biasa hingga Sindroma Pernapasan Akut atau SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). MERS-CoV pertama kali terdeteksi pada bulan April 2012, ini merupakan virus baru (novel coronaviruses) yang belum pernah terlihat pada manusia sebelumnya. Pada kebanyakan kasus, virus ini telah menyebabkan penyakit yang parah, bahkan setengah dari kasus yang tercatat mengalami kematian. Hingga kemudian, corona virus ini dikenal sebagai Middle East Respiratory Syndrome Coronaviruses (MERS-Cov). Nama itu diberikan Coronavirus Study Group of the International Committee di Taxonomy of Viruses pada Mei 2013.9Arab Saudi adalah sumber penularan pertama, dengan jumlah kasus mencapai 378 dan 107 kematian. Tetapi sedikitnya ada 14 negara yang juga melaporkan kasus penyakit ini, antara lain Mesir, Jordania, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, Tunisia, Malaysia, Oman, Perancis, Yunani, Italia, Inggris, Filipina, dan kini Amerika Serikat. Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-CoV, karena telah ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita. Penularan dari pasien yang terinfeksi kepada petugas kesehatan yang merawat juga diamati. Selain itu, cluster dari kasus infeksi MERS-CoV di Arab Saudi, Jordania, United Kingdom, Prancis, Tunisia, dan Italia juga diinvestigasi. 9Data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa MERS-CoV terbukti bisa ditularkan antar manusia. Meski begitu, tampaknya penyakit ini tak bisa menyebar sangat cepat seperti SARS pada tahun 2003. Virus MERS terus mendapatkan pengawasan ketat dari para ahli untuk berjaga-jaga jika virus ini berkembang menjadi ancaman yang semakin berbahaya. Belum diketahui secara pasti cara virus MERS ditularkan ke manusia, namun virus ini sudah ditemukan pada kelelawar dan unta. Para pakar mengatakan unta menjadi kemungkinan besar menjadi binatang pembawa, yang kemudian menularkannya pada manusia. Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. 9Unta hampir dipastikan menjadi sumber virus korona MERS di Timur Tengah. Hasil penelitian di negara tersebut menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Universitas Columbia, Universitas King Saud, dan EcoHealth Alliance. Penyakit itu awalnya diyakini telah berpindah dari unta ke manusia, pertama kali tampaknya menular lewat kontak yang dekat dengan hewan-hewan itu. Akan tetapi akhir-akhir ini, para petugas kesehatan yang merawat penderita MERS-CoV juga jatuh sakit akibat virus itu. Kesimpulan dicapai setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100% pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi. Spekulasi lain yang terdapat di kalangan para peneliti menyebutkan bahwa selain kelelawar, unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus Corona, di mana ditemukan antibodi terhadap virus ini dalam tubuh hewan khas Timur Tengah itu. Mekanisme penyebaran virus Corona dari hewan ke manusia masih diteliti sampai saat ini, meskipun ada dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering kelelawar yang terinfeksi. Saat ini, para peneliti masih menyelidiki kemungkinan hewan lain yang menjadi mediator penularan virus Corona guna menangani meluasnya penyebaran penyakit ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS. 9

C. EPIDEMIOLOGIKejadian atau penularan penyakit menular ditentukan oleh faktor-faktor yang disebut host, agent, dan environment. Demikian pula epidemiologi Mers-CoV, ada hubungan yang saling berkaitan antara host, agent, dan environment sehingga mempengaruhi persebaran kasus Mers-CoV dalam suatu wilayah tertentu.1. HostMers-CoV diyakini berasal dari cairan tubuh reservoir satwa liar (mungkin kelelawar) yang ditularkan kepada manusia, melalui perantarahost (s). Dimana musang Himalaya (Paguma larvata) dianggap sebagai hospes perantara. Selain itu, pasar hewan liar di Guangdong yang diduga telah mengakibatkan terjadinya kontak dari hewan ke manusia. Kelelawar asal Eropa atau Afrika sebagai penyebab Mers-CoV 10,11Di Arab Saudi, sebuah fragmen Coronavirus ditemukan dalam sampel feses dari sebuah makam kelelawar Mesir (Taphozous perforatus) yang ditangkap 12 kilometer dari rumah penderita Mers-CoV.12Informasi yang terbatas menyebabkan kesulitan dalam menyingkirkan kehadiran host intermediate lainnya. In vitro menunjukkan bahwa Mers-CoV bisa menginfeksi sel-sel dari spesies yang berbeda, termasuk monyet, manusia, babi dan paparan dari kelalawar. Dalam sebuah analisis sebanyak 179 kasus, terlihat ada beberapa perbedaan antara kasus primer dan kasus sekunder.13 Kasus primer cenderung lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan perbandingan (80% berbanding 58%), Selain itu, juga cenderung terjadi pada usia yang lebih tua (usia rata-rata : 58 tahun dibandingkan 48 tahun). Petugas kesehatan merupakan 35% dari kasus sekunder dibandingkan 3% dari kasus primer.4 Ketika membandingkan wabah Al-Hasa pada tahun 2013 dengan kasus terbaru pada bulan April-Mei 2014, kasus Al-Hasa terjadi pada rentang usia yang lebih tua (56 tahun dibandingkan 46 tahun), dan kasus lebih banyak terjadi pada laki-laki (rasio laki-perempuan 2.8: 1 berbanding 1,4: 1), ada kasus yang lebih berat (100% dibandingkan 44,5%), dan ada tingkat kematian yang lebih tinggi (65% dibandingkan 28,3%).14,152. AgentMERS-CoV adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan sampai berat. Virus ini Merupakan jenis baru dari kelompok Coronavirus (Novel Corona Virus). Coronavirus adalah virus dari keluarga RNA (ribonucleic acid) virus. Mereka disebut coronavirus karena di bawah mikroskop elektron partikel virus menunjukkan karakteristik 'korona' (mahkota) dari lonjakan protein di sekitar amplop lipid tersebut. Infeksi Coronavirus yang umum terjadi pada hewan dan manusia, tetapi ada riwayat dimana Coronavirus melintasi spesies dan beradaptasi dengan host baru.16Ada banyak spesies dan strain Coronavirus yang memiliki karakteristik yang berbeda, menyebabkan berbagai tanda-tanda klinis dari ringan sampai penyakit berat pada manusia dan spesies binatang yang berbeda.163. LingkunganSebuah studi eksperimental mengevaluasi stabilitas Mers-CoV menggunakan kombinasi suhu dan kelembaban. MERS-CoV lebih stabil pada suhu rendah atau kondisi kelembaban rendah dengan kisaran 20C untuk suhu dan 40% untuk kelembaban relatif dan masih bisapulih setelah 48 jam. Selama aerosolisasi Mers-CoV, diamati bahwa tidak ada penurunan stabilitas pada suhu 20C atau 40% kelembaban relatif. Hal ini menunjukkan potensi Mers-CoV untuk ditransmisikan melalui kontak atau transmisi melalui fomit karena kehadiran berkepanjangan di lingkungan.17Epidemiologi dari Mers-Cov juga ditunjukkan melalui karakteristik orang, tempat, dan waktu. Dimana masing-masing karakteristiknya sebagai berikut :1. OrangSejauh ini, semua pasien yang terinfeksi Mers-CoV memiliki hubungan kontak baik secara langsung atau tidak langsung ke Timur Tengah. Dimana untuk penularan dari manusia ke manusia telah terjadi di negara-negara lain, pada orang yang baru saja melakukan perjalanan ke Timur Tengah.Kasus telah menyebar ke negara lain seperti Inggris, Perancis, Tunisia, Italia, Malaysia, Filipina, Yunani, Mesir, Amerika Serikat, dan Belanda yang berasal dari wisatawan yang berkunjung ke Semenanjung Arab. Para penyedia layanan kesehatan sedang menyelidiki kemungkinan peran hewan sebagai sumber utama Mers-Cov.18 Hal ini mendorong para wisatawan yang berkunjung ke negara-negara tertentu di atau dekat Semenanjung Arab untuk mengambil tindakan pencegahan sederhana (seperti cuci tangan) untuk mencegah penyebaran kuman Selain itu, petugas kesehatan di seluruh dunia didesak untuk mempertimbangkan riwayat perjalanan pasien ke negara-negara yang dekat Semenanjung Arab ketika mengevaluasi pasien dengan penyakit pernafasan.182. TempatWabah pertama Mers-CoV terjadi di rumah sakit di Yordania pada bulan April 2012, dengan kasus-kasus berikutnya dan cluster terjadi di seluruh Semenanjung Arab East.19Beberapa negara di Timur Tengah telah melaporkan kasus infeksi MERS-CoV pada manusia, antara lain Jordania, Qatar, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab. Beberapa kasus juga dilaporkan dari negara-negara di Eropa antara lain Inggris, Perancis, Italia, dan Tunisia. Hampir semua kasus di Eropa dan Tunisia mempunyai kesamaan yaitu timbulnya gejala penyakit setelah melakukan perjalanan ke negara tertentu di Timur Tengah yang diikuti dengan adanya penularan terbatas di lingkungan keluarga. Di samping itu penularan MERS-CoV antar manusia juga terjadi di rumah sakit pada petugas yang merawat kasus konfirmasi MERS-CoV. Namun demikian, sejauh ini belum dapat dibuktikan adanya penularan yang berkelanjutan.18Pada bulan April 2012, sindrom pernafasan Timur Tengah coronavirus (mer-CoV) muncul [1] dan menyebar dari Semenanjung Arab ke berbagai negara di Eropa, Afrika Utara, Asia Tenggara, Amerika Serikat dan Tengah East.19Middle East Syndrom coronavirus (Mers-CoV) pertama kali terdeteksi pada pasien yang tinggal di Arab Saudi pada bulan September 2012. Virus ini dianggap zoonosis meskipun berasal dari reservoir (s) dan rute penularan ke manusia masih belum jelas. Kasus sporadis dan cluster di fasilitas pelayanan kesehatan telah dilaporkan di beberapa negara.20 Proporsi terbesar dari transmisi sekunder saat ini tampaknya terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan. Identifikasi faktor-faktor yang memudahkan penularan dalam perawatan kesehatan akan menunjukkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya transmisi.

3. WaktuPada akhir 2012, virus coronavirus yang sebelumnya tidak pernah terlihat pada manusia telah diidentifikasi untuk pertama kalinya pada penduduk di wilayah Timur Tengah. Virus, yang sekarang dikenal sebagai Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (mer-CoV),21 telah menyebabkan lebih dari 50 kasus infeksi pada manusia dikonfirmasi berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Selama kuartal kedua 2014 (April-Mei) ada peningkatan luar biasa dalam jumlah kasus yang dilaporkan dari Saudi Arabia. Sejak tanggal 11 April sampai dengan 9 Juni 2014, total 515 kasus Mers-CoV dilaporkan WHO.22 Sebanyak 113 kasus dilaporkan pada 2 Juni 2014 secara retrospektif ke WHO. Terjadinya sebagian besar kasus tampaknya mengikuti distribusi musiman: April 2012 (Zarqa Rumah Sakit Kesehatan Masyarakat, Jordan), 4 April-Mei 2013 (wabah Al-Hasa), 6 dan April-Mei 2014 (wabah Jeddah dan Uni Emirat Arab ) terjadinya kasus di musim semi meningkatkan kemungkinan siklus musiman Mers-CoV.

D. MANIFESTASI KLINISGejalanya tak jauh berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama seperti demam, bersin, dan batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius yang terjadi sepertiAcute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta pneumonia berat.23Kebanyakan orang yg terinfeksi MERS-CoV menunjukkan penyakit pernapasan akut dengan gejala demam, batuk, dan sesak napas. Sekitar setengah dari mereka meninggal dunia dengan beberapa orang yang dilaporkan diketahui memiliki riwayat penyakit pernapasan ringan. Beberapa gejala yang diakibatkan oleh koronavirus MERS adalah demam, batuk, napas yang pendek-pendek, serta munculnya pneumonia dalam beberapa kasus. Sebagian besar orang yang terinfeksi MERS-Cov berkembang menjadi penyakit saluran pernapasan berat dengan gejala gejala demam, batuk, dan napas pendek. Sekitar separuh dari jumlah penderita meninggal. Sebagian dari penderita dilaporkan menderita penyakit saluran pernapasan tingkat sedang. Mula-mula gejalanya mirip seperti flu dan bisa mencakup: demam, myalgia, lethargy, gejala gastrointestinal, batuk, radang tenggorokan, dan gejala non-spesifik lainnya.9Satu-satunya gejala yang sering dialami seluruh pasien adalah demam di atas 38 C (100.4 F) dan kemudian terjadi sesak napas. Gejala tersebut biasanya muncul 210 hari setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 23 hari. Sekitar 1020% kasus membutuhkan ventilasi mekanis. Awalnya tanda fisik tidak begitu terlihat dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan mengalami tachypnea dan crackle pada auscultation. Kemudian, tachypnea dan lethargy kelihatan jelas.Namun, tidak semua gejala tersebut akan terjadi pada setiap orang. Virus ini akan menyerang penderita yang miliki kekebalan tubuh rendah. Mereka seperti lansia, orang yang mudah lelah, anak kecil, serta mereka yang sedang dalam perjalanan. Sampai saat ini, masih terus dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS-Cov. Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia yang berkelanjutan. 9Dalam banyak kasus, penderita MERS-CoV mengalami komplikasi serius Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) yang menyebabkan kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta pneumonia berat yang berujung pada kematian. 9

E. PATOFISIOLOGI DAN PATOGENESISCoronavirus sebagai penyebab MERS, yang dinamakan MERS Coronavirus, menginfeksi dari reservoir nya yaitu hewan ternak, seperti unta, domba, kambing serta dapat berkembang biak di tubuh anjing dan kucing.Hal ini dikarenakan hewan-hewan tersebut memiliki RNA yang dapat memfasilitasi pembentukan virion-virion baru dari virus ini. Analisis peneliti di dunia sampai dengan saat ini menyimpulkan bahwa virus corona yang menjadi penyebab MERS memiliki hubungan spesies dengan coronavirus penyebab SARS. Perbedaannya adalah virus SARS berkembang biak di dalam kelelawar tanpa menimbulkan antibody di dalam kelelawar, sedangkan MERS coronavirus mengaktifkan antibody pada hewan reservoirnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa MERS Coronavirus memiliki jalur transmisi dari animals to animals, man to man, dan animals to man.24

Gambar 1. Cara Penularan MERS-CoV

Corona virus dapat dibawa oleh kelawar dan serangga diperantarai oleh debu dan berpindah ke onta kemudian terkontaminasi dengan manusia. Dan sifat dari corona virusnya zoonosis.24Cara penularan MERS-CoV :1. Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia secara luas dan berkelanjutan. Mekanisme penularan belum diketahui2. Kemungkinan penularannya dapat melalui :Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin Tidak langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.24

F. DIAGNOSIS1. Kriteria Diagnosisa. Anamnesa Demam 38 C Batuk, Sesak Nafas Pada beberapa kasus, ada masalah GIT seperti diare Riwayat perjalanan dari Semenanjung Arab atau negara-negara sekitarnya1 dalam 14 harib. RadiologiLesi didominasi perifer, biasanya berkembang dari fokus wilayah udara unilateral opacity k eke multifocal unilateral atau timbale-balik keduanya selama pengobatan. c. Laboratorium : RT-PCR.25,262. Definisi Kasusa. Suspect Case Infeksi Pernafasan Akut, dengan demam 38C dan batuk Suspect penyakit parenkhim paru ( Pneumonia atau ARDS) berdasarkan pemeriksaan radiologi Riwayat bepergian dari Arabian Peninsula dan Negara sekitarnya dalam 14 hari.b. Probable Case Pasien yang memenuhi criteria SUSPECT CASE tetapi tidak ada kemungkinan untuk mendapatkan konfirmasi secara laboratorik disebabkan baik karena pasien atau sampel yang tidak ada maupun tidak ada tes yang tersedia untuk memeriksa adanya infeksi saluran pernafasan lainnya Kontak erat dengan kasus yang sudah terkonfirmasi dengan laboratorium Belum dapat ditentukan jenis infeksi dan etiologi lainnya, termasuk setelah dilakukannya semua tes dengan indikasi klinis untuk Pneumonia komunitas sesuai dengan panduan tata laksana setempat.25,26c. Confirmed Case Penderita infeksi MERS-CoV dengan konfirmasi laboratorium.25,26

G. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN1. Prinsip pencegahan infeksi dan strategi pengendalian berkaitan dengan pelayanan kesehatana. Pengendalian administrativeKegiatan ini merupakan prioritas pertama dari strategi IPC, meliputi penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam mencegah, mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan kesehatan. Kegiatan akan efektif biladilakukan mulai dari antisipasi alur pasien sejak saat pertama kali datang sampai keluar dari sarana pelayanan.Pengendalian administratif dan kebijakan kebijakan yang diterapkan pada ISPA meliputi pembentukan infrastruktur dan kegiatan IPC yang berkesinambungan, membangun pengetahuan petugas kesehatan, mencegah kepadatan pengunjung di ruang tunggu, menyediakan ruang tunggu khusus untuk orang sakit dan penempatan pasien rawat inap, mengorganisir pelayanan kesehatan agar persedian perbekalan digunakan dengan benar; prosedur prosedur dan kebijakan semua aspek kesehatan kerja dengan penekanan pada surveilans ISPA diantara petugas petugas kesehatan dan pentingnya segera mencari pelayanan medis, dan pemantauan tingkat kepatuhan disertai dengan mekanisme perbaikan yang diperlukan.Langkah-langkah penting dalam pengendalian administratif, meliputi identifikasi dini pasien dengan ISPA / ILI (Influenza like Illness) baik ringan maupun berat yang diduga terinfeksi MERS-CoV, diikuti dengan penerapan tindakan pencegahan yang cepat dan tepat, serta pelaksanaan pengendalian sumber infeksi. Untuk identifikasi awal semua pasien ISPA digunakan triase klinis. Pasien ISPA yang diidentifikasi harus ditempatkan di area terpisah dari pasien lain, dan segera dilakukan kewaspadaan tambahan IPC seperti yang akan dijelaskan dibagian lain dari pedoman ini. Aspek klinis dan epidemiologi kasus harus segera dievaluasi dan penyelidikan harus dilengkapi dengan evaluasi laboratorium.b. Pengendalian dan rekayasa lingkunganKegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan kesehatan dasar dan di rumah tangga yang merawat kasus dengan gejala ringan dan tidak membutuhkan perawatan di RS. Kegiatan pengendalian ini ditujukan untuk memastikan bahwa ventilasi lingkungan cukup memadai di semua area didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di rumah tangga, serta kebersihan lingkungan yang memadai. Harus dijaga pemisahan jarak minmal 1 m antara setiap pasien ISPA dan pasien lain, termasuk dengan petugas kesehatan (bila tidak menggunakan APD). Kedua kegiatan pengendalian ini dapat membantu mengurangi penyebaran beberapa patogen selama pemberian pelayanan kesehatan.c. Alat Pelindung Diri (APD)Penggunaan secara rasional dan konsisten APD yang tersedia serta higiene sanitasi tangan yang memadai juga akan membantu mengurangi penyebaran infeksi. Meskipun memakai APD adalah langkah yang paling kelihatan dalam upaya pengendalian dan penularan infeksi, namun upaya ini adalah yang terakhir dan paling lemah dalam hirarki kegiatan IPC. Oleh karena itu jangan mengandalkannya sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada langkah pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang efektif, maka APD hanya memiliki manfaat yang terbatas.272. Kewaspadaan pencegahan dan pengendalian infeksia. Kewaspadaan standar/standar precautionKewaspadaan baku adalah tonggak yang harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih lanjut. Kewaspadaan Standar meliputi kebersihan tangan dan penggunaan APD untuk menghindari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, sekret (termasuk sekret pernapasan) dan kulit pasien yang terluka. Disamping itu juga mencakup: pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik, pengelolaan limbah yang aman, pembersihan, desinfeksi dansterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien, dan pembersihan dan desinfeksi lingkungan. Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk menerapkan kebersihan/ etika pernafasan. Petugas kesehatan harus menerapkan "5 momen kebersihan tangan",yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang tercemar.Kebersihan tangan mencakup mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan antiseptik berbasis alcohol. Ketika terlihat kotor , cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Selain itu, penggunaan APD tidak menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan tangan. Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD.Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada penilaian risiko/ antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka. Ketika melakukan prosedur yang berisiko terjadi percikan ke wajah dan/ atau badan, maka pemakaian APD harus ditambah dengan pelindung wajah dengan cara memakai masker medis/ bedah dan pelindung mata/ eye-visor/ kacamata, atau pelindung wajah dan sarung tangan bersih. Pastikan bahwa prosedur prosedur kebersihan dan desinfeksi diikuti secara benar dan konsisten. Membersihkan permukaan permukaan lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai disinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit) merupakan prosedur yang efektif dan memadai. Pengelolaan laundry, peralatan makan dan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin. b. Kewaspadaan pencegahan dan pengendalian infeksi tambahan ketika merawat pasien infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)Tambahan pada Kewaspadaan Standar, bahwa semua individu termasuk pengunjung dan petugas kesehatan yang melakukan kontak dengan pasien dengan ISPA harus: Memakai masker medis ketika berada dekat (yaitu dalam waktu kurang lebih 1 m) dan waktu memasuki ruangan atau bilik pasien. Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien dan lingkungan sekitarnya dan segera setelah melepas masker medis.c. Kewaspadaan pencegahan dan pengendalian infeksi pada prosedur/tindakan medic yang menimbulkan aerosolSuatu prosedur/tindakan yang menimbulkan aerosol didefinisikan sebagai tindakan medis yang dapat menghasilkan aerosol dalam berbagai ukuran, termasuk partikel kecil (1 meter) dari orang lain ketika sedang transit dan berada di sarana kesehatan. Kontak sakit dan petugas yang merawat harus melakukan kebersihan tangan secara benar. Setiap permukaan peralatan yang menjadi kotor oleh sekret pernapasan atau cairan tubuh ketika dibawa, harus dibersihkan dengan menggunakan pembersih rumah tangga atau larutan pembersih. 27